Anda di halaman 1dari 453

WEDDING VOW

SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 1


WEDDING VOW

a story by

SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL

Medan

2019

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 2


Starring

CHO KYUHYUN

SEO JOO HYUN

Genre: Marriage Life, Drama Romance

I, Cho Kyuhyun, take thee, Seo Joo Hyun, to be my wedded wife, to have

and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for

poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death do us

part, according to God's holy orSeohyunnce; and thereto I pledge thee my

faith [or] pledge myself to you

-Cho Kyuhyun

I, Seo Joo Hyun, take thee, Cho Kyuhyun, to be my wedded husband, to

have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer,

for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death do

us part, according to God's holy orSeohyunnce; and thereto I pledge thee

my faith [or] pledge myself to you.

-Seo Joo Hyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 3


******WEDDING VOW, SANTI LUMBAN GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 4


Sunyi adalah ruang perenungan terindah yang dimiliki oleh manusia.

Sementara sepi adalah teman terbaik dalam melakukan perenungan. Sunyi

dan sepi, mereka telah dengan setia mengikuti malam-malam insomnia

mahluk bernama manusia yang berdiri di bawah sinar bulan di sudut kaca

itu.

Keadaan yang membuat manusia seharusnya sangat menghargai nikmat

Tuhan yang bernama tidur. Membentuk mereka menjadi pengamat terhadap

diri sendiri. Berteman dan mengenal diri sendiri.

Pujian dan hujatan silih berganti hadir dalam ruang-ruang sunyi itu. Walau

tetap sepi membisikkan ejekan kehinaan akan kealpaan diri di hari-hari

yang lalu maupun dalam malam itu sendiri.

Senandung malam mencekam mereka, wajah nan kelam hitam legam dalam

kesunyian, bersama rembulan mendendangkan syair hitam yang terbalut

kelam, senandung malam, menyepikan kesunyian, menyanjung awan hitam.

Tak lagi ada bahasa, yang tersisa hanya diam dan penyesalan yang masih

tersulut di relung paling dalam.

Malam hanya persimpangan untuk hati mereka yang kelelahan. Hati

terpaku memohon pada sang alam. Meminta enyahkan semua pahit

kesunyian di dalam sana. Memohon dengan ketertundukan jika masih bisa

mengulang kembali waktu silam.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 5


Seorang dari yang lain berdiri menantang sepi, membungkam ketakutan dan

kembali berlari. Haruskah dia berteriak? Haruskah dia berlutut?

Tidak, dia akan berlari sampai bertemu dengan sang mentari.

Sedangkan orang terakhir di antara mereka duduk manis di depan sebuah

cermin besar dan menatap wajah cantiknya. Ruang penuh silauan cahaya itu

tak lantas membuatnya berbangga diri dengan ukiran tangan Tuhan pada

wajah sempurnanya.

Mengutuk, mengumpat dan juga mencaci. Dia benci pada diri sendiri dan

juga benci kepada semua orang.

Kenapa untuk hidupnya saja dia harus repot-repot mengikuti aturan main

dunia? Dia harus patuh hukum yang diciptakan manusia. Dia harus

berinteraksi dengan banyak insan yang tidak ingin dikenalnya, dia

dikendalikan sosial yang lantas merenggut kebebasannya melakukan apa

saja.

Kesunyian itu sesungguhnya sudah membuatnya muak. Muak untuk selalu

diam dan menunggu, kemudian yang sedang berdiri di depan kaca, menatap

kaca pembatas luar dan juga ruangan itu akan memutuskan segala hal yang

menyangkut dengan masa depan keduanya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 6


Sesekali rasa pada dirinya ingin bicara, mengeluarkan protes pada setiap

nasip sial yang diterimanya. Namun keadaan selalu berhasil membungkam

mulut lancang itu, karena kenyataan sesungguhnya menguak bahwa pelaku

utama mengapa hidupnya demikian adalah dirinya sendiri dan juga

seseorang yang berdiri agak jauh darinya.

Ribuan bintang di langit yang beradu benderang tak lagi mampu menghibur

satupun di antara mereka. Keduanya sudah terlalu sibuk dengan pikiran dan

perasaan masing-masing.

Lingkaran kecil yang mengelilingi jari manis keduanya begitu menyedihkan

untuk mereka pandang selalu dan selalu. Semacam bukan kebahagiaan yang

mereka dapatkan setelah cincin dengan harga fantastis itu disematkan di

jemari mereka.

Ada luka, ada kesedihan, dan juga penyesalan yang amat dalam.

Namun tak lagi ada yang bisa dirubah sejauh ini, semua sudah terlanjur

ditutupi oleh banyak kebohongan. Yang kemudian kebohongan yang satu

ditutupi kembali dengan kebohongan yang lain.

Entah hidup seperti apa yang mereka inginkan, yang jelas tidak seperti ini.

Bukan hidup dengan ikatan seperti itu ataupun dengan cara yang seperti itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 7


Cho Kyuhyun, pria yang berdiri tadi. Memandang langit dari kaca dengan

tangan yang masuk ke dalam sakunya. Jemarinya di dalam saku,

mengeluarkan cincin itu dari jemari dan kemudian dimasukkannya kembali.

Berulang dan berkali-kali.

Pria itu dalam suasana hati yang tidak terlalu baik. Sudah sejak lama, dan

belum ada yang berubah hingga 8 minggu berlalu. Dia cukup menderita

dengan yang dialaminya belakangan ini. Tidak begitu ketara

ditunjukkannya, hanya saja porsi bicaranya kepada banyak orang sangat

dikuranginya.

Begitu pula dengan pergaulannya, belakangan dia jauh lebih memilih untuk

mengurung diri di kantor, atau dengan menghabiskan waktunya dengan

duduk sendiri di sudut cafe ditemani segelas kopi kesukaannya. Hingga

semuanya merasa cukup, cukup untuk dirinya menebak waktu pulang sudah

tepat dan mungkin sesampainya di rumah, dia tak harus melihat sosok

seseorang yang seharusnya tidak di sana dan menjadi di sana.

Hingga di titik saat ini, saat semua tak sesuai porsinya. Saat dimana

seseorang yang tadi dikatakannya seharusnya tidak tinggal di rumahnya dan

kini tinggal di sana menjadi wanita yang telah dinikahinya.

Wanita yang kini berstatus sebagai ny.Cho tanpa didasari oleh keinginan

keduanya merubah itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 8


Menikah yang dilalukan banyak orang sebagai cara untuk merayakan cinta,

meresmikan hubungan, serta pengubahan status dan pelegalan segala

tindakan yang sebelumnya dianggap tabu oleh pasangan manapun. Menikah

untuk meneruskan garis keturunan dan mempertahankan keberlanjuntan

generasi sebelumnya. Berbeda dari alasan menikah pada umumnya itu,

keduanya justru menikah setelah keturunan yang sudah ada dan

mengharuskan mereka menikah suka ataupun tidak.

Ya, terdengar klise memang, tapi siapapun setuju, jika sudah terlanjur, jika

sudah ada, tak satu wanitapun di dunia ini yang mau rugi dengan bersedia

senang hati untuk ditinggalkan kemudian melihat pria itu berbahagia

dengan anak orang lain.

Maka semua berujung pada pilihan keduanya menikah dua bulan lalu.

Menikah tanpa sepengetahuan banyak orang termasuk orang-orang yang

dekat dengan mereka. Bukan rahasia, hanya saja tidak terlalu

dipublikasikan untuk banyak orang, termasuk teman-teman mereka.

Benar, pernikahan tanpa dasar keinginan keduanya itu hanya konsumsi

keluarga dan juga beberapa kolega. Banyak alasan, karena sengaja

dirahasiakan dari teman-teman terdekat untuk sementara waktu. Dan juga

untuk menutup aib.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 9


Oh tentu saja, menikah karena hamil lebih dulu bukanlah sesuatu yang

pantas untuk dibanggakan dan juga disombongkan ke banyak orang.

Wanita yang kini berubah menjadi Nyonya Cho itu sudah lebih dulu hamil

sebelum menikah dengan pemberi marganya. Memalukan, tapi harus

mereka tanggung.

Banyak hal yang menjadi problem setelah dilihatnya garis dua pada benda

testpack yang digunakannya, terutama ketika namanya mulai berubah dari

Seo Joo Hyun menjadi Cho Seohyun.

Ya, nama wanita itu adalah Seohyun.

Sosok gadis muda dengan latar belakang kepribadian yang suka berbaur

dengan orang lain itu juga mengalami perubahan tidak hanya pada fisiknya

yang kian berisi, tetapi juga perubahan sikapnya yang belakangan menjadi

pendiam.

Wanita yang dulu punya hobby bicara itu kini sudah mengurangi porsi

bicara, bukan karena tidak suka bicara. Hanya saja setiap kata yang

dikeluarkannya dari mulut tidak lagi dipercayai oleh siapapun. Tentu saja

itu berawal sejak dirinya bergaul terlalu bebas, dan lihat hasilnya. Dia

menikah dalam kondisi hamil 10 minggu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 10


Apapun yang dialaminya saat ini tidak lagi ada hal yang bisa dijadikannya

pondasi sebagai sesuatu yang pantas untuk kembuatnya bahagia. Bahkan

ketika itu dari keluarganya sendiri.

Sejak terungkap perihal kehamilan yang dialaminya, keluarganya juga

seolah melepas tanggung jawab penuh atas dirinya kepada Seohyun sendiri.

Lahir dari keluarga yang memegang nilai kerohanian yang tinggi, keluarga

yang dihormati dengan status sosial yang cukup diakui tentu saja membuat

apa yang dilakukan menjadi sebuah aib besar yang mempermalukan

keluarga.

Harus menikah karena hamil lebih dulu menjadi awalan saat dimana

Seohyun mulai diabaikan keluarga. Bahkan cenderung Tuan Seo memaksa

dengan kekuatannya yang tersisa, jika usai mereka menikahkan Seohyun,

maka sejak saat ini mereka seharusnya bisa tidak berhubungan lagi dengan

Seohyun. Bahkan pada sebelumnya Tuan Seo sudah mencetuskan ide untuk

Seohyun dikeluarkan dari keluaga mereka, termasuk secara hukum.

Tapi semarah apapun, seorang istri tetaplah seorang ibu. Sang istri

menyuarakan ketidaksetujuan. Benar jika Seohyun memang bersalah, tetapi

memberinya hukuman sudah cukup. Tidak perlu dengan cara

meniadakannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 11


Maka itulah kesepakatannya, setelah yang menghamili Seohyun bersedia

menikahninya, dan usai pernikahan dilangsungkan, maka sejak saat itu

Seohyun sudah bukan tanggung jawab mereka. Apapun yang kemungkinan

terjadi pada Seohyun setelah menikah, maka mereka sudah lepas tangan.

Termasuk jika ternyata dan sebenarnya Keluarga Cho juga tidak begitu

senang dengan pernikahan itu. Maka sangat besar kemungkinan Seohyun

juga tidak akan diterima pada keluarga itu dengan baik.

Seohyun, anak tunggal dengan kebiasaan manja dan segala keinginanya

terbiasa terpenuhi akan mereka lepaskan untuk hidup mandiri sebagai

hukuman atas kesalahan besar yang dilakukannya.

Seohyun, anak yang terbiasa hidup senang tanpa harus bersusah payah

mencari Won, kali ini harus siap mencari nafkah sendiri jika saja sang

suami tidak bertanggungjawab pada kebutuhan pokoknya.

Seohyun, gadis yang biasanya menghabiskan waktu hanya untuk

beberlanja, berkeliling dunia dan ke salon. Harus siap hidup terkurung

dengan mengandalkan penghasilan suami yang mungkin tidak sebanyak

yang bisa diberikan orangtuanya.

Hukuman yang cukup berat untuk dipikul Seohyun, saat semua orang

menjadikannya pelaku. Kali ini dirinya juga harus kuat menghadapi

keluarga barunya. Yaitu Keluarga Cho.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 12


Jika orangtuanya berpikir keluarga baru Seohyun mungkin tidak cukup bisa

membuat anak mereka mendapatkan fasilitas seperti yang mereka berikan,

yang terjadi justru Seohyun mendapatkan lebih dari itu dari sang suami.

Yang menjadi masalah adalah Seohyun terpenuhi secara fisik tetapi tidak

mental.

Tidak satupun juga keluarga Kyuhyun yang menerimanya. Tidak ada dari

keluarga itu yang bersikap bahwa apa yang terjadi bukan juga yang

diinginkan Kyuhyun dan juga dirinya.

Bagaimana keluarganya, begitu juga keluarga Kyuhyun memperlakukan

mereka. Keluarga itu juga angkat tangan dari mereka usai pernikahan itu.

Tidak ada motivasi, tidak ada dorongan semangat, tidak ada doa. Seohyun

dan Kyuhyun menikah hanya bermodalkan anak yang kini berkembang di

perut Seohyun.

Keluarga Cho memang tidak terlalu ketara menunjukkan jika mereka

memaafkan Kyuhyun, namun Seohyun bisa melihat dan menilai jika

ternyata Keluarga Cho lebih demokratis dari pada keluarganya.

Sekalipun Kyuhyun lahir dari keluarga yang terbiasa tegas dalam semua

keadaan. Aset negara yang ayah dan ibu Kyuhyun sebelumnya bekerja

menjaga ketahanan negara. Namun usia bertambah, semenjak Kyuhyun

berusia 30 tahun. Sejak saat itu keduanya pensiun dari pekerjaan mereka,

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 13


sekalipun itu tidak pernah menjadi alasan mereka untuk berhenti tegas dan

mengambil keputusan cepat pada setiap keadaan.

Sebelum keluarga itu benar-benar pensiun, mereka mendirikan usaha

dibagian penjualan elektronik dan kini amat berkembang hingga Kyuhyun

menamatkan magisternya dan memilih untuk berja di sana.

Diawali sebagai karyawan biasa, karena keluarga itu tidak suka

menggunakan kepemilikan sebagai cara untuk memperbesar kekuasaan.

Selain karena cukup punya keahlian, Kyuhyun juga dibantu karena link nya

yang cukup menjangkau hingga ke luar negri.

Dan berkat proses dan juga usaha Kyuhyun, setelah bekerja nyaris 5 tahun

disana, perusahaan dimana ayah serta ibunya sebagai pemilik saham

terbesar, Kyuhyun akhirnya bisa menduduki kursi general manager. Kursi

yang sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan pendapatan jika hanya

untuk memenuhi kebutuhan anak serta istrinya.

Tapi bukan manusia namanya jika langsung puas dengan apa yang dia

miliki. Sejauh itu, Kyuhyun masih berharap dia masih mampu mendapatkan

posisi lebih dari itu, atau bahkan mendirikan usahanya sendiri. Namun

sepertinya itu mulai memudar, dia tidak lagi sesemangat itu untuk

mengumpulkan pundi won, setelah sadar menjadi kaya raya ternyata tidak

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 14


lantas membuatnya mendapatkan kebahagiaan seperti yang dicita-

citakannya.

Kekayaan seperti itulah alasan pertama mengapa dirinya terjebak pada

hidupnya sekarang. Lupa diri hingga nyaris menghabiskan waktu luang dari

bekerja untuk berpesta alkohol kemanapun teman-temannya mengajak.

Salah satunya adalah Seohyun

Mengejutkan bukan? Saat semua orang berpikir jika Seohyun adalah wanita

beruntung atau malang yang mungkin ditemukan Kyuhyun di sudut diskotik

manapun di Korea, nyatanya itu salah.

Seohyun adalah salah satu dari orang-orangnya. Seohyun termasuk salah

satu dari teman dekatnya.

Baiklah, mungkin itu akan menjadi hal yang sedikit bisa diterima jika

Seohyun dihamili teman sendiri. Karena sulit untuk benar benar berteman

antara laki-laki dan perempuan.

Ternyata yang lebih menyedihkan dari semuanya adalah, ketika ternyata

dari pertemanan itu salah satu dari mereka ada yang berstatus menjadi

kekasih Kyuhyun. Salah satu dari mereka ada yang juga amat dekat dengan

Seohyun.

Yaitu Kwon Yuri.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 15


Gadis malang itu tidak tau apa-apa. Dia bahkan tidak pernah tau jika

Seohyun hamil anak dari kekasihnya sendiri. Dan kini mereka sudah

menjadi suami istri sejak 2 bulan yang lalu.

Yuri yang malang tidak pernah tau apa-apa.

Sibuk berburu bisnis hingga luar negri, Yuri kecolongan dengan banyak

hal. Semakin mudah untuk membodoh-bodohinya seperti yang dilakukan

Kyuhyun. Dan semakin mudah untuk tega seperti yang dilakukan Seohyun.

Lalu pertanyaan berikutnya, jika keduanya sedekat itu dengan Yuri. Lalu

mengapa keduanya tega?

Jawabannya, mereka tidak pernah tega. Semuanya terjadi di luar kendali

kesadaran mereka. Mereka berdua mabuk karena alasan teman-teman

mereka sibuk melakukan apapun yang ingin mereka lakukan.

Sisa hanya Seohyun dan Kyuhyun. Sebenarnya tidak pernah menjadi

masalah dengan siapapun mereka melakukannya. Hanya saja mereka sial

saat ternyata mereka bagun, orang yang tidur dengan mereka malam lalu

adalah orang yang paling seharusnya tidak di sana.

Awalnya sama-sama memilih untuk menganggap itu tidak pernah terjadi,

sekalipun menjadi sulit untuk bersikap biasa seperti sebelum-sebelumnya

setiap kali mereka harus berinteraksi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 16


Namun alam bicara lain, alam meminta Seohyun dan juga Kyuhyun untuk

menanggung upah dosa atas kebebasan hidup mereka selama ini. Karena

beberapa minggu kemudian setelah kejadian itu, Seohyun datang dengan

wajah suntuk ke hadapan Kyuhyun. Dan kemudian menunjukkan benda

dengan dua buah garis merah yang bertengger di sana.

Maka petualangan hidup sulit keduanyapun mulai hingga saat ini.

Saat dimana mereka mengisi kamar yang sama namun dengan jarak hati

yang cukup jauh. Kedekatan pertemanan yang pernah terjadi seolah hilang

ditelan bumi.

Mereka selalu tidur di ranjang yang sama, namun hati mereka menciptakan

jarak saat keduanya merasa tidak ada kenyamanan sama sekali dengan itu.

Mereka tinggal dalam rumah yang sama, namun yang terjadi mereka sangat

jarang berinteraksi, berbicara atau bahkan bertemu.

Keduanya selalu dengan sangat sengaja untuk menghabiskan waktu pada

kesibukan masing-masing. Mencari cara, bagaimanakan saat mereka

kembali sudah tidak harus bertemu dan juga bicara dengan yang lain.

Benar, ketidaknyamanan itu sudah membuat mereka sangat jauh.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 17


Jika Kyuhyun sibuk pada kantor dan teman-teman mereka. Seohyun sibuk

di rumah dengan tidur. Lebih malas untuk pergi kemanapun yang lantas

membuat gadis itu mengalami kenaikan berat badan yang cukup banyak.

Usia kandungan yang tidak lagi muda tentu saja membuat perutnya semakin

terlihat, serta badan yang mulai gemuk tentu saja membuat Seohyun malu

untuk berkeliaran dengan tubuh seperti itu.

Lalu apa yang mendadak membuat keduanya saat ini bisa bertemu dalam

kamar itu dan masih dalam keadaan bangun?

Jawabannya adalah ketika kabar kepulang Yuri ke Korea mulai menyebar.

Gadis itu bahkan memberitahukan keduanya secara pribadi jika esok

pesawat yang ditumpangi Yuri akan landing di Korea.

Sudah cukup Seohyun dan Kyuhyun berbohong kepada teman yang lain

dengan keanehan Seohyun yang beberapa lama ini tidak pernah muncul

setiap kali diajak bertemu. Serta Kyuhyun yang selalu menolak setiap kali

yang lain ingin bertamu ke rumahnya.

Lalu kali ini apa? Seberapa hebat mereka bisa bermain drama di hadapan

Yuri seolah semua baik-baik saja?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 18


Baiklah, Seohyun mungkin hisa muncul sekali dengan tubuh gemuknya.

Lemak itu bisa menjadi pondasinya menyangkal jika sedang hamil.

Masalahnya, 2 minggu kemudian? 1 bulan kemudian? 3 bulan kemudian?

Keduanya sama sekali tidak punya solusi untuk itu. Selain keduanya

mengakui kebenarannya di depan semua orang.

"Aku tidak bisa melakukan ini"

Setelah cukup lama mereka saling diam dengan kesunyian itu, akhirnya

Kyuhyun angkat bicara kembali. Pria itu membuang napasnya kemudian

ditutupnya lagi. Dia mungkin brengsek, tapi dia tidak setega itu pada Yuri

dengan mengatakan kini dia sudah menikah. Menikah kepada Seohyun,

teman mereka sendiri.

"Lalu kau pikir aku bisa?"

"Bisa dan tega tentu saja berbeda. Kau mungkin tega melakukannya, karena

bukan kau yang dicampakkan di sini"

"Ayolah Tuan Cho, jangan bicara seolah menjaga perasaan Yuri hanya

perlu untukmu, tidak perlu bagiku"

"Jika kau memang memikirkan perasaan Yuri, kau tidak akan senang hati

tidur dengan kekasihnya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 19


Seohyun memaksa sebuah kekehan, percakapan singkat mereka belakangan

ini selau bernada sindir dan terdengar mulai saling tidak menyukai.

"Maka akan ku katakan juga padamu, jika kau mencintai Yuri sebesar itu.

Kau juga tidak akan mengajak sahabatnya untuk tidur denganmu"

"Jangan membuatnya terdengar sehina itu. Saat itu aku mabuk"

"Apa itu kata lain dari kau ingin mengatakan jika aku tidak mabuk? Seolah

sengaja untuk hamil darimu?"

Seohyun berdecak, kemudian berdiri dari depan cermin untuk berjalan ke

arah ranjang. Sesampainya di ranjang besar itu, Seohyun duduk dan

menutupi kakinya dengan selimut.

"Jangan menyanjung dirimu sendiri Tuan Cho. Aku melakukan hal seperti

itu saat sedang kesepian. Aku hanya sial saat ternyata ketika melakukannya

denganmu, aku lupa sesuatu yang seharusnya digunakan"

Lanjut Seohyun pada kalimatnya. Berencana menyudahi percakapan itu

sekalipun itu membuatnya terlihat jahat dengan tidak peduli dengan apa

yang esok Yuri katakan padanya jika mengetahui semua kebenaran itu.

"Mendengar Yuri pulang, kau masih bisa tidur?"

"Lalu kau ingin aku menangis tersedu-sedu sebelum besok dia memakiku?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 20


"Kau bahkan tidak terlihat merasa bersalah"

"Jika aku merasakan itu, apakah keadaanku akan membaik dan membuatku

kembali pada hidupku sebelumnya?"

"Dia sahabatmu, seharusnya menyakitinya tidak semudah itu untukmu"

"Sudahlah Kyuhyun, orang-orang menyakitiku. Kenapa aku harus menjadi

orang baik?"

"Dia tidak menyakitimu"

"Belum. Tapi akan menyakitiku. Tidak lama lagi"

Kyuhyun akhirnya berkenan untuk berbalik dan melihat Seohyun yang kini

sudah berbaring dengan selimut pada tubuhnya. Perkataan Seohyun tadi

cukup menarik perhatiannya.

"Maka aku tidak akan menambah betapa menyedihkannya aku dengan

merasa takut di awal. Besok, biarkan saja takutnya besok"

"Itu tepatnya yang selalu dikatakan orang yang tidak mau repot-repot

memikirkan perasaan orang lain"

"Terserah, pikirkanlah perasaan orang sebanyak yang kau mau. Aku terlalu

sibuk pada diriku untuk tidur"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 21


Seohyun terlihat terlalu enggan untuk memperpanjang pembahasan itu yang

berkemungkinan akan berujung pada pertengkaran kembali. Dia juga sudah

terlalu malas untuk memikirkan perasaan orang lain, karena sejauh ini, saat

semuanya membuatnya kesulitan, tidak satu orangpun di dunia yang

berkenan berdiri di sisinya. Bahkan ketika itu orangtuanya.

Maka diputuskan Seohyun untuk berhenti peduli dengan orang lain dan

dengan apa yang dipikirkan orang lain.

Dilihatnya Kyuhyun membuang napas pelan, seolah pasrah kepada

Seohyun yang terlihat tidak mau pusing memikirkan solusi akan ketakutan

itu.

Kyuhyun membalikkan tubuh untuk kembali menatap langit dari kaca besar

itu. Membiarkan saja Seohyun tidur tanpa solusi dari pertanyaannya.

Entahlah, Seohyun yang sekarang sangat sulit untuk diajaknya bertukar

pikiran. Istrinya itu terlalu sibuk untuk merasa korban saat tak ada orang di

sisinya dan bersedia memasang badan untuk membelanya saat semua

sedang terjadi.

Jika Seohyun merasa demikian, Kyuhyun justru lebih memilih untuk tetap

pada porsi jika sesungguhnya dia dan Seohyunlah yang salah. Maka

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 22


sepantas orang-orang yang dirugikan dengan itu menjauhi mereka. Itu harga

yang harus dirinya dan Seohyun bayar.

Maka Kyuhyun siap untuk repot dan kesusahan, berjuang untuk tetap

terlihat penting bagi banyak orang.

"Bintang tidak akan jatuh dan kemudian mengabulkan keinginanmu jika

hanya kau pandangi seperti itu"

Celetuk Seohyun kembali, cukup kebosanan untuk terus melihat sang suami

bertahan pada sunyi dan menatap langit sejak tadi.

"Setidaknya bintang tau jika aku sedang penyesalan dan berharap diberi

pengampunan"

"Terserah. Berdiri saja di sana sampai kau mati"

Kesal Seohyun, membalikkan tubuh untuk menatap pada sisi yang lain. Dia

hanya mencoba memberi saran untuk Kyuhyun tidur sekalipun dengan cara

yang lain, tapi pria itu justru menyindirinya? Menyebalkan bukan?

Diantara mereka berdua mengapa justru Kyuhyun yang lebih mempersulit

semua dengan mengubah apa yang terjadi menjadi drama?

Haruskan pria itu menyikapi semua yang terjadi seberlebihan itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 23


Ayolah, saling menyakiti itu adalah manusia. Itu yang membuat mereka

dengan yang lain terlihat seperti manusia.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 24


******WEDDING VOW, SANTI LUMBAN GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 25


Untuk Seohyun, malam itu berlalu terlalu cepat. Dia merasa masih

membutuhkan cukup banyak waktu lagi untuk tidur dan bermalas-malasan

kemudian. Berbeda dengan Kyuhyun yang cenderung merasa antara waktu

terlalu cepat berputar karena cukup takut menghadapi hari esok dengan

kemungkinan buruk yang sudah diprediksinya, dan juga dengan merasa

waktu terlalu lama berputar karena sudah tak cukup punya kesabaran untuk

menyudahi semua kebohongannya.

Kenapa tak banyak manusia sepertinya. Bosan untuk berbohong terus

menerus.

Sejak berhentinya perdebatannya dengan Seohyun, Kyuhyun hanya

berbaring di sisi wanita itu tanpa mampu untuk menutup mata. Dicobanya

untuk demikian, namun yang menjadi masalah adalah terlalu banyak

ketakutan pada kemungkinan buruk yang mempengaruhi otaknya dan

kemudian menyuruhnya untuk tidak tertidur.

Pria itu juga lumayan tidak peduli dengan Seohyun yang bisa tidur setenang

itu, seolah tidak ada masalah yang akan dihadapinya esok hari. Seolah

perutnya yang membuncit bukanlah suatu beban jika dibawanya untuk

bertemu dengan teman-temannya.

Keadaan demikian tidak lantas membuat Kyuhyun merasa perlu untuk tidur

kembali setelah pagi datang dan memaksanya bersiap melakukan aktivitas

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 26


rutinnya seperti biasa. Ditinggalkannya Seohyun yang masih menutup mata,

mempercepat berkegiatan untuk segera keluar dari sana dan kemudian dia

akan mendapatkan udaranya kembali.

Entahlah, berada di rumah itu dengan Seohyun menjadi sesuatu yang

mengekang baginya, sekalipun tidak ada kekangan nyata dari Seohyun.

Hanya saja, berada di rumah itu memperjelas jika dirinya adalah pria

beristri, bukan lajang yang bisa melakukan segala hal.

Mengingat-ingat dirinya adalah suami, tentu saja membuat kepala Kyuhyun

pusing. Maka dengan keluar dari rumah itu setiap hari seperti sebuah

ketenangan dan juga kebebasan untuknya. Karena tidak begitu jelas tentang

statusnya dan kemudian dia juga tidak harus selalu mual setiap kali melihat

Seohyun yang tiap hari semakin tidak bisa diajak Kyuhyun bertukar pikiran.

Dia juga sedang menghindari kemungkinan Seohyun meniru adegan-adegan

drama dengan bersikap sebagai istri yang baik dan tidak sombong. Suka

menabung dan berkebun, sekalipun Kyuhyun menjadi tokoh suami yang

mengabaikan. Dan suatu saat Kyuhyun akan luluh dengan melihat

kesabaran itu.

Oh tidak

Kyuhyun tidak mau jadi tokoh drama itu. Dia tidak mau.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 27


Ayolah Kyuhyun, sepertinya masalahnya bukan pada Seohyun jika

mendadak berubah menjadi istri yang baik. Masalahnya ada pada dirimu

karena menonton drama seperti itu. Bodoh!

Lihatlah, apakah dia pernah memasak dan lain-lain seperti yang dilakukan

istri yang baik di drama yang kau tonton? Tidakkan? Dia hanya tahu

memesan makanan siap saji, atau bahkan keluar untuk mengenyangkan

perutnya sendiri.

Jangan menganggap dirimu sepenting itu untuk Seohyun. Sama halnya

denganmu yang meninggalkannya tanpa peduli dia sudah makan atau nanti

akan makan atau tidak, dia juga tidak peduli apakah pagi kau akan sarapan

atau nanti apakah kau akan makan siang.

Kalian tidak tahu? Atau kalian tidak sadar jika anak yang kalian buat di

perut Seohyun mengubah kalian menjadi sosok yang lebih buruk dari

sebelumnya. Kepedulian kalian satu sama lain kini perlahan menghilang,

sekarang kalian hanya dua orang sahabat sekaligus suami istri yang jauh.

"Dia memang tidak punya keahlian lain selain makan dan tidur"

Kyuhyun menggerutu pelan di depan lemari pakaiannya. Tidak ada yang

membantunya menyiapkan stelan kantor seperti yang biasa dilakukan sang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 28


ibu. Tidak ada yang mempersiapkan makanan dan kemudian memaksanya

sarapan sebelum berangkat ke kantor.

Kyuhyun terbiasa mandiri sebenarnya, dia bisa melakukan segala hal

sendiri. Bisa mengurus kebutuhan sendiri, namun sang ibu tidak pernah

membiarkan itu terjadi setiap sekali Kyuhyun pulang ke rumah

orangtuanya. Dan jika tiba-tiba sekarang tidak ada yang mengurusnya, tentu

saja Kyuhyun merasa jengkel saat dimana dia memiliki seorang istri.

Sial utuknya karena harus memiliki seorang istri yang terbiasa hidup

senang, manja dan segala hal seharusnya disiapkan orang lain untuk

dirinya.

Kau tidak tahu saja Kyuhyun, saat dia mau makan sendiri seperti yang

sekarang dilakukannya sudah menjadi prestasi andai saja orangtuanya tau

mengenai itu.

"Aku tidak hanya butuh stelan baru, aku juga butuh istri baru"

Decak Kyuhyun sambil memasang dasinya sendiri. Mengabaikan saja

Seohyun yang mulai menggerak-gerakkan mata dan kemudian mulai duduk

sambil menark ulur napas pelan. Wanita itu santai seolah hidup hanya

miliknya sendiri tanpa ada suami yang seharusnya diurusnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 29


Mereka terbiasa hidup seperti itu, maka keduanya terbiasa juga untuk saling

mengabaikan pada kegiatan masing-masing. Termasuk ketika Seohyun

melewati Kyuhyun begitu saja setelah wanita itu berdiri dari tidur, turun

dari ranjang kemudian berjalan memasuki kamar mandi.

Sesekali digaruknya rambut berantakannya. Mirip ciri khas wanita pemalas

yang tidak memiliki misi tertentu untuk hari ini.

"Jangan melihatku seperti itu. Aku memang secantik itu tiap kali bangun

tidur"

Dengan begitu percaya diri Seohyun mengatakan itu setelah merasa jika

punggungnya cukup panas dipandangi Kyuhyun yang saat ini berdecak. Dia

malas menanggapi guyonan bodoh seperti itu.

Wanita itu sepertinya sedang berpura-pura lupa tentang apa yang

seharusnya mereka pikirkan hari ini. Yuri.

Tidak, bukan berpura-pura tidak peduli. Bukankah biasanya selalu seperti

itu? Bukankah biasanya memang Seohyun tidak lagi mau tau perasaan

orang lain? Dia terlalu sibuk merasa disakiti sementara dirinya adalah

pelaku?

Tak mau ambil pusing dengan apapun yang mungkin dilakukan Seohyun

untuk membuatnya kesal hari ini, maka Kyuhyun meraih tas berikut dengan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 30


kunci mobilnya. Meninggalkan kamar sebelum Seohyun keluar kamar

mandi dan nanti berniat untuk memancing pertengkaran lagi dengannya.

"Sebenarnya ini rumah atau penjara"

Tanya Kyuhyun pada diri sendiri, lega saat sudah berada di mulut pintu

keluar dan kemudian berjalan ke arah garasi mobil. Belakangan ini

meninggalkan rumah itu setiap pagi seperti kesenangan untuknya. Karena

dia akan dijauhkan dari segala bentuk kemungkinan pertengkaran dan

perdebatan dengan Seohyun.

Dia merasa jika rumah itu seperti penjara. Esensi rumah yang banyak

keluarga bahagia sebutkan sudah tidak ada lagi di sana, lalu apakah

Kyuhyun tidak berpikir jika Seohyun merasakan apa yang dirinya rasakan?

Ayolah laki-laki. Berhentilah untuk merasa egois dengan menganggap jika

kebutuhanmu adalah kewajiban wanita hanya karena dia istirmu.

Tidak sampai belasan menit, Seohyun keluar dari dalam kamar mandi.

Menggunakan handuk putih yang melilit di tubuhnya dan kemudian

membukanya sebarang untuk bertukar pakain.

Dia seolah sudah tidak lagi punya keseganan jika Kyuhyun masih di sana.

Bukan tidak segan dengan berpakaian seperti itu di depan Kyuhyun, hanya

dengan bermodalkan handuk.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 31


Sama sekali tidak. Dia dan Kyuhyun mungkin bisa pada tahap memiliki

anak, tapi saat ini kejadian itu justru membuat keduanya merasa jauh,

seperti orang asing yang tidak seharusnya memiliki kebebasan untuk tidak

perlu menjaga bagaimana berpakaian yang seharusnya.

Seohyun menggunakan handuk dari kamar mandi, dan menanggalkannya

sembarang di kamar karena sebenarnya Seohyun sudah sangat yakin jika

tak ada lagi Kyuhyun di sana. Kyuhyun sudah pergi ke kantor seperti biasa.

Karena selalu seperti itu.

Usai dilepasnya handuk dari tubuhnya, seperti yang kadang dilakukan

banyak wanita, Seohyun berdiri di depan cermin dan memperhatikan

lengannya yang sudah mulai berisi. Pipinya yang sudah menggembung.

Berat badan yang naik cukup drastis hanya dalam 2 bulan.

Ekspresi benci pada tubuh sendiri tadi berubah drastis saat mata itu berhenti

pada perut buncitnya. Sesekali Seohyun miring untuk melihat perut itu dari

sisi kanannya hingga dilepasnya sebuah desahan besar dari mulutnya.

Ditutupnya beberapa saat matanya dan kemudian dielusnya sang perut

pelan.

"Dia ingin aku peduli perasaan semua orang saat dia tidak peduli padamu.

Menurutmu bagaimana aku melakukannya? Apa aku terlihat sebaik itu?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 32


Perpura-pura itupun berhenti. Seohyun yang bersikap tidak peduli pada

semua hal akhirnya menunjukkan dirinya saat semua orang menghilang dari

sisinya. Dia kesepian, dia sedih dan dia sakit.

Saat semua orang melihatnya sebagai pelaku, apakah ada yang tahu bahwa

Seohyun sakit untuk hidup seperti sekarang? Dia dipaksa mengerti dan

menerima akan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin diterimanya.

Dia sudah tidak dipedulikan keluarganya, kemudian dia juga harus

menerima disalahkan dan juga diremehkan keluarga Kyuhyun atas apa yang

terjadi dan atas pamor Seohyun selama ini yang tidak begitu

menggambarkan wanita baik-baik dan luar biasa.

Dia harus mengakhiri masa bebasnya dan dipaksa menikah kemudian

melupakan pernikahan impiannya.

Sekarang saat dirinya harus menjalani semuanya sekaligus, dia juga harus

berakhir tidak dipedulikan oleh siapapun. Termasuk pria yang menikahinya.

Bukan Seohyun tidak sadar diri dengan apa yang juga dilakukannya pada

Kyuhyun. Tentang dia yang tidak mengurus pria itu sama sekali.

Tapi haruskah Seohyun mengatakan jika dia tidak ingin merasa lebih

menyedihkan dengan berlagak menjadi istri yang baik namun disia-siakan?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 33


Seohyun masih manusia. Dia normal. Dia juga bukan malaikat yang bisa

bersikap sangat baik kepada Kyuhyun yang tidak bersikap baik padanya.

Dia juga bukan wanita yang terima diinjak-ijak Kyuhyun hanya karena

takut ditinggalkan.

Tidak

Dia bisa hidup tanpa pria itu.

Yang menjadi masalahnya adalah, Kyuhyun sudah lebih dulu tidak mau tau

tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga. Maka Seohyun

mengimbagi itu. Apakah dia sesalah itu?

Jika Seohyun selalu dituntut keadaan untuk melayani suami, lalu apakah

Kyuhyun sudah pernah memikirkan bagaimana Seohyun setiap kali

ditinggalkannya bekerja?

"Makan apa kita hari ini?"

Usai menggunakan pakaian, Seohyun duduk di depan cermin sambil

memandangi ponsel pintarnya. Dia terlihat antusias untuk memilih-milih

makanan siap antar di sana. Andai saja orang paham, sebenarnya itu

menyedihkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 34


Bagaimana bisa seorang sepertinya harus selalu makan makanan siap saji,

dan hanya makan saat dirinya merasa lapar.

Kenapa tidak?

Sekalipun peduli soal kesehatan, Seohyun tidak bisa memasak sama sekali.

Dia tidak paham berbelanja kebutuhan dapur dan kemudian mengolahnya

menjadi makanan yang menyehatkan dia dan juga calon bayinya.

Kemudian, saat dia punya keahlian memasak dia tidak terlalu sering keluar

dari rumah karena alasan malu dengan apa yang dikatakan orang-orang.

2 atau 4 kali lebih Seohyun keluar dari rumah semenjak dirinya menikah.

Selainnya dia mendekam di sana, tidak bertemu dengan siapapun dan tidak

bicara pada siapapun.

Menyedihkan bukan? Saat seharusnya Seohyun mengkonsumsi makan

sehat, saat itu juga dirinya hidup dengan junkfood tiap harinya. Dan tidak

ada yang mengingatkannya soal itu.

Saat dimana seharusnya banyak orang perhatian padanya, Seohyun harus

sibuk melanjutkan hidup tidak sehatnya seperti biasa. Apa yang bisa

dilakukan Seohyun, pengetahuannya kurang untuk itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 35


Benar-benar tidak ada yang pernah dilakukan Seohyun atau siapapun sejak

anak itu ada di perut Seohyun. Entah itu memeriksanya ke Dokter ataupun

menjaga pola hidup sehat.

Sejak anak itu ada di perut Seohyun, saat itu tidak pernah ada yang mereka

lakukan untuk anak itu, pertanyaan sekalipun. Pertanyaan tertentu yang

memungkinkan seseorang atau siapa saja peduli akan anak di perut

Seohyun.

Jangankan Keluarga Cho, atau bahkan orang tua Seohyun sendiri. Sejak

Seohyun terkabar hamil, tidak ada pertanyaan khusus untuk Seohyun

bagaimana perkembangan bayinya. Yang didengar Seohyun hanya caci

maki dan juga sumpah serapah.

Lalu semuanya menjadi terasa biasa bagi Seohyun karena orang yang

seharusnya memiliki sedikit kepedulian kepada kandungannya, ternyata

sama saja dengan yang lain. Yaitu Kyuhyun.

Sejak hamil atau setelah menikah, Seohyun tidak pernah mendengar satu

katapun bertanda kutip kepedulian Kyuhyun terhadap anak Seohyun.

Benar, mereka semua sama saja. Termasuk Seohyun.

Karena jika Seohyun juga peduli, maka dia harus bisa belajar mandiri untuk

melakukan segala hal sendiri. Jika tidak paham, ada google yang bisa

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 36


mengajari. Dan jika tidak ada yang menemani, pergi saja sendiri. Entah itu

ke rumah sakit atau membeli makanan sehat.

Atau jika mau, belajar untuk mengolahnya.

Sembari menunggu pesanannya datang, Seohyun berjemur di depan rumah.

Menikmati sinar matahari di kulitnya yang sudah cukup lama tidak disentuh

sinar dari sang surya. Wajahnya sumringah dan menunjukkan ekspresi lapar

luar biasa ketika makanannya datang dan tak perlu menunggu untuk dirinya

repot-repot untuk masuk kemudian menyantapnya.

Seohyun lebih memilih makan di teras dengan bermodalkan kursi besi dan

juga meja kecil di sana. Membuka satu persatu makananya tanpa mau juga

repot-repot masuk ke dalam dan kemudian mendapatkan piring.

Dia lebih memilih menandaskan makanan itu di depan sana tanpa harus

menunggu lebih lama lagi. Lapar itu bukan lagi sesuatu yang mau toleransi.

"Makanan yang sama lagi"

Ucap Seohyun bangga pada menu makanan yang kini ada di hadapannya.

Dibanding masalah sehat, dia lebih peduli tentang selera. Segera dimulainya

melahap makanan yang kini berada di hadapannya. Dia tidak mau pusing

masalah kenyamanan yang bisa mengganggu makan seriusnya, dan tidak

akan dibiarkannya siapapun menginterupsi itu dengan cara apapun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 37


Sibuk pada makanan, Seohyun tidak lagi melihat ketika sosok suami yang

tadi meninggalkannya masuk melalui pagar rumah. Meninggalkan

mobilnya di luar untuk menghemat waktunya tanpa harus mengunci pagar

jika akan segera keluar nanti.

Pria itu berjalan ke arah pintu masuk rumah sambil sibuk pada ponselnya.

Tidak terlalu jauh dari pagar, Kyuhyun akhirnya mendongkak. Meluruskan

kepala untuk bisa melihat ke depan.

Tepat saat kepala itu diluruskannya, matanya berhenti pada sosok sang istri

yang sibuk dengan makanan di hadapannya. Sosok Seohyun yang sangat

jarang dilihatnya kecuali akan tidur.

Dilihatnya meja Seohyun yang dipenuhi makanan tidak sehat dan tidak

seharusnya tidak dikonsumsi ibu hamil sepertinya.

Seolah tetampar oleh keadaan, Kyuhyun terdiam pada posisinya berdiri.

Sedikit miris melihat bagaimana Seohyun justru harus demikian dalam

keadaan dimana dirinya seharusnya dipedulikan banyak orang.

Apa selama ini Kyuhyun terlalu tidak peduli?

Sempat terdiam seolah kasihan, namun tetap saja ego Kyuhyun menang

dengan memilih untuk melanjutkan langkah dan melewati Seohyun begitu

saja seperti yang sering mereka lakukan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 38


Dengan rasa tega yang bersarang pada dirinya, Kyuhyun berjalan lurus dan

kemudian melewati Seohyun begitu saja. Diabaikannya apa yang ada di atas

meja sekalipun seharusnya Kyuhyun sadar itu bukan makanan yang cocok

untuk Seohyun.

"Buatlah dirimu berguna dengan sesekali tau cara untuk menyapa seseorang

yang baru saja pulang"

Terganggu dengan interupsi seseorang yang menganggu makan lahapnya,

Seohyun menurunkan tangan dari menyuapi mulut, kemudian menatap ke

arah sumber suara.

"Lalu kau pikir kau sudah sangat berguna dengan selalu pergi kemanapun

kau mau, sementara aku harus selalu mendekam di sini?"

"Jangan membuatnya rumit. Tidak ada yang pernah melarangmu pergi

kemanapun kau mau"

"Kau bisa mengatakannya, karena bukan kau yang gemuk dan buncit di

sini"

"Aku yang banting tulang mencari uang, apa aku juga harus

menggantikanmu untuk hamil?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 39


Oh, dan Seohyunpun mulai tersinggung dengan penuturan Kyuhyun.

Haruskah pria itu mencari keributan padanya dimana seharusnya semua

baik-baik saja andai saja pria itu tadi melewatinya begitu saja?

"Jangan bicara seolah uang yang ku gunakan adalah milikmu. Atau uang

yang kugunakan untuk membeli makan adalah milikmu. Jangan

menyanjung dirimu Kyuhyun, kau tidak punya keahlian apapun untuk

membuatku mengingatmu selain membuatku hamil"

Dan pertengkaran itupun mulai panas ketika Kyuhyun memilih berhenti

dari jalannya dan kini membalas tatapan Seohyun yang cenderung tajam

dan membunuh ke arahnya.

"Seingatku aku memberimu beberapa kartu yang bisa membeli apapun yang

kau mau. Aku tidak memberimu itu untuk kau simpan di dalam laci dan

kemudian saat ada orang yang bertanya kau justru akan mengatakan, aku

tidak makan dari uang suamiku"

"Dengan memberiku itu kau seharusnya tau bahwa aku tidak akan pernah

menggunakannya. Karena itu uangmu, bukan uangku"

"Seohyun berhenti bicara konyol. Kau tidak lagi Seohyun yang punya

segalanya, punya kartu tanpa limit yang difasilitasi orangtuamu. Hanya aku

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 40


yang bisa membuatmu merasakan itu lagi. Karena itu, ku harap kau bisa

bersikap lebih baik dari sebelumnya"

"Kau sedang merendahkan aku karena aku tidak punya penghasilan dan

cukup banyak uang sepertimu?"

"Kau yang mengatakannya"

Jawab Kyuhyun, pria itu sebenarnya tidak ingin bertengkar sebelumnya.

Namun jawaban Seohyun beberapa kali sungguh membuatnya marah dan

tidak dihargai. Sekalipun sudah terbiasa berdebat seperti itu, Kyuhyun

memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi. Karena pada akhirnya tidak

pernah ada penyelesaian antara mereka.

Maka ditinggalkannya Seohyun yang masih diam, dan kemudian tidak lagi

dilihatnya Seohyun memungut sampah makanan yang belum sepenuhnya

dihabiskannya itu.

Seohyun memasukkan sisa makananya ke dalam tempat sampah dan

kemudian berjalan memasuki rumah seperti yang dilakukan Kyuhyun.

Berjalan cepat yang ke arah tujuan Kyuhyun. Yaitu kamar mereka.

Dilewatinya Kyuhyun begitu saja dan memasuki kamar lebih dulu.

Dibukanya laci nakas tempat dimana dirinya menyimpan beberapa kartu

yang dibicarakan Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 41


Saat Kyuhyun benar-benar sudah berada di hadapannya, dipamerkannya

kartu itu di depan wajah Kyuhyun. Ekspresinya mengatakan jika Seohyun

sedang tidak ingin memegang kartu itu lagi jika itu menjadi alasan

Kyuhyun merendahkannya seperti tadi.

Jika tidak dengan itu, lalu kau pikir dengan apa kau akan bertahan hidup

dengan uang pribadimu yang semakin lama semakin menipis lantaran tak

bekerja dan juga tidak lagi dibiayai orangtuamu Seohyun?

"Hanya karena kau punya cukup banyak uang, dan hanya karena sekarang

aku bukan lagi Seohyun yang punya segalanya. Bukan berarti aku mau kau

rendahkan demi uang sialanmu"

Dimasukkan Seohyun sendiri kartu itu ke dalam saku Kyuhyun dan

kemudian dibalasnya tatapan Kyuhyun yang terlihat begitu tersinggung.

"Tak perlu pusing untuk berusaha seperti suami yang sangat bertanggung

jawab dengan memenuhi semua kebutuhan fisikku. Aku bisa bertanggung

jawab untuk diriku sendiri"

Tambah Seohyun, diabaikannya tatapan membunuh Kyuhyun yang memilih

diam sejak tadi. Dia tau itu adalah bentuk kemarahan, tapi Seohyun tidak

mau pusing untuk memikirkan kemarahan itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 42


Seohyun membuat Kyuhyun merasa tidak dihargai keberadaannya dengan

bersikap seolah bisa hidup sendiri tanpa pertolongan siapapun.

"Bagaimana bisa kau bertanggung jawab pada dirimu sendiri saat makan

saja kau tak paham mana bisa kau makan dan mana yang tidak"

Singgung Kyuhyun yang menghentikan kaki Seohyun untuk keluar dari

kamar. Beberapa saat wanita itu hanya berhenti sebelum berbalik dan

membalas tatapan marah Kyuhyun padanya.

"Kau tau aku makan dengan tidak pantas. Tapi kau diam. Itu yang kau sebut

dengan bisa bertanggung jawab atas diriku?"

Suara Seohyun pelan, nada penyampaian itu juga melemah hingga

dibuangnya napasnya perlahan disertai dengan kekehan konyol dari

mulutnya.

"Tapi tidak masalah, aku tidak suka memaksa seseorang untuk peduli jika

memang tidak peduli"

Tambah Seohyun, sampai akhirnya dia benar-benar meninggalkan kamar

itu. Berjalan untuk keluar dari sana dan juga berencana untuk pergi dari

rumah itu untuk beberapa waktu. Seperti sangat butuh udara segar setelah

perdebatan itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 43


Namun sepertinya Seohyun tidak terlalu beruntung, karena dia hanya

berhasil keluar dari kamar yang kemudian dihentikan Kyuhyun ketika pria

itu menahan Seohyun dengan menarik tangannya cukup keras.

"Aku juga tidak akan memaksamu untuk menghormatiku sekalipun aku

yang menjadi suami di sini"

Sindir Kyuhyun secara tidak langsung akan sikap Seohyun yang

menurutnya cukup tak menghargainya sebagai kepala keluarga di sana.

"Tapi aku tidak akan membiarkanmu berpura-pura lupa tentang Yuri dan

yang lain. Bukan hanya aku yang bersalah di sini, ku pikir bukan hanya aku

yang bertangungjawab untuk mengatakan kepada mereka apa yang sudah

terjadi"

Keduanya saling menatap tajam, Seohyun dengan tangan yang dikepal

Kyuhyun cukup keras, serta Kyuhyun yang menahan Seohyun untuk tidak

lari dari masalah.

"Aku tidak merasa punya tanggungjawab untuk mengatakan apapun kepada

siapapun. Aku tidak akan berpura-pura menyesal di depan mereka jika itu

yang kau mau"

Oh astaga. Seketika ekspresi Kyuhyun berubah mendengar penolakan

Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 44


"Seingatku kita sudah sepakat"

"Aku tidak peduli"

Jawab Seohyun tegas yang kemudian memaksa tangannya untuk terlepas

dari genggaman Kyuhyun yang terlihat sudah sangat berusaha untuk

menahan sulutan emosi yang bisa saja meledak pada satu waktu.

"Kau tidak bisa selamanya bersembunyi seperti ini Seohyun"

Kyuhyun tak memberikan kesempatan untuk Seohyun melepaskan tangan

apa lagi jika berpikir untuk pergi saat ini juga. Dipaksanya genggaman itu

bertahan tidak peduli sekalipun Seohyun akan mengeluh sakit karena itu.

"Tidak ada yang sedang bersembunyi"

"Jadi apa namanya jika kau tidak mau diajak jujur bersama"

"Apapun itu namanya, kurasa intinya adalah aku tidak mau bertemu dengan

mereka sekarang bukan karena bersembunyi. Tapi karena tidak ingin

membuang-buang waktuku demi sesuatu yang pasti membuatku disalahkan

orang lain lagi"

"Lalu kau pikir aku tidak disalahkan?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 45


"Tergantung bagaimana kau akan jujur. Kau bisa mengarang cerita seolah

aku yang menggodamu. Dan biasanya dalam situasi seperti ini, hanya pihak

perempuan yang selalu disebut perusak hubungan orang ataupun perebut

laki-laki orang lain"

Kyuhyun berdecak kembali dengan penuturan Seohyun, dengan pikiran

kotor wanita itu yang sampai mampu memprediksi Kyuhyun akan tega

mengarang seperti itu.

"Jangan pernah berpikir juga jika aku tidak mau kau ajak bertemu mereka

karena tidak siap mereka tahu kebenaran tentang kita. Sama sekali tidak!

Saat ini, aku tidak peduli mereka tau atau tidak. Mereka tahu sama sekali

bukan masalah. Yuri tidak tahu juga bukan masalah. Karena aku tidak

peduli. Aku tidak perlu peduli perasaan orang lain saat tidak satu orangpun

yang peduli tentang perasaanku"

Lanjut Seohyun untuk mempertegas kepada Kyuhyun jika penolakannya

untuk ikut bersama Kyuhyun sama sekali tidak ada hubungannya dengan

rasa bersalah. Semua itu hanya tentang ketidakpedulian Seohyun tentang

mereka tahu atau tidak.

Yuri tahu dan marah, terserah.

Yuri tidak tahu dan merasa baik-baik saja dengan Kyuhyun, terserah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 46


Seohyun tidak peduli. Biarlah itu menjadi urusan Kyuhyun yang peduli.

Saat ini tidak ada yang perlu bagi Seohyun selain dirinya sendiri.

"Baiklah terserah. Intinya adalah, aku tidak sudi untuk menanggung

kesalahan ini sendirian. Jika kau tidak mau ku ajak untuk mengatakannya

bersama kepada mereka, terutama kepada Yuri. Maka aku tidak akan

pernah mengatakannya"

"Apa aku pernah memaksamu melakukannya? Tidak! Jadi lakukan apapun

yang kau inginkan. Sekarang lepaskan tanganku"

Seohyun kembali memberontak agar dilepaskan Kyuhyun, dan pria itu

hanya tetap memandang Seohyun dengan keputusan wanita itu untuk tetap

bertahan tidak mau mengatakan apapun tentang kehamilan serta pernikahan

mereka terhadap Yuri dan teman mereka yang lain.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun yang aku inginkan"

"Terserah"

Jawab Seohyun cepat setelah tangannya benar-benar terlepas dari Kyuhyun.

Wanita itu berjalan keluar dari dalam rumah kemudian mengemudikan

mobil untuk keluar dari sana. Dia tidak mau untuk terus bertengkar kepada

Kyuhyun dan kemudian akan menghilangkan semangatnya menikmati

hidup seharian.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 47


Kemudian tinggallah Kyuhyun sendirian, pria itu masih berdiri di tempat

Seohyun meninggalkannya. Bagaimana bisa Seohyun berubah menjadi

setidak peduli itu kepada perasaan Yuri. Bagaimana bisa Seohyun tidak

memiliki perasaan bersalah sama sekali setelah kesalahan yang mereka buat

bersama-sama?

Atau sebenarnya itu cara Seohyun menghindari Yuri karena sebenarnya

terlalu takut pada kemungkinan reaksi Yuri padanya?

Lalu sekarang apa?

Apakah Kyuhyun harus jujur sendiri kepada Yuri atau seperti Seohyun

egois dan tidak akan mengatakan apapun. Karena disana tidak hanya

dirinya yang salah, tetapi juga Seohyun.

Lalu kenapa hanya Kyuhyun yang harus jujur kepada Yuri? Apakah

memikirkan perasaan semua orang hanya menjadi tanggungjawabnya?

Pertengkaran dengan Seohyun berhasil membuat Kyuhyun berhenti akan

semangatnya untuk kembali ke kantor setelah mendapatkan apa yang tadi

tertinggal. Dipilihnya untuk duduk di atas ranjang kemudian membuang

napasnya pelan. Ditutupnya mata pelan kemudian dibukanya kembali.

Andai saja......

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 48


Otaknya kembali berandai-andai. Andai saja.. Andai saja. Semuanya

diandaikannya, semua pasti akan baik-baik saja. Dia pasti bahagia, bahagia

dengan keluarga yang masih menginginkannya serta kekasih yang masih

dikasihinya.

Namun untuk kembali hidup seperti itu tidak lagi bisa diwujudkannya.

Terlambat untuk menata kembali sesuatu yang diinginkannya. Dan

sekarang, jika sudah jauh dari harapan itu, maka pilihannya hanya mencoba

menikmatinya dan kemudian berusaha untuk sebahagia mungkin. Sekalipun

dengan cara yang berbeda dari yang sebelumnya.

Mata Kyuhyun mengelilingi seluruh kamar itu, kamar yang dulu hanya

ditempatinya seorang diri, sejak 2 bulan yang lalu harus berbagi dengan

sosok Seohyun yang tidak pernah menghormatinya.

Kamar yang dulu hanya diisi dengan barang pribadinya, kini sudah tersusun

barang milik wanita sekalipun tidak ada satu pajangan foto di sana yang

menandakan jika rumah itu telah dihuni oleh suami dan istri. Tidak ada

diantara mereka yang memiliki niat untuk memajang foto pernikahan atau

bahkan foto keluarga mereka.

Tidak akan pernah ada orang yang bisa tahu jika rumah itu juga di isi oleh

manusia bernama Seohyun jika orang tersebut tidak masuk ke dalam kamar

mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 49


Kyuhyun kembali membuang napas, dia sungguh tidak dan belum siap

untuk melihat reaksi Yuri setelah mendengar pernikahannya dengan

Seohyun. Dia sudah terlalu sering menyakiti gadis itu, kenapa pada

akhirnya selalu dirinya yang menyakiti?

Otaknya pusing untuk kembali ke kantor, Kyuhyun memutuskan untuk

menunda ke kantor, lebih memilih untuk menghabiskan beberapa waktu

lagi di rumah dan nanti akan segera ke bandara untuk menjemput Yuri.

Beberapa puluh menit hanya diam dan duduk di atas ranjang, Kyuhyun

berdiri dan berniat memasuki kamar mandi. Ingin sekedar mencuci wajah

dan menukar kemeja serta jas yang tadi dikenakannya ke kantor dengan

pakaian kasual yang cocok ke bandara.

Belum berhasil mencuci wajahnya, Kyuhyun kembali berhenti di depan

cermin kamar mandi ketika dilihatnya di depan cermin itu ponsel milik

Seohyun yang mungkin lupa dibawa wanita itu.

Seohyun tidak pernah berubah sejak dulu, ceroboh dan tidak terlalu

mencintai apa yang menjadi miliknya.

Kyuhyun berdecak, ingin dilemparnya ponsel itu ke dalam kloset. Andai

saja dia sekejam itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 50


Mata jahat Kyuhyun berhenti ketika berhenti pada sekitar lantai di bawah

kloset. Ada sesuatu yang hampir mengering berwarna kemerahan.

Kyuhyun sebagai seorang pria yang tidak tahu apa-apa tentu saja penasaran

dan mau tahu. Itu sebenarnya apa, dengan kondisi kamar mandinya yang

terbiasa bersih.

Kyuhyun mendekatkan diri ke arah itu, berjongkok untuk memastikan

kebenaran sesuatu yang menempel di lantai sebelum Kyuhyun

membesarkan mata setelah tahu jika itu adalah darah yang hampir

mengering.

Darah siapa? Darahnya? Tidak mungkin, dia bukan wanita yang bisa

mengalami menstruasi.

Tidak ada orang lain yang bisa disimpulkan Kyuhyun sebagai pemilik darah

itu kecuali Seohyun. Karena hanya mereka berdua yang menggunakan

kamar mandi itu, dan hanya Seohyun orang terakhir yang menggunkannya.

Apakah itu hal wajar terjadi pada wanita seperti Seohyun?

Astaga, Kyuhyun sama sekali tidak paham hal-hal seperti itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 51


Dari pada pusing memikirkan apa yang mungkin terjadi pada Seohyun,

Kyuhyun memilih untuk mebersihkan lantai itu dari bercak merah yang tadi

membuatnya terus bertanya.

Dilanjutkanya untuk mencuci wajah dan keluar dari dalam kamar mandi

tanpa niat membawa ponsel Seohyun yang tadi tertinggal di sana. Menukar

pakaiannya dengan kemeja putih dipasangkannya dengan denim biru tua.

Cukup puas dengan penampilannya, Kyuhyun akhirnya keluar kamar.

Berencana langsung ke bandara untuk menjemput Yuri.

Pria itu kembali mendapatkan kunci mobil dan berjalan hingga pintu rumah.

Pintu itu belum sepenuhnya terbuka, Kyuhyun harus mundur dua langkah

saat matanya harus dikejutkan dengan 3 orang sosok manusia di depan

pintu yang sedang memajang senyum kepada Kyuhyun.

"Kami pikir kau sudah mati"

Sapa seseorang diantara mereka, suara khas seorang pria yang menjadi

salah satu teman dekat Kyuhyun. Lee Donghae, sosok Dokter yang

biasanya lebih sedikit bicara di antara mereka.

Sementara Kyuhyun yang dikejutkan mereka masih terdiam pada posisinya.

Dia terlalu tidak siap dengan kedatangan orang-orang itu di hadapannya,

terutama di rumahnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 52


"Long time no see Kyuhyun"

Senyum ketulusan dipersembahkan seseorang yang lebih mengejutkan

Kyuhyun dibandingkan yang lain. Kyuhyun terpaku dengan kehadiran

sosok itu di rumahnya yang lantas mulai menciptakan ketakutan di hati

Kyuhyun.

Kejutan yang membuat Kyuhyun lebih dari takut. Karena mereka

menyerang Kyuhyun ke rumah yang berkemungkinan membuat mereka

tahu tentang Seohyun.

Dan Yuri....

Entahlah, Kyuhyun mendadak kehilangan keberanian untuk membalas

senyumnya serindu apapun Kyuhyun padanya.

"Ekpresi seperti itu membuatmu terlihat sedang menyembunyikan seorang

wanita di rumahmu"

Canda Yuri yang sebenarnya sudah sangat menahan diri sejak tadi untuk

memeluk Kyuhyun. Sudah hampir setengah tahun mereka tidak bertemu,

dan selama mereka tidak bertemu Yuri bisa melihat perubahan yang

lumayan pada Kyuhyun. Pria itu terlihat lebih kurus dan kulit yang sedikit

kusam.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 53


Apa Kyuhyun tidak terurus?

"Kau akan terus diam seperti orang bodoh atau kau akan memelukku

sebelum aku berubah pikiran dan pulang"

Pancing Yuri kembali, senyumnya tidak kunjung hilang karena percaya

dirinya sedang mengatakan bahwa Kyuhyun terlalu terkejut melihat

kehadirannya di sana. Kyuhyun bahkan kehabisan kata-kata untuk

menyuarakan kerinduannya.

"Sialan. Aku merindukanmu"

Ucap Yuri dan memilih untuk memeluk Kyuhyun sendiri dari pada

menunggu pria itu kembali pada kesadarannya.

Sembari mereka berpelukan. Dua orang yang lain memikih untuk

menerobos rumah Kyuhyun daei pada harus menyaksikan adegan romantis

menyebalkan itu.

Kyuhyun yang dipeluk masih diam, tanganya yang lain membalas pelukan

Yuri. Dia bingung, antara sedang melepaskan kerinduan atau sedang

menghalau rasa takut jika Yuri tahu keberan dirinya telah menikah.

"Kau tidak merindukanku?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 54


Tanya Yuri yang sedikit kesal karena Kyuhyun tidak terlihat seantusias

dirinya melampiaskan kerinduan

"Aku merindukanmu"

"Apa sesulit itu untuk mengatakannya?"

"Tidak"

Dan ternyata Kyuhyunpun tidak siap untuk segera jujur. Menyakiti Yuri

setelah kembali terlihat begitu kejam. Maka disempatkan Kyuhyun untuk

melepaskan cincin di jarinya. Kemudian berusaha untuk dimasukkannya

kembali ke dalam saku yang berujung terjatuh namun tidak sempat untuk

diambil Kyuhyun untuk menghindari kemungkinan Yuri juga akan

melihatnya.

Dilepaskan Yuri pelukannya dari tubuh Kyuhyun, kemudian

digandengannya pria itu untuk mengikuti jejak Donghae dan juga Min Ho

yang sudah duduk santai di ruang tamu Kyuhyun.

"Belakangan Seohyun sulit dihubungi. Jadi kupikir kita harus

menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumahnya suatu saat. Aku ragu

dia masih hidup"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 55


Canda Min Ho sebagai penjelasan mana kala Kyuhyun bertanya kenapa

hanya Seohyun yang tidak ada di sana. Dia tidak sadar jika penjelasannya

justru membuat Kyuhyun menelan saliva dan memaksakan senyum sembari

duduk di samping Yuri.

Jangan sampai ada barang-barang tertentu di sekitar mereka yang

berpotensi membuat mereka tahu jika Kyuhyun sudah tidak lagi tinggal

sendiri di sana.

"Kalian tidak pernah komunikasi?"

Giliran Yuri yang ikut serta memperjelas, karena dirinya juga merasakan

jika Seohyun cukup sulit untuk diajaknya bertukar kabar. Semenjak dirinya

tidak di Korea, Seohyun tidak pernah membalas pesannya atau bahkan

mengangkat panggilan tiap kali Yuri melakukan panggilan.

"Seharusnya kau tanya pada orang yang selalu mendekam di negara ini"

Balas Min Ho pada pertanyaan Yuri yang menjurus ke pada Kyuhyun, satu-

satunya sosok yang setengah tahun ini tidak pernah meninggalkan Korea.

Sementara Donghae lebih memilih untuk sibuk pada bacaan berupa buku di

atas meja tamu itu. Menunggu Min Ho punya niat menuju dapur dan

mendapatkan alkohol apapun di sana untuk mereka tandaskan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 56


"Ayolah, bukankah Seohyun memang selalu seperti itu? Untuk apa kita

sibuk mengurus orang yang tidak suka berteman dengan kita"

Kyuhyun menanggapi, berjalan ke arah dapur yang mengabukan keinginan

hati Donghae untuk minum sesuatu. Karena lebih baik seperti itu, jika

mereka mengambil minum sendiri maka akan ada kemungkinan buruk,

mana tau Seohyun teledor meletakkan barang-barangnya di sana.

"Lebih tepatnya dia tidak suka berteman denganmu. Bukan dengan kami"

Balas Min Ho pada Kyuhyun, terkekeh mengingat kebiasaan Kyuhyun dan

Seohyun dulu yang memang tidak pernah akur tiap kali bertemu.

"Oh terserah, aku tidak peduli"

"Tentu saja, lebih luar biasa jika tiba-tiba kau peduli"

Kembali kalimat Kyuhyun dibalas Min Ho yang ditanggapi Donghae hanya

dengan kekehan, membenarkan apa yang dikatakan Min Ho. Sementara

Yuri lebih memilih membantu Kyuhyun membawa botol-botol soju yang

diangkat Kyuhyun. Keduanya menyusun di atas meja di hadapan Donghae

dan Min Ho.

"Bagaimana Boston. Menyenangkan?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 57


Tak satupun yang sadar di sana jika Kyuhyun sedang berusaha mengalihkan

pembicaraan dari Seohyun ke Yuri. Pertanyaan yang ternyata juga berhasil

menarik perhatian Min Ho serta Donghae.

"Tidak lebih baik dari pada kau ikut denganku ke sana"

"Ayolah, kau tau aku juga punya pekerjaan yang harus ku urus"

"Baiklah aku tahu. Aku hanya ingin mengatakan jika di sana tidak

sedetikpun aku lewatkan tanpa tidak mengingatmu"

"Kau semakin pandai bicara"

Jawab Kyuhyun sambil mengacak rambut Yuri yang justru membuat Min

Ho mual.

"Kami akan tetap diam di sini dan berusaha untuk tidak muntah"

"Aku akan menendangmu jika berani memuntahi lantaiku"

Balas Kyuhyun cepat pada ocehan Min Ho yang ditanggapi Donghae malas.

Dia kembali pada bacaannya dan kemudian teringat sesuatu.

"Bukankah seharusnya hari ini adalah ulang tahun Seohyun?"

Oh astaga, semuanya terdiam. Termasuk Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 58


Mereka semua sibuk mengingat-ingat tanggal dan kemudian setuju dengan

apa yang baru saja dikatakan Donghae.

Seohyun ulang tahun, namun justru diajak Kyuhyun ribut tentang segala

hal? Dan sekarang wanita itu minggat entah kemana?

Bagaimana bisa mereka semua lupa tentang itu?

"Demi Tuhan. Kita pasti gila"

Ucap Yuri dengan rasa bersalah. Mereka semua saling memandang yang

kemudian berpikir apa yang seharusnya pantas mereka lakukan saat ini.

Haruskah mereka berpura-pura seolah sengaja melupakan ulang tahun

Seohyun untuk memberikan gadis itu kejutan di malam pergantian hari

nanti?

Apakah mereka bisa menjadikan itu semeyakinkan itu?

Kalian berlebihan! Seohyun sendiri bahkan tidak ingat jika dirinya sedang

ulang tahun. Sejak ditinggalkannya rumah itu beberapa jam yang lalu,

wanita itu memilih pergi ke rumah orangtuanya diam-diam.

Wanita itu rindu, terutama kepada sang ibu. Namun tidak ada di antara

mereka yang mau berkepala dingin untuk memaafkan Seohyun. Tidak ada

yang bisa dilakukan Seohyun selain mengendap-endap, seperti penguntit di

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 59


sekitar pagar besar rumah orangtuanya. Memarkirkan mobik di tempat yang

cukup tersembunyi, dan menguntit orangtuanya melalui mobil itu.

Sudah cukup lama Seohyun menunggu di dalam mobil, namun dia tidak

pernah melihat sosok ibu serta ayahnya keluar masuk pagar itu. Berulang

kali Seohyun mendesah, napasnya berat dan terlalu pasrah di keluarkannya.

Orang-orang yang biasa peduli padanya sudah tak ada lagi. Orang-orang

yang bisa membantunya dalam suasana hati seperti ini sudah tidak lagi sudi

untuk bertemu dengannya.

Hingga Seohyun merasa perutnya sedikit diputar di dalam sana. Antara

dirinya mulai lapar atau sebenarnya makanan sembarangan yang

dikonsumsinya belakangan ini mulai berdampak buruk.

Wanita itu sedikit menyentuh perut buncitnya dan memutuskan untuk

menyudahi saja usahanya untuk bisa melihat orangtuanya diam-diam.

Diputuskannya untuk menyalakan mobil dan memutar balik mobil itu untuk

kembali ke arah dia datang. Dia harus pulang jika ingin istirahat atau makan

tanpa harus dilihat orang lain.

Cukup yakin Kyuhyun sudah pergi menjemput Yuri dari bandara, akhirnya

Seohyun melajukan mobilnya ke arah rumahnya. Sesekali mendesah saat

perut itu bereaksi lebih sakit dari yang diduganya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 60


"Apa makanan tadi terlalu pedas?" Tanyanya pada diri sendiri, kemudian

mempercepat laju mobil untuk secepatnya sampai di rumah.

Seohyun sampai di rumah secepat yang diinginkannya. Dia tidak lagi

melihat 2 buah mobil yang parkir di dekat pagar rumah karena terlalu fokus

untuk masuk ke rumah dan mungkin mencari air mineral hangat untuk

diminumnya.

Salah satu tangannya digunakan Seohyun untuk menekan-nekan perutnya

dan tangan yang lain menenteng kunci mobil. Wanita itu berjalan lambat

seperti yang biasa dilakukannya. Dia tidak lagi punya cukup kekuatan untuk

berjalan cepat seperti manusia normal yang lain.

Dibukanya pintu rumah pelan, wanita itupun sudah terlalu malas

menggunakan sendal rumah setelah ditanggalkannya sepatu pada kakinya.

Dia berjalan pelan, matanya fokus ke arah dapur hingga tak lagi sadar jika

ada sekumpulan orang yang duduk di ruang tamu dan sedang sibuk

bercanda.

Belum sampai di arah sofa yang diduduki orang-orang itu, Seohyun

akhirnya berhenti sendiri saat tidak sengaja matanya bertemu dengan mata

salah seorang di sana. Yaitu Donghae.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 61


Sejak tadi pria itu sudah melihat Seohyun berjalan ke arah mereka, namun

keterkejutannya melihat perubahan fisik Seohyun membuat Donghae

kehabisan kata-kata, dia bahkan tidak bisa berpikir alasan apa kira-kira

yang membuat Seohyun bisa berada di sana. Atau apakah Donghae sedang

berhalusinasi karena tadi mereka sedang membicarakan Seohyun?

Tentu saja Donghae terbujur kaku melihat tampilan baru Seohyun yang

sangat luar biasa. Dari tubuh yang mulai gemuk hingga perut yang mulai

membuncit. Pakaian khas wanita hamil tentu saja semakin memperkuat

alasan Donghae tertegun. Dia seorang Dokter yang sangat paham alasan

mengapa Seohyun berubah menjadi sosok seperti itu.

Dan sekarang mata mereka bertemu, melihat Seohyun juga terkejut

sepertinya. Bisa disimpulkan Donghae jika Seohyun juga tidak tahu

menahu perihal kehadiran mereka di rumah Kyuhyun.

Oh bukan itu yang menjadi masalah saat ini.

Yang terpenting untuk Donghae adalah, Seohyun hamil?

Mengapa Seohyun bisa hamil? Dengan siapa? Jadi apakah selama ini

Seohyun menghilang karena kehamilan? Atau wanita itu menikah diam-

diam di belakang mereka semua? Lalu bagaimana mungkin wanita itu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 62


hamil secepat itu? Mereka hanya tidak bertemu setengah tahun dan perut

Seohyun sudah sebesar itu?

Donghae bisa memprediksi kisaran kehamilan Seohyun. Dan menurutnya

itu sudah lebih dari 12 minggu. Yang artinya Seohyun hamil atau menikah

saat mereka semua sibuk pada urusan pekerjaan masing-masing.

Seohyun dilihatnya sedikit membuang napas sebelum akhirnya memaksa

senyum ke arah Donghae yang juga memancing mata Kyuhyun melihat ke

arah mana mata Donghae yang terpaku sejak tadi.

"Seohyun?"

Itu bukan suara Kyuhyun, ataupun Donghae yang terlebih dahulu melihat

Seohyun. Tapi itu adalah suara Min Ho yang mengikuti jejak Donghae

untuk sangat terkejut melihat wujud luar biasa Seohyun di sana.

"Seohyun?"

Yuripun ikut serta bertanya ke arah Min Ho dan mengikuti tatapan seluruh

pengisi ruangan ke arah Seohyun. Semua hal yang dirasakan Donghae saat

pertama kali melihat Seohyun kembali dirasakan yang lain kecuali

Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 63


Kyuhyun lebih ke arah takut akan reaksi semuanya, terutama Yuri jika pada

akhirnya mereka harus tahu kebenarannya dengan cara seperti ini.

Tidak satupun di antara mereka yang mampu mengeluarkan kata-kata untuk

menyapa Seohyun atau bahkan mempertanyakan bagaimana bisa Seohyun

yang dulu sangat peduli penampilan berubah menjadi Seohyun yang sedikit

gemuk dan dengan perut buncit yang dibawanya kemana-mana

"Kau sungguh Seohyun? Bagaimana bisa kau?"

Yuripun tak mampu melanjutkan kata-kata kepada Seohyun. Dia pusing

harus terkejut atau justru marah karena otak bodohnya justru mengatakan

jika Seohyun menikah dan tidak mengundang atau mengatakan kepada

mereka.

Teganya Seohyun.

Pikirannya terlalu positif dengan berpikir jika akhirnya Seohyun datang

setelah membaca beberapa pesan yang dikirimnya tadi pagi untuk

mengejutkan Kyuhyun bersama-sama ke rumah pria itu pada jam yang

sudah diterakannya.

Dia tak tahu jika Seohyun sudah melakukan hal yang lebih jahat dari

sekedar menikah tanpa memberitahu ataupun mengundang mereka. Yaitu

dengan hamil dari kekasihnya dan menikah dengan pria itu. Pria yang saat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 64


ini duduk di sampingnya dan dikiranya sama seperti mereka yang tidak tahu

apa-apa perihal Seohyun yang ternyata telah menikah.

Serentak ketiga orang yang tidak tahu apa-apa di sana melihat ke jari

Seohyun. Dan sama-sama setuju jika Seohyun memang telah menikah

setelah melihat cincin yang melingkar di jari manis Seohyun.

Maka mereka sama-sama menyimpulkan jika Seohyun memang setega itu

untuk tidak mengundang mereka.

"Kau menikah?"

Nada tanya Yuri tanpa lagi berusaha untuk berbasa basi untuk memanggil

Seohyun untuk duduk lebih dulu. Entahlah, dia merasa marah pada

akhirnya setelah sekian lama mencoba mendinginkan hati pada sikap

Seohyun yang seolah tidak sepenuhnya ingin berteman dengan mereka.

"Seperti yang kau lihat"

Seohyunpun enggan untuk berbasa-basi. Dia langsung menjawab

pertanyaan Yuri yang kini mulai berdiri. Raut wajah gadis itu sangat tajam

ke arah Seohyun dan kemudian terkekeh saat mengingat puluhan pesan dan

panggilan yang pernah diberikannya untuk Seohyun dan semua itu tidak

berbalas.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 65


Sekarang dia tahu alasannya. Karena Seohyun sibuk pada hidup barunya.

Yaitu istri yang baik dan tidak sombong.

"Kau menikah, dan kami tidak tahu?"

Kali ini giliran Min Ho yang bersuara, tak hanya Yuri yang merasa kecewa

di sana. Tetapi juga dirinya. Bagaimana bisa Seohyun tidak menganggap

mereka?

Seohyun tidak menjawab, dia tidak memiliki kata-kata untuk terlihat tidak

bersalah ataupun untuk terlihat tidak sejahat sebenarnya.

"Kenapa? Kau mendadak merasa bersalah karena berpikir jika kami

mungkin tidak lagi mau berteman denganmu?"

Tanya Yuri, bicara serius yang tidak menyadari jika salah satu di antara

mereka justru lebih fokus melihat ekspresi Kyuhyun dari pada Seohyun.

Yaitu Donghae.

Pria itu justru merasa aneh dengan reaksi Kyuhyun yang terlihat takut saat

Yuri menghujani Seohyun dengan pertanyaan demikian. Pria yang biasanya

yang paling julid diantara mereka untuk menyalahkan Seohyun mendadak

diam dan cenderung tidak mau ikut campur menyalahkan Seohyun seperti

yang dilakukan Min Ho dan juga Yuri

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 66


"Seohyun, ku pikir kita teman"

Nada kecewa Yuri terdengar dalam, gadis itu kembali duduk di sofa dan

kemudian membuang napasnya.

"Jadi benar kau tidak berteman dengan orang seperti kami?"

Min Ho menimpali yang ditanggapi Seohyun dengan gelengan. Jawaban

jika bukan itu yang sebenarnya.

"Jika tidak, lalu kau anggap apa kami selama ini dengan menikah namun

kami tidak tahu apa-apa"

"Mungkin Seohyun memiliki penjelasan. Duduklah Seohyun"

Akhirnya salah satu dari mereka mau berkepala dingin. Membujuk Seohyun

yang sebenarnya tidak sepenuhnya sedang merasa bersalah. Dia banyak

diam sejak tadi karena telah menyimpulkan jika benar Kyuhyun melakukan

apapun yang dia inginkan. Termasuk tidak mengatakan kebenarannya

kepada Yuri dan juga yang lain.

Pria itu memilih untuk tetap berbohong tentang pernikahan mereka.

Baiklah, itu memang mengecewakan. Tapi Seohyun sudah sempat

mengatakan tidak peduli pada Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 67


Dan hal kedua yang membuat Seohyun juga banyak diam adalah saat

dilihatnya jari Kyuhyun tidak mengunakan cincin pernikahan mereka. Maka

dengan cepat Seohyun menyimpulkan jika Kyuhyun berencana untuk

menutupi itu untuk waktu yang lebih lama.

"Tidak perlu. Kita bukan teman-temannya. Untuk apa dia duduk kemudian

membicarakannya?" Yuri menimpali pernyataan Donghae

"Karena kau bukan teman kami. Pergi saja, kau tidak perlu memaksakan

diri menjadi teman kami jika kau memang tidak ingin"

Ucap Yuri dengan suara kerasnya. Kekecewannya cukup dalam kepada

Seohyun yang tidak kunjung berubah setelah sekian lama mereka merasa

Seohyun adalah bagian dari mereka.

Sementara Seohyun, wanita itu tetap diam. Karena dari awal sudah

dikatakannya, dia tidak merasa memiliki tanggungjawab untuk mengatakan

apapun kepada siapapun. Sesekali dilihatnya Kyuhyun, apakah Kyuhyun

akan melakukan sesuatu atau tidak. Dan ternyata jawabannya adalah tidak.

Kyuhyun tidak menunjukkan tanda-tanda akan jujur pada semuanya.

Mungkin kebersamaannya tadi dengan Yuri berhasil membuatnya takut

untuk tidak bisa melakukan itu. Dia lebih memilih untuk diam dan

membiarkan saja Seohyun disalahkan sendirian oleh yang lain.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 68


"Kau tidak mendengar yang dikatakan Yuri? Dia menyuruhmu pergi"

Min Ho memperjelas yang sempat mendapatkan pukulan pelan dari

Donghae pada tangannya. Tidak lagi mau disalahkan sendirian, akhirnya

Seohyun mengikuti apa yang diinginkan Yuri dan juga Min Ho. Serta

mungkin termasuk Kyuhyun. Yaitu pergi dari sana

"Baiklah jika kau tidak mau. Aku yang akan pergi"

Ancam Yuri dan bergegas untuk mengambil tasnya. Namun tangan

Kyuhyun sangat cepat menahannya, menggelengkan kepala sebagai tanda

jika dia tidak mau Yuri pergi.

Oh baiklah Kyuhyun sialan. Itu tandanya kau lebih suka Seohyun yang

pergi.

Aku diusir orang lain dari rumahku sendiri? Sialan!!!

Batin Seohyun memaki.

Tanpa mengatakan apapun Seohyun akhirnya angkat kaki dari sana. Keluar

dari rumah itu yang hanya disayangkan satu orang. Yaitu Donghae.

"Bagus. Kalian menyelesaikannya dengan sangat mudah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 69


Sindirnya kepada teman-temannya yang kemudian berdiri dan mengejar

Seohyun. Sebelum itu benar-benar dilakukannya, Donghae masih

menyempatkan diri untuk menatap mata Kyuhyun dengan sejuta arti pada

tatapannya.

Dia pintar seperti yang biasa dikatakan teman-temannya. Ditinggalkannya

semua orang di ruangan itu yang cenderung tidak lagi mau tahu Donghae

mengejar atau tidak.

Hanya Kyuhyun yang memperhatikan saat dimana Donghae berhasil

meraih tangan Seohyun tepat di depan pintu besar rumah mereka. Berulang

kali dilepaskan Seohyun dan berulang kali pula ditahan Donghae kembali.

"Bukan begitu caranya jika kau ingin minta maaf Seohyun"

"Tidak ada yang sedang ingin minta maaf"

Jawab Seohyun dengan melepaskan tangannya dari Donghae.

"Mulutmu mengatakan itu, tapi matamu sedang melakukannya"

"Menjadi Dokter tidak lantas membuatmu tahu segala halkan?"

"Benar, tapi setidaknya aku tahu cara untuk curiga jika kau kemari bukan

karena kami"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 70


Seketika Seohyun yang tadi masih berusaha untuk memberontak berhasil

terdiam. Matanya menatap terkejut ke arah Donghae yang seperti biasa

selalu bisa lebih cepat mengerti apa yang terjadi dari yang lain.

"Aku sangat berharap kali ini dugaanku salah. Karena jika kecurigaanku

benar, maka kau berhasil menghancurkan semuanya"

Tambah Donghae yang masih hanya ditatap Seohyun terus menerus, napas

wanita itu mulai naik turun. Dia tidak ingin mengatakan kebohongan, tapi

dia juga tidak siap untuk mengatakan kebenaran.

"Katakan sesuatu Seohyun"

Donghae mencoba mengguncang tubuh Seohyun yang masih kaku. Wanita

itu berusaha mengalihkan tatapan untuk tidak dibaca Donghae terus

menerus.

"Kau ingin aku mengatakan apa?"

Ucap Seohyun pelan, masih dengan tatapannya ke arah lain.

"Apapun selain mengatakan kau kemari untuk pulang"

Oh.....

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 71


Jantung Seohyunpun seolah berhenti saat Donghae menuturkan itu. Kata

pulang dari pria itu sudah membuat Seohyun menarik kesimpulan jika

Donghae sudah berhasil pada tahap curiga jika yang tinggal di rumah itu tak

hanya Kyuhyun. Tapi juga Seohyun. Itulah yang membuat Donghae

menambah kata pulang pada kalimatnya.

"Lepaskan aku. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan"

Seohyun masih dengan kepura-puraannya. Memberontak untuk melepaskan

diri, tidak sadar jika itu justru memperjelas apa yang dikatakan Donghae.

"Hanya karena kau mengatakan itu, bukan berarti kau berhasil membuatku

berpikir sesuatu yang lebih jahat"

"Donghae lepaskan tanganku. Sakit"

Tolak Seohyun, berusaha keras untuk lepas.

"Kyuhyun yang menjadi suamimu?"

Oh.......

Kalimat tanya yang menghentikan gerak serta berontakan Seohyun.

Mulutnya setengah terbuka dan akhirnya dia kalah..

Seohyun terdiam cukup lama dengan ketakutan yang cukup bisa dibaca

Donghae dan akhirnya berhasil membuat pria itu menyimpulkan sesuatu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 72


"Oh Jesus, whats going on"

Tiba-tiba saja ketegangan itu berubah menjadi ketegangan lain ketika

diamnya Seohyun berubah menjadi keluhan pada bibirnya dan tangan yang

cukup kuat lepas dari Donghae. Tangan itu cukup cepat mendarat pada

perutnya dan kemudian menekannya pelan-pelan.

"Sakit"

Keluhnya yang lantas membuat Donghae panik dan membantu Seohyun

untuk duduk di lantai teras itu. Dilihatnya wajah Seohyun yang memucat

dan juga tangannya yang mulai gemetar.

Ada apa dengan perut wanita itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 73


*****WEDDING VOW, SANTI LUMBAN GAOL****

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 74


Hal-hal tidak diduga dan tidak diinginkan itupun terjadi. Disaat semuanya

masih sangat perlu untuk disimpan justru dipaksa untuk dibuka satu persatu

dan perlahan-lahan.

Keadaan saat dimana Seohyun tidak mampu untuk mengendalikan dirinya

untuk bersikap tidak bersalah seperti biasa. Dia tak ada pilihan selain

meringis kesakitan yang kemudian akan membuat siapapun yang

melihatnya memberi pertolongan dan kemungkinan terbesar adalah

membawanya ke rumah sakit.

Jika sudah seperti itu, maka tak banyak lagi yang bisa disembunyikan

Seohyun dari orang-orang. Termasuk tentang pernikahan dan juga dengan

siapa dirinya menikah dan hamil.

Andai bisa dirinya menghalau rasa nyeri di perutnya, Seohyun masih lebih

memilih untuk tetap diam dan tidak mengatakan apapun kepada siapapun

jika memang itu tidak menguntungkannya jika dikatakan.

Hingga dirinya menutup mata, Seohyun tidak lagi tau apa yang berikutnya

terjadi dan dilakukan Donghae untuk membantunya.

**************

Ratusan menit Seohyun akhirnya berlalu, waktu panjang yang

digunakannya untuk terus menutup mata dengan tenang berakhir ketika

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 75


matahari mulai dirasakannya mulai menciumi permukaan kelopak matanya.

Sesekali bulu matanya bergerak sebagai respon bahwa dirinya terganggu.

Nyeri di perut yang tadi dirasakannya sudah menghilang, yang tersisa hanya

sebuah selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Sesaat Seohyun masih

bingung dengan alasan apa yang mungkin membuatnya di sana.

Tak lama, karena 3 menit berikutnya setelah dirinya sadar, Seohyun

mengingat kembali apa yang seharusnya menjadi alasan mengapa dia di

sana, dan siapa kemungkinan orang yang membawanya ke sana.

"Sial"

Seohyun sempat berdecak memikirkan kemungkinan terburuk yang

dilewatkannya. Sesuatu yang memang seharusnya diketahui semua orang.

Bukan tak mau semua itu diketahui orang, hanya saja ada beberapa alasan

yang membuatnya merasa belum siap.

Seohyun memiringkan kepala untuk memeriksa, tak ada infus di tangannya

sebagai salah satu yang paling mungkin terjadi. Tak separah yang

dipikirkannya.

Kemudian diperhatikannya sekelilingnya, ruangan besar itu tidak dihuni

manusia manapun selain dirinya. Tak ada yang menunggunya seperti yang

banyak dialami orang sakit jika sudah di rumah sakit.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 76


Merasa cukup kuat, Seohyun membantu dirinya untuk bisa duduk kemudian

turun dari ranjang. Rasa penasarannya menuntut Seohyun mencari tahu

sedang di mana dirinya.

Perlahan Seohyun menurunkan kaki dari ranjang, berjalan dengan sangat

hati-hati menuju kaca besar yang masih tertutup gorden sebagiannya.

Disisihkannya gorden yang lantas membuat cahaya berlomba masuk ke

dalam kamar. Untuk beberapa saat Seohyun menutup mata, kemudian

dibukannya pelan menyadari jika dia memang sedang di rumah sakit.

"Kau tidak berubah, dan masih saja merasa mampu melakukan segalanya

tanpa orang lain"

Suara seseorang tiba-tiba terdengar dari arah belakang tubuhnya, suara

dekat dari pintu masuk yang segera membuat Seohyun berbalik dan

mencari tahu sumber suara yang menyapanya.

Sindiran halus yang dilayangkan padanya tak lantas membuat Seohyun

langsung menjawab, dia hanya mendesah pasrah usai dilihatnya siapa

pemilik suara. Seohyun semakin yakin jika sudah terjadi hal-hal yang tidak

disukainya selama dirinya pingsan.

"Kau juga tidak berubah, dan masih menyebalkan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 77


Jawab Seohyun pada akhirnya. Tidak ada ekspresi terimakasih di wajahnya

ketika melihat sosok Donghae berjalan ke arahnya dan kemudian duduk di

sofa yang disediakan untuk tamu yang mungkin menunggu Seohyun.

Terbiasa dengan jawaban seperti itu dari Seohyun, Donghae hanya

terkekeh. Dia tau itu hanya cara Seohyun untuk mengalihkan perasaan jika

saat ini sebenarnya Seohyun sedang merasa sedikit takut dan khawatir.

Tentang semuanya.

"Kau juga masih konsisten mengenai satu hal. Yaitu tak pandai berpura-

pura"

"Tidak ada yang sedang berpura-pura Dokter Lee Donghae"

"Itu tepatnya yang selalu kau katakan setiap kali kau berpura-pura"

Seohyun berdecak mendengar bagaimana Donghae mengulitinya dengan

kata-kata dan kemungkinan berikutnya adalah pria itu akan mengungkit

kata-kata menikah seperti terakhir kali mereka bicara.

"Bagaimana rasanya menikah?"

Tiba-tiba saja pertanyaan itu dilontarkan Donghae dan tentu saja berhasil

membuat Seohyun membesarkan mata sedikit terkejut. Mungkin lebih

tepatnya jika dia sedang menunggu kalimat makian apa yang berikutnya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 78


akan dikatakan Donghae. Karena setidaknya Seohyun sudah bisa menebak

bahwa Donghae sudah tau apa yang terjadi.

"Menikahlah sendiri. Kemudian rasakanlah sendiri"

"Itu kata lain dari menyakitkan?"

Untuk kedua kali Seohyun berdecak mendengar kalimat Donghae yang

justru bertele-tele dan mulai malas untuk didengar Seohyun.

"Katakan saja apa maumu. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan dari

pada mendengar ocehanmu seperti sekarang"

Seohyun langsung menghentikan kepura-puraan itu. Dia tau jika Donghae

sedang ingin mengatakan sesuatu yang pasti tidak akan menyenangkan.

"Tak perlu basa basi untuk mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan"

"Benar. Karena begitulah gayamu"

"Akan ku anggap sebagai pujian"

Jawab Seohyun cepat. Kali ini giliran Donghae yang berdecak, sifat

Seohyun yang cenderung tidak pernah mau kalah memang telah mendarah

daging dan mungkin tidak lagi bisa disembuhkan. Bahkan dalam debat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 79


tidak perlu seperti ini saja, Seohyun tidak mau kalah. Apalagi untuk hal-hal

besar lainnya.

Untuk beberapa saat keduanya hanya diam, hening itu kembali untuk

menambah keyakinan Donghae untuk memastikan sesuatu yang sejak tadi

sangat mengganjal perasaannya.

"Kau dan Kyuhyun sungguh menikah?"

Sudah sangat bisa ditebak Seohyun jika pertanyaan Donghae tidak akan

jauh dari itu. Namun tetap saja selalu mengejutkan bagi Seohyun.

Seohyun tidak langsung menjawab, dibiarkannya waktu berlalu beberapa

detik agar Donghae bisa menyimpulkan arti dari diamnya.

Sementara di pihak Donghae, pria itu mulai menggeleng-gelengkan kepala.

Tak perlu lama untuk mencari tahu kebenaran pernikahan Seohyun dan

Kyuhyun, namun untuk melihat secara langsung bagaimana ekspresi tanpa

rasa bersalah dari Seohyun sungguh sangat ingin membuatnya muntah.

"Kau menikah dengan kekasih sahabatmu?"

"Aku sedang tidak butuh digurui"

"Bagaimana bisa kau setega itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 80


"Aku masih manusia, tentu saja aku masih setega itu"

"Banyak manusia yang tidak mampu melukai hati sahabatnya sendiri"

"Benar, kalian memang manusia. Tapi manusia yang merasa jika dirinya

adalah malaikat. Yang segala hal harus selalu dihubungkan dengan

kebaikan sekalipun dengan keterpaksaan. Kalian semua memang sangat

baik"

Balas Seohyun dengan sindiran. Contoh buruk saat dimana seharusnya dia

merasa bersalah namun justru menyerang pihak asing untuk memenangkan

egonya sendiri.

"Kau mengatakan itu tidak lantas membuatmu terlihat baik-baik saja

Seohyun"

Ejek Donghae, pria itu sedikit terkekeh untuk menertawakan Seohyun yang

menurutnya sangat berusaha untuk kuat sekalipun dengan cara terlihat

jahat.

"Aku melihat dengan sangat jelas jika kau tidak sedang bahagia"

"Apa manusia hidup hanya untuk merasa bahagia? Jika esensi hidup hanya

untuk bahagia. Kau mati saja, kau akan bahagia selamanya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 81


Untuk kesekian kalinya Seohyun, dan Donghae akhirnya memilih untuk

berdiri dari duduknya. Pagi seperti ini tidak seharusnya dilewatinya dengan

meledakkan emosi untuk sesuatu yang seharusnya bisa diatasinya.

Pria itu berjalan ke arah Seohyun berdiri sambil menatapnya tajam. Wanita

itu mulai melipat tangan ketika Donghae semakin mendekat dan berdiri

tepat satu langkah di hadapannya.

"Aku tidak tau alasan apa yang membuatmu harus menikah dengan

Kyuhyun. Jika kau memaksakan diri menikah untuk hidup yang seperti ini.

Kurasa kau mengambil keputusan yang salah"

Donghae mengutarakan kata yang sangat serius dan ternyata berhasil

membungkam mulut Seohyun. Kebiasaannya yang selalu bisa menjawab

apapun terhenti ketika secara tidak langsung Donghae sedang mengatakan

jika hidup yang dijalaninya sangat menyedihkan. Seperti pada keadaanya

yang sebenarnya sedang Seohyun jalani.

"Karena kau tidak tau alasanku apa yang membuatmu berpikir aku

memaksakan diri menikah untuk hidup seperti ini"

"Lalu kau tidak memaksakan diri?"

"Aku tidak punya pilihan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 82


"Kita selalu punya pilihan. Memilih jalan yang benar"

"Aku tidak terbiasa hidup di jalan yang benar"

Keseriusan itu sedikit berkurang ketika Seohyun menjawab demikian. Dia

selalu muak jika sudah mengenai mana yang benar dan mana yang tidak,

terutama jika sudah membahas kepentingan.

Seohyun menghindar dari hadapan Donghae, kemudian berjalan pelan ke

arah meja. Mendapatkan ponselnya di atas sana dan mungkin berniat untuk

menyingkir dari tempat itu.

"Lihat dirimu Seohyun. Bukan waktumu untuk merasa paling benar di

antara semua"

Donghae menghalangi langkah Seohyun yang mencoba melewatinya. Pria

itu menahan tangan Seohyun yang berhasil membuat Seohyun berhenti dan

membalas tatapan tajam dari Donghae.

"Kau salah jika berpikir aku merasa benar menikah dengan Kyuhyun"

Entah sadar atau tidak, Seohyun telah mengakui perihal pernikahannya

dengan Kyuhyun.

"Aku menempatkan diriku sebagai orang yang bersalah. Hanya saja aku

tidak mau membuat keadaanku semakin menyedihkan dengan mengemis

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 83


permohonan maaf dari siapapun. Termasuk Yuri. Tak akan kubiarkan

siapapun di antara kalian melukai perasaanku. Tidak akan!!"

Ungkap Seohyun dengan tegas, melepaskan tangan dari Donghae dan mulai

menciptakan langkah kembali.

"Kau sudah tau menikah dengan Kyuhyun salah. Lalu alasan bodoh apa lagi

yang akan kau jelaskan tentang bagaimana bisa kau hamil?"

Oh astaga...

Kedua kalinya Seohyun dihentikan. Kali ini hanya dengan kata-kata.

Kalimat berat yang berhasil membuat Seohyun merasa jika kepalanya

membesar dan ingin berbalik untuk menghajar mulut lantam sialan itu.

Beraninya Donghae bicara dengan arti kata seolah Seohyun menikah

dengan Kyuhyun memang karena dasar sangat ingin menikah dengan pria

itu. Menempatkan perasaan semua orang yang tersakiti dengan itu di bawah

segalanya.

"Tidak ada pria yang tidak suka tidur dengan wanita cantik sepertiku"

Oh mulut tajam Seohyun kembali. Dengan tatapan kejam Seohyun berbalik

menatap Donghae.

"Termasuk kau"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 84


Sialan! Jawab Donghae dalam hati.

Sebenarnya dia tidak bermaksud menggunakan alasan hamil untuk

membuat Seohyun semarah itu. Dia hanya merasa janggal dengan

kebenaran Seohyun hamil jika keduanya merasa enggan untuk menikah.

Yang terjadi Donghae justru menggunakan kata-kata yang salah dan

terkesan merendahkan Seohyun.

Tidak lagi memiliki stok kata-kata yang bisa menjawab mulut pintar

Seohyun. Dibiarkan pria itu saja Seohyun melenggang keluar dari

ruangannya sebelum dirinya teringat sesuatu dan kemudian mengejar

Seohyun.

"Kurangi makanan pedas dan siap saji Seohyun"

"Kau tidak punya hak mengatur mana yang bisa ku makan dan mana yang

tidak"

"Kecuali kau ingin kehilangan bayi juga nyawamu"

"Hanya karena kau mengatakan itu bukan berarti kau terlihat seperti Dokter

atau teman yang perhatian"

Tak pernah menilai apa yang dilakukan orang lain sebagi sesuatu yang tulus

dilakukan. Begitulah Seohyun. Dan mungkin tidak akan lagi berubah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 85


"Setidaknya menolongmu menghadapi kenyataan tentang memiliki suami

yang tidak perhatian dan tidak peduli"

Oh Donghae, haruskah?

Dalam hati Seohyun memaki Donghae dan juga keadaan mengatakan

kebenaran yang sama dengan yang dikatkan Donghae. Tapi haruskah pria

itu mengingatkannya tentang fakta sialan itu?

Dan apa maksud dan tujuan Dokter sialan itu? Menyindirnya?

Lalu dia pikir Seohyun peduli?

Tidak

Oh really?

Tentu saja Seohyun peduli.

Dan dia sudah baik-baik saja dengan itu.

************

Seohyun keluar dari dalam rumah sakit, menyelamatkan diri dari

kemungkinan pertanyaan Donghae yang lebih horor dari yang sebelumnya.

Dia tidak mau menjerumuskan diri dengan keadaan saat semua orang akan

menyalahkannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 86


Seohyun memilih untuk pulang menggunakan taxi, dalam perjalanan

Seohyun menyalakan sebentar ponsel pintar miliknya. Sama dengan

beberapa waktu yang lalu. Tidak ada panggilan masuk pertanda seseorang

mencarinya.

Seohyun cukup yakin jika tadi besar kemungkinan Kyuhyun dan juga yang

lain melihatnya terkapar. Mereka atau Kyuhyun tidak berniat bertanya

keadaannya?

Oh biarkan saja. Ditanya juga tidak akan membuat Seohyun lebih sehat atau

lebih kurus seperti sebelumnya.

Tidak mau menyakiti diri sendiri dengan fakta itu, Seohyun nyaris

mematikan ponsel kembali sebelum menerima pesan masuk.

Sebelumnya dia tidak lagi terkejut dengan nama pemberi pesan. Yang

membuat Seohyun ingin muntah adalah isi panjang lebar pesan yang lantas

membuat Seohyun mematikan ponsel tanpa membalas.

Ceramah panjang lebar dari kontak bernama Donghae. Tentang makanan

apa yang seharusnya dikonsumsinya, kegiatan apa yang baik untuk bayi

serta dirinya, termasuk jadwal-jadwal harian yang rutin dilakukan Seohyun

setiap hari untuk tetap menjaga kesehatan calon bayinya dan juga dirinya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 87


Untuk beberapa saat kekesalan itu masih bertahan, karena menurutnya, itu

bentuk lain dari Donghae sedang mengejek atau menertawakannya. Tidak

lama, karena hati Seohyun mulai bicara jika sejak dulu diantara mereka

hanya Donghaelah yang paling punya hati.

Dinyalakan Seohyun kembali ponselnya, dibacanya kembali isi pesan itu

yang lantas membuat Seohyun membuang napas menyedihkan. Mengapa

dirinya bisa menjadi seegois itu? Kemalasan dan juga gaya hidupnya

ternyata cukup menyakiti anaknya di dalam sana.

Seohyun memang tidak pernah menginginkan kehamilan dengan cara

seperti itu, tapi berperilaku seolah tidak peduli kepada kehamilannya tentu

saja bukan pilihan yang benar.

Sedikit sadar mengenai kesehatan, akhirnya Seohyun memilih untuk

berhenti pada sebuah supermarket dan berbelanja di sana. Karena jika

menunggu Kyuhyun untuk memiliki niat lebih dulu menyarankan hidup

sehat untuk dirinya memerlukan waktu sampai Seohyun mati. Dengan kata

lain, tidak mungkin terjadi.

Mungkin untuk Kyuhyun itu tidak penting, namun kini untuk Seohyun

semua itu menjadi penting. Karena mengingat rasa sakit yang tadi dirasakan

Seohyun. Seohyun merasa cukup kapok untuk hidup dengan gaya

sebelumnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 88


Dengan bermodalkan google, Seohyun dengan semangat yang menggebu

mendorong trolly dan berbelanja sesuai bahan-bahan yang dibutuhkan

menurut googlenya.

Berbelanja kebutuhan memasak dan dapur. Beberlanja susu ibu hamil yang

sebelumnya tidak pernah diminumnya. Dan trollynya mulai dipenuhi

dengan kebutuhan rumah tangga yang membuatnya sedikit kelelahan untuk

mendorong.

Tak lagi ada ruang yang bisa digunakannya sebagai tempat dari buah serta

daging yang ingin dibelinya, Seohyun memilih untuk memeluk buah serta

daging berplastik itu di depan dadanya yang lantas membuat belanjaan itu

terjatuh ketika seorang anak-anak secara tidak sengaja menabraknya dan

sedikit menyikunya.

"Maaf noona, aku sungguh tidak sengaja"

Anak itu berusaha membantu Seohyun dengan wajah menyesalnya, yang

kemudian Seohyun tersenyum merasa bisa mengatasi itu sendiri kecuali

sedikit nyeri pada perut yang disiku sang anak.

"Tidak masalah. Terimakasih"

Seohyun tidak suka dikasihani. Dihentikannya usaha anak itu untuk

membantunya memungut belanjaannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 89


"Pergilah. Bisa kulakukan sendiri"

Ucap Seohyun yang lantas anak itu menunduk mohon maaf lagi sebelum

benar-benar menyingkir dari hadapan Seohyun. Bersusah payah Seohyun

berdiri dari berjongkoknya memungut 2 plastiknya.

Wanita itu membuang napasnya, ternyata untuk berdiri dari posisi demikian

sudah cukup sulit dilakukannya. Maka diputuskan Seohyun untuk

meletakkan plastik itu lebih dulu dan kemudian berusaha berdiri dengan

menumpu salah tangannya di lantai, dan tangannya yang lain sedikit

mengangkat perutnya yang mungkin akan sakit jika ditekan tubuh bagian

atasnya.

Seohyun bersusah payah untuk berdiri, mendongkakkan kepala ke atas yang

justru membuat matanya bertemu dengan mata seseorang yang sangat ingin

dihindarinya saat ini. Mata seseorang yang mengawasinya dan sepertinya

sudah demikian sejak beberapa menit yang lalu.

Kyuhyun. Suami sekaligus teman Seohyun yang saat ini beradu pandang

tanpa kata-kata.

Apa yang dilakukan pria itu ditempat seperti ini?

Tak hanya Seohyun yang berpikir demikian, tetapi juga Kyuhyun. Tentu

saja pria itu sulit percaya dengan kehadiran Seohyun dipusat perbelanjaan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 90


kebutuhan rumah tangga seperti itu dan menggendong plastik buah dan

daging.

Akan lebih masuk akal jika saat ini Seohyun berbelanja barang-barang

pribadi yang dibanderol harga selangit. Menghabiskan uang seperti yang

biasa dilakukannya.

Di dunia yang sebesar ini, haruskah mereka dipertemukan di supermarket

itu? Haruskah mereka saling bertemu saat keduanya sangat berusaha untuk

tidak bertemu?

Sangat jelas Kyuhyun melihat jika Seohyun kesulitan dan membutuhkan

pertolongan untuk berdiri, haruskah pria itu hanya melihat dan bukannya

mengulurkan tangan untuk membantu Seohyun?

Untuk beberapa saat keduanya hanya saling memandang sebelum kegiatan

itu terhenti saat pundak Kyuhyun ditepuk seseorang yang sudah sangat

tidak mengejutkan bagi Seohyun. Yuri.

Tentu saja kehadiran Kyuhyun disana seorang diri tidak akan mungkin

terjadi. Kecuali dia bersama seseorang atau temannya yang lain. Seohyun

bisa menebak jika orang-orang itu mungkin sedang berencana membuat

pesta kecil kecilan untuk merayakan kepulangan Yuri. Seperti biasa, salah

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 91


satu yang tidak disukai Seohyun dari kelompok itu adalah drama sahabat

terbaik sedunianya.

Tidak ingin Yuri melihatnya di sana dan seorang diri. Tidak juga ingin

ditertawakan karena harus berbelanja sendirian saat dirinya memiliki suami,

Seohyun memaksakan dirinya untuk berdiri. Ditahannya perutnya

menggunakan tangan kiri dan kemudian tangan kanan menjadi tumpuan

bagi tubuhnya.

Dan berhasil.

Seohyun akhirnya berdiri dan sedikit berjongkok untuk meraih kedua

plastik itu kembali pada dadanya. Seohyun segera berbalik, berusaha

menciptakan langkah secepat mungkin menyingkir dari sana.

"Kau yakin tidak mau cumi?"

Kaki Seohyun yang tadi terlalu bersemangat melangkah menjauh terhenti

tiba-tiba. Seolah ada tombol yang mengontrolnya. Suara seseorang yang

beberapa bulan lalu sangat lihai dalam mencaci maki Seohyun dan

kemudian memberi Seohyun sumpah serapah. Tak hanya itu, Seohyun juga

mendapat gelar baru sebagai wanita murahan dari seseorang yang baru saja

bersuara.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 92


Tidak mau menduga-duga hal yang belum pasti, Seohyun memutuskan

untuk berbalik dan memastikan sendiri siapakah pemilik suara wanita itu.

Dan tepat seperti dugaan Seohyun, wanita itu adalah Nyonya Cho. Wanita

yang sudah berstatus sebagai ibu mertuanya sejak beberapa bulan yang lalu.

"Eomma akan memasaknya seenak mungkin"

Pernyataan itu dilontarkan Nyonya Cho sambil sedikit mengacak rambut

Kyuhyun yang pada akhirnya mengangguk kepada sang ibu. Kemudian

dilihat Seohyun wanita itu cukup serius dengan peralatan rumah tangga

yang ada di hadapannya. Sesekali dia tersenyum kepada sosok gadis di

belakangnya, yaitu Yuri yang selalu bercanda dan juga memberinya saran

pilihan sesuai dengan seleranya.

Keduanya bahkan bergandengan yang kemudian diamnya Seohyun sejak

tadi berubah ketika kesendiriannya selama ini protes dan memberontak

melihat drama keluarga bahagia sialan itu. Entah sumber perasaan darimana

ketika untuk pertama kalinya sejak menjadi menantu Keluarga Cho,

Seohyun merasakan seolah seseorang sedang mencubit hatinya,

meremasnya dan kemudian dicampurnya dengan asam.

Entah itu yang namanya cemburu Seohyun juga tidak tahu dengan pasti.

Hanya saja timbul ketidaksenangan dalam diri Seohyun saat dirinya merasa

tak cukup diberi keadilan oleh siapapun pada pernikahan itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 93


Bagaimana bisa Seohyun tidak tahu perihal membaiknya hubungan

Kyuhyun dengan orangtuanya saat dimana Seohyun adalah salah satu

alasan mengapa dulu keluarga itu seolah menyingkirkan Kyuhyun dari

hidup mereka. Seingat Seohyun, sejak Seohyun dibawa Kyuhyun ke rumah

mereka sebagai wanita yang akan dinikahinya, sejak saat itu juga Nyonya

Cho sudah tidak pernah bernada baik, dan cenderung mencaci maki

Kyuhyun pada setiap pembicaraan. Bukan justru seperti saat ini, dimana

Kyuhyun kembali menjadi anak kesayangan dan diperlakukan sangat baik.

Lalu sekarang? Seohyun juga harus melihat saat dimana dirinya merasa jika

seseorang yang berada dan berbelanja seperti itu dengan Nyonya Cho

adalah dirinya. Bukan Yuri.

Buatlah jika hubungan Yuri dengan Keluarga Cho sejak dulu memang

sangat baik, namun semua anggota keluarga itu juga tahu bahwa Kyuhyun

adalah pria beristri, tidakkah satu saja dari keluarga itu berpikir jika istri

yang ditinggalkan Kyuhyun di rumah mungkin mengalami kesulitan saat

dimana Kyuhyun hanya menghabiskan waktu dengan mereka dan Yuri?

Jika harus jujur tentu saja Seohyun ingin hubungannya dengan keluarga

Kyuhyun membaik. Dia ingin diperlakukan baik seperti mereka

memperlakukan Yuri. Tapi masalahnya Kyuhyun tidak pernah memberinya

akses untuk itu. Sepertinya pria itu sibuk memikirkan bagaimana

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 94


memperbaiki hubungannya kembali hanya untuk dirinya sendiri. Dia

mungkin tidak berpikir dan tidak merasa perlu untuk wanita yang

dinikahinya bisa diterima oleh keluarganya.

Ayolah Seohyun, jangan mulai. Kau selalu merasa menjadi orang paling

menderita. Lihat dirimu Seohyun, apakah kau memang sudah melakukan

sesuatu untuk bisa diterima keluarga itu? Apakah kau pernah berusaha

melakukan sesuatu agar kau bisa diperlakukan Keluarga Cho dengan baik?

Tidak jugakan? Jadi berhentilah mengeluh.

Kecuali kau bicara kemanusiaan, itu barulah kau pantas dibela.

Mereka semua tahu keadaanmu, dan keadaanmu itu juga yang memaksa

pernikahan itu. Tetapi mereka membiarkanmu, bertanya tentang

kandunganmu saja tidak pernah mereka lakukan. Dan lihat, saat mereka

atau bahkan Kyuhyun ada kau dikeluarga mereka sekarang, mereka lebih

suka mengajak Yuri untuk menghabiskan waktu.

Seohyun yang malang.

Masih dengan tatapan seriusnya, Seohyun masih bisa melihat dengan jelas

saat kedua wanita itu tertawa dan memasukkan pilihan mereka pada trolly

yang didorong Kyuhyun, seolah sedang menyuruh Kyuhyun mengikuti

mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 95


Kyuhyun yang berusaha untuk terlihat tidak melihat siapapun dengan

menyeimbangkan perhatiaan antara Seohyun dan juga dua wanita di

sampingnya. Sampai pada akhirnya dua orang itu sedikit menjauh dari

posisinya, barulah Kyuhyun kembali fokus melihat Seohyun yang cukup

menarik perhatiaanya. Dari benda-benda yang dipeluk wanita itu hingga

ekspresi wanita itu saat melihat ibunya dengan Yuri.

Kyuhyun bisa melihat sesuatu yang berbeda ditunjukkan Seohyun di

wajahnya, kesedihan yang tidak bisa disuarakannya dan berujung diam.

Tatapan panjang dan hening mereka diakhiri Seohyun saat seseorang

petugas supermarket menghampirinya. Memberi hormat padanya kemudian

memberi isyarat menawarkan bantuan mendorong trolly Seohyun yang

penuh.

"Tidak, terimakasih. Akan kulakukan sendiri"

Tolak Seohyun, namun jelas orang itu sudah sangat terniat membantu

Seohyun dengan kondisi seperti itu dan hanya seorang diri.

"Tidak apa-apa nyonya. Tidak baik ibu hamil mendorong beban seberat ini"

Ucap pria muda itu yang kemudian dianggukkan Seohyun jika dengan itu

bisa membuatnya segera menyingkir dari sana dan tidak melihat Kyuhyun

serta keluarganya lagi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 96


"Jika kau memaksa"

Seohyun mempersilahkan, mengikuti pria itu ke arah casier dan berjalan

melewati Kyuhyun kemudian.

"Tidak seharusnya nyonya berbelanja sebanyak ini seorang diri"

"Seharusnya aku denganmu atau dengan bosmu?"

Seperti biasa, mulut tajam.

"Suami nyonya?"

"Dia sibuk"

Termasuk sibuk mengabaikanku

Tambah Seohyun dalam hati.

"Sesibuk apapun, tidak lantas membiarkan istri hamil seperti ini berbelanja

sendiri"

Dalam hati Seohyun berteriak. Terserah, tutup saja mulutmu.

Andai saja pria muda itu tahu jika suami yang mereka bicarakan sejak tadi

adalah pria yang mereka lewati, berdiri di sisi stan yang lain dan

memperhatian setiap gerak dan kalimat yang mereka ucapkan. Dan semoga

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 97


percakapan itu cukup memukul Kyuhyun jika sebenarnya jiwa tidak peduli

yang selama ini dibibitnya sudah bisa dikurangi dan dibunuh.

Diperhatikan Seohyun cukup lama kegiatan Seohyun saat membayar di

casier hingga sang ibu memanggilnya, meneriakinya untuk membayar

belanjaan mereka seperti yang dilakukan Seohyun.

Entahlah, tak ada yang tahu apa sedang terjadi pada Kyuhyun.

Seohyun mendahului langkah mereka untuk keluar dari supermarket. Trolly

belanja yang sudah dibayar Seohyun di bawa hingga keluar. Menunggu

transportasi yang akan membawanya dari sana. Malang untuk Seohyun saat

dirinya masih sibuk membantu supir memasukkan belanjaannya ke dalam

mobil, keluarga sialan itu juga keluar dari dalam supermarket. Mereka

berjalan ke arah parkir mobil yang sudah pasti akan melewati Seohyun.

Seohyun tidak melihat jika sebenarnya Kyuhyun agak kecarian. Dia tidak

sadar jika Kyuhyun bisa dengan cepat menemukannya karena kepala pria

itu sejak tadi sibuk mencarinya.

Dilihat Kyuhyun saat Seohyun mengangkat plastik putih kecil dan

menaruhnya di dalam bagasi. Wanita itu sesekali menyibakkan rambut

panjang ke belakang telinganya kemudian menyentuh menahan perutnya

ketika harus sedikit menunduk.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 98


Segala hal dikerjakannya sendirian.

Tersisa belasan meter sampai pada posisi Seohyun, ternyata Seohyun sudah

lebih dulu memasuki mobil dan segera melaju. Benar-benar tidak ada yang

bisa dilakukan Kyuhyun untuk keadaan seperti itu?

Bagimana dia sanggup hanya melihat tanpa melakukan sesuatu?

Baiklah, buatlah Seohyun juga tidak pernah peduli padanya. Buatlah

Seohyun memang tidak pernah berperan sebagai sosok istri yang diinginkan

semua pria di dunia. Tapi bagaimanapun, tidakkah seharusnya dia bisa

mempertimbangkan anak mereka? Toh bukan hanya hanya Seohyun yang

membuat anak itu, lalu mengapa hanya dia yang bertanggung jawab pada

hidup anak itu hingga saat ini?

************

Seohyun tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk sampai di

rumah. Saat semua belanjaannya di antar hingga ke dalam rumah, barulah

pemilik taxi undur diri dan meninggalkan Seohyun saat menutup pagar.

Rumah yang hampir 24 jam tidak dihuni Seohyun kembali sepi seperti

biasa. Sebelumnya tidak pernah ada yang pernah bertamu lantas membuat

Seohyun tidak terlalu sering membuang energi untuk membersihkan tempat

itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 99


Ternyata nasip sedang tidak berpihak kepada Seohyun saat dimana tamu-

tamu sialan Kyuhyun malam lalu tidak membersihkan meja bekas dari botol

alkohol serta cemilan mereka. Seohyun bisa menebak jika orang-orang itu

cukup lama di sana dan sama sekali tidak ada niat mungkin menolongnya

seperti yang dilakukan Donghae.

Seohyun berdecak, sepertinya hari ini dirinya akan cukup banyak

mengeluarkan energi.

Seohyun mengumpulkan botol-botol serta sisa makanan di atas meja.

Dimasukkannya ke dalam plastik besar kemudian diangkatnya ke tempat

sampah di luar rumah.

Membersihkan ruang tamu itu dengan kekuatannya yang masih tersisa

cukup banyak. Usaha lain untuk bisa menutupi perasaannya tentang apa

yang tadi dilihatnya saat berbelanja. Tak bisa ditapiknya, Seohyun tetap

memikirkan itu dan tentu saja tidak senang dirinya merasakan hal seperti

itu.

Membersihkan ruang tamu sebesar itu ternyata cukup menguras tenaganya.

Rasa lapar dan hausnya yang belakangan selalu sangat cepat datang

menghampirinya kembali.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 100


Urusannya dengan ruang tamu selesai, akhirnya Seohyun memutuskan

untuk menolong perutnya yang mulai meronta-ronta.

Bermodalkan ponsel, Seohyun berjalan menuju dapur. Menyusun lebih dulu

belanjaannya tadi ke dalam kulkas dengan rapi dan kemudian mulai

mengeluarkan ponsel. Hanya ponsel yang bisa membantunya untuk

memasak sesuatu yang sehat untuk dirinya dan bayinya. Sudah

dikatakannyakan dia mau merubah? Dia tidak mau hanya karena Kyuhyun,

dirinya akan menyia-nyiakan waktunya untuk menyiksa diri.

"Bagaimana cara menyalakannya?"

Namun semua menjadi sulit bahkan sudah dengan bantuan google. Karena

untuk menyalakan kompor saja tidak diketahui Seohyun.

Tidak mau pusing dengan menu sulit, Seohyun memutuskan untuk

memasak masakan paling mudah dimasak dan cepat. Karena dirinya sudah

terlalu lapar. Belajar memasak sesuatu yang enak dan sehat mungkin bisa

dimulai setelah ini. Setidaknya harus ada yang mengganjal perutnya lebih

dulu.

Maka Seohyun memilih memasak telur dadar. Mencari tutorialnya di

google dan mulai melakukan sesuai yang disarankan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 101


Contoh yang buruk untuk seorang ibu, karena memecahkan telur saja tidak

benar dilakukannya. Telur itu pecah berikut dengan kulitnya yang masuk ke

dalam wadah tempat dirinya akan mengocok telur.

"Astaga, bagimana memisahkan kulitnya"

Seohyun sedikit frustasi hanya untuk memisahkan kulit telur tadi dari dalam

wadah karena justru mengenai tangannya.

Dengan kesabaran yang masih tersisa, Seohyun berusaha memisahkan kulit

tadi yang sayangnya justru menumpahkan isi wadahnya. Telur yang tadi

dikocoknya tumpah hingga mengenai kakinya.

"Astaga.. Tuhan"

Seohyun mulai mengeluarkan seruan kepasrahan, dia mulai lelah. Namun

harus tetap diusahakannya, karena dia belum mau mati kelaparan. Seohyun

memutuskan untuk mengganti telur kembali, berjalan sangat hati-hati di

dapurnya yang mulai licin itu.

Seohyun memecahkan telurnya pada wadah baru dan dari pada wadah itu

jatuh seperti sebelumnya, maka Seohyun pasrah, berpikir akan misahkan

kulit telur itu nanti saja pada saat akan memakannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 102


Hanya untuk memasak telur dadar saja Seohyun sudah mengacaukan

dapurnya yang diberantaki oleh kulit telur dan juga wadah-wadah yang

tidak dibutuhkan.

Seohyun kembali melakukan langkah-langkah pada google yang dibacanya,

sejauh itu Seohyun berhasil menyalakan kompor sekalipun membutuhkan

waktu cukup lama. Digorengnya telur yang tadi dikocoknya namun entah

karena terlalu lama tidak dibalikkannya, telur itu justru menghitam di

permukaan bawahnya. Aroma gosong yang membuat Seohyun panik,

kebingungan harus melakukan apa karena wajannya menggoreng semakin

memanas dan mengeluarkan asap.

Tidak pernah memasak tentu saja Seohyun tidak tau berapa lama waktu

yang dibutuhkan untuk membalikkan telur yang digorengnya.

Kepanikan itu membuat Seohyun mengangkat sembarang wajan panas itu

dengan tangan, lupa jika itu panas dan beruntung karena Seohyun

memutuskan mematikan kompor lebih dulu.

"Shit!!!"

Wajan yang sempat mengenai telapak tangannya itu terjatuh seketika dari

tangannya yang tidak siap dengan panas di sana. Terjatuh di lantai yang

kemudian mengenai ibu jari kakinya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 103


"Oh Jesus"

Keluh Seohyun kembali, rasa sakit di tangan serta kaki sekaligus membuat

Seohyun medesah dan sedikit mengigit bibirnya.

"Panas"

Keluhnya untuk kesekian kali, terduduk di lantai itu sambil memegangi ibu

jari kakinya yang sudah memerah dan berdenyut-denyut. Dan kini giliran

telapak tangannya yang memerah. Kekecauan parah terjadi di dapur yang

kini dipandangi Seohyun cukup menambah perasaan tidak enak pada diri

Seohyun.

Peralatan masaknya yang berjatuhan di lantai, bekas telur yang yang tadi

ditumpahkannya, hingga rasa sakit di kaki dan juga tangannya ternyata

mencuil perasaan Seohyun.

Wajah yang tadi hanya mengeluh sakit dan lapar tiba-tiba saja dialiri air

mata yang sudah lama tidak dijatuhkannya.

Seohyun tidak menangis karena rasa sakit ditangan serta kakinya saja.

Tetapi dia menangis karena sesuatu yang pedih dalam hatinya. Dia kasihan

saja pada dirinya. Momen dirinya sangat perlu diperhatikan, dia justru

kehilangan perhatian. Saat dimana dia sangat butuh teman, dia justru

kehilangan teman. Saat dimana dirinya mendapatkan dukungan moril

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 104


karena harus menikah muda dan hamil, dia justru dijauhi semua orang. Dia

diabaikan bahkan oleh suaminya sendiri.

Bagaimana tidak, untuk makan sehat saja dia tidak bisa menolong dirinya

dan tidak ada seorangpun yang mampu dan ingin membantunya tentang itu.

Terlalu miris, karena untuk makan telur dadar saja tidak bisa terpenuhi dan

tidak ada yang membantunya untuk itu. Dia dipaksa untuk mandiri tanpa

pertolongan siapapun dan tanpa bimbingan siapapun. Menyedihkan

memang tapi Seohyun tidak punya pilihan, dia tidak bisa memaksa

siapapun untuk peduli jika memang tidak peduli, termasuk Kyuhyun

Entah mengapa semua itu menjadi terasa menyedihkan baginya. Entah

mengapa juga Seohyun justru mengingat sesuatu yang tak seharusnya

diingatnya saat ini. Mengingat kejadian tadi di supermarket, Seohyun juga

kembali mengingat dimana hidupnya yang dulu begitu bahagia ternyata

sudah hilang sejak beberapa bulan yang lalu.

"Eomma. Aku lapar. Tidak ada yang bisa kumakan"

Rengekan seperti anak kecil terdengar menyedihkan, kemanjaan yang dulu

sering disuarakannya kepada sang ibu tidak memiliki arti. Air mata yang

berjatuhan tidak lantas bisa menolong rasa lapar di perutnya, kesedihannya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 105


karena kerinduan kepada sang ibu memperhatikannya kembali tidak

membuahkan hasil.

Tidak ada yang bisa diandalkannya selain dirinya sendiri. Dan Seohyun

sangat tahu tentang itu. Tapi tidak salahkan jika sekali saja dia menangis?

Mendadak sedih saja mengingat semuanya. Kehilangan keluarga, dan hidup

dengan keluarga baru yang tidak menginginkannya. Kehidupan yang dulu

dirasakannya hilang, saat dimana kali ini dirinya memperjuangkan dirinya

dan anaknya seorang diri.

Seohyun menghapus air matanya pada akhirnya, sudah cukup. Semua itu

tidak akan terjadi andai saja dulu dia lebih berhati-hati.

Seohyun akhirnya memperhatikan sekelilingnya. Telur dadar gosong yang

dimasaknya tadi telah kotor di atas lantai. Kelelahannya hanya untuk itupun

tidak terbayar. Anaknya di dalam sana juga harus menahan lapar karena

ibunya yang tidak bisa melakukan apa-apa termasuk memasak. Dia juga

harus sabar menahan lapar karena ibunya tidak sebahagia ibu hamil lain

yang diperhatikan banyak orang.

Terlihat begitu pasrah, Seohyun bahkan tidak lagi berniat untuk sekedar

berdiri dan membersihkan kekacauannya. Wanita itu hanya menghapusi air

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 106


matanya dan mungkin akan mengubur keinginannya untuk hidup sehat

seperti yang disarankan Donghae.

Ponselnya yang ternyata ikut terjatuh diraihnya, sepertinya dia harus tetap

memesan makanan siap saji seperti sebelum-sebelumnya. Wanita itu sibuk

mencari sajian yang akan dibelinya sambil sesekali menghapus air mata

yang masih saja terjatuh, tak dilihatnya lagi sosok Kyuhyun yang berdiri di

mulut pintu dapur dan menyaksikan sendiri kekacauan dapur serta Seohyun

yang terduduk di lantai.

Untuk yang kesekian kali Kyuhyun harus merasakan hal yang demikian.

Semacam ditusuk dan berdarah-darah tapi enggan untuk berteriak sakit.

Semacam ditampar hebat namun tidak mau mengaku pedih.

Dia kehabisan kata dan ekspresi melihat betapa menyedihkannya Seohyun

tiap kali ditinggalkannya seorang diri di rumah itu. Wanita itu melakukan

segala hal sendiri saat dimana dulu segala hal itu disediakan orang

untuknya.

Pernikahan itu ternyata telah memaksa Seohyun hidup dengan cara 1800

derajat berbeda.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 107


Miris dan entah mengapa akhirnya Kyuhyun mengakui jika dirinya merasa

bersalah. Mungkin semua orang akan menilainya jahat karena hanya

melihat segala hal dari sudut pandang Seohyun.

Sebenarnya, sejak Seohyun pergi malam lalu Kyuhyun sudah kecarian

kemana kira-kira wanita itu. Namun dia tidak memiliki waktu untuk

menghubungi ponsel Seohyun karena Yuri yang selalu menempel padanya.

Dia tidak mau menimbulkan kecurigaan dari Yuri yang justru membongkar

kebohongan itu.

Benar, Kyuhyun sama sekali tidak tahu menahu perihal Seohyun pingsan.

Karena itu Kyuhyun sangat terkejut saat melihat Seohyun tadi berada di

supermarket dan berbelanja kebutuhan seperti itu. Dia merasa menyedihkan

serta malu sekaligus karena harus membiarkan Seohyun seorang diri dan

dia sibuk dengan wanita lain.

Tidak bisa fokus di rumah orangtuanya karena otaknya yang terus

memikirkan perasaan bersalahnya, Kyuhyun menggunakan alasan

menjemput sesuatu dari rumahnya kepada Yuri dan sang ibu. Dia tidak mau

rasa bersalahnya justru menguasainya dan tidak fokus setiap kali sang ibu

serta Yuri mengajaknya bicara.

Maka keputusannya untuk pulang ternyata sangat benar. Saat dia masuk ke

dalam rumah, ruang tamu yang malam lalu ditinggalkannya berantakan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 108


sudah bersih kembali. Bunyi-bunyi dan aroma tidak sedap dari arah dapur

menariknya yang kemudian menyuguhinya pemandangan saat dimana dia

harus melihat Seohyun yang terduduk di atas lantai sambil menangis.

Kali pertama dia melihat Seohyun menangis setelah menjadi istrinya.

Apa Kyuhyun selama ini keterlaluan dengan ketidakpedulian yang sama

diberikan Seohyun padanya?

Dengan berat hati Kyuhyun menjatuhkan harga diri dan melangkah pelan

ke arah Seohyun. Dibuangnya jauh-jauh gengsi sialan yang selama ini

dipeliharanya. Tidak benar jika dia terus menerus membiarkan seorang ibu

hamil terluntang lantung demikian hanya karena ego mereka yang terlalu

tinggi.

"Kau akan mati jika terus menerus mengkonsumsi makanan sialan itu"

Dirampas Kyuhyun ponsel Seohyun, diabaikannya wajah pucat Seohyun

yang amat terkejut dengan kehadirannya di sana secara tiba-tiba.

Dibalasnya tatapan Seohyun yang masih bertahan dengan ketidakpercayaan

akan sosok Kyuhyun yang mendadak berada di hadapannya.

"Kau.. Apa yang kau lakukan di sini?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 109


Masih sedikit terbata untuk mengeluarkan tanya, dan pada akhirnya

memaksa Seohyun untuk mengembalikan pikirannya untuk fokus. Lupakan

keterkejutan itu. Kyuhyun yang ditanyanya tidak langsung menjawab, pria

itu justru memperhatikan ulang sekeliling dapur yang diikuti Seohyun

dengan cara yang sama. Seohyun bisa menebak jika sebentar lagi pria itu

akan mengejek dan kemudian menertawakannya.

Baiklah, tertawala sepuasmu. Sialan

"Apakah harus ada alasan tertentu untuk aku berada di rumahku sendiri?"

Jawab Kyuhyun pada akhirnya, menjauhkan tangan saat Seohyun mencoba

mendapatkan ponselnya kembali.

"Kecuali jika kau sedang berniat memamerkan keluarga bahagiamu di

hadapan. Ku akui, itu cukup mengagumkan"

Seohyun menjawab Kyuhyun dengan sindiran keras, dia tidak punya niat

sama sekali pikir positif pada alasan Kyuhyun bisa berada di rumah

sementara tadi pria itu bersama orangtuanya dan juga Yuri.

"Aku disingkirkan dari keluargaku, tapi kau bisa kembali pada keluargamu

semudah itu. Luar biasa" Tambah Seohyun lagi, bertujuan untuk mencubit

perasaan pria itu yang bisa dengan tega memperbaiki hubungannya sendiri

tanpa Seohyun. Diabaikan Seohyun tatapan tersinggung dari Kyuhyun, dia

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 110


tidak peduli. Karena saat ini tidak ada yang lebih perlu bagi Seohyun selain

berdiri dan kemudian mencari sendiri makanan keluar tanpa gangguan

menyebalkan dari Kyuhyun.

"Jadi kuucapkan selamat. Kau pasti sangat bahagia dengan pencapaianmu

itu. Dan menyingkirlan dari hadapanku" Seohyun menambahi saat dimana

dilihatnya Kyuhyun berjalan lebih ke depannya. Menghalangi usahanya

untuk berdiri dan pergi dari sana.

Terlihat jelas Kyuhyun tidak ingin membahas itu sama sekali. Karena dia

tidak punya keinginan untuk menjawab Seohyun dengan kesinisan yang

sama. Yang dilakukannya justru menghalangi Seohyun berdiri.

"Kau tidak akan kemana-mana setelah menghancurkan dapur" Kyuhyun

menahan kepala Seohyun hingga wanita itu kembali terduduk pada lantai.

Mengubah ekspresi Seohyun yang tadi datar menjadi kekesalan. Wanita itu

tidak sadar jika Kyuhyun sedang mengalihkan pembicaraan dan ternyata

berhasil.

"Kau tidak suka melihatnya? Kau bisa bersihkan sendiri Tuan Cho"

Seohyun kembali berusaha untuk menyingkirkan tangan Kyuhyun dari

kepalanya, namun pria itu tetap menahan dengan kekuatan yang lebih dari

sebelumnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 111


"Kau yang mengacaukan, sudah pasti kau yang seharusnya membersihkan"

"Baiklah terserah. Akan ku bersihkan setelah aku makan. Sekarang

singkirkan tanganmu dari kepalaku"

"Kau tidak akan memakan makanan sialan itu lagi Seohyun"

Seohyun berdecak mendengar larangan yang justru terdengar seperti lawak

lawak bagi Seohyun. Seohyun ingin muntah mendengar bagaimana

Kyuhyun untuk pertama kalinya bersikap sok mau peduli pada apa yang

bisa dan mana yang tidak bisa dimakan Seohyun.

"Bagaimana jika aku memakan tanganmu? Aku kenyang dan tangan

sialanmu tidak bisa menahan kepalaku lagi"

"Kau bukan pemakan tangan"

Kyuhyun memasukkan ponsel Seohyun ke dalam saku celananya.

Kemudian menunduk untuk menyeimbangkan tubuhnya dengan Seohyun.

"Kita akan bertengkar sampai perang dunia ke tiga atau kau berdiri dan

mandi"

"Kita bertengkar sampai perang dunia ke 3. Sepertinya itu lebih baik

dilakukan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 112


"Kecuali kau ingin diangkat seperti ini"

Seohyun merasakan tangan Kyuhyun mengeliling pingganggnya kemudian

mengangkatnya paksa, tentu saja sangat mengejutkan Seohyun. Apa yang

terjadi pada pria itu sampai bisa berubah menjadi seaneh itu sejak tadi.

Apakah hantu disupermaket tadi memasukinya hingga bisa berubah

menjadi semenakutkan ini?

Kyuhyun lebih menakutkan saat bersikap keras dan sok peduli seperti itu

daripada seperti biasa yang cenderung mengabaikan apapun yang dilakukan

Seohyun.

"Ya!! Turunkan aku"

"Aku akan menurunkanmu di kamar mandi" Tolak Kyuhyun, diabaikannya

perlawanan Seohyun yang terlihat tidak nyaman pada gendongannya.

"Tidak ada yang ingin mandi"

"Kau harus mandi"

"Aku harus makan. Bukan harus mandi"

"Kau akan makan dengan pakaian kotor seperti ini?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 113


"Aku suka makan dengan pakaian kotor. Kau puas? Sekarang turunkan

aku" Kesal Seohyun sambil berusaha untuk membebaskan diri dari

Kyuhyun.

"Aku akan menurunkanmu dengan cara menjatuhkanmu di lantai"

Mata Seohyun terbelalak, terkejut mendengar kejahatan itu keluar dari

mulut Kyuhyun dan pria itu bisa mengatakannya sesantai itu.

"YA!!" Seohyun sedikit berteriak saat Kyuhyun memberi tanda seolah akan

menjatuhkan Seohyun sungguh-sungguh yang lantas membuat Seohyun

mengeratkan tangan pada tubuh Kyuhyun.

"Kau akan bertanggung jawab jika perutku pecah?"

"Perutmu tidak bisa pecah. Itu bukan balon"

"Bukan hanya balon yang bisa pecah"

"Hanya karena perutmu berisi sesuatu, bukan berarti itu bisa pecah"

Astaga? Mulut Seohyun setengah terbuka mendengar bagaimana Kyuhyun

menyebut 'sesuatu' pada isi perutnya

"Sesuatu? Anakku manusia, bukan penjepit rambut. Sialan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 114


"Kau terlalu banyak bicara" Kyuhyun melepaskan salah satu tangan

kambali, ancaman itu ternyata berhasil membuat Seohyun menutup mulut,

kecuali jika dia siap patah tulang dijatuhkan Kyuhyun dengan cara tidak

berprikemanusiaan.

Ingin sekali Seohyun memuntahi wajah Kyuhyun, namun tidak bisa

dilakukannya sebelum dia benar-benar diturunkan Kyuhyun dalam keadaan

baik-baik saja. Dia belum berani melakukan perlawanan sebelum Kyuhyun

benar-benar menurunkannya.

Kyuhyun berjalan ke arah kamar mereka, mendorong pintu kamar dan

langsung berjalan menuju kamar mandi. Seperti yang dikatakannya,

Seohyun harus mandi dan makan setelahnya.

Diturunkannya Seohyun pelan yang berhasil membuat Seohyun membuka

mata saat wanita itu berpikir Kyuhyun sungguh akan menjatuhkannya.

Diambilnya handuk kecil yang terlipat rapi di sana kemudian

meletakkannya di atas kepala Seohyun.

"Mandilah. Aku akan membersihkan dapur dan memasak sesuatu untukmu"

Kyuhyun langsung meninggalkan kamar mandi yang lantas membuat

Seohyun terdiam. Seperti orang bodoh dengan sikap Kyuhyun yang tidak

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 115


pernah demikian. Kenaehan bertubi-tubi saat Kyuhyun juga merasa jijik

pada dirinya bersikap seperti itu kepada Seohyun. Itu terasa menggelikan.

Sementara Seohyun yang ditinggalkannya masih berdiri pada posisinya.

Geli sekaligus seram dengan Kyuhyun yang demikian.

"Dia sakit"

Ucap Seohyun pada diri sendiri. Tidak mau ambil pusing dengan Kyuhyun

yang mendadak berubah dan justru terlihat menjijikkan, Seohyun

memutuskan untuk mandi seperti yang diinginkan Kyuhyun.

Tidak sampai 15 menit Seohyun sudah keluar dari dalam kamar mandi.

Berjalan menuju lemari kemudian menggunakan daster peach bermotif

bunga-bunga. Daster dengan satu tali kecil yang pas untuk perutnya yang

mulai membesar. Sekilas diperiksanya jam, sudah sore. Seharusnya ini

sudah menjadi makan malamnya.

Seohyun mengikat rambut panjang yang tidak dikeramasinya itu

sembarang. Digunakannya pelembab tipis pada wajahnya dan kemudian

keluar dari kamar usai memastikan jika Kyuhyun sama sekali tidak

berencana untuk mengembalikan ponselnya baik-baik.

Dengan tubuh bersih dan wanginya Seohyun berjalan menuju dapur.

Memastikan apakah Kyuhyun sungguh membersihkan dapur seperti yang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 116


dikatakannya. Atau hanya wacana agar Seohyun tertipu. Pelan-pelan

Seohyun berjalan menuju dapur untuk bisa memergoki apa yang dilakukan

Kyuhyun di sana. Namun di luar ekspektasinya saat ternyaya Kyuhyun

sungguh membersihkan dapur dan saat ini sedang memasak sesuatu.

Sebenarnya ada apa dengan Kyuhyun? Mengapa pria itu menjadi

menakutkan saat baik seperti ini?

"Kau tidak akan kenyang hanya dengan berdiri dan menatapku seperti itu"

Kyuhyun berseru menyadari kehadiran Seohyun di mulut pintu dan

sepertinya wanita itu sedang mencurigainya. Wajar, karena berperilaku

seperti itu jelas sangat jauh dari yang mungkin dilakukan Kyuhyun kepada

Seohyun.

"Duduklah. Makananmu sebentar lagi siap"

Kyuhyun menarik kursi untuk bisa diduduki Seohyun. Entah bagaimana

kecanggungan itu justru hadir saat Seohyun tidak banyak bicara seperti

biasa. Seohyun terlihat begitu kebingungan dengan Kyuhyun yang seperti

itu.

Sementara Kyuhyun, pria itu cukup lama memperhatikan Seohyun yang

terlihat serius menatap pada meja yang di atasnya sudah ditaruh Kyuhyun

sebuah gelas berisi susu. Susu ibu hamil yang tadi dibeli Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 117


Keduanya sama-sama serius pada apa yang mereka lihat masing-masing.

Seohyun dengan hidangan Kyuhyun untuknya, dan juga Kyuhyun dengan

penampilan segar Seohyun. Termasuk perut Seohyun yang baru disadarinya

cukup nampak dan mulai membesar.

Dia tidak bisa mengatakan langsung, tetapi Kyuhyun sedang dalam

perasaan memiliki hak dan kepemilikan atas sesuatu di dalam perut

Seohyun. Dan perihal perasaan lain, hanya satu dan seperti biasa. Seohyun

selalu cantik.

"Kau yakin tidak memasukkan sianida atau gromoxone dalam

masakanmu?" Keheningan mereka itu terinterupsi oleh nada kecurigaan

yang memancing jiwa jahat Kyuhyun hidup kembali.

"Jika membunuhmu adalah tujuanku sudah kulakukan sejak lama"

"Karena perubahan sikapmu mencurigakan"

"Baiklah. Aku memang sangat tidak cocok menjadi orang baik"

"Itu baru benar. Karena jahat sudah sangat melekat pada dirimu"

Sambut Seohyun pada apa yang dikatakan Kyuhyun, duduk di kursi yang

disediakan Kyuhyun tadi dan kemudian dengan semangat meminum

sebagian susu. Kali pertama minum susu setelah cukup lama. Dan tentu saja

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 118


tidak pernah diduganya jika Kyuhyun akan menjadi orang pertama yang

menyuguhkan itu untuknya.

Lihat, kadang mereka bisa seperti suami istri sungguhan.

Kecanggungan itu kembali muncul saat Seohyun justru terdiam usai

ditandaskannya setengah dari isi gelas. Menatap pada piring keramik berisi

makanan yang dimasakkan Kyuhyun. Dia rindu masakan seperti itu, sejak

menikah Seohyun tidak lagi pernah merasakan makanan demikian.

"Aku akan pergi jika kau merasa canggung dengan kehadiranku. Kau bisa

makan sepuasmu"

Kyuhyun yang sedikit bisa membaca situasi segera mengambil langkah, dia

tidak mau kecanggungan itu justru membuat Seohyun tidak makan.

Kyuhyun melangkah, bergerak untuk keluar dari dapur namun tertahan saat

tangan sigap Seohyun menahannya

"Aku bosan selalu makan sendirian"

Kyuhyun berhenti, dia tau arti kata itu sedikit menyedihkan. Namun tidak

ada waktu untuk membahas itu karena bisa berujung pada pertengkaran

kembali. Maka Kyuhyun memilih memundurkan langkah, duduk di depan

kursi yang diduduki Seohyun dan menonton Seohyun yang mulai

menikmati makanan di piringnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 119


"Kapan terakhir kali kau makan?"

"Entah, sepertinya 2 jam yang lalu"

"Kau terlihat tidak makan sejak 4 tahun yang lalu"

"Aku tidak akan makan seperti ini jika bukan karena anakmu. Jadi

salahkanlah dirimu karena menitipkan anakmu diperutku. Kau membuat ku

seperti babi"

Decak Seohyun melanjutkan makan, dia mungkin tidak sadar jika dirinya

mengeluarkan kata-kata yang cukup membesarkan mata Kyuhyun saat

dimana Seohyun bisa bicara sesantai dengan arti kata yang sefrontal itu.

Kata anakmu yang diucapkan Seohyun seperti keikutsertaan Kyuhyun pada

kepemilikan anak diperut Seohyun yang sebelumnya tidak pernah terlalu

diambil hati oleh Kyuhyun. Sejak dulu Kyuhyun selalu merasa bahwa itu

hanya milik Seohyun dan Kyuhyun hanya berperan untuk menikahi

kemudian menafkahi.

Kyuhyun tidak berniat menjawab ataupun memperpanjang debat itu. Entah

mengapa dan entah sejak kapan hal-hal seperti itu menjadi memalukan

dibahasnya dengan Seohyun. Dibiarkannya Seohyun makan sendirian,

ditontonnya Seohyun melahap makanan itu sepuasnya hingga Kyuhyun

tersadar akan sesuatu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 120


"Untuk apa kau berbelanja sebanyak itu jika tidak tahu cara memasaknya"

"Segala hal perlu belajar"

"Belajar adalah sesuatu yang paling tidak mungkin kau lakukan Seohyun"

"Keadaanku memaksa"

Jawaban singkat dari Seohyun mulai menarik perhatian Kyuhyun.

"Keadaanmu?"

"Lambungku sudah tidak sehat"

"Jadi itu yang membuatmu rela berbelanja sendirian dan memasak telur

berikut dengan sampah-sampahnya?"

"Kurasa bukan itu intinya. Intinya itu adalah, aku sakit dan aku sendirian"

Kyuhyun kembali terdiam dengan penuturan Seohyun yang sebenarnya

tidak bertujuan untuk membuat Kyuhyun merasa sedang disindir. Karena

pada awalnya mereka memang selalu saling mengabaikan kesehatan yang

lain.

"Siapapun tidak akan pernah tahu jika kau butuh pertolongan jika yang kau

tahu hanya menjauhi semua orang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 121


"Aku tidak suka dikasihani"

"Seharusnya kau tidak mengeluh jika sebenarnya kau tidak mau ditolong"

"Tidak suka dikasihani dan tidak mau ditolong memiliki arti yang berbeda"

"Baiklah terserah"

Tutup Kyuhyun, dia cukup yakin jika debat itu tidak akan pernah usai jika

lawan debatnya adalah Seohyun. Kyuhyun memilih diam dan memainkan

ponselnya sembari kesetiannya diuji untuk menunggu Seohyun selesai

dengan makan malamnya.

Dua menit berlalu, hanya suara sendok Seohyun yang terdengar di sana.

Kyuhyun terlihat fokus pada media sosialnya, sementara Seohyun sesekali

mencuri pandang ke arahnya

"Kau tidak makan?"

Tanya Seohyun, sejak tadi yang bisa dilakukan Seohyun hanya makan dan

menyindir Kyuhyun. Dia lupa mengajak pria itu makan bersama sekalipun

hanya basa basi.

"Eomma dan yang lain menungguku untuk makan malam bersama di

rumah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 122


Sendok Seohyun yang tadi berirama di atas piring berhenti. Pertanyaan

asal-asalan Seohyun dijawab Kyuhyun dengan kalimat sederhana namun

justru menikam uluh hati Seohyun. Wanita itu diam, memandang Kyuhyun

sekilas dan kemudian menurunkan tatapannya ke piringnya kembali.

Makan malam bersama?

Bukankah seharusnya dan sepantasnya keluarga itu juga mengundang

Seohyun? Bukankah Seohyun juga bagian dari keluarga mereka? Lalu

mengapa sekarang menjadi ada kotak-kotak yang begitu jelas jika mereka

tidak ingin Seohyun menjadi bagian keluarga itu?

Menunggu Kyuhyun di rumah dengan yang lain?

Keluarga Kyuhyun menunggunya pulang, dan diantara yang menunggu itu

sudah pasti ada Yuri. Menantu mereka Seohyun, bagaimana bisa mereka

justru mengajak Yuri makan di sana sementara Seohyun, sejak menikah

dengan Kyuhyun tidak pernah duduk di kursi meja makan mereka

sekalipun.

Mungkin Kyuhyun tidak sadar jika segala pertanyaan dan protes itu sedang

dilayangkan Seohyun dalam hatinya. Namun ditahannya karena Seohyun

cukup tahu diri. Dia bukan menantu yang dinginkan keluarga Kyuhyun, dia

tidak pintar seperti keinginan Nyonya Cho. Tidak punya keahlian khusus,

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 123


dia bahkan bisa menikah dengan Kyuhyun karena diawali dengan

kehamilan. Seohyun juga cukup tahu diri jika dia memang tidak

sepantasnya menuntut lebih dari Kyuhyun dan juga keluarganya. Diberi

status yang jelas saja sebenarnya sudah lebih dari cukup.

Tapi jika keluarga itu belum bisa menerima Seohyun, tidak pernah menjadi

masalah yang terlalu menyakiti Seohyun. Semua itu menjadi terasa sakit

saat mereka menerima wanita lain pada keluarga itu dengan baik, sementara

mereka semua tahu Kyuhyun memiliki seorang istri. Kyuhyun bukan lagi

sosok yang bisa mereka ajak bercanda seolah suatu saat akan menjadikan

Yuri bagian dari keluarga itu. Menatu di rumah itu adalah Seohyun. Bukan

Yuri. Sebaik apapun Yuri, atau sejahat apapun Seohyun.

Seohyun tidak berniat melanjutkan percakapan itu, sekalipun hanya basa

basi. Dia tidak mau menyakiti dirinya lebih lagi mendengar bagaimana

Kyuhyun bersenang-senang dengan keluarganya tanpa pernah bertanya

bagaimana Seohyun dan sebagainya.

Makan Seohyun kembali terhenti saat pada akhirnya matanya berhenti pada

tangan Kyuhyun yang sibuk pada smartphone. Jemari pria itu sibuk

mengetik-ngetik di layar itu yang justru mempermudah Seohyun melihat

jika jari manis Kyuhyun tidak lagi mengenakan cincin pernikahan mereka.

Ini yang kedua.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 124


Sialan!!!

Sepertinya keluarga itu termasuk Kyuhyun berencana mendepak Seohyun

dan menggantikan posisinya menjadi milik Yuri. Hanya karena Yuri

datang, Kyuhyun melepas cincin? Semudah itu? Dan keluarga Kyuhyun

juga membiarkan Kyuhyun demikian? Keterlaluan

Selera makan Seohyun hilang seketika. Porsinya yang tersisa beberapa

sendok lagi dibiarkannya di atas piring kemudian memaksa kaki Seohyun

berdiri. Wanita itu membuang sisa makanan itu lalu segera menyuci piring

kotornya.

"Pergilah. Mereka menunggumu"

Seohyun dengan gaya bicara tanpa ketulusannya. Keluar dari dapur tanpa

berniat mengajak Kyuhyun yang terdiam dengan perubahan sikap Seohyun

yang mendadak menyebalkan kembali.

"Seingatku aku tidak melakukan kesalahan"

Kyuhyun mengejar Seohyun dan menarik tangannya. Protes pada nada

bicara Seohyun termasuk pada ekspresi Seohyun yang tidak menyenangkan.

"Kau harus mengurangi kebiasaan kasarmu. Tanganku sakit"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 125


Kyuhyun melepaskan tangan Seohyun cepat, tertohok pada kritik Seohyun

akan sikapnya. Wajah Seohyun terlihat pada mimik yang tidak enak diajak

berdebat seperti biasa lantas menciutkan keberanian Kyuhyun untuk

melanjutkan protes. Sekalipun Kyuhyun harus pusing memikirkan

kesalahan apa yang kira-kira dilakukanya hingga membuat Seohyun

mendadak marah.

"Pergilah. Aku ingin tidur"

Ucap Seohyun malas, bergegas menuju kamar dan kemudian berbaring.

Meninggalkan Kyuhyun dengan sejuta pertanyaan yang memusingkan

kepala Kyuhyun.

"Wanita memang sangat sulit dimengerti"

Desah Kyuhyun, mengacak rambutnya bingung saat sudah berada di mulut

pintu dan melihat Seohyun sudah berbaring di ranjang namun

membelakangi pintu.

Jelas Seohyun sedang tidak pada perasaan yang baik-baik saja.

Apa yang harus dilakukannya? Ibunya baru saja mengirimnya pesan untuk

segera pulang dan makan bersama. Dia sudah tidak punya waktu untuk

membujuk Seohyun atau setidaknya tahu kesalahannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 126


Oh ayolah Kyuhyun, sejak kapan membujuk Seohyun penting untukmu.

Sejak kapan marah dan kesalnya Seohyun penting untukmu. Pergi sajalah,

jangan mempersulit langkahmu.

**********

Sekon itu saling berlomba untuk membujuk-bujuk mata Seohyun tertutup

pulas. Malam yang dalam saling berlomba melindungi tidur Seohyun dari

cahaya yang mampu mengusik ketenangan itu. Langit berbintang saling

berjanji untuk tetap di sana, jangan sampai sang hujan menantang dan

berujung pada tetesan air di bumi yang akan mendinginkan tubuh Seohyun

yang sebenarnya berbalut selimut.

Sepinya malam dilaluinya usai diam dan membiarkan Kyuhyun pergi

kepada keluarga yang menunggunya. Seperti biasa, Kyuhyun pasti setega

itu meninggalkan Seohyun tidur sendirian di rumah sebesar itu.

Malam sangat perlu berlalu cepat agar Seohyun bisa segera bangun tanpa

harus dihantui oleh rasa takut ternyata tidak sejalan dengan keinginan

Seohyun. Malam itu mengusik tidur Seohyun dan memaksa Seohyun untuk

bangkit dan kekamar mandi untuk sekedar buang air kecil.

Seohyun mengucek-ngucek matanya yang masih terasa berat kemudian

memeriksa jam kecil di atas nakas. Tepat jam 12.21. Direnggangkannya

ototnya sebentar dan kemudian membantu dirinya untuk bisa duduk. Usai

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 127


Seohyun berhasil duduk, wanita itu bergerak ke sisi ranjang yang lain untuk

turun dari sana dan bergerak menuju kamar mandi.

"Oh Astaga"

Seohyun dikejutkan dengan sesuatu yang ditabrak tangannya. Jantungnya

sempat berdegup kencang sedikit takut sebelum menyadari jika itu adalah

tangan kanan Kyuhyun yang memeluk bantal di antara mereka.

Kyuhyun?

Dia tidur di sana? Dia tida ke rumah orangtuanya? Bagaimana bisa?

Tak ingin penasaran terlalu lama, Seohyun turun dari ranjang dan

memastikannya dengan menyalakan lampu. Tidak salah dari yang diduga,

itu memang Kyuhyun. Kyuhyun bahkan tidak menukar pakaiannya yang

sebelumnya. Pria itu terlihat tidur dengan begitu pulas, namun sedikit

terganggu karena cahaya lampu yang mengusik retinanya.

Seohyun berjalan kembali menuju ranjang, naik ke atas ranjang dan

kemudian memperhatikan Kyuhyun yang demi apapun menjadi aneh sejak

kejadian di supermarket. Ditontonnya Kyuhyun yang sibuk mengucek mata.

"Kau tidak pergi?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 128


Seohyun langsung mengeluarkan tanya saat dilihatnya Kyuhyun membuka

mata dan membalas tatapannya.

"Kau marah. Bagaimana bisa aku pergi" Jawab Kyuhyun santai sambil

berusaha untuk duduk di ranjang seperti yang dilakukan Seohyun. Dia

tersenyum saat dilihatnya Seohyun menatap begitu polos, terlihat aneh dari

biasa Seohyun yang cenderung antagonis.

"Tapi mereka menunggumu"

"Mereka bisa makan tanpa aku. Tapi kau tidak bisa tidur tanpa aku"

"Aku sedang tidak berselera untuk bercanda"

"Aku sedang tidak bercanda"

"Sejak kapan aku tidak bisa tidur tanpamu"

"Sejak kau terbiasa melihatku tidur sampingmu"

"Jangan menyanjung dirimu Tuan Cho. Aku selalu bisa tidur dengan dan

tanpamu"

Seohyun melempar salah satu bantal di sana ke wajah Kyuhyun. Mereka

terkekeh sebentar, suasana yang sedikit mencair setelah tadi Seohyun tiba-

tiba diam dengan alasan yang tidak diketahui Kyuhyun. Kali pertama

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 129


mereka bisa saling bercanda setelah cukup lama menjadi pasangan suami

istri.

"Kau bangun karena lapar lagi? Kau memang luar biasa" Ejek Kyuhyun

dengan segala praduganya yang mengira Seohyun terbangun karena ingin

makan

"Sebenarnya tidak. Tapi kau membahas lapar, kurasa perutku mendengar.

Dan sekarang aku lapar"

"Kau keterlaluan"

"Anakmu yang keterlaluan. Kau pikir aku sudi menjadi gendut seperti

babi?" Jawab Seohyun dengan kekesalan yang dianggukkan Kyuhyun

setuju. Dia sangat setuju pada bagian Seohyun yang lumayan berisi saat ini.

"Jangan bercanda. Aku tidak biasa makan tengah malam" Seohyun

meluruskan kembali. Dia tidak ingin Kyuhyun membawa serius apa yang

menjadi candaannya.

"Bagus, dengan itu aku tidak perlu bersusah payah untuk turun dan

menemanimu makan"

"Tidak perlu repot-repot. Aku akan makan ketika merasa lapar. Tanpa harus

kau temani"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 130


"Anak-anak mana yang tadi mengeluh bosan selalu makan sendirian"

"Bosan bukan berarti aku tidak bisa bertahan pada kebiasaan itu"

"Baiklah, terserah. Sepertinya sejak kecil kau terlatih untuk pandai bicara"

"Seperti yang kau tahu"

Seohyun mengangkat tangan menyombongkan dirinya, seolah bermulut

tajam merupakan kebanggan untuk dirinya. Berusaha untuk terlihat biasa

saat ternyata dirinya tidak merasa biasa saat Kyuhyun lebih memilih untuk

tetap tinggal di rumah itu dari pada makan bersama keluarganya.

Seohyun harus jujur jika ada perasaan tertentu yang dirasakannya ketika

melihat Kyuhyun tidur di sana, dan tidak pergi seperti rencana awalnya.

Ditengah candaan mereka ponsel yang ada di dekat kepala Kyuhyun

bergetar-getar. Getar panjang dan cukup lama yang bisa mereka simpulkan

sebagai tanda jika itu sebuah panggilan.

Panggilan panjang yang sudah bisa diduga Kyuhyun dan Seohyun siapa

kira-kira yang menghubungi ponsel Kyuhyun selarut itu.

Mata mereka beralih ke ponsel di sana yang sempat membuat Seohyun

berencana untuk melanjutkan rencana menuju kamar mandi, seperti tujuan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 131


awalnya bangun. Namun rencana itu terhenti ketika keduanya menyadari

jika mereka salah duga orang, termasuk salah duga ponsel.

Benar, ponsel itu bukan milik Kyuhyun. Tetapi milik Seohyun yang tadi

dirampas Kyuhyun saat berada di dapur. Ekspresi terganggu Kyuhyun tadi

berubah menjadi tanda tanya saat membaca pemilik nomor yang

menghubungi Seohyun semalam itu.

Lee Donghae

Nama itu tertera di panggilan masuk yang belum mereka angkat hingga

akhir panggilan. Ponsel itu masih meraung-raung yang menambah tanda

tanya pada diri Kyuhyun.

Untuk apa Donghae menghubungi Seohyun selarut itu.

Namun pertanyaan itu terhenti karena panggilan masuk itu hanya dilakukan

sekali. Semacam coba-coba yang menghapus segala kecurigaan tertentu

Kyuhyun. Mereka semua berteman, sangat wajar jika sesama mereka saling

menelepon seperti yang dilakukan Donghae tadi terhadap Seohyun.

Tetapi bukankah itu tetap aneh karena yang disebut adalah Seohyun?

Jelaslah aneh, karena diantara mereka semua hanya Seohyunlah yang tidak

suka hal-hal seperti itu. Diantara mereka, menelepon Seohyun pada jam itu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 132


merupakan salah satu yang tidak mungkin dilakukan siapapun. Karena

mereka sudah sama-sama tahu, itu tidak berguna.

Lalu alasan bodoh apa yang memungkinkan Donghae menghubungi

Seohyun sekalipun sudah tahu pasti akan diabaikan?

Tidak mau itu menjadi pembahasan, Seohyun memutuskan untuk turun dari

ranjang seperti sebelumnya dan kemudian memasuki kamar mandi.

Ditinggalkannya Kyuhyun yang juga terlihat tidak seperduli tadi mengenai

Donghae. Pria itu memainkan salah satu ponsel yang ada di dekat

kepalanya sembari menunggu Seohyun kembali dari kamar mandi dan

kemudian tidur seperti sebelumnya

***********

Pesona samudra raya meliputi pagi yang mulai menyapa seluruh insan

manusia di sudut kota itu. Gelap perlahan hilang saat terang mengambil

waktunya bersama mahluk hidup, menutup malam dan mulai menerangi

sebagian bumi manusia.

Aktivitas pengisi kota mulai terlihat sedikit demi sedikit. Transportasi mulai

mengisi jalanan dan suara burung sudah saling berseru untuk

membangunkan para manusia yang harus bahagia hari ini.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 133


Termasuk wanita muda yang sedang berbaring di ranjang putih besar itu.

Angin dari kaca yang sedikit terbuka mulai menciumi permukaan kulitnya.

Dingin sedikit menusuk berhasil mengusik tidurnya hingga mulai

menggerakkan bulu mata tebalnya. Perlahan-lahan kedua matanya terbuka.

Kamar yang masih gelap dari cahaya membantunya sadar jika hari belum

terlalu terang.

Dia tidak biasanya bangun sepagi itu. Namun matanya tidak mau diajak

berkompromi. Ngantuknya telah hilang dan tidak lagi tertolong untuk dapat

tidur seperti sebelumnya. Seperti biasa, Seohyun tidak lagi melihat ada

Kyuhyun di sisi lain ranjang yang ditidurinya. Pria itu sudah pasti sedang

bersiap ke kantor dan kemudian akan meninggalkan sendirian lagi.

Seohyun turun dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi dan kemudian

membersihkan dirinya beberapa menit di sana. Menit yang berlalu itu tidak

menunjukkan tanda-tanda jika Kyuhyun masih di sana. Sepagi itu Kyuhyun

sudah ke kantor?

Penasaran pada kebenaran Kyuhyun sudah pergi atau tidak, Seohyun keluar

dari dalam kamar. Berjalan menuju pintu keluar rumah untuk memeriksa

mobil pria itu. Namun belum sampai di ruang tamu yang harus dilewatinya

menuju pintu keluar, Seohyun mendengar suara-suara tertentu dari dapur

yang berhasil menahan kakinya untuk melanjutkan langkah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 134


Itu Kyuhyun?

Seohyun membawa kaki itu menuju dapur terlalu cepat, memastikan apakah

yang terjadi di dapurnya hingga menghasilkan bunyi-bunyi seperti itu.

Sampai di mulut pintu, untuk kesekian kalinya Seohyun bertanya pada

keadaan. Sebenarnya apa yang terjadi pada Kyuhyun. Mengapa pria itu

mendadak melakukan banyak hal-hal aneh dan di luar ekspektasi Seohyun?

Anggapan Seohyun yang mengatakan Kyuhyun sudah ke kantor seperti

biasa justru salah. Kyuhyun berada di dapur dan memasak? Bagaimana bisa

Kyuhyun menjadi seperti itu? Kyuhyun memasak untuk mereka? Apa itu

karena tidak ingin Seohyun melanjutkan kebiasaan makan buruknya? Tapi

sejak kapan Kyuhyun peduli dengan hal-hal seperti itu, terutama jika itu

untuk Seohyun?

Seohyun diam pada posisinya, otaknya mulai pusing tak siap dengan

Kyuhyun yang terlihat berubah. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Apakah Seohyun harus senang karena akhirnya Kyuhyun peduli, atau justru

curiga ada niat-niat tertentu Kyuhyun bisa menjadi baik.

"Kau sudah bangun?"

Kyuhyun menyapa saat dilihatnya Seohyun berdiri di mulut pintu. Memberi

isyarat agar Seohyun duduk di kursi meja makan mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 135


"Minumlah" Tambah Kyuhyun, menggeser gelas berisi susu yang seduhnya

beberapa menit yang lalu. Pria itu mengabaikan tatapan tidak percaya

Seohyun jika Kyuhyun bisa melakukan hal-hal seperti itu untuknya. Jika

Kyuhyun tulus melakukan itu, maka Seohyun harus jujur jika sejak kemarin

Kyuhyun berubah seperti itu sungguh membuatnya terharu. Sama seperti

pagi ini.

Dia terbiasa mengurus diri sendiri, makan saat hanya merasa lapar. Dan

tidak pernah mengkonsumsi sesuatu yang pantas untuk ibu hamil. Lalu jika

sekarang dia mendadak merasakan kesenangan yang dialami ibu hamil di

seluruh dunia, tentu saja Seohyun merasa bangga untuk suaminya.

"Susunya tidak akan mengalir sendiri ketenggorokanmu jika tidak kau

gunakan tanganmu mengangkat gelas kemudian meminumnya"

Canda Kyuhyun untuk mencairkan suasana saat Seohyun terlihat begitu

kehabisan kata-kata.

"Kau baik-baik saja?" Sepertinya Seohyun tidak mau bertahan terus

menerus pada kebingungannya. Disuarakannya kata untuk memastikan ada

apa dengan Kyuhyun. Pertanyaan singkat yang menghentikan tangan

Kyuhyun pada kesibukannya.

"Apa aku terlihat seperti orang yang akan mati atau semacamnya?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 136


"Kau terlihat seperti manusia aneh. Seperti bukan dirimu"

"Karena apa yang kau katakan?"

"Kau bukan orang yang akan melakukan hal-hal semacam ini untukku"

Seohyun menjawab yang pada akhirnya membuat Kyuhyun memutar tubuh

menjadi ke arah Seohyun. Membalas tatapan Seohyun yang duduk di kursi.

"Aku tidak ingin membahasnya"

Hanya sesingkat itu tanggapan Kyuhyun, dia tak mau membahas perihal

perubahan sikapnya yang menurut Seohyun aneh sementara menurutnya

biasa saja. Kyuhyun terlihat serius dengan ucapannya, dia sungguh tidak

mau membicarakan itu jika pada akhirnya mereka akan bertengkar dan

bertengkar.

Keduanya saling menatap, Seohyun dengan segala rasa penasarannya dan

juga Kyuhyun dengan segala keinginanya menutup akses bagi Seohyun

mencari tahu ada apa dengannya.

"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk seperti ini. Kau tidak perlu

berubah hanya untuk terlihat bertanggung jawab tentang segala hal untuk

anakku. Aku sungguh bisa mengurus diriku sendiri Kyuhyun. Jangan

menambah bebanku dengan harus tersanjung dengan semua yang kau

lakukan sementara kau hanya karena terlanjur"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 137


Oh Seohyun mulai.

Dia senang Kyuhyun seperti itu padanya, tapi lebih dari itu, Seohyun

merasa tidak nyaman. Seohyun sangat tidak nyaman pada keadaan

Kyuhyun memaksakan diri untuk baik dan kemudian akan menyakitinya

lagi. Begitu pula di pihak Kyuhyun, pria itu juga sedikit tersinggung dengan

kata-kata yang disampaikan Seohyun. Sekalipun yang dikatakan Seohyun

sungguhlah sebuah kebenaran.

Benar, semua dilakukannya memang hanya karena terlanjur. Dia tidak bisa

terus menerus bertahan pada ketidakpedulian saat dimana matanya melihat

sendiri kehidupan tidak baik Seohyun. Terutama saat harus mendengar

bagaimana orang lain menilai Seohyun, berwajah semuda itu, hamil sebesar

itu dan kemana saja hanya sendirian. Tanpa suami dan seorang diri.

Kyuhyun membuang napasnya pelan, pria itu memilih mematikan kompor

kemudian bergerak kembali ke kursi di dekat Seohyun. Dia duduk di sana

dan kemudian membalas tatapan Seohyun. Sepertinya mereka memang

harus membahas itu.

"Aku mungkin bukan orang baik. Tapi aku juga bukan manusia yang akan

setega itu melihat orang yang pernah menjadi temanku menderita" Seohyun

terkekeh singkat pada apa yang dikatakan Kyuhyun. Seperti sebuah

candaan tapi mereka tidak sedang melucu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 138


"Kau tidak semanusiawi itu Kyuhyun"

"Kau lebih suka diabaikan dari pada dipedulikan?"

"Kyuhyun tolonglah, aku tahu, peduli padaku bukanlah sesuatu yang akan

kau lakukan"

"Lalu kau pikir aku akan membuang-buang waktuku di sini untuk sesuatu

yang tidak ingin ku lakukan?" Kyuhyun berdecak, kapan tepatnya Seohyun

akan berubah untuk tidak selau menilai buruk apa yang orang lain lakukan.

"Aku selalu melakukan apapun yang ingin ku lakukan, bukan apa yang

ingin dilihat orang lain" Tambah Kyuhyun yang lantas membuat Seohyun

terdiam untuk beberapa saat. Dia benci keadaan seperti itu, dia benci untuk

mengatakan segala yang dirasakannya namun harus dikatakannya. Dia tidak

mau semua itu terus berlarut dan tanpa penyelesaian.

"Dia yang lebih butuh kau pedulikan. Bukan aku" Seohyun memaksakan

sebuah senyum ke arah Kyuhyun. Bukan dia sedang ingin membuat

Kyuhyun nyaman dengan percakapan itu. Dia hanya ingin Kyuhyun

melihat, kekuatannya selama ini hanya sebuah kepura-puraan. Tangan

kanan wanita itu terangkat untuk menyentuh perutnya pelan.

Kalimat singkat itu juga berhasil membuat Kyuhyun merasa sedang

ditampar ribuan kali dan merasa salah sekaligus. Pria itu tertohok yang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 139


lantas menahan napas saat harus melihat Seohyun tersenyum dalam

tangisan.

"Aku sedih saat harus mengingat tak ada orang yang peduli dan terlihat

antusias menunggunya lahir" Seohyun membuang napasnya pelan, menarik

sudut bibir itu untuk tersenyum kembali. Sekaipun pertahannya untuk

terlihat selalu kuat tumbang sudah di depan Kyuhyun.

"Aku tau, aku memang bukan wanita yang baik. Bukan wanita dengan

kriteria menantu idaman semua orangtua di dunia. Aku bisa mengerti saat

dimana orangtuamu termasuk dari orang yang membenci menantunya. Aku

bisa menerima ketika mereka tidak bisa menerima aku di dalam keluarga

kalian. Aku cukup tahu diri dengan posisiku yang hadir sebagai penganggu

keluarga kalian. Tapi aku tidak bisa dipaksa untuk menerima saat mereka

berpura-pura tidak tahu jika mereka memiliki cucu yang seharusnya mereka

pedulikan"

Oh Seohyun...

"Kau mungkin melihatku seolah tidak pernah peduli pada apa yang kau dan

keluargamu lakukan padaku. Tapi di dalam ini, aku sakit"

Seohyun kembali menjatuhkan air mata kelemahan yang selalu dibencinya

itu. Dia tidak peduli sekalipun setiap bait kalimatnya sudah berhasil

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 140


membuat Kyuhyun merasa ditusuk pedang dan kemudian sulit untuk

bernapas.

"Tidak ada kepedulian, tidak ada tanya, tidak pernah ada pertemuan.

Bagaimana bisa anakku harus menanggung beban seberat itu dari orang-

orang jahat seperti kita? Dia tidak salah, dia tidak mengusik hidup siapapun.

Lalu kenapa dia dibenci?"

Seohyun mulai tidak bisa menahan diri, kesedihan dan juga kemarahan

bercampur menjadi satu.

"Aku juga tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Aku juga belum

pernah siap untuk menjadi ibu. Tapi semua sudah terjadi. Aku harus

bertanggungjawab pada apa yang sudah kulakukan. Lalu kenapa mereka

bersikap seolah aku sangat senang seperti ini? Seolah aku sangat sengaja

hamil hanya untuk merusak keluarga kalian? Apa mereka tidak tahu jika

aku juga dibuang dari keluargaku? Setelah semua ini apa aku juga harus

mengerti saat kau sebagai ayahnya juga tidak peduli?"

Kini tak lagi keluarga Kyuhyun. Giliran Kyuhyun yang harus tahu apa yang

dirasakan Seohyun karena kelakukannya.

"Seingatku tak hanya aku yang bersalah Kyuhyun. Lalu kenapa kau tega

membiarkan aku melewati semua ini sendirian?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 141


Tanya Seohyun, Kyuhyun tak mampu menjawab. Mulutnya seolah terkunci

rapat dan tidak mampu mengeluarkan kata apapun untuk membela diri.

Hatinya masih menjerit pilu menyadari sebetapa jahatnya sudah

dilakukannya pada Seohyun dan juga anaknya.

"Bagaimana bisa kau bersikap seperti lajang yang bisa pergi sesuka hatimu,

bermain sebanyak yang kau mau. Dan kau melupakan anakmu

membutuhkan kehadiranmu, waktumu. Bukan hanya uangmu"

Tangis Seohyun akhirnya pecah, isakan yang tadi ditahannya lepas hingga

menumpukan kepalanya di atas meja makan. Isakan menyedihkan yang

selama ini terlalu rapi disembunyikannya. Rasa sedih yang selama ini

ditutupnya hanya untuk tidak terlihat lemah di hadapan siapapun.

"Kalian bisa mengabaikan aku sepuas kalian. Seingin hatinya kalian. Aku

tidak apa-apa selalipun posisi yang ku duduki di rumah kalian di tempati

orang lain. Kalian bisa bersenang-senang dengannya tanpa aku. Lakukan

saja apapun yang ingin kalian lakukan. Aku akan menerimanya" Seohyun

secara tidak langsung sedang membahas kejadian tadi di supermarket.

"Tapi kalian tidak pantas memperlakukan anakku seolah dia tidak pernah

ada. Aku benci kalian semua!!"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 142


Teriaknya, memuaskan segalanya yang lantas membuat Kyuhyun melepas

napas berat. Menyadarkannya betapa dia sudah sangat keterlaluan.

Tangisan Seohyun sepilu itu benar-benar membuatnya lemah. Wanita jahat

dan kuat yang selama ini dlihatnya hilang setelah membahas tentang anak

Tidak bisa mengatakan sesuatu untuk membuat Seohyun percaya jika

dirinya menyesali apa yang sudah terjadi, Kyuhyun akhirnya berdiri dan

bergerak cepat ke arah Seohyun duduk. Setelah sekian lama menikah,

Kyuhyun akhirnya memeluk Seohyun untuk pertama kalinya.

Ditangkupnya kepala Seohyun kemudian didekapnya erat.

"Cukup. Jangan teruskan"

Kyuhyun memohon dengan sangat, dia sudah tidak mampu mendengar

lebih banyak lagi. Dia tidak siap rasa bersalah itu akan membuatnya

kesulitan bernapas lebih dari ini.

"Aku salah. Aku salah Seohyun. Aku minta maaf"

Tambah Kyuhyun dengan suara berat dan juga sendunya. Didekapnya

Seohyun lebih erat, agar wanita itu merasakan penyesalannya yang dalam.

Dielusnya rambut Seohyun, kepala itu masih naik turun, tangisnya justru

semakin pecah saat Kyuhyun memeluknya. Entahlah, dipeluk seperti itu

justru seperti sarana lebih tepat untuk memuaskan kesesakannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 143


"Menangislah sebanyak yang kau mau. Kau membutuhkannya" Tambah

Kyuhyun. Namun Seohyun justru mulai memberontak, berusaha untuk

melepaskan dan sepertinya ingin menambahkan kalimat kekecewaan yang

bisa lebih keras untuk menghajar Kyuhyun.

"Haruskah aku memohon-mohon agar anakku sedikit penting untuk

kalian?"

"Seohyun. Tolong. Cukup. Aku yang salah. Sungguh aku yang salah.

Maafkan aku"

"Aku benci kalian semua. Kalian semua!!" Isak Seohyun lagi. Dia sedikit

memukul punggung Kyuhyun yang memeluknya. Melampiaskan segala

yang menumpuk di dalam dadanya dan hanya dibalas Kyuhyun dengan

kepasrahannya.

"Aku yang salah. Marahlah"

Ucap Kyuhyun sebagai tanggapan, dibiarkannya Seohyun terus menangis

hingga wanita berhenti secara perlahan. Pagi yang indah dan diawalinya

dengan tangisan. Sangat salah.

Suasana mencekam tadi mencair ketika Seohyun menyudahi tangisnya dan

berhenti memukul Kyuhyun. Tangannya yang tadi memukul digunakannya

untuk membalas pelukan Kyuhyun. Itu kata lain dari sesungguhnya dia

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 144


membutuhkan pertolongan. Itu teriakan minta tolong yang diharapkannya

Kyuhyun mengerti dan nanti tidak dikecewakan lagi.

"Kau melewati hari-hari yang sulit karena aku. Terimakasih karena sudah

bertahan Seohyun. Terimakasih"

Penuh haru Kyuhyun menyatakan rasa terimakasih itu. Pernyataan yang

tidak dijawab Seohyun menggunakan kata-kata. Dia mengeratkan pelukan

sebagai jawaban bagi Kyuhyun yang sudah pasti paham arti dari tindakan

itu.

"Aku berjanji. Aku akan berubah. Aku akan menjadi ayah yang lebih baik

untuk anak kita"

Oh......

Seperti ada sesuatu yang menari-nari di perut Seohyun mendengar

bagaimana Kyuhyun berjanji untuk anak mereka. Suara lembut dan

meyakinkan itu tentu saja membuat Seohyun terenyuh. Perasaan lega dan

bahkan senang pada akhirnya Kyuhyun mau menjanjikan sesuatu padanya

tanpa keterpaksaan. Tidak seperti janji pernikahan mereka yang dibuat

justru tidak mereka jalankan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 145


Seohyun melepaskan pelukan dari tubuh Kyuhyun, diciptakannya sedikit

jarak antara mereka dan kemudian mendongkakkan kepala untuk bisa

melihat mata Kyuhyun.

"Kau bersungguh-sungguh?"

Kyuhyun mengangguk cepat, menjawab dengan melebarkan senyum yang

masih betah membuat Seohyun terperangah.

"Aku berjanji. Tapi aku butuh kau untuk membantuku. Kau tahu, aku tak

paham hal-hal seperti itu. Aku belum pernah punya anak dan sebagainya"

"Kita pelajari bersama-sama"

Seohyun langsung memberi tanggapan, wanita itu mengangkat tangan

kemudian memamerkan jari manisnya di depan Kyuhyun.

"Janji?"

Ulangnya yang ditanggapi Kyuhyun dengan senyuman kemudian membalas

jari manis Seohyun.

"Janji"

Jari mereka saling bertautan hingga keduanya saling memandang dan

tersenyum kemudian

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 146


********

"Susu di gelasmu ikut menangis melihatmu menangis" Ejek Kyuhyun,

setelah mereka menyudahi drama sialan mereka. Seohyun kembali duduk

serta Kyuhyun kembali ke depan kompornya. Maka sudah bisa dipastikan

Kyuhyun akan terlambat ke kantor.

"Bagaimana kau menyeduhnya?"

"Ada aturan pemakaiannya. Di belakang"

Kyuhyun menunjuk-nunjuk belakang kemasan susu yang dipegang

Seohyun. Mereka sama-sama terlalu bodoh untuk hal-hal seperti itu.

Mereka sama-sama tidak tahu menahu tentang bagaimana seharusnya

mengurus ibu hamil.

"Percayalah. Aku tidak mungkin meracunimu"

"Kau sulit dipercaya"

Canda Seohyun untuk menjawab, diperhatikannya lagi Kyuhyun yang

kembali sibuk di depan kompor. Pria itu terlalu serius pada masakannya.

Andai saja Seohyun bisa memasak, Seohyun juga tidak akan merepotkan

siapapun. Jika sudah seperti ini, Seohyun akan mengingat sang ibu yang

dulu selalu memasakkannya apapun yang ingin dimakannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 147


Tidak mungkin membiarkan Kyuhyun berkerja sendirian, Seohyun

memutuskan berdiri dari duduknya saat dilihatnya Kyuhyun sudah hampir

selesai. Wanita itu berjalan keluar dari dapur. Memasuki kamar kembali

dan di dalam sana Seohyun membuka lemari.

Bukan, bukan lemari pakaiannya.

Tetapi milik Kyuhyun.

Dipilihnya kemeja serta dasi yang cocok dengan jas Kyuhyun.

Diletakkannya di atas ranjang kemudian Seohyun memasuki kamar mandi

memastikan semua peralatan mandi Kyuhyun serta handuknya siap pakai.

Sedikit dibersihkan Seohyun kamar mandi, disiramnya pelan dan terlalu

serius.

Sementara Kyuhyun sudah menyudahi kegiatannya di dapur dan berencana

secepat mungkin bersiap dan segera ke kantor. Berjalan cepat ke arah kamar

dan memasuki kamar mandi tanpa sadar jika Seohyun sedang melakukan

kesibukan di sana

"Astaga Seohyun. Apa yang kau lakukan. Kau membuatku terkejut"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 148


Kyuhyun menyentuh dadanya yang berdetak cepat. Saling berlomba yang

hanya ditanggapi Seohyun dengan senyum puas. Dia tidak merasa bersalah

telah membuat Kyuhyun demikian dan justru keluar kamar mandi.

"Kau hanya punya 5 menit. Jika tidak, kau pasti terlambat"

"Terserah. Menyebalkan"

Jawab Kyuhyun sambil menutup kamar mandi. Membiarkan Seohyun pergi

dan Kyuhyun justru berhenti ketika dilihatnya peralatan mandinya sudah

keluar dari tempat penyimpanan dan kini berdiri di depan kaca.

Seohyun yang menyiapkan itu?

Kyuhyun tersenyum sekilas kemudian melanjutkan mandinya secepat

mungkin. Sedikit lebih dari waktu yang diberikan Seohyun. Akhirnya

Kyuhyun keluar dari dalam kamar mandi. Berjalan menuju lemari pakaian

dan untuk kedua kalinya Kyuhyun terdiam.

Dilihatnya stelan kantornya sudah ada di atas ranjang berikut dengan

dasinya. Disiapkan Seohyun yang sebenarnya bertujuan menghemat waktu

Kyuhyun agar pria itu tidak terlambat menuju kantor. Namun tetap saja

Kyuhyun tidak bisa menutupi ekspresinya jika dia tersanjung. Ini pertama

kalinya Seohyun menyiapkan stelan kantor untuknya. Dan mungkin cukup

menyenangkan jika bisa demikian setiap hari. Itu sangat membantunya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 149


Kyuhyun segera menggunakan pakaian yang disiapkan Seohyun, merapikan

penampilannya di depan cermin kemudian setelah puas dengan itu,

Kyuhyun berjalan keluar dari kamar setelah lengkap dengan tas kerjanya.

Ingin bersopan santun karena Seohyun telah menyiapkan pakaian kerjanya,

Kyuhyun berencana izin pergi kepada Seohyun yang sudah bisa dipastikan

sudah di dapur dan makan.

Lagi-lagi kejutan. Sesampainya di dapur, Kyuhyun justru melihat Seohyun

sedang menunggunya ikut serta untuk makan. Wanita itu telah menata meja

makan dan kemudian tersenyum saat Kyuhyun berdiri di depannya dengan

stelan kantor yang dipilihnya.

"Tidak bisa memasak, setidaknya aku bisa melakukan sesuatu sekalipun

hanya menata mejanya"

Seohyun sedikit kikuk, malu kepada Kyuhyun tentang apa-apa saja yang

dikerjakannya. Sementara di pihak Kyuhyun, pria itu justru tersenyum. Dia

senang jika mereka bisa hidup saling membantu seperti itu, bukan justru

saling mengabaikan dan jika terjadi sesuatu akan saling menyalahkan.

"Kau juga bisa memilih stelan yang bagus. Terimakasih"

Seohyun kembali tersipu mendengar Kyuhyun memujinya dan kemudian

mengucapkan terimakasih. Dia seperti remaja labil yang salah tingkah saat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 150


dipuji demikian. Tak tahu harus menjawab apa, Seohyun mempersilahkan

Kyuhyun duduk untuk ikut makan dengannya.

"Kau juga pandai menunjukkan jika kau sedang malu" Tambah Kyuhyun

yang justru menghentikan tangan Seohyun. Wanita itu menatap Kyuhyun,

dan terlihat jelas jika Kyuhyun sedang berusaha mengoloknya. Rasa malu

tadi berubah menjadi kesal dan kemudian mencubit Kyuhyun pelan

"Mulut pintar sesuai dengan stelannya"

"Sakit Seohyun. Astaga"

"Bagus. Dendamku terbalaskan"

"Aku memasakkanmu sesuatu dan kau justru mencubitku?"

"Aku tidak peduli"

Seohyun mendudukkan Kyuhyun paksa di kursi lain. Wanita itu kembali

duduk di kursinya kemudian melahap makanan di atas piringnya.

Diabaikannya Kyuhyun yang terkekeh ke arahnya yang berujung pada

sebuah senyum tanpa kedipan. Pria itu terus memperhatikan Seohyun dalam

jangka waktu yang cukup lama.

Selama ini mereka terlalu sibuk saling mengabaikan. Sekarang Kyuhyun

sadar ternyata demikian terasa menyenangkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 151


"Sebentar lagi akan ada beberapa pekerja yang akan mengerjakan pekerjaan

rumah dan juga keamanan. Jadi berusahalah seramah mungkin. Aku tak

mau mereka mengundurkan diri belum satu jam bekerja"

Kyuhyun melahap makanannya, membiarkan saja Seohyun menatapnya

kemudian menebak-nebak

"Bukankah kita sudah terbiasa seperti ini?"

"Aku berencana merubah kebiasaan buruk itu"

Oh.... Seohyun tersentuh..

"Kau tidak bisa membersihkan rumah ini lagi seorang diri. Kau juga tidak

perlu lagi memasak telur dengan kulit-kulitnya. Dan security serta supir

akan memastikanmu tetap aman selama aku tidak di rumah. Segala halnya

biar mereka yang mengerjakan, kau hanya perlu menjaga kesehatanmu

dengan sesekali berolahraga"

Kenapa baru sekarang? Tentu saja karena dulu mereka menghindari orang-

orang tahu bagaimana sebenarnya keadaan rumah tangga mereka.

Seohyun? Dia tidak tahu memberi tanggapan. Dia senang namun dia juga

tidak nyaman jika tiba-tiba rumah mereka dihuni cukup banyak orang.

"Aku bisa menyetir sendiri"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 152


"Tidak ada supir, maka kau tidak kemana-mana"

"Aku terbiasa melakukan sendiri"

"Lakukan saja yang diperintahkan. Jangan membantah"

Astaga, sejak kapan Kyuhyun menjadi sok tegas seperti ini? Dan Seohyun?

Wanita itu hanya berdecak kesal, ternyata berubah menjadi perhatian tidak

membuat Kyuhyun selalu menyenangkan.

"Saat aku bekerja, dan kau merasa bosan di rumah. Pergilah melakukan hal-

hal menyenangkan. Berbelanja atau apapun. Pastikan kau selalu bersama

seseorang"

Kyuhyun kembali menuturkan segala aturannya yang belum dibantah

Seohyun. Terutama saat pria itu mengeluarkan dompetnya dan kemudian

mengeluarkan kartu yang dulu pernah dikembalikan Seohyun padanya.

"Jika kau menolak ini lagi, kau sungguh membuatku terlihat seperti suami

dan ayah yang tidak berguna"

Kyuhyun memamerkan itu di depan Seohyun. Memberi isyarat dan

permohonan melalui tatapannya agar Seohyun menerima kartu di

tangannya. Sebenarnya Seohyun enggan menerima itu, tapi Seohyun sadar

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 153


jika dirinya memang membutuhkan itu. Diterimanya kartu itu baik-baik

yang ditanggapi Kyuhyun dengan memberinya sebuah senyuman.

"Kita benar-benar bodoh tentang mengurus anak. Kita tidak seperti yang

lain, yang punya orangtua super sibuk dan super pintar untuk mengurus

calon cucunya. Kita hanya berdua. Hanya kau dan aku. Jadi belajarlah

sebanyak mungkin"

Seohyun setuju dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Wanita itu tersenyum

kemudian mengangguk

"Hanya satu, berhati-hatilah. Bayi itu bukan hanya milikmu. Tapi milikku

juga"

"Astaga. Kau membuatnya terdengar kasar"

"Aku tidak peduli"

"Baiklah" Seohyun langsung menjawab, dia cukup paham jika Kyuhyun

sedang tidak ingin diajak bercanda. Keseriusan pria itu saat mengatakan

berjanji untuk lebih berguna kepada sang anak ternyata benar-benar

dilakukannya. Berubah yang pantas untuk Seohyun dan juga anak mereka.

Semoga selalu seperti itu, bahkan ketika ada orang lain yang sebenarnya

akan tersakiti dengan itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 154


******WEDDING VOW, SANTI LUMBAN GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 155


Sang siang kembali datang menyambut. Matahari mulai terasa terik

menciumi permukaan kulit para pejalan kaki di sudut kota. Kemacetan

mulai memburu saat para pencari Won mulai merasa disiksa oleh rasa lapar

yang akan terus meraung sebelum disogok dengan suapan nasi atau

semacamnya.

Penghuni gedung tinggi itu juga mulai menghentikan aktifitas bekerja,

pengisinya mulai bersantai sejenak, menikmati jam istirahat dan juga

makan siang mereka. Kecuali Kyuhyun. Pria bermarga Cho itu masih asik

dengan monitor di hadapannya. Sesekali pria itu mencoret tumpukan berkas

di atas mejanya. Memeriksa sesuatu yang maksanya berkonsentrasi penuh

pada apa yang sedang dilihatnya.

Dia tidak punya waktu untuk sekedar mencuri pandang pada perpaduan

angka yang memberitahukan perihal waktu atau jam berapa sudah saat ini.

Dia terlalu hidup pada dunianya, bekerja sepenuh hati dan dinikmatinya

lantas membuatnya melupakan sekeliling termasuk perutnya.

Semua akan selalu berlalu demikian andai saja ponsel di atas mejanya tidak

berdering, meraung-meraung untuk membuatnya terganggu dan kemudian

memaksanya mengalihkan mata pada benda penganggu itu dan mungkin

akan memaki siapapun yang mengganggu itu jika yang akan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 156


disampaikannya hanya sebatas ramah tamah, atau bukan untuk menambah

pundi-pundi uang Kyuhyun.

2 kali panggilan masih sempat diabaikan Kyuhyun, berpikir itu bisa

menunggu dan pekerjaannya tidak. Namun, tidak bertahan seterusnya.

Seperti filosofi pohon apel. Buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Jika ada

Kyuhyun yang keras kepalanya seakut itu, maka ada ibunya yang

mewariskannya.

Kyuhyun mendesah saat membaca nama pemanggil dan kemudian

menyetuh layar hijau untuk segera menyudahi panggilan itu jika ternyata

ibunya hanya akan mengingatkannya tentang makan siang dan jangan

terlalu memaksakan tubuh untuk bekerja.

Entahlah, belakangan ibunya memang cenderung aneh dengan berubah

sebegitu hebatnya. Wanita yang dulu mendidiknnya menjadi sosok yang

sangat mandiri bisa berubah menjadi berlebihan dan memperlakukan

Kyuhyun seperti seorang anak-anak hanya karena mereka tahu bahwa

Kyuhyun memiliki istri yang tidak becus untuk mengurusnya. Tentu saja,

mereka cukup tahu seluk beluk Seohyun yang tidak bisa apa-apa selain

menghabiskan uang orangtua yang memanjakannya. Bagaimana mungkin

hidup Kyuhyun terjamin tinggal dan menghabiskan waktu dengan orang

seperti itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 157


Dan itu benar

Kyuhyun memang tidak terurus dengan baik.

"Eomma"

Kyuhyun akhirnya bersuara, menjawab sang ibu yang kini berubah menjadi

orang paling suka menganggunya.

"Aku akan makan sebentar lagi"

Balasnya lagi dengan apapun yang mungkin dikatakan sang ibu di seberang

sana. Kemudian pria itu diam beberapa detik untuk mendengar kalimat

panjang sang ibu yang malas untuk diselanya di tengah.

"Kurasa aku tidak bisa ke rumah hari ini" Jawab Kyuhyun kembali

"Ada pekerjaan yang harus ku selesaikan" Jawaban Kyuhyun berikutnya

"Jangan menungguku Eomma" Kyuhyun bisa mendengar panggilan itu

diakhiri sang ibu dari pihaknya. Wanita itu setuju dengan permintaan

Kyuhyun yang tidak bisa menjamin dia bisa berkunjung ke rumah

orangtuanya pulang dari bekerja.

Kyuhyun meletakkan ponselnya di atas meja, berpikir sejenak tentang

keputusannya menolak undangan sang ibu untuk ke rumah mereka lagi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 158


Apakah sudah benar jika dia menolak ajakan sang ibunya karena tidak ingin

Seohyun sendirian di rumah seperti biasa? Apakah keputusannya untuk

merubah perilaku dan mungkin memperbaiki hubungan dengan Seohyun

sudah benar sekalipun sudah ada Yuri?

Tidak, ini bukan tentang perasaan. Ini hanya tentang hubungan baik

pertemanannya dulu dengan Seohyun, tidak seperti belakangan setelah

mereka menikah yang cenderung seperti musuh dan harus saling

menyingkirkan.

Yakin. Kyuhyun harus memiliki keyakinan bahwa keputusan itu sudah

benar. Karena keadaan mereka tidak seharusnya lebih sulit dan lebih sakit

di salah satu pihak saja. Mereka sama-sama harus bertanggung jawab pada

kesalahan bersama. Tidak mungkin Kyuhyun bersenang-senang dengan

keluarganya, sementara Seohyun disingkirkan keluarganya. Tidak mungkin

juga Kyuhyun melewati waktu dengan Yuri, sementara Seohyun sendirian.

Itu terlihat tidak adil bagi Seohyun. Untuk sekarang jalani saja dulu.

Bagaimana kedepannya, entah Yuri harus tahu. Maka mungkin sudah

waktunya kebenaran untuk diungkap.

Terpikir perihal itu, Kyuhyun tentu saja teringat Seohyun yang

ditinggalkannya di rumah. Kyuhyun teringat artikel yang malam lalu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 159


dibaca-bacanya di internet tentang cara mengurus ibu hamil yang baik dan

benar.

Terdengar konyol memang, tapi Kyuhyun memang melakukan itu. Dia

terlalu malu untuk bertanya kepada siapapun tentang apa yang seharusnya

mereka lakukan untuk menjaga Seohyun serta bayinya selalu sehat.

Bukan karena pria itu malu dalam hal merasa bodoh, dia mungki masih

sedikit enggan untuk mengakui ke publik bahwasanya dia sudah pria

beristri. Ya, siapapun masih tahu bahwa yang menjadi pasangan Kyuhyun

saat ini adalah Yuri. Hubungan mereka cukup tersiar, selain karena jarang

menciptakan sensasi, hubungan keduanya juga sudah cukup lama. Tentu

saja bagi sebagian orang akan sangat mengejutkan jika tiba-tiba Kyuhyun

mengaku menikah dan justru kepada teman Yuri. Dia akan menjadi tokoh

brengsek barukan di mata orang-orang?

Untuk saat ini memang Kyuhyun bisa seperti itu. Tapi suatu saat, ketika

keadaan dan waktu tidak lagi mau berbaik hati untuk memberikan Kyuhyun

waktu mengutarakan kebenaran kepada semua orang, maka saat itu juga

Kyuhyun harus siap menghadapinya, bertanggungjawab terhadap perasaan

semua orang yang dibohonginya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 160


Kembali pada Kyuhyun yang duduk dan membaca-baca ulang artikel yang

dibacanya malam lalu. Salah satu yang seharusnya dilakukannya adalah

Seohyun tidak boleh melewatkan jam makannya.

Bermodalkan ego yang ditekannya sangat keras, Kyuhyun akhirnya

berhasil. Pria itu berkenan melakukan panggilan pada ponsel Seohyun,

memastikan apakah Seohyun sudah makan siang dan sebagainnya. Terlihat

menjijikkan dan cara yang terlalu pasaran memang, tetapi Kyuhyun tidak

punya pilihan. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi selain menelepon

dan berpura-pura sangat perhatian kepada Seohyun.

Setidaknya untuk saat ini dia hanya bisa berpura-pura. Jika berikutnya

menjadi serius dan tulus, berarti Tuhan sangat menyayangi Seohyun.

Panggilan Kyuhyun terhubung yang mulai membuat Kyuhyun mengarang

kata-kata apa yang nanti akan dikatakannya kepada Seohyun untuk tidak

terlihat terlalu memaksakan diri.

Namun niat itu terhenti saat bunyi ponsel yang lain terdengar di dalam

jasnya. Bergetar selama Kyuhyun melakukan panggilan lantas membuat

Kyuhyun berdecak.

"Astaga, aku lupa mengembalikannya" Desahnya saat ponsel itu

dikeluarkan Kyuhyun dari dalam saku jasnya. Seharusnya pagi tadi usai

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 161


menukar pakaian Kyuhyun memberikannya kepada Seohyun. Namun asik

pada pembicaraan, Kyuhyun melupakan jika seharusnya ponsel itu sudah

harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Untuk beberapa saat Kyuhyun hanya membolak balikkan ponsel Seohyun

di hadapannya. Namun berujung penasaran pada nama apa yang dituliskan

Seohyun pada nomor ponselnya. Tidak ada kunci layar lantas membuat

Kyuhyun bisa sepuasnya melihat isinya.

"Wanita ular ini"

Tiba-tiba saja Kyuhyun berdecak saat ekspektasinya mengenai nama yang

kira-kira digunakan Seohyun untuk menyimpan nomornya salah total.

Tidak, Seohyun tidak mengubah nama Kyuhyun menjadi aneh atau

semacamnya. Yang paling menyebalkan, dan lebih dari itu adalah saat

ternyata Seohyun bahkan tidak menyimpan nomor ponsel Kyuhyun.

"Bagaimana bisa dia tidak menyimpan nomor suaminya sendiri. Dia

menjatuhkan harga diriku. Sialan!" Kesal Kyuhyun kembali. Segera

diketikinya ponsel Seohyun, memasukkan kontaknya di sana, dan entah

kekanak-kanakan darimana saat justru menggunakan KING sebagai nama

kontaknya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 162


Usai disimpannya, Kyuhyun penasaran dengan orang-orang mana yang

mungkin lebih penting disimpan Seohyun di sana sampai tak menyimpan

nomornya. Kyuhyun berdecak, dia sudah menduga itu. Seohyun tidak

menyimpan banyak nomor. Hanya kedua orangtuanya, dan...

Bukan, itu bukan tidak banyak. Seohyun memang hanya menyimpan tiga

nomor itu saja. Ibu dan juga ayahnya

"Donghae?"

Nada tanya dengan segudang ketidakpercayaan Kyuhyun. Sangat wajar jika

pada akhirnya Kyuhyun menduga-duga di sana. Di antara banyaknya

manusia, kenapa hanya nomor Donghae yang tersimpan di sana? Karena dia

teman? Lalu apakah Yuri bukan teman Seohyun? Apakah minho bukan

teman Seohyun? Lalu apakah Kyuhyun bukan teman Seohyun? Dia bahkan

suaminya, tidak di save Seohyun juga.

Teringat kembali panggilan Donghae tengah malam lalu. Seketika Kyuhyun

terpikir sesuatu, apakah sebenarnya Seohyun dan Donghae memiliki

hubungan lain?

Demi memenuhi rasa penasarannya yang tidak lagi bisa dibendungnya,

Kyuhyun berburu informasil kembali di ponsel Seohyun. Menggali hal lain

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 163


yang bisa mengantarnya pada kebenaran dan rasa penasarannya tidak lagi

menuntutnya untuk mencaritau.

Kyuhyun membuka aplikasi lain di ponsel Seohyun. Tidak ada media

sosial. Yang terinstal di sana hanya aplikasi bawaan ponsel dan salah

satunya adalah galeri foto. Itu salah satu yang sangat penasaran Kyuhyun

lihat sejak tadi. Diperiksa Kyuhyun isi dari galeri foto di ponsel Seohyun.

Tidak banyak yang bisa didapatkannya. Bukan tak banyak, karena memang

koleksi foto Seohyun hanya screenshoot langkah-langkah memasak telur

malam lalu. Tak juga ada foto-foto tertentu yang menunjukkan kedekatalan

lain antara Seohyun dan Donghae. Di sana bahkan tidak dihuni foto

siapapun, termasuk Seohyun sendiri.

Kyuhyun menurunkan layar itu lebih ke bawah, melewati segala foto

tulisan-tulisan tidak penting itu. Namun tangan itu terhenti saat

ditemukannya hanya satu foto berisi wujud manusia di sana. Foto

pernikahan mereka.

Foto saat dimana tangan pendeta masih mengenai kepala mereka, dan

keduanya menutup mata dan tertunduk. Foto indah yang seharusnya cukup

menampar keduanya, betapa selama ini mereka sudah terlalu bermain-main

dengan janji suci yang mereka ikat dengan Tuhan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 164


Hati Kyuhyun bergetar melihat foto itu, sampai saat ini Kyuhyun baru

melihat foto pernikahannya. Hanya satu itu, dan dulu dia tidak penasaran

sama sekali. Dia tidak mau tahu dan mungkin sakit untuk melihat foto

pernikahannya sendiri.

Dan sekarang?

Tiba-tiba saja sebuah rasa seperti sedang menghujamnya. Menikamnya dan

dilakukan kembali. Menahan sedikit napas yang akhirnya lepas dengan

desahan parah. Menyedihkan.

"I, Kyuhyun Cho take thee, Seohyun Im to be my wedded wife, to have and

to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer,

in sickness and in health, to love and to cherish, till death do us part,

according to God's holy orSeohyunnce; and thereto I pledge thee my faith

[or] pledge myself to you"

Bait-bait janji suci yang pernah diutarakannya dengan Seohyun teringat.

Janji suci yang dengan mudah mereka ingkari dan mereka permainkan,

hidup berumah tangga dengan cara mereka yang sebelumnya tentu saja jauh

dari harapan apabila diperbandingkan pada sumpah yang sama-sama

mereka ucapkan di depan pendeta, orangtua mereka dan yang paling

penting adalah di depan Tuhan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 165


Keadaan yang mendesak, memaksa mereka mengambil jalan pintas

memang cenderung terlihat membuat keduanya tidak punya pilihan. Tapi

percayalah, keduanya menikah tidak dengan embel-embel perjanjian seperti

yang sering terjadi pada drama-drama populer. Sebelum dan setelah

keduanya melangsungkan pernikahan, dari keduanya belum pernah ada

yang menyuaran ide tentang berpisah pada waktu tertentu jika keadaan

sudah membaik, atau setelah Seohyun melahirkan seperti yang sering

terjadi pada serial drama.

Sama sekali tidak, sekalipun Kyuhyun masih dikenal sebagai kekasih orang

lain. Tidak pernah masih terlintas di kepala Kyuhyun mengenai mengakhiri

pernikahan itu saat ketika Yuri tahu segalanya. Saat ini Kyuhyun masih

pada tahap 'jalani saja dulu'.

Kyuhyun juga teringat akan orangtua Seohyun. Sosok mertua yang sejak

menikah tidak pernah dihubungi Kyuhyun. Terlalu sibuk pada dirinya dan

mengembalikan hati kedua orangtuanya, Kyuhyun sampai lupa jika dirinya

sebenarnya memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki juga hubungan

Seohyun dengan orangtuanya. Kyuhyun tahu tepatnya bagaimana hubungan

Seohyun dengan kedua orangtuanya, jika mendadak sekarang Seohyun

dipaksa menjauh, Kyuhyun sangat mengerti itu pasti sangat sulit untuk

Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 166


"Aku terlalu tidak peduli pada banyak hal. Astaga"Desah Kyuhyun, pria itu

menumpukan kepala di atas tangannya yang menumpu di atas meja. Selama

ini dia masih terlalu sibuk pada diri sendiri, merasa seperti pria lajang yang

tidak punya tanggung jawab apa-apa terhadap wanita yang dinikahinya.

Entah apa yang mendadak memberinya dorongan menghentikan pekerjaan

itu. Diberinya pembatas pada berkas yang tadi berada di atas meja,

kemudian di save as nya pekerjaannya yang belum tuntas di monitor. Tepat

saat Kyuhyun memasukkan kedua ponsel di atas meja ke dalam tas,

sekretarisnya masuk dan memberinya hormat sebagai sapaan.

"Atur ulang jadwalku. Aku harus pulang"

Kyuhyun bergegas keluar dari dalam ruangannya tanpa melihat sekretaris

itu yang terlihat ingin mengatakan sesuatu, dan mungkin tidak telalu

penting karena tidak sampai membuat sang skretaris memanggil Kyuhyun

atau mengejarnya.

Sepertinya Kyuhyun sudah termakan sesuatu dari Seohyun sampai

membuat pria itu meninggalkan pekerjaan dan memilih untuk pulang. Entah

apa yang sangat perlu untuk dilakukannya hingga rela-relaan kembali ke

rumahnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 167


Tidak menghabiskan waktu yang terlalu lama bagi Kyuhyun untuk bisa

sampai di pintu rumahnya. Berjalan sesantai mungkin untuk sampai di

ruang tamu dan dilihatnya rumah itu sudah kembali pada derajat rumah

yang sesungguhnya. Bersih dan rapih dan seharusnya selalu seperti itu sejak

dulu. Keputusannya untuk memperkajakan asisten rumah tangga ternyata

tidak salah, sekalipun mungkin menjadi salah satu alasan terkuaknya

hubungan suami istri yang tidak wajar antara dirinya dan Seohyun di mata

orang-orang. Baiklah, lupakan dulu semua kemungkinan itu. Saat ini yang

perlu dia pastikan adalah mengembalikan ponsel Seohyun. Sebenarnya

tidak, yang perlu dipastikannya adalah Seohyun tidak memakan makanan

siap saji seperti sebelum-sebelumnya.

Kyuhyun berjalan ke arah dapur, berpikir jika Seohyun mungkin akan

makan di sana atau belajar memasak seperti sebelumnya. Namun

sesampainya di sana, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang sibuk-

sibuknya memasak sesuatu.

"Tuan?"

Wanita paruh baya itu menunduk saat disadarinya ada Kyuhyun di mulut

pintu. Kyuhyun hanya menjawab dengan senyuman, matanya mencari-cari

Seohyun di sekeliling dapur, namun tidak ditemukannya.

"Tuan mencari nyonya Seohyun?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 168


Kyuhyun sempat membesarkan mata mendengar bagaimana wanita itu

memanggil Seohyun.

Nyonya Seohyun?

Semuda itu?

Kyuhyun terkadang masih berpikir jika Seohyun adalah teman lamanya

yang masih muda dan lajang, seharusnya cocok sebagai trainee girlgrup

idola remaja-remaja Korea selatan.

Kyuhyun mengangguk dengan memaksakan senyumnya kepada wanita itu.

"Sepertinya nyonya tidur siang, Tuan"

Seohyun tidur siang?

"Bagaimana dengan makan siangnya?"

"Nyonya sudah makan 3 kali sejak pagi" Wanita itu menjawab dengan tawa

pelan.

"Tidak diragukan. Makan adalah keahliannya" canda Kyuhyun sambil

mengangguk senang melihat kepatuhan Seohyun mungkin.

"Dan bermulut tajam" Tambah Kyuhyun pelan untuk tidak didengar wanita

paruh baya itu. Kemudian Kyuhyun keluar dari dapur, melanjutkan

langkahnya menuju kamar seperti yang diinformasikan wanita tadi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 169


Mendorong pintu kamar, namun mengernyit saat tak ditemukannya

Seohyun di ranjang.

Ranjang itu masih rapih bahkan mungkin belum digunakan Seohyun sejak

pagi. Kamar itu kosong, sebelum pintu kamar mandi yang terbuka yang

memberi Kyuhyun kemungkinan jika Seohyun sedang berada di dalam

sana.

Kyuhyun memilih untuk duduk di ranjang menunggu Seohyun keluar dari

dalam kamar mandi, karena tidak etis Kyuhyun memasuki kamar mandi

dengan kemungkinan Seohyun melakukan sesuatu seperti mandi di kamar

mandi dan takut mengunci pintu lantaran sendirian di dalam kamar.

Sementara hal-hal seperti itu berpotensi membuat mereka canggung dan

Seohyun akan malu jika harus dipergoki Kyuhyun demikian.

Kyuhyun menyalakan ponselnya kembali, menggunakan media sosialnya

beberapa menit sebelum merasa bosan dan berpikir apa sebenarnya

dilakukan Seohyun di dalam kamar mandi hingga selama itu? Sampai

kesabaran itu habis, Kyuhyun memutuskan untuk ke kamar mandi. Dia

tidak peduli sekalipun Seohyun sedang tanpa busana di sana.

Sampai di mulut pintu, kembali Kyuhyun harus dikejutkan pada hal yang

lebih menyebalkan dari sekedar melihat Seohyun telanjang di sana.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 170


"Demi Tuhan, Seohyun!!! Kenapa kau sangat suka membersihkan kamar

mandi?"

Konyol bukan?

Saat dimana Kyuhyun berpikir Seohyun sedang mandi di sana, yang terjadi

justru Seohyun sedang menyikat kamar mandi dengan mendudukkan

dirinya di atas lantai.

Oh tentu saja, perut buncitnya membuatnya sulit untuk berjongkok.

"Aku suka sesuatu yang bersih"

Dengan polos Seohyun menjawab, menatap Kyuhyun sambil memasang

senyum sumringah. Seolah membersihkan kamar mandi merupakan sesuatu

yang sangat menyenangkan.

"Mereka dipekerjakan bukan untuk memanfaatkanmu membersihkan kamar

mandi sendiri"

"Mereka akan datang menyelesaikan ini sebentar lagi. Aku hanya

membantu"

"Kau tidak perlu membantu. Mereka yang harus mengerjakan semuanya"

Protes Kyuhyun yang justru terlihat menyalahkan asisten rumah tangga

yang mereka pekerjakan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 171


Oh ayolah Kyuhyun, Seohyun hanya menyikat kamar mandi, kenapa itu

menjadi masalah besar?

"Aku bosan. Makan kemudian tidur. Kemudian makan lagi. Lalu tidur lagi.

Hal paling menyenangkan yang bisa ku lakukan adalah membersihkan

kamar mandi"

"Menggunakan sabun seperti ini licin Seohyun, bagaimana jika kau

terjatuh?"

"Itulah kenapa aku duduk di lantai"

"Butuh 1000 hari kau menyelesaikan ini jika kau mengerjakannya dengan

duduk"

"Aku sesak napas jika harus berjongkok. Kau tak tahu saja sulitnya menjadi

aku"

Curhat Seohyun sambil meletakkan sikat di tangannya, mengeluh yang

sebenarnya hanya sebuah basa basi namun justru dibawa serius oleh

Kyuhyun. Merasa bersalah karena kelakukan buruknya cukup lama ini,

sementara Seohyun harus sesulit itu karena anaknya di dalam perut

Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 172


"Karena itu kusarankan, jangan menghamili wanita manapun lagi. Percaya

padaku, hamil itu tidak mudah"

"Kau bicara seolah menghamili wanita adalah hobby ku" Kyuhyun

berdecak pada candaan Seohyun, memasuki kamar mandi dan kemudian

memberi Seohyun pukulan pelan di keningnya

"Ya!!! Selain suka menghamili wanita kau juga suka memukuli wanita?"

"Seohyun" Kyuhyun menggelengkan kepala pasrah dengan kalimat bodoh

dari Seohyun. Kyuhyun mengulurkan tangan untuk membantu Seohyun

berdiri. Dia tidak sudi melihat Seohyun seperti pembantunya.

"Aku belum menyelesaikannya"

"Kau memang tidak akan menyelesaikannya" Jawab Kyuhyun cepat,

menghentikan niatan Seohyun yang masih ingin melanjutkan pekerjaanya.

"Benar. Aku tidak akan menyelesaikannya"

"Bagus jika kau tau"

"Kita yang menyelesaikannya" Timpal Seohyun, meraih tangan Seohyun

yang terulur dan justru menariknya untuk duduk di lantai seperti yang

dilakukannya. Ditariknya keras yang justru menjatuhkan Kyuhyun di atas

tubuhnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 173


Bukannya salah tingkah seperti yang mungkin terjadi, Seohyun justru

tertawa besar melihat bagaimana Kyuhyun terjatuh dan kini membesarkan

mata amat terkejut. Berbeda dengan Seohyun, Kyuhyun justru berdecak

kesal. Celana kerjanya basah dan tentu saja itu tidak nyaman untuk

digunakan.

"Kau memang wanita ular"

"Kau harus lihat bagaimana wajahmu saat jatuh tadi. Itu lucu"

"Kau menyakiti orang dan menurutmu itu lucu?"

"Benar itu lucu. Terutama jika itu kau" jawab Seohyun tidak peduli,

dilanjutkannya tawa itu yang justru membuat Kyuhyun diam beberapa saat.

Dipandanginya tawa pecah Seohyun sedekat itu, wanita itu bersadar pada

dinding kamar mandi dengan posisi kaki yang diluruskannya di atas lantai.

Sementara Kyuhyun setengah tertidur di atas tubuh Seohyun.

Keadaan itu bertahan beberapa menit sebelum Seohyun merasa sedikit nyeri

pada perutnya yang ternyata tertekan oleh tubuh Kyuhyun.

"Kau akan tetap di sana sampai perutku pecah? Perutku sakit" Protes

Seohyun, memberi isyarat agar Kyuhyun berdiri kembali. Belum Kyuhyun

kembali pada kesadarannya, pintu itu kembali dimasuki oleh seseorang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 174


yang tadi dikatakan Seohyun akan datang melanjutkan membersihkan

kamar mandi.

"Oh Tuhan.."

Orang itu terkejut melihat Seohyun dan Kyuhyun di dalam kamar mandi

dan dengan posisi seperti itu. Wanita muda itu salah tingkah yang lantas

membungkukkan tubuhnya berulang kali dan tentu saja berhasil membuat

Seohyun mendorong tubuh Kyuhyun dari atas tubuhnya bersama dengan

niat Kyuhyun yang juga ingin menyingkir dari sana. Mereka sudah cukup

tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu saat melihat mereka

"Maaf Tuan, Nyonya. Aku tidak tahu jika kalian sedang di dalam. Maaf"

Ucapnya berulang kali, namun wajahnya sudah memerah dan kemudian

keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah cepat tidak beraturannya

yang membuat Seohyun tertawa.

"Astaga, kenapa orang-orang sekarang sangat polos. Apa dia kira kita akan

beruhubungan seks di kamar mandi?"

"Astaga Seohyun"

"Kyuhyun ayolah. Di kamar mandi pasti tidak nyaman"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 175


"Seohyun" Kyuhyun sudah pada nada tidak percayanya dengan kalimat

frontal Seohyun dan dikeluarkannya dengan wajah biasa saja.

Berteman dengan Seohyun terkadang terlalu banyak tantangannya menurut

Kyuhyun. Biasanya wanita itu lebih suka diam dan mengasingkan diri dari

mereka. Tapi terkadang Seohyun bisa menjadi orang paling gila diantara

yang lain. Seperti saat ini. Bagaimana bisa dia membicarakan hal seperti itu

di depan Kyuhyun dengan nada semudah itu.

"Percaya padaku, jika....."

"Tidak, aku tidak akan percaya padamu. Sekarang tutup mulut dan

segeralah mandi. Aku akan keluar"

Kyuhyun memotong pembicaraan Seohyun, pembahasan seperti itu sudah

lebih benar jika dihentikan. Maka Kyuhyun mempercepat diri untuk berdiri

dan kemudian membantu Seohyun berdiri. Ditinggalkannya Seohyun yang

terkekeh melihat Kyuhyun salah tingkah saat dipancingnya membahas hal

demikian.

"Selesaikan mandimu hanya dengan 5 menit"

"Bagaimana bisa aku mandi secepat itu" Protes Seohyun sebelum pintu

benar-benar ditarik Kyuhyun dan tertutup.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 176


"Itu lebih baik. Karena aku curiga kau akan menyikat kamar mandi lagi"

Teriak Kyuhyun dari pintu kamar mandi. Meninggalkan Seohyun yang

berdecak di dalam kamar mandi dan segera menggunakan waktunya yang

sedikit untuk membersihkan diri. Dia terlanjur kotor karena sabun-sabun

yang digunakannya membersihkan kamar mandi. Terutama saat dia harus

duduk di atas lantai yang basah.

Sambil menunggu Seohyun mandi, Kyuhyun menukar pakaiannya yang tadi

sedikit basah karena terjatuh. Namun, tak sampai 5 menit, pintu kamar

mandi sudah langsung terbuka. Sedikit terbuka lebih tepatnya. Kyuhyun

mengernyit ketika dilihatnya hanya kepala Seohyun yang keluar dari sana.

"Kau terlalu cepat menukar pakaian. Tadi aku berencana mengintipmu"

Terulang lagi, Kyuhyun berdecak pada karangan-karangan sialan Seohyun

yang bertujuan untuk mengerjainya.

"Kau akan tetap seperti itu atau kau keluar dan kita pergi ke suatu tempat"

Mendengar kita akan pergi, segera Seohyun bersemangat keluar dari dalam

kamar mandi hanya dengan kimono putihnya.

"Kita pergi? Kemana? Berbelanja? Atau makan? Atau?"

Seohyun terlihat berpikir

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 177


"Atau kemanapun. Yang penting kita keluar dari rumah ini"

"Yang penting sekarang kau menggunakan pakaian dan menyingkir dari

hadapanku. Astaga!!!"

Mungkin itu sudah yang kesekian kalinya Seohyun membuatnya nyaris

serangan jantung. Dari kebiasaan baru Seohyun yang suka bicara, hingga

kebiasaan lama yang terlalu bablas di depan siapapun.

Kyuhyun berniat keluar dari kamar untuk memberi Seohyun waktu

menggunakan pakaian. Dan dilakukannya hanya untuk ditahan Seohyun.

"Tunggu, kau harus membantuku mengancing dressku sebentar lagi.

Tanganku tak sampai karena ini" Seohyun menunjuk perutnya, pertanda

jika dia kesulitan mengancing dress dengan kancing belakang.

"Gunakanan pakaian yang bisa kau kancing sendiri"

"Kecuali kau ingin aku meminta bantuan dari security atau yang lain untuk

melakukannya untukku"

"Seohyun. Kau tahu? Dekat dekat denganmu lama-lama akan membuatku

serangan jantung"

"Tidak akan seperti itu jika kau membelikan aku baju hamil yang baru.

Yang tidak punya kancing"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 178


"Akan ku belikan 3 lemari untukmu jika dengan itu bisa membuatmu

berhenti terlihat seperti wanita penggoda"

"Baiklah, kau memang yang terbaik. Suamiku" Jawab Seohyun dengan

mengeraskan bagian suamiku. Sangat sengaja untuk mengoda Kyuhyun

lebih lagi. Beberapa kali ini Seohyun cukup puas membuat Kyuhyun kesal.

Entahlah, itu terasa menyenangkan untuk dilakukan Seohyun. Sertinya

calon bayi mereka cukup nakal.

***********

Sambil menunggu Seohyun bersiap dengan segala tutorial dandan ala

selebgramnya, Kyuhyun memutuskan keluar dari dalam kamar usai

dipuaskannya rengekan Seohyun untuk membantunya mengancing dress

sialannya. Pria itu menunggu Seohyun di ruang tamu sebelum dia terpikir

dan teringat sesuatu.

Apakah cara ini tidak terlalu berani? Setelah sekian lama dia baru berusaha

untuk memperbaiki segalanya?

Apakah niat baiknya akan diterima? Atau mungkin keduanya akan diusir

karena tidak pernah berkunjung atau bahkan menjaga komunikasi tetap

lancar?

Yasudahlah, berusaha saja dulu. Diterima atau tidaknya itu urusan nanti

saja.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 179


"Aku bisa tua hanya untuk menunggumu berdandan seperti ini"

Decak Kyuhyun saat Seohyun keluar dari kamar dan menghampiri di ruang

tamu. Kyuhyun kira Seohyun mungkin operasi plastik dulu sampai harus

menghabiskan waktu sebanyak itu. Ternyata untuk waktu selama itu

Kyuhyun hanya melihat Seohyun berdandan sepolos itu. Tidak ada yang

begitu mencolok yang bisa membuat orang lain memberi toleransi

dihabiskannya waktu sebanyak itu untuk berdandan.

"Yang natural memang selalu lebih lama"

"Kau mungkin berpikir akan mirip monalisa dengan berdandan seperti itu"

"Aku lebih cantik dari monalisa. Astaga, kau perlu kaca mata baru"

"Aku perlu istri baru yang tidak hanya tau makan dan tidur" Kyuhyun

menarik tangan Seohyun untuk segera keluar dari dalam rumah, mereka

memasuki mobil yang tadi digunakan Kyuhyun. Mobil mereka meluncur di

jalan raya dan dimulai Seohyun untuk menduga-duga akan kemanakah

mereka.

Apakah membeli baju baru seperti yang tadi dijanjikan Kyuhyun padanya?

"Sepertinya kau sangat rindu untuk digunakan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 180


Seohyun memamerkan kartu pemberian Kyuhyun di tangannya. Mencium

kartu itu setelah cukup lama tidak jalan-jaln dan berbelanja ala hidup masa

lajangnya.

"Barang pertama apa yang akan kau beli dengan itu" Kyuhyun meladeni

keantusiasan Seohyun menggesek kembali kartu di tangannya. Bukan

tertarik, hanya berusaha menghilangkan kebosanannya menyetir untuk

sampai pada tujuan mereka.

"Makanan? Baju baru? Sepatu? Tas? Skincare?" Seohyun terlihat berpikir

pada deret pilihan yang disebutnya

"Astaga, aku rindu aroma baru mereka semua" Jiwa hedonis yang sudah

sangat dikenal Kyuhyun dari Seohyun. Dan Kyuhyun sudah tidak terkejut

mendengar itu dari Seohyun

"Tidak. Sepertinya saat ini yang harus ku miliki adalah anak. Karena itu,

kita selamatkan kebutuhan dia dahulu" Seohyun mendapatkan tatapan

sangat setuju dari Kyuhyun. Ketidaktertarikan Kyuhyun tadi pada

pembahasan Seohyun berubah secepat mungkin ketika Seohyun merubah

topik menjadi anak.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 181


"Kita punya cukup uang untuk membeli semua makanan, baju baru, sepatu,

tas baru, skincare untukmu dan juga membeli segala kebutuhan anak kita.

Aku bekerja pagi hingga malam bukan hanya untuk disimpan"

Oh, andai saja semua suami di dunia bisa bicara seperti Kyuhyun. Bicara

menggiurkan dan disesuikannya dengan potensi.

"Hanya satu yang tidak pernah ku sesali dari pernikahan ini" Seohyun

menanggapi penuturan Kyuhyun tentang Seohyun dan calon bayi mereka

bisa dibelikannya apapun. Tanggapan dengan wajah canda yang ternyata

dilihat Kyuhyun dengan serius.

"Menikah dengan pria kaya raya. Astaga, itu menyenangkan. Aku bisa

membeli apapun yang ku mau"

Astaga Seohyun. Sekalipun itu benar, kau tidak harus sejujur. Angkatlah

sedikit harkat kita para wanita Seohyun.

"Dan selain kaya karena aku kaya raya, kau menyesali segala alasan

menikah denganku?"

"Tentu saja, kau pikir tempramenmu tidak terlalu berbahaya untuk kondisi

jantung?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 182


Kyuhyun yang mendengar dan sebagai pria yang disebut Seohyun hanya

berdecak, dia tahu itu hanya cara Seohyun untuk mengoloknya. Dia cukup

tahu, menjadi wanita yang gila kekayaan bukanlah gaya Seohyun.

Seohyun terlihat terlalu berusaha untuk membuat keadaan mereka terus

seperti itu. Dia rela menekan egonya mati-matian, merubah sikapnya dari

yang sedikit bicara dan kini cenderung kebanyakan kata-kata. Kasihan

Seohyun, dia mungkin terlalu lama kesepian. Saat dia merasa sedikit

nyaman bisa bicara sesukanya, dia terlalu berusaha keras untuk membuat

keadaan itu tetap seperti itu.

Diperjalanan Kyuhyun menghentikan laju mobilnya. Keluar dari mobil

yang dikira Seohyun sedang mencari toilet atau semacamnya. Maka

dibiarkan Seohyun pria itu keluar dan juga tidak banyak bertanya ketika

Kyuhyun membuka pintu kursi penumpang dan memasukkan sesuatu ke

sana.

Tentu saja, raja ngantuk sedang mempersunting Seohyun. Dia terlalu lemah

dengan angin dari kaca mobil yang menciumi hingga matanya.

Kyuhyun menyalakan musik ketika mobil itu mulai hening dari suara

Seohyun. Dipelankannya karena kebiasaan baru Seohyun yang buruk, yaitu

bisa tertidur dengan begitu cepat dimanapun dan kapanpun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 183


Belum sampai dua puluh menit mobil itu berjalan, Seohyun sudah menguap

dan juga mengunci mulut dari kata-kata tidak pentingnya.

Kyuhyun membiarkan Seohyun tidur sebelum mereka benar-benar sampai.

Sesekali pria itu mencuri pandang ke arah Seohyun yang memiringkan

kepala ke arahnya. Wanita itu selalu tidur di sampingnya, mereka bahkan

satu ranjang, bagaimana mungkin Kyuhyun bisa menyia-nyiakan waktu

tidak melihat istri secantik itu?

Kyuhyun menggunakan salah satu tangannya yang bebas untuk menarik

selimut kecil yang ada di kursi penumpang, diselimutinya bagian kaki

Seohyun hingga perutnya. Sesaat tangan itu terhenti, seolah terserang listrik

ketika perut buncit itu mengenai tangannya.

Itu anaknya? Di dalam sana? Astaga, kenapa rasanya menjadi

membanggakan?

Kyuhyun tersenyum, entahlah. Semuanya menjadi terasa menenangkan, dia

tidak tahu soal kata-katanya. Pada intinya ada kebahagiaan tertentu yang

tidak bisa dilukiskannya dengan begitu indah untuk mewakili apa yang

dirasakannya saat ini.

Dilanjutkannya kegiatan tangannya, menyentuh perut Seohyun pelan dan

kemudian di elusnya lembut.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 184


Oh begitu rasanya?

Tidak, Seohyun tidak boleh bangun dan melihatnya demikian. Itu

memalukan.

Kyuhyun lebih berhati-hati, dia tidak ingin Seohyun terbangun dan

melihatnya. Tapi tangannya juga tidak mau berhenti, tangan itu terlalu

bersemangat untuk menyentuh anaknya di dalam sana.

"Tolong jangan menjadi sama seperti ibumu. Dia menyebalkan" Bisik

Kyuhyun pelan yang sebenarnya itu bisa didengar Seohyun andai saja

wanita itu masih bangun.

Kyuhyun sadar jika perjalan mereka sudah tidak lagi panjang untuk sampai.

Akhirnya ditariknya kembali tangan itu dan mulai memelankan laju mobil.

Deru dari detak jantung Kyuhyun mulai tidak teratur, rasa takutnya yang

sama hadir kembali ketika pertama kali memasuki gerbang besar itu dan

duduk di dalam rumah.

Sensasinya masih sama

Yaitu mengerikan. Kyuhyun masih pada rasa takut akan ditampari

kemudian akan diamputasi oleh orang-orang yang berkemungkinan tega

melakukan itu padanya. Yaitu orang tua Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 185


Benar, Kyuhyun sebenarnya membawa Seohyun ke rumah orang tua

Seohyun. Setelah apa yang terjadi belakangan ini, Kyuhyun semakin sadar

jika selama ini dirinya terlalu pasrah pada hubungannya dengan keluarga

Seohyun. Dia terlalu tidak peduli tentang orangtua Seohyun yang bahkan

tidak pernah bertanya bagaimana kabar anak mereka kepada Kyuhyun.

Kyuhyun tahu orangtua Seohyun masih sangat marah. Tapi jika tetap diam

dan membiarkan saja semua berlalu, bagaimana nanti nasip anaknya dengan

Seohyun?

Jika ditanya siap, sebenarnya mental Kyuhyun tidak terlalu siap untuk

bertemu dengan keluarga Seohyun. Masalahnya, sampai kapanpun

Kyuhyun tidak akan pernah siap jika tidak dipaksanya seperti saat ini.

Kaki serta tangan Kyuhyun saja bergetar, merasa terlalu tidak tahu diri

setelah sekian lama memperistri anak yang punya rumah, baru kali ini dia

berani menunjukkan batang hidungnya. Buatlah keluarga Seohyun juga

tidak pernah menghubungi mereka lebih dulu, tetapi masalahnya dalam

keadaan ini yang bersalah adalah Seohyun dan Kyuhyun. Sangat wajar jika

mereka yang seharusnya berusaha untuk bisa berhubungan baik kembali

pada keluarga Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 186


Mobil Kyuhyun akhirnya berhenti di depan pagar besar rumah Seohyun.

Berulang kali Kyuhyun menelan saliva dan membuang napasnya. Semoga

tidak terjadi baku hantam di dalam sana nanti.

"Lindungi kami Tuhan"

Doa Kyuhyun seperti orang yang akan pergi berperang. Percayalah, jika

saat ini kalian berada di posisi Kyuhyun, kalian akan mengatakan itu lebih

menakutkan lagi dari perang. Terdengar konyol memang doa seorang

Kyuhyun, namun rasa takutnya membuat Kyuhyun yakin jika saat itu hanya

Tuhan yang mampu menolongnya dari kemungkinan serangan pisau tajam

orangtua Seohyun.

Detik itupun tiba, waktu untuk memulai perjuangan telah di depan mata,

maka Kyuhyun memutuskan untuk membunyikan klakson mobil, memberi

tanda kepada security untuk memberi mereka akses masuk ke pekarangan

rumah orangtua Seohyun.

Tak perlu lama bagi security untuk memberi izin ketika melihat ada sosok

nona muda mereka tertidur di sebelah kursi kemudi. Sedikit terkejut, namun

itu bukanlah bagian yang menjadi urusannya. Dipersilahkannya mobil

Kyuhyun untuk memasuki pekarangan, melajukan puluhan meter lebih ke

dalam dan kemudian Kyuhyun menghentikan mobil saat seorang pria

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 187


menghentikan mobil mereka dan memberi isyarat untuk mengurus parkir

mobil Kyuhyun.

Kyuhyun menghentikan mobil dekat dengan pintu besar rumah Seohyun,

jantung Kyuhyun semakin berpacu ketika dia melepas stir dan mulai

membuka pintu mobil. Berencana untuk keluar lebih dulu, kemudian dia

akan membangunkan Seohyun dari sisi luar mobil sebelahnya.

Berulang kali Kyuhyun membuang napas saat kakinya sudah menginjak

ubin teras rumah itu. Dia memaksakan senyum kepada orang yang

menyambut tamu tadi. Memberi isyarat tolong juga agar pria itu

mengeluarkan buah tangan yang tadi dibelinya di perjalanan.

Kyuhyun mengitari depan mobil menuju sisi mobil yang digunakan

Seohyun. Dibukanya pintu mobil dan melihat Seohyun yang masih tertidur

begitu pulasnya.

"Bagaimana dia bisa tidur senyeyak ini sementara aku seperti akan

melakukan genjatan senjata"

Kyuhyun masih sempat berdecak pelan, sebenarnya dia tidak tega untuk

membangunkan Seohyun. Namun harus dilakukannya sebelum mereka

justru diusir dari sana.

"Seohyun"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 188


Kyuhyun bernada sangat pelan, namun tidak juga diberi respon Seohyun

bahkan dengan pergerakan kecil.

"Seohyun, bangunlah. Kita sampai"

Kedua kalinya Kyuhyun bersuara, bedanya kali ini adalah Kyuhyun

mengangkat tangan dan menyetuh wajah Seohyun dengan telapak

tangannya. Ibu jarinya mengelus naik turun lembut wajah Seohyun.

"Seohyun. Kita harus menghabiskan uang untuk berbelanja" Candanya,

siapa tahu dengan membawa-bawa uang seperti obsesi Seohyun tadi, wanita

itu akan lebih cepat membuka mata.

"Seohyun" Ulang Kyuhyun untuk kesekian kali, ibu jarinya tadi

membenarkan letak rambut Seohyun menunggu wanita itu sungguh bangun.

Dirapilannya sedikit penampilan Seohyun untuk terlihat layak bertemu

kedua orangtuanya setelah sekian lama. Usai dirapikannya penampilan

Seohyun, Kyuhyun kembali menyentuh wajah itu dengan ibu jarinya.

"Seohyun.." Panggilan lembut itu akhirnya mendapat respon dari Seohyun.

Wanita itu mulai mengedip-ngedipkan kelopak mata sampai benar-benar

melihat wajah Kyuhyun di depan wajahnya. Pria itu sedang tersenyum

menunggunya mengumpulkan kesadaran kembali.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 189


"Apa ini efek karena aku terlalu terobsesi kepada pria tampan? Aku sampai

terbawa mimpi?"

Astaga, wanita itu mulai lagi.

Sepertinya bawaan bayi mereka adalah perayu ulung.

"Kau sudah sadar. Tidak perlu berpura-pura" Decak Kyuhyun membalas

Seohyun, diacaknya sebentar puncak kepala Seohyun yang kemudian

membuat keduanya saling terkekeh.

"Kenapa kau selalu tahu setiap kali aku berpura-pura?"

"Saat ini bukan itu yang penting. Yang terpentingnya adalah kau turun

dengan pelan. Lalu kita akan masuk"

"Berbelanja dan menghabiskan uang? Astaga, inilah impianku sejak kecil"

Seohyun masih sempat bercanda, diterimanya uluran tangan Kyuhyun yang

mengulurkan tangan membantunya turun dari dalam mobil.

Sepatu kets putih bersih Seohyun akhirnya menyentuh ubin teras rumah

orangtuanya. Kaki putih mulusnya terekspos hingga beberapa centi di atas

dengkulnya saat angin juga mulai menyambutnya pulang. Dress biru muda

dengan pita kecil dipinggangnya itu terlihat begitu serasi dengan cardigan

putih yang membantunya melawan dingin.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 190


Belum Kyuhyun menutup pintu mobil, tangan pria itu yang bebas dari

membantu Seohyun diangkat Kyuhyun untuk membenarkan anak rambut

Seohyun yang sedikit terlepas dari ikatan rambut setengahnya. Sempat

Seohyun ingin menciptakan langkah, namun melepaskan tangan dari

Kyuhyun sajapun belum terjadi Seohyun sudah harus terdiam saat matanya

akhirnya menyadari sesuatu.

Tidak, bukan karena dia sadar jika ternyata dia dibawa Kyuhyun pulang ke

rumah orangtuanya. Tapi karena matanya bertemu dengan mata seorang

wanita paruh baya yang berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Seohyun terdiam setelah sadar itu adalah ibunya. Wanita yang sudah sangat

dirindukannya namun selama ini terlalu takut untuk dihubunginya kembali.

Seohyun juga sempat menatap sekeliling hingga mengerti jika Kyuhyun

membawanya pulang. Astaga, darimana Kyuhyun mendapatkan ide itu?

Dari mana Kyuhyun mendapatkan keberanian itu?

Tidak hanya Seohyun yang terdiam, Kyuhyun juga pada akhirnya

melakukan hal yang sama. Pria itu juga melihat ada kedua orangtua

Seohyun berdiri beberapa meter dari mobil mereka. Sedang menatap

mereka tajam dan mungkin sudah berdiri di sana sejak lama.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 191


Seohyun mulai gemetar, rasa takutnya kembali berpacu ketika dilihatnya di

belakang sang ibu ada ayahnya. Pria yang dulu begitu memanjakannya dan

berubah drastis ketika Seohyun mengaku hamil dan ingin menikah. Dia

belum pernah merasa setakut itu kepada kedua orangtuanya, beruntungnya

Seohyun ketika dirasakannya Kyuhyun menggenggam tangannya kuat.

Sebuah tanda jika Kyuhyun sedang mengatakan 'kita hadapi bersama-sama'

Setelah diberi kekuatan demikian, Seohyun akhirnya membuang napas.

Mendapatkan keberanian menunduk memberi hormat kepada kedua

orangtuanya yang masih diam tanpa sambutan ke arah mereka.

Percayalah, serangan tatapan yang diberikan Tuan Seo saat ini lebih

menakutkan daripada serangan negara api.

"Eomma" Seohyun memberanikan diri untuk memanggil sang ibu setelah

dulu dia dipaksa pergi dan sebagai bayarannya kedua orangtuanya bersedia

datang pada pemberkatan pernikahannya. Panggilan itu sama sekali tidak

mendapatkan respon dari siapapun.

Seohyun memaksakan diri untuk tersenyum. Dibantu Kyuhyun akhirnya

Seohyun berjalan lebih mendekat ke arah sang ibu. Sekalipun takut,

nyatanya rasa rindu itu lebih menguasai hatinya. Sudah cukup dia menahan

diri berbulan-bulan tidak memeluk sang ibu, sudah cukup Seohyun hanya

mencuri-curi untuk melihat kedua orangtuanya diam-diam.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 192


"Appa"

Seohyun beralih pada sang ayah yang juga sama tanpa ekspresi saat

melihatnya. Tidakkah mereka merasa rindu seperti yang dirasakan

Seohyun?

"Kalian masih marah?"

Tidak ada tanggapan akhirnya membuat air mata Seohyun jatuh. Dia

menangis tanpa suara dan menatap memohon kepada kedua orangtuanya.

"Aku menempatkan diriku sebagai orang yang bersalah. Untuk itu aku

selalu meminta maaf"

Suara Seohyun mulai berat, air matanya yang jatuh tidak lagi sempat untuk

dihapusnya. Sementara Kyuhyun masih memilih untuk diam dulu kemudian

akan bicara jika memang sudah waktunya.

"Tapi apa yang sudah terjadi bukan sesuatu yang bisa ku perbaiki. Yang

bisa ku lakukan hanya bertanggungjawab pada kesalahanku Eomma" Lanjut

Seohyun dengan pilunya, dia sangat ingin memeluk keduanya. Namun tidak

bisa dilakukannya ketika wajah kedua orangtuanya tidak terlihat senang

dengan kedatangannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 193


Bicara sendiri sejak tadi membuat keadaan hati Seohyun semakin miris.

Dijatuhnya kedua lututnya di atas ubin yang lantas membuat Kyuhyun

kehilangan tangan Seohyun. Seohyun mengangkat kedua tangan dan

memohon kepada kedua orangtuanya.

"Aku tidak menuntut untuk dimaafkan, aku juga tidak menuntut untuk

diterima kembali semudah ini. Setidaknya berikan aku kesempatan untuk

membuat kalian memaafkan aku. Aku ingin melihat kalian, setidaknya

dengan itu membuatku mengingat jika aku pernah sangat dicintai"

Ketegaan yang sejak tadi dibentengi Nyonya Seo mulai goyah. Wanita itu

sudah membuang tatapan dari Seohyun ke arah lain. Sebenarnya tidak tahan

melihat anaknya berlutut dan memohon seperti itu. Karena mereka tahu

melakukan hal-hal seperti itu bukanlah gaya anak mereka.

"Setelah berbulan-bulan, kau baru tahu caranya pulang?"

Akhirnya suara yang ditunggu Seohyun untuk didengarnya berbunyi. Tuan

Seo akhirnya angkat bicara sekalipun dengan wajah datarnya.

"Aku takut kalian tidak siap melihatku seperti ini Appa"

"Lalu kenapa yang dilakukannya sejak tadi hanya diam?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 194


Bukannya memberi tanggapan pada jawaban Seohyun, Tuan Seo justru

mengomentari sikap Kyuhyun. Sementara Kyuhyun diam bukan karena

tidak ingin meminta maaf seperti Seohyun, dia hanya sedang menunggu.

Biasalah, menantu memang selalu salah di mata mertua.

"Kau tidak merasa bersalah telah menghamili anak orang?"

Suara Tuan Seo mulai naik, sekalipun dengan ekspresi datarnya

"Bagaimana bisa kau setega itu merusak masa depan anak kami satu-

satunya"

"Maaf Aboenim"

"Jangan panggil aku seperti itu, aku bukan orangtuamu. Sialan!!!"

Dan ternyata kemarahan yang sudah ditahan-tahan Tuan Seo pecah ketika

mendengar suara Kyuhyun untuk pertama kalinya. Kemarahan luar biasa

mengingat bagaimana Kyuhyun membawa Seohyun dengan begitu mudah

namun tidak pernah terpikir juga untuk membawa Seohyun pulang.

Tuan Seo setengah berlari, mengepal tangan kanannya keras yang segera

disadari Seohyun bahwa Kyuhyun adalah sasaran utama tangan itu.

Kyuhyun bertahan pada posisinya, menyadari kesalahan yang akhirnya

membuat Kyuhyun tidak berusaha untuk membela diri.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 195


Dia salah, dan dia menerima hukumannya.

Namun sepertinya Seohyun tidak sependapat, wanita itu segera berdiri dan

menarik Kyuhyun untuk berdiri di belakang tubuhnya. Sangat cepat dan

sangat beruntung ketika Tuan Seo mampu menahan tangan ketika wajah

putri kesayangannya tiba-tiba di depan tinjuannya.

Mengejutkan semua orang ketika Seohyun melindungi Kyuhyun dari

pukulan sang ayah. Dari Tuan Seo, Nyonya Seo terutama Kyuhyun. Bukan

lagi rasa takut kepada Tuan Seo yang lebih mendominasi perasaan

Kyuhyun. Ketidakpercayaan pada sesuatu yang ternyata bisa dilakukan

Seohyun untuknya.

"Appa, jangan mendekatinya. Dia suamiku. Ku mohon, aku tidak mau kau

menyakitinya"

Oh Seohyun hati-hati. Kau akan kerepotan jika kau selalu seperti itu maka

Kyuhyun bisa terlalu menikmati diperjuangkan dan justru jatuh cinta.

Percayalah, jika dia jatuh cinta kau akan kesulitan.

"Dia membuat hidupmu seperti ini. Dan kau membelanya?"

Kepalan Tuan Seo yang gemetar itu perlahan turun dari depan wajah

Seohyun. Tatapan tajamnya semakin menjadi ketika melihat Seohyun

membela Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 196


"Aku tau ini salah Appa. Tapi lihat, aku belajar sesuatu dari semuanya. Dan

itu karena dia"

"Pria brengsek dan sialan seperti ini tidak bisa mengajarkan apapun, dan

kepada siapapun"

"Appa, dia suamiku. Dia punya nama. Namanya bukan pria brengsek atau

apapun"

"Dia tidak lebih dari lelaki kurang ajar. Tidak punya etika dan juga sialan.

Lalu apa?"

"Hanya karena aku hamil. Bukan berarti dia pernah meniduri banyak wanita

hingga menjadi brengsek dan sialan seperti yang Appa katakan"

"Ini yang kau sebut dengan belajar sesuatu dari yang sudah terjadi? Menjadi

semakin tidak sopan dan mulut yang semakin tidak bisa kau kendalikan?"

Nada bicara Tuan Seo mulai merendah ketika sang istri menahan bahunya.

Menariknya mundur, tanda untuk tidak meladeni kedua orang itu lagi.

Kyuhyun memberi isyarat kepada Seohyun untuk tidak menjawab lagi,

mungkin orangtua Seohyun belum siap untuk bertemu mereka. Sekalipun

seperti itu, setidaknya mereka sudah berusaha. Namun saat Kyuhyun

menyentuh bahunya, tangis Seohyun justru semakin pecah. Air matanya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 197


semakin deras, malu sekaligus sakit dengan setiap deret kata yang sudah

disampaikan sang ayah kepada Kyuhyun.

Sementata Kyuhyun yang dicacimaki merasa biasa, sadar jika dirinya

pantas mendapatkan itu. Tapi entahlah, Seohyun terlalu merasa bersalah

kepada Kyuhyun yang dengan begitu niatnya membawanya pulang ke sana,

memperbaiki hubungan dengan orangtuanya, namun niat baik itu justru

berakhir dengan sumpah serapah.

Seohyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya, yang lantas membuat

Kyuhyun memeluknya dan sebisa mungkin menenangkan Seohyun.

"Apa semua orang pikir ini juga tidak sulit untuk kita? Kenapa yang mereka

tahu hanya menghakimi?"

Kalimat itu secara tidak langsung sedang Seohyun sampaikan kepada kedua

orangtuanya. Namun Kyuhyun mencoba untuk lebih membujuk Seohyun.

Agar tidak mengeluarkan kata-kata yang berpotensi membuat Tuan Seo

semakin marah.

"Sudah Seohyun. Cukup" Mohon Kyuhyun dengan sangat pelan. Keduanya

sibuk sementara kedua orangtua itu justru meninggalkan mereka dengan

kemarahan yang sama.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 198


"Berikan mereka waktu 5 menit untuk keluar. Jika mereka tidak keluar,

kalian bisa memaksanya dengan cara menyeretnya"

Dalam tangis Seohyun kembali dikagetkan oleh suara sang ibu yang sejak

tadi tidak mau bicara. Ibu yang dulu begitu lembut bisa memperlakukannya

sekejam itu?

Bagaimana bisa?

Dia bahkan tidak menjawab Seohyun sejak tadi, apakah Seohyun sudah

sehina itu di mata mereka?

"Buang"

Kedua kalinya Nyonya Seo bicara kepada pekerja di rumah mereka yang

masih menggendong parsel buah yang tadi dibawa Kyuhyun.

"Tapi nyonya...?"

"Kau akan membuangnya atau kau yang akan ku buang?"

"Baik nyonya" jawab pekerja itu cepat. Dia tidak membuang, tetapi

memasukkan kembali ke dalam mobil Kyuhyun. Sementara pasangan suami

istri yan ditinggalkan di halaman itu bertahan pada posisi mereka sebelum

Kyuhyun menuntun Seohyun untuk masuk ke dalam mobil kembali.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 199


Mereka harus keluar sebelum dipaksa seperti yang dikatan Nyonya Seo

tadi.

***********

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 200


******WEDDING VOW, SANTI LUMBAN GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 201


Hening dan diam menjadi saksi perjalanan Seohyun dan juga Kyuhyun

hingga keduanya sampai di rumah kembali. Bisu itu semakin mencekam

ketika sore semakin berangsur menjadi malam.

Tak terlihat tanda-tanda jika keduanya berniat membuka akses pembicaraan

tentang apa yang tadi terjadi di rumah orangtua Seohyun. Kyuhyun juga

terlalu enggan untuk menciptakan percakapan serius dengan Seohyun

setelah melihat bagaimana tadi kebencian kedua orangtua Seohyun atas

mereka. Kyuhyun mungkin tidak akan merasakan sesakit Seohyun, karena

yang menjadi anak di sana adalah Seohyun.

Di awal, sebelum niat itu mereka lakukan Kyuhyun sudah siap pada

kemungkinan terburuk. Salah satunya adalah ini. Diusir berikut dengan

cacimakian. Kyuhyun menerima semua itu, karena Kyuhyun memang

pantas mendapatkannya. Yang tidak bisa Kyuhyun terima adalah ketika

Seohyun juga tidak bertemu orangtuanya hanya karena kedua orangtua

Seohyun membenci Kyuhyun.

Entah mengapa Kyuhyun merasa tidak ingin lebih salah lagi dengan

membiarkan saja Seohyun menjadi istrinya, tanpa adanya hubungan baik

kepada orangtua Seohyun. Tidak masalah jika Kyuhyun dibenci, karena

pada dasarnya Kyuhyun juga tidak tergila-gila untuk disenangi semua

orang. Tapi mendengar bagaimana Seohyun mengeluh waktu itu, tentang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 202


betapa kesepiannya Seohyun. Betapa sakitnya dia harus kehilangan

kesempatan bertemu dan berbicara dengan orangtuanya lagi karena apa

yang salah dan pernah mereka lakukan, Kyuhyun akhirnya menyalakan

kembali keberaniannya yang sudah lama meredup.

Dia cukup mengenal Seohyun. Seohyun bukan tipe orang yang bisa dekat

dengan banyak orang. Karena itu, dalam kondisi seperti ini tentu saja

Seohyun sangat membutuhkan dorongan moral. Terutama dari orangtuanya

Jika pada saat ini orangtua Seohyun masih menolak, itu tandanya mereka

harus berusaha lebih keras lagi dikemudian hari. Mereka tidak akan

berhenti di sana saja. Dan semoga saja Kyuhyun selalu bertahan demikian

Bicara soal orangtua, kenapa Kyuhyun terlalu sibuk mencari perdamaian

dengan orangtua Seohyun, sementara dia tidak pernah membahas

bagaimana perdamaian Seohyun dengan orangtuanya atau Keluarga Cho,

sementara Kyuhyun sudah diterima orangtuanya perlahan-lahan. Bukankah

terlalu tidak adil bagi Seohyun memperjuangkan Kyuhyun untuk bisa

diterima orangtuanya, namun Kyuhyun tidak melakukan hal yang sama

untuknya?

Kenapa Kyuhyun? Ada apa dengan itu? Karena Yuri? Kalau kau

memikirkan tentang Yuri, lalu kenapa kau masih sibuk memikirkan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 203


hubunganmu dengan orangtua Seohyun jika suatu saat kau akan akhiri

juga?

Keduanya tidak membicarakan apapun bahkan ketika mereka saling

mendahului saat berjalan menuju kamar. Seohyun berjalan di depan

Kyuhyun, wanita itu memasuki kamar dan segera membaringkan tubuhnya

di atas ranjang. Menarik selimut untuk menutupi sebagian dari tubuhnya.

Sangat terlihat jika perasaan wanita itu tidak dalam suasana yang baik.

Sementara Kyuhyun yang masuk lebih terakhir menuju kamar berhenti di

dekat pintu melihat Seohyun yang sudah berbaring di tempat tidur dan

melupakan makan malam serta membersihkan diri. Kyuhyun membuang

napasnya pelan, dia tahu percis bagaimana perasaan Seohyun saat ini. Tapi

Kyuhyun meyakini semua hal harus ada prosesnya, seharusnya Seohyun

juga bersabar untuk bisa dimaafkan dan diterima orangtuanya. Kembali

setelah sekian lama, diterima kemudian dipeluk.

Tidak, tidak semudah itu.

Tidak mungkin dibiarkannya Seohyun tidur dengan melewatkan malam,

namun Kyuhyun juga tidak tega untuk menganggu Seohyun yang terlihat

berusaha untuk menenangkan dirinya. Maka diputuskan Kyuhyun untuk

membiarkan dan memberikan waktu untuk Seohyun sendiri dulu. Pria itu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 204


memutuskan untuk mandi dan menukar pakaiannya. Tak sampai 20 menit

Kyuhyun sudah menyelesaikan kegiatan untuk dirinya.

Dilewatinya waktu sebanyak itu, namun tidak juga ada tanda Seohyun

mengeluh lapar atau sekedar menggerakan tubuhnya untuk merubah haluan

tubuhnya. Tubuh Seohyun masih membelakangi arah di mana Kyuhyun

sedang berdiri dan bercermin sambil sesekali mencuri pandang ke arah

Seohyun. Ternyata Seohyun jauh lebih menyeramkan saat wanita itu diam

seperti itu.

Kyuhyun sempat membuang napasnya, apa Seohyun marah juga padanya

karena membawaya ke rumah orangtuanya? Atau apakah Seohyun marah

untuk keadaan-keadaan yang sudah berlalu saat dimana Kyuhyun sejak

menikah tidak pernah terpikir untuk memperbaiki hubungan mereka dengan

orang tua Seohyun?

Kyuhyun akhirnya keluar dari dalam kamar, meninggalkan dan

memberikan Seohyun waktu untuk dirinya sendiri. Tidak lebih dari 10

menit pintu kamar sudah kembali terbuka. Kyuhyun kembali lengkap

dengan sebuah nampan di tangannya. Nampan berisi makan malam

Seohyun berikut dengan minumnya.

Kyuhyun berjalan pelan ke arah Seohyun dan kemudian meletakkan

nampannya di atas nakas. Kyuhyun memberanikan diri untuk duduk di sisi

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 205


ranjang yang ditiduri Seohyun kemudian menyentuh pelan puncak kepala

Seohyun.

"Heii. Makanlah sesuatu sebelum tidur" Bisiknya pelan sambil mengelus

pelan rambut Seohyun.

"Seohyun" Panggil Kyuhyun lagi yang ternyata berhasil membuat Seohyun

berhenti dari berpura-pura tidur dan kemudian membuka mata.

Menggerakkan tubuhnya untuk bisa membalas tatapan Kyuhyun ke

arahnya.

Seohyun tidak langsung menjawab, yang dilakukannya hanya menatap

Kyuhyun tanpa ekspresi untuk beberapa saat dan Kyuhyun memutuskan

untuk tetap tersenyum. Berusaha untuk bersabar, saat ini yang bisa

mengontrol perasaan dan perilaku hanya dirinya. Entah diamnya Seohyun

sebagai tanda jika dirinya marah, maka Kyuhyun tidak berkeinginan untuk

membalas itu dengan marah yang sama. Yang terpenting untuk saat ini

adalah menjaga kesehatan Seohyun.

Maka dibalas Kyuhyun tatapan itu dengan sebuah senyuman, mengangkat

tangan kembali dan menyentuh wajah Seohyun sebelah kanan dan

kemudian diusapnya naik turun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 206


"Aku membawakanmu sesuatu. Biar ku bantu kau duduk" Suara Kyuhyun

lembut, terdengar sangat berusaha untuk membujuk. Dibantunya Seohyun

untuk duduk dan kemudian pria itu mengangkat salah satu piring yang ada

di atas nampan yang tadi dibawanya.

"Pikiran tidak boleh membuat kita sakit. Jika kita sudah sakit, tak ada yang

bisa kita lakukan. Karena itu, kau harus selalu menjaga kesehatan dengan

makan dan minum secukupnya"

Kyuhyun menyendok nasi dari piring yang ditolak Seohyun dengan

tangannya. Bukan sedang berusaha untuk sok manja, Seohyun justru

mengambil alih sendok dari tangan Kyuhyun dan meyuapi dirinya sendiri.

"Kata siapa aku akan melewatkan makan malamku. Aku hanya berpikir

sebentar dan berencana makan 2 menit lagi. Tapi kau sudah datang, jadi kau

menghemat energiku"

Akhirnya Seohyun bicara yang sedikit melegakan perasaan Kyuhyun.

Menyeramkan saja melihat Seohyun tiba-tiba diam yang lantas membuat

Kyuhyun kebingungan untuk bersikap. Seohyun bahkan masih berusaha

untuk bercanda sekalipun itu hanya pura-pura. Entahlah, belakangan

Seohyun menjadi terlalu takut untuk bertengkar lagi dengan Kyuhyun

seperti dulu. Dia mungkin sudah terlalu nyaman dengan hubungannya

dengan Kyuhyun belakangan ini yang perlahan semakin baik. Dia tidak

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 207


mau ketidaknyaman terjadi lagi antara mereka jika dia bertahan pada

kesesakannya dan justru mengabaikan Kyuhyun seperti tadi.

"Kau yakin tak ingin disuapi?" Seohyun berdecak dengan penawaran

Kyuhyun yang sengaja untuk menggodanya. Tidak dijawabnya yang

kemudian memperhatikan Kyuhyun ketika pria itu mengangkat gelas dari

nakas kemudian menyodorkan padanya.

Sejak kapan menikah menjadi semenyangkan ini?

Apakah orang-orang yang menikah di luar sana juga seperti mereka?

Mengapa tidak sejak dulu saja mereka melakukan hal-hal seperti ini jika

ternyata begini sangat membuat Seohyun merasa nyaman?

Apapun itu, intinya adalah Seohyun bersyukur untuk hubungan baiknya

belakangan ini dengan Kyuhyun.

Tangan kanan Kyuhyun yang tadi mengangkat gelas diturunkan Kyuhyun

setelah Seohyun meneguk beberapa kali isi di dalamnya. Diletakkanya

kembali gelas itu di atas nakas sebelum terkejut ketika tangan itu disusul

Seohyun kemudian digenggam Seohyun yang menciptakan tanda tanya di

kepala Kyuhyun. Pria itu melihat tangannya yang digenggam Seohyun,

ditatapnya bergantian dengan mata Seohyun yang terlihat serius

memandangnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 208


"Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan singkat dari Seohyun. Keseriusan itu semakin terjadi ketika

Kyuhyun juga membalas tatapan keseriusan Seohyun. Ditatapnya cukup

lama mata Seohyun. Dia tahu ke arah mana pertanyaan Seohyun tadi.

Bukankah seharusnya Seohyun yang ditanya baik-baik saja? Lalu kenapa

justru Seohyun yang mempertanyakan itu kepada Kyuhyun?

Setelah merasa cukup meyakinkan dirinya dengan menatap Seohyun,

Kyuhyunpun tersenyum simpul sebagai jawaban agar Seohyun tidak perlu

terlalu memikirkan bagaimana perasaannya perihal kejadian tadi.

"Pernah lebih baik, tapi kurasa aku tidak apa-apa"

Kyuhyun melanjutkan senyumnya ke arah Seohyun yang masih saja pada

tatapan yang sama. Dilihatnya membuang nafasnya pelan hingga Kyuhyun

teringat kembali saat dimana Seohyun membelanya di depan kedua

orangtuanya. Lama mengenal Seohyun ternyata tak lantas mengenal

Seohyun secara keseluruhan terutama yang di dalam sana, di dalam hatinya.

Di luar gadis itu terlihat seperti ular. Yang diam-diam tetapi selalu siap

menerkam kapan saja dan penuh bisa yang bisa membunuh. Tetapi sejauh

ini, Kyuhyun bisa melihat jika Seohyun yang seperti itu ternyata memiliki

kehangatan dan pengertian luar biasa.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 209


Banyak sifat Seohyun yang muncul setelah menikah, dan itu cukup

mencengangkan.

"Aku tahu kata-kata mereka menyakiti perasaanmu"

"Aku tidak apa-apa. Sungguh"

"Apa kau lelah?"

"Terkadang"

"Mau berhenti?"

Kyuhyun mengernyit dengan pertanyaan terakhir Seohyun, seolah

pertanyaan itu salah didengarnya atau Seohyun yang salah mengucapkan

"Kita menyerah saja?"

"Tidak" Jawab Kyuhyun cepat dan tegas.

Dibalas Kyuhyun tangan Seohyun, digenggamnya erat dan kemudian

menatap Seohyun meyakinkan.

"Kita yang salah, dan seharusnya kita yang berusaha memperbaiki

semuanya"

"Tapi sampai kapan?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 210


"Sampai menjadi baik"

"Sampai menjadi baik? Mereka bahkan tidak memberi kita kesempatan"

"Itu yang harus kita usahakan"

"Kau terlalu yakin"

"Kita harus memiliki keyakinan jika ingin menang"

Bukannya menjadi serius, Seohyun justru terkekeh dengan penuturan

Kyuhyun. Menasehati seperti itu tentu saja bukan gaya Kyuhyun.

"Baiklah tuan" canda Seohyun kemudian melanjutkan makannya.

Setidaknya ada Kyuhyun yang menjadi alasan dia bertahan diperlakukan

seperti itu.

"Aku sedang tidak bercanda Seohyun" Kyuhyun meyakinkan Seohyun dari

tanggapan berupa candaan yang diberikan Seohyun.

"Baiklah" Seohyun menpuk bahu Kyuhyun kemudian meletakkan piringnya

di atas nakas. Merasa cukup dan kemudian meminum beberapa teguk air

putih. Mungkin sedang berusaha berpura-pura untuk baik-baik saja dengan

semua itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 211


"Seohyun" nada suara Kyuhyun sudah berbeda dari sebelumnya. Itu kata

lain dari dia kurang suka pada reaksi Seohyun akan apa yang dikatakannya.

Seolah Seohyun tidak yakin jika Kyuhyun siap untuk menghadapi

bagaimanapun sikap orangtua Seohyun selama mereka berusaha untuk

memperbaiki hubungan.

"Jangan berjanji. Aku tak suka mendengarnya" Seohyunpun kembali

kepada keseriusannya, namun sudah tidak dengan embel-embel pengalihan

pembicaraan seperti yang tadi dilakukannya. Dibalasnya tatapan Kyuhyun

tajam dan kemudian melepaskan tangannya yang lain dari Kyuhyun.

"Kau tidak percaya padaku?"

"Jika aku percaya dan suatu saat kau tidak penuhi. Aku yang tersakiti. Dan

aku tidak mau seperti itu"

"Ku kira kita saling percaya Seohyun" ucap Kyuhyun kecewa, dialihkannya

tatapan dari Seohyun dan kemudian membuang napasnya pelan.

"Kita tidak pernah saling percaya"

"Lalu hal bodoh apa yang kita lakukan belakangan ini"

"Begitulah menikah"

"Kita menikah, seharusnya alasan itu cukup untuk kita saling percaya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 212


Kyuhyun terdengar tegas dengan ucapannya, mengoreksi Seohyun yang

kali ini juga terlihat tidak terima dengan apa yang dikatakan Kyuhyun.

"Bukan aku yang bermasalah dengan kepercayaan di sini"

Cetusnya yang secara tidak langsung sudah menghajar Kyuhyun dan

kemudian menuduhnya bahwa sebenarnya yang bermasalah dengan

kepercayaan di sana adalah Kyuhyun, bukan Seohyun.

"Dimana letak ketidakpercayaanku....." Kyuhyun menghentikan kalimatnya

ditengah perjalanan

"Oh Tuhan. Lupakan saja" Diputuskannya untuk mengakhiri debat itu.

Tidak seharusnya dia memancing pertengkaran saat dimana perasaan

Seohyun tidak dalam kondisi yang baik.

Perubahan yang cukup baik dari Kyuhyun, dia mulai pandai mengontrol

emosi dan semakin bersabar untuk menghadapi Seohyun. Mengalah

semakin banyak yang pada akhirnya meraih tangan Seohyun yang tadi

sempat dilepaskan Seohyun.

"Baiklah. Mulai sekarang aku berjanji, aku tidak akan merusak

kepercayaanmu"

Oh Kyuhyun.......

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 213


"Jangan mengangkatku dengan harapan untuk kau jatuhkan nanti"

"Aku bersungguh-sungguh"

"Kau tidak akan melepaskan tanganku bagaimanapun orangtuaku

menolakmu?"

Kyuhyun mengangguk tanpa menjawab Seohyun dengan kata. Dia

menambahkan senyum untuk lebih meyakinkan Seohyun.

"Tapi kau juga harus berjanji. Tidak ada rahasia diantara kita"

"Kau tau? Kau membuat semua menjadi drama" Seohyun berdecak

kembali. Sedikit geli mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun

"Kau sangat berkeahlian membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit"

Balas Kyuhyun balik. Seohyun hanya perlu mengatakan setuju atau tidak,

bukan justru menanggapi bagaimana Kyuhyun.

"Kau mengingkarinya, akan ku pukuli kepalamu menggunakan batu"

Akhirnya Seohyun mengutarakan ketersediannya. Dibalasnya senyum

bangga Kyuhyun yang kemudian membuat Seohyun salah tingkah.

"Kau tidak makan juga?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 214


Pertanyaan asal yang diutarakan Seohyun, hanya untuk mencairkan suasana

mereka yang menjadi canggung. Sekalipun itu hanya dipihak Seohyun.

Karena Kyuhyun terlihat baik-baik saja saat bergerak menuju sisi ranjang

yang lain dan berbaring kemudian.

"Besok aku harus sepagi mungkin ke kantor. Tadi aku meninggalkan

pekerjaanku. Dan besok aku harus menyelesaikannya sebelum makan

siang"

"Itu terdengar menyenangkan"

Jawaban Seohyun yang terdengar aneh didengar Kyuhyun. Pekerjaan

melelahkan itu disebutnya menyenangkan?

"Sejak kapan banting tulang menyenangkan?"

"Kau punya kegiatan yang harus kau lakukan setiap hari. Mengalihkan

pikiranmu dan juga menghilangkan kejenuhanmu"

"Karena apa yang kau katakan?"

"Kau hanya tidak menjadi aku. Di rumah setiap hari, seorang diri dan tidak

melakukan apa-apa. Percaya padaku, itu sangat membosankan"

"Bukankah sudah ada orang lain di rumah kita?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 215


"Mereka sibuk bekerja dan bekerja. Tidak ada yang bisa ku ajak bercerita.

Dan jika ku bantu, mereka selalu menolak"

"Ayolah Seohyun, aku tahu, bercerita seperti yang kau kataka itu bukanlah

gayamu"

"Benar, tapi terkadang aku juga bisa merasa kesepian"

Jawab Seohyun, keduanya berbaring dengan posisi Seohyun menghadap ke

depan, sementara Kyuhyun menghadap ke arah Seohyun. Melihat wajah

Seohyun yang terlihat bersungguh-sungguh dengan yang dikatakannya.

Tentu saja Kyuhyun merasa simpati dengan itu. Karena kenyataannya

Seohyun memang tidak pernah memiliki teman jika di tinggalkannya di

rumah.

Andai saja mereka sadar, berbincang ringan di atas tempat tidur seperti itu

sudah memperlihatkan mereka seperti yang dilakukan pasangan suami istri

normal yang lain.

"Apa aku boleh bekerja?"

Seohyun memiringkan kepalanya ke arah Kyuhyun, menatap membujuk

yang belum digunakannya kekuatan penuh untuk merayu, tetapi Kyuhyun

sudah menggeleng cepat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 216


"Tidak!"

"Ayolah, aku bosan di rumah"

"Hanya karena kau bosan tidak lantas membuatku mau dibicarakan orang-

orang sebagai suami terkejam sepanjang masa"

"Sejak kapan memberi izin istri bekerja menjadi sebuah kekejaman"

"Kejam jika istri yang dibicarakan sedang hamil sepertimu"

"Ayolah Kyuhyun. Jangan dengarkan orang-orang. Dengarkan aku saja"

"Tidak!"

"Kau menyebalkan"

Kesal Seohyun, memperbaiki posisi tidurnya kembali. Diam untuk

beberapa waktu. Dia tidak sadar jika saat ini Kyuhyun sedang berpikir

sesuatu, dan seharusnya sudah dilakukannya sejak lama. Tapi karena dia

cukup tahu semua itu tidak mudah, maka itulah yang dilakukan Kyuhyun

selama ini dengan cara perlahan.

"Kau mau tinggal dengan Eomma?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 217


Oh demi apa? Seohyun terkejut, bahkan sangat terkejut. Dia sampai

memastikan apakah pendengarannya baik, apa dia tidak salah dengar atau

apakah Kyuhyun tidak salah bicara?

"Eommaku atau Eommamu"

Seohyun mencoba memastikan, apakah dia sungguh salah dengar atau salah

praduga

"Eommaku"

Oh sialan!!!

"Heol. Daebak!"

Seohyun tidak bisa mengendalikan keterkejutannya, mulutnya sampai

setengah terbuka. Tidak percaya Kyuhyun bisa sesantai itu untuk

mengatakan hal sedahsyat itu kepada Seohyun

"Apa yang kukatakan semengejutkan itu?"

"Kau bahkan nyaris membuatku serangan jantung"

*****

"Sepertinya aku harus tidur"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 218


Seohyun memutus percakapan itu sepihak, memperbaiki cara tidurnya yang

kemudian membuat Kyuhyun sadar jika Seohyun tidak ingin membahas itu

dulu atau belum siap melakukan itu. Entah karena Kyuhyun menjadi terlalu

pengertian kepada Seohyun belakangan ini, pria itu membiarkan saja

Seohyun meninggalkannya terjaga sendirian.

Untuk beberapa lama Kyuhyun hanya memandang punggung Seohyun yang

membelakanginya. Semuanya berbeda ketika tatapan tadi berubah menjadi

sebuah penasaran pada diri Kyuhyun saat ternyata Seohyun bergerak dalam

tidurnya hingga akhirnya menghadap ke arahnya. Jika diperhatikan saat

tidur tenang seperti saat ini, Seohyun terlihat jauh lebih cantik.

Oh benar, Kyuhyun menilai Seohyun terlihat begitu cantik pada saat

setenang itu dan tanpa kalimat tajamnya.

"Tidak, dia memang selalu cantik setiap saat"

Kyuhyun berbisik pada dirinya sendiri, mendekatkan tubuhnya untuk

mendekat ke arah Seohyun hingga bahu mereka saling bersentuhan. Pria itu

amat penasaran untuk melihat wajah Seohyun sedekat itu.

"Pada saat tidak melakukan apa saja dia bisa secantik ini. Astaga"

Decak Kyuhyun mengagumi kembali garis wajah Seohyun.

Diperhatikannya setiap inci wajah Seohyun. Dari kening hingga dagunya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 219


diabsen Kyuhyun satu persatu. Dan semua itu terlihat sempurna bagi

Kyuhyun. Diangkat Kyuhyun tangannya pelan, digunakan pria itu jari

telunjuknya untuk menyentuh kening Seohyun hingga turun sampai

hidungnya.

"Sempurna"

Decakan kekaguman Kyuhyun kembali lepas, hingga jarinya itu turun ke

bibir Seohyun dan berakhir di dagunya. Kyuhyun menggeleng-gelengkan

kepala menyadari betapa dia telah menyia-nyiakan sang istri selama ini. Dia

menganggurkan seorang secantik itu.

Kyuhyun? Kau baik-baik saja? Melakukan hal-hal seperti itu belakangan

ini. Kau yakin tak mau memastikan sesuatu?

Kyuhyun akhirnya menarik tangan, kemudian melipat kedua tangan itu di

atas ranjang. Ditumpu Kyuhyun kepalanya pada tangan yang dilipatnya

tadi. Menggunakan waktu itu untuk menatap Seohyun selama yang dirinya

mau. Mengagumi setiap garis wajah Seohyun hingga tersenyum sesekali.

"Terimakasih sudah bertahan Seohyun. Aku tahu semua ini tidak mudah,

aku terlalu membuatmu menderita dengan sempat membiarkamu sendirian.

Kau tidak kemana-mana, kau tidak mengeluh dan kau mau berbaik hati

memberiku kesempatan untuk kau percayai. Aku berjanji, aku tidak akan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 220


mengecewakanmu dengan itu. Percayalah, aku tidak seperti pria brengsek

dalam pikiranmu. Hanya ada beberapa hal yang harus aku lakukan untuk

membuat keadaan kita bisa diterima Eomma dan juga aboeji"

Kyuhyun berakhir dengan tertidur dengan posisi seperti itu. Melewati

malam bertemankan kekagumannya pada setiap inci tubuh Seohyun yang

dulu begitu mudah menggodanya. Dan sekarang berakhir menjadi Seohyun

yang hamil dan gemuk.

Jika diingat itu kembali, semua terasa terlalu mudah mereka lakukan.

Sementara untuk saat ini berpegangan tangan saja harus direpotkan dengan

rasa canggung dan salah tingkah yang akan datang. Dan itu sedikit

menyebalkan bagi Kyuhyun

***********

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 221


******WDDING VOW,SANTI LUMBAN GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 222


Malam yang berlalu terasa begitu cepat bagi Kyuhyun yang cukup

kelelahan sementara dirinya juga harus bangun sepagi mungkin untuk bisa

ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya yang gantung hari yang lalu.

Kyuhyun berdecak ketika didengarnya suara alarm sedang berteriak untuk

menyudahi surga tidur yang menurut Kyuhyun masih baru saja

dinikmatinya. Sekalipun menyebalkan, Kyuhyun tetap membuka mata.

Harus dilakukannya kecuali jika ingin pekerjaanya tidak siap sampai waktu

makan siang.

Namun saat pertama kali mata itu terbuka, Kyuhyun sudah merasa ada yang

janggal ketika sisi ranjang di sebelahnya sudah tidak ditempati seseorang

yang seharusnya di sana.

Apa dia ke kamar mandi?

"Seohyun?"

Suara Kyuhyun masih terdengar serak, mencari keberadaan Seohyun

melalui tatapan pada seluruh sudut kamar. Namun tidak ada tanda-tanda

jika Seohyun sedang di sana. Kyuhyun akhirnya turun dari ranjang dan

mencari Seohyun di kamar mandi. Kyuhyun sungguh akan marah jika

Seohyun membersihkan kamar mandi lagi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 223


Dan ternyata Seohyun juga tidak ada di sana, hal itu berhasil memaksa

langkah Kyuhyun keluar dari kamar mandi dan melihat sudah banyak

aktifitas di luar kamar yang dilakukan para asisten rumah tangga mereka.

Kyuhyun hanya tersenyum saat dilihatnya asisten itu memberinya hormat.

"Melihat Seohyun?"

"Nyonya sedang melakukan sesuatu di dapur tuan"

"Dia belajar memasak lagi?"

"Aku tidak tahu membedakan antara belajar memasak dengan

menghancurkan dapur tuan"

Sepagi itu Kyuhyun tertawa ketika mendengar pekerja di rumahnya itu

mendeskripsikan secara tidak langsung yang dilakukan Seohyun di dapur

sana. Kyuhyun tertawa karena percaya dengan yang dikatakan wanita muda

itu, sebelum akhirnya wanita itu kembali sibuk pada pekerjaannya itu.

Penasaran dengan sehancur apa dapur mereka karena Seohyun, Kyuhyun

menciptakan langkah ke sana. Berjalan pelan hingga berhenti di mulut

pintu. Dilihatnya dapur tidak lagi berantakan seperti apa yang ada di

otaknya sejak tadi. Bahkan sudah ada beberapa mangkuk dan juga piring di

atas meja yang sudah berisi makanan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 224


Bagaimana bisa?

Kyuhyun mengubah haluan mata dari meja kepada dua orang yang sibuk di

sana. Diantaranya ada Seohyun yang terlihat begitu serius menyuci

peralatan memasaknya dengan wanita yang mengajarinya memasak itu.

