bahkan pernah masuk 5 besar murid pria paling tampan se-seoul. Tapi dia
tetap merasa bahwa semuanya karena pengaruh Mino. Karena baginya dia
hanya murid beasiswa di sekolah paling populer se-korea selatan itu.
Belum sampai di depan kelas mereka, semua murid di sekitarnya tiba-tiba
berlari berlawanan arah dengan mereka berdua. Sambil menjerit-jerit histeris
mereka berlari melewati idola no 1 mereka.
wae wae wae??? tanya Mino kebingungan
molla balas bingung Jinwoo. Kemudian mata Jinwoo mengarah ke lapangan
basket sepertinya ada pertunjukan seru di lapangan basket sambungnya
saat melihat keramaian di lapangan basket.
Mino ikut melihat kearah lapangan basket. Dari lantai 2 tempat mereka
bediri, mereka berdua memperhatikan apa yang sedang terjadi di bawah
sana.
@@@
Dua murid pria berdiri di tengah-tengah lapangan basket. Mereka dikelilingi
murid-murid yang penasaran. Keduanya saling menatap tajam. Dengan
senyuman sinis di bibir mereka. Tatapan penuh benci.
YA YA YA !!! seruan keras datang dari seorang murid pria yang keluar dari
kerumanan murid yang sedang menonton.
DDO !!! selalu kelian berdua !! seru murid pria yang terlihat sangat kesal
itu YA kalian !! cepat bubar !! sebantar lagi bel masuk ! PPALI KKA !!
bentaknya keras pada semua murid yang akhirnya meneriakinya serempak.
Hooooooooo .. seru semua murid yang perlahan satu persatu pergi
meninggalkan kerumunan dan menyisakan 3 orang ditengah lapangan
basket itu.
YA ! sampai kapan kalian mau berdiri di situ? Cepat pergi ! seru murid pria
yang sejak tadi terlihat paling kesal
kenapa hyung yang selalu marah saat kami berdualah yang harusnya
berkelahi? sahut murid pria yang sejak tadi menggosok telinga dengan
jarinya, mendengar teriakan murid pria yang dipanggilnya hyung itu.
lalu kau ingin aku bagaimana? Tepuk tangan, teriak histeris menganggungagungkan nama kalian berdua? nadanya tambah kesal
hyung bisa saja membuka arena taruhan, tarik uang dari mereka semua,
pasang nama dia untuk menang, hyung bisa mendapatkan banyak uang
jawab murid pria tadi sambil mengambil tasnya dan memasang kancing
baju seragam sekolahnya.
kenapa dia?
hyung tau, dia akan selalu menang, tapi tetap saja mengajakku berkelahi.
Sia-sia saja kan mengajak berkelahi orang yang pasti akan kalah? jawabnya
didepan wajah murid pria yang sejak tadi diam berdiri di tempatnya aahhh
perutku sakit sekali .. serunya tiba-tiba sambil memegang perutnya,
memecahkan suasana tegang yang sempat terjadi tadi.
ahh Seunghoon hyung, untung kau datang, kalau tidak mungkin aku sudah
buang air besar ditengah lapangan basket. Na kanda !! serunya segera
berlalu sambil menepuk pundak murid bernama Seunghoon itu.
aah jinjja! Dia selalu seperti itu ! kesal Seunghoon kau juga, kenapa selalu
menantangnya berkelahi? serunya kini kesal pada murid pria yang sejak
tadi masih diam ditempatnya.
Perlahan dia mulai bergerak mengambil tasnya, dan merapikan seragam
sekolahnya. Dia kemudian tersenyum disela-sela gerakannya merapikan
seragamnya.
Seunghoon hyung .. na begoppa .. suara dingginnya terdengar
mwo?? bingung Seunghoon
kajja !! seru murid itu berlalu mendahului Seunghoon dan meninggalkan
lapangan basket.
tersenyum
kearah
Mino
sambil
Mino masih enggan melepas matanya dari murid perempuan yang mampu
membuatnya penasaran itu.
Perlahan kakinya bergerak ingin mengikuti kemana dia pergi, tapi sebuah
tangan bersandar pada bahu Mino. Segera Mino berbalik, dan melihat sosok
Jinwoo sudah berdiri di belakangnya.
wae yogiseo? tanyanya
aa?? Euum apa lagi, tentu saja mencarimu gugupnya
ke perpustakaan?
kemana lagi biasanya aku bisa mencarimu kalau bukan disini
gurae .. kalau begitu ayo kita keluar ajak Jinwoo
wait wait wait !! seru Mino segera
wae?
kau .. kau sudah selesai membaca? Kau kan baru sebentar di sini, kenapa
harus buru-buru keluar? Mino terbata-bata
aku bisa membacanya di luar, aku tidak mungkin menyuruhmu diam disini
hanya untuk menungguku membaca kan?
ani gwenchana .. aku bisa menunggumu sampai bel masuk, jinjja !
tanggapnya langsung
tapi kau tidak suka membaca kening Jinwoo mengerut menangkap ada
yang aneh dari Mino
aku suka Mino langsung menarik sembarang satu buku dari rak di
sampingnya aku akan membaca ini di sini Mino langsung membuka
halaman pertama dari buku itu
Biologi? kening Jinwoo semakin mengkerut
mwo? bingung Mino sebelum Ia membaca cover luar buku itu aaa ..
