Anda di halaman 1dari 8

“ALWAYS FOR YOU”

Author :princessjung

Cast :

 Jung soojin
 Takumi fujiwara
 Mitsuko
 Cnblue member
 Soojin’s appa

Genre :romance

Rating :

“cintaku selalu untukmu”


“akupun begitu....”

Author POV_

Sebuah mobil ferrari memasuki halaman rumah megah, seorang yeoja dengan balutan dress
berwarna hitam keluar dari dalam mobil. Gadis itu bernama jung soojin, ia melepas kacamata
hitamnya dan berjalan cepat kedalam rumah dengan wajah sendu. Seorang pria paruh baya
yang baru saja keluar dari dalam mobil hanya menatap soojin dengan diam, pria itu adalah
tuan jung alias ayah soojin, tuan jung soomin menutup pintu kemudinya dan mengikuti soojin
memasuki rumah kediaman mereka.

Begitu sampai didepan pintu kamarnya, soojin langsung masuk kamar dan mengunci
pintunya dari dalam. Tuan jung mengerti jika anaknya ingin sendiri saat ini, tuan jung hanya
memandang pintu kamar soojin dengan diam tak ada yang bisa dilakukannya saat ini. ia
berharap semoga anaknya akan berubah seperti biasanya.

Didalam ruangan yang cukup besar dengan lampu temaram soojin sesenggukan
menghasilkan suara yang terdengar menyedihkan. Dirinya begitu rapuh dan menyedihkan, ia
sudah berjanji untuk tidak menangis hanya saja bayang-bayang seseorang yang dikasihinya
terlintas saat ia berusaha untuk tegar.

“oppa” soojin menangis sejadi-jadinya didalam kamarnya, ia tak peduli jika dirinya
mengingkari janji yang dibuatnya dengan ayahnya.

Dering ponselnyapun tidak dihiraukan, ia hanya memandang dan merangkul bingkai foto
dirinya bersama dengan kekasihnya. Ia sungguh tidak menyangka jika hal seperti ini akan
terjadi, begitu cepatnya Tuhan memisahkan mereka. Soojin bahkan berkali-kali menyalahkan
Tuhan karena memisahkan dirinya dengan kekasihnya tapi ia sadar apa yang ia pikirkan
salah. Kekasihnya baru saja meninggal saat pagi tadi, kemarin mereka bahkan baru saja
bertemu tapi maut tidak bisa diprediksi, kekasihnya yang terihat baik-baik sajapun meninggal
dalam kecelakaan yang merenggut nyawa saat akan berangkat kekantornya. Hal itu membuat
soojin tak bisa berkata apa-apa, ia terkejut setengah mati dan hampir jatuh pingsan
mendengarnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dipikiran soojin begitu banyak, hingga
iapun sulit mengatakannya.

Soojin terduduk dibalik pintu dan merangkul kedua lututnya, air matanya begitu deras
mengalir. Wajahnya menjadi basah, ia tidak bisa melepaskannya begitu cepat. Mereka sudah
menjalin hubungan serius selama 2 tahun lamanya dan disaat perasaannya semakin
mendalam, keberuntungan tidak memihak padanya.

“bagaimana bisa?”

“apakah semua ini mimpi?”

“apa yang sebenarnya terjadi?”

Mulutnya menggumam tak jelas, soojin memang begitu terpukul dengan semua hal itu hingga
membuatnya tidak bisa menerima semua. Semua sahabat dan keluarganya memberikan
dukungan agar menjadi kuat tapi ia tetap menangis. Soojin membuka pintu kamarnya dan
keluar dari kamarnya sembari berlari dan menggumamkan hal yang tak jelas.

Tuan jung yang masih berada didepan kamar soojin terkejut saat anaknya membuka pintu
kamaranya mendadak sembari menggumam tak jelas. Soojin menuruni tangga dengan berlari,
tuan jung yang merasa soojin bersikap aneh mengejarnya hingga soojin sampai dipintu utama
rumahnya.

“soojin-ah”

“soojin-ah kau mau kemana?”

“jung soojin!!” teriakan tuan jung membuat soojin berhenti, air mata membasahi wajah cantik
soojin.

“appa..”

Tuan jung memeluk erat tubuh putrinya, ia tau apa yang dirasakan soojin. Sudah kedua
kalinya ia ditinggal oleh seseorang yang disayanginya. Yang pertama adalah eomma soojin,
istri dari tuan jung. Dan sekarang kekasihnya, tuan jung hanya bisa menenangkan soojin.

