a story by
Medan
2019
CHO KYUHYUN
I, Cho Kyuhyun, take thee, Seo Joo Hyun, to be my wedded wife, to have
and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for
-Cho Kyuhyun
have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer,
for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death do
mahluk bernama manusia yang berdiri di bawah sinar bulan di sudut kaca
itu.
Pujian dan hujatan silih berganti hadir dalam ruang-ruang sunyi itu. Walau
Senandung malam mencekam mereka, wajah nan kelam hitam legam dalam
Tak lagi ada bahasa, yang tersisa hanya diam dan penyesalan yang masih
cermin besar dan menatap wajah cantiknya. Ruang penuh silauan cahaya itu
tak lantas membuatnya berbangga diri dengan ukiran tangan Tuhan pada
wajah sempurnanya.
Mengutuk, mengumpat dan juga mencaci. Dia benci pada diri sendiri dan
Kenapa untuk hidupnya saja dia harus repot-repot mengikuti aturan main
dunia? Dia harus patuh hukum yang diciptakan manusia. Dia harus
saja.
diam dan menunggu, kemudian yang sedang berdiri di depan kaca, menatap
kaca pembatas luar dan juga ruangan itu akan memutuskan segala hal yang
Ribuan bintang di langit yang beradu benderang tak lagi mampu menghibur
satupun di antara mereka. Keduanya sudah terlalu sibuk dengan pikiran dan
perasaan masing-masing.
untuk mereka pandang selalu dan selalu. Semacam bukan kebahagiaan yang
jemari mereka.
Ada luka, ada kesedihan, dan juga penyesalan yang amat dalam.
Namun tak lagi ada yang bisa dirubah sejauh ini, semua sudah terlanjur
Entah hidup seperti apa yang mereka inginkan, yang jelas tidak seperti ini.
Bukan hidup dengan ikatan seperti itu ataupun dengan cara yang seperti itu.
Pria itu dalam suasana hati yang tidak terlalu baik. Sudah sejak lama, dan
belum ada yang berubah hingga 8 minggu berlalu. Dia cukup menderita
dikuranginya.
Begitu pula dengan pergaulannya, belakangan dia jauh lebih memilih untuk
semuanya merasa cukup, cukup untuk dirinya menebak waktu pulang sudah
tepat dan mungkin sesampainya di rumah, dia tak harus melihat sosok
Hingga di titik saat ini, saat semua tak sesuai porsinya. Saat dimana
Wanita yang kini berstatus sebagai ny.Cho tanpa didasari oleh keinginan
Ya, terdengar klise memang, tapi siapapun setuju, jika sudah terlanjur, jika
sudah ada, tak satu wanitapun di dunia ini yang mau rugi dengan bersedia
Maka semua berujung pada pilihan keduanya menikah dua bulan lalu.
Wanita yang kini berubah menjadi Nyonya Cho itu sudah lebih dulu hamil
mereka tanggung.
Banyak hal yang menjadi problem setelah dilihatnya garis dua pada benda
Sosok gadis muda dengan latar belakang kepribadian yang suka berbaur
dengan orang lain itu juga mengalami perubahan tidak hanya pada fisiknya
yang kian berisi, tetapi juga perubahan sikapnya yang belakangan menjadi
pendiam.
Wanita yang dulu punya hobby bicara itu kini sudah mengurangi porsi
bicara, bukan karena tidak suka bicara. Hanya saja setiap kata yang
dikeluarkannya dari mulut tidak lagi dipercayai oleh siapapun. Tentu saja
itu berawal sejak dirinya bergaul terlalu bebas, dan lihat hasilnya. Dia
seolah melepas tanggung jawab penuh atas dirinya kepada Seohyun sendiri.
Lahir dari keluarga yang memegang nilai kerohanian yang tinggi, keluarga
yang dihormati dengan status sosial yang cukup diakui tentu saja membuat
keluarga.
Harus menikah karena hamil lebih dulu menjadi awalan saat dimana
maka sejak saat ini mereka seharusnya bisa tidak berhubungan lagi dengan
Seohyun. Bahkan pada sebelumnya Tuan Seo sudah mencetuskan ide untuk
Tapi semarah apapun, seorang istri tetaplah seorang ibu. Sang istri
meniadakannya.
terjadi pada Seohyun setelah menikah, maka mereka sudah lepas tangan.
Termasuk jika ternyata dan sebenarnya Keluarga Cho juga tidak begitu
Seohyun, anak yang terbiasa hidup senang tanpa harus bersusah payah
mencari Won, kali ini harus siap mencari nafkah sendiri jika saja sang
Hukuman yang cukup berat untuk dipikul Seohyun, saat semua orang
yang terjadi justru Seohyun mendapatkan lebih dari itu dari sang suami.
Yang menjadi masalah adalah Seohyun terpenuhi secara fisik tetapi tidak
mental.
Tidak satupun juga keluarga Kyuhyun yang menerimanya. Tidak ada dari
keluarga itu yang bersikap bahwa apa yang terjadi bukan juga yang
mereka. Keluarga itu juga angkat tangan dari mereka usai pernikahan itu.
Tidak ada motivasi, tidak ada dorongan semangat, tidak ada doa. Seohyun
perut Seohyun.
Sekalipun Kyuhyun lahir dari keluarga yang terbiasa tegas dalam semua
keadaan. Aset negara yang ayah dan ibu Kyuhyun sebelumnya bekerja
berusia 30 tahun. Sejak saat itu keduanya pensiun dari pekerjaan mereka,
Selain karena cukup punya keahlian, Kyuhyun juga dibantu karena link nya
Dan berkat proses dan juga usaha Kyuhyun, setelah bekerja nyaris 5 tahun
yang sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan pendapatan jika hanya
Tapi bukan manusia namanya jika langsung puas dengan apa yang dia
miliki. Sejauh itu, Kyuhyun masih berharap dia masih mampu mendapatkan
posisi lebih dari itu, atau bahkan mendirikan usahanya sendiri. Namun
sepertinya itu mulai memudar, dia tidak lagi sesemangat itu untuk
mengumpulkan pundi won, setelah sadar menjadi kaya raya ternyata tidak
citakannya.
hidupnya sekarang. Lupa diri hingga nyaris menghabiskan waktu luang dari
Mengejutkan bukan? Saat semua orang berpikir jika Seohyun adalah wanita
Baiklah, mungkin itu akan menjadi hal yang sedikit bisa diterima jika
Seohyun dihamili teman sendiri. Karena sulit untuk benar benar berteman
dari pertemanan itu salah satu dari mereka ada yang berstatus menjadi
kekasih Kyuhyun. Salah satu dari mereka ada yang juga amat dekat dengan
Seohyun.
Seohyun hamil anak dari kekasihnya sendiri. Dan kini mereka sudah
Sibuk berburu bisnis hingga luar negri, Yuri kecolongan dengan banyak
Kyuhyun. Dan semakin mudah untuk tega seperti yang dilakukan Seohyun.
Lalu pertanyaan berikutnya, jika keduanya sedekat itu dengan Yuri. Lalu
saat ternyata mereka bagun, orang yang tidur dengan mereka malam lalu
menanggung upah dosa atas kebebasan hidup mereka selama ini. Karena
Saat dimana mereka mengisi kamar yang sama namun dengan jarak hati
yang cukup jauh. Kedekatan pertemanan yang pernah terjadi seolah hilang
ditelan bumi.
Mereka selalu tidur di ranjang yang sama, namun hati mereka menciptakan
jarak saat keduanya merasa tidak ada kenyamanan sama sekali dengan itu.
Mereka tinggal dalam rumah yang sama, namun yang terjadi mereka sangat
kembali sudah tidak harus bertemu dan juga bicara dengan yang lain.
di rumah dengan tidur. Lebih malas untuk pergi kemanapun yang lantas
membuat gadis itu mengalami kenaikan berat badan yang cukup banyak.
Usia kandungan yang tidak lagi muda tentu saja membuat perutnya semakin
terlihat, serta badan yang mulai gemuk tentu saja membuat Seohyun malu
Lalu apa yang mendadak membuat keduanya saat ini bisa bertemu dalam
Sudah cukup Seohyun dan Kyuhyun berbohong kepada teman yang lain
dengan keanehan Seohyun yang beberapa lama ini tidak pernah muncul
setiap kali diajak bertemu. Serta Kyuhyun yang selalu menolak setiap kali
Lalu kali ini apa? Seberapa hebat mereka bisa bermain drama di hadapan
Keduanya sama sekali tidak punya solusi untuk itu. Selain keduanya
Setelah cukup lama mereka saling diam dengan kesunyian itu, akhirnya
ditutupnya lagi. Dia mungkin brengsek, tapi dia tidak setega itu pada Yuri
"Bisa dan tega tentu saja berbeda. Kau mungkin tega melakukannya, karena
"Ayolah Tuan Cho, jangan bicara seolah menjaga perasaan Yuri hanya
"Jika kau memang memikirkan perasaan Yuri, kau tidak akan senang hati
ini selau bernada sindir dan terdengar mulai saling tidak menyukai.
"Maka akan ku katakan juga padamu, jika kau mencintai Yuri sebesar itu.
"Apa itu kata lain dari kau ingin mengatakan jika aku tidak mabuk? Seolah
"Jangan menyanjung dirimu sendiri Tuan Cho. Aku melakukan hal seperti
itu saat sedang kesepian. Aku hanya sial saat ternyata ketika melakukannya
sekalipun itu membuatnya terlihat jahat dengan tidak peduli dengan apa
yang esok Yuri katakan padanya jika mengetahui semua kebenaran itu.
"Lalu kau ingin aku menangis tersedu-sedu sebelum besok dia memakiku?"
"Jika aku merasakan itu, apakah keadaanku akan membaik dan membuatku
orang baik?"
Kyuhyun akhirnya berkenan untuk berbalik dan melihat Seohyun yang kini
"Itu tepatnya yang selalu dikatakan orang yang tidak mau repot-repot
"Terserah, pikirkanlah perasaan orang sebanyak yang kau mau. Aku terlalu
terlalu malas untuk memikirkan perasaan orang lain, karena sejauh ini, saat
Maka diputuskan Seohyun untuk berhenti peduli dengan orang lain dan
Seohyun yang terlihat tidak mau pusing memikirkan solusi akan ketakutan
itu.
Kyuhyun membalikkan tubuh untuk kembali menatap langit dari kaca besar
pikiran. Istrinya itu terlalu sibuk untuk merasa korban saat tak ada orang di
sedang terjadi.
Jika Seohyun merasa demikian, Kyuhyun justru lebih memilih untuk tetap
pada porsi jika sesungguhnya dia dan Seohyunlah yang salah. Maka
Maka Kyuhyun siap untuk repot dan kesusahan, berjuang untuk tetap
Celetuk Seohyun kembali, cukup kebosanan untuk terus melihat sang suami
"Setidaknya bintang tau jika aku sedang penyesalan dan berharap diberi
pengampunan"
Kesal Seohyun, membalikkan tubuh untuk menatap pada sisi yang lain. Dia
hanya mencoba memberi saran untuk Kyuhyun tidur sekalipun dengan cara
terlalu cepat berputar karena cukup takut menghadapi hari esok dengan
waktu terlalu lama berputar karena sudah tak cukup punya kesabaran untuk
menerus.
berbaring di sisi wanita itu tanpa mampu untuk menutup mata. Dicobanya
Pria itu juga lumayan tidak peduli dengan Seohyun yang bisa tidur setenang
itu, seolah tidak ada masalah yang akan dihadapinya esok hari. Seolah
Keadaan demikian tidak lantas membuat Kyuhyun merasa perlu untuk tidur
mempercepat berkegiatan untuk segera keluar dari sana dan kemudian dia
Hanya saja, berada di rumah itu memperjelas jika dirinya adalah pria
pusing. Maka dengan keluar dari rumah itu setiap hari seperti sebuah
ketenangan dan juga kebebasan untuknya. Karena tidak begitu jelas tentang
statusnya dan kemudian dia juga tidak harus selalu mual setiap kali melihat
Seohyun yang tiap hari semakin tidak bisa diajak Kyuhyun bertukar pikiran.
drama dengan bersikap sebagai istri yang baik dan tidak sombong. Suka
kesabaran itu.
Oh tidak
Kyuhyun tidak mau jadi tokoh drama itu. Dia tidak mau.
mendadak berubah menjadi istri yang baik. Masalahnya ada pada dirimu
Lihatlah, apakah dia pernah memasak dan lain-lain seperti yang dilakukan
istri yang baik di drama yang kau tonton? Tidakkan? Dia hanya tahu
perutnya sendiri.
denganmu yang meninggalkannya tanpa peduli dia sudah makan atau nanti
akan makan atau tidak, dia juga tidak peduli apakah pagi kau akan sarapan
Kalian tidak tahu? Atau kalian tidak sadar jika anak yang kalian buat di
perut Seohyun mengubah kalian menjadi sosok yang lebih buruk dari
sekarang kalian hanya dua orang sahabat sekaligus suami istri yang jauh.
"Dia memang tidak punya keahlian lain selain makan dan tidur"
sendiri. Bisa mengurus kebutuhan sendiri, namun sang ibu tidak pernah
orangtuanya. Dan jika tiba-tiba sekarang tidak ada yang mengurusnya, tentu
saja Kyuhyun merasa jengkel saat dimana dia memiliki seorang istri.
Sial utuknya karena harus memiliki seorang istri yang terbiasa hidup
senang, manja dan segala hal seharusnya disiapkan orang lain untuk
dirinya.
Kau tidak tahu saja Kyuhyun, saat dia mau makan sendiri seperti yang
mengenai itu.
"Aku tidak hanya butuh stelan baru, aku juga butuh istri baru"
sambil menark ulur napas pelan. Wanita itu santai seolah hidup hanya
melewati Kyuhyun begitu saja setelah wanita itu berdiri dari tidur, turun
"Jangan melihatku seperti itu. Aku memang secantik itu tiap kali bangun
tidur"
Dengan begitu percaya diri Seohyun mengatakan itu setelah merasa jika
punggungnya cukup panas dipandangi Kyuhyun yang saat ini berdecak. Dia
itu? Bukankah biasanya memang Seohyun tidak lagi mau tau perasaan
orang lain? Dia terlalu sibuk merasa disakiti sementara dirinya adalah
pelaku?
Tak mau ambil pusing dengan apapun yang mungkin dilakukan Seohyun
untuk membuatnya kesal hari ini, maka Kyuhyun meraih tas berikut dengan
Tanya Kyuhyun pada diri sendiri, lega saat sudah berada di mulut pintu
Dia merasa jika rumah itu seperti penjara. Esensi rumah yang banyak
keluarga bahagia sebutkan sudah tidak ada lagi di sana, lalu apakah
Kyuhyun tidak berpikir jika Seohyun merasakan apa yang dirinya rasakan?
Tidak sampai belasan menit, Seohyun keluar dari dalam kamar mandi.
Dia seolah sudah tidak lagi punya keseganan jika Kyuhyun masih di sana.
Bukan tidak segan dengan berpakaian seperti itu di depan Kyuhyun, hanya
anak, tapi saat ini kejadian itu justru membuat keduanya merasa jauh,
seperti orang asing yang tidak seharusnya memiliki kebebasan untuk tidak
tak ada lagi Kyuhyun di sana. Kyuhyun sudah pergi ke kantor seperti biasa.
Ekspresi benci pada tubuh sendiri tadi berubah drastis saat mata itu berhenti
pada perut buncitnya. Sesekali Seohyun miring untuk melihat perut itu dari
pelan.
"Dia ingin aku peduli perasaan semua orang saat dia tidak peduli padamu.
semua hal akhirnya menunjukkan dirinya saat semua orang menghilang dari
Saat semua orang melihatnya sebagai pelaku, apakah ada yang tahu bahwa
Seohyun sakit untuk hidup seperti sekarang? Dia dipaksa mengerti dan
menerima disalahkan dan juga diremehkan keluarga Kyuhyun atas apa yang
terjadi dan atas pamor Seohyun selama ini yang tidak begitu
Sekarang saat dirinya harus menjalani semuanya sekaligus, dia juga harus
Bukan Seohyun tidak sadar diri dengan apa yang juga dilakukannya pada
Kyuhyun. Tentang dia yang tidak mengurus pria itu sama sekali.
Tapi haruskah Seohyun mengatakan jika dia tidak ingin merasa lebih
bersikap sangat baik kepada Kyuhyun yang tidak bersikap baik padanya.
Dia juga bukan wanita yang terima diinjak-ijak Kyuhyun hanya karena
takut ditinggalkan.
Tidak
Yang menjadi masalahnya adalah, Kyuhyun sudah lebih dulu tidak mau tau
Jika Seohyun selalu dituntut keadaan untuk melayani suami, lalu apakah
ditinggalkannya bekerja?
makanan siap antar di sana. Andai saja orang paham, sebenarnya itu
menyedihkan.
Kenapa tidak?
Sekalipun peduli soal kesehatan, Seohyun tidak bisa memasak sama sekali.
Kemudian, saat dia punya keahlian memasak dia tidak terlalu sering keluar
dari rumah karena alasan malu dengan apa yang dikatakan orang-orang.
2 atau 4 kali lebih Seohyun keluar dari rumah semenjak dirinya menikah.
Selainnya dia mendekam di sana, tidak bertemu dengan siapapun dan tidak
sehat, saat itu juga dirinya hidup dengan junkfood tiap harinya. Dan tidak
sibuk melanjutkan hidup tidak sehatnya seperti biasa. Apa yang bisa
anak itu ada di perut Seohyun. Entah itu memeriksanya ke Dokter ataupun
Sejak anak itu ada di perut Seohyun, saat itu tidak pernah ada yang mereka
Seohyun.
Jangankan Keluarga Cho, atau bahkan orang tua Seohyun sendiri. Sejak
Lalu semuanya menjadi terasa biasa bagi Seohyun karena orang yang
Sejak hamil atau setelah menikah, Seohyun tidak pernah mendengar satu
Karena jika Seohyun juga peduli, maka dia harus bisa belajar mandiri untuk
melakukan segala hal sendiri. Jika tidak paham, ada google yang bisa
Menikmati sinar matahari di kulitnya yang sudah cukup lama tidak disentuh
sinar dari sang surya. Wajahnya sumringah dan menunjukkan ekspresi lapar
luar biasa ketika makanannya datang dan tak perlu menunggu untuk dirinya
Seohyun lebih memilih makan di teras dengan bermodalkan kursi besi dan
juga meja kecil di sana. Membuka satu persatu makananya tanpa mau juga
Dia lebih memilih menandaskan makanan itu di depan sana tanpa harus
menunggu lebih lama lagi. Lapar itu bukan lagi sesuatu yang mau toleransi.
Ucap Seohyun bangga pada menu makanan yang kini ada di hadapannya.
Dibanding masalah sehat, dia lebih peduli tentang selera. Segera dimulainya
melahap makanan yang kini berada di hadapannya. Dia tidak mau pusing
Pria itu berjalan ke arah pintu masuk rumah sambil sibuk pada ponselnya.
Tepat saat kepala itu diluruskannya, matanya berhenti pada sosok sang istri
Dilihatnya meja Seohyun yang dipenuhi makanan tidak sehat dan tidak
Sempat terdiam seolah kasihan, namun tetap saja ego Kyuhyun menang
kemudian melewati Seohyun begitu saja. Diabaikannya apa yang ada di atas
meja sekalipun seharusnya Kyuhyun sadar itu bukan makanan yang cocok
untuk Seohyun.
"Buatlah dirimu berguna dengan sesekali tau cara untuk menyapa seseorang
"Lalu kau pikir kau sudah sangat berguna dengan selalu pergi kemanapun
"Kau bisa mengatakannya, karena bukan kau yang gemuk dan buncit di
sini"
"Aku yang banting tulang mencari uang, apa aku juga harus
baik-baik saja andai saja pria itu tadi melewatinya begitu saja?
"Jangan bicara seolah uang yang ku gunakan adalah milikmu. Atau uang
dari jalannya dan kini membalas tatapan Seohyun yang cenderung tajam
"Seingatku aku memberimu beberapa kartu yang bisa membeli apapun yang
kau mau. Aku tidak memberimu itu untuk kau simpan di dalam laci dan
kemudian saat ada orang yang bertanya kau justru akan mengatakan, aku
"Dengan memberiku itu kau seharusnya tau bahwa aku tidak akan pernah
"Seohyun berhenti bicara konyol. Kau tidak lagi Seohyun yang punya
segalanya, punya kartu tanpa limit yang difasilitasi orangtuamu. Hanya aku
"Kau sedang merendahkan aku karena aku tidak punya penghasilan dan
Maka ditinggalkannya Seohyun yang masih diam, dan kemudian tidak lagi
dihabiskannya itu.
sedang tidak ingin memegang kartu itu lagi jika itu menjadi alasan
Jika tidak dengan itu, lalu kau pikir dengan apa kau akan bertahan hidup
dengan uang pribadimu yang semakin lama semakin menipis lantaran tak
"Hanya karena kau punya cukup banyak uang, dan hanya karena sekarang
aku bukan lagi Seohyun yang punya segalanya. Bukan berarti aku mau kau
"Tak perlu pusing untuk berusaha seperti suami yang sangat bertanggung
diam sejak tadi. Dia tau itu adalah bentuk kemarahan, tapi Seohyun tidak
"Bagaimana bisa kau bertanggung jawab pada dirimu sendiri saat makan
saja kau tak paham mana bisa kau makan dan mana yang tidak"
kamar. Beberapa saat wanita itu hanya berhenti sebelum berbalik dan
"Kau tau aku makan dengan tidak pantas. Tapi kau diam. Itu yang kau sebut
mulutnya.
"Tapi tidak masalah, aku tidak suka memaksa seseorang untuk peduli jika
itu. Berjalan untuk keluar dari sana dan juga berencana untuk pergi dari
rumah itu untuk beberapa waktu. Seperti sangat butuh udara segar setelah
perdebatan itu.
berhasil keluar dari kamar yang kemudian dihentikan Kyuhyun ketika pria
"Tapi aku tidak akan membiarkanmu berpura-pura lupa tentang Yuri dan
yang lain. Bukan hanya aku yang bersalah di sini, ku pikir bukan hanya aku
terjadi"
Kyuhyun cukup keras, serta Kyuhyun yang menahan Seohyun untuk tidak
siapapun. Aku tidak akan berpura-pura menyesal di depan mereka jika itu
Seohyun.
menahan sulutan emosi yang bisa saja meledak pada satu waktu.
apa lagi jika berpikir untuk pergi saat ini juga. Dipaksanya genggaman itu
bertahan tidak peduli sekalipun Seohyun akan mengeluh sakit karena itu.
"Jadi apa namanya jika kau tidak mau diajak jujur bersama"
"Apapun itu namanya, kurasa intinya adalah aku tidak mau bertemu dengan
aku yang menggodamu. Dan biasanya dalam situasi seperti ini, hanya pihak
kotor wanita itu yang sampai mampu memprediksi Kyuhyun akan tega
"Jangan pernah berpikir juga jika aku tidak mau kau ajak bertemu mereka
karena tidak siap mereka tahu kebenaran tentang kita. Sama sekali tidak!
Saat ini, aku tidak peduli mereka tau atau tidak. Mereka tahu sama sekali
bukan masalah. Yuri tidak tahu juga bukan masalah. Karena aku tidak
peduli. Aku tidak perlu peduli perasaan orang lain saat tidak satu orangpun
untuk ikut bersama Kyuhyun sama sekali tidak ada hubungannya dengan
Yuri tidak tahu dan merasa baik-baik saja dengan Kyuhyun, terserah.
Saat ini tidak ada yang perlu bagi Seohyun selain dirinya sendiri.
kesalahan ini sendirian. Jika kau tidak mau ku ajak untuk mengatakannya
bersama kepada mereka, terutama kepada Yuri. Maka aku tidak akan
pernah mengatakannya"
hanya tetap memandang Seohyun dengan keputusan wanita itu untuk tetap
"Terserah"
mobil untuk keluar dari sana. Dia tidak mau untuk terus bertengkar kepada
hidup seharian.
setidak peduli itu kepada perasaan Yuri. Bagaimana bisa Seohyun tidak
memiliki perasaan bersalah sama sekali setelah kesalahan yang mereka buat
bersama-sama?
Apakah Kyuhyun harus jujur sendiri kepada Yuri atau seperti Seohyun
egois dan tidak akan mengatakan apapun. Karena disana tidak hanya
Lalu kenapa hanya Kyuhyun yang harus jujur kepada Yuri? Apakah
Andai saja......
diandaikannya, semua pasti akan baik-baik saja. Dia pasti bahagia, bahagia
dikasihinya.
Namun untuk kembali hidup seperti itu tidak lagi bisa diwujudkannya.
sekarang, jika sudah jauh dari harapan itu, maka pilihannya hanya mencoba
Mata Kyuhyun mengelilingi seluruh kamar itu, kamar yang dulu hanya
ditempatinya seorang diri, sejak 2 bulan yang lalu harus berbagi dengan
Kamar yang dulu hanya diisi dengan barang pribadinya, kini sudah tersusun
barang milik wanita sekalipun tidak ada satu pajangan foto di sana yang
menandakan jika rumah itu telah dihuni oleh suami dan istri. Tidak ada
diantara mereka yang memiliki niat untuk memajang foto pernikahan atau
Tidak akan pernah ada orang yang bisa tahu jika rumah itu juga di isi oleh
manusia bernama Seohyun jika orang tersebut tidak masuk ke dalam kamar
mereka.
Seohyun. Dia sudah terlalu sering menyakiti gadis itu, kenapa pada
lagi di rumah dan nanti akan segera ke bandara untuk menjemput Yuri.
Beberapa puluh menit hanya diam dan duduk di atas ranjang, Kyuhyun
berdiri dan berniat memasuki kamar mandi. Ingin sekedar mencuci wajah
dan menukar kemeja serta jas yang tadi dikenakannya ke kantor dengan
cermin kamar mandi ketika dilihatnya di depan cermin itu ponsel milik
Seohyun tidak pernah berubah sejak dulu, ceroboh dan tidak terlalu
Kyuhyun sebagai seorang pria yang tidak tahu apa-apa tentu saja penasaran
dan mau tahu. Itu sebenarnya apa, dengan kondisi kamar mandinya yang
terbiasa bersih.
membesarkan mata setelah tahu jika itu adalah darah yang hampir
mengering.
Darah siapa? Darahnya? Tidak mungkin, dia bukan wanita yang bisa
mengalami menstruasi.
Tidak ada orang lain yang bisa disimpulkan Kyuhyun sebagai pemilik darah
kamar mandi itu, dan hanya Seohyun orang terakhir yang menggunkannya.
Kyuhyun memilih untuk mebersihkan lantai itu dari bercak merah yang tadi
Dilanjutkanya untuk mencuci wajah dan keluar dari dalam kamar mandi
tanpa niat membawa ponsel Seohyun yang tadi tertinggal di sana. Menukar
Pria itu kembali mendapatkan kunci mobil dan berjalan hingga pintu rumah.