Biologi, ne joah .. ragunya yang jelas dapat dibaca Jinwoo.
Jinwoo memilih mengikuti kemauan aneh Mino. Walaupun Ia masih belum tau
apa yang membuat Mino tiba-tiba suka perpustakaan, buku, dan Biologi,
yang semuanya ia tau hanya acting. Jinwoo kemudian melihat sekitarnya.
Kemudian menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban yang
dicarinya.
Jinwoo langsung meninggalkan Mino yang sedang berpura-pura membaca
buku Biologinya. Menuju sebuah meja, seorang murid perempuan tengah
duduk khusuk membaca bukunya. Pelan Jinwoo mendekati meja itu.
chogiyeo .. sapanya berbisik-bisik
Murid perempuan itu menoleh pada Jinwoo dan memandanginya dengan
pandangan bertanya.
aku boleh duduk di sini? Jinwoo menunjuk kursi kosong di hadapannya
nee .. balas gadis itu pelan diiriingi dengan senyuman manis nan ramah
Jinwoo membalas senyumannya dan langsung duduk di sebelah kursi yang
ditunjuknya tadi. Setelah duduk, Jinwoo langsung menoleh pada Mino yang
sejak
tadi
memperhatikan
apa
yang
dilakukan
Jinwoo.
Jinwoo
melambaikannya tangannya memanggil Mino, dia kemudian menepuk nepuk
kursi yang rupanya sengaja dikosongkan untuk Mino. Degan cepat Mino
langsung menyusul Jinwoo. Perlahan dia duduk dikursi yang disediakan
Jinwoo.
gomapta .. bisiknya pada Jinwoo yang hanya dibalas anggukan oleh Jinwoo.
Mino kemudian kembali melanjutkan membaca bukunya, tapi belum sempat
membaca satu kata dari buku yang dipegangnya, dia terdiam menyadari
sesuatu. Perlahan diangkat wajahnya, dan melihat apa yang ada di
hadapannya.
yaa, neo waeire?? seru Seunghoon sedikit tidak terima sikap Seungyoon
Tiba-tiba Seungyoon kembali berdiri tegap hyung bagaimana kalau
lagunya kita ganti
ganti?
eo .. Officially Missing You semangatnya
Seunghoon membuka matanya tak percaya Seungyoon menyarankan
sebuah lagu yang di luar dugaanya, langsung Ia melepas rangkulannya
yaa .. konsep kita SWAG, kalau pakai lagu itu lebih baik kau latihan balet !!
serunya keras
aaah hyuuung kita bisa menjadikannya hip hop
shirreo !! tolak Seunghoon tegas dan langsung meninggalkan Seungyoon
aaah hyuuung rengek Seungyoon menyusuli Seunghoon dari belakang
yang sudah enggan mendengar rengekan Seungyoon.
@@@
WENDY !! panggil Joy di depan ruang musik
Wendy yang masih asik memetik sinar gitarnya, menoleh pada Joy.
wae? sahutnya
Joy masuk kedalam, dan langsung duduk dikursi dekat Wendy duduk.
aku baru saja dari ruang guru lemas Joy menidurkan kepalnya di meja
wae?
mereka mengeluhkanku yang masih belum masuk ekstrakurikuler apapun
aah jinjja .. kalau begitu masuk musik saja bersamaku saran Wendy
Wendy please .. menyanyi saja aku tidak bisa apa lagi main gitar
sepertimu
belajar, aku bisa mengajarimu
jinjja? Tapiiiii .. passion-ku sepertinya bukan dimusik Joy memanyunkan
bibirnya
gurae mwo??
apa tidak ada club kecantikan?
Wendy tertawa geli mendengarnya kalau begitu kau buat saja club sendiri
dance !! serunya tiba-tiba bangkit dari lemasnya dance otte??
eeum .. bagus, tapi memangnya kau bisa dance?
ani
so?
aku bisa belajar kan?
Wendy menatap Joy dengan pandangan sebal up to you !
gurae, aku akan ikut dance mata Joy berbinar-binar yakin.
tapi ingat, sekali kau masuk, kau tidak boleh keluar ! kau harus meneruskan
sampai akhir ! peringatan Wendy karena tau betul sikap Joy yang gampang
bosan pada sesuatu.
gurae ! I can do it ! yakin Joy dengan semangat yang tentu saja diragukan
Wendy.
