~Jika aku berarti bagimu, jagalah perasaanku. Namun jika aku bukan apa-apa bagimu,
angaplah aku hanya bayangan yg kelak akan lenyap saat mentari kehilangan sinarnya.~
Part of series.
Happy Reading~
Matamu menerawang kearah seorang namja yg tengah melantunkan sebuah lagu indah
diatas panggung. Suara bariton khas miliknya sangat menghanyutkan dan menenangkan.
Namun tak seperti biasanya. Perasaanmu kini tak karuan. Ada sesuatu yg menggelitik ulu
hatimu hinggz resah berkepanjangan. Kau hanya berdoa semoga ini bukanlah suatu
pertanda buruk.
Saat lagu berakhir kau tersenyum sekilas kearah namja yg 1 tahun ini menjadi
penyemangatmu saat terpuruk dan menjadi sandaranmu saat bersedih. Meski keluargamu
tak lagi lengkap namun cinta darinya melengkapi senyummu.
***
"Kau tak apa, sayang? Kau terlihat resah." Kau mengalihkan pandanganmu dari luar
jendela mobil lantax menatap Yesung yg tengah menyetir. Kau menggelengmpelan.
Yesung menghentikan mobilnya di depan gerbang sebuah rumah mewah bergaya klasik.
Kau menatap Yesung lantas menggenggam tangannya erat.
"Saranghae oppa." entah mengapa kau sangat ingin mengatakannya pada Yesung. Namja
tampan itu tersenyum.
Perasaanmu kembali resah saat memasuki rumahmu. Sepi seperti biasanya dikarenakan
disini kau tinggal bersama eommamu saja. Appamu telah tiada karena penyakit jantung
sebulan yg lalu.
"Eomma." kau panggil eommamu. Dan kau temui wajah cantiknya didapur, tengah
menyiapkan makan malam mungkin.
"Sudah pulang, nak? Makan malamlah dulu." ia tersenyum. Kau langsung memeluknya. Kau
rasa ada yg berbeda dg senyumnya.
"Eomma tak apa? Sejak tadi perasaanku tak enak. Semoga tak terjadi apa2." eommamu
kembali tersenyum.
***
"Namkormu-ah."
Kau menoleh menatap eommamu yg berdiri di ambang pintu. Air wajahnya menyiratkan
penyesalan. Iq menghampirimu dan memelukmu. Kau menatapnyz bingung.
"Jika kau mencintai Yesung, pergilah dari sini!" kau ternganga. Apa gerangan yg membuat
eommamu seperti ini?
"Eomma!"
"Appamu bangkrut, nak! Dan dia menyetujui sebuah perjanjian agar kita tetap hidup
hingga saat ini."
"Perjanjian itu adalah sebuah perjodohan. Eomma tak ingin kau terluka & mengorbankan
cintamu, sayang."
"Eomma tak ingin kau mengorbankan cintamu dg orang yg telah kau pilih. Pergilah!"
"Lalu eomma?" matamu memanas.
"Eomma pikir aku tega meninggalkan eomma? Eomma adalah orang yg sangat berharga
dihidupku. Eomma, kita cari jalan keluarnya bersama2 ya?" kau memeluk eommamu
berusaha menenangkannya. Kini pikiranmu melayang ke seseorang. Ya, Yesung. Apa yg
akan kau lakukan? Kau sangat mencintai namja itu.
***
Kau berjalan menuju ruang kesenian. Disinilah biasanya tempat favorit Yesung saat tak ada
mapel kuliah. Dan benar, ia tengah duduk manis disudut ruangan. Kau menghampirinya
perlahan dan menutup matanya. Ia diam.
"Kau tak ada kuliah hari ini. Apa kau merindukanku sehingga datang ke sini, heum?" kau
memutar mata.
"Oppa tau saja." kau duduk disamping Yesung dan menatapnya yg masih fokus pada
bukunya.
"Oppa..."
"Heum?"
"Kau ada masalah? Ceritakanlah. Kita cari solusinya, ok?" Yesung mengelus rambutmu. Kau
sungguh tak tega menyakiti perasaanya. Tapi cepat atau lambat dia pasti tau dg segala
kemungkinan terburuknya.
"Aku... Aku harus memenuhi sebuah perjanjian yg dibuat oleh mendiang appaku, oppa."
Kau meraih jemari Yesung dan menggenggamnya. Matamu terpejam membuat airmata yg
kau tahan menetes.
"Aku dijodohkan, agar perusahaan appaku tetap berjaan, dan agar aku serta eomma bisa
bertahan hidup."
Hening.
Airmatamu semakin deras namun genggaman tanganmu tak terlepas. Kau merasakan ada
yg menghapus airmatamu. Dan Yesung memelukmu erat.
"Pergi dari sana! Kau dan eommamu bisa tinggal dg keluargaku. Aku akan meminangmu
secepatnya."
Kau semakin terisak dan menenggelamkan kepalamu didadanya. Tak kau sangka cintanya
begitu besar terhadapmu. Apakah Tuhan mengirin cobaan ini untuk menguji cinta kalian?
"Oppa.."
"Oppa.. Aku tak mau keluarga oppa terlibat. Apakah sebegitu mudahnya kita mengingkari
perjanian itu? Aku dan eomma akan dituntut, aku juga tak mau mengusik ketenangan appa
disana. Kenapa sulit sekali utk hidup tenang?"
"Sampai aku bisa membalikkan keadaan, aku akan kembali padamu dan bisa bebas dari
perjanjian itu."-
Yesung tak mengerti jalan pikirmu. Ia melepas pelukanmu dan menatapmu tajam.
"Pukul aku, siksa aku. Apapun asal oppa jgn membenciku. Selamanya aku mencintaimu,
oppa. Takkan pernah berubah,
Kumohon."
***
Kau menatap kosong kedepan. Rasanya sesak didadamu tak pernah hilang. Semenjak saat
itu Yesung menyetujui permintaanmu. Namun ia berban. Kau paham, hati pria mana yg tak
sakit saat cintanya diduakan. Namun kau tak bermaksud begitu.
Cintamu hanya utk Yesung, hanya ragamu terikat dg orang lain. Kau menghela nafas lantas
bangkit dari dudukmu saat kau lihat sepasang suami istri berpenampilan glamor mendekat
ke meja kau dan eommamu, dg seorang namja mengekor dibelakangnya.
"Selamat malan Tuan dan Nyonya Cho, silahkan duduk."
Kau melempar senyum tipis, menunduk tanpa memandang wajah ramah mereka. Rasanya
membuat hatimu semakin sakit.
Kau melirik sekilas kearah namja yg tengah tersenyum padamu. Kau segera mengalihkan
pandangan walau terkesan tak sopan. Namun kau memilih tutup telinga dg apa yg mereka
bicarakan. Inikah seseorang yg Tuhan kirim utk merenggut kebahagiaanmu?
***
"Eomma, aku be...rangkat." kau menghentikan langkahmu di dua anak tangga terakhir.
Matamu bersiborok dg mata onyx namja yg kini tersenyum kearahmu.
"Kyuhyun akan mengantar dan menjemputmu mulai saat ini, sayang. Ini permintaan
Ny.Cho."
"Maaf jika permintaan eommaku sedikit membuatmu tak nyaman." sambung Kyuhyun
sopan. Mulutmu terbuka dan menutup mencoba mencari kata2 yg tepat utk
mendeskripsikan kekesalanmu.
"Well, sama sekali tidak." kau mengecup pipi eommamu dan berjalan mendahului
Kyuhyun. Rasanya airmatamu memaksa utk keluar dipagi hari ini.
"Terimakasih." balasmu kaku. Semenjak hari itu Yesung sama sekali tak menghubungi
ataupun menemuimu. Kau tahu mungkin ia masih butuh waktu. Kau menghela nafas kasar.
Kyuhyun yg menyadari hal itu hanya menatapmu sendu, bahkan kebersamaan kalian
diliputi keheningan.
***
Kau berada di ruang kesenian, lagi. Beberapa hari ini kau selalu mampir kesana utk
menunggu Yesung, namun nihil. Ia sama sekali tak ada.
Kau menghembuskan nafas kasar setelah 3 jam menunggu Yesung. Kau menghapus
airmatamu dan beranjak dari sana. Tanpa kau sadari seseorang merosot dibanik pintu
seraya memegang dadanya yg terasa sesak melihatmu begitu setia menunggunya. Ya, dia
Yesung.
***
Kau tak menghiraukn Kyuhyun dn langsung memasuki mobil mewah itu, menatap kosong
kedepan.
Kyuhyun melajukan mobilnya dg kecepatan sedang. Hingga kau sadari bahwa Kyuhyun tak
membwamu langsung pulang ke rumah.
"Kita akan kemana? Ini bukn jalan menuju rumahku." kau menatap tajam Kyuhyun. Dan
pemuda kelewat tampan itu hanya tersenyum.
"Tenanglah. Kita jalan2 sebentar." jawab Kyuhyun dg senyum. Kau melempar tubuhmu dg
kasar disandaran mobil.
***
Kau memandangi sekitar, padang rumput dan semilir angin sedikit membuat suasana
hatimu yg buruk berangsur membaik.
"Teriaklah sepuas hatimu, jgn kau pendam kekesalanmu dan melampiaskannya kepadaku.
Aku akan memberimu waktu."
"AAAAA!!"
"AAAAAAAAA!!!"
Kau jatuh trerduduk, membiarkan air matamu mengalir deras.
***
"Ada yg ingin kusampaikan." ucap Kyuhyun saat kau melepas seatbelt. Kau menatapnya yg
tengah mengambil nafas.
Mulutmu terbuka hendak mengatakan sesuatu. Alih2 bersuara kau malah membuka pintu
mobil dg gerakan cepat lantas menutupnya keras.
"Terserah!" teriakmu dari luar mobil. Kau tak habis pikir dg namja itu, apa maksud
pemuda itu. Sejenak membuatmu merasa tenang, namun sekarang membuat perasaanmu
kacau lagi dan lagi.
Disisi lain, Kyuhyun telah memasuki rumah mewahnya lantas langsung melangkah
menghampiri Ny.Cho di ruang santai.
"Eomma."
"Kenapa eomma melakukan ini? Namkormu masih belum bisa menerimaku, sekarang haru
tinggal serumah dg ku. Apa eomma pikir ini mudah?"
Ny.Cho terkekeh pelan lantas mengelus punggung anak semata wayangnya itu.
"Nak, kalau eomma tak bertindak, takkan ada kemajuan. Lagipula kau sudah lama
menyukainya kan? Anggap eomma hanya membantumu, itu saja."
"Tapi eomma.."
"Sst, sudahlah. Sebaiknya sekarang kau tidur. Besok ajak namkormu ke apartemen baru
kalian." tutur eomma Kyuhyun dg mata berbinar. Kyuhyun hanya mengangguk menuruti
keinginan eommanya yg terkesan eksrtrim.
Kyuhyun bangkit menuju kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya diranjang dan menatap
langit2 kamar. Senyumnya terkembang mengingat wajah cantikmu. Ia menggersah pelan.
Kau mengawasi ruang apartemen yg luas dan mewah. Kau berjalan ke balkon depan
melihat keramaian kota elit Cheongdamdong dari sini. Tiba2 kau teringat sesuatu tentang
Cheongdamdong. Cafe Yesung.
Satu tempat yg kau tuju tak jauh dari sana. Kau berlari melewati kerumunan orang yg
tengah sibuk dg aktifitas masing2.
Langkahmu terhenti. Kau mengatur nafas dan melangkah pelan menuju Cafe bernuansa
cokelat putih ditengah pusat kota. Saat masuk, kau mengawasi sekitar. Tatapanmu tertuju
pada panggung ditengah cafe. Kosong. Hatimu mencelos, tentu saja, ini masih pagi. Yesung
akan bernyanyi saat malam.
Kau melangkah terseok menuju kursi disudut ruangan hingga seorang pelayan
menghampirimu. Kau memicing memandangnya.
Cut~
Part 13
"Yesung oppa!"
***
"Maaf karena selama ini aku tak mengertimu. Aku baru menyadari bahwa aku tak bisa
tersenyum tanpamu. Aku minta maaf karena telah meninggalkanmu. Saranghae."
"Nado saranghae, oppa."
***
TRING
Kyuhyun berdecak kesal lantas memeriksa kolong tempat tidur. Ia merayap kedalam
kolong dan meraih benda mungil yg terjatuh dari tangannya.
"Huft, syukurlah tak hilang. Kalau hilang eomma pasti akan membunuhku." gumam
Kyuhyun seraya tersenyum.
Cut~
Part 14
Kau memasuki apartemenmu dan Kyuhyun dg perasaan bahagia. Meskipun banyak
masalah yg menghantui otakmu, namun kau bisa sedikit tersenyum.
"Yeoppo."
Kau mencari sumber suara dan mendapati Kyuhuun tengah memandangmu seraya
tersenyum.
"Kau sangat cantik saat tersenyum, kemana perginyz senyum itu beberapa hari belakangan
ini?" tanya Kyuhuun seraya menghampiri sofa.
Kau bangkit hendak keluar namun Kyuhyun telah berada diambang pintu.
"Jg khawatir, kamar kita terpisah. Kita takkan tidur seranjang sebelum mengucapkan janji
pernikahan."
Cut~
Part 15
Tutur kata Kyuhyun sangat lembut, ia tersenyum meskipun tadi kau menyakiti
perasaannya.
