Anda di halaman 1dari 137

Baby Love (FF-Version)

Author : HenBaby
Original Author : Ayumi Shiina (Baby Love Comic)
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Kibum, Jung Yoona, Cho Ahra, Han
Sheikyo









Dont copy-paste. Dont be plagiat.
http://henbaby.wordpress.com/

Datanglah lagi ketika kau sudah besar nona kecil...
Namja itu melambaikan tangannya dan berbalik pergi meninggalkan Yoona yang
meratapi kepergiaannya.
Ya namja itu bernama Cho Kyuhyun.
*
Incheon International Airport, South Korea.
Yoonas POV
Mama mianhae, aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa ikut pindah ke amerika,
aku mengatakannya saat mama berjalan di depan ku seraya membawa 2 tiket di
tangannya.
Aku berbalik pergi meninggalkannya.
Yoona!!!!!!!!
*
Hosh hosh hosh
Aku memandangi rumah yang berada di hadapanku sekarang. Rumah yang sederhana
dan menampilkan display rumah tradisional Korea modern.
Apakah aku bisa melakukannya?
Apa dia masih mengingatku?
Anda mencari siapa?
Suara itu?
Aku menolehkan kepalaku menuju asal suara itu dan merasakan sistem kerja otakku
menjadi macet seketika.
Cho Kyuhyun!
*
Mianhae Ahjusshi, tapi aku benar-benar tidak ingin pindah ke amerika, aku menangis
terisak-isak meminta belas kasihan pada Cho Ahjusshi.
Aktingku cukup baik rupanya.
Tidak apa-apa Yoona, tinggal saja di sini kalau kau benar-benar tidak ingin pindah ke
amerika, ucap Cho Ahjusshi menenangkan diriku.
Benar itu Ahjumma, kasihan sekali dia kalau di paksa untuk ikut, Kyuhyun ikut-ikutan
mendukungku dan Cho Ahjumma mengangguk mengiyakan.
Andwae! Aku tidak bisa pergi ke amerika dan meninggalkan seorang anak kelas 6 SD di
sini sendirian!
*
Kyuhyuns POV
KELAS 6 SD??
Aigooo~ aku sudah berbicara sopan sekali kepadanya tadi dan ternyata dia hanya kelas
6 SD, lebih muda 4 tahun dariku!
Tuk!
Aku merasakan seseuatu benda meluncur ke arah kakiku. Aku pun memungutnya.
Salep Air Mata Buaya
Anak ini??
*
Yoonas POV
Aku melihat Kyuhyun terbelalak kaget. Begitu juga dengan Ahjusshi, Ahjumma dan adik
perempuan Kyu satu-satunya.
Ya aku memang kelas 6 SD tapi tinggi sudah 168 cm!
Aku memang tinggi dan tidak ada yang menyangka aku masih bersekolah di SD. Dengan
tinggi badanku yang seperti ini siapa saja pasti menyangka aku ini anak SMP atau SMA.
Kelas 6 SD?? Berarti seumuran dengan Ahra? Cho Ahjumma mengulang kata-kata
mamaku untuk meyakinkan dirinya.
Benar nyonya Cho, umurnya tidak lebih dari 12 tahun.
Annyeonghaseyo, Jung Yoona imnida, aku membungkukkan badan kearah mereka.
Mama menggelengkan kepalanya dengan pasrah.
Sudahlah Yoona, aku akan membawamu kembali ke amerika, kalau kau sekali saja
membuat ulah di sini.
Aku menoleh kearah mama dan langsung memeluknya.
Gomaweo mama, aku menyayangimu..
Hahahaha aku berhasil!
Tak lama kemudian mama memanggil taksi dan kami pun mengantarkannya keluar.
Jangan menyusahkan keluarga Cho kau di sini Yoona. Jaga dirimu baik-baik, mama
memeluk dan mengelus kepalaku dengan pelan.
Tidak apa-apa, ibu kepala bagian, kami akan menjaganya dengan baik, Cho Ahjumma
meyakinkan mamaku.
Baiklah, aku pergi dulu.
Mama melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam taksi.
Apa yang harus aku jelaskan kepada papa mu Yoona, kau ini menyusahkan saja...
*
Ahras POV
Siapa yeoja ini??
Datang dengan tiba-tiba dan sekarang tinggal di rumahku! Parahnya Ayah menyuruhnya
tidur sekamar denganku. Aisshh ini benar-benar sudah gila!
Aku tidak mau sekamar denganya! aku berteriak keras dan mendeliknya dengan tajam.
Aku berlari menuju tangga dan naik menuju kamarku.
Andwae! Aku tidak ingin ada penghuni baru di rumah ini tak terkecuali anak kepala
bagian di kantor ayah sendiri!
*
Yoonas POV
Aku tidak mau sekamar denganya! teriak Ahra kepada kami semua dan dia berlari
meuju kamarnya.
Cih anak itu. Ingin bermusuhan dengan seorang Jung Yoona rupanya
Cho Ahjumma menyusulnya dan berusaha membujuk Ahra.
Ahra-ya, ini hanya sebentar saja. Toh 3 bulan lagi Kyu akan segera lulus dan pergi dari
rumah ini. Yoona nanti akan pindah ke kamar Kyu.
Kyu lulus?
PINDAH??
Aigoo~ ini sudah di luar dugaanku. Aku berdiri dan menyusul Cho Ahjumma menuju
kamar Ahra. Rupaya Ahra sudah bisa di bujuk dan mau membukakan kunci kamarnya
untukku. Aku segera turun untuk mengambil koperku yang masih berada di ruang tamu
akan tetapi niatku terhenti setelah melihat Kyu naik ke tangga dan membawakan
koperku di tangannya.
Ini, katanya
Gomaweo oppa, aku membungkukkan badan kearahnya.
Dia hanya mengangguk dan berbalik turun kembali.
Yoona! panggil Kyu kembali.
Wae? aku membalikkan tubuhku.
HUP!
Kyu melemparkan suatu benda ke arahku dan aku dengan gesit manangkapnya.
Aktingmu akan bagus sekali kalau benda itu tidak jatuh di bawah kakiku, katanya
dengan terkekeh.
Kyu turun ke lantai bawah dengan aku yang masih bingung dengan ucapannya. Aku
membuka genggaman tanganku.
KYAA!!!!!
Salep ini!!!!
*
Aku masuk ke dalam kamar Ahra. Ahra duduk di lantai sambil memeluk kedua kakinya
yang berlipat ke dalam badannya. Dia menatapku dengan tajam.
Apa mau mu?
Aku menoleh dan mengembangkan senyum evilku ke arahnya.
Aku hanya ingin mengejar impianku di Seoul ini dan aku tidak bisa mendapatkannya
kalau aku ikut pindah ke Amerika.
Ahra menatapku dengan terperangah, Kau menginginkan oppa kan? Aku melihat kau
tidak berkedip menatap oppa ku!
Aishh anak ini, cerdas juga rupanya
Hahahahaha, aku tertawa dengan suara evil dan mengibas rambut panjangku ke
belakang.
Kalau memang iya kenapa Ahra? Aku sudah menyelidiki anggota keluarga Cho. Ahjusshi
yang sangat baik hati dan lemah terhadap tangisan seorang yeoja kecil. Ahjumma yang
sangat perhitungan tapi anak kepala bagian seperti ku pasti akan menguntungkan
baginya dan kau Ahra, kau adalah adik Kyuhyun satu-satunya dan sangat tomboy! calon
adik-ipar.
Mulut Ahra menganga dengan lebar.
Kau jangan meremehkan seorang Jung Yoona, Ahra
*
Ahras POV
Kalau memang iya kenapa Ahra? Aku sudah menyelidiki anggota keluarga Cho. Ahjusshi
yang sangat baik hati dan lemah terhadap tangisan seorang yeoja kecil. Ahjumma yang
sangat perhitungan tapi anak kepala bagian seperti ku pasti akan menguntungkan
baginya dan kau Ahra, kau adalah adik Kyuhyun satu-satunya dan sangat tomboy! calon
adik-ipar.
Aigoo~ yeoja satu ini benar-benar menyeramkan. Darimana dia bisa tau hal sampai
sekecil itu tentang keluarga ku??
Tanpa sadar mulutku menganga dengan lebar.
K-k-kaauu .... ucapku dengan terbata-bata.
Wae?
Yeoja itu masih saja berdiri di hadapanku dengan tinggi badannya yang menjulang itu.
Sekarang dia sudah melipat kedua tangan di dadanya.
Aku tidak akan menyerahkan oppa kepadamu! Dia akan meninggalkanmu Yoona-ssi, 3
bulan lagi di akan masuk asrama di SMA barunya.
Aku meliriknya dengan tajam.
Akan aku buktikan, dalam 3 bulan aku pasti mampu merebut hatinya untuk ku!
AIGOO~ Yeoja ini benar-benar setan!
*
Authors POV
Keesokan harinya, Sunday morning.
Selamat pagi oppa, sapa Yoona dengan senyum terbaiknya.
Ahra mendengus kesal melihat tingkah Yoona barusan.
Kyu hanya mengangguk dan ikut bergabung di meja makan.
Kau hari ini ada acara apa Kyu? Eomma ingin meminta bantuanmu?
Wae? Aku akan berlatih basket Eomma, pertandingan daerah seminggu lagi akan
berlangsung. Ini kesempatan terakhirku sebelum lulus dan masuk SMA.
Kalau begitu tidak usah, nanti kau akan menyuruh Ahra dan Yoona saja untuk
mencarikan barang itu di supermarket, kata Nyonya Cho seraya menyodorkan
semangkok nasi ke arah Kyu.
Kyu hanya mengangguk dan mulai memakan makanannya.
Kalian berdua bergegaslah, bukankah kalian akan mengikuti senam radio di taman?
Nyonya Cho menatap ke arah Ahra dan Yoona yang makan dalam diam.
Mereka berdua kemudian dengan cepat menghabiskan makanannya dan bergegas pergi.
Lebih tepatnya untuk menghindari kemarahan Nyonya Cho karena tadi pagi mereka
berlari menuju kamar mandi berebut masuk ke dalamnya dan tidak sengaja memecahkan
vas bunga kesayangan nyonya Cho.
*
Yoonas POV
Ah hanya 3 bulan lagi kesempatanku. Bagaimana cara aku merebut hati Kyu ya?
Aku mengikuti gerakan senam dengan melamun. Mataku menatap kosong ke arah
depan dan tenggelam dalam pikiran ku sendiri.
*
Sungmins POV
Ya Tuhan, cantik sekali yeoja di hadapanku ini
Benar-benar tipe yeoja idamanku!
Entah kenapa aku hari ini ingin mengikuti senam radio dan mengundur latihan basketku
bersama Kyu menjadi nanti sore saja.
Aigoo~ Aku ingin memilikinya..
*
Kyuhyuns POV
Sungmin-ah.. Sungmin... Hyung!!!!! teriakku kesal ke arahnya.
Hari ini kerjaan Sungmin hanya melamun saja. Aku yang berkali-kali memanggil namanya
tidak di indahkannya sama sekali. Ada apa dengannya.
Kibum yang melihat kelakuan kami berdua dan duduk di depan meja kami tertawa.
Sungmin sedang jatuh cinta Kyu, jadi kau jangan marah-marah kepadanya, katanya
dengan terkekeh.
Aku melongo,Si pinky ini jatuh cinta?
Kibum mengangguk,Dengan seorang yeoja yang di lihatnya waktu senam radio
kemarin.
Di SMA mana dia sekolah ya? Namanya siapa? Aku tidak pernah bertemunya sebelum
ini. Aku benar-benar menyukai wajahnya itu, tipe wanita idamanku. Baby come on to
me..
Sungmin menatap kosong ke arah tempatku berdiri. Kali ini aku menjadi benar-benar
yakin kalau seorang Sungmin sedang jatuh cinta.
Lupakan yeojamu itu untuk sementara, hyung. Ayo sekarang kita latihan.
Aku meyeretnya keluar ruangan.
*
Ahras POV
Annyeonghaseyo, Jung Yoona imnida, kata yeoja setan itu di depan kelasku dengan
senyum manisnya.
Semua namja dan beberapa yeoja sekelasku menatap kagum ke arahnya. Ya aku akui
wajahnya memang cantik.
Cih wajah seperti itu memang bisa menipu dan menyembunyikan sikap setannya dengan
sangat baik
Aku mendengus kesal dan mengalihkan tatapanku ke arah Minho yang juga menatap
Yoona dengan kagum.
Aigoo~ Jangan bilang Minho menyukai yeoja setan itu juga!
*
Yoonas POV
Sekarang adalah waktu istirahat. Begitu bel berbunyi, semua namja langsung menuju
mejaku untuk berkenalan.
Aku hanya tersenyum dan menerima uluran tangan mereka satu-persatu tanpa
mengingat lagi siapa saja nama mereka. Itu tidak penting bagiku.
Ahra menatapku dari kejauhan dengan kesal. Ya aku memutuskan pindah ke sekolah
yang sama dengan Ahra karena sekolahku yang terdahulu letaknya sangat jauh dari
rumah keluarga Cho. Mama mengizinkan aku pindah sekolah dan menyuruh anak buah
papa di sini untuk mengurusi kepindahan sekolahku.
Tiba-tiba saja ada seorang namja menarik kunciran rambut Ahra dan Ahra langsung
menjerit karenanya. Ahra melompat dari tempat duduknya dan mengejar namja itu
berkeliling kelas. Sekarang perhatian semua orang menatap kelakuan mereka berdua.
Minho itu selalu saja bertengkar dengan Ahra.
Oh jadi namja itu bernama Minho
BRUK!
Ahra terjatuh ke lantai, kakinya terkait di salah satu meja. Segera saja aku berlari
menolongnya dan melayangkan tamparanku ke wajah Minho.
Kau keterlaluan! ucapku kasar.
Kau tidak apa-apa Ahra?? aku mulai terisak melihatnya jatuh dan mengeluarkan darah
di kakinya seperti itu.
Ahra hanya diam dan meringis pelan. Wajahnya terlihat sangat kesakitan.
Aku membantunya berdiri dan membawanya ke ruang kesehatan di bantu beberapa
teman yeoja yang lainnya. Minho hanya terdiam di tempatnya berdiri dan tidak
melakukan apa-apa.
*
Ini hanya luka kecil dan kakinya sepertinya keseleo. Sudah aku berikan salep penghilang
rasa sakit. Sekarang kau beristirahat saja di sini, ucap dokter kepada Ahra.
Aku mendengarkan semua penjelasan dokter sekolah itu dengan baik, aku tersenyum
kepada dokter itu.
Kamsahamnida songsaenim.
*
Ahras POV
Yeoja setan ini tadi menangis untukku?
Astaga, pasti ini hanya mimpi. Aku mencoba duduk dan menggerakkan kakiku sedikit.
Aw!
Kau tidak apa-apa Ahra-ya?
Yoona berbalik menatapku dan kelihatan panik sekali.
Gwaenchana. Aku hanya mencoba untuk duduk.
Yoona membantuku dan menyandarkan kepalaku ke bantal yang sudah di posisikannya
berdiri dibelakang punggungku.
Aku sangat mengkhawatirkanmu Ahra-ya, dia mulai terisak lagi.
Aisshh anak ini, mempunyai kepribadian ganda rupanya
Sudahlah Yoona, aku tidak apa-apa, aku mengusap rambutnya dengan lembut.
Aku kira kau bisa mati karena terjatuh tadi, dia semakin deras mengeluarkan
airmatanya.
Aku tertawa terbahak dan Yoona menatapku dengan heran.
Ternyata di balik sikapnya seperti setan itu, dia juga makhluk yang lemah
Hahahaha mana mungkin aku mati hanya karena terjatuh. Gwaenchana, Jangan
mengkhawatirkan ku lagi, kataku sambil tersenyum kepadanya.
*
MWORAGO?????? katanya terkejut mendengar penjelasanku.
Sssstt, aku mendekap mulutnya agar dia tidak berteriak lebih kencang lagi.
Kauu humpp menyu humpp kai humm Miin hoo hummppp, katanya di sela dekapan
tanganku.
Bisakah kau diam Yoona? Nanti semua orang mendengarnya.
Dia mengangguk dan aku pun melepaskan dekapan tanganku di mulutnya.
Dia bernafas lega dan menatapku dengan kagum.
Pantas saja kau tidak keberatan di siksanya seperti itu.
Diamlah Yoona. Oleh karena itu aku ingin kau jangan memusuhinya dan menamparnya
lagi seperti tadi, pintaku padanya.
Tenang saja Ahra, aku akan membantu untuk memerjuangkan cintamu kepada Minho.
Yoona mengepalkan tangannya ke udara. Aku tercengang melihatnya dan menunduk
pasrah.
*
Mianhae Minho, aku sudah memukulmu. Sebagai permintaan maafku, nanti sepulang
sekolah aku traktir makan bersama Ahra. Ya ya ya, jebal?
Aku melirik kearah Yoona dengan kesal. Sekarang kami sudah kembali ke kelas dan
kakiku tidak sakit lagi.
Minho menatap Yoona yang memohon kepadanya dengan pandangan aneh dan hanya
menganggukkan kepala.
*
Kyuhyuns POV
Tinggi sekali namja itu, padahal masih berpakaian SMP...
Wahh tampannya...
Semua mata dan bisikan itu terus mengganggu telingaku yang sedang berjalan bersama
Sungmin. Kami sudah pulang sekolah dan berniat ke Game Center.
Ya, aku dan Sungmin memang tinggi, mungkin sekitar 180 cm lebih, entahlah aku tidak
pernah mengukurnya lagi karena pertumbuhan tinggiku yang sangat cepat. Banyak
orang yang menyangka kami ini sudah SMA bahkan mahasiswa. Aku dan Sungmin
sering kali hanya tertawa mendengarnya.
Kami berdua bersahabat sejak kecil, mempunyai hobby yang sama yaitu basket dan
game. Dimana ada aku disitu pasti ada Sungmin. Tidak heran banyak teman-temanku
mengira kami berdua ini gay dan memberikan nama KyuMin couple kepada kami
berdua. Kami terlalu sibuk dengan basket dan pelajaran di sekolah sehingga tidak ada
yeoja yang menarik perhatian kami. Hanya bola basket dan gamelah yang terlihat sangat
cantik mata kami berdua, hahahaha.
Aku sangat penasaran dengan yeoja yang sudah merebut hati Sungmin itu. Hari ini
Sungmin dibuat linglung olehnya.
Di sampingku Sungmin sedang mengoceh tentang beasiswa yang kami berdua dapatkan
dari SMA Sijong. Sekolah yang terkenal dengan prestasi basketnya. Semua pemain
jebolan dari sekolah itu selalu di lirik oleh klub internasional dan mendapat kesempatan
berkarir di NBA.
Kita di asrama nanti harus satu kamar Kyu, aku tidak ingin berpisah denganmu dan
tentu saja nanti kita akan berkarir di NBA bersama. KyuMin Couple mencetak banyak 3
point untuk kemenangan timnya.
Aku hanya terkekeh mendengar khayalannya itu. Sungmin sudah mendatangi kepala
sekolah dan mengatakan bersedia untuk mengambil beasiswa itu sedangkan aku belum,
aku beralasan ayah belum memberikan ku izin, padahal ada hal lain yang sedang aku
pikirkan.
Tunggu sebentar Kyu, aku mau membeli minuman untuk kita berdua.
Sungmin masuk ke dalam minimarket di depan kami. Aku berdiri menungguinya di
depan.
Mataku menatap ke seberang jalan dan tertuju kepada seorang yeoja tinggi berdiri di
belakang kedua 2 orang temannya yang berjongkok memilih sesuatu di pedagang kaki
lima. Yeoja itu adalah Yoona. Raut wajah Yoona terlihat sedih. Aku kembali
memperhatikan kedua temannya, itu Ahra dan seorang namja!
Aishh kasihan anak itu sepertinya patah hati karena Ahra yang sedang dekat dengan
namja itu
Aku merasa kasihan padanya. Sudah ditinggalkan orang tuanya sendiri di Seoul ini,
sekarang malah patah hati karena Ahra. Aku menggelengkan kepala.
Ada apa Kyu?
Ternyata Sungmin sudah kembali dengan membawa 2 minuman kaleng di tangannya.
Gwaenchana.
Aku dan Sungmin pun berjalan menuju Game Center yang hanya terletak 200 m lagi di
depan kami berdua.
*
Sementara itu.
Yoonas POV
Sudah kalian berdua pilih saja gantungan kuncinya, nanti aku yang bayar, kataku
kepada Minho dan Ahra.
Mereka berdua terlihat senang sekali. Aku berdiri di belakang mereka yang sedang sibuk
memilih.
Mereka berdua itu sebenarnya saling menyukai tapi karena keduanya yang sama-sama
egoislah membuat hubungan keduanya tidak ada kemajuan.
Fyuhhhh...
Aku menghembuskan nafas berat dan kembali teringat kesedihanku.
Kapan aku dan Kyu bisa seperti itu ya? 3 bulan? Apa aku bisa?
*
Oppa ireona... Oppa... aku menarik-narik selimut yang sedang di pakai Kyu untuk tidur.
Oppa ireona...
Hah?
Kyu akhirnya membuka matanya dan duduk sambil mengucek-ngucek matanya yang
baru bangun tidur.
Hooaaammmm....
Dia menguap lebar di depan ku.
Ada apa Yoona-ya? Ini hari libur, aku ingin tidur lebih lama lagi, katanya padaku
dengan mata mengantuk.
Temani aku jalan-jalan, jebal.. aku menatapnya dengan puppy eyesku.
Mwo? Kemana Ahra? dengan Ahra saja.
Kyu menatapku dengan heran.
Ahra sudah pergi pagi-pagi sekali berkencan dengan Minho, Ahjusshi dan Ahjumma
juga pergi ke rumah teman sekantor Ahjusshi karena ada kumpul pegawai kantor,
jelasku padanya.
Aku sudah hampir mengeluarkan airmataku dan menatap wajah Kyu dengan mengiba.
Ne, ne, aku temani. Sudah hapus air matamu dan bersiaplah. Aku mau mandi dulu,
kata Kyu dan bangkit dari tempat tidurnya.
*
Taman Bermain Myondang, Seoul.
Kyuhyuns POV
Ini sudah ketiga kalinya kami menaiki roller coster dan hampir semua wahana sudah
kami naiki. Anak ini punya tenaga yang banyak sekali. Aku sampai kewalahan
menemaninya. Minho dan Ahra yang membuatnya patah hati dan kesepian seperti ini
kenapa aku yang di repotkan. Hari sudah siang ketika Yoona menarikku untuk naik ke
Bianglala. Aku dengan tegas menolaknya dan mengajaknya membeli minuman dan
makanan. Aku sudah sangat lapar.
Sambil berjalan kami mencari tempat duduk yang teduh untuk beristirahat.
Kyu!!
Kibum
Aku tersenyum ke arah suara itu dan..
Sheikyo?
Badanku berubah menjadi kaku karenanya.
*
Yoonas POV
Jung Yoona imnida, oppa, eonnie.
Aku membungkukkan badan ke arah teman Kyu yang baru saja datang menghampiri
kami.
Jadi ini Kyu, yeoja yang kau ceritakan itu? tanya Kibum oppa.
Aishhh cantik sekali, kata Sheikyo eonnie samping menatap ke arahku.
Kyu mengangguk mengiyakan dan terlihat sedikit kaku melihat Kibum oppa dan Sheikyo
eonnie.
Sheikyo eonnie cantik sekali dan terlihat sangat anggun. Aku pertama kali melihatnya
langsung terkagum-kagum.
Nah, kami pamit pulang dulu ya, aku dan Sheikyo masih harus pergi membeli sesuatu,
kata Kibum oppa dan menggandeng tangan eonnie pergi meninggalkan kami.
Aku melambai ke arah mereka berdua yang sudah pergi menjauh.
Wah pasangan yang serasi sekali ya? Apa mereka berpacaran oppa? tanyaku antusias
kepada Kyu yang sedang duduk menikmati makanan di tangannya.
Kyu mengangguk.
Pasti banyak yang patah hati karena mereka berdua! aku tertawa terkekeh.
Dan aku salah satunya.
Mwo? aku terbelalak kaget
Aishhh sudahlah itu hanya masa lalu, anak kecil seperti mana mungkin mengerti tentang
cinta, ayo kita pulang! Kyu menarik tanganku.
Aku hanya diam dan mengikutinya dari belakang.
Jadi itu yeoja yang disukainya
*
Ahras POV
Bagaimana Ahra?? Aku harus bagaimana? Yoona mengguncang-guncang badanku.
Aisshhh anak ini, sedang patah hati rupanya
Ya aku pernah mendengar tentang Sheikyo eonnie. Dia memang dekat dengan oppa
tapi aku tidak tahu kalau ternyata oppa menyukainya.
Ya ampun perkataanku barusan membuat Yoona menangis dengan derasnya.
Sudahlah Yoona, jangan menangis seperti itu. Bukankah Sheikyo eonnie sudah memiliki
Kibum oppa jadi kau tidak perlu merasa sakit hati. Kyu masih bebas untuk kau miliki.
Yoona masih saja menangis dengan kencang dan tangisnya perlahan mulai mereda.
Aku akan menyelidikinya, ucapnya tegas.
Mwoya?
Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju lemari bajunya. Tak lama dia membawa
sesuatu di belakang badannya.
TARA! serunya pada ku dan memperlihatkan apa yang ada di belakang badannya.
SERAGAM SEKOLAH KYU!!!!
Aku akan menyamar, katanya kemudian.
*
Yoonas POV
Yes! Aku berhasil masuk ke sekolah ini
Aku tersenyum bangga sendiri atas kecerdasan otakku yang sudah bisa mengelabui
penjaga sekolah. Dengan tinggi badanku seperti ini aku memang terlihat seperti anak
SMP.
Dimana Kyu ya?
Aku mencarinya berkeliling.
Apa kau melihat Kyuhyun? kataku kepada dua orang yeoja yang lewat di depanku.
Di halaman sekolah sedang bermain bola, ucap mereka acuh ke arahku.
Aku berjalan menyusuri sekolah itu dan benar saja, aku melihat Kyu sedang bermain
bola. Wajahnya sangat bahagia sekali. Berbeda dengan ekspresinya yang di tunjukkannya
kepadaku di rumah.
Aku menatapnya dari kejauhan. Ah lebih baik aku segera pergi dan mencari tau tentang
Sheikyo eonnie.