@@@
Dibalik jendela sana. Sebuah bayangan seorang gadis terlihat sedang duduk
manis. Mengoreskan kuas pelan pada kanvas di depannya. Bayangan itu
selalu duduk di tempat yang sama, di dekat jendela, tak pernah bergerak
selain hanya melukis pada kanvasnya. Di gedung itu, di gedung kelas 1.
Semua terlihat dari tempatnya berdiri, selalu datang hanya untuk melihat
pemandangn yang sama setiap harinya. Bayangan sang pelukis.
ya Nam Taehyun! suara yang selalu berhasil memecahkan suasana
Taehyun mengela nafasnya, sebelum berbalik menoleh pada sang empunya
suara. Ia cukup terkejut ternyata yang dilihat bukan hanya Seunghoon, tapi
ada Seungyoon bersamanya.
kau ikut latihan juga? tanya Seunghoon pada Taehyun yang menatap lurus
pada Seungyoon
ani jawabnya dingin
gureum, wae yogiseo??
hanya berkunjung, aku pikir hyung sendiri tatapannya masih lurus pada
Seungyoon
Menyadari itu Seunghoon langsung mencoba mencairkan suasana, tapi baru
saja mau membuka mulutnya, Taehyun langsung beranjak dari tempatnya
dan berlalu dari hadapan mereka berdua.
taehyun~ah .. panggil Seunghoon pelan
Seungyoon hanya berdiri di tempatnya, memilih diam.
aah jinjja . keluh Seunghoon mengacak-acak rambutnya. Ia benci selalu
berada pada posisi yang serba salah.
hyung ! panggil Seungyoon tiba-tiba
mwo?? suaranya kesal
Officially Missing You, ne ne ne?? rayunya tak henti juga, mendekati
Seunghoon dengan bersikap manja
mengistirahtkan
tubuhnya,
Mata Seunghoon kemudian tertuju pada pintu yang terbuka sedikit, seorang
perempuan pelan-pelan masuk kedalam ruangan itu.
aaahhh bau sekali !! seru murid perempuan itu
nuguseyeo?? sapa Seunghoon yang segera berdiri melihat kedatangan
perempuan yang sebenarnya sering dilihatnya berkeliaran di sekolah ini.
apa ini ruangan club dance? tanyanya
nee
ah jinjja .. apa kalian tidak bisa merawat tempat ini lebih baik. Aku bisa
mengundurkan diriku untuk masuk club dance kalau ruangannya bau seperti
ini
Seunghoon
memberi
oppa !
aku serius, sudah seminggu aku tidak bertemu
kesayanganku, satu-satunya yang aku irikan dari Jinwoo
denganmu,
adik
Part 2
Beginning
tak seharusnya kau seperti itu Joy ucap Wendy samb il tetap menyetirkan
mobilnya dalam perjalan pulang mereka.
tulangnya patah. Ia juga tak begitu peduli apa yang akan terjadi diantara
mereka. Karena dia paling benci mencampuri urusan orang lain.
Seungyoon memilih untuk melarikan diri ke kantin sekolah untuk
menyenangkan tenggorokannya yang sudah kering karena latihan tanpa
istirahat tadi. Dia duduk di salah satu meja. Seragamnya sengaja tak di
kancingnya, sehingga kaos hitam didalamnya yang sudah basah oleh
keringatnya terpamerkan dengan jelas, membuatnya terlihat seperti siswa
tak terurus.
Disela istirahatnya yang tidak ingin diganggu oleh siapapun, seorang murid
perempuan datang mendekatinya, tanpa basa-basi dia langsung duduk di
kursi kosong di depan Seungyoon. Seungyoon menoleh menyadari
kedatangan seseorang di hadapannya.
eo .. annyeong sapa Seungyoon santai sebelum dia menegak kembali
minuman penyegar dahaganya itu.
aku dengar kau berhasil mempertahankan beasiswamu sampai akhir tahun
sekolah murid perempuan itu mulai mengeluarkan suaranya yang terdengar
sedikit tidak senang dengan pernyataanya sendiri
benarkah? Aku baru dengar balas Seungyoon masih santai
Murid perempuan itu diam, tak membalas, tapi matanya terus menatap
Seungyoon penuh arti. Seungyoon menyadari sikap diamnya, Ia tau apa
yang dipikirkan perempuan di depannya itu.
seulgi~ya .. Seungyoon menyebut namanya dengan menatap wajahnya
serius kenapa kau selalu mengajakku bicara dengan topik yang selalu
sama, apa kau tidak bosan?
kau tau kenapa aku selalu menanyakan ini
dan kau juga tau, pernyataan apa yang akan kau dengar dariku setiap kali
kau mengajakku membicarakan masalah ini emosinya mulai keluar
kau tidak menginginkan beasiswa itu? kau tidak tau apa-apa tentang
beasiswa itu? Kau tidak berminat pada sekolah ini? Semua jawabanmu itu
tidak sesuai dengan kenyataannya Seulgi mulai mengeraskan suaranya
jadi kau ingin aku bagaimana? Keluar dari sekolah ini? nada Seungyoonpun
tak kalah keras
ani .. aku hanya ingin kau berhenti membuatku iri, membuatku harus siang
malam belajar agar bisa mempertahankan beasiswaku sama sepertimu
gretak Seulgi bangkit dari kursinya dan memberikan tatapan tajam pada
Seungyoon.
kau selalu saja mengajakku berdebat dengan masalah yang sama!