Lututmu melemas melihat senyum malaikat itu, jantungmu berdebar begitu kencang kala
mata kalian bersiborok.
Kyuhyun menutup pintu kamarmu. Kau kembali terduduk di pinggir ranjang sembari
menyentuh dadamu.
***
"Aku akan menjemputmu seperti biasa." teriak Kyuhyun saat kau keluar dari mobilnya dan
melangkah menuju koridor. Kau mendengus sebal. Namun kekesalanmu sirna seketika saat
kau dapati seorang namja tampan menyambutmu dg senyum terbaiknya. Kau langsung
menghambur kedalam pelukannya.
"Yesung oppa!" kau tersenyum dalam pelukannya. Yesung mencubit pelan hidungmu. Kau
pura2 kesal dg mempoutkan bibirmu.
"Nanti kau ada acara?" tanya Yesung yg merangkulmu sembari menyusuri koridor menuju
kelas.
Cut~
Part 16
"Terserah yg penting hanya kita berdua." jawabmu seraya tersenyum. Yesung mengecup
bibirmu sekilas.
"Ya, kupastikan hanya kita berdua." ucap Yesung meyakinkanmu. Kau tersenyum lantas
memeluk pinggangnya erat.
***
"Mungkin ia masih ada pelajaran tambahan. Hwaiting Cho Kyuhyun! Calon istrimu tengah
menuntut ilmu! Hwaiting!" gumam Kyuhyun mnyemangati dirinya sendiri.
***
Disisi lain..
Kau dan Yesung tengah menikmati waktu kalian dg bernyanyi di Cafe Yesung. Berulangkali
ponselmu bergetar menandakan panggilan masuk. Namun kau tak tahu dan tetap
bernyanyi bersama Yesung tanpa ada rasa bersalah, terhadap ia yg tetap setia
menunggumu diluar sana.
Cut~
Part 17
22.30 KST
Kau terbangun dari tidurmu saat suara petir terdengar begitu keras. Kau mengawasi
kamarmu yg gelap lantas segera meraih ponsel yg kau letakkan di nakas.
Kata2 Kyuhyun pagi tadi kembali terngiang dikepalamu. Kau langsung menyibakkan
selimutmu dan bergegas menuju ke kamar Kyuhyun.
Kau buka pintu kamar Kyuhyun perlahan. Kau bernafas lega saat melihat Kyuhyun terlelap
di ranjang. Tanpa berpikir buruk kau langsung menutup pintu kamar Kyuhyun dan kembali
menuju kamarmu.
Tanpa kau ketahui bahwa Kyuhyun tengah menahan dingn yg seolah menusuk tulangnya.
Kyuhyun tetap menunggumu walau hari beranjak gelap dan hujan telah turun. Hingga
akhirnya ia menyerah dan memutuskan utk pulang. Ia langsung menuju ranjang dg pakaian
yg sangat basah akibat guyuran hujan.
Cut~
Part 18
Kyuhyun bahkan tersenyum saat tadi kau mengecek kamarnya, memastikan bahwa ia telah
pulang. Sebenarnya, banyak hal yg tak kau ketahui.
***
Belum sampai kau melangkah, suara batuk seseorang menginterupsi. Kau menajamkan
pendengaran dan mendapati suara batuk tersebut berasal dari kamar Kyuhyun. Tanpa
pikir panjang kau langsung menuju kamar Kyuhyun.
Betapa terkejutnya kau saat melihat Kyuhyun yg tengah berbaring di ranjng. Kau
mendekatinya dan melihat lebih jelas wajah Kyuhyun.
Pucat.
Kau melempar tasmu dan duduk dipinggir ranjang. Tanganmu terulur utk menyentuh dahi
Kyuhyun.
Dahinya panas, pipi dan lehernya juga panas. Kau panik seketika.
"Kyu, Kyuhyun-ssi.."
Cut~
Part 19
"Kyu, Kyuhyun-ssi.." panggilmu seraya menepuk pelan pipi Kyuhyun. Namja itu membuka
mata perlahan, matanya pun memerah.
"Astaga Kyu! Kau sakit!" kau hendak beranjak namun Kyuhyun menahan tanganmu. Kau
memandangnya.
***
"Tuan muda hanya demam biasa. Apakah semalam Tuan muda hujan2an?" tanya dokter
Park seraya terkekeh pelan. Kau masih mengawasi wajh pucat Kyuhyun.
"Pastikan tuan muda mendapatkan nutrisi yg cukup dan menghabiskan obat yg saya
berikan. Saya permisi, Nona muda."
Kau mengangguk dan mengantar kepergian dokter Park. Tiba2 ponselmu berdering.
"Kau dimana, chagi? Kenapa tak masuk kuliah?" tanya seseorang diseberang telepon,
Yesung.
"Oh, em-aniy oppa, kerabatku ada yg sakit, jadi kuputuskan utk menjenguknya. Hehehe.."
dustamu pada Yesung.
Cut~
Part 20
Sambungan telepon terputus dan kaj menghampiri Kyuhyun. Kau menatap wajah polosnya
yg tengah terlelap. Kau menggleng pelan, apa mungkin Kyuhyun kemarin benar2
menunggumu hingga kehujanan dan sakit seperti ini? Ah, kau mengusap wajahmu kasar.
Kau menganggap Kyuhyun sangat bodoh karena melakukan hal tersebut. Tapi sebenarnya
bukan bodoh, hanya kau yg tak mengerti perasaannya, itu saja.
***
"Makanlah, lalu minum obat." ucapmu berusaha acuh walau sebenarnya kau mulai
mengkhawatirkannya.
"Buka mulutmu." perintahmu. Kyuhyun menurut dan melahap sesuap demi sesuap bubur
melalui suapanmu. Ia tersenyum tipis membuatmu salah tingkah.
Cut~
Part 21
Kau terhenyak dg pernyataan Kyuhyun. Baru kau sadari bahwa bukan hatimu saja yg
tersakiti, tapi perasaanya juga yg mjd korban.
***
CEKLEK
Kau melangkah perlahan memasuki kamar Kyuhyun dan mendapati namja itu tengah
bersandar di dashboard ranjang. Melihatmu mendekat, ia tersenyum.
"Ayo kuantar."
"Tak usah memaksakan diri. Aku akan pergi sendiri. Kau masih sakit, ok."
"Maaf." ucapnya. Kau mengangguk dan melangkah keluar dari kamar Kyuhyun. Setelah
menutup pintu, kau sentuh dadamu yg berdebar hebat saat tangan kalian tadi bersentuhan.
Cut~
Part 22
Kau melangkah dg tatapan kosong menuju kelas pertamamu, entah apa yg membuatmu
seperti ini. Perasaan bersalah, mungkin.
"Chagii.."
"Eoh, kau bosan? Apa kita perlu jalan2 lagi?" tanya Yesung seraya mengelus pipimu.
"Jinjja?" tanyamu antusias, tiba2 kau teringat akan Kyuhyun dan wajahmu kembali murung.
Sekarang kau hanya ingin waktu saat ini berjalan dg cepat dan langsung pulang ke
apartmenmu dan Kyuhyun.
Em, ini tak salah kan?
***
"Sudah pulang?"
Kau mendongak dan memandang Kyuhyun sejenak lantas kau langsung menuju kamarmu.
Langkahmu terhenti, kau berbalik dan menatap Kyuhyun yg tengah menonton televisi. Ada
apa gerangan ibumu datang kesini?
Cut~
Part 23
"Aku tak tahu. Amplopnya ada dikamarmu." ia menoleh dan tersenyum. Kau langsung
menuju kamarmu.
Sesampainya dikamar kau langsung menuju nakas, tak ada amplop apapun. Lalu
pandanganmu tertuju ke ranjang. Disana tergeletak sebuah amplop cokelat. Kau langsung
meraihnya.
'Nak, kuharap kau baik2 saja. Eomma mengirim surat ini karena pikir kau ada dirumah dg
calon suamimu. Eomma hanya berpesan jg pernah menyakiti hati seorang namja yg tulus
mencintaimu. Kelihatannya dia anak yg baik. Jagalah perasaanya jika kau benar2
mencintainya. Semoga kau sehat selalu. '
Kau membaca surat dari ibumu berulang2. Kau mengerutkan dahi dan menghela nafas.
"Eomma, apa yg harus kulakukan." gersahmu pelan. Kau menuju kamar mandi dan segera
membasuh dirimu yg kau rasa sangat lelah.
***
Kyuhyun bersenandung kecil seraya masih fokus ke layar televisi. Sesekali ia terbatuk
membuatmu sedikit tersenyum.
Kau menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan. Ia terkejut.
Cut~
Part 24
"Akan kusiapkan makan malam. Tunggulah sebentar." ucapmu lantas menuju dapur seraya
menggelengkan kepala.
"Eh, kenapa kau disini?" tanyamu saat Kyuhyun duduk di kursi makan.
"Hanya melihat calon istriku berkutat dg alat2 dapur." ia tersenyum. Kau melipat kedua
tanganmu didepan dada.
"Jangan memanggilku 'calon istri'mu. Aku tak suka."
"Sini."
Kau mematung saat tangan Kyuhyun merapikan rambutmu dan mengikatnya sehingga tak
lagi menghalangi. Kau menatapnya yg tengah tersenyum manis,
"Terimakasih." balasmu. Kau kembali melanjutkan aktifitasmu dan Kyuhyun duduk di
kursinya, mengawasimu seraya tersenyum penuh arti.
Cut~
Part 25
Kau menghidangkan beberapa jenis makanan di meja makan lantas duduk berhadapan dg
Kyuhyun.
"Jg makan makanan yg pedas dulu. Kesehatanmu masih belum pulih." ucapmu seraya
menyodorkan semangkuk bubur dg isi sayuran dan daging suwir. Kyuhyun merengut.
"Kenapa?"
Kyuhyun meraih tissue dan mengelap sudut bibirmu yg terdapat sisa saus. Ia
memandangmu seraya tersenyum. Dari jarak dekat, ketampanannya sungguh semakin
mempesona.
"Cha, sudah bersih." ia kembali duduk dikursinya. Kau menghela nafas dan melanjutkan
makanmu. Kau hanya berharap ia tak dengar debaran jantungmu.
Cut~
Part 26
"Kau akan mengantarku? Apa kau sudah merasa baikan?" tanyamu saat Kyuhyun kau lihat
ia telah berpakaian rapi.
"Iya, aku juga akan masuk ke kantor. Kulihat perusahaan mendiang abeonim juga sedikit
meningkat." kau tersenyum sekilas mendengar bahwa perusahaan appamu semakin
membaik. Tanpa kau tahu Kyuhyun tengah memperhatikan senyummu yg menurutnya
sangat manis.
Kau mengawasi kepergiannya. Lama kelamaan kau tak tega terus2an menyakiti perasaanya
dg perilaku dan kata2mu. Tapi kau juga tak bisa menerima Kyuhyun begitu saja. Masih ada
Yesung. Dan ingat tujuan utama kau menerima perjodohan ini hanya utk merebut kembali
perusahaan mendiang appamu, setelah itu kau akan kembali kepada Yesung.
Kau menggersah, oke hidup ini mudah, hanya orang2nya saja yg pada ribet. Oke kan.
Cut~
Part 27
Kau dan Yesung kini berada di ruang kesenian. Sesekali kau tertawa melihat tingkah konyol
namja itu. Kau menatap ponselmu yg bergetar menandakan panggilan masuk. Kau
mengangkat panggilan itu.
"Yeoboseyo?" sapamu seraya memandang kearah Yesung yg tengah menyelipkan anak
rambutmu dibelakang telinga.
"..."
Namun Yesung tak tinggal diam. Ia mengikuti langkahmu yg menuju gerbang kampus
depan. Ia mengawasimu dari jauh.
Saat kau dan Kyuhyun memasuki mobil dan meninggalkan area kampus, Yesun menghela
nafas. Ia tersenyum miris.
"Semoga cintamu tak berpaling dariku, namkormu-ah. Jika sudah saatnya, kembalilah
kepadaku seperti dahulu."
Cut~
Part 28
"Kau mau mengunjungi eommanim?" tanya Kyuhyun sesaat kalian menyusuri jalanan
Seoul. Kau menatapnya tak percaya.
"Jinjja?" Kyuhyun mengangguk. Kau memandangnya, tak mengerti jalan pikir Kyuhyun.
Lalu bagaimana jika Kyuhyun benar2 jatuh cinta padamu? Tegakah kau menyakitinya saat
kau meninggalkannya kelak?
***
"Eomma!" kau menghambur memeluk eommamu yg tersenyum. Ia mencubit pelan
hidungmu.
"Hey, putri eomma datang. Masuklah nak Kyuhyun." ucap eommamu ramah. Kyuhyun
tersenyum saat melihatmu bergelayut manja dibahu eommamu. Kalian berdua menuju
ruang keluarga.
"Kenapa datang tak bilang eomma lebih dulu?" tanya eommamu seraya membawz
senampan minuman utk mu dan Kyuhyun.
"Mendadak eomma, akupun tak tahu kalau akan kesini." jawabmu asal. Eommamu
memandang Kyuhyun.
"Jadi kau mengajak putriku kesini, Kyu?" Kyuhyun mengangguk mengiyakan pertanyaan
eommamu. Beliau tersenyum.
Cut~
Part 29
Kini kau, Kyuhyun, dan eommamu berada di ruang makan. Kyuhyun bercerita kepada
eommamu bagaimana masakanmu yg begitu lezat bahkan saat ia tak suka sayuran
sekalipun. Eommamu tersenyum penuh arti.
"Sebaiknya kau ajak Kyuhyun jalan2, sayang." eommamu mengedipkan sebelah mata. Kau
melangkah mendahului Kyuhyun menuju kamarmu.
Kau meletakkan tasmu dinakas dan menuju balkon. Kyuhyun mengawasi seisi kamarmu yg
rapih dan tertata banyak buku di rak samping tempat tidur.
"Kajja, kita jalan2 mencari udara segar sebentar." ajakmu pada Kyuhyun. Kyuhyun
mengikuti langkahmu dan melupakan bingkai foto itu.
Cut~
Part 30
Kau dan Kyuhyun hendak melangkah keluar. Kepalamu menengadah ke langit. Mendung,
bahkan rintik2 hujan telah menjadi gerimis yg membasahi tubuh bumi. Kyuhyun menarik
tanganmu kembali kedalam rumah.
"Hujan, ya?"
Tiba2 eomma mu datang dan menatap genggama tangan Kyuhyun dan tanganmu. Kau yg
menyadari itu lantas segera melepaskannya.
"Eotteohke? Hari juga sudah semakin gelap." ucapmu mengawasi luar jendela, hujan
semakin deras disertai dg kilat.
"Ajak Kyuhyun tidur dikamarmu, sayang." ucap eommamu lagi. Kau hendak protes.
***
"Tidurlah, aku akan tidur di sofa." ucap Kyu lembut. Kau melirik sekilas jam weker
disamping tempat tidur. Hampir tengah malam, kau tak ingin menyiksa dirimu lantas
segera berbaring di ranjang dg selimut penuh.
Cut~
Part 31
Kau meringkuk dibalik selimut, sesekali petir diluar sana menggelegar mengusik tidurmu.
Kau tak dapat memejamkan mata. Perlahan kau bangkit dari posisi berbaring mjd duduk
diranjang. Kau mengawasi sofa dimana disana Kyuhyun meringkuk dg posisi aneh. Kau
tersenyum miris. Sekarang kau merasa menjadi wanita yg paling kejam.
Kau bangkit dan berjalan menuju sofa. Kau selimuti tubuh Kyuhyun dg selimut yg tadi kau
pakai. Sejenak tubuh Kyuhyun menggeliat pelan, namun matanya masih terpejam.
Kau kembali keranjang dan berbaring disana, mengabaikan rasa dingin yg mendera
tubuhmu hanya agar Kyuhyun tak kedinginan.
***
"Uh..."
Kau menggeliat pelan saat cahaya jingga masuk celah jendela dan mengusik tidurmu. Kau
mengucek mata perlahan dan merapatkan selimut tebal yg membalut tubuhmu. Kau
tersenyum karena nyaman.
"Mwo?"
Kau terduduk diranjang sembari memandang selimut itu. Kau berganti menatap sofa yg
kini kosong. Kau bangkit dan mengikat rambut panjangmu asal.
Cut~
Part 32
Kau melangkah menuju kamar mandi, sekedar membasuh muka dan gosok gigi, lantas
keluar kamar dan menuruni aak tangga. Didapur kau melihat Kyuhyun tengah bercanda ria
dg eommamu. Kau sedikit menarik senyum.
"Kau sudah bangun, sayang?" sapa eommamu ceria. Lama kau tak melihat senyum itu sejak
kematian appamu. Sekarang kau mendapati senyum itu dari orang yg kau anggap
merenggut kebahagiaanmu, Kyuhyun.
"Eomma. Kami harus kembali. Aku ada kuliah sore nanti, Kyuhyun juga harus ke kantor
kan." ucapmu seraya memeluk eommamu.
"Iya iya.. Mandilah dulu, lalu sarapan, setelah itu kalian boleh pulang." balas eommamu, kau
mencium pipinya.
***
Kau menatap Kyuhyun malas, entah sudah keberapa puluh kali ia menanyakan hal yg sama.
"Aniy. Aku bohong."
"Eum, namkormu-ah..."
Cut~
Part 33
"Eum, namkormu-ah.."
Kau menoleh dan menatap Kyuhyun yg mendekat kearahmu. Ia meraih lehermu dan
mencium lembut keningmu.
Tubuhmu kaku.
Bahkan saat ia melepaskan ciumannya kau masih mematung, menikmati jantunmu yg
berdetak tak karuan.
"Terimakasih utk selimutnya tadi malam, tapi aku tahu kau lebih membutuhkannya karena
kau seorang yeoja."
Ia berlalu menuju kamarnya, kau masih sibuk membayangkan nyaman ciumannya walau
hanya dikening. Justru itu, kau semakin dibuat kelimpungan dg sikap romantisnya.
***
Beberapa hari ini kau jarang bertemu dg Yesung, entah ini efek dari ujian skripsi akhir yg
akan dilaksanakan oleh Yesung atau perasaanmu yg mengatakan bahwa Yesung yg
menjauhimu. Kau tetap diam dan terus memantau dari jauh.
Hari ini karena kau tak ada mata kuliah, kau hanya sekedar berniat menemui Yesung
karena rindu, namun saat kau duduk ditaman, ponselmu berdering.
"..."
"Ne?" kau mengerutkan dahi.
Cut~
Part 34
"Ne, eommanim."
Kau memutus sambungan telepon dan memasang wajah cemberut. Belum sempat kau
bertemu dg Yesunh, sekarang eomma Kyuhyun menyuruhmu mengantarkan berkas
Kyuhyun yg tertinggal. Kau menggerutu sepanjang jalan. Namun ada perasaan senang
mengingat kau akan bertemu dg Kyuhyun.
***
"Maaf, Nona namkormu?" tanya sekretaris pribadi Kyuhyun saat kau sampai dikantor
Kyuhyun.
"Ne, aku mengantar berkas ini." jawabmu acuh, sebenarnya kau celingukan mencari wajah
tampan itu.
"Tuan muda ada diruangannya, mari saya antar." melihat gelagatmu, sekretaris Kyuhyun
tersenyum dan mengantarmu menuju ruangannya. Kau nyengir.
"Silahkan." ucap sekretaris itu lantas berlalu. Kau putar gagang pintu perlahan dan
mengintip Kyuhyun didalam san. Matamu memicing saat kaj lihat Kyuhyun tengah
berpelukan dg seorang yeoja. Matamu membelalak, kau menutup pintu ruangan Kyuhyun
dg keras, tak peduli jika Kyuhyun akan tahu.
Cut~
Part 35
***
Kau menatap bosan ke layar tv, sesekali melirik ponselmu. Berharap ada panggilan masuk
dari Yesung atau Kyuhyun?
Mengingat Kyuhyun kau menjadi bad mood, rasanya kau dipermainkan oleh Kyuhyun.
Hatimu sakit melihatnya memeluk wanita lain. Lalu apa arti perhatiannya?
Kau menggeleng pelan, hey, kau tak boleh jatuh cinta pada Kyuhyun, kau hanya mencintai
Yesung, dan kelak kau akan kembali padanya.
"Baguslah kalau dia punya yeojachingu, jadi aku takkan dihantui rasa bersalah saat
mencampakkannya kelak. Cho Kyuhyun, kau tunggu saja!" gumammu pelan.
CEKLEK
Cut~
Part 36
CEKLEK
Kau diam dan mengganti channel tv berkali2, mencoba mengalihkan perhatianmu dari
Kyuhyun.
"Namkormu-ah..."
"Namkormu-ah.."
"Tidak, jangan harap." kau kesal Kyuhyun mengungkit masalah itu lagi.
"Yeoja itu bukan siapa2, ia hanya teman kerja."
"Itu bukan urusanku, kau tahu?"
"Kau salah password, Cho Kyuhyun." gumam Kyuhyun lantas beranjak menuju kamarnya.
Ia bingung denganmu. Kadang bersikap begitu perhatian, tapi kadang gampang emosi
seperti ini. Ia hanya berpikir bagaimana car memantapkan hatimu?
Sementara itu didalam kamarmu kau menganiaya gulingmu karena kesal dg Kyuhyun.
Cut~
Part 37
Keesokan harinya kau hendak mengendap2 dari apartemen dan berangkat sendiri menuju
kampus. Kau berjalan perlahan menuju pintu. Kau menekan tombol otomatis di samping
daun pintu dan otomatis pintu terbuka. Namun betapa terkejutnya kau saat mendapati
seorang yeoja tengah berdiri didepan pintu seraya memasang senyum terbaiknya.
Ia menatapmu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kau mengerutkan dahi.
"Nuguya?" tanyamu curiga, rasa2nya ini yeoja yg kemarin dipeluk oleh Kyuhyun.
Kau hendak menjawab 'tidak' namun sebuah suara mengnterupsi. Kau rolling eyes.
"Namkormu-ah? Apa ada tamu?" kau menatap malas kearah Kyuhyun yg menatapmu
sendu. Kau langsung menuju kamarmu, melupakzn rencanamu utk kabur.
Cut~
Part 38
Kau mengintip Kyuhyun dan yeoja itu dari celah pintu kamar. Mereka layaknya sepasang
kekasih. Kau tersenyum kecut lantas menutup pintu kamar. Langkahmu terhenti di balkon
apartemen. Dari sana kau menengadah menatap langit biru. Sejenak memikirkan
perasaanmu yg tak karuan saat berada disamping Kyuhyun.
"Tuhan, buatlah aku tersenyum apapun yg kurasakan. Aku tak mungkin mencintai Cho
Kyuhyun, tak mungkin. Yesung oppa, saranghae." gumammu lirih, tanpa kau tahu Kyuhyun
yg hendak menghampirimu mnghentikan langkahnya. Ia perlahan berbalik dan
menghampiri yeoja tadi yg masih berada di ruang tamu.
***
"Kyu..."
"Hm?"
Kyuhyun tersenyum kearah yeoja cantik yg duduk disampingnya. Yeoja itu bersandar
dibahu Kyuhyun lantas memejamkan mata. Kyuhyun tersenyum lantas juga menyandarkan
kepalanya. Rasanya sangat nyaman bersandar seperti ini setelah ia lelah mengejar cinta yg
tak kau balas. Yeoja itu menggenggam jemari Kyuhyun.
Cut~
Part 39
"Lama tak seperti ini. Aku merindukanmu, kemana saja kau selama ini?"
Yeoja itu menatap Kyuhyun dg senyum manis. Ia masih menggenggam erat tangan
Kyuhyun.
"Maaf tak memberitahumu sebelumnya, karena mendadak. Appa ingin aku melanjutkan
study di Paris. Aku tak bisa mengabarimu." Kyuhyun mengangguk.
"Lalu, kudengar kau memegang perusahaan appamu. Lalu kuliahmu?" tanya yeoja itu.
"Yah, perusahaan appa lebih penting. Lagipula keren kan jadi Presdir muda.." canda
Kyuhyun seraya terkekeh.
***
Part 40
"Aku tak marah. Cukup, aku tak mau berdebat dg mu." potongmu cepat tanpa menatapnya.
Kyuhyun beranjak berdiri, rahangnya mengeras. Ia sudah tak kuat menahan gejolak
didadanya.
"Baik. Akan kujelaskan walau kau tak mau dengar. Ia adalah Kang Seulgi, sahabatku sejak
kecil, kami terpisah sejak 3 tahun lalu. Kami sahabat!"
"Satu lagi, setuju atau tidak lusa kita akan bertunangan, lantas menikah 2 minggu
kemudian. Kau tak bisa menolak."
Pernyataan Kyuhyun kali ini membuatmu tersadar dan menatap Kyuhyun yg menghilang
dibalik pintu kamar. Kau melempar bantal yg ada disofa kearah pintu kamar Kyuhyun.
Cut~
Like, Read, and Comment..
Be a good reader..
FF SHADOW Part 41-60 by Admin #Nirvaneoust
29 Januari 2014 pukul 13:22
SHADOW
Scriptwriter : Nirvaneoust
Link FB : https://www.facebook.com/nirwana.cheon.ji.94
Rating : PG15
Lenght: Series
SHADOW
Jika aku berarti bagimu, jagalah perasaanku. Namun jika aku bukan apa-apa bagimu,
angaplah aku hanya bayangan yg kelak akan lenyap saat mentari kehilangan sinarnya.
Part of series.
Happy Reading~
Part 41
Kau tertegun, memandang segala fasilitas mewah di apartemen barumu dan Kyuhyun. Kau
tak menyangka Kyuhyun bisa melakukan hal senekat ini setelah insiden itu. Meskipun
masih dalam kota Cheongdamdong, namun kau tetap menyayangkan sikap lembut
Kyuhyun yg menghilang.
Bahkan pertunangan kalian telah dilaksanakan kemarin. Tentu saja hanya dihadiri kolega
dan kerabat dekat. Yesung pun tak tahu perihal ini.
Kau menghela nafas dan memasuki kamar. Kau teringat perkataan eomma Kyuhyun
kemarin malam.
'Kalian akan tidur satu ranjang karena sebentar lagi kalian akan menikah.'
"Maaf. Aku kehilangan kendali waktu memutuskan ini. Tapi cepat atau lambat pernikahan
ini pasti terjadi. Maaf, maafkan aku."
Cut~
Part 42
Kyuhyun berbalik meninggalkanmu yg merosot dilantai. Tak kau sangka keadaan akan
serumit ini. Kau merasa menjadi wanita kejam yg menyakiti hati laki2 yg kau cinta, Yesung.
