Anda di halaman 1dari 9

DAYBOOK

12 Juli, Senin 2021


07:36 pm
Im Yours
....
Chapter 1-b
"Apa kamu tahu apa yang kamu katakan?"
Habis sudah. Kesabaran yang ditumpuknya
telah habis. Seongje benar benar geram. Dia
memberanikan diri menatap Baekjin Na yang
terlihat begitu santai. Jelas, orang sekuat dia
tak perlu merasa terancam oleh Seongje yang
bahkan belum mencapai setengah
kekuatannya. Berbeda dengan Seongje yang
harus lebih perhitungan. Salah sedikit akan
berakibat fatal baginya dan hubungannya
dengan kekasihnya, Sieun.
"Hahahaha, aku sadar dengan jelas. Aku
mencoba merebut Sieun darimu yang terlihat
sama sekali tak pantas"
"Bahkan kamu tidak pernah mengantarnya
pulang"
"Tak menemaninya"
"Sekarang kubalik, apa kamu yakin kamu
pantas disebut seorang kekasih?"
****
Kamar sunyi itu terasa lebih ramai ketika
lembaran buku dibalikkan. Dalam bantuan
cahaya lampu belajar nya, Sieun kembali
menghitung rumus rumus yang ada di buku
pelajaran nya. Mengulang kembali apa yang
dia pelajari di sekolah dan mencoba
mendalami materi yang setingkat di atas
kelasnya.
Bunyi dering ponsel mengalihkan pandangan
nya. Diliriknya nama yang tertera di ponselnya,
ah senyumnya langsung mengembang. "Halo?"
Ucap Sieun. Suaranya sedikit antusias, dia
malu ketika menyadari itu. Ah ngomong
ngomong, sudah lama sekali dia tak berbicara
dengan kekasihnya melalui telepon.
"Em, kamu dirumah?"
"Ya"
"Aku kesana, aku ingin menginap malam ini"
Menginap? Sieun tiba tiba merasakan
dadanya berdetak dengan kencang. Sudah
berapa lama? Sudah berapa lama keduanya
menjalin kasih dan baru kali ini Seongje
meminta untuk menginap. Sieun sama sekali
tak tau apa yang harus dia persiapkan untuk
menyambut kedatangan Seongje!
Ngomong ngomong, Sieun mengira bahwa
d S d k
pertemuannya dengan Seongje sore tadi akan
menjadi yang terakhir untuk beberapa bulan
kedepan. Tetapi ternyata tidak ya?
"Tentu, aku menunggu"
Ok.
Setelah sambungan teleponnya putus, Sieun
dengan cepat membereskan peralatan
belajarnya. Menaruh buku bukunya di rak
secara tak beraturan. Setelah selesai dia keluar
dari kamar dan menuju dapur. Memeriksa
apakah ada sesuatu yang dapat dimakan
untuk malam ini.
"Ah syukurlah"
Ternyata beberapa roti dan snack masih
tertata rapi di lemari kecil dapurnya. Dua cup
ramen instan pun masih ada. Kebetulan sekali
ya? Sisa dua.
"Sekarang kamar tamu" Sieun berhenti. Kamar
tamu? Untuk apa menyediakan kamar tamu?
Seongje akan tidur di kamarnya. Mereka sudah
bersama lebih dari setahun, sudah sewajarnya
kan mereka tidur satu ranjang. Apa salahnya?
Sieun juga telah menantikannya.
Segera dia membuang pikiran kotor yang tiba
tiba menembus masuk. Seongje tak akan
melakukan hal yang ada di imajinasinya, tidak
mungkin. Sieun, kamu ada ada saja.
Sepuluh menit Sieun menunggu akhirnya bel
unitnya berbunyi. Dia segera berlari ke arah
pintu dan membukanya. Disana, Seongje
berdiri, menenteng tas besar dengan logo
'Gold' di bagian atasnya. Dia tersenyum saat
melihat Sieun, setelah adegan senyum senyum
selesai, Sieun dengan cepat mempersilahkan
Seongje masuk. "Ada apa? Tumben sekali ingin
menginap" Sieun duduk di sofa ruang santai
yang terhubung langsung dengan area dapur.
Seongje pun ikut mendudukkan diri di sofa itu.
"Aku rindu, lagipula sebagai kekasih harusnya
aku rutin menginap bukan~" Sieun tertawa
mendengar perkataan Seongje. Ah sudah lama
sekali Seongje tak menggodanya seperti ini,
sejak pekerjaannya yang menyita semua
waktunya.
"Apa kamu pikir menginap itu obat? Sehingga
harus dilakukan secara rutin?" Tawa Sieun
tetap ada ketika mengatakan itu. Seongje
mengangguk antusias, "tentu itu obat! Obat
rindu~"
"Sungguh! Hahaha" Seongje tersenyum melihat
Sieun tertawa sperti itu dengan gombalannya
yang tak seberapa. Kemudian dia teringat
perkataan Baekjin Na, "Apakah dia sudah
pantas disebut seorang kekasih?"
"Apa kamu lapar? Aku punya dua cup ramen
instan"
"Selama ini kamu hanya memakan ramen
instan?" Seongje menegakkan badannya,
duduknya sedikit serong kepada Sieun. "Ya
tidak, cuman terkadang aku malas memasak
atau memesan sehingga ramen menjadi pilihan
terbaik" Balas Sieun. Ya itu benar, biasanya dia
malas memasak. Makan makanan instan lebih
baik menurutnya.
Seongje menggeleng pelan. Sungguh pacarnya
ini ternyata sering memakan makanan instan?
Pantas saja berat badannya tak pernah
bertambah! Seongje mendekat ke arah Sieun,
memeluk pinggang rampingnya dengan
posesif. Kembali lagi dia teringat akan
perkataan Baekjin Na beberapa jam lalu.
Baekjin Na menyukai Sieun? Dan ingin mengisi
posisi nya? Sungguh Seongje merasa kesal
pada dirinya sendiri yang tak langsung
memukul Baekjin Na saat itu.
Ah andai saja dia lebih kuat.
"Mm Sieun?"
"Ada apa?" Sieun menolehkan kepalanya pada
Seongje. Jarak wajah mereka sangat dekat
sehingga memberikan rasa gugup untuk
keduanya. Seongje berdehem, mengiring
kepala Sieun untuk berada di bahunya. "Aku
mencintaimu"
Detak jantung Sieun benar benar tak dapat
l k M k k d l h
mentolerir perkataan itu. Meski keduanya telah
lama terikat dalam hubungan kekasih, tetapi
adegan seperti menyatakan perasaan seperti
ini sangatlah langka. Bahkan seingat Sieun
hanya sekali, saat Seongje menyatakan
cintanya. Sieun tersenyum kecil, semakin
mendekatkan dirinya pada Seongje. "Aku jauh
mencintaimu"
Seongje ikut tersenyum. Keduanya menikmati
waktu bersama hanya saling diam seperti itu.
Merasakan detak jantung masing masing.
Seongje masih terpikir akan perkataan Baekjin
Na. Mengambil posisinya dan menemani Sieun
di setiap langkahnya.
Apa itu akan terjadi?
"Sieun, kamu tahu Baekjin Na bukan?" Seongje
ingin mengatakan semuanya dengan jujur. Dia
harus memberitahu Sieun sebelum semuanya
menjadi tak terkendali di masa depan nanti.
Sieun menoleh dan mengangguk. Dia sering
mendengar nama itu dari beberapa teman
sekolahnya dan Seongje pun pernah
menceritakan nya dulu.
"Bos mu kan?"
"Iya"
"Ada apa dengannya?"
Seongje diam. Dia menarik nafas dan
h b k D l hk
menghembuskannya. Dia menolehkan
kepalanya ke arah Sieun sehingga keduanya
saling tatap. Manik purple Seongje yang
tertutup oleh kacamata nya menatap nanar
Sieun, dia benar benar tak pernah berpikir
bahwa lelaki di hadapannya ini akan pergi
meninggalkannya.
"Dia menyukaimu"
End-Part 1
Generated by daybook.app

Anda mungkin juga menyukai