Seungyoon benar-benar sudah kesal.
Ia bangkit dari duduknya, dan memilih pergi meninggalkan Seulgi di meja
itu. Seulgi tak membalas, bahkan Ia tak berusaha menghentikan langkah
Seungyoon. Dia juga berpikir memang lebih baik Seungyoon pergi daripada
mereka harus bertengkar lagi dengan masalah yang sama.
Sementara itu Seungyoon terus berjalan meninggalkan kantin tanpa
menengok sedikitpun pada Seulgi. Ia berjalan dengan gerakan kaki yang
cepat. Amarahnya masih belum reda. Sesekali ia menegak minumannya
untuk menenangkan dirinya. Saat perjalannya kembali ke ruang dance, dia
berpasasan dengan sekumpulan murid yang memadati papan pengumuman.
Seungyoon dibuat penasaran. Dia memaksakan diri untuk masuk kedalam
kerumunan. Terdengar bisikan-bisikan dari murid lain itu dia, itu dia.
Seungyoon tak memperdulikan bisikan itu sampai dia melihat sendiri
pengumuman yang terpampang di papan putih besar itu.
Sebuah pengumuman hasil ujian akhir yang baru selesai diadakan 2 minggu
yang lalu. Di daftar siswa kelas 2, namanya tertulis di urutan pertama.
Artinya dia juara umum, dan itu lah yang dibicarakan Seulgi tadi. Dengan
Seungyoon memproleh juara 1 umum artinya beasiswanya bisa ia
pertahankan sampai kenaikan kelas 3. Seungyoon menghela nafasnya
mengingat keluhan Seulgi tadi, kemudian dia langsung mencari nama Seulgi
diantara daftar nama itu. Kang Seulgi nama itu tertera diurutan 11, artinya
dia keluar dari 10 besar, dan itu juga artinya beasiswanya dalam bahaya.
Seungyoon kembali menghela nafasnya. Cepat dia keluar dari kerumanan
itu. Ia mulai berpikir untuk mewajarkan sikap keras Seulgi tadi. Kini dia
malah merasa bersalah. Dia menoleh ke arah kantin, berpikir untuk
menyusul Seulgi. Tapi apa yang ingin dia lakukan? Minta maaf? Untuk apa?
Dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Semua ini diluar kendalinya,
apa yang bisa dia lakukan. Cepat dia menggelengkan kepalanya, membuang
pikirinnya untuk kembali kedalam kantin. Tegas Ia melangkahkan kakinya
kembali menuju ruang latihan, tujuan awalnya.
@@@
siapa dia? tanya Mino setelah selesai menyaksikan pemandangan yang
menarik perhatiannya di kantin tadi. Ada Jinwoo, Irene dan Wendy yang juga
menyaksikan pertunjukan yang sama.
mereka sedang membicarakan tentang beasiswa? Lucu sekali sahut Irene
Jinwoo yang mendengarnya sedikit tersinggung dan langsung menundukan
kepalanya.
Dia Seulgi, aku sekelas dengannya sahut Wendy
Mino langsung memberikan
berteman? tanyanya cepat
perhatian
pada
jawaban
Wendy.
kalian
ani .. dia orang yang tertutup, aku tak pernah melihatnya bergaul dengan
yang lain, dia hanya berteman dengan buku-bukunya
aaa begitu .. Mino mengangguk-anggukan kepalanya lalu laki-laki tadi,
nugu? lanjutnya
dia Kang Seungyoon .. murid beasiswa, sang juara, dia selalu mendapatkan
juara pertama setiap tahun sahut Irene menjawab
kau sekelas dengannya? tanya Mino cepat
ne .. banyak yang tidak percaya dia juara kelas, bahkan juara umum. Dia
selalu tidur di kelas, sesekali bolos dari kelas. Aku dengar dia anak dance,
tapi aku tidak pernah melihatnya berkompetisi, aku juga dengar dia pernah
ikut audisi K-pop Star, tapi ia tidak lolos, karena itu dia berhenti bernyanyi
dan pindah haluan ke dance. Semacam trauma jelas Irene panjang sambil
mengaduk-aduk minumannya
eooo kau tau banyak tentangnya seru Mino setengah kagum pada
kemampuan Irene
ani .. ini karena dia selalu jadi bahan pembicaraan di kelasku, semua murid
perempuan di kelasku menyukainya, padahal dia tidak setampan itu untuk
dikagumi sinis Irene
tapi dia juga tidak seburuk itu untuk abaikan sahut Wendy, Irene langsung
mengerutkan keningnya dengan pernyataan Wendy itu.