“eottoke?”

“haa eottoke appa?? hahhh eomma, hkkk” soojin sesenggukan.

“Appa lepaskan, aku harus menemui seunghoo oppa” tubuh soojin memberontak, tapi
kekuatannya tak cukup melawan tubuh kekar ayahnya.

“sadarlah sayang”

“appa lepaskan aku”


“kau baru saja melihat peti seunghoo dipemakaman tadi”

Tubuh soojin yang tadinya memberontak kembali tenang, wajahnya menunduk dalam. Air
matanya membuat penglihatannya sedikit kabur.

“tidak mungkin”

“jangan begitu sayang, sadarlah jangan begini. Appa yakin jika seunghoo tak ingin
melihatmu seperti ini”

Tubuh soojin ambruk dipelukan tuan jung, dan soojin tidak sadarkan diri.

“soojin-ah”

“soojin-ah”

***

Jung soojin POV_

Aku membuka mataku yang terasa berat secara perlahan, yang pertama kali kulihat adalah
langit-langit kamarku. Apa yang baru saja terjadi denganku? Akupun menengokkan kepalaku
kesampingku, disana ada appa yang sedang tertidur pulas sembari menggenggam tanganku.
Dan disatu tanganku terdapat selang yang membuatku bingung, sebenarnya apa yang terjadi?
Aku mengamati selang itu dan mencari ujung selang itu tepat disamping atas diriku, disana
terdapat cairan infus. Akupun mengamati alat-alat aneh yang sering kulihat difilm-film, alat-
alat itu adalah milik rumah sakit. Suara pintu yang terbuka membuatku mengalihkan
perhatianku dari alat-alat disampingku.

“oppa” sapaku pada seorang yang baru saja membuka pintu kamarku, ia adalah woojin oppa.
Ia masuk kedalam ruanganku dengan memakai jas kerjanya, woojin oppa adalah seorang
dokter dan kedatangannya sungguh membuatku bingung.

“kau sudah bangun?” tanyanya dengan selembut mungkin padaku, dan appapun bangun dari
tidurnya. Aku melihat jika appaku sedikit terkejut melihatku, ia langsung memelukku dengan
erat. Akupun bingung dengan semua ini, bahkan sekarang beberapa keluargaku seperti imo,
samchon dan yonghwa oppapun masuk kedalam kamarku.

“bagaimana keadaannya woojin-ah?”

“sebentar, biar aku cek dulu kondisinya”

Woojin oppa mulai memeriksaku, aku hanya menurut dan diam.

“syukurlah keadaannya sudah mulai membaik, hanya saja soojin perlu istirahat selama
beberapa hari agar kondisinya pulih kembali”

“apa maksudmu oppa? Apakah aku sakit?” tanyaku bingung pada woojin oppa, woojin oppa
tak menjawab pertanyaanku dan malah tersenyum.
“tentu saja kau sakit, kau kan tidak bangun dari tidurmu selama tiga hari ini?”

Aku terkejut dengan perkataan yonghwa oppa. Aku mencoba mengingat-ingat apa yang
terjadi, tapi aku bahkan tak bisa mengingatnya karena kepalaku yang terasa pusing.

“jangan dipaksakan, kau masih belum sembuh total”

“sebenarnya apa yang terjadi?”

“kau mengalami koma selama tiga hari ini, karena appamu tak ingin kau dirawat dirumah
sakit maka aku memutuskan untuk merawatmu dirumah”

Aku terdiamm mendengar penjelasan woojin oppa, jadi selama 3 hari ini aku benar-benar tak
bangun dari tidurku.

“mianhae appa, aku pasti menyusahkanmu”

“hmm, asal kau berjanji jika kejadian seperti ini takkan terulang lagi”

“hmm, aku terlalu memikirkan seunghoo oppa jadi aku begini. Keunde, aku akan berusaha
untuk mengikhlaskannya”

“itu memang tugasmu, sudah sepantasnya kau merelakan kepergiannya agar ia tenang disisi
tuhan sayang” ujar imo atau eomma yong oppa padaku, ia mendekat kearahku dan duduk
dikursi yang appa duduki.

“keunde aku perlu waktu imo, aku .. aku masih mencintainya”

Imo mengelus lenganku.