"Dia sudah terlihat seperti istri dan menantu idaman di seluruh dunia"

Kyuhyun bicara sendiri, tersenyum dengan dalam saat dilihatnya Seohyun

mau belajar banyak hal hanya untuk bisa melayaninya sebaik yang bisa

dirinya lakukan sekalipun Kyuhyun tidak menuntut itu. Dia cukup memberi

kompromi bagi Seohyun menyesuaikan diri setelah selama ini cukup

mengenal Seohyun yang selalu hidup dengan dilayani tanpa pernah

mengerjakan hal-hal seperti sekarang.

"Kau terlihat sangat sibuk nyonya"

Kyuhyun menyapa sambil melangkah pelan ke arah meja makan. Sapaan

yang berhasil membuat Seohyun menghentikan aktifitas dan berjalan ke

arah meja yang saat ini kursinya sedang diduduki Kyuhyun.

"Aku sibuk dan itu menyenangkan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 225


Dengan wajah berbinar Seohyun membalas sapaan Kyuhyun, wanita itu

menggeser sebuah gelas ke hadapan Kyuhyun. Air lemon hangat satu gelas

penuh yang sempat membuat Kyuhyun mengangkat kening.

"Aku mencari di internet, katanya itu baik untuk tubuhmu"

"Lalu bagaimana kau memotong lemonnya"

"YA!! Aku tidak sebodoh itu"

"Seingatku kau bahkan tidak tahu cara memecahkan telur"

"Oh Tuhan, sepagi ini hatiku sudah terluka"

Seohyun berdecak yang ditanggapi Kyuhyun dan juga nyonya Shin dengan

tawa. Nyonya Shin, wanita paruh baya yang menjadi tukang masak rumah

mereka. Sudah jelas wanita itu yang mengajari Seohyun menghidangkan air

lemon hangat itu. Bagaimanapun cara Seohyun menyajikan itu, satu yang

pasti, Kyuhyun senang diberi minuman seperti itu pagi ini.

"Apa yang kau lakukan sampai bisa bangun sepagi ini?"

"Entahlah, otakku menyuruhku bangun saat mengingat jika kau harus

berangkat sepagi mungkin ke kantor"

"Karena aku?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 226


Seohyun berdecak mendengar bagaimana Kyuhyun memberi respon

padanya dengan pertanyaan itu. Pria itu terlalu berlagak kagum dengan

usaha Seohyun bangun sepagi tadi dari yang tidak pernah terjadi

sebelumnya.

"Aku istri yang mengagumkan?"

Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya terkekeh melihat Seohyun yang bisa

berubah sebanyak itu. Bukan karena dia bersedia bangun pagi hanya untuk

belajar menyajikan air lemon atau semacanya. Tapi karena Seohyun

belakangan menjadi lebih banyak bicara dan tersenyum. Wanita itu sudah

menebar aura positif yang tentu saja baik untuk suasana hati Kyuhyun

sepagi ini.

"Minumlah"

Seohyun mengangkat gelas itu, dan disambut Kyuhyun dengan

meneguknya. Tersenyum puas setelah mengalir dari tenggorokannya. Itu

menyegarkan dan tentu saja akan sangat menyenangkan jika bisa

diminumnya setiap pagi.

"Mandilah dulu, aku akan segera ke kamar dan membantumu bersiap"

Kyuhyun kembali mengerutkan kening dengan kalimat yang baru saja

didengarnya dari Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 227


Membantunya bersiap? Sejak kapan? Seohyun tidak salah bicara?

"Kau tidak akan mandi?"

Seohyun kembali menginterupsi diamnya Kyuhyun yang masih sedikit

bingung dengan kalimat Seohyun hingga menciptakan langkah untuk

memasuki kamar kembali. Mandi seperti yang dikatakan Seohyun sskalipun

harus dirunduk tanda tanya atas Seohyun.

Demi Tuhan, jika Seohyun selalu seperti itu, maka Kyuhyun harus

mengatakan jika dia betah di sana dan tidak lagi punya rencana untuk

pulang-pulang ke rumah orangtuanya. Dilayani Seohyun seperti itu ternyata

lebih menyenangkan dari pada dilayani sang ibu.

Berlalu beberapa menit Kyuhyun sudah keluar dari kamar mandi. Untuk

kesekian kali Kyuhyun tersenyum sepagi itu. Dilihatnya stelan di atas

ranjang dan sudah pasti disediakan Seohyun yang saat ini sedang sibuk

mencari dasi mana yang kira-kira cocok dengan kemeja yang tadi

dipilihnya.

Seohyun tidak menyadari tatapan penuh kagum dari belakang tubuhnya

hingga wanita itu keluar dari kamar tanpa menoleh ke belakang setelah

meletakkan dasi yang tadi dipilihnya.

"Ini baru namanya menikah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 228


Bangga Kyuhyun pada kesenangannya belakangan ini yang diperlakukan

Seohyun cukup baik. Demi apapun, mereka terlalu membuang-buang waktu

beberapa bulan ini dengan saling bertengkar dan mengabaikan. Andai saja

sejak dulu mereka sadar jika semua akan semenyenangkan ini, mereka tidak

akan membuang energi untuk hal-hal bodoh itu.

Kyuhyun segera menggunakan stelan yang disediakan Seohyun tadi. Sedikit

terhenti saat dirinya memasang dasi karena harus melihat Seohyun masuk

kembali dari pintu. Wanita itu sedang berjalan serius ke arahnya, dan

membawa sesuatu di tangannya. Terlihat Seohyun sedang bingung memilih

mana yang cocok digunakan Kyuhyun agar sesuai dengan stelan yang

digunakannya.

"Yang ini saja"

Seohyun mengenakan sendiri pada tangan Kyuhyun. Sebuah jam tangan

yang akhirnya dipilihnya untuk digunakan Kyuhyun. Seohyun tidak

bertanya pendapat tentang mana yang kira-kira Kyuhyun lebih sukai untuk

digunakannya hari ini. Seohyun justru segera menyelesaikan menggunakan

itu kemudian menyingkirkan tangan Kyuhyun dari dasinya tadi.

"2 tahun kemudian dasi ini tidak akan selesai kau pasang jika yang kau

lakukan hanya diam"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 229


Protesnya sambil membenarkan kerah kemeja Kyuhyun. Wanita itu terlihat

begitu serius dengan apa yang dilakukannya, dia tak lagi sadar jika ada

seseorang yang terangkat tinggi, melayang-layang di udara sampai tak

mengerti caranya bicara dan mengucapkan sesuatu.

"Selesai"

Seohyun menatap bangga pada dasi yang dipasangkannya di leher

Kyuhyun. Tangan yang sempat bertolak pinggang kembali diangkat

Seohyun untuk membenarkan sedikit jas Kyuhyun berhasil membawa

Kyuhyun pada kesadaran hingga menelan salivanya, tidak ingin Seohyun

tahu apa yang terjadi padanya.

"Sekarang waktunya makan"

Ajak Seohyun, semakin mengembalikan Kyuhyun pada kesadarannya.

Terutama saat Kyuhyun sadar jika sebentar lagi dia akan pergi dan

meninggalkan Seohyun di rumah. Maka istrinya itu akan kebosanan seperti

yang pernah dikeluhkannya pada Kyuhyun. Dan itu tidak akan membuat

Kyuhyun tenang untuk meninggalkan Seohyun.

"Seohyun"

Kyuhyun meraih tangan Seohyun yang hendak keluar dari dalam kamar.

Tidak benar jika mereka membahas itu di depan nyonya Shin.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 230


Seohyun hanya bertanya ke arah Kyuhyun dengan menggunakan tatapan

yang kemudian diputuskan Kyuhyun untuk membahas percakapan yang

tertunda malam lalu.

"Bagaimana permintaanku, kau sudah mempertimbangkannya?"

"Tentang?"

"Tinggal di rumah Eomma"

Kali ini giliran Seohyun yang terkejut terheran-heran. Sepagi ini apakah dia

harus diberi cobaan seberat itu? Astaga, Seohyun harus jujur jika

sebenarnya ibunya Kyuhyun sangat menakutkan.

Wajah Seohyun langsung menunjukkan sesuatu yang pada akhirnya

membuat Kyuhyun mengepal kuat tangan Seohyun di tangannya.

"Kau tak harus tinggal di sana. Maksudku selagi aku bekerja" Kyuhyun

masih bicara santai, nada seolah yang dikatakannya bukan sesuatu yang

bisa menimbulkan masalah besar untuk Seohyun dan untuk semua orang.

Sebenarnya ada apa dengan Kyuhyun? Kenapa dia mendadak menjadi

terlihat seserius itu untuk bersatu dengan keluarga mereka kembali? Kenapa

pria itu tidak melakukan itu sejak dulu?

"Tapi orangtuamu tidak menyukaiku"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 231


"Orangtuamu juga tidak menyukaiku, lalu apakah aku menyerah?"

"Tidak apa-apa. Aku lebih baik kesepian dari pada sakit hati"

Keseriusan Seohyun mulai terlihat kembali, dia tersenyum ke arah

Kyuhyun yang terlalu memaksakan diri agar Seohyun tidak merasa

kesepian di rumah. Seohyun mengerti jika Kyuhyun ingin membantunya,

tapi tidak dengan cara menyeramkan seperti ini.

Dan ada orang yang tidak suka dengan jawaban itu dari Seohyun.

"Kau tidak mau?"

"Aku belum siap"

"Kapan kau akan siap?"

"Aku tidak tahu"

"Kau tidak tahu atau kau tidak peduli"

Oh astaga Kyuhyun, haruskah sepagi ini kau bernada seperti itu? Kau baru

senang, jangan rusak pagimu dengan kemungkinan pertengkaran.

"Kyuhyun, aku tidak tahu alasan apa yang mendadak membuatmu sangat

ingin aku tinggal di sana"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 232


"Tidak ada selain karena aku tidak ingin melihatmu kesepian di rumah ini"

"Kesepian tidak ada apa-apanya dibanding dengan kemungkinan ibumu

akan mencaci maki aku kemudian mengusirku jika ke sana"

"Kau pikir aku akan menawarkanmu tinggal di sana tanpa memikirkan itu

lebih dulu?"

"Kyuhyun"

"Seohyun, sampai kapan kita akan seperti ini terus?"

Tanya Kyuhyun dengan nada sedikit pasrahnya. Andai saja dia tau jika

Seohyun sangat menginginkan apa yang ditawarkannya. Hanya saja dia

terlalu enggan untuk jujur dengan ketidaksukaannya jika Yuri juga di sana.

Soal akan dicaci maki, Seohyun sudah siap dengan semua itu, yang

Seohyun tidak siap adalah saat dimana Yuri juga harus melihat dirinya

dicaci maki dan tidak diinginkan Tuan dan juga Nyonya Cho. Tapi

sepertinya Seohyun tidak punya rencana untuk jujur kepada Kyuhyun

tentang alasan utama mengapa dirinya belum siap ke rumah Kyuhyun.

Tidak mendapatkan jawaban apapun dari Seohyun, akhirnya Kyuhyun

melepaskan tangan pelan. Dia agak kecewa pada respon Seohyun yang

terlihat tidak antusias untuk bertemu dengan keluarga Kyuhyun setelah

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 233


sekian lama. Sementara Kyuhyun sendiri pernah terlalu semangat bertemu

keluarga Seohyun.

Melihat wajah kecewa Kyuhyun, Seohyun akhirnya membuang napas,

diraihnya kembali tangan Kyuhyun.

"Aku akan memikirkannya lagi. Jadi jangan memasang wajah menyebalkan

itu"

"Sungguh?"

Seohyun mengangguk dan menarik Kyuhyun untuk keluar dari sana menuju

meja makan. Kyuhyun memang terlihat setuju dengan ajakan Seohyun,

tetapi di dalam sana itu cukup berat. Dia tidak berusaha selama ini untuk

memperbaiki hubungannya dengan orangtuanya untuk ditolak Seohyun

semudah itu.

Keduanya duduk berhadap-hadapan di meja makan yang sudah tersedia

banyak jenis makanan. Seohyun terlihat sibuk menyendoki hidangan itu ke

piring mereka berdua. Sementara Kyuhyun setia menunggu Seohyun hingga

wanita itu bisa duduk kembali seperti yang dirinya lakukan.

Tak memerlukan waktu yang lama untuk mereka akhirnya menikmati

hidangan di meja itu. Sarapan berdua yang cukup lama bisa terjadi setelah

sekian lama menikah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 234


"Seohyun"

Disela sarapan pagi itu, Kyuhyun kembali membuka pembicaraan yang

berhasil membuat berhenti sejenak dan kemudian membalas tatapan

Kyuhyun dengan sebuah tanya apa.

"Bisa aku meminta tolong?"

Tanda tanya itu semakin menggandai kepala Seohyun setelah mendengar

kalimat ke dua dari Kyuhyun.

"Kau baik-baik saja?"

Seohyun justru mempertanyakan Kyuhyun balik, karena menurutnya

Kyuhyun cukup aneh hanya untuk bertanya demikian

"Aku minta tolong untuk selalu sehat. Dan berusahalah untuk sebahagia

mungkin"

Oh astaga....

Seohyun justru semakin merasa konyol dengan permintaan itu sekalipun

terdengar romantis, namun melihat wajah serius Kyuhyun akhirnya

Seohyun mengangguk sambil tersenyum simpul.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 235


"Aku selalu makan ketika aku merasa lapar. Tak perlu takut aku akan

menangisimu hanya karena kau tinggalkan sendirian di rumah"

"Jika kau merasa bosan, kau bisa berbelanja atau semacamnya"

"Baiklah Tuan Cho. Aku tau kau suami yang sangat kaya raya. Tapi kau

tidak perlu mengulang-ulang kalimat yang sama setiap hari. Aku pasti

melakukan apa yang harus ku lakukan"

"Aku hanya tidak tega melihatmu kesepian"

Seohyun tersenyum ke arah Kyuhyun, dilepaskannya sendok di tangannya

sebentar dan kemudian meraih salah satu tangan Kyuhyun di atas meja.

"Jika aku merasa kesepian, aku akan meneleponmu"

"Sepertinya itu sangat baik untuk dilakukan. Baiklah, teleponlah aku terus

menerus"

"Sepertinya bukan aku yang bermasalah dengan kesepian di sini"

Serang Seohyun tiba-tiba, menatap curiga Kyuhyun yang berhasil membuat

Kyuhyun terkekeh. Dia paham jika saat ini Seohyun sedang menuduhnya

lebih kesepian dari Seohyun sendiri.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 236


"Pekerjaanku cukup membuatku sibuk dan melupakan banyak hal-hal tidak

penting, termasuk merasa kesepian"

"Baiklah"

Seohyun mengalah, melanjutkan makan dan mereka juga melanjutkan

percakapan-percakapan ringan sebelum seorang pekerja mereka mendatangi

meja makan dan melaporkan kehadiran tamu sepagi itu. Ada orang yang

bertamu sepagi itu?

"Sopan sekali dia bertamu sepagi ini" Decak Kyuhyun diikuti dengan

ekspresi sangat penasaran dari Seohyun.

"Dia menyebutkan namanya?" Kini giliran Seohyun yang mengeluarkan

tanya kepada pekerja itu.

"Tidak nyonya, tapi dia mengatakan ingin bertemu dengan tuan"

"Aku?" Kyuhyun menginterupsi. Mulai Seohyun menebak-nebak siapa

kira-kira yang datang sepagi itu. Seohyun tentu saja terpikir tentang ayah

serta ibunya.

Seohyun dan Kyuhyun sempat saling memandang untuk saling membantu

memikirkan siapa kira-kira. Sebelum suara aduan kaki dari arah ruang tamu

terdengar berjalan ke arah dapur mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 237


Aduan sepatu yang bisa mereka tebak sebagai hak tinggi dan dengan itu

sosoknya sudah pasti seorang perempuan. Sepertinya dia menerobos masuk

yang lantas membuat pekerja tadi undur diri dari hadapan Seohyun dan

Kyuhyun.

Seohyun belum sempat menduga-duga, namun tatapan tajam dan cepat

Kyuhyun yang mengarah padanya seketika membuat Seohyun kaget.

"Yuri. Itu Yuri"

Ucapnya panik dengan wajah yang sangat ketara. Terlihat begitu jelas jika

Kyuhyun ketakutan yang lantas membuat Seohyun terdiam beberapa detik

dan paham arti dari tatapan memohon Kyuhyun saat ini padanya. Tatapan

yang bicara namun tidak mampu mengatakan secara langsung

menggunakan kata-kata kepada Seohyun.

"Baiklah"

Seohyun bicara pelan dan kemudian melakukan apa yang disampaikan

Kyuhyun melalui tatapannya. Yaitu menyingkir dari sana, jangan sampai

Yuri melihatnya lagi seperti saat itu. Maka yang kemudian dilakukan

Seohyun adalah berdiri dan mengangkat piring serta gelas minumnya dari

sana, berjalan cepat melalui pintu menuju taman bagian belakang rumah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 238


Tepat saat tubuhnya keluar dari pintu saat itu juga Yuri tiba di mulut pintu

yang lain.

Wajahnya tidak menunjukkan sedang ingin beramah tamah kepada pemilik

rumah. Tatapannya tajam ke arah Kyuhyun yang sangat berusaha sekuat

mungkin untuk berpura-pura sedang tidak terjadi apa-apa di sana. Pria itu

langsung berdiri untuk menyambut Yuri yang tak begitu tertarik dengan

wajah terkejut Kyuhyun. Dia lebih senang memberi Kyuhyun serangan

tatapan dan kemudian mengabaikan apapun yang ada di sekelilingnya.

"Apa yang kau lakukan sepagi ini ke sini dan tidak memberitahuku lebih

dulu"

"Astaga, kau sangat pintar berpura-pura tidak melakukan kesalahan

sekarang"

Yuri menyerang langsung, tidak mau ada basa basi seperti yang baru saja

dilakukan Kyuhyun.

"Apa tepatnya yang kau maksud dengan berpura-pura tidak melakukan

kesalahan"

"Sesibuk apakah kau Tuan Cho Kyuhyun sampai tak bisa diajak bertemu

dan bahkan ponselmu tidak bisa dihubungi. Aku khawatir dan sampai

berpikir terjadi sesuatu yang buruk padamu, nyatanya kau di sini sedang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 239


bersantai dan terlihat begitu bahagia setelah membuat satu keluargamu

khawatir"

Oh astaga, Kyuhyun sempat berpikir jika Yuri mungkin tahu perihal

pernikahannya dengan Seohyun. Sekalipun Yuri marah untuk hal lain,

selama alasannya bukan tentang pernikahan Seohyun maka itu belum

terlalu masalah bagi Kyuhyun. Kyuhyun mengerti kemarahan Yuri saat ini,

dia memang salah jika dilihat dari sudut pandang Yuri, dan Kyuhyun

paham itu. Itu lah yang membuatnya berdiri dan kemudian menghampiri

tempat Yuri berdiri.

"Aku sedikit sibuk. Bukan karena apa-apa"

"Lalu kau pikir aku tidak? Tapi aku menjadikan keluargamu dan kau

menjadi prioritas. Jika aku bisa seperti itu kenapa kau tidak?"

"Yuri ayolah. Sekarang kita sudah bertemu, dan kau melihat aku baik-baik

saja. Tidakkah itu cukup?"

"Bagaimana bisa kau bicara sesantai itu setelah membuat orang nyaris mati

mencarimu? Berapa kali aku ke kantor, dan mereka mengatakan kau tidak

bekerja. Ponselmu tidak pernah aktif. Sekarang jelaskan padaku, kesibukan

apa yang kau lakukan?"

"Aku bekerja Yuri"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 240


"Lalu kenapa mereka mengatakan tidak"

"Mungkin kau datang bertepatan dengan saat aku tidak bekerja"

"Itulah yang ingin ku pastikan. Apa yang kau lakukan? Apakah jari-jarimu

putus untuk sekedar memberitahu jika kau baik-baik saja?"

"Baiklah aku salah. Marahlah"

Kyuhyun mengalah pada akhirnya, dia tidak mau memperpanjang

percakapan dan pertengkaran itu karena kenyataanya dia memang salah dan

sekarang dia bahkan sedang berbohong.

Sibuk bekerja? Dia sibuk dengan Seohyun. Andai saja Yuri tahu

"Keluargamu menunggumu, jangan mengecewakan mereka semudah itu"

Kyuhyun mengangguk setelah didengarnya suara Yuri merendah, lebih

pelan dari sebelumnya. Itu tanda lain jika jawaban tanpa nada emosi dari

Kyuhyun berhasil meluluhkan kemarahannya.

"Kau sudah tidak marah?" Kyuhyun memastikan.

"Aku masih marah" Balas Yuri cuek yang lantas membuat Kyuhyun

terkekeh kemudian sedikit menarik hidungnya.

"Kau sudah tidak marah. Tidak perlu berbohong"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 241


Keduanya terkekeh hingga tertawa setelahnya. Saling mengejek yang

kemudian membuat Yuri menatap Kyuhyun memperingati untuk tidak

mengulangi itu lagi.

"Kau menghilang cukup lama. Apa kau sadar?"

"Tidak terlalu lama. Jangan terlalu rindu, itu yang membuatnya cukup

lama"

"Sialnya kau benar. Karena itu aku mau dipeluk"

Oh Yuri, tidak pada tempatnya. Andai saja kau tahu dia punya istri yang

sedang mengintip di luar sana dan mendengar setiap kalimat romantis sialan

kalian.

"Di sini?"

Kyuhyun berpura-pura menggunakan kalimat tanya untuk menutupi

keengganannya melakukan itu. Benar, dia enggan melakukan itu di rumah

itu.

"Jika kita mencari tempat yang aman dulu untuk bisa melakukannya seperti

di kamarmu, aku takut kita tidak akan keluar dalam waktu yang singkat"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 242


Yuri mengutarakan candaan saat dimana dirinya memutuskan untuk

mendekap Kyuhyun lebih dulu dan kemudian memberi kecupan di bibir

pria itu singkat.

"I miss you"

Oh astaga....

Kyuhyunpun tiba-tiba kehabisan kata-kata, entah mengapa menjadi bingung

untuk bersikap seperti apa untuk menanggapi apa yang baru saja dilakukan

Yuri. Pria itu masih betah pada diamnya yang justru menciptakan tanya di

kepala Yuri.

"Ada apa dengan tatapan itu? Jangan membuatku berpikir jika kau tidak

senang ku peluk dan ku cium"

"Kau selalu menyimpulkan segala sesuatu sesuka hatimu"

"Aku menilai apa yang ku lihat"

"Dan biasanya penilaianmu selalu salah"

"Kali ini tidak jika kau tidak berniat memeluk serta menciumku juga"

Serang Yuri bertubi tubi yang pada akhirnya membuat Kyuhyun kalah dan

memaksakan dirinya memeluk Yuri di sana dan kemudian memberinya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 243


sebuah kecupan dan sialnya Seohyun melihat itu semua. Dia masih betah

pada tempatnya dan kemudian memutar tubuhnya usai dilihatnya Kyuhyun

juga melakukan hal yang sama setelah apa yang dilakukan Yuri.

Tunggu. Kenapa itu agak sakit?

Seohyun meletakkan piring serta gelasnya di sana. Berjalan pelan

mengelilingi rumah untuk segera menyingkir dari sana, dia tidak mau tahu

apa yang berikutnya akan dilakukan dan dibicarakan Yuri serta Kyuhyun di

ruang makan mereka. Yang jelas Seohyun harus menyingkir dulu dari sana.

Namun sial untuk Seohyun saat menyadari jika kunci mobil serta

dompetnya masih berada di dalam kamar. Sial yang kedua ketika dilihatnya

dari sisi rumah yang lain pintu rumah besar mereka, keluar Kyuhyun dan

juga Yuri. Keduanya bergandengan keluar dari pintu dan terlihat jika

mereka terlibat perbincangan ringan namun serius.

Entah apa yang berikutnya mereka bicarakan saat keduanya masuk ke

dalam mobil masing-masing dan kemudian menyingkir dari pekarangan

rumah itu. Meninggalkan Seohyun yang betah untuk diam dan kemudian

membuang sedikit napasnya.

Kenapa semua menjadi rumit?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 244


Ternyata Kyuhyun juga cukup tega untuk membuatnya merasa demikian.

Percuma juga pria itu berusaha bersikap baik kepada Seohyun dan juga

calon anak mereka jika pada kenyataannya Kyuhyun tidak cukup kuat

mengatakan pada Yuri apa yang sudah terjadi.

Diawal Seohyun tidak pernah mempermasalahkan perihal Yuri dan yang

lain tahu. Entah mengapa belakangan ini Seohyun justru terlalu berharap

semua orang-orang itu tahu jika dirinya dan Kyuhyun sudah menikah. Dia

merasa sedang tidak mau tahu tentang bagimana penilaian mereka terhadap

Seohyun sendiri. Yang perlu mereka semua tahu sekarang yang menjadi

pemilik Kyuhyun ada Seohyun, sudah bukan lagi Yuri. Persetan jika

mereka menganggap Seohyun sebagai wanita jahat. Wanita yang dengan

begitu tega menikahi suami sahabatnya sendiri.

Tapi sepertinya Kyuhyun tidak sepikiran. Dia bersikap kepada Seohyun

seolah pernikahan itu untuk jangka panjang dan selamanya, sementara

untuk mengatakan kebenarannya di depan Yuri saja tidak bisa

dilakukannya.

Seohyun sudah cukup bisa menyimpulkan hal-hal kecil yang baru saja

terjadi. Dimulai dari ketakutan Kyuhyun melihat Yuri datang ke rumah

mereka dan akan sangat memungkinkan baginya melihat Seohyun juga.

Seohyun juga melihat bagaimana Kyuhyun memohon kepada dirinya untuk

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 245


bersembunyi dengan kedatangan tiba-tiba Yuri. Kenyataannya, menjaga

perasaan Yuri saat ini masih lebih perlu bagi Kyuhyun dari pada menjaga

perasaan Seohyun. Dan untuk yang kesekian, bagaimana bisa Kyuhyun

mencium dan memeluk Yuri di rumah mereka, dan membiarkan Seohyun

melihat itu. Sudah pasti Kyuhyun tahu jika Seohyun juga menyaksikan apa

yang dirinya dan Yuri lakukan, namun masih saja dilakukan. Setega itu?

Dia tidak merasa bersalah melakukan hal seperti itu di rumah yang

dihuninya dengan seseorang yang berstatus sebagai istrinya?

Dan yang terakhir, bagaimana bisa Kyuhyun pergi begitu saja,

meninggalkan Seohyun tanpa pamit lebih dulu. Sesanggup itu juga pria itu

bergandengan dengan Yuri setelah yakin bahwasanya para pekerja di rumah

mereka tahu Seohyun ada istri Kyuhyun dan mereka juga tahu jika Seohyun

di dalam rumah.

Tidakkah secara tidak langsung Kyuhyun sedang menjatuhkan harga diri

Seohyun di mata mereka?

"Sudah ku duga. Semuanya tidak mungkin semudah yang terjadi

belakangan ini"

Seohyun membuang napas kembali, berjalan pelan menuju pintu masuk

rumah. Seohyun harus memaksakan diri ketika security menatapnya

kebingungan. Tentu saja pria itu merasa demikian ketika justru tuannya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 246


terlihat mesra dengan wanita yang lain dan di rumah mereka sendiri.

Memalukan sebenarnya untuk Seohyun, tapi semua itu tidak pada

kendalinya. Kyuhyun yang membuatnya menjadi menyedihkan di mata

orang lain. Dan itu cukup tega.

Seohyun masuk kembali ke dalam rumah. Rumah itu sudah kembali sepi

karena kepergian Kyuhyun. Seohyun juga sudah cukup malu untuk melihat

para pekerja di rumah itu setelah apa yang terang-terangan ditunjukkan

Kyuhyun di hadapan mereka. Kemudian moodnya untuk melanjutkan

makan yang tadi tertunda sudah menghilang. Tidak lagi ada niat baginya

untuk kembali ke dapur atau kemanapun selain menuju kamar. Apapun

ceritanya, Seohyun harus menyingkir dulu dari rumah itu. Dia suntuk untuk

melihat seisi rumah yang akan mengingatkannya lagi dengan Kyuhyun.

Akan lebih baik jika Seohyun membantu dirinya untuk memperbaiki

suasana hatinya dengan berbelanja. Berbelanja barang-barang bagus seperti

yang dulu dilakukannya ketika masih lajang. Siapa tahu itu bisa

membantunya menghilangkan kekesalan dari Kyuhyun.

Maka Seohyun memasuki kamar dan bersiap. Gadis itu berdandan

sederhana untuk tidak terlalu mencolok di mata orang-orang.

Dia menggunakan sepatu kets berwarna biru muda, dia sudah mulai

menghindari menggunakan sepatu dengan hak tinggi. Digunakannya dress

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 247


putih panjang yang pitanya diikatnya longgar untuk membuat perut

besarnya bisa bernapas. Tas kecil berwana hitam di selempangkannya,

kekesalannya karena Kyuhyun yang melanggar janji membuatnya

melanggar janji juga kepada Kyuhyun. Yaitu menyetir mobil sendiri.

Seohyun keluar dari rumah itu kira-kira 2 jam setelah kepergian Yuri dan

juga Kyuhyun. Sebelum menyetir Seohyun masih sempat memeriksa

ponsel, berharap Kyuhyun akan meneleponnya menjelaskan sesuatu, atau

setidaknya bersikap sebagai orang yang bersalah.

Namun tidak terjadi seperti yang diharapkannya, yang lantas membuat

Seohyun melempar pelan ponselnya ke sisi kursi penumpang.

"Sialan!!"

Umpatnya, memukul pelan stirnya. Dilajukannya mobil itu dengan

umpatan-umpatan kepada Kyuhyun. Sesekali Seohyun juga mencaci Yuri

yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Tapi jelas Seohyun juga tidak bisa

mengeluh kepada siapapun seperti yang biasa terjadi. Karena tidak akan ada

yang membelanya sebagai perebut kekasih orang.

Bagitulah nasip menjadi Seohyun. Untuk cemburu saja dia tidak memiliki

hak, tidak memiliki pembela, sementara jelas dialah istri Kyuhyun di sana.

Bukan siapapun termasuk Yuri yang dicintai Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 248


Tidak ingin membuat dirinya semakin menyedihkan, Seohyun memutuskan

berhenti di pusat perbelanjaan barang-barang branded yang dulu sangat

sering dikunjunginya. Diabaikannya tatapan setiap-setiap orang yang

mungkin terkesan dengan aura cantik yang muncul dari dirinya. Mungkin

bawaan dari kehamilannya.

Seohyun lebih fokus untuk berjalan dan naik ke lantai dimana toko pakaian

dan sepatu yang biasa dikunjunginya. Dia berencana membeli beberapa

pakaian hamil yang bermodel kekinian dan tentu saja cantik digunakannya.

Seohyun berhenti pada sebuah toko yang tidak terlalu ramai. Toko serba

putih dan hitam yang dulu selalu didatangi Seohyun dengan yang lain jika

mereka berencana membeli pakaian baru. Sebenarnya Seohyun cukup malu

untuk berbelanja lagi di sana karena kondisinya yang sudah tidak sama

seperti sebelumnya. Sekarang dia hamil dan sedikit gemuk.

Tapi Seohyun perlu mengalihkan pikiran dari apapun yang terjadi pagi ini

dan merusak moodnya. Seohyun disambut karyawan toko yang kemudian

menuntun Seohyun kepakaian yang mereka rekomendasikan sesuai selera

yang disampaikan Seohyun.

Seohyun diajak lebih ke tengah, berbagai bentuk dan jenis pakaian cukup

menarik perhatiannya setelah mencoba beberapa pakaian juga. Sedikit lelah

mencoba beberapa pakaian dengan posisi berdiri, Seohyun mengasihani diri

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 249


serta kakinya dan memutuskan untuk duduk di sofa selagi karyawan itu

membungkuskan belanjaannya. Seohyun memijat-mijat kakinya yang

kemudian melihat-lihat dari posisinya stan sepatu-sepatu yang mungkin

bisa menarik perhatiannya.

Sial untuk Seohyun ketika niatnya justru dinodai oleh pemandangan saat

dimana suami yang mengaku ke kantor dan memiliki pekerjaan penting

yang harus diselesaikannya sebelum makan siang justru di sana. Seohyun

terdiam dan cukup terkejut kesekian kalinya pada hari ini.

Tentu saja Seohyun terkejut melihat Kyuhyun di sana. Mengunjungi toko

yang biasa mereka dan teman yang lain datangi untuk berbelanja dan

bersama Yuri yang tadi datang ke rumah mereka. Tentu saja Kyuhyun

bahkan tidak mencoba menjelaskan apapun padanya, atau setidaknya

mengirimnya pesan singkat, pria itu sedang sibuk menikmati waktu

berduanya dengan Yuri.

Yang semakin membuat darah Seohyun terbakar adalah ketika dilihatnya

Kyuhyun berjongkok di depan Yuri yang duduk di kursi. Pria itu

memasangkan sepatu di kaki Yuri. Dan mereka terlihat begitu menikmati

waktu dan candaan mereka.

Sialan!!

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 250


Seohyun mulai menarik ulur napas, memaksakan diri untuk menahan

emosinya yang hampir meledak. Entahlah, kepala Seohyun terasa ingin

pecah melihat kedua orang sialan itu. Bagaimana bisa mereka bertemu di

sana setelah 2 jam berselang waktu kepergian mereka? Apakah dunia

sangat sengaja membuat Seohyun merasa demikian?

Dan lagi, haruskah Kyuhyun memasangkan sepatu Yuri? Tidakkah wanita

itu memiliki tangan sendiri untuk menggunakannya sendiri? Tidakkah

Kyuhyun terlalu keterlaluan dengan kemajuan menyentuh telapak kaki

Yuri?

Demi apapun, Seohyun tidak lagi sanggup untuk melihat drama romantis

sialan itu. Diputuskan Seohyun meninggalkan tempat itu dengan

mempercepat pembayaran. Dia sudah tidak tertarik untuk melanjutkan

berbelanja dan menghabiskan uang Kyuhyun.

Seohyun justru kembali ke dalam mobil dan menidurkan dirinya di kursi

mobilnya. Memijat kepalanya yang terasa pusing, perutnya terasa mual dan

yang paling menyiksanya adalah sesuatu yang diingatnya di toko tadi.

Seohyun mulai merasakan yang namanya sesak dan kecemburuan yang

berhasil mengacak-acak suasana hatinya.

Entah sejak kapan, yang jelas Seohyun benci melihat Kyuhyun dengan

wanita lain. Terutama Yuri. Dia tidak suka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 251


Dan semua hal sepertinya sedang bekerjasama untuk mengerjainya.

Termasuk anaknya yang di dalamnya. Sepertinya bayi itu sama

menyebalkanya dengan Kyuhyun. Tahu saja jika Seohyun sedang malas

untuk keluar dan kemudian memuntahkan sesuatu ke tempat sampah.

Tidak lagi bisa menahan gejolak di dalam perutnya, Seohyun akhirnya

melawan rasa malasnya dan keluar dari dalam mobil. Wanita itu berlari

mencari tempat sampah dekat dengan mobilnya. Seohyun terbatuk-batuk di

sana. Tidak mengeluarkan apapun dari mulutnya kecuali salivanya yang

terasa pahit.

"Astaga, kau sama menyebalkanya dengan ayahmu"

Protes Seohyun pada perutnya yang tiba-tiba kembali membuat Seohyun

terbatuk dan mual yang menyerang. Muntah-muntahnya berlanjut dengan

kepalanya yang mulai terasa berat. Astaga, mungkin itu salah satu akibat

karena dia tidak makan dan tidak meminum susunya.

"Ayolah sayang. Bantulah kita berdua. Berhenti berulah"

Mohon Seohyun pada perutnya, dielusnya perutnya yang ternyata tidak

sepakat dengan yang dikatakan Seohyun. Muntah berat yang tidak disadari

Seohyun berhasil menarik perhatian orang sekitar, termasuk seseorang yang

berjalan menuju mobilnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 252


"Seohyun?"

Oh siapa lagi itu

"Sial!"

Umpat Seohyun dalam hati setelah sadar dirinya mengenal pemilik suara

itu. Itu suara Yuri yang sedang berjalan menuju mobilnya. Tidak tampak

Kyuhyun yang mengikuti Yuri atau membawa belanjaannya yang kemudian

membuat Seohyun juga malas menanggapi Yuri.

"Apa yang kau lakukan di sini? Maksudku ke tempat sampah?"

"Kau tidak berpikir jika aku sedang mencari makanan sisa untuk ku

makankan?" Seohyun sudah tidak lagi bisa mengendalikan diri untuk bicara

baik-baik kepada Yuri. Ditatapnya Yuri seperti sebuah ajakan perang yang

menurut Yuri seharusnya menjadi tatapan rasa bersalah dari Seohyun untuk

dirinya.

"Siapa tahu karena kau menikah dengan pria miskin yang tidak bisa

memberimu makan"

"Sekalipun aku menikah dengan pria miskin, aku yang akan

memberikannya makan. Seperti yang kau tahu, aku cukup kaya untuk

memenuhi kebutuhan lebih dari 2 orang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 253


"Mulut pintar. Apakah itu bawaan bayimu"

"Tentu saja. Pintar seperti ayahnya"

Balas Seohyun lagi dengan kesinisan Yuri. Seohyun tidak lagi peduli

dengan rasa bersalah saat ini. Karena siapapun yang mencoba menghalangi

kebahagiaannya berarti orang itu adalah musuhnya.

************

Yuri berdecak sambil menggelengkan kepalanya ke arah Seohyun. Yuri

merasa seharusnya dialah yang bernada seperti itu kepada Seohyun, bukan

justru sebaliknya. Sangat terlihat memang jika egoisnya Seohyun tidak akan

pernah berubah. Dia yang salah dengan menikah tanpa sepengetahuan

mereka, sekarang justru Seohyun yang bersikap seolah dialah yang pantas

marah di sana.

Oh ayolah Yuri, itu hanya karena kau tidak tahu apa yang sudah terjadi. Dia

demikian bukan karena kalian mengabaikannya belakangan ini. Itu karena

kau bepergian dengan suaminya, kau mengunjungi suaminya, kau memeluk

suaminya, kau mencium suaminya hingga tadi suaminya mengenakan

sepatu untukmu. Sudah pasti itulah alasan paling masuk akal mengapa

Seohyun saat ini merasa perlu membalasmu dengan cara yang tidak baik.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 254


Dan lihat bagaimana cara Seohyun menatap Yuri, serangan berupa tatapan

yang tidak seharusnya dilemparkannya kepada teman sendiri.

"Aku merasa seharusnya aku yang marah di sini. Tapi sepertinya kau justru

lebih sakit karena menikah dengan seseorang yang tidak peduli padamu"

Ejek Yuri yang sangat sengaja untuk membuat Seohyun merasa terotak.

Dan benar, Seohyun tertohok dengan kalimat Yuri yang sempat membuat

Seohyun mengepal tangan.

"Lalu jika kau marah kau pikir aku peduli?"

"Seharusnya kau peduli jika kau memang manusia yang memiliki hati"

"Sangat disayangkan, karena aku tidak punya hati"

"Sesuai dengan gayamu"

"Akan ku anggap sebagai sebuah pujian"

Jawab Seohyun yang menciptakan langkah untuk menyingkir dari sana. Dia

tidak lagi sudi untuk menanggapi omong kosong Yuri. Sementara dipihak

Yuri, dia belum berkeinginan melihat Seohyun pergi. Karena sesungguhnya

Yuri masih penasaran siapa sebenarnya yang menjadi suami Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 255


"Kami akan ke rumah Kyuhyun. Kami bersenang-senang di sana. Donghae

dan yang lain juga akan ikut. Kau tidak tertarik untuk ikut?"

Langkah kaki Seohyun tadi terhenti setelah Yuri mengakhiri kalimatnya.

Mereka diajak Kyuhyun ke sana?

Atau apakah orangtua Kyuhyun mengundang mereka? Dan Seohyun tidak?

Lalu Kyuhyun meninggalkan pekerjaan pentingnya tadi untuk acara seperti

itu?

Seohyun berbalik untuk menjawab Yuri, namun mulutnya tidak berhasil

bersuara saat ternyata di belakang Yuri muncul tiga orang pria bersamaan.

Termasuk Kyuhyun.

"Kalian penasaran bagaimana kabar ibu hamil yang selalu kita

khawatirkan? Lihat, dia di depan sana. Dia terlihat begitu bahagia tanpa

kita, dia bahkan semakin gemuk. Mungkin cita-citanya menikahi pria kaya

sudah terpenuhi"

Yuri bersuara menyapa Kyuhyun, Donghae serta Min Ho sekaligus

menyindir Seohyun yang kali ini terdiam saat matanya juga bertemu dengan

mata Kyuhyun yang sama halnya dengan Seohyun. Dia sangat terkejut,

bagaimana bisa Seohyun ada di sana? Seingat Kyuhyun tadi dia

meninggalkan Seohyun di rumah. Seohyun mengikutinya?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 256


Entah bagaimana Kyuhyun bisa membaca tatapan Seohyun sebagai sebuah

kekecewaan. Dan dalam hati Kyuhyun memaki diri, kenapa harus di sini.

Dan kenapa harus ada Seohyun di sana?

"Seohyun? Astaga, aku tidak pernah bisa menghubungimu"

Dari semua, Donghaelah yang lebih dulu memberi sapaan kepada Seohyun.

Pria baik itu tentu saja membuat yang lain mendesah kesal. Bagaimana bisa

dia masih mengkhawatirkan Seohyun yang jelas-jelas sudah menghindari

mereka.

"Kau mencariku?"

"Bagaimana calon bayimu?"

Donghae langsung menimpali pertanyaan malas Seohyun dengan

pertanyaan lain. Yang kemudian terjadi adalah Donghae menyentuh perut

Seohyun yang berhasil membuat orang-orang di sana saling memandang.

Satu-satunya orang yang tidak terima adalah Kyuhyun. Dia ingin

menghentikan itu semua namun tidak bisa dilakulannya. Dia tidak terima

Donghae menyentuh anaknya demikian.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 257


Entah mengapa Kyuhyun merasa ada yang tidak beres dengan Donghae.

Anak itu sudah tidak beres, Kyuhyun mencium sebuah perasaan di sana

untuk Seohyun. Dan beraninya pria itu menyukai istrinya?

Dan Seohyun juga, apa yang dilakukan wanita itu dengan diam saja saat

dongahe menyentuhnya

"Suaminya yang kaya raya mungkin akan menghajarmu jika melihatmu

menyentuh istrinya yang cantik"

Celetuk Min Ho, berusaha untuk bercanda yang justru ditanggapi Donghae

dengan serius. Benar, dia cukup terkejut dengan semua kepura-puraan

semua orang. Bagaimana bisa mereka semua berpura-pura tidak tahu apa-

apa dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

"Apa yang kau lakukan di sini dan sendiri Seohyun?"

"Hanya membeli sesuatu"

"Sendirian?"

"Seperti yang kau lihat"

"Kau menyetir sendiri?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 258


Seohyun hanya tersenyum sebagai jawaban kepada Donghae, dan Kyuhyun

memperhatikan juga tidak terlihat ada supir di sana. Seohyun pastilah

menyetir sendiri.

Astaga, kapan wanita itu akan melakukan apa yang diperintahkan.

"Dia tidak akan mati hanya karena menyetir sendiri"

Min Ho kembali menyeletuk yang lantas mendapat satu pukulan pelan di

tangannya dari Kyuhyun. Seperti gerakan refleks yang mereka tidak sadari

jika Kyuhyun memang tidak suka mereka menyumpahi Seohyun seperti itu

"Kau baik-baik saja?"

Donghae memastikan Seohyun kembali, dan Seohyun hanya tersenyum.

Sesekali Seohyun mencuri pandang ke arah Kyuhyun yang begitu serius

melihat dramanya dengan Donghae.

"Aku hanya sedikit mual dan pusing. Mungkin akan membaik jika aku

istirahat"

"Aku akan mengantarmu"

Serentak Kyuhyun dan juga Seohyun menatap Donghae, sangat tidak tepat

bagi mereka jika Donghae mengantar Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 259


"Kau akan mengantarnya kemana, kau tahu dia tinggal dimana? Suaminya

siapa?"

Yuri ikut dalam pembicaraan yang sempat membuat Seohyun berharap

Kyuhyun akan menawarkan diri mengantarnya. Namun harapannya sirna

saat dilihatnya Kyuhyun berjalan meninggalkan mereka semua lebih dulu.

Memasuki mobilnya cepat yang sebenarnya bersikap demikian ketika

Donghae merangkul Seohyun, digenggam pria itu tangan Seohyun untuk

menuntunnya memasuki mobil.

Seohyun tentu saja melepaskan rengkuhan itu, dia menggeleng ke arah

Donghae yang paham jika Seohyun sedang menolak untuk diantar. Entah

itu karena yang lain atau sebenarnya karena Kyuhyun.

"Pergilah, aku tidak mau mendengar lebih banyak lagi omong kosong di

sini"

Ucap Seohyun sekaligus untuk menyindir Yuri dan juga Min Ho.

"Kau tidak bergabung?"

Pancing Yuri lagi, hingga akhirnya Seohyun berencana mengatakan apa

yang sebenarnya sangat ingin di dengar Yuri

"Kalian bukan teman-temanku. Jadi untuk apa aku bergabung"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 260


"Kau luar biasa"

"Seperti yang kalian tahu"

Jawab Seohyun tidak peduli. Meninggalkan ketiga orang itu lebih dulu.

Dikemudikannya mobil untuk segera pergi dari tempat sialan itu.

Hingga sampai di depan rumah Seohyun masih belum bisa mengendalikan

kekesalan, tetap saja hatinya berapi-api dengan apa yang sudah terjadi di

sana tadi.

Namun setelah Seohyun keluar dari dalam mobil, dia harus dikejutkan

dengan sosok Kyuhyun yang sudah berdiri di depan pintu mobil yang

terpakir di sisi yang lain. Berarti pria itu tadi mengendarai mobilnya untuk

pulang ke rumah, bukan ke rumah orangtuanya. Kyuhyun melipat tangan

dan terlihat begitu tajam saat menatap Seohyun.

Seohyun sebenarnya terkejut dengan kehadiran Kyuhyun di sana, hanya

saja Seohyun masih merasa kesal dengan yang dilakukan pria itu seharian

ini. Dari pagi hingga sore yang Kyuhyun lakukan hanya membuatnya kesal.

Seohyun mengunci mobilnya tanpa berniat untuk membalas tatapan

membunuh Kyuhyun ke arahnya. Keduanya sedang dirunduk kekesalan dan

juga rasa menjadi korban. Seohyun dengan kekesalannya melihat Kyuhyun

dengan Yuri, kemudian Kyuhyun dengan banyak alasan. Dari melihat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 261


Seohyun pergi kemana-mana tanpa supir hingga melihat bagaimana

kedekatan Donghae dan juga Seohyun. Secepat itu Kyuhyun memutuskan

pulang dan Seohyun harus bertanggung jawab pada rasa marah yang

tercipta di hatinya saat ini.

Sial untuk Kyuhyun karena Seohyun lebih memilih untuk melewatinya

begitu saja dan berjalan menuju pintu masuk. Ditinggalkannya

belanjaannya tadi di dalam mobil, dia sudah tidak tertarik untuk

membawanya ikut masuk dengannya.

Kesal dilewati Seohyun begitu saja, Kyuhyun menarik tangan Seohyun

sedikit keras. Tarikan keras itu menciptakan bunyi saat tubuh Seohyun

menabrak dada Kyuhyun cukup keras. Keterkejutan yang sampai merubah

wajah Seohyun kemerahan. Kemarahan yang menjadi berlipat dari yang

sebelumnya.

"Kau tidak seharusnya membuatku mengulangi kata-kata. Kau harus

mengurangi jiwa kasarmu"

Seohyun melepas kasar tangannya dari genggaman Kyuhyun dan kemudian

menjauhkan tubuhnya dari Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 262


"Ternyata kau tidak hanya pandai menyakiti perasaan orang, kau juga

pandai menyakiti tangan orang. Sepertinya keahlian tersembunyimu adalah

menyakiti orang lain dari segala segi"

Sindir Seohyun dan kemudian meninggalkan Kyuhyun di mulut pintu.

Wanita itu memasuki rumah yang kembali dikejar Kyuhyun dengan

langkah yang tidak ketara. Dia tidak mau seisi rumahnya mendengar

pertengkarannya dengan Seohyun.

Dikuncinya pintu kamar pelan setelah dipastikannya Seohyun sudah berada

di dalam dan saat ini melepaskan perhiasan yang menempel di telinga serta

lehernya

"Pergilah. Aku sedang tidak berselera untuk bertengkar"

Seohyun langsung membongkar usaha Kyuhyun yang sudah bisa

ditebkanya berniat membahas kejadian tadi.

"Seingatku kita sudah sepakat untuk kau tidak boleh menyetir"

"Kuputuskan untuk melanggar kesepakatannya"

"Melanggar sesuatu terdengar sangat menyenangkan kau lakukan"

"Tentu saja, semenyenangkan ketika kau mengatakan akan ke kantor

kenyataanya kau justru berkencan romantis"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 263


Keduanya saling membalas kekesalan, sama-sama merasa cemburu namun

enggan untuk jujur satu sama lain. Mereka berlagak membahas

ketidakkomitmenan yang lain pada kesepakatan bersama, namun dalam hati

kenyataannya mereka marah karena tidak suka melihat kebersaman yang

lain dengan Yuri atapun Donghae.

"Kau mengikutiku?"

"Jangan menyajung dirimu Tuan Cho. Perbelanjaan itu bukan milik

pribadimu"

"Lalu apa yang kau lakukan ke sana?"

"Apapun itu yang jelas tidak untuk melihatmu memasangkan sepatu Yuri"

Oh astaga, Kyuhyunpun mulai tidak bisa berkata-kata. Terkejut mendengar

itu dan tentu saja kehabisan kalimat indah untuk menyalahkan Seohyun saat

itu juga.

"Aku hanya membantunya"

"Baiklah terserah. Teruslah membantunya. Bukankah itu kebiasaan yang

kau sukai? Membantu semua orang?"

Oh cemburu memang sangat menyebalkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 264


"Apakah membantu orang itu dosa?"

"Karena tidak dosalah makanya aku menyarankanmu untuk selalu baik"

"Seohyun jangan kekanak kanakan"

"Kau selalu mengatakan itu saat dimana kaulah yang bersikap demikian"

"Jika aku bersikap kanak-kanak, aku sudah menarikmu dan memukuli

Donghae saat tangan lancangnya berani menyentuh anakku"

Akhirnya Kyuhyun membalas Seohyun dengan suara tegas, pembelaan

yang berhasil membuat tangan Seohyun yang tadi sibuk melepaskan

kalungnya, berhenti dan kemudian membalas tatapan Kyuhyun.

"Apa aku pernah melarangmu menyentuh anakmu? Jangan berpura-pura

lupa, kau yang tidak pernah berkinginan melakukannya"

"Aku tidak melakukan bukan berarti tidak ingin"

"Baiklah terserah. Bukankah biasanya selalu seperti itu?'

Seohyun malas melanjutkan perdebatan itu, untuk saat ini sedang tak ada

yang benar dari diri Kyuhyun menurutnya. Semuanya salah hanya karena

dimulai hal tadi pagi saat Kyuhyun memintanya menyingkir ketika Yuri

menghampiri mereka. Seohyun tidak terima saja Kyuhyun lebih

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 265


mementingkan tentang kemarahan Yuri dari pada dirinya. Baiklah, itu

manusiawi.

Sementara dipihak Kyuhyun merasa belum ada yang jelas dari perdebatan

mereka sejak tadi. Belum ada jawaban Seohyun yang berhasil membuat

perasaannya membaik. Karena itu akan terus menuntut sampai

mendapatkan apa yang dirinya inginkan.

Selesai Seohyun melepaskan aksesorisnya, gadis itu bergegas untuk

meninggalkan Kyuhyun di sana. Sempat berpikir untuk istirahat namun

melihat kehadiran Kyuhyun di sana lantas membuatnya berpikir untuk tidur

di kamar yang lain saja. Tapi Seohyun tidak beruntung, karena Kyuhyun

segera mendorong pintu yang dicoba Seohyun untuk membukanya.

"Aku harus keluar"

"Kau tidak akan kemana-mana sampai kau mengatakan sejujur-jujurnya"

"Aku tidak tertarik untuk jujur tentang apapun padamu. Jadi menyingkir

dari hadapanku"

Tolak Seohyun sambil mendorong Kyuhyun untuk menyingkir dari sana.

"Sebenarnya ada apa yang terjadi antara kau dan Donghae?"

Oh astaga....

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 266


Seohyun yang tadi sibuk membuka pintu berhenti, menatap Kyuhyun

setelah mendengar apa yang dikatakan Kyuhyun sangat menarik

perhatiannya. Donghae?

"Apa?"

"Hubungan apa kau dengan Donghae?"

"Apa itu pertanyaan cemburu atau semacamnya?"

"Jawab saja"

"Untuk apa aku menjawab sesuatu yang paling perlu untuk tidak kau

katahui"

Kyuhyun kembali menarik Seohyun ketika wania itu berhasil melepas

tangan Kyuhyun dari knop pintu. Dipaksanya Seohyun berhenti hingga

dikuncinya Seohyun pada dinding dan berhasil membuat Seohyun tidak

bisa melepaskan diri sama sekali.

"Aku tidak suka caranya memperhatikanmu"

"Kau tidak suka segala hal"

"Karena itu aku tidak ingin melihatnya dekat-dekat dengan anakku lagi"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 267


"Tergantung bagaimana kau memperhatikan anakmu. Kau lalai, maka siap

lah melihat orang lain memperhatikannya"

"Anakku bukan barang yang bisa kau order pada siapapun Seohyun"

"Baiklah terserah, sekarang apa? Salahku saat Donghae perhatian padanya?

Salahku dia peduli padaku ketika kau sibuk dengan wanita lain?"

Serangan balik dari Seohyun. Sama-sama pedas dan tentu saja sama-sama

tersinggung dengan kalimat terakhir keduanya.

"Apa kau tidak merasa salah mengingat apa yang sudah kau lakukan sejak

pagi padaku? Bagaimana bisa kalian melakukan itu di dapurku. Sialan!!!"

Seohyun mendorong Kyuhyun menjauh darinya, akhirnya emosi

Seohyunpun pecah. Amarahnya kembali meledak-ledak ketika mengingat

kejadian di dapur tadi terutama pada bagian pelukan dan ciuman yang

dilakukan Kyuhyun dan Yuri. Kemarahan yang juga sulit untuk dijawab

Kyuhyun, dia belum terlalu berani menyimpulkan itu sebagai bentuk dari

kecemburuan Seohyun.

"Di depanku saja kau berani melakukan itu. Lalu bagaimana saat sudah

dibelakangku. Apa saja yang sudah kalian lakukan? Kau sungguh akan

membawanya ke kamar dan kalian tidak akan keluar dari sana dalam jangka

waktu sebentar?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 268


Diungkitnya kembali percakapan Kyuhyun dan juga Yuri pagi tadi.

Sekalipun kemarahan itu justru menjadi aneh karena kurangnya jiwa

intropeksi diri dari keduanya. Terutama pada bagian pertanyaan Seohyun

yang mengatakan 'apa saja yang sudah kalian lakukan' bukankah mereka

berdua yang lebih dulu demikian? Melakukan sesuatu di belakang Yuri

hingga Seohyun hamil? Sekarang siapa yang seharusnya mengatakan apa

dan siapa yang tidak.

Benar kata orang, perasaan cinta itu bisa disembunyikan. Tapi tidak dengan

rasa cemburu.

Kesalahan yang tidak lagi bisa membuat Kyuhyun membela diri, dia juga

tidak mampu menggunakan Donghae dan kemarahannya untuk menuntut

lebih banyak lagi dari Seohyun. Kyuhyun cukup sadar, pada bagian itu dia

memang salah. Dia terbukti melakukannya, sementara tuduhannya tentang

Donghae hanya dugaan yang belum tentu benar.

Kemarahan yang tidak bisa dibendung itu tentu saja membuat jalan napas

Seohyun tidak beraturan, aliran darah di bawah permukaan kulitnya

menyeruak panas. Dan jika bisa, Seohyun sangat ingin menampar mereka

satu persatu. Dari Kyuhyun hingga Yuri.

"Kau terlalu menjanjikanku banyak hal. Kau ribut tentang keluarga. Kau

memaksakan diri untuk bisa diterima keluargaku, kau juga memaksaku

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 269


melakukan hal yang sama pada keluargamu. Tapi apa yang kau lakukan?

Yang kau bawa ke rumahmu justru Yuri. Seingatku aku sudah mengatakan

akan mempertimbangkan, sebelum ku berikan jawaban, kau membawanya

lagi?"

Seohyun membuang napas lagi, bagaimana bisa Kyuhyun berubah menjadi

senaif itu. Apakah Kyuhyun lupa sosok Seohyun bukanlah orang baik yang

rela mengorbankan perasaan demi orang lain? Tidak! Seohyun tidak akan

pernah melakukan hal seperti itu. Seohyun bahkan akan menampar dua kali

siapapun yang berani menamparnya sekali.

"Kau terlalu menjanjikan banyak hal padaku Kyuhyun. Sementara hal kecil

saja tidak bisa kau penuhi. Karena itu aku selalu mengatakan, jangan

berjanji. Aku benci mendengarnya"

"Seohyun, aku belum memenuhi janjiku bukan berarti tidak akan ku

penuhi"

"Bagaimana caranya kau akan memenuhinya? Mengakui aku saja di depan

mereka tidak bisa kau lakukan. Kau membiarkan aku diolok sebagai wanita

kesepian yang punya suami kaya raya namun tidak pernah memperhatikan

aku. Yang kau lakukan hanya menonton saat mereka menghinaku tentang

menikah diam-diam. Kau pikir aku tidak sakit mengingat bagaimana kau

merasa malu untuk mengakui aku sebagai istrimu?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 270


"Astaga Seohyun, aku tidak pernah merasa seperti itu"

Keadaanpun berbalik sangat luar biasa ketika Kyuhyun yang justru terlihat

amat bersalah, dan Seohyun yang berpotensi untuk menghajar pria itu dari

segala sisi.

"Apa aku seburuk itu? Apakah memiliki istri seperti aku sangat

membuatmu malu?"

"Seohyun bagaimana bisa ka menunduhku seperti itu?"

"Jika tidak mengapa kau tidak katakan pada mereka?"

"Seohyun, tidak semudah itu melakukannya. Ku rasa kau juga tahu itu"

"Tidak. Aku tidak tahu. Yang ku tahu melakukan itu mudah. Karena kau

hanya perlu mengatakan wanita ini adalah istriku. Selesai"

"Bagaimana bisa melakukan itu mudah?"

"Tentu tidak mudah jika kau takut ditinggalkan kekasihmu karena itu"

Kesekian kalinya Kyuhyun harus tertohok. Dia seperti dimangsa Seohyun

dan tidak mampu melepaskan diri. Dia tidak cukup kuat untuk mengerti

bagaimana caranya Seohyun bisa mengumpulkan satu persatu kesalahannya

kemudian diledakkannya pada satu waktu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 271


Masih dipandang Seohyun wajah Kyuhyun. Pria itu sama sekali tidak

mampu melakukan pembelaan yang menambah kekecewaan pada Seohyun.

Setiap kali Seohyun membahas Yuri, Kyuhyun terlihat selemah itu untuk

melepaskan. Tentu saja hal itu membuat keadaan hati Seohyun semakin

tidak baik. Dijauhkannya Kyuhyun dari tubuhnya dan kemudian berjalan

untuk mejauh.

Seohyun nyaris keluar dari pintu kamar, namun terhenti saat mengingat

sesuatu.

"Jual atau buang saja cincinmu jika kau tidak berniat menggunakannya

lagi"

Lagi?

Oh astaga, untuk kesekian kalinya hajaran Seohyun membuat Kyuhyun

nyaris tidak mampu untuk bernapas. Terkejut sekaligus tak menyangka

Seohyun juga memperhatikan itu selama ini namun tidak berniat protes

seperti yang dilakukannya sekarang.

Seohyun akhirnya menarik pintu untuk tertutup. Wanita itu menghilang di

belakangnnya dan kemudian tinggallah Kyuhyun di sana dengan segala

kekalahannya. Niatnya untuk menuntut kepada Seohyun, ternyata yang

terjadi justru sebaliknya. Dia yang dihajar Seohyun, dan sekarang tidak ada

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 272


penyelesaian. Seohyun bahkan semakin marah dan mungkin sangat marah

karena kesalahan Kyuhyun yang terlalu banyak

Dari kejadian pagi tadi, hingga Kyuhyun justru pergi dengan teman-

temannya bukannya ke kantor. Memasang sepatu Yuri, ketidak beranian

Kyuhyun mengakui Seohyun sebagai pria yang telah menikahi Seohyun di

depan teman-temannya dan juga orang lain, kemudian sekarang masalah

cincin. Dan masih banyak lagi kesalahan yang lain.

Benar memang, sudah sejak lama Kyuhyun tidak menggunakan cincin

nikah mereka. Dan hal itu terjadi sejak Yuri kembali dari luar negri. Dulu

Kyuhyun memang sengaja melepas itu untuk tidak dilihat Yuri dan

siapapun. Namun hari berlalu, Kyuhyun justru tidak lagi mengingat dimana

dirinya menyimpan cincin itu, karena saat itu cincin nikahnya memang

masih bukan sesuatu yang penting untukknya. Dan sekarang, ketika itu

sudah menjadi penting, Kyuhyun tidak lagi bisa menemukannya. Bahkan

saat dimana Seohyun semarah itu.

Tidak ingin Seohyun terus salah paham, Kyuhyun mengejar Seohyun yang

kini sudah berada di ruang tamu. Wanita itu menyalakan TV, namun tidak

terlihat jika dia ingin menonton TV. Dilipatnya kaki serta tangannya, wajah

dingin dan tidak bersahabat untuk bisa diajak berdamai semudah itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 273


Rasa marah yang berujung rasa bersalah dari Kyuhyun menbawa kakinya

ke depan Seohyun. Pria itu masih sempat berdiri di depan Seohyun namun

diabaikan wanita itu. Sampai akhirnya Kyuhyun berjongkok,

ditumpukannya kaki di atas lantai untuk bisa seimbang dengan tubuh

Seohyun yang duduk di sofa.

"Dari pada kita saling menyalahkan dan betengkar, tidak bisakah kita

berbaikan saja?"

Kyuhyun meraih tangan Seohyun yang tidak sudi untuk sekedar menatap

wajahnya. Dilepaskan Seohyun tangannya dari Kyuhyun dan kemudian

bergerak untuk pergi dari sana

"Tidak! Jika berbaikan semudah itu. Aku sudah tidak menggunakan

cincinku sejak menikah"

Tolak Seohyun, dia meninggalkan Kyuhyun di sana yang terlihat menyesal

sudah menuntut sementara kesalahannya jauh lebih banyak. Mungkin

Kyuhyun agak lupa bagaimana keras kepala dan egoisnya Seohyun hingga

dia berani bermain-main seperti itu. Sampai dia mendapatkan batunya,

barulah Kyuhyun menyesal.

Sebenarnya karena apa mereka bertengkar? Karena cemburu bukan? Lalu

kenapa sejak tadi tidak ada kata itu terucapkan? Tidak ada yang mau

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 274


mengakui jika mereka sama-sana sedang merasa cemburu. Lihat, cemburu

merusak semuanya. Permasalahan kecil berubah menjadi besar karena

cemburu berhasil mengungkit kesalahan lama dan justru meledak dan

membuat Seohyun semarah itu.

Dan Kyuhyun yang ditinggalkannya di ruang tamu? Tidak tahu apa yang

dilakukannya lagi. Karena Seohyun sedang tidak dalam mood yang baik

untuk melihat Kyuhyun. Perasaan Seohyun memang sedang bercampur

aduk setiap kali kejadian hari ini diingatnya, terutama semua bagian dimana

Yuri ada.

Ayolah Seohyun, seharusnya kau juga mengatakan alasan utama mengapa

kau demikian karena cemburu. Dengan itu Kyuhyun bisa lebih paham

maksudmu

**********

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 275


******WEDDING VOW,SANTI LUMBAN

GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 276


Sebenarnya Kyuhyun sangat ingin menyelesaikan pertengkaran mereka saat

itu juga, dia ingin meminta maaf jika memang harus demikian untuk

memperbaiki semuanya. Hanya saja Kyuhyun mengingat bagaimana sosok

Seohyun bukanlah orang yang semudah itu memaafkan siapapun.

Sangat ingin dikerjarnya, mereka menyudahi pertengkaran itu kemudian

mereka akan hidup seperti biasa. Namun dalam keadaan yang semarah itu,

Seohyun tidak akan bisa diajaknya bicara baik-baik. Seohyun mungkin

akan menjawab apapun yang dikatakannya, tapi sudah pasti dengan sarcas

yang lebih kejam dari sebelum-sebelumnya.

Maka Kyuhyun memutuskan untuk Seohyun mendinginkan perasaannya

dulu. Dia tahu jika Seohyun hanya berusaha untuk tidak memakinya, jika

memakinya semudah itu. Kyuhyun yakin Seohyun juga sudah

melakukannya.

Kebiasaan yang dilakukan Kyuhyun saat Seohyun marah adalah

membiarkan saja dulu sampai wanita itu meresa tenang dan kemudian

Kyuhyun bisa datang kembali dan menjelaskan kesalah pahaman itu,

meminta maaf setelahnya. Karena itu Kyuhyun membiarkan Seohyun

keluar dari rumah, dan dilihatnya juga Seohyun duduk di taman dan

memandang-mandang langit.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 277


Diikuti Kyuhyun hanya sampai kaca besar yang berdiri kokoh di sebelah

kiri rumahnya, kaca yang setengahnya ditutupi gorden abu-abu.

Dipandanginya Seohyun di sana, sekecewa itu. Dia tidak suka Seohyun

semarah itu, tapi keadaan memaksa Kyuhyun membuat Seohyun merasa

semarah itu.

"Dulu aku tidak pernah peduli dia marah atau tidak. Sekarang, dia marah

kenapa menjadi menyesakkan?"

Decak Kyuhyun pada diri sendiri. Pria itu setia menunggu Seohyun di

tempatnya. Memastikan Seohyun tidak akan kemana-mana. Namun

keadaan bicara lain karena sepertinya Kyuhyun yang harus kemana-mana

saat ponselnya berbunyi yang mengingatkannya jika dia meninggalkan

orang-orangnya di mall yang seharusnya mereka bersama ke rumah

orangtua Kyuhyun.

Oh astaga, hanya karena Seohyun, Kyuhyun melupakan banyak orang.

"Astaga"

Kyuhyun menyesalkan keadaan, karena dia memang harus pergi.

Bagaimana bisa dia meninggalkan banyak orang yang dijanjikannya dan

Kyuhyun mengingat ini akan menjadi yang kesekian Kyuhyun ingkar janji

kepada sang ibu perihal makan di rumah dan lain-lainnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 278


Tidak ingin meninggalkan Seohyun dalam keadaan marah, tapi Kyuhyun

juga tidak mungkin menjadikan alasan itu untuk membuat teman-teman

serta orangtuanya marah padanya karena ingkar janji. Mau berapa banyak

lagi yang harus marah padanya.

Kyuhyun melepas napasnya pasrah, dia tidak bisa terus seperti itu.

Kyuhyun memeriksa saku celananya untuk mencari keberadaan kunci

mobilnya. Ditemukannya di sana yang kemudian membuat Kyuhyun

memasuki mobilnya yang terparkir tidak terlalu jauh dari posisi Seohyun

duduk.

Dinyalakan Kyuhyun mobil dan itu berhasil menarik perhatian Seohyun.

Wanita itu sedikit memutar kepala dan memastikan apakah itu sungguh

suara mobil Kyuhyun atau tidak. Dan ternyata benar.

Itu mobil Kyuhyun yang mulai berjalan untuk keluar dari pagar rumah

mereka. Seohyun mengikuti pergerakan mobil itu melalui tatapannya.

Terlihat datar dan tanpa ekspresi, namun di dalam sana Seohyun berdarah-

darah.

Dia marah, namun Kyuhyun justru pergi? Kyuhyun meninggalkannya di

rumah tanpa berniat dua kali untuk membujuknya?

Setega itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 279


Karena itu jangan berharap kepada manusia Seohyun. Berharap kepada

manusia berarti kau harus siap kecewa.

Seohyun membuang napasnya pelan, kenapa rasa nyamannya justru lebih

berbahaya dari jatuh cinta?

Terlalu banyak hal hari ini yang membuat Seohyun kecewa dan juga sakit

hati, sayangnya dia tidak punya siapapun untuk berbagi. Saat dia hanya

punya Kyuhyun, pria itu sepertinya lebih memilih melanjutkan apa yang

tadi tertunda dengan teman-temannya dan juga orangtuanya.