Ya, mereka berdua memang terlihat sangat akrab. Walaupun tidak sepert Sungmin sih,
tapi hanya Sheikyolah satu-satunya yeoja yang dekat dengan Kyu.
Aku tidak menyangka Sheikyo berpacaran dengan Kibum. Aku kira Kyu lebih baik
untuknya.
Sheikyo itu yeoja yang baik hati, lembut dan pintar. Kenapa kau bertanya tentangnya?
Gwaenchana, ujarku kemudian bergegas pergi.
Sudah cukup informasi yang aku dapatkan, perlahan airmataku keluar dan kata-kata
mereka itu membuat hatiku semakin goyah.
Aku kira Kyu lebih baik untuknya
Kata-kata itu terus terngiang di telingaku dan aku terus saja berlari tanpa arah.
BRUK!
Aku terjatuh karena bertabrakan dengan seseorang.
Aku menghapus airmataku yang tidak berhenti keluar. Tidak ada seorangpun yang boleh
melihatku dalam keadaan seperti ini.
Aku mendongakkan kepala dan melihat orang yang aku tabrak tadi, Dia mengulurkan
tangannya dan membantuku untuk berdiri.
Kau tidak apa-apa? katanya khawatir padaku.
Aku menarik baju yang dipakainya dengan kencang dan memohon kepadanya.
Berjanjilah, berjanjilah kau kepadaku jangan mengatakan kepada siapapun bahwa kau
pernah melihatku di tempat ini...
*
Sungmins POV
Berjanjilah, berjanjilah kau kepadaku jangan mengatakan kepada siapapun bahwa kau
pernah melihatku di tempat ini...
Aku melihat wajahnya yang berlinangan air mata memohon kepadaku.
Baiklah, tapi siapa nam-
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, yeoja itu sudah berlari meninggalkanku.
Jadi dia siswa di sini juga!
Aku terpekik kegirangan.
Aku berlari-lari kesenangan dan bergegas menyampaikan berita baik ini kepada Kyu.
Akhirnya aku menemukanmu yeoja idamanku!
*
Kyuhyuns POV
Kenapa tidak ada di mana-mana! Padahal sudah 3x aku berkeliling sekolah dan
memasuki semua kelas di sekolah ini.
Aku melihat Sungmin mengacak rambutnya frustasi. Yeoja idamannya itu kata Sungmin
adalah siswa di sini juga. Entah darimana dia mendapatkan informasi itu.
Aku hanya bingung manatapnya frustasi seperti itu.
Sudahlah Sungmin, mungkin dia sedang tidak masuk karena sakit, Kibum menghibur
Sungmin.
Sungmin menatap Kibum dengam mata berkaca-kaca.
Bahkan namanyapun aku tidak tahu...
Dasar Sungmin, sepertinya dia akan segera melupakan aku sebagai couplenya ini,
hahahaha
*
Yoonas POV
Seharian aku hanya mengurung diri di kamar. Melihat wajah Kyu pun aku malas. Aku
benar-benar patah hati kali ini.
Ireona Yoona-ya, Kajja! Ahra menarik selimutku tapi aku tidak bergeming sama sekali.
Pergi Ahra, atau aku akan membunuh mu... ancamku padanya.
Aku mendengar suara Ahra menutup pintu dan aku mulai menangis lagi.
*
Kyuhyuns POV
Aku tersenyum puas dengan kemenangan ku hari ini. Sekolah kami sudah memenangkan
kejuaraan basket daerah, berkat kerja sama tim yang baik dan juga KyuMin couple,
hahahaha.
Besok kami berjanji akan merayakannya dengan teman-teman seangkatan ke ice
skatting.
Aku sedang menyantap makan malam tapi tidak ada Yoona yang seperti biasanya duduk
di depanku.
Yoona mana, Ahra?
Sakit, jawab Ahra pendek.
Ah lebih baik aku melihat keadaannya, kataku kemudian bangkit berdiri.
Andwae! Jangan oppa, Yoona sedang istirahat di kamar setelah eomma memberikannya
obat penurun demam tadi, Ahra juga bangkit berdiri mencegahku berjalan menuju
kamarnya.
Dasar anak aneh.
Aku mengangguk dan masuk ke dalam kamar ku sendiri.
Biarlah, semoga dia sudah sembuh besok
*
Ahras POV
IREONA YOONA, SUDAH CUKUP KAU SEPERTI INI!!!!!!
Aku berteriak kepadanya.
Kali ini kau tidak boleh menolak, aku menariknya turun dari tempat tidur dan
mendorongnya masuk ke kamar mandi.
Aku membantunya berpakaian karena Yoona benar-benar seperti mayat hidup.
Kita mau kemana? tanya nya lirih.
Ice skatting, kataku cepat,Kau perlu refreshing Yoona-ya, pikiranmu itu sudah benar-
benar kusut.
*
Yoonas POV
Aku melangkahkan kakiku dengan malas. Minho dan Ahra membawaku ke ice skatting.
Mereka berdua pergi menyewakan sepatu untukku. Aku hanya duduk menunggu mereka
dengan pandangan kosong. Aku punya semangat hiduppun tidak.
Saeng-ah!! seseorang menepuk pundakku.
Sheikyo eonnie?
Eonnie! aku berusaha mengeluarkan senyum terbaikku.
Kau sedang apa? tanya ramah dan duduk di sampingku.
Menunggu temanku menyewakan sepatu, eonnie? aku berbicara dengan nada sebiasa
mungkin.
Aku dan teman-teman juga akan ice skatting di sini. Tapi sepertinya aku datang terlalu
cepat, katanya.
Aku menatap ke arahnya.
Sungguh cantik
Pantas saja Kyu menyukainya.
Mata Sheikyo kemudian menatap menerawang.
Kau enak ya Yoona, bisa dekat dengan Kyu seperti itu, ucapnya mengejutkanku.
Mwo? Bukankah eonnie dekat dengan oppa?
Aku menatapnya dengan bingung.
Itu dulu, setelah pernyataan cintaku di tolak olehnya, kami tidak pernah sedekat dulu
lagi, katanya dengan tertawa kecil.
Di tolak? kali ini mulutku ternganga lebar.
Ne, tapi untunglah aku sekarang sudah memiliki Kibum. Dia benar-benar sudah
membantuku untuk melupakan Kyu.
Ini mimpi bukan?
Aku sedang tidak tidur?
Aku mencubit lenganku sendiri, Aw! Sakit.
Ternyata aku masih punya kesempatan untuk memiliki Kyu.
Ah itu teman-temanku, ada Kyu juga di situ. Kau mau ikut denganku, Yoona?
Ne, aku mengangguk .
Kyu!
Shei Kyo melambaikan tangan ke arah rombongan yang sudah datang. Ternyata ada
Minho dan Ahra juga di situ. Sepertinya mereka bertemu di tempat penyewaan sepatu.
Kyu tersenyum ke arah kami berdua.
Kau sudah sehat Yoona-ya? tanya Kyu kepadaku seraya meletakkan tangannya ke
dahiku.
Ne.
Aku sangat senang dengan perhatiannya.
Ternyata tim basket Kyu memenangkan kejuaraan daerah kemarin. Sangat bertepatan
sekali bertemu waktu Ahra mengajakku ke sini. Aku bermain ice skatting dengan
tersenyum-senyum sendiri.
Tiba tiba saja aku ingin ke toilet. Minho dan Ahra sudah pergi bermain ice skatting di
bagian lain tempat ini. Tidak ada pilihan lain. Aku minta Kyu saja yang menemani ku.
Oppa, aku ingin ke toilet, pintaku dengan polos kepadanya.
Kyu menungguiku di luar. Aku mencuci tangan ku dan berjalan ke mesin minuman yang
ada di dekat tempatku berdiri. Sambil menunggu minumannya keluar aku bersenandung
kecil. Tiba-tiba saja ada yang memelukku dari belakang.
KYAAA!!!!! PRIA MESUUMMMM!!!!!
BUK!
Terdengar suara pukulan dan pelukan itu terlepas begitu saja.
Kyu sudah berdiri di hadapanku.
Aw! Sakit Kyu.
Kenapa kau memukulku?
Sungmin hyung??
Kyu bergegas membantu namja itu berdiri.
Mianhae hyung, mian, katanya sambil menepuk-nepuk baju namja itu yang terlihat
sedikit kotor.
Dia Kyu, dialah yeoja idamanku itu.
Aku terperangah kaget. Kyu terlihat membelalakkan matanya kearahku.
Itu Yoona, Hyung. Yeoja yang di tinggal di rumahku.
Dia yang kelas 6 SD itu?? namja itu terpekik kaget.
Kyu mengangguk.
Tubuhnya memang tinggi seperti itu.
Jung Yoona imnida, aku membungkukkan badan kepadanya.
Aku Sungmin, katanya pendek dan berjalan mendekatiku.
Dia berdiri di sampingku dan mengukur ukur tinggi badanku dengan tingginya.
Benar sangat tinggi untuk seusianya.
Ya, 168 cm.
Aku menatapnya.
Tapi bukankah kau memakai sera-
Aku menginjak kakinya.
Aw! Sungmin merintih kesakitan.
Diam... desisku di telinganya.
Memakai apa hyung? Kyu menatap kami dengan heran.
Memakai pakaian seperti ini maksudku, dia terlihat cantik sekali.
Aku menghembuskan nafas lega, untung dia tidak membocorkan rahasiaku.
*
Kyuhyuns POV
Yoona!!! Ada telepon untukmu, aku berteriak kearahnya yang sedang sibuk membantu
eomma memasak di dapur.
Dari siapa oppa?
Sungmin, jawabku pendek dan kembali membaca buku yang sedangku pegang.
Yeobseyo.
Aku menguping pembicaraan mereka berdua tapi sayang hanya suara Yoona yang bisa
ku dengar.
Ne, besok?
...
Ya, jemput saja ke sini.
Aku melihat Yoona meletakkan gagang telepon kembali.
Apa kata Sungmin? tanyaku kepadanya.
Hanya memintaku menemaninya mencari kado ulang tahun untuk adik perempuannya
oppa.
Yoona kemudian kembali lagi ke dapur.
Adik? Sejak kapan Sungmin mempunyai adik perempuan?
Aku meletakkan buku yang aku baca ke atas meja dan bergegas ke rumah Sungmin
yang memang tak jauh dari rumahku.
*
Sungmins POV
Sejak kapan hyung mempunyai adik perempuan?
Kyu yang sedang duduk di lantai kamarku menatap kearahku dengan tajam.
Aku yang sedang duduk di kursi meja belajarku kontan tertawa tergelak. Aku memang
tidak mempunyai adik hanya kakak perempuan dan dia pun sedang berkuliah di luar
negeri.
Itu hanya trik Kyu sayang untuk membujuknya menemani ku. Ya setidaknya begitulah
yang diajarkan Donghae kepadaku untuk memikat wanita.
Kau cemburu hah? kataku lagi padanya,Kau terlihat peduli sekali padanya.
Aku melihat Kyu sedikit terperangah dan dengan cepat menguasai dirinya.
Tentu saja tidak hyung, dia masih anak kecil, mana mungkin aku menyukainya, ucapnya
pelan.
Aku tahu tidak seperti itu yang ada di dalam hatimu Kyu..
Umur bukan menjadi masalah kalau kita benar-benar mencintainya.. ucapku kepadanya.
*
Yoonas POV
Setelah berkeliling dan menemukan kado yang cocok untuk adiknya, aku dan Sungmin
berjalan-jalan mencari tempat makan yang enak.
Apa tidak ada yeoja yang dekat dengan Kyu selain Sheikyo eonnie? tanyaku kepadanya.
Sungmin hanya tertawa dan tanpa memandangku dia berkata
Kyu itu hanya akrab denganku dan Sheikyo hanya temannya dalam organisasi saja. Tapi
jangan salah, penggemar Kyu itu sangat banyak, katanya terkekeh.
Kyu itu sangat terkenal, aku yang berteman dengannya dari kecil pun merasa heran apa
bagusnya anak itu, padahal aku ini lebih tampan darinya, hahahaha.
Aku menjadi ikut tertawa.
Tapi ada kejadian aneh di masa lalu. Ada penggemar Kyu, seorang anak kecil yang
selalu membawa boneka beruang yang terus mengikuti kami kemana-mana. Dia selalu
muncul dimana aku dan Kyu berada. Pernah ketika aku dan Kyu sedang menangis di
taman karena tim basket kami kalah dengan sekolah lain, dia ikut menangis keras
dengan kami. Dia menghibur kami, atau lebih tepatnya menghibur Kyu. Berkat dia lah
kami berdua menjadi bersemangat kembali. Tapi terkadang dengan sikapnya itu
membuat aku dan Kyu ngeri. Entahlah seminggu setelah kejadian itu kemudian dia tidak
pernah terlihat lagi, cerita Sungmin dengan panjang lebar.
Aku berhenti berjalan dan menunduk kan kepalaku.
Dimana gerangan ya anak kecil itu? lanjutnya.
Sebegitu mengerikan itu kah aku di hadapanmu dan Kyu, oppa? aku berkata
kepadanya dengan lirih.
Airmataku sudah hendak mengalir keluar sekarang.
Sungmin membalikkan badannya dan menatapku dengan kaget.
Mwoya??
"Ya Oppa.."
K-kauuu.. Anak keecill ituu.. katanya terbata-bata.
*
Sementara itu.
Authors POV
Aishh kemana mereka, padahal sudah berjam-jam mereka pergi.. rutuk Kyu dengan
gelisah sambil melirik jam dinding yang ada di hadapannya.
Buku yang di pegangnya sedari Yoona pergi tadi hanya satu lembar yang bisa di
bacanya dengan fokus.
Padahal baru sejam Yoona pergi bersama Sungmin.
*
Sungmins POV
Tapi tubuhmu tinggi sekali! aku berseru kepadanya.
Kami sudah duduk di suatu cafe dan memesan makanan.
Yoona hanya tersenyum kecil.
FLASHBACK
Berapa ukuran standar beda tinggi namja dan yeoja mama? aku menghampiri mama
yang sedang membaca majalah di ruang tamu.
Sekitar 7-10 cm. Tapi kalau menggunakan high heels sepertinya tidak masalah kalau
kurang dari itu.
Aku mengangguk paham dan mulai menghitung.
Sekarang tinggi badanku 145 cm
Kyu sekitar 175n cm, mungkin nanti akan bertambah tinggi lagi..
Aku mencoretkan beberapa angka di kertas yang aku pegang.
20 cm! Aku harus menambah sebanyak itu tinggi badanku
Dari hari itu aku selalu minum susu 2 liter perhari dan banyak makan sayuran.
Aku melakukannya hanya untuk satu tujuan yaitu
Menjadi yeoja yang pantas untuknya
FLASHBACK END
Setelah aku menghilang oppa, aku pindah rumah. Aku minum susu 2 liter sehari hanya
untuk mencapai tinggi badan yang pantas untuk bersanding dengan Kyu oppa, aku
berusaha berubah untuknya karena impianku adalah menjadi istri seorang Cho
Kyuhyun!
Dia tersipu malu mengucapkan kalimat terakhir barusan.
Sebegitu berharganyakah Kyu di matamu Yoona?
Sepertinya memang sudah tidak ada tempat untukku
Aku memandang wajah yeoja yang ada di hadapanku ini
Inikah yang kau sebut anak kecil itu, Kyuhyun?
*
Kyuhyuns POV
Apa ini?
Pagi itu aku melihat banyak foto Yoona yang berserakan di salah satu ujung meja makan
saat aku hendak makan malam. Ada amplop berwarna cokelat di bawahnya.
Kami sangat mengagumi mu photografers club SMP Hwan
Cih, mereka sudah menemukan Yoona rupanya
Klub forografer di sekolahku itu sangat suka mengmabil foto-foto yeoja cantik dan akan
mempublikasikannya ke berbagai majalah. Tapi pada akhirnya yeoja-yeoja cantik itu akan
menolak karena sering di buntuti seperti paparazzi oleh mereka atau yeoja itu sudah
mempunyai pacar. Mereka bilang seorang bintang tidak sepantasnya memiliki seorang
kekasih.
Foto-foto Yoona dengan berbagai ekspresi, entah kapan semua foto-foto itu diambil.
Aku cantik kan? tanya Yoona bersemangat sambil membawakan makanan untuk makan
malam.
Di belakang Yoona, eomma juga membawa makanan di tangannya.
Waah kau cantik sekali Yoona, Appa menengokkan kepalanya melihat foto yang sedang
ku pegang.
Aku hanya tertawa dan merapikan semua foto itu dan memasuk kannya kembali kedalam
amplop.
*
Hoaammmm...
Aku sudah sangat mengantuk. Buku pelajaran yang aku baca tadi baru separuhnya aku
selesaikan. Ujian negara tinggal 2 bulan lagi dan aku harus mempersiapkannya dari
sekarang.
Aku berdiri sambil merenggangkan badanku dan berjalan masuk ke kamar.
Aku meletak kan buku di atas meja belajar dan melihat sebuah foto terselip di buku
siswaku.
Foto Yoona
Ada catatan kecil dibelakangnya
Aku memang cantik. Simpanlah baik-baik Oppa ^^
Aku tertawa kecil dan memasukkannya kembali ke dalam buku siswaku itu.
*
Apa maksudmu dengan ini Kyu!!!! Sungmin masuk ke dalam kelas dengan gusar dan
melemparkan kertas kearah wajahku.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu tapi aku, Kibum dan Sheikyo
tidak langsung pulang karena sedang merembukkan pengeluaran klub basket tahun ini
langsung terperangah kaget.
Sungmin mencengkram kerah bajuku dengan kuat.
Apa maksudmu membatalkannya hah?? Aku kira kita adalah sahabat selamanya,
ternyata bukan sama sekali!! Sungmin berkata dengan geram dan meninggalkan aku
begitu saja.
Aku tidak di berinya kesempatan olehnya untuk menjelaskan hal yang sebenarnya. Aku
menundukkan kepalaku dan mengacak rambutku. Aku sudah tau hal ini pasti akan
terjadi.
Kibum dan Sheikyo sedang mebaca kertas yang di lemparkan Sungmin kepadaku tadi. Ya
surat pengunduran diriku tidak menerima beasiswa dari SMA Sijong dan memilih SMA
Kyunghee untuk melanjutkan sekolahku.
Apa maksudnya ini Kyu? tanya Kibum kepadaku.
Aku hanya bisa menggeleng pelan dan menundukkan kepalaku lebih dalam lagi. Aku
ingin menangis rasanya sudah membuat sahabatku sendiri kecewa seperti itu karena
keputusanku.
Aku akan menyusul Sungmin. Kau di sini saja Sheikyo, temani Kyu, Kibum kemudian
keluar dari ruangan kelas.
*
Shei Kyos POV
Aku berjongkok merapikan buku dan isi tas Kyu yang berantakan karena amukan
Sungmin tadi. Mataku tertuju pada sesuatu yang tersembul dari dalam buku siswa Kyu.
Aku menarik benda itu keluar dan melihatnya.
Ini foto Yoona
Dia selalu membawa foto ini didalam tas ya?
Aku merasakan kekecewaan yang sangat mendalam. Sepertinya luka ini tidak akan
pernah sembuh.
Aku kemudian mengantongi foto itu di dalam saku bajuku dan meletakkan tas itu
kembali di atas meja tempat Kyu yang sekarang sedang menunduk kan kepalanya.
Kyu, pulanglah. Kibum akan membantu membujuk Sungmin...
*
Yoonas POV
Beberapa hari ini Kyu terlihat murung dan tidak bersemangat. Makannya juga sedikit dan
tidak banyak berbicara. Aku menelepon ke rumah Sungmin tapi tidak kunjung di angkat.
Apa mereka sedang bertengkar ya?
Kyu sedang keluar dan aku diam-diam masuk ke kamarnya untuk mencari buku alamat.
Ah dapat!
Aku mencari alamat rumah Sungmin. Ternyata rumahnya tidak jauh dari sini. Aku
bergegas keluar dan pergi ke alamat yang ku baca tadi.
Rumahnya sepi, seperti tidak ada orang
Aku berkali-kali menekan bel tapi tidak ada yang membukakan pintu. Aku menatap pintu
rumah itu dengan kecewa.
Yoona? Sedang apa kau di sini?
Itu suara Sungmin
Oppa! aku membalikkan tubuhku dan berlari memeluknya
Hey kau kenapa?
Oppa, aku ingin ke Game Center. Temani aku ya? Jebal, aku memohon kepadanya.
Kau tidak sedang disuruh Kyu untuk membujukku kan?
Aku menatapnya dengan heran.
Jadi benar oppa sedang bertengkar dengan Kyu oppa?
Ah, sudahlah aku tidak mau membicarakan Kyu. Ayoo kita ke Game Center! teriaknya
bersemangat.
*
Kyuhyuns POV
Sedang apa mereka berdua?
Aku melihat Sungmin dan Yoona masuk ke dalam Game Center. Aku baru saja pulang
dari mengembalikan buku ke perpustakan sekolah.
Ah lebih baik aku mengikuti mereka berdua
Aku pun masuk ke dalam Game Center yang sering aku datangi bersama Sungmin itu.
Aku duduk di kursi tunggu yang letaknya terhalang oleh beberapa permainan tapi aku
dapat melihat mereka berdua dengan jelas.
30 menit
45 menit
Aku mulai bosan melihat mereka bersenang-senang seperti itu sedangkan aku hanya
seperti orang bodoh mengintip mereka seperti ini. Aku memandang berkeliling dan
melihat pemilik Game Center sedang mengusir 2 anak SD yang sedang bermain game
masih menggunakan seragam sekolahnya. Aku tetawa kecil dan mengingat kembali
kejadian di masa lalu. Ya, aku dan Sungmin juga pernah merasakan di usir seperti itu.
Bedanya tubuh kami berdua lebih tinggi dari kedua bocah yang di usir barusan. Saat itu
aku dan Sungmin berlari melarikan diri dengan menggendong seorang yeoja kecil di
punggungku. Kata Sungmin, anak kecil itu penggemarku karena sering membuntutiku
kemana-mana.
Dimana sekarang anak kecil itu ya?
(Padahal anak kecil itu sekarang sedang bermain bersama Sungmin, hahahahaha)
Aku melihat Sungmin dan Yoona berjalan mendekati tempatku duduk sambil
memegang minuman ditangan mereka. Aku mangambil nafas tertahan dan
menyampingkan badanku agar tidak terlihat tapi untung saja mereka tidak berbelok
kearahku tapi mengambil tempat duduk disampingku yang terhalang oleh sekat terbuat
dari kayu tipis.
Jadi karena itu oppa bertengkar dengan Kyu?
Aku mendengar suara Yoona dengan jelas.
Ya, aku tidak bisa memaafkannya.
Jawaban dari Sungmin itu membuat nafasku sesak. Dia sepertinya sudah sangat
membenciku. Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan ke arah mereka. Mereka
terlihat terkejut melihatku ada di sini.
Aku duduk di lantai dengan menyilakan kakiku di hadapan mereka berdua duduk.
Mianhae hyung, tapi aku ingin menjadi Guru.
Mwo?? mata Sungmin membulat sempurna.
Aku ingin menjadi guru hyung. Itu adalah impianku sejak kecil, aku agak mengeraskan
suaraku dan menahan malu karena perkataanku ini.
Hening.
HAHAHAHAHAHAHAAHHAAHA
Sungmin tertawa dengan terbahak-bahak dan Yoona yang berada di sampingnya hanya
menyengir lebar ke arahku.
Kau ingin menjadi guru?
Sungmin sekarang juga duduk berhadapan denganku di lantai dan menyilakan kakinya.
Aku mengangguk pelan,Karena itu lah aku tidak mengambil beasiswa SMA Sijong.
Sungmin tersenyum lebar dan menepuk pundakku dengan hangat.
Mianhae sudah berburuk sangka.
Guru memang pekerjaan yang cocok untuk namja yang pintar sepertimu Kyu.
*
Gomaweo sudah mengembalikan persahabatanku dan Sungmin.
Aku berterima kasih kepada Yoona yang sedang berjalan pulang bersamaku.
Dia mengangguk dan tersenyum lebar.
Kadang aku iri dengan persahabatanmu bersama Sungmin, oppa..
*
Yoonas POV
Heebum ayo kita jalan-jalan.
Aku mengajak anjing peliharaan keluarga Cho untuk berjalan-jalan keluar sebentar.
Aku baru saja menghabiskan makan malamku dan merasa bosan di rumah karena Ahra
sedang menginap di rumah temannya untuk menyelesaikan tugas kelompok. Tugasku
tentu saja sudah selesai sehingga aku tidak harus menginap seperti Ahra.
Kyuhyun sedang latihan basket di lapangan basket yang terletak di taman dekat dengan
rumahnya.
Ah, sebaiknya aku menyusul Kyu
Benar saja, aku melihat Kyu mendribble bola kemudian melemparkannya dengan jitu ke
ring. Tidak salah dia dan Sungmin dinobatkan sebagai pemain terbaik disekolah mereka.
Aku duduk dibangku taman dan melihat permainannya.
Kyu yang menyadari kedatanganku hanya tersenyum sepintas dan melanjutkan
permainannya. Ketika dia berhasil memasukan bola, aku bersorak senang.
Ini mengingatkan ku pada masa lalu saja
FLASHBACK
Aku selalu duduk dibangku taman ini ketika melihatnya berlatih. Aku akan berseru
senang ketika dia berhasil memasuk kan bolanya ke ring. Dia adalah namja yang datang
ke rumah bersama kedua orang tuanya untuk pesta barbeque merayakan keberhasilan
perusahan papa telah mendapatkan tender besar. Sejak saat itu lah aku menyukainya
dan membuntutinya kemanapun dia pergi.
Hari ini sepertinya hal buruk telah terjadi kepadanya. Dia duduk di bangku yang biasa
aku duduki dengan kepala terbenam di antara kedua kakinya.
Aku mendengar suaranya yang menagis terisak.
Kau kenapa oppa?
Nilai ulanganku jatuh dan appa memarahiku. Dia mengancam tidak akan mengizinkan
ku bermain basket lagi. Padahal kau tahu, basket adalah nyawaku.
Aku menatapnya dengan kasihan. Aku mendekatinya dan mengelus kepalanya dengan
pelan.
Oppa, aku tau oppa sangat hebat. Oppa sangat hebat di dalam segala hal, oleh karena
itu untuk membagi waktu saja pasti oppa bisa melakukannya.
