Anda di halaman 1dari 3

SHERLOCK HOLMES

1854 – 1914

Sherlock Holmes sebagaimana diilustrasikan oleh Sidney Paget

Sherlock Holmes (/ˈʃɜːrlɒk ˈhoʊmz/) adalah tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan
Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Holmes yang menyebut
dirinya sebagai seorang “detektif konsultan” ini dikenal akan ketajaman penalaran logis,
kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk
memecahkan berbagai kasus.
Holmes, yang pertama kali muncul pada tahun 1887, menjadi tokoh dalam empat novel dan
56 cerita pendek. Novel pertama yang menampilkan sosoknya, Penelusuran Benang Merah,
dimuat di Beeton's Christmas Annual pada tahun 1887. Sementara itu, novel kedua, Empat
Pemburu Harta, dimuat di Lippincott's Monthly Magazine pada tahun 1890. Tokoh ini
semakin populer setelah cerita pendeknya dimuat secara berseri di The Strand Magazine,
diawali dengan Skandal di Bohemia pada tahun 1891 yang berlanjut sampai
tahun 1927 dengan tambahan dua novel. Novel dan cerita pendek tersebut berlatar waktu
tahun 1880-an hingga 1914. Hampir semua cerita petualangan Holmes dinarasikan oleh
sahabat karibnya, dr. John H. Watson, kecuali dua yang diceritakannya sendiri (Kasus
Prajurit Berwajah Pucat dan Misteri Surai Singa) serta dua yang ditulis dengan sudut
pandang orang ketiga (Kasus Batu Mazarin dan Salam Terakhir). Dalam dua cerita, Ritual
Keluarga Musgrave dan Kapal Gloria Scott, Holmes awalnya memberitahu Watson apa yang
diingatnya mengenai kasus tersebut, lalu dikembangkan oleh Watson. Novel pertama dan
keempatnya, Penelusuran Benang Merah dan Lembah Ketakutan, masing-masing memiliki
bagian penceritaan ulang dalam sudut pandang orang ketiga serba tahu yang tidak diketahui
oleh Holmes maupun Watson.
Doyle mengatakan bahwa ia memperoleh inspirasi tokoh Sherlock Holmes dari sosok dr.
Joseph Bell yang menjadi atasannya saat bekerja di Royal Infirmary of Edinburgh,
Skotlandia. Seperti Holmes, Bell dikenal dapat menarik banyak kesimpulan hanya dengan
sedikit observasi.[1] Akan tetapi, beberapa tahun kemudian, Bell menulis surat kepada Doyle
yang isinya antara lain: “Kau sendirilah Sherlock Holmes dan kau tahu itu.”[2] Sir Henry
Littlejohn, dosen Kedokteran Forensik dan Kesehatan Masyarakat di Royal College of
Surgeons, juga dianggap sebagai sumber inspirasi tokoh Holmes. Littlejohn bekerja sebagai
dokter bedah kepolisian dan petugas medis di Edinburgh yang memberikan jalan bagi Doyle
untuk menghubungkan pemeriksaan medis dengan pemecahan kasus.[3]
Rincian kehidupan Holmes di luar petualangannya yang diceritakan oleh dr. Watson hanya
sedikit dan jarang diketengahkan dalam karya Doyle. Akan tetapi, sedikit rincian awal
kehidupan dan keluarga besar Holmes itu telah dapat menyusun biografi sederhana sang
detektif.

Perkiraan usia Holmes dalam kisah Salam Terakhir menunjukkan bahwa ia lahir pada tahun
1854, tepatnya pada tanggal 6 Januari.[4] Kisah tersebut berlatar waktu bulan Agustus 1914
saat Holmes telah berusia 60 tahun.