Jelas harus seperti itu Seohyun. Kyuhyun itu manusia, bukan malaikat

pelindungmu. Dimana dia akan mengorbankan segalanya hanya untuk

memastikanmu tetap aman. Dia juga harus memikirkan perasaan banyak

orang. Dunianya juga bukan hanya tentang kau. Masih ada teman-temannya

dan juga orangtuanya yang harus dipikirkannya.

Kau bahkan tidak bisa diajaknya bicara baik-baik. Menurutmu dia akan

betah di rumah itu saat dimana kau lebih suka mendiaminya dari pada

mengajaknya bicara dan kemudian menemukan solusi dari pertengkaran

kalian?

Ayolah, Seohyun.

*************

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 280


Waktu itu berlagu seirama dengan matahari yang mulai meredup. Senja

mulai meliputi sang kota, dan udara dingin mulai menciumi permukaan

kulit mereka yang tidak menggunakan pakaian hangat.

Sore yang semakin menghabiskan waktu Kyuhyun berada di sana. Di antara

teman-temannya. Diluangkannya waktu untuk mereka yang begitu mudah

mengerti alasan bohong Kyuhyun ketika tadi menghilang begitu saja saat

mereka masih ada di parkiran.

Sungguh-sungguh saling memberi pengertian kepada Kyuhyun atau justru

malas untuk menanggapi Kyuhyun yang belakangan suka menghilang tiba-

tiba dan alasannya setelah kembali selalu sama. Yaitu pekerjaan. Pria itu

bicara seolah di antara mereka hanya dirinya yang bekerja.

Sebenarnya kecurigaan itu sudah semakin menumpuk dan dituduhkan

kepada Kyuhyun. Semakin banyak hal-hal aneh pada pria itu dan

seharusnya sudah mereka pastikan sejak dulu. Dan sekarang, saat semua

sibuk bercanda dan menikmati waktu bersama, dan di rumah orangtuanya

Kyuhyun justru bertingkah aneh kembali ketika menyuarakan

ketidaktersediannya untuk tinggal lebih lama lagi.

Dan saat semua menolak ide itu kecuali Donghae yang terlihat tidak peduli,

Kyuhyun justru pergi dengan tanpa persetujuan mereka. Bahkan ketika sang

ibu yang melarangnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 281


Sebenarnya sulit menjadi Kyuhyun, dia terjepit diantara pilihan mana yang

seharusnya lebih diprioritaskannya. Saat dimana dirinya memilih untuk

mementingkan keduanya, istrinya dan juga teman-temannya. Kyuhyun

justru dinilai kurang konsisten oleh semua pihak.

Dia tinggal lebih lama, Kyuhyun tidak tenang mengingat Seohyun

ditinggalkannya di rumah dan dalam keadaan marah. Sementara dia pulang,

menyusul Seohyun lagi. Yang lain justru menuduhnya terlalu sibuk hingga

tak lagi pernah punya waktu untuk mereka, termasuk sang ibu. Sudah lama

saat terakhir kali Kyuhyun menginap di sana.

Tapi mengingat Seohyun masih marah dan Kyuhyun tidak siap dengan itu.

Diputuskannya untuk tetap pulang. Setidaknya dia tetap menghadiri di

antara teman-temannya sekalipun harus undur diri lebih dulu.

Kyuhyun memutuskan pulang saat sore berangsur menjadi gelapnya malam.

Tak ada bintang yang menemani perjalan Kyuhyun dari rumah orangtuanya

hingga rumahnya dengan Seohyun. Dingin mulai menusuk-nusuk kulitnya

dan angin keras mulai menyapa, hujan pasti akan turun sebenar lagi.

Benar saja, karena 5 menit berikutnya tetes hujan mulai turun ke permukaan

tanah. Hujan yang perlahan semakin deras yang akhirnya Kyuhyun sadari

keputusannya untuk pulang sudah tepat. Bagaimana bisa dia tega

membiarkan Seohyun tidur sendirian dengan keadaan hari yang buruk

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 282


seperti ini. Karena sekalipun Seohyun takut, wanita itu akan tetap memilih

diam dari pada harus mengalahkan egonya untuk menghubungi Kyuhyun.

Seohyun terlalu kuat mengangkat harga diri, dia tidak pernah mau terlihat

lemah di hadapan banyak orang. Termasuk di depan Kyuhyun.

Kyuhyun mempercepat laju mobil sebelum hujan semakin parah.

Perasaannya mulai tidak tenang, hatinya sedang memohon untuk segera

sampai di rumah dan melihat Seohyun dalam keadaan baik-baik saja.

Kyuhyun menghabiskan lebih dari 30 menit untuk sampai di rumah.

Sesampainya di lingkungan rumah Kyuhyun tidak lagi membuang

waktunya menunggu seseorang membawakan payung untuknya. Dia lebih

memilih untuk menerobos hujan dan masuk secepatnya ke dalam rumah.

Satu hal yang harus dipastikannya lebih dulu sesampainya di rumah. Yaitu

Seohyun.

Pakaiannya sedikit basah sesampainya di mulut pintu. Pintu Kyuhyun

dibukakan oleh asisten rumah tangga mereka yang kemudian ditinggalkan

Kyuhyun tanpa sempat bertanya apakah Seohyun sudah makan atau sudah

tidur atau apapun.

Kyuhyun segera menciptakan langkah menuju kamar lebih dulu, memeriksa

ke sana apakah Seohyun sudah tidur atau semacamnya. Namun saat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 283


dibukannya pintu, tidak ada Seohyun di sana. Kamar itu rapi dan terlihat

belum ditiduri sejak tadi.

"Seohyun?"

Apa Seohyun membersihkan kamar mandi lagi?

Kyuhyun segera ke kamar mandi dan memastikan. Namun kamar mandi

juga kosong, disana juga tidak ada Seohyun seperti harapannya. Dia tidak

peduli sekalipun tadi Seohyun membersihkan kamar mandi.

"Seohyun?"

Kyuhyun keluar dari dalam kamar mandi dan bergerak menuju balkon dan

juga tidak ada Seohyun di sana. Kyuhyun memasuki kamar kembali dan

mulai meyakini ada yang tidak beres ketika dilihatnya ponsel Seohyun ada

di atas meja rias. Tidak akan bisa dihubungi Kyuhyun untuk memastikan

sedang dimana.

Apa Seohyun marah dan kabur?

Entah pikiran kotor dari mana itu, yang pasti Kyuhyun memeriksa lemari

dan napasnya lega saat masih dilihatnya pakaian Seohyun memenuhi

lemari. Tapi apakah Kyuhyun lupa jika Seohyun bukan tipe yang akan

melakukan hal-hal seperti itu, terutama jika harus merugikan diri sendiri.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 284


Lalu kemana wanita itu?

Kyuhyun keluar dari kamar tanpa menukarkan pakaian basahnya lebih dulu.

Dia terlalu khawatir yang kemudian dia berjalan ke arah dapur, dan tidak

juga ada Seohyun di sana. Yang ditemukannya di sana hanya seorang

asisten rumah tangga mereka yang masih terlihat sibuk

"Kemana Seohyun?"

Kyuhyun langsung pada inti pertanyaan, dia tidak mau berbasa-basi karena

itu akan membuang waktunya.

"Bukannya nyonya pergi dengan tuan?"

"Dia tidak pergi denganku"

"Sejak kepergian tuan, nyonya juga belum masuk ke dalam rumah tuan"

Oh astaga....

Kyuhyun menarik rambutnya pusing, ingin marah tapi tidak tahu dia harus

marah kepada siapa.

"Sial!!"

Kyuhyun segera meninggalkan dapur dan berjalan menuju pintu keluar

rumah. Hujan sedang lebat di luar sana, bagaimana bisa Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 285


berkeliaran di luar sana dengan keadaan seperti itu? Pantas saja perasaan

Kyuhyun tidak tenang sejak tadi, karena Seohyun pergi dari rumah dan

tanpa siapapun, kali ini tanpa mobil juga.

Perasaan bersalah Kyuhyun semakin mengganda ketika mendapati

perasaanya justru jauh lebih takut saat ini dari pada rasa takut ketika Yuri

dan yang lain tahu tentang hubungannya dengan Seohyun. Panik yang tidak

lagi terbendungnya setelah keluar dari pagar rumah dan semua pengisi

rumahnya mengatakan tidak ada yang melihat Seohyun pergi atau bahkan

kembali.

Kyuhyun tidak lagi merasakan jika tubuhnya mulai menggigil karena

kedinginan, dibuka Kyuhyun sedikit kaca mobil untuk bisa mencari

Seohyun lebih mudah. Siapa tahu Seohyun berkeliling sekitar perumahan

dan justru terjebak hujan hingga tak bisa pulang.

Dikelilingi Kyuhyun perumahan itu, namun sial untuk Kyuhyun ketika

tidak menemukan Seohyun sama sekali. Diulanginya beberapa kali yang

lantas menghabisan waktunya nyaris 2 jam hanya untuk mencari Seohyun

di luar sana.

"Jika kau pikir menghukumku dengan cara menghilang seperti ini. Selamat

Seohyun, kau berhasil"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 286


Kyuhyun bicara sendiri dengan kepanikannya yang semakin menjadi.

Sesekali disalahkannya dirinya sendiri yang tidak bisa menahan diri ketika

melihat Donghae sedekat itu dengan Seohyun yang lantas melontarkan

tuduhan-tudahan yang memancing kemarahan Seohyun.

"Maafkan aku Seohyun. Maaf"

Nada rasa bersalah itu dibarengi dengan desahan napas berat dari Kyuhyun.

Khawatir berlebih sampai membuat Kyuhyun tidak lagi merasakan jika

napasnya dan matanya juga mulai terasa panas. Sepertinya pria itu akan

terserang demam setelah menggunakan pakaian basah beberapa jam hingga

berkeliling dalam cuaca dingin seperti itu tanpa menggunakan penghangat

tubuh sama sekali.

Kyuhyun mulai lelah, tidak ada tanda-tanda sama sekali Seohyun ada di

sekitar itu. Memikirkan Seohyun pergi ke tempat jauh, tidak mungkin tanpa

mobilnya. Seohyun juga tidak memiliki teman yang bisa dikunjunginya. Ke

rumah orangtuanya juga tidak mungkin dilakukan Seohyun. Mereka masih

bermusuhankan?

Jika seperti itu kemana lagi Seohyun pergi?

Berbelanja? Seingat Kyuhyun Seohyun bahkan malas untuk mengangkat

belanjaannya siang tadi ke rumah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 287


Semakin lama berkeliling Kyuhyun mulai merasa jika tubuhnya semakin

tidak enak. Menggigil dan juga napasnya yang terasa panas, cukup

mengganggu aktifitasnya mencari Seohyun sungguh-sungguh.

"Aku harus mencarimu kemana lagi Seohyun"

Kyuhyun semakin pusing dan tubuh lemahnya itu dibawanya pulang

sebentar. Menukar pakaian dan setidaknya mengkonsumi obat kemudian

keluar untuk mencari Seohyun kembali.

Mobil Kyuhyun kembali memutar haluan untuk pulang ke arah rumahnya.

Memasuki daerah pekarangan rumahnya yang masih dipenuhi tetasan hujan

yang jatuh. Tak lagi terlihat semangat di wajah Kyuhyun, dia terlalu takut

membayangkan hal buruk terjadi di luar sana kepada Seohyun.

Nyala lampu mobilnya menyilaukan matanya sesampainya di depan teras

rumah. Bayangan-bayangan itu menghantui mata Kyuhyun yang sempat

membuat Kyuhyun diam usai di matikannya mobil.

Dia salah lihat? Atau karena terlalu khawatir sampai membuat Kyuhyun

demikian? Melihat yang tidak-tidak di depan rumahnya?

Dilihatnya bayangan-bayangan mirip tubuh Seohyun sedang berdiri di

dekat teras. Seseorang itu berdiri menggunakan payung hitam dan terlihat

memandang ke arah mobilnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 288


Tidak lama karena sosok yang Kyuhyun pikir hanya bayangan itu sungguh

menciptakan langkah ke arah pintu pengemudi mobil. Wanita itu semakin

mendekat dengan wajah yang cukup khawatir dan berdiri di sisi pintu mobil

yang diduduki Kyuhyun.

Syok, tentu saja.

Sudah pasti Kyuhyun merasa syok dengan yang dilihatnya. Dia bahkan

terdiam di kursinya, lupa cara membuka pintu mobil dan memastikan

apakah seseorang yang saat ini mengetuk-ngetuk kaca mobilnya sungguh

Seohyun atau tidak.

"Seohyun?"

Kyuhyun melepas napasnya panjang, dia tidak tahu harus bagaimana

menjelaskan ketakutannya tadi, dan sekarang istri yang dicarinya itu berdiri

dan dalam keadaan baik-baik saja. Sedang mengetuk kaca mobilnya

bersama dengan wajah khawatir seperti yang tadi dikeluarkan Kyuhyun saat

mencarinya.

Wanita itu menjemputnya hingga mobil dan mungkin sejak tadi sudah

menunggu Kyuhyun di sana saat Kyuhyun juga sedang sibuk mencarinya di

luar sana.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 289


Kyuhyun menurunkan kaca mobil, entah mengapa dia lebih suka

melakukan itu dari pada harus membuka mobil dan keluar dari sana.

Dilihatnya Seohyun melepas napas besar ketika sudah melihat wajahnya.

Kekhawatiran yang sama seperti miliknya tadi. Keduanya saling

memandang dari sana, Kyuhyun di dalam mobil dan Seohyun berada di luar

ditemani payung yang menolongnya dari hujan.

Keduanya sempat bertahan pada ego, dan ternyata keras kepalanya mereka

kalah dengan rasa takut yang lain dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Aku mencarimu"

Hanya dua kata yang disampaikan Kyuhyun, sejuta makna yang sempat

membuat Seohyun terdiam dan bertahan pada tatapannya untuk Kyuhyun.

"Aku menunggumu"

Oh astaga..

Kyuhyun, Seohyun.

Mereka menyampai segalanya hanya dengan dua kata namun cukup karena

diwakili oleh tatapan mereka berdua.

Ternyata tidak hanya Kyuhyun yang sibuk di sana. Tetapi juga Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 290


Benar kata pekerja rumah itu. Seohyun memang tidak kemana-mana. Dia di

rumah, hanya saja memilih untuk duduk di teras belakang rumah mereka.

Seohyun sedang menikmati sore hari di sana bersama dengan buku kecil.

Dia malas untuk masuk bahkan ketika hujan turun, karena saat dia masuk

tidak ada Kyuhyun yang menemaninya tidur

Tidak ada yang melihatnya di sana, dan saat dia memasuki rumah karena

dingin sudah sangat menusuk, asisten rumah tangga mereka mengatakan

Kyuhyun pulang dan mencarinya. Suaminya itu bahkan pergi lagi untuk

mencari Seohyun ke luar.

Kemarahannya yang seharian bertumpuk hilang hanya saat mendengar

Kyuhyun pulang dan mencarinya penuh kekhawatiran, Kyuhyun bahkan

tidak menukar pakaian basahnya. Seohyun sempat menelepon Kyuhyun,

namun tak ada jawaban. Benar saja, Kyuhyun memang terlalu fokus

mencari Seohyun, tidak mau peduli dengan getaran ponsel di dashboardnya.

Mereka saling mengkhawatirkan tetapi sok sibuk mengangkat ego terlalu

tinggi. Saat sudah terjadi, mereka sadar ego mereka kalah dengan

kepedulian.

Dan sekarang saat keduanya bisa saling melihat, dan saling memastikan

keadaanya yang lain, mereka hanya bisa saling memandang dengan sejuta

rasa dari tatapan mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 291


Seohyun sebagai pihak yang tadi sangat marah akhirnya mengalah. Dia

tersenyum saat matanya melihat wajah panik Kyuhyun berubah menjadi

ketenangan ketika melihat wajahnya.

Senyum ketenangan untuk menyudahi ketegangan mereka sejak pagi tadi.

Senyuman tulus setelah menunggu Kyuhyun di sana dengan tidak tenang.

Itu tandanya mereka harus mengakhiri pertengkaran mereka, saatnya

membicarakannya dengan cara yang beradab, saling memandang dalam dan

bicara dari hati-hati dan kemudian temukan solusinya.

Kyuhyun tidak langsung membalas senyuman Seohyun, dia bertahan

demikian, memandang Seohyun dalam. Diam yang menunjukkan betapa dia

sangat menikmati senyum Seohyun dari luar mobilnya. Tidak disia-siakan

Kyuhyun waktu itu sekalipun dia melihat cuaca tidak begitu berpihak pada

mereka, terus bertahan menunggu Seohyun menyudahi senyumannya. Dia

sudah cukup bersabar melihat Seohyun tersenyum tadi kepada pria lain, dan

seharusnya itu hanya menjadi milik Kyuhyun.

Cukup lama demikian akhirnya Seohyun sedikit menundukkan tubuhnya

untuk bisa seimbang dengan Kyuhyun yang masih bertahan di dalam mobil.

Tangan kirinya memegang erat payung yang akan terus melindunginya dari

hujan. Dan kini tangannya yang bebas digunakan Seohyun untuk

menyentuh wajah Kyuhyun. Ibu jarinya digunakannya untuk mengelus

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 292


lembut permukaan wajah Kyuhyun yang sedikit memucat karena

kedinginan.

"Kau kedinginan"

Suara Seohyun terdengar begitu lembut. Kedipan matanya membujuk

kepada Kyuhyun dan kemudian ibu jarinya terus menari naik turun di atas

permukan wajah Kyuhyun yang masih setia memandang Seohyun sekalipun

wajah Seohyun sudah sedekat itu padanya. Kepala Seohyun sudah berada di

cela kaca dan tak lupa dengan senyuman yang diberikannya sebagai tanda

jika dia tidak lagi marah.

"Keluarlah. Aku akan memelukmu agar kau tidak kedinginan"

Seohyun. Astaga, sekarang kau cukup pintar memanfaatkan momen.

Kyuhyun yang ditawarkan dan mendengar tidak mengatakan apapun,

dibiarkannya saja Seohyun menyentuh wajahnya, dibiarkannya juga

Seohyun tersenyum sendiri. Saat ini dia sedang bicara tentang surga melalui

matanya. Sebahagia itu saat dia melihat Seohyun ternyata baik-baik saja,

sebersyukur itu mengetahui Seohyun sudah tidak marah, dan

semenyenangkan itu melihat Seohyun menunggunya dengan wajah

khawatir dan setenang itu merasakan tangan halus Seohyun menyentuh

wajahnya, rasanya sesayang itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 293


Benar, sesayang itu menyadari senyuman itu berhasil membuat Kyuhyun

merasa jika jantungnya akan berhenti berdetak, dan kepalanya seolah tak

mengingat beban apapun. Yang ada hanya Seohyun dan kebahagiaan.

Itu baru yang namanya keindahan dalam pernikahan, keduanya tetap saling

peduli saat dimana kemarahan masih bersarang pada hati mereka.

"Kyuhyun?"

Seohyun memanggil, suara lembutnya membujuk Kyuhyun kembali dari

keterpesonaan itu. Panggilan nama yang akhirnya berhasil membuat

Kyuhyun bergerak dari diam mematungnya sejak beberapa menit yang lalu.

Bergerak bukan berarti Kyuhyun mengubah tatapannya menjadi

kecanggungan atau apapun, dia hanya mengangkat tangan kanan, menarik

pelan tengkuk Seohyun untuk lebih mendekat hingga sebagian kepala

Seohyun masuk melalui cela kaca mobil yang diturunkannya tadi.

Seohyun masih sempat bertanya melalui tatapan dengan kepolosannya yang

masih tersisa, hingga dirasakannya napas Kyuhyun mengenai permukaan

kulit wajahnya. Mata Seohyun masih terbuka untuk beberapa saat,

memastikan apa Kyuhyun sungguh sedang menciumnya?

Oh astaga....

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 294


Ciuman pertama mereka sungguh terjadi setelah berbulan-bulan menikah

dan menjadi suami istri yang tidak akur. Dan Seohyun yang dicium tidak

memberikan respon sebelum dirasakannya lumatan kecil pada permukaan

bibirnya. Tidak ada rasanya, tetapi bagaimana bisa sensasinya justru lebih

nikmat dari rasa makanan terlezat di dunia?

Kesekian detik Seohyun menutup mata, membirkan saja waktu berlalu

demikian. Sekalipun posisi seperti itu bukan posisi yang nyaman untuk

berciuman. Posisi dimana Seohyun sebagai wanita dengan perut buncit

harus berjongkok untuk menyesuaikan tinggi dengan Kyuhyun yang duduk

di dalam mobil, dan bisa mereka lakukan hanya di batas sela kaca mobil

yang di turunkan Kyuhyun.

Dingin sudah kalah oleh sensasi yang mereka rasakan masing-masing. Air

hujan tidak lagi menang atas Seohyun yang masih setia memegang gagang

payung. Jika petir tidak datang dan mengejutkan Seohyun, ciuman itu

mungkin akan berlangsung sampai esok pagi.

Mereka menyudahi tautan mereka dan tertawa bersama sadar jika petir saja

cemburu melihat mereka demikian.

"Mau masuk ke dalam?"

Tawar Kyuhyun yang justru memuaskan tawa Seohyun. Seingin itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 295


"Kau demam, keluarlah"

Tolak Seohyun, cukup tahu jurus seperti itu untuk apa. Dia sudah pernah

terperangkap sekali dengan cara seperti itu dari Kyuhyun. Dan hasilnya,

Seohyun hamil dan timbullah banyak masalah setelahnya.

"Ayolah. Kau tidak kedinginan?"

"Keluar"

Tolak Seohyun, dibukanya pintu mobil dan menarik tangan Kyuhyun untuk

keluar dari dalam sekalipun Kyuhyun terlihat begitu memaksa untuk

mereka masuk sebentar ke dalam mobil. Dasar laki-laki.

Seohyun tetap menggeleng, dipaksanya Kyuhyun keluar dari dalam dan

memayungi pria itu. Mereka berada pada payung yang sama setelah

Kyuhyun benar-benar keluar dari dalam mobil. Dilihatnya Seohyun sedikit

sibuk untuk mengatur jarak mereka agar Kyuhyun tidak lebih basah lagi.

"Aku yang terlalu besar atau payungnya yang kekecilan?"

Tanya Seohyun dengan sebuah decakan. Kesal karena payung itu tidak

cukup besar untuk melindungi tubuh mereka berdua dari hujan. Sisi paling

pinggir tubuh mereka harus terkena air hujan yang lantas membuat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 296


Kyuhyun tersenyum. Kepolosan Seohyun yang seperti ini selalu amat

menggemaskan untuknya.

"Kau yang terlalu besar"

Canda Kyuhyun mengacak rambut Seohyun yang kini sudah menatapnya

tajam. Karena wanita gemuk manapun tidak pernah ingin disebut gemuk,

sekalipun kenyataan bicara demikian.

"Baiklah, payungnya yang kekecilan"

Kyuhyun mengubah jawaban setelah mendapatkan serangan tatapan dari

Seohyun. Dia belum siap dimakan Seohyun hidup-hidup sementara mereka

baru berbaikan beberapa menit yang lalu.

"Begini baru benar. Kau dan aku tidak akan basah"

Kyuhyun menggeser Seohyun untuk berdiri di depan tubuhnya. Tangannya

meraih payung yang ada di tangan Seohyun. Payung itu harus dipegang

oleh pemilik tubuh yang lebih tinggi, dan itu adalah Kyuhyun. Tangan

kirinya yang bebas memeluk perut Seohyun dari belakang tubuh wanita itu.

Mereka berjalan beriringan dengan cara demikian. Beriringan dan

menempelkah tubuh, sambil tertawa mereka berjalan pelan hingga sampai

di teras rumah.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 297


"Orang-orang akan mengira kita orang gila"

"Untuk apa pusing dengan apa yang dipikirkan orang. Kita tidak bangun

setiap pagi untuk membuat mereka tertarik pada kita"

Jawab Seohyun cuek, dibantunya Kyuhyun menggulung payung dan

kemudian meletakkan di penyimpanan payung mereka. Digandenganya

Kyuhyun memasuki rumah hingga kamar.

"Mandilah. Aku akan membuatkan teh untukmu"

Seohyun menyerahkan handuk untuk digunakan Kyuhyun. Tanpa protes

dan tanpa pertanyaan Kyuhyun segera masuk ke dalam kamar mandi

setelah dilihatnya Seohyun membuka lemari, sepertinya memilihkan

pakaian untuk Kyuhyun.

Usai ditutupnya pintu kamar mandi, Seohyun juga keluar dari kamar mandi

untuk membawakan Kyuhyun teh hangat berikut dengan paracetamol.

Seohyun sudah bisa merasakan tubuh Kyuhyun sedikit hangat. Pria itu akan

demam sebentar lagi.

Belasan menit berlalu, Seohyun kembali ke dalam kamar dengan nampan

berisi sup yang dimasakkan asisten rumah tangga mereka. Segelas teh

hangat dan bungkusan kecil berisi obat untuk Kyuhyun. Saat dia masuk

sudah ada Kyuhyun yang duduk di ranjang, pria itu menyelimuti sebagian

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 298


tubuhnya dan dipastikan Seohyun jika Kyuhyun kedinginan hingga

menggigil.

"Kau panas"

Wajah Seohyun mulai menunjukkan kekhawatiran kembali saat tangannya

menyentuh kening Kyuhyun. Dan itu cukup panas, lebih panas dari terakhir

kali diperiksanya.

"Aku tidak apa-apa"

"Itu tepatnya yang selalu dikatakan semua orang saat sedang apa-apa. Aku

akan menghubungi Dokter"

Seohyun nyaris berdiri untuk mendapatkan ponsel Kyuhyun kemudian

menghubungi Dokter dari sana. Namun dihalangi Kyuhyun dengan

menariknya kembali duduk di atas ranjang.

"Tidak perlu. Di sini saja jadi obatku"

"Aku?"

Kyuhyun mengangguk menjawab pertanyaan Seohyun.

"Aku bukan paracetamol atau semacamnya"

"Tapi kau istriku"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 299


Kyuhyun memasang wajah manja yang lantas membuat Seohyun

menatapnya jijik kemudian mencubitnya.

"Peluk aku"

"Setelah kau makan"

"Aku akan makan setelah dipeluk"

"Kau mau dipeluk atau tidak?"

"Baiklah aku makan"

Kyuhyun kalah seketika, menatap malas ke arah Seohyun yang ternyata

cukup punya keahlian untuk mengancam. Selain itu Kyuhyun juga merasa

jika tubuhnya mulai lemas yang membuatnya enggan untuk berdebat.

Diterimanya suapan demi suapan dari Seohyun hingga suapan ke empat

lantas membuat perutnya sedikit mual dan nyaris muntah yang kemudian

membuat Seohyun panik.

"Kau baik-baik saja?"

Kyuhyun mengangguk pelan, tidak mengatakan apapun saat matanya juga

terlihat hanya tersisa beberapa watt. Napasnya terasa amat panas begitu

juga seluruh telapak tangan dan telapak kakinya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 300


"Kau tidak baik-baik saja"

Panik Seohyun, dihentikannya suapan itu ketika Kyuhyun menggeleng

untuk menerima suapan berikutnya. Perutnya sudah menolak yang

diputuskan Seohyun memberi teh hangat tadi berikut dengan paracetamol.

Belum pernah melihat Kyuhyun sakit seperti itu tentu saja membuat

Seohyun panik. Diletakkannya semua peralatan makan tadi di atas meja

dekat ranjang mereka. Bergerak ke ranjang kembali dan membuka selimut

yang digunakan Kyuhyun.

"Biar ku peluk"

Oh Seohyun. Itu antara perhatian atau romantis. Kau cukup punya keahlian

untuk membuat seorang pria jantungan.

Dipasangkan Seohyun kembali selimut itu ditubuh mereka. Seohyun

setengah duduk di ranjang dan kemudian diraihnya tubuh Kyuhyun untuk

mendekat dan dipeluknya. Kyuhyun bersandar pada tubuhnya, digesernya

Kyuhyun untuk senyaman mungkin tidur dalam pelukannya. Didekapnya

Kyuhyun erat, tangan kanannya menahan tubuh Kyuhyun dan tangan yang

lain sesekali merapikan dan mengelus kepala Kyuhyun untuk membantu

pria itu tidur.

"Anak kita tidak kesakitan jika ditindih seperti ini"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 301


"Kau tidak menindihnya"

"Sedikit"

"Kurasa dia akan mengerti, untuk ayahnya segera sembuh"

"Kau pandai bicara"

Jawab Kyuhyun pelan, suaranya mulai berat dan napas Kyuhyun yang

panas bisa dirasakan Seohyun di permukaan kulitnya.

"Tidurlah. Aku akan menjagamu"

Kyuhyun mengangguk dan kemudian menutup matanya. Nyamannya

dipeluk saat sakit seperti itu. Ditemani Seohyun dan juga calon anak

mereka. Kali pertama semenjak dirinya menjadi manusia. Diperlakukan

demikian justru lebih kuat untuk membuatnya sembuh dari pada obat

Dokter. Karena Kyuhyun sangat cepat diantar tidur oleh Seohyun.

Dan hebatnya Seohyun menahan diri beberapa jam demikian. Tubuhnya

terasa amat kebas untuk menahan tubuh Kyuhyun dalam pelukannya.

Kedua kakinya sakit yang sulit juga untuk digerakkannya.

Tidak butuh alat penurun panas, hanya berlalu beberapa jam Kyuhyun

sudah berkeringat dan menurunkan panas di tubuhnya. Dilap Seohyun terus

menerus dan terasa menghilangkan kebas di tubuhnya setelah merasakan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 302


jika panas di tubuh Kyuhyun semakin turun. Mereka terlalu cocok

terkadang, dimana Seohyun justru lebih majur menjadi obat Kyuhyun dari

pada obat Dokter.

Panas Kyuhyun yang sudah turun ternyata menenangkan perasaan Seohyun,

keadaan Kyuhyun semakin membaik membuat Seohyun bersedia untuk

mengantuk. Karena itu memang sudah seharusnya menjadi jam tidurnya.

Mereka melanjutkan tidur hingga pagi dengan posisi demikian, sampai

Kyuhyun tersadar lebih dulu ketika cahaya dari gorden yang dibuka

seseorang membangunkannya. Silau yang sempat berpikir jika orang usil

itu adalah Seohyun.

Namun dugaan Kyuhyun salah ketika dilihatnya Seohyun masih tidur dalam

posisi setengah duduk dan memeluknya. Kyuhyun masih merasakan salah

satu tangan Seohyun pada punggungnya dan tangan yang lain berada di

rambutnya.

Samar-samar Kyuhyun melihat seseorang yang saat ini berdiri di depan

kaca besar pemisah luar dengan kamarnya. Cahaya itu tentu saja membuat

Kyuhyun kesulitan melihat orang mana yang cukup berani memasuki

kamarnya dengan Seohyun dan seberani itu membuka gorden.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 303


Perlahan namun pasti Kyuhyun menyesuaikan pandangan. Dilihatnya orang

itu juga sedang menatapnya. Sampai akhirnya Kyuhyun begerak cepat

dalam pelukan Seohyun, sedikit melepaskan tangan Seohyun sangat pelan.

"Eomma"

Pekiknya amat terkejut, menjauhkan sedikit tubuhnya dari Seohyun yang

kemudian bergerak turun ketika sang ibu melipat tangan dan menatapnya

tanpa ekspresi.

"Karena ini kau pulang tanpa seizin Eomma?"

Entah itu sindiran atau memang karena tidak tahu sama sekali alasan

Kyuhyun meninggalkan rumah malam lalu.

"Bagaimana caranya Eomma masuk ke kamar ini?"

"Kau tidak berpikir Eomma akan menghilang seperti drama yang biasa

ditonton istri kesayanganmukan?"

"Eomma..."

"Kyuhyun bukan itu intinya, yang terpenting sekarang adalah apa yang

terjadi di sini?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 304


Kyuhyun berdecak dengan pertanyaan sang ibu. Bukankah pertanyaan itu

sangat salah digunakan ibunya di rumah itu? Apakah ibunya sedang

mempermasalahkan tentang posisi tidurnya dengan Seohyun

"Apa yang salah?"

"Seingatku kau dan dia tidak seakur ini"

"Apa itu kata lain dari Eomma lebih suka kami tidak akur?"

"Eomma tidak suka kau seperti ini dengannya dan seperti itu juga kepada

Yuri"

"Eomma merendahkanku dengan kalimat itu"

"Kau memang serendah itu"

Balas Nyonya Cho dengan tatapan menantang ke arah Kyuhyun yang cukup

tersinggung dengan kalimat yang disampaikan sang ibu. Kyuhyun

mendesah dengan pelebelan yang diberikan sang ibu. Mulai bertanya-tanya

alasan apa ibunya sepagi itu sudah berada di rumahnya. Sementara sang ibu

alergi menginjak rumahnya karena ada Seohyun di sana. Wanita yang

menurut sang ibu tidak cukup baik bersanding dengannya. Mulai dari

perilaku dan juga status sosialnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 305


Sekilas dilihat Nyonya Cho nampan di atas meja dan kemudian melihat

kembali ke arah Seohyun yang masih enggan untuk membuka mata

"Bagaimana dia mengurusmu jika sesiang ini dia masi tidur?"

"Kapanpun dia ingin bangun, itu terserah Seohyun. Apapun yang membuat

dia senang dan nyaman"

"Kau mengatakan hal berbeda satu bulan yang lalu"

"Semua orang berubah. Iyakan?"

"Berubah menjadi suami bodoh maksudmu?"

Sindir Nyonya Cho kemudian tertawa simpul untuk mengejek Kyuhyun.

"Kenapa tidak sekalian saja kau menjadi tukang cucinya?"

Kyuhyun tidak peduli lagi dengan pertanyaan itu, dia berdiri untuk keluar

dari dalam kamar. Dia tidak mu suara-suara menyebalkan dari sang ibu

justru akan membangunkan Seohyun. Dia tidak mau, karena Kyuhyun

yakin bahwa Seohyun belum terlalu lama tidur. Wanita itu pasti terjaga

cukup larut untuk terus menjaganya hingga sehat kembali sepagi ini.

"Dia yang menjadi alasanmu tidak pernah betah di rumah?"

"Dia? Eomma, namanya Seohyun. Cho Seohyun"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 306


"Aku tidak peduli soal namanya"

"Sampai kapan Eomma tidak peduli?"

"Selama yang aku mau. Kalau perlu selamanya"

Dalam perjalanan mereka dari kamar menuju ruang tamu, ibu dan anak itu

masih menyempatkan waktu mereka untuk berdebat. Debat sengit tentang

penyudutan Seohyun, dan pihak yang lain melakukan pembelaan.

Sampai akhirnya keduanya duduk di sofa. Nyonya Cho menatap sekeliling

rumah Kyuhyun, tatapan yang terlihat hina baginya melihat hunian itu.

"Sampai sekarang aku masih penasaran, sebenarnya kesalahan apa yang

dilakukan Seohyun kepada Eomma sampai membencinya sebanyak itu?"

"Kau masih bertanya? Kau lupa jika dia sudah merusak kebahagiaan serta

rencana masa depanmu?"

"Bagaimana bisa Eomma menilai semudah itu? Kapan Seohyun merusak

kebahagiaanku?"

"Sejak dia hamil"

"Dia tidak bisa hamil sendiri Eomma. Dia seperti itu karena aku"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 307


Nyonya Cho berdecak mendengar bagaiman Kyuhyun mengatakan itu

tanpa menunjukkan mimik wajah bahwa itu tabu dibicarakannya

menggunakan kalimat sesantai itu.

"Karena itu. Kenapa dia harus memilihmu menjadi orang yang

menghamilinya"

"Eomma, jangan..."

Emosi Kyuhyun mulai meledak saat otak pintarnya mulai menangkap arti

dari kalimat sang ibu.

"Banyak pria la..."

"Eomma stop. Dia istriku. Aku tidak suka Eomma membicarakannya seolah

dia wanita yang suka hamil dengan pria manapun"

"Setidaknya kau lebih cepat paham"

Cuek Nyonya Cho yang memaksa Kyuhyun menahan emosinya mendengar

setiap kalimat merendahkan itu dari sang ibu untuk Seohyun.

"Jika Eomma ke sini hanya untuk menghina Seohyun. Akan lebih berguna

jika Eomma pulang dan perbanyaklah minum omega tiga"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 308


Usir Kyuhyun dengan cara yang halus. Dia tidak suka harus meladeni

omong kosong sang ibu yang cenderung menyalahkan Seohyun pada setiap

kejadian.

"Tadi malam Yuri membahas kecurgiaannya kepadamu. Katanya kau aneh

belakangan ini"

Nyonya Cho langsung pada inti pembicaraan setelah mendengar kalimat

singkat Kyuhyun yang terlihat sedang mengusirnya.

Kyuhyun diam, tidak memberi respon dengan yang dikatakan sang ibu.

"Eomma tidak suka melihatmu berjalan ke dua arah sekaligus. Jangan

merendahkan dirimu dengan mempertahankan dua wanita. Kau harus

memilih. Siapa yang pantas kau pertahankan dan siapa yang pantas kau

tinggalkan"

Itu lagi?

Benar, kalimat itu sudah yang kesekian kali dikatakan sang ibu padanya.

Dan Kyuhyun mulai muak mendengarnya.

"Semoga itu bukan cara Eomma untuk mengatakan meninggalkan Seohyun

demi Yuri"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 309


"Tentu saja Eomma lebih suka kau melakukan itu. Karena wanita seperti

istrimu tidak bisa melakukan apapun selain diam dirumah dan tidak

bergaul"

"Eomma keterlaluan. Sejak kapan Eomma menjadi wanita yang sekejam

itu?"

"Oh terserah Kyuhyun. Sejak kecil Eomma selalu mengajarimu tentang

menjadi lelaki yang benar laki-laki. Rasa nyaman sebentar jangan kau

gunakan alasan untuk melupakan orang yang selalu ada. Dan itu Yuri"

"Hentikan Eomma"

"Jika harus jujur, Eomma lebih suka kau meninggalkan Seohyun"

"Eomma!!"

Kyuhyun mulai berteriak, terlalu emosi mendengar sang ibu bicara

demikian namun dengan suara keras. Terlihat sengaja hanya untuk

membuat Seohyun mendengar. Dia tahu ibunya sangat sengaja melakukan

itu.

Dan terjadi. Nyonya Cho berhasil dengan rencananya. Seohyun mendengar.

Bukan dari dalam kamar. Tapi wanita itu sedang berdiri di sekitar ruang

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 310


tamu. Dia sudah cukup lama berdiri di sana dan tentu saja mendengar

semua yang dibicarakan Kyuhyun dan juga ibunya.

Kyuhyun mengacak rambutnya ketika melihat Seohyun di sana dan terlihat

terpaku dan tentu saja sakit hati mendengar apa yang dikatakan ibunya

sejak tadi. Kyuhyun sangat takut Seohyun akan pergi setelah mendengar

bagaimana ibunya sangat tidak menginginkan Seohyun dalam keluarga

mereka.

Detik berikutnya Kyuhyun justru terkejut ketika dilihatnya Seohyun

menciptakan langkah untuk mendekat pada mereka. Langkah yang begitu

yakin, saat wanita itu sampai di sisi Kyuhyun, diberinya hormat kepada

sang mertua dan kemudian tersenyum ke arah Kyuhyun.

Tidak.

Dia bukan Seohyun yang lemah. Yang akan lari dan menghilang hanya

karena disudutkan demikian. Dia adalah wanita yang akan terus berjuang

selama meyakini apa yang dilakukannya benar dan tidak melanggar aturan

sosial yang berlaku.

Sekalipun itu baru kali pertama Seohyun bertemu Nyonya Cho setelah

menikah, Seohyun cukup yakin mereka sudah sangat saling mengenal

berdasarkan dan melalui cerita Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 311


"Omonim"

Sapa Seohyun, berusaha sesopan mungkin yang mengejutkan batin

Kyuhyun dengan keberanian Seohyun menyapa ibunya.

"Omonim ingin minum sesuatu? Akan ku buatkan"

Oh Seohyun kau tida bisa membuat apapun. Jangan bersikap seolah kau

bisa melakukan banyak hal.

Pintarnya Seohyun berpura-pura seolah tidak mendengar apapun tadi. Dia

membiarkan saja bagaimana tatapan kagum Kyuhyun padanya. Dia sedang

berjuang untuk membuat Nyonya Cho sadar jika dia tidak akan mundur dari

Kyuhyun semudah itu hanya karena direndahkan keluarga Kyuhyun.

Kali ini keterpesonaan Kyuhyun kepada Seohyun semakin berlipat-lipat.

Hal seperti itulah yang belum pernah berhasil dilakukan semua mantan

kekasihnya. Hanya Seohyun yang bisa melakukan itu

"Omonim?"

Seohyun kembali menyapa ketika Nyonya Cho tidak memberi respon

apapun pada kalimatnya sejak tadi. Hingga akhirnya Nyonya Cho

berdehem, entah baru kembali dari mana kesadarannya.

"Jangan bicara padaku. Kau mengerti?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 312


Wanita itu meninggalkan Seohyun dan juga Kyuhyun langsung. Terlihat

begitu jijik saat Seohyun ikut serta dalam percakapannya dengan Kyuhyun.

Ditariknya pintu keras sebagai tanda benci yang disampaikannya untuk

Seohyun.

"Aku tidak apa-apa"

Seohyun kembali bersuara ketika dirasakannya tangan Kyuhyun

memberikannya kekuatan. Dia tahu itu bentuk lain dari pertanyaan 'apakah

kau baik-baik saja?"

"Maafkan sikap ibuku"

"Tidak masalah. Kita yang salah, kita pantas diperlakukan demikian"

"Seperti kesepakatan. Kita hadapi bersama-sama. Tidak ada kata mundur

sampai mereka menerima kita"

Seohyun mengangguk yakin di depan Kyuhyun. Namun dalam hatinya

Seohyun sedang berdarah-darah. Tentu saja, bagaimana mungkin dia tidak

sakit mendengar kalimat merendahkan yang dilontarkan Nyonya Cho

padanya. Namun harus ditahannya demi Kyuhyun. Dia tidak mau Kyuhyun

kecewa setelah janji yang mereka ucapkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 313


Andai saja mereka sadar jika alasan Nyonya Cho mendadak terdiam dan

hanya menjawab Seohyun sekali adalah karena keterkejutannya melibat

Seohyun. Lebih tepanya perut buncit wanita itu.

Nyonya Cho merasa telah tertampar dan dibunuh saat dilihatnya sosok

Seohyun gemuk bersama dengan perut besarnya. Tertohok oleh rasa

bersalah saat menyadari jika yang saat ini berada di perut Seohyun masih

darah dagingnya. Cucunya yang seharusnya sejak dulu sudah

dipedulikannya.

Sangat wajar memang wanita itu merasa demikian, karena terakhir mereka

melihat Seohyun dulu saat Seohyun masih terlihat langsing, tentu saja

sudah sangat berbeda dengan sekarang. Saat ternyata melihat secara nyata

ada keturunannya di perut Seohyun seperti tadi, mulut Nyonya Cho

langsung terkunci dan tak lagi mampu mengeluarkan cacian apapun lagi

untuk Seohyun.

Tak hanya itu, sesungguhnya Nyonya Cho juga mengerti banyak hal sejak

berdiri di kamar Kyuhyun dan Seohyun tadi. Dilihatnya nampan di atas

meja, termasuk yang paling penting adalah ketika dilihatnya cara Seohyun

memeluk Kyuhyun saat tidur. Kyuhyun hanya bisa tidur seperti itu jika

dirinya yang melakukan, jika mendadak Kyuhyun juga bisa tidur senyaman

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 314


itu dipeluk orang lain, maka Nyonya Cho bisa menyimpulkan bahwa orang

itu sudah sangat nyaman bagi Kyuhyun.

Nyonya Cho meninggalkan rumah Seohyun dan Kyuhyun. Tidak berencana

lagi kembali ke sana jika dengan itu justru ingin membuatnya merubah

haluan untuk lebih membuka hati pada kehadiran Seohyun.

Tidak, dia tidak boleh merasa demikian.

************

Pasangan yang tadi ditinggalkan Nyonya Cho di dalam rumah sudah merasa

cukup untuk memikirkan masalah yang belakangan ini datang. Namun

sepengertian apapun Seohyun, dan sekuat apapun dirinya untuk berpura-

pura tidak mendengar apa yang dikatakan sang mertua, Seohyun tetap

termakan kata-kata. Terutama dalam bagian Kyuhyun yang berjalan di dua

arah sekaligus.

Bukankah Kyuhyun harus tegas untuk menyatakan pilihan dengan siapa dia

ingin menghabiskan usianya? Bukankah Kyuhyun harus memilih antara

dirinya dengan Yuri? Karena tidak mungkin selamanya mereka

bersembunyi dari Yuri dan yang lain. Karena bagaimanpun Seohyun juga

membutukan pengakuan dari lingkungan sosialnya. Bahwa saat ini dia

adalah Nyonya Cho yang dinikahi Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 315


Tapi yang sangat takut dan tidak siap diterima Seohyun adalah jika ternyata

Kyuhyun lebih memilih Yuri. Karena jika memang Kyuhyun memutuskan

untuk hidup dengannya saja selamanya, maka Kyuhyun sudah mengakhiri

hubungannya dengan Yuri sejak dulu.

Andai saja Kyuhyun sadar jika Seohyun ingin Kyuhyun segera menyudahi

itu. Dia ingin Kyuhyun memberikan pengakuan kepada dunia bahwa

mereka adalah pasangan suami dan istri.

Tapi Seohyun masih takut untuk menyuarakan keinginan itu.

"Kau sudah merasa lebih baik?"

Seohyun mendekati Kyuhyun kembali setelah ditinggalkan Nyonya Cho.

Memeriksa kening Kyuhyun dan sudah normal seperti sebelumnya, hanya

suara Kyuhyun yang menyisakan serak. Sementara Kyuhyun yang ditanya

tidak menjawab dan justru memeluk Seohyun di tengah ruang tamu itu.

Yang besar kemungkinan akan dilihat para pekerja di rumah mereka.

Didekapnya tubuh Seohyun dari belakang. Dieratkannya kedua tangan di

atas perut Seohyun, dan menyembunyikan kepalanya di bahu Seohyun.

"Jangan pernah marah lagi. Kau membuatku takut"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 316


Oh Kyuhyun, kau membahas kejadian malam lalu lagi? Kau masih terpikir

akan hal itu?

"Tergantung bagaimana kau tidak membuatku marah"

Canda Seohyun sambil membalas tangan Kyuhyun di atas perutnya,

kemudian tangannya yang lain mengelus pelan wajah Kyuhyun yang berada

di lehernya

"Tapi segala hal membuatmu marah"

"Tenang, mulai sekarang kau sudah bisa menyogokku dengan makanan"

"Andai saja semudah itu. Kau lebih horor dari singa saat marah"

"Itu belum seberapa"

"Ku pikir cukup Seohyun. Itu saja sudah membuatku ingin gila"

"Kau pembual"

Seohyun melepas paksa tangan Kyuhyun dari tubuhnya. Mendorong pria itu

menjauh. Karena Kyuhyun harus bekerjakan?

"Mandi dan pergilah bekerja seperti biasa"

"Kau yakin menyuruhku bekerja?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 317


"Jika kau tidak bekerja, uang dari mana kau akan membelikanku rumah dan

mobil yang banyak"

"Kenapa kau tidak menikah dengan Bank saja?"

"Akan ku lakukan andai saja Bank adalah manusia"

"Astaga, tak kusangka kau seperti itu"

Decak Kyuhyun yang ditanggapi Seohyun dengan mengangkat bahu, seolah

tidak peduli dengan ekspresi tidak percaya dibuat-dibuat dari Kyuhyun.

Ditinggalkan Seohyun lebih dulu tempat itu dan kemudian berjalan menuju

dapur.

************

Seperti biasa, tinggallah Seohyun seorang diri di dalam rumah. Tak ada

Kyuhyun yang biasa sok sibuk untuk mengaturnya tetang mana yang pantas

dimakannya, dilakukannya dan dibatasinya.

Seohyun cukup bosan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sama

setiap hari. Sudah 2 jam sejak Kyuhyun berangkat bekerja dan belum ada

yang berhasil mengusir kebosanan Seohyun. Dalam kurun waktu sesingkat

itu Seohyun benar-benar nyaris dibunuh oleh rasa rindu. Rasa yang

menyebalkan dan sangat dibenci Seohyun. Dimana kerinduan itu sungguh

merusak harga diri Seohyun. Sejak tadi dia sudah setengah mati untuk

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 318


menahan diri. Ingin menemui Kyuhyun ke kantor, tapi Seohyun takut itu

bisa menjadi berita besar yang juga merugikan mereka berdua setelahnya.

Jalan paling mudah dilakukan Seohyun adalah video call. Sekalipun

Kyuhyun dipastikan akan menolak panggilan itu. Karena Kyuhyun paling

anti menggunakan ponsel saat dirinya atau siapapun bekerja.

Seohyun sempat mendesah mengingat dirinya bahkan tidak pernah

menyimpan nomor Kyuhyun di sana. Dia hanya mengingat bagian terakhir

dari nomor itu. Sempat mencari-cari mana yang mungkin nomor aktif

Kyuhyun. Namun belum usai dilakukannya, ponselnya justru berbunyi dan

bergetar sebagai tanda ada sebuah permintaan video call.

Seohyun sempat mengerutkan kening, dia sedikit bingung siapa pemilik

nomor dengan nama KING itu. Karena seingat Seohyun, tidak pernah ada

kontak KING di ponselnya.

Seohyun berdecak sekaligus kesenangan ketika diterimanya video itu dan

menunjukkan wajah Kyuhyun di sana yang sesekali menatap ke arahnya

dan kemudian ke arah monitor.

Jatuh cinta memang membuat siapapun seperti orang bodoh. Seperti yang

dilakukan Kyuhyun dan Seohyun. Mereka baru berpisah 2 jam, dan

sekarang mereka sudah rindu. Tidakkah itu terlalu dibuat-buat? Karena jika

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 319


diperhatikan burung gereja juga berpacaran, tetapi tidak seperti dua orang

itu. Mereka berdua terlalu berlebihan dengan itu.

Mereka membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting. Terkadang

mereka juga tertawa, entah apa yang sedang mereka bicarakan. Sekalipun

demikian bukan berarti Kyuhyun meninggalkan pekerjaan.

Dia bisa melakukan video call dengan Seohyun sambil bekerja sekaligus.

Sebenarnya tidak suka seperti itu. Hanya saja Kyuhyun masih belum bisa

membiarkan Seohyun melewati semua itu sendirian.

Sesekali mereka melepaskan tawa, namun video call itu harus terganggu

ketika seorang asisten rumah tangga mereka mendatangi Seohyun dan

memberitahu jika mereka memiliki tamu. Tamu yang sempat membuat

Seohyun enggan untuk keluar.

Tentu saja, terkadang dia takut jika tamu itu adalah orang-orang Kyuhyun

yang berkemungkinan berbahaya jika melihat ada Seohyun di sana.

"Siapa?"

"Dua orang pria nyonya. Mereka sepertinya ingin mengantarkan sesuatu"

"Tua atau muda?"

"Sedikit tua"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 320


Seohyun mngernyit bingung, siapa kira-kira orang itu. Dan yang berikutnya

dilakukan Seohyun adalah menyuruh Kyuhyun menunggu sembari dia

mengintip dan memastikan siapa kira-kira orang itu. Seohyun merasa

beruntung ketika memastikan tidak ada dari orang-orang itu yang

seharusnya menjadi teman-teman Kyuhyun.

Saat diintipnya sejuta tanda tanya keluar dari kepala Seohyun ketika

dipastikannya bahwa orang-orang itu tidak asing. Orang-orang itu adalah

pekerja orangtuanya.

Apa yang mereka lakukan di rumahnya? Apa terjadi sesuatu kepada ibu

serta ayahnya?

Segera Seohyun keluar dan kemudian menyapa, wajahnya sedikit panik

karena tidak ada orang tuanya diantara orang-orang itu.

"Apa yang terjadi. Dimana Eomma dan Appa?"

Seohyun langsung menyerang kedua orang pria itu dengan pertanyaan.

Namun yang dilakukan kedua orang itu justru mengangkat sesuatu berupa

kotak dan kemudian memberinya kepada Seohyun

"Nyonya mengirim ini untuk nona. Beliau berpesan untuk dihabiskan"

Apa?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 321


Itu justru lebih membingungkan dari pada mengapa kedua orang-orang

mendadak ada di depan rumahnya.

"Apa dia memberiku semacam obat untuk menggugurkan?"

Tentu saja sulit bagi Seohyun berpikir positif dengan apa yang mungkin

dilakukan orangtuanya terhadapnya dan anaknya. Ingatkan jika keluarganya

tidak pernah menginginkan anak itu?

Kepolosan yang justru ditanggapi kedua pria itu dengan kekehan singkat.

Seohyun tidak pernah berubah bahkan setelah nona mereka itu menikah.

Dia bisa berpikir seburuk itu termasuk kepada orangtuanya sendiri.

"Seingatku itu hanya makanan yang dimasak oleh nyonya sendiri. Katanya

nona sangat suka itu"

"Benarkah?"

Seohyun nyaris membuka kotak itu di sana yang akan membutuhkan waktu

tidak sedikit jika kedua orang itu harus menunggu lagi.

"Tuan juga mengundang nona beserta Tuan Cho untuk makan malam di

rumah. Nona dan tuan bisa menghubungi lagi kapan kalian bisa makan

bersama di rumah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 322


Seohyun justru semakin bingung dengan undangan itu. Apa maksudnya?

Orangtuanya mengundang mereka ke rumah setelah malam-malam lalu di

usir bahkan nyaris memukuli Kyuhyun?

Itu sungguhan atau ibu serta ayahnya berniat lain di balik itu? Karena

Seohyun yakin tidak semudah itu.

Seohyun masuk kembali ke dalam rumah setelah kedua orang tadi pamit

undur diri. Jika ini tentang rasa senang, tentu saja Seohyun senang jika

orangtuanya memang berniat tulus mengundangnya dan juga Kyuhyun ke

rumah mereka. Bagaimanapun itu yang sudah sangat diinginkan Seohyun

sejak lama. Dia sudah terlalu rindu kepada ibunya. Dia juga rindu

dimanjakan lagi oleh seluruh pengisi rumah besarnya.

Tidak hanya itu, masakan Nyonya Seo yang saat ini sudah berada di

mejanya sudah membuat mata Seohyun berkaca-kaca. Masih hangat

diingatannya saat dimana dirinya nyaris beberapa bulan hanya makan

makanan cepat saji. Tidak ada yang mengingatkannya tentang makanan

sehat mana yang pantas untuknya.

Kotak makanan yang dipenuhi masakan tangan sang ibu, bahkan diisikan

note mana yang bisa disimpan Seohyun ke lemari pendingin. Makanan yang

bisa dimakan dirinya dan Kyuhyun beberapa kali.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 323


Tak bisa ditahan Seohyun air matanya ketika dirasakannya salah satu

masakan itu. Lidahnya sudah sangat akrab dan rindu dengan rasa itu.

Masakan rasa cinta yang dulu dimakan Seohyun nyaris tiap hari. Dan

sekarang dimakannya lagi?

Jika benar itu berupa sinyal untuk mereka memperbaiki hubungan, maka

dengan sangat senang Seohyun akan menyetujui undangan itu. Jika perlu

Seohyun bisa ke sana saat ini juga. Tapi sayangnya dia hanya boleh ke sana

jika Kyuhyun juga ikut serta.

Dimakannya beberapa sendok yang kemudian membuat Seohyun teringat

ponselnya. Seharusnya masih terhubung video call dengan Kyuhyun.

Segera Seohyun berjalan kembali ke ruang tamu dan Seohyun tersenyum

ketika dilihatnya ponsel itu masih menyala, suaminya itu masih setia

menunggunya sambil bekerja.

Kyuhyun terlihat bertambah tampan saat bekerja dengan serius seperti itu.

Tidak ingin mengganggu, namun Seohyun juga masih sangat ingin melihat

wajah Kyuhyun. Maka diputuskannya untuk duduk dan diam. Terus melihat

Kyuhyun bekerja tanpa berniat membuka suara. Yang dilakukan Seohyun

hanya mengagumi Kyuhyun dari ponselnya.

Hingga dilihatnya Kyuhyun menoleh sebentar dan ketika melihatnya

Kyuhyun melepas mouse di tangannya dan menghadap ke arah Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 324


"Siapa?"

"Eomma dan Appa mengundang kita ke rumahnya"

Bisa dilihat Seohyun keterkejutan di wajah Kyuhyun. Pria itu terlihat

kurang percaya dengan yang disampaikan Seohyun dengan wajah

berbinarnya.

"Apa mereka akan memukuli kita atau semacamnya?"

"Kurasa tidak"

"Aku tak yakin"

"Memukulimu mungkin. Ayolah, berkorbanlah dipukul sekali demi aku"

Seohyun bercanda, namun kalimat candaan itu yang berhasil meyakinkan

Kyuhyun jika Seohyun sedang tidak bercanda. Yang semakin menambah

semangat Kyuhyun dengan berita itu adalah ketika dilihatnya bagaimana

Seohyun berbinar bahagia, tak hanya kata-kata, mata wanita itu juga sedang

bercerita jika dia sangat bahagia mendengar orangtuanya mengundang

mereka ke rumah. Belum pernah dilihatnya Seohyun sebahagia itu. Semua

orang pasti setuju, hal-hal yang paling ditunggu-tunggu semua anak di

dunia adalah momen pulang dan bertemu dengan orangtuanya. Terutama

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 325


jika keadaannya seperti Seohyun, yang sempat dimusuhi dan kini diberi

koneksi seolah diberi ruang untuk berbaikan kembali.

"Kau sebahagia itu?"

Tanya Kyuhyun saat dilihatnya Seohyun tidak pernah bisa menghilangkan

senyum di wajah dan dan juga matanya. Seohyun memang tidak banyak

bicara, tapi mata itu menunjukkan segalanya.

"Tentu saja. Butuh waktu berapa lama bagiku menunggu momen ini. Saat

mereka menerima aku kembali, saat dimana mereka menerimamu dan anak

kita. Aku tidak perlu lagi pusing seharian memikirkan bagaimana nanti

nasip anakku yang tidak dianggap cucu oleh siapapun"

"Aku juga bahagia Seohyun"

"Memang seharusnya seperti itu"

Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban Seohyun. Dia mengangguk dan

menunggu ketika Seohyun terlihat sedang berpikir sesuatu.

"Kapan kau bisa?"

"Kapanpun kau mau"

"Sungguh? Bagaimana jika malam ini setelah kau pulang bekerja?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 326


"Baiklah, tapi apakah aku harus membawa polisi?"

"Untuk?"

"Aku takut akan dipukuli Aboenim"

"Dia tidak akan memukulmu"

"Tapi?"

"Membunuhmu"

Canda Seohyun. Berusaha membuat itu terdengar lucu, namun tetap saja

tidak bisa menghilangkan sedikit binar di matanya. Dia terlihat begitu

menunggu hari secepat mungkin berubah menjadi malam.

"Istirahatlah. Jadi saat kita pergi kau harus punya banyak energi untuk

menciptakan drama keluarga bahagia nanti"

"Apa aku ke salon?"

"Astaga Seohyun. Kau sudah cantik tanpa harus ke salon. Jangan

berlebihan"

"Eomma juga mengirimkan makanan yang bisa kita makan sampai kita

muntah-muntah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 327


Seohyun terlihat sangat antusias menceritakan. Satu yang bisa disimpukkan

Kyuhyun dari semua itu. Seohyun sangat bahagia. Sangat dan sangat. Dan

Kyuhyun bahagia melihat Seohyun sebahagia itu.

"Istirahatlah Seohyun. Aku akan pulang beberapa jam lagi"

"Aku tak yakin bisa tidur"

"Karena akan ke rumah mereka?"

Seohyun mengangguk yang dikembali ditanggapi Kyuhyun dengan

senyuman. Dia sangat paham arti dari semua itu.

"Baiklah. Lakukan apapun yang membuatmu senang. Selain membersihkan

kamar mandi. Kau paham?"

Seohyun mengangguk setuju dan kemudian mematikan sambungan video

call mereka

*************

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 328


******WEDDING VOW,SANTI LUMBAN

GAOL******

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 329


Menunggu memang selalu menjadi hal yang paling membosankan bagi

semua manusia. Begitu pula Seohyun. Hanya untuk menunggu hari menjadi

sore dan menunggu Kyuhyun pulang bekerja menjadi sangat lama

menurutnya. Bagaimana bisa 2 jamnya justru terasa seperti 2 minggu?

Begitulah yang terjadi karena dia terlalu bersemangat untuk bertemu

kembali dengan sang ibu dan juga ayahnya. Sebelum Kyuhyun pulang saja

Seohyun sudah bersiap. Wanita itu sudah berdandan secantik mungkin,

karena jika Kyuhyun sampai mereka hanya perlu berangkat.

Dia sesemangat itu, sementara Kyuhyun justru merasa jika jantungnya akan

berhenti berdetak ketika mereka sudah sampai di depan pagar besar rumah

orangtua Seohyun. Dia memang berusaha untuk mengimbangi rasa senang

Seohyun, namun Kyuhyun juga tidak bisa berbohong melalui mimik wajah

serta matanya jika dia masih takut. Dia masih segan dan masih berpikir jika

Tuan Seo akan menghajarnya lagi.

"Tidak apa-apa. Tenanglah, ada aku"

Seohyun meraih tangan Kyuhyun di stir mobil. Digenggamnya erat dan

kemudian tersenyum ke arah Kyuhyun. Dia tau ketakutan Kyuhyun, tapi

Seohyun juga mengenal orangtuanya. Jika sudah seperti itu, maka pertanda

perdamaian yang mereka tunjukkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 330


Diyakinkan Seohyun perasaan Kyuhyun bahwa semua akan baik-baik saja.

Itulah yang menjadi kekuatan Kyuhyun untuk memasuki gerbang tinggi itu

seperti sebelumnya. Semoga kali ini tidak lagi ada cacian serta sumpah

serapah mereka dengar. Jikapun ada, Kyuhyun berharap dirinya bisa tetap

sabar.

Mereka disambut dengan baik oleh para pekerja di sana. Mereka dituntun

masuk ke dalam rumah Seohyun. Yang keskian kali membuat Seohyun

berdecak, dia sangat rindu rumahnya. Dengan semua yang ada di dalamnya.

Melihat reaksi Kyuhyun yang sedikit kaku, Seohyun menggandeng

Kyuhyun.

"Tidak akan ku lepaskan. Jadi buatlah dirimu senyaman mungkin"

Seohyun menenangkan Kyuhyun, mereka berjalan menuju ruang tamu dan

duduk kemudian. Menunggu tuan serta Nyonya Seo menghampiri mereka

yang kata pekerja rumah mereka sedang melakukan sesuatu.

Menunggu kedua orangtuana turun, Seohyun merapikan penampilan

Kyuhyun, dari kemeja hingga tataan rambutnya. Dia mau Kyuhyun terlihat

tampan di depan orangtuanya.

"Seohyun?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 331


Oh astaga, Seohyun sangat rindu suara itu. Itu panggilan sang ibu. Kali ini

panggilan itu tidak terdengar kemarahan seperti yang sudah berlalu-lalu.

Diturunkan Seohyun tangan dari rambut Kyuhyun, memutar arah

pandangannya. Dilihatnya ibu serta ayahnya turun melalui tangga dan kini

menatapnya dengan cara yang sama, yaitu kerinduan yang amat dalam.

Mereka terlalu lama pada ego, mengira amarah akan menyelesaikan

masalah dengan menyingkirkan Seohyun dari dalam hidup mereka. Namun

yang terjadi justru pasangan suami istri itu semakin tersiksa setiap kali

mereka berusaha melupan anak mereka Seohyun.

Sekuat apapun mereka mencoba, tak pernah berhasil untuk benar-benar

membenci Seohyun, semakin mereka berusaha melupakan, mereka justru

semakin merindukan.

Itulah yang namanya keluarga, kadang kita merasa bahwa apa yang mereka

lakukan bukan sesuatu yang mampu kita maaf kan, tetapi jauh di dalam

lubuk hati kita selalu ada ruang yang tersisa tentang rindu dan juga cinta.

Percayalah kau tidak akan mampu mencintai siapapun jika tidak kau mulai

dari keluargamu lebih dulu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 332


Seohyun dan orang tuanya saling menatap, mereka berbicara tentang rindu

tanpa menggunakan kata-kata, tatapan itu cukup sebagai alasan bahwa

kemarahan apapun yang saat ini terjadi bisa hilang karena cinta

Tak terasa bagi Seohyun ketika setetes demi setetes air mata itu mengalir

dari wajahnya, ada banyak rasa yang tersirat dari tatapannya, dimulai dari

rasa bersalah hingga rasa takut kedua orang tuanya tidak bisa lagi percaya

pada apapun yang dilakukan dan yang dikatakannya sekalipun mereka

mengaku memaafkan kesalahannya nya

Seohyun dan Kyuhyun berdiri bersamaan menyambut tuan dan Nyonya

Seo, mereka semua sibuk dengan perasaan masing-masing hingga tak

terbendung Seohyun lagi dan berlari untuk memeluk orang tuanya dimulai

dari sang ibu. Sebuah pelukan yang sudah sangat lama di nanti-nanti

Seohyun dan pada akhirnya terjadi yang bahagia yang tidak bisa diukur

oleh apapun.

Pertarungan air mata pun terjadi ketika Nyonya Seo juga menangis tersedu-

sedu sangat menyesali apa yang pernah dilakukannya untuk menyingkirkan

dan memberikan Seohyun hukuman. Tetapi bukannya merasa puas telah

memberikan Seohyun hukuman, Nyonya Seo justru lebih menderita melihat

dan memisahkan diri dari Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 333


Sejak kejadian terakhir Kyuhyun dan Seohyun berkunjung ke rumah

mereka, sejak saat itu pula pasangan itu mulai berpikir tentang apa yang

seharusnya mereka lakukan dan tentang apa yang seharusnya mereka

perbaiki.

Menjauhkan Seohyun dari hidup mereka tidak akan pernah menjadi alasan

masa lalu berubah. Apapun ceritanya, Seohyun tetap akan menikah dan

hamil. Oleh karena itu, daripada mereka semakin menumpuk dosa, lebih

baik mereka memaafkan dan berbagi kasih kepada Seohyun, kepada

Kyuhyun dan juga calon cucu mereka

Kejadian saat itu, saat di mana Seohyun turun dari mobil bersama dengan

perut besarnya, saat itu sebenarnya mereka merasa sesuatu terjadi pada hati

mereka, marah namun merasa bangga ketika mereka melihat Seohyun

mempertanggungjawabkan kesalahannya dengan mempertahankan

anaknya. Begitu pula halnya dengan Kyuhyun, dengan jelas mereka melihat

pria itu memperlakukan anak mereka dengan begitu baik. Saat di mana

Kyuhyun membangunkan Seohyun di dalam mobil, mengajak Seohyun

berbicara dan bercanda hingga membantu wanita itu turun dari mobil.

Lebih dari itu, mereka juga melihat bagaimana cara Seohyun melindungi

Kyuhyunndari pukulan Tuan Seo, bagaimana juga cara Seohyun membela

Kyuhyun saat Tuan Seo menghujaninya dengan seribu makian. Sudah pasti

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 334


Seohyun tidak akan melakukan itu dan berkorban sebanyak itu jika bukan

karena Kyuhyun juga memperlakukannya demikian. Maka bisa

disimpulkan kedua orang itu saling peduli, saling mengerti dan semoga

saling mencintai

"Aku merindukanmu Eomma"

Seohyun bicara di sela sela tangisnya isakannya semakin terdengar ketika

dirasakannya tangan sang Ibu mengelilingi pundaknya. Salah satu hal yang

paling dirindukannya dari sang ibu

"Apakah sudah terlambat untuk meminta maaf lagi?"