“kau pasti bisa, meskipun kau mencintainya. Kau tidak perlu melupakannya, kau hanya perlu
melepaskannya untuk berpisah denganmu saja”

Air mataku mulai menetes, dan nafasku mulai tercekat. Aku kembali mengingat seunghoo
oppa, kekasihku, belahan jiwaku yang sungguh sangat kucintai pergi meninggalkanku.

“jangan menangis, oppa tidak akan datang jika kau menangis” yonghwa oppa memberikan
peringatan padaku dan aku hanya tersenyum kecil berusaha menahan agar air mata tak jadi
mengalir.

“hmm, hemmmm”

“kenapa? tenggorokanmu kering yah jadi tak bisa bicara dengan jelas” semua orang terkekeh
dengan candaan yonghwa oppa, aku mengerucutkan bibirku kesal. Tapi aku tau jika candaan
yong oppa hanyalah usaha untuk menghiburku.

“soojin-ah apa kau tak ingin makan? Apa kau memang tak lapar?” tanya samchon padaku,
kuakui jika perutku memang terasa kosong dan lapar. Dan aku hanya tersenyum malu saat
bunyi aneh keluar dari perutku. Semua orang tertawa.
Takumi Fujiwara POV_

Aku menyelipkan beberapa lembar kertas kedalam map. Akhir-akhir ini aku begitu sibuk
bekerja dikantorku. belum lagi aku harus bertemu dengan para klien yang mencoba bekerja
sama dengan perusahaan milik keluargaku. Dan perlu diketahui, aku adalah anak dari CEO
perusahaan elektronik terbesar di Jepang, aku anak lelaki satu-satunya dan karena hal itu
menjadikanku sebagai pewaris perusahaan ini.

Aku mendudukkan diriku dikursi kerjaku, kupijat keningku pelan. Rasanya melelahkan sekali
padahal aku belum menjadi seorang CEO perusahaan ini. suara ketukan pintu yang tiba-tiba
itu membuatku penasaran siapa yang mengetuknya.

“masuk saja”

Seorang gadis dengan tubuhnya yang bisa dibilang sexy memasuki ruanganku, wajahnya
nampak asing karena sepertinya aku belum pernah melihatnya.

“kau siapa?” tanyaku langsung.

“maaf, saya sekretaris baru anda. Nama saya kauro tan, saya baru bekerja hari ini”

“hmm, jadi begitu. Ada perlu apa kau kemari?”

“diluar ada tamu yang mencari anda”

“siapa?”

“beliau bilang kekasih anda”

“apa maksudmu? Aku tidak pernah mengatakan jika aku memiliki kekasih” keningku
berkerut, karena aku memang single dan tidak memiliki seorang kekasih, apa karyawan
baruku ini baru saja mengerjaiku.

“tapi wanita itu bilang..” belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, aku sudah terlebih
dulu memotognya.

“wanita? siapa wanita yang berani mengatakan jika dia adalah kekasihku?”

Aku beranjak dari kursi kerjaku, berdiri dan berkacak pinggang sedikit kesal. Kauro
menunduk dan meminta maaf padaku, aku sebenarnya bukan orang yang pemarah hanya saja
tubuh dan fikiranku sedikit lelah.

“maafkan saya”

“kau tidak berubah fujiwara” suara seorang wanita membuatku mencari sumber suara itu
berasal. Dari balik pintu itu masuklah seorang wanita yang memang sudah tak asing lagi
bagiku.

“kau”
Wanita itu tersenyum dan berjalan kearahku.

“bisa kau tinggalkan kami berdua nona kauro?” ujarnya menyuruh kauro untuk pergi,
kauropun keuar dan mentup pintu ruanganku.

aku teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu.

1th years long before, Flashback_

“apa kau ada waku hari ini?” tanya seorang wanita disebrang telepon.

“hmm, ada apa?”

“ada yang ingin kukatakan padamu, bisakah setelah makan siang nanti kita bertemu?”

Akupun mengiyakan, dan seperti janji yang kita buat. Aku menunggunya disebuah kafe
tempat biasa kita makan bersama.

“apa yang ingin kau katakan padaku?” tanyaku padanya, dia hanya mengaduk-aduk
cappuchinonya dengan diam. Tidak biasanya dia seperti ini, kejanggalan mulai menyelimuti
pikiranku.