Pintu itu belum sepenuhnya terbuka, Kyuhyun harus mundur dua langkah
Sapa seseorang diantara mereka, suara khas seorang pria yang menjadi
salah satu teman dekat Kyuhyun. Lee Donghae, sosok Dokter yang
terutama di rumahnya.
Kyuhyun.
Dan Yuri....
wanita di rumahmu"
Canda Yuri yang sebenarnya sudah sangat menahan diri sejak tadi untuk
dan selama mereka tidak bertemu Yuri bisa melihat perubahan yang
lumayan pada Kyuhyun. Pria itu terlihat lebih kurus dan kulit yang sedikit
kusam.
"Kau akan terus diam seperti orang bodoh atau kau akan memelukku
menyuarakan kerinduannya.
Ucap Yuri dan memilih untuk memeluk Kyuhyun sendiri dari pada
menyebalkan itu.
Kyuhyun yang dipeluk masih diam, tanganya yang lain membalas pelukan
menghalau rasa takut jika Yuri tahu keberan dirinya telah menikah.
"Aku merindukanmu"
"Tidak"
Dan ternyata Kyuhyunpun tidak siap untuk segera jujur. Menyakiti Yuri
kembali ke dalam saku yang berujung terjatuh namun tidak sempat untuk
melihatnya.
digandengannya pria itu untuk mengikuti jejak Donghae dan juga Min Ho
hanya Seohyun yang tidak ada di sana. Dia tidak sadar jika penjelasannya
berpotensi membuat mereka tahu jika Kyuhyun sudah tidak lagi tinggal
sendiri di sana.
Giliran Yuri yang ikut serta memperjelas, karena dirinya juga merasakan
jika Seohyun cukup sulit untuk diajaknya bertukar kabar. Semenjak dirinya
"Seharusnya kau tanya pada orang yang selalu mendekam di negara ini"
Balas Min Ho pada pertanyaan Yuri yang menjurus ke pada Kyuhyun, satu-
satunya sosok yang setengah tahun ini tidak pernah meninggalkan Korea.
Sementara Donghae lebih memilih untuk sibuk pada bacaan berupa buku di
atas meja tamu itu. Menunggu Min Ho punya niat menuju dapur dan
hati Donghae untuk minum sesuatu. Karena lebih baik seperti itu, jika
"Lebih tepatnya dia tidak suka berteman denganmu. Bukan dengan kami"
Seohyun dulu yang memang tidak pernah akur tiap kali bertemu.
"Ayolah, kau tau aku juga punya pekerjaan yang harus ku urus"
"Baiklah aku tahu. Aku hanya ingin mengatakan jika di sana tidak
Jawab Kyuhyun sambil mengacak rambut Yuri yang justru membuat Min
Ho mual.
"Kami akan tetap diam di sini dan berusaha untuk tidak muntah"
Balas Kyuhyun cepat pada ocehan Min Ho yang ditanggapi Donghae malas.
Seohyun ulang tahun, namun justru diajak Kyuhyun ribut tentang segala
Ucap Yuri dengan rasa bersalah. Mereka semua saling memandang yang
kemudian berpikir apa yang seharusnya pantas mereka lakukan saat ini.
nanti?
Kalian berlebihan! Seohyun sendiri bahkan tidak ingat jika dirinya sedang
ulang tahun. Sejak ditinggalkannya rumah itu beberapa jam yang lalu,
Wanita itu rindu, terutama kepada sang ibu. Namun tidak ada di antara
mereka yang mau berkepala dingin untuk memaafkan Seohyun. Tidak ada
Sudah cukup lama Seohyun menunggu di dalam mobil, namun dia tidak
pernah melihat sosok ibu serta ayahnya keluar masuk pagar itu. Berulang
Orang-orang yang biasa peduli padanya sudah tak ada lagi. Orang-orang
yang bisa membantunya dalam suasana hati seperti ini sudah tidak lagi sudi
Diputuskannya untuk menyalakan mobil dan memutar balik mobil itu untuk
kembali ke arah dia datang. Dia harus pulang jika ingin istirahat atau makan
Cukup yakin Kyuhyun sudah pergi menjemput Yuri dari bandara, akhirnya
melihat 2 buah mobil yang parkir di dekat pagar rumah karena terlalu fokus
untuk masuk ke rumah dan mungkin mencari air mineral hangat untuk
diminumnya.
dan tangan yang lain menenteng kunci mobil. Wanita itu berjalan lambat
seperti yang biasa dilakukannya. Dia tidak lagi punya cukup kekuatan untuk
Dia berjalan pelan, matanya fokus ke arah dapur hingga tak lagi sadar jika
ada sekumpulan orang yang duduk di ruang tamu dan sedang sibuk
bercanda.
akhirnya berhenti sendiri saat tidak sengaja matanya bertemu dengan mata
kehabisan kata-kata, dia bahkan tidak bisa berpikir alasan apa kira-kira
yang membuat Seohyun bisa berada di sana. Atau apakah Donghae sedang
Tentu saja Donghae terbujur kaku melihat tampilan baru Seohyun yang
sangat luar biasa. Dari tubuh yang mulai gemuk hingga perut yang mulai
alasan Donghae tertegun. Dia seorang Dokter yang sangat paham alasan
Mengapa Seohyun bisa hamil? Dengan siapa? Jadi apakah selama ini
itu sudah lebih dari 12 minggu. Yang artinya Seohyun hamil atau menikah
"Seohyun?"
Itu bukan suara Kyuhyun, ataupun Donghae yang terlebih dahulu melihat
Seohyun. Tapi itu adalah suara Min Ho yang mengikuti jejak Donghae
"Seohyun?"
Yuripun ikut serta bertanya ke arah Min Ho dan mengikuti tatapan seluruh
pengisi ruangan ke arah Seohyun. Semua hal yang dirasakan Donghae saat
Kyuhyun.
yang dulu sangat peduli penampilan berubah menjadi Seohyun yang sedikit
harus terkejut atau justru marah karena otak bodohnya justru mengatakan
mereka.
Teganya Seohyun.
sudah diterakannya.
Dia tak tahu jika Seohyun sudah melakukan hal yang lebih jahat dari
dengan hamil dari kekasihnya dan menikah dengan pria itu. Pria yang saat
Serentak ketiga orang yang tidak tahu apa-apa di sana melihat ke jari
"Kau menikah?"
Nada tanya Yuri tanpa lagi berusaha untuk berbasa basi untuk memanggil
Seohyun untuk duduk lebih dulu. Entahlah, dia merasa marah pada
pertanyaan Yuri yang kini mulai berdiri. Raut wajah gadis itu sangat tajam
ke arah Seohyun dan kemudian terkekeh saat mengingat puluhan pesan dan
panggilan yang pernah diberikannya untuk Seohyun dan semua itu tidak
berbalas.
Kali ini giliran Min Ho yang bersuara, tak hanya Yuri yang merasa kecewa
mereka?
Seohyun tidak menjawab, dia tidak memiliki kata-kata untuk terlihat tidak
Tanya Yuri, bicara serius yang tidak menyadari jika salah satu di antara
mereka justru lebih fokus melihat ekspresi Kyuhyun dari pada Seohyun.
Yaitu Donghae.
Pria itu justru merasa aneh dengan reaksi Kyuhyun yang terlihat takut saat
diam dan cenderung tidak mau ikut campur menyalahkan Seohyun seperti
Nada kecewa Yuri terdengar dalam, gadis itu kembali duduk di sofa dan
"Jika tidak, lalu kau anggap apa kami selama ini dengan menikah namun
Akhirnya salah satu dari mereka mau berkepala dingin. Membujuk Seohyun
diam sejak tadi karena telah menyimpulkan jika benar Kyuhyun melakukan
"Tidak perlu. Kita bukan teman-temannya. Untuk apa dia duduk kemudian
"Karena kau bukan teman kami. Pergi saja, kau tidak perlu memaksakan
Seohyun yang tidak kunjung berubah setelah sekian lama mereka merasa
Sementara Seohyun, wanita itu tetap diam. Karena dari awal sudah
akan melakukan sesuatu atau tidak. Dan ternyata jawabannya adalah tidak.
untuk tidak bisa melakukan itu. Dia lebih memilih untuk diam dan
Seohyun mengikuti apa yang diinginkan Yuri dan juga Min Ho. Serta
Oh baiklah Kyuhyun sialan. Itu tandanya kau lebih suka Seohyun yang
pergi.
Tanpa mengatakan apapun Seohyun akhirnya angkat kaki dari sana. Keluar
dari rumah itu yang hanya disayangkan satu orang. Yaitu Donghae.
menyempatkan diri untuk menatap mata Kyuhyun dengan sejuta arti pada
tatapannya.
semua orang di ruangan itu yang cenderung tidak lagi mau tahu Donghae
meraih tangan Seohyun tepat di depan pintu besar rumah mereka. Berulang
kali dilepaskan Seohyun dan berulang kali pula ditahan Donghae kembali.
"Benar, tapi setidaknya aku tahu cara untuk curiga jika kau kemari bukan
karena kami"
selalu bisa lebih cepat mengerti apa yang terjadi dari yang lain.
"Aku sangat berharap kali ini dugaanku salah. Karena jika kecurigaanku
Tambah Donghae yang masih hanya ditatap Seohyun terus menerus, napas
wanita itu mulai naik turun. Dia tidak ingin mengatakan kebohongan, tapi
menerus.
Oh.....
pulang dari pria itu sudah membuat Seohyun menarik kesimpulan jika
Donghae sudah berhasil pada tahap curiga jika yang tinggal di rumah itu tak
diri, tidak sadar jika itu justru memperjelas apa yang dikatakan Donghae.
"Hanya karena kau mengatakan itu, bukan berarti kau berhasil membuatku
Oh.......
Seohyun terdiam cukup lama dengan ketakutan yang cukup bisa dibaca
diamnya Seohyun berubah menjadi keluhan pada bibirnya dan tangan yang
cukup kuat lepas dari Donghae. Tangan itu cukup cepat mendarat pada
"Sakit"
untuk duduk di lantai teras itu. Dilihatnya wajah Seohyun yang memucat
masih sangat perlu untuk disimpan justru dipaksa untuk dibuka satu persatu
dan perlahan-lahan.
untuk bersikap tidak bersalah seperti biasa. Dia tak ada pilihan selain
Jika sudah seperti itu, maka tak banyak lagi yang bisa disembunyikan
Andai bisa dirinya menghalau rasa nyeri di perutnya, Seohyun masih lebih
memilih untuk tetap diam dan tidak mengatakan apapun kepada siapapun
Hingga dirinya menutup mata, Seohyun tidak lagi tau apa yang berikutnya
**************
Nyeri di perut yang tadi dirasakannya sudah menghilang, yang tersisa hanya
"Sial"
Bukan tak mau semua itu diketahui orang, hanya saja ada beberapa alasan
sebagai salah satu yang paling mungkin terjadi. Tak separah yang
dipikirkannya.
manusia manapun selain dirinya. Tak ada yang menunggunya seperti yang
"Kau tidak berubah, dan masih saja merasa mampu melakukan segalanya
dekat dari pintu masuk yang segera membuat Seohyun berbalik dan
pemilik suara. Seohyun semakin yakin jika sudah terjadi hal-hal yang tidak
terkekeh. Dia tau itu hanya cara Seohyun untuk mengalihkan perasaan jika
saat ini sebenarnya Seohyun sedang merasa sedikit takut dan khawatir.
Tentang semuanya.
"Kau juga masih konsisten mengenai satu hal. Yaitu tak pandai berpura-
pura"
"Itu tepatnya yang selalu kau katakan setiap kali kau berpura-pura"
Tiba-tiba saja pertanyaan itu dilontarkan Donghae dan tentu saja berhasil
tepatnya jika dia sedang menunggu kalimat makian apa yang berikutnya
"Katakan saja apa maumu. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan dari
"Tak perlu basa basi untuk mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan"
Jawab Seohyun cepat. Kali ini giliran Donghae yang berdecak, sifat
Seohyun yang cenderung tidak pernah mau kalah memang telah mendarah
daging dan mungkin tidak lagi bisa disembuhkan. Bahkan dalam debat
besar lainnya.
Untuk beberapa saat keduanya hanya diam, hening itu kembali untuk
Sudah sangat bisa ditebak Seohyun jika pertanyaan Donghae tidak akan
jauh dari itu. Namun tetap saja selalu mengejutkan bagi Seohyun.
Tak perlu lama untuk mencari tahu kebenaran pernikahan Seohyun dan
"Benar, kalian memang manusia. Tapi manusia yang merasa jika dirinya
baik"
Balas Seohyun dengan sindiran. Contoh buruk saat dimana seharusnya dia
egonya sendiri.
Seohyun"
Ejek Donghae, pria itu sedikit terkekeh untuk menertawakan Seohyun yang
jahat.
"Aku melihat dengan sangat jelas jika kau tidak sedang bahagia"
"Apa manusia hidup hanya untuk merasa bahagia? Jika esensi hidup hanya
berdiri dari duduknya. Pagi seperti ini tidak seharusnya dilewatinya dengan
Pria itu berjalan ke arah Seohyun berdiri sambil menatapnya tajam. Wanita
itu mulai melipat tangan ketika Donghae semakin mendekat dan berdiri
"Aku tidak tau alasan apa yang membuatmu harus menikah dengan
Kyuhyun. Jika kau memaksakan diri menikah untuk hidup yang seperti ini.
"Karena kau tidak tau alasanku apa yang membuatmu berpikir aku
selalu muak jika sudah mengenai mana yang benar dan mana yang tidak,
arah meja. Mendapatkan ponselnya di atas sana dan mungkin berniat untuk
antara semua"
itu menahan tangan Seohyun yang berhasil membuat Seohyun berhenti dan
"Kau salah jika berpikir aku merasa benar menikah dengan Kyuhyun"
dengan Kyuhyun.
"Aku menempatkan diriku sebagai orang yang bersalah. Hanya saja aku
Ungkap Seohyun dengan tegas, melepaskan tangan dari Donghae dan mulai
"Kau sudah tau menikah dengan Kyuhyun salah. Lalu alasan bodoh apa lagi
Oh astaga...
membesar dan ingin berbalik untuk menghajar mulut lantam sialan itu.
dengan Kyuhyun memang karena dasar sangat ingin menikah dengan pria
itu. Menempatkan perasaan semua orang yang tersakiti dengan itu di bawah
segalanya.
"Tidak ada pria yang tidak suka tidur dengan wanita cantik sepertiku"
menatap Donghae.
"Termasuk kau"
Tidak lagi memiliki stok kata-kata yang bisa menjawab mulut pintar
Seohyun.
"Kau tidak punya hak mengatur mana yang bisa ku makan dan mana yang
tidak"
"Hanya karena kau mengatakan itu bukan berarti kau terlihat seperti Dokter
Tak pernah menilai apa yang dilakukan orang lain sebagi sesuatu yang tulus
Oh Donghae, haruskah?
kebenaran yang sama dengan yang dikatkan Donghae. Tapi haruskah pria
Tidak
Oh really?
************
Dia tidak mau menjerumuskan diri dengan keadaan saat semua orang akan
menyalahkannya.
beberapa waktu yang lalu. Tidak ada panggilan masuk pertanda seseorang
mencarinya.
Seohyun cukup yakin jika tadi besar kemungkinan Kyuhyun dan juga yang
keadaannya?
Oh biarkan saja. Ditanya juga tidak akan membuat Seohyun lebih sehat atau
Tidak mau menyakiti diri sendiri dengan fakta itu, Seohyun nyaris
Sebelumnya dia tidak lagi terkejut dengan nama pemberi pesan. Yang
membuat Seohyun ingin muntah adalah isi panjang lebar pesan yang lantas
apa yang seharusnya dikonsumsinya, kegiatan apa yang baik untuk bayi
setiap hari untuk tetap menjaga kesehatan calon bayinya dan juga dirinya.
lama, karena hati Seohyun mulai bicara jika sejak dulu diantara mereka
dirinya bisa menjadi seegois itu? Kemalasan dan juga gaya hidupnya
seperti itu, tapi berperilaku seolah tidak peduli kepada kehamilannya tentu
sehat untuk dirinya memerlukan waktu sampai Seohyun mati. Dengan kata
Mungkin untuk Kyuhyun itu tidak penting, namun kini untuk Seohyun
semua itu menjadi penting. Karena mengingat rasa sakit yang tadi dirasakan
sebelumnya.
menurut googlenya.
Berbelanja kebutuhan memasak dan dapur. Beberlanja susu ibu hamil yang
mendorong.
Tak lagi ada ruang yang bisa digunakannya sebagai tempat dari buah serta
daging yang ingin dibelinya, Seohyun memilih untuk memeluk buah serta
daging berplastik itu di depan dadanya yang lantas membuat belanjaan itu
sedikit menyikunya.
Ucap Seohyun yang lantas anak itu menunduk mohon maaf lagi sebelum
Wanita itu membuang napasnya, ternyata untuk berdiri dari posisi demikian
meletakkan plastik itu lebih dulu dan kemudian berusaha berdiri dengan
mengangkat perutnya yang mungkin akan sakit jika ditekan tubuh bagian
atasnya.
justru membuat matanya bertemu dengan mata seseorang yang sangat ingin
Kyuhyun. Suami sekaligus teman Seohyun yang saat ini beradu pandang
tanpa kata-kata.
Tak hanya Seohyun yang berpikir demikian, tetapi juga Kyuhyun. Tentu
saja pria itu sulit percaya dengan kehadiran Seohyun dipusat perbelanjaan
daging.
Akan lebih masuk akal jika saat ini Seohyun berbelanja barang-barang
biasa dilakukannya.
itu? Haruskah mereka saling bertemu saat keduanya sangat berusaha untuk
tidak bertemu?
pertolongan untuk berdiri, haruskah pria itu hanya melihat dan bukannya
itu terhenti saat pundak Kyuhyun ditepuk seseorang yang sudah sangat
Tentu saja kehadiran Kyuhyun disana seorang diri tidak akan mungkin
terjadi. Kecuali dia bersama seseorang atau temannya yang lain. Seohyun
pesta kecil kecilan untuk merayakan kepulangan Yuri. Seperti biasa, salah
terbaik sedunianya.
Tidak ingin Yuri melihatnya di sana dan seorang diri. Tidak juga ingin
bagi tubuhnya.
Dan berhasil.
beberapa bulan lalu sangat lihai dalam mencaci maki Seohyun dan
kemudian memberi Seohyun sumpah serapah. Tak hanya itu, Seohyun juga
mendapat gelar baru sebagai wanita murahan dari seseorang yang baru saja
bersuara.
untuk berbalik dan memastikan sendiri siapakah pemilik suara wanita itu.
Dan tepat seperti dugaan Seohyun, wanita itu adalah Nyonya Cho. Wanita
yang sudah berstatus sebagai ibu mertuanya sejak beberapa bulan yang lalu.
dilihat Seohyun wanita itu cukup serius dengan peralatan rumah tangga
belakangnya, yaitu Yuri yang selalu bercanda dan juga memberinya saran
melihat drama keluarga bahagia sialan itu. Entah sumber perasaan darimana
Entah itu yang namanya cemburu Seohyun juga tidak tahu dengan pasti.
Hanya saja timbul ketidaksenangan dalam diri Seohyun saat dirinya merasa
mereka sebagai wanita yang akan dinikahinya, sejak saat itu juga Nyonya
Cho sudah tidak pernah bernada baik, dan cenderung mencaci maki
Kyuhyun pada setiap pembicaraan. Bukan justru seperti saat ini, dimana
Lalu sekarang? Seohyun juga harus melihat saat dimana dirinya merasa jika
seseorang yang berada dan berbelanja seperti itu dengan Nyonya Cho
Buatlah jika hubungan Yuri dengan Keluarga Cho sejak dulu memang
sangat baik, namun semua anggota keluarga itu juga tahu bahwa Kyuhyun
adalah pria beristri, tidakkah satu saja dari keluarga itu berpikir jika istri
Jika harus jujur tentu saja Seohyun ingin hubungannya dengan keluarga
mungkin tidak berpikir dan tidak merasa perlu untuk wanita yang
Ayolah Seohyun, jangan mulai. Kau selalu merasa menjadi orang paling
sesuatu untuk bisa diterima keluarga itu? Apakah kau pernah berusaha
melakukan sesuatu agar kau bisa diperlakukan Keluarga Cho dengan baik?
Mereka semua tahu keadaanmu, dan keadaanmu itu juga yang memaksa
kandunganmu saja tidak pernah mereka lakukan. Dan lihat, saat mereka
atau bahkan Kyuhyun ada kau dikeluarga mereka sekarang, mereka lebih
Masih dengan tatapan seriusnya, Seohyun masih bisa melihat dengan jelas
saat kedua wanita itu tertawa dan memasukkan pilihan mereka pada trolly
mereka.
sampingnya. Sampai pada akhirnya dua orang itu sedikit menjauh dari
penuh.
Tolak Seohyun, namun jelas orang itu sudah sangat terniat membantu
"Tidak apa-apa nyonya. Tidak baik ibu hamil mendorong beban seberat ini"
Ucap pria muda itu yang kemudian dianggukkan Seohyun jika dengan itu
bisa membuatnya segera menyingkir dari sana dan tidak melihat Kyuhyun
"Suami nyonya?"
"Dia sibuk"
"Sesibuk apapun, tidak lantas membiarkan istri hamil seperti ini berbelanja
sendiri"
Andai saja pria muda itu tahu jika suami yang mereka bicarakan sejak tadi
adalah pria yang mereka lewati, berdiri di sisi stan yang lain dan
memperhatian setiap gerak dan kalimat yang mereka ucapkan. Dan semoga
Entahlah, tak ada yang tahu apa sedang terjadi pada Kyuhyun.
transportasi yang akan membawanya dari sana. Malang untuk Seohyun saat
mobil, keluarga sialan itu juga keluar dari dalam supermarket. Mereka
berjalan ke arah parkir mobil yang sudah pasti akan melewati Seohyun.
Seohyun tidak melihat jika sebenarnya Kyuhyun agak kecarian. Dia tidak
sadar jika Kyuhyun bisa dengan cepat menemukannya karena kepala pria
Tersisa belasan meter sampai pada posisi Seohyun, ternyata Seohyun sudah
lebih dulu memasuki mobil dan segera melaju. Benar-benar tidak ada yang
Seohyun memang tidak pernah berperan sebagai sosok istri yang diinginkan
membuat anak itu, lalu mengapa hanya dia yang bertanggung jawab pada
************
pemilik taxi undur diri dan meninggalkan Seohyun saat menutup pagar.
Rumah yang hampir 24 jam tidak dihuni Seohyun kembali sepi seperti
biasa. Sebelumnya tidak pernah ada yang pernah bertamu lantas membuat
itu.
tamu sialan Kyuhyun malam lalu tidak membersihkan meja bekas dari botol
alkohol serta cemilan mereka. Seohyun bisa menebak jika orang-orang itu
cukup lama di sana dan sama sekali tidak ada niat mungkin menolongnya
mengeluarkan energi.
cukup banyak. Usaha lain untuk bisa menutupi perasaannya tentang apa
yang tadi dilihatnya saat berbelanja. Tak bisa ditapiknya, Seohyun tetap
memikirkan itu dan tentu saja tidak senang dirinya merasakan hal seperti
itu.
Rasa lapar dan hausnya yang belakangan selalu sangat cepat datang
menghampirinya kembali.
dikatakannyakan dia mau merubah? Dia tidak mau hanya karena Kyuhyun,
Namun semua menjadi sulit bahkan sudah dengan bantuan google. Karena
memasak masakan paling mudah dimasak dan cepat. Karena dirinya sudah
terlalu lapar. Belajar memasak sesuatu yang enak dan sehat mungkin bisa
dimulai setelah ini. Setidaknya harus ada yang mengganjal perutnya lebih
dulu.
benar dilakukannya. Telur itu pecah berikut dengan kulitnya yang masuk ke
Seohyun sedikit frustasi hanya untuk memisahkan kulit telur tadi dari dalam
tadi yang sayangnya justru menumpahkan isi wadahnya. Telur yang tadi
"Astaga.. Tuhan"
harus tetap diusahakannya, karena dia belum mau mati kelaparan. Seohyun
Seohyun memecahkan telurnya pada wadah baru dan dari pada wadah itu
dapurnya yang diberantaki oleh kulit telur dan juga wadah-wadah yang
tidak dibutuhkan.
waktu cukup lama. Digorengnya telur yang tadi dikocoknya namun entah
Tidak pernah memasak tentu saja Seohyun tidak tau berapa lama waktu
dengan tangan, lupa jika itu panas dan beruntung karena Seohyun
"Shit!!!"
Wajan yang sempat mengenai telapak tangannya itu terjatuh seketika dari
tangannya yang tidak siap dengan panas di sana. Terjatuh di lantai yang
Keluh Seohyun kembali, rasa sakit di tangan serta kaki sekaligus membuat
"Panas"
Keluhnya untuk kesekian kali, terduduk di lantai itu sambil memegangi ibu
jari kakinya yang sudah memerah dan berdenyut-denyut. Dan kini giliran
kini dipandangi Seohyun cukup menambah perasaan tidak enak pada diri
Seohyun.
Peralatan masaknya yang berjatuhan di lantai, bekas telur yang yang tadi
Wajah yang tadi hanya mengeluh sakit dan lapar tiba-tiba saja dialiri air
Seohyun tidak menangis karena rasa sakit ditangan serta kakinya saja.
Tetapi dia menangis karena sesuatu yang pedih dalam hatinya. Dia kasihan
saja pada dirinya. Momen dirinya sangat perlu diperhatikan, dia justru
kehilangan perhatian. Saat dimana dia sangat butuh teman, dia justru
Bagaimana tidak, untuk makan sehat saja dia tidak bisa menolong dirinya
dan tidak ada seorangpun yang mampu dan ingin membantunya tentang itu.
Terlalu miris, karena untuk makan telur dadar saja tidak bisa terpenuhi dan
tidak ada yang membantunya untuk itu. Dia dipaksa untuk mandiri tanpa
memang tapi Seohyun tidak punya pilihan, dia tidak bisa memaksa
sering disuarakannya kepada sang ibu tidak memiliki arti. Air mata yang
membuahkan hasil.
Tidak ada yang bisa diandalkannya selain dirinya sendiri. Dan Seohyun
sangat tahu tentang itu. Tapi tidak salahkan jika sekali saja dia menangis?
Seohyun menghapus air matanya pada akhirnya, sudah cukup. Semua itu
dimasaknya tadi telah kotor di atas lantai. Kelelahannya hanya untuk itupun
tidak terbayar. Anaknya di dalam sana juga harus menahan lapar karena
ibunya yang tidak bisa melakukan apa-apa termasuk memasak. Dia juga
harus sabar menahan lapar karena ibunya tidak sebahagia ibu hamil lain
Terlihat begitu pasrah, Seohyun bahkan tidak lagi berniat untuk sekedar
Ponselnya yang ternyata ikut terjatuh diraihnya, sepertinya dia harus tetap
mencari sajian yang akan dibelinya sambil sesekali menghapus air mata
yang masih saja terjatuh, tak dilihatnya lagi sosok Kyuhyun yang berdiri di
mulut pintu dapur dan menyaksikan sendiri kekacauan dapur serta Seohyun
Untuk yang kesekian kali Kyuhyun harus merasakan hal yang demikian.
tiap kali ditinggalkannya seorang diri di rumah itu. Wanita itu melakukan
segala hal sendiri saat dimana dulu segala hal itu disediakan orang
untuknya.
Pernikahan itu ternyata telah memaksa Seohyun hidup dengan cara 1800
derajat berbeda.
kemana kira-kira wanita itu. Namun dia tidak memiliki waktu untuk
Dia tidak mau menimbulkan kecurigaan dari Yuri yang justru membongkar
kebohongan itu.
Benar, Kyuhyun sama sekali tidak tahu menahu perihal Seohyun pingsan.
Karena itu Kyuhyun sangat terkejut saat melihat Seohyun tadi berada di
serta malu sekaligus karena harus membiarkan Seohyun seorang diri dan
menjemput sesuatu dari rumahnya kepada Yuri dan sang ibu. Dia tidak mau
rasa bersalahnya justru menguasainya dan tidak fokus setiap kali sang ibu
Maka keputusannya untuk pulang ternyata sangat benar. Saat dia masuk ke
Dengan berat hati Kyuhyun menjatuhkan harga diri dan melangkah pelan
dipeliharanya. Tidak benar jika dia terus menerus membiarkan seorang ibu
hamil terluntang lantung demikian hanya karena ego mereka yang terlalu
tinggi.
"Kau akan mati jika terus menerus mengkonsumsi makanan sialan itu"
dengan cara yang sama. Seohyun bisa menebak jika sebentar lagi pria itu
"Apakah harus ada alasan tertentu untuk aku berada di rumahku sendiri?"
Seohyun menjawab Kyuhyun dengan sindiran keras, dia tidak punya niat
sama sekali pikir positif pada alasan Kyuhyun bisa berada di rumah
"Aku disingkirkan dari keluargaku, tapi kau bisa kembali pada keluargamu
semudah itu. Luar biasa" Tambah Seohyun lagi, bertujuan untuk mencubit
perasaan pria itu yang bisa dengan tega memperbaiki hubungannya sendiri
Terlihat jelas Kyuhyun tidak ingin membahas itu sama sekali. Karena dia
menahan kepala Seohyun hingga wanita itu kembali terduduk pada lantai.
Mengubah ekspresi Seohyun yang tadi datar menjadi kekesalan. Wanita itu
berhasil.
"Kau tidak suka melihatnya? Kau bisa bersihkan sendiri Tuan Cho"
kepalanya, namun pria itu tetap menahan dengan kekuatan yang lebih dari
sebelumnya.
Kyuhyun untuk pertama kalinya bersikap sok mau peduli pada apa yang
"Kita akan bertengkar sampai perang dunia ke tiga atau kau berdiri dan
mandi"
dilakukan"
terjadi pada pria itu sampai bisa berubah menjadi seaneh itu sejak tadi.
Kyuhyun lebih menakutkan saat bersikap keras dan sok peduli seperti itu
Seohyun.
Kyuhyun.
"YA!!" Seohyun sedikit berteriak saat Kyuhyun memberi tanda seolah akan
"Hanya karena perutmu berisi sesuatu, bukan berarti itu bisa pecah"
kecuali jika dia siap patah tulang dijatuhkan Kyuhyun dengan cara tidak
berprikemanusiaan.
benar-benar menurunkannya.
Seohyun terdiam. Seperti orang bodoh dengan sikap Kyuhyun yang tidak
pada dirinya bersikap seperti itu kepada Seohyun. Itu terasa menggelikan.
"Dia sakit"
Ucap Seohyun pada diri sendiri. Tidak mau ambil pusing dengan Kyuhyun
Tidak sampai 15 menit Seohyun sudah keluar dari dalam kamar mandi.
bunga-bunga. Daster dengan satu tali kecil yang pas untuk perutnya yang
keluar dari kamar usai memastikan jika Kyuhyun sama sekali tidak
Seohyun berjalan menuju dapur untuk bisa memergoki apa yang dilakukan
"Kau tidak akan kenyang hanya dengan berdiri dan menatapku seperti itu"
seperti itu jelas sangat jauh dari yang mungkin dilakukan Kyuhyun kepada
Seohyun.
kecanggungan itu justru hadir saat Seohyun tidak banyak bicara seperti
itu.
terlihat serius menatap pada meja yang di atasnya sudah ditaruh Kyuhyun
sebuah gelas berisi susu. Susu ibu hamil yang tadi dibeli Seohyun.
Seohyun. Dan perihal perasaan lain, hanya satu dan seperti biasa. Seohyun
selalu cantik.
"Itu baru benar. Karena jahat sudah sangat melekat pada dirimu"
Sambut Seohyun pada apa yang dikatakan Kyuhyun, duduk di kursi yang
sebagian susu. Kali pertama minum susu setelah cukup lama. Dan tentu saja
ditandaskannya setengah dari isi gelas. Menatap pada piring keramik berisi
makanan yang dimasakkan Kyuhyun. Dia rindu masakan seperti itu, sejak
"Aku akan pergi jika kau merasa canggung dengan kehadiranku. Kau bisa
makan sepuasmu"
Kyuhyun yang sedikit bisa membaca situasi segera mengambil langkah, dia
Kyuhyun melangkah, bergerak untuk keluar dari dapur namun tertahan saat
Kyuhyun berhenti, dia tau arti kata itu sedikit menyedihkan. Namun tidak
ada waktu untuk membahas itu karena bisa berujung pada pertengkaran
"Aku tidak akan makan seperti ini jika bukan karena anakmu. Jadi
seperti babi"
Decak Seohyun melanjutkan makan, dia mungkin tidak sadar jika dirinya
dimana Seohyun bisa bicara sesantai dengan arti kata yang sefrontal itu.
diambil hati oleh Kyuhyun. Sejak dulu Kyuhyun selalu merasa bahwa itu
kemudian menafkahi.
mengapa dan entah sejak kapan hal-hal seperti itu menjadi memalukan
"Belajar adalah sesuatu yang paling tidak mungkin kau lakukan Seohyun"
"Keadaanku memaksa"
"Keadaanmu?"
"Jadi itu yang membuatmu rela berbelanja sendirian dan memasak telur
"Kurasa bukan itu intinya. Intinya itu adalah, aku sakit dan aku sendirian"
lain.
"Siapapun tidak akan pernah tahu jika kau butuh pertolongan jika yang kau
"Seharusnya kau tidak mengeluh jika sebenarnya kau tidak mau ditolong"
"Tidak suka dikasihani dan tidak mau ditolong memiliki arti yang berbeda"
"Baiklah terserah"
Tutup Kyuhyun, dia cukup yakin jika debat itu tidak akan pernah usai jika
Dua menit berlalu, hanya suara sendok Seohyun yang terdengar di sana.
Tanya Seohyun, sejak tadi yang bisa dilakukan Seohyun hanya makan dan
menyindir Kyuhyun. Dia lupa mengajak pria itu makan bersama sekalipun
rumah"
justru menikam uluh hati Seohyun. Wanita itu diam, memandang Kyuhyun
mengapa sekarang menjadi ada kotak-kotak yang begitu jelas jika mereka
sudah pasti ada Yuri. Menantu mereka Seohyun, bagaimana bisa mereka
sekalipun.
Mungkin Kyuhyun tidak sadar jika segala pertanyaan dan protes itu sedang
cukup tahu diri. Dia bukan menantu yang dinginkan keluarga Kyuhyun, dia
tidak pintar seperti keinginan Nyonya Cho. Tidak punya keahlian khusus,
kehamilan. Seohyun juga cukup tahu diri jika dia memang tidak
Tapi jika keluarga itu belum bisa menerima Seohyun, tidak pernah menjadi
masalah yang terlalu menyakiti Seohyun. Semua itu menjadi terasa sakit
saat mereka menerima wanita lain pada keluarga itu dengan baik, sementara
mereka semua tahu Kyuhyun memiliki seorang istri. Kyuhyun bukan lagi
sosok yang bisa mereka ajak bercanda seolah suatu saat akan menjadikan
Yuri bagian dari keluarga itu. Menatu di rumah itu adalah Seohyun. Bukan
basi. Dia tidak mau menyakiti dirinya lebih lagi mendengar bagaimana
Makan Seohyun kembali terhenti saat pada akhirnya matanya berhenti pada
tangan Kyuhyun yang sibuk pada smartphone. Jemari pria itu sibuk
jika jari manis Kyuhyun tidak lagi mengenakan cincin pernikahan mereka.
berdiri. Wanita itu membuang sisa makanan itu lalu segera menyuci piring
kotornya.
Seohyun dengan gaya bicara tanpa ketulusannya. Keluar dari dapur tanpa
akan sikapnya. Wajah Seohyun terlihat pada mimik yang tidak enak diajak
mendadak marah.
kepala Kyuhyun.
membelakangi pintu.
Apa yang harus dilakukannya? Ibunya baru saja mengirimnya pesan untuk
segera pulang dan makan bersama. Dia sudah tidak punya waktu untuk
Sejak kapan marah dan kesalnya Seohyun penting untukmu. Pergi sajalah,
**********
pulas. Malam yang dalam saling berlomba melindungi tidur Seohyun dari
berjanji untuk tetap di sana, jangan sampai sang hujan menantang dan
berujung pada tetesan air di bumi yang akan mendinginkan tubuh Seohyun
Malam sangat perlu berlalu cepat agar Seohyun bisa segera bangun tanpa
harus dihantui oleh rasa takut ternyata tidak sejalan dengan keinginan
Seohyun. Malam itu mengusik tidur Seohyun dan memaksa Seohyun untuk
ototnya sebentar dan kemudian membantu dirinya untuk bisa duduk. Usai
"Oh Astaga"
sempat berdegup kencang sedikit takut sebelum menyadari jika itu adalah
Kyuhyun?
Tak ingin penasaran terlalu lama, Seohyun turun dari ranjang dan
sebelumnya. Pria itu terlihat tidur dengan begitu pulas, namun sedikit
"Kau marah. Bagaimana bisa aku pergi" Jawab Kyuhyun santai sambil
tersenyum saat dilihatnya Seohyun menatap begitu polos, terlihat aneh dari
"Mereka bisa makan tanpa aku. Tapi kau tidak bisa tidur tanpa aku"
"Jangan menyanjung dirimu Tuan Cho. Aku selalu bisa tidur dengan dan
tanpamu"
terkekeh sebentar, suasana yang sedikit mencair setelah tadi Seohyun tiba-
tiba diam dengan alasan yang tidak diketahui Kyuhyun. Kali pertama
istri.
"Kau bangun karena lapar lagi? Kau memang luar biasa" Ejek Kyuhyun
makan
"Kau keterlaluan"
"Anakmu yang keterlaluan. Kau pikir aku sudi menjadi gendut seperti
setuju. Dia sangat setuju pada bagian Seohyun yang lumayan berisi saat ini.
meluruskan kembali. Dia tidak ingin Kyuhyun membawa serius apa yang
menjadi candaannya.
"Bagus, dengan itu aku tidak perlu bersusah payah untuk turun dan
menemanimu makan"
"Tidak perlu repot-repot. Aku akan makan ketika merasa lapar. Tanpa harus
kau temani"
"Bosan bukan berarti aku tidak bisa bertahan pada kebiasaan itu"
"Baiklah, terserah. Sepertinya sejak kecil kau terlatih untuk pandai bicara"
saat ternyata dirinya tidak merasa biasa saat Kyuhyun lebih memilih untuk
Seohyun harus jujur jika ada perasaan tertentu yang dirasakannya ketika
melihat Kyuhyun tidur di sana, dan tidak pergi seperti rencana awalnya.
bergetar-getar. Getar panjang dan cukup lama yang bisa mereka simpulkan
Panggilan panjang yang sudah bisa diduga Kyuhyun dan Seohyun siapa
Benar, ponsel itu bukan milik Kyuhyun. Tetapi milik Seohyun yang tadi
Lee Donghae
Nama itu tertera di panggilan masuk yang belum mereka angkat hingga
Namun pertanyaan itu terhenti karena panggilan masuk itu hanya dilakukan
Kyuhyun. Mereka semua berteman, sangat wajar jika sesama mereka saling
Tetapi bukankah itu tetap aneh karena yang disebut adalah Seohyun?
Jelaslah aneh, karena diantara mereka semua hanya Seohyunlah yang tidak
suka hal-hal seperti itu. Diantara mereka, menelepon Seohyun pada jam itu
Tidak mau itu menjadi pembahasan, Seohyun memutuskan untuk turun dari
Donghae. Pria itu memainkan salah satu ponsel yang ada di dekat
***********
Pesona samudra raya meliputi pagi yang mulai menyapa seluruh insan
manusia di sudut kota itu. Gelap perlahan hilang saat terang mengambil
Aktivitas pengisi kota mulai terlihat sedikit demi sedikit. Transportasi mulai
Angin dari kaca yang sedikit terbuka mulai menciumi permukaan kulitnya.
Kamar yang masih gelap dari cahaya membantunya sadar jika hari belum
terlalu terang.
Dia tidak biasanya bangun sepagi itu. Namun matanya tidak mau diajak
berkompromi. Ngantuknya telah hilang dan tidak lagi tertolong untuk dapat
tidur seperti sebelumnya. Seperti biasa, Seohyun tidak lagi melihat ada
Kyuhyun di sisi lain ranjang yang ditidurinya. Pria itu sudah pasti sedang
Seohyun turun dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi dan kemudian
membersihkan dirinya beberapa menit di sana. Menit yang berlalu itu tidak
sudah ke kantor?
Penasaran pada kebenaran Kyuhyun sudah pergi atau tidak, Seohyun keluar
dari dalam kamar. Berjalan menuju pintu keluar rumah untuk memeriksa
mobil pria itu. Namun belum sampai di ruang tamu yang harus dilewatinya
Seohyun membawa kaki itu menuju dapur terlalu cepat, memastikan apakah
keadaan. Sebenarnya apa yang terjadi pada Kyuhyun. Mengapa pria itu
biasa justru salah. Kyuhyun berada di dapur dan memasak? Bagaimana bisa
Kyuhyun menjadi seperti itu? Kyuhyun memasak untuk mereka? Apa itu
sejak kapan Kyuhyun peduli dengan hal-hal seperti itu, terutama jika itu
untuk Seohyun?
Seohyun diam pada posisinya, otaknya mulai pusing tak siap dengan
Kyuhyun yang terlihat berubah. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Apakah Seohyun harus senang karena akhirnya Kyuhyun peduli, atau justru
beberapa menit yang lalu. Pria itu mengabaikan tatapan tidak percaya
Seohyun jika Kyuhyun bisa melakukan hal-hal seperti itu untuknya. Jika
Kyuhyun tulus melakukan itu, maka Seohyun harus jujur jika sejak kemarin
pagi ini.
Dia terbiasa mengurus diri sendiri, makan saat hanya merasa lapar. Dan
tidak pernah mengkonsumsi sesuatu yang pantas untuk ibu hamil. Lalu jika
kehabisan kata-kata.
"Apa aku terlihat seperti orang yang akan mati atau semacamnya?"
"Kau bukan orang yang akan melakukan hal-hal semacam ini untukku"
Hanya sesingkat itu tanggapan Kyuhyun, dia tak mau membahas perihal
biasa saja. Kyuhyun terlihat serius dengan ucapannya, dia sungguh tidak
mau membicarakan itu jika pada akhirnya mereka akan bertengkar dan
bertengkar.
"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk seperti ini. Kau tidak perlu
berubah hanya untuk terlihat bertanggung jawab tentang segala hal untuk
Dia senang Kyuhyun seperti itu padanya, tapi lebih dari itu, Seohyun
lagi. Begitu pula di pihak Kyuhyun, pria itu juga sedikit tersinggung dengan
Benar, semua dilakukannya memang hanya karena terlanjur. Dia tidak bisa
bagaimana orang lain menilai Seohyun, berwajah semuda itu, hamil sebesar
itu dan kemana saja hanya sendirian. Tanpa suami dan seorang diri.
"Aku mungkin bukan orang baik. Tapi aku juga bukan manusia yang akan
setega itu melihat orang yang pernah menjadi temanku menderita" Seohyun
"Kyuhyun tolonglah, aku tahu, peduli padaku bukanlah sesuatu yang akan
kau lakukan"
"Lalu kau pikir aku akan membuang-buang waktuku di sini untuk sesuatu
akan berubah untuk tidak selau menilai buruk apa yang orang lain lakukan.
"Aku selalu melakukan apapun yang ingin ku lakukan, bukan apa yang
ingin dilihat orang lain" Tambah Kyuhyun yang lantas membuat Seohyun
terdiam untuk beberapa saat. Dia benci keadaan seperti itu, dia benci untuk
"Dia yang lebih butuh kau pedulikan. Bukan aku" Seohyun memaksakan
ditampar ribuan kali dan merasa salah sekaligus. Pria itu tertohok yang
tangisan.
"Aku sedih saat harus mengingat tak ada orang yang peduli dan terlihat
"Aku tau, aku memang bukan wanita yang baik. Bukan wanita dengan
kriteria menantu idaman semua orangtua di dunia. Aku bisa mengerti saat
bisa menerima ketika mereka tidak bisa menerima aku di dalam keluarga
kalian. Aku cukup tahu diri dengan posisiku yang hadir sebagai penganggu
keluarga kalian. Tapi aku tidak bisa dipaksa untuk menerima saat mereka
berpura-pura tidak tahu jika mereka memiliki cucu yang seharusnya mereka
pedulikan"
Oh Seohyun...
"Kau mungkin melihatku seolah tidak pernah peduli pada apa yang kau dan
itu. Dia tidak peduli sekalipun setiap bait kalimatnya sudah berhasil
bernapas.
"Tidak ada kepedulian, tidak ada tanya, tidak pernah ada pertemuan.
Bagaimana bisa anakku harus menanggung beban seberat itu dari orang-
orang jahat seperti kita? Dia tidak salah, dia tidak mengusik hidup siapapun.
Seohyun mulai tidak bisa menahan diri, kesedihan dan juga kemarahan
"Aku juga tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Aku juga belum
pernah siap untuk menjadi ibu. Tapi semua sudah terjadi. Aku harus
bersikap seolah aku sangat senang seperti ini? Seolah aku sangat sengaja
hamil hanya untuk merusak keluarga kalian? Apa mereka tidak tahu jika
aku juga dibuang dari keluargaku? Setelah semua ini apa aku juga harus
Kini tak lagi keluarga Kyuhyun. Giliran Kyuhyun yang harus tahu apa yang
"Seingatku tak hanya aku yang bersalah Kyuhyun. Lalu kenapa kau tega
rapat dan tidak mampu mengeluarkan kata apapun untuk membela diri.
"Bagaimana bisa kau bersikap seperti lajang yang bisa pergi sesuka hatimu,
Tangis Seohyun akhirnya pecah, isakan yang tadi ditahannya lepas hingga
selama ini terlalu rapi disembunyikannya. Rasa sedih yang selama ini
"Kalian bisa mengabaikan aku sepuas kalian. Seingin hatinya kalian. Aku
saja apapun yang ingin kalian lakukan. Aku akan menerimanya" Seohyun
"Tapi kalian tidak pantas memperlakukan anakku seolah dia tidak pernah
dan kuat yang selama ini dlihatnya hilang setelah membahas tentang anak
dirinya menyesali apa yang sudah terjadi, Kyuhyun akhirnya berdiri dan
lebih banyak lagi. Dia tidak siap rasa bersalah itu akan membuatnya
Seohyun lebih erat, agar wanita itu merasakan penyesalannya yang dalam.
Dielusnya rambut Seohyun, kepala itu masih naik turun, tangisnya justru
kalian?"
"Seohyun. Tolong. Cukup. Aku yang salah. Sungguh aku yang salah.
Maafkan aku"
"Aku benci kalian semua. Kalian semua!!" Isak Seohyun lagi. Dia sedikit
kepasrahannya.
hingga wanita berhenti secara perlahan. Pagi yang indah dan diawalinya
untuk membalas pelukan Kyuhyun. Itu kata lain dari sesungguhnya dia
"Kau melewati hari-hari yang sulit karena aku. Terimakasih karena sudah
sebagai jawaban bagi Kyuhyun yang sudah pasti paham arti dari tindakan
itu.
"Aku berjanji. Aku akan berubah. Aku akan menjadi ayah yang lebih baik
Oh......
meyakinkan itu tentu saja membuat Seohyun terenyuh. Perasaan lega dan
"Kau bersungguh-sungguh?"
"Aku berjanji. Tapi aku butuh kau untuk membantuku. Kau tahu, aku tak
paham hal-hal seperti itu. Aku belum pernah punya anak dan sebagainya"
"Janji?"
"Janji"
tersenyum kemudian
kembali sibuk di depan kompor. Pria itu terlalu serius pada masakannya.
Andai saja Seohyun bisa memasak, Seohyun juga tidak akan merepotkan
siapapun. Jika sudah seperti ini, Seohyun akan mengingat sang ibu yang
selesai. Wanita itu berjalan keluar dari dapur. Memasuki kamar kembali
serius.
secepat mungkin bersiap dan segera ke kantor. Berjalan cepat ke arah kamar
dan memasuki kamar mandi tanpa sadar jika Seohyun sedang melakukan
kesibukan di sana
hanya ditanggapi Seohyun dengan senyum puas. Dia tidak merasa bersalah
"Terserah. Menyebalkan"
Kyuhyun keluar dari dalam kamar mandi. Berjalan menuju lemari pakaian
Kyuhyun agar pria itu tidak terlambat menuju kantor. Namun tetap saja
Kyuhyun tidak bisa menutupi ekspresinya jika dia tersanjung. Ini pertama
Kyuhyun berjalan keluar dari kamar setelah lengkap dengan tas kerjanya.
Kyuhyun berencana izin pergi kepada Seohyun yang sudah bisa dipastikan
sedang menunggunya ikut serta untuk makan. Wanita itu telah menata meja
Seohyun sedikit kikuk, malu kepada Kyuhyun tentang apa-apa saja yang
senang jika mereka bisa hidup saling membantu seperti itu, bukan justru
mengucapkan terimakasih. Dia seperti remaja labil yang salah tingkah saat
"Kau juga pandai menunjukkan jika kau sedang malu" Tambah Kyuhyun
dan terlihat jelas jika Kyuhyun sedang berusaha mengoloknya. Rasa malu
sebuah senyum tanpa kedipan. Pria itu terus memperhatikan Seohyun dalam
rumah dan juga keamanan. Jadi berusahalah seramah mungkin. Aku tak
kemudian menebak-nebak
"Kau tidak bisa membersihkan rumah ini lagi seorang diri. Kau juga tidak
perlu lagi memasak telur dengan kulit-kulitnya. Dan security serta supir
akan memastikanmu tetap aman selama aku tidak di rumah. Segala halnya
Kenapa baru sekarang? Tentu saja karena dulu mereka menghindari orang-
Seohyun? Dia tidak tahu memberi tanggapan. Dia senang namun dia juga
tidak nyaman jika tiba-tiba rumah mereka dihuni cukup banyak orang.
Astaga, sejak kapan Kyuhyun menjadi sok tegas seperti ini? Dan Seohyun?
Wanita itu hanya berdecak kesal, ternyata berubah menjadi perhatian tidak
"Saat aku bekerja, dan kau merasa bosan di rumah. Pergilah melakukan hal-
seseorang"
"Jika kau menolak ini lagi, kau sungguh membuatku terlihat seperti suami
"Kita benar-benar bodoh tentang mengurus anak. Kita tidak seperti yang
lain, yang punya orangtua super sibuk dan super pintar untuk mengurus
calon cucunya. Kita hanya berdua. Hanya kau dan aku. Jadi belajarlah
sebanyak mungkin"
Seohyun setuju dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Wanita itu tersenyum
kemudian mengangguk
"Hanya satu, berhati-hatilah. Bayi itu bukan hanya milikmu. Tapi milikku
juga"
sedang tidak ingin diajak bercanda. Keseriusan pria itu saat mengatakan
dilakukannya. Berubah yang pantas untuk Seohyun dan juga anak mereka.
Semoga selalu seperti itu, bahkan ketika ada orang lain yang sebenarnya
mulai memburu saat para pencari Won mulai merasa disiksa oleh rasa lapar
yang akan terus meraung sebelum disogok dengan suapan nasi atau
semacamnya.
makan siang mereka. Kecuali Kyuhyun. Pria bermarga Cho itu masih asik
Dia tidak punya waktu untuk sekedar mencuri pandang pada perpaduan
angka yang memberitahukan perihal waktu atau jam berapa sudah saat ini.
Dia terlalu hidup pada dunianya, bekerja sepenuh hati dan dinikmatinya
Semua akan selalu berlalu demikian andai saja ponsel di atas mejanya tidak
Seperti filosofi pohon apel. Buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Jika ada
Kyuhyun yang keras kepalanya seakut itu, maka ada ibunya yang
mewariskannya.
menyetuh layar hijau untuk segera menyudahi panggilan itu jika ternyata
Kyuhyun memiliki istri yang tidak becus untuk mengurusnya. Tentu saja,
mereka cukup tahu seluk beluk Seohyun yang tidak bisa apa-apa selain
seperti itu.
"Eomma"
Kyuhyun akhirnya bersuara, menjawab sang ibu yang kini berubah menjadi
Balasnya lagi dengan apapun yang mungkin dikatakan sang ibu di seberang
sana. Kemudian pria itu diam beberapa detik untuk mendengar kalimat
"Kurasa aku tidak bisa ke rumah hari ini" Jawab Kyuhyun kembali
diakhiri sang ibu dari pihaknya. Wanita itu setuju dengan permintaan
Tidak, ini bukan tentang perasaan. Ini hanya tentang hubungan baik
menyingkirkan.
benar. Karena keadaan mereka tidak seharusnya lebih sulit dan lebih sakit
di salah satu pihak saja. Mereka sama-sama harus bertanggung jawab pada
Itu terlihat tidak adil bagi Seohyun. Untuk sekarang jalani saja dulu.
benar.
terlalu malu untuk bertanya kepada siapapun tentang apa yang seharusnya
Bukan karena pria itu malu dalam hal merasa bodoh, dia mungki masih
beristri. Ya, siapapun masih tahu bahwa yang menjadi pasangan Kyuhyun
saat ini adalah Yuri. Hubungan mereka cukup tersiar, selain karena jarang
saja bagi sebagian orang akan sangat mengejutkan jika tiba-tiba Kyuhyun
mengaku menikah dan justru kepada teman Yuri. Dia akan menjadi tokoh
Untuk saat ini memang Kyuhyun bisa seperti itu. Tapi suatu saat, ketika
keadaan dan waktu tidak lagi mau berbaik hati untuk memberikan Kyuhyun
waktu mengutarakan kebenaran kepada semua orang, maka saat itu juga
menjijikkan dan cara yang terlalu pasaran memang, tetapi Kyuhyun tidak
punya pilihan. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi selain menelepon
Setidaknya untuk saat ini dia hanya bisa berpura-pura. Jika berikutnya
kata-kata apa yang nanti akan dikatakannya kepada Seohyun untuk tidak
Namun niat itu terhenti saat bunyi ponsel yang lain terdengar di dalam
Kyuhyun berdecak.
dikeluarkan Kyuhyun dari dalam saku jasnya. Seharusnya pagi tadi usai
Seohyun pada nomor ponselnya. Tidak ada kunci layar lantas membuat
semacamnya. Yang paling menyebalkan, dan lebih dari itu adalah saat
kontaknya.
Bukan, itu bukan tidak banyak. Seohyun memang hanya menyimpan tiga
"Donghae?"
manusia, kenapa hanya nomor Donghae yang tersimpan di sana? Karena dia
teman? Lalu apakah Yuri bukan teman Seohyun? Apakah minho bukan
teman Seohyun? Lalu apakah Kyuhyun bukan teman Seohyun? Dia bahkan
hubungan lain?
sosial. Yang terinstal di sana hanya aplikasi bawaan ponsel dan salah
satunya adalah galeri foto. Itu salah satu yang sangat penasaran Kyuhyun
lihat sejak tadi. Diperiksa Kyuhyun isi dari galeri foto di ponsel Seohyun.
Tidak banyak yang bisa didapatkannya. Bukan tak banyak, karena memang
malam lalu. Tak juga ada foto-foto tertentu yang menunjukkan kedekatalan
lain antara Seohyun dan Donghae. Di sana bahkan tidak dihuni foto
pernikahan mereka.
Foto saat dimana tangan pendeta masih mengenai kepala mereka, dan
keduanya menutup mata dan tertunduk. Foto indah yang seharusnya cukup
melihat foto pernikahannya. Hanya satu itu, dan dulu dia tidak penasaran
sama sekali. Dia tidak mau tahu dan mungkin sakit untuk melihat foto
pernikahannya sendiri.
Dan sekarang?
"I, Kyuhyun Cho take thee, Seohyun Im to be my wedded wife, to have and
to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer,
Janji suci yang dengan mudah mereka ingkari dan mereka permainkan,
hidup berumah tangga dengan cara mereka yang sebelumnya tentu saja jauh
yang menyuaran ide tentang berpisah pada waktu tertentu jika keadaan
Sama sekali tidak, sekalipun Kyuhyun masih dikenal sebagai kekasih orang
pernikahan itu saat ketika Yuri tahu segalanya. Saat ini Kyuhyun masih
Kyuhyun juga teringat akan orangtua Seohyun. Sosok mertua yang sejak
menikah tidak pernah dihubungi Kyuhyun. Terlalu sibuk pada dirinya dan
dipaksa menjauh, Kyuhyun sangat mengerti itu pasti sangat sulit untuk
Seohyun.
ini dia masih terlalu sibuk pada diri sendiri, merasa seperti pria lajang yang
itu. Diberinya pembatas pada berkas yang tadi berada di atas meja,
itu yang terlihat ingin mengatakan sesuatu, dan mungkin tidak telalu
atau mengejarnya.
membuat pria itu meninggalkan pekerjaan dan memilih untuk pulang. Entah
rumahnya.
ruang tamu dan dilihatnya rumah itu sudah kembali pada derajat rumah
yang sesungguhnya. Bersih dan rapih dan seharusnya selalu seperti itu sejak
hubungan suami istri yang tidak wajar antara dirinya dan Seohyun di mata
orang-orang. Baiklah, lupakan dulu semua kemungkinan itu. Saat ini yang
sesampainya di sana, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang sibuk-
"Tuan?"
Wanita paruh baya itu menunduk saat disadarinya ada Kyuhyun di mulut
memanggil Seohyun.
Nyonya Seohyun?
Semuda itu?
yang masih muda dan lajang, seharusnya cocok sebagai trainee girlgrup
"Nyonya sudah makan 3 kali sejak pagi" Wanita itu menjawab dengan tawa
pelan.
"Dan bermulut tajam" Tambah Kyuhyun pelan untuk tidak didengar wanita
Seohyun di ranjang.
Ranjang itu masih rapih bahkan mungkin belum digunakan Seohyun sejak
pagi. Kamar itu kosong, sebelum pintu kamar mandi yang terbuka yang
sana.
dalam kamar mandi, karena tidak etis Kyuhyun memasuki kamar mandi
Sampai di mulut pintu, kembali Kyuhyun harus dikejutkan pada hal yang
mandi?"
Konyol bukan?
Saat dimana Kyuhyun berpikir Seohyun sedang mandi di sana, yang terjadi
mandi sendiri"
membantu"
"Aku bosan. Makan kemudian tidur. Kemudian makan lagi. Lalu tidur lagi.
kamar mandi"
terjatuh?"
"Butuh 1000 hari kau menyelesaikan ini jika kau mengerjakannya dengan
duduk"
"Aku sesak napas jika harus berjongkok. Kau tak tahu saja sulitnya menjadi
aku"
sebenarnya hanya sebuah basa basi namun justru dibawa serius oleh
Seohyun.
"Ya!!! Selain suka menghamili wanita kau juga suka memukuli wanita?"
yang terulur dan justru menariknya untuk duduk di lantai seperti yang
tubuhnya.
kesal. Celana kerjanya basah dan tentu saja itu tidak nyaman untuk
digunakan.
"Kau harus lihat bagaimana wajahmu saat jatuh tadi. Itu lucu"
"Benar itu lucu. Terutama jika itu kau" jawab Seohyun tidak peduli,
dilanjutkannya tawa itu yang justru membuat Kyuhyun diam beberapa saat.
Dipandanginya tawa pecah Seohyun sedekat itu, wanita itu bersadar pada
dinding kamar mandi dengan posisi kaki yang diluruskannya di atas lantai.
Keadaan itu bertahan beberapa menit sebelum Seohyun merasa sedikit nyeri
"Kau akan tetap di sana sampai perutku pecah? Perutku sakit" Protes
kamar mandi.
"Oh Tuhan.."
Orang itu terkejut melihat Seohyun dan Kyuhyun di dalam kamar mandi
dan dengan posisi seperti itu. Wanita muda itu salah tingkah yang lantas
niat Kyuhyun yang juga ingin menyingkir dari sana. Mereka sudah cukup
tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu saat melihat mereka
"Maaf Tuan, Nyonya. Aku tidak tahu jika kalian sedang di dalam. Maaf"
keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah cepat tidak beraturannya
"Astaga, kenapa orang-orang sekarang sangat polos. Apa dia kira kita akan
"Astaga Seohyun"
Kyuhyun. Biasanya wanita itu lebih suka diam dan mengasingkan diri dari
mereka. Tapi terkadang Seohyun bisa menjadi orang paling gila diantara
yang lain. Seperti saat ini. Bagaimana bisa dia membicarakan hal seperti itu
"Tidak, aku tidak akan percaya padamu. Sekarang tutup mulut dan
lebih benar jika dihentikan. Maka Kyuhyun mempercepat diri untuk berdiri
demikian.
"Bagaimana bisa aku mandi secepat itu" Protes Seohyun sebelum pintu
sedikit basah karena terjatuh. Namun, tak sampai 5 menit, pintu kamar
mengernyit ketika dilihatnya hanya kepala Seohyun yang keluar dari sana.
"Kau akan tetap seperti itu atau kau keluar dan kita pergi ke suatu tempat"
Mendengar kita akan pergi, segera Seohyun bersemangat keluar dari dalam
hadapanku. Astaga!!!"
serangan jantung. Dari kebiasaan baru Seohyun yang suka bicara, hingga
"Kecuali kau ingin aku meminta bantuan dari security atau yang lain untuk
melakukannya untukku"
serangan jantung"
"Tidak akan seperti itu jika kau membelikan aku baju hamil yang baru.
lebih lagi. Beberapa kali ini Seohyun cukup puas membuat Kyuhyun kesal.
***********
sialannya. Pria itu menunggu Seohyun di ruang tamu sebelum dia terpikir
Apakah cara ini tidak terlalu berani? Setelah sekian lama dia baru berusaha
Apakah niat baiknya akan diterima? Atau mungkin keduanya akan diusir
lancar?
Yasudahlah, berusaha saja dulu. Diterima atau tidaknya itu urusan nanti
saja.
Decak Kyuhyun saat Seohyun keluar dari kamar dan menghampiri di ruang
tamu. Kyuhyun kira Seohyun mungkin operasi plastik dulu sampai harus
Kyuhyun hanya melihat Seohyun berdandan sepolos itu. Tidak ada yang
"Kau mungkin berpikir akan mirip monalisa dengan berdandan seperti itu"
"Aku lebih cantik dari monalisa. Astaga, kau perlu kaca mata baru"
"Aku perlu istri baru yang tidak hanya tau makan dan tidur" Kyuhyun
menarik tangan Seohyun untuk segera keluar dari dalam rumah, mereka
mereka.
Apakah membeli baju baru seperti yang tadi dijanjikan Kyuhyun padanya?
kartu itu setelah cukup lama tidak jalan-jaln dan berbelanja ala hidup masa
lajangnya.
"Barang pertama apa yang akan kau beli dengan itu" Kyuhyun meladeni
"Astaga, aku rindu aroma baru mereka semua" Jiwa hedonis yang sudah
sangat dikenal Kyuhyun dari Seohyun. Dan Kyuhyun sudah tidak terkejut
"Tidak. Sepertinya saat ini yang harus ku miliki adalah anak. Karena itu,
tas baru, skincare untukmu dan juga membeli segala kebutuhan anak kita.
Oh, andai saja semua suami di dunia bisa bicara seperti Kyuhyun. Bicara
"Hanya satu yang tidak pernah ku sesali dari pernikahan ini" Seohyun
"Menikah dengan pria kaya raya. Astaga, itu menyenangkan. Aku bisa
Astaga Seohyun. Sekalipun itu benar, kau tidak harus sejujur. Angkatlah
"Dan selain kaya karena aku kaya raya, kau menyesali segala alasan
menikah denganku?"
"Tentu saja, kau pikir tempramenmu tidak terlalu berbahaya untuk kondisi
jantung?"
berdecak, dia tahu itu hanya cara Seohyun untuk mengoloknya. Dia cukup
seperti itu. Dia rela menekan egonya mati-matian, merubah sikapnya dari
Seohyun, dia mungkin terlalu lama kesepian. Saat dia merasa sedikit
nyaman bisa bicara sesukanya, dia terlalu berusaha keras untuk membuat
dibiarkan Seohyun pria itu keluar dan juga tidak banyak bertanya ketika
sana.
Tentu saja, raja ngantuk sedang mempersunting Seohyun. Dia terlalu lemah
Kyuhyun menyalakan musik ketika mobil itu mulai hening dari suara
Seohyun hingga perutnya. Sesaat tangan itu terhenti, seolah terserang listrik
membanggakan?
tidak tahu soal kata-katanya. Pada intinya ada kebahagiaan tertentu yang
tidak bisa dilukiskannya dengan begitu indah untuk mewakili apa yang
memalukan.
melihatnya. Tapi tangannya juga tidak mau berhenti, tangan itu terlalu
Kyuhyun pelan yang sebenarnya itu bisa didengar Seohyun andai saja
Kyuhyun sadar jika perjalan mereka sudah tidak lagi panjang untuk sampai.
Akhirnya ditariknya kembali tangan itu dan mulai memelankan laju mobil.
Deru dari detak jantung Kyuhyun mulai tidak teratur, rasa takutnya yang
sama hadir kembali ketika pertama kali memasuki gerbang besar itu dan
Seohyun. Setelah apa yang terjadi belakangan ini, Kyuhyun semakin sadar
jika selama ini dirinya terlalu pasrah pada hubungannya dengan keluarga
Seohyun. Dia terlalu tidak peduli tentang orangtua Seohyun yang bahkan
Kyuhyun tahu orangtua Seohyun masih sangat marah. Tapi jika tetap diam
dan membiarkan saja semua berlalu, bagaimana nanti nasip anaknya dengan
Seohyun?
Jika ditanya siap, sebenarnya mental Kyuhyun tidak terlalu siap untuk
Kyuhyun tidak akan pernah siap jika tidak dipaksanya seperti saat ini.
Kaki serta tangan Kyuhyun saja bergetar, merasa terlalu tidak tahu diri
setelah sekian lama memperistri anak yang punya rumah, baru kali ini dia
keadaan ini yang bersalah adalah Seohyun dan Kyuhyun. Sangat wajar jika
Doa Kyuhyun seperti orang yang akan pergi berperang. Percayalah, jika
saat ini kalian berada di posisi Kyuhyun, kalian akan mengatakan itu lebih
Kyuhyun, namun rasa takutnya membuat Kyuhyun yakin jika saat itu hanya
orangtua Seohyun.
Detik itupun tiba, waktu untuk memulai perjuangan telah di depan mata,
Tak perlu lama bagi security untuk memberi izin ketika melihat ada sosok
nona muda mereka tertidur di sebelah kursi kemudi. Sedikit terkejut, namun
mobil Kyuhyun.
jantung Kyuhyun semakin berpacu ketika dia melepas stir dan mulai
membuka pintu mobil. Berencana untuk keluar lebih dulu, kemudian dia
ubin teras rumah itu. Dia memaksakan senyum kepada orang yang
menyambut tamu tadi. Memberi isyarat tolong juga agar pria itu
Seohyun. Dibukanya pintu mobil dan melihat Seohyun yang masih tertidur
begitu pulasnya.
"Bagaimana dia bisa tidur senyeyak ini sementara aku seperti akan
Kyuhyun masih sempat berdecak pelan, sebenarnya dia tidak tega untuk
"Seohyun"
siapa tahu dengan membawa-bawa uang seperti obsesi Seohyun tadi, wanita
terbawa mimpi?"
"Saat ini bukan itu yang penting. Yang terpentingnya adalah kau turun
Sepatu kets putih bersih Seohyun akhirnya menyentuh ubin teras rumah
dengkulnya saat angin juga mulai menyambutnya pulang. Dress biru muda
dengan pita kecil dipinggangnya itu terlihat begitu serasi dengan cardigan
Kyuhyun sajapun belum terjadi Seohyun sudah harus terdiam saat matanya
Tidak, bukan karena dia sadar jika ternyata dia dibawa Kyuhyun pulang ke
wanita paruh baya yang berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri.
Seohyun terdiam setelah sadar itu adalah ibunya. Wanita yang sudah sangat
melakukan hal yang sama. Pria itu juga melihat ada kedua orangtua
belakang sang ibu ada ayahnya. Pria yang dulu begitu memanjakannya dan
berubah drastis ketika Seohyun mengaku hamil dan ingin menikah. Dia
Percayalah, serangan tatapan yang diberikan Tuan Seo saat ini lebih
dulu dia dipaksa pergi dan sebagai bayarannya kedua orangtuanya bersedia
nyatanya rasa rindu itu lebih menguasai hatinya. Sudah cukup dia menahan
diri berbulan-bulan tidak memeluk sang ibu, sudah cukup Seohyun hanya
Seohyun beralih pada sang ayah yang juga sama tanpa ekspresi saat
Seohyun?
Tidak ada tanggapan akhirnya membuat air mata Seohyun jatuh. Dia
"Aku menempatkan diriku sebagai orang yang bersalah. Untuk itu aku
Suara Seohyun mulai berat, air matanya yang jatuh tidak lagi sempat untuk
"Tapi apa yang sudah terjadi bukan sesuatu yang bisa ku perbaiki. Yang
Seohyun dengan pilunya, dia sangat ingin memeluk keduanya. Namun tidak
dengan kedatangannya.
"Aku tidak menuntut untuk dimaafkan, aku juga tidak menuntut untuk
Ketegaan yang sejak tadi dibentengi Nyonya Seo mulai goyah. Wanita itu
sudah membuang tatapan dari Seohyun ke arah lain. Sebenarnya tidak tahan
melihat anaknya berlutut dan memohon seperti itu. Karena mereka tahu
tidak ingin meminta maaf seperti Seohyun, dia hanya sedang menunggu.
"Bagaimana bisa kau setega itu merusak masa depan anak kami satu-
satunya"
"Maaf Aboenim"
Dan ternyata kemarahan yang sudah ditahan-tahan Tuan Seo pecah ketika
Tuan Seo setengah berlari, mengepal tangan kanannya keras yang segera
Namun sepertinya Seohyun tidak sependapat, wanita itu segera berdiri dan
sangat beruntung ketika Tuan Seo mampu menahan tangan ketika wajah
pukulan sang ayah. Dari Tuan Seo, Nyonya Seo terutama Kyuhyun. Bukan
lagi rasa takut kepada Tuan Seo yang lebih mendominasi perasaan
Seohyun untuknya.
"Appa, jangan mendekatinya. Dia suamiku. Ku mohon, aku tidak mau kau
menyakitinya"
Oh Seohyun hati-hati. Kau akan kerepotan jika kau selalu seperti itu maka
Kepalan Tuan Seo yang gemetar itu perlahan turun dari depan wajah
membela Kyuhyun.
"Pria brengsek dan sialan seperti ini tidak bisa mengajarkan apapun, dan
kepada siapapun"
"Appa, dia suamiku. Dia punya nama. Namanya bukan pria brengsek atau
apapun"
"Dia tidak lebih dari lelaki kurang ajar. Tidak punya etika dan juga sialan.
Lalu apa?"
"Hanya karena aku hamil. Bukan berarti dia pernah meniduri banyak wanita
"Ini yang kau sebut dengan belajar sesuatu dari yang sudah terjadi? Menjadi
semakin tidak sopan dan mulut yang semakin tidak bisa kau kendalikan?"
Nada bicara Tuan Seo mulai merendah ketika sang istri menahan bahunya.
Menariknya mundur, tanda untuk tidak meladeni kedua orang itu lagi.
"Apa semua orang pikir ini juga tidak sulit untuk kita? Kenapa yang mereka
Kalimat itu secara tidak langsung sedang Seohyun sampaikan kepada kedua
semakin marah.
Dalam tangis Seohyun kembali dikagetkan oleh suara sang ibu yang sejak
tadi tidak mau bicara. Ibu yang dulu begitu lembut bisa memperlakukannya
sekejam itu?
Bagaimana bisa?
Dia bahkan tidak menjawab Seohyun sejak tadi, apakah Seohyun sudah
"Buang"
Kedua kalinya Nyonya Seo bicara kepada pekerja di rumah mereka yang
"Tapi nyonya...?"
"Baik nyonya" jawab pekerja itu cepat. Dia tidak membuang, tetapi
istri yan ditinggalkan di halaman itu bertahan pada posisi mereka sebelum
tadi.
***********
tentang apa yang tadi terjadi di rumah orangtua Seohyun. Kyuhyun juga
Di awal, sebelum niat itu mereka lakukan Kyuhyun sudah siap pada
Entah mengapa Kyuhyun merasa tidak ingin lebih salah lagi dengan
Dia cukup mengenal Seohyun. Seohyun bukan tipe orang yang bisa dekat
dengan banyak orang. Karena itu, dalam kondisi seperti ini tentu saja
Jika pada saat ini orangtua Seohyun masih menolak, itu tandanya mereka
harus berusaha lebih keras lagi dikemudian hari. Mereka tidak akan
berhenti di sana saja. Dan semoga saja Kyuhyun selalu bertahan demikian
untuknya?
Kenapa Kyuhyun? Ada apa dengan itu? Karena Yuri? Kalau kau
juga?
Sangat terlihat jika perasaan wanita itu tidak dalam suasana yang baik.
dekat pintu melihat Seohyun yang sudah berbaring di tempat tidur dan
napasnya pelan, dia tahu percis bagaimana perasaan Seohyun saat ini. Tapi
namun Kyuhyun juga tidak tega untuk menganggu Seohyun yang terlihat
membiarkan dan memberikan waktu untuk Seohyun sendiri dulu. Pria itu
Dilewatinya waktu sebanyak itu, namun tidak juga ada tanda Seohyun
Seohyun. Ternyata Seohyun jauh lebih menyeramkan saat wanita itu diam
seperti itu.
Seohyun.
arahnya.
untuk tetap tersenyum. Berusaha untuk bersabar, saat ini yang bisa
sebagai tanda jika dirinya marah, maka Kyuhyun tidak berkeinginan untuk
membalas itu dengan marah yang sama. Yang terpenting untuk saat ini
untuk duduk dan kemudian pria itu mengangkat salah satu piring yang ada
"Pikiran tidak boleh membuat kita sakit. Jika kita sudah sakit, tak ada yang
bisa kita lakukan. Karena itu, kau harus selalu menjaga kesehatan dengan
mengambil alih sendok dari tangan Kyuhyun dan meyuapi dirinya sendiri.
"Kata siapa aku akan melewatkan makan malamku. Aku hanya berpikir
sebentar dan berencana makan 2 menit lagi. Tapi kau sudah datang, jadi kau
menghemat energiku"
dengan Kyuhyun belakangan ini yang perlahan semakin baik. Dia tidak
Mengapa tidak sejak dulu saja mereka melakukan hal-hal seperti ini jika
kembali gelas itu di atas nakas sebelum terkejut ketika tangan itu disusul
memandangnya.
lama mata Seohyun. Dia tahu ke arah mana pertanyaan Seohyun tadi.
Di luar gadis itu terlihat seperti ular. Yang diam-diam tetapi selalu siap
menerkam kapan saja dan penuh bisa yang bisa membunuh. Tetapi sejauh
ini, Kyuhyun bisa melihat jika Seohyun yang seperti itu ternyata memiliki
mencengangkan.
"Terkadang"
"Mau berhenti?"
semuanya"
seperti itu.
di atas nakas. Merasa cukup dan kemudian meminum beberapa teguk air
semua itu.
lain dari dia kurang suka pada reaksi Seohyun akan apa yang dikatakannya.
memperbaiki hubungan.
"Jika aku percaya dan suatu saat kau tidak penuhi. Aku yang tersakiti. Dan
"Ku kira kita saling percaya Seohyun" ucap Kyuhyun kecewa, dialihkannya
"Begitulah menikah"
"Kita menikah, seharusnya alasan itu cukup untuk kita saling percaya"
kali ini juga terlihat tidak terima dengan apa yang dikatakan Kyuhyun.
ditengah perjalanan
Perubahan yang cukup baik dari Kyuhyun, dia mulai pandai mengontrol
semakin banyak yang pada akhirnya meraih tangan Seohyun yang tadi
kepercayaanmu"
Oh Kyuhyun.......
"Aku bersungguh-sungguh"
menolakmu?"
"Tapi kau juga harus berjanji. Tidak ada rahasia diantara kita"
kembali. Sedikit geli mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun
Balas Kyuhyun balik. Seohyun hanya perlu mengatakan setuju atau tidak,
Karena Kyuhyun terlihat baik-baik saja saat bergerak menuju sisi ranjang
siang"
"Kau punya kegiatan yang harus kau lakukan setiap hari. Mengalihkan
"Kau hanya tidak menjadi aku. Di rumah setiap hari, seorang diri dan tidak
"Ayolah Seohyun, aku tahu, bercerita seperti yang kau kataka itu bukanlah
gayamu"
rumah.
Andai saja mereka sadar, berbincang ringan di atas tempat tidur seperti itu
"Hanya karena kau bosan tidak lantas membuatku mau dibicarakan orang-
"Tidak!"
"Kau menyebalkan"
beberapa waktu. Dia tidak sadar jika saat ini Kyuhyun sedang berpikir
sesuatu, dan seharusnya sudah dilakukannya sejak lama. Tapi karena dia
cukup tahu semua itu tidak mudah, maka itulah yang dilakukan Kyuhyun
memastikan apakah pendengarannya baik, apa dia tidak salah dengar atau
Seohyun mencoba memastikan, apakah dia sungguh salah dengar atau salah
praduga
"Eommaku"
Oh sialan!!!
"Heol. Daebak!"
*****
kemudian membuat Kyuhyun sadar jika Seohyun tidak ingin membahas itu
dulu atau belum siap melakukan itu. Entah karena Kyuhyun menjadi terlalu
sebuah penasaran pada diri Kyuhyun saat ternyata Seohyun bergerak dalam
tidur tenang seperti saat ini, Seohyun terlihat jauh lebih cantik.
mendekat ke arah Seohyun hingga bahu mereka saling bersentuhan. Pria itu
"Pada saat tidak melakukan apa saja dia bisa secantik ini. Astaga"
hidungnya.
"Sempurna"
kepala menyadari betapa dia telah menyia-nyiakan sang istri selama ini. Dia
tadi. Menggunakan waktu itu untuk menatap Seohyun selama yang dirinya
"Terimakasih sudah bertahan Seohyun. Aku tahu semua ini tidak mudah,
Kau tidak kemana-mana, kau tidak mengeluh dan kau mau berbaik hati
memberiku kesempatan untuk kau percayai. Aku berjanji, aku tidak akan
dalam pikiranmu. Hanya ada beberapa hal yang harus aku lakukan untuk
Jika diingat itu kembali, semua terasa terlalu mudah mereka lakukan.
Sementara untuk saat ini berpegangan tangan saja harus direpotkan dengan
rasa canggung dan salah tingkah yang akan datang. Dan itu sedikit
***********
kelelahan sementara dirinya juga harus bangun sepagi mungkin untuk bisa
Harus dilakukannya kecuali jika ingin pekerjaanya tidak siap sampai waktu
makan siang.
Namun saat pertama kali mata itu terbuka, Kyuhyun sudah merasa ada yang
"Seohyun?"
melalui tatapan pada seluruh sudut kamar. Namun tidak ada tanda-tanda
jika Seohyun sedang di sana. Kyuhyun akhirnya turun dari ranjang dan
langkah Kyuhyun keluar dari kamar mandi dan melihat sudah banyak
aktifitas di luar kamar yang dilakukan para asisten rumah tangga mereka.
"Melihat Seohyun?"
sana. Kyuhyun tertawa karena percaya dengan yang dikatakan wanita muda
itu, sebelum akhirnya wanita itu kembali sibuk pada pekerjaannya itu.
pintu. Dilihatnya dapur tidak lagi berantakan seperti apa yang ada di
otaknya sejak tadi. Bahkan sudah ada beberapa mangkuk dan juga piring di
Kyuhyun mengubah haluan mata dari meja kepada dua orang yang sibuk di
"Dia sudah terlihat seperti istri dan menantu idaman di seluruh dunia"
mau belajar banyak hal hanya untuk bisa melayaninya sebaik yang bisa
dirinya lakukan sekalipun Kyuhyun tidak menuntut itu. Dia cukup memberi
menggeser sebuah gelas ke hadapan Kyuhyun. Air lemon hangat satu gelas
Seohyun berdecak yang ditanggapi Kyuhyun dan juga nyonya Shin dengan
tawa. Nyonya Shin, wanita paruh baya yang menjadi tukang masak rumah
mereka. Sudah jelas wanita itu yang mengajari Seohyun menghidangkan air
lemon hangat itu. Bagaimanapun cara Seohyun menyajikan itu, satu yang
"Karena aku?"
padanya dengan pertanyaan itu. Pria itu terlalu berlagak kagum dengan
usaha Seohyun bangun sepagi tadi dari yang tidak pernah terjadi
sebelumnya.
Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya terkekeh melihat Seohyun yang bisa
berubah sebanyak itu. Bukan karena dia bersedia bangun pagi hanya untuk
belakangan menjadi lebih banyak bicara dan tersenyum. Wanita itu sudah
menebar aura positif yang tentu saja baik untuk suasana hati Kyuhyun
sepagi ini.
"Minumlah"
Demi Tuhan, jika Seohyun selalu seperti itu, maka Kyuhyun harus
mengatakan jika dia betah di sana dan tidak lagi punya rencana untuk
Berlalu beberapa menit Kyuhyun sudah keluar dari kamar mandi. Untuk
ranjang dan sudah pasti disediakan Seohyun yang saat ini sedang sibuk
mencari dasi mana yang kira-kira cocok dengan kemeja yang tadi
dipilihnya.
hingga wanita itu keluar dari kamar tanpa menoleh ke belakang setelah
beberapa bulan ini dengan saling bertengkar dan mengabaikan. Andai saja
sejak dulu mereka sadar jika semua akan semenyenangkan ini, mereka tidak
terhenti saat dirinya memasang dasi karena harus melihat Seohyun masuk
kembali dari pintu. Wanita itu sedang berjalan serius ke arahnya, dan
mana yang cocok digunakan Kyuhyun agar sesuai dengan stelan yang
digunakannya.
bertanya pendapat tentang mana yang kira-kira Kyuhyun lebih sukai untuk
"2 tahun kemudian dasi ini tidak akan selesai kau pasang jika yang kau
begitu serius dengan apa yang dilakukannya, dia tak lagi sadar jika ada
"Selesai"
Terutama saat Kyuhyun sadar jika sebentar lagi dia akan pergi dan
yang pernah dikeluhkannya pada Kyuhyun. Dan itu tidak akan membuat
"Seohyun"
Kyuhyun meraih tangan Seohyun yang hendak keluar dari dalam kamar.
"Tentang?"
Kali ini giliran Seohyun yang terkejut terheran-heran. Sepagi ini apakah dia
harus diberi cobaan seberat itu? Astaga, Seohyun harus jujur jika
"Kau tak harus tinggal di sana. Maksudku selagi aku bekerja" Kyuhyun
masih bicara santai, nada seolah yang dikatakannya bukan sesuatu yang
bisa menimbulkan masalah besar untuk Seohyun dan untuk semua orang.
terlihat seserius itu untuk bersatu dengan keluarga mereka kembali? Kenapa
"Tidak apa-apa. Aku lebih baik kesepian dari pada sakit hati"
Dan ada orang yang tidak suka dengan jawaban itu dari Seohyun.
Oh astaga Kyuhyun, haruskah sepagi ini kau bernada seperti itu? Kau baru
"Kyuhyun, aku tidak tahu alasan apa yang mendadak membuatmu sangat
"Kau pikir aku akan menawarkanmu tinggal di sana tanpa memikirkan itu
lebih dulu?"
"Kyuhyun"
Tanya Kyuhyun dengan nada sedikit pasrahnya. Andai saja dia tau jika
terlalu enggan untuk jujur dengan ketidaksukaannya jika Yuri juga di sana.
Soal akan dicaci maki, Seohyun sudah siap dengan semua itu, yang
Seohyun tidak siap adalah saat dimana Yuri juga harus melihat dirinya
dicaci maki dan tidak diinginkan Tuan dan juga Nyonya Cho. Tapi
melepaskan tangan pelan. Dia agak kecewa pada respon Seohyun yang
keluarga Seohyun.
itu"
"Sungguh?"
Seohyun mengangguk dan menarik Kyuhyun untuk keluar dari sana menuju
tetapi di dalam sana itu cukup berat. Dia tidak berusaha selama ini untuk
semudah itu.
hidangan di meja itu. Sarapan berdua yang cukup lama bisa terjadi setelah
"Aku minta tolong untuk selalu sehat. Dan berusahalah untuk sebahagia
mungkin"
Oh astaga....
"Baiklah Tuan Cho. Aku tau kau suami yang sangat kaya raya. Tapi kau
tidak perlu mengulang-ulang kalimat yang sama setiap hari. Aku pasti
sebentar dan kemudian meraih salah satu tangan Kyuhyun di atas meja.
"Sepertinya itu sangat baik untuk dilakukan. Baiklah, teleponlah aku terus
menerus"
Kyuhyun terkekeh. Dia paham jika saat ini Seohyun sedang menuduhnya
"Baiklah"
meja makan dan melaporkan kehadiran tamu sepagi itu. Ada orang yang
"Sopan sekali dia bertamu sepagi ini" Decak Kyuhyun diikuti dengan
kira-kira yang datang sepagi itu. Seohyun tentu saja terpikir tentang ayah
serta ibunya.
memikirkan siapa kira-kira. Sebelum suara aduan kaki dari arah ruang tamu
yang lantas membuat pekerja tadi undur diri dari hadapan Seohyun dan
Kyuhyun.
Ucapnya panik dengan wajah yang sangat ketara. Terlihat begitu jelas jika
dan paham arti dari tatapan memohon Kyuhyun saat ini padanya. Tatapan
"Baiklah"
Yuri melihatnya lagi seperti saat itu. Maka yang kemudian dilakukan
Seohyun adalah berdiri dan mengangkat piring serta gelas minumnya dari
sana, berjalan cepat melalui pintu menuju taman bagian belakang rumah.
yang lain.
mungkin untuk berpura-pura sedang tidak terjadi apa-apa di sana. Pria itu
langsung berdiri untuk menyambut Yuri yang tak begitu tertarik dengan
"Apa yang kau lakukan sepagi ini ke sini dan tidak memberitahuku lebih
dulu"
sekarang"
Yuri menyerang langsung, tidak mau ada basa basi seperti yang baru saja
dilakukan Kyuhyun.
kesalahan"
"Sesibuk apakah kau Tuan Cho Kyuhyun sampai tak bisa diajak bertemu
dan bahkan ponselmu tidak bisa dihubungi. Aku khawatir dan sampai
berpikir terjadi sesuatu yang buruk padamu, nyatanya kau di sini sedang
khawatir"
terlalu masalah bagi Kyuhyun. Kyuhyun mengerti kemarahan Yuri saat ini,
dia memang salah jika dilihat dari sudut pandang Yuri, dan Kyuhyun
paham itu. Itu lah yang membuatnya berdiri dan kemudian menghampiri
"Lalu kau pikir aku tidak? Tapi aku menjadikan keluargamu dan kau
menjadi prioritas. Jika aku bisa seperti itu kenapa kau tidak?"
"Yuri ayolah. Sekarang kita sudah bertemu, dan kau melihat aku baik-baik
"Bagaimana bisa kau bicara sesantai itu setelah membuat orang nyaris mati
mencarimu? Berapa kali aku ke kantor, dan mereka mengatakan kau tidak
"Itulah yang ingin ku pastikan. Apa yang kau lakukan? Apakah jari-jarimu
percakapan dan pertengkaran itu karena kenyataanya dia memang salah dan
Sibuk bekerja? Dia sibuk dengan Seohyun. Andai saja Yuri tahu
pelan dari sebelumnya. Itu tanda lain jika jawaban tanpa nada emosi dari
"Aku masih marah" Balas Yuri cuek yang lantas membuat Kyuhyun
"Tidak terlalu lama. Jangan terlalu rindu, itu yang membuatnya cukup
lama"
Oh Yuri, tidak pada tempatnya. Andai saja kau tahu dia punya istri yang
sedang mengintip di luar sana dan mendengar setiap kalimat romantis sialan
kalian.
"Di sini?"
itu.
"Jika kita mencari tempat yang aman dulu untuk bisa melakukannya seperti
di kamarmu, aku takut kita tidak akan keluar dalam waktu yang singkat"
Oh astaga....
untuk bersikap seperti apa untuk menanggapi apa yang baru saja dilakukan
Yuri. Pria itu masih betah pada diamnya yang justru menciptakan tanya di
kepala Yuri.
"Ada apa dengan tatapan itu? Jangan membuatku berpikir jika kau tidak
"Kali ini tidak jika kau tidak berniat memeluk serta menciumku juga"
Serang Yuri bertubi tubi yang pada akhirnya membuat Kyuhyun kalah dan
juga melakukan hal yang sama setelah apa yang dilakukan Yuri.
mengelilingi rumah untuk segera menyingkir dari sana, dia tidak mau tahu
apa yang berikutnya akan dilakukan dan dibicarakan Yuri serta Kyuhyun di
ruang makan mereka. Yang jelas Seohyun harus menyingkir dulu dari sana.
Namun sial untuk Seohyun saat menyadari jika kunci mobil serta
dompetnya masih berada di dalam kamar. Sial yang kedua ketika dilihatnya
dari sisi rumah yang lain pintu rumah besar mereka, keluar Kyuhyun dan
juga Yuri. Keduanya bergandengan keluar dari pintu dan terlihat jika
rumah itu. Meninggalkan Seohyun yang betah untuk diam dan kemudian
Percuma juga pria itu berusaha bersikap baik kepada Seohyun dan juga
calon anak mereka jika pada kenyataannya Kyuhyun tidak cukup kuat
lain tahu. Entah mengapa belakangan ini Seohyun justru terlalu berharap
semua orang-orang itu tahu jika dirinya dan Kyuhyun sudah menikah. Dia
merasa sedang tidak mau tahu tentang bagimana penilaian mereka terhadap
Seohyun sendiri. Yang perlu mereka semua tahu sekarang yang menjadi
pemilik Kyuhyun ada Seohyun, sudah bukan lagi Yuri. Persetan jika
dilakukannya.
Seohyun sudah cukup bisa menyimpulkan hal-hal kecil yang baru saja
perasaan Yuri saat ini masih lebih perlu bagi Kyuhyun dari pada menjaga
melihat itu. Sudah pasti Kyuhyun tahu jika Seohyun juga menyaksikan apa
yang dirinya dan Yuri lakukan, namun masih saja dilakukan. Setega itu?
Dia tidak merasa bersalah melakukan hal seperti itu di rumah yang
meninggalkan Seohyun tanpa pamit lebih dulu. Sesanggup itu juga pria itu
mereka tahu Seohyun ada istri Kyuhyun dan mereka juga tahu jika Seohyun
di dalam rumah.
belakangan ini"
kebingungan. Tentu saja pria itu merasa demikian ketika justru tuannya
Seohyun masuk kembali ke dalam rumah. Rumah itu sudah kembali sepi
karena kepergian Kyuhyun. Seohyun juga sudah cukup malu untuk melihat
makan yang tadi tertunda sudah menghilang. Tidak lagi ada niat baginya
ceritanya, Seohyun harus menyingkir dulu dari rumah itu. Dia suntuk untuk
yang dulu dilakukannya ketika masih lajang. Siapa tahu itu bisa
Dia menggunakan sepatu kets berwarna biru muda, dia sudah mulai
Seohyun keluar dari rumah itu kira-kira 2 jam setelah kepergian Yuri dan
"Sialan!!"
yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Tapi jelas Seohyun juga tidak bisa
mengeluh kepada siapapun seperti yang biasa terjadi. Karena tidak akan ada
Bagitulah nasip menjadi Seohyun. Untuk cemburu saja dia tidak memiliki
hak, tidak memiliki pembela, sementara jelas dialah istri Kyuhyun di sana.
mungkin terkesan dengan aura cantik yang muncul dari dirinya. Mungkin
Seohyun lebih fokus untuk berjalan dan naik ke lantai dimana toko pakaian
pakaian hamil yang bermodel kekinian dan tentu saja cantik digunakannya.
Seohyun berhenti pada sebuah toko yang tidak terlalu ramai. Toko serba
putih dan hitam yang dulu selalu didatangi Seohyun dengan yang lain jika
untuk berbelanja lagi di sana karena kondisinya yang sudah tidak sama
Tapi Seohyun perlu mengalihkan pikiran dari apapun yang terjadi pagi ini
Seohyun diajak lebih ke tengah, berbagai bentuk dan jenis pakaian cukup
Sial untuk Seohyun ketika niatnya justru dinodai oleh pemandangan saat
yang biasa mereka dan teman yang lain datangi untuk berbelanja dan
bersama Yuri yang tadi datang ke rumah mereka. Tentu saja Kyuhyun
Sialan!!
pecah melihat kedua orang sialan itu. Bagaimana bisa mereka bertemu di
Yuri?
Demi apapun, Seohyun tidak lagi sanggup untuk melihat drama romantis
mobilnya. Memijat kepalanya yang terasa pusing, perutnya terasa mual dan
Entah sejak kapan, yang jelas Seohyun benci melihat Kyuhyun dengan
melawan rasa malasnya dan keluar dari dalam mobil. Wanita itu berlari
terasa pahit.
kepalanya yang mulai terasa berat. Astaga, mungkin itu salah satu akibat
sepakat dengan yang dikatakan Seohyun. Muntah berat yang tidak disadari
"Sial!"
Umpat Seohyun dalam hati setelah sadar dirinya mengenal pemilik suara
itu. Itu suara Yuri yang sedang berjalan menuju mobilnya. Tidak tampak
"Kau tidak berpikir jika aku sedang mencari makanan sisa untuk ku
makankan?" Seohyun sudah tidak lagi bisa mengendalikan diri untuk bicara
baik-baik kepada Yuri. Ditatapnya Yuri seperti sebuah ajakan perang yang
menurut Yuri seharusnya menjadi tatapan rasa bersalah dari Seohyun untuk
dirinya.
"Siapa tahu karena kau menikah dengan pria miskin yang tidak bisa
memberimu makan"
memberikannya makan. Seperti yang kau tahu, aku cukup kaya untuk
Balas Seohyun lagi dengan kesinisan Yuri. Seohyun tidak lagi peduli
dengan rasa bersalah saat ini. Karena siapapun yang mencoba menghalangi
************
merasa seharusnya dialah yang bernada seperti itu kepada Seohyun, bukan
justru sebaliknya. Sangat terlihat memang jika egoisnya Seohyun tidak akan
mereka, sekarang justru Seohyun yang bersikap seolah dialah yang pantas
marah di sana.
Oh ayolah Yuri, itu hanya karena kau tidak tahu apa yang sudah terjadi. Dia
sepatu untukmu. Sudah pasti itulah alasan paling masuk akal mengapa
Seohyun saat ini merasa perlu membalasmu dengan cara yang tidak baik.
"Aku merasa seharusnya aku yang marah di sini. Tapi sepertinya kau justru
lebih sakit karena menikah dengan seseorang yang tidak peduli padamu"
Ejek Yuri yang sangat sengaja untuk membuat Seohyun merasa terotak.
Dan benar, Seohyun tertohok dengan kalimat Yuri yang sempat membuat
"Seharusnya kau peduli jika kau memang manusia yang memiliki hati"
Jawab Seohyun yang menciptakan langkah untuk menyingkir dari sana. Dia
tidak lagi sudi untuk menanggapi omong kosong Yuri. Sementara dipihak
dan yang lain juga akan ikut. Kau tidak tertarik untuk ikut?"
itu?
bersuara saat ternyata di belakang Yuri muncul tiga orang pria bersamaan.
Termasuk Kyuhyun.
khawatirkan? Lihat, dia di depan sana. Dia terlihat begitu bahagia tanpa
kita, dia bahkan semakin gemuk. Mungkin cita-citanya menikahi pria kaya
sudah terpenuhi"
menyindir Seohyun yang kali ini terdiam saat matanya juga bertemu dengan
mata Kyuhyun yang sama halnya dengan Seohyun. Dia sangat terkejut,
kekecewaan. Dan dalam hati Kyuhyun memaki diri, kenapa harus di sini.
Dari semua, Donghaelah yang lebih dulu memberi sapaan kepada Seohyun.
Pria baik itu tentu saja membuat yang lain mendesah kesal. Bagaimana bisa
mereka.
"Kau mencariku?"
menghentikan itu semua namun tidak bisa dilakulannya. Dia tidak terima
Anak itu sudah tidak beres, Kyuhyun mencium sebuah perasaan di sana
Dan Seohyun juga, apa yang dilakukan wanita itu dengan diam saja saat
dongahe menyentuhnya
Celetuk Min Ho, berusaha untuk bercanda yang justru ditanggapi Donghae
semua orang. Bagaimana bisa mereka semua berpura-pura tidak tahu apa-
"Sendirian?"
menyetir sendiri.
tangannya dari Kyuhyun. Seperti gerakan refleks yang mereka tidak sadari
jika Kyuhyun memang tidak suka mereka menyumpahi Seohyun seperti itu
"Aku hanya sedikit mual dan pusing. Mungkin akan membaik jika aku
istirahat"
Serentak Kyuhyun dan juga Seohyun menatap Donghae, sangat tidak tepat
siapa?"
Donghae yang paham jika Seohyun sedang menolak untuk diantar. Entah
"Pergilah, aku tidak mau mendengar lebih banyak lagi omong kosong di
sini"
Ucap Seohyun sekaligus untuk menyindir Yuri dan juga Min Ho.
Jawab Seohyun tidak peduli. Meninggalkan ketiga orang itu lebih dulu.
kekesalan, tetap saja hatinya berapi-api dengan apa yang sudah terjadi di
sana tadi.
Namun setelah Seohyun keluar dari dalam mobil, dia harus dikejutkan
dengan sosok Kyuhyun yang sudah berdiri di depan pintu mobil yang
terpakir di sisi yang lain. Berarti pria itu tadi mengendarai mobilnya untuk
saja Seohyun masih merasa kesal dengan yang dilakukan pria itu seharian
ini. Dari pagi hingga sore yang Kyuhyun lakukan hanya membuatnya kesal.
pulang dan Seohyun harus bertanggung jawab pada rasa marah yang
sedikit keras. Tarikan keras itu menciptakan bunyi saat tubuh Seohyun
sebelumnya.
langkah yang tidak ketara. Dia tidak mau seisi rumahnya mendengar
di dalam dan saat ini melepaskan perhiasan yang menempel di telinga serta
lehernya
"Kau mengikutiku?"
pribadimu"
"Apapun itu yang jelas tidak untuk melihatmu memasangkan sepatu Yuri"
itu dan tentu saja kehabisan kalimat indah untuk menyalahkan Seohyun saat
itu juga.
"Kau selalu mengatakan itu saat dimana kaulah yang bersikap demikian"
Seohyun malas melanjutkan perdebatan itu, untuk saat ini sedang tak ada
yang benar dari diri Kyuhyun menurutnya. Semuanya salah hanya karena
dimulai hal tadi pagi saat Kyuhyun memintanya menyingkir ketika Yuri
manusiawi.
Sementara dipihak Kyuhyun merasa belum ada yang jelas dari perdebatan
mereka sejak tadi. Belum ada jawaban Seohyun yang berhasil membuat
di kamar yang lain saja. Tapi Seohyun tidak beruntung, karena Kyuhyun
"Aku tidak tertarik untuk jujur tentang apapun padamu. Jadi menyingkir
dari hadapanku"
Oh astaga....
perhatiannya. Donghae?
"Apa?"
"Jawab saja"
"Untuk apa aku menjawab sesuatu yang paling perlu untuk tidak kau
katahui"
"Karena itu aku tidak ingin melihatnya dekat-dekat dengan anakku lagi"
"Anakku bukan barang yang bisa kau order pada siapapun Seohyun"
Salahku dia peduli padaku ketika kau sibuk dengan wanita lain?"
Serangan balik dari Seohyun. Sama-sama pedas dan tentu saja sama-sama
"Apa kau tidak merasa salah mengingat apa yang sudah kau lakukan sejak
kejadian di dapur tadi terutama pada bagian pelukan dan ciuman yang
dilakukan Kyuhyun dan Yuri. Kemarahan yang juga sulit untuk dijawab
Kyuhyun, dia belum terlalu berani menyimpulkan itu sebagai bentuk dari
kecemburuan Seohyun.
"Di depanku saja kau berani melakukan itu. Lalu bagaimana saat sudah
dibelakangku. Apa saja yang sudah kalian lakukan? Kau sungguh akan
membawanya ke kamar dan kalian tidak akan keluar dari sana dalam jangka
waktu sebentar?"
yang mengatakan 'apa saja yang sudah kalian lakukan' bukankah mereka
Benar kata orang, perasaan cinta itu bisa disembunyikan. Tapi tidak dengan
rasa cemburu.
Kesalahan yang tidak lagi bisa membuat Kyuhyun membela diri, dia juga
lebih banyak lagi dari Seohyun. Kyuhyun cukup sadar, pada bagian itu dia
Kemarahan yang tidak bisa dibendung itu tentu saja membuat jalan napas
menyeruak panas. Dan jika bisa, Seohyun sangat ingin menampar mereka
"Kau terlalu menjanjikanku banyak hal. Kau ribut tentang keluarga. Kau
Yang kau bawa ke rumahmu justru Yuri. Seingatku aku sudah mengatakan
lagi?"
senaif itu. Apakah Kyuhyun lupa sosok Seohyun bukanlah orang baik yang
rela mengorbankan perasaan demi orang lain? Tidak! Seohyun tidak akan
pernah melakukan hal seperti itu. Seohyun bahkan akan menampar dua kali
"Kau terlalu menjanjikan banyak hal padaku Kyuhyun. Sementara hal kecil
saja tidak bisa kau penuhi. Karena itu aku selalu mengatakan, jangan
penuhi"
mereka tidak bisa kau lakukan. Kau membiarkan aku diolok sebagai wanita
kesepian yang punya suami kaya raya namun tidak pernah memperhatikan
aku. Yang kau lakukan hanya menonton saat mereka menghinaku tentang
menikah diam-diam. Kau pikir aku tidak sakit mengingat bagaimana kau
Keadaanpun berbalik sangat luar biasa ketika Kyuhyun yang justru terlihat
amat bersalah, dan Seohyun yang berpotensi untuk menghajar pria itu dari
segala sisi.
"Apa aku seburuk itu? Apakah memiliki istri seperti aku sangat
membuatmu malu?"
"Seohyun, tidak semudah itu melakukannya. Ku rasa kau juga tahu itu"
"Tidak. Aku tidak tahu. Yang ku tahu melakukan itu mudah. Karena kau
"Tentu tidak mudah jika kau takut ditinggalkan kekasihmu karena itu"
dan tidak mampu melepaskan diri. Dia tidak cukup kuat untuk mengerti
Setiap kali Seohyun membahas Yuri, Kyuhyun terlihat selemah itu untuk
melepaskan. Tentu saja hal itu membuat keadaan hati Seohyun semakin
untuk mejauh.
Seohyun nyaris keluar dari pintu kamar, namun terhenti saat mengingat
sesuatu.
"Jual atau buang saja cincinmu jika kau tidak berniat menggunakannya
lagi"
Lagi?
Seohyun juga memperhatikan itu selama ini namun tidak berniat protes
terjadi justru sebaliknya. Dia yang dihajar Seohyun, dan sekarang tidak ada
Dari kejadian pagi tadi, hingga Kyuhyun justru pergi dengan teman-
nikah mereka. Dan hal itu terjadi sejak Yuri kembali dari luar negri. Dulu
Kyuhyun memang sengaja melepas itu untuk tidak dilihat Yuri dan
siapapun. Namun hari berlalu, Kyuhyun justru tidak lagi mengingat dimana
dirinya menyimpan cincin itu, karena saat itu cincin nikahnya memang
masih bukan sesuatu yang penting untukknya. Dan sekarang, ketika itu
Tidak ingin Seohyun terus salah paham, Kyuhyun mengejar Seohyun yang
kini sudah berada di ruang tamu. Wanita itu menyalakan TV, namun tidak
terlihat jika dia ingin menonton TV. Dilipatnya kaki serta tangannya, wajah
dingin dan tidak bersahabat untuk bisa diajak berdamai semudah itu.
ke depan Seohyun. Pria itu masih sempat berdiri di depan Seohyun namun
"Dari pada kita saling menyalahkan dan betengkar, tidak bisakah kita
berbaikan saja?"
Kyuhyun meraih tangan Seohyun yang tidak sudi untuk sekedar menatap
Kyuhyun agak lupa bagaimana keras kepala dan egoisnya Seohyun hingga
kenapa sejak tadi tidak ada kata itu terucapkan? Tidak ada yang mau
Dan Kyuhyun yang ditinggalkannya di ruang tamu? Tidak tahu apa yang
dilakukannya lagi. Karena Seohyun sedang tidak dalam mood yang baik
aduk setiap kali kejadian hari ini diingatnya, terutama semua bagian dimana
Yuri ada.
kau demikian karena cemburu. Dengan itu Kyuhyun bisa lebih paham
maksudmu
**********
GAOL******
itu juga, dia ingin meminta maaf jika memang harus demikian untuk
mereka akan hidup seperti biasa. Namun dalam keadaan yang semarah itu,
akan menjawab apapun yang dikatakannya, tapi sudah pasti dengan sarcas
dulu. Dia tahu jika Seohyun hanya berusaha untuk tidak memakinya, jika
melakukannya.
membiarkan saja dulu sampai wanita itu meresa tenang dan kemudian
keluar dari rumah, dan dilihatnya juga Seohyun duduk di taman dan
memandang-mandang langit.
semarah itu.
"Dulu aku tidak pernah peduli dia marah atau tidak. Sekarang, dia marah
Decak Kyuhyun pada diri sendiri. Pria itu setia menunggu Seohyun di
orangtua Kyuhyun.
"Astaga"
Kyuhyun mengingat ini akan menjadi yang kesekian Kyuhyun ingkar janji
serta orangtuanya marah padanya karena ingkar janji. Mau berapa banyak
Kyuhyun melepas napasnya pasrah, dia tidak bisa terus seperti itu.
memasuki mobilnya yang terparkir tidak terlalu jauh dari posisi Seohyun
duduk.
Wanita itu sedikit memutar kepala dan memastikan apakah itu sungguh
Itu mobil Kyuhyun yang mulai berjalan untuk keluar dari pagar rumah
Terlihat datar dan tanpa ekspresi, namun di dalam sana Seohyun berdarah-
darah.
Setega itu?
Terlalu banyak hal hari ini yang membuat Seohyun kecewa dan juga sakit
hati, sayangnya dia tidak punya siapapun untuk berbagi. Saat dia hanya
punya Kyuhyun, pria itu sepertinya lebih memilih melanjutkan apa yang
Jelas harus seperti itu Seohyun. Kyuhyun itu manusia, bukan malaikat
orang. Dunianya juga bukan hanya tentang kau. Masih ada teman-temannya
Kau bahkan tidak bisa diajaknya bicara baik-baik. Menurutmu dia akan
betah di rumah itu saat dimana kau lebih suka mendiaminya dari pada
kalian?
Ayolah, Seohyun.
*************
mulai meliputi sang kota, dan udara dingin mulai menciumi permukaan
mengerti alasan bohong Kyuhyun ketika tadi menghilang begitu saja saat
tiba dan alasannya setelah kembali selalu sama. Yaitu pekerjaan. Pria itu
kepada Kyuhyun. Semakin banyak hal-hal aneh pada pria itu dan
seharusnya sudah mereka pastikan sejak dulu. Dan sekarang, saat semua
Dan saat semua menolak ide itu kecuali Donghae yang terlihat tidak peduli,
Kyuhyun justru pergi dengan tanpa persetujuan mereka. Bahkan ketika sang
menyusul Seohyun lagi. Yang lain justru menuduhnya terlalu sibuk hingga
tak lagi pernah punya waktu untuk mereka, termasuk sang ibu. Sudah lama
Tapi mengingat Seohyun masih marah dan Kyuhyun tidak siap dengan itu.
Tak ada bintang yang menemani perjalan Kyuhyun dari rumah orangtuanya
dan angin keras mulai menyapa, hujan pasti akan turun sebenar lagi.
Benar saja, karena 5 menit berikutnya tetes hujan mulai turun ke permukaan
tanah. Hujan yang perlahan semakin deras yang akhirnya Kyuhyun sadari
Seohyun terlalu kuat mengangkat harga diri, dia tidak pernah mau terlihat
Satu hal yang harus dipastikannya lebih dulu sesampainya di rumah. Yaitu
Seohyun.
Kyuhyun tanpa sempat bertanya apakah Seohyun sudah makan atau sudah
"Seohyun?"
juga kosong, disana juga tidak ada Seohyun seperti harapannya. Dia tidak
"Seohyun?"
Kyuhyun keluar dari dalam kamar mandi dan bergerak menuju balkon dan
juga tidak ada Seohyun di sana. Kyuhyun memasuki kamar kembali dan
mulai meyakini ada yang tidak beres ketika dilihatnya ponsel Seohyun ada
di atas meja rias. Tidak akan bisa dihubungi Kyuhyun untuk memastikan
sedang dimana.
Entah pikiran kotor dari mana itu, yang pasti Kyuhyun memeriksa lemari
lemari. Tapi apakah Kyuhyun lupa jika Seohyun bukan tipe yang akan
melakukan hal-hal seperti itu, terutama jika harus merugikan diri sendiri.
Kyuhyun keluar dari kamar tanpa menukarkan pakaian basahnya lebih dulu.
Dia terlalu khawatir yang kemudian dia berjalan ke arah dapur, dan tidak
"Kemana Seohyun?"
Kyuhyun langsung pada inti pertanyaan, dia tidak mau berbasa-basi karena
"Sejak kepergian tuan, nyonya juga belum masuk ke dalam rumah tuan"
Oh astaga....
Kyuhyun menarik rambutnya pusing, ingin marah tapi tidak tahu dia harus
"Sial!!"
Kyuhyun tidak tenang sejak tadi, karena Seohyun pergi dari rumah dan
perasaanya justru jauh lebih takut saat ini dari pada rasa takut ketika Yuri
dan yang lain tahu tentang hubungannya dengan Seohyun. Panik yang tidak
lagi terbendungnya setelah keluar dari pagar rumah dan semua pengisi
rumahnya mengatakan tidak ada yang melihat Seohyun pergi atau bahkan
kembali.
di luar sana.
"Jika kau pikir menghukumku dengan cara menghilang seperti ini. Selamat
Sesekali disalahkannya dirinya sendiri yang tidak bisa menahan diri ketika
Nada rasa bersalah itu dibarengi dengan desahan napas berat dari Kyuhyun.
napasnya dan matanya juga mulai terasa panas. Sepertinya pria itu akan
Kyuhyun mulai lelah, tidak ada tanda-tanda sama sekali Seohyun ada di
sekitar itu. Memikirkan Seohyun pergi ke tempat jauh, tidak mungkin tanpa
bermusuhankan?
tidak enak. Menggigil dan juga napasnya yang terasa panas, cukup
yang jatuh. Tak lagi terlihat semangat di wajah Kyuhyun, dia terlalu takut
Dia salah lihat? Atau karena terlalu khawatir sampai membuat Kyuhyun
dekat teras. Seseorang itu berdiri menggunakan payung hitam dan terlihat
mendekat dengan wajah yang cukup khawatir dan berdiri di sisi pintu mobil
Sudah pasti Kyuhyun merasa syok dengan yang dilihatnya. Dia bahkan
"Seohyun?"
menjelaskan ketakutannya tadi, dan sekarang istri yang dicarinya itu berdiri
bersama dengan wajah khawatir seperti yang tadi dikeluarkan Kyuhyun saat
mencarinya.
Wanita itu menjemputnya hingga mobil dan mungkin sejak tadi sudah
luar sana.
melakukan itu dari pada harus membuka mobil dan keluar dari sana.
memandang dari sana, Kyuhyun di dalam mobil dan Seohyun berada di luar
Keduanya sempat bertahan pada ego, dan ternyata keras kepalanya mereka
kalah dengan rasa takut yang lain dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Aku mencarimu"
Hanya dua kata yang disampaikan Kyuhyun, sejuta makna yang sempat
"Aku menunggumu"
Oh astaga..
Kyuhyun, Seohyun.
Mereka menyampai segalanya hanya dengan dua kata namun cukup karena
Ternyata tidak hanya Kyuhyun yang sibuk di sana. Tetapi juga Seohyun.
rumah, hanya saja memilih untuk duduk di teras belakang rumah mereka.
Seohyun sedang menikmati sore hari di sana bersama dengan buku kecil.
Dia malas untuk masuk bahkan ketika hujan turun, karena saat dia masuk
Tidak ada yang melihatnya di sana, dan saat dia memasuki rumah karena
Kyuhyun pulang dan mencarinya. Suaminya itu bahkan pergi lagi untuk
namun tak ada jawaban. Benar saja, Kyuhyun memang terlalu fokus
tinggi. Saat sudah terjadi, mereka sadar ego mereka kalah dengan
kepedulian.
Dan sekarang saat keduanya bisa saling melihat, dan saling memastikan
keadaanya yang lain, mereka hanya bisa saling memandang dengan sejuta
Kyuhyun waktu itu sekalipun dia melihat cuaca tidak begitu berpihak pada
sudah cukup bersabar melihat Seohyun tersenyum tadi kepada pria lain, dan
untuk bisa seimbang dengan Kyuhyun yang masih bertahan di dalam mobil.
Tangan kirinya memegang erat payung yang akan terus melindunginya dari
kedinginan.
"Kau kedinginan"
kepada Kyuhyun dan kemudian ibu jarinya terus menari naik turun di atas
wajah Seohyun sudah sedekat itu padanya. Kepala Seohyun sudah berada di
cela kaca dan tak lupa dengan senyuman yang diberikannya sebagai tanda
Seohyun tersenyum sendiri. Saat ini dia sedang bicara tentang surga melalui
matanya. Sebahagia itu saat dia melihat Seohyun ternyata baik-baik saja,
merasa jika jantungnya akan berhenti berdetak, dan kepalanya seolah tak
Itu baru yang namanya keindahan dalam pernikahan, keduanya tetap saling
"Kyuhyun?"
Kyuhyun bergerak dari diam mematungnya sejak beberapa menit yang lalu.
Oh astaga....
dan menjadi suami istri yang tidak akur. Dan Seohyun yang dicium tidak
bibirnya. Tidak ada rasanya, tetapi bagaimana bisa sensasinya justru lebih
demikian. Sekalipun posisi seperti itu bukan posisi yang nyaman untuk
di dalam mobil, dan bisa mereka lakukan hanya di batas sela kaca mobil
Dingin sudah kalah oleh sensasi yang mereka rasakan masing-masing. Air
hujan tidak lagi menang atas Seohyun yang masih setia memegang gagang
payung. Jika petir tidak datang dan mengejutkan Seohyun, ciuman itu
Mereka menyudahi tautan mereka dan tertawa bersama sadar jika petir saja
Tolak Seohyun, cukup tahu jurus seperti itu untuk apa. Dia sudah pernah
terperangkap sekali dengan cara seperti itu dari Kyuhyun. Dan hasilnya,
"Keluar"
Tolak Seohyun, dibukanya pintu mobil dan menarik tangan Kyuhyun untuk
memayungi pria itu. Mereka berada pada payung yang sama setelah
sibuk untuk mengatur jarak mereka agar Kyuhyun tidak lebih basah lagi.
Tanya Seohyun dengan sebuah decakan. Kesal karena payung itu tidak
cukup besar untuk melindungi tubuh mereka berdua dari hujan. Sisi paling
pinggir tubuh mereka harus terkena air hujan yang lantas membuat
menggemaskan untuknya.
tajam. Karena wanita gemuk manapun tidak pernah ingin disebut gemuk,
meraih payung yang ada di tangan Seohyun. Payung itu harus dipegang
oleh pemilik tubuh yang lebih tinggi, dan itu adalah Kyuhyun. Tangan
kirinya yang bebas memeluk perut Seohyun dari belakang tubuh wanita itu.
di teras rumah.
"Untuk apa pusing dengan apa yang dipikirkan orang. Kita tidak bangun
Usai ditutupnya pintu kamar mandi, Seohyun juga keluar dari kamar mandi
Seohyun sudah bisa merasakan tubuh Kyuhyun sedikit hangat. Pria itu akan
berisi sup yang dimasakkan asisten rumah tangga mereka. Segelas teh
hangat dan bungkusan kecil berisi obat untuk Kyuhyun. Saat dia masuk
sudah ada Kyuhyun yang duduk di ranjang, pria itu menyelimuti sebagian
menggigil.
"Kau panas"
menyentuh kening Kyuhyun. Dan itu cukup panas, lebih panas dari terakhir
kali diperiksanya.
"Itu tepatnya yang selalu dikatakan semua orang saat sedang apa-apa. Aku
"Aku?"
"Peluk aku"
cukup punya keahlian untuk mengancam. Selain itu Kyuhyun juga merasa
lantas membuat perutnya sedikit mual dan nyaris muntah yang kemudian
terlihat hanya tersisa beberapa watt. Napasnya terasa amat panas begitu
Belum pernah melihat Kyuhyun sakit seperti itu tentu saja membuat
"Biar ku peluk"
Oh Seohyun. Itu antara perhatian atau romantis. Kau cukup punya keahlian
Kyuhyun erat, tangan kanannya menahan tubuh Kyuhyun dan tangan yang
"Sedikit"
Jawab Kyuhyun pelan, suaranya mulai berat dan napas Kyuhyun yang
dipeluk saat sakit seperti itu. Ditemani Seohyun dan juga calon anak
demikian justru lebih kuat untuk membuatnya sembuh dari pada obat
Tidak butuh alat penurun panas, hanya berlalu beberapa jam Kyuhyun
terkadang, dimana Seohyun justru lebih majur menjadi obat Kyuhyun dari
Kyuhyun tersadar lebih dulu ketika cahaya dari gorden yang dibuka
Namun dugaan Kyuhyun salah ketika dilihatnya Seohyun masih tidur dalam
satu tangan Seohyun pada punggungnya dan tangan yang lain berada di
rambutnya.
kaca besar pemisah luar dengan kamarnya. Cahaya itu tentu saja membuat
"Eomma"
kemudian bergerak turun ketika sang ibu melipat tangan dan menatapnya
tanpa ekspresi.
Entah itu sindiran atau memang karena tidak tahu sama sekali alasan
"Kau tidak berpikir Eomma akan menghilang seperti drama yang biasa
"Eomma..."
"Kyuhyun bukan itu intinya, yang terpenting sekarang adalah apa yang
terjadi di sini?"
"Apa itu kata lain dari Eomma lebih suka kami tidak akur?"
"Eomma tidak suka kau seperti ini dengannya dan seperti itu juga kepada
Yuri"
Balas Nyonya Cho dengan tatapan menantang ke arah Kyuhyun yang cukup
alasan apa ibunya sepagi itu sudah berada di rumahnya. Sementara sang ibu
menurut sang ibu tidak cukup baik bersanding dengannya. Mulai dari
"Kapanpun dia ingin bangun, itu terserah Seohyun. Apapun yang membuat
Kyuhyun tidak peduli lagi dengan pertanyaan itu, dia berdiri untuk keluar
dari dalam kamar. Dia tidak mu suara-suara menyebalkan dari sang ibu
yakin bahwa Seohyun belum terlalu lama tidur. Wanita itu pasti terjaga
cukup larut untuk terus menjaganya hingga sehat kembali sepagi ini.
Dalam perjalanan mereka dari kamar menuju ruang tamu, ibu dan anak itu
rumah Kyuhyun, tatapan yang terlihat hina baginya melihat hunian itu.
"Kau masih bertanya? Kau lupa jika dia sudah merusak kebahagiaan serta
kebahagiaanku?"
"Dia tidak bisa hamil sendiri Eomma. Dia seperti itu karena aku"
menghamilinya"
"Eomma, jangan..."
Emosi Kyuhyun mulai meledak saat otak pintarnya mulai menangkap arti
"Eomma stop. Dia istriku. Aku tidak suka Eomma membicarakannya seolah
"Jika Eomma ke sini hanya untuk menghina Seohyun. Akan lebih berguna
omong kosong sang ibu yang cenderung menyalahkan Seohyun pada setiap
kejadian.
belakangan ini"
Kyuhyun diam, tidak memberi respon dengan yang dikatakan sang ibu.
memilih. Siapa yang pantas kau pertahankan dan siapa yang pantas kau
tinggalkan"
Itu lagi?
Benar, kalimat itu sudah yang kesekian kali dikatakan sang ibu padanya.
demi Yuri"
istrimu tidak bisa melakukan apapun selain diam dirumah dan tidak
bergaul"
itu?"
menjadi lelaki yang benar laki-laki. Rasa nyaman sebentar jangan kau
gunakan alasan untuk melupakan orang yang selalu ada. Dan itu Yuri"
"Hentikan Eomma"
"Eomma!!"
itu.
Bukan dari dalam kamar. Tapi wanita itu sedang berdiri di sekitar ruang
terpaku dan tentu saja sakit hati mendengar apa yang dikatakan ibunya
sejak tadi. Kyuhyun sangat takut Seohyun akan pergi setelah mendengar
mereka.
yakin, saat wanita itu sampai di sisi Kyuhyun, diberinya hormat kepada
Tidak.
Dia bukan Seohyun yang lemah. Yang akan lari dan menghilang hanya
karena disudutkan demikian. Dia adalah wanita yang akan terus berjuang
selama meyakini apa yang dilakukannya benar dan tidak melanggar aturan
Sekalipun itu baru kali pertama Seohyun bertemu Nyonya Cho setelah
Oh Seohyun kau tida bisa membuat apapun. Jangan bersikap seolah kau
berjuang untuk membuat Nyonya Cho sadar jika dia tidak akan mundur dari
Hal seperti itulah yang belum pernah berhasil dilakukan semua mantan
"Omonim?"
begitu jijik saat Seohyun ikut serta dalam percakapannya dengan Kyuhyun.
Seohyun.
memberikannya kekuatan. Dia tahu itu bentuk lain dari pertanyaan 'apakah
padanya. Namun harus ditahannya demi Kyuhyun. Dia tidak mau Kyuhyun
Nyonya Cho merasa telah tertampar dan dibunuh saat dilihatnya sosok
bersalah saat menyadari jika yang saat ini berada di perut Seohyun masih
dipedulikannya.
Sangat wajar memang wanita itu merasa demikian, karena terakhir mereka
melihat Seohyun dulu saat Seohyun masih terlihat langsing, tentu saja
sudah sangat berbeda dengan sekarang. Saat ternyata melihat secara nyata
langsung terkunci dan tak lagi mampu mengeluarkan cacian apapun lagi
untuk Seohyun.
Tak hanya itu, sesungguhnya Nyonya Cho juga mengerti banyak hal sejak
meja, termasuk yang paling penting adalah ketika dilihatnya cara Seohyun
memeluk Kyuhyun saat tidur. Kyuhyun hanya bisa tidur seperti itu jika
dirinya yang melakukan, jika mendadak Kyuhyun juga bisa tidur senyaman
lagi kembali ke sana jika dengan itu justru ingin membuatnya merubah
************
Pasangan yang tadi ditinggalkan Nyonya Cho di dalam rumah sudah merasa
pura tidak mendengar apa yang dikatakan sang mertua, Seohyun tetap
arah sekaligus.
Bukankah Kyuhyun harus tegas untuk menyatakan pilihan dengan siapa dia
bersembunyi dari Yuri dan yang lain. Karena bagaimanpun Seohyun juga
Andai saja Kyuhyun sadar jika Seohyun ingin Kyuhyun segera menyudahi
tidak menjawab dan justru memeluk Seohyun di tengah ruang tamu itu.
kemudian tangannya yang lain mengelus pelan wajah Kyuhyun yang berada
di lehernya
"Andai saja semudah itu. Kau lebih horor dari singa saat marah"
"Ku pikir cukup Seohyun. Itu saja sudah membuatku ingin gila"
"Kau pembual"
Seohyun melepas paksa tangan Kyuhyun dari tubuhnya. Mendorong pria itu
Ditinggalkan Seohyun lebih dulu tempat itu dan kemudian berjalan menuju
dapur.
************
Seperti biasa, tinggallah Seohyun seorang diri di dalam rumah. Tak ada
Kyuhyun yang biasa sok sibuk untuk mengaturnya tetang mana yang pantas
setiap hari. Sudah 2 jam sejak Kyuhyun berangkat bekerja dan belum ada
itu Seohyun benar-benar nyaris dibunuh oleh rasa rindu. Rasa yang
merusak harga diri Seohyun. Sejak tadi dia sudah setengah mati untuk
bisa menjadi berita besar yang juga merugikan mereka berdua setelahnya.
dari nomor itu. Sempat mencari-cari mana yang mungkin nomor aktif
nomor dengan nama KING itu. Karena seingat Seohyun, tidak pernah ada
Jatuh cinta memang membuat siapapun seperti orang bodoh. Seperti yang
sekarang mereka sudah rindu. Tidakkah itu terlalu dibuat-buat? Karena jika
mereka juga tertawa, entah apa yang sedang mereka bicarakan. Sekalipun
Dia bisa melakukan video call dengan Seohyun sambil bekerja sekaligus.
Sebenarnya tidak suka seperti itu. Hanya saja Kyuhyun masih belum bisa
Sesekali mereka melepaskan tawa, namun video call itu harus terganggu
Tentu saja, terkadang dia takut jika tamu itu adalah orang-orang Kyuhyun
"Siapa?"
"Sedikit tua"
Saat diintipnya sejuta tanda tanya keluar dari kepala Seohyun ketika
pekerja orangtuanya.
Apa yang mereka lakukan di rumahnya? Apa terjadi sesuatu kepada ibu
serta ayahnya?
Namun yang dilakukan kedua orang itu justru mengangkat sesuatu berupa
Apa?
Tentu saja sulit bagi Seohyun berpikir positif dengan apa yang mungkin
Kepolosan yang justru ditanggapi kedua pria itu dengan kekehan singkat.
Seohyun tidak pernah berubah bahkan setelah nona mereka itu menikah.
"Seingatku itu hanya makanan yang dimasak oleh nyonya sendiri. Katanya
"Benarkah?"
Seohyun nyaris membuka kotak itu di sana yang akan membutuhkan waktu
"Tuan juga mengundang nona beserta Tuan Cho untuk makan malam di
rumah. Nona dan tuan bisa menghubungi lagi kapan kalian bisa makan
bersama di rumah"
Itu sungguhan atau ibu serta ayahnya berniat lain di balik itu? Karena
Seohyun masuk kembali ke dalam rumah setelah kedua orang tadi pamit
undur diri. Jika ini tentang rasa senang, tentu saja Seohyun senang jika
sejak lama. Dia sudah terlalu rindu kepada ibunya. Dia juga rindu
Tidak hanya itu, masakan Nyonya Seo yang saat ini sudah berada di
Kotak makanan yang dipenuhi masakan tangan sang ibu, bahkan diisikan
note mana yang bisa disimpan Seohyun ke lemari pendingin. Makanan yang
masakan itu. Lidahnya sudah sangat akrab dan rindu dengan rasa itu.
Masakan rasa cinta yang dulu dimakan Seohyun nyaris tiap hari. Dan
Jika benar itu berupa sinyal untuk mereka memperbaiki hubungan, maka
dengan sangat senang Seohyun akan menyetujui undangan itu. Jika perlu
Seohyun bisa ke sana saat ini juga. Tapi sayangnya dia hanya boleh ke sana
ketika dilihatnya ponsel itu masih menyala, suaminya itu masih setia
Kyuhyun terlihat bertambah tampan saat bekerja dengan serius seperti itu.
Tidak ingin mengganggu, namun Seohyun juga masih sangat ingin melihat
wajah Kyuhyun. Maka diputuskannya untuk duduk dan diam. Terus melihat
berbinarnya.
"Kurasa tidak"
Seohyun berbinar bahagia, tak hanya kata-kata, mata wanita itu juga sedang
senyum di wajah dan dan juga matanya. Seohyun memang tidak banyak
"Tentu saja. Butuh waktu berapa lama bagiku menunggu momen ini. Saat
mereka menerima aku kembali, saat dimana mereka menerimamu dan anak
kita. Aku tidak perlu lagi pusing seharian memikirkan bagaimana nanti
"Untuk?"
"Tapi?"
"Membunuhmu"
Canda Seohyun. Berusaha membuat itu terdengar lucu, namun tetap saja
"Istirahatlah. Jadi saat kita pergi kau harus punya banyak energi untuk
berlebihan"
"Eomma juga mengirimkan makanan yang bisa kita makan sampai kita
muntah-muntah"
Kyuhyun dari semua itu. Seohyun sangat bahagia. Sangat dan sangat. Dan
call mereka
*************
GAOL******
semua manusia. Begitu pula Seohyun. Hanya untuk menunggu hari menjadi
kembali dengan sang ibu dan juga ayahnya. Sebelum Kyuhyun pulang saja
Dia sesemangat itu, sementara Kyuhyun justru merasa jika jantungnya akan
berhenti berdetak ketika mereka sudah sampai di depan pagar besar rumah
Seohyun, namun Kyuhyun juga tidak bisa berbohong melalui mimik wajah
serta matanya jika dia masih takut. Dia masih segan dan masih berpikir jika
Seohyun juga mengenal orangtuanya. Jika sudah seperti itu, maka pertanda
Itulah yang menjadi kekuatan Kyuhyun untuk memasuki gerbang tinggi itu
seperti sebelumnya. Semoga kali ini tidak lagi ada cacian serta sumpah
serapah mereka dengar. Jikapun ada, Kyuhyun berharap dirinya bisa tetap
sabar.
Mereka disambut dengan baik oleh para pekerja di sana. Mereka dituntun
berdecak, dia sangat rindu rumahnya. Dengan semua yang ada di dalamnya.
Kyuhyun.
Kyuhyun, dari kemeja hingga tataan rambutnya. Dia mau Kyuhyun terlihat
"Seohyun?"
pandangannya. Dilihatnya ibu serta ayahnya turun melalui tangga dan kini
menatapnya dengan cara yang sama, yaitu kerinduan yang amat dalam.
yang terjadi justru pasangan suami istri itu semakin tersiksa setiap kali
semakin merindukan.
Itulah yang namanya keluarga, kadang kita merasa bahwa apa yang mereka
lakukan bukan sesuatu yang mampu kita maaf kan, tetapi jauh di dalam
lubuk hati kita selalu ada ruang yang tersisa tentang rindu dan juga cinta.
Percayalah kau tidak akan mampu mencintai siapapun jika tidak kau mulai
kemarahan apapun yang saat ini terjadi bisa hilang karena cinta
Tak terasa bagi Seohyun ketika setetes demi setetes air mata itu mengalir
dari wajahnya, ada banyak rasa yang tersirat dari tatapannya, dimulai dari
rasa bersalah hingga rasa takut kedua orang tuanya tidak bisa lagi percaya
terbendung Seohyun lagi dan berlari untuk memeluk orang tuanya dimulai
dari sang ibu. Sebuah pelukan yang sudah sangat lama di nanti-nanti
Seohyun dan pada akhirnya terjadi yang bahagia yang tidak bisa diukur
oleh apapun.
Pertarungan air mata pun terjadi ketika Nyonya Seo juga menangis tersedu-
mereka, sejak saat itu pula pasangan itu mulai berpikir tentang apa yang
perbaiki.
Menjauhkan Seohyun dari hidup mereka tidak akan pernah menjadi alasan
masa lalu berubah. Apapun ceritanya, Seohyun tetap akan menikah dan
hamil. Oleh karena itu, daripada mereka semakin menumpuk dosa, lebih
Kejadian saat itu, saat di mana Seohyun turun dari mobil bersama dengan
perut besarnya, saat itu sebenarnya mereka merasa sesuatu terjadi pada hati
anaknya. Begitu pula halnya dengan Kyuhyun, dengan jelas mereka melihat
pria itu memperlakukan anak mereka dengan begitu baik. Saat di mana
berbicara dan bercanda hingga membantu wanita itu turun dari mobil.
Lebih dari itu, mereka juga melihat bagaimana cara Seohyun melindungi
Kyuhyun saat Tuan Seo menghujaninya dengan seribu makian. Sudah pasti
disimpulkan kedua orang itu saling peduli, saling mengerti dan semoga
saling mencintai
dirasakannya tangan sang Ibu mengelilingi pundaknya. Salah satu hal yang
"Eomma sudah memaafkan kamu sayang. Eomma jauh lebih tersiksa ketika
sadar bahwa setiap kata-kata dan kemarahan yang Eomma ucapkan itu demi
kebaikanku"
"Tapi saat itu kau lebih memilih menjadi anak pembangkang daripada anak
yang penurut"
Canda Nyonya Seo, dicubit nya pelan hidung Seohyun dan kemudian
"Jangan menangis"
Seohyun menggeleng karena dia memang tidak bisa menghentikan air mata
menyesalnya
"Apapun yang sudah terjadi. Biarlah, dari sana kita belajar bahwa hal paling
sulit dan paling tidak benar untuk dilakukan sekalipun selalu memiliki cara
"Dan pelajaran yang kau dapat adalah kau menjadi anak yang mandiri, anak
punggung sang ibu yang kemudian membuat sang ibu merasakan perut
lebih kecil dari apa yang diberikan istrinya untuk Seohyun. Tuan Seo bisa
marah, tetapi jauh didalam lubuk hatinya tidak ada yang lebih perlu
Suaranya terdengar serak, dia terlalu enggan untuk menunjukkan jika dia
dan tidak ada yang lebih sakit bagi Tuan Seo daripada itu. Ditariknya
Seohyun untuk dipeluknya dan kemudian banjir air mata pun terjadi
membuat kita sakit, dan Appa pikir itu tidak baik untuk kita teruskan. Yang
lebih perlu saat ini kita saling memaafkan dan saling menyayangi kembali"
tidak ingin mengganggu drama keluarga itu dengan hadir sebagai menantu
Nyonya Seo digandeng Seohyun turun dari tangga dan berjalan ke arahnya
"Omonim, Aboenim"
seperti yang diduganya, dia tidak disambut dengan begitu ramah. Karena di
antara mereka tidak ada yang tersenyum setulus apa yang seharusnya,
Seohyun
sikap sang ibu dan ayahnya kepada Kyuhyun, karena tidak mudah untuk
memaafkan apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukannya untuk
"Dia baik-baik saja di dalam sana, terkadang dia juga menyebalkan seperti
ayahnya"
dirinya
Dia akan berusaha lebih keras untuk bisa diperlakukan keluarga itu dengan
"Semoga kau tidak menyesal menikah dengannya. Karena dia tidak punya
Tidak hanya Kyuhyun yang berusaha mencairkan suasana yang sedikit kaku
itu, terlihat juga Tuan Seo ingin melakukan hal yang sama. Sekalipun
Dia lebih senang jika Kyuhyun yang berusaha untuk mengambil hati
mereka, jadi mereka tidak perlu repot-repot untuk melakukan hal yang
sama.