Dia kemudian mengangkat wajahnya dan memandangku. Aku menjadi salah tingkah
karenanya. Dia mengusap-usap kepalaku dan kemudian tersenyum lebar.
Gomaweo, kau selama ini selalu saja mendukungku.
Aku mengangguk dan duduk di sampingnya.
Boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?
Tanyakan saja oppa.
Kenapa kau selalu mengikutiku?
Aku kagum kepadamu oppa.
Kau tahu, entah mengapa melihatmu bersorak antusias seperti itu membuatku semakin
bersemangat ketika berlatih.
Dia kembali terseyum kepadaku.
Nah sudah hampir gelap. Aku mau pulang dan sebaiknya kau juga pulang nona kecil.
Dia berdiri dan berjalan meninggalkanku.
Oppa!
Waeyo?
Dia menoleh dan membalikkan badan kearahku.
Maukah oppa menerimaku menjadi istri oppa?? tanyaku polos kepadanya.
Dia tertawa melihat kearahku.
Datanglah lagi ketika kau sudah besar nona kecil...
Namja itu melambaikan tangannya dan berbalik pergi meninggalkanku yang meratapi
kepergiaannya.
Ya namja itu bernama Cho Kyuhyun.
FLASHBACK END
*
Kyuhyuns POV
Melihatnya bersorak seperti itu membuat aku semakin bersemangat, ini persis seperti
kejadian beberapa tahun yang lalu. Aku menghentikan permainanku dan duduk
disampingnya.
Yaahh, kenapa berhenti oppa? tanya Yoona kecewa.
Aku sudah lelah Yoona-ya, aku mengusap keringat diwajahku.
Yoona, kau mau mendengar aku bercerita tidak?
Ceritakan saja oppa,
Dulu ada seorang anak kecil yang selalu menontonku berlatih di sini, aku menjadi
bersemangat berlatih karena melihat wajahnya yang bahagia ketika aku berhasil
memasukkan bola. Suatu hari anak kecil itu menawarkan diri untuk menjadi istriku tapi
aku hanya tertawa dan mengatakan kembalilah lagi ketika dia sudah besar nanti. Setelah
itu, anak kecil itu tidak pernah lagi menontonku berlatih. Mungkin dia marah karena
ucapanku.
Aku terdiam sebentar mengenang kembali kejadian itu.
Apa aku sudah keterlaluan ya?
Yoona, ayo pulang. Cuacanya sudah semakin dingin.
Aku bangkit bediri dan mulai berjalan.
Anak kecil itu menganggap ucapanmu dengan serius dan dia benar-benar berusaha
agar terlihat pantas untukmu.
Aku membalikkan badan dan berusaha mencerna kata-katanya barusan.
Aku sudah besar kan oppa?
Apa aku sekarang sudah pantas untukmu dan boleh menjadi istrimu?
Aku menatapnya dengan lekat.
Yoona bangkit dari tempat duduknya dan berlari memelukku.
Apa yang harus aku lakukan?
Jujur saja, aku memang sudah menjadi ketergantungan kepada yeoja dihadapanku ini.
*
Yoonas POV
Masa percobaan??
Aku membelalakkan mataku.
Kyu menawarkan masa percobaan kepadaku
Tentu saja aku mau, kataku antusias.
Aku tidak bisa menerimamu langsung menjadi yeojachinguku Yoona-ya karena aku
masih belum mengerti benar bagaimana perasaanku yang sesungguhnya kepadamu.
Mungkin saja hanya sebagai adik yang inginku lindungi dan eomma, saat kau pertama
kali pindah ke rumah sudah mengancam agar aku tidak macam-macam kepadamu.
Aku mendengar penjelasan Kyu itu dengan mata berbinar.
Aku tidak peduli oppa. Yang pasti aku akan membuatmu benar-benar jatuh cinta
kepadaku!
Yoona, hwaiting!
*
Beberapa hari ini merupakan hari-hari yang sangat bahagia untukku. Tentu saja dan aku
berharap semuanya akan berlangsung terus seperti ini.
Aku sekarang pulang sekolah bersama Kyu. Aku menunggu di gerbang sekolahnya dan
menunggu dia datang untuk pulang bersamaku. Kyu sepertinya tidak keberatan.
*
Ahras POV
Waahh bagus sekali sweater itu... Yoona menatap dengan kagum kearah sebuah
sweater yang terpajang di etalase sebuah toko.
Aku akan memberikan itu untuk hadiah natal Kyu.
Aku menggelengkan kepala. Anak ini benar-benar sudah tergila-gila kepada pppa.
Yaahh mahal sekali... ucapnya kecewa.
Uangku tidak bakal cukup.
Kau kan bisa merajutnya sendiri Yoona-ya..
Sejak saat itu aku melihat Yoona belajar merajut sweater untuk Kyu. Ukurannya tentu
saja dengan mengambil baju milik Kyu secara diam-diam dan mengukurnya sendiri.
Natal tinggal satu minggu lagi. Anak ini benar-benar luar biasa.
*
Sheikyos POV
Nah selesai! seru Kyu gembira.
Aku tersenyum melihatnya. Kyu mengajariku matematika untuk ujian minggu depan. Aku
harus meraih nilai yang bagus agar bisa mengambil beasiswaku si sekolah khusus
perempuan yang aku idamkan. Langit di luar terlihat sudah mulai gelap.
Pelajarilah kembali yang aku jelaskan tadi Sheikyo. Aku mau pulang, Yoona pasti sudah
menungguku di rumah.
Aku terhenyak mendengar perkataannya itu.
Yoona lagi?
Kalian pacaran? aku bertanya kepada Kyu yang sekarang sedang memasang jaketnya.
Bisa di bilang begitu.
Aku pulang duluan ya, kau sedang menunggu Kibum kan?
Dia kemudian berjalan meninggalkanku.
Tanpa sadar aku berlari dan mendekapnya dari belakang.
Jangan pergi Kyu...
Jangan bersama yeoja lain, kembalilah bersamaku..
Aku meneteskan air mata sambil membenamkankan wajahku dipunggung Kyu.
Sheikyo!!
Suara itu membuatku dengan segera melepaskan pelukanku pada Kyu.
*
Kibums POV
Aku ternganga melihat Sheikyo memeluk Kyu. Ya Sheikyo. Yeojachinguku memeluk
sahabatku sendiri.
Shei Kyo!!
Aku berteriak kepadanya dan segera menyeretnya keluar.
Apa maksudmu hah??
Aku mengguncangkan badannya yang tak berdaya di hadapanku.
Sheikyo hanya menangis terisak.
Mianhae, aku tak bisa menahannya lebih lama lagi... Mianhae oppa.. Jeongmal
mianhae..
*
Kyuhyuns POV
Jangan pergi Kyu...
Jangan bersama yeoja lain, kembalilah bersamaku...
Kata-kata Sheikyo tadi sore masih terngiang-ngiang ditelingaku. Saat Kibum menariknya
keluar, aku tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya terpaku di tempatku berdiri.
Ah Sheikyo, kau itu hanya masa laluku, jangan membuatku kembali goyah seperti ini
Ada apa oppa?
Yoona datang sambil membawakan secangkir teh untukku.
Dia kemudian duduk di sampingku dan menatapku dengan cemas.
Gwaenchana. Aku hanya kelelahan. Boleh aku meminjam pundakmu untuk bersandar?
Yoona mengangguk dan membiarkan aku bersandar di pundaknya.
Nyaman sekali. Hanya yeoja ini lah yang bisa membuatku tenang
*
MWORAGO??
Aku terperangah kaget mendengar berita yang disampaikan Sungmin pagi ini kepadaku.
Ya, pak guru tadi memanggil dan memarahinya, aku mendengar pembicaraan mereka
saat mengumpulkan buku keruang guru. Nilai-nilai Shekyo sangat memburuk belakangan
ini dan beasiswanya sepertinya akan dicabut kalau dia tidak segera memperbaikinya. Aku
dengar dari teman-teman yang lain juga, Kibum dan Sheikyo sudah putus.
Aisshhh apa ini semua gara-gara diriku?
Ya Tuhan, ini sudah menjadi masalah yang sangat besar
*
Ya Papa, aku akan ke sana dan menghabiskan liburan musim dingin ku di sana.
Aku mendengar suara Yoona berbicara di telepon ketika aku memasuki rumah. Tak lama
aku melihatnya meletakkan gagang telepon.
Ada apa? tanyaku padanya.
Aku akan ke amerika setelah natal nanti. Papa merindukanku katanya.
Aku mengangguk paham dan berjalan masuk kekamarku. Hari ini banyak kejadian yang
memusingkan kepalaku.
*
On Chrismast Night.
Selamat Natal!
Aku dan Yoona hanya berdua makan malam di rumah. Appa dan Eomma ke pulau jeju
untuk urusan kantor ayah selama 2 hari dan Ahra tentu saja sedang berkencan dengan
Minho.
Ini aku ada hadiah untukmu, kataku kepada Yoona seraya mengeluarkan sebuah kotak
Maaf, bukan benda yang mahal.
Yoona memandang hadiah dariku dengan mata berbinar-binar.
Gwaenchana. Kamu yang memberikannya saja adalah harta yang tak ternilai bagiku.
Aishh anak ini, bisa-bisanya membuat aku salah tingkah seperti ini
Aku terkekeh pelan sambil menikmati makan malamku.
*
Yoonas POV
Tiba-tiba telepon berbunyi.
Aku saja yang mengangkatnya, kata Kyu kepadaku.
Yeobseyo?
...
Sheikyo?
Apa yang terjadi padamu?
...
Shei Kyo?
Telepon itu dari Sheikyo.
Ada apa dengannya? Kenapa Kyu terlihat panik seperti itu?
Ara, ara. Tunggu saja kau di situ. Aku akan menyusulmu.
Kyu menutup telepon dan bergegas masuk kekamarnya. Tak lama Kyu sudah memakai
jaket tebal dan sepertinya memang akan pergi.
Aku berlari kearah pintu keluar dan menghalangi kepergiannya.
ANDWAE OPPA!!! Kau sudah berjanji kepadaku kalau kita akan melihat pohon natal
bersama ditaman kota, aku menjerit sekencang-kencangnya.
Minggir Yoona, aku harus bergegas pergi, ucapnya pelan tanpa memandang wajahku.
Mana Kibum?? Urusi saja kekasihnya itu! Kau tidak boleh pergi oppa, ANDWAE!!!! aku
mulai menangis dengan kencang.
Kyu mendorong tubuhku dengan kasar dan tidak memperdulikan tangisanku. Dia pergi
menyusul Sheikyo.
Ini adalah malam natal paling buruk seumur hidupku
*
Shei Kyos POV
Aku takut melihat Kibum mengamuk seperti itu. Aku takut...
Aku meringkuk di Box telepon dan membenamkan kepalaku di antara kedua kakiku. Aku
menangis terisak. Aku sudah hampir kehabisan nafas. Kibum tadi datang kerumah ku
dengan marah-marah. Dia memaki dan memukulku. Aku berlari meninggalkannya. Aku
tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu kepadaku.
Hanya Kyu yang ada di pikiran ku saat ini
Sheikyo!!
Aku mengangkat wajahku dan melihatnya berlari ke arahku. Aku berdiri dan memeluknya
dengan erat.
Aku takut Kyu..
Tenang lah, aku akan selalu berada disampingmu...
*
Yoonas POV
Kyu tidak pulang semalaman. Aku sampai tertidur diruang tamu karena menungguinya.
Crek!
Aku mendengar pintu depan terbuka.
Kyu!
Aku berlari kearahnya dan memeluknya.
Ayo kita melihat pohon natal.
Masih belum terlambatkan?
****
Kyuhyuns POV
Setelah mengantarkan Sheikyo pulang kerumahnya. Aku semalaman di taman menemani
Kibum yang sedang mabuk. Aku berusaha menenangkannya.
Hanya kau Kyu, hanya kau yang di inginkan Shei Kyo di dalam hidupnya...
Ternyata dia tidak pernah mencintaiku..
*
Pagi ini aku pulang ke rumah dan mengajak Yoona untuk pergi ke taman. Sepertinya aku
harus membicarakan sesuatu kepadanya.
Aku dan Yoona sedang duduk di kursi taman. Yoona berdiri dan mengagumi aliran
sungai Han yang mengalir didepan kami.
Yoona-ya?
Ada apa oppa? katanya sambil berbalik menatapku.
Mianhae, aku tidak bisa bersamamu lagi.
Aku akan bersama Sheikyo. Aku tidak mungkin meninggalkannya dengan psikis yang
lemah seperti itu. Sangat berpengaruh terhadap nilai-nilainya di sekolah. Mianhae Yoona,
mian...
Kata-kata itu mengucur deras dari mulutku. Aku tidak tahu apakah ini sudah merupakan
keputusan terbaik untuk kami berdua.
*
Yoonas POV
Aku akan bersama Sheikyo...
Aku akan bersama Sheikyo...
Kata-kata itu kembali terngiang-ngiang di telingaku. Aku kembali membenamkan
wajahku ke bantal dan kembali menangis. Aku sudah ceritakan apa yang terjadi kepada
Ahra. Dia pun tidak dapat berbuat apa-apa karena Kyu sudah membuat keputusan
seperti itu.
Papa, mama, anakmu ini sudah gagal. Gagal di masa percobaan
Aku kembali terisak memikirkan pengorbananku selama ini sia-sia hanya dalam satu
malam saja.
Ya, tidak ada gunanya lagi aku di sini
*
Aku menatap wajah namja yang tertidur di hadapanku ini.
Aku memang harus pergi Kyu, maaf sudah mencoba masuk kedalam hidupmu
Aku mencium keningnya dan meletakkan hadiah natalku ditempat tidurnya.
'Selamat tinggal
*
Kyuhyuns POV
Kenapa aku tidak dibangunkan??
Astaga Kyu, Yoona hanya pergi seminggu dan akan segera kembali, kata eomma
menenangkanku.
Seminggu?
Entahlah, firasatku mengatakan dia tidak akan kembali lagi.
*
BUK!
Sungmin memukul wajahku dengan keras.
Apa yang sudah kau lakukan kepadanya?? kata Sungmin dengan murka.
Aku hanya tertunduk pasrah.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, hyung. Aku bingung dengan perasaanku
sendiri.
Baboya! Kau sungguh bodoh Kyu! Jadi apa maksudmu, kau yang sering
menceritakannya dengan semangat kepadaku? Kau yang selalu membawa fotonya di
dalam buku siswamu dan tidakkah kau tahu bagaimana besarnya pengorbanan Yoona
untuk mu?? Astaga Kyu, ternyata kau ini benar-benar bodoh!
Aku bahkan sudah merelakannya untukmu, kenapa kau malah menyakitinya?
Sekarang Sungmin sudah duduk disampingku dan menghela nafas berat.
Kau mencintainya Kyu, kau harus percaya itu..
*
Yoonas POV
Yoona, papa pulang!!!!!!
Suara papa yang baru saja pulang dari kantor terdengar dari kejauhan. Aku masih saja
membenamkan wajahku kedalam bantal dan menangis terisak-isak sambil memegangi
kalung berliontin beruang kecil yang diberikan Kyu sebagai hadiah natal untukku.
*
Yoonas Papa POV
Sssstttt! istriku menempelkan jari telunjuk dimulutnya.
Kau kenapa hah? Aku benar-benar merindukan anakku itu, aku mendeliknya dengan
tajam.
Kau jangan mengganggunya dulu sayang, pikirannya sedang kacau.
Ada apa?
Tidak tahu. Dia menangis meraung ketika menghampiriku yang menjemputnya di
bandara tadi. Sepertinya sesuatu yang buruk sudah terjadi.
*
Kyuhyuns POV
Aku merasa tidak dapat benafas dengan benar saat dia tidak ada di sisiku. Aku benar-
benar sudah ketergantungan atas kehadirannya. Aku frustasi sendiri dengan keputusan
yang aku buat.
Sungmin benar.
Umur tidak menjadi masalah, jika kita benar-benar mencintai nya..
Ya, aku memang sudah jatuh cinta kepadanya
*
Yoonas POV
Papa, aku ingin pindah ke Amerika, ucapku kepada papa yang sedang duduk di ujung
tempat tidurku.
Benarkah sayang? Tentu saja, papa akan mengurus kepindahan mu sekarang juga!
Andwae! Kau tidak boleh mengiyakan keputusan Yoona yang sedang tertekan seperti
itu! mama menghalangi niat papa.
Sudahlah, biar aku saja yang mengurusnya, kata mama kemudian.
*
Bangun Yoona, ayo cepat bangun!!
Mama mengguncang-guncang tubuhku. Aku hanya menatap wajahnya dengan tatapan
kosong. Aku menangis terisak dan kembali menyelimuti tubuh ku kedalam selimut.
Kalau kau tidak bangun berarti kau sudah tidak membutuhkan ini lagi?
Aku membalikkan tubuhku kearah mama dan melihat kalung pemberian Kyu
ditangannya.
Jangaaannn!!!
Aku bangkit dari tempat tidur dan berusaha mengambilnya dari tangan mama.
CRING!
Kalung itu melayang di udara dan terjatuh dari jendela apartemen kami.
Mama jahat!
Aku berlari turun kebawah dan dengan terisak-isak mencari kalung yang dibuang mama
itu.
Kyu.. Maafkan aku tidak menjaga barang pemberian mu dengan baik,
Ah! Itu dia.
Aku menemukan kalung itu tergeletak disamping kotak pos. Aku menggenggamnya dan
memeluknya di dadaku.
Ayo kita pergi! mama datang dan menyeretku pergi.
*
Tolong ubah penampilan anak ini.
Aigoo~ apa-apaan ini. Mama membawaku ke salon dan mempermak diriku habis-
habisan.
*
Kyuhyuns POV
Terima kasih Kyu, kau sudah mau membantuku selama ini.aku sudah lebih baik sekarang
dan pak guru mengatakan beasiswaku tidak akan di cabut, kata Sheikyo kepadaku yang
sedang duduk membaca buku didalam kelas.
Benarkah? Baguslah kalau begitu, aku tersenyum kepadanya.
Kyu, mianhae. Aku sudah mengganggu hubunganmu dengan Yoona. Aku benar-benar
menyesal.
Aku menatapnya dengan lekat dan menutup buku yang sedang aku baca.
Sudahlah Sheikyo. Gwaenchana.
Tidak Kyu, kau harus kembali kepada Yoona. Aku tahu kalian berdua sangat saling
mencintai. Betapa bodohnya aku selama ini sudah mengharapkanmu berpaling
kepadaku. Aku akan baik-baik saja, aku sudah bisa menata hatiku dan merelakan kau
dengannya.
Sheikyo tersenyum kepadaku,Ini simpanlah dengan baik.
Aku memungutnya terjatuh semalam.
Sheikyo menyodorkan foto Yoona yang aku simpan di buku siswaku.
Aku menatapnya dengan pandangan penuh terima kasih.
Kyu, bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?
Aku mengangguk dan membiarkannya mendekapku dengan erat.
Sungguh beruntung Yoona memilikimu...
*
Yoonas POV
Aigoo~ cantik sekali.
Aku memandang bayanganku sendiri dicermin besar yang ada di hadapanku.
Bagaimana? Kau suka?
Mama masuk dan memandangku dengan tersenyum.
Terima kasih mama.
Laki-laki bodoh saja yang menolak anakku yang cantik ini.
Kembalilah kesana Yoona, perjuangkan cintamu sekali lagi. Kalau kau masih saja tidak
bisa mendapatkannya, baru kau aku izinkan untuk pindah ke Amerika.
Aku mengangguk kearah mama dan memeluknya dengan erat.
*
Iya Ahra, 3 hari lagi aku akan pulang ke Seoul. Papa menahanku agar lebih lama disini.
Katanya dia masih merindukanku.
Aku sedang menelepon Ahra dan memberitahukannya kalau aku terlambat pulang.
*
Kyuhyuns POV
Aku sangat merindukanmu Yoona, rumah sangat sepi tanpa mu.
Aku mendengar Ahra menerima telepon dari Yoona. Aku berjalan mendekatinya dan
memberikan isyarat agar dia menyerahkan gagang telepon kepadaku.
Ahra, bagaimana kabarmu dengan Minho?
Suara ini? Suara yang sudah sangat aku rindukan.
Pulanglah Yoona, kataku kepadanya.
Tentu saja, karena ini adalah rumahmu juga...
*
Yoonas POV
Pulanglah Yoona.
Suara Ahra digantikan oleh suara Kyu.
Aku merasa nafa ku tercekat.
Bolehkah aku pulang? tanyaku lirih kepadanya.
Tentu saja, karena ini adalah rumahmu juga...
Aku menangis terharu mendengarnya.
*
Kyuhyuns POV
Hari ini Yoona pulang ke Seoul. Aku bergegas membereskan tasku dan pulang. Aku
melihatnya sedang memandang rumahku dengan tatapan yang sama, ya tatapan
kerinduan saat pertama kalinya aku bertemu dengannya dulu.
Dia menoleh kearahku.
Aku pulang Kyu!!
Aku menyambut pelukannya dengan erat.
Saranghae Yoona-ya...
Berjanjilah jangan pergi meninggalkanku lagi...

END








Baby Love NEW (After story)
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Henry Lau, Lee Sungmin, Lee Donghae,
Jung Yoona, Kim Danae, Cho Ahra

Kyuhyuns POV
Kyu, lihatlah, aku terlihat sudah lebih dewasa bukan? Yoona terlihat memutar tubuh
sembari memegang ujung seragam SMP yang di kenakannya. Aku hanya tertawa dan
memandangi seragam baru ku sendiri. Tidak terasa kami sudah memasuki tahun ajaran
baru dan juga sekolah yang baru.
Aku lulus dengan hasil yang memuaskan dan dapat mengambil beasiswa yang sudah aku
dapatkan di SMA Kyunghee. Yoona dan Ahra juga lulus dengan hasil yang baik, mereka
di terima di sekolahku dulu. Sungmin sudah mulai masuk asrama minggu lalu karena
SMA Sijong memang memulai tahun ajaran baru lebih awal daripada yang lain. Aku
menatap ke arah Yoona dan Ahra yang berdiri di depanku dengan puas.
Kau terlihat lebih cantik, Yoona-ya, puji ibuku melihat Yoona dengan seragamnya. Ayah
yang sedang membaca koran paginya dan duduk di samping ibu menoleh, mengangguk
membenarkan,Neomu yeppuda, Yoona-ya,
Eomma, kau tidak memuji ku juga huh? Ahra mengerucutkan bibirnya mendengar
pujian ibuku kepada Yoona.
Aku terbahak,Yoona kan memang anak eomma, memangnya kau anak siapa sih Ahra?
Kyu!!!!!!!!!
*
Danaes POV
Waaa!! Banyak sekali namja-namja tampan! aku terpekik histeris melihat pemandangan
yang ada di depanku. Aku sedang berada di lantai 2 sekolah, tepatnya kelas yang baru
saja aku tempati sebagai murid baru di SMA Kyunghee ini beberapa hari yang lalu.
Aku menunjuk-nunjuk dengan antusias ke arah namja-namja yang berjalan memasuki
gerbang sekolah.
Hei Danae-ya, berisik! gerutu Eunhyuk yang duduk tidak jauh dari tempatku berdiri
yang memandang ke arah luar jendela.
Aku mendeliknya dengan kesal,Kenapa? Kau cemburu karena aku tidak pernah
menyebutmu tampan?
Aishh yang benar saja. Aku bukan namja yang ingin di puji oleh yeoja abnormal seperti
mu! Hyuk yang sudah berjalan mendekati ku, kemudian menjitak kepalaku pelan.
Appo Hyuk-ah! Bersahabat dari kecil dengan mu tidak membuatmu berhenti untuk
menyiksaku! aku berseru kesal,Dan berhenti menyebutku abnormal!
Waeyo? Dengan tinggimu yang seperti itu, kau memang pantas di sebut abnormal!
kekehnya dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
Hyuk!! Aku tidak abnormal pabo!
Ya, aku Kim Danae. Aku murid baru tingkat 1 di SMA Kyunghee, tinggi badanku 175 cm.
Tinggi badanku memang di atas rata-rata yeoja biasanya oleh karena itu lah Hyuk
senang sekali mengejekku dengan sebutan yeoja abnormal.
Hyuk yang aku teriaki hanya tertawa tanpa menghiraukanku. Ia masih memandang ke
arah luar jendela dan memperhatikan murid-murid baru yang berhamburan di halaman.
Bukankah mereka itu murid baru yang masuk lewat jalur khusus? tanya Hyuk kepadaku
sejurus kemudian.
Aku melongokan kepala di sampingnya dan mengangguk mengiyakan,Ne. Pantas saja
namja-namja yang datang tampan. Yeojanya pun begitu, tapi sayang belum bisa
mengalahkan kecantikanku, ucapku angkuh.
Belum sempat Hyuk membantah ucapanku, aku sudah memotong ucapannya dengan
suatu hal yang sukses menyita perhatianku.
Hei tinggi sekali namja itu! pekik ku sembari menunjuk ke arah seorang namja tinggi
yang berdiri di tengah halaman sekolah. Ia nampak sedang berbicara bersama beberapa
orang temannya tapi aku dapat dengan jelas melihat wajahnya dari sini karena tinggi
badannya yang menjulang itu.
Kau ingin menjadikan namja itu sebagai mangsamu berikutnya, Danae-ya? tanya Hyuk
sembari memandangku dengan tatapan menyelidik.
Kalian tau, dengan tinggi badan seperti ini, aku sangat sulit sekali untuk mendapatkan
pasangan. Aku tidak pernah mendapatkan namja yang sepadan denganku atau alasan
klasik mereka untuk menolakku biasanya adalah Kau terlalu tinggi untukku. Tapi gagal
dalam beberapa kali percintaan tidak mebuatku patah semangat dan jera, bukan seorang
Kim Danae kalau tidak mendapatkan apa yang di inginkannya. Mataku kembali menjurus
kearah namja jangkung yang menyita perhatianku tadi. Aku hanya bisa mengangkat
bahu ku tanda tidak tau ke arah Hyuk.
Hyuk menggeleng pelan dan mengeluarkan evil smirknya ke arahku,Kyuhyun.
Mwo? aku memandang Hyuk dengan tatapan bertanya.
Sekedar info untukmu, nama namja yang kau inginkan itu, Cho Kyuhyun..
Cho Kyuhyun?