“begini” dia memotong kalimatnya dan kemudian menghembuskan nafasnya pelan, matanya
menatapku sendu.

“kita akhiri saja hubungan kita sampai disini fujiwara, maafkan aku”

Mataku membulat, tentu saja aku terkejut. Kenapa dia memutuskan hubungan ini secara
sepihak? Ini membuatku benar-benar terkejut, sebelumnya hubunganku dengannya baik-baik
saja.

“apa yang kau katakan? Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?”

“aku serius fujiwara”

Melihat matanya yang tidak menampilkan kebohongan aku terdiam, aku terkejut dan bahkan
hatiku terasa sakit menerima kenyataan ini.

“maafkan aku, kita sampai disini saja”

“kenapa?” tanyaku dengan wajah serius.

Matanya mulai berkaca-kaca dan sungguh hal itu membuatku seperti menjadi seorang yang
jahat, karena membiarkan air mata itu mengalir dengan sendirinya.

“maafkan aku, aku akan pergi ke amerika untuk mengembangkan karierku sebagai seorang
model disana. Kau tau kan aku ingin sekali menjadi mode berbakat hingga sampai
internasional”
“bukankah kau sudah berjanji untuk tidak berpisah denganku, dan meskipun kau jauh
denganku aku bisa sesekali mengunjungimu kesana atau ketika kau sedang libur kau bisa
datang mengunjungiku dijepang”

“aku tidak bisa” jawabannya sekali lagi membuat hatiku sesak, aku ingin menangis
sebenarnya tapi aku tak ingin menampilkan sisi menyedihkan milikku pada orang lain.

“aku tidak ingin menyakitimu, aku sudah berkomitmen untuk berkarier disana. Kumohon kau
bisa mengerti, terimakasih untuk semuanya, aku pergi dulu selamat tinggal”

Ia beranjak dari duduknya dan pergi keluar dari kafe, aku hanya memandangnya bisu. Tak tau
harus berbuat apa.

Flashback end_

Aku menyuruh mitsuko untuk duduk disofa, kejadian setahun yang lalu membuatku masih
menutup pintu hatiku hingga saat ini. dan aku tak ingin terlibat asmara dengan suko kembali,
rasanya cukup untukku. Tapi disaat aku sudah mampu melupakannya ia datang
mengunjungiku kembali dengan senyum merekah diwajah cantiknya, dan itu sama sekali tak
berubah.

“apakah aku mengganggumu?”

“tidak, kenapa kau datang kemaari?” tanyaku langsung padanya, suko nampak terkejut tapi
kemudian ia tersenyum simpul.

“hanya memastikan apa kau baik-baik saja”

“kau mau minum sesuatu? akan kupanggilkan kauro” aku beranjak dari sofa tapi dia
menahanku dengan memelukku dari belakang. Mataku membulat, aku terkejut dengan
perlakuannya.

“apa yang kau lakukan?” aku berusaha melepaskan pelukannya.

“aku merindukanmu” ujarnya, dan aku kembali terdiam.

“lepaskan aku” aku akhirnya berhasil melepaskan pelukannya, aku menatapnya tak suka.

“jika tak ada hal yang penting kau bisa pergi sekarang”

Ia nampak terkejut atas perkataanku, mungkin aku memang sedikit menyinggung


perasaannya.

“kau tetap sama, tetap angkuh. Tapi dulu kau tak pernah kasar kepada wanita?”

“aku begini karena kau”

“baiklah aku minta maaf, dan aku kemari karena aku ingin berhubungan baik denganmu”
Aku keluar dari ruanganku dengan langkah cepat, semua karyawan diluar ruanganku
melihatku dengan wajah terkejut.

“fujiwara!!”

“Fujiwara! Kau mau kemana?”

Teriakan-teriakan mitsuko tak menghalangi langkahku, kali ini aku pergi dengan mobilku
sendirian dan meninggalkan mitsuko yang baru saja datang ketempatku.

Jung leehi POV_

Hari ini genap sudah seunghoo oppa meninggalkanku, aku belum bisa melupakannya hanya
saja aku sudah mampu merelakannya dan berusaha membuka hati untuk pria lain. Appa
sudah memberikan beberapa saran padaku, dan aku sadar aku tidak boleh terus menerus
membuat semua orang khawatir. Usiaku masih muda, 23 tahun. Dan

Anda mungkin juga menyukai