"Sejauh ini dia belum menghabiskan cukup banyak uang Aboenim. Aku
"Aku berencana membeli rumah dan mobil yang banyak. Kau siap?"
Karena tidak lebih dari 30 menit Kyuhyun sudah diajak Tuan Seo untuk
saling berbagi ilmu tentang cara berbisnis keduanya yang tentu saja malas
Sementara Seohyun dan sang ibu masih betah di sana, dilihat Seohyun sang
ibu yang amat antusias mengajarinya cara menjadi ibu, cara merawat anak
dan sebagainya.
Mereka semua sibuk pada hal-hal yang menarik menurut mereka masing-
masing. Komunikasi Kyuhyun dan Tuan Seo juga terlihat sangat cocok
setelah puluhan menit berlalu. Kekakuan tadi berubah nyaman sedikit demi
Hingga jam makan malam tiba, barulah mereka berkumpul di ruang makan
ketegangan tadi semakin cair saat Nyonya Seo sudah mulai mau untuk
Mereka menempati kamar lama Seohyun yang cukup besar. Seohyun dan
sekian pakaian yang dikeluarkannya dari dalam lemari, tidak ada yang bisa
sekarang.
kegilaanmu"
Malas Kyuhyun untuk ikut serta pada ajang coba mencoba Seohyun.
Karena wanita itu justru merepotkannya untuk mengancing jika dia tidak
semua ini"
"Jika tidak lagi bisa kau gunakan, semahal apapun tidak ada gunanya"
Nyonya Seo menahan dirinya untuk tidak tertawa melihat ekspresi tidak
percaya Kyuhyun pada apa yang dikatakan Seohyun. Pakaian sebanyak itu
Protes Kyuhyun pelan agar sang mertua tidak mendengar. Dia belum siap
Mengerti kondisi di sana, Nyonya Seo masuk ke dalam kamar itu dengan
sesuatu di tangannya.
Kyuhyun.
yang cenderung memusuhi Kyuhyun memberi pria itu pakaian ganti untuk
tidur?
Nyonya Seo kembali bicara yang masih tidak bisa ditanggapi Kyuhyun
selain menerima pakaian itu. Dia bingung memberi reaksi, karena itu
sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa jika yang memberinya adalah
membencinya.
"Terimakasih Omonim"
tapi dia tahu ibunya demikian karena masib kurang percaya dan yakin
"Terserah"
Jawab Nyonya Seo pada ucapan terimakasih Kyuhyun. Dia justru memilih
jalannya.
"Jika kau membelikanku banyak rumah mewah dan banyak mobil. Kurasa
"Tolong jangan samakan Omonim dengan dirimu. Aku yakin Omonim buka
"Ayolah, semua wanita setuju jika laki-laki itu akan semakin tampan ketika
duduk di ranjang. Tawa itu masih bertahan hingga sang ibu masuk dan
"Aku diberi suami yang sangat lucu. Itu yang membuatku sesenang ini
Eomma"
Jawab Seohyun masih dengan tawanya, dia tidak sadar jika sang ibu diam
Barulah Seohyun sadar jika pertanyaan itu serius dilimpahkan sang ibu
kemudian membalas tatapan sang ibu dengan keseriusan yang sama. Dia
Eomma tapi aku juga belum pernah sebahagia ini selama aku hidup
Eomma. Dia membuatku tidak cuman hidup, tetapi ingin hidup dengan
Oh Seohyun.
Begitulah jika sudah bertemu dengan ibu, semua hal yang awalnya
memberitahunya segalanya
"Dia mencintaimu?"
Seohyun diam, dia tidak tahu apakah Kyuhyun mencintainya atau tidak.
Sejauh ini mereka sama-sama nyaman. Tidak peduli terucap atau tidak,
Seohyun menjawab pelan dengan senyum paksa. Dia ragu akan hal itu.
Rasa nyaman dengan cinta tentu saja berbeda. Kyuhyun mungki nyaman
untuk Yuri.
kini tahu alasan apa yang membuat anaknya tidak pernah bisa lepas dari
Kyuhyun.
"Kyuhyun mencintaiku atau tidak. Aku tidak tahu Eomma. Tapi jika
Oh Seohyun...
Nyonya Seo tidak lagi terkejut dengan jawaban itu. Dia sangat mengenal
Nyonya Seo meraih tangan Seohyun dan kemudian digenggamnya erat. Dia
takut anaknya itu akan terluka karena perasaan itu. Dia memang belum
sebentar.
"Dan jika boleh, apakah Eomma mau untuk sedikit ramah padanya?"
Nyonya Seo langsung protes yang merubah raut wajah Seohyun menjadi
membujuk
"Eomma"
dengannya. Tapi apapun itu, Seohyun siap, dia sudah memutuskan untuk
sekarang"
ayah
"Karena kami pikir kami seharusnya masih marah. Tapi sepertinya tidak
sanggup"
"Ini?"
Heol!!
Ini sudah kesekian kali ibunya itu melakukan hal-hal di luar dugaannya. Dia
selalu bersikap seolah tidak peduli. Tetapi lihat, dia bahkan membelikan
Kedua orang wanita di sana terkejut dengan sikap Kyuhyun yang mendadak
bisa bicara sesantai itu kepada Nyonya Seo. Dan yang semakin
Seohyun.
Seohyun dan ibu mertuanya itu menghabiskan waktu berdua. Mereka pasti
menyusul Tuan Seo yang duduk di ruang tamu. Ditemani kopi pahit dan
Ejek Nyonya Seo ke arah Seohyun yang sama halnya dengan nyona im
Puji Seohyun pada suaminya yang lantas membuat sang ibu nyaris
memuntahinya. Dia terkejut melihat anaknya bisa segila itu pada seseorang.
Ejek Nyonya Seo yang tidak dipedulikan Seohyun. Dia mengangkat bahu
"Eomma"
"Seohyun ayolah. Jangan berlebihan, dia sudah dewasa. Dia akan tetap tidur
sekalipun kau larang. Aku bahkan tidak yakin dia akan tidur jika sudah
"Benar juga"
"Baiklah, biarlah dia tidur di luar sekalian dengan anak kucing Eomma.
Benarkan?"
"Tepat sekali"
Kedua wanita itu tertawa bersamaan. Sudah lama mereka tidak seperti itu.
Seohyun.
************
Hari demi hari berlalu, setiap detik itu menjadi amat berharga ketika
terima dan jalani sampai di titik ini. Seohyun dan Kyuhyun bersyukur
akhirnya mereka sampai pada titik dimana semua tidak terasa menyulitkan
lagi untuk dijalani. Titik dimana mereka merasa cukup, bahwa mereka tidak
Bukan hal mudah dan sebentar mereka sampai di titik keduanya bisa merasa
nyaman satu dengan yang lain. Mereka juga melewati tantangan dimana
keduanya harus meluluhkan hati orang lain, seperti orang tua mereka.
Begitulah hidup, tidak segalanya yang kita inginkan bisa kita terima sebesar
sepertinya karena ada orang lain yang menjadi faktor semua tidak semudah
itu, sampai sekarang belum terjadi hubungan yang sebaik itu antara
Kehadiran Yuri yang sudah cukup lama dalam kehidupan mereka tentu saja
menjadi alasan mengapa mereka juga sulit untuk menerima Seohyun yang
belum sesudi itu untuk bisa seperti rumah milik orangtua Seohyun yang
menginginkan wanita itu bisa menjadi bagian dari keluarga. Itulah yang
selamanya, benarkan?
Dan sesunguhnya terlalu bodoh juga jika Yuri dan yang lain tidak tahu soal
artinya Seohyun dan Kyuhyun sudah menikah kurang dari 8 bulan. Masuk
Seperti itu tentu saja membuat Kyuhyun menikmati peran saat semua
bersikap tidak tahu apa-apa. Sampai semua merasa cukup. Alam juga
merasa cukup untuk membuat kebohongan itu terus berlanjut. Terlalu jahat
jika Kyuhyun bertahan pada dua hati apapun yang menjadi alasannya.
mengantar Seohyun lebih dulu ke sana dan nanti sepulangnya bekerja akan
dijemputnya kembali sang istri dari sana. Dan itu kebiasaan yang perlahan
ke rumah mereka, dia bisa memastikan anaknya selalu dalam keadaan baik-
dalam rumah Keluarga Seo ketika Seohyun dibantunya turun dari mobil
Nyonya Seo bertanya sambil menerima tas Seohyun dari Kyuhyun. Dan
kemudian berbisik
"Seohyun tidak mau bicara padaku. Omonim harus tahu bagaimana sulitnya
Nyonya Seo menatap kedua orang itu bergantian, mengira itu semacam
"Sejak tadi pagi dia tidak mau bicara padaku hanya karena aku tidak
Oh astaga....
"HEOL, DAEBAK!!"
anak yang berada di atas rata-rata. Benar memang wanita hamil itu sensitif
"Aku takut dia terjatuh atau apapun Omonim. Bagaimana mungkin aku
Sangat paham keadaannya, Nyonya Seo mengangguk. Karena jika dia juga
memaki Seohyun dengan permintaan bodoh itu, maka Seohyun akan diam
padanya juga. Jika seperti itu, semua akan menjadi semakin sulit.
"Aku tak sempat Omonim. Omonim harus mengerti bagaimana sulitnya aku
membujuk Seohyun"
kami Kyuhyun"
"Begitulah Omonim"
mobil
"Aku akan pergi, kau yakin tidak mau bicara padaku sekali? Atau
Oh astaga Seohyun...
bateraimu terisi?
Dan kau mengatakan itu di depan ibumu? Dimana letak malu mu?
Kyuhyun berhenti dan berbalik untuk menatap sang istri. Ingin tertawa
melihat bagaimana tingkah sang istri yang bisa berubah setiap detik. Dan
anaknya.
"Di sini?"
sungguh tidak percaya Seohyun akan minta dicium di depan Nyonya Seo
"Tapi.."
"Astaga, sayang..."
"Kau puas?"
melihat mereka demikian. Dan sekarang ukuran mata wanita itu semakin
"Sayang.."
Oh astaga....
Teriak Nyonya Seo saat dilihatnya Seohyun juga melenggang pergi untuk
***********
Detik itu berlalu menjadi menit dan berubah menjadi jam sudah Kyuhyun
meninggalkan Seohyun di sana. Wanita itu berlagak diam dan tidak mau
bicara pada Kyuhyun, namun hanya mengingat Kyuhyun tidak sarapan dari
Paksaan itu berhasil karena Nyonya Seo bersedia memasak untuk makan
siang Kyuhyun. Bagaimanapun, dia juga sudah mulai memiliki rasa sayang
Dia juga tidak tega membiarkan Kyuhyun kelaparan atau justru makan di
luar. Karena itu Nyonya Seo akhirnya mau repot-repot memasak sekalipun
harus diganggu oleh si sok pintar Seohyun yang sesungguhnya tidak tahu
kegilaannya itu lagi. Karena sebelumnya dia tidak pernah mau ke kantor
Kyuhyun, karena dia belum siap dengan segala gosip dan juga pertanyaan
semua orang jika mendadak wanita cantik yang hamil besar sepertinya
mendatangi Kyuhyun
Tidak mungkin membiarkan anaknya hanya di antar oleh supir. Nyonya Seo
akhirnya mendampingi Seohyun untuk ikut serta sekalipun dia tidak sudi
untuk turun dari mobil dan naik ke gedung Kyuhyun. Dia memilih untuk
itu bisa turun kembali jika Seohyun sudah bertemu Kyuhyun, karena
Seohyun sudah diserang banyak tatapan. Awalnya semua biasa saja, namun
setelah Seohyun menyebut nama orang yang ingin ditemuinya, saat itu
Awalnya Seohyun hanya sekedar lewat, dna dibiarkan saja. Namun setelah
berdesas desus, mulai dari penampilan Seohyun yang bisa mereka acungi
Tidak perlu waktu lama untuk menyebar, media sosial sangat luar biasa
untuk itu.
wanita itu berdecak kagum melihat ruang kerja sang suami. Dan suaminya
Kyuhyun belum sadar jika yang masuk adalah Seohyun. Dia masih berpikir
jika itu skretaris yang akan menyerahkan jadwal pertemuannya. Dia masih
diam dan fokus pada monitor di depannya. Sesekali dibacanya juga kertas
Puas mengagumi sang suami, Seohyun meletakkan kotak makan itu di atas
untuk memeluk leher Kyuhyun yang duduk di kursinya. Pria itu sangat
terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu, terutama saat mengenali aroma dan
Kyuhyun juga sudah tidak peduli. Yang penting saat ini adalah Seohyun.
kewalahan melihat Seohyun yang berubah-ubah sikap tidak lebih dari satu
jam. Kadang Seohyun merajuk tanpa alasan, kadang juga Seohyun menjadi
Seperti saat ini, bagaimana bisa Seohyun bersikap demikian saat dimana
"Sayang, lihat dirimu. Kau bukan wanita langsing yang bisa naik turun lift
sesukamu"
Seohyun yang keras kepala, dia tidak peduli bahkan setelah Kyuhyun
"Jangan menyusahkan dirimu sayang. Jika rindu, katakan saja. Aku yang
akan pulang"
hal-hal tidak perlu. Dia terlalu takut terjadi yang tidak mereka inginkan
Kyuhyun tidak sadar jika Seohyun lebih tertarik untuk melihat sesuatu yang
ada di jari manis Kyuhyun. Cincin pernikahan yang sudah sekian lama tidak
pernah digunakan Kyuhyun dan kini melingkar kembali di jari pria itu?
Bagaimana ceritanya?
"Cincinmu?"
jika dia sudah menikah. Memang tidak terang-terangan, tetapi semua butuh
proses. Dimulai dari cincin dan mungkin berikutnya kantor, yang paling
cincin ini ketika pertama kali aku membukanya saat Yuri datang ke rumah
kita. Ingat ketika dia baru kembali ke Korea? Dan datang ke rumah?"
Seohyun mendengar penjelasan itu, jika ditanya tentang rasa tida suka,
tentu saja Seohyun benci membahas Yuri. Tapi kenyataanya ketika kejadian
itu mereka memang belum memiliki rasa apapun, jadi saat itu tidak masalah
buru melepasnya. Sejak saat itu aku tidak lagi ingat kemana aku
menyimpannya"
terpenting"
"Benar"
berjalan ke sofa dan duduk. Dia membukan kotak makanan itu sembari
kepalanya sebentar.
"Jangan kemana-mana sayang. Tunggu aku 5 menit saja. Ada yang harus ku
kerjakan sebentar"
terlalu sibuk menata makanan Kyuhyun. Dan kemudian dia juga menjadi
penasaran isi ruangan sang suami yang jauh lebih rapi dari dugaannya.
***********
Sudah puluhan menit Nyonya Seo menunggu Seohyun di dalam mobil, dan
tidak ada juga tanda-tanda Seohyun akan kembali. Kebosanan itu mulai
Anaknya itu memang selalu membuat semua orang repot. Bosan yang
dalam, namun terlalu enggan jika Kyuhyun harus melihatnya juga. Dia
tidak mau Kyuhyun merasa sangat perlu sampai Nyonya Seo juga
Wanita itu memutuskan untuk keluar dari dalam mobil, tidak lupa
tahu Seohyun ingin tinggal lebih lama dengan Kyuhyun. Dengan itu
nunggu kapankah kira-kira Seohyun akan keluar dari dalam kantor atau
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Nyonya Seo langsung riang ketika dilihatnya
perawakan menantunya berjalan keluar dari dalam kantor. Tapi tak ada
tas Seohyun kepada Kyuhyun saja. Agar pria itu yang memberikan kepada
Langkah pelan itu semakin lama semakin pelan, bahkan akhirnya berhenti
Kyuhyun.
Kyuhyun memang tidak datang dengan Seohyun, tetapi dengan wanita lain.
Wanita asing yang tidak dikenal Nyonya Seo. Bisa saja Nyonya Seo
berpikir positif tentang teman wanita Kyuhyun, namun bahasa tubuh dan
cara mereka saling memandang Nyonya Seo bisa menarik satu kesimpulan.
Jika mereka hanya teman, maka Kyuhyun dan wanita itu tidak akan
bergandengan tangan hanya untuk masuk ke dalam mobil. Jika wanita itu
Kecewa tentu saja, terutama saat dilihat Nyonya Seo para karyawan di sana
terlihat biasa melewati dua orang itu dengan bahasa tubuh menjijikkan itu.
Seolah mereka sudah biasa melihat Kyuhyun dan gadis itu demikian.
Lalu apa yang dilakukan anaknya di dalam sana? Untuk apa Seohyun di
dalam?
sialan itu?
untuknya?
sebesar itu?
insiden?
Lalu omong kosong apa selama ini? Atau jangan-jangan Seohyun sudah
diduakan sejak dulu, namun Seohyun bertahan hanya karena takut anaknya
anaknya harus menjalani pernikahan itu lagi tanpa dicintai dan tanpa
mereka kembali.
Kyuhyun tidak pantas menyakiti anak mereka dengan cara seperti itu.
siapapun.
Dia saja setengah mati untuk membuat Seohyun sebahagia mungkin sejak
kecil. Berani sekali Kyuhyun yang mengenal Seohyun baru beberapa tahun
sudah menyakiti.
hidup Seohyun.
berjalan lurus tanpa ekspresi yang tidak jelas apakah dia sedang marah atau
"Kyuhyun?"
Panggilnya pelan ketika sudah berada di depan mobil yang bukan milik
Satu kali memanggil namun cukup membuat Kyuhyun berbalik dan nyaris
Kau benar Kyuhyun, dia melihat apa yang kau lakukan, tapi tidak
mendengar apa yang kau bicarakan. Yang pasti saat ini yang di otaknya
Kalimat singkat yang begitu tajam dari Nyonya Seo yang tak mampu lagi
melakukan pembelaan. Tapi itu bukan tempatnya, dan kepada orang seperti
Nyonya Seo, penjelasan tidak penting. Yang penting itu adalah pembuktian.
Yuri
Benar, itu adalah Yuri. Wanita yang tidak tau apa-apa sedang bertanya
PLAK!!!
sendiri Kyuhyun ditampar wanita tadi sangat keras, wajahnya datar namun
menyiratkan kemarahan luar biasa. Dan yang lebih parah dari itu, Kyuhyun
Yuri protes dan berlari ke arah Kyuhyun untuk menjauhkan Nyonya Seo
dari dekatnya.
Ucap Nyonya Seo sambil menyingkirkan tangan Yuri yang terlihat ingin
Dia tidak lagi mendengar ketika Yuri bicara panjang lebar hingga wanita itu
meninggalkannya di parkir.
dan semakin terlihat jelas ketika dia masuk dan melihat Seohyun berdiri di
Apakah Seohyun tahu jika baru saja Kyuhyun tertangkap basah oleh
Nyonya Seo?
Rasa bersalah Kyuhyun semakin menumpuk dan justru semakin berat saat
harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa baru saja. Dia tidak bisa berbohong
"Sayang"
menyenangkan
"Apa Eomma memarahimu lagi? Kau tidak pernah sesedih ini sebelumnya"
Oh....
Yuri?
ancaman. Dia yakin Seohyun akan salah paham seperti halnya Nyonya Seo.
Ujian lagi
"Tapi Eomma tidak akan marah jika dia tidak melihatmu melakukan hal-hal
aneh"
"Sayang, aku yakin kau mengenal aku lebih dari siapapun. Apakah saat ini
kau masih berpikir jika aku memiliki perasaan tertentu pada Yuri?"
semacamnya. Cukup tahu dasar dari semua itu, Yuri sudah lebih dulu dari
pada dirinya.
"Seohyun"
"Tidak"
Jawaban yang terlalu cepat dan sangat yakin. Jawaban yang mengakhiri
"Sudah lama, aku juga tidak tahu kapan. Kau harus tahu sayang, apapun
yang kau lihat belum tentu sama dengan yang sebenarnya terjadi"
semua hal harus diluruskan. Kesalahpahaman yang sudah lama itu harus
diungkap kembali.
"Aku..."
padamu"
membagikan ketenangan dalam dirinya kepada Kyuhyun agar pria itu tidak
"Kita sudah bernjanjikan? Kau tidak hanya berjanji padaku, tapi pada
Tuhan. Kau mungkin bisa berbohong kepada semua orang. Tetapi tidak
kepada Tuhan"
pemilik hati luar biasa. Dia terlihat berduri di luar, tetapi di dalam hatinya,
terpaksa.
Entah mengapa masalah yang pernah terjadi justru disyukuri Kyuhyun. Jika
masalah itu tidak ada, maka Kyuhyun tidak akan menikahi Seohyun.
Kyuhyun tidak akan tahu rasanya menjadi suami dari sosok seperti
Seohyun.
"Aku berharap kita selalu bisa seperti ini. Kita saling bicara dari hati ke
hati, kita bicarakan jika ada masalah, bukan justru bertengkar dan kemudian
saling meninggalkan"
"Selamanya"
"Selamanya"
melanjutkan pelukan itu cukup lama. Mereka bercerita panjang lebar dari
hati tanpa kata. Siap menghadapi Nyonya Seo bersama, dan semoga mereka
juga siap menghadapi beberapa orang yang baru saja mendorong pintu
Oh....
Menjauhkan diri setelah menyadari baru saja masuk orang lain ke dalam
ruangan Kyuhyun.
Yuri dengan kepolosan yang menjijikkan itu. Wanita itu kembali ke kantor
Kyuhyun dan kali ini ke dalam ruangan Kyuhyun. Dia tidak akan seperti itu
andai saja lagak Kyuhyun tidak semencurigakan itu ketika Yuri berniat
sana demi Yuri. Kenyataannya tadi dia lebih memilih untuk Seohyun tidak
Tidak mau ada lagi pertengkaran atau apapun, Seohyun berencana untuk
undur diri dari sana. Selain karena Seohyun juga malas menanggapi orang-
orang itu, Seohyun juga tidak mau Kyuhyun terpojok karena dirinya.
"Aku hanya singgah. Kudengar Kyuhyun mengalami hal berat, jadi kupikir
"Sungguh, aku bahkan sudah akan pergi. Aku sibuk, jadi semoga kalian
bersenang-senang"
mereka yang tidak diketahui orang-orang yang baru saja masuk. Yuri, Min
tidak pergi. Menahan Seohyun yang lantas membuat air mata Yuri jatuh.
membuangnya pelan.
"Jangan"
Potong Yuri tidak mau mendengar, dia sudah menduga jawaban apa yang
"Tidak"
"Sudah cukup"
hari ini, berlari untuk keluar dari sana dan berharap semua itu hanya
kebohongan.
saat itu Yuri sadar Kyuhyun tidak hanya meninggalkannya tapi juga sudah
Sindir Donghae yang dibalas Kyuhyun dengan tatapan tidak terlalu suka.
"Kau berselingkuh kepada Seohyun. Dan kau bilang itu bukan salahmu?"
"Jadi siapa yang salah saat kau menghamili wanita lain ketika kau memiliki
kekasih"
jika Donghae seharusnya tidak ikut campur, terutama karena Donghae tidak
tahu apa-apa.
Oh......
"Saat itu aku melarangnya pergi. Tapi dia memilih pergi. Kami kesulitan
"Lalu apa yang kau lakukan saat dia kembali. Kau menyambutnya seolah
"Saat itu perasaan itu masih ada. Aku harus jujur jika saat itu aku masih
Aku tahu ini jahat. Aku juga menempatkan diriku sebagai orang yang
bersalah. Tapi jika berkenan, lihatlah dari sudut pandangku. Aku tidak
Tak hanya Seohyun yang terpana dan bahkan ingin menangis mendengar
************
"Heii"
Kyuhyun yang sejak kepulangan mereka dari kantor, pria itu jadi banyak
diam. Seingat Seohyun, dirinya tidak melakukan kesalahan. Apa pria itu
diam seperti itu karena merasa berat dengan kejujurannya dan justru
dihindari teman-temannya?
sisi yang lain. Kamar mereka sudah sepi dari cahaya, dan malam itu sudah
sangat larut namun tidak berhasil menghadirikan kantuk pada Kyuhyun dan
juga Seohyun.
maka Kyuhyun harus mengatakan jika dia cukup frustasi. Bukan hanya
karena dia sudah menyakiti teman-temannya dan Yuri, tetapi juga karena
padanya.
wanita itu sampai pada tidurnya. Tapi batin mereka sudah terhubung, jika
Kyuhyun merasa tidak baik, secara tidak langsung itu juga terhubung
masih ada aku. Aku saja cukup. Kau tidak butuh teman yang lain"
cerita tentang segala hal yang sudah dikatakan Nyonya Seo padanya tadi.
Benar, beberapa jam lalu saat Yuri menghilang dari hadapan Kyuhyun yang
diperistrinya.
Jika dulu Nyonya Seo tidak memberi pilihan apapun untuk mereka selain
tanpa dilema. Namun sekarang Nyonya Seo memberi Kyuhyun dua pilihan.
pastinya.
Pilihannya adalah, tidak apa Seohyun tetap hidup dengannya. Mereka bisa
mana tahu bahagia tanpa orangtua Seohyun di sisi mereka. Dengan kata lain
kembali. Nyonya Seo mundur dari Seohyun jika harus bersama Kyuhyun.
Nyonya Seo akan mengambil alih Seohyun kembali. Seohyun akan hidup
mudah dilakukan.
tidak menyukai Seohyun. Kyuhyun juga tidak tahan melihat ibunya itu
Sulit bagi Kyuhyun untuk melihat Seohyun berpura-pura kuat setiap kali
sudah membahas itu, Kyuhyun pasti terpikir jika menjauh dari Seohyun
akan lebih baik. Seohyun tidak harus menjadi sasaran kekasaran ibunya,
Terlalu sulit untuk bersama. Saat dimana mereka tidak ingin bersama,
mereka dipaksa keadaan untuk menikah dan hidup bersama. Saat dimana
Kyuhyun juga tidak punya cukup banyak waktu untuk berpikir, karena
proses seperti itu Kyuhyun sangat tahu jika Seohyun sangat membutuhkan
yang juga peduli kepada Seohyun. Lalu apa yang bisa diandalkan dari
"Sakit?"
"Akan ku bantu"
Apa hanya memijat kaki Seohyun yang bisa dilakukannya untuk Seohyun?
"Sayang"
dengan senyuman.
"Jangan mulai"
"Menunggumu pulang"
keputusan.
tanpa aku"
Kesal Seohyun, dia mulai tidak suka pembahasan itu. Mulai yakin jika
seperti itu setelah mereka berjanji untuk selalu percaya dan selalu terbuka
Jujur saja, Seohyun tidak suka melihat Kyuhyun selemah itu. Dia terlalu
memikirkan apa kata orang. Seohyun tidak suka melihat Kyuhyun kalah
darinya. Seohyun juga sakit, Seohyun juga menderita, tapi apakah Seohyun
dengan sikap Kyuhyun. Seohyun berjuang banyak dan selalu baik-baik saja.
Tetapi ketika giliran pria itu yang harus berjuang, dia terlihat sudah ingin
menyerah.
"Kau lupa siapa aku? Aku bisa hidup tanpa siapapun. Aku tidak akan mati
Oh astaga....
Kedua kalinya Seohyun bicara dengan tawa sambil memijat betisnya. Itu
bercanda? Jika tidak, lalu kenapa dia tertawa dan wajahnya menunjukkan
jika itu seperti candaan. Dan jika benar, apakah dia sungguh bisa hidup
tanpa Kyuhyun?
sekarang, Seohyun juga hidup. Dia bahkan bisa memakan apapun yang
Seohyun memberinya jawaban seperti itu. Apakah dia harus sedih karena
tidak. Atau Kyuhyun harus senang karena Seohyun ternyata Seohyun bisa
kebahagiannya terhadap orang lain. Dia tidak mau bahagia hanya karena
orang lain saja, karena peluangnya untuk disakiti sangat besar. Dari pada
tersakiti karena itu akan lebih baik jika tergantung pada dirinya untuk
sendiri.
"Aku senang jika ternyata kau bisa hidup bahagia tanpa aku"
kakinya.
"Kau yang memaksa aku mengatakan itu, kenapa sekarang kau terkesan
menyalahkan aku?"
Seperti biasa, mereka berdua keras kepala. Seohyun juga tidak terima
menyadarkan Kyuhyun agar pria itu sadar dan berhenti menjadi drama.
"Kau bicara seolah seseorang itu tidak terlalu berarti banyak untukmu"
Jangan sampai berujung pertengkaran dan ide Nyonya Seo untuk mereka
Semoga tidak
"Jangan kekanak-kanakan"
"Jika kau punya masalah, ceritakan. Kau jujur, karena aku bukan Tuhan
"Seperti biasa, bahasa pasaran yang digunakan semua manusia jika sudah
kuduga"
Kyuhyun saat dimana Seohyun tahu jika Kyuhyun lebih butuh teman cerita
Astaga, Kyuhyun
"Jika kau pikir dengan bersikap seperti ini aku akan marah dan kemudian
Oh Seohyun yang lebih cerdas dari biasanya. Kalimat singkatnya tepat yang
"Aku tidak tahu apa tepatnya yang menjadi alasanmu bersikap seperti ini.
Tapi apapun itu, kurasa intinya adalah kau sedang berusaha bagaimana
caranya aku marah dan merajuk dan apapun. Aku cukup mengenalmu
Sebenarnya dia bodoh, yang tidak bisa hidup itu dia tanpa Seohyun. Bukan
"Aku tidak akan marah dan kemudian bertengkar denganmu. Jadi hematlah
kehabisan akal untuk bisa membuat semua itu tidak terlalu menyakitkan.
Saat dia berusaha membuat terlihat natural, itupun bisa diketahui Seohyun.
Kyuhyun.
hatimu. Kau tidak memberitahuku, itu artinya kau tidak ingin aku tahu.
terimakasih"
Apa tidak ada rencananya yang bisa lolos dari Seohyun? Tidak bisakah
Oh astaga, apa tidak ada cara yang lebih dewasa Kyuhyun? Harus dengan
Apa kau sefrustasi itu sampai tak bisa memutar otak untuk mengakhiri
"Pergilah jika itu bisa mengobati sakit kepalamu. Jika sudah sembuh,
jangan lupa pulang. Seperti yang ku katakan tadi, aku akan menunggumu
pulang"
Seperti itu saja? Seohyun tidak marah? Seohyun tidak mengeluh karena
"Terserah"
Kesal Kyuhyun, berjalan keluar dari dalam kamar mandi, meraih coat serta
kunci mobilnya.
Kyuhyun. Hanya saja Seohyun tidak akan sudi untuk melancarkan rencana
Maka Seohyun bertahan, bukan dia tidak kesal dengan sikap Kyuhyun.
Hanya saja, jika dia mengikuti egonya untuk marah. Maka Kyuhyun
menang.
Seohyun berjalan keluar dari kamar mandi, bergerak ke arah kaca kamar
Benar, pria itu pergi semalam itu dari rumah mereka. Kemanapun semoga
Saat mobil itu menghilang dari sekitar pekarangan rumah mereka, Seohyun
kembali ke ranjang dan berusaha untuk tidur. Dia tidak mau sedih yang
Tidak, Seohyun tidak melarang jika stress membuat Kyuhyun pergi ke bar
saja tidak sesuai dengan karakter Seohyun. Jika masih bisa, Seohyun saja
dibiarkan Seohyun. Dia tidak mau bertengkar lagi, Seohyun tidak mau.
menyakiti Yuri yang pernah dicintainya bukanlah hal yang mudah. Itu juga
menyakiti Kyuhyun.
Maka biarkan saja dulu Kyuhyun menikmati waktu untuk dirinya. Dia
membutuhkan itu.
Sekalipun setengah mati memaksakan diri untuk tidur, tetap saja berjam-
jam berlalu tidak juga bisa membuat Seohyun tidur. Dia khawatir Kyuhyun
Nyaris 4 jam berlalu, dan hari sebentar lagi terang dan matahari akan
lampu dan memeriksa jam. Astaga, sudah setengah lima pagi. Dia bahkan
Tak bisa lagi menahan diri, Seohyun meraih ponsel dan kemudian
semenyebalkan ini?
Tidak akan mungkin lagi Seohyun bisa menunggu dengan tenang jika
menyibak gorden di kaca besarnya. Seolah jika membuka itu akan segera
"Sialan"
Decak Seohyun sadar jika ternyata beberapa jam berlalu itu ditemani
Seohyun berjalan bolak balik di sana, berulang kali melihat ke arah kaca,
berdoa dalam hati suaminya akan muncul dari sana. Tapi sayang, tidak ada
nama.
panggilan seperti itu dan dari nomor yang tidak dikenali, pasti terjadi hal
"Halo"
Sangat hati-hati Seohyun berbicara, sangat jelas suaranya masih segar dan
orang diseberang sana pasti tahu jika Seohyun belum tidur hingga pagi.
"Halo?"
"Seohyun?"
Oh astaga.....
wanita, dan menyebut namanya. Pikiran buruk mulai merajai, dan Seohyun
pemilik suara itu adalah Yuri, maka tamatlah Kyuhyun kali ini.
"Kurasa bukan itu intinya jika anda menelepon seseorang sepagi ini"
Balas Seohyun, dia muak basa basi untuk keadaan mengkhawatirkan seperti
saat ini.
"Ini aku"
Siapa? Astaga.
"Omonim"
Tapi tunggu dulu, untuk apa wanita itu menelepon Seohyun sepagi ini?
Kyuhyun, dan jika demikian apa yang akan dijawab Seohyun? Tidak tahu?
Jika sempat menjawab seperti itu maka Seohyun harus bersiap semakin
dibenci.
Seohyun juga langsung pada inti pertanyaanya. Itu lebih penting saat ini
"Kyuhyun sakit"
Oh astaga......
panas yang kemudian meraih coat sambil mendengar sang ibu mertua
bicara.
"Dia di rumah. 2 jam lalu dia kemari dalam keadaan mabuk dan basah. Aku
Seohyun yang bisa bertindak secepat itu. Dia terlihat tidak mau meributkan
pakaian tidurnya. Seohyun hanya melapisi pakaian tipisnya itu dengan coat
Lebih dari 30 menit ditempuh Seohyun dan sang supir untuk bisa sampai di
sedang menunggunya.
Oh astaga, ini masih kali kedua Seohyun menginjakkan kaki di rumah itu,
pertama kali saat harus memberitahu akan menikah dengan Kyuhyun. Dan
mereka berujung makian dan diusir saat itu. Semoga kali ini tidak seperti itu
lagi
"Kau sendirian?"
Oh canggung....
Jawab Seohyun seadanya, dia juga bingung harus bersikap seperti apa pada
Nyonya Cho selain berpura-pura seolah tidak pernah terjadi aksi saling
"Baiklah"
Kecanggungan Nyonya Cho masih bertahan. Dia masih salah fokus pada
tubuh Seohyun. Perut Seohyun sudah sebesar itu, dan mendadak Seohyun
"Aku bingung harus bagaimana Seohyun. Badannya semakin panas, tapi dia
cepat melalui anak tangga yang sempat membuatnya tersiku kaki sendiri
"Hati-hati"
ranjang.
Oh Tuhan
Seohyun segera berlari ke arah ranjang, sampai dilewatinya saja Tuan Cho
menunggu Seohyun.
"Kyuhyun?"
Panggil Seohyun, wania itu menaiki ranjang dan menyentuh kening, wajah,
Tuan Cho dan Nyonya Cho sedikit heran. Kyuhyun kedinginan, apa
"Seohyun?"
Seohyun bahkan tidak lagi menjawab panggilan Nyonya Cho. Dia justru
"Aku kesulitan duduk dengan posisi seperti ini. Perutku terlalu menganggu.
"Aboenim?"
Cho tadi dan baru saja membiarkan Tuan Cho memegang kakinya. Itu
kembali kedua orang itu. Dan kemudian semua fokus pada Kyuhyun
Tuan Cho dan Nyonya Cho berdiri di sisi ranjang. Melihat bagaimanakah
kepala pada pelukannya dan sedikit menyentuh wajah Kyuhyun dengan ibu
jarinya.
"Sayang"
Sayang?
Oh, di depan Tuan Cho dan Nyonya Cho? Kemajuan yang luar biasa
Dan berhasil.
memutih.
"Tapi...."
Seohyun memang sangat majur jadi obat Kyuhyun. Saat dia demam tinggi
"Aku tahu soal itu. Aku juga cukup percaya diri dengan itu"
Canda Seohyun, berusaha membuat semua tidak tegang di depan Tuan Cho
dan Nyonya Cho. Dia mengingat momen ketika dia ke rumah Kyuhyun, dia
Berarti saat itu Kyuhyun sakit dan sembuh setelah dipeluk Seohyun.
"Maksudku, ku rasa anak kita tidak mau menunggu lagi untuk melihatmu"
Seketika mata Kyuhyun segar dan membesar ke arah Seohyun. Tidak hanya
Bagaimana bisa Seohyun bicara hal seperti itu dengan nada santai seperti
itu?
"Untuk itu kau harus sembuh dulu. Jika tidak, kurasa dia tidak mau lahir".
Canda Seohyun
Kyuhyun yang tidak tahu malu justru bermanja demikian di hadapan kedua
orangtuanya.
Nyonya Cho dan Tuan Cho saling menatap dengan apa yang telah
tidak akan percaya. Bagaimana bisa Seohyun percaya setelah selama ini
"Kau memerlukannya"
Sembari menunggu Kyuhyun tidur dan bagun lagi nanti, Seohyun terpikir
ke sebuah nomor sepagi itu. Maka sudah pasti penerima panggilan tadi akan
melakukan hal yang sama seperti reaksinya ketika ditelepon Nyonya Cho
sepagi itu.
"Eomma. Ku mohon"
Dia tidak peduli salah atau tidak. Intinya sang ibu dan Kyuhyun harus
berdamai kembali.
Oh astaga...
Kyuhyun sakit? Apa itu karena kalimat kasar dan juga pilihannya?
Astaga, dia hanya menggertak. Bagaimana bisa dia tega melihat anaknya
Kyuhyun?
Itu gertakan agar Kyuhyun tidak melakukan hal seperti itu lagi jika masih
Merasa bersalah lantas membuat Nyonya Seo memutus panggilan dan turun
Seohyun merasa bangga pada dirinya. Dia terkekeh, sakitnya Kyuhyun bisa
juga awal yang baik untuk Keluarga Cho dan Keluarga Seo untuk
***********
Nyonya Seo dan Tuan Seo pada akhirnya memutuskan bersama untuk
Untuk beberapa saat Tuan Cho dan juga Nyonya Cho sempat bertanya-
tanya rumah besar siapa ini yang mereka datangi. Untuk apa Kyuhyun dan
masuk, dan kemudian mobil itu diambil oleh pekerja di sana untuk
diparkirkan. Tuan Seo dan Nyonya Seo yang sudah turun dari mobil
Gaya berteman anak mereka boleh juga. Rumah pribadi Kyuhyun bahkan
"Seharusnya pemilik rumah seperti ini yang menjadi suami anak kita"
"Astaga sayang, apa lagi yang kurang dari Kyuhyun yang kaya raya"
"Kau juga menyebalkan jika terus membahas kekayaan sayang. Kau sama
"Semoga pemilik rumah masih lajang. Dan jika suatu saat Seohyun dan
"Sayang"
Tuan Seo bersuara dengan tekanan, memohon untuk istrinya itu berhenti
bercerai?
Tanya Nyonya Seo tidak terima dengan kalimat Tuan Seo yang
menyepelakannya.
"Aku menantangmu"
Balas Tuan Seo yang membesarkan mata nyona im. Dia tidak suka
"Setuju"
Orang kaya....
Akan dibuktikannya di depan Tuan Seo jika dia bisa melakukannya. Demi
mobil baru...
Oh terserah
masuk oleh asisten di sana, dan membimbing mereka menuju ruang tamu
rumah ini"
selingkuh?"
"Selingkuh? Bisa saja wanita itu temannya. Atau bahkan wanita yang
mencoba menggodanya"
Oh astaga Nyonya Seo, bagaimana bisa kau bisa merubah haluan semudah
"Diam sajalah. Aku akan berusaha menjadi mertua yang menawan mulai
Decak Nyonya Seo di dekat Tuan Seo yang justru menahan tawa. Terutama
saat mereka melihat ada pasangan lain yang baru saja sampai di pintu tamu
Nyonya Cho.
Tuan Seo membuka suara lebih dulu yang disambut dengan senyum sedikit
canggung dari Tuan Cho. Tentu saja, pernikahan sudah terjadi antara anak
keluarga
"Silahkan duduk"
Begitu pula Nyonya Cho. Dia juga bingung harus mengatakan apa untuk
membuat keadaan mereka tidak canggung seperti ini. Dan ahli bicara serta
Baiklah. Itu benar. Tetapi tujuan utama Nyonya Seo mengatakan itu adalah
untuk pamer. Namun Tuan Cho dan Nyonya Cho terlalu berpikir positif
"Mereka di kamar"
mereka. Biasalah, laki-laki selalu lebih muda akrab dari pada perempuan.
"Seohyun?"
saja ketukan hanya sebagai peringatan, siapa tahu Seohyun dan Kyuhyun
menghentikan itu dulu, karena akan ada orang yang akan masuk.
Nyonya Cho kembali berseru yang pada akhirnya mendorong pintu kamar.
Saat pintu kamar itu benar-benar terbuka, kedua pasangan itu berjalan
mereka jalani sejak tadi mereka hentika hanya sebatas pintu masuk kamar.
Yang tersisa adalah perasaan mereka yang sesungguhnya saat mereka sama-
keluar dari kamar setelah mengantar teh untuk Seohyun. Seohyun setia pada
posisinya agar tetap nyaman dipeluk Kyuhyun. Nyonya Cho tahu, memeluk
seseorang dengan posisi seperti itu, dan dengan perut sebesar itu pasti sulit,
mata Seohyun sudah tertutup. Seolah ada tombol ditangannya yang bisa
Apa mereka terlalu buru-buru menilai Seohyun selama ini? Buktinya dia
Tentu saja dia terenyuh melihat putri semata wayangnya yang terkenal
jika dia juga bisa peduli. Belum pernah ada orang yang berhasil membuat
Seohyun menjadi seperti sekarang, rela tidak tidur, rela memeluk dan
menahan setengah berat tubuh Kyuhyun hanya untuk membantu pria itu
sembuh secepatnya.
Ini sudah pasti karena stimulus dari Kyuhyun. Pria itu menyalurkan sifat
positif untuk Seohyun, yang tentu baik untuk Seohyun sampai seterusnya.
Jika bukan karena Kyuhyun mungkin sangat penting, Seohyun tidak akan
Apakah Nyonya Seo terlalu dibutakan dengan kejadian tempo hari? Sampai
wajah serta kening Kyuhyun penuh keringat. Terlihat anaknya itu sangat
Kyuhyun sudah tidak sepanas tadi. Panasnya sudah turun secepat itu?
panas?
Benar saja, dia memang terlalu sepele terhadap Seohyun selama ini. Terlalu
Seohyun tidak pantas bersanding dengan anak mereka yang bisa melakukan
banyak hal.
tidak minum lagi. Yang aku bingung dia justru pulang ke sini dengan
Nyonya Cho dan Nyonya Seo saling memandang sebagai sesama ibu.
salah paham. Mungkin saat itu aku tidak begitu menyukai Seohyun, tapi
aku tidak pernah menggunakan alasan itu untuk memaksa Kyuhyun untuk
meninggalkannya"
Nyonya Cho mencoba memberikan penjelasan. Dia tidak mau Nyonya Seo
serta Tuan Seo salah paham. Dan justru Nyonya Seo yang menghapus air
mata.
kata-kataku"
Oh astaga, akhirnya Nyonya Seo bermain hati. Dia jujur yang mengejutkan
"Saat itu aku terlalu marah melihatnya bergandengan dengan wanita lain
"Wanita lain?"
Justru Tuan Cho yang bertanya, dia mulai yakin itu ada hubungannya
dengan Yuri
"Aku tidak terima melihat putriku terluka jika tau suaminya memiliki orang
lain"
"Oh Tuhan, Yuri? Mereka sudah berpisah sejak lama. Hanya saja tidak
semudah itu untuk ikhlas, Yuri masih sering kemari dan meminta
kesempatan. Dan saat itu aku juga salah saat berharap Kyuhyun akan
Seohyun, putrimu"
Nyonya Cho menyentuh pelan bahu Nyonya Seo yang terlihat begitu
berubah, kita perbaiki hubungan dan jangan sampai berdampak pada anak-
anak kita"
Tuan Seo mencoba menenangkan sang istrinya yang dibantu Nyonya Cho
seperti ini. Dia tidak seharusnya memikirkan kita orangtuanya lagi. Dia
Tuan Cho ikut serta memberi solusi, jika tidak ada gunanya mereka saling
Sampai akhirnya Tuan Cho yang mengambil alih untuk menenangkan sang
Kyuhyun dari pelukan Seohyun. Tubuh pria itu terlalu berat untuk ditahan
Seohyun.
"Terimakasih Seohyun"
Mereka sama-sama keluar dari dalam kamar. Berjalan menuju ruang tamu,
menuju dapur untuk memanaskan sup yang dibawa Nyonya Seo dan
Puluhan menit berlalu itu berhasil membuat pria yang berbaring di atas
seluruh wajahnya. Mengalir hingga leher adalah alasan mengapa dia merasa
Tidak semua berjalan lancar, dia tidak langsung bisa menghapus keringat di
wajahnya karena saat membuka mata, Kyuhyun sudah lebih dulu melihat
kebahagiaan saat aura Seohyun menular padanya, dan saat ini Kyuhyun
Tubuhnya sudah tidak selemah malam lalu, ternyata semua menjadi lebih
mudah jika Seohyun selalu di sana. Kyuhyun sadar jika terpikir untuk
salah besar.
"Bukan kau yang tidak bisa hidup tanpa aku Seohyun. Aku yang tidak bisa
hidup tanpamu"
kening Seohyun.
"Kau cantik"
Kyuhyun mengagumi setiap inci wajah Seohyun. Tidak ada yang kurang,
menganggu tidur Seohyun. Wanita itu membuka matanya, dan terkejut saat
saja
"Sayang"
"Kau cantik"
"Astaga"
Seohyun berdecak mendengar bualan sialan itu. Karena kata-kata seperti itu
"Biar ku periksa"
"Demammu sudah turun. Sekali lagi, jika merajuk jangan bermain hujan
"Eomma?"
"Alasannya?"
"Semua orang menyukaiku, tidak ada yang tidak menyukaiku. Kau ini"
"Lalu?"
"Heol!"
terkejut
"Jadi kau seperti orang bodoh karena Eomma marah padamu? Aku
"Kau membohongiku?"
"Dan hanya aku juga orang yang bisa menciummu seperti ini"
"Biarkan saja"
sekarang?
tipe orang yang tidak suka berucap cinta. Dia lebih suka bertindak dan
Karena dia juga tidak pernah benar-benar tahu definisi cinta itu sebenarnya
Sampai tiba saatnya mereka turun dari ranjang bersamaan. Keluar dari
dalam kamar dan terlihat kosong rumah yang mereka anggap ramai tadi.
Kyuhyun membantu Seohyun untuk turun dari anak tangga. Terlihat jelas
jika dia sudah sangat kesulitan untuk bernapas dan juga berjalan. Seohyun
Samar-samar Seohyun dan Kyuhyun mendengar suara dari arah dapur yang
Nyonya Seo dan Nyonya Cho terlihat bercanda pada kopi yang mereka
seduh. Sementara Tuan Cho dan juga Tuan Seo berbagi cerita di meja
Jika surga itu sungguh ada, menurut Kyuhyun dan Seohyun yang ada di
Kyuhyun saat ini. Jika masih ada kata di atas terimakasih untuk Tuhan, itu
mereka dan berbahagia bersama mereka anak-anak mereka serta calon cucu
lain. Seterharu itu sampai membuat Seohyun menjatuhkan air mata yang
bahwa kebahagiaan akan didapat ketika kita harus bekerja keras dulu, lalu
sukses, kemudian kita bahagia sehingga kita selalu merasa jika bahagia itu
adalah tujuan akhir dan sulit untuk dicapai. Padahal anggapan tersebut tidak
Bahagia bukan soal hidup yang sempurna, melainkan saat kita bisa
sarapan bersama"
terharu. Karena itu memalukan, dan jika diungkit dan dibahas bisa merusak
sasana.
Pelajarannya adalah
Aturan sederhana dari hidup, kita tidak mendapat ketika kita tidak memberi.
akan melihat Seohyun bahagia seperti sekarang. Intinya, segala hal yang
duduk di kursi.
"Minumlah"
terlaksana
"Terimakasih Omonim"
"Sama-sama sayang"
Baiklah. Awal yang baik untuk hubungan mereka dan juga keluarga mereka
Pekajaran bagi kita yang belum menikah. Jangan dikejar kejar nikah ya.
yang baik, dewasa, perhatian dan kaya raya. Karena itu, untuk menikah kita
nol. Bersama-sama
bukti tertinggi dari cinta. Untuk kita yang tinggal di Indonesia dan masih
percaya bahwa pria lah yang harus jadi pemimpin terdepan finansial
itu harus mau diajak hidup susah. Kalau gak mau berarti dia payah.
Pria pria manis, tidak sesederhana itu. Mengajak gadis buat bersama-sama
hidup susah sebenarnya bukan goal yang bisa dibanggakan. Karena itu
Hidup susah karena merintis dan hidup susah karena clueless itu berbeda.
Jelas semua orang tidak akan langsung mapan setelah punya gelar di
belakang nama. Bahkan meski ia punya banyak koneksi dan datang dari
setiap hari. Memutar otak demi memenuhi keinginan klien yang kadang
dan diberi masukan dari atasan sampai merasa “Kok aku bego banget
Namun jelas ada perbedaan antara hidup susah karena sedang merintis dan
sampai masa training selesai sempurna, bisa settle down lebih tenang
mungkin akan beda cerita. Tapi sayang kita-kita ini lebih sering mengikuti
rasa. Mau asal cepatnya saja. Tapi jelas gadis yang bijak akan tahu harus
Ajakan menikah cepat karena rejeki pasti mengikuti jadi misleading jika
tidak hati-hati. Tuhan jelas baik, tapi kita juga harus bijak.
Jelas, kebaikan Tuhan tak perlu lagi dipertanyakan. Dari jalan-jalan tak
tak bisa terus bergantung pada kebaikan? Sebab kita-kita ini dianugerahi
lagi anak manja yang bisa terus minta disuapi agar tak kelaparan.
jelas akan membuka pintu rejeki. Namun ini bukan berarti bisa jadi free
pass untuk gegabah mengikuti kata hati. Harus diakui, hidup bersama jelas
tidak murah. Belum lagi kalau ada nyawa-nyawa baru yang kelak butuh
pampers, susu, dan biaya sekolah. Sesungguhnya keputusan ini baru bisa
diambil setelah menemukan dia yang bisa jadi partner untuk membanting
Kita-kita ini sudah dewasa. Sudah bukan saatnya ternyanta dan hanya
mengangguk saja karena janji Tuhan yang selalu manis dan tanpa cela. Dia
memang akan memudahkan segalanya. Tapi kita juga harus tahu diri agar
tak memberatkanNya. Karena hamba yang harus Ia cukupi bukan kita saja.
Jika membawa nama Tuhan terdengar artifisal sekali. Jadi mari rasional saja
pulang dari luar kota setelah mendengar gadismu naik suhu badannya.
sampai tak ada lagi yang tersisa karena dia tak lagi mau minum ASI dan
membesarkannya. Kamu ketemu dia udah besar, ngajak hidup susah. Enak
materialistis sekali? Sebenarnya ini bukan soal materi. Kisah Ayah dan
Ibunya jauh dari sebatas memenuhi kebutuhan paling primer dalam diri.
Jika mau menilik lebih dalam lagi upaya dua orang terdekatnya itu,
bahwa dia bisa memiliki lebih dari sumber daya yang sebenarnya dimiliki.
Membangun hidup bersama itu perkara besar. Banyak sekali yang mesti
Ini bukan soal makin banyak teman yang setiap weekend mengirim
Makin kemari hidup adalah tentang menemukan titik paling tepat untuk
membuat kita menjadi orang yang gagal. Justru gagal adalah ketika
membuat komitmen yang menciptakan luka. Saat hidup tidak jadi lebih baik
The End-
Terimakasih
Sesuai tanggal lahir di atas, aku udah tua. Udah 21 tahun. Kalo
ada yang mau ngajak nikah, udah bisa bikin anak.
Wkwkwkwk kasihannya, gak ada yang sudi ngajak nikah.
Abis aku makannya banyak.