lalu, apa hubungan mereka berdua? tanya Mino lebih lanjut
Irene dan Wendy menatap Mino bersamaan molla jawab keduanya kompak
lagipula kenapa kau tertarik dengan mereka berdua, kau mengenal
mereka? tanya Irene menyidik
mwo? Ani aku hanya penasaran saja Mino salah tingkah, dia memilih
meneguk minuman di depannya.
Jinwoo melihat tingkah aneh Mino, dia yang paling tau kenapa Mino menjadi
salah tingkah seperti itu.
tapi ngomong-ngomong, kemana
pembicaraan
Joy? tanya
benar-benar
seorang
tuan
putri
senyum
Seungyoon
sudah berapa lama kau jadi anak buahnya? tanya Joy pedas
anak buah? Siapa? Aku? Kau sebut aku anak buah Seunghoon hyung? Aaah
jinjja .. YA ! dia itu ketua club dance ini, dan aku anggota club ini, karena itu
aku menghormatinya, belum lagi dia kakak kelasku. Aku tau tata karma !
tidak sepertimu ! sudah diberikan minum, malah menganggapku sok akrab,
ahh jjam .. kesal Seungyoon
kau ingin aku mengucapkan terimakasih? Gurae gumawo ! dingin Joy
aah jinjja .. aku menyesal, benar-benar menyesal ! Seungyoon langsung
berdiri berniat meninggalkan Joy sendiri
WAIT ! teriak Joy cepat sebelum Seungyoon pergi dari hadapannya
Seungyoon terkejut dan langsung menoleh pada Joy dengan tatapan
bingung.
aku ingin tetap bertahan di club ini, aku ingin membuktikan padanya bahwa
aku bisa dance ! seru Joy dengan suara nyaringnya
guraem mwo? Seungyoon mengerutkan keningnya
kau harus membantuku latihan
neee?
wae? Shirreo?
eo shirreo !
mwo?? Ya! Kalau kau tidak membantuku, besok aku bisa mati di depannya,
mati ~! Joy mencekek lehernya sendiri
murid-murid
yang
merasa
tak penting menghiraukan Mino. Ia kembali menundukan kepalanya berpurapura kembali membaca bukunya.
Mino terkaget melihat reaksi Seulgi yang justru mengacuhkannya. Mino kini
kebingungan. Tapi Ia tak menyerah, kembali dia merobek selembar kertas
dari bukunya. Tangannya kembali menuliskan apa yang sudah tertulis di
kepalanya. Dengan cepat kembali dia meletakan robekan kertas itu di atas
buku Seulgi. Seulgi mehembuskan nafas kesalnya.
Tanpa menoleh pada Mino, Ia langsung membaca kertas itu aku tau tempat
kau bisa menangis puas itu tulisnya. Seulgi langsung mengangkat
kepalanya, melihat Mino dengan tatapan tegas. Seulgi mulai kesal. Ia
langsung bangkit dari kursinya, beranjak pergi dari hadapan Mino. Mino
terkejut. Seulgi berlalu tanpa melihatnya sedikitpun. Tanpa pikir panjang,
Mino ikut berdiri dari kursinya mengejar Seulgi yang sudah keluar dari
perpustakaan.
Dengan cepat Mino menarik tangan Seulgi. Seulgi langsung membalikan
badannya. Matanya tegas menatap Mino. Mino terdiam, mata itu seolah
membekukan bibir Mino. Matanya jelas bicara JANGAN GANGGU AKU. Tapi
tak bisa, sekalipun bibirnya membisu, tapi tangannya masih kuat memegang
pergelangan tangan Seulgi. Mino tak bisa melepas tangan itu. Seulgi menarik
keras tangannya dari genggaman Mino, tapi tangan itu terlalu keras untuk
dilawan.
ikut aku !! seru Mino tiba-tiba. Ia menarik paksa tangan Seulgi pergi
mengikutinya. Seulgi tak bisa berbuat banyak, karena kerasnya genggaman
tangan itu.
Mino membawa Seulgi ke atap sekolah. Sampai di sana, Seulgi kembali
menarik tanganya lepas dari tangan Mino. Kali ini dia berhasil. Tapi tubuhnya
mematung di situ. Kepalanya tertunduk. Ada suara terisak-isak yang
didengar Mino. Ia paham suara apa itu.
appo .. appo .. appo suara tangis Seulgi terdengar, dia terduduk lemas
di hadapan Mino.