*
Ahras POV
Ahra-ya! Aku senang kita satu kelas lagi!! Yoona memelukku dengan kegirangan ketika
melihat hasil pembagian ruang kelas di papan pengumuman. Aku meringis, Yoona
memeluk ku terlalu erat.
Hei kau lupa kalau kita satu kelas juga? terdengar suara protes Minho dari balik tubuh
Yoona.
Ah, kau juga Minho-ssi, aku senang kita bertiga berkumpul kembali, Yoona merengkuh
Minho juga kedalam pelukannya dan berseru kegirangan untuk kesekian kalinya.
Tanpa sengaja mata ku dan Minho saling bertatapan di dalam dekapan Yoona. Wajahku
langsung bersemu merah. Dengan cepat aku melepaskan pelukan Yoona dan berdiri
menjauh.
"Kau kekanakan sekali sih Yoona-ya? Bukankah satu kelas itu hal yang sudah biasa?" elak
ku masih dengan rona merah di wajahku.
Yoona menatapku dengan heran dan terlihat kecewa,"Jadi maksudmu, kau tidak ingin
satu kelas denganku?" Nampak matanya sudah berkaca-kaca.
"Ne. Kenapa kau berkata seperti kepada Yoona?" Minho ikut membela Yoona,"Kau tidak
melihat, ia menjadi sedih karena mu,"
"Bu-bukan se-seperti itu mak-"
"Ah sudahlah!"
Aku berbalik pergi meninggal mereka berdua menuju ruang kelas baruku. Sejujurnya aku
hanya gugup saja berada sedekat tadi bersama Minho. Walaupun ia adalah
namjachinguku, tapi tetap saja aku mereka terlalu gugup dan tidak dapat mengatur cara
kerja otak ku ketika bersamanya. Dan sekarang Yoona sedih karena ucapan ku.
'Ah, Ahra pabo!'
*
Kyuhyuns POV

"Benar kan? Kau itu memang tinggi sekali!" Yeoja aneh ini berseru untuk sekian kalinya.
Ia sekarang sudah berdiri di sampingku dan mengukur tinggi badan kami berdua. Tinggi
badannya hanya selisih setengah jengkal tangan dari tinggi badanku. Sedari pagi, ia terus
menerus mengekor di belakangku kemana saja aku pergi. Hari ini hanya pendaftaran
ulang dan pembagian kelas, jadi aku tidak bisa dengan mudah kabur darinya. Ia
mengatakan aku ini jangkung sekali padahal ia juga..
"Kau juga tinggi. Jadi berhenti untuk mengikutiku," ujarku dingin.
"Kyu? Nama mu Kyuhyun kan? Kau lulusan SMP distrik barat? Kau itu tampan sekali,
tau!"
"Aish diamlah. Aku tidak suka kau membuntutiku. Permisi," aku meninggalkan yeoja
berisik ini. Hilang sudah selera makan ku. Padahal aku sedang mengantri untuk
mendapatkan makanan. Aku pun bergegas pergi keluar dari kantin dan membatalkan
niatku untuk makan siang.
*
Danae's POV
"Nugu? Kyuhyun? Bukankah aku sudah katakan ia memang sangat dingin kepada setiap
yeoja," Hyuk yang duduk di seberang meja menertawakan ku dengan keras. Aku
meremas bungkus roti yang aku pegang dengan geram.
'Kau pasti akan ku dapatkan, Cho Kyuhyun-ssi'
*
Kyuhyun's POV
"Kyu?"
Aku merasakan sepasang tangan melingkar dari belakang di leherku. Aku menutup buku
yang sedang ku baca dan berbalik memandang Yoona yang berada di belakangku.
"Kau tidak takut eomma dan appa melihat kita berdua seperti ini?" ucapku tenang.
Yoona tersenyum ringan dan mendekatkan wajahnya ke arahku sehingga kulit kami
bersentuhan,"Tenang saja, ahjumma dan ahjusshi sedang keluar. Ahra sedang pergi ke
swalayan bersama Minho,"
Aku menarik nafas lega.
"Syukurlah karena aku tidak ingin di mutilasi eomma hidup-hidup karena berani
menyentuhmu,"
"Waeyo Yoona-a? Tumben sekali kau bersikap manis seperti ini?" aku kembali membuka
buku yang tadi aku baca dan memposisikan duduk ku agar lebih nyaman di sofa di
ruang keluarga ini.
Yoona yang memeluk ku dari belakang menghela nafas panjang. Udara yang di
hembuskannya terasa mengalir di tengkuk ku.
"Adakah hal yang kau inginkan? Sesuatu barang mungkin?"
"Aku hanya menginginkanmu," kekeh ku.
"Kyu!!" Yoona memukul pundak ku kesal. Aku membalik kan tubuhku, nampak ia
menggembungkan pipinya kesal. Yoona mengitari sofa dan kemudian duduk di
sampingku.
Kedua matanya kini menatapku dengan serius.
"Aku serius, Kyu. Ada kah?"
"Molla. Kenapa kau bertanya seperti ini?" Aku menatap mata cokelat indahnya dengan
lembut. Yeoja ini sudah terlalu banyak menyita perhatianku. Aku sudah berjanji tidak
akan pernah lagi menyakitinya.
Ia hanya tertawa kecil dan memberikan aku senyum misteriusnya.
"Nan gwaenchana. Aku hanya sedang ingin bertanya," jawabnya sembarangan.

Aku menautkan kedua alisku dan mengangkat bahu.
Aku kembali membaca buku yang tadi tergeletak begitu saja di pangkuanku karena
kedatangan Yoona.
Tiba-tiba saja ada sesuatu hal yang aku ingat.
"Mungkin aku sedang memerlukan motor. Kau tau jarak sekolah ku yang sekarang
sangat jauh dari rumah. Aku harus 3 kali berganti jurusan bis setiap pagi, sangat
membuang waktu," keluhku,"Kalau aku meminta kepada eomma, pasti beliau akan
menolak mentah-mentah. Jadi sekarang aku harus mencari cara untuk bisa meluluhkan
hati Appa,"
*
Yoona's POV
"Mungkin aku sedang memerlukan motor. Kau tau jarak sekolah ku yang sekarang
sangat jauh dari rumah. Aku harus 3 kali berganti jurusan bus setiap pagi, sangat
membuang waktu,
Aku memandang Kyu dengan puppy eyes ku. Kasihan sekali dia.
"Cup, cup, cup. Gwaenchanayo, Aku mengusap kepala Kyu pelan.
2 minggu lagi Kyu berulang tahun. 3 februari. Aku sengaja bertanya tentang benda yang
di inginkannya. Tenang saja Kyu, aku akan berusaha mendapatkannya untukmu. Fight
Yoona!
*
"Motor?"
"MWORAGO??"
"Tutup mulutmu Ahra! Nanti kyu dengar!" aku mendekap mulut Ahra yang berteriak
terlalu keras.
"Mo humph tor itu humph kan humph ma- ahal humph," ia masih saja berbicara di balik
tanganku.
"Pelankan suaramu, arasseo?"
Ahra mengangguk. Aku melepaskan dekapan tanganku dari mulutnya. Tampak Ahra
mencoba mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena ulahku. Aku tertawa melihat
kesengsaraannya.
"Kau mau membunuhku?" makinya kemudian dengan garang. Aku memeletkan lidahku.
"Sudah aku tetapkan, aku akan membelikan Kyu motor sebagai hadiah ulang tahunnya,"
ujarku mantap.
"Apa kau sudah gila Yoona! Motor itu harganya mahal! Memangnya kau mendapatkan
uang darimana dalam waktu 2 minggu??"
"Aku akan bekerja,"
"Bekerja apa??"
"Ini, aku menemukannya tadi ketika pulang sekolah,"
"Mwoya??"
*
Ahra's POV
"Kau yakin ini tempatnya?".Aku menarik ujung baju Yoona yang berjalan di depanku.
Yonna mengangguk,"Ya, seperti yang di tulis di selebaran ini,"
Ia menyerahkan kertas berwarna merah muda itu kepadaku. Memang benar, bangunan
ini lah yang ada tertera di alamat kertas itu.
"Bukankah studio photography? Kenapa tidak ada papan namanya?"
Yoona menggeleng. Ia berjalan memasuki pagas pembatas bangunan berwarna hijau
muda itu. Nampak di dinding bangunan bertingkat dua ini bekas tempelan kertas
dimana-mana. Walaupun letaknya di tengah pertokoan lainnya, di seonsang, tapi aku
merasa ada hal tidak beres yang akan terjadi.
"Kau benar-benar yakin ingin melamar menjadi model majalah seperti yang ada di
selebaran itu?" Aku menanyakan hal ini kesekian kalinya kepada Yoona.
Yoona menautkan kedua alisnya. Ia tertawa dan kemudian menangkupkan kedua
tangannya ke wajahku,"Apapun akan ku lakukan demi oppa mu yang aku cintai itu, Ahra-
ya,"
Ia kemudian membuka pintu yang terbuat dari kaca di depan kami berdua. Tanpa ragu
Yoona masuk ke dalam dan aku mengikutinya.
"Ah, neomu yepudda!" Terdengar suara berat menyambut kami berdua. Aku nyaris
terlonjak kaget karena Ahjusshi itu tiba-tiba saja muncul dari balik tirai berwarna hijau
muda di depan kami.
"Kalian berminat menjadi model di sini? Aku senang sekali!" Ahjusshi itu mendekat dan
menjabat tangan kami dengan antusias.
"Hanya saya," jawab Yoona cepat,"Dia hanya mengantarkan saya saja,"
Ahjusshi itu nampak kecewa, namun dengan cepat ia mengubah raut wajahnya dengan
wajah berbinar kembali,"Ne, ayo masuk. Kita langsung mencoba pemotretan pertama,"
"Chakkaman Ahjusshi!" Yoona berseru,"Mianhae, tapi apakah bayaran yang di selebaran
itu benar-benar saya dapatkan kalau saya di terima nanti?" tanyanya sanksi.
Ahjusshi itu tertawa menggelegar dan senyumnya mengambang ketika menatap ke arah
Yoona,"Bayarannya akan menjadi 4x lipat kalau hasilnya memuaskan,"
Yonna menggenggam tanganku erat. Ia tampak senang sekali. Ia menggigit bibir
bawahnya ketika mendengar bayaran akan di naikan menjadi 4x lipat.
"Nah, kajja masuk ke dalam," ahjusshi itu masuk ke balik tirai hijau.
Yoona memberikan isyarat kepadaku agar kami masuk mengikuti ahjusshi itu.
"Kau duluan saja. Aku harus ke box telepon di seberang jalan. Aku harus membatalkan
janji ku kepada Minho sore ini. Nanti aku menyusulmu kedalam,"
Yoona mengangguk mengerti.
"Good luck!" aku mengedipkan mataku dan bergegas menuju box telepon.
*
Yoona'sPOV

"Jadi apa yang harus aku lakukan?" tanyaku kepada ahjusshi yang sedang menyiapkan
kamera SLR di depanku ini.
"Kau ganti baju saja dulu di kamar ganti itu," ia menunjuk sebuah pintu di pojok kanan
ruangan.
Aku mengangguk dan masuk ke sana. Setelah mengunci pintu dengan baik, mata ku
beredar mencari pakaian di dalam ruangan sempit yang hanya berukuran 2x3 m ini.
Ternyata ada seonggok kain menggantung di balik pintu. Aku meraihnya dan
memfokuskan penglihatanku.
Sebuah Lingerie dengan motif leopard.
"MWORAGO????"
"LINGERIE??"
Aku berteriak histeris dan langsung menjatuhkannya. Aku memandang lingerie itu
dengan pandangan jijik.
'Lingerie?'

'Model majalah?'
"Jangan-jangan? Aisshhh!" Aku merutuk kebodohanku karena langsung percaya pada
selebaran itu. Tidak pernah ada tawaran menjadi model majalah dengan bayaran
semahal itu kecuali... Menjadi model majalah vulgar.
Aku menepuk jidatku dan berjalan mondar-mandir tidak karuan. Aku harus bisa
melarikan diri dari ahjusshi itu.
"Hei ada masalah di dalam? Aku sudah menunggumu!" teriak ahjusshi itu dari balik
pintu.
N-ne, tunggu sebentar, ujarku gugup.
Aku meremas ujung bajuku dan setelah membulatkan tekat beberapa saat, aku meraih
kenop pintu dan keluar dari ruangan.
Di luar, ahjusshi itu benar saja sudah menunggu ku dengan kamera di tangannya. Ia
menatapku bingung.
Kenapa kau tidak mengganti pakaian mu? tanyanya dengan garang.
Aku menggeleng,Mianhae ahjusshi, saya mengundurkan diri, aku membungkuk rendah
namun tanpa di duga ahjusshi itu mencengkram pergelangan tanganku dengat erat.
Kau tidak bisa mengundurkan diri! Aku sudah tertarik kepadamu! Aku akan menaikan
bayaran menjadi 10x lipat! ia memarahi dengan mengguncang-guncangkan tubuhku.
Ahjusshi appo! Lepaskan saya! Biarkan saya pergi, aku merintih kesakitan. Tenaga
ahjusshi ini terlalu kuat untuk aku lawan.
Ia dengan kasar menarik ku kembali masuk ke dalam ruang ganti. Aku mencoba
melepaskan diri dengan memukul secara brutal tubuhnya. Namun ia tidak bergeming.
Ahra... aku memejamkan mataku, air mataku sudah mengalir karena ketakutan.
Appa, lepaskan dia!
Aku merasa tarikan kasar itu berhenti dan terlepas begitu saja. Aku membuka mataku
untuk melihat siapa yang sudah menyelamatkanku dari situasi seperti ini. Nampak
seorang namja memegangi pundak ahjusshi itu dari belakang.
Lepaskan saja. Dia itu hanya anak kecil, Appa, ujarnya lagi,Sangat tidak mungkin
menarik minat pembaca dengan tubuhnya yang kurus dan tidak menarik itu,
Ahjusshi itu lantas memandangku dengan geram dan pergi meninggalkan kami berdua
tanpa mengatakan apa-apa.
Aku menarik nafas lega.
Siapa k-
Kau jangan berani menampakan diri di tempat ini lagi, ia tiba-tiba memojokkan
tubuhku kedinding. Meletakkan kedua tangannya di pundak ku dan mendekatkan
wajahnya sehingga menjadi sangat dekat dengan wajahku.
Siapa namamu, Agasshi?
Min- Mina, namaku mina.. ujarku gugup. Aku menyembunyikan nama asliku. Apalagi
yang akan dilakukan anak dari ahjusshi genit ini, aku tidak sanggup untuk
memikirkannya.
Nah Mina-ya, aku tidak tega melihat wajah polosmu itu menangis. Kalau kau ingin
menjadi seorang yeoja jalang itu jangan tanggung seperti tadi, evil smirknya terlihat
sangat jelas di depan wajahku,Berterima kasihlah karena aku sudah menolo-
PLAK!
Aku bukan seorang yeoja jalang namja aneh! Kau dan Appa mu itu sudah gila! aku
menampar pipinya dan berteriak keras. Aku berlari keluar meninggalkan tempat terkutuk
ini. Airmataku mengalir dengan deras.
Aku memang polos. Aku memang tidak tau apa-apa. Apa itu salah? Ini semua aku
lakukan hanya untuk Kyuhyun. Ya, untuk Kyuhyun.
Kau kenapa Yoona-ya??
Aku bertemu Ahra di luar, ia nampak membawa dua kaleng minuman ringan di
tangannya. Aku langsung memeluknya dengan erat.
Kita pulang , Ahra-ya. Aku takut. Bawa aku pulang, aku terisak. Aku tidak ingin
mengingat kejadian ini lagi.
*
Pabo! Aku akan mengadukannya pada Kyu! Ahra berdecak kesal. Ia sudah hendak
berdiri dan keluar kamar, namun aku dengan cepat menghalanginya.
Andwae!
Andwae Ahra-ya! Aku tidak ingin membuat ini semakin rumit. Kau ingat kan apa yang
menjadi tujuanku hingga seperti ini? Ulang tahun Kyu. Aku tidak ingin merusaknya,
Suasana hati ku sudah agak tenang. Aku baru saja menceritakan apa yang terjadi di
tempat terkutuk itu kepada Ahra. Ahra sangat marah dan sangat menyesal sudah
meninggalkan aku tadi sendirian. Aku bangkit dari tempat duduk ku dan naik ke atas
tempat tidur.
Kau jangan bicara apapun kepada Kyu. Aku melarangmu, Ahra.
Aku mau tidur, ujarku lagi kemudian memejamkan mataku rapat-rapat.
*
Kyuhyuns POV
Ahra, Yoona tidak ikut makan malam? eomma bertanya kepada Ahra yang hanya
sendirian berjalan menghampiri kami di ruang makan.
Yoona sudah tertidur eomma. Mungkin kelelahan, jawab Ahra kemudian menarik kursi
makan dan duduk di sampingku.
Kenapa lagi yeoja itu? bisik ku menyelidik di telinga Ahra.
Aniyo, Oppa, Ahra hanya mengangkat bahu dan menjawab pertanyaanku dengan
jawaban yang menggantung.
Aku melahap makan ku kemudian dalam diam.
Apa karena aku ya?
*
"Kyu! Chakkaman!"
Aku menoleh ke belakang. Tampak Yoona sedang berlari menyusulku ke shelter bus.
"Waeyo?"
Aku menautkan kedua alisku. Ia terengah-engah dan mencoba mengatur nafasnya
kembali.
"Nanti pulang sekolah, ikut aku ke cafe dekat sekolahmu ya, Kyu? Jebal,"
"Mwo? Untuk apa? Kau mau mentraktirku makan?" Aku tertawa kecil. Tumben sekali.
"R-a-h-a-s-i-a,"
Setelah mengatakan hal itu Yoona kembali berlari meninggalkan ku. Dasar yeoja aneh.
*
"Kencan berseragam sekolah??" aku membelalakan mataku.
Yoona mengangguk dengan semangat dan menggandeng tanganku erat. Kami sedang
berjalan menuju cafe yang di maksud Yoona tadi pagi.
"Ne, ini pertama kalinya kita kencan menggunakan seragam sekolah bukan?" katanya
dengan mata berbinar,"Kau jauh sangaaaattt tampan kyu dengan seragam SMA mu ini,
aku ingin memamerkanmu kepada semua orang,"
Pletak!
"Kau ini kenapa jadi cerewet sekali! Aku bukan barang yang bagus untuk di pamerkan,"
"Mwo? Kau berbohong! Aku dengar, fansmu di sekolah yang baru sangat banyak!" Ia
merengut kesal.
Aku mengusap puncak kepalanya dengan gemas,"Tenanglah, kau masih tetap menjadi
yang nomor satu di hati ku,"
"Jinjayo?" mata Yoona membulat sempurna.
"Sayangnya aku hanya berbohong! Hahahhaha," aku tertawa keras dan masuk lebih dulu
ke dalam cafe untuk menghindari amukan Yoona.
"Kyu!!!!!!"
'Nah benar kan?'
*
Eunhyuk's POV
"Hyukkie, chakkaman!"
"Waeyo?" aku menghentikan langkah ku dan menoleh ke arah Danae yang berjalan di
belakangku.
"Yang di sana itu Kyu kan?" Danae menunjuk ke arah cafe yang terletak di depan sekolah
kami.
Aku memicingkan mataku dan melihat ke arah yang di maksud Danae.
"Ya, itu Kyu," aku mengangguk. Aku melihat Kyu sedang duduk di dalam cafe bersama
seorang yeoja. Yeoja itu duduk membelakangi kami berdua sehingga aku tidak bisa
melihat wajahnya. Hanya wajah Kyu yang terlihat jelas dari balik kaca.
"Ah, Kyu sedang kencan rupanya! Kajja, kita mengintip Kyu, Hyukkie!"
"Mwo?"
*
Danae's POV
"Kau lihat wajahnya, Hyukkie? Aish jinja, hanya pada yeoja itu Kyu terlihat lebih
manusiawi," aku menggerutu tidak karuan sedari tadi.
Aku memperhatikan Kyu yang tertawa lebar dan sesekali mengusap puncak kepala yeoja
yang duduk di depannya. Ia tidak pernah bersikap seperti itu di sekolah. Kyu selalu dan
selalu saja menampakkan sikap dinginnya kepada semua orang terutama kepada yeoja-
yeoja yang sering menguntitnya di sekolah termasuk aku. Ia memang tergolong siswa
yang cerdas dan aku beruntung satu kelas dengannya. Walaupun begitu, ia tidak pernah
bersikap baik kepadaku, wajah dinginnnya membuat aku sulit mendekatinya. Hampir
segala cara sudah aku lakukan. Namun, nihil. Ia tidak mempan terhadap rayuan seorang
Kim Danae.
"Wah, lawanmu kali ini sangat berat rupanya," Hyuk menyesap coffee yang di pesannya
dan tertawa kecil menoleh ke arah pandanganku. Sekarang kami berdua sudah berada di
dalam cafe yang sama dengan Kyu. Aku mengajak Hyuk untuk sengaja duduk di meja
yang terletak di pojok ruangan agar Kyu tidak menyadari kehadiran kami berdua.
"Hyukkie. Kau tau kan kalau Kyu adalah satu-satunya namja yang bisa membuatku tidak
menjadi perawan tua," aku mengacak rambutku frustasi,"Bagaimana cara aku
mendekatinya? Aku sudah nyaris kehabisan akal!" ujarku gelisah.
Hyuk hanya tertawa, ia memberikan aku senyum meremehkannya.
"Kau itu hanya bisa meremehkan ku saja! Jebal, bantu ak-"
"We are lucky, Danae! Aku sepertinya mengenal yeojachingu Kyu itu. Ia pulang lebih
dulu, kau lihat?" Hyuk tiba-tiba berseru kemenangan dan menunjuk ke arah pintu keluar.
Aku hanya bisa mengangguk membenarkan dan melihat yeoja berambut panjang itu
keluar dari cafe tanpa Kyuhyun di belakangnya. Kyu terlihat masih mengerjakan sesuatu
di mejanya.
"Kau temui saja Kyuhyun. Dan lihat apa yang bisa aku lakukan untuk menolongmu," ia
kemudian bangkit berdiri dan meninggalkanku sendirian.
'Menolongku? Bagaimana caranya?'
*
Eunhyuk's POV
Aku memperhatikan yeoja yang sudah berdiri dari tempat duduknya itu. Rambut panjang
dan sosok tubuhnya itu mengingatkan aku kepada seseorang yang baru saja aku temui
beberapa hari yang lalu.Dan ternyata benar, yeoja itu adalah Mina.
"Kau temui saja Kyuhyun. Dan lihat apa yang bisa aku lakukan untuk menolongmu,"
ujarku misterius dan beranjak pergi menyusul sosok Mina.
Mina sudah hendak menyebrang jalan ketika aku menepuk pundaknya.
"Hai, aku tidak menyangka menemukanmu di sini,"
Ia sedikit bergindik dan langsung menoleh ke arahku dengan wajah pucat pasi.
"K-kau?"
*
Yoonas POV
K-kau?
Aku tidak bisa mengantupkan mulutku ketika melihat sosok namja yang ada di
hadapanku ini.
Kau menguntitku ya? ujarku kasar. Aku berdecak kesal dan menoleh ke arah traffic light
yang sudah berubah warna menjadi merah. Aku melangkahkan kaki ku untuk
menyebrang bersama pejalan kaki lainnya.
Hey tunggu sebentar! ia menarik paksa tanganku dan menggandengku menepi ke
depan sebuah toko.
Kau ini percaya diri sekali sih. Tidak ada untungnya aku mengikuti gadis sepertimu. Ia
tertawa meremehkan.
Langsung saja tanganku bergerak tanpa di suruh.
Pletak!
Kau itu menyebalkan! maki ku sebal.
Hey! Appoya! ia memandangku dengan tatapan tidak percaya,Bersikap manislah
sedikit gadis cantik,
Tidak akan, aku melipat kedua tanganku ke dada.
Sekarang apa mau mu hah? aku menyipitkan mata memandangnya yang sekarang
sudah mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya di depanku.Kau tidak di minta
ayahmu yang mesum itu untuk membujuk ku kan namja yadong?
Mwo? Uhuk! ia nyaris tersedak mendengar perkataan ku yang terakhir.
Aku tidak seburuk yang kau bayangkan gadis manis, ia menyentuh ujung daguku. Aku
merasa sangat risih sekali. Aku mundur beberapa langkah dan menjauh dari
jangkauannya.
Hahaha aku semakin tertarik kepadamu. Kau itu polos sekali Mina-ya, ia tertawa. Suara
tawa yang membuat ku sedikit merinding.
Aku mendeliknya dengan kesal,Enyahlah kau namja yadong! Aku ingin pulang!
Aku menyentak tangannya yang tadinya memegangi tanganku dan berlari sekuat tenaga
meninggalkannya yang masih memandangku dengan mesum.
Kita pasti bertemu lagi Mina-ya!!
Aku mendengar ia berteriak dari kejauhan.
Ah masa bodoh!
*
Kyuhyuns POV
Hai,
Aku mendongakan kepalaku dan mendapati si yeoja aneh sudah berdiri di hadapanku
dengan senyum genitnya seperti biasa. Aku lantas menunduk kembali dan menghabiskan
membaca buku yang aku bawa tadinya. Aku memang menyuruh Yoona pulang terlebih
dahulu karena setelah ini aku memang harus mengembalikan buku yang aku baca ini ke
perpustakaan.
Hei Kyu. Aku menyapamu babo. Apa kau tuli huh?
Yeoja aneh itu sudah duduk di kursi yang tadinya Yoona duduki. Aku tidak
menghiraukan perkataannya. Ia selalu saja menggangguku dan membuatku kesal.
Kyu..
Suaranya berubah melembut. Aku tidak bergeming dan masih membaca buku yang aku
pegang di atas meja.
Sret!
Buku yang sedang aku baca di rampasnya dengan paksa. Aku menoleh dan
memandangnya dengan pandangan marah.
Hey yeoja aneh, kembalikan buku ku! seru ku kesal
Ia tertawa. Bukan raut wajah ketakutan yang ia nampak kan, tapi dengan lebih kurang
ajarnya ia melemparkan buku itu keluar jendela cafe ini.
Nama ku Kim Danae. Orangtua ku memberiku nama agar kau tidak memanggilku
dengan nama yang lain, Cho Kyuhyun.
Aku lantas berdiri dari tempat duduk ku dengan gusar.
Aku tidak peduli siapa namamu, Agasshi. Berhenti membuntutiku,
*
Danaes POV
Aku tidak peduli siapa namamu, Agasshi. Berhenti membuntutiku,
Kyuhyun berkata dengan dingin kepadaku. Kemudian ia bergegas keluar dari cafe ini.
Aku juga ikut berdiri dan berlari menyusulnya.
Nampak di luar Kyu sedang memungut buku yang aku lemparkan tadi. Dengan sigap
aku menarik tangannya.
Kyu, chakkaman!
Kyu melirik ku dengan tatapan dinginnya dan menyentak tanganku sehingga tanganku
terlepas begitu saja.
Ada apa lagi, Yeoja aneh?
Yeoja yang bersama mu tadi yeojachingu mu? tanyaku polos.
Bukan urusanmu. Dan kau juga tidak berhak untuk bersikap kurang ajar kepadanya,
Aish Kyu. Aku hanya bertanya. Aku mengerucutkan bibirku tanda kesal. Aku bersikap
kurang ajar seperti tadi kan karena ia yang sudah mengacuhkan ku.
Mataku tidak sengaja melihat ke arah traffic light dari tempat kami berdiri. Nampak di
sana Hyuk bersama Yeojachingu Kyu sedang berbicara berdua. Aku melihat sosok Hyuk
yang membelakangi aku dan Kyu. Tiba-tiba saja aku mendapatkan ide cemerlang.
Kyu masih membolak-balikan halaman buku yang aku buang tadi dan merapikannya.
Sedikit kucel karena ulahku tadi.
Kyu! Bukankah yang di sana itu yeojachingumu! aku menarik ujung seragam
sekolahnya dan menunjuk ke arah Hyuk dan Yeoja itu berdiri.
Kyu dengan cepat menoleh ke arah yang aku tunjuk.
Ah, sayang sekali Kyu. Ia ternyata berniat selingkuh di belakangmu, kekehku pelan.
Yoona tidak seperti itu dan kau itu tidak mengenalnya, ujar Kyu geram.
Oh, jadi namanya Yoona
Sayangnya, aku mengenal namja yang bersamanya itu, Kyu, Aku menatapnya dengan
raut wajah kemenangan.
Di sekolahku dulu, ia terkenal dengan sebutan Couple Crusher...
*
Yoonas POV
Baiklah mama, besok sepulang sekolah, aku akan mampir ke rumah,
....
Nan gwaenchana. Aku akan memarahi Henry oppa kalau ia mengacaukan rumah kita,
...
Love you too, Mama,
Aku meletakkan kembali telepon rumah di tempatnya dan menghembuskan nafas berat.
Semoga kakak sepupuku itu tidak mengacaukan rumah seperti kata Mama tadi.
Nuguseyo? Henry?
Aku tersentak kaget melihat Kyu sudah berdiri di belakangku. Ia memandangku dengan
tatapan menyelidik.
Oh Henry oppa. Dia adalah anak dari Lau Ahjusshi yang tinggal di Kanada. Keponakan
mama itu katanya sudah seminggu ini tinggal di rumah kami yang lama. Ia melanjutkan
kuliahnya di sini, terangku kepada Kyu yang sekarang mengikutiku naik ke atas tangga
untuk masuk ke kamar.
Ia mengangguk kan kepalanya,Jadi kau besok mau pergi ke rumahmu yang lama? Apa
perlu aku antar?
Aku tersenyum simpul.
Nan gwaenchanayo Kyu.. Aku bisa pergi sendiri. Lagipula aku hanya pergi sebentar, aku
mengedipkan mataku kepadanya.
Baiklah. Tidurlah yang nyenyak. Jaljayo,
Kyu mengusap puncak kepalaku dengan lembut. Langsung saja wajahku memerah
karenanya.
Kyu, saranghae!!
Ingin rasanya aku berteriak seperti itu sekarang. Namun karena takut ketahuan Cho
Ahjusshi dan Ahjumma, aku hanya mengangguk kan kepalaku dan masuk ke dalam
kamarku dan Ahra.
Ahra!!!!!!!
Aku berlari menghambur ke arah Ahra yang sedang berbaring di tempat tidurnya. Aku
memeluk Ahra dengan erat.
Eng.. Ada apa Yoona-ya? Ahra membuka matanya. Nampaknya ia tadi sudah tertidur.
Sekarang ia terbangun dan mengerjapkan matanya menatapku dengan bingung.
Kyu menyusap kepalaku dan mengucapkan selamat malam.. Aigoo.. Ahra-ya.. Aku
senang.. Aku bahagia... ucapku bertubi-tubi.
YAK JUNG YOONA! JADI KAU MEMBANGUNKAN KU HANYA KARENA HAL INI HAH??
*
Tingtong! Tingtong!
Aku menghela nafas berat dan menghembuskannya lagi. Aku bersandar di dinding teras
rumah bercat putih ini.
Tingtong! Tingtong!
YAK! AKU DATANG, AKU DATANG!
Terdengar teriakan dari dalam rumah. Segera saja aku memasang wajah kesalku.
Nuguse-
Henry oppa! Lama sekali sih membuka pintunya! seru ku kesal padanya. Lantas tanpa
menghiraukannya yang masih terkaget-kaget atas kedatanganku, aku langsung
menyerobot masuk ke dalam tanpa di persilahkan terlebih dahulu. Kan ini memang
rumahku. Rumah kedua orangtua ku yang di biarkan kosong setelah orangtuaku di
pindah tugaskan ke New York dan aku tinggal di rumah keluarga Cho.
Aku terdiam ketika melihat keadaan di dalam rumah. Syok dengan apa yang baru saja
aku lihat.
YAK OPPA, KAU APAKAN RUMAH INI SEHINGGA BERANTAKAN BEGINI?????
*
Hyukjaes POV
Hyukkie, nama yeoja itu ternyata Yoona,
Danae merengek kepadaku yang sedang membaca majalah yang aku beli tadi malam.
Hanya ada aku, Danae dan beberapa orang teman sekelas kami yang masih tinggal di
ruang kelas. Yang lain sedang keluar untuk menikmati makan siang mereka masing-
masing.
Aku menutup majalah yang aku baca dan menatap Danae dengan heran.
Yoona? Yeoja mana yang kau maksud?
Tentu saja yeoja yang bersama Kyu kemarin, Babo! jawabnya kesal. Ia mengalihkan
pandangannya dari ku ke arah kursi kosong yang biasa di duduki Kyu saat pelajaran
berlangsung. Memandang dengan tatapan penuh harap.
Oh, jadi ia berbohong kepadaku
Namanya Yoona
Aku terkekeh menertawakan usaha Yeoja itu untuk mengelabui ku. Ah, lihat saja, aku
pasti akan membuatnya bertekuk lutut kepadaku.
*
Danaes POV
Ngomong-ngomong, katanya kau mengenal yeojachingu Kyu. Memangnya kau
mengenalnya dimana? aku bertanya kepada Hyuk. Aku sedikit penasaran dengan
pengakuan Hyuk kalau ia mengenal yeoja itu.
Hyuk hanya tersenyum misterius.
Bukan perkenalan yang spesial dan kau tidak perlu mengetahui itu, Danae. Sepertinya
aku semakin tertarik dengan permainan ini,
Mataku membelalak lebar.
Jadi kau benar-benar serius ingin membantuku?? aku sekarang sudah menggenggam
tangan Hyuk dan memandangnya dengan penuh harap. Aku merasa bahagia sekali
mendengarnya.
Ya. Aku merasa Yoona memiliki magnet yang menarik ku untuk mendekatinya. Dan
magnet itu terlalu kuat menyeretku kepadanya,
Senyumku mengambang sempurna. Aku hampir saja berdiri dan memeluk Hyuk
kegirangan.
Ah, gomaweo Hyukjae.. Aku senang sekali..
*
Yoonas POV
Ya Tuhan, apa salahku sehingga aku memiliki seorang oppa yang joroknya minta ampun
seperti ini. Dengan sapu di tangan kiri ku dan kemoceng di tangan kananku, sudah lebih
dari 3 jam aku membersihkan rumahku yang hampir tidak mendapatkan bentuknya lagi
ini. Layaknya kebun binatang yang porak poranda di buat oppa ku yang berwajah
chubby itu. *sekarang nggak lagi, author sedih*
Aku memandang tajam Henry oppa yang duduk santai sambil menonton acara di televisi.
Oppa! Kau tidak ingin membantu ku huh??
Ia menoleh ke arahku dan memberikan cengiran lebarnya, Yoona-ya, kau tau kan aku ini
tidak bisa membersihkan rumah,
Kalau begitu buat makanan saja untuk kita makan malam! protesku lagi.
Aniyo. Aku juga tidak bisa memasak,
OPPA!!!!!!!!!!
*
Nah, aku pulang dulu Oppa. Sepertinya seminggu sekali aku harus berkunjung ke sini
untuk membersihkan rumah. Aigoo~ oppa jangan membuatnya berantakan lagi,
Arasseo?
Ne, ne. Gomaweo. Kau pulanglah. Tidak perlu aku antar kan? ia mendorong tubuhku
keluar dari pintu.
Aku menggeleng, Tidak perlu. Aku akan mencari taksi oppa,
Ya sudah pulanglah. Aku masih ada urusan, ia mengibaskan tangannya seolah
mengusirku.
YAK, KAU MENGUSIRKU! aku memukul lengannya.
Ya sudah, annyeong oppa!
*
Hyukjaes POV
Aku merapatkan jaket yang ku pakai. Padahal masih pukul 8 malam, kenapa udara
malam ini terasa dingin sekali. Aku berjalan menyusuri blok perumahan dan sesekali
bersiul kecil. Aku baru saja pulang dari studio Appa dan memutuskan pulang berjalan
kaki saja malam ini karena studio Appa letaknya memang tidak terlalu jauh dari rumah
kami.
Ya sudah, annyeong oppa!
Aku menoleh ke arah suara itu terdengar. Nampak seorang yeoja keluar dari pagar
rumah yang cukup besar. Mataku menatap tidak percaya dengan apa yang ku lihat.
Mina
Yeoja itu benar-benar seperti sebuah takdir untuk ku.
Aku bergegas mengikutnya berjalan dari belakang. Sepertinya ia masih belum menyadari
kalau aku sedang membuntutinya.
Hey kau, kita bertemu lagi kan?
*
Yoonas POV
Hey kau, kita bertemu lagi kan?
Aku berbalik ketika mendengar sebuah suara menegurku.
K-kau?
Ya, aku, wajah itu kembali menyunggingkan senyum menyerigai nya.
KYAAAAA PENGUN-
Hey diam! aku merasa mulutku di dekapnya dengan erat.
Aku tidak mengijinkanmu berteriak, nada suaranya terdengar kesal.
Asal kau tau, aku tidak menguntitmu. Ini memang jalan pulang ke rumahku.
Jadi, kau berjanji tidak berteriak, Yoona?
Aku membulatkan mataku.
*
Hyukjaes POV
Aku melepaskan dekapan tanganku dari mulutnya. Aku mengeluarkan evil smirk ku
melihat wajahnya yang terkejut setengah mati karena aku menyebutkan nama aslinya.
Kenapa? Kau terkejut aku mengetahui nama aslimu?
A-apa m-mau mu se-sebenarnya nam-ja yadong?
Aku hanya mengangkat bahuku,Molla. Tapi kau itu sudah seperti magnet untuk-
Yoona!!
*
Kyuhyuns POV
Aku membaca kembali alamat yang tertulis di kertas. Memang benar ini rumah Yoona
yang lama. Aku pernah ke sini beberapa tahun yang lalu di ajak Appa karena atasannya
mengadakan pesta Barbeque di rumahnya.
Hari sudah terlalu malam dan Yoona belum pulang ke rumah. Aku meminta alamat
rumahnya yang dulu kepada Appa dan menyusul untuk menjemputnya.
Baru saja aku hendak membuka pintu pagar rumah bercat putih itu, dari kejauhan aku
melihat seorang namja dan yeoja sedang berdiri di tengah jalanan perumahan yang aku
datangi ini.
Aku menyipitkan mataku dan aku mengenali pakaian yang di kenakan yeoja itu adalah
pakaian yang sama dengan seragam sekolah Yoona. Dengan cepat aku berlari
menghampiri sosok yeoja itu.
Jangan-jangan ia sedang di goda namja itu
Aishhh..
Ya, benar saja. Yeoja itu adalah Yoona.
Yoona!!
*
Yoonas POV
Aku tersentak mendengar namaku di sebut. Namja yadong di depan ku ini membalikkan
tubuhnya dan melihat siapa yang datang.
Kyuhyun oppa, bisik ku ketika melihat namja itu semakin mendekat ke arah kami.
Sedang apa kau di sini?
Kau sedang di goda laki-laki ini hah? Kyuhyun menatapku khawatir dan mendorongku
berlindung di belakang tubuh tingginya.
Hei Kyuhyun, sudah lama kita tidak bertemu?
*
Kyuhyuns POV
Hei Kyuhyun, sudah lama kita tidak bertemu?
Aku menatap namja yang berdiri di hadapanku ini. Tawa menyerigainya mengingatkan
ku kalau namja ini adalah namja yang sama dengan yang di tunjuk oleh yeoja aneh
kemarin.
Siapa kau? Apa aku mengenalmu? aku memandangnya heran.
Namja itu menggelengkan kepalanya dan bergindik,Pertandingan final kejuaraan daerah
tahun lalu. Sekolahku harus mengakui bahwa kami memang pantas bertekuk lutut
kepada tim yang kau perkuat. Apa kau sudah bisa mengingatku?
Ah, ya.. Pantas saja aku merasa pernah melihat namja ini. Ia adalah...
Kau masih tidak bisa mengingatku? Baiklah, Cho Kyuhyun... Aku Lee Hyukjae, mantan
kapten tim SMA Seuhwan,
*
Yoonas POV
Jadi nama namja yadong itu Hykjae
Aku membenamkan wajahku ke bantal. Aku mencoba untuk memejamkan mata dan
tidur dengan nyenyak namun wajah namja itu seperti menghantui ku.
Aku membalik kan tubuhku dan memandang ke arah langit-langit kamar.
Kyu... Kenapa aku merasa takut...
*
Kyuhyuns POV
Ternyata kita satu kelas juga? aku menatap Hyukjae dengan heran pagi itu.
Ya. Kau baru menyadarinya? ia terkekeh dan bangkit dari tempat duduk ku.
Jaga yeojachingumu dengan baik, Kyu. Entahlah, tapi aku merasa tertarik untuk
menggodanya, ia menepuk pundak ku pelan dan berjalan meninggalkan ku.
Aku tidak akan menyerahkan Yoona kepada siapapun, ujarku kemudian.
Hyukjae berbalik dan menyunggingkan senyum khasnya.
Kita lihat saja,
*
Yoonas POV
Bagaimana? Kau jadi ingin membelikan Kyu motor?
Aku menggeleng lemah. Aku tidak mempunyai uang sebanyak itu. Aku menghela nafas
berat, mengumpulkan uang dalam waktu singkat memang sangat sulit sekali.
Ahra menepuk pundak ku seolah menghibur,Nan gwaenchana. Kita mencari hadiah yang
bisa membuat Kyu berkesan. Kau tau, tidak usah terlalu mahal,
Gomaweo, Ahra-ya, aku tersenyum kepadanya.
Bagaimana kalau pulang sekolah ini kita mencari hadiah untuk Kyu? Bukankah lusa
adalah hari ulang tahunnya?
Ne, aku kembali bersemangat.
Aku memang sudah mengumpulkan uang dan jumlahnya cukup untuk membeli
beberapa jenis barang. Asal itu bukan motor.
Ahra menatapku dengan senang dan mengajak ku untuk masuk ke dalam kelas.
*
Jam tangan saja, kau mau tidak?
Aku memperhatikan jam tangan yang terpajang di etalase. Mataku masih mengedar ke
arah lain, menilai kalau ada benda yang lebih menarik untuk di berikan kepada Kyu.
Akhirnya aku menyerah dan mengangguk setuju kepada Ahra.
Ya. Jam tangan yang itu saja,
Jam tangan itu kemudian di masukan kedalam kotak berukuran kecil dan di bungkus
menggunakan kertas kado.
Agasshi, kertas kado yang di gunakan kau ingin warna apa? tanya pelayan toko itu
dengan ramah.
Biru muda saja, aku tersenyum manis kepadanya.
Kyu sangat menyukai warna biru Ahra-ya, bisik ku di telinga Ahra ketika menunggu
pelayanan toko itu membungkuskan kado yang aku pesan.
Kau sangat mengenal Kyu dengan baik. Ah, akhirnya aku yakin kau memang pantas
menjadi pendamping oppa ku,
MWO?? Jadi selama ini kau tidak yakin kepadaku??
Ahra hanya menyengir lebar dan cepat-cepat keluar toko untuk menghindari jitakan yang
akan aku berikan.
*
Yoona! Ahra!
Aku memandang ke arah seseorang yang sedang melambai dengan bersemangat ke
arah ku dan Ahra.
Sungmin oppa! seru ku dan Ahra bersamaan.
Sungmin oppa tersenym lebar dari seberang jalan. Tak lama kemudian ia sudah
menghampiriku dan Ahra.
Aigoo~ kalian terlihat semakin cantik menggunakan seragam sekolahku yang dulu,
pujinya. Sungmin oppa mengusap kepalaku dan Ahra bergantian.
Apa kabar?
Baik oppa. Bagaimana sekolah oppa? tanya Ahra bersemangat.
Hahaha aku jauh merasa lebih baik daripada sebelum bertemu kalian. Walaupun di
sekolah ku sekarang aku tidak bersama-sama Kyu lagi, aku sudah bisa mengatasi
ketergantunganku kepadanya, ia berkata dengan bijak sambil menerawang. Sepertinya
ia merindukan persahabatannya dengan Kyu oppa.
Kyu juga pasti merindukan oppa, ujarku yakin.
Ahra yang berdiri di sebelahku mengangguk membenarkan.
Sungmin oppa tersenyum lebar.
Ne, gomaweo. Sampaikan salam ku kepada Kyu. Maaf aku tidak bisa berkunjung. Aku
harus segera kembali ke asrama, ia melirik ke arah jam tangan yang di pakainya dan
menepuk keningnya pelan.
Ah ya, lusa Kyu berulang tahunkan.. Sampaikan ucapan selamat ulang tahunku kepada
Kyu ya. Aku benar-benar sulit mendapatkan izin untuk keluar dari asrama, raut Sungmin
oppa terlihat sedih.
Bersemangatlah oppa, pasti Kyu bisa memahami keadaan oppa, Ahra menepuk-nepuk
lengan Sungmin oppa mencoba menghiburnya.
Ne, oppa. Hwaiting! aku mengangguk bersemangat.
Ya ya. Annyeong Ahra, Yoona,
Ia tersenyum dan melambai ke arah kami.
*
Danaes POV
Kau sedang apa? Hyuk melongok kan kepalanya dan melihat apa yang sedang aku
baca.
Data siswa, jawabku sekenanya.
Untuk apa kau membacanya? Seperti bukan Danae yang ku kenal,
Aku menghentikan aktivitasku dan mendelik ke arah Hyuk yang tertawa geli.
Aku sedang membaca biodata Kyuhyun, pabo. Aku benar-benar serius ingin
mendekatinya,
Memangnya apa yang sudah kau dapatkan? Hyuk sudah berhenti tertawa dan
membetulkan posisi duduknya untuk bisa memandang ke arah ku dengan serius.
Voila, besok adalah hari ulang tahun Kyu!
*
Ahras POV
Kyu mengatakan ia akan pulang terlambat hari ini, terangku kepada Yoona yang
sedang mondar-mandir di ruang tengah.
Jinjayo? ia menatapku dengan wajah tidak percaya.
Ya sudahlah. Aku ingin ke sekolah Kyu saja. Aku akan menunggunya pulang setelah itu
mengajaknya berjalan-jalan terlebih dahulu ke taman kota. Aku akan memberikan kado
ku saat malam tiba. Aigoo~ pasti akan menjadi suasana yang romantis sekali,
Aku hanya termangu mendengar ocehan Yoona. Aku bangkit dari sofa dan berniat naik
ke lantai atas untuk masuk ke dalam kamar.
Terserah kau sajalah. Hati-hati di jalan ya..
*
Kau kenal Kyuhyun?
Cho Kyuhyun maksudmu? tanya dua orang yeoja kepadaku.
Ya, dia. Kau tau dimana ia sekarang?
Kau siapanya Kyuhyun? tanya yeoja berambut pendek itu sedikit kasar kepadaku.
Aku hanya membelalak kan mata,A-aku..
Kau jangan coba-coba mendekatinya karena ia adalah incaran hampir seluruh yeoja di
sekolah ini, terang yeoja yang satunya dengan cepat.
Ya, termasuk aku,
A-aniyo.. Eonnie jangan mengancamku seperti itu.. Aku kan hanya bertanya, aku tidak
ingin mencari masalah dengan dua yeoja ini. Sebenarnya ingin saja ku meninju mereka
berdua, namun ini adalah wilayah sekolah mereka, lagipula aku tidak akan tahu dimana
Kyuhyun sekarang kalau tidak bertanya kepada mereka. Sudah tidak ada lagi siswa yang
aku lihat berkeliaran di halaman sekolah Kyunghee ini.
Kyuhyun ada di...
*
Kyuhyuns POV
Aku memandang dengan sebal tumpukan kado yang berserakan terjatuh dari dalam
loker ku. Dengan sembarangan aku menjejalkannya masuk kembali ke dalam loker. Aku
meraih tas ku dan menutup loker kembali.
Kyu...
Aku menghentikan gerakan tanganku untuk mengunci loker dan mengalihkan
pandanganku ke arah suara yang memanggilku.
Danae?
Ah, akhirnya kau mengingat namaku Kyu, yeoja aneh ini hampir saja melompat
kegirangan ketika aku menyebut namanya.
Aku menghela nafas berat dan memasukkan kunci loker ke dalam saku celana. Aku
sedang malas untuk berdebat dengannya. Yeoja ini memang pantang menyerah.
Sekarang apa mau mu lagi hah?
Ini, ia menyodorkan sebuah kotak yang berukuran cukup besar ke arahku dengan
wajah berbinar.
Kado? Maaf aku tidak bisa menerimanya, aku mendorong kembali kado itu ke arah
tubuhnya.
Ayolah Kyu. Terima saja,
Saengil chukkae, ia meraih tanganku dan meletak kan kadonya di atas tanganku yang
di buatnya mengadah. Ia kemudian berbalik dan berjalan meninggalkanku.
Hei, kau jangan memaksaku! seru ku kesal.
Aku bisa saja membuang kado ini , kau tau!
Mendengar ancaman ku itu, Danae membalik kan tubuhnya dan menyipitkan matanya. Ia
berjalan kembali mendekati tempat aku berdiri.
Kau ingin aku berhenti mendekati mu lagi? dengan tingginya yang menjulang itu, ia
membuat wajahnya nyaris sejajar dengan wajahku. Aku dapat merasakan hembusan
nafasnya. Nyaris tidak ada jarak di antara kami.
Ne, ucapku tegas. Tanpa berkedip menatap ke arah kedua bola matanya.
Cium aku Kyu...
Dan aku akan berhenti mengganggumu...
*
Yoonas POV
Loker.. Loker..
Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku mencari ruang loker yang di sebutkan dua
orang yeoja tadi kepadaku.
Aishh jangan-jangan mereka membohongiku
Aku memeluk kotak kecil yang aku bawa dan mempercepat langkahku.
Setelah ini belok kanan.. seperti yang di instruksikan yeoja yang berambut pendek tadi
Akhirnya aku menemukan tempat yang di maksud. Benar saja, aku melihat Kyu sedang
berdiri di depan loker namun tubuhku terasa mengejang kaku melihat seorang yeoja
sedang berdiri di depannya. Sangat dekat, nyaris kedua hidung mereka bersentuhan.
Yeoja itu nampak mengucapkan sesuatu yang tidak bisa aku dengar. Yeoja itu kemudian
berjinjit dan menaik kan wajahnya mereka seperti hendak...
Jangan lihat...
Aku airmataku sudah hendak keluar ketika kedua tangan besar itu menutup mataku.
Aku merasa tubuhku di balik dengan cepat dan aku merasakan dekapan yang hangat.
Airmataku sudah jatuh dengan derasnya. Aku terisak. Aku merasakan sakit yang teramat
dalam yang menyesak di dadaku.
Cukup.. Aku tidak ingin melihat kau tersiksa melihatnya, Yoona-ya...
*
Kyuhyuns POV
Yoona-ya, ireona, aku menyingkapkan selimut yang membalut tubuh Yoona.
Eng.. Ada apa Kyu? ia nampak mencoba membuka matanya. Aku sedikit tersentak
karena matanya terlihat sembab dan merah.
Dengan lembut aku menyentuh kedua kelopak mata itu dan menatapnya dengan heran.
Kau kenapa? Tadi malam eomma membuat kue untuk ulang tahunku. Kata Ahra, kau
tertidur karena sedang tidak enak badan dan memang benar suhu tubuhmu memang
panas. Aku tidak ingin membangunkanmu dan menungguimu hingga pagi ini, aku
menumpahkan semua kekhawatiranku,Jadi kenapa matamu sembab, Yoona-ya?
Ah, ani Kyu.. Mungkin aku hanya kelelahan saja, suaranya terdengar lirih. Yoona tidak
memandang ke arahku. Ia hanya menunduk dan memainkan ujung baju tidur yang
dikenakannya.
Hey.. Kau harus menatap lawan bicaramu, Yoona, aku menangkupkan kedua tanganku
dan mengarahkan wajahnya agar memandang wajahku.
Kyu...
Bulir airmata itu mengalir keluar dari pelupuk matanya. Airmata yang sangat tidak ingin
lagi aku melihatnya.
A-aku...
*
Yoonas POV
Pulang?
Ne Ahjumma. Hanya untuk sementara waktu. Henry oppa tidak bisa mengurus rumah,
jadi sebaiknya saya tinggal di sana saja untuk beberapa waktu, jelasku.
Ahjumma dan Ahjusshi menatapku dengan bingung.
Apa kau sudah memberitahukan niatmu ini ke mama mu? Bukankah Nyonya Jung sudah
mempercayakanmu kepada kami. Kami tidak enak seandainya membiarkanmu keluar
rumah begitu saja,
Aih ani, ani Ahjusshi. Tenang saja, saya sudah katakan semuanya kepada mama,
Baiklah, biarkan Kyu yang mengantarkan ya?