"Eomma sudah memaafkan kamu sayang. Eomma jauh lebih tersiksa ketika

harus berpura-pura membenci daripada harus menerima pernikahanmu"

"Aku sudah sangat mengecewakan Eomma"

"Semua anak melakukannya, sekarang tergantung bagaimana kami

mengingatkanmu untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama"

"Aku sangat merindukan kata-kata seperti itu dari Eomma"

"Tapi seingat Eomma, kau membenci kata-kata seperti itu sayang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 335


"Sesudah Eomma mengusirku dan marah, semua hal berubah. Sekarang aku

sadar bahwa setiap kata-kata dan kemarahan yang Eomma ucapkan itu demi

kebaikanku"

"Tapi saat itu kau lebih memilih menjadi anak pembangkang daripada anak

yang penurut"

Canda Nyonya Seo, dicubit nya pelan hidung Seohyun dan kemudian

dihapusnya air mata wanita itu lagi

"Jangan menangis"

Seohyun menggeleng karena dia memang tidak bisa menghentikan air mata

menyesalnya

"Aku sungguh menyesal Eomma"

"Apapun yang sudah terjadi. Biarlah, dari sana kita belajar bahwa hal paling

sulit dan paling tidak benar untuk dilakukan sekalipun selalu memiliki cara

untuk memberikan kita pelajaran"

Wanita itu mengelus rambut Seohyun dan kemudian tersenyum

"Dan pelajaran yang kau dapat adalah kau menjadi anak yang mandiri, anak

yang bertanggung jawab dan anak yang kuat. Kesalahanmu yang

membuatmu belajar tentang itu, bukan Eomma ataupun Appa.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 336


Seohyun mengangguk dipelukan sang ibu, dieratkannya tangan di

punggung sang ibu yang kemudian membuat sang ibu merasakan perut

Seohyun dan itu cucunya

"Mulai sekarang hiduplah sebahagia mungkin sayang"

Di sisi yang lain berdiri Tuan Seo yang menunggu-nunggu gilirannya

dipeluk Seohyun. Apapun ceritanya, kasih sayangnya tidak akan pernah

lebih kecil dari apa yang diberikan istrinya untuk Seohyun. Tuan Seo bisa

marah, tetapi jauh didalam lubuk hatinya tidak ada yang lebih perlu

daripada kebahagiaan Seohyun.

"Kau hanya merindukan ibumu?"

Suaranya terdengar serak, dia terlalu enggan untuk menunjukkan jika dia

juga ingin menangis. Demi apapun, dia sangat merindukan Seohyun,

dilihatnya Seohyun mau melepaskan pelukan dari istrinya kemudian beralih

menatap nya dengan cara mendongkak, anak kesayangannya itu menangis

dan tidak ada yang lebih sakit bagi Tuan Seo daripada itu. Ditariknya

Seohyun untuk dipeluknya dan kemudian banjir air mata pun terjadi

"Maafkan aku Appa, aku sudah membuatmu sangat marah"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 337


"Sudah cukup sayang, semua yang terjadi sudah sama-sama terlalu

membuat kita sakit, dan Appa pikir itu tidak baik untuk kita teruskan. Yang

lebih perlu saat ini kita saling memaafkan dan saling menyayangi kembali"

Keluarga itu akhirnya saling memaafkan dan kemudian berpelukan secara

bersamaan. Tinggallah Kyuhyun sebagai penonton setia di dekat sofa. Dia

tidak ingin mengganggu drama keluarga itu dengan hadir sebagai menantu

yang sok diinginkan. Kyuhyun cukup sadar bahwa memaafkan Seohyun

bukan berarti Keluarga Seo menerimanya

Kyuhyun merasakan jantungnya semakin berdegup hebat ketika tuan dan

Nyonya Seo digandeng Seohyun turun dari tangga dan berjalan ke arahnya

Kyuhyun mengepal tangannya kuat. Semoga Tuan Seo tidak memiliki

rencana untuk memukulnya lagi

"Omonim, Aboenim"

Kyuhyun menunduk memberikan hormat kepada kedua mertuanya, dan

seperti yang diduganya, dia tidak disambut dengan begitu ramah. Karena di

antara mereka tidak ada yang tersenyum setulus apa yang seharusnya,

mereka hanya mempersilahkan Kyuhyun untuk duduk kembali yang

diyakini Kyuhyun sebagai bentuk penghargaan karena dia adalah suami

Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 338


Sementara Seohyun yang menyaksikan belum siap untuk mengomentari

sikap sang ibu dan ayahnya kepada Kyuhyun, karena tidak mudah untuk

memaafkan apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukannya untuk

masa depan Seohyun

"Lalu bagaimana keadaan kehamilanmu?"

"Dia baik-baik saja di dalam sana, terkadang dia juga menyebalkan seperti

ayahnya"

"Dan keras kepala seperti ibunya"

Justru Kyuhyun yang memberi dan melanjutkan apa yang dikatakan

Seohyun, berusaha untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi di

sana hingga dilihatnya Tuan Seo tersenyum dan berhasil menegakkan

kepala Kyuhyun kembali karena itu sebagai bentuk penghargaan bagi

dirinya

Dia akan berusaha lebih keras untuk bisa diperlakukan keluarga itu dengan

lebih baik. Dirasakannya tangan Seohyun menggenggam erat tangannya,

seolah ingin mengatakan bicaralah sesantai mungkin dan usahakan untuk

tidak membahas apapun yang sudah terjadi

Dan itu dilakukannya, diam dan menikmati bagaimana perbincangan ringan

keluarga itu di sana, sangat menghargai apapun yang dilakukan Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 339


untuk mengajaknya ikut terjun dalam perbincangan. Sangat jelas jika

Seohyun tidak ingin membuat Kyuhyun merasa sedang diabaikan.

Keduanya sangat berjuang untuk menciptakan kenyamanan antara Ayah

dan Ibu Seohyun terhadap Kyuhyun.

"Semoga kau tidak menyesal menikah dengannya. Karena dia tidak punya

keahlian lain kecuali menghabiskan uang"

Tidak hanya Kyuhyun yang berusaha mencairkan suasana yang sedikit kaku

itu, terlihat juga Tuan Seo ingin melakukan hal yang sama. Sekalipun

Nyonya Seo menunjukkan mimik yang kurang setuju dengan itu.

Dia lebih senang jika Kyuhyun yang berusaha untuk mengambil hati

mereka, jadi mereka tidak perlu repot-repot untuk melakukan hal yang

sama.

"Sejauh ini dia belum menghabiskan cukup banyak uang Aboenim. Aku

tidak tahu nanti"

"Aku berencana membeli rumah dan mobil yang banyak. Kau siap?"

Justru Seohyun yang menimpali percakapan suami serta ayahnya. Yang

paling berjuang di sana untuk membuat keadaan mencair adalah Seohyun.

Dia berusaha menyatukan percakapan agar Kyuhyun dan juga orangtuanya

terlihat dekat saat bicara.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 340


Percakapan itu terlihat lebih nyabung sesuai dengan gender masing-masing.

Karena tidak lebih dari 30 menit Kyuhyun sudah diajak Tuan Seo untuk

keluar dari rumah. Mereka sepertinya berjalan ke arah belakang rumah,

saling berbagi ilmu tentang cara berbisnis keduanya yang tentu saja malas

untuk didengar Seohyun.

Sementara Seohyun dan sang ibu masih betah di sana, dilihat Seohyun sang

ibu yang amat antusias mengajarinya cara menjadi ibu, cara merawat anak

dan sebagainya.

Mereka semua sibuk pada hal-hal yang menarik menurut mereka masing-

masing. Komunikasi Kyuhyun dan Tuan Seo juga terlihat sangat cocok

setelah puluhan menit berlalu. Kekakuan tadi berubah nyaman sedikit demi

sedikit ketika mereka berbagi pengalaman mereka tentang usaha.

Hingga jam makan malam tiba, barulah mereka berkumpul di ruang makan

yang tidak terlalu lama berubah menjadi suasana canda. Ketegangan-

ketegangan tadi semakin cair saat Nyonya Seo sudah mulai mau untuk

merespon Kyuhyun saat bicara. Membalas Kyuhyun sesekali pada

kalimatnya dan kemudian menyimpulkan jika anak mereka memiliki suami

yang cukup cerdas.

Akhirnya Seohyun dan Kyuhyun memutuskan menginap di sana untuk

pertama kalinya setelah sekian lama menikah. Sekalipun tanpa persiapan,

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 341


Kyuhyun menerima tawaran itu dari Nyonya Seo. Dia juga ingin

membiarkan Seohyun menghabiskan cukup banyak waktu dengan ibunya.

Dia tahu jika Seohyun sangat membutuhkan itu.

Mereka menempati kamar lama Seohyun yang cukup besar. Seohyun dan

Kyuhyun masih terjaga sambil bercerita kesenangan mereka bisa diterima

di sana oleh orangtua Seohyun

Sambil bercerita Seohyun membongkar isi lemari yang cukup membuat

Kyuhyun tercengang. Istrinya terlalu banyak koleksi pakaian dan lain-lain

"Aku yakin tidak akan ada lagi yang bisa kugunakan"

Decak Seohyun mengeluarkan satu persatu pakaiannya. Dan benar, dari

sekian pakaian yang dikeluarkannya dari dalam lemari, tidak ada yang bisa

digunakannya. Ukurannya sudah terlalu kecil untuk tubuhnya yang

sekarang.

"Kau sungguh akan mencoba semuanya? Demi Tuhan Seohyun. Hentikan

kegilaanmu"

Malas Kyuhyun untuk ikut serta pada ajang coba mencoba Seohyun.

Karena wanita itu justru merepotkannya untuk mengancing jika dia tidak

lagi bisa melakukannya sendiri.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 342


"Astaga, kau tak tahu saja aku menghabiskan banyak uang untuk membeli

semua ini"

"Jika tidak lagi bisa kau gunakan, semahal apapun tidak ada gunanya"

"Astaga diam saja. Kau terlalu banyak pertanyaan dan keluhan"

Kesal Seohyun mendengar rungutan Kyuhyun, digunakannya dress yang

termasuk besar di sana. Menarik Kyuhyun untuk membantunya menaikkan

resletingnya bertepatan dengan terdorongnya pintu kamar.

Kyuhyun cepat melepaskan tangan dan menjauh dari Seohyun. Wajahnya

sedikit memerah ketika dilihatnya sang ibu mertua menatapnya seolah

menuduh. Biasa, wanita itu memang sedikit sensitif padanya

"Aku tidak tahu kalian sedang sibuk"

Nyonya Seo sedikit canggung melihat sendiri jika anaknya ternyata

sungguh dewasa. Anak yang biasanya hanya merepotkannya sekarang

sudah memiliki seseorang yang bisa direpotkannya. Yaitu Kyuhyun.

"Tidak Omonim. Masuklah, kami tidak sibuk" Kyuhyun angkat bicara,

berusaha seramah mungkin untuk mengambil hati Nyonya Seo

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 343


"Kita sibuk. Karena kau masih harus membantuku mencoba semua baju ini"

Seohyun langsung menginterupsi percakapan yang hampir terjadi antara

Kyuhyun dan juga ibunya

Astaga jangan gila Seohyun.

Nyonya Seo menahan dirinya untuk tidak tertawa melihat ekspresi tidak

percaya Kyuhyun pada apa yang dikatakan Seohyun. Pakaian sebanyak itu

dan Seohyun ingin mencoba seluruhnya?

Benar, Seohyun mungkin sudah gila.

"Aku bisa tua menunggumu mencoba semua pakaian ini Seohyun"

Protes Kyuhyun pelan agar sang mertua tidak mendengar. Dia belum siap

dinilai Nyonya Seo sebagai menantu pemalas.

Mengerti kondisi di sana, Nyonya Seo masuk ke dalam kamar itu dengan

sesuatu di tangannya.

Wajahnya masih datar ke arah Kyuhyun dan kemudian setelah sedekat

mungkin wanita itu memamerkan sesuatu yang ditangannya tadi di depan

Kyuhyun.

"Jangan tidur dengan kemeja. Itu tidak nyaman"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 344


Seohyun dan Kyuhyun saling menatap. Mereka cukup terkejut Nyonya Seo

yang cenderung memusuhi Kyuhyun memberi pria itu pakaian ganti untuk

tidur?

"Ini pakaian suamiku. Dan dia memberikannya untukmu. Pakailah"

Nyonya Seo kembali bicara yang masih tidak bisa ditanggapi Kyuhyun

selain menerima pakaian itu. Dia bingung memberi reaksi, karena itu

sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa jika yang memberinya adalah

Nyonya Seo. Wanita yang suka mengabaikannya dan bahkan mungkin

membencinya.

"Terimakasih Omonim"

Kyuhyun terlalu ketara menunjukkan jika dirinya kegirangan menerima

pakaian yang sesungguhnya tidak seberapa itu. Sama halnya dengan

Seohyun yang tersenyum. Ibunya memang banyak diam kepada Kyuhyun,

tapi dia tahu ibunya demikian karena masib kurang percaya dan yakin

terhadap Kyuhyun. Buktinya, sekalipun dingin terhadap Kyuhyun, dia tetap

peduli. Bahkan memberikan Kyuhyun pakaiam ganti untuk tidur.

"Terserah"

Jawab Nyonya Seo pada ucapan terimakasih Kyuhyun. Dia justru memilih

untuk mendekati Seohyun yang masih berdiri di belakang tubuh Kyuhyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 345


"Menyingkir dari jalanku. Menyebalkan"

Oh astaga.. wanita itu sedikit mendorong Kyuhyun agar menjauh dari

jalannya.

"Oh astaga aku melupakan sesuatu. Ayahmu membelikanmu sesuatu"

Tiba-tiba saja wanita itu teringat sesuatu yang ditinggalkannya di kamar.

Dia memutar langkah untuk kembali ke kamarnya. Meninggalkan Kyuhyun

dan juga Seohyun.

Pasangan itu saling membalas tatapan yang berikutnya membuat Seohyun

sedikit menepuk punggung Kyuhyun dan kemudian tersenyum

"Ada saran untuk membuatnya ramah padaku?" Tanya Kyuhyun serius

namun terdengar seperti lelucon untuk Seohyun.

"Aku tak yakin dia bisa ramah"

"Ayolah Seohyun, aku suka tantangan"

"Jika kau membelikanku banyak rumah mewah dan banyak mobil. Kurasa

dia akan ramah padamu"

"Tolong jangan samakan Omonim dengan dirimu. Aku yakin Omonim buka

wanita seperti itu"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 346


Seohyun tertawa, dia selalu senang jika sudah menggoda Kyuhyun seolah

diSeohyun adalah wanita yang sangat cinta uang.

"Semua wanita seperti itu Kyuhyun"

"Banyak, tapi tidak semua"

"Ayolah, semua wanita setuju jika laki-laki itu akan semakin tampan ketika

sudah membuka dompet"

"Terimakasih banyak. Tapi aku tidak akan membelikanmu banyak rumah

dan banyak mobil"

Decak Kyuhyun kemudian memasuki kamar mandi untuk menukar pakaian.

Reaksi itu mengundang tawa besar dari Seohyun yang ditinggalkannya

duduk di ranjang. Tawa itu masih bertahan hingga sang ibu masuk dan

sedikit mengangkat kening ketika melihat putrinya tertawa sepuas itu.

"Kau diberikan pesawat baru sampai sesenang itu?"

"Aku diberi suami yang sangat lucu. Itu yang membuatku sesenang ini

Eomma"

Jawab Seohyun masih dengan tawanya, dia tidak sadar jika sang ibu diam

melihatnya demikian. Banyak hal yang mulai bersarang di kepalanya.

Mungkin Kyuhyun memang sebaik itu.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 347


"Kau bahagia?"

"Jika tidak aku tidak mungkin bertahan Eomma"

Seohyun masih sempat menjawab dengan canda

"Kau sungguh bahagia hidup dengannya?"

Barulah Seohyun sadar jika pertanyaan itu serius dilimpahkan sang ibu

untuknya. Pertanyaan yang membuat Seohyun berhenti dari tawa dan

kemudian membalas tatapan sang ibu dengan keseriusan yang sama. Dia

tersenyum sekalipun tidak langsung menjawab.

"Kau bahagia menikah dengan Kyuhyun?"

Ulang Nyonya Seo yang akhirnya membuat Seohyun memutuskan untuk

menjawab. Mau berbohongpun percuma jika yang menjadi sumber

pertanyaan adalah sang ibu. Karena ibunya tahu membaca dirinya.

Seohyun akhirnya tersenyum dan mengangguk

"Aku bahagia Eomma"

Sesuai dengan jawaban yang diduga Nyonya Seo

"Jika kau bahagia, lalu kenapa kau menangis"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 348


"Aku belum pernah merasa sesakit ini ketika harus meninggalkan kalian

Eomma tapi aku juga belum pernah sebahagia ini selama aku hidup

Eomma. Dia membuatku tidak cuman hidup, tetapi ingin hidup dengan

waktu yang lebih panjang"

Oh Seohyun.

Begitulah jika sudah bertemu dengan ibu, semua hal yang awalnya

tersembunyi dan bersifat rahasia menjadi konsumsi berdua dengan ibu.

Karena mereka selalu bisa membuat kita bicara banyak dan

memberitahunya segalanya

Luar biasa memang semua ibu di dunia.

"Dia mencintaimu?"

Oh pertanyaan apa itu?

Seohyun diam, dia tidak tahu apakah Kyuhyun mencintainya atau tidak.

Sejauh ini mereka sama-sama nyaman. Tidak peduli terucap atau tidak,

intinya jalani saja.

"Aku tidak tahu Eomma"

Seohyun menjawab pelan dengan senyum paksa. Dia ragu akan hal itu.

Rasa nyaman dengan cinta tentu saja berbeda. Kyuhyun mungki nyaman

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 349


dengannya, tapi Seohyun masih menduga jika perasaan Kyuhyun masih

untuk Yuri.

"Dia tidak pernah mengatakannya?"

Seohyun menggeleng yang kemudian membuat Nyonya Seo berdecak. Dia

kini tahu alasan apa yang membuat anaknya tidak pernah bisa lepas dari

Kyuhyun.

"Kyuhyun mencintaiku atau tidak. Aku tidak tahu Eomma. Tapi jika

Eomma bertanya apakah aku mencintainya atau tidak. Aku mencintainya"

Oh Seohyun...

Nyonya Seo tidak lagi terkejut dengan jawaban itu. Dia sangat mengenal

anaknya. Orang-orang seperti Kyuhyun memang tipe pria yang pantas

disukai banyak gadis.

Nyonya Seo meraih tangan Seohyun dan kemudian digenggamnya erat. Dia

takut anaknya itu akan terluka karena perasaan itu. Dia memang belum

seyakin itu terhadap Kyuhyun. Tapi sepertinya Nyonya Seo memberi

Kyuhyun kesempatan untuk meyakinkannya bahwa Kyuhyun bisa

membahagiakan anaknya seperti yang dikatakan Seohyun.

"Jika dengan Kyuhyun membuatmu bahagia. Jalanilah. Bahagialah sayang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 350


"Terimakasih Eomma"

"Apapun untuk melihatmu selalu tesenyum bahagia seperti ini sayang"

Seohyun mengangguk kepada sang ibu dan kemudian memeluk ibunya

sebentar.

"Dan jika boleh, apakah Eomma mau untuk sedikit ramah padanya?"

"Dia mengadu padamu? Menantu sialan itu"

Nyonya Seo langsung protes yang merubah raut wajah Seohyun menjadi

membujuk

"Ayolah Eomma. Aku melihatnya sendiri. Percaya padaku, dia tidak

seburuk pikiran Eomma"

"Kau sedang jatuh cinta sayang. Jadi kau buta"

"Eomma"

"Seohyun, Eomma tidak menentang hubungan kalian. Eomma hanya

memberi kalian peringatan. Jika dia menyakitimu, akan Eomma singkirkan

dia dari dunia ini"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 351


Seohyun mendesah, ibunya memang tidak terlalu berbeda karakter

dengannya. Tapi apapun itu, Seohyun siap, dia sudah memutuskan untuk

hidup selamanya dengan Kyuhyun selama pria itu ingin disisinya.

"Cobalah. Appa yang memilihnya untukmu. Katanya kau cukup gemuk

sekarang"

Nyonya Seo memberikan barang yang tadi dibawanya dari kamar.

Diperiksa Seohyun dan kemudian tersenyum senang melihat pilihan sang

ayah

"Kapan kalian membelinya"

"2 hari setelah kalian kemari pertama kali"

"Astaga Eomma, lalu kenapa mengulur waktu untuk memberikannya"

"Karena kami pikir kami seharusnya masih marah. Tapi sepertinya tidak

sanggup"

Seohyun tertawa mendengar kejujuran polos sang ibu yang kemudian

memeriksa kotak kecil yang lain di sana

"Ini?"

"Berikan kepada suamimu. Eomma yang memilihnya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 352


"Eomma?"

Heol!!

Ini sudah kesekian kali ibunya itu melakukan hal-hal di luar dugaannya. Dia

selalu bersikap seolah tidak peduli. Tetapi lihat, dia bahkan membelikan

Kyuhyun jam tangan.

"Mau kita lanjutkan membongkar isi lemarimu?"

"Kyuhyun melarangku melakukannya Eomma. Katanya aku bisa tua untuk

bisa menyelesaikan mencoba semua baju ini"

"Suruh saja dia keluar. Biar Eomma yang membantu"

"Oh prise the lord"

Tiba-tiba saja suara seseorang terdengar dari arah kamar mandi.

Sebersyukur itu mendengar Nyonya Seo bersedia mengantikannya

membantu Seohyun mencoba semua pakaian itu.

"Omonim memang yang terbaik"

Kedua orang wanita di sana terkejut dengan sikap Kyuhyun yang mendadak

bisa bicara sesantai itu kepada Nyonya Seo. Dan yang semakin

mengejutkan mereka adalah saat Kyuhyun merampas kotak di tangan

Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 353


"Ini milikkukan? Terimakasih Omonim"

Lanjutnya dan kemudian melenggang keluar dari kamar. Membiarkan

Seohyun dan ibu mertuanya itu menghabiskan waktu berdua. Mereka pasti

sangat ingin bicara hingga pagi. Maka diputuskan Kyuhyun untuk

menyusul Tuan Seo yang duduk di ruang tamu. Ditemani kopi pahit dan

menonton pertandingan bola dilayar tv besarnya.

"Suamimu sudah gila"

Ejek Nyonya Seo ke arah Seohyun yang sama halnya dengan nyona im

yang kehabisan kata-kata pada tingkah Kyuhyun. Tapi apapun itu,

setidaknya Seohyun bahagia melihat hubungan mereka semakin membaik.

"Pakaian itu terlihat pas pada tubuhnya"

"Dia memang cocok menggunakan apapun"

Puji Seohyun pada suaminya yang lantas membuat sang ibu nyaris

memuntahinya. Dia terkejut melihat anaknya bisa segila itu pada seseorang.

"Dasar budak cinta"

Ejek Nyonya Seo yang tidak dipedulikan Seohyun. Dia mengangkat bahu

tidak peduli dan kemudian teringat sesuatu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 354


"Tapi dimana dia tidur jika Eomma di sini"

"Suruh di luar saja"

"Eomma"

"Seohyun ayolah. Jangan berlebihan, dia sudah dewasa. Dia akan tetap tidur

sekalipun kau larang. Aku bahkan tidak yakin dia akan tidur jika sudah

bicara dengan ayahmu. Karena mereka sama gilanya"

"Benar juga"

"Karena itu jangn jadi budak cinta"

"Baiklah, biarlah dia tidur di luar sekalian dengan anak kucing Eomma.

Benarkan?"

"Tepat sekali"

Kedua wanita itu tertawa bersamaan. Sudah lama mereka tidak seperti itu.

Mereka melanjutkan kegilaan mereka untuk membongkar barang-barang

Seohyun.

************

Hari demi hari berlalu, setiap detik itu menjadi amat berharga ketika

dilewati dengan rasa yang bernama syukur. Bersyukur untuk setiap

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 355


keadaannya. Dua orang itu bersyukur untuk setiap keadaan yang mereka

terima dan jalani sampai di titik ini. Seohyun dan Kyuhyun bersyukur

akhirnya mereka sampai pada titik dimana semua tidak terasa menyulitkan

lagi untuk dijalani. Titik dimana mereka merasa cukup, bahwa mereka tidak

terpaksa menjalani semua. Mereka juga sudah melewati masa-masa tersulit

yang tak sedikit.

Bukan hal mudah dan sebentar mereka sampai di titik keduanya bisa merasa

nyaman satu dengan yang lain. Mereka juga melewati tantangan dimana

keduanya harus meluluhkan hati orang lain, seperti orang tua mereka.

Begitulah hidup, tidak segalanya yang kita inginkan bisa kita terima sebesar

apapun pengorbanan yang kita lakukan. Benar memang Seohyun dan

Kyuhyun berjuang untuk berbaikan lagi dengan keluarga Kyuhyun, tetapi

sepertinya karena ada orang lain yang menjadi faktor semua tidak semudah

itu, sampai sekarang belum terjadi hubungan yang sebaik itu antara

Seohyun dengan orang tua Kyuhyun.

Kehadiran Yuri yang sudah cukup lama dalam kehidupan mereka tentu saja

menjadi alasan mengapa mereka juga sulit untuk menerima Seohyun yang

sesungguhnya punya standart kemampuan yang bisa dikatakan masih jauh

dari menantu yang diharapkan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 356


Tidak sedikit lagi hari, minggu, bulan yang sudah berlalu. Namun rumah itu

belum sesudi itu untuk bisa seperti rumah milik orangtua Seohyun yang

sudah mulai ditempeli foto pernikahan Kyuhyun dan Seohyun. Sepertinya

Keluarga Cho masih menyisakan harapan untuk Yuri. Mereka masih

menginginkan wanita itu bisa menjadi bagian dari keluarga. Itulah yang

menjadi alasan mengapa keluarga Kyuhyun masih bertahan pada pilihan

untuk tidak mengatakan kebenaran apapun tentang pernikahan Kyuhyun

dengan Seohyun kepada mereka.

Tapi sampai kapan? Benarkan? Karena itu tidak bisa disembunyikan

selamanya, benarkan?

Dan sesunguhnya terlalu bodoh juga jika Yuri dan yang lain tidak tahu soal

itu. Bagaimanapun, itu sudah bulan yang ke 8 kehamilan Seohyun, yang

artinya Seohyun dan Kyuhyun sudah menikah kurang dari 8 bulan. Masuk

akal orang-orang Kyuhyun hanya curiga tentang sok kesibukan Kyuhyun?

Bukanlah seharusnya sebagai manusia yang mengaku pintar mereka

mencari tahu perihal alasan mengapa orang itu seaneh itu?

Seperti itu tentu saja membuat Kyuhyun menikmati peran saat semua

bersikap tidak tahu apa-apa. Sampai semua merasa cukup. Alam juga

merasa cukup untuk membuat kebohongan itu terus berlanjut. Terlalu jahat

jika Kyuhyun bertahan pada dua hati apapun yang menjadi alasannya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 357


Keseharian dan kebiasaan itu terus berlangsung, Kyuhyun berkerja dan

Seohyun yang ditinggalkannya di rumah. Tidak lagi merasa terlalu bosan,

karena kebiasaan Seohyun setiap kali ditinggal Kyuhyun berkerja adalah

berkunjung ke rumah orangtuanya.

Tidak jarang juga Kyuhyun membawa Seohyun sekaligus sepulangnya

bekerja. Terkadang Kyuhyun juga menginap di sana. Itulah yang semakin

memperbaiki hubungannya dengan orangtua Seohyun. Kyuhyun tidak

terlalu lagi mendapatkan sindiran-sindiran tertentu dari Nyonya Seo.

Seperti pagi ini, sekaligus ke kantor Kyuhyun menyempatkan dirinya untuk

mengantar Seohyun lebih dulu ke sana dan nanti sepulangnya bekerja akan

dijemputnya kembali sang istri dari sana. Dan itu kebiasaan yang perlahan

menjadi kesukaan Nyonya Seo. Dia sangat senang Seohyun sering-sering

ke rumah mereka, dia bisa memastikan anaknya selalu dalam keadaan baik-

baik saja di bawah pengawasannya. Terutama dibulan-bulan rawan seperti

ini untuk Seohyun.

Hanya saja sedikit disayangkan, Kyuhyun tidak lagi sempat masuk ke

dalam rumah Keluarga Seo ketika Seohyun dibantunya turun dari mobil

sesampainya mereka di depan rumah orangtua Seohyun. Mereka sudah

ditunggu-tunggu oleh Nyonya Seo yang kemudian membantu Kyuhyun

untuk menggandeng Seohyun setelah wanita itu turun dari mobil.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 358


"Apa yang terjadi? Tidak biasanya kalian datang seterlambat ini"

Nyonya Seo bertanya sambil menerima tas Seohyun dari Kyuhyun. Dan

yang dilakukan Kyuhyun tersenyum, mendekat ke arah Nyonya Seo

kemudian berbisik

"Seohyun tidak mau bicara padaku. Omonim harus tahu bagaimana sulitnya

aku untuk mengajaknya kemari jika dia hanya diam"

Nyonya Seo menatap kedua orang itu bergantian, mengira itu semacam

pertengkaran serius yang digelengkan Kyuhyun cepat. Gelengan yang

semakin menambah kebingungan di kepala Nyonya Seo. Terutama saat

dilihatnya Seohyun hanya diam, dia tidak mau melakukan pembelaan

terhadap dirinya ataupun melakukan percakapan kepada Kyuhyun yang

harus pergi bekerja.

"Sejak tadi pagi dia tidak mau bicara padaku hanya karena aku tidak

memperbolehkannya membersihkan kamar mandi"

Oh astaga....

"HEOL, DAEBAK!!"

Nyonya Seo sampai kehabisan kata-kata untuk menanggapi kegilaaan sang

anak yang berada di atas rata-rata. Benar memang wanita hamil itu sensitif

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 359


dan suka meminta hal-hal aneh, tapi Nyonya Seo serta Kyuhyun berpikir,

tidak dengan membersihkan kamar mandi jugakan?

Bagaimana bisa orang menerima keanehan permintaan seperti itu.

"Aku takut dia terjatuh atau apapun Omonim. Bagaimana mungkin aku

membiarkannya mengerjakan hal seperti itu"

Sangat paham keadaannya, Nyonya Seo mengangguk. Karena jika dia juga

memaki Seohyun dengan permintaan bodoh itu, maka Seohyun akan diam

padanya juga. Jika seperti itu, semua akan menjadi semakin sulit.

"Aku akan mengurusnya"

"Baik Omonim, aku harus ke kantor sekarang"

"Kau sudah sarapan?"

"Aku tak sempat Omonim. Omonim harus mengerti bagaimana sulitnya aku

membujuk Seohyun"

Nyonya Seo nyaris tertawa, namun serangan tatapan yang diberikan

Seohyun ke arahnya juga lantas membuatnya menahan tawa dan memilih

untuk menepuk pelan bahu Kyuhyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 360


"Aku sudah pernah mengatakan. Tidak mudah untuk menjadi suami anak

kami Kyuhyun"

"Begitulah Omonim"

Keduanya tertawa bersama, sementara Seohyun terus melanjutkan diam

sekalipun dia tahu bahwa Kyuhyun akan memasuki dan pergi.

mobil

"Aku akan pergi, kau yakin tidak mau bicara padaku sekali? Atau

setidaknya melihat wajahku dulu?"

Suara Kyuhyun selembut itu untuk membujuk Seohyun, tetapi Seohyun

tidak memberikan respon apapun. Dia bertahan diam yang akhirnya

membuat Kyuhyun mengacak rambutnya pelan sambil tersenyum

"Jaga dirimu baik-baik"

Didekapnya Seohyun sebentar dan kemudian menunduk kepada Nyonya

Seo untuk undur diri dari sana.

"Kau akan pergi tanpa menciumku?"

Oh astaga Seohyun...

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 361


Saat sudah bagian seperti itu, mendadak kau bisa bicara? Mendadak

bateraimu terisi?

Dan kau mengatakan itu di depan ibumu? Dimana letak malu mu?

Kyuhyun berhenti dan berbalik untuk menatap sang istri. Ingin tertawa

melihat bagaimana tingkah sang istri yang bisa berubah setiap detik. Dan

Nyonya Seo di samping Seohyun nyaris mencubit kelakukan menyebalkan

anaknya.

"Di sini?"

Tanya Kyuhyun ke arah Seohyun dengan nada suara kebingungannya, dia

sungguh tidak percaya Seohyun akan minta dicium di depan Nyonya Seo

yang mulai bergerak-gerak salah tingkah.

"Tidak mau mengizinkanku membersihkan kamar mandi, sekarang kau juga

tidak mau menciumku?"

Dengar? Seohyun yang menyebalkan bukan?

"Tapi.."

"Baiklah, jangan bicara padaku selamanya"

"Astaga, sayang..."

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 362


Kyuhyun langsung berjalan kembali ke arah belakang, diraihnya kepala

Seohyun dan kemudian dikecupnya kening Seohyun beberapa detik.

"Kau puas?"

Kyuhyun menahan malu di depan Nyonya Seo yang membesarkan mulut

melihat mereka demikian. Dan sekarang ukuran mata wanita itu semakin

membesar saat dimana anak menyebalkannya justru menarik tengkuk

Kyuhyun memberi pria itu kecupan di bibirnya.

"Sayang.."

Kyuhyun membesarkan mulut tidak percaya ke arah Seohyun usai Seohyun

menyudahi kecupannya. Di depan Nyonya Seo

Oh astaga....

Kyuhyun akhirnya menunjukkan wajah menyesal ke arah Nyonya Seo.

Mereka tidak seharusnya melakukan hal-hal seperti itu di depan orangtua

mereka. Oh Seohyun, itu semua kesalahanmu.

Setelah melakukan tindakan menyebalkan itu, Seohyun hanya mengangkat

bahu tidak peduli bahkan ketika dirasakannya cubitan pelan di lengannya

oleh sang ibu

"Itu sakit Eomma"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 363


"Kau pantas mendapatkannya"

"Bilang saja jika Eomma ingin dicium juga"

"Oh astaga, akan ku hajar kau setelah ini"

Teriak Nyonya Seo saat dilihatnya Seohyun juga melenggang pergi untuk

masuk ke rumah. Sementara dirinya harus melihat mobil Kyuhyun yang

mulai keluar dari pekerangan rumah dan berkahir di mulut pagar.

***********

Detik itu berlalu menjadi menit dan berubah menjadi jam sudah Kyuhyun

meninggalkan Seohyun di sana. Wanita itu berlagak diam dan tidak mau

bicara pada Kyuhyun, namun hanya mengingat Kyuhyun tidak sarapan dari

rumah saja sudah langsung membuat Seohyun memaksa ibunya memasak

sesuatu yang bisa di makan Kyuhyun.

Paksaan itu berhasil karena Nyonya Seo bersedia memasak untuk makan

siang Kyuhyun. Bagaimanapun, dia juga sudah mulai memiliki rasa sayang

untuk menantunya setelah begitu sabar menghadapi kegilaan anaknya.

Dia juga tidak tega membiarkan Kyuhyun kelaparan atau justru makan di

luar. Karena itu Nyonya Seo akhirnya mau repot-repot memasak sekalipun

harus diganggu oleh si sok pintar Seohyun yang sesungguhnya tidak tahu

apa-apa soal memasak.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 364


Hingga masakan itu selesai Seohyunpun merengek untuk mengantarnya

sendiri. Entah keberanian dari mana, atau mungkin karena faktor

kegilaannya itu lagi. Karena sebelumnya dia tidak pernah mau ke kantor

Kyuhyun, karena dia belum siap dengan segala gosip dan juga pertanyaan

semua orang jika mendadak wanita cantik yang hamil besar sepertinya

mendatangi Kyuhyun

Tidak mungkin membiarkan anaknya hanya di antar oleh supir. Nyonya Seo

akhirnya mendampingi Seohyun untuk ikut serta sekalipun dia tidak sudi

untuk turun dari mobil dan naik ke gedung Kyuhyun. Dia memilih untuk

tetap di dalam mobil, meminta pekerjanya untuk mendapingi Seohyun

selama Seohyun memasuki gedung hingga bertemu Kyuhyun. Dan orang

itu bisa turun kembali jika Seohyun sudah bertemu Kyuhyun, karena

Kyuhyun pasti mengantar Seohyun hingga ke mobil kembali.

Belum apa-apa, Seohyun masih berdiri di depan pusat informasi dna

bertanya-tanya jalan mana yang harus dilewatinya untuk bertemu Kyuhyun,

Seohyun sudah diserang banyak tatapan. Awalnya semua biasa saja, namun

setelah Seohyun menyebut nama orang yang ingin ditemuinya, saat itu

suasana menjadi riuh dan mulai terdengar bisik-bisikan.

Awalnya Seohyun hanya sekedar lewat, dna dibiarkan saja. Namun setelah

Seohyun menyebut nama Kyuhyun dan juga menyebut namanya lengkap

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 365


dengan marga suaminya, beberapa karyawan yang mendengar mulai

berdesas desus, mulai dari penampilan Seohyun yang bisa mereka acungi

jempol. Untuk ukuran wanita hamil, Seohyun terlalu cantik.

Tidak perlu waktu lama untuk menyebar, media sosial sangat luar biasa

untuk itu.

Seohyun di antar hingga ruangan Kyuhyun, seseorang membantunya

mengetuk dan kemudian meninggalkan tempat itu setelah Kyuhyun

mempersilahkan masuk. Seohyun memasuki ruangan Kyuhyun seorang diri,

wanita itu berdecak kagum melihat ruang kerja sang suami. Dan suaminya

itu berlipat bertambah tampan saat sudah fokus seperti itu.

Kyuhyun belum sadar jika yang masuk adalah Seohyun. Dia masih berpikir

jika itu skretaris yang akan menyerahkan jadwal pertemuannya. Dia masih

diam dan fokus pada monitor di depannya. Sesekali dibacanya juga kertas

di atas meja yang lantas memaksa Seohyun mengeluarkan ponsel dan

memotret Kyuhyun diam-diam. Koleksi foto Kyuhyun pertama yang

dipotret Seohyun sendiri.

Puas mengagumi sang suami, Seohyun meletakkan kotak makan itu di atas

meja tamu di sana. Seohyun berjalan pelan ke arah Kyuhyun, berencana

mengejutkan sang suami.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 366


"Apa berkerja semenyenangkan itu?"

Seohyun mendekap Kyuhyun dari belakang, wanita itu sedikit menunduk

untuk memeluk leher Kyuhyun yang duduk di kursinya. Pria itu sangat

terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu, terutama saat mengenali aroma dan

rasa itu. Itu Seohyun, istrinya.

"Sayang, bagaimana bisa kau?"

Kyuhyun tidak melanjutkan pertanyaan, itu sudah tidak penting. Dan

Kyuhyun juga sudah tidak peduli. Yang penting saat ini adalah Seohyun.

"Kau tidak penasaran reaksi mereka melihat aku?"

Tanya Seohyun pelan di dekat telinga Kyuhyun, berbisik yang justru

membuat Kyuhyun terkekeh.

"Sungguh cara menggoda yang salah sayang"

Kyuhyun justru lebih tertarik untuk membahas tingkah Seohyun yang

diketahuinya tidak hanya untuk bertanya, tetapi memancingnya

meninggalkan bekerja kemudian sibuk kepada Seohyun.

Kyuhyun selalu sibuk memanggil Seohyun dengan sebutan sayang, tapi

tidak pernah memberikan Seohyun kepastian apakah dia akan berhenti

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 367


bersembunyi pada hubungan mereka. Sementara Seohyun sudah

memancing dengan memberanikan diri datang ke kantor, dengan kata lain

akan menjadi pertanyaan orang-orang siapa sebenarnya Seohyun.

"Kau tahu saja jika aku sedang butuh dicium"

Kyuhyun terkekeh dengan kepolosan Seohyun usai diciumnya tangan

Seohyun yang kini melingkar di lehernya. Sesekali dirasakan Kyuhyun

Seohyun mencium kepalanya, dan entah mengapa Kyuhyun memang cukup

kewalahan melihat Seohyun yang berubah-ubah sikap tidak lebih dari satu

jam. Kadang Seohyun merajuk tanpa alasan, kadang juga Seohyun menjadi

terlalu agresif padanya.

Seperti saat ini, bagaimana bisa Seohyun bersikap demikian saat dimana

dulu Seohyun selalu memasang harga diri terlalu tinggi.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Apa harus ada alasan aku mengunjungimu?"

"Tidak. Terlalu berlebihan jika kau kemari hanya untuk melihatku"

"Aku rindu padamu dan kau mengatakan itu berlebihan?"

"Sayang, lihat dirimu. Kau bukan wanita langsing yang bisa naik turun lift

sesukamu"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 368


"Kau merendahkan aku dengan kalimat itu"

Seohyun yang keras kepala, dia tidak peduli bahkan setelah Kyuhyun

berdiri dan sedikit melepaskan pelukan Seohyun di tubuhnya.

"Jangan menyusahkan dirimu sayang. Jika rindu, katakan saja. Aku yang

akan pulang"

Pada akhirnya giliran Seohyun yang terkekeh, terkadang suaminya itu

terlalu percaya diri. Dia terlalu merasa dirindukan semua orang.

Dirasakannya tangan Kyuhyun terangkat untuk menangkup kedua belah

wajahnya, terlihat jelas jika pria itu menatap memohon ke arahnya.

Benar, Kyuhyun memang tidak ingin Seohyun terlalu banyak melakukan

hal-hal tidak perlu. Dia terlalu takut terjadi yang tidak mereka inginkan

terhadap Seohyun dan juga calon bayi mereka.

Kyuhyun tidak sadar jika Seohyun lebih tertarik untuk melihat sesuatu yang

ada di jari manis Kyuhyun. Cincin pernikahan yang sudah sekian lama tidak

pernah digunakan Kyuhyun dan kini melingkar kembali di jari pria itu?

Bagaimana ceritanya?

"Cincinmu?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 369


Seohyun menatap jemari dan wajah Kyuhyun secara bergantian, wajah

Seohyun terlalu berbinar melihat Kyuhyun menggunakan itu kembali.

Dengan itu Kyuhyun secara tidak langsung sedang membuat pengakuan

jika dia sudah menikah. Memang tidak terang-terangan, tetapi semua butuh

proses. Dimulai dari cincin dan mungkin berikutnya kantor, yang paling

ditunggu Seohyun adalah pengakuan Kyuhyun di depan teman-teman

mereka, terutama di depan Yuri.

Kyuhyun tersenyum membalas wajah bahagia Seohyun. Dielusnya wajah

Seohyun dengan ibu jarinya. Lembut dan menyampaikan ketulusannya dan

permohonan maafnya melalui matanya.

Benar, Kyuhyun baru menggunakan cincin itu lagi tadi pagi.

"Maaf aku baru menggunakannya lagi sayang. Aku sempat kehilangan

cincin ini ketika pertama kali aku membukanya saat Yuri datang ke rumah

kita. Ingat ketika dia baru kembali ke Korea? Dan datang ke rumah?"

Seohyun mendengar penjelasan itu, jika ditanya tentang rasa tida suka,

tentu saja Seohyun benci membahas Yuri. Tapi kenyataanya ketika kejadian

itu mereka memang belum memiliki rasa apapun, jadi saat itu tidak masalah

bagi Seohyun jika Kyuhyun melepas cincin mereka

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 370


"Saat itu aku melepasnya, karena kedatangan mereka tiba-tiba, aku terburu-

buru melepasnya. Sejak saat itu aku tidak lagi ingat kemana aku

menyimpannya"

"Lalu bagaimana kau menemukannya lagi"

"Bibi Shin yang memberikannya padaku tadi pagi. Dia menemukan

cincinnya di bawah kaki sofa. Mungkin aku menjatuhkannya saat itu"

Dengan wajah bersalah Kyuhyun menatap Seohyun, dia takut Seohyun

akan mempermasalah itu dengan mengatakan jika Kyuhyun memang tidak

pernah berniat menggunakannya lagi.

"Maafkan aku sayang"

"Tidak apa-apa. Sekarang kau sudah menggunakannya lagi. Itu yang

terpenting"

Kyuhyun mengangguk antusias, mereka terlihat sepakat untuk

menunjukkan wajah bahagia itu setelah Kyuhyun menggunakan kembali

cincinnya. Sampai Seohyun mengingat sesuatu.

"Aku mengantarkan makanan untukmu"

Seohyun menunjuk kotak makan yang tadi diletakkannya di atas meja.

Pemberitahuan yang menurunkan tangan Kyuhyun dari wajah Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 371


"Itu kata lain dari kau tidak merindukanku?"

"Benar"

"Kau kejam sekali"

Seohyun tertawa, yang kemudian menghentikan candaan mereka adalah

saat ponsel Kyuhyun berbunyi. Memberi kesempatan untuk Seohyun

berjalan ke sofa dan duduk. Dia membukan kotak makanan itu sembari

Kyuhyun berbicara dengan seseorang yang tadi menghubunginya.

Seohyun sibuk menyendok makanan itu, menatanya untuk dimakan

Kyuhyun, sampai Kyuhyun berdiri di hadapannya kemudian mengecup

kepalanya sebentar.

"Jangan kemana-mana sayang. Tunggu aku 5 menit saja. Ada yang harus ku

kerjakan sebentar"

"Kembalilah dengan tubuh yang utuh"

"Astaga, kau menyumpahiku?"

"Tidak. Aku hanya memperingatkanmu"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 372


Canda Seohyun tanpa berniat melihat Kyuhyun keluar dari pintu. Dia

terlalu sibuk menata makanan Kyuhyun. Dan kemudian dia juga menjadi

penasaran isi ruangan sang suami yang jauh lebih rapi dari dugaannya.

***********

Sudah puluhan menit Nyonya Seo menunggu Seohyun di dalam mobil, dan

tidak ada juga tanda-tanda Seohyun akan kembali. Kebosanan itu mulai

melandanya, ingin menghubungi ponsel Seohyun, namun batal saat

dilihatnya Seohyun meninggalkan tas di mobil.

Anaknya itu memang selalu membuat semua orang repot. Bosan yang

berlebih itu lantas membuat Nyonya Seo berencana menyusul Seohyun ke

dalam, namun terlalu enggan jika Kyuhyun harus melihatnya juga. Dia

tidak mau Kyuhyun merasa sangat perlu sampai Nyonya Seo juga

mengantar makan siang untuknya.

Wanita itu memutuskan untuk keluar dari dalam mobil, tidak lupa

membawa tas Seohyun. Berencana menyerahkan itu pada Seohyun, siapa

tahu Seohyun ingin tinggal lebih lama dengan Kyuhyun. Dengan itu

Nyonya Seo bisa pulang lebih dulu.

Kemudian Nyonya Seo berjalan ke arah pintu masuk kantor. Menunggu-

nunggu kapankah kira-kira Seohyun akan keluar dari dalam kantor atau

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 373


cara paling cepat adalah mengantar tas Seohyun ke dalam ruangan

Kyuhyun. Setelah itu dia bisa segera pulang tanpa Seohyun.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Nyonya Seo langsung riang ketika dilihatnya

perawakan menantunya berjalan keluar dari dalam kantor. Tapi tak ada

Seohyun yang ikut serta. Kemana putrinya?

Tidak mau membuang waktu, Nyonya Seo langsung terpikir memberikan

tas Seohyun kepada Kyuhyun saja. Agar pria itu yang memberikan kepada

Seohyun. Maka Nyonya Seo berjalan ke arah Kyuhyun dengan santai.

Langkah pelan itu semakin lama semakin pelan, bahkan akhirnya berhenti

ketika matanya menahannya melangkah untuk lebih mendekat kepada

Kyuhyun.

Kyuhyun memang tidak datang dengan Seohyun, tetapi dengan wanita lain.

Wanita asing yang tidak dikenal Nyonya Seo. Bisa saja Nyonya Seo

berpikir positif tentang teman wanita Kyuhyun, namun bahasa tubuh dan

cara mereka saling memandang Nyonya Seo bisa menarik satu kesimpulan.

Mereka tidak hanya sekedar teman.

Jika mereka hanya teman, maka Kyuhyun dan wanita itu tidak akan

bergandengan tangan hanya untuk masuk ke dalam mobil. Jika wanita itu

hanya teman Kyuhyun, kenapa dia harus bergelayutan manja di sisi

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 374


Kyuhyun. Dan jika benar itu hanya teman, maka Kyuhyun tidak akan bicara

sesantai itu kepada wanita itu.

Apa Nyonya Seo harus kecewa secepat itu?

Astaga, dia sudah peringatkan sebelumnya, tidak seharusnya mereka terlalu

percaya kepada Kyuhyun. Tidak seharusnya mereka seyakin itu bahwa

Kyuhyun mampu membahagiakan anak mereka.

Kecewa tentu saja, terutama saat dilihat Nyonya Seo para karyawan di sana

terlihat biasa melewati dua orang itu dengan bahasa tubuh menjijikkan itu.

Seolah mereka sudah biasa melihat Kyuhyun dan gadis itu demikian.

Lalu apa yang dilakukan anaknya di dalam sana? Untuk apa Seohyun di

dalam?

Atau apakah Seohyun ditinggalkan Kyuhyun di dalam demi bertemu gadis

sialan itu?

Gadis sialan? Tidak, Kyuhyun juga sialan!!!!

Bagaimana bisa Kyuhyun merusak kepercayaannya yang mulai tumbuh

untuknya?

Bagaimana bisa Kyuhyun tega menduakan anaknya yang sedang hamil

sebesar itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 375


Jadi benarkah cerita Seohyun dulu bahwa mereka menikah hanya karena

insiden?

Bukan karena saling cinta juga?

Lalu omong kosong apa selama ini? Atau jangan-jangan Seohyun sudah

diduakan sejak dulu, namun Seohyun bertahan hanya karena takut anaknya

tidak punya ayah?

Oh tidak bisa. Ini sudah tidak benar.

Sudah cukup Seohyun menderita karena menikah tanpa restunya, jika

anaknya harus menjalani pernikahan itu lagi tanpa dicintai dan tanpa

kesetiaan atau bahkan diselingkuhi, maka mereka akan mengambil anak

mereka kembali.

Kyuhyun tidak pantas menyakiti anak mereka dengan cara seperti itu.

Hanya karena Seohyun hamil dan membutuhkan suami, bukan berarti

Seohyun harus bersama Kyuhyun. Nyonya Seo dan suaminya bisa

bertanggung jawab untuk Seohyun dan anaknya. Tanpa Kyuhyun dan

siapapun.

Dia saja setengah mati untuk membuat Seohyun sebahagia mungkin sejak

kecil. Berani sekali Kyuhyun yang mengenal Seohyun baru beberapa tahun

sudah menyakiti.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 376


Tidak bisa! Kyuhyun harus diberi pelajaran dan harus disingkirkan dari

hidup Seohyun.

Nyonya Seo kembali melanjutkan langkah yang sempat berhenti tadi,

berjalan lurus tanpa ekspresi yang tidak jelas apakah dia sedang marah atau

apapun. Begitulah Nyonya Seo jika sudah sangat kecewa.

"Kyuhyun?"

Panggilnya pelan ketika sudah berada di depan mobil yang bukan milik

Kyuhyun. Sepertinya milik teman wanitanya tadi.

Satu kali memanggil namun cukup membuat Kyuhyun berbalik dan nyaris

serangan jantung. Matanya tidak bisa dikendalikannya untuk memastikan

apakah itu sungguh ibu mertuanya atau tidak.

Kau benar Kyuhyun, dia melihat apa yang kau lakukan, tapi tidak

mendengar apa yang kau bicarakan. Yang pasti saat ini yang di otaknya

adalah kau berselingkuh dari anaknya.

"Terimakasih untuk tas barunya"

Kalimat singkat yang begitu tajam dari Nyonya Seo yang tak mampu lagi

dijawab Kyuhyun. Dilihatnya Nyonya Seo memamerkan tas Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 377


sebagai tanda jika Nyonya Seo sedang menyindirinya keras. Dan Kyuhyun

cukup pintar untuk mengartikan maksudnya.

"Sekali lagi terimakasih"

Bagai diserang listrik Kyuhyun merasa jika kakinya mulai bergetar,

badannya terasa panas dan kepalanya seperti semakin membesar. Ingin

melakukan pembelaan. Tapi itu bukan tempatnya, dan kepada orang seperti

Nyonya Seo, penjelasan tidak penting. Yang penting itu adalah pembuktian.

"Kyuhyun? Siapa wanita ini?"

Yuri

Benar, itu adalah Yuri. Wanita yang tidak tau apa-apa sedang bertanya

kepada Kyuhyun tentang siapa orangtua Seohyun. Dari sana kembali

Nyonya Seo menyimpulkan jika tidak ada pengakuan Kyuhyun kepada

siapapun jika sudah menikahi putrinya.

Semakin tidak bisa dimaafkan.

"Aku hanya teman ibunya"

Nyonya Seo menjawab sinis dan kemudian berjalan ke arah Kyuhyun.

Mendekatinya lebih, dan memberikan tas Seohyun tadi padanya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 378


"Aku titip. Berikan kepada yang punya"

Yuri semakin kebingungan yang justri semakin curiga.

PLAK!!!

Kecurigaan dan ketidakpercayaannyapun dua kali lipat saat dilihat matanya

sendiri Kyuhyun ditampar wanita tadi sangat keras, wajahnya datar namun

menyiratkan kemarahan luar biasa. Dan yang lebih parah dari itu, Kyuhyun

tidak berusaha melawan atau menjawab.

Dia diam, seolah dia memang mengaku salah.

"Apa yang anda lakukan?"

Yuri protes dan berlari ke arah Kyuhyun untuk menjauhkan Nyonya Seo

dari dekatnya.

"Jangan menyentuhku sebelum kau kutampar juga seribu kali"

Ucap Nyonya Seo sambil menyingkirkan tangan Yuri yang terlihat ingin

menjauhkannya dari Kyuhyun.

"Aku tidak mau melihatmu lagi. Sialan!!!"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 379


Nyonya Seo meninggalkan Kyuhyun yang masih diam dengan syoknya.

Dia tidak lagi mendengar ketika Yuri bicara panjang lebar hingga wanita itu

meninggalkannya di parkir.

Karena diawalnya Kyuhyun sudah tinggal mengantar Yuri ke parkir dan

masuk ke dalam kembali. Menghabiskan beberapa menit di sana sampai

teringat Seohyun yang ditinggalkannya di dalam ruangannya.

Tamatlah sudah riwayat Kyuhyun.

Kyuhyun kembali ke dalam ruangannya tidak lagi dengan raut wajah

bersemangat seperti sebelumnya. Terlihat jelas jika Kyuhyun merasa sulit

dan semakin terlihat jelas ketika dia masuk dan melihat Seohyun berdiri di

depan kaca dan memandang kota dari ketinggian itu

Wanitanya itu juga bosan menunggu Kyuhyun kembali ke ruangannya.

Apakah Seohyun tahu jika baru saja Kyuhyun tertangkap basah oleh

Nyonya Seo?

Rasa bersalah Kyuhyun semakin menumpuk dan justru semakin berat saat

harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa baru saja. Dia tidak bisa berbohong

kepada Seohyun. Tidak pernah bisa.

"Sayang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 380


Terlalu berat mulut Kyuhyun mengatakan itu pada Seohyun yang terkejut

saat tiba-tiba dipeluknya dari belakang tubuhnya. Suara Kyuhyun berat

yang lantas membuat Seohyun berpikir terjadi sesuatu yang tidak

menyenangkan

"Apa yang terjadi?"

Seohyun berusaha melepaskan tangan Kyuhyun pada tubuhnya,

membalikkan tubuh untuk bisa berhadapan langsung dengan Kyuhyun.

Dilihatnya wajah terpukul Kyuhyun dan mata itu mengisyaratkan beban

yang cukup berat.

Kyuhyun menyerahkan tas Seohyun. Pertanyaan besar yang kemudian

Seohyun menyimpulkan Kyuhyun bertemu ibunya di bawah.

"Apa Eomma memarahimu lagi? Kau tidak pernah sesedih ini sebelumnya"

Seohyun dengan nada membujuknya

"Maaf sayang. Tapi sepertinya Omonim akan membenciku lagi"

"Ayolah, membenci orang adalah kesukaan Eomma. Jadi jangan terlalu

pusing, bukankah sebelumnya dia sudah pernah membencimu? Tetapi kau

berhasil merebut hantinyakan?"

"Kali ini kurasa sampai selamanya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 381


Seohyun semakin prihatin dengan penjelasan itu.

"Tidak, Eomma tidak pernah membenci orang sampai selamanya"

"Dia melihatku dengan Yuri"

Oh....

Seketika Seohyun terdiam, tertohok sekaligus sakit.

Jadi Kyuhyun meninggalkannya sendirian di ruangan itu untuk menemui

Yuri?

Kejujuran yang menyakitkan

Perubahan ekspresi Seohyun langsung disadari Kyuhyun sebagai sebuah

ancaman. Dia yakin Seohyun akan salah paham seperti halnya Nyonya Seo.

"Percaya padaku, aku tidak seperti yang ada dipikiranmu"

Ujian lagi

"Tapi Eomma tidak akan marah jika dia tidak melihatmu melakukan hal-hal

aneh"

"Sayang, aku yakin kau mengenal aku lebih dari siapapun. Apakah saat ini

kau masih berpikir jika aku memiliki perasaan tertentu pada Yuri?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 382


"Sepertinya aku memang tidak mengenalmu"

Seohyun membuang napasnya pelan, dia tidak uring-uringan atau

semacamnya. Cukup tahu dasar dari semua itu, Yuri sudah lebih dulu dari

pada dirinya.

"Seohyun"

"Aku memiliki pertanyaan untukmu"

Seohyun langsung menatap Kyuhyun kembali, sangat serius hingga

Kyuhyun bisa menduga-duga jika pertanyaan ini akan sulit dijawabnya.

"Kau masih mencintainya?"

"Tidak"

Jawaban yang terlalu cepat dan sangat yakin. Jawaban yang mengakhiri

ekspresi wajah kecewa Seohyun menjadi kepuasan. Dia mendang Kyuhyun

lagi yang menatapnya tulus.

"Sudah lama, aku juga tidak tahu kapan. Kau harus tahu sayang, apapun

yang kau lihat belum tentu sama dengan yang sebenarnya terjadi"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 383


Kyuhyun meraih kedua belah wajah Seohyun, mungkin sudah saatnya

semua hal harus diluruskan. Kesalahpahaman yang sudah lama itu harus

diungkap kembali.

"Aku..."

"Jangan memaksakan dirimu untuk menjelaskan. Tidak perlu, aku percaya

padamu"

Seohyun memotong pembicaraan Kyuhyun, dipeluknya Kyuhyun erat dan

membagikan ketenangan dalam dirinya kepada Kyuhyun agar pria itu tidak

perlu repot-repot memikirkan kemungkinan buruk Seohyun akan marah

karena Yuri kali ini.

"Kau percaya? Aku bahkan belum menjelaskan"

"Kita sudah bernjanjikan? Kau tidak hanya berjanji padaku, tapi pada

Tuhan. Kau mungkin bisa berbohong kepada semua orang. Tetapi tidak

kepada Tuhan"

Kyuhyun membelas pelukan Seohyun, sekian lama berteman dengan

Seohyun, Kyuhyun tidak pernah terpikir bahwa Seohyun adalah sosok

pemilik hati luar biasa. Dia terlihat berduri di luar, tetapi di dalam hatinya,

Seohyun sangat lembut dan pengertian.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 384


Kyuhyun sangat bersyukur bisa menikah dengan sosok Seohyun. Segala

janji yang diucapkan wanita itu ketika menikah sungguh dilakukannya.

Bahkan ketika mereka mengucapkan itu dulu dalam keadaan sangat

terpaksa.

Entah mengapa masalah yang pernah terjadi justru disyukuri Kyuhyun. Jika

masalah itu tidak ada, maka Kyuhyun tidak akan menikahi Seohyun.

Kyuhyun tidak akan tahu rasanya menjadi suami dari sosok seperti

Seohyun.

"Aku berharap kita selalu bisa seperti ini. Kita saling bicara dari hati ke

hati, kita bicarakan jika ada masalah, bukan justru bertengkar dan kemudian

saling meninggalkan"

"Selamanya"

"Selamanya"

Kyuhyun mengulangi kata yang sama untuk menjawab Seohyun. Mereka

melanjutkan pelukan itu cukup lama. Mereka bercerita panjang lebar dari

hati tanpa kata. Siap menghadapi Nyonya Seo bersama, dan semoga mereka

juga siap menghadapi beberapa orang yang baru saja mendorong pintu

ruangan Kyuhyun dan menyaksikan drama romantis itu saat dimana

Seohyun dan Kyuhyun berpelukan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 385


"Seohyun?"

Oh....

Seketika Seohyun melepaskan pelukannya dari tubuh Kyuhyun.

Menjauhkan diri setelah menyadari baru saja masuk orang lain ke dalam

ruangan Kyuhyun.

"Sebenarnya apa yang terjadi di sini?"

Yuri dengan kepolosan yang menjijikkan itu. Wanita itu kembali ke kantor

Kyuhyun dan kali ini ke dalam ruangan Kyuhyun. Dia tidak akan seperti itu

andai saja lagak Kyuhyun tidak semencurigakan itu ketika Yuri berniat

masuk ke dalam ruangannya tadi.

Fakta berikutnya, Kyuhyun bukan memilih untuk meninggalkan Seohyun di

sana demi Yuri. Kenyataannya tadi dia lebih memilih untuk Seohyun tidak

melihat Yuri sama sekali.

Tidak mau ada lagi pertengkaran atau apapun, Seohyun berencana untuk

undur diri dari sana. Selain karena Seohyun juga malas menanggapi orang-

orang itu, Seohyun juga tidak mau Kyuhyun terpojok karena dirinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 386


Yuri kembali bersuara, dia sudah menduga banyak hal. Tapi hatinya

menolak terhadap dugannya, karena itu akan sangat menyakitinya.

"Aku hanya singgah. Kudengar Kyuhyun mengalami hal berat, jadi kupikir

akan baik jika aku mengunjunginya"

"Berbaik hati kepada siapapun bukan gayamu Seohyun. Berbohonglah

dengan cara yang benar"

"Sungguh, aku bahkan sudah akan pergi. Aku sibuk, jadi semoga kalian

bersenang-senang"

Seohyun yang menjadi suka mengalah. Menekan ego dan mengorbankan

perasaan demi Kyuhyun tidak disalahkan semua orang tentang pernikahan

mereka yang tidak diketahui orang-orang yang baru saja masuk. Yuri, Min

Ho, kecuali Donghae yang memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

"Kau tidak sibuk. Dan kau tidak akan kemana-mana"

Oh akhirnya, Kyuhyun menahan Seohyun. Menarik tangan Seohyun untuk

tidak pergi. Menahan Seohyun yang lantas membuat air mata Yuri jatuh.

Dugaannya benar. Sudah pasti benar.

Tak hanya Yuri, Seohyun juga terkejut melihat Kyuhyun menahannya.

Apakah kali ini Kyuhyun memilih jujur? Oh astaga, akhirnya

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 387


"Dia. ...."

Kyuhyun menahan mulutnya untuk beberapa saat dan kemudian

membuangnya pelan.

"Pria yang selalu kalian pertanyakan, pria yang menikahi Seohyun.."

"Jangan"

Potong Yuri tidak mau mendengar, dia sudah menduga jawaban apa yang

selanjutnya akan dikatakan Kyuhyun. Namun Kyuhyun menggelengkan

kepala, dia lebih nemilih memberikan pengakuan kepada semua orang

tentang Seohyun dari pada harus menjaga perasaan Yuri.

"Itu aku. Aku yang menikahi Seohyun"

"Tidak"

"Biar ku perjelas. Seohyun adalah istriku"

"Sudah cukup"

Yuri tersenyum getir dengan air mata yang mengalir di wajahnya,

ditatapnya sangat terluka Kyuhyun. Diberinya Kyuhyun tamparan kedua

hari ini, berlari untuk keluar dari sana dan berharap semua itu hanya

kebohongan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 388


Dan ketika dilihatnya justru Min Ho yang mengejarnya bukan Kyuhyun,

saat itu Yuri sadar Kyuhyun tidak hanya meninggalkannya tapi juga sudah

menghilangkan perasaan itu untuknya.

Bagaimana bisa Kyuhyun berpura-pura selama ini? Bersikap seolah

membenci Seohyun untuk menutup busuknya. Dan bagaimana bisa kedua

orang itu berakting tidak memiliki hubungan apa-apa di depan mereka

sementara mereka adalah suami istri.

"Bagus, kau menyelesaikannya dengan sangat baik"

Sindir Donghae yang dibalas Kyuhyun dengan tatapan tidak terlalu suka.

Begitulah, semenjak dirinya tahu jika Donghae sering-sering mencari

Seohyun, sejak saat Kyuhyun menganggap Donghae sebagai ancaman.

"Semua orang terluka. Itu bukan salahku"

"Kau berselingkuh kepada Seohyun. Dan kau bilang itu bukan salahmu?"

"Jangan bicara seolah kau sangat mengenalku"

"Jadi siapa yang salah saat kau menghamili wanita lain ketika kau memiliki

kekasih"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 389


Pertarungan kata-kata antara Kyuhyun dan juga Donghae. Kyuhyun merasa

jika Donghae seharusnya tidak ikut campur, terutama karena Donghae tidak

tahu apa-apa.

"Tidak ada yang selingkuh di sini"

"Baiklah, kalian berdua memang suci"

"Kau harus tahu, sebelum Yuri meninggalkan Korea dan kemudian

kembali, hubungan kami sudah berakhir"

Oh......

Donghae dan Seohyun menatap Kyuhyun bersamaan. Penjelasan itu sangat

mengejutkan. Mereka tidak pernah tahu soal itu.

"Saat itu aku melarangnya pergi. Tapi dia memilih pergi. Kami kesulitan

komunikasi dan ditambah lagi pertengkaran sebelumnya berbuah

ketidakpercayaan dan ketidakyakinan. Aku mengakhiri semuanya"

"Lalu apa yang kau lakukan saat dia kembali. Kau menyambutnya seolah

dia masih kekasih yang kau cintai"

Hati Seohyun terwakili dari pertanyaan Donghae

"Saat itu perasaan itu masih ada. Aku harus jujur jika saat itu aku masih

berharap. Sampai Seohyun. Sampai dia mengubah segalanya. Termasuk

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 390


rasanya. Jika kau tanya aku memilih siapa, tentu saja aku memilih istriku.

Aku tahu ini jahat. Aku juga menempatkan diriku sebagai orang yang

bersalah. Tapi jika berkenan, lihatlah dari sudut pandangku. Aku tidak

mungkin meninggalkan istriku karena rasa bersalah untuk masa laluku.

Tidak, aku tidak akan melakukan itu"

Oh drama merekapun mulai.

Tak hanya Seohyun yang terpana dan bahkan ingin menangis mendengar

pengakuan Kyuhyun. Donghaepun termakan kata-kata itu. Dia sedikit

mengerti, karena jika berada si posisi Kyuhyun, dia mungkin akan

melakukan hal yang sama juga.

************

"Heii"

Seohyun dengan suara memohonnya. Sedikit pusing untuk menghadapi

Kyuhyun yang sejak kepulangan mereka dari kantor, pria itu jadi banyak

diam. Seingat Seohyun, dirinya tidak melakukan kesalahan. Apa pria itu

diam seperti itu karena merasa berat dengan kejujurannya dan justru

dihindari teman-temannya?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 391


Jadi apa yang seharusnya dilakukan Seohyun, bukankah itu pilihan

Kyuhyun untuk mengatakan kebenarannya? Bukankah itu sudah resiko

yang dipertimbangkan Kyuhyun sebelumnya?

"Aku bingung harus apa jika kau diam"

Seohyun bergerak mendekatkan tubuhnya ke arah Kyuhyun yang tidur di

sisi yang lain. Kamar mereka sudah sepi dari cahaya, dan malam itu sudah

sangat larut namun tidak berhasil menghadirikan kantuk pada Kyuhyun dan

juga Seohyun.

Jika Seohyun memusingkan karena melihat Kyuhyun terlihat setertekan itu,

maka Kyuhyun harus mengatakan jika dia cukup frustasi. Bukan hanya

karena dia sudah menyakiti teman-temannya dan Yuri, tetapi juga karena

nyonyam im dengan segala tuduhan dan ancaman yang dilayangkan

padanya.

"Tidak sayang. Tidurlah"

Kyuhyun meraih Seohyun yang mendekat, di dekapnya dan dibantunya

wanita itu sampai pada tidurnya. Tapi batin mereka sudah terhubung, jika

Kyuhyun merasa tidak baik, secara tidak langsung itu juga terhubung

kepada perasaan Seohyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 392


"Tenanglah. Tidak ada mereka. Mereka tidak mau berteman denganmu lagi,

masih ada aku. Aku saja cukup. Kau tidak butuh teman yang lain"

Kyuhyun mengangguk, sekalipun hanya untuk membuat perasaan Seohyun

tenang. Agar istrinya itu tidak terbenani juga.

Andai saja Seohyun tahu, yang paling membebani Kyuhyun bukanlah

karena menyakiti Yuri dengan kejujurannya. Tetapi karena Nyonya Seo.

Karena orangtua Seohyun. Namun Kyuhyun tidak berniat melanjutkan

cerita tentang segala hal yang sudah dikatakan Nyonya Seo padanya tadi.

Kyuhyun tidak mau itu menjadi beban pikiran untuk Seohyun.

Andai saja Seohyun tahu, maka semuanya tamat.

