PROPOSAL
Oleh :
Nadya Utami Maharani
1758011011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ii
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Dr. dr. Khairunnisa Berawi, S. Ked., M. Kes., AIFO Dr. dr. Johns Fatriyadi Suwandi, S. Ked.,
NIP. 197402262001122002 M. Kes
NIP 197608312003121003
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi (Fitrah, 2013). Menurut World Health
tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka prevalensi gizi kurang dan
2013).
Identifikasi status gizi pada anak-anak sangat penting, karena gizi kurang
(Gibson, 2005).
2
dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang
badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang
pendek). Anak pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang anak sudah
diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan
Kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi
masa ini merupakan proses terjadinya stunting pada anak dan peluang
ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang
(Andriani, 2012).
(WHO, 2012).
Stunting pada anak perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat
bahasa (p< 0,001), ada hubungan antara stunted dan motorik kasar (p<0,001)
dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya
fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh
antara lain, perawakan pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature)
Kualitas kemampuan motorik kasar pada masa 3 tahun pertama anak dapat
dipengaruhi oleh beberapa aspek kehidupan antara lain aspek biologis, aspek
fisik, aspek psikososial dan aspek keluarga. Masa tersebut merupakan masa
rawan, karena gangguan yang terjadi pada masa ini dapat menyebabkan efek
otot belum berkembang, hal ini terjadi pada anak yang mengalami gangguan
yang agak lambat, sebelum anak dalam kondisi normal, tidak mungkin ada
koordinasi saraf-saraf otot yang baik, fungsi penglihatan yang akurat dan
indikator yang baik dari intelegensi di kemudian hari. Bila ada gangguan
kemampuan tangan dan jari-jari (koordinasi antara mata dan tangan untuk
memanipulasi lingkungan.
perkembangan motorik anak. Oleh karena itu perlu adanya suatu penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
(WHO, 2014). Pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted) adalah
status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur
digunakan pada anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur dengan posisi
tambahkan 0,7 cm. Hal ini berbeda dengan ukuran TB yang digunakan pada
anak umur > 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri, jika diukur dengan
2011).
masalah gizi pada balita, di antaranya wasting, anemia, berat badan lahir
indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur
Menilai status gizi anak dapat menggunakan tinggi badan dan umur yang
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi
(Saputra & Lyndon, 2014). Dampak dari BBLR dapat berupa gagal
Djaimin, 2011).
yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke VIII
rendah, jatuh sakit dan akan semakin kurang gizi, sehingga mengurangi
ini seluruh anak stunting yang sakit selama satu bulan terakhir
tabulasi silang, anak yang menderita sakit infeksi dengan asupan energi
rendah diperoleh hampir seluruh anak stunting sebanyak 92% (23 anak)
dan hampir separuh 48% (12 anak) menderita sakit infeksi dengan
anak.
10
majalah, surat kabar, televisi, radio ataupun lainnya, maka hal itu dapat
aktif dan tanggap dalam mencari informasi tentang gizi anak dari media
2.5 Motorik
(Depdiknas, 2007)
anak lebih dulu dari pada motorik halus. Karena anak belum
Endang, 2007)
lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih
badan yang tinggi dan otot yang kasar akan lebih cepat menguasai
Halus
Bahasa
2.8 Hipotesis
H0:
stunting
H1:
BAB III
METODE PENELITIAN
cross secional yaitu pengumpulan data yang menyangkut variabel bebas dan
3.2.1 Tempat
3.2.2 Waktu
2021
3.3.1 Populasi
Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah balita stunting dan
2
Z ∝ √ 2 PQ +Z β √ P 1 Q 1 + P2 Q2
n1 =n2= ( P1−P2 )
Keterangan:
2
1,96 √2∗0,12∗0,88+ 0,84 √ 0,22∗0,78+ 0,02∗0,98
n1 =n2= ( 0,22−0,02
2
)
1,96 √0,2112+ 0,84 √ 0,1912
n1 =n2= ( 0,2 )
0,882+ 0,3612 2
n1 =n2= ( 0,2 )
1,2432 2
n1 =n2= (0,2 )
=6,2162
n1 =n2=38,6
17
berdasarkan SD samapi 2
tinggi badan SD
terhadap umur
< -2SD
Variabel Perkembangan KPSP Menggunakan Kategorik
Penyimpangan
19
b. Microtoise
d. Alat tulis
e. Kit, terdiri dari bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5cm
1. Informed Consent
dari usia anak. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan
umur anak
ditanyakan kepadanya
berikutnya
Jumlah jawaban YA
perkembangannya (S)
Sampel Balita
Screening Perkembangan
Motorik dengan KPSP
Penginputan Data
a. Editing
b. Coding
bilangan.
c. Data Entry
sesuai kategori yaitu sistem motorik kasar dan motorik halus pada
balita
d. Cleaning
SPSS untuk mengolah data yang diperoleh, lalu akan dilakukan dua
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
dilakukan uji Chi Square, maka dilakukan uji alternatifnya yaitu uji
Penelitian ini akan mengajukan surat izin etika (Ethical Clearance) kepada
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media.
Dahlan, MS. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Ernawati, Fitrah. (2013). Pengaruh Asupan Protein Ibu Hamil dan Panjang Badan
bayi Lahir Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12 bulan di
kabupaten Bogor (Effect of The Pregnant Women’s Protein Intake and Their
Baby Length an Birth To Incidence of Stunting Among Children Aged 12
Months In Bogor District). Jurnal Penelitian Gizi dan makanan. 36 (1), 1-
11.
Fikawati S, Syafiq A. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu
Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini di Indonesia. Makara kesehatan.
14(1): 17-24
25
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
Direktur Bina Gizi
Narendra, M., Sularyo, T., & Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto.
Saputra, Lyndon. 2014 Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tanggerang: Bina
Aksara
Sihadi & Djaiman, S., P., H. (2011). Peran Kontekstual Terhadap Kejadian Balita
Pendek di Indonesia. Peneliti Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan. Kemenkes RI
26
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Depdiknas
WHO. 2005. Nutrition in adolescence - Issues and Challenges for the Health
Sector
WHO. 2014. WHA global nutrition targets 2025: Stunting policy brief. Geneva:
World Health Organization