Ne, tunggu Ahra dan Kyu pulang sekolah, mereka akan mengantarmu Yoona, Cho
Ahjumma menambahkan sembari menatapku dengan cemas.
T-tidak usah Ahjusshi, Ahjumma. Bukankah rumah saya yang lama lumayan dekat dari
sini. Kamsahamnida, sudah mengizinkan saya sudah tinggal di rumah ini, aku
membungkuk rendah. Airmataku hendak keluar lagi namun dengan cepat aku tahan. Aku
tidak ingin Cho Ahjusshi dan Ahjumma khawatir melihatku.
Baiklah. Aku akan memanggilkan taksi, Cho Ahjusshi akhirnya mengalah dan bangkit
dari tempat duduknya. Ia menuju meja telepon dan memanggilkan taksi untuk ku.
Kau benar pergi hanya sebentar kan? Kau ini selalu mempunyai rencana yang mendadak
Yoona. Rumah akan sangat sepi karena kau tidak ada, keluh Cho Ahjumma dengan
sedih.
Aku tersenyum menenangkan.
Aku pasti akan segera kembali Ahjumma. Aku akan baik-baik saja..
Baik-baik saja kah aku karena kejadian tempo hari?
*
Hyukjaes POV
BRUK!
Apa yang sudah kau lakukan bersama Kyu kemarin hah? aku mendesak tubuh Danae
ke arah dinding. Aku menatapnya dengan wajah tajam.
Apa? Aku hanya meminta Kyu menciumku? Bukankah seharusnya kau senang, Hyukjae-
ssi? kekehnya dengan wajah tanpa rasa bersalah,Dengan begitu kau semakin mudah
untuk mendekati Yoona,
Tapi aku tidak menyangka kau melakukan hal sejauh itu! Sudah aku katakan biar aku
yang mengendalikan permainan ini! seruku geram.
Shireo! Menunggumu sama saja dengan aku harus menghadapi kegagalan. Kau sudah
jatuh cinta kepada yeoja itu dan itu bukan hal yang menguntungkan untuk ku! bentak
Danae kesal kepadaku.
A-apa maksudmu? aku mengepalkan tanganku dengan erat. Wajah Yoona yang
tersedu-sedu kemarin kembali terbayang di dalam benak ku. Aku tidak ingin melihat
wajah cerianya hilang begitu saja seperti kemarin. Aku seakan-akan melihat kematian
saja yang berdiri di depanku. Tidak. Aku tidak menginginkannya lagi. Aku akan merebut
Yoona dengan cara ku sendiri.
Cih, apa kau tidak bisa melihat wajahmu yang sekarang hah Hyukie sayang? Kau itu
Couple Crusher tapi aku sangat paham dengan sisi baikmu itu. Kau paling tidak bisa
melihat seorang yeoja yang kau cintai menangis. Itu hanya akan membuatmu berbalik
iba, Danae menyipitkan matanya seolah menilai diriku.
Benarkan Hyukie? Ataukah ada perkataanku yang salah tentangmu?
*
Danaes POV
Benarkan Hyukie? Ataukah ada perkataanku yang salah tentangmu?
Aku tersenyum licik. Aku memang sedang menantangnya. Kalau tidak begini, ia tidak
akan menjalankan rencana kami dengan baik.
Pandangan Hyuk kepadaku akhirnya melunak. Ia menurunkan tangannya yang
mencegatku ke dinding. Raut wajahnya terlihat sangat muram.
Lalu apalagi yang akan kau rencanakan? Jadi kemarin, kau benar-benar mencium Kyu?
ia menatapku dengan wajah tidak percaya.
Aku mengeluarkan evil smirk ku. Entah mengapa aku merasa luar biasa bahagia hari ini.
Ne, aku mencium Kyu. Dan rencanaku selanjutnya adalah....
*
Kyuhyuns POV
Kenapa oppa tidak mencegahnya?? Ahra memandangku dengan wajah marah. Aku
baru saja pulang sekolah dan masuk kedalam kamar ketika melihat Ahra sudah duduk di
atas tempat tidurku.
Untuk apa? Aku percaya kepada Yoona. Ia mengatakan, ia pulang ke rumah karena
merindukan orangtuanya. Karena Jung Ahjusshi dan Ahjumma tidak mungkin datang ke
Seoul dalam waktu dekat ini makanya ia memutuskan pulang sementara kerumahnya,
Dan oppa percaya dengan apa yang di katakan Yoona?
Ne, aku sangat mempercayainya,
Oppa paboya! Aku benci sekali memiliki saudara yang tidak peka sepertimu!
Ahra! apa maksudmu? aku sedikit emosi karena terpancing ucapan Ahra. Memangnya
siapa yang lebih tua. Anak ini sok sekali menceramahiku.
Apa oppa tidak sadar? Kemarin adalah ulangtahun oppa tapi Yoona mendadak tidak
enak badan dan tidak ada memberikan hadiah yang sudah dia belikan untuk oppa?
Aku menautkan kedua alisku dan berusaha mencerna kembali semua ucapan yang di
lontarkan Ahra.
Oppa tidak usah bingung. Walaupun Yoona tidak mengatakan apa-apa, aku yakin sekali
pasti ada hal yang tidak beres terjadi,
*
Jadi kau lah Henry hyung? aku memandang namja asing bermata sipit sekali ini berdiri
di depanku.
Hey kau tidak usah memandangiku seperti itu. Masuklah, Yoona ada di dalam, ujarnya
hangat. Ia mempersilahkan aku masuk ke dalam rumah kediaman keluarga Jung,
dulunya.
Duduk saja, aku akan memanggilkan Yoona di dalam kamar, Henry hyung
meninggalkan ku di ruang tengah. Aku mengangguk mengiyakan dan menanti dengan
sabar. Aku melihat ia naik lewat tangga kelantai dua. Sepertinya kamar Yoona terletak di
atas.
Mataku mengedar melihat keadaan rumah ini yang, yah.. sedikit berantakan. Kesan
pertamaku ketika bertemu dengan Henry hyung memang tepat sekali. Namja itu pasti
otaknya bermasalah dengan kebersihan.
Aku menggelengkan kepalaku.
Yoona sepertinya sudah tidur, ia tidak mendengar ketika aku mengetuk pintu kamarnya
berulang kali,
Aku sedikit tersentak mendengar suara Henry hyung yang datang tiba-tiba. Sekarang ia
sudah duduk nyaman di sofa yang terletak bersebrangan denganku. Wajahnya terlihat
santai sekali.
Besok saja kau kembali lagi ke sini. Aku akan memastikan Yoona menemuimu.
Mengerti?
Aku mendesah kecewa, mau bagaimana lagi, ini memang sudah terlalu larut. Perkataan
Ahra tadi sore membuatku gelisah, sehingga aku memutuskan untuk mengunjungi
Yoona saja untuk memastikannya.
Baiklah hyung. Terima kasih sudah membantuku tapi...
Tapi apa? wajah chubby seperti kue mochi itu menatapku dengan bingung. Kalau saja
Yoona tidak pernah memberitahuku, aku pasti menyangka kalau namja di depanku ini
masih seumuran denganku. Wajahnya kekanakan sekali.
Hyung tidak akan melakukan hal buruk kepada Yoona kan? aku menyipitkan mataku
untuk mengintimidasinya.
Hal buruk? Apa maksudmu anak muda? tanyanya heran.
Aku tahu hyung dan Yoona adalah saudara. Tapi tidak menutup kemungkinan kan
seorang namja dan yeoja yang tinggal serumah untuk berbuat yang macam-macam.
Walaupun wajah hyung itu terlihat aegyo, aku tidak menjaminnya,
Mata Henry hyung membulat sempurna, ia tertunduk dengan sebelah tangan menutup
mulutnya.
Bwahahahahahahahahaha,
Kekhawatiranmu itu berlebihan sekali anak muda. Ara, ara. Aku tidak akan memacam-
macami Yoona. Kau kira aku berminat kepada anak SMP seperti itu hah? Aku sudah
memiliki tunangan! serunya masih tertawa terbahak.
Jinjayo? Aih, syukurlah hyung,
Siapa namamu?
Kyuhyun. Cho Kyuhyun, hyung.
Yak Kyuhyunie, percayakan saja Yoona kepadaku! Hahahahaha,
*
Ne Ahjumma. Saya kira anda dapat memahaminya.
...
Baiklah, ini akan menjadi kabar yang sangat baik untuk Yoona,
...
Tentu saja. Kamsahamnida Ahjumma,
Aku menutup sambungan telepon dengan lega. Aku sudah memberitahukan kepada
Jung Ahjumma tentang Yoona. Beliau tidak bisa menjanjikan dalam waktu dekat bisa
datang ke Seoul tapi setidaknya aku sudah dapat bernafas dengan baik sedikit. Aku
sangat khawatir dengan keadaan Yoona. Ia tidak pernah merindukan orangtua nya
hingga jatuh sakit seperti hari ini. Besok aku akan menjenguknya kembali.
*
Yoonas POV
Kyuhyun sudah pulang. Kau benar-benar tidak ingin menemuinya?
Tidak oppa. Gomaweo sudah membantuku, ujarku serak dari balik selimut yang
menutupi tubuh dan wajahku.
Aku rasa dia adalah namja yang baik. Aku menjadi sangat heran kenapa ia tega
menyakitimu seperti yang kau ceritakan sebelumnya.
Sudahlah oppa. Aku menceritakan masalahku kepada oppa agar aku merasa lebih baik
saja. Oppa tidak perlu mencampuri urusanku dan Kyu,
Baiklah , baiklah. Aku tidak begitu paham masalah yeoja puber sepertimu. Sesukamu
saja. Aku hanya tidak ingin kerepotan karena ceramah dari bibi melihat kau seperti
mayat hidu-
Jaljayo oppa. Aku ingin tidur, potongku cepat.
Aku lelah, sangat lelah sekali hari ini.
Ne, Jaljayo...
Aku mendengar pintu kamarku di tutup dengan perlahan.
Bisa kah aku melupakan pengkhianatan ini?
Dan memaafkan Kyu?
Aku benci airmata ini terus mengalir. Benci sekali.
*
Kyuhyuns POV
Gomaweo untuk yang kemarin, bisik suara itu di telingaku.
Aku melihat Danae melintas di sampingku dengan senyum lebar.
Aku menatap dingin kepadanya. Yeoja itu benar-benar belum menyerah. Sikapnya
kemarin membuatku tidak habis pikir. Aku melihat ia dengan tertawa lebar berbincang
dengan teman yang berjalan di sampingnya.
Kau sepertinya benci sekali kepada Danae, Kyu?
Aku tersentak kaget dan menoleh ke asal suara di belakangku.
Aku kembali melupakan namanya.
K-kau...
Hyukjae. Aih, kenapa kau ini pelupa sekali, ia menatapku dengan wajah kesal.
Ah ya, Hyuk. Apa yang kau tanyakan tadi? Danae? Aku tidak membencinya hanya saja
aku sangat risih dengan kehadirannya di sekelilingku, bantahku cepat.
Jinjayo? Syukurlah. Aku tidak ingin kau membencinya, Kyu. Aku merasa kasihan
kepadanya, nasibnya sungguh malang...
Malang? Apa maksudmu?
*
Hyukjaes POV
Malang? Apa maksudmu?
Bingo! Kyu sudah tertarik dengan ucapanku. Aku memasang raut wajah semurung
mungkin.
Yeoja itu sebenarnya hanya terlihat tegar dari luar. Aku berteman dengannya sejak
kecil,
Lalu? Apa yang harus aku kasihani dari dia? tanya Kyu dengan wajah datarnya. Namja
ini benar-benar seperti tidak memiliki perasaan sama sekali.
Kau tau tubuhnya yang tinggi itu membuatnya di kucilkan di sekolah. Sangat nampak
ketika kami SMP, hanya aku yang dekat dengannya. Karena itulah kepribadian Danae
menjadi sangat tertutup. Ah, anak itu memang selalu menyimpan kesedihannya sendiri,
Kyu menautkan kedua alisnya,Untuk apa kau menceritakan ini semua? Sepertinya tidak
ada hal yang menguntungkan ataupun membuatku rugi, Hyuk. Aku sungguh tidak
peduli,
Aku terhenyak mendengar pernyataannya. Namja ini memang sedingin es.
Aih aku tahu Danae itu menyukaimu, sangat. Tapi kalaupun kau menolaknya, setidaknya
kau bisa mencoba berteman dengannya. Kau bisa kan? aku berusaha menbujuknya
dengan segala cara. Membujuk seorang namja memang bukan keahlianku, mulut
manisku ini hanya mampan untuk para yeoja cantik, kalian tahu -____-
Akan aku pertimbangkan, jawab Kyu singkat. Ia nampaknya ia sedang memikirkan
sesuatu.
Bagaimana hubunganmu dengan yeojachingumu itu, Kyu? aku melontarkan pertanyaan
ini spontan. Aku ingin melihat reaksi Kyu, seolah-olah aku tidak mengetahui apa-apa.
Yoona? Kami baik-baik saja. Hanya saja sekarang ia sedang pulang kerumahnya yang
lama. Katanya ia merindukan orangtuanya,
Jinjayo? aku mengerutkan kedua alisku.
Ini di luar dugaan. Berarti Yoona belum mengatakan kepada Kyu, kalau kemarin ia
memergoki Kyu dan Danae...
*
Waahh kau menepati janji, Henry hyung menatap benda yang ada di tangannya
dengan mata berbinar.
Aku memberinya majalah yang, yah.. kalian tau itu apa :p
Tentu saja Hyung, aku mengedipkan mataku,Aku pulang dulu ya, hyung,
Kau sudah mau pulang? Henry hyung terlihat kaget karena aku cepat-cepat pamit
pulang.
Ne hyung, aku belum makan siang. Cacing di perutku sudah mulai protes, aku ku
dengan cengiran lebar.
Aih kau makan siang di sini saja. Kajja, kebetulan dongsaengku ada di rumah. Ia pasti
memasakan banyak makanan untuk ku. Sepertinya pasti akan cukup sekali untuk berbagi
denganmu, Henry hyung menarik tanganku masuk kedalam rumah.
Aku mengeluarkan evil smirk ku. Bukankah ini memang tujuanku datang ke rumah ini.
Lee Hyukjae memang namja yang pintar.
*
Yoonas POV
Jemariku dengan lincah memotong sayuran yang ada di atas meja dapur. Aku menyuruh
Henry oppa untuk menelpon ke sekolah kalau aku tidak bisa masuk karena sakit.
Sebenarnya bukan itu alasanku, hanya saja aku masih tidak sanggup untuk di introgasi
oleh Ahra. Ia pasti curiga karena keputusanku yang mendadak ini. Aku juga masih
menutup hatiku untuk bertemu dengan Kyuhyun.
Aku hanya mengurung diri di kamar dan terus menangis. Tapi aku akhirnya keluar juga
untuk membersihkan rumah dan memasakkan makan siang untuk ku dan Henry oppa.
Oppa ku itu memang tidak bisa di andalkan.
Aku memasukan bahan-bahan terakhir ke dalam panci dan memasukan sedikit bumbu
pelengkap. Akhirnya masakan yang ku buat selesai juga. Aku menuangkannya ke dalam
mangkuk besar dan bergegas meletakkan nya ke atas meja makan.
Hai Yoona, suara yang familiar itu menyapa ku dengan hangat. Wajahnya terlihat
berseri-seri memandangku.
Hyukie? aku berseru keget.
Ne, aku tidak menyangka kau adalah dongsaeng dari Henry hyung, ucapnya.
Aku mengangguk. Sejujurnya aku malu bertemu dengannya. Hyuk lah yang tempo hari
membantuku keluar dari gedung sekolah Kyunghee dan memanggilkan taksi untuk ku
pulang. Aku malu karena terlihat lemah di depannya. Aku memang tidak suka terlihat
lemah di depan orang lain. Hanya karena Kyu, aku bisa menjadi rapuh sama sekali. Aku
benar-benar menjadi tidak berdaya, seperti sekarang ini. Seluruh pusat perhatianku
hanya memikirkan dirinya.
Kau nampak muram? Gwaenchana? Hyukie menyentuh pipi ku ketika aku meletakkan
mangkuk besar itu di atas meja makan.
Dengan cepat aku menepis tangannya.
N-nan g-gwaenchana.. jawabku tergagap,Darimana kau mengenal oppa ku?
Kami tidak sengaja bertemu minggu lalu di sebuah agen majalah, tiba-tiba saja Henry
oppa datang dan duduk di kursi berseberangan dengan Hyuk duduk dan aku yang
berdiri di sampingnya,Aku tidak menyangka kalian sudah saling mengenal. Kajja, kita
makan Yoona, Hyukie,
Aih oppa, kalian makan saja duluan. Aku akan masuk ke kamar. Kepalaku sepertinya
kembali pusing, aku merasakan dadaku terasa sesak. Bertemu Hyuk seperti membuat
kembali ingatanku tentang kejadian tempo hari. Airmataku sudah hampir mengalir kalau
tidak segera aku berlari naik ke lantai dua dan menutup wajah dengan kedua telapak
tanganku.
*
Hyukjaes POV
Kemarin Yoona mendadak datang dan memutuskan tinggal bersama ku di rumah ini
untuk sementara waktu, Henry hyung membuka suara di sela kami menikmati makanan
yang di siapkan Yoona.
Jinjayo? Apakah ada yang aneh hyung? aku memasang wajah keheranan. Sepertinya
aku dapat menebak kemana arah pembicaraan ini.
Ya. Yoona sejak kemarin mengurung diri di kamar. Kyuhyun, anak tertua keluarga Cho
kemarin datang untuk menjenguknya, kelihatannya Yoona sakit tapi Yoona tidak mau
menemui Kyuhyun, dasar anak yang aneh, jelas Henry hyung di sela mulutnya yang
menguyah banyak makanan dengan lahap.
Aneh sekali, hyung, aku bergumam sendiri. Sebuah ide tiba-tiba terbersit di benak ku.
Hyung, aku ada sebuah permintaan...
*
Kyuhyuns POV
Eng.. Eng..
HUAAAAA!!!!!!!
AHRA! APA YANG KAU LAKUKAN DI ATAS TUBUHKU???
Aishhhh berisik oppa! Ahra menutup telinga dengan kedua telunjuknya,Cepat bangun
pabo!
Untuk apa? Kau ini mengganggu tidurku saja!
Tidur apa? Kau dari pulang sekolah tadi tidur seperti kerbau, ini sudah malam. Kami
sudah selesai makan malam. Kau di suruh eomma makan pabo!
Appo Kyu!!!!!
Aku menjepit hidung Ahra dengan gemas. Kenapa aku harus memiliki dongsaeng kurang
ajar seperti ini. Pantas saja aku merasa sesak dan sulit bernafas, ternyata Ahra duduk di
atas tubuhku. Aku memang tidur sepulang sekolah tadi, aku merasa sangat lelah karena
pelajaran tambahan yang aku dapatkan hari ini.
Berhenti memanggilku pabo! Aku ini oppa mu anak bandel!
Kau itu tidak bisa di sebut oppa!
Waeyo? aku memandang tajam ke arahnya. Ada apa sebenarnya anak ini. Tidak
biasanya ia mau masuk ke kamar dan membangunkanku.
Pasti Yoona memutuskan keluar rumah karena oppa berbuat ulah, cecarnya sambil
memukul dadaku.
Aishh sakit Ahra! aku mencengkram tangannya. Masih dalam posisi berbaring aku
mencengkram tangannya yang bergerak liar, Yoona sendiri yang berkata kepadaku, ia
merindukan kedua orangtua nya dan memutuskan pulang ke rumahnya yang lama untuk
sementara waktu,
Dan oppa percaya?? Asal oppa tahu, sore itu Yoona pergi ke sekolah oppa untuk
memberi kejutan. Aku tidak tau apa yang terjadi tapi sejak saat itu Yoona berubah
menjadi sangat aneh. Hari ini ia juga tidak masuk sekolah karena sakit. Itu seperti bukan
Yoona yang aku kenal, kedua bola mata Ahra memerah. Dongsaengku ini menangis.
A..aku.. ti-tidak tau a-apa hiks y-yang terjadi hiks tapi aku s-sangat hiks kasihan kepada
Yoona hiks oppa..
Jadi Yoona datang ke sekolah ku?
Jangan-jangan?
SIAL!! aku mengumpat dengan keras dan langsung beranjak dari tempat tidurku.
Ahra nyaris terjatuh karena sikap spontanku.
Oppa, kau mau kemana?? tanyanya khawatir.
Tentu saja menjemput Yoona pulang!
*
Yoonas POV
WHOAAAAAA!!!
HAHAHAHHAHA kau terlihat bodoh sekali Yoona-ya, Hyuk berseru sembari menunjuk-
nunjuk ke arah wajahku.
Aku menggembungkan pipi kesal. Sekarang dengan sekuat tenaga aku melempar bola
salju yang ada di dalam genggaman ku ke arahnya.
BRUK!
Bwahahahaha mati kau Hyukjae! aku bersorak kemenangan.
Hyuk sudah siap membalas seranganku kembali namun dengan cepat aku melemparkan
tubuhku ke arahnya. Membuat ia terjungkal dan terjatuh ke atas tumpukan salju yang
dingin.
Aku tertawa terbahak dan menimbun wajahnya dengan tumpukan salju.
STOP! STOP! teriaknya meracau,Aku menyerah Yoona, aku menyerah!
*
Bagaimana? Kau sudah menjadi lebih baikan kan? tanya Hyuk kepadaku yang sedang
mengagumi sebuket bunga lavender yang di berikannya barusan kepadaku.
Ne. Kau sangat pandai untuk mengajak ku bermain ski. Sekarang aku jauh merasa lebih
baikan, aku tersenyum tulus kepadanya.
Bunganya harum sekali, aku menghirup dalam ke arah buket yang ku pegang. Perasaan
nyaman dan tenang seketika meliputi rongga dadaku.
Aku dan Hyuk sedang berjalan di sepanjang jalan perumahan. Hyuk mengantarku karena
letak rumahnya yang memang dekat dengan rumahku. Perasaanku jauh lebih baik. Hyuk
menghiburku dengan sukses. Aku sangat berterima kasih kepadanya.
Tentu saja. Itu kan Lavender. Memiliki aroma terapi yang bisa membuat perasaan setiap
orang nyaman. Kau harus kembali bersemangat, Yoona, Hyuk mengacak puncak
kepalaku gemas.
Ne, ne. Goma-
Enak ya yang baru saja pulang kencan, sebuah suara sukses menghentikan langkah dan
juga ucapanku.
Bagaimana? Kau senang, Yoona-ya? ucap Kyuhyun dingin.
*
Yoona's POV
"Bagaimana? Kau senang, Yoona-ya?"
Aku menggigit bibir bawahku, miris. Itu Kyuhyun kan? Kenapa ia tega menuduhku seperti
itu?
Aku memandangnya dengan nanar. Sekarang airmataku sudah mengalir deras,"Kencan?
K-kau bilang aku k-kencan, Kyu?" aku mengeratkan genggaman pada buket bunga yang
ku pegang,"PADAHAL YANG KAU LAKUKAN BERSAMA YEOJA ITU BAHKAN LEBIH BURUK
DARIKU!"
Aku melemparkan buket bunga yang ada di tanganku ke arah Kyu dengan kasar.
Aku berlari masuk ke dalam rumah.
'Cukup sudah.. Kenapa Kyu tega menuduhku seperti itu.. Padahal aku sangat
mencintainya..'
*
Kyuhyuns POV
"PADAHAL YANG KAU LAKUKAN BERSAMA YEOJA ITU BAHKAN LEBIH BURUK DARIKU!"
Yoona berteriak dengan keras. Buket bunga berwarna ungu itu di lemparkannya
kepadaku. Aku terhenyak. Tidak pernah aku melihat Yoona semarah itu kepadaku.
Bukankah seharusnya aku yang marah kepadanya? Ini sungguh tidak adil!
Aku menatap ke arah Hyukjae yang sekarang tersenyum. Entah apa yang sedang
dipikirkannya tapi aku melihat sebuah senyum meremehkan di sudut bibirnya.
Nah, sekarang, apa kau senang Kyu? ujarnya enteng. Ia berjalan menuju ke arahku.
Sudah aku katakan, kau harus menjaganya dengan baik atau aku akan merebutnya
darimu, Hyukjae berbisik tepat di telingaku dengan tangan menepuk pundak ku pelan.
Tapi sepertinya Danae memang lebih menarik kan? Kau memang namja yang pintar..
Aku mendengar suara tawa Hyukjae yang cukup nyaring untuk di dengar. Ia
meninggalkanku dengan banyak pertanyaan di kepala.
Danae?
Aku sungguh tidak mengerti!
*
Oppa!
Aku baru saja pulang ke rumah dan akan menaiki tangga untuk naik ke lantai atas ketika
Ahra tba-tiba muncul dari ruang keluarga. Wajahnya terlihat sangat cemas.
Bagaimana? Kenapa Yoona tidak ikut pulang bersamamu oppa?? tanyanya dengan
panik. Ia memandang berkeliling dan mencari sosok Yoona.
Aku hanya menunduk muram.
Sudahlah, jangan tanyakan Yoona lagi kepadaku. Sepertinya ia sudah menemukan namja
yang lebih baik, ujarku kepada Ahra dengan wajah tertunduk lemah,Berhenti merengek
kepadaku,
Wae?? Ahra menarik ujung mantelku dengan tidak sabar,WAEYO OPPA??
Kenapa? Kau tanya kenapa, Ahra? aku mengangkat wajahku dan memandang Ahra
dengan nanar.
Untuk apa aku mempertahankan yeoja yang sama sekali tidak percaya kepadaku!
bentak ku kasar kepada Ahra,Aku tidak mengerti sebenarnya apa yang ada di dalam
pikiran yeoja itu!
Oppa! Oppa!
Ahra terus memanggilku, namun aku tidak peduli. Aku menutup pintu kamarku dengan
kasar.
Kau pikir kau bisa merebut Yoona dari ku, Hyukjae?
Tidak sama sekali...
*
Yoonas POV
Kyo bodoh... aku bergumam lirih di sela isak tangisku. Aku menggigit bibir bawahku
dan memeluk erat boneka beruang milik ku.
Kyu sangat tega sudah menuduhku seperti itu. Aku berkencan?
Aku tidak berkencan bersama Hyuk... Kyu... aku sudah membenamkan wajahku di atas
kepala boneka beruang besar di dekapanku ini. Aku merasakan dadaku yang semakin
sesak. Kepalaku terasa pusing sekali. Ini sudah pukul 2 dini hari. Aku tidak pernah
terpuruk seperti ini. Kyu melihatku bersama namja lain rasanya lebih sakit daripada Kyu
meninggalkan ku di malam natal.
Aku tidak pernah berniat mencintai namja lain
Hanya kau, Kyu...
*
Yoona~ Ireona,
Aku merasakan tubuhku di guncangkan dengan perlahan. Dengan malas aku membuka
mataku dan mendapati Henry oppa berdiri dengan berkacak pinggang.
Kau tidak sekolah? ia bertanya dengan mata melotot ke arahku.
Aih kenapa matamu bengkak seperti itu hah?? ia berseru dengan panik dan menepuk-
nepuk pipiku dengan tidak sabar.
Aku memasang wajah masam dan bangun dari posisi tidurku. Aku duduk dan
memandang oppa ku yang sudah berpakaian rapi itu dengan tidak bersemangat.
Nan gwaenchana oppa. Aku tidak masuk sekolah lagi ya. Aku merasa kurang enak
badan, jawabku serak.
Kau ada masalah lagi? Kyu? Atau kau di perlakukan tidak baik oleh Hyukjae?? Henry
oppa memandangku tajam. Wajahnya terlihat cemas.
Nanti Bibi akan memarahiku kalau aku tidak becus menjagamu, Yoona-ya, ujarnya lagi.
Ia sekarang sudah berjalan mondar-mandir di kamar.
Bukan oppa. Hyuk memperlakukanku dengan baik, sangat baik malah. Ia menghiburku
dan membantuku mencoba melupakan kejadian buruk tempo hari, tapi Kyu malah
berpikir sebaliknya. Ia memergokiku tadi malam pulang bersama Hyuk oppa. Ia
menuduhku pargi berkencan. Ia menanyakan apa aku senang.. Airmataku sudah jatuh
kembali. Dadaku kembali terasa sesak mengingat tuduhan Kyuhyun tadi malam
kepadaku,Aku tidak pernah senang oppa.. sekalipun.. aku tidak pernah mencoba untuk
berpaling darinya...
Eomma, huaaaaaaaa......
Aku sudah tidak bisa menahan airmataku. Aku kesal. Aku kesal sekali kepada Kyu.
Aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Henry oppa berjalan menghampiri
tempat tidurku dan merengkuhku ke dalam pelukannya,Menangislah Yoona-ya.. Aku
ingin kau mengeluarkan semua bebanmu..
Aku merasakan puncak kepalaku di usap dengan lembut.
Setelah kau tenang, berpikirlah dengan jernih. Emosi tidak akan menyelesaikan
segalanya..
*
Hyukjaes POV
Bagaimana? aku bertanya dengan cemas ketika melihat sosok tubuh Henry hyung
keluar dari dalam kamar Yoona.
Aku sengaja membolos sekolah hari ini dan langsung berkunjung kerumah Yoona untuk
melihat keadaannya. Aku masih tidak memiliki cukup keberanian untuk bertemu dengan
Yoona yang sedang dalam keadaan terpukul seperti ini. Karena itu aku meminta Henry
hyung saja masuk ke kamarnya dan melihat keadaannya untuk ku.
Ia masih terus menangis. Kau di sini saja, Hyukie. Aku harus kuliah pagi ini, terang
Henry hyung kepadaku. Ia kemudian meraih tas ransel miliknya dan menyampirkan tas
itu di pundaknya,Kau benar-benar memboloskan? ujarnya lagi.
Ne, hyung. Tenang saja. Aku akan menjaga Yoona, aku menganggukan kepala
meyakinkan dan menghempaskan tubuhku di sofa.
Ya. Aku percaya padamu,
Henry hyung pergi dan meninggalkan aku sendirian di sini.
*
Danaes POV
Kyu!! aku berteriak untuk ke sekian kalinya ketika melihat namja dingin itu melakukan
shoot. Semua bola yang di tembakannya masuk dengan tepat ke dalam ring.
6 bulan satu sekolah dengannya baru kali ini aku melihat Kyu bermain basket dan ia jago
sekali!
Bodoh sekali Hyukjae, aku bergumam sendiri dan mencari-cari sahabat kecil ku itu. tapi
aku tidak dapat menemukannya dimana pun. Hyuk dulunya adalah kapten tim basket
sekolah ku dulu. Aishh jinja, ia harus melihat kehebatan Kyuhyun. Bukan cuma aku tapi
nyaris hampir seluruh yeoja di SMA Kyunghee ini sedang melihat Kyu berlatih bersama
anggota tim inti SMA Kyunghee. Nampaknya Kyu baru saja di rekrut menjadi anggota
baru.
Mataku terfokus melihat Kyu yang sekarang duduk di tepi lapangan. Ia nampak
kelelahan.
Ah, ini saatnya
Aku berseru didalam hati dan nyaris berlari menghampiri Kyu yang sedang duduk
mengelap tubuh berkeringatnya menggunakan handuk kecil, aish sexy!
*Pabo. Padahal Kyu itu ga punya otot, hahaha*
Ini, dengan tersenyum manis aku menyerahkan botol minuman yang tadinya aku bawa.
Aku baru saja membelinya dan sengaja akan memberikan ini untuk Kyu.
Aih Kyu, baru saja kau berlatih sudah banyak yeoja terpikat olehmu! aku mendengar
Jonghyun oppa, kapten tim menggoda Kyu.
Kyu masih memasang wajah dinginnya dan tidak mengacuhkanku.
Kyu.. aku sudah merengek manja kepadanya.
Kyu?
*
Kyuhyuns POV
Yeoja ini memang pantang menyerah
Aku mendeliknya kesal karena ia tidak berhenti mengerecoki ku.
Aku tidak perlu air minum yang kau tawarkan. Kau pergi saja, ucapku dingin.
Bukannya pergi, yeoja di depanku ini malah duduk di sampingku dan mengoceh dengan
riangnya.
Kau hebat sekali Kyu! Permainan Hyukie yang sudah di beri beasiswa oleh SMA Sijong
saja tidak bisa mengalahkanmu aku rasa!
Aku melebarkan mataku dengan apa yang d ucapkannya,Sepertinya kau paham sekali
soal basket,
Ne, biar begini aku adalah manager basket di sekolahku dulu, ia mengalihkan
perhatiannya dengan menatap lapangan basket yang ada di hadapan kami dengan
bangga,Sayang para yeoja tidak menerima ku dengan baik. Awalnya aku ingin sekali
bergabung dengan tim basket putri tapi ya begitulah.. hanya Hyukie yang peduli
kepadaku. Dia yang mengajak ku bergabung untuk menjadi manager di tim nya,
Mata Danae terihat berkaca-kaca. Entah kenapa aku menjadi sedikit tersentuh dan
bersimpati kepadanya.
Ah, anak itu memang selalu menyimpan kesedihannya sendiri
Aku kembali teringat perkataan Hyukjae kepadaku kemarin. Mungkinkah ini sisi lemah
dari seorang Kim Danae?
Aih aku harus mengumpulkan tugasku! Danae melirik ke arah jam tangan kecil
berwarna merah di tangannya dan dengan cepat bangkit berdiri.
Aku dengar minggu depan adalah pertandingan pertama kalian kan, Kyu? Ah aku pasti
akan menontonnya, ia menggerakan kepalanya dengan bersemangat,Kau harus giat
berlatih!
Setelah mengucapkan semua itu, Danae bergegas pergi. Aku menjadi kebingungan
dibuatnya.
Apakah yeoja itu mempunyai kepribadian ganda?
*
Hyukjaes POV
Aku memandang miris ke arah nampan makanan yang masih utuh tergeletak begitu saja
di depan pintu kamar Yoona. Yeoja itu seharian tidak ada keluar dari kamarnya dan
makan sesuap nasi pun.
Aku hanya mendengar suara tangisan samar-samar dari dalam kamar. Hatiku sangat sakit
mendengarnya.
Sebegitu cintanya kah kau kepada Kyuhyun, Yoona?
*
Yoonas POV
Shei Kyo
Yeoja itu
Kenapa aku tidak bisa bersama Kyu dengan mudah? Kenapa selalu ada bau penghalang
di antara kami berdua?
Cintaku selama beberapa tahun ini, haruskah aku akhiri sekarang?
Aku tidak pernah merasa terpuruk seperti ini..
Di kepalaku kemudian berkelebat bayangan seorang namja.
Bukan. Itu bukan Kyu.
Dia....
*
Ahras POV
Oppa!!!!!!!!!!
Berisik Ahra! aku menutup wajahku dengan bantal dan melanjutkan tidurku yang
terganggu karena teriakan Ahra.
Oppa ireona! aku sudah merasakan tubuhku di guncangkannya dengan paksa.
Jangan ganggu aku, ujarku dengan nada mengancam.
KYUHYUN PABO!!! BANGUN!!!!!
Aku langsung saja duduk di tempat tidur dengan jari telunjuk menyumpal kedua
telingaku.
Ahra sudah berlari menjauh dan menjaga jarak agar tidak mendapat amukan dari ku.
Waeyo? tanyaku dengan geram.
Oppa, ini sudah hari ke tiga. Oppa tidak menjenguk Yoona? Ia sudah beberapa hari ini
tidak masuk sekolah. Apa oppa tidak mengkhawatirkannya? aku melihat bola mata Ahra
memerah ketika menyampaikan hal ini kepadaku.
Aku masih terdiam dan tidak menanggapinya.
Oppa jebal. Beberapa hari ini oppa terlihat sibuk. Aku tidak mempunyai kesempatan
untuk berbicara kepa-
Aku tidak peduli, ujarku singkat.
A-apa m-maksud oppa? Ahra tergagap dan memandangku dengan takut-takut.
Aku tidak peduli. Sudah aku katakan, aku tidak peduli lagi kepada Yoona,
*
Hyukjaes POV
Hyung. Bagaimana keadaan Yoona? aku memandang wajah Henry hyung dengan
mengiba.
Kau masuk saja ke kamarnya. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi... Anak itu
sungguh...ucap Henry hyung dengan wajah tertunduk.
Aku yang baru saja masuk ke dalam rumah ini langsung saja menaiki tangga dan naik ke
lantai dua.
Aku melihat pintu bekas di dobrak dengan paksa. Hati ku sedikit bergetar melihatnya.
Jangan-jangan Yoona?
Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar berdinding putih ini. Tidak ada hiasan
kamar yang mecolok hanya gorden berwarna putih gading yang menggantung menutupi
jendela besar satu-satunya di dalam kamar ini, mungkin pintu masuk menuju balkon.
Gorden masih tertutup rapat, cahaya matahari hanya sedikit bisa masuk ke dalam kamar
yang lampu penerangannya sama sekali tidak di nyalakan. Kamar ini sungguh suram.
Aku melangkah pelan mendekati tempat tidur yang ada di tengah ruangan. Sesosok
tubuh berbaring di situ dengan tubuh membelakangiku. Tubuhnya tertutup selimut
nyaris menutupi seluruh tubuhnya. Aku mendengar suara isakan kecil dan nyaris tak
terdengar.
Aku semakin mendekat dan akhirnya duduk di tepi tempat tidur. Tanganku tanpa di
suruh menyingkapkan selimut dari tubuhnya dan membalik tubuh itu menghadapku. Aku
nyaris berteriak. Tidak bisa aku bayangkan sebelumnya, wajah ini....
*



Danaes POV
Kau datang lagi? aku memandang yeoja jangkung ini dengan tatapan tidak percaya.
Untuk ke empat kalinya ia menyodorkan botol minuman yang sama sejak 3 hari yang
lalu.
Ne. Aku akan selalu mendukungmu, Kyu! ujarnya denga mata berbinar.
Aku hanya tertawa. Entah kenapa aku sudah menjadi terbiasa dengan kehadirannya di
sekelilingku, dan sikapnya, tidak begitu menjengkelkan seperti dulu malah akhir-akhir ini
ia banyak menolongku untuk persiapan pertandingan beberapa hari lagi.
Gomaweo, untuk pertama kalinya aku menerima pemberian yeoja jangkung ini. Ia
terlihat senang sekali dengan perubahan sikapku.
Aih Kyu. Hari ini kau juga bermain sangat hebat. Aku yakin sekolah kita menjadi juara di
kejuaraan daerah nanti! ucapnya dengan yakin. Wajahnya yang bersemangat itu terlihat
lucu sekali di mataku. Aku menjadi tertawa tergelak.
Kau jangan melupakan SMA Sijong, yeoja jangkung! Di sana ada sahabatku yang jauh
lebih hebat dariku,
Jinjayo? ia menoleh dan menatapku dengan penasaran.
Ne, aku mengangguk meyakinkan.
Apakah namja itu tinggi?
Ya,
Berapa tingginya?? tanya yeoja di samingku ini bersemangat.
Dulunya 180 cm seperti ku. Mungkin sekarang sudah lebih, aku kembali mengingat
berapa tinggi seorang Lee Sungmin.
Tapi ia pasti tidak setampan kau, Kyu, yeoja jangkung ini kembali memusatkan
perhatiannya ke lapangan basket. Tempat dimana masih ada beberapa pemain inti
berlatih.
Ngomong-ngomong, siapa namamu? Aku melupakannya, aku bertanya kepadanya
masih meminum dari botol minuman yang di berikannya tadi.
Kim Danae. Aku juga tidak berharap lagi kau mengingat namaku, ujarnya pelan.
MWO? aku nyaris tersedak air yang baru saja aku minum.
Danae menatapku dengan wajah memerah, kemudian ia tertawa terbahak.
Hahahahahaha aku tahu, kau sudah tertarik kepadaku bukan?
Wajahku berubah pucat pasi. Yeoja ini...
Pabo! Apa maksudmu! Kau bukan tipeku yeoja aneh!
Danae masih tertawa terbahak. Ia kemudaian mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya.
Ini. Aku punya dua tiket konser untuk malam ini. Kau harus datang menemani ku. Kau
bisa kan?
*
Hyukjaes POV
Ibunya mengatakan Kyuhyun belum pulang ke rumahnya, Henry hyung memandangku
dengan tatapan cemas,Dan aku tidak berani mengabari keadaan Yoona yang seperti itu
kepada orangtuanya di Amerika,
Aku sudah tidak sabar lagi hyung! Aku harus memaksanya makan dan melupakan
Kyuhyun sialan itu!!
Aku bangkit dari tempat duduk ku dan bergegas ke kamar Yoona. Ini sudah hari kelima.
Masih sama dengan sehari yang lalu. Tubuh itu masih tergolek lemah dan menangis.
Bukan hanya sosok itu tapi hawa ruangan ini juga terasa berubah menjadi jauh lebih
suram dari sebelumnya.
Yoona ireona, aku mengguncang pundaknya. Aku mendengar suara isakan kecil dari
balik tubuhnya yang membelakangiku.
Yoona-ya, ireona! aku nyaris berteriak di telinganya. Namun tubuh itu tidak bergeming.
Aku menarik tubuh itu untuk bangun. Aku menangkupkan kedua tanganku ke wajah
pucat itu dan mengarahkannya agar memandangku.
YOONA! TATAP AKU! aku menatap wajahnya yang sekarang ada di depanku. Aku tidak
tau lagi apa yang harus aku lakukan.
Yoona, jebal.. bangunlah.. tatap aku Yoona...
Kyu....
Aku hanya menginginkan Kyu...
Tetesan airmata itu terjatuh. Wajah pucat itu semakin membiru. Aku sudah tidak
sanggup melihatnya. Dengan segenap kekuatanku, aku menggendong tubuh itu.
Kau harus ikut aku!
*
Danaes POV
Aishh dari belakang seperti ini mana mungkin kelihatan, aku mengeluh dan menatap
Kyuhyun yang berdiri di sampingku.
Hahahaha tentu saja bodoh. Tubuh kita yang terlalu tinggi ini akan menghalangi
penonton lain kalau kita berdiri di depan, Kyuhyun menggelengkan kepalanya
menertawakanku. Aku menggembungkan pipi ku kesal.
Ini sama saja tidak berarti bukan menonton konser tapi hanya bisa mendengar suara
vocalis band yang aku sukai itu. Tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas walaupun ada
layar besar terpampang di depan. Padahal aku menyukai bassist nya -____-
Kenapa kau mau menemaniku menonton konser?? aku berteriak di telinga Kyuhyun.
Konser sudah di mulai kembali dan suara musik yang memekakan telinga membuatku
harus berteriak ketika berbicara dengannya.
Ah tidak. Aku hanya tidak ingin pusing di gerecoki dongsaengku tentang Yoo- ah,
sudah lah aku tidak ingin membahasnya! wajah Kyuhyun yang semula santai berubah
menjadi kaku dan dingin kembali. Aku menjadi terdiam dan sedikit merasa bersalah. Aku
kembali teringat telepon dari Hyukie tadi sore.
FLASHBACK
Berhenti Danae. Aku mohon.. kau tidak bisa melihat Yoona seperti ini..
Tubuhku mendadak kaku mendengar perkataan Hyukie. Ia tidak pernah semerana ini
sebelumnya.
Itu bukan urusanku. Sudah aku katakan aku tidak peduli,
Memang benar, untuk apa aku memikirkan keadaan yeoja itu. Yoona seperti mayat
hidup? Kau sangat pintar membual Hyukjae!
Danae.. aku mohon.. lepaskan saja.. apapun akan aku lakukan asal kau-
Tut tut tut tut
Aku mematikan sambungan telepon.
Itu urusanmu Lee Hyukjae. Itu yeoja mu
FLASHBACK END
Kenapa kau tidak melanjutkannya. Yoona? Kekasihmu itu?
*
Kyuhyuns POV
Kenapa kau tidak melanjutkannya. Yoona? Kekasihmu itu? Danae bertanya kepadaku
dengan tatapan mata menyelidik.
Kekasih?
Aku jadi teringat kejadian beberapa jam yang lalu di rumah. Ahra. Tentu saja.
Dongsaengku yang cerewet itu.
FLASHBACK
Oppa, aku mohon. Kunjungi Yoona di rumahnya. Aku mendapat firasat buruk oppa,
Aku menatap wajah Ahra yang sekarang menggenggam tanganku dengan tatapan
memohon.
Kau saja yang mengunjunginya. Kau kan tau dimana rumah Yoona yang lama,
Aku sedang dalam masa hukuman appa dan eomma, oppa! Nilai ku semester ini jatuh
dan appa eomma mengurungku di rumah selama seminggu ini. Jebal, oppa.. kalau kau
membenci Yoona terserahlah.. tapi kau harus ke sana. pastikan keadaannya.. ia sudah
seminggu ini tidak masuk sekolah.. Kyu.. kau oppa ku kan? Ini permohonanku sebagai
adik...
Ahra kemudian menangis.
Yoona tidak masuk sekolah? Hahaha Hyukjae juga seperti itu. Sejak aku memergokinya
pulang berkencan bersama Yoona, ia tidak pernah masuk sekolah lagi. Mungkin mereka
pergi berlibur bersama. Aku tidak akan terpengaruh.
Aku menepiskan tangan Ahra dan berjalan keluar kamarku.
Aku akan pergi menonton konser bersama Danae.
FLASHBACK
Ne, kekasihku, tapi.... ujarku menggantung. Menimbang-nimbang sesuatu.
Tapi apa Kyu?? kedua pupil mata Danae sudah melebar menatap fokus ke arahku.
Aku sekarang tidak yakin lagi dengan status kami itu, ucapku akhirnya.
Danae kemudian menunduk. Aku menyangka ia akan bahagia, melompat-lompat
mungkin (?) saking senangnya mendengar statusku ini, namun kenapa ia jadi terlihat
sedih.
Hey kenapa? aku memegang pundaknya dan mengarahkan tubuhnya agar berhadapan
dengan ku.
Sepulang ini, ada yang ingin aku katakan kepadamu, Kyu... Danae menatapku dengan
takut.
*
Yoonas POV
Di sinilah aku. Di Seoul Yeoido Hankang Park (itu lho, lokasi syuting city hunter).
Pancuran air yang keluar seperti pagar air yang mengelilingi kolam besar yang ada di
tengahnya.
(FOTO)
Langit malam yang pekat membuat percikan air itu berkilauan. Seharusnya aku kagum
melihat keindahan yang ada di depanku ini tapi entah kenapa otak ku bekerja
sebaliknya. Bibirku yang seharusnya tersenyum, mataku yang seharusnya berbinar, dan
raut wajahku yang seharusnya merah merona, tidak. Tidak ada seorang Jung Yoona
seperti itu sekarang. Sekarang hanyalah ada Jung Yoona dengan bibir pucat, mata sendu
dan wajah yang datar. Aku tidak perlu memusingkan betapa hancurnya penampilanku
sekarang. Toh, tidak ada lagi yang peduli kepadaku. Perjuanganku selama ini sia-sia? Ya,
hanya karena namja yang aku cintai meninggalkan ku begitu saja. Satu minggu yang
berat tanpa memandang wajahnya, tanpa kehadirannya di sekelilingku, dapat aku
pastikan ia sudah melupakanku.. Meninggalkanku..
Airmataku mengalir lagi. Aku benci sekali seperti ini.
Aku merasakan sensasi hangat di pipi ku.
Makanlah, tangan itu menyodorkan sesuatu untuk ku.
Aku menggeleng lemah dan menolak makanan yang di tawarkan Hyukjae.
Ayo. Bangunlah mayat hidup, ia terkekeh dan menyentuh pipiku dengan ujung
jarinya,Dengan kekuatan ajaib seorang Lee Hyukjae, aku berikan roh ku kepadamu agar
kau hidup kembali, Jung Yoona,
Wajah itu tiba-tiba menjadi sangat dekat denganku. Nyaris tanpa jarak. Aku
memejamkan mata. Kenapa tubuhku terasa kaku? Tiba-tiba wajah Kyu terlintas di dalam
benak ku.
Datanglah kembali ketika kau sudah besar nona manis..
Kyu.... aku menutup mulut dengan tanganku dan menjerit tertahan. Aku membuka
mata dan melihat Hyuk tersenyum lebar. Ia ternyata tidak ingin menciumku.
Akhirnya kau bersuara, ia mengusap puncak kepalaku dengan gemas.
Apa kau masih mencintai Kyu? wajah Hyuk kini berubah menjadi serius.
Aku hanya tertunduk diam. Aku tidak tahu jawabannya.
Kau ingin meyakinkan perasaanmu?
Aku mendongakan kepalaku dan menatap ke arah Hyuk yang sudah berdiri dan
merentangkan tangannya.
Kalau kau tidak mencintainya lagi, pasti kau tidak membutuhkan ini lagi,
Kalung itu.. entah sejak kapan ia sudah mengambilnya dariku. Kalung itu melayang
begitu saja dan terjatuh di antara percikan air.
ANDWAE!!!!!!!!!!
*
Kyuhyuns POV
Aigoo~ ini sudah larut malam. Apalagi yang kau mau hah? aku membentak Danae
dengan tidak sabar. Ia memintaku menemaninya makan dan ternyata ia mengajak ku
untuk minum soju. Aku menemani yeoja aneh ini hingga ia mabuk.
Kata-kata Danae ketika kami menonton konser, kalau ada sesuatu hal yang penting ingin
ia ucapkan membuatku bertahan menemaninya. Ini sudah botol ketiga. Aku sudah
bertanya berkali-kali tentang hal apa yang ingin ia katakan, namun ia selalu menolak dan
malah mengajak ku untuk minum juga.
Aku mengacak rambut ku frustasi. Akhirnya aku menyeret Danae keluar dari tempat itu
dan mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku depan supermarket 24 jam.
Kau tunggu di sini. Aku akan mencarikan sesuatu untuk mengurangi mabukmu, aku
berujar kepada Danae.
Ia tidak mengiyakan namun tidak juga menolak. Ia duduk dengan tatapan menerawang
entah kemana. Aku bergumam kesal. Yeoja ini merepotkan saja.
*
Hyukjaes POV
Mana Yoona?? Henry hyung menatapku dengan marah.
Ani hyung, aku meninggalkannya di Seoul Yeoido Hankang Park, ujarku dengan lemah.
MWORAGO?? aku merasakan tubuhku di hempaskan ke tanah. Aku bangun dan
menyeka ujung bibirku yang sedikit berbau amis.
Mianhae hyung. Aku harus melakukannya agar Yoona bisa melupakan Kyuhyun, ucapku
lirih,Percayalah, Yoona pasti kembali,
*
Yoonas POV
Aku tidak peduli berapa waktu yang aku habiskan mencari kalung itu di tengah guyuran
pagar air ini. Aku sudah menceburkan diriku ke dalam kolam yang terasa dingin dan
menusuk itu, mencari kalung pemberian Kyu untuk ku.
Aku bisa menebaknya dengan pasti kalau kalung itu adalah benda yang sangat berharga
untukmu. Ketika kau tidur, kau mengigau dengan memanggil Kyu dengan terus
memegang liontin berbentuk beruang itu, Yoona
Kalau kau temukan kalungnya, aku percaya cinta kau untuk Kyuhyun benar-benar cinta
sejati dan aku tidak akan mengusikmu lagi...
Kalau kau tidak bisa menemukannya, lupakanlah Kyuhyun.. Ia bukan namja pantas
untukmu, Yoona-ya..
Kata-kata Hyukie membuatku semakin kalut. Ini kah pertaruhan takdir ku?
Tidak, aku yang harus memutuskannya...
Hanya aku...
*
Kyuhyuns POV
Apa yang sudah terjadi kepadaku? Danae menatapku dengan heran,Aku merasa
pusing sekali, Kyu,
Kau mabuk pabo! Beruntung tadi aku bertemu kenalan yang memberitahuku nama obat
untuk penawar mabukmu (?) aku membentak Danae dengan kesal.
Nah, aku sudah terlalu banyak membuang waktu. Apa yang ingin kau katakan padaku?
Danae menatapku dengan rasa bersalah. Ia duduk dengan meremas-remas ujung
bajunya gugup.
Kyu? panggilnya pelan.
Waeyo?
Kau ingat saat aku memintamu untuk menciumku?
FLASHBACK
Cium aku Kyu...
Dan aku akan berhenti mengganggumu...
Aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Sepersekian detik kemudian aku memegang
pundaknya dengan kedua tanganku untuk menahan tubuhnya.Danae tersentak kaget dan
memandangku dengan tajam.
Apa yang kau lakukan? Aku tidak bisa mengkhianati kekasihku, aku sangat
mencintainya..
FLASHBACK END
Ya, memangnya kenapa?
Saat itu aku melihat kekasihmu dan Hyukie berdiri di pintu masuk. Dengan posisi seperti
itu, mereka menyangka kita... Danae tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Berciuman maksudmu? aku menambahkan dengan geram.
Ya, Kyu. Jeongmal mianhae.. Mereka hanya melihat kau dari belakang, jadi aku sekalian
saja menggoda Hyukie dengan berbohong mengatakan kalau kita benar-benar berciu-
YEOJA BODOH!
Aku membentaknya dengan kesal. Pantas saja Yoona sangat marah kepadaku dan aku
sekarang mengerti kenapa Hyukjae tiba-tiba bersikap seperti itu. Akhirnya semua benang
merah tersambung, dan apa yang sekarang aku lakukan? Aku sendirilah yang tidak
percaya dengan kekasihku sendiri!
Aku berdecak kesal dan berbalik meninggalkan Danae. Aku harus ke rumah Yoona
sekarang.
*
BRUK!
Aku baru saja membuka pagar rumah dan mendengar suara sesuatu terjatuh. Aku
melihat tubuh Hyukjae terjatuh ke tanah dengan wajah Henry hyung menatapnya
dengan marah.
Hyukjae bangkit dan mengucapkan sesuatu, namun masih dapat aku dengar dengan
jelas.
Mianhae hyung. Aku harus melakukannya agar Yoona bisa melupakan Kyuhyun,
Percayalah, Yoona pasti kembali,
Aku merasakan kemarahan yang sangat besar. Aku berjalan maju dan mencengkram baju
yang di kenakan Hyukjae.
Apa maksudmu Hyuk?
Kemana Yoona pergi? aku bertanya kepadanya dengan geram.
Untuk apa kau bertanya? dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya, Hyukjae masih
bisa tertawa meremehkan kepadaku.
Kau yang sudah mengkhianatinya. Namja sepertimu seharusnya tidak usah kembali,
Bruk!
Aku memukul wajahnya dengan tanganku yang terkepal erat.
KEMANA YOONA HYUKJAE?? AKU BERTANYA KEPADAMU??
Aku di sini Kyu, aku sudah mendapatkan kalungnya...
Suara kecil itu membuat semua pusat perhatian kami teralih kepadanya. Aku melihat
sosok ringkih Yoona yang basah kuyup dan ada Danae berdiri di belakang untuk
menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.
Yoona berjalan menuju ke arahku dengan sempoyongan. Senyum manis tersungging di
bibir tipisnya.
Kyu.. cinta kita memang cinta sejati bukan? ia sudah berdiri di depanku. Wajahnyanya
berwarna putih pucat dengan bibir membiru. Tangannya terulur menyerahkan kalung
yang ada di genggamannya kepadaku yang masih terpaku menatapnya tanpa
berkedip,Aku menemukan kalungnya Kyu....
Kedua bola mata itu kemudian terpejam dan tubuh itu terhuyung ke depan. Dengan
cepat aku mengulurkan tanganku untuk menangkap dan memeluknya ke dalam
pelukanku.
Tidak akan pernah lagi aku lepaskan
Cepat panggil dokter!
*
Hyukjaes POV
Kenapa kau menagis? aku menghampiri Danae yang duduk di sofa ruang tengah
keluarga Jung ini.
Aku menyerah, Hyukie. Kyuhyun tidak akan pernah berpaling kepadaku, ia menatapku
dengan jemarinya yang mencoba menghapus airmatanya,Ia tidak akan menunggui ku
semalaman ketika aku sakit seperti ia menunggui Yoona sekarang ini,
Ne. Aku pun begitu. Kau lihat? Aku membuang kalung miliknya agar ia melupakan
Kyuhyun. Yoona lebih memilih mencarinya dan mengorbankan kesehatannya yang sudah
lemah seperti itu, aku duduk di samping Danae dengan kedua tangan di kepalaku,
frustasi,Tidak ada salah seorang dari kita pun yang berhasil,
Danae tertawa hambar.
Sayangnya, aku masih berharap, ada namja seperti Kyu yang menungguku di luar sana...
siapapun dia, aku tau ia sudah menungguku...
*
Kyuhyuns POV
Aku menatap wajah pucatnya semalaman. Aku terus menggenggam tangan ini agar tidak
lepas lagi dari jangkauan ku.
Aku melihat gerakan di kelopak matanya. Yoona membuka matanya dan menatapku
sendu.
Kyu?
*
Yoonas POV
Aku seperti terbangun dari mimpi yang panjang. Awalnya aku takut, rasa hangat yang
menjalari tubuhku bukan berasal dari namja yang aku cintai. Aku terlalu pengecut untuk
membuka mata. Namun ada desakan lagi yang membuatku mencobanya. Aku pun
membuka mataku.
Aku memandang wajah itu yang semula kabur, lama kelamaan semakin jelas.
Kyu? bisik ku lirih.
Aku merasakan Kyu menggenggam tanganku lebih erat dan meletakkannya di pipinya.
Jeongmal mianhae, aku sudah tidak mempercayaimu, Yoona-ya.. aku melihat bola mata
Kyu memerah.
Aku mengangguk lemah,Jeongmal mianhae Kyu.. Mianhae aku sudah berburuk sangka
kepadamu..
Aku tidak pernah mencium yeoja manapun, Yoona.. ujar Kyu serak. Aku melihat
lingkaran hitam di matanya. Ia pasti menjagaku semalaman.
Aku mengangguk lemah dan mengisyaratkan agar ia mendekat ke arahku.
Kyu memanjukan wajahnya dan mendekatkan telinganya tepat di depan bibirku.
Aku selalu percaya kepadamu, Kyu.. Saranghae...
*
Beberapa hari kemudian..
Kyuhyuns POV
Whoaaaaa! teriak Danae bersemangat. Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan
melambai ke arah lapangan basket yang ada di depan kami.
Omo! Omo! Omo! ia menjadi histeris sendiri.
Pletak!
Appo Kyu!
Kau itu berisik sekali bodoh, aku tidak bisa menonton pertandingan dengan tenang
karena teriakanmu,
Aku bergumam kesal. Sekarang aku dan Danae sedang duduk di bangku pemain yang
akan bertanding setelah ini. Danae sekarang adalah manager tim yang baru di angkat
dua hari yang lalu (?)
Aish kau yang diam Kyuhyun bodoh! Aku sedang melihat objek yang sangat menarik,
ujarnya cepat tanpa memandangku.
Aku hanya menautkan kedua alisku dan diam saja. Tidak ada gunanya beradu mulut
dengan yeoja aneh ini.
*
Danaes POV
Aku membawa botol-botol minuman ini dengan susah payah. Aish, tidak ada yang
bersedia membantuku untuk membawanya. Aku menggerutu kesal dan mengeluarkan
sumpah serapah yang bisa aku pikirkan.
Aku membelok ke kiri kemudian aku melihat Kyuhyun dan...
BRAK
Semua botol yang aku pegang terjatuh begitu saja dari tanganku.
Kyuhyun dan dua orang temannya itu berlari menghampiriku dan membantuku
memungut botol-botol yang terjatuh tadi.
Ah mianhae, aku jadi merepotkan kalian semua, aku membungkuk rendah,Jeongmal
mianhae..
Hahahaha tidak apa-apa yeoja manis, sahut namja berbaju basket biru itu dengan
senyuman 100 watt nya *jiaaahhh*
Gomaweo, ujarku lagi tanpa berkedip memandangnya.
Ne, cheonma, kali ini namja di sampingnya yang menjawab perkataanku.
OMO, KEDUANYA SAMA TAMPANNYA!
Aku tidak bisa mengantupkan mulutku namun ketika melihat wajah membunuh Kyu,
dengan cepat aku menguasai diriku kembali.
Nah Kyu, aku pergi dulu. Sampai jumpa! Aku yakin sekolah kita bertemu di final! namja
yang menjawab perkataanku dengan kata cheonma tadi merangkul Kyu dengan
hangat. Nampaknya mereka sangat akrab.
Kyu mengangguk dan membisikan sesuatu di telinga sahabatnya, entah apa itu yang
kemudian membuat ketiga namja itu tertawa terbahak. Aku dengan bodoh tidak bisa
beranjak dari sini dan hanya terpaku melihat tingkah mereka bertiga.
Ya sudah, annyeong!
Akhirnya kedua namja itu pergi meninggalkan ku dan Kyu.
LEE
Aku melihat nama di belakang baju basket mereka. Keduanya bermarga Lee.
Hahahahaha kenapa matamu seperti orang kelaparan seperti itu Yoona? aku
mendengar Kyuhyun tertawa tergelak di belakangku.
Aku segera saja membalik kan tubuhku dan menatapnya dengan puppy eyesku.
Kenalkan, Kyu, aku merengek kepadanya.
Yang mana? tanyanya dengan enteng.
Yang di sebelah kiri? tanyanya lagi ketika kami masih bisa melihat dua namja itu dari
jauh,Itu sahabat baik ku, Lee sungmin,
Bukan, Kyu! Aku menginginkan yang satunya,
Owh pilihan yang tepat! Kyu dengan gaya berlebihan menepuk pundak ku,Itu si
cassanova di SMA sijong, sangat cocok untukmu,
Siapa namanya? aku menunggu jawaban dari Kyu dengan gugup.
Namanya Lee Donghae..
Donghae? aku meyakinkan pendengaranku.
Ya, dan ia tadi mengatakan kepadaku, kalau ia tertarik kepadamu,
*
Hyukjaes POV
Bagaimana kabarmu? aku memandang Henry hyung yang berjalan menghampiriku dan
kemudian mengambil tempat duduk di depanku.
Aku sekarang sedang berada di cafe depan sekolah dan tanpa sengaja melihat Henry
hyung juga berada di dalam cafe ini bersama beberapa orang temannya.
Aku selalu dalam keadaan baik, hyung, aku terkekeh kecil dan menyesap
minumanku,Bagaimana Yoona?
Sudah jauh lebih baik, katanya.
Henry-ah, kau masih lama di sini? Aku dan yang lain ingin pulang lebih dulu?
Aku menoleh dan mendapati seorang yeoja manis berkulit putih susu tersenyum ke arah
kami berdua. Rambut ikal panjangnya di biarkan tergerai melengkapi baju terusan
berwarna hijau muda yang di kenakannya. Aku sungguh tidak bisa berkedip
memandangnya.
Ah, baiklah. Sampai jumpa, suara itu membuyarkan lamunan ku.
Aku dengan cepat menunduk dan pura-pura mengaduk isi dari gelas minumanku.
Hyukie? aku mendengar Henry hyung memanggilku dengan nada aneh.
Waeyo? aku menatapnya yang sekarang tertawa geli melihatku.
Kau menyukai In-yeong? Aku bisa membantumu mendapatkannya?
*
Yoonas POV
Ahra!!! Aku pulang!!
Aku mengguncangkan tubuh Ahra yang masih tertidur pulas. Dasar anak kerbau, siang
hari seperti ini pun ia gemar sekali tidur.
Setelah kesehatanku membaik, aku memutuskan kembali lagi ke rumah keluarga Cho.
Ya! Ya! Lepaskan Yoona! Kau memeluk ku terlalu erat! Ahra meronta di dalam
pelukanku dan membuatku harus melepaskannya.
Dimana Kyu? Aku tidak belum menyapanya, aku berseru kepadanya dengan
bersemangat.
Kyu belum pulang. Ia sedang ada pertandingan di sekolahnya, Ahra duduk di atas
tempat tidurnya dan memandangku dengan pandangan menilai.
Waeyo? tanyaku cepat.
Ani, aku senang kau sudah ceria kembali, Ahra tersenyum kepadaku.
Tentu saja, aku menepuk dadaku dengan bangga,Karena aku seorang Jung Yoona!
*
Yoona, maaf merepotkanmu untuk membereskan meja makan. Ahjumma dan Ahjusshi
harus keluar kota mendadak, Ahjumma menatapku dengan raut wajah bersalah.
Ne, gwaenchana Ahjumma, aku tersenyum dan mengantarkan mereka ke pintu depan.
Kami hanya pergi satu malam ini saja, besok kami kembali ke Seoul. Nah, Kyu. Jaga
Yoona dan Ahra dengan baik, Ahjusshi berganti memberi petuah kepada Kyuhyun yang
berdiri di belakangku.
Arasseo Appa, Eomma, jawab Kyu dengan suara beratnya.
Kami berangkat dulu,
*
Aku membersihkan meja makan dan mencuci semua piring kotor bekas makan malam
kami semua. Setelah selesai aku naik ke lantai dua dan melihat perkembangan Ahra. Ia
sedang belajar untuk ujian perbaikanya besok. Aku membuka pintu sedikit dan
mengintip apa yang sedang di lakukan Ahra. Nampak ia sedang serius sekali belajar.
Aku tersenyum tipis. Baru seminggu aku meninggalkan rumah ini, kenapa banyak hal
yang berubah.
Aku turun kembali ke lantai bawah dan mendapati Kyuhyun sedang membaca buku di
ruang tengah. Dan Voila! Ia menggunakan kacamata.
Aku tersenyum jahil dan berjalan mengitari sofa sehingga posisiku sekarang berada di
belakangnya. Aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya dan menghirup aroma
tubuhnya.
Waeyo? tanya Kyu tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang di bawanya.
Tidak ada. Aku hanya ingin memelukmu, bisik ku di telinganya.
Manja sekali, aku mendengar Kyu tertawa kecil.
Ia melepaskan kacamata bacanya dan menutup bukunya dengan mendadak.
Dengan tangannya yang super panjang itu (?) dengan mudah ia bisa meraih belakang
kepalaku dan mendekatkan wajah kami dengan jarak yang dekat sekali. Sekarang ia
sudah menatapku dengan objek yang di anggapnya paling manarik, yaitu wajahku.
Aku menjadi gelisah tapi pandangan mata Kyu yang teduh membuatku seperti
terhipnotis.
Aku tidak tau sejak kapan, kemudian bibir itu menyentuh bibirku dengan lembut.
Aku menutup mataku dan merasakan sensasi yang tidak bisa aku bayangkan. Ya Tuhan...
YOONA PAPA DATANG!!!!!!!
*
Kyuhyuns POV
Hahahaha bodoh sekali kalau selama ini kami tidak sadar dengan kedekatanmu dan
Yoona, Eomma ku tertawa terbahak.
Appa hanya tersenyum dan tidak berkomentar banyak.
Aku tidak menyangka Papa dan Mama Yoona akan tiba di Soul tadi malam, tambah
Ahra.
Aku kembali teringat orangtua Yoona yang memergoki kami berciuman dan menyeret
Yoona pulang ke rumah mereka dengan paksa.
Aku mengacak rambutku frustasi. Kenapa Papa Yoona itu galak sekali?
*
Kau sudah bertemu Jung Ahjusshi? Henry hyung yang duduk di depanku tertawa
terbahak.
Ne, dan beliau galak sekali hyung. Tadi malam saja Yoona langsung di seretnya pulang,
keluhku,Aku hanya sempat berbicara dengan Jung Ahjumma. Katanya ia sangat
mendukung hubunganku dan Yoona,
Henry hyung kemudian berhenti tertawa dan menatapku dengan serius.
Kau harus bisa melunak kan hati Ahjusshi ku itu. Ia memang sangat protektif kepada
Yoona. Kau harus paham bagaimana perasaan seorang Ayah kepada anak perempuan
satu-satunya seperti Yoona, jelas Henry hyung kepadaku.
Aku mengangguk,Ne, hyung. Bagaimanapun caranya aku pasti akan mendapatkan restu
dari Jung Ahjusshi,
Hahahaha kau namja yang hebat, Kyu,
*
Yoonas POV
AKU BENCI PAPA!!
Aku melemparkan semua boneka yang ada di sekelilingku. Papa jahat. Ia mengunciku
dikamar dan tidak mengiznkan aku bertemu Kyu. Sekeras apapun aku berteriak, pintu itu
tidak bergeming.
Aku sangat merindukanmu, Kyu..
Aku menangis terisak sambil memeluk boneka paling besar yang aku punyai.
Tok tok tok tok
Aku mendengar bunyi dari jendela balkon. Sepertinya ada banyak batu yang di lempar
dengan sengaja.
Aku membuka gorden dan menengok ke bawah.
Kyu! pekik ku tertahan.
Aku dengan cepat membuka jendela balkon dan keluar untuk bertemu Kyu. Ini lantai 2
dan Kyu ada di bawah.
Kyu memberi isyarat kepada ku agar aku turun dengan cara melemparkan boneka besar
yang ada di pelukanku lebih dulu ke bawah.
Ah, aku mengerti maksudnya
Aku melemparkan boneka itu terlebih dahulu dan Kyu sekarang sudah bersiap
menangkapku.
Hup!
Aih, aku terasa berat sekali Yoona,
Aku memukul dada Kyu pelan,Jinja? Aku akan mulai diet untukmu,
Kyu menurunkan tubuhku dan kami sekarang duduk di teras belakang rumah. Langit
malam terlihat cerah menampakkan banyak bintang yang berhamburan di atas kepala
kami.
Aku mendekatkan tubuhku ke arah Kyu dan memeluk lengannya.
Boghossipeo Kyu..
Nado bogoshippeo.. aku merasakan Kyu mengusap puncak kepalaku dengan lembut.
Papa jahat, bisik ku lirih.
Tenanglah Yoona-ya Ahjusshi seperti itu karena ia menyayangimu, suara Kyu terdengar
menghiburku.
Tapi aku benci papa tidak mengizinkan ku untuk bertemu denganmu, aku masih
merengek kepadanya,Padahal lusa aku sudah berulang tahun,
Ya. Aku pasti akan mendapatkan izin Ahjusshi untuk mengajakmu kencan saat kau
berulang tahun, ucap Kyu dengan yakin.
Jinjayo?? aku sudah duduk tegak dan menatapnya dengan tatapan berbinar.
Kyu mengangguk dan tersenyum kepadaku.
Kyu!!! aku memeluk Kyu dengan bersemangat,Goma-
YOONA!!
Aku tersentak dan segera saja memalingkan tubuhku ke asal suara.
Papa.
*
Kyuhyuns POV
YOONA!!
Aku melihat tubuh Yoona di tarik Ahjusshi menjauhi ku. Yoona sekarang berdiri di
samping ibunya. Aku mencoba tersenyum kepada Ahjusshi dan membungkuk ke arahnya
dengan hormat.
Ahjusshi, Ahjumma. Je iremeun Cho Kyuhyun imnida. Saya minta maaf atas kelancangan
saya sudah mengunjungi putri anda,
Jung Ahjumma mengangguk dan tersenyum kepadaku. Hanya Ahjusshi yang masih
memasang wajah sangarnya.
Apa kau serius dengan putri ku? Apa kau berniat menikahinya?
Aku terhenyak mendengar pertanyaan mendadak itu namun aku sudah menetapkan
hatiku.
Saya serius Ahjusshi. Saya masih belum memikirkan untuk segera menikah karena
keterbatasan saya sekarang namun saja dapat menjamin kalau saya dapat
membahagiakan putri anda dengan sepenuh hati saya dan menjaganya seperti saya
menjaga diri saya sendiri...
*
Yoona Mamas POV
Yeobo, anak kita ternyata sudah besar,
Aku melihat suamiku tertunduk lesu. Aku hanya tersenyum dan membesarkan hatinya.
Bukankah ini sudah saatnya kita melepasnya? Kita hanya perlu mendukungnya sayang...
Aku kira, kepindahan kita ke Seoul akan membuat Yoona bahagia nyatanya...
*
Yoonas birthday...
Kyuhyuns POV
Skak mat.
Saya menang lagi Ahjusshi! aku berseru bangga. Jung Ahjusshi menatapku dengan
tidak percaya.
Kajja, satu kali lagi. Satu kali lagi, pintanya dengan tidak sabar.
Aih orang tua yang tidak bisa mengakui kekalahannya aku tersenyum simpul dan
mengangguk. Aku memenuhi semua kehendakAhjusshi demi hari spesial ini.
Aku meberi isyarat mata ke arah Yoona yang duduk tidak jauh dari tempat ku dan
Ahjusshi bermain catur.
Tunggulah sebentar lagi Yoona-ya
*
Yoonas POV
HANYA SAMPAI JAM 5! TIDAK LEBIH!
Mendengar Papa berkata seperti itu dan aku hampir melompat kegirangan. Hai ini hari
ulang tahunku dan Kyu memang berjanji mengajak ku berkencan.
Setelah di luar rumah, aku menggandeng tangannya dengan erat.
Kau mau kita kemana? Aku akan memenuhi semua permintaanmu hari ini, ujar Kyu
menatapku dengan senyum tiga jarinya.
Aku ingin ke taman di tepi sungai Han, Kyu, ucapku lirih.
Kajja!
Aku merasakan tanganku di genggam lebih erat.
Aku bahagia sekali.
*
Kyuhyuns POV
Apa yang sedang kau pikirkan? aku memandangi Yoona yang sekarang berdiri di
depan ku. Ini tempat yang sama dengan saat aku mengucapkan kata perpisahan
untuknya di malam natal lalu.
Yoona tersenyum kepadaku.
Kau ingat tempat ini kan, Kyu? tanyanya dengan tatapan sendu kepadaku.
Aku hanya terdiam dan tidak mempunyai cukup keberanian untuk menjawab
pertanyaannya.
Aku ingin menghapuskan kenangan buruk di tempat ini. Aku ingin menggantinya
dengan kenangan indah, Kyu...
Aku memadang wajahnya tanpa berkedip. Aku menarik tangannya dan memaksanya jtuh
ke pelukanku.
Uljima.. Aku akan selalu di sampingmu,Yoona-ya,
*
Yoonas POV
Uljima.. Aku akan selalu di sampingmu,Yoona-ya,
Aku merasakan kehangatan menjalari seluruh rongga tubuhku. Sekarang aku sudah
melepaskan pelukan Kyu dan menatap wajahnya. Hanya menatap wajahnya saja sudah
membuatku sangat bahagia.
Kau tidak menanyakan hadiah ulang tahunmu dariku? tanya Kyu.
Aku menggeleng,Kau ada bersamaku saja, itu sudah lebih dari cukup,
Jinja, padahal aku sudah menyiapkan kado spesial untuk mu, keluhanya kecewa.
Aku mau! seru ku,Pasti kado yang sangat menyenangkan,
Kau ini plin-plan sekali Yoona-ya. Kau ingin kado apa tidak? Kyu sekarang sudah berdiri
di depanku. Aku harus mendongakkan kepala agar bisa memandang wajahnya dengan
jelas.
Tentu saja aku ingin. Aku selalu menginginkan hadiah yang di berikan oleh seorang Cho
Kyuhyun, aku terkekeh kecil.
Nah ulurkan tanganmu, pintanya.
Aku mengulurkan kedua tanganku dan melihat Kyu meletakkan salah satu tangannya ke
balik jaket yang di gunakannya. Ia berhenti sejenak dan menghela nafas.
Ini,
Aku melihat ke arah tanganku dan melihat apa yang diberikan Kyu.
Ko-
Seluruh cintaku, aku berikan kepadamu Jung Yoona! Tidak ada yang aku sisakan
sedikitpun.
Aku merasakan tubuhku terangkat ke atas. Ya Tuhan.. Namja ini selalu membuat banyak
kejutan di hidupku. Aku meneteskan airmata dan menatap Kyu dengan tidak percaya.
Tubuhku sudah di turunkan kembali. Kyu dengan panik mengusap mataku dengan ujung
jarinya.
Neo gwaenchana? Apa aku mengejutkanmu Yoona-ya? tanyanya dengan khawatir.
Aku hanya terdiam. Lucu sekali ekspresinya mengkhawatirkan ku. Aku berpura-pura
memasang wajah tidak suka dan mengembalikan sesuatu yang kosong itu ke arahnya.
Aku kembalikan cintamu Kyu,
JINJAYO??
Bwahahahahahahaha aku bercanda Kyu! aku tidak bisa untuk berhenti tertawa. Kyu
mengerucutka bibirnya dan mendelik tajam ke arahku.
Appo kyu! aku mengusap hidungku yang di jepit kyu menggunakan jarinya dengan
gemas.
Kau sekarang berani mempermainkan ku Yoona? aku mendengar suaranya bernada
merajuk.
Aku terkekeh kecil dan mulai bergelayut manja di lengannya,Mianhae.. aku tidak akan
mengembalikan lagi apa yang kau sudah beri Kyu.. aku akan menjaganya..
Kyu melepaskan pelukanku dari lengannya dengan hati-hati dan menatapku dengan
pandangan menilai.
Waeyo? tanyaku heran.
Ah ani. Ini, ia mengeluarkan sebuah toples kaca kecil berhiaskan pita bermotif polkadot
di sekelilingnya.
Aih, permen! aku berseru senang.
Di makan sendiri ya. Aku harap kau suka dengan apa yang aku berikan, Kyu bangkit
berdiri dan berjalan pelan menuju pagar pembatas taman dan sungai Han.
Aku menatap isi toples kaca tu dengan mata berbinarnya. Permen yang di bungkus
kertas lucu dengan motif boneka beruang kecil.
Yoona, kajja,kita pulang!
Aku terhenyak kaget mendengar Kyu memanggilku. Ia sudah melangkahkan kakinya
yang panjang tanpa menunggu ku menghampirinya.
Dengan tergesa-gesa aku berlari menyusul Kyu namun aku tidak sengaja menginjak
sebuah batu kerikil.
Bruk!
AAAAA
Aku merasakan tubuhku terhempas di tanah dan toples kaca permen yang di berikan
Kyu terlempar begitu saja mengeluarkan isinya. Aku meringis kesakitan. Dengan cepat
aku mengumpulkan kembali permen yang berjatuhan dan memasukannya ke dalam
toples.
Mwo?
Aku melihat satu bungkus permen dengan bungkus berbeda. Hanya di bungkus kertas
putih. Aku membuka gulungannya.
Cring!
Sebuah cincin perak terjatuh di atas pangkuanku.
Dan yang membuatku lebih terkejut lagi adalah tulisan yang ada di balik kertas.
Will you growth old with me? Saranghae, Jung Yoona...

-HAPPY END-

Anda mungkin juga menyukai