Mungkin jika Kyuhyun tak bersikap seperti itu kau akan luluh dg nya.
"Aku sudah berniat menaruh hati padamu, Cho Kyuhyun. Tapi kau kecewakan aku terlebih
dulu." batinmu.
***
"Kau tak apa? Kau kelihatan lebih kurus. Apa kau sakit?"
Yesung mengelus lembut rambutmu, ia menyadari pasti ada hal yg tidak beres. Kau
tersenyum miris lantas menyandarkan kepalamu dibahunya.
"Sehancur apapun perasaanku saat itu, tak pernah sedikitpun terlintas dibenakku utk pergi
dari sisimu."
Kau menenggelamkan wajahmu dipundaknya. Kata2 Yesung sama persis dg kata2 Kyuhyun
waktu Kyuhyun tersakiti olehmu tempo lalu.
Kembali, kau terisak dibahu Yesung, merasa kau wanita terjahat. Yesung memelukmu erat.
Cut~
Part 43
Kyuhyun mencengkeram dadanya yg terasa sesak melihatmu berpelukan dan menangis
dihadapan namja lain. Ia meninggalkan tempatnya dan memacu mobilnya ke satu tujuan,
cafe ditempat Seulgi bekerja.
Bagi Kyuhyun tak ada sandaran nyaman selain bahu Seulgi, baginya Seulgi adalah sahabat
terbaik.
***
"Seulgi-ya, apa aku begitu kejam terhadapnya? Aku sangat mencintainya, tapi ia bahagia
bersama namja lain, apa yg harus kulakukan?"
Seulgi terdiam, ia mengelus rambut Kyuhyun. Matanya menerawang kedepan. Baginya ini
sangat menyakitkan.
"Jgn pernah membuat gadis yg kau cintai menangis, karena menyakitkan saat ada pria lain
yg mengusap airmatanya, right?" tutur Seulgi, ia ingin berteriak, namun ia tahan. Sungguh
sakit melihat namja yg ia cintai menangis utk yeoja lain.
"Memang sakit melihat orang yg ku cintai berbahagia dg orang lain, tapi lebih sakit melihat
orang yg kau cintai tak bahagia bersamamu." tegas Seulgi.
Cut~
Part 44
Kyuhyun terhenyak, ia mendapati Seulgi tanpa ekspresi. Gadis itu bangkit dari duduknya
lantas meninggalkan Kyuhyun, ia melangkah seiring dg airmata yg menetes dan semakin
deras.
Seulgi menyadari, Kyuhyun takkan bisa membuka hati utknya. Sudah berapa tahun ia
mencoba menyatakan perasaannya pada Kyuhyun, namun selalu seperti ini yg ia dapat.
Kecewa.
"Kyu, kau tak pernah sadar akan perasaanku. Ini sangat menyakitkan!" pekik Seulgi dalam
hati. Ia berlari mengikuti langkah kakinya.
***
"Dimana pegawai baruku?" tanya Yesung pada karyawannya saat memasuki cafe.
"Kurang tahu, Tuan. Tadi ia dikunjungi oleh seorang pemuda, lantas pergi, kemudian
kembali lagi dg keadaan menangis. Ia lalu meminta ijin." tutur salah satu karyawan. Yesung
mengerutkan dahi.
"Kenapa hari ini banyak wanita yg menangis." gumam Yesung. Ia duduk dikursinya lantas
memandangi bingkai foto dirimu dan Yesung. Ia membelai foto tersebut lantas tersenyum
kecut.
Cut~
Part 45
Ia beranjak menuju sofa dan berbaring disana. Berharap bahwa esok akan lebih baik.
Berharap bahwa esok kau akan tersenyum tulus kepadanya. Meski itu semua hanya sebuah
harapan.
***
"Nanti tak usah menjemputku, aku akan mengerjakan tugas yg menumpuk." ucapmu acuh
seraya melepas seatbelt.
"Baiklah, aku akan fitting baju pengantin sendiri hari ini. Fokuslah ke kuliahmu."
Kyuhyun tersenyum tulus lantas mengelus rambutmu. Kau merasa dadamu sesak dan
airmatamu memaksa keluar.
Kau langsung keluar dari mobil Kyuhyun, melangkah cepat menuju toilet.
Cut~
Part 46
"Chagi.."
Namun bagi Yesung, ciuman ini begitu janggal, seakan ia takkan bisa merasakan ciuman ini
lagi. Seakan ciuman ini adalah ciuman terakhir kalian.
***
"Tuan, anda sendirian?" tanya seorang pelayan butik seraya mengernyit heran. Kyuhyun
hanya tersenyum.
Seulgi datang dg nafas terengah, ia mendapati Kyuhyun dg senyum terpaksa. Dada Seulgi
serasa sesak. Ia menahan airmatanya mati2an. Demi apapun, ini menyakitkan.
Cut~
Part 47
"Ini mempelai wanitanya? Baiklah kita akan coba gaun pengantinnya sekarang."
Pelayan butik itu membimbing Seulgi menuju room yg disediakan. Didalam ruangan, Seulgi
menahan airmata. Ia masih mengingat wajah tegar Kyuhyun. Terbuat dari apa hati namja
itu hingga ia bisa menahan sakit yg teramat seperti ini?
Pelayan itu mengernyit, lantas membenarkan gaun pengantin yg membalut tubuh Seulgi, ia
menatap Seulgi sejenak lantas bersiap menarik tirai.
SREK
"Andai yg berdiri disana adalah kau, Namkormu-ah. Aku pasti akan sangat bahagia." batin
Kyuhyun. Ia menghampiri Seulgi yg masih tersenyum manis.
Cut~
Part 48
"Terimakasih."
Seulgi menegang saat Kyuhyun memeluknya. Bisa ia rasakan nafas pemuda itu tercekat
menahan tangis.
'Kyu, andai saja wanita yg kau cintai itu aku, aku takkan pernah membuatmu terluka.
Namun nyatanya aku hanya menjadi bayangan dari namkormu, wanita yg kau agungkan
itu.' batin Seulgi.
***
Kau berdiri dibelakang pintu, menatap kosong pintu apartemen berharap akan ada sesosok
namja yg kau sesali telah kau sakiti.
Sekian degik kemudian kau berbalik hendak menuju kamar. Merasa bimbang dg apa yg kau
lakukan.
Tadi siang, kau melihat Kyuhyun memeluk Seulgi. Kau merasa kesal, marah, dan segalanya
bercampur mjd satu.
Ya, kau tadi hendak menghampiri Kyuhyun sat fitting baju karena suruhan eommamu,
namun saat kau sampai disana kau malah melihat pemandangan yg menusuk hatimu.
Setelah melihat adegan itu kau pergi. Berharap mereka akan bersatu setelah kau pergi
nanti.
"Namkormu-ah."
Sebuah suara bass terdengar dibelakangmu, kau memutar badan dg jantung berdentum.
Cut~
Part 49
"Kyu?"
'Kenapa cinta ini semakin menyakitkan?' batinmu seraya memukul pelan dadamu.
***
Kau menatap tubuh Kyuhyun yg meringkuk disofa. Sejak kalian berdua tinggal satu
apartemen dg satu kamar, Kyuhyun tak pernah tidur diranjang. Ia selalu tidur disofa.
Kau menatapnya iba lantas menyelimuti tubuh Kyuhyun. Setelah itu kau langsung menuju
kamarmu. Tanpa kau tahu setelah itu Kyuhyun membuka matanya dan tersenyum.
Mengeratkan selimut yg kau berikan.
***
"Kau sudah fitting baju pengantinnya?" eomma Kyuhyun bertanya pada anaknya saat
mereka berada diruangan dikantor Kyuhyun.
Kyuhyun mengangkat muka dari berkas yg ia baca dan menatap eommanya.
"Sudah, eomma."
"Dg siapa? Dg Seulgi?"
DEG
Cut~
Part 50
"Ya, dg Seulgi."
Ny. Cho menatap Kyuhyun yg tanpa ekspresi lantas mendekati anak semata wayangnya itu.
Ia mengelus pundak Kyuhyun dan mengulum senyum.
"Oppa!"
"Namkormu-ah.. Kau kemari?"
Kau menhambur dalam pelukan Yesung lantas mengecup pipinya. Ia tersenyum lantas
mengacak pelan rambutmu.
"Eum.. Mocktail?"
"Baiklah, Seulgi-ya! Kemarilah."
"Kau?"
Cut~
Part 51
"Seulgi-ya, apa yg kau lakukan? Dia ini pelanggan plus calon sepupu iparmu!"
"Mwoya? Oppa..." Seulgi ternganga, ia menatapmu tak percaya, kau pun begitu.
Rasanya semua pasokan oksigen tak masuk ke paru2mu dg baik, kau kesulitan bernafas.
"Kau.. Namkormu?"
Kau diam, yeoja ini.. Yeoja yg sama saat didepan pintu apartemenmu, yeoja ini adalah yeoja
yg dipeluk Kyuhyun dikantornya, yeoja ini yg memakai baju pengantin kemarin.
***
"Kau juga, berbahagialah." balas Kyuhyun lantas beranjak menuju ballroom dan menyapa
para tamu undangan.
Pernikahan kalian.
Cut~
Part 52
Kyuhyun menampilkan senyum terbaiknya, ia menyapa dan menyalami setiap tamu yg
datang. Meskipun yg mereka undang adalah kolega bisnis dan kerabat dekat, namun
sungguh banyak tamu yg datang.
"Selamat, nak. Tolong jaga putriku." ucap eommamu seraya mengelus pundak Kyuhyun.
Namja itu mengangguk mantap dan tersenyum.
***
Kau terdiam, menatap cermin rias yg menampilkan seorang mempelai wanita dg gurat
kesedihan. Kau berusaha menahan airmata.
"Yesung oppa." lirihmu mentap layar ponselmu yg ber wallpaper Yesung dan dirimu. Kau
tersenyum kecut lantas beranjak dari dudukmu.
"Maafkan aku, oppa. Saranghae." ucapmu lirih lantas mengikuti pendampingmu utk segera
menuju altar.
Langkahmu perlahan memijak red carpet. Kau lihat lewat sudut matamu, Kyuhyun dg
gagahnya berdiri dan menyambut tanganmu. Kalian berdiri berdampingan.
"Saya bersedia."
"Namkormu.."
"TUNGGU!"
Cut~
Part 53
"Saya bersedia."
"Nona namkormu, apa anda bersedia mjd istri Tuan Cho Kyuhyun?"
"Aku..."
"TUNGGU!"
Semua pasang mata menoleh kearah sumber suara. Ny. Cho menggeram saat Seulgi
tergopoh2 menghampiri altar Kyuhyun dan dirimu. Kau mengernyit, apakah Seulgi berniat
mengacaukan pernikahanmu?
"Maaf, cincinmu tertinggal. Kau pabbo sekali Cho Kyuhyun!" ucap Seulgi lantas
menyerahkan cincin indah ditangan Kyuhyun. Namja itu tersenyum.
"Gomawo."
Sementara itu, Seulgi menjauh dari kerumunan orang, menyandarkan dirinya seraya
memegang dadanya yg serasa dihujam ribuan pedang. Seulgi tersenyum seiring airmatanya
yg menetes.
'Andai wanita yg bersanding dg mu adalah aku.. Kyuhyun, aku tetaplah sebuah bayangan.'
Cut~
Part 54
Kau mencengkeram ujung gaun, mengawasi tubuhmu di cermin dalam balutan gaun
pengantin. Rasanya semua janji yg kau ucapkan beberapa waktu tadi serasa hambar dan
main2.
Kau diam, tak mengindahkan perkataan Kyuhyun, hingga kau merasa ada sebuah tangan yg
memeluk pinggangmu dari belakang.
Kau menegang, berusaha melepas pelukan Kyuhyun. Kau menatap mata Kyuhyun lewat
pantulan cermin.
Kalian berdua saling tatap, lantax Kyuhyun membalikkan tubuhmu agar menghadapnya.
Ia membelai lembut wajahmu. Kau secara sadar atau tidak mulai menikmati kelembutan
Kyuhyun.
"Berganti bajulah, kau kelihatan lelah. Tak masalah jika kita tidur seranjang, kan?"
Kau bergegas menuju kamar mandi, melepas baju pengantinmu dan beranjak menuju
shower, membasuh seluruh tubuhmu, berharap bahwa segala perasanmu yg kacau ikut
menghilang mengalir bersama air.
***
Cut~
Part 54
Kau mencengkeram ujung gaun, mengawasi tubuhmu di cermin dalam balutan gaun
pengantin. Rasanya semua janji yg kau ucapkan beberapa waktu tadi serasa hambar dan
main2.
Kau diam, tak mengindahkan perkataan Kyuhyun, hingga kau merasa ada sebuah tangan yg
memeluk pinggangmu dari belakang.
Kau menegang, berusaha melepas pelukan Kyuhyun. Kau menatap mata Kyuhyun lewat
pantulan cermin.
Kalian berdua saling tatap, lantax Kyuhyun membalikkan tubuhmu agar menghadapnya.
Ia membelai lembut wajahmu. Kau secara sadar atau tidak mulai menikmati kelembutan
Kyuhyun.
"Berganti bajulah, kau kelihatan lelah. Tak masalah jika kita tidur seranjang, kan?"
Kau bergegas menuju kamar mandi, melepas baju pengantinmu dan beranjak menuju
shower, membasuh seluruh tubuhmu, berharap bahwa segala perasanmu yg kacau ikut
menghilang mengalir bersama air.