Holmes mengatakan bahwa ia pertama kali mengembangkan metode deduksinya untuk


memecahkan kasus saat masih mahasiswa. Kasus pertamanya sebagai detektif amatir datang
dari temannya sesama mahasiswa.[5] Menurut Holmes, yang mempengaruhinya untuk
memilih profesi sebagai detektif adalah ayah seorang teman kuliahnya.[6] Profesi itu
ditekuninya selama enam tahun setelah lulus kuliah sampai akhirnya Holmes kesulitan
keuangan sehingga harus patungan sewa kamar dengan Watson. Saat itulah kisah petualangan
Holmes dimulai.

Sejak 1881, Holmes menyewa kamar di Baker Street 221B, London, sebagai tempat tinggal
sekaligus tempat praktiknya. Hingga kedatangan Watson, Holmes bekerja sendiri, sesekali
mempekerjakan agen yang berasal dari masyarakat kalangan bawah, meliputi sejumlah
informan dan sekelompok anak jalanan yang disebutnya “Baker Street Irregulars” (laskar
anak-anak jalanan Baker Street). Anak-anak jalanan itu muncul dalam tiga cerita, yaitu
Penelusuran Benang Merah, Empat Pemburu Harta, dan Si Bungkuk.

Hanya ada sedikit keterangan mengenai keluarga Holmes. Orang tuanya tidak pernah
disebut-sebut dalam cerita, ia hanya pernah menyatakan bahwa dirinya merupakan keturunan
tuan tanah pedesaan. Dalam kisah Penerjemah Bahasa Yunani, Holmes mengatakan bahwa
paman buyutnya adalah Horace Vernet, seorang seniman Prancis. Kakaknya yang lebih tua
tujuh tahun, Mycroft, adalah pejabat pemerintah yang muncul dalam tiga cerita, yaitu
Penerjemah Bahasa Yunani, Kisah Penutup, dan Kasus Pencurian Rancangan Kapal Selam
Bruce-Partington, serta disebutkan dalam satu cerita, Petualangan di Rumah Kosong.
Pekerjaan Mycroft cukup unik karena ia hanya bertindak sebagai juru pengingat atau kamus
berjalan bagi segala aspek kebijakan pemerintah. Mycroft dideskripsikan jauh lebih berbakat
daripada Holmes dalam hal observasi dan deduksi, tetapi tidak memiliki kemauan dan
stamina sekuat Holmes. Kakak Holmes itu dikisahkan lebih suka menghabiskan waktunya
bersantai-santai di Klub Diogenes..

Holmes (Kanan) dan Watson oleh Sidney Paget

MOTIVASI
Saya sangat menyukai cerita dengan genre misteri detektif, sehingga cerita karya Sir Arthur
Conan Doyle ini pun tak bisa Saya lewatkan. Cerita Detektif Sherlock Holmes ini merupakan
sebuah cerita paling populer pada masanya bahkan hingga sekarang ini. Hal tersebut
disebabkan oleh kepiawaian Sir Arthur Conan Doyle dalam mengemas kasus menjadi alur
cerita yang menegangkan dan juga seru. Hal lainnya yang membuat cerita Sherlock Holmes
terkenal adalah tokoh utamanya sendiri. Dalam novel ini, Sherlock digambarkan sebagai
seorang detektif jenius yang sangat berambisi pada kasus-kasus yang menyita perhatiannya.
Ia akan sangat sabar menghadapi kasus yang ia tangani dan dengan cepat menuntaskannya.
Hal yang memotivasi Saya untuk membaca biografi dari Sherlock Holmes sendiri
dikarenakan karena pengaruh Holmes dalam beberapa periode kehidupan Saya. Bagi saya,
Holmes merupakan role mode sekaligus sosok yang berpengaruh besar terhadap sebagian
pemikiran saya. Holmes, bagi Saya merupakan sebuah teladan dan sumber semangat. Hal itu
berkat kejeniusannya dan ambisiusnya yang entah mengapa terasa begitu menular.
Saya sangat mengagumi sosok Holmes dan itupula alasan mengapa Saya -sampai saat ini-
masih senantiasa mengikuti cerita-ceritanya dan mengangkat namanya sebagai topik dalam
tugas teks Biografi Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai