Anda di halaman 1dari 34

Biggest Secret of Kim Jongin

(Chapter 1)
NOV 7

Posted by minnieasmilkyway

Title:     Biggest Secret of Kim Jongin

Author: A Bubble Tea

Main Cast:        -Kim Jongin EXO K

-Park Dee (OC)

Other Cast:       find them by your self

Note: annyeonghaseyoooo~ author kembali dengan sebuah ff absurd dan gaje lagi^^ kali ini
author ngegandeng kai jadi cast di ff author karena ini spesial buat temen author yang
biasnya kai. Namanya dea tapi author ubah jadi dee(?) oke ga penting author malah
curhat¬_¬ ya ide murni hasil keringat author kalau ada kesamaan ide/cerita itu diluar
kehendak author, sorry for typos and happy reading guys^^

***

Author’s pov

Malam itu langit kota seoul sedang cerah namun tak dapat dipungkiri dinginnya angin
malam membuat sebagian orang lebih memilih untuk tinggal dirumah dan menyelimuti diri
mereka dengan selimut tebal. Terkecuali seorang namja yang sedang berjalan terburu
buru, dia sedikit terengah engah karena hembusan angin malam menusuk hingga ke tulang
rusuknya. Dia mempercepat langkah kakinya dan segera masuk ke sebuah café dengan
nuansa klasik.

Lelaki itu berjalan menuju sebuah meja. Tidak, dia tidak sendirian. Dia menghampiri meja
yang sudah diisi oleh orang lain dan segera duduk lalu melepaskan masker yang sedari tadi
dikenakannya agar tidak langsung dikenali oleh orang orang

“annyeong” sapa namja itu sambil mencoba mengatur nafasnya

“annyeong” sapa orang didepannya tanpa melihat kearahnya sedikit pun membuat namja
itu sedikit menyesal karena keterlambatannya
“kau marah? Mianhaeee” ucap namja itu memohon

“sudahlah. Aku tidak marah. Kau sudah makan?” tanya orang didepannya yang ternyata
seorang yeoja. Dia berkata dia tak marah namun sorot mata kecewa benar benar tersirat
dimata coklatnya

“maafkan aku dee-ah” ucap namja itu lagi kali ini dengan menggenggam erat kedua tangan
yeoja bernama dee itu. namun segera yeoja itu menarik kedua tangannya

“jangan seperti ini nanti ada orang melihat” ucap dee datar lalu memberikan daftar menu
ke namja didepannya. Namja itu hanya menghela nafas lemah dan mengambil menu. Tak
berapa lama ia sudah memanggil pelayan, dan seorang pelayan pun menghampirinya.
Pelayan itu segera membulatkan kedua bola matanya

“omo! Apakah anda??” tanya pelayan itu menggantungkan kalimatnya didepan namja itu

“ssstttt…diam diam ya aku kesini” ucap namja itu sambil menaruh telunjuk kanannya
dibibirnya dan pelayan itu pun mengangguk

“arasseo, kim jongin-ssi. Anda ingin pesan apa?” tanya pelayan itu dan dijawab dengan
sebuah senyuman di bibir lelaki bernama kim jongin atau yang lebih akrab dipanggil kai itu
dan dia pun segera menyebutkan pesanannya.

Kai’s pov

Kutatap lagi yeoja didepanku yang kini sedang sibuk mengaduk aduk hot chocolatenya
tanpa sedikit pun menatapku. Ya, aku sangat yakin dia marah padaku.

“dee-ah” panggilku namun tak ia gubris

“dee…” panggilku untuk kedua kalinya. Nihil dia masih saja tak menghiraukanku

“CHAGI” ucapku memperkeras suaraku membuat beberapa orang melihat kearah kami dan
benar saja, yeoja didepanku kini sedang membungkam mulutku dengan tangannya

“kau gila hah?” tanyanya ketus lalu menjauhkan tangannya dari mulutku

“ya habis kau tak mau menjawab saat aku memanggilmu”

“tapi bukan berarti kau bisa berteriak memanggilku ‘chagi’ begitu. nanti kalau ada orang
yang melihatnya dan memfoto atau bahkan memvideokan kita bagaimana? Harusnya kau
kan sadar diri sekarang kau itu ar….”

Grep
Segera kubungkam mulut cerewetnya itu dengan tanganku dan kutatap yeoja itu dengan
lekat.

“jangan membahas masalah itu tiap kali kita ketemu. Jebal” ucapku memohon dan dia pun
mengangguk

“kenapa masih memaksakan bertemu sih?” tanyanya masih dengan nada sedikit ketus
padaku

“memangnya kenapa hm?”

“ini sudah malam. Kau kan besok ada practice kalau tak cukup istirahat nanti kau sakit”
ucapnya membuatku tersenyum. Ternyata dia mengkhawatirkanku

“tenang saja, aku kuat kok hehe kau sendiri? Kenapa masih mau menemuiku?” tanyaku
padanya, seketika semburat merah muncul diwajahnya dan dia tertunduk

“aku….merindukanmu….” ucapnya pelan membuat senyumku semakin merekah. Segera


kuacak rambut hitamnya

“nado bogoshipeooo” ucapku. Tak berapa lama datanglah pesananku dan kami berdua pun
terdiam dalam waktu yang cukup lama karena sedang sibuk dengan santapan masing
masing.

#skip

Sekarang sudah pukul 23.00 dan kami berdua sedang berjalan tak tentu arah. Tak ada
rangkulan ataupun gandengan tangan. Kami hanya jalan berdua dan bersebelahan.
Alasannya? Sama. Dee takut ada orang yang melihatku dan memfoto kami secara diam
diam. Profesiku sebagai salah satu member di rookie grup bernama EXO membuat segala
sesuatu tentang pacaran menjadi sulit. Kami berdua harus ekstra hati hati dalam
berkomunikasi apalagi bertemu karena bisa bisa aku tertangkap basah dan terkena
skandal. Apalagi dari manajemenku tak membiarkan artis bawahannya memiliki kekasih
dan jujur saja ini sangat menyiksaku.

Kutengok yeoja disebelahku yang sibuk menatap lurus kedepan tanpa membuka mulutnya
sedetik pun. Apa dia marah? Entahlah. Dee memang tipe gadis yang tidak terlalu cerewet
tapi kalau sudah menyangkut masalah aku-tertangkap-basah-berpacaran dia akan sangat
berisik.

“kai oppa” panggilnya membuatku tersadar dari lamunanku

“ne?”
“…..ani. sudah malam dan aku harus pulang” ucapnya, aku pun mengangguk mengerti

“kuantar pulang ya?”

“ani. jangan. Nanti ada yang melihatmu. Aku bisa pulang sendiri kok, kau berhati hatilah
bye” ucap dee lalu meninggalkanku sendiri. Lagi. Selalu seperti ini. aku mulai tak tahan
dengan segala batasan yang harus kami patuhi karena aku seorang artis.

Dee’s pov

Kulangkahkan kakiku malas pulang kerumah. Tahukah kalian rasanya jadi kekasih seorang
artis? Seperti wanita simpanan, semua harus serba hati hati. Bahkan aku sulit
memanggilnya chagi walaupun hanya di sms. Aku sangat merindukannya, aku ingin
memeluknya seperti dulu. Bukan seperti sekarang, rasanya aku benar benar kesal tiap kali
ada orang yang menanyakan siapa pacarku dan aku hanya tersenyum mengatakan pacarku
orang sibuk dan tak punya waktu untuk berkenalan dengan teman temanku, padahal pada
kenyataannya teman temanku sering kali meneriaki nama kai tiap melihat exo.

Begitu sadar aku sudah sampai didepan kamarku, segera kubuka pintu dan masuk kedalam.
Kurebahkan diriku diatas tempat tidurku.

“haaaaaah….” Kuhela nafasku kecewa. Ya, aku sangat kecewa. Sudah sebulan kami tak
bertemu dan pertemuan singkat tadi sangat kurang untukku. Aku ingin berlibur dengannya
atau setidaknya main kerumahnya atau apapun itulah. Tiba tiba iPhone-ku menunjukkan
sebuah pesan masuk, segera kubuka

From: Kkamjong♥
Kau sudah dirumah?

Aku tersenyum membacanya, dia khawatir? Padahal jarang antara tempat kami tadi
dengan rumahku tak terlalu jauh. Segera kubalas pesan dari namjachinguku itu

To: Kkamjong♥
Ne, aku sudah dirumah. Wae?

Send

Tak berapa lama kai segera menelfonku. Aish, tak bisakah dia membalas pesanku? -_-
namun segera kuangkat telfon darinya

“yeoboso…”

“yeoboseyooo”
“waeyo oppa?”

“ani. kau sedang apa?” tanya suara berat milik kai oppa. Pertanyaan klasik

“sedang tidur, oppa?”

“sedang…..memikirkanmu”

*blush*

Seketika wajahku memerah mendengar jawabannya. Aish, kalau sudah malam kenapa dia
hobi sekali menggombal sih?

“pasti mukamu merah ya sekarang? Hahahaha” lanjutnya dengan tertawa keras


membuatku segera menghentikan aksi malu maluku(?) dan memasang muka masam.

“yaaa! Kau mempermainkanku?”