***
Cut~
Part 55
"Tidurlah disisiku."
***
"Belakangan ini kau menghindariku? Kenapa sekarang kau jarang menemuiku atau datang
ke cafe ku? Apa kau sibuk, heum?"
Kau tetap bersandar dibahu Yesung, menyembunyikan kesesakan dadamu yg tak kunjung
hilang. Seminggu setelah pernikahanmu dg Kyuhyun, kau membatasi diri bertemu dg
Yesung, kau belum siap jika Yesung tau segalanya.
"Ssstt.. Asal hatimu masih untukku, kuyakin kau takkan berpaling, kembalilah padaku
secepatnya, aku akan segera meminangmu. Pasti chagi, aku akzn menikahimu."
Cut~
Part 56
"Maafkan aku, oppa.. Aku tak akan menyalahkanmu jika kau membunuhku kelak, aku telah
mengkhianatimu." batinmu seraya masih memeluk Yesung, sementara tanpa kau ketahui,
Kyuhyun kembali melihatmu bermesraan dg namja lain. Ia meninggalkanmu dg mata
memerah menaham amarah.
***
Kau memasuki apartemenmu yg sepi. Kau melangkah perlahan, sedikit tersentak saat
mendapati Kyuhyun tengah bersandar di samping pintu kamar seraya melipat kedua
tangannya didepan dada, menatapmu intens.
"Oh, kau sudah pulang." ucapmu asal, kau beranjak memutar gagang pintu kamar berniat
masuk, namun lenganmu ditahan oleh Kyuhyun, kau menatapnya meminta penjelasan.
"Setidaknya hormati aku sebagai suamimu, dan jg dekati namja lain!" nadanya meninggi,
membuatmu mengingat betapa mengerikan namja ini ketika marah. Ia bisa melakukan hal
yg sangat nekat.
Cut~
Part 57
"Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat kau bersama namja lain? Memeluknya?
Bersandar padanya? Kesabaran seseorang ada batasnya, namkormu-ah!"
"Auh!"
Kau meringis, merasakan sakit dibagian punggungmu saat Kyuhyun mendorong dan
menghimpitmu didinding. Airmatamu tertahan dipelupuk mata. Kau tak menyalahkan
Kyuhyun utk ini, kau sadar bahwa kaulah yg salah.
Kau memejamkan mata, Kyuhyun menekan pundakmu dan menyambar bibirmu dg kasar,
menyiksa bibirmu.
Kau menangis, meronta dan memukul2 dada Kyuhyun meskipun tak menimbulkan efek
sama sekali. Kau rasakan perih di bibirmu. Sementara Kyuhyun masih tetap kasar
memperlakukanmu. Air matamu semakin deras. Kyuhyun melepaskan ciumannya dan
menyeretmu menuju ranjang. Terlihat kilat kemarahan disinar matanya.
Cut~
Part 58
"Akan kubuktikan kalau ucapnku bahwa kau milikku bukan main2, namkormu-ah!"
"Baiklah, lakukan apa yg menurutmu harus kau lakukan. Lalu setelah itu kau boleh
membunuhku. Kau telah merusak barang milikmu sendiri, Tuan Cho Kyuhyun." balasmu dg
airmata yg tak berhenti mengalir.
Kyuhyun terdiam. Ia bangkit dari atas tubuhmu lantas mengusap wajahnya gusar.
"Aaarggh!!" pekiknya lantas keluar dari kamar kalian, membanting pintu sekeras-kerasnya.
Kau beranjak duduk ditepi ranjang, mendekap tubuhmu sendiri yg kedinginan. Mengusap
perlahan bibirmu yg perih.
Kau menengadah menatap langit kamar, berjalan gemetar menuju kamar mandi.
Sekali lagi kau tak menyalahkan Kyuhyun yg hilang kendali, hanya kau kecewa padanya.
***
Cut~
Part 59
"Hyung? Bagaimana hyung bisa berada disini? Apa hyung bekerja disini?"
"Oh, Yesung hyung... Lama sekali kita tak bertemu." Kyuhyun tersenyum ditengah
kepedihan hatinya. Ia mencoba menyembunyikan rasa sakitnya itu.
"Kudengar kau menjalankan bisnis appamu?" tanya Yesung, ia melihat sinar kepedihan yg
Kyuhyun coba sembunyikan.
"Ya, sejak kelulusanku dari Senior High School, aku langsung melanjutkan bisnis appa."
"Kami dijodohkan, meskipun aku mencintainya, tapi ia tak pernah menganggapku. Dan
tadi, aku menyakitinya. Hyung.. Apa yg harus kulakukan?"
Cut~
Part 60
"Seulgi-ya?" Kyuhyun menatap Seulgi heran, lantas Seulgi duduk diantara dua namja ini.
"Aku ya bekerja disini lah oppa.. Kan tempo hari kau pernah kesini?" balas Seulgi, Kyuhyun
hanya mengangguk, pikirannya melayang kepadamu. Ia berpikir bagaimana jika kau
melakukan hal yg tidak2.
"Kyu.." panggil Yesung seraya menggerakkan tangannya didepan wajah Kyuhyun.
"Maksudku, kau bukan pendengar yg baik, oppa. Jadi Kyuhyun oppa biar bercerita padaku
saja, hoh."
Kyuhyun kembali tertunduk. Rupanya kedua namja ini tak tahu bahwa author telah
mempermainkan mereka.
Sedangkan Seulgi, ia mulai tahu jalan cerita ini. #plak
Cut~
Be a good reader with Like, Read, and Comment..
#Nirvaneoust
#Nirvaneoust
SHADOW
Scriptwriter : Nirvaneoust
Link FB : https://www.facebook.com/nirwana.cheon.ji.94
Rating : PG15
Lenght: Series
SHADOW
Jika aku berarti bagimu, jagalah perasaanku. Namun jika aku bukan apa-apa bagimu,
angaplah aku hanya bayangan yg kelak akan lenyap saat mentari kehilangan sinarnya.
Part of series.
Happy Reading~
Part 61
"Aku begitu mencintainya, tapi aku malah menyakitinya. Apa yg harus kulakukan, Seulgi-
ya.."
Seulgi tersenyum kecut, ia mengelus pundak Kyuhyun. Betapapun sakitnya hati Seulgi, ia
tak bisa berbuat apa2, karena hati Kyuhyun bukan untuknya, hati dan cinta Kyuhyun hanya
untukmu.
"Oppa.. Apa oppa tak bisa meninggalkan yeoja itu? Jika kau terus2an terluka.. Aku tak bisa
membayangkan bagaimana dirimu nantinya."
Seulgi menahan nafas, ia ikut menunduk. Bagaimana bisa kisah cinta mereka serumit ini.
***
Ting Tong..
Kau bangkit perlahan, meringis saat bibirmu kembali terasa perih. Kau menutupi bibirmu
dg masker lantas membuka pintu apartemen.
"Annyeong."
"Ada keperluan apa kau kemari?" tanyamu acuh. Yeoja dihadapanmu menghela nafas.
Cut~
Part 62
"Silahkan."
Kau menghidangkan segelas orange jus kepada Seulgi. Gadis itu menatapmu curiga, kenapa
kau memakai masker? Apa ada yg salah dg wajahmu?
Kau mengernyit.
"Setidaknya, kau harus memilih satu saja diantara mereka, jangan keduanya. Lalu, saat
mereka tau suatu hari nanti, apa yg akan kau lakukan? Pikirkan perasaan mereka,
namkormu-ah."
"Maksudmu?" lirihmu. Kau bertanya2 dalam hati, mungkinkah Seulgi tahu semuanya?
"Kau berdiri diantara dua namja yg sangat kusayangi, tolong jgn lukai mereka lebih dalam
lagi. Kau tak punya perasaan sama sekali."
Seulgi bangkit menuju pintu apartemen. Kau mengerti apa maksud gadis itu.
"Ini sangat sakit dan perih! Tapi hatiku jauh lebih sakit dari ini! Aku juga tersakiti! Apa kau
tak tahu!"
Cut~
Part 63
"Tidak, aku tak tahu bagaimana sakit hatimu. Kau begitu serakah, itu yg aku tahu. Karena
aku hanyalah sebuah bayangan."
Kau menatap punggung Seulgi yg hilang dibalik pintu. Matamu memanas, setetes airmata
jatuh dipipimu. Kau berbalik, mengambil jus orange tadi, lantas melemparkan gelas itu ke
dinding disamping pintu kamar.
***
"Nak, bangunlah, apa yg kau lakukan?" eommamu memegang pundak Kyuhyun. Kyuhyun
menatap wajah teduh eommamu.
"Ceritakanlah, apa kalian ada masalah?" tanya eommamu seraya mengelus pundak
Kyuhyun.
"Aku sangat mencintainya, eommanim. Sungguh. Bagaimana aku agar bisa memiliki
hatinya?"
"Kyu, begini.."
Cut~
Part 64
"Kyu, begini. Namkormu, gadis itu sangat suka kelembutan dari seorang pria. Ia akan luluh.
Berlaku lembutlah padanya, berikan dia sandaran saat terluka, kau akan mendapatkan
hatinya kelak, eomma yakin. Jgn lah menyerah nak, eomma mendukungmu."
"Namkormu, maafkan eomma. Tapi eomma yakin Kyuhyun pria yg baik utk mu." batin
eommamu.
***
Kyuhyun memasuki apartemen, langkahnya terhenti saat melihat pecahan gelas dan bercak
darah dilantai disamping pintu kamar. Ia langsung bergegas menuju kamar, takut kalau kau
melakukan hal yg tidak2.
"Namkormu-ah!"
Kyuhyun mendapati kau tengh menekuk lutut di lantai samping tempat tidur, ia segera
menghampirimu dan berlutut dihadapanmu.
"Namkormu-ah, gwaenchana?"
Cut~
Part 65
Kyuhyun bergegas mengmbil kotak P3K, lantas mulai membersihkan luka dikakimu.
Sesekali kau sesenggukan seraya meringis kesakitan. Kau melirik Kyuhyun lewat sudut
mata.
Baru kau sadari wajah tenangnya yg mempesona. Kyuhyun memandangmu, kau segera
mengalihkan pandangan.
Kau diam, merinding saat Kyuhyun berujar lirih. Kyuhyun menggenggam kedua tanganmu
dan menciumnya bergantian. Kau menarik tanganmu.
Kyuhyun menggeser posisinya dan memelukmu, kau bersandar dibahunya dan menangis
disana. God, bahkan kau akui sandaran ini sangat nyaman dan membuatmu merasa tenang.
Cut~
Part 66
Kau terbangun dalam tidurmu, sejenak mengerjapkan mata dan memandang sekitar, kau
melihat luar jendela yg gelap. Pasti hari sudah malam.
Kau bangun, meringis pelan saat kakimu terasa nyeri. Kau tersadar apa yg kau lakukan tadi.
Bodohnya kau menyakiti dirimu sendiri.
Kau menghela nafas, beranjak bangun dari tempat tidur dan berjalan terpincang menuju
dapur saat kerongkonganmu terasa kering.
Namun langkahmu terhenti, kau lihat seseorang tengah berkutat dg segala macam
peralatan dapur.
Kau bersandar didinding dg melipat kedua lengan didada, mengawasi orang itu, Kyuhyun.
Kau mengernyit dan mengambil segelas air sembari mengawasi Kyuhyun, bahkan namja
itu tak menyadari kehadiranmu.
"Lalu masukkan apalagi? Aku lupa resepnya." gerutu Kyuhyun, kau yg telah duduk dimeja
makan tak tahan utk tak bersuara.
"Apa kau sudah memasukkan lobak, lada, dan garam? Setelah itu periksa rasa."
"Loh?"
Cut~
Part 67
"Loh? Kau sudah bangun? Duduklah, aku menyiapkan makan malam utk kita."
Kau memasang wajah datar, namun sejenak tersenyum tipis saat Kyuhyun kembali sibuk
mengolah makan malam.
"Muntahkan jika tak enak. Aku memang tak pandai memasak, maaf."
"Lumayan."
"Makanlah. Masakanmu tak buruk." ucapmu, kau melirik Kyuhyun yg masih tersenyum.
Kau lihat namja ini begitu senang, sinar kepolosannya membuatmu tak tega jika harus
menyakitinya.
Cut~
Part 68
Kalian selesai makan, kau beranjak menuju tempat mencuci piring dg tertatih. Kyuhyun
menahan lenganmu.
Kyuhyun menyentuh pipimu lantas mencuci piring kalian. Kau mengawasinya dg sekilas
senyum. Lantas beralih menuju kamar.
Kau duduk ditepi ranjang dan meraih ponselmu, banyak panggilan tak terjawab dari
Yesung. Kau menghela nafas.
Kalian terdiam, entah apa yg kaupkirkan. Tanpa kau sadari Kyuhyun bersandar didaun
pintu, mengawasimu.
"Baik2lah.. Aku mencintaimu. Cepat kembali padaku, yah.. Saranghae namkormu-ah.." kau
tersenyum, matamu memandang sebuah foto di nakas. Foto pernikahanmu dan Kyuhyun.
"Nado oppa."
Kau membelai foto itu. Lantas menghela nafas. Kyuhyun menghmparimu dan berbaring
disampingmu.
Kau menggeleng.
Cut~
Part 69
"Tidurlah."
Kau berbaring membelakangi Kyuhyun, namja itu tersenyum, lantas mengecup keningmu.
Ia memeluk pinggangmu. Suaranya yg menurutmu tak kalah merdu dg suara Yesung
kembali bersenandung. Kau menutup mata seraya sedikit tersenyum. Nyaman pelukannya
membuatmu sejenak, melupakan Yesung.
Siapapun itu, kau harus siap merasakan sakitnya cinta dikemudian hari. Karena rasa sakit
itu adalah bayangan kebahagiaanmu.
***
Hari2 kau lalui dg biasa, kau bersikap seakan tak ada hal yg membuatmu bersedih. Kau
masih menjalani hubunganmu dg Yesung, namun juga mulai membuka hatimu utk
Kyuhyun.
Hari ini kau tak ada jam kuliah, lantas Ny. Cho menyuruhmu mengunjungi Kyuhyun
sembari membawakan kotak bekal. Kau menahan senyum, kau merasa gugup harus
bertemu dg Kyuhyun.
"Annyeong, Nyonya Cho. Presdir ada di ruangannya." ucap sekretaris Kyuhyun. Kau
mengangguk dan bergegas menuju ruangannya. Kau merapikan diri.
Cut~
Part 70
"Annyeong.." sapamu pelan seraya masuk keruangan Kyuhyun. Kau lihat ia tengah sibuk
membaca berkas. Ini yg kau sukai, wajah tenangnya yg mempesona.
Kyuhyun mengelus pipimu dan mengecupnya. Melihat kepolosannya kau tak tega
menjatuhkan perasaannya kali ini.
"Eum, sayang, apa eomma berpesan sesuatu padamu?" kau mengernyit dan menggeleng.
Kyuhyun menghela nafas.
Cut~
Part 71
Kyuhyun menatapmu dg mulut ternganga. Kau mengernyit heran dg sikap Kyuhyun. Kau
mengibaskan tanganmu didepan wajah Kyuhyun.
"Kyu?"
"Kau serius? Benarkah? Apa kau kurang tidur? Kau salah minum obat?"
"Kau apa2an sih Kyu?" kau mempoutkan bibirmu kesal, membuat Kyuhyun mencubit
pipimu.
"Apa kau suka makanan kontinental? Kita akan jelajah kuliner disana." ucap Kyuhyun,
matamu langsung berbinar.
"Iyaa sayang.."
Tanpa sadar kau memeluk Kyuhyun, membuat namja itu tersenyum dan mengelus lembut
punggungmu.
"Tuhan, biarkanlah dia seperti ini, aku mohon bukalah hatinya utk ku. Aku begitu
mencintainya." ucap Kyuhyun dalam hati sembari mengecup puncak kepalamu berkali2.
***
"Sayang, kau dimana?" teriak Kyuhyul panik saat berada di deretan toko buku di Paris.
Tanpa sengaja kalian terpisah ditengah kerumunan orang berlalu lalang.
Cut~
Part 72
Berulangkali Kyuhyun memanggil namamu dan mencarimu dari ujung deretan toko dan
bazar ke ujung lainnya. Bahkan yg membuat namja ini frustasi adalah ponselmu yg tak bisa
dihubungi.
Ia mengusap wajahnya kasar lantas terduduk di pinggir sebuah bazar makanan. Sayup2 ia
dengar suara teriakanmu yg membuatnya menoleh kearah sumber suara.
***
"Aish, kau kemana sih chagi? Kenapa beberapa hari ini kau tak bisa dihubungi?" Yesung
mengacak rambutnya frustasi lantas keluar dari ruangannya. Ia menghampiri Seulgi yg
berada di kasir.
"Wajahmu kenapa oppa?" tanya Seulgi curiga. Yesung meliriknya malas.
"Ponsel yeojachinguku tak bisa dihubungi beberapa hari ini. Kami juga jarang bertemu
pula." Yesung menggersah keszl.
Cut~
Part 73
Seulgi berjengit kala mendapat tatapan tajam dari Yesung. Ia mempoutkan bibirnya.
"Aku kan bercanda, kau ini sensitif sekali." Seulgi melanjutkzn pekerjaannya sementara
Yesung termenung.
Benarkah kau sedang bersenang2 dg suamimu? Ralat, Yesung tak tahu kau sudah menikah.
Ia menatap fotomu dilayar ponselnya.
Seulgi yg mendengarnya hanya berusaha utk tidak mengeluarkan airmata. Ia merasa iri
terhadapmu, bagaimana kau bisa diperebutkan oleh dua namja tampan sekaligus. Dan juga,
berapa banyak hati yg menjadi korban disini.
***
"Namkormu-ah?"
Kau menoleh, tersenyum dan menyeret tangan Kyuhyun agar ikut dikerumunan orang yg
entah sedang menyaksikan apa.
"Kyu, lihatlah. Chef itu sedang mempraktekkan Apple Flambe, hidangan dessert yg sangat
kusukai!"
Kau bersorak seraya terus menyaksikan acara, sementara Kyuhyun terpesona dg keceriaan
dan senyummu, ia lantas memelukmu erat, kau terkejut dg perlakuannya.
Cut~
Part 74
"Jgn pergi seperti itu lagi, kau membuatku khawatir." ucap Kyuhyun pelan, kau
membelalakkan matamu tanda terkejut. Kyuhyun masih memelukmu.
"Aku mencintaimu, sangat. Tolong jgn pergi dari sisiku, karena aku takkan pergi dari sisimu
meskipun kau jauh dari jarak pandanganku."
Kau tertegun, membalas pelukan nyaman itu seraya memejamkan mata. Meski sesuatu
dilubuk hatimu berdesir aneh, kau tersenyum sekilas merasakan pelukan Kyuhyun yg
nyaman di dinginnya kota Paris.
***
Kau merebahkan tubuhmu ke ranjang setelah seharian berjalan2 bersama Kyuhyun. Kau
merasa senang sekali dan sejenak melupakan masalahmu di Korea.
Cur~
Part 75
"Baiklah, terimakasih utk kerjasamanya, Tn. Cho. Saya dan istri permisi. Mari Ny. Cho."
Kalian membungkuk hormat seraya mengawasi kepergian Mr. Francoise. Lantas Kyuhyun
memandangmu yg masih tersenyum.
"Bukankah indah saat orang lain tersenyum bersama kita?" ucap Kyuhyun. Kau
mengangguk.
"Senyummu sangat manis, sayang." imbuh Kyuhyun, kau rolling eyes.
"Tak usah menggombal. Itu takkan mempan." balasmu singkat. Kyuhyun menggaruk
tengkuknya.
"Mau langsung pulang? Atau kita ke menara Eiffel dulu?" tawar Kyuhyun. Matamu langsung
berbinar.
"Baiklah, kalau yg ini mempan, ayo!"
Cut~
Part 76
"Whoah.. Indahnya.." ucapmu saat mengawasi seluruh kota dari atas. Kau tersenyum
seiring terpaan angin malam menerbangkan helaian rambutmu.
"Aku tak ingin kau sakit karena kedinginan, jgn dilepas ne?" Kyuhuun membelai pipimu
dan mengecup keningmu. Sekilas bibirmu berkedut menahan senyum.
"Hm.." Kyuhyun memeluk lengannya. Kau perhatikan sekarang malah dia yg kedinginan.
"Saranghae."
Cut~
Part 77
Kau memejamkan mata. Otomatis menikmati ciuman Kyuhyun yg lembut, dimalam penuh
bintang di menara Eiffel.
***
Sudah 5 hari kau dan Kyuhyun berada di Paris. Kau benar2 menikmati liburanmu disini.
Kyuhyun menepati janjinya utk wisata kuliner. Semua makanan khas Perancis telah kau
cicipi. Sekarang kau tengah menikmati senja lewat balkon kamarmu.
"Menikmati sunset?"
"Atau kalau kau ingin kita tinggal disini lebih lama, itu tak masalah."
"Aku harus kuliah, Kyu. Sebentar lagi skripsi ujian akhir."
Kau sadar, sangat sadar saat melakukannya. Namun kau tetap tak menolak.
Cut~
Part 78
Saat ini hanya ada Kyuhyun dan Kyuhyun, tak ada bayang2 Yesung. Kau hanya menikmati
bulan madumu yg terakhir disini. Benar2 melupakan segala masalahmu, yg kau ingat hanya
kau dan Kyuhyun.
***
"Eumh.." kau menggeliat pelan, mengerjapkan mata utk beradaptasi dg cahaya matahari yg
menerobos jendela kamar. Kau masih mengumpulkan nyawa hingga seorang namja
tampan masuk kekamarmu.
Tentu saja, setelah kejadizn 'itu' di Paris, lalu paginya kau harus bergegas pulang ke Korea,
setelah satu hari perjalanan kau langsung tepar.
Namun mengingat kejadian di Paris, kau tersenyum malu lantas menutupi wajahmu dg
selimut. Kyu yg melihatmu mengernyit heran.
Cut~
Part 79
"Tak apa, aku mau mandi." balasmu cepat seraya bangkit. Kau tak ingin kewarasanmu
menguap saat dekat2 dg Kyuhyun.
"Mandi? Ikut!"
BRUK
Kau melempar guling kearah Kyuhyun dan berlari masuk kekamar mandi dan
menguncinya. Tersenyum salah tingkah dg perkataan Kyuhyun . "
***
Kau melangkah pelan menyusuri koridor kampus, rasanya lama sekali kau tak
menginjakkan kaki disini.
"Chagi.."
Tiba2 seseorang memelukmu dari belakang, kau terkejut, namun sedetik kemudian
membalas pelukan namja itu.
Kau menghadap Yesung dan meraih wajahnya. Melihat wajahnya kau serasa ingin
menangis. Kau tak dapat membayangkan bagaimana perasaannya saat ia tahu bahwa kau
telah membuatnya kecewa.
Cut~
Part 80
"Aku bingung, eomma. Siapa yg akan kupilih. Aku tak ingin menyakiti mereka."
"Mereka sudah tersakiti, nak. Pada akhirnya kalian akan menyesali pertemuan ini. Memang
sakit, namun Tuhan punya rencana lain dibalik ini semua. Tegarlah."
"Pilihlah orang yg hari ini masih milikmu, belajarlah utk mencintainya, sebelum dia pergi
dari sisimu."
Cut~
Like, Read, and Comment..
Be a good reader..
#Nirvaneoust
Part 81
'Pilihlah orang yg saat ini masih milikmu, belajarlah utk mencintainya sebelum dia pergi
dari sisimu.'
Kaupun tersenyum, meski senyummu penuh luka. Tegakah kau menghancurkan senyum
manis Yesung kelak?
Ingatlah dulu, saat kau terpuruk semenjak kematian appamu, namja inilah yg bisa
membuatmu tersenyum. Dialah penghiburmu dan dulu kau berjanji utk selalu
bersamanya.
Menjalani suka dan duka bersama, menjadi sepasang suami istri yg bahagia, dikaruniai
putra dan putri yg menggemaskan, menjalani hari tua bersama, menghabiskan waktu
sembari memandangi sunset, dan saat salah satu dari kalian pergi ke surga terlebih dulu,
yg lain akan tetap setia hingga ajal menyusul.
Kau tega?
Apa kau mampu?
Kau tersenyum singkat, menghampiri Kyuhyun lantas membantu melepas jas kantornya
dan membawakan koper kerjanya.
Kyuhyun menahan tanganmu, lantas mengecup kening dan pipimu. Ia tersenyum tulus.
"Terimakasih, sayang."
Kyuhyun, pemuda yg kau anggap perusak kebahagiaanmu. Ia kini telah menjadi suamimu.
Orang yg harus kau patuhi dan kau hormati.
Namun siapa tahu jika ia bisa membuatmu luluh. Hatimu melembut kala melihat
senyumnya. Sentuhannya membuatmu melupakan Yesung.
Kaupun bahkan telah memberikan mahkotamu pada Kyuhyun, bukankah itu berarti bahwa
kau percaya padanya, bahwa kau percaya ia akan menjagamu selamanya?
Cepat atau lambat kau harus menentukan pilihanmu. Sebelum keduanya menghilang bagai
bayangan kehilangan sinar..
Part 83
Kau menghembuskan nafas pelan, setelah meletakkan sebuket bunga mawar di makam
appamu, kau memandang nisan indah itu.
"Aboenim, saya berjanji akan selalu menjaga putrimu tercinta, mendampinginya hingga ajal
nanti. Restui kami."
Matamu menyipit saat tersenyum. Masih menatap wajah tampan Kyuhyun yg kau rasa
ketampanannya semakin bertambah.
"Kemarikan tanganmu."
Kau mengernyit bingung saat Kyuhyun meraih tangan kirimu dan melepas cincin
pernikahan kalian.
"Cincin itu bukan dariku, cincin itu hanya cincin pemaksaan dari perjodohan kita. Jika kau
sudah memberiku kepercayaan utk selamanya bersamamu, terimalah cincin ini, cincin dari
tulusnya cintaku untukmu, namkormu-ah."
Kau tertegun, memandang cincin perak indah ditangan Kyuhyun, hatimu ragu.
Part 84
"Aku mencintaimu. Jika ada kata lain yg lebih tinggi dari itu, aku akan mengucapkan kata
itu."
Kau menunduk, perlahan melepas genggaman tangan Kyuhyun dari tanganmu. Kau
memandang wajahnya, ekspresinya berubah murung.
"Kyuhyun-ssi..."
Kau menggantungkan kalimatmu hingga keheningan mendominasi. Air wajahmu tak bisa
ditebak oleh Kyuhyun.
"Oppa, jika kuberikan hatiku padamu, kumohon, peluklah aku, jagalah aku selalu disisimu.
Jgn pernah meninggalkanku."
Kalian diam mematung, kau memandang mata onyx penuh keteduhan milik Kyuhyun.
Sejenak kemudian ia tersenyum, meraih tangan kirimu dan memasangkan cincin indah di
jari manismu. Lantas merengkuhmu kedalam pelukannya.
Hatimu meronta, namun kau terlalu nyaman berada dalam pelukan itu.
"Aku berjanji, sayang. Aku akan selalu berada disisimu. Jagalah perasaanku. Aku
mencintaimu. Selamanya akan tetap mencintaimu..."
Part 85
Kau tersenyum, memejamkan mata saat Kyuhyun mengelus lembut pipimu. Ia tahu
kebiasaanya ini pasti akan berujung pada...
Jika kau tak sadar, bahagianya hati Kyuhyun tak dapat diukur. Serasa memijak surga,
Kyuhyun berjanji ia akan memperlakukanmu bagai ratu di singgasana hatinya.
***
"Kau yakin akan pergi sendiri, yakin tak perlu oppa antar?"
"Ya, oppa. Lagipula jaraknya kan tidak jauh dari apartemen. Aku bosan dirumah."
Kau mempoutkan bibirmu, menunggu jawaban dari Kyuhyun dari seberang telepon.
Kau melangkah keluar dari apartemen dan beranjak menuju toko buku didekat area
pertokoan. Kau ingin membeli buku resep utk mengalihkan kebosananmu.
"Namkormu-ah.."
"Namkormu-ah.."
Kau dan Seulgi berjalan beriringan. Kau mencari buku di rak sebelah kanan, sedangkan
Seulgi di rak sebelah kiri. Sesekali kau melirik Seulgi lewat sudut mata.
"Eum, namkormu-ah.."
Kau mengangguk, ini pembicaraan antar wanita, kau pasti akan mengerti.
"Ya, aku diantara mereka." kau menjawab cepat. Kau tahu arah pembicaraan Seulgi.
"Ya. Dan, eum-apa kau tahu? Cepat atau lambat mereka, salah satunya akan tersakiti.."
"Aku sangat tahu. Aku akan memberitahu mereka. Tapi aku butuh waktu, kau mau
membantuku?"
Seulgi tersenyum, setetes airmata mengalir dipipinya. Kau juga tersenyum lemah.
Part 87
Seulgi memejamkan mata, bagai sembilu mengiris hati saat kau menjatuhkan pilihanmu dg
suara lantang.
Namun ia tersenyum, setidaknya Kyuhyun takkan terluka lagi jika kau sudah memilihnya.
Seulgi sadar, bahwa kata 'cinta tak harus memiliki' itu memang benar adanya.
Kau mengalihkan pandanganmu yg mulai mengabur oleh airmata. Yesung, kau akan
mengingatnya sebagai cinta yg terindah.
"Aku akan segera memberitahukan kebenaran ini kepadanya. Biar aku sendiri yg
menjelaskan padanya."
"Eonni, jgn abaikan orang yg menyayangimu. Karena suatu saat kamu akan kehilangannya.
Cintailah dan jagalah Kyuhyun oppa. Aku percaya kalian saling mencintai pada akhirnya,
meskipun prosesnya sangat menyakitkan."
"Terimakasih, Seulgi-ya.. Maaf jika aku menghancurkan kebahagiaan seseorang. Tapi aku
berjanji takkan menghancurkan kebahagiaan orang yg mencintaiku." ujarmu, kau
memandang cincin indah di jari manismu, dan mengecupnya.
***
Kau menengadah menatap wajah tampan Kyuhyun, kau tersenyum membalas senyum
manisnya.
"Untuk alasan kau telah bertahan, dan selalu tersenyum untukku. Cinta darimu yg tak
pernah menyerah, aku sangat berterimakasih."
Kyuhyun mengeratkan pelukannya sembari menatap bulan purnama. Benar usahanya tak
sia-sia.
"Itu dulu, biarlah aku melihatmu sebagai masa depanku, oppa. Jgn pernah
meninggalkanku."
"Oppa belum mengantuk?" tanyamu saat kau merasa matamu berat dan ingin segera
terlelap. Kyuhyun menatapmu seraya terkekeh.
"Kau ingin tidur?" kau mengangguk. Kyuhyun mengangkat tubuhmu hingga berada dalam
gendongan Kyuhyun a'la bridal style.
"Ya, ada satu tugas lagi sebelum kau tidur. Malam ini hanya kita berdua." ujarnya seraya
membawamu ke ranjang kalian.
Sejenak kau mengernyit bingung, setelah melihat evilsmirk Kyuhyun, kau membelalakkan
matamu.
"Oppa!!"
***
Kau berjalan tergesa, mengejar Yesung yg baru saja keluar dari kelas bahasa Inggris.
"Yesung oppa!"
Yesung memelukmu. Kau membalas pelukannya tak kalah erat, sebelum tak bisa
memeluknya lagi, mungkin.
"Ada apa? Ayo kita kencan. Ujian skripsi ini membuatku pusing."
Kau merangkul lengan Yesung. Berusaha tersenyum seraya menikmati wajah tampannya.
Yesung mengangguk.
Part 90
Kau dan Yesung kini duduk di pinggir sungai Han. Aliran airnya tampak tenang namun
tidak dg hatimu.
Kau ingat Kyuhyun, entah mengapa suara mereka berdua sama2 indah di telingamu. Kau
menatap Yesung.
"Oppa.."
Kau hendak mengatakan keputusanmu, namun Yesung mengangkat tangannya dan meraih
ponselnya yg bergetar.
"Ya, tangani saja Seulgi-ya, aku sedang kencan." ucap Yesung blak2an. Kau sedikit
tersenyum.
Kau memberi isyarat agar diam pada Yesung, lalu bergantian mengangkat ponselmu yg
berdering.
"Yeoboseyo?" sapamu.
"Hai cantik, aku berada dirumah eommanim sekarang. Cepat kesini ne, aku ingin kita
masak bersama."
"Ne!"
Mulutmu terkunci seketika, kau menatap Yesung yg masih tersenyum. Kau menghela nafas
dan menunduk.
"Gwaenchana. Pergilah. Aku tak egois, kau pun berada di posisi yg sulit, chagi." Yesung
berujar pelan, mengelus rambutmu dan mengecup keningmu.
"Gomawo oppa, mianhae.." ucapmu dg nada bergetar lantas meninggalkan Yesung yg masih
memandang hamparan sungai Han. Sedetik kemudian ia tersenyum lemah.
"Jika adakalanya aku harus melepasmu, setidaknya jgn buat aku menyesal nanti." lirihnya.
***
Kau memarkirkan mobilmu di garasi rumahmu seraya memandang Audi hitam yg telah
terparkir disana, mobil Kyuhyun.
Kau melangkah pelan menuju rumahmu yg terlihat sepi. Kau mengernyit dan melangkah
cepat menuju dapur. Disana hanya ada eommamu.
"Dia tadi kekamarmu. Sana, hampiri dia. Eciee.. Ada yg sedang jatuh cinta." goda eommamu.
Kau mendengus seraya melangkah menuju lantai atas, kamarmu.
Kau memutar gagang pintu kamar dg senyum, setelah pintu terbuka kau masuk. Mendapati
Kyuhyun dg pandangan menerawang ke luar jendela. Ia berdiri sembari meletakkan kedua
tangannya di saku celana.
Entah efek cahaya atau apa, kau rasa Kyuhyun semakin mempesona.
"Kyu oppa.." panggilmu pelan, Kyuhyun menunduk sejenak, menghela nafas dan
menghadapmu. Air wajahnya datar, kau mengernyit bingung.
"Aku kecewa..."
Part 93
"Aku kecewa.."
"Maaf sepertinya acara kita tadi batal. Aku butuh waktu. Sebaiknya kita pulang ke
apartemen."
Perlahan kau mengangkat pandanganmu, tertuju pada sebuah bingkai foto di nakas yg
posisinya masih sama seperti saat kau meninggalkan rumahmu.
Airmatamu mengalir bebas. Kau menangis untuk mereka yg kau cintai namun kau sakiti.
Kau merosot terduduk dilantai. Ini terlalu cepat bagimu.
"Cinta ini begitu menyakitkan." isakmu, kau memegang dadamu dan menggeleng saat
membayangkan Kyuhyun dan Yesung akan meninggalkanmu karena kekecewaan. Kau
menggeleng kuat.
***
Kau memasuki apartemen, masih dg mata sembab, langkahmu perlahan menghampiri
Kyuhyun yg duduk seraya memejamkan mata di sofa. Kau duduk disampingnya seraya
menggenggam tangannya.
Part 94
Kau menggenggam jemari Kyuhyun, wajahnya tersirat akan kepedihan. Kau bersandar pada
bahunya dan terisak. Kau peluk tubuh Kyuhyun dari samping. Kau hanya takut ia akan
meninggalkanmu.
"Jgn tinggalkan aku, oppa.. Jgn pergi.." pintamu disela isakan. Tak ada jawaban dari mulut
Kyuhyun. Namja itu malah mengecup puncak kepalamu seraya menahan sesak didadanya.
"Oppa.. Kau berjanji takkan meninggalkanku, kan.. Tolong tetaplah disisiku. Aku memang
wanita yg jahat.."
Kau semakin mengeratkan pelukanmu padanya. Ingatlah dulu bagaimana kau menolak Kyuhyun
mentah2, sekarang berbalik kau yg memohon agar ia tetap disisimu. Karma ini milikmu.
Kau sesenggukan dan menatap wajah tenangnya yg sarat kekecewaan. Kau meraih pipinya.
Apakah ini akhir kisah cinta rumit kalian?
Cut~
Part 95
Jantungmu seolah berhenti berdetak. Lidahmu kelu melihatnya tersenyum tipis menahan sakit
hati yg kau berikan. Kau menggeleng kuat.
"Tidak! Jgn tinggalkan aku! Kumohon!" pekikmu semakin membuat airmata yg membanjiri
pipimu tak terkontrol lagi. Kyuhyun menahan airmata lantas menarikmu kedalam pelukannya.
"Tidak, aku takkan meninggalkanmu. Hingga aku mempunyai alasan utk melepasmu, sayang.
Aku mencintaimu, itu sebuah kebenaran."
***
Wajahmu pucat, mata sembab. Kau tak mempedulikan itu semua, saat ini kau hanya ingin
bertemu dg Yesung dan menjelaskan segala kebenaran yg tersembunyi. Kau melangkah
memasuki cafe Yesung. Sesampainya disana kau mendapati namja itu tengah berbincang dg
karyawannya.
"Chagi, gwaenchana? Kau kenapa?" tanya Yesung panik. Kau tersenyum tipis seraya
menggeleng.
Cut~
Part 96
"Oppa, ada sesuatu yg ingin kukatakan." ucapmu lemah seraya menggenggam jemari Yesung.
Namja itu mengangguk dan merangkulmu, membimbingmu menuju ruangannya.
Kau meraih kedua pipi Yesung dan memandang wajah tampan itu dg senyum.
"Oppa, maafkan aku yg selama ini menyakitimu. Aku mencintaimu." ujarmu dg suar bergetar
menahan tangis.
"Apa pemuda itu menyakitimu? Kau ingin oppa menghajarnya?" tanya Yesung dg mata berkilat
tajam. Kau menggeleng lemah.
Yesung menghapus setetes airmata yg meluncur dipipimu. Rasanya semakin sulit menahan rasa
sakit yg bersarang dihatimu. Sekali lagi kau tersenyum ditengah kepedihanmu.
"Apa kau ingin pergi? Oppa akan membawamu pergi sejauh mungkin dari sini. Kita tinggalkan
negara ini dan hidup bersama selamanya."
Part 97
"Oppa, pukul aku, siksa aku.. Asal kelak kau memaafkanku karena rasa sakit ini.. Aku.."
"Yesung hyung.."
Kalian menoleh kearah sumber suara. Yesung mengernyit sembari menatap Kyuhyun yg
menerobos masuk ruangannya.
Sementara Seulgi berada dibelakang Kyuhyun, berusaha mencegah namja itu. Namun sepertinya
terlambat.
"Kyuhyun-ah.. Ada apa? Bisakah kau menunggu? Aku sedang ada urusan."
Tangisanmu tak terkendali, meski tanpa suara. Kyuhyun melangkah mendekat kearah mu dan
Yesung, ia berlutut dihadapan Yesung.
"Hyung, maafkan aku. Aku merebut kebahagiaanmu. Kau boleh membunuhku." ucap Kyuhyun
dg suara tenang lantas memejamkan matanya. Kau mendekat kearah Kyuhyun namun Yesung
menghalangimu.
"Maksudmu? Kyuhyun-ah, jgn bercanda." tegas Yesung, matanya kembali berkilat tajam.
Kyuhyun mendongak dan menatap Yesung penuh penyesalan. Ia menghela nafas dan kembali
menunduk.
"Akulah yg merebut yeoja mu tanpa perasaan. Aku bahkan telah menikahinya. Pemuda itu aku,
hyung, bunuh aku.."
Cut~
Part 98
Kau memekik, berusaha menahan Yesung yg berulang kali melancarkan pukulannya ke wajah
dan tubuh Kyuhyun. Seperti membabi buta Yesung tak mempedulikan mu dan Seulgi yg
berusaha memisahkan Yesung dan Kyuhyun. Hingga akhirnya beberapa karyawan yg mendengar
keributan didalam ruangan Yesung masuk dan berhasil melerai. Kau memeluk Yesung untuk
menahannya.
"Kau! Ingatlah ini sebagai pelajaran bagimu, Cho Kyuhyun! Catatlah ini sebagai bentuk
kekecewaanku padamu!" setelah mengatakan hal itu, Yesung menarikmu keluar dari ruangan.
Kau sempat menoleh kebelakang, melihat keadaan Kyuhyun yg mengenaskan.
***
"Terimakasih."
Yesung beranjak pergi, namun kau memeluknya dari belakang, kau tak ingin ia meninggalkanmu
saat ini.
"Maaf jika selama ini aku menyakitimu. Rasanya itu sudah cukup untukku. Kembalilah padanya,
dia hakikat cintamu."
Cut~
Part 99
"Oppa... Saranghae.."
"Dengan meninggalkanmu mungkin aku telah melakukan sesuatu yg benar, walaupun harus
meneteskan airmata kesedihan." itulah kata penyemangat Yesung, sebelum benar2 menyingkir
dari kehidupanmu.
***
Kau memasuki apartemen. Sepi dan sunyi. Airmatamu tak berhenti mengalir. Kau memandang
seisi apartemen. Mengingat kembali kenangan bersama Kyuhyun.
Bagaimana pertama kali masuk kesini, bertengkar dg Kyuhyun, bahkan tertawa bersamanya.
Kau menghampiri dan memandang sebuah foto indah yg terpasang ditengah ruang santai. Kau
merasa saat itu kau masih menolak Kyuhyun. Dan kau menyesal dulu tak fitting baju pernikahan
bersamanya, dan malah Seulgi yg menemani Kyuhyun, istri macam apa dirimu?
Cut~
Part 100
Kau terduduk ditepi ranjang. Airmatamu semakin deras, kau mengambil ponselmu dan
menghubungi seseorang, eommamu.
"Yeoboseyo, namkormu-ah.."
"Eomma.. Bagaimana keadaan Kyu oppa?" tanyamu disertai isakan. Kau ingin sekali bersandar
dan memeluk eommamu saat ini juga.
"Eomma.. Ini sangat menyakitkan.." isakmu, kau merosot hingga terduduk di lantai samping
ranjang. Kau menekuk lututmu dan menangis disana. Entahlah bagaimana hari2 mu esok dan
seterusnya.
***
Seminggu kemudian...
Kau memasuki apartemenmu setelah seminggu ini kau tinggal dirumah bersama eommamu.
Kyuhyun butuh waktu utk sendiri, kau menurutinya. Sekarang, ia memintamu utk menemuinya
diapartemen. Kau medapati Kyuhyun tengah berdiri seraya menatap keluar jendela. Kau sangat
ingin memeluknya.
"Oppa..." kaj menghambur kepelukannya dan menangis dalam diam. Kyuhyun tak membalas
pelukanmu.
Cut~
Part 101
"Oppa.. Saranghae.." kau memeluknya semakin erat hingga Kyuhyun membalas pelukanmu. Kau
lega.
"Nado." balasnya kaku. Kau mendongak dan meraih wajahnya, kau mencium bibirnya lembut.
"Oppa.."
"Oppa.."
"Kau berjanji takkan meninggalkanku!" potongmu dg nada meninggi. Kau mengguncang bahu
Kyuhyun sembari terus menangis.
"Aku tahu, awalnya kau menerima perjodohan ini untuk mempertahankan perusahaan aboenim,
maafkan aku. Aku akan menyerahkan perusahaan aboenim kepadamu tanpa terkecuali.
Kukembalikan semua hak mu. Setelah itu aku akan pergi. Maaf utk semua luka ini."
Kyuhyun mengecup keningmu. Lantas pergi. Kau berbalik berusaha mengejar Kyuhyun, namun
kau terjatuh dan tersungkur dilantai kamar sembari mencengkeram perutmu.
Kau terengah merasakan sakit yg teramat di perutmu. Kau pikir, mungkin kau akan mati..
Cut~
Part 102
"Opp.. oppa.. tolong.." ucapmu terbata, kau berusaha bangkit dan duduk kembali di ranjang, kau
meraih ponselmu berusaha menelpon seseorang, namun kzu menjatuhkan ponselmu saat perutmu
kembali bergejolak.
Kau kembali tersungkur dilantai. Kau tak bisa bernapas, hanya satu nama yg ada dibenakmu.
Setelah itu duniamu berputar dan menggelap, kau tak sadarkan diri.
***
Kau terbangun, merasakan dingin yg teramat. Kau mencoba bangkit dari keadaanmu yg
tersungkur dilantai. Rupanya tak ada seorang pun yg mengetahui bahwa kau kesakitan hingga
pingsan.
Kau merasa tak punya tenaga sama sekali, kau kembali terbaring di lantai, setetes airmata
kembali mengalir.
Kau melihat seseorang mendekat kearahmu, pandanganmu terkabur oleh airmata, setelah itu kau
tak sadarkan diri lagi.
***
Kau mengerjap pelan. Mencoba mengumpulkan nyawa lantas mengawasi ruangan bernuansa
putih dg bau obat2an menyeruak masuk indra penciumanmu. Rumah sakit.
Cut~
Part 103
"Eomma.." kau bangkit dan memeluk eommamu. Kau menangis, sementara beliau mengelus
punggungmu memberi ketenangan.
Kau melepaskan pelukanmu dan menatap wajah tenang eommamu, beliau mengusap lembut
airmatamu.
"Kau tak sendiri, sayang. Ada eomma. Dan cucu eomma, disini."
"Ya, sayang. Kau tengah mengandung. Jagalah karunia Tuhan yg Ia titipkan padamu. Meskipun
tanpa ayahnya, eomma yakin kau bisa menjaganya. Kau harus kuat, demi anakmu."
"Sayang, tenanglah ada eomma disini. Kau harus kuat." ucapmu kepada jabang bayi yg masih
berusia satu bulan itu.
"Kyu oppa.. Aku hamil oppa, ini anakmu. Aku akan menjaganya dan membesarkannya, kelak
inilah penerusmu."
Cut~
Part 104
Hari2, bulan pun berlalu, kandunganmu semakin membesar. Layaknya ibu hamil lainnya, kau
juga merasakan ngidam.
Dan ngidammu pun tak tanggung2, banyak hal aneh yg membuat eommamu mengernyitkan dahi
dan menyerah saat permintaanmu diluar batas. Menaiki gunung Himalaya misalnya.
Tapi kau merasakan keanehan, setiap kali kau meminta ataupun mengidam sesuatui eommamu
selalu menuruti dan tepat waktu, meskipun tengah malam. Sepertinya beliau punya kaki tangan
yg ia tugaskan utk menuruti ngidam mu, tapi kau tak mempermasalahkannya.
***
"Aargh.. Eomma!" kau memekik dan terduduk dilantai saat merasakan kontraksi dari perutmu.
Kau merasakan perutmu serasa meledak dan sesuatu ingin keluar.
"Aigoo. Nak, kau akan melahirkan.." ucap eommamu panik. Beliau langsung menghubungi
seseorang agar segera membawamu ke rumah sakit.
"Bertahanlah, nak.. Sebentar lagi mobil rumah sakit akan menjemput." ujar eommamu
menenangkan.
Cut~
Part 105
Kau mengatur nafas, memekik dan berusaha menyelamatkan anakmu yg berusaha keluar.
Disampingmu eommamu selalu menyemangati, beserta suster2 dan dokter yg menanganimu.
Rasanya hampa saat tak ada Kyuhyun disini. Kau ingin ia yg menemanimu, tap kau tetap
menyemangati dirimu sendiri demi anakmu, kalian berdua harus selamat.
"Aaaargghhh!!!!"
Kau tersenyum lega, setetes airmata mengalir. Kau menggendong anakmu dari dokter.
"Selamat, Nyonya Cho. Putra anda sangat tampan." ucap sang dokter, kau tersenyum dan
mengucap syukur pada Sang Pencipta.
"Terimakasih." balasmu. Eommamu tak dapat mnyembunyikan kebahagiaan. Beliau menangis
sembari mengecup keningmu penuh kasih sayang.
"Kau wanita yg hebat, sayang. Putramu sangat tampan." ujar eommamu. Kau menatap bayi
mungil yg tengah menyusu padamu. Wajahnya yg tenang sangat mirip dg ayahnya.
"Hyun Kyu, namanya Cho Hyun Kyu. Kau benar2 pewaris appamu, sayang. Terimakasih
Tuhanku.." ucapmu penuh haru.
Cut~
Part 106
1 year later...
"Hyun.. Kau dimana? Jgn sembunyi, sayang. Eomma menyerah.. Hyun, eoddiga?" kau
memanggil Hyun Kyu anakmu yg sedari tadi tak muncul.
Awalnya kalian berdua main petak umpet di taman kantor perusahaanmu, namun semenjak
setengah jam tadi Hyun Kyu menghilang. Kau mulai khawatir takut terjadi apa2 dg anakmu.
"Hyun, jgn membuat eomma khawatir. Hyun.. Kau dimana sayang?" panggilmu frustasi. Bahkan
kau telah mengerahkan para karyawan dan satpam utk mencari Hyun Kyu, hasilnya nihil.
"Eomma.. Hyun Kyu eoddiga.." kau memeluk eommamu yg baru saja datang. Beliau mencubit
gemas pipimu.
"Dasar anak manja! Ya! Kau itu sudah dewasa masa harus manja dg eomma." ucap eommamu
seraya terkekeh.
"Eomma, Hyun Kyu hilang, bagaimana aku bisa tenang.." ucapmu dg nada meninggi, bahkan
kau telah meneteskan airmata.
"Ah, Hyun Kyu tadi.. Ayo ikut eomma. Dia ada di suatu tempat."
Kau bingung dg perkataan eommamu. Namun toh mengikuti kemana beliau pergi.
Cut~
Part 107
Kau mengawasi sebuah rumah klasik yg indah dimana mobil yg kau tumpangi bersama
eommamu berhenti. Kau menuruti isyarat eommamu agar turun.
Kau mengikuti eommamu yg berjalan lebih dulu memasuki halaman rumah itu.
"Haha.. Rasakan itu! Salahnya siapa kau mencurangi appa saat bermain game tadi heuh?
Rasakan hukumanmu.."
"Appaa!!"
"Eomma! Eomma.. Tolong aku.." Hyun Kyu yg menyadri kehadiranmu langsung berlzri
kearahmu dan bersembunyi dibelakang kakimu. Ia menjulurkan lidah kepada Kyuhyun, appanya.
"Namkormu-ah.."
Kyuhyun tersenyum dan mendekat kearahmu. Kau mundur perlahan saat Kyuhyun mendekat.
Tidak, oh tidak.. Kyuhyun semakin mempesona, kau bahkan tak mau berkedip melewatkan
ketampanannya.
Cut~
Part 108
"Sini.." Kyuhyun meraih Hyun Kyu kedalam gendongannya. Lantas namja tampan itu mencium
gemas pipi Hyun Kyu.
"Oppa.." kau menangis, Kyuhyun terkekeh dan memelukmu seraya masih menggendong Hyun
Kyu.
"Hyun Kyu sama halmeoni dulu ne.." ucap eomma Kyuhyun yg tiba2 datang. Hyun Kyuh
mengangguk dan menatap appanya dg senyum penuh arti.
#hemeh Hyun Ki "
"Oppa! Kau jahat meninggalkanku!" ucapmu seraya memukul2 dada Kyuhyun. Sementara
Kyuhyun hanya diam dan membiarkanmu melakukan apapun, asal kau lega.
"Maaf. Aku tak bermaksud meninggalkanmu." ucap Kyuhyun seraya menatap manik matamu. Ia
mengusap airmatamu lantas mengecup keningmu.
"Lalu? Kemana saja oppa selama ini? Oppa tega aku ngidam tak ada yg menuruti heuh?"
"Siapa bilang? Ingatkah kau ketika ngidam rujak ditengah malam? Kau tega sekali, masa
suamimu yg tampan ini harus menyeberangi lautan utk beli rujak di Indonesia "
Kau ternganga, jadi kaki tangan eommamu dulu adalah Kyuhyun, suamimu sendiri?
Oh God...
Cut~
Part 109
"Sekali lagi maafkan oppa.. Oppa hanya menjalani kewajiban negara. Oppa wajib militer hingga
harus berpisah denganmu, sayang. Maafkan oppa ya.." Kyuhyun kembali mengecup keningmu.
Kau merasa lega dan semua rasa sakit itu sirna.
"Oppa.. Lalu kenapa kau menyembunyikannya? Oppa bisa mengatakannya secara baik2
kepadaku. Oppa tega.."
"Aku hanya ingin melihat seberapa besar cintamu. Aku sadar sekarang, aku bukan hanya sekedar
bayangan bagimu.."
"Oppa.. Bayangan tak pernah hilang bahkan saat mentari tak mampu bersinar. Dalam kegelapan
sekalipun bayangan itu menyatu bersama raga dan hati yg sama.."
***
Kau menggeram, hari libur rupanya menjadi hari paling sial bagimu. Lihatlah rumahmu yg
berantakan penuh dg mainan Hyun Kyu. Kyuhyun pun tak kau lihat batang hidungnya sejak tadi.
"Ya eomma.."
"Ya sayang.."
#namanya sama "