Benar, beberapa jam lalu saat Yuri menghilang dari hadapan Kyuhyun yang

terdiam ketika Nyonya Seo menamparnya, Nyonya Seo kembali

mendatangi Kyuhyun. Melayangkan sejuta cacian yang sama seperti

pertama kali Kyuhyun meminta Seohyun kepada mereka untuk

diperistrinya.

Jika dulu Nyonya Seo tidak memberi pilihan apapun untuk mereka selain

menyingkir dari keluarga mereka, itulah yang membuat semuanya berjalan

tanpa dilema. Namun sekarang Nyonya Seo memberi Kyuhyun dua pilihan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 393


Dua pilihan yang sama-sama sakit, dan merugikan perasaan Kyuhyun

pastinya.

Pilihannya adalah, tidak apa Seohyun tetap hidup dengannya. Mereka bisa

menjalani hidup mereka seperti sebelumnya. Pasangan suami istri yang

mana tahu bahagia tanpa orangtua Seohyun di sisi mereka. Dengan kata lain

jika Kyuhyun masih ingin bertahan dengan Seohyun, maka pilihannya

adalah Kyuhyun harus siap melihat Seohyun kehilangan orangtuanya

kembali. Nyonya Seo mundur dari Seohyun jika harus bersama Kyuhyun.

Pilihan keduanya adalah, Kyuhyun melepaskan Seohyun, dengan itu

Nyonya Seo akan mengambil alih Seohyun kembali. Seohyun akan hidup

seperti sebelumnya, bahagia tanpa gangguang orang-orang menyebalkan

seperti teman-teman Kyuhyun, Yuri, termasuk orangtua Kyuhyun.

Sebenarnya jika bicara soal keinginan Kyuhyun, dan soal egoisnya,

Kyuhyun akan mengatakan lebih suka Seohyun tetap bersamanya dan

biarkan saja memutus hubungan dengan orangtuanya. Sepertinya itu lebih

mudah dilakukan.

Tapi yang menjadi dilemanya Kyuhyun adalah, mengingat bagaimana

Seohyun sangat mencintai kedua orangtuanya. Sudah cukup sekali

Kyuhyun merusak hubungan mereka, dan Kyuhyun sudah melihat

bagaimana Seohyun hancur-hancuran karena tidak bisa berhubungan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 394


dengan orangtuanya lagi. Kyuhyun juga sudah melihat Seohyun menjadi

orang paling bahagia di dunia ketika sudah bersama kedua orangtuanya.

Kyuhyun juga harus mengingat bagaimana ibunya, Nyonya Cho sangat

tidak menyukai Seohyun. Kyuhyun juga tidak tahan melihat ibunya itu

selalu mengadili Seohyun, merendahkan Seohyun, yang Kyuhyun tahu

bahwa Seohyun cukup tersiksa dengan itu.

Sulit bagi Kyuhyun untuk melihat Seohyun berpura-pura kuat setiap kali

berbicara tetang Keluarga Cho. Kyuhyun tidak tahan melihat ibunya

menjadikan Seohyun sebagai sasaran kekasaran kata-kata ibunya. Jika

sudah membahas itu, Kyuhyun pasti terpikir jika menjauh dari Seohyun

akan lebih baik. Seohyun tidak harus menjadi sasaran kekasaran ibunya,

tidak harus menjadi sasaran kebencian teman-teman mereka.

Terlalu sulit untuk bersama. Saat dimana mereka tidak ingin bersama,

mereka dipaksa keadaan untuk menikah dan hidup bersama. Saat dimana

mereka ingin bersama, keadaan kembali memaksa untuk mereka berpisah.

Kyuhyun memilih untuk mempertahankan Seohyun, maka Seohyun akan

kehilangan orangtua. Jika Kyuhyun memilih melepaskan Seohyun, maka

Kyuhyun yang sakit.

Lalu bagaimana nasip anak mereka nanti?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 395


Oh astaga, Kyuhyun bisa gila jika memikirkan semua kemungkinan itu.

Kyuhyun juga tidak punya cukup banyak waktu untuk berpikir, karena

proses persaSeohyunn Seohyun tentu saja tidak bisa menunggu. Pada

proses seperti itu Kyuhyun sangat tahu jika Seohyun sangat membutuhkan

sang ibu. Dari segalanya.

Kyuhyun bahkan tidak bisa menghadirkan ibunya sendiri sebagai wanita

yang juga peduli kepada Seohyun. Lalu apa yang bisa diandalkan dari

pihaknya selain menyusahkan Seohyun?

"Kyuhyun, kau tahu kakiku sedikit sakit"

Keluhan Seohyun membuat Kyuhyun berhenti dari berpikir kerasnya.

"Sakit?"

Seohyun mengangguk, mereka bergerak dari ranjang dan memeriksa

bersama betis Seohyun yang sudah cukup bengkak.

"Akan ku bantu"

Kyuhyun turun dari ranjang, dibiarkanya Seohyun tetap duduk di ranjang.

Dipijatnya kaki Seohyun pelan yang justru ingin membuatnya menangis.

Apa hanya memijat kaki Seohyun yang bisa dilakukannya untuk Seohyun?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 396


Kenapa dia hanya bisa membuat hidup Seohyun sulit?

"Sayang"

Seohyun memandang ke arah Kyuhyun, menjawab panggilan Kyuhyun

dengan senyuman.

"Apa kau bahagia?"

"Jangan mulai"

Kesal Seohyun menjawab pertanyaan Kyuhyun yang diyakininya mau

mengungkit masa-masa yang sudah berlalu.

"Jika aku pergi, apa yang akan kau lakukan?"

Ulang Kyuhyun. Bertanya seolah dia memang memilih untuk meninggalkan

Seohyun seperti keinginan Nyonya Seo

"Menunggumu pulang"

Ayolah Seohyun. Jangan seperti itu. Kau menyulitkannya mengambil

keputusan.

"Kau seharusnya menjawab akan hidup sebahagia mungkin dengan dan

tanpa aku"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 397


"Tidak mau. Jangan memaksa sesuatu yang tidak ingin ku katakan"

Kesal Seohyun, dia mulai tidak suka pembahasan itu. Mulai yakin jika

terjadi sesuatu, dan Kyuhyun tidak mengatakan padanya. Kyuhyun selalu

seperti itu setelah mereka berjanji untuk selalu percaya dan selalu terbuka

satu sama lain, tapi yang dilakukan Kyuhyun justru sebaliknya.

Jujur saja, Seohyun tidak suka melihat Kyuhyun selemah itu. Dia terlalu

memikirkan apa kata orang. Seohyun tidak suka melihat Kyuhyun kalah

darinya. Seohyun juga sakit, Seohyun juga menderita, tapi apakah Seohyun

mengeluh? Apakah Seohyun pernah seterpuruk Kyuhyun?

Bukan tidak menghargai kesedihan Kyuhyun, Seohyun tidak terima saja

dengan sikap Kyuhyun. Seohyun berjuang banyak dan selalu baik-baik saja.

Tetapi ketika giliran pria itu yang harus berjuang, dia terlihat sudah ingin

menyerah.

Sedangkal itu perasaannya untuk Seohyun?

"Dan jika ku lakukan?"

"Kau lupa siapa aku? Aku bisa hidup tanpa siapapun. Aku tidak akan mati

hanya karena kau tinggalkan"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 398


Seohyun tertawa. Itu yang membuat semuanya membingungungkan.

Apakah Seohyun sedang bercanda, atau Seohyun menyindir Kyuhyun, atau

dia memang serius.

"Peringatan untukmu. Sekali kau mencoba pergi, pergi saja selamanya.

Karena aku tidak akan mengemis pada siapapun. Termasuk padamu"

Oh astaga....

Kedua kalinya Seohyun bicara dengan tawa sambil memijat betisnya. Itu

kembali membingungkan seperti yang pertama, apakah Seohyun sedang

bercanda? Jika tidak, lalu kenapa dia tertawa dan wajahnya menunjukkan

jika itu seperti candaan. Dan jika benar, apakah dia sungguh bisa hidup

tanpa Kyuhyun?

Oh jawabannya pasti bisa. Sebelum mencintai Kyuhyun dan jadi seperti

sekarang, Seohyun juga hidup. Dia bahkan bisa memakan apapun yang

ingin dirinya makan.

Kyuhyun tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya mendengar

Seohyun memberinya jawaban seperti itu. Apakah dia harus sedih karena

Seohyun terlihat tidak mempermasalahkan akan hidup dengannya atau

tidak. Atau Kyuhyun harus senang karena Seohyun ternyata Seohyun bisa

menciptakan bahagianya dengan atau tanpa Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 399


Bukan apa-apa Kyuhyun, Seohyun hanya tidak mau menggantungkan

kebahagiannya terhadap orang lain. Dia tidak mau bahagia hanya karena

orang lain saja, karena peluangnya untuk disakiti sangat besar. Dari pada

tersakiti karena itu akan lebih baik jika tergantung pada dirinya untuk

membahagiakan dirinya sendiri, karena dia tidak akan menyakiti dirinya

sendiri.

"Aku senang jika ternyata kau bisa hidup bahagia tanpa aku"

Astaga, kenapa Kyuhyun justru tersinggung. Secara tidak langsung

menuduh yang menghentikan pergerakan tangan Seohyun dari memijat

kakinya.

"Kau yang memaksa aku mengatakan itu, kenapa sekarang kau terkesan

menyalahkan aku?"

Seperti biasa, mereka berdua keras kepala. Seohyun juga tidak terima

disalahkan Kyuhyun sekalipun kalimat tajam Seohyun itu bertujuan

menyadarkan Kyuhyun agar pria itu sadar dan berhenti menjadi drama.

Astaga, jalani saja. Kenapa selalu memusingkan segala hal?

"Kau bicara seolah seseorang itu tidak terlalu berarti banyak untukmu"

Oh Kyuhyun, jangan mulai

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 400


Kyuhyun berdiri dari duduknya, menghentikan tangan dari betis Seohyun

dan berpura-pura berjalan untuk memasuki kamar mandi. Seperti orang

yang sedang merajuk dan berharap akan dibujuk Seohyun.

Jangan sampai berujung pertengkaran dan ide Nyonya Seo untuk mereka

berpisah semakin mulus untuk terjadi.

Semoga tidak

"Jangan kekanak-kanakan"

Seohyun ternyata memilih mengikuti langkah Kyuhyun, wanita itu berdiri

di depan mulut pintu. Ditontonnya Kyuhyun yang tidak melakukan apa-apa

di kamar mandi selain bercermin. Terlihat sedang berusaha menahan

sesuatu yang meledak-ledak dalam hatinya.

"Jika kau punya masalah, ceritakan. Kau jujur, karena aku bukan Tuhan

yang tahu segala hal yang kau pikirkan"

"Seperti biasa, bahasa pasaran yang digunakan semua manusia jika sudah

tidak punya pilihan lain selain mendengarkan dan berpura-pura peduli"

Kyuhyun yang pintar, dia terlihat sengaja memancing pertengkaran dengan

Seohyun. Sengaja membuat Seohyun marah. Jika terjadi, maka bukan

hanya dirinya disalahkan semua orang suatu saat.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 401


"Sebenarnya apa yang terjadi padamu. Kau lebih menyebalkan dari yang

kuduga"

Kesal Seohyun pada akhirnya, terlalu malas untuk berbasa-basi. Jika

dilanjutkannya basa basi itu maka Kyuhyun akan selalu membalasnya

dengan kata-kata menyebalkan dan bisa memecahkan emosinya. Seohyun

sedang tidak ingin setega itu meladeni pertengkaran yang diinginkan

Kyuhyun saat dimana Seohyun tahu jika Kyuhyun lebih butuh teman cerita

bukan teman bertengkar.

"Tidurlah. Aku pusing, jadi jangan menggangguku"

Astaga, Kyuhyun

"Jika kau pikir dengan bersikap seperti ini aku akan marah dan kemudian

merajuk. Kau salah, aku sudah tidak suka bermain drama"

Oh Seohyun yang lebih cerdas dari biasanya. Kalimat singkatnya tepat yang

lantas membuat Kyuhyun terdiam dan menatapnya melalui kaca.

"Aku tidak tahu apa tepatnya yang menjadi alasanmu bersikap seperti ini.

Tapi apapun itu, kurasa intinya adalah kau sedang berusaha bagaimana

caranya aku marah dan merajuk dan apapun. Aku cukup mengenalmu

Kyuhyun, berbohong bukanlah keahlianmu"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 402


Oh tentu saja. Mereka bukan hanya suami istri, mereka juga pernah

berteman cukup lama. Tentu saja Seohyun sudah sangat mengenal

Kyuhyun. Kyuhyun mungkin berpikir Seohyun akan sulit hidup tanpanya.

Sebenarnya dia bodoh, yang tidak bisa hidup itu dia tanpa Seohyun. Bukan

Seohyun tanpa dia.

"Aku tidak akan marah dan kemudian bertengkar denganmu. Jadi hematlah

energimu berpura-pura menyebalkan hanya untuk membuatku marah"

Lanjut Seohyun, tersenyum kepada Kyuhyun. Oh demi Tuhan, Kyuhyun

kehabisan akal untuk bisa membuat semua itu tidak terlalu menyakitkan.

Saat dia berusaha membuat terlihat natural, itupun bisa diketahui Seohyun.

Seohyun memasuki kamar mandi dan kemudian menepuk pelan bahu

Kyuhyun.

"Aku tidak akan memaksamu mengatakan apapun yang mengganjal di

hatimu. Kau tidak memberitahuku, itu artinya kau tidak ingin aku tahu.

Akan aku anggap sebagai caramu untuk tidak menyakitiku. Jadi,

terimakasih"

Oh astaga, kenapa Kyuhyun selalu gagal?

Apa tidak ada rencananya yang bisa lolos dari Seohyun? Tidak bisakah

sekali saja Seohyun tidak membaca pikirannya?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 403


Sekalipun demikian, Kyuhyun tetap bisa bertahan pada karakter yang

diciptkannya baru saja. Yaitu Kyuhyun yang menyebalkan, yang membuat

Seohyun marah dan kemudian mereka akan bertengkar. Setelah itu....

Oh astaga, apa tidak ada cara yang lebih dewasa Kyuhyun? Harus dengan

cara murahan itu?

Apa kau sefrustasi itu sampai tak bisa memutar otak untuk mengakhiri

pertikaianmu dengan Nyonya Seo?

"Terserah. Aku harus pergi"

Semalam ini? Selarut ini?

"Kemana kau akan pergi semalan ini?"

"Kemanapun, melihatmu membuatku sakit kepala"

"Pergilah jika itu bisa mengobati sakit kepalamu. Jika sudah sembuh,

jangan lupa pulang. Seperti yang ku katakan tadi, aku akan menunggumu

pulang"

Seperti itu saja? Seohyun tidak marah? Seohyun tidak mengeluh karena

akan tidur sendiri?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 404


Sudahlah Kyuhyun, Seohyun sudah tahu rencana murahanmu. Karena itu

dia tahu cara mengatasimu. Jadi tak perlu berakting.

"Terserah"

Kesal Kyuhyun, berjalan keluar dari dalam kamar mandi, meraih coat serta

kunci mobilnya.

Ditinggalkannya Seohyun yang justru berdecak, sebenarnya kasih melihat

Kyuhyun. Hanya saja Seohyun tidak akan sudi untuk melancarkan rencana

Kyuhyun untuk menjadikan itu drama menyedihkan, yang harus

membuatnya banjir air mata dan kemudian berusaha bunuh diri.

Astaga, Seohyun tidak suka drama-drama seperti itu.

Maka Seohyun bertahan, bukan dia tidak kesal dengan sikap Kyuhyun.

Hanya saja, jika dia mengikuti egonya untuk marah. Maka Kyuhyun

menang.

Seohyun berjalan keluar dari kamar mandi, bergerak ke arah kaca kamar

untuk memastikan apakah Kyuhyun sungguh pergi atau tidak.

Seperti yang dikatakan Kyuhyun, dia pergi.

Benar, pria itu pergi semalam itu dari rumah mereka. Kemanapun semoga

Kyuhyun selau hati-hati. Seohyun lebih memusingkan keselamatan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 405


Kyuhyun, daripada memusingkan kemungkinan alasan mengapa Kyuhyun

mendadak seperti itu.

Saat mobil itu menghilang dari sekitar pekarangan rumah mereka, Seohyun

kembali ke ranjang dan berusaha untuk tidur. Dia tidak mau sedih yang

justru menguras pikirannya. Dia ingin tidur tenang sekalipun sulit

mengingat Kyuhyun yang mendadak seaneh itu.

Seohyun tetap kepikiran, kemanakah dia? Amakah kira-kira? Semoga dia

tidak bertindak bodoh.

Tidak, Seohyun tidak melarang jika stress membuat Kyuhyun pergi ke bar

dan mungkin mengkonsumsi bergelas-gelas alkohol. Tidak, itu tidak

masalah. Berlagak suci dengan melarang Kyuhyun minum alkohol tentu

saja tidak sesuai dengan karakter Seohyun. Jika masih bisa, Seohyun saja

ingin. Masalahnya ada anak di perutnya yang harus dijaganya.

Yang membuat Seohyun khawatir adalah jika Kyuhyun pulang dengan

keadaan mabuk, dan justru menyetir sendiri. Itu bahaya.

Namun menahan Kyuhyun dan membiarkan pria itu terus berusaha

membuatnya marah dan kemudian bertengkar lebih tidak mungkin

dibiarkan Seohyun. Dia tidak mau bertengkar lagi, Seohyun tidak mau.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 406


Sepertinya Kyuhyun memang sedang membutuhkan waktu sendiri dari

masalah yang belakangan banyak mendatanginya. Seohyun juga yakin jika

menyakiti Yuri yang pernah dicintainya bukanlah hal yang mudah. Itu juga

menyakiti Kyuhyun.

Maka biarkan saja dulu Kyuhyun menikmati waktu untuk dirinya. Dia

membutuhkan itu.

Sekalipun setengah mati memaksakan diri untuk tidur, tetap saja berjam-

jam berlalu tidak juga bisa membuat Seohyun tidur. Dia khawatir Kyuhyun

yang tidak kunjung memberinya kabar akan pulang atau tidak.

Nyaris 4 jam berlalu, dan hari sebentar lagi terang dan matahari akan

menyapa, tapi tidak ada juga kabar dari Kyuhyun.

Tidak tenang lantas membuat Seohyun turun dari ranjang, menyalakan

lampu dan memeriksa jam. Astaga, sudah setengah lima pagi. Dia bahkan

tidak tidur menunggu Kyuhyun pulang dengan kegilaannya.

Tak bisa lagi menahan diri, Seohyun meraih ponsel dan kemudian

melakulan panggilan pada ponsel Kyuhyun.

Oh astaga, tidak ada jawaban dan bahkan tidak aktif.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 407


Mendadak khawarinya berubah menjadi panik. Kenapa Kyuhyun jadi

semenyebalkan ini?

Tidak akan mungkin lagi Seohyun bisa menunggu dengan tenang jika

keadaanya sudah seperti ini. Entah membantu atau tidak, Seohyun

menyibak gorden di kaca besarnya. Seolah jika membuka itu akan segera

membuat Kyuhyun pulang.

"Sialan"

Decak Seohyun sadar jika ternyata beberapa jam berlalu itu ditemani

dengan hujan. Dan Kyuhyun berkeliaran seperti itu?

Seohyun berjalan bolak balik di sana, berulang kali melihat ke arah kaca,

berdoa dalam hati suaminya akan muncul dari sana. Tapi sayang, tidak ada

siapa-siapa yang muncul dari sana.

Seperti mendapatkan durian runtuh bagi Seohyun ketika ponsel di

tangannya bergetar. Menunggunya membuahkan hasil saat seseorang

melakukan panggilan dan dikira Seohyun adalah Kyuhyun.

Sayang, harapannya terlalu tinggi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 408


Bukannya menjadi tenang, Seohyun justru semakin panik ketika

memikirkan alasan apa seseorang menghubunginya sepagi ini dan tanpa

nama.

Oh Tuhan, semoga tidak seperti drama-drama populer, jika mendapat

panggilan seperti itu dan dari nomor yang tidak dikenali, pasti terjadi hal

buruk semacam kecelakaan atau meminta uang tebusan.

"Halo"

Sangat hati-hati Seohyun berbicara, sangat jelas suaranya masih segar dan

orang diseberang sana pasti tahu jika Seohyun belum tidur hingga pagi.

"Halo?"

Ulang Seohyun untuk memastikan orang di seberang mendengarnya atau

tidak. Semoga bukan sesuatu yang tidak ingin didengar Seohyun

"Seohyun?"

Oh astaga.....

Jantung Seohyun nyaris lari dari tempatnya ketika didengarnya suara

wanita, dan menyebut namanya. Pikiran buruk mulai merajai, dan Seohyun

mulai menduga-duga. Siapa itu?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 409


"Ya?"

Jawab Seohyun, berusaha untuk terdengar sesantai mungkin. Jika sempat

pemilik suara itu adalah Yuri, maka tamatlah Kyuhyun kali ini.

"Kau tidak tidur?"

"Kurasa bukan itu intinya jika anda menelepon seseorang sepagi ini"

Balas Seohyun, dia muak basa basi untuk keadaan mengkhawatirkan seperti

saat ini.

"Ini aku"

Siapa? Astaga.

"Omonim"

Oh Tuhan, Seohyun langsung mengutuk mulutnya yang tadi bernada

serangan kepada wanita yang ternyata ibu mertuanya itu.

Tapi tunggu dulu, untuk apa wanita itu menelepon Seohyun sepagi ini?

Seohyun sempat menduga-duga Nyonya Cho akan bertanya dimana

Kyuhyun, dan jika demikian apa yang akan dijawab Seohyun? Tidak tahu?

Jika sempat menjawab seperti itu maka Seohyun harus bersiap semakin

dibenci.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 410


Menyebalkan.

"Omonim? Apa terjadi sesuatu? Sepagi ini?"

Seohyun juga langsung pada inti pertanyaanya. Itu lebih penting saat ini

dari pada permintaan maaf basa-basi.

"Kyuhyun sakit"

Oh astaga......

Darah Seohyun seketika menyeruak panas mendengar itu, kepalanya terasa

panas yang kemudian meraih coat sambil mendengar sang ibu mertua

bicara.

"Dia di rumah. 2 jam lalu dia kemari dalam keadaan mabuk dan basah. Aku

sudah berusaha untuk membantunya, tapi dia masih menggigil. Apa.."

"Aku berangkat Omonim. Akan ku usahakan secepatnya sampai"

Oh astaga, terlalu cepat yang mengejutkan Nyonya Cho akan reaksi

Seohyun yang bisa bertindak secepat itu. Dia terlihat tidak mau meributkan

masalah hanya dicari keluarga itu ketika membutuhkan pertolongan.

Menolong siapa? Ayolah, Kyuhyun adalah tanggung jawab Seohyun. Itu

artinya Seohyun tidak menolong siapa-siapa.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 411


Bersama seorang supir, Seohyun menempuh perjalanan menuju rumah

orangtua Kyuhyun secepat mungkin. Seohyun bahkan tidak menukar

pakaian tidurnya. Seohyun hanya melapisi pakaian tipisnya itu dengan coat

dan menggunakan sendal rumah yang lupa digantinya.

Bagaimana mungkin Seohyun masih terpikir tentang pakaian dan

sebagainya ketika otaknya sudah dipenuhi oleh 'Kyuhyun sakit, Kyuhyun

sakit, Kyuhyun sakit'

Lebih dari 30 menit ditempuh Seohyun dan sang supir untuk bisa sampai di

depan kediaman orangtua Kyuhyun. Seohyun segera keluar dari dalam

mobil ketika dilihatnya seorang wanita berdiri di pintu masuk. Sepertinya

sedang menunggunya.

Oh astaga, ini masih kali kedua Seohyun menginjakkan kaki di rumah itu,

pertama kali saat harus memberitahu akan menikah dengan Kyuhyun. Dan

mereka berujung makian dan diusir saat itu. Semoga kali ini tidak seperti itu

lagi

"Kau sendirian?"

Oh canggung....

Sapaan yang tidak tepat sebagai mertua dan menantu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 412


Ya, yang menunggu Seohyun di luar tadi adalah Nyonya Cho.

"Ada supir Omonim"

Jawab Seohyun seadanya, dia juga bingung harus bersikap seperti apa pada

Nyonya Cho selain berpura-pura seolah tidak pernah terjadi aksi saling

membenci diantara mereka. Selain itu Seohyun tidak mau pusing

memikirkan tentang penilaian Nyonya Cho dulu terhadapnya, dia mau

fokus pada Kyuhyun.

"Baiklah"

Kecanggungan Nyonya Cho masih bertahan. Dia masih salah fokus pada

tubuh Seohyun. Perut Seohyun sudah sebesar itu, dan mendadak Seohyun

menjadi terlalu cantik menurutnya.

Ok baiklah. Bukan itu yang penting saat ini.

Yang paling penting adalah Kyuhyun

"Aku bingung harus bagaimana Seohyun. Badannya semakin panas, tapi dia

menggigil. Dokter sudah memberinya obat, bahkan menyuntiknya"

Nyonya Cho mengarahkan Seohyun untuk berjalan menuju kamar Kyuhyun

yang tidak diketahui Seohyun letaknya. Benar. Seohyun belum pernah ke

kamar Kyuhyun sama sekali.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 413


Seohyun terlalu buru-buru untuk segera sampai. Dia bahkan bisa berjalan

cepat melalui anak tangga yang sempat membuatnya tersiku kaki sendiri

dan nyaris terjatuh.

"Hati-hati"

Nyonya Cho menahan tangan Seohyun. Mereka saling memandang

beberapa saat dan kemudian Seohyun mengangguk kikuk. Untung, jika

tidak? Maka akan dua orang yang sakit di rumah itu.

Astaga, mereka seperti pasangan yang sedang jatuh cinta

Pintu kamar besar Kyuhyun di dorong Nyonya Cho yang langsung

menghubungkan mata Seohyun pada Kyuhyun yang berbaring di atas

ranjang.

Oh Tuhan

Seohyun segera berlari ke arah ranjang, sampai dilewatinya saja Tuan Cho

yang ternyata di dalam dan menjaga Kyuhyun sembari Nyonya Cho

menunggu Seohyun.

"Kyuhyun?"

Panggil Seohyun, wania itu menaiki ranjang dan menyentuh kening, wajah,

hingga leher Kyuhyun yang luar biasa panas.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 414


Dilepasnya pelan selimut yang menutupi tubuh Kyuhyun yang membuat

Tuan Cho dan Nyonya Cho sedikit heran. Kyuhyun kedinginan, apa

Seohyun tidak tahu?

"Seohyun?"

"Omonim, bisa menbantuku?"

Seohyun bahkan tidak lagi menjawab panggilan Nyonya Cho. Dia justru

meminta tolong seolah mereka sangat dekat yang kemudian memamerkan

tangan ke arah Nyonya Cho.

"Aku kesulitan duduk dengan posisi seperti ini. Perutku terlalu menganggu.

Aku butuh bantal"

Seohyun dengan wajah menyesalnya ke arah Nyonya Cho yang kemudian

membuat Nyonya Cho membantu Seohyun duduk di atas ranjang Kyuhyun,

dan Seohyunpun terkaget ketika dirasakannya kedua kakinya di angkat

seorang pria paruh baya untuk bisa naik ke ranjang

Oh astaga, itu Tuan Cho

"Aboenim?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 415


Seohyun seketika salah tingkah, dia merasa bersalah mengabaikan Tuan

Cho tadi dan baru saja membiarkan Tuan Cho memegang kakinya. Itu

kurang sopan kepada mertuanya

"Dia tidak mau diajak ke rumah sakit. Ku mohon bujuklah"

Tuan Cho tersenyum ke arahnya, dibantunya juga Nyonya Cho untuk

meletakkan bantal sebagai sandaran Seohyun di ranjang itu, menyelimuti

kembali kedua orang itu. Dan kemudian semua fokus pada Kyuhyun

Tuan Cho dan Nyonya Cho berdiri di sisi ranjang. Melihat bagaimanakah

cara Seohyun membujuk Kyuhyun berkenan ke rumah sakit.

Seohyun sedikit mengangkat kepala Kyuhyun ke arahnya. Diletakkannya

kepala pada pelukannya dan sedikit menyentuh wajah Kyuhyun dengan ibu

jarinya.

"Sayang"

Sayang?

Oh, di depan Tuan Cho dan Nyonya Cho? Kemajuan yang luar biasa

Pasangan suami istri itu sempat saling memandang geli mendengar

Seohyun memanggil Kyuhyun dengan sebutan itu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 416


"Kyuhyun, sayang. Ini aku, buka matamu"

Bujuk Seohyun pelan, tangannya terus menari indah di wajah Kyuhyun.

Dan berhasil.

Kyuhyun membuka mata pelan mendengar suara Seohyun. Istrinya ada di

sana? Di rumah orangtuanya? Bagaimana bisa?

"Kau marah padaku sampai sakit seperti ini?"

Kyuhyun memaksakan senyum untuk menjawab pertanyaan konyol

Seohyun. Dia menggeleng sekalipun wajahnya memucat dengan bibir yang

memutih.

"Jangan sakit. Aku sedih melihatnya"

Kyuhyun tidak menjawab, dia hanya mengangguk. Apalah yang bisa

dilakukannya saat ini selain membuat Seohyun tenang.

"Kita ke rumah sakit ya"

Bujuk Seohyun, dan kembali dijawab Kyuhyun hanya dengan gerakan

kepala. Dia juga menolak permintaan Seohyun ke sana.

"Tapi...."

"Tidak sayang. Kita di sini saja. Kau cukup jadi obatku"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 417


Oh astaga, masih mengingat kejadian sakit Kyuhyun tempo-tempo hari?

Seohyun memang sangat majur jadi obat Kyuhyun. Saat dia demam tinggi

seperti ini, akan membaik jika dipeluk Seohyun beberapa lama.

Entah mengapa bisa seperti itu...

"Aku tahu soal itu. Aku juga cukup percaya diri dengan itu"

Canda Seohyun, berusaha membuat semua tidak tegang di depan Tuan Cho

dan Nyonya Cho. Dia mengingat momen ketika dia ke rumah Kyuhyun, dia

pernah melihat seperti ini.

Berarti saat itu Kyuhyun sakit dan sembuh setelah dipeluk Seohyun.

Semoga itu berhasil lagi kali ini.

"Maksudku, ku rasa anak kita tidak mau menunggu lagi untuk melihatmu"

Seketika mata Kyuhyun segar dan membesar ke arah Seohyun. Tidak hanya

Kyuhyun, tetapi juga pasangan yang sejak tadi menonton mereka.

Bagaimana bisa Seohyun bicara hal seperti itu dengan nada santai seperti

itu?

"Untuk itu kau harus sembuh dulu. Jika tidak, kurasa dia tidak mau lahir".

Canda Seohyun

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 418


"Sayang, jangan bercanda"

"Aku tidak bercanda, karena itu sembuhlah secepatnya"

Seohyun mengecup singkat puncak kepala Kyuhyun, meyakinkan pria itu

jika dia sedang tidak bercanda.

"Tidurlah. Aku akan menjagamu"

Lanjut Seohyun, dielusnya rambut Kyuhyun dalam pelukannya. Dan

Kyuhyun yang tidak tahu malu justru bermanja demikian di hadapan kedua

orangtuanya.

Nyonya Cho dan Tuan Cho saling menatap dengan apa yang telah

dikatakan Seohyun pada Kyuhyun baru saja. Tidak mungkin bersikap

sangat mengharapkan semua berjalan lancar, karena mungkin Seohyun

tidak akan percaya. Bagaimana bisa Seohyun percaya setelah selama ini

mereka mengabaikan Seohyun.

"Akan ku buatkan teh untukmu"

"Tidak usah Omonim"

"Kau memerlukannya"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 419


Nyonya Cho dan Tuan Cho keluar dari dalam kamar Kyuhyun.

Memberikan waktu untuk Seohyun menjaga Kyuhyun dan kemudian

mereka membicarakan sesuatu di sana.

Tentang mereka sepertinya perlu untuk merubah sedikit cara pandang

mereka terhadap Seohyun.

Sembari menunggu Kyuhyun tidur dan bagun lagi nanti, Seohyun terpikir

sesuatu. Mencoba tidak mengapakan?

Diambilnya ponselnya dari saku coatnya. Kemudian melakukan panggilan

ke sebuah nomor sepagi itu. Maka sudah pasti penerima panggilan tadi akan

melakukan hal yang sama seperti reaksinya ketika ditelepon Nyonya Cho

sepagi itu.

"Demi Tuhan sayang. Ada apa menghubungi Eomma sepagi ini"

Tepat seperti dugaan, Nyonya Seo yang dihubungi Seohyun bernada

khawatir terjadi sesuatu yang mengharuskan anaknya menelepon sepagi itu.

Hari bahkan masih gelap.

"Apa aku menganggu?"

"Kau baik-baik saja?"

"Bisakah Eomma memasakkan sup? Seperti yang Eomma masak kemarin?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 420


"Kau menghubungi Eomma sepagi ini dan berpikir kau sedang mendapat

KDRT dari suamimu, hanya untuk sup?"

"Maafkan aku Eomma. Tapi aku membutuhkannya satu jam lagi"

"Kau tidak mengidam lagi dengan kandungan sebesar itu"

"Eomma ayolah. Itu untuk Kyuhyun"

"Oh bagus, semakin menambah alasanku untuk tidak memasaknya"

"Eomma. Ku mohon"

Suara Seohyun terdengar sangat membujuk, dia terlalu berusaha sepertinya.

Seohyun cukup yakin sakitnya Kyuhyun itu ada hubungannya dengan

ibunya. Jika Kyuhyun ingin menyelesaikan itu dengan drama, maka

Seohyun akan menyelesaikannya dengan licik

Dia tidak peduli salah atau tidak. Intinya sang ibu dan Kyuhyun harus

berdamai kembali.

"Tidak. Sekarang tidurlah lagi. Karena Eomma tidak akan memasaknya"

"Kyuhyun sakit Eomma"

Oh astaga...

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 421


Nyonya Seo yang sedari tadi berusaha untuk tetap menolak terdiam

Kyuhyun sakit? Apa itu karena kalimat kasar dan juga pilihannya?

Astaga, dia hanya menggertak. Bagaimana bisa dia tega melihat anaknya

bercerai sementara dia tahu Seohyun sangat bahagia hidup dengan

Kyuhyun?

Itu gertakan agar Kyuhyun tidak melakukan hal seperti itu lagi jika masih

ingin bersama anak mereka

Merasa bersalah lantas membuat Nyonya Seo memutus panggilan dan turun

dari ranjang. Dimasaknya yang dipesankan Seohyun

"Aku pasti berhasil"

Seohyun merasa bangga pada dirinya. Dia terkekeh, sakitnya Kyuhyun bisa

dimanfaatkan untuk perdamaian ibunya dengan Kyuhyun. Dan mungkin

juga awal yang baik untuk Keluarga Cho dan Keluarga Seo untuk

berhubungan lebih baik mulai sekarang. Karena sepertinya Seohyun sudah

menangkap sinyal-sinyal baik dari Keluarga Cho untuknya sejak tadi

Seohyun memasuki rumah mereka.

Segala hal akan berkompromi jika sudah membahas kepentingan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 422


Tidak sampai 1 jam Nyonya Seo mengakhiri panggilannya dengan

Seohyun, wanita itu sudah menghubungi lagi. Dan seperti dugaannya

Seohyun, sang ibu berencana ke rumahnya dan Kyuhyun.

"Akan ku kirim lokasinya Eomma. Kami sedang tidak di rumah"

"Tentu saja Kyuhyun sakit jika kau mengajaknya dengan kegilaanmu"

"Baiklah Eomma. Aku memang gila"

Pasrah Seohyun, mengalah kepada sang ibu.

"Datanglah secepatnya Eomma. Aku butuh supnya sekarang. Dia hanya

mau makan jika Eomma yang memasaknya"

Oh Seohyun pandai berbohong sekarang. Tidak, tidak. Itu memang

keahliannya sejak dulu.

***********

Nyonya Seo dan Tuan Seo pada akhirnya memutuskan bersama untuk

melihat Kyuhyun sekaligus mengantarkan sup pesanan Seohyun ke lokasi

yang dikirSeo Joo Hyun.

Untuk beberapa saat Tuan Cho dan juga Nyonya Cho sempat bertanya-

tanya rumah besar siapa ini yang mereka datangi. Untuk apa Kyuhyun dan

Seohyun sampai bertamu di sana dan bahkan mungkin menginap

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 423


Sampai akhirnya mobil yang mereka kemudikan berhenti di depan pintu

masuk, dan kemudian mobil itu diambil oleh pekerja di sana untuk

diparkirkan. Tuan Seo dan Nyonya Seo yang sudah turun dari mobil

kemudian berjalan beriringan ke pintu masuk besar itu.

Gaya berteman anak mereka boleh juga. Rumah pribadi Kyuhyun bahkan

masih kalah dari rumah itu.

"Seharusnya pemilik rumah seperti ini yang menjadi suami anak kita"

"Astaga sayang, apa lagi yang kurang dari Kyuhyun yang kaya raya"

"Tapi dia menyebalkan"

"Kau juga menyebalkan jika terus membahas kekayaan sayang. Kau sama

saja seperti Seohyun"

"Semoga pemilik rumah masih lajang. Dan jika suatu saat Seohyun dan

Kyuhyun bercerai, aku akan menjodohkan mereka"

"Sayang"

Tuan Seo bersuara dengan tekanan, memohon untuk istrinya itu berhenti

bicara hal-hal tidak baik. Bukankah dia sedang menyumpahi anaknya

bercerai?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 424


"Baiklah terserah, seperinya kau sudah diberi Kyuhyun obat tertentu"

"Terserah. Selama di dalam jagalah sikapmu. Terutama terhadap Kyuhyun.

Dia sedang sakit. Dan sadarlah sebagai orang yang salah"

"Baiklah terserah. Aku akan memeluk dan menciumnya nanti di depanmu"

"Bagus jika kau bisa melakukannya"

"Astaga, kau meremehkannku? Kau menantangku?"

Tanya Nyonya Seo tidak terima dengan kalimat Tuan Seo yang

menyepelakannya.

"Aku menantangmu"

Balas Tuan Seo yang membesarkan mata nyona im. Dia tidak suka

ditantang, terutama kalah dalam tantangan.

"Baiklah. Jika aku berhasil, kau harus mengganti mobilku"

"Aku akan membelikanmu mobil lagi. Tidak perlu diganti"

"Setuju"

Orang kaya....

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 425


Semangat Nyonya Seo terlihat berapi-api untuk menang pada tantangan itu.

Akan dibuktikannya di depan Tuan Seo jika dia bisa melakukannya. Demi

mobil baru...

Astaga, demi Seohyun.

Seharusnya demi Kyuhyun

Oh terserah

Menunggu pintu dibukakan untuk pasangan itu usai. Mereka dipersilahkan

masuk oleh asisten di sana, dan membimbing mereka menuju ruang tamu

yang mulai memelankan kaki keduanya

Foto foto yang terpajang di sana adalah alasannya

Rumah orangtua Kyuhyun?

Oh sialan, sepertinya Seohyun sudah sukses menjebak mereka.

"Anakku juga sudah pandai menipuku"

"Bukankah kau senang? Rencanamu mendapatkan menantu yang punya

rumah ini"

"Aku tidak tahu jika Kyuhyun sekaya ini"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 426


"Lalu karena dia kaya kau mendadak berubah pikiran tentang dia tukang

selingkuh?"

"Selingkuh? Bisa saja wanita itu temannya. Atau bahkan wanita yang

mencoba menggodanya"

Oh astaga Nyonya Seo, bagaimana bisa kau bisa merubah haluan semudah

itu saat tahu Kyuhyun lebih kaya dari dugaanmu?

Apa kekayaan sepenting untukmu?

"Diam sajalah. Aku akan berusaha menjadi mertua yang menawan mulai

sekarang. Setidaknya ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari Kyuhyun.

Yaitu kaya raya"

Decak Nyonya Seo di dekat Tuan Seo yang justru menahan tawa. Terutama

saat mereka melihat ada pasangan lain yang baru saja sampai di pintu tamu

dan berekspresi yang sama dengan mereka. Yaitu terkejut.

Itulah Tuan Cho dan juga Nyonya Cho

Orangtua Seohyun? Di rumah mereka? Bagaimana bisa?

Mereka sedang bermimpi? Tidak juga

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 427


Nyonya Seo dan Tuan Seo segera bangkit untuk menyambut Tuan Cho dan

Nyonya Cho.

"Maaf bertamu sepagi ini"

Tuan Seo membuka suara lebih dulu yang disambut dengan senyum sedikit

canggung dari Tuan Cho. Tentu saja, pernikahan sudah terjadi antara anak

mereka, tetapi mereka tidak pernah berhubungan, berkomunikasi sebagai

keluarga

"Silahkan duduk"

Begitu pula Nyonya Cho. Dia juga bingung harus mengatakan apa untuk

membuat keadaan mereka tidak canggung seperti ini. Dan ahli bicara serta

bersilat lidahpun mulai angkat bicara. Yaitu Nyonya Seo

"Kami dengar Kyuhyun sakit. Kami singgah untuk melihatnya dan

memberinya ini. Dia sangat suka sup buatanku"

Baiklah. Itu benar. Tetapi tujuan utama Nyonya Seo mengatakan itu adalah

untuk pamer. Namun Tuan Cho dan Nyonya Cho terlalu berpikir positif

akan niat itu.

Mereka bahkan terharu ketika mengetahui jika ternyata Kyuhyun diterima

baik di keluarga Seohyun, mereka bahkan sekhawatir itu atas keadaan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 428


Kyuhyun, mengantarkan sup sepagi ini. Sementara mereka tidak pernah

memperlakukan Seohyun sebaik itu.

Pelajarannya untuk kalian Tuan Cho dan Nyonya Cho.

"Lalu dimana kami bisa melihat Kyuhyun?"

Nyonya Seo angkat bicara untuk menghentikan tatapan kagum Keluarga

Cho pada keluarganya. Tidak sepenuhnya berpura-pura, Nyonya Seo

memang khawatir sungguhan atas keadaan Kyuhyun. Cukup yakin itu

karena kata-katanya sampai membuat Kyuhyun sakit

Dia hanya terlalu enggan menununjukkan kepeduliannya.

"Mereka di kamar"

"Keadannya sudah membaik?"

"Kurasa, ada Seohyun yang menjaganya"

Nyonya Cho menuntun Nyonya Seo untuk sampai ke kamar Kyuhyun.

Disusul suami-suami mereka dari belakang dengan obrolan-obrolan kecil

mereka. Biasalah, laki-laki selalu lebih muda akrab dari pada perempuan.

Nyonya Cho memimpin langkah mereka.

"Seohyun?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 429


Sempat mengetuk lebih dulu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Anggap

saja ketukan hanya sebagai peringatan, siapa tahu Seohyun dan Kyuhyun

sedang disibukkan dengan sesuatu di dalam. Jadi mereka bisa

menghentikan itu dulu, karena akan ada orang yang akan masuk.

"Seohyun? Kami bisa masuk?"

Nyonya Cho kembali berseru yang pada akhirnya mendorong pintu kamar.

Saat pintu kamar itu benar-benar terbuka, kedua pasangan itu berjalan

masuk dengan perasaan mereka masing-masing. Kepura-puraan yang tadi

mereka jalani sejak tadi mereka hentika hanya sebatas pintu masuk kamar.

Yang tersisa adalah perasaan mereka yang sesungguhnya saat mereka sama-

sama melihat Seohyun serta Kyuhyun.

Seohyun yang masih bertahan di posisi pertamanya ketika Nyonya Cho

keluar dari kamar setelah mengantar teh untuk Seohyun. Seohyun setia pada

posisinya agar tetap nyaman dipeluk Kyuhyun. Nyonya Cho tahu, memeluk

seseorang dengan posisi seperti itu, dan dengan perut sebesar itu pasti sulit,

dan bahkan sakit, kebas hingga ke ujung kaki.

Seohyun sesabar itu? Menjaga Kyuhyun sesepenuh hati itu?

Tangan Seohyun bahkan masih naik turun di rambut Kyuhyun, sementara

mata Seohyun sudah tertutup. Seolah ada tombol ditangannya yang bisa

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 430


terus bergerak sementara Seohyun sudah sangat mengantuk, dia belum tidur

sama sekali semalaman.

Apa mereka terlalu buru-buru menilai Seohyun selama ini? Buktinya dia

sangat bertanggung jawab.

Lalu dengan Nyonya Seo?

Tentu saja dia terenyuh melihat putri semata wayangnya yang terkenal

dengan ketidakpeduliannya kepada siapapun pada akhirnya menunjukkan

jika dia juga bisa peduli. Belum pernah ada orang yang berhasil membuat

Seohyun menjadi seperti sekarang, rela tidak tidur, rela memeluk dan

menahan setengah berat tubuh Kyuhyun hanya untuk membantu pria itu

sembuh secepatnya.

Ini sudah pasti karena stimulus dari Kyuhyun. Pria itu menyalurkan sifat

positif untuk Seohyun, yang tentu baik untuk Seohyun sampai seterusnya.

Jika bukan karena Kyuhyun mungkin sangat penting, Seohyun tidak akan

melakukan hal sebanyak itu.

Dan terlihat Seohyun sangat bahagia melakukan itu

Apakah Nyonya Seo terlalu dibutakan dengan kejadian tempo hari? Sampai

dia tidak mau mendengar penjelas Kyuhyun?

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 431


Nyonya Cho berjalan lebih dulu, dia sedikit berjongkok ketika melihat

wajah serta kening Kyuhyun penuh keringat. Terlihat anaknya itu sangat

nyaman dipeluk Seohyun seperti itu. Dan tangannyapun sampai di kening

Kyuhyun, sesaat Nyonya Seo terkejut

Kyuhyun sudah tidak sepanas tadi. Panasnya sudah turun secepat itu?

Apakah Seohyun adalah manusia sejenis paracetamol yang bisa meredakan

panas?

Bagaimana bisa Seohyun melakukan itu?

Benar saja, dia memang terlalu sepele terhadap Seohyun selama ini. Terlalu

menganggap Seohyun tidak punya kemampuan apapun selain

menghabiskan uang orangtua, Nyonya Cho juga terlalu beranggapan jika

Seohyun tidak pantas bersanding dengan anak mereka yang bisa melakukan

banyak hal.

"Seohyun pasti tidak tidur semalaman"

Nyonya Cho membuka suara, mengingat bagaimana suara Seohyun ketika

dihubunginya via ponsel tadi.

"Kenapa seperti itu?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 432


"Sepertinya mereka bertengkar, Kyuhyun sampai mabuk lagi setelah lama

tidak minum lagi. Yang aku bingung dia justru pulang ke sini dengan

kondisi basah, dan bukan pulang ke rumahnya"

Oh Nyonya Seo langsung merasa tertampar mendengar penjelasan itu. Dia

sangat yakin itu ada hubungannya dengan kata-katanya yang menyuruh

Kyuhyun meninggalkan Seohyun.

"Saat ku tanya kenapa dia demikian"

"Kyuhyun hanya menjawab, dia mau Seohyun. Dia tidak mau

meninggalkan istrinya dan anak mereka"

Nyonya Cho dan Nyonya Seo saling memandang sebagai sesama ibu.

"Demi Tuha, aku tidak pernah memintanya meninggalkan Seohyun. Jangan

salah paham. Mungkin saat itu aku tidak begitu menyukai Seohyun, tapi

aku tidak pernah menggunakan alasan itu untuk memaksa Kyuhyun untuk

meninggalkannya"

Nyonya Cho mencoba memberikan penjelasan. Dia tidak mau Nyonya Seo

serta Tuan Seo salah paham. Dan justru Nyonya Seo yang menghapus air

mata.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 433


"Aku yang melakukannya. Maafkan aku. Kyuhyun seperti ini pasti karena

kata-kataku"

Oh astaga, akhirnya Nyonya Seo bermain hati. Dia jujur yang mengejutkan

mereka semua, terutama pada bagian wanita itu menangis.

"Saat itu aku terlalu marah melihatnya bergandengan dengan wanita lain

saat dimana aku melihat putriku begitu bahagia hidup dengannya"

"Wanita lain?"

Justru Tuan Cho yang bertanya, dia mulai yakin itu ada hubungannya

dengan Yuri

"Aku tidak terima melihat putriku terluka jika tau suaminya memiliki orang

lain"

"Oh Tuhan, Yuri? Mereka sudah berpisah sejak lama. Hanya saja tidak

semudah itu untuk ikhlas, Yuri masih sering kemari dan meminta

kesempatan. Dan saat itu aku juga salah saat berharap Kyuhyun akan

mempertimbangkannya. Tapi anakku sudah tidak mau. Dia terikat dengan

Seohyun, putrimu"

Nyonya Cho menyentuh pelan bahu Nyonya Seo yang terlihat begitu

menyesali apa yang sempat dilakukannya terhadap Kyuhyun.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 434


"Sekarang salah dan benarnya siapa tidak lagi perlu. Mari sama-sama

berubah, kita perbaiki hubungan dan jangan sampai berdampak pada anak-

anak kita"

Tuan Seo mencoba menenangkan sang istrinya yang dibantu Nyonya Cho

kemudian memeluknya. Oh mereka besan yang akrabkan?

"Dan Seohyun tidak seharusnya disibukkan lagi untuk memikirkan hal-hal

seperti ini. Dia tidak seharusnya memikirkan kita orangtuanya lagi. Dia

harus fokus pada kelahiran cucu kita"

Tuan Cho ikut serta memberi solusi, jika tidak ada gunanya mereka saling

menyalahkan dan sok berhak melarang-larang Kyuhyun dan Seohyun untuk

hidup bersama selamanya.

Sampai akhirnya Tuan Cho yang mengambil alih untuk menenangkan sang

istri, dan Nyonya Cholah yang bergeser untuk membantu menurunkan

Kyuhyun dari pelukan Seohyun. Tubuh pria itu terlalu berat untuk ditahan

Seohyun.

"Terimakasih Seohyun"

Bisik Nyonya Cho, dielusnya lembut kepala Seohyun dan akhirnya

ditutupnya dengan mengecup kening Seohyun. Itu kali pertama, dan

semoga hubungan mereka bisa membaik sejak saat ini

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 435


Kemudian mereka saling membantu untuk membaringkan Seohyun dengan

posisi yang nyaman untuk tidur. Begitu juga dengan Kyuhyun.

Mereka sama-sama keluar dari dalam kamar. Berjalan menuju ruang tamu,

menunggu Kyuhyun dan Seohyun bangun. Para suami mereka memilih

untuk berbincang-bincang di ruang tamu sementara dua ibu itu langsung

menuju dapur untuk memanaskan sup yang dibawa Nyonya Seo dan

memasak yang lain sebagai perayaan makan perdana mereka bersama-sama

dengan formasi lengkap mereka.

Dan sepertinya jauh lebih membahagiakan. Semoga selalu seperti itu......

Puluhan menit berlalu itu berhasil membuat pria yang berbaring di atas

tempat tidurnya membuka mata, keringat benar-benar telah membasahi

seluruh wajahnya. Mengalir hingga leher adalah alasan mengapa dia merasa

terganggu, ada rasa tidak nyaman pada lehernya sampai diputuskan

matanya untuk terbuka dan membereskan ketidaknyaman itu dulu.

Tidak semua berjalan lancar, dia tidak langsung bisa menghapus keringat di

wajahnya karena saat membuka mata, Kyuhyun sudah lebih dulu melihat

sosok malaikat tanpa sayapnya di depan matanya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 436


Kekesalannya karena keringat itu seketika sirna, berujung pada suntikan

kebahagiaan saat aura Seohyun menular padanya, dan saat ini Kyuhyun

merasa lebih baik.

Tubuhnya sudah tidak selemah malam lalu, ternyata semua menjadi lebih

mudah jika Seohyun selalu di sana. Kyuhyun sadar jika terpikir untuk

melepaskan Seohyun dan beranggapan itu demi kebaikan Seohyun ternyata

salah besar.

"Bukan kau yang tidak bisa hidup tanpa aku Seohyun. Aku yang tidak bisa

hidup tanpamu"

Kyuhyun menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Seohyun.

Disentuhnya perut besar Seohyun lebih dulu dan kemudian mencium

kening Seohyun.

"Kau cantik"

Kyuhyun mengagumi setiap inci wajah Seohyun. Tidak ada yang kurang,

semua sesusai pada porsinya. Dia beruntung mendapatkan Seohyun.

"Terimakasih sudah sabar menghadapiku"

Ucap Kyuhyun lagi, disentuhnya lagi perut Seohyun yang justru

menganggu tidur Seohyun. Wanita itu membuka matanya, dan terkejut saat

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 437


dilihatnya wajah Kyuhyun sedekat itu dan sudah dalam keadaan baik-baik

saja

"Sayang"

"Kau sudah bangun?"

"Kau cantik"

"Astaga"

Seohyun berdecak mendengar bualan sialan itu. Karena kata-kata seperti itu

tidak cocok keluar dari mulut Kyuhyun.

"Biar ku periksa"

Seohyun menyentuh kening Kyuhyun masih dengan gerakan tangannya

yang lambat. Dia masih mengantuk.

"Demammu sudah turun. Sekali lagi, jika merajuk jangan bermain hujan

seperti anak-anak. Lihat, kau sakitan?"

Decak Seohyun menarik pelan hidung Kyuhyun. Mereka terlihat enggan

untuk membahas apa yang terjadi malam lalu.

"Bagaimana kau kemari?"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 438


"Omonim memanggilku"

"Eomma?"

"Kurasa dia mulai menyukaiku"

"Alasannya?"

"Semua orang menyukaiku, tidak ada yang tidak menyukaiku. Kau ini"

Jawab Seohyun terlalu percaya diri, memasang wajah pura-pura kesalnya

yang ternyata alasan itu membuat Kyuhyun tertawa.

"Dan berita besar yang lain"

"Kau akan melahirkan?"

"Astaga tidak. Kau membuatnya terdengar kasar"

"Lalu?"

"Eomma memasakkan sup untukmu. Dia bahkan kemari untuk melihatmu"

"Heol!"

Kyuhyun segera bangkit, terlalu cepat yang sampai membuat Seohyun

terkejut

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 439


"Kau yakin? Dia sudah tak marah padaku?"

"Jadi kau seperti orang bodoh karena Eomma marah padamu? Aku

penasaran apa yang kau lakukan sampai membuatnya semarah itu"

"Lalu dimana mereka?"

"Aku tidak tahu"

"Kau membohongiku?"

"Kau pasti terlalu sering ditipu orang"

"Benar. Dan kaulah orang itu"

Seohyun berdecak mendengar bagaimana Kyuhyun menyebutnya secara

tidak langsung sebagai wanita tukang tipu. Gemas yang kemudian

memberikan Kyuhyun kecupan-kecupan ringan di bibirnya

"Dan hanya aku juga orang yang bisa menciummu seperti ini"

"Astaga sayang, bagaimana jika Eomma tiba-tiba masuk"

"Biarkan saja"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 440


Ucap Seohyun enteng, seolah tidak peduli sekalipun mereka dipergoki di

sana. Ditariknya kembali Kyuhyun untuk diciumnya yang Kyuhyun juga

enggan untuk menolak. Dia juga menginginkan itu.

Sampai mereka mengakhiri kegiatan itu ketika Seohyun merasa Kyuhyun

seharusnya sudah sarapan pagi. Ini sudah waktunya.

"I love you"

Oh setelah sekian lama, kenapa mendadak Kyuhyun mengatakannya

sekarang?

Seohyun terdiam, Seohyun bahkan merasakan jika air matanya jatuh

mendegar kalimat itu pertama kalinya dari Kyuhyun. Kyuhyun memang

tipe orang yang tidak suka berucap cinta. Dia lebih suka bertindak dan

menunjukkan dari pada hanya berkata-kata.

Karena dia juga tidak pernah benar-benar tahu definisi cinta itu sebenarnya

apa jika dideskripsikan menggunakan kata-kata.

"Memang seharusnya seperti itu"

Jawab Seohyun sambil menutup matanya ketika dirasakannya Kyuhyun

menghapus air matanya.

"Kita harus hidup sebahagia mungkin mulai sekarang"

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 441


"Selama denganmu aku pasti bahagia"

Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban Seohyun. Dibanding Kyuhyun,

Seohyun memang lebih pintar menggoda dan berkata-kata manis.

Sampai tiba saatnya mereka turun dari ranjang bersamaan. Keluar dari

dalam kamar dan terlihat kosong rumah yang mereka anggap ramai tadi.

Kemana semua orang?

Kyuhyun membantu Seohyun untuk turun dari anak tangga. Terlihat jelas

jika dia sudah sangat kesulitan untuk bernapas dan juga berjalan. Seohyun

berjalan sambil membawa sesak di dadanya. Perutnya benar-benar

membuatnya kesulitan melakukan banyak hal.

"Apa Appa dan Eomma belum datang?"

Seohyun bertanya sambil kecarian setelah mereka sampai di lantai satu.

Diruang tamu mereka kecarian sampai Kyuhyun mendengar suara yang

begitu khas dari arah dapur.

"Kyuhyun tidak begitu suka kopi?"

Samar-samar Seohyun dan Kyuhyun mendengar suara dari arah dapur yang

memutuskan mereka berjalan ke dapur dan mereka berhenti di mulut pintu

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 442


ketika mereka melihat keempat orangtua mereka berada di dapur dan saling

berbincang dengan begitu lepasnya.

Nyonya Seo dan Nyonya Cho terlihat bercanda pada kopi yang mereka

seduh. Sementara Tuan Cho dan juga Tuan Seo berbagi cerita di meja

makan dengan begitu lugas. Sesekali ke empat orang itu tertawa

menceritakan hal-hal konyol yang pernah Seohyun dan Kyuhyun lakukan

dimasa muda mereka.

Jika surga itu sungguh ada, menurut Kyuhyun dan Seohyun yang ada di

hadapan mereka sekarang adalah surga yang sesungguhnya. Yaitu keluarga

mereka yang berdamai, saling menghormati dan saling mengasihi.

Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimanakah perasaan Seohyun dan

Kyuhyun saat ini. Jika masih ada kata di atas terimakasih untuk Tuhan, itu

yang akan mereka sampaikan

Kebahagiaan mereka hanya sesederhana itu. Melihat keakraban orangtua

mereka dan berbahagia bersama mereka anak-anak mereka serta calon cucu

mereka di perut Seohyun.

Seohyun dan Kyuhyun mengeratkan genggaman tangan mereka satu sama

lain. Seterharu itu sampai membuat Seohyun menjatuhkan air mata yang

bersamaan dengan Nyonya Cho melihat ke arah mereka.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 443


Setiap orang, mempunyai anggapan masing-masing tentang arti dari

kebahagiaan. Sebagian besar anggapan orang-orang tentang bahagia yaitu

bahwa kebahagiaan akan didapat ketika kita harus bekerja keras dulu, lalu

sukses, kemudian kita bahagia sehingga kita selalu merasa jika bahagia itu

adalah tujuan akhir dan sulit untuk dicapai. Padahal anggapan tersebut tidak

sepenuhnya benar, bahagia tidak serumit itu, bahagia itu sederhana.

Bahagia bukan soal hidup yang sempurna, melainkan saat kita bisa

menikmati dan mensyukuri sesuatu yang telah kita terima.

"Seohyun, Kyuhyun. Kalian sudah bangun. Kemari bergabung lah. Kita

sarapan bersama"

Seohyun dan Kyuhyun mengangguk, mereka memaksa untuk terlihat tidak

terharu. Karena itu memalukan, dan jika diungkit dan dibahas bisa merusak

sasana.

Seohyun mengalihkan tatapan kepada sang ibu, tersenyum sebagai

penyampaian rasa terimakasihnya karena ibunya bersedia mengalah kepada

Kyuhyun demi kebahagiaan Seohyun.

Pelajarannya adalah

Aturan sederhana dari hidup, kita tidak mendapat ketika kita tidak memberi.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 444


Jika Nyonya Seo tidak mau menekan ego dan mengalah ,maka dia tidak

akan melihat Seohyun bahagia seperti sekarang. Intinya, segala hal yang

kita inginkan membutuhkan pengorbanan.

Nyonya Cho membantu Kyuhyun untuk menggandeng Seohyun hingga

duduk di kursi.

"Minumlah"

Oh akhirnya, mimpi Seohyun untuk minum susu yang dibuatkan mertuanya

terlaksana

"Terimakasih Omonim"

"Sama-sama sayang"

Baiklah. Awal yang baik untuk hubungan mereka dan juga keluarga mereka

saat semua saling bercanda gurau santai di sana

Pekajaran bagi kita yang belum menikah. Jangan dikejar kejar nikah ya.

Jangan dikejar-kejar umur juga.

Tidak semua orangkan bisa seberuntung Seohyun yang dinikahin Kyuhyun

yang baik, dewasa, perhatian dan kaya raya. Karena itu, untuk menikah kita

harus benar-benar memikirkan segala halnya dengan matang.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 445


Sebaik-baik perempuan itu dia yang mau diajak membangun hidup dari

nol. Bersama-sama

Konsep tentang membangun hidup berdua, susah bersama, menuju

kesuksesan dari nol terdengar seksi sekali di telinga. Rasa-rasanya inilah

bukti tertinggi dari cinta. Untuk kita yang tinggal di Indonesia dan masih

percaya bahwa pria lah yang harus jadi pemimpin terdepan finansial

keluarga, keyakinan ini kemudian turun ke konklusi sederhana: Perempuan

itu harus mau diajak hidup susah. Kalau gak mau berarti dia payah.

Pria pria manis, tidak sesederhana itu. Mengajak gadis buat bersama-sama

hidup susah sebenarnya bukan goal yang bisa dibanggakan. Karena itu

tandanya kamu tidak siap pasang badan demi mengusahakan kebahagiaan.

Seumur hidup Ayah dan Ibunya sudah mati-matian membahagiakannya.

Kok kamu datang-datang ngajak hidup susah seenaknya?

Hidup susah karena merintis dan hidup susah karena clueless itu berbeda.

Gadis bijak tahu harus memilih yang mana

Jelas semua orang tidak akan langsung mapan setelah punya gelar di

belakang nama. Bahkan meski ia punya banyak koneksi dan datang dari

keluarga ternama. Semua, memang harus dimulai dari

titik start terendahnya.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 446


Kamu dan priamu harus belajar ‘diinjak-inja’k dulu. Overtime hampir

setiap hari. Memutar otak demi memenuhi keinginan klien yang kadang

absurd untuk dituruti. Dikejar target, dikejar capaian keberhasilan, dicerca

dan diberi masukan dari atasan sampai merasa “Kok aku bego banget

ya?” Ini wajar saja. Sebab memang begini jalannya.

Namun jelas ada perbedaan antara hidup susah karena sedang merintis dan

hidup susah karena salah mempertimbangkan momentum untuk

menawarkan komitmen manis. Jika mau menunggu setahun lagi saja

sampai masa training selesai sempurna, bisa settle down lebih tenang

mungkin akan beda cerita. Tapi sayang kita-kita ini lebih sering mengikuti

rasa. Mau asal cepatnya saja. Tapi jelas gadis yang bijak akan tahu harus

memilih yang mana.

Ajakan menikah cepat karena rejeki pasti mengikuti jadi misleading jika

tidak hati-hati. Tuhan jelas baik, tapi kita juga harus bijak.

Jelas, kebaikan Tuhan tak perlu lagi dipertanyakan. Dari jalan-jalan tak

terduga Ia selalu memberi kemudahan. Namun bukankah dalam hidup kita

tak bisa terus bergantung pada kebaikan? Sebab kita-kita ini dianugerahi

pikiran strategis dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Kita bukan

lagi anak manja yang bisa terus minta disuapi agar tak kelaparan.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 447


Menawarkan masa depan dan membangun hidup baru dengan niat baik

jelas akan membuka pintu rejeki. Namun ini bukan berarti bisa jadi free

pass untuk gegabah mengikuti kata hati. Harus diakui, hidup bersama jelas

tidak murah. Belum lagi kalau ada nyawa-nyawa baru yang kelak butuh

pampers, susu, dan biaya sekolah. Sesungguhnya keputusan ini baru bisa

diambil setelah menemukan dia yang bisa jadi partner untuk membanting

tulang sampai payah.

Kita-kita ini sudah dewasa. Sudah bukan saatnya ternyanta dan hanya

mengangguk saja karena janji Tuhan yang selalu manis dan tanpa cela. Dia

memang akan memudahkan segalanya. Tapi kita juga harus tahu diri agar

tak memberatkanNya. Karena hamba yang harus Ia cukupi bukan kita saja.

Jika membawa nama Tuhan terdengar artifisal sekali. Jadi mari rasional saja

Gadismu itu sudah dibahagiakan orangtuanya setengah mati. Tidak

bijakkan mengajaknya untuk hidup yang masub absrud sekali?

Orangtuanya pernah merelakan siangnya jadi malam, malamnya jadi siang

demi memenuhi keinginan-keinginanya. Ayahnya pernah terbirit-birit

pulang dari luar kota setelah mendengar gadismu naik suhu badannya.

Puluhan tahun sebelum kalian bertemu Ibunya merelakan seluruh gajinya

sampai tak ada lagi yang tersisa karena dia tak lagi mau minum ASI dan

memilih minum susu formula. Susu formula itu mahal.

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 448


Hari gini kamu ngajak perempuan susah? Sementara perempuan pontang

panting dan banting tulang buat membahagiakan orangtua yang

membesarkannya. Kamu ketemu dia udah besar, ngajak hidup susah. Enak

banget Lo Bambang!!!! Udah manjat pohon aja .

Mengernyitkah dahimu membaca ini? Apakah kamu merasa ini

materialistis sekali? Sebenarnya ini bukan soal materi. Kisah Ayah dan

Ibunya jauh dari sebatas memenuhi kebutuhan paling primer dalam diri.

Jika mau menilik lebih dalam lagi upaya dua orang terdekatnya itu,

cinta, ternyata, adalah tentang usaha. Memberikan semua yang dipunya,

mengusahakan segalanya yang terpikir di kepala. Membuatnya percaya

bahwa dia bisa memiliki lebih dari sumber daya yang sebenarnya dimiliki.

Bukan membatasi mimpi dengan ajakan hidup susah di awal

Membangun hidup bersama itu perkara besar. Banyak sekali yang mesti

dipersiapkan bersama, sekaligus belajar secara perlahan.

Ini bukan soal makin banyak teman yang setiap weekend mengirim

undangan. Bukan juga tentang pertanyaan, “Kapan?” yang makin

menuntut berbagai improvisasi jawaban.

Makin kemari hidup adalah tentang menemukan titik paling tepat untuk

berkata, “I Take You To Be My Wedded….,,,,” Mengkalkulasi momen

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 449


terbaik untuk melegalkan semua cumbu yang ada. Menunggu, tidak

membuat kita menjadi orang yang gagal. Justru gagal adalah ketika

membuat komitmen yang menciptakan luka. Saat hidup tidak jadi lebih baik

setelah dijalani berdua

The End-

Terimakasih

-Santi Fronika Lumban Gaol

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 450


Biografi Penulis

Santi Fronika Lumban Gaol, lahir di Medan 3 November


1997.

Gadis pecinta Adam Levine ini gemar berimaginasi secara tidak


karuan dan tidak jelas. Tidak punya kelebihan apa-apa selain
kelebihan berat badan. Hahahah. Beneran, sumpah. Gak
bohong, kalo bohong tampar aja ginjalku, terus gak usah
ditemenin.

Gak suka ngapa-ngapain terutama belajar dan kerja.


Sukanya menghabiskan segala jenis makanan. Iya, Gue
bisanya makan, tidur dan mencintai dia doang. Kasihan

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 451


ya. Hahahahahha.

Gak punya pacar. Padahal aku manis, imut, baik, rajin


menabung dan berkebun
*apaan sih lo San….

Entahlah, suka sedih kalo diingat. Tapi aku jomblo


bahagia, gak punya pacar tapi banyak yang perhatian.
Termasuk diperhatiin pacar orang. Xixixixi

Sesuai tanggal lahir di atas, aku udah tua. Udah 21 tahun. Kalo
ada yang mau ngajak nikah, udah bisa bikin anak.
Wkwkwkwk kasihannya, gak ada yang sudi ngajak nikah.
Abis aku makannya banyak.

Penulis Sarjana Sosial, tamatan S1 Antropologi,


Universitas Sumatera Utara. Dan kini dalam proses
perkuliahan S2, Magister Manajemen, Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.

Aku darah Batak original, anak Medan yang cinta banget


sama segala serie dari MARVEL. Dari Captain
America, Thor, Avengers. Semua pokoknya. Mereka
semua koleksi pacar gue, termasuk cewek ceweknya.
Wkwkwkwkwk. Ini sebenarnya biografi atau apa sih?
Serah lu deh Tong….

Wedding Vow, Santi Fronika Lumban Gaol Page 452


wW [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ]
WEDDING VOW, SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL Page 453

Anda mungkin juga menyukai