“hahaha ani. aku serius sedang memikirkanmu yeojakuuu” ucapnya masih dengan tertawa

“ne ne terserah” jawabku sedikit ketus dan dia pun segera menghentikan tawanya

“chagi…”

“waeyo?”

“hari kamis ini aku harus ke china. kau tidak apa apa kan?” ucapnya pelan. Aku pun hanya
bisa menghela nafas panjang

“berapa lama?”

“mungkin bisa satu bulanan…”

Klik

Segera kututup telfon kai tanpa mau mendengarnya lebih lanjut. Kalian tahu kenapa? Aku
mulai lelah dengan keadaan yang seperti ini. aku pun segera mematikan iPhone-ku dan
menarik selimutku. Marah? Ya aku marah dengan keadaanku, bahkan jika boleh memilih
lebih baik kai tak pernah lolos menjadi trainee di SM. Jahat? Mungkin. Egois? Ya, aku egois.
Aku tahu aku sangat egois, tapi terus menjalin hubungan seperti ini aku mulai lelah…

Kai’s pov

“mungkin bisa satu bulanan…”


Klik

Telfonku dengan dee tiba tiba terputus, aku tahu pasti dia yang mematikannya. Ku tatap
iPhone-ku nanar. Pasti dia marah padaku karena tak mengatakannya dari minggu minggu
lalu. Aku pun segera bangkit dari tempatku dan keluar kamar, kulihat member EXO K yang
lain masih sibuk dengan urusan masing masing. Kyungsoo hyung sedang membaca buku
resep, suho hyung sedang membaca entah apa, sehun dan chanyeol hyung sedang bermain
game dengan baekhyun yang sibuk meneriaki mereka -_- aku pun menjatuhkan diriku
disofa dan membenamkan wajahku di sebuah bantal

“HAAAAAAAH!!” teriakku masih dalam posisi mukaku terbenam oleh bantal. Namun
sepertinya semua member bisa mendengarku. Mereka segera menghampiri dan
mengangkat bantal dari mukaku lalu menatapku dengan khawatir

“kai-ah, gwenchana?” tanya suho hyung sambil memegang pundakku. Aku pun mengangguk
lemah

“yaaa! Kau kenapa kai?” kali ini sehun yang bertanya padaku. Aku hanya diam dan
tertunduk

“cerita pada kami kkamjong-ah” kali ini d.o hyung yang menghampiriku. Aku pun menghela
nafas dan bersiap menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kelima namja itu langsung
duduk manis dihadapanku

“kalian punya yeojachingu?” tanyaku dan dibalas dengan gelengan kepala kelima orang itu
membuatku justru semakin frustasi

“kalau aku punya kalian tidak apa apa kan?” tanyaku lagi dan mereka mengangguk. Aku
seperti sedang mendongeng untuk anak tk-_-

“aku….punya yeojachingu”

“MWOOO?!!??!” teriak mereka bersamaan membuatku segera menutup telingaku

“Yaaa! Kenapa kalian malah berteriak” ucapku kesal dengan reaksi mereka semua

“jinjjaaa??? Kenapa kau tak pernah cerita kkamjong-ah?” protes chanyeol hyung disertai
anggukan yang lain. Aku pun tersenyum miris dan mulai menceritakan semuanya pada
mereka.

*skip*

“hooo, jadi maksudmu kau dan dia selama ini terus terusan merahasiakan hubungan kalian
dan sekarang dia sudah tidak tahan?” tanya baekhyun hyung dan aku pun mengangguk
“kenapa tak kau publikasikan saja kai?” ucap sehun polos membuatku membulatkan kedua
mataku

“MWO? Bisa bisa aku dibunuh oleh dee karena mencari masalah dan skandal. Ottokheeee?
Aku juga sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. Lusa kita akan ke china, begitu aku
mengatakannya dia langsung menutup telfonku….” Jawabku putus asa.

“kalau begitu kenapa kalian tidak break saja? Kalau sama sama sudah tidak tahan lebih
baik disudahi kan?” tanya suho hyung

“tapi hyung…. Aku mencintainya sungguh”

“tapi kalau keadaannya seperti ini sangat sulit kkamjong” ucap chanyeol hyung

Aku pun terdiam dan mulai berpikir. Mungkin akan lebih baik disudahi saja, toh entah
sampai kapan dia akan tahan selalu kujadikan sebagai rahasia terbesar dari karirku. Dia
juga pasti ingin mengenalkanku pada teman temannya kan? Aku pun akhirnya mengangguk
dan mengiyakan saran dari member exo yang lain.

***

Kurebahkan diriku di kasurku dan mulai menatap iPhone-ku dengan nanar. Entah kalimat
macam apa yang harus aku katakan pada dee agar dia mengerti dan tak salah paham
padaku. Tapi ini yang terbaik baginya dan bagiku. Aku pun segera menekan tombol ‘call’
pada nomornya dan menunggu jawabannya

“apa?” tanya sebuah suara disebrang sana dengan datar. Hhh rupanya dia masih marah
padaku

“dee-ah”

“wae?”

“nggg….begini….aku ingin berbicara” ucapku sambil menggaruk tengkukku yang sama


sekali tak gatal, aku hanya terlalu gugup

“apa kai?”

“soal hubungan kita….” Ucapku menggantung, sungguh aku tak siap sama sekali

“apa?”
“menurutmu kalau kita mengakhirinya apa itu akan berdampak baik pada…..kita?” ucapku
lagi dengan pelan menggunakan kata ‘menurutmu’ agar dia tak merasa aku memutuskan
secara sepihak

“kau berpikir untuk menyudahi hubungan kita?” tanyanya kali ini bisa kudengar suaranya
meninggi sedikit. Aku pun menghela nafas frustasi, sungguh aku mencintaimu dee. Tapi
aku hanya tak tahu sampai kapan kita berada dalam keadaan seperti ini.

“nggg…..bukan. maksudku break sementara sampai aku…boleh berpacaran dee”

“lupakan. Yasudah kalau menurutmu ini baik, setidaknya aku tak perlu susah susah
memikirkanmu ataupun hubungan kita lagi. Terimakasih untuk selama ini dan terimakasih
sudah menjadi beban pikiranku selama ini. Berbahagialah sekarang, bye”

Klik

Telfon itu pun terputus begitu saja, aku hanya bisa terbengong dan menatap nanar layar i-
Phoneku. Menangis? Ya aku menangis sekarang. Bahkan dia menjadi sangat dingin tanpa
sekalipun mencoba mencegah keputusanku. Apa kau sudah sangat tidak tahan?

Dee’s pov

Aku membanting i-Phoneku dengan asal dan membenamkan wajahku dibantal. Sungguh
namja bodoh itu benar benar menguras air mataku semenjak dia debut. SUNGGUH! Aku
sudah sangat lelah dan dia dengan enaknya mengatakan untuk putus? Semudah itukah?
Gila. Tapi aku harusnya bahagia karena sekarang aku sudah bebas, aku tak perlu lagi
sembunyi sembunyi seperti seorang wanita simpanan. Aku bisa mencari namja lain yang
jauh lebih baik dari seorang kim jongin kan?

Tapi tak ada yang sebaik dirinya, kami menjalin hubungan sudah cukup lama dan dengan
mudahnya dia memutuskanku seperti ini. aku benar benar kesal dan marah sekarang tapi
tetap saja aku lebih sedih karena harus mengakhiri semuanya seperti ini. secara tidak baik
baik. Kai, apa benar semua ini yang terbaik untukmu dan untukku? Tidakkah ini hanya akan
menjadi baik untukmu?

***

Author’s pov

Ternyata kepergian exo k ke china dibatalkan karena suatu masalah, hari ini semua
member exo k sedang menikmati hari kosong mereka terkecuali kai. Dia seharian hanya
duduk disofa dan menatap kosong ke tv tanpa sedikitpun mengisi pikirannya membuat seisi
dorm khawatir.
“kai” panggil baekhyun yang duduk disebelah kai sambil menepuk pundak kai pelan namun
nihil, namja itu tak bergeming sedikit pun.

“kai…” panggil baekhyun sekali lagi dan kali ini sang empunya pundak sadar dan menengok
kearahnya

“ada apa hyung?”

“kau…errr sudah putus?” tanya baekhyun hati hati takut dia justru membuat dongsaengnya
itu sedih

“….” Kai diam namun dia mengangguk pelan sambil menunduk. Baekhyun merasa bersalah
dan segera menepuk nepuk pundak kai pelan

“aku…aku masih sangat mencintainya hyung” ucap kai dengan suara parau

“arasseo kai. Hubungilah ia”

“ani. aku tak mau hyung, dia pasti sudah bahagia tanpaku. Saat aku memintanya untuk
mengakhiri hubungan kami dia bilang dia senang sudah putus denganku karena aku sudah
menjadi bebannya selama ini. apa aku sudah sangat mengabaikannya selama ini hyung?”
ucap kai masih dengan tertunduk membuat baekhyun merasa iba padanya

“tidak ada yang salah diantara kalian, kai kau kan sudah tahu resiko menjadi seorang
public figure. Sekarang masalahnya adalah kalian berdua itu masih anak anak masih sama
sama berego tinggi dan gengsian. Lebih baik kau hubungi dia dan jelaskan baik baik.
Syukur syukur dia mau berbalikan denganmu”

Kai diam seribu bahasa namun dia segera bangkit dari sofa dan berlari menuju kamarnya,
tak lupa dia menengok sebentar kearah baekhyun

“gomawo hyung!” ucapnya lalu segera masuk kekamarnya membuat baekhyun hanya
tersenyum melihat tingkah namja yang selama ini ia kenal cuek jadi selemah itu.

Kai’s pov

Kuambil iPhoneku dan menekan tombol ‘call’ pada nama dee lalu aku pun menunggu
telfonku diangkat olehnya. Sebenarnya aku agak pesimis dia mau mengangkat telfonku, dia
masih menyimpan nomorku saja suatu keajaiban.

“yeoboso” sapa sebuah suara disebrang sana membuatku sedikit tersentak. Dia
mengangkat telfonku

“ha..halo dee” sapaku agak gelagapan.


“ada apa?”

“kau sedang sibuk?” tanyaku hati hati

“sebenarnya tidak tapi…” belum sempat dia menyelesaikan omongannya aku bisa
mendengar dengan jelas sebuah suara memanggilnya

“chagiii, ayo makan. Aku sudah membuatkanmu makanan.”

DEG

Apa katanya tadi? Chagi? Jelas jelas itu suara seorang namja dan entah bagaimana suara
itu begitu familiar bagiku.  Tidak. Tidak mungkin dia…

“kai, maafkan aku. Tapi aku harus makan sekarang. Lain kali kita lanjutkan ya, bye”
ucapnya lalu memutuskan sambungan telfon secara sepihak. Aku tertegun dan terduduk
lemas di lantai kamarku.

Semudah ini? dia sudah mempunyai namjachingu baru yang entah siapa dan bahkan tak
berselang sebulan setelah putus dariku? Semudah inikah dia melupakanku? Dan siapa namja
itu? aku merasa sangat mengenal suaranya. Tidak mungkin. Mana mungkin dia….

Author’s pov

Disebuah ruangan yang diketahui ruang makan itu seorang namja sedang duduk manis
sambil menunggu kedatangan seorang yeoja, yeoja itu langsung duduk dihadapan namja
itu dan menatapnya dengan sebal

“sudah kubilang jangan memanggilku chagi” ucap dee dengan kesal sambil mengaduk
makanannya, namja didepannya pun hanya tersenyum

“ne ne, mianhae. Kan sudah kebiasaan” ucap namja itu sambil tertawa renyah dan
menyantap makanannya

“waaah enak! Kau makin pintar memasak oppa!” ucap dee riang dan namja itu pun segera
mengacak rambut yeoja didepannya

“gomawo chagiii”

“YAAA! Sudah kubilang kan…”

“hahaha mianhae, kan hanya ada kita berdua jadi tak apa dong aku memanggilmu begitu”

“aishhh, ne ne arasseo” ucap dee pasrah dengan perlakuan namja didepannya itu.
 

Kai’s pov

Aku masih duduk lemas di lantai kamarku dan merenungi siapa sebenarnya namja itu.
suaranya begitu aku kenal tak mungkin orang itu kan? Tapi apa mungkin? Bagaimana bisa
mereka saling mengenal? Tidak. Ini tidak mungkin. Aku mengacak rambutku frustasi dan
menghela nafas panjang berkali kali.

Aku pun segera mengetik pesan pada kyungsoo hyung yang entah sedang berada dimana
dia sekarang.

To: O_O hyung


Hyung, kau dimana? Bisa bertemu tidak? Aku ingin bercerita

Send. Tak berapa lama, sebuah pesan balasan masuk ke iPhone-ku

From: O_O hyung


Nee, aku sedang di perjalanan kembali ke dorm. Aku belikan kau beberapa snack dan
bubble tea. Tunggu aku ya kkamjong-ah!

Aku tersenyum melihat balasan dari kyungsoo hyung, dia memang paling tahu apa yang
kubutuhkan. Ya aku butuh snack untuk mengalihkan kekalutanku ini. aku pun bersandar
dipinggiran kasurku dan menatap langit-langit kamarku dengan hampa. Sekelibat bayangan
muncul disana, bayangan seorang gadis, Park Dee. Aku merindukannya, bahkan sangat
merindukannya. Tapi entahlah, aku rasa dia memang sudah memiliki kekasih baru yang
entah siapalah itu.

“kkamjoooong~” panggil sebuah suara membuatku tersadar dari lamunanku, kyungsoo


hyung sudah berdiri diambang pintu dengan membawa beberapa plastik yang kuyakini
berisi snack dan bubble tea.

“ah hyung, duduklah” ucapku sambil menepuk tempat disebelahku, segera saja kyungsoo
hyung duduk disampingku dan mengeluarkan snack snack itu dari tempatnya.

“ini untukmu. Ohya ada apa?” tanyanya langsung padaku. Aku pun tersenyum miris dan
mengambil salah satu snack didepanku

“gomawo hyung sudah membelikanku ini dan mau datang kesini. Hhh…hyung, sepertinya
dee sudah punya namjachingu baru” ucapku lemah

“M….MWOOO?!” teriaknya dengan mata O_O sempurna.


“aku tadi menelfonnya…” ucapku lemah, karena mengingat bagaimana aku mendengar
lelaki lain memanggilnya chagi selalu sukses merobek hatiku.

“lalu?” tanya kyungsoo hyung

“aku mendengar suara namja yang memanggilnya chagi dan dee langsung memutuskan
sambungan telfonku.” Ucapku datar.

“mungkin kau hanya salah dengar kkamjong” ucap kyungsoo hyung berusaha menghiburku.

“mungkin” jawabku sambil menatap kosong ke luar jendela kamarku.

“tapi… rasanya suara namja itu begitu familiar hyung” lanjutku lagi

“eh? Familiar?” tanya kyungsoo hyung

“he em, rasanya aku sering mendengar suaranya. Aku ingin menebak tapi justru takut
nanti tebakanku benar dan aku sakit hati sendiri”

“memangnya menurutmu siapa?” tanya kyungsoo hyung lagi dengan penasaran.

“ah ani ani. aku tak mau menuduh orang hyung. Akan kukatakan kalau aku sudah tahu
pasti siapa namja itu, oke?” ucapku seraya berdiri dan mengambil jaketku

“oh okee, kau mau kemana?”

“mencari udara segar. Terimakasih ya hyuung!” ucapku sambil mengambil bubble tea dan
sebuah snack lalu segera keluar dari kamar, kudengar teriakan kyungsoo hyung

“kkamjong! Pulanglah sebelum makan malam!”

“oke hyung!” teriakku lalu segera bergegas keluar dari dorm yang memang saat itu hanya
diisi olehku dan kyungsoo hyung saja.

Author’s pov

Kai terus berjalan tak tentu arah, tentu saja dengan penyamaran yang sempurna agar tak
ada yang mengenalinya.  Dia melihat kekanan dan kiri seakan mencari cari sesuatu, ya dia
berharap bertemu dengannya sekarang. Bingo! Kai menemukan yeoja itu sedang duduk
manis di café yang biasa mereka datangi saat masih bersama dulu, tanpa pikir panjang kai
pun berjalan dengan agak cepat dan memasuki café itu. dia mengambil tempat duduk yang
tak begitu jauh dari tempat dee sehingga dia bisa melihat jelas aktivitas gadis itu, gadis
pujaannya.

Kai’s pov

Aku mengambil tempat yang tak begitu jauh darinya, dapat kulihat jelas dee sedang
menyesap minumannya dan sesekali membetulkan letak kacamata yang membingkai manis
kedua mata indahnya. Tanpa sadar aku tersenyum begitu melihatnya, ya aku memang
sangat merindukan yeoja ini. yeoja yang sudah dengan bodohnya kutinggalkan. Aku terus
memperhatikan apa yang dee lakukan, tiba tiba dia tersenyum dan melambaikan
tangannya. Aku pun segera mengikuti arah matanya dan…

DEG!

Seketika itu juga rasanya jantungku seperti ditusuk. Terlihat dengan sangat jelas dee
melambaikan tangannya kearah orang yang baru masuk ke café ini, dan dia seorang namja.
Yang lebih mengagetkanku bukanlah karena dee menemui seorang namja, tapi karena jelas
sekali namja itu orang yang kukenal. Dia adalah…

Dee’s pov

Kuminum sedikit vanilla latteku sambil menunggu kedatangannya, memang sih aku yang
terlalu cepat datang jadilah aku yang harus menunggunya, tak berapa lama kulihat
sosoknya sudah tiba di café ini aku pun segera melambaikan tanganku sambil tersenyum.
Tanpa pikir panjang aku pun sedikit berteriak memanggilnya

“oppa!!” teriakku dan membuat namja itu langsung berlari lari kecil kearahku dan
mengacak rambutku lembut

“apa aku lama? Mianhae” ucapnya lembut dan duduk dihadapanku. Aku pun tersenyum dan
menggeleng

“ani. aku saja yang datang terlalu cepat. Apakah latihanmu sudah selesai?”

“he em, sebenarnya aku minta izin sih hehe habis kalau aku mengikuti sampai selesai
entah kapan aku bisa menemuimu chagi” ucapnya padaku dan tersenyum membuat
semburat merah menghiasi wajahku

“yaaa! Sudah kubilang jangan memanggilku begitu…” ucapku namun dia hanya tertawa
renyah
“ne ne, arasseo. Tapi kan hanya kita berdua yang dengar.”

“aishhh, terserah kau saja, luhan oppa” ucapku sambil kembali meminum vanilla latteku.

Kai’s pov

“aishhh, terserah kau saja, luhan oppa”

DEG

Hatiku seperti ditusuk 3buah pisau sekaligus. Ternyata tebakanku benar, namja itu luhan
hyung. Ya, dari suara yang kudengar ditelfon memang itu suara luhan hyung. Tapi…kenapa
mereka bisa saling kenal? Dan yah dia memanggilku dee-ku dengan kata ‘chagi’ walaupun
dee tadi menolak dipanggil chagi tapi dia juga dulu berlaku seperti itu padaku karena
takut ada media massa yang meliput kami. Begitu pun pada luhan hyung kan? Pantas saja
beberapa hari ini sehun bilang luhan hyung tak pernah menelfonnya. Jadi begini… jadi
mereka memang sudah berniat untuk berpacaran.

Aku pun segera beranjak pergi dari café itu, tak mau memperpanjang sakit hatiku dengan
melihat adegan sejoli baru itu. sungguh, sekarang aku benar benar tak tahu apa yang
kurasakan dan apa yang harus kulakukan. Gadis yang paling kucintai sekarang sudah
menjadi milik orang lain, yang bahkan orang itu adalah hyungku sendiri.

Kulangkahkan kakiku dengan lemah, kukencangkan syal dileherku karena udara hari ini
cukup dingin. Kutatap langit yang kian mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun
hujan. Baru saja aku berpikir begitu dan sekarang hujan sudah turun membasahiku. Tak
kupedulikan dirku yang basah kuyup, entahlah. Aku hanya berharap air hujan bisa
membuatku lebih baik. Aku berdiri di tengah bahu jalan dan menunduk menatap kedua
kakiku. Meskipun wajahku sudah sepenuhnya basah oleh air hujan, tapi aku tahu sekarang
ada air mata yang juga membasahi kedua pipiku. Aku menangis. Lagi. Kuremas kedua
tanganku dan merutuki diriku sendiri yang terlalu bodoh. Kubiarkan hujan yang semakin
deras membasahi tubuhku. Aku terus terisak, namun tiba tiba kurasakan sesuatu
melindungiku, sebuah payung? Aku pun sontak menoleh ke belakang dan kutemukan
sosoknya sedang memayungiku

Author’s pov

Gadis baru saja selesai dari pertemuan singkatnya dan hendak berjalan pulang, dia
membuka payungnya dan berjalan perlahan agar air yang menggenang tak terciprat ke
baju ataupun sepatunya. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat seorang namja yang
berdiri tertunduk didepannya, namja yang begitu dia kenal. Segera ia berjalan dan
memayungi namja itu

“kai? Gwenchana?” tanya yeoja itu sambil menatap khawatir pada namja didepannya.

“d…dee?” ucap kai terbata namun segera setelah itu ia ambruk

“YAAAA!!! Kai??? Kai???” dee sangat panik dan segera memapah tubuh kai yang jelas jauh
lebih besar darinya. Tanpa pikir panjang dee segera menyetop sebuah taxi yang lewat
dipinggir jalan dan meminta bantuan dari supir untuk membawai kai masuk ke dalam mobil

Di mobil, kepala kai terkulai dipaha dee sesekali dee mengecek panas tubuh namja yang
terlihat sangat pucat itu.

“agashi, apa tidak lebih baik kita kerumah sakit?” tawar supir yang melihat prihatin pada
keadaan kai tanpa menyadari siapa namja itu sebenarnya

“ani. antarkan saja ke blok e pak. Dia kerabatku kok” ucap dee, dia takut kalau dia
membawa kai kerumah sakit namja itu akan terkena skandal. Ya, walaupun dia sangat
panik dia masih bisa berpikir dengan jernih.

Begitu sampai di tempat tujuan, dee segera membayar uang taxi dan membawa kai masuk
kedalam rumahnya. Kebetulan orangtuanya sedang pergi ke London sampai akhir tahun
sehingga dia hanya sendirian di rumah itu. dee dengan susah payah merebahkan kai di
tempat tidur kamarnya dan segera mengambil alat pengompres untuk kai.

Dia memandangi wajah kai yang sudah mulai membaik, dia menghembuskan nafas lega
karena sekarang dia yakin panas tubuh kai sudah cukup normal. Baru sekali ini ia melihat
namja itu jatuh sakit hanya karena hujan.

“apa yang kau lakukan ditengah hujan huh?” tanya dee sambil menopang dagunya dan
menatap wajah kai lebih dalam. Wajah namja yang pernah mengisi hatinya, ah tidak.
Selalu mengisi hatinya

Tibatiba sebuah tangan mengusap kepala dee perlahan membuat gadis itu sedikit kaget
namun segera tersenyum menyadari pemilik tangan itu adalah orang yang paling dia
rindukan.

“sudah baikan?” tanya dee pada kai yang masih mengusap pelan puncak kepalanya

“he em, karenamu. Gomawo” ucap kai lembut membuat dee menjadi salah tingkah dan
segera menjauhkan tangan kai dari puncak kepalanya membuat namja itu sedikit kecewa.
“cheonma kai. Apa yang kau lakukan tadi hingga berdiri ditengah hujan?”

“heeem ani. aku hanya sedang berjalan jalan dan menikmati hujan”

“yaa. Sejak kapan kau jadi semelankolis itu huh?” tanya dee sambil meninju pelan lengan
kai

Kai’s pov

Aku meringis kecil mendapati pukulannya dilenganku, pukulan yang begitu kurindukan.
Tapi tidak, dia sudah tidak sendiri lagi. Aku tak boleh merebutnya, luhan hyung pasti lebih
bisa membahagiakannya dibandingkan aku.

“dee” panggilku membuatnya menatapku dengan kedua bola matanya yang indah
berwarna coklat

“ya?”

“nggg….kau….”

“yaa? Kenapa aku?”

“ani. kabarmu baik baik saja?”

“tentu saja aku baik, kau?”

“tidak. Aku merindukanmu…” ucapku pelan takut dia akan marah setelah mendengar
ucapanku barusan

“….” Tak ada jawaban darinya, hanya ada keheningan yang mengisi ruangan itu. aku tak
berani menatap wajahnya, pengecut? Ya. Aku terlalu takut melihat ekspresinya, takut dia
mentertawaiku. Aku takut dia akan memandang jijik pada lelaki sepertiku.

“aku hanya bercanda dee hahaha” ucapku mencoba memecahkan keheningan.

“oh hahaha kukira kau benar benar merindukanku haha” jawabnya. syukurlah setidaknya
suasana tidak menjadi canggung.

Aku menatap dee yang tiba tiba sibuk dengan iPhone-nya tanpa melirik kepadaku
sedikitpun, dan bisa kutebak pasti dia sedang membalas pesan dari luhan hyung. Namja
yang kini sudah menjadi kekasih barunya itu.

“kai, aku harus pergi sekarang. Tak apa kan?” ucapnya sambil mengambil tasnya
“he em, terima kasih. Aku juga harus segera pulang” ucapku, namun dia segera menahan
tanganku dan menyerahkan sesuatu padaku

“apa ini?” tanyaku dengan bingung

“kau harus mengganti bajumu. Itu bajumu yang pernah kupinjam dulu. Pakailah itu,
sekaligus kukembalikan padamu. Terimakasih yaaa” ucapnya dengan tersenyum dan
menunjukkan eye smilenya. Sakit? Ya, hatiku sangat sakit. Aku pun hanya tersenyum dan
mengangguk lemah lalu segera menuju kamar mandi dan mengganti bajuku.

Author’s pov

Setelah kai selesai mengganti bajunya, mereka berdua pun berjalan bersama keluar dari
rumah dee. Kai hanya bisa menatap gadis disampingnya dengan sendu, dia merindukan
gadis itu dan ingin sekali memeluknya. Tapi tidak, dee sudah menjadi milik namja lain.

Tak berapa lama dee pun menghentikan langkahnya dan menatap namja disampingnya

“kai, aku mau ke café disana itu. kau mau pulang kan? Berhati hatilah, ara?” tanya gadis
itu sambil tersenyum

“nee, arasseo tuan putri. Kau juga berhati hatilah dan bersenang senanglaaah” ucap kai
berusaha terlihat senang lalu pergi berlari meninggalkan dee sambil melambaikan tangan.

Dee pun berjalan menuju café yang memang sudah menjadi tempat favoritnya dan duduk
di tempat yang memang juga menjadi tempat favoritnya. Dia lagi lagi menunggu
seseorang. Tak lama, seorang namja dengan masker pun datang dan duduk dihadapan dee

“annyeong” sapa namja itu sambil tersenyum

“hei oppa” sapa dee dan menyodorkan namja itu menu

“kau tadi bertemu dengannya chagi?” tanya namja itu sambil membolak balik daftar menu
didepannya

“he em. Dia tadi sakit.”

Namja itu hanya mengangguk dan membentuk huruf ‘o’ dengan mulutnya. Dan suasana pun
menjadi hening kembali. Namja itu tahu persis dee sedang memikirkan kai dan dia tak mau
mengganggu yeoja itu. karena menurutnya tak ada yang salah dengan masih mencintai
mantan pacarmu.
 

Kai’s pov

Aku bisa melihat jelas dee bersama luhan hyung di café itu, tapi kali ini mereka tak
melakukan banyak interaksi. Yang masih mengganjal pikiranku adalah kapan dan
bagaimana mereka bisa saling kenal satu sama lain. Bagaimana mungkin hal sebesar ini
luput dari perhatianku.

Aku terus menatap mereka dari kejauhan hingga kulihat mereka berdua beranjak pergi dari
café itu dan berjalan menuju parkiran. Kujamin mereka akan pergi lagi dengan mobil yang
luhan hyung bawa. Aku jelas tahu awan mendung bahkan hujan sudah memenuhi hatiku,
aku merindukan gadisku, Park Dee-ku yang selalu dan selalu ketus namun pemalu. Selalu
ada untukku. Memarahiku. Mengingatkanku ini dan itu. tanpa sadar aku justru mengikuti
mobil luhan hyung yang memang sudah keluar dari parkiran. Aku pun segera memanggil
taksi tanpa lupa mengencangkan maskerku. Alasannya? Karena aku KAI. Dan aku member
EXO K.

***

Dee’s pov

Aku hanya menyandarkan kepalaku di jendela mobil milik luhan oppa, sesekali dia
mengajakku mengobrol tapi jujur saja aku masih mengkhawatirkan namja itu. apa dia
sudah sampai di dorm dengan selamat? Apa dia tidak akan dikenali oleh orang-orang?
Semakin aku memikirkannya rasanya kepalaku mau pecah saja

“dee-ah, gwenchana?” tanya luhan oppa membuatku segera tersadar dari lamunanku

“ah? Ne?”

“gwenchana? Kau tidak apa apa kan?” tanya luhan oppa lagi

“ah iya, aku tidak apa apa kok.”

“benarkah? Apa kau ingin main ke dorm?”

“eh? Bolehkah?”

“he em. Mau? Kalau mau aku bisa mengajakmu. Tenang saja”
“tapi kalau ada dia….dan melihatku bersama oppa…”

“aigooo, ayolah. Tak usah khawatir!”

Aku pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Secara tidak langsung aku mengiyakan
ajakan luhan oppa untuk pergi ke dorm exo k. pasti sehun oppa akan sangat senang
mengetahui luhan oppa sendirian datang ke korea dan menemuinya, tapi aku? Entah apa
yang akan member exo k katakan saat melihat seorang gadis yang-entah-siapa datang ke
dorm mereka bersama luhan oppa.

Begitu aku sadar dari lamunanku yang entah keberapa kalinya, kurasakan dengan jelas
tangan luhan oppa sudah mengusap kepalaku pelan dan dia tersenyum

“ayo turun, chagi”

“ne oppa” ucapku dan segera turun dari mobil. Kutatap sekitar dorm mantan kekasihku
itu, sama seperti dulu. Ketika pertama kali aku diajaknya kesini dan dia memamerkan
kamarnya padaku padahal dia harus berbagi kamar dengan d.o oppa. Aku pun tersenyum
kecil begitu mengingatnya. Namun seketika senyumku memudar begitu aku menyadari
sosok yang sedang berada dihadapanku dan juga luhan oppa.

Author’s pov

Luhan dan dee baru saja keluar dari mobil dan berjalan menuju dorm, seorang namja
berjalan dengan sangat hati hati takut keberadaannya akan diketahui dua orang
didepannya. Dengan sigap dia sedikit berlari dan sudah berdiri di depan kedua orang yang
sekarang sedang menatapnya dengan sangat kaget.

“apa yang kalian berdua lakukan disini? Luhan hyung? Dan kau….park dee?” pertanyaannya
itu meluncur dari bibir tebal namja itu, kai. Dengan susah payah kai mencoba untuk tidak
menunjukkan emosinya didepan hyung dan mantan kekasihnya itu

“kkamjong?” tanya luhan hyung yang memang sangat kaget

“annyeong hyung, kalian berdua? Saling kenal?” tanya kai sekali lagi. Mencoba berpura
pura tidak tahu apa apa. Bersikap biasa walau sebenarnya dia sedang benar benar sakit.

“ah ya, aku mengenalnya sudah sangat lama kkamjong. Yaaa chagi, kau tak pernah
bercerita tentangku pada kkamjong?” ucap luhan tanpa ragu sedikit pun saat mengucapkan
kata ‘chagi’ di depan kai membuat namja itu hanya bisa menggigit bibirnya dan meremas
tangannya sendiri
“ah..eng…mianhae oppa.” Jawab dee ragu ragu sambil menundukkan kepalanya. Bukan,
dia bukan takut dia hanya mencoba untuk menutupi rasa sakit didadanya melihat kai
menemuinya dengan keadaanya dia sedang bersama luhan.

“ah, sudahlah sekarang kan aku sudah tahu hehe. Ayo kalian masuk!” ucap kai sambil
menunjukkan senyumnya. Senyum TERPAKSA-nya. Luhan merangkul pundak Dee dan
menuntunnya masuk kedalam dorm. Kai pun hanya menghela nafas melihat kedua
punggung itu lenyap dari hadapannya dan dia pun berjalan gontai ke dalam dorm.

***

Kai’s pov

Aku hanya duduk di sofa yang terletak tepat disebrangnya, menatapnya dengan tatapan
kosongku dan mencoba memfokuskan pikiranku. Sekarang dee ada dihadapanku tapi dia
sudah bukan untukku lagi. Aku harus meminta penjelasan darinya. Aku harus tahu
bagaimana bisa dia dan luhan hyung saling kenal dan menjalin hubungan sedekat ini tanpa
sepengetahuanku.

Aku pun berdiri dan mendatangi dee yang sedari tadi hanya sibuk dengan I-phonenya. Dia
menatapku bingung sekaligus linglung membuatku sedikit bingung juga apa yang harus aku
katakan

“bisa…kita bicara sebentar?” tanyaku hati-hati takut yang lain mendengarku

“bicara? Tentu. Bicara apa kai?” tanyanya balik padaku

“maksudku berdua. Diluar.”

Dia pun mengangguk mengerti dan segera berdiri. Aku berjalan duluan namun dapat
kudengar jelas suara luhan hyung dibelakang kami

“dee-ah, mau kemana?” tanya luhan hyung

“aku mau mencari udara segar dengan kai, oppa” jawab dee. Oh Tuhan dia bilang mencari
udara segar? Apa aku hanya sebatas pemberi udara segar untukmu sekarang?

“oh oke baiklaah” ucap luhan hyung menandakan dia sudah mengizinkan kekasihnya pergi
bersamaku. Sakit? Ya. Dulu aku bebas mengajaknya pergi kemanapun dan tak ada yang bisa
bertanya ataupun melarangnya kecuali aku dan orangtuanya.
 

***

Kami berjalan cukup jauh dari dorm, beruntung sekarang sudah malam jadi aku tak butuh
penyamaran. Aku hanya memakai celana pendek dan sebuah kaos berlengan panjang,
sedangkan gadis disampingku ini memakai baju yang sama seperti tadi siang. Aku hanya
menatapnya, kosong. Aku memalingkan wajahku lurus kedepan dan memutar otakku
mencari bahan pembicaraan untuk kami.

“kai” panggilnya membuatku tersadar dari lamunanku dan menoleh kearahnya

“wae?” tanyaku

“apa yang ingin kau bicarakan?”

“nggg….itu…..” ucapku terbata karena sejujurnya aku tak bisa mengatakan apa yang
menjadi tujuan utamaku mengajaknya keluar

“apa?”

“kau dan….dia”

“dia? Siapa?”

“lu…han hyung. Kalian hmmm pacaran?” tanyaku sambil memasang muka yang tidak enak,
setidak enak perasaanku tiap kali menyadari bahwa posisiku sudah tergantikan oleh
seseorang.

“aku tak perlu menjawabnya” ucapnya singkat dan segera memalingkan wajahnya dariku.
Aku tahu dee, aku tahu kau masih menyayangiku.

“yaaa! Jawab pertanyaanku”

“ani. tanpa kujelaskan kau harusnya sudah mengerti, lagipula apa urusanmu?”

JLEB!

Aku terdiam dan bengong begitu mendengar kalimat yang meluncur dari bibir kecil milik
gadis kesayanganku itu. “lagipula apa urusanmu?” dia benar, apa urusanku? Aku hanya
sekedar mantan kekasihnya. Aku tak berhak mempunyai rasa ingin tahu berlebih mengenai
kehidupannya lagi. Aku sudah bukan siapa-siapanya lagi.
“ani. aku hanya bertanya kok hehe maaf” ucapku sambil tertawa. Terpaksa.

“yaya, kau hanya ingin bertanya soal itu?” ucap dee santai sambil kembali menatapku. Oh
ayolah, tak sadarkah kau seberapa buntunya pikiranku setiap kau menatapku seperti
sekarang ini?

“nggg ya….kurasa” jawabku asal

“kalau begitu lebih baik kita kembali ke dalam. Pasti semua khawatir” ucapnya lalu
berjalan mendahuluiku. Kau selalu mendahuluiku dee, bahkan dalam hal melupakan
kenangan pun sepertinya kau mendahuluiku.

Dee’s pov

Aku berjalan mendahuluinya, menahan air mataku dan menarik nafas panjang.
Pertanyaannya tadi sudah lebih dari cukup untuk membuatku shock dan menyadari bahwa
dia masih memperdulikanku. Lalu kenapa dia memutuskanku? Kenapa dia yang dengan
mudahnya mengatakan untuk break? Bukannya aku mau lari dari kenyataan kalau aku yang
mengiyakan tapi dia yang memberi tawaran dan sejujurnya aku sudah sangat lelah jadi
memilih untuk menyudahi semuanya. Tapi bukan berarti rasa itu sudah benar benar hilang,
hanya saja aku tak bisa memungkiri ada seseorang yang lain yang mulai mengisi hatiku dan
aku rasa bukan hal yang egois jika aku melupakan kai demi orang itu.

“dee-ah, kenapa kau diam terus?” tanya sebuah suara dengan hangat membuatku tersadar

“mwo? Tidak. Aku tidak kenapa napa oppa hehe”

“eh? Bohong, ceritakan padaku. Kau kenapa? Apa yang tadi kalian bicarakan diluar?”
tanyanya. Ya dia Luhan. Sekarang kami sedang dalam perjalanan pulang, sepertinya sedari
tadi dia mengajakku bicara didalam mobil tapi pikiranku terlalu penuh dengan masalah.

“oppa… dia bertanya apa kita berpacaran atau tidak” ucapku sambil menatap lurus
kedepan

“he? Jinjja? Lalu?” tanyanya dengan excited gaya khasnya

“tidak tahu. Aku hanya menjawab kalau itu hal yang tak perlu aku jawab”

“aish, jahatnya kau ini. kenapa tidak kau bilang saja kalau kita hanya berteman?”

“haruskah?”
“bukannya kau masih menyukainya? Dan pada kenyataannya memang kita hanya
berteman”

“tidak. Aku tak mau” kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirku. Ya, aku pun tak
mengerti kenapa aku membenci setiap kali luhan mulai menekanku dengan topic aku-kai-
masih saling sayang.

“waeee? Apa dia melakukan kesalahan?” tanyanya dengan muka bingung

“ani oppa. Aku yang melakukan kesalahan.”

“apa maksudmu?” tanyanya lagi tapi kali ini dia langsung mengurangi kecepatan mobil dan
menatapku

“aku…….terus berpikir bahwa perasaanku pada kai begitu besar hingga aku sendiri lelah
untuk menghadapi kenyataan dia yang tak pernah bisa dengan tegas mengatakan pada SM
bahwa dia sudah memiliki kekasih. Aku lelah dengan fans fans yang sangat
menginginkannya padahal aku sudah memilikinya. Aku tahu aku egois sampai akhirnya aku
yang memilih untuk meninggalkannya dan aku tahu aku salah karena saat tadi aku jelas
tahu dia masih memikirkanku walaupun mungkin hanya sedikit. Hanya saja…..” kalimatku
terhenti, kutarik nafas dalam dalam

“hanya saja?” tanya luhan

“hanya saja…….pikiranku sudah dipenuhi….” Ucapku terbata. Aku tertunduk. Pundakku


bergetar. Menangis? Ya aku menangis. Aku hanya merasa semua ini sudah salah sejak awal.
Aku menangis dalam diam dan menunduk. Aku tak mau luhan oppa melihatku dalam
keadaan lemah begini apalagi jika dia tahu aku sedang memikirkan lelaki selain kai.

GREP!

Kurasakan sebuah tangan meraih pundakku dan memeluknya erat, kuangkat kepalaku dan
menyadari luhan oppa memelukku sangat erat. Mataku sukses membulat menyadari apa
yang sedang luhan oppa lakukan padaku

“op….oppa….” ucapku masih agak terisak.

“sudah. Sudah cukup dee. Aku juga manusia biasa dan aku juga memiliki perasaan”
ucapnya serius sambil terus memelukku membuatku memutar habis habisan otakku untuk
mencerna kalimatnya

“apa maksud oppa?”


Luhan oppa mengangkat wajahnya dan mensejajarkannya dengan wajahku, menatapku
lurus dengan serius membuatku sedikit bersemu karena tatapannya itu

“aku tahu ini mungkin akan membebani pikiranmu, tapi aku tahu jelas seperti apa dirimu.
Aku sudah mengenalmu jauh lebih lama dari kai mengenalmu. Aku tahu ini mungkin akan
menjadi awal yang sedikit buruk”

“apa maksudmu oppa? Katakan dengan jelas apa maksudmu?” tanyaku bingung sekaligus
tak sabaran dengan apa yang ingin luhan oppa katakan padaku karena terlalu berbelit belit
dan membuatku semakin pusing.

Kulihat luhan oppa menarik nafas panjang dan menggenggam tanganku erat. Ada perasaan
yang tak jelas mendatangiku, ya aku tahu pasti ini akan menjadi awal dari apa yang paling
aku takutkan selama ini. kulihat luhan oppa bersiap melanjutkan kalimatnya aku pun
kembali terfokus. Dan kalimat itu pun meluncur dari mulutnya membuatku kaget dan
terbengong mendengarnya

“aku mencintaimu. Aku ingin kau menjadi yeojachinguku.”

“aku mencintaimu. Aku ingin kau menjadi yeojachinguku.”

Author’s pov

Dee masih berusaha menjernihkan pikirannya dan menatap kosong kearah namja
dihadapannya itu. dia segera menundukkan kembali wajahnya dan menghela nafas panjang
membuat namja didepannya itu pun merenggangkan genggaman tangannya

“aku tahu ini akan menjadi cukup sulit” ucap luhan serius dan bersiap melanjutkan
kalimatnya

“hanya saja beri aku kesempatan untuk menggantikannya”

Dee sukses membulatkan kedua bola matanya menyadari apa yang baru saja diucapkan
oleh namja dihadapannya itu. segera setelah itu dee menundukkan kepalanya, menautkan
kedua tangannya yang entah mengapa terasa begitu dingin. Luhan tetap menatap yeoja
didepannya itu, dia sadar apa yang baru saja dia katakan membuat gadis itu shock.

“oppa….” Ucap dee pelan membuat luhan segera membenarkan posisi duduknya

“ya? Ada apa?” tanya luhan

“apa maksud oppa berkata seperti tadi?” tanya dee pada luhan membuat namja itu
tersenyum
“aku hanya mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan sedari dulu dee. Aku
mencintaimu, dan aku ingin kau menjadi yeojachinguku”

Dee kembali terdiam dan menunduk, dia tahu apa yang dia rasakan dia sangat tahu
perasaannya hanya saja dia tak mau terhanyut lebih jauh. Melupakan seseorang yang sudah
sejak dulu berada di hatinya. Seseorang yang selalu menyerangnya dengan rasa rindu.
Seseorang yang memiliki memori begitu banyak dengannya. Seseorang bernama kim jongin.

“aku tidak bisa….” Ucap dee lemah sambil menunduk. Takut. Dia sangat takut untuk
menghadapi kenyataan yang diluar perkiraannya ini. namja yang mulai mengisi hatinya
ternyata juga menyukainya.

“aku tahu.”

“m…mwo?”

“aku tahu kau akan menjawab begitu. tapi aku juga tahu apa yang kau rasakan. Tak
bisakah kau memulai sesuatu yang baru dan melupakannya? Bukankah dia yang meminta
untuk mengakhiri semuanya? Bukankah kau bilang kau sudah sangat lelah dengannya? Aku
berbeda, aku….aku sudah cukup lama memendam semuanya dee” ucap luhan sambil
menatap lurus kedepan dan tersenyum miris.

“oppa, mianhae”

“tak apa. Lupakan saja. Kurasa lebih baik kita kerumahmu sebelum kau dimarahi ibumu.”
Ucap luhan sambil mengelus puncak kepala dee dan segera mempercepat laju mobilnya.
Seperti dugaan, mobil itu pun melaju ditemani keheningan. Luhan dan dee hanya diam
tanpa memulai obrolan apapun. Tidak seperti kemarin, tidak seperti 2hari yang lalu, tidak
seperti yang dulu.

***

*dorm EXO K*

Kai’s pov

Aku hanya diam sambil menatap kosong kearah cangkir coklat panas didepanku. Masih
terekam dengan jelas apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Dan rasanya batinku
semakin hari semakin berperang. Aku masih menyayangi dee. Aku tidak bisa merelakannya
untuk luhan hyung. Aku harus tahu sejak kapan mereka saling kenal satu sama lain.

“jongin!” teriak sebuah suara berhasil menyadarkanku dari lamunanku


“baekhyun hyung?” ya, ternyata baekhyun hyunglah yang memanggilku

“aisssh, daritadi kau melamun terus… ada apa?”

“aniyo. Aku hanya sedikit kelelahan kok hyung”

“bzt. Bohong! Pasti ada hubungannya dengan gadis yang datang bersama luhan hyung tadi
kan?”

DEG. Tepat sasaran. Baekhyun hyung tepat sasaran.

“n….ne”

“wah aku benar? Memangnya kau mengenal gadis itu huh?”

“aku sangat mengenalnya hyung” ucapku datar tanpa melepaskan tatapanku dari cangkir
coklat panas tadi

“mwo? Kau mengenalnya dimana jongin?”

“ingat mantan kekasihku?”

“ne tentu saja. Lalu?”

“dia orangnya hyung”

Diam. Seketika itu baekhyun hyung hanya membulatkan kedua bola matanya dan mengunci
mulutnya rapat rapat. Aku tahu dia sangat kaget mengetahui gadis yang datang bersama
luhan hyung adalah dee, mantan kekasihku.

“kau serius?” tanyanya memecahkan keheningan

“tentu saja” ucapku lemah. Ya, aku tak mau mengingat bagaimana mereka datang kesini
dan bagaimana luhan hyung memanggilnya chagi.

“jongin… tapi bagaimana bisa?”

“entahlah. Aku juga tidak mengerti hyung”

“hhh apa tidak sebaiknya kau menanyakannya pada luhan hyung?”

“eh?”

“tanyakanlah padanya mengenai dee. Lagipula aku tak yakin hubungan luhan hyung dengan
dee lebih dari teman. Walaupun luhan memanggilnya chagi entahlah aku hanya merasa
tidak yakin kalo mereka berpacaran….” Tutur baekhyun hyung membuatku kembali
memutar otakku

“ayolah jongin!! Setidaknya kau butuh kejelasan kan?” bujuk baekhyun hyung sambil
mengguncang kedua bahuku. Membuatku berpikir keras

“hyung…sudahlah. Aku rasa itu akan menjadi awal yang buruk bagi kami”

“jongin! Sekarang atau tidak sama sekali! Kau harus tahu kejadian yang sebenarnya. Aku
percaya pada luhan hyung dan kau pun harusnya begitu.”

Aku pun terdiam. Baekhyun hyung benar. Aku harus menanyakannya pada luhan hyung. Aku
sudah mengenal luhan hyung lama dan tentu aku sangat tahu dia bukanlah karakter yang
suka mengambil kekasih orang lain. Dan aku bisa menjamin luhan hyung pasti tahu
mengenai hubungan kami.

“baiklah hyung. Aku akan segera menelfon luhan hyung! Terimakasih saranmu!” ucapku
seraya berdiri dan mengambil iPhoneku

“nee. Cheonma jongin!” teriaknya

***

“yeoboso” ucap sebuah suara di sebrang sana. Suara luhan hyung. Ya, tepat sekarang ini
aku sedang menelfonnya

“hyung ini aku jongin”

“ne, ada apa jongin?” ucapnya ramah. Ya dia memang hyung yang sangat ramah

“ani. aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu. Bolehkah?”

“eummmm…. Tentang dee kah?” tanyanya membuatku entah bagaimana sedikit tersenyum
menyadari luhan hyung ternyata memang tahu mengenai hubungan kami

“ne. hyung……pacaran dengannya?” tanyaku ragu ragu

“eh? Aniyooo! Tidak hahaha. Ya lebih tepatnya tidak jadi jongin” ucapnya diselingi tertawa
yang tiba tiba terdengar seperti kesedihan di telingaku

“maksudmu?”
“hmm. Begini jongin, akan kujelaskan. Aku mengenal dee karena dia itu anak dari kerabat
ibuku. Kami sudah sangat lama saling kenal dan jujur saja aku pun sudah sangat lama
mengenalnya. Tapi tibatiba suatu hari dia datang padaku dan mengatakan dia sudah
menjadi kekasih salah satu member EXO. Sejujurnya aku sempat sakit hati apalagi begitu
mengetahui namja beruntung itu adalah kau….” Ucap luhan hyung dan dia berhenti
sejenak memberiku waktu untuk mencerna setiap kata di kalimatnya

“lalu….?” Ucapku memintanya melanjutkan

“aku sudah tahu hubungan kalian sejak awal. Dan aku sangat tahu seberapa sayangnya dee
padamu jongin. Jujur saja aku kesal dan tak mengerti kenapa kau tidak pernah
menceritakannya pada member exo manapun. Tapi terlepas dari itu, tiba tiba aku dengar
kalian putus. Kau harus tahu bagaimana sedihnya dee saat kau memutuskannya”

“sedih? Tapi dia terdengar biasa saja saat aku menelfonnya”

“aish, kalian sudah lama pacaran tak bisakah kau membaca pikiran dee? Aku pun baru saja
menyatakan perasaanku padanya. tapi nihil. Dia tetap memilihmu.” Ucap luhan hyung
lirih.

“hyung……mianhae” ucapku

“aish tak usah meminta maaf! Sekarang aku Cuma minta satu hal saja padamu”

“eh? Apa itu?”

***

Author’s pov

Gadis itu sedang memeluk kedua lututnya dan duduk di pojok kamarnya. Manik matanya
terlihat begitu berkaca-kaca. Entah ini kali berapa dia menangis sendirian dikamarnya.
Rasa bersalah yang terus menghantuinya. Rasa tak enak karena sudah menolak luhan yang
selama ini selalu ada untuknya. Rasa penyesalan karena ketidak beranian dirinya untuk
meminta kai kembali dan memintanya untuk menunjukkan dirinya sebagai kekasih resmi
seorang yeoja biasa. Sesekali yeoja itu melihat lembar-lembar foto yang berserakan tak
beraturan di lantai kamarnya.

“neomu bogoshipeoyo….” Ucapnya lemah dalam gelap ruangan itu dapat terdengar jelas
suara isak yang tak keras namun terdengar pasti penuh kesedihan.
TOK TOK TOK!!

Suara pintu rumah diketuk membuat dee tersentak kaget dari tempatnya. Dia memang
penakut. Apalagi dia sedang sendirian di rumahnya, dan sekarang sudah cukup larut untuk
seorang temannya datang bertamu. Dia pun memutuskan untuk tetap diam dalam
kamarnya

TOKK TOOKKK TOOOK!!!

Suara ketukan pintu semakin keras. Dee pun hanya pasrah dan akhirnya dengan terpaksa
berjalan menuruni tangga. Dengan takut takut dia mendekati pintu. Suara ketukan pintu
terus berdatangan memekakan telinganya dan membuatnya semakin takut.

Dengan perlahan dan tidak mengeluarkan suara dia memegang gagang pintu, memutarnya
pelan, dan perlahan pintu terbuka, dee pun dengan takut takut mengangkat kepalanya
melihat orang yang bertamu kerumahnya

GREP!!!

Tangan tangan besar dan kuat segera meraih tubuh dee kedalam dekapannya. Membuat
yeoja itu kaget setengah mati dan mencoba mencari tahu siapa orang yang tiba tiba
datang dan memeluknya. Bukan, dia bukan takut tapi dia merasa sangat familiar dengan
pelukan itu.

“PABO YEOJA!” teriak suara berat itu membuat dee segera tahu siapa namja itu. kim
jongin.

“k…kai?” tanya dee kebingungan

“dasar bodoh!! Kenapa kau membukakan pintu tengah malam begini huh? Kau ingin
diculik?” ucapnya sambil merenggangkan pelukannya dan menatap yeoja dihadapannya
lekat lekat

“apa yang kau lakukan disini….” Tanya dee masih belum sepenuhnya sadar

“aku? Aku hanya memastikan yeoja bodoh macam kau tidak diculik malam malam begini”
ucap kai santai sambil tersenyum

“apa maksudmu? Kenapa kau ada disini?”

“aishhh, setidaknya biarkan aku masuk. Udara malam ini sangat dingin tahu!” ucap kai
ketus dan segera menarik tangan dee masuk kedalam rumah. Gadis itu hanya bisa menurut
dan mengikuti kai ke ruang tv. Namja itu segera ke dapur dan membuat 2 buah cangkir
coklat panas lalu menghidangkannya di atas meja tepat di hadapan dee. Gadis itu semakin
bingung dengan kai

“kenapa kau bisa berada disini?” tanyanya lagi. Entah untuk yang keberapa kali

“aku sudah jawab kan” jawab kai santai lalu duduk disamping dee dan menunjukkan
smirknya

“kai. Jawab aku. Sedang apa kau disini?”

“aku hanya ingin menemui gadis yang sudah sangat bodoh selalu menutupi perasaannya
dariku. Dan untuk menebus kesalahanku pada gadis bodoh itu” ucapnya sambil meminum
coklat panas membuat dee semakin bingung

“hhh…haruskah aku menjelaskan semuanya?” tanya kai dan dibalas dengan anggukan dari
dee

“baiklah baiklah. Tadi aku menelfon luhan hyung dan meminta penjelasan hubungan
kalian. Tega sekali kau berbohong padaku. Ternyata kalian tidak berpacaran, dan satu lagi
luhan hyung bilang padaku kau sedang ketakutan di dalam rumah sendirian karena kedua
orangtuamu sedang keluar kota. Katanya kalau aku tidak segera menemanimu dia akan
segera menikahimu!” ucap kai panjang lebar

“………” dee terdiam mendengar penjelasan dari namja dihadapannya

“yaaa kenapa tidak merespon?” ucap kai dengan muka badmood

“….BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA” bagus. Dee membuka mulutnya dan langsung


tertawa sangat kencang membuat kai membulatkan kedua matanya

“YAAA! Kenapa tertawa?!” ucap kai sambil menutup kedua telinganya

“hahahaha mianhae. Habis kau pabo sekali sih. Mana mungkin luhan oppa menikahiku huh?
Aku takkan mau. Lagipula aku tidak sepenakut itu! hahaha” ucap dee sambil terus tertawa

“yaaa. Berhenti tertawa! Harusnya kau bersyukur didatangi namja tampan sepertiku”

“puuuh. Tidak akan! Haha. Tapi kenapa kau takut kalau luhan oppa menikahiku huh?” ucap
dee usil membuat semburat merah memenuhi wajah kai.

“eummm k…kau itu! ya ten…tentu saja kan…” ucapnya terbata bata

“tentu saja apa? Coba jelaskan?” ucap dee masih dengan muka mengejek
“aish! Baiklah baiklah aku menyerah aku menyerah! Aku masih menyayangimu! Aku
menginginkanmu kembali padaku! Kau tahu tidak seberapa stresnya aku karena melihatmu
bersama luhan hyung?! Dan satu lagi aku sudah tidak tahu cara untuk tertawa semenjak
kau meng-iyakan tragedi pemutusan hubungan dariku itu! kau tahu tidak seberapa
hopelessnya lelaki ini karena seorang yeoja sepertimu huh?”

“lalu?” ucap dee masih dengan muka mengejeknya

GREP!

Segera kai menarik tangan gadis itu dan memeluknya erat. Membuat dee tersenyum
didalam dekapan namja tampan itu.

“aku. Menyayangi. Mu. Park. Dee” ucap kai dengan tegas sambil tetap memeluk erat yeoja
itu

“nado.” Ucap dee. Singkat. Tapi lebih dari cukup untuk membuat namja itu tersenyum

“saranghae. Jeongmal saranghae.” Ucap kai lagi

“nado. Nado saranghae oppaaa” ucap dee lagi.

“aku sangat sangat sayang padamuuuuuu park dee” ucap kai lagi dan kali ini membuat dee
sedikit gerah

“yaaa! Aku juga menyayangimu-_- berhentilah mengulanginya!”

“aish tega sekali…..” ucap kai sambil mengerucutkan bibirnya

“tak usah sok imut deh-_-“

“aku memang imut! Kau saja naksir kan?”

“kim jongin!!! Jangan kegeeran issssh!” teriak dee sambil melempar namja didepannya
dengan bantal sofa

“eits! Gagal hahaha :p” ucap jongin. Ya pada akhirnya malam itu rumah dee yang
seharusnya sepi justru menjadi sangat ramai dari biasanya. Membuat beberapa tetangga
cukup terganggu. Jauh di sebelah sana, tanpa kai dan dee sadari ada seorang yang sudah
berhasil mengabadikan semua momen mereka sedari  tadi.

***
 

Kai’s pov

“JONGIN!!! BANGUN!!! JONGIN!!!” teriakan dengan suara cempreng itu berhasil


menyadarkanku dari tidurku. Kubuka mataku dengan malas dan mendapati sosok baekhyun
hyung disamping kasurku

“aish! Ada apa hyung? Ini kan hari libur?” ucapku malas karena dia membangunkanku

“tidak untukmu!! Kau harus melihat Koran dan menonton berita hari ini! palli!!!” ucapnya
sambil menarikku untuk segera menuju ruang tv. Dengan sangat terpaksa aku pun segera
berjalan menuruni tangga. Kulihat diruang tv semua member exo k sudah berkumpul dan
menatapku dengan serius

“ada apa ini?” tanyaku pada baekhyun hyung dan dia hanya bermuka lesu

“jongin. Duduklah” ucap suho hyung dan aku pun segera menurut

“ada apa hyung? Kenapa semua menatapku seperti ini huh?” tanyaku dengan kebingungan

“bisakah kau….jelaskan ini?” tanya suho hyung seraya menunjukkan sebuah surat kabar.
Aku pun segera meraihnya.

DEG

Kedua mataku sukses membulat membaca berita utama di surat kabar itu. dengan jelas
terpampang fotoku yang memeluk dee tadi malam.

“KIM JONGIN (KAI) EXO K SUDAH MEMILIKI KEKASIH? GADIS ITU GADIS BIASA YANG
SEPERTINYA SUDAH SERING TERLIHAT DENGAN LELAKI BERMASKER? MUNGKINKAH SELAMA
INI MEREKA BACKSTREET?”

Begitulah isi berita utama di surat kabar itu. aku pun segera meremas surat kabar itu dan
mendengus kesal. Sial! Siapa yang sudah mengambil foto kami?

“jongin…bisa kau jelaskan?” tanya suho hyung lagi

“hyung………mianhae” ucapku sambil menunduk.

“tak apa. Jelaskan pada kami jongin” ucap suho hyung bijak
“dia…….park dee………dia mantan eh bukan dia kekasihku. Semalam aku baru saja
mendatangi rumahnya dan kami akhirnya balikan. Tapi…..aku sangat yakin aku sudah
berhati hati saat kesana. Bagaimana mungkin….” Ucapku lemah menyadari kecerobohanku

“aigooooo. Kai tenanglah kami siap membantumu!” ucap sehun lantang membuatku segera
menatapnya

“tenang saja kami akan membantumu jongin. Lebih baik sekarang kita bersiap siap untu
konferensi pers. Tadi manajer sudah menelfonku dan meminta kita untuk melakukan
konferensi pers beserta gadis itu.” ucap suho hyung padaku. Aku pun mengangguk tanda
mengerti dan segera berlari ke kamarku menelfon dee.

***

Author’s pov

Terlihat berpuluh puluh wartawan sudah duduk manis sambil mempersiapkan kamera
mereka. Didepan mereka sudah ada meja putih dengan ukuran yan cukup besar dan 8 buah
bangku. Para wartawan sedang menunggu kepastian dari sebuah berita besar yang tentu
saja akan menguntungkan bagi para wartawan itu jika sang “korban” salah menjawab
pertanyaan mereka nantinya.

Tak butuh waktu lama, sekitar 10menitan seorang namja yang sudah cukup berumur
sedikit masuk kedalam ruangan. Dia adalah manajer dari exo k. disusul oleh suho,
chanyeol, baekhyun, sehun, d.o lalu tak berapa lama ruangan itu seketika heboh begitu
melihat kedatangan 2 orang terakhir. Ya, kai datang sambil menggandeng tangan dee erat.
Jepretan jepretan kamera pun terus menerus menyakiti mata dee dan kai membuat namja
itu sedikit kesal karena melihat yeojanya yang mulai merasa risih dengan perlakuan para
wartawan. Akhirnya kai mempercepat langkahnya dan menuntun dee untuk segera duduk
disampingnya

“baiklah tak usah menunggu lebih lama lagi aku, kim jongin alias kai akan mengklarifikasi
berita yang sudah kalian sebarkan di surat kabar dan juga berita berita di televisi” ucap
kai lantang dan pasti membuat beberapa wartawan sibuk mencatat dan yang lain
merekamnya

“aku akan lanjutkan. Gadis di sebelahku ini. seperti yang sudah kalian pikirkan gadis
disebelahku ini adalah Park Dee. Dia gadis yang ku peluk semalam dan yang fotonya
tersebar bersamaku” ucap kai lagi membuat para wartawan segera ricuh dan ramai
“aku dan dia. Kami. Kami berpacaran” ucap kai tanpa ragu lalu segera berdiri
membungkukkan badannya dan menggandeng dee pergi dari ruangan itu. seluruh wartawan
semakin ricuh dan segera bangkit dari tempat mereka mencoba mengejar kai dan dee
namun security segera menghadang mereka untuk mengejar kedua orang itu

*diluar gedung*

“HAAAAH LEGANYAA” ucap kai setengah berteriak sambil merengganggkan otot otot
dibadannya

“oppa….” Ucap dee ragu ragu

“wae?”

“apa tidak apa apa?”

“apanya?”

“memberitahu kalau kau sudah memiliki kekasih dan meninggalkan wartawan begitu saja?”

“aish! Tentu saja! Aku kan sudah memberikan jawaban yang mereka inginkan. Lagipula aku
tak mau terus menerus menyimpan rahasia terbesarku ini” ucap kai sambil tersenyum

“apa maksudmu?”

“aku tak mau menyembunyikan hubungan ini. aku tak mau menyembunyikanmu. Aku ingin
semua orang tahu dan mendukung kita. Aku ingin semua orang tahu bahwa yeoja yang
paling aku sayangi itu kau J” ucap kai lagi dan tersenyum lebar hingga kedua matanya
hilang.

Yeoja dihadapannya itu pun tersenyum dan memeluk erat namja didepannya. Ya, inilah
jawaban dari semuanya. Dari semua yang selama ini tak pernah ia ungkapkan namun
sebenarnya sangat ia tuntut dari seorang kai. Sebuah pengakuan kalau kai sudah memiliki
kekasih dan itu dirinya. Sebuah pengklarifikasian bahwa kai tidak sendiri lagi dan bahwa
mereka saling menyayangi satu sama lain.

Kai mengelus lembut rambut yeoja dihadapannnya dan merenggangkan pelukan mereka.
Berbisik ke telinga dee dengan lembut. Entah yang keberapa kali ia mengatakannya

“jeongmal saranghae, Park Dee”

Anda mungkin juga menyukai