***
Flashback
“Kau punya tiga orang anak yang bisa menjadi pewaris sah
bisnismu, bahkan anak sulungmu seorang laki-laki!” seru nyonya
Im berang. “tak satupun dari mereka berniat melakukannya.”
Memikirkan Choi Siwon yang berkembang di bawah asuhannya
selama hampir sepuluh tahun, membuat Tuan Im merasa bangga.
Choi Siwon lebih mencerminkan sifat Tuan Im dibandingkan
anak-anak kandungnya sendiri. “Tak satu pun dari mereka
punya ambisi dan kelihaian dalam berbisnis seperti Siwon,” Tuan
Im melanjutkan. “Aku akan menjadikan dia ayah dari
keturunanku.”
Flashback End
Pikiran yang semakin ruwet dan tidak karuan membuat Yoona
memutuskan untuk menemui kakaknya, Yuri. Yoona berharap
Yuri bisa memberinya solusi atau setidaknya bisa membuat
beban pikirannya sedikit berkurang. Yoona mendapati kakaknya
sedang duduk di ruang keluarga bersama suaminya. Yuri terlihat
menikmati momen menenangkan bersama sang suami setelah
berhari-hari merasa tak nyaman dengan kondisi tubuhnya yang
tak karuan akibat pengaruh kehamilannya yang masih muda.
Bahkan Yunho sengaja membawa Yuri beserta keluarga untuk
bersantai dan menikmati udara segar di sebuah mansion miliknya
di sebuah desa jauh dari keramaian kota Seoul.
“Eonni, kau tidak akan menganggap ini lucu kalau kau yang
akan menikah dengannya,” ucap Yoona sambil cemberut. Yunho
melirik kakak-beradik itu bergantian, “Apa salahnya dengan
Choi Siwon menurut cerita yang kudengar dari ayahmu bahwa
dia adalah pria terhormat.”
-0-
Masalah itu terus saja terputar ulang di kepala Yoona, tak
sedetikpun ia bisa memikirkan solusi. Bahkan memikirkan cara
untuk bertemu pria lain di Seoul jika sudah kembali kesana
nantinya pun tak dapat ia lakukan. Yoona memutuskan untuk
berjalan-jalan di lingkungan sekitar mansion milik Yunho. Ini
sudah hari ketiga Yoona berada disana, jadi sedikit demi sedikit
ia tahu situasi disekitarnya. Ia menyusuri jalan setapak yang
cekung, melewati padang rumput basah yang tampak indah
dipenuhi berbagai warna bunga.
“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan tadi.” Meskipun tidak
bisa membaca pikiran Siwon, Yoona yakin pria itu dengan cepat
memilah kemungkinan dan mengambil kesimpulan. “Ayahku
mengatakan seolah-olah itu semua sudah pasti. Kukira kalian
sudah membicarakannya sewaktu terakhir kali ayah
mengunjungi Tokyo.”
“Tidak akan!”
“akhir bulan Mei… itu hanya tinggal dua bulan lagi. Bagaimana
kau bisa menemukan jodoh dalam waktu sependek itu.?” Tanya
Siwon sedikit mengejek. “Aku akan berdiri di sudut jalan sambil
memakai plakat kalau memang harus.”
“Baiklah, aku minta maaf Nona Im, kau tidak perlu marah-
marah. Aku rasa sebaiknya kita berkepala dingin sampai kita
mendapat solusi terbaik.” sergah Siwon. “hanya ada satu solusi.
Kau memberitahu ayahku bahwa kau menolak menikah
denganku dalam situasi apapun. Kalau bisa janji melakukan itu
aku berjanji akan bersikap sopan dan berkepala dingin padamu.”
“Itu adalah ‘tidak’ yang berarti… ‘tidak, aku tidak mau berjanji,’”
Setelah mengucapkan itu, Siwon melewati Yoona dan terus
berjalan menuju mansion, membiarkan wanita itu mengejarnya.
-0-
“Kurang ajar sekali dia! Aku akan mengusahakan agar kau tak
menikah dengan pria itu, meskipun aku harus berperang dengan
Appa!” sahut Yuri emosi. Yoona jadi menyesal sudah mengadu
pada Yuri, padahal kondisi kakaknya sendiri sedang dalam emosi
yang tidak stabil. Beberapa saat kemudian Yunho muncul dan
membuat Yoona sedikit bernapas lega. Setidaknya Yunho bisa
menenangkan istrinya yang sedang kalut itu, bahkan kini jadi
lebih kalut daripada Yoona sendiri. Dengan segera Yoona
meninggalkan keduanya, tak ingin terlibat dalam perdebatan
suami istri nantinya.
“Oh.. Yeobo, aku dengar kau sudah bertemu dengan Siwon dan
berbincang dengannya. Aku ingin mendengar cerita tentang Choi
Siwon. Apa saja yang kau bicarakan dengan orang-orangan
sawah yang bisa berjalan itu?” Yuri menghambur ke pelukan
Yunho begitu suaminya duduk di sebelahnya.
-0-
-0-
Yoona lebih sibuk dengan rasa kesalnya yang sejak tadi melihat
kerabat Yunho lainnya, kali ini Jung sisters – Jung Soo Yeon dan
Jung Soo Jung. Kedua kakak beradik itu jelas sedang berusaha
menarik perhatian sekaligus menggoda Siwon. Yoona seakan
ingin menarik kedua wanita itu menjauh dari pria yang tak lain
diajukan sang ayah untuk dinikahkan dengannya. Entah dari
mana datangnya perasaan tak rela melihat Siwon berada begitu
dekat dengan kedua wanita itu. Tanpa Yoona sadari Siwon
dengan jelas dapat menangkap pandangan tak suka yang
diperlihatkan Yoona padanya.
Keempat kerabat Yunho itu terkejut ketika dengan tiba-tiba
Siwon meninggalkan cengkeraman Jung sisters dan menarik
Yoona dari tempat duduknya, menyeretnya keluar dari ruangan
itu dan masuk ke ruangan lainnya. Siwon dan Yoona tak
sedikitpun menyadari pandangan aneh yang dilontarkan
keempat orang dibelakangnya. Keributan kecil yang terjadi akibat
situasi ini menarik perhatian para tamu lainnya termasuk Yuri
dan orangtua Yoona.
“Kau tak usah mengelak lagi, sejak tadi bukankah kau ingin
sekali memaki Jung bersaudara karena sudah dekat-dekat
denganku kan?” potong Siwon dan membuat Yoona
membelalakkan matanya. “Memangnya siapa kau? Jangan terlalu
percaya diri. Justru aku tak suka dengan kehadiranmu di
ruangan itu sehingga membuat kekacauan dan aku tak bisa
mendekati Yonghwa ataupun Yoseob.” Pekik Yoona kesal.
Mulut Yoona begitu lembut dan panas, seperti percik api di kayu
bakar perapian. Yoona terkesiap ketika Siwon menyentuh bibir
bawahnya dengan ujung lidah. Perlahan Yoona meletakkan
tangannya di pundak Siwon, kemudian Siwon merasakan jemari
Yoona telah ada di belakang kepalanya, meluncur masuk ke
rambutnya, mencegahnya melarikan diri.
***
Chapter 2-END
***
“Aku tahu apa yang baru saja kau lihat sungguh diluar
dugaanmu, Tuan Im. Tapi, aku harus mengakui bahwa kejadian
itu murni di luar kendali. Aku pikir sebuah ketertarikan fisik
sangat tepat dijadikan alasan asal mula tindakan tersebut,” jawab
Siwon dengan tenang. Yoona menoleh menatap pria yang berdiri
di sebelahnya. Yoona melebarkan matanya seolah pria itu baru
saja mengaku ia memenangkan lotre.
“ah sudah, lupakanlah. Aku tahu persis gelagatmu itu. Kau tak
perlu menyembunyikan ketertarikan terhadap sesuatu. Aku
sudah hapal betul bagaimana karaktermu.” Siwon hanya
menghela napas pelan, tidak bergeming untuk melawan argumen
Tuan Im.
—fortunate scandal—
Pagi itu Yoona bangun dengan sejuta kekesalan dan juga rasa
penasaran setelah kejadian yang menimpanya semalam. Ia
bahkan tak bisa tidur nyenyak mengingat tingkah Siwon yang
membuatnya kesal setengah mati. Pria itu sudah berani
menyentuhnya bahkan perilaku romantis nan mengejutkan yang
diberikannya kemarin malam sungguh membuatnya semakin
bingung. Yoona tidak tahu apa rasa suka Siwon padanya benar-
benar nyata. Apakah pria itu mencintainya atau hanya sekedar
memainkannya seperti halnya mencari kesenangan dari tarik ulur
kesepakatan bisnis yang biasa dijalani pria itu.
“Tidak, cara kerja otak Choi Siwon tidak seperti itu, sama seperti
Ayah. Mereka pria pebisnis. Pemangsa. Kalau Choi Siwon
menginginkan aku, dia tidak akan berhenti dulu untuk minta
izin, tak ubahnya seperti hewan buas yang takkan minta izin
dulu untuk menyantap mangsanya.”