Tangis itu semakin pecah. Mino merasakan perih itu .Mino tau rasa sakit yang
di ucapkannya bukan rasa sakit tangannya yang sejak tadi digenggam erat
oleh Mino. Tapi sakit dari dadanya, sesak yang tak bisa Ia keluarkan sejak
tadi. Dan kali ini dia berhasil mengeluarkan tangis itu dengan keras.
menangislah bisik Mino membiarkan Seulgi memuaskan
mengeluarkan semua perihnya. Itu yang dibutuhkan Seulgi.
tangisnya,
@@@
Sore hari di sekolah itu. Joy masih di ruang dance. Dia masih berusaha keras
menghafalkan semua gerakan yang diberikan Seunghoon. Seungyoon yang
terjebak di ruangan itu untuk membantu Joy merasa frustasi karena Joy tidak
melihatkan perkembangan apapun.
YA ! harus berapa kali kau mengulang gerakan yang sama ! ah jinjja !!
bentak Seungyoon
jangan membentakku !! AKU BISA !! bentak Joy tak mau kalah
ah terserahlah !! seru Seungyoon kesal dan memilih pergi meninggalkan
Joy disana.
YA ! oediga !!
beli minum ! balas Seungyoon terus keluar dari pintu tanpa menoleh pada
Joy.
Seunghoon yang kebetulan ingin ke ruang dance melihat Seungyoon keluar
dari ruangan itu.
kenapa dia masih latihan sampai jam segini bisiknya sendiri. Ia ingin
memanggil tapi Seungyoon sudah jauh, jadi dia memutuskan untuk
menunggu Seungyoon di ruangan dance. Tangannya yang baru memegang
ganggang pintu terhenti oleh pemandangan yang dilihatnya dari balik
jendela pintu itu. Joy masih di ruangan itu, penuh keringat, rambutnya pun
sudah basah tak serapi rambut princess yang biasa dilihatnya. Joy terus
menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik. Setiap kali ia melakukan
sebuah gitar. Ia tak ingin, tapi tangannya, tak bisa ia kendalikan untuk
menyentuh senar-senar gitar itu. Seungyoon menghela nafasnya. Ia ingin
sekali memainkannya, tapi ada sesuatu yang menyuruhnya untuk tidak
melakukannya. Seungyoon menelan ludahnya, dan cepat membalikan
badannya dari gitar itu. Tapi tidak semudah itu. Ia menggaruk-garuk
kepalanya kesal karena tidak bisa mengabaikan gitar itu. Ia tidak bisa.
@@@
Wendy menemukan mobilnya yang terpakir didepan gerbang sekolah.
Dengan cepat dia mendekati mobilnya. Hari itu dia tidak membawa mobilnya
sendiri karena sedang masuk bengkel. Karena itu dia menunggu jemputan
supir ayahnya.
Wendy langsung masuk kedalam mobilnya. Dia minta maaf padas supirnya
karena sudah lama membiarkannya menunggu lama. Supirnya pun mulai
menjalankan mobilnya. Wendy mengacak-acak isi tasnya untuk menemukan
HP nya. Tapi tidak ditemukannya, sampai dia teringat kalau HP nya tertinggal
di ruang musik.
Ahjussi ! seru Wendy cepat membuat supirnya langsung menginjak remnya
cepat maaf, sepertinya HPku tertinggal di dalam
mau saya ambil aggasi? sopan sang supir
aniyo .. biar aku ambil sendiri, tunggu saja disini Wendy langsung bergegas
keluar dari mobilnya.
Wendypun segera berlari masuk kembali kedalam sekolahnya untuk menuju
ruang musik. Jarak beberapa ruangan dari ruang musik, langkah Wendy
terhenti oleh sebuah suara. Sebuah permainan gitar yang belum pernah
didengarnya sebelumnya. Wendy tertarik dengan suara itu, dan dia yakin
suara itu terdengar dari ruang musik. Perlahan Ia melangkahkan kakinya
mendekari ruangan itu.
Di balik pintu itu, Wendy melihat sosok pemain gitar yang terdengar sangat
merdu itu. Alunannya terdengar lembut, berhasil membuat Wendy
tersenyum tanpa alasan. Ia ingin tau lagu apa yang sedang di mainkannya,
tapi Ia memilih untuk tidak menganggunya, karena alunan senar gitarnya
terlalu indah untuk diputus begitu saja.
Wendy menyandarkan tubuhnya di pintu yang setengahnya terbuka itu. Ia
terus tersenyum memandangi permainan gitarnya. Baru sebentar Wendy
menikmatinya, permainan gitar itu tiba-tiba saja berhenti. Sang pemain gitar
terlihat menundukan kepalanya. Tangannya yang tadi bermain indah kini
melemas melepas senar gitar. Wendy melihat tatapan sang gitaris yang
terlihat sedih, bertolak belakang sekali dengan matanya saat memainkan
gitar yang masih terpangku di pangkuannya itu.
Pemain gitar kini berdiri dari duduknya, melepas sang gitar kembali pada
posisi sebelumnya di kursi itu. Degan cepat dia berbalik dari hadapan gitar
itu. Tapi belum belum satu langkah, Ia langsung terkejut melihat sosok
Wendy sudah berdiri di depan pintu itu. Wendypun jadi ikut terkejut setelah
bertatapan wajah dengan gitaris yang menarik perhatiannya itu.
hi ! sapa Wendy ragu sambil mengangkat tangannya memberi salam.
Pria itu hanya membalasnya dengan menganggukan kepalanya. Wendy
sekarang ingat siapa pria yang yang kini terlihat salah tingkah di depannya
itu. Tapi ia lupa siapa namanya.
permainan yang bagus .. aku boleh tau apa judul yang kau mainkan tadi?
itu bukan lagu yang terkenal jawabnya akhirnya membuka mulutnya
tapi aku suka, bia kau beri tau aku
kau tidak akan menemukannya di internet
jinjja? Jadi .. mungkinkah itu lagu ciptannmu sendiri?
Pria itu langsung menoleh kembali pada Wendy setelah mendengar
pertanyaan itu darinya. Pria itu memilih untuk melangkahkan kakinya berlalu
dari Wendy, sebelum dia menanyakan pertanyaan lanjutan tentang lagu itu.
Part 3
Theres Something
Besok paginya, hari yang cerah untuk memulai hari baru. Di sekolah yang
sudah selalu ada cerita baru di dalamnya itu, seorang gadis berambut
Yeri kebingungan ditempatnya tapi kan ini jam istirahat? bisiknya sendiri
ppali !! ajak histeris temannya itu lagi.
Tak ada pilihan lain, Yeri akhirnya berdiri dari duduknya mengikuti sang
teman yang histeris kesenangan.
Yeri dan temannya masuk kedalam kelas. Benar saja, kelasnya sudah
dipenuhi kakak-kakak kelas yang berjajar rapi di depan kelas. Yeri segara
menduduki kursinya di baris kedua dari depan. Yeri memperhatikan satu
persatu kakak kelasnya itu. Tak ada satupun yang dikenalnya di sana. Satu
persatu kakak kelas itu memperkenalkan diri dan memperkenalkan club
mereka masing-masing.
Sampai kakak kelas dari club taekwondo memperagakan aksi memecahkan
balok. Tak ada satupun yang menarik perhatian Yeri, karena dia sudah
menetapkan untuk bertahan di dunia lukis. Sampai seseorang masuk
kedalam kelas dengan buru-buru. Yeri menoleh pada kakak kelas yang
terlambat itu.
Mata Yeri terbuka, keningnya mengerut. Kakak kelas itu menarik
perhatiannya. Perawakan sang kakak kelas sangat mirip dengan bayangan
pria di balik jendela miliknya. Ia kemudian teringat kakak kelas ini adalah
kakak kelas yang pernah dilihatnya berseteru tegang dengan Mino oppanya
beberapa hari yang lalu. Dimana saat itu ia juga tertarik melihatnya. Dan kali
ini dia semakin yakin bahwa kakak kelas itu memang benar-benar mirip
dengan bayang pria itu. Rambutnya, tubuh tingginya, dan seragam tanpa
kancing atasnya itu. Yeri tak mengedipkan matanya.
annyeonghaseyeo ! suaranya terdengar persis terdengar seperti suara
yang selalu dibayangkan Yeri
Aku perwakilan dari club dance, Nam Taehyun kelas 2-2, jika kalian ingin
bergabung dengan club dance kalian bisa menghubungiku atau ketua club
dance Lee Seunghoon kelas 3-2. Apa ada pertanyaan? perkenalan
singkatnya semakin membuat Yeri tak bisa mengedipkan matanya.
apa
yang
mereka
bicarakan
tentangku?
bingung
terikat sembarang. Kali ini dia setuju setelah melihat detail penampilan
dirinya sendiri.
mereka juga mengatakan, kalau kau tega pada Seulgi
Seungyoon menoleh pada Joy setelah mendengar nama Seulgi disebut.
Matanya menatap dengan Joy dengan tatapan serius. Meminta Joy
melanjukan kembali ceritanya.
aku dengar Seulgi akan keluar dari sekolah karena beasiswanya akan
dicabut. Dan mereka mengatakan semua itu karenamu
aku? Apa yang aku perbuat? Karena aku mendapat posis pertama? Itu
salahku? nada suara Seungyoon mulai terdengar keras membuat Joy
tersentak kaget
kenapa kau marah padaku? Itu yang aku dengar, bahkan hari ini di kelasku
ribut membicarakan Seulgi yang tidak masuk sekolah
dia tidak masuk sekolah?
eo .. mejanya kosong, bahkan lokernya juga kosong
Seungyoon menelan ludahnya. Cepat dia bangkit dari duduknya dan berlari
keluar dari ruangan meninggalkan Joy sendiri.