Yuri menghela napas, “hah… sulit bila kau mencampur ego dan
logika, sementara hatimu juga berkata lain lagi. Aku rasa kau
sudah jauh menyukai pria aneh itu. Mau bagaimana lagi,
sebaiknya kalian berdua berbicara secara terbuka,” Yuri
menyimpulkan.
“Kecuali?”
“…aku bisa mencari cara untuk membuat dia menurunkan
pertahanan dan memaksanya berkata jujur apakah dia
menyimpan perasaan terhadapku atau tidak.”
“Hmm.. aku ingin tahu apakah Choi Siwon bisa dipancing agar
cemburu.” Yuri menepuk keningnya mendengar ide sang adik.
Kemudian ia menggeleng-geleng kepala lemah.
–fortunate scandal–
Rasa lega begitu terlihat dari wajah Yonghwa, “Oh… Tuan Choi.
Ya ya, dia selalu memujimu di depan semua orang.” Yoona
memutar bola matanya, merasa tidak aneh dengan gerutuan itu.
“Aku khawatir Tuan Choi yang aneh satu itu akan terus ragu-
ragu sampai sesuatu membuatnya berlari ketakutan menjauhiku.
Tapi kalau kau tak keberatan untuk memberi kesan bahwa kau
menyukaiku – mungkin dengan melakukan kegiatan-kegiatan
romantis misalnya – maka dia bisa menyatakan perasaannya.”
Rayuan Yoona pada Yonghwa tampak membuat pria itu sedikit
mengerutkan kening, tapi tak lama keduanya tersenyum.
Yunho tahu persis apa yang sedang dipikirkan Siwon. Pria itu
pasti sedang berusaha memikirkan alasan yang tepat untuk
menjauh sementara dari keluarga Jung dan keluarga Im selama ia
masih harus tinggal di Korea. Yoona, adalah alasan utama bagi
Siwon untuk melakukan itu. Entah hal apa yang membuat Siwon
dan Yoona menjalani interaksi yang tidak diharapkan, padahal
jelas keduanya tertarik satu sama lain. Hal ini membuat Yoona
sering menggerutu dan bersungut-sungut tidak jelas hingga
membuat Yuri turut kesal. Oleh karena itu Yuri memaksa Yunho
untuk menengahi permasalahan absurd di antara mereka. Yunho
pun tak kuasa menolak keinginan istrinya itu yang sangat
menyayangi adiknya bahkan sampai memiliki ide untuk
memerangi ayahnya sendiri bila sang ayah tetap kekeuh ingin
membuat hidup Yoona sengsara.
-fortunate scandal-
Dan ternyata, Siwon tidak jadi pergi ke Busan… akhirnya ia mau
tak mau menerima ide Yunho untuk melakukan observasi di
perusahaan miliknya. Sepertinya Yunho berhasil meyakinkan
ayah mertuanya untuk menahan Siwon tetap di Seoul. Siwon
sendiri yakin ia akan menyesali keputusan ini, hanya saja ia tidak
tahu seberapa besar yang akan ia rasakan.
Siwon melirik Tuan Im dengan kesal “Cinta putri anda, Tuan Im.
Kebahagiaan dimasa mendatang…”
“Bagus sekali!” Ternyata itu adalah suara Yuri. Wanita itu sejak
tadi mendengar pembicaraan mereka tanpa disadari oleh
keduanya. Matanya tampak hitam dan gelap, sekelam langit
malam tanpa bintang. “Apakah ada orang dalam hidupmu yang
nilainya lebih dari pada sekedar uang, Appa?”
-fortunate scandal-
Dan masalah jadi rumit ketika dua hari yang lalu Yonghwa
menyerah untuk bersekongkol dengannya. Yonghwa mengaku
mulai memiliki ketertarikan sendiri terhadap Yoona, sehingga
sulit baginya untuk berpura-pura hanya menyukainya. Justru
Yonghwa kini menginginkan lebih dari Yoona. Tidak ingin situasi
ini berlarut-larut, Yoona bergegas menjauh dari Yonghwa. Ia
mengatakan pada Yonghwa kalau rencana bersama ini tak perlu
lagi diteruskan, Yoona tak lagi membutuhkan bantuan pria itu
untuk menarik Siwon. Keputusan Yoona itu sedikit membuat
Yonghwa berang hingga terjadi perdebatan diantara mereka.
“Tidak.”
“Jadi apa yang kau terjadi antara kau dengan Yonghwa?” desak
Siwon.
“Tapi pastinya ada sesuatu yang bisa kita lakukan.” Ujar Yoona.
“Kalau kau mau kau bisa menjelaskan lebih detail, mengatakan
padaku siapa namanya dan…”
“Begitu saja? Setelah apa yang kau ceritakan padaku kau ingin
aku pergi?”
“Apa lagi yang kau ragukan. Baiklah bila kau tak ingin
mengatakannya lebih dulu, maka aku akan melakukannya. Kau,
Choi Siwon… aku, Im Yoona mencintaimu. Aku telah jatuh cinta
padamu!”
“Kenapa tidak?”
“karena aku tahu tidak akan ada pria yang menginginkan dirimu
sebesar yang aku inginkan.” Siwon membelai rambut Yoona yang
berkilau. “Lalu kau, apa permohonanmu?”
-fortunate scandal-
“Aku rasa Choi Siwon tidak vulgar seperti yang kau katakan itu,
Sayang.” Yunho berbalik dan menatap wajah istrinya yang kini
semakin ditekuk.
“Huh.. apa yang tejadi dengan kata-kata ‘aku tak akan bahagia
menjadi istri pengusaha yang tidak berperasaan’? Sialan, aku tak
percaya Yoona berani melakukan ini!” celotehan Yuri yang
sedang kesal itu membuat Yunho memutar bola matanya.
-fortunate scandal-
“apa yang sedang kau pikirkan?” suara Siwon mengejutkan
Yoona yang sedang berdiri melamun di balkon rumah sambil
memandang kosong ke arah taman. Siwon melingkarkan
tangannya di pinggang hingga ke perut Yoona – memeluknya
dari belakang.
“ya?”
“Mwo?? Yak, apa yang kau pikirkan, eoh!! Menikah dengan pria
itu? Bukankah kau dulu menolaknya mati-matian, kenapa
sekarang kau jadi idiot begini?” pekik Yuri membuat Yoona
meringis mendengar suara melengkingnya.
-fortunate scandal-
“Itu pria yang kumaksud, segera tangkap dia untuk diadili untuk
kejahatannya!” teriak Choi Seung Hyun kepada polisi yang
dibawanya. Serta merta polisi itu mendekati Siwon dan
meringkusnya. Siwon yang masih terkejut justru terlambat
memberikan reaksi saat polisi itu telah berhasil memborgol
tangannya.
“Tentu saja aku datang kesini dengan segenap bukti yang dibawa
oleh pengacaraku, termasuk surat penahanan resmi dari
kepolisian Busan. Choi Siwon bersalah karena telah melakukan
tindakan kriminal di masa lalu. Dia dengan sengaja mencuri
dokumen perusahaan milik Choirang Group untuk dijadikan
milik dan kemudian menghilangkannya. Dia bahkan sempat
berlaku curang untuk membuat Choirang Group kolaps hingga
menggelapkan dana perusahaan untuk kepentingan pribadinya.”
Ujar Choi Seung Hyun dengan nada tenang yang dipaksakan.
“Tidak ada yang salah dalam hal ini, Tuan Jung!” sanggah Seung
Hyun. “Aku sudah menghabiskan banyak waktu dan biaya
hanya untuk melacak keberadaan pria sialan ini! Dan ketika aku
menemukannya datang sendiri ke Busan, aku merasa
keberuntungan akhirnya datang padaku. Pria ini pantas
menerima hukuman dengan aksi kotornya yang telah membuat
kerugian besar pada Choirang Group.”
“Jelaskan pada kami tentang hal ini, Siwon-ssi!” pekik Tuan Im,
merasa ada yang mengganjal dengan kasus ini.
-fortunate scandal-
“jadi ini yang kau lakukan selama aku tak ada, Nona Im?” Yoona
tersentak dari lamunannya setelah mendengar suara seseorang
yang amat dirindukannya saat ini. Ia mendongak dan mendapati
pria itu berdiri di hadapannya, tersenyum dengan lembut sambil
menatapnya. Yoona hanya menganga, ia masih tidak
mempercayai matanya yang melihat langsung pria itu.
“hahhh… Oppa syukurlah.. Aku rasanya ingin mati saja bila tak
bisa lagi bertemu denganmu. Kenapa kau lama sekali kembali
padaku?” gerutu Yoona dalam pelukan Siwon.
“Ya ampun, padahal aku mengira Appa sudah tak peduli lagi
padamu. Memangnya apa isi dokumen rahasia itu?”
FIN