YA ! oediga?? seru Joy tak terima di tinggal begitu saja.
@@@
Seungyoon berlari cepat mencari jalan keluar dari sekolah ini.
Kang Seungyoon !!! sebuah suara memanggilnya, membuatnya cepat
mengerem-kan kakinya.
Seungyoon berbalik mencari sumber suara. Seseorang yang pernah dilihat
sekali saat berseteru dengan Seunghoon beberapa hari lalu sepertinya
diam, karena tak tau juga harus mengatakan apa. Walau memang
sebenarnya dia sangat mengharapkan kedatangan Seungyoon.
kau .. keluar dari sekolah? Seungyoon akhirnya menentukan pilihan
katanya, tapi Seulgi diam tak menjawab. Seulgi, sungguh aku benar-benar
tak tau harus mengatakan apa padamu, tapi aku benar-benar berharap kau
membatalkan niatmu itu, apa itu satu-satunya keputusan yang bisa kau
ambil? suara Seungyoon mulai terdengar keras
kau mungkin salah paham, alasanku ingin keluar dari sekolah ini bukan
karena beasiswa bodoh itu, tapi kau
Seungyoon langsung menoleh pada Seulgi yang menatap lurus kosong
kedepan. Ia tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Seulgi.
aku lelah harus mengikutimu, berusaha mendapatkan apa kau dapatkan,
aku tak mau jadi bayang-bayangmu lagi
Seulgi~ya ..
semua, semuanya yang kau dapatkan, aku ingin mendapatkannya, tapi aku
tak pernah bisa mendapatkannya, dan kau .. Seulgi kini menoleh menatap
wajah Seungyoon kau selalu mendapatkan semuanya, tapi kau menolak
semuanya, kau selalu mengatakan kau tidak menginginkan semua itu, tapi
kenapa semua itu selalu datang untukmu?! kau tau kau begitu
memuakkan?? Kau tau seberapa besar aku ingin mendapatkan semua yang
kau dapatkan itu? setitik air mata keluar dari mata Seulgi
Seungyoon terdiam mendengarnya, tak bisa ucapkan apapun saat melihat
wajah penuh kesedihan itu. Seolah semuanya kesedihannya adalah
kesalahannya.
kau tau, aku memang tak pernah menginginkan semua itu? suara
Seungyoon terdengar lemah dan ragu
berhenti mengatakan kau tidak pernah menginginkannya !! itu yang
membuatku semakin membencimu !!! suara Seulgi keras diiringi air
matanya yang semakin tak bisa ditahannya
sejak dulu aku ingin diadopsi oleh orang tua yang bisa menyayangiku, dari
keluarga kaya yang bisa membelikanku banyak mainan, tapi kaulah yang
mendapatkan kesempatan itu, tapi kau malah menolaknya dengan
mengatakan kau tak ingin meninggalkan panti. Aku suka bernyanyi, tapi tak
ada yang mengatakan suaraku bagus, aku berlatih keras agar bisa
memenangkan lomba dan membuktikan aku bisa bernyanyi, tapi kau yang
berhasil mendapatkan piala itu!!. Audisi, sudah berapa kali aku mengikuti
audisi besar, dan lagi-lagi kau yang mendapatkannya, tapi lagi-lagi kau
menolaknya dengan alasan yang selalu tak pernah aku terima. Kau tau
seberapa keras aku belajar siang dan malam untuk mempertahankan
beasiswa itu agar aku tidak kalah darimu yang dengan mudahnya masuk
sekolah elit ini? Dan kau dengan mudahnya mengatakan kalau kau tidak
menginginkannya?? Bodoh ! kenapa kau selalu mendapat keberuntungan
yang selalu ingin aku dapatkan??!! tangis Seulgi meledak tak bisa
ditahannya lagi
Seungyoon terpatung, tak percaya Seulgi mengatakan semua itu, bukan
karena Ia tak tau, dia tau semuanya, hanya tak menyangka akhirnya dia
mendengar semua itu dari mulut Seulgi sendiri.
Seulgi~ya .. suara Seungyoon lirih terdengar di antara semua orang yang
mengenalku, aku pikir kau paling tau siapa aku, mengenalku dengan sangat
baik, dan selalu tau alasan dibalik semua yang aku lakukan, tapi ternyata
aku memang sudah salah paham
Seulgi tiba-tiba terdiam, tangisnya tak terdengar lagi. Ada rasa sesak yang
lain yang Ia rasakan saat mendengar kata-kata Seungyoon itu.
mian .. aku pura-pura tidak tau tentang semua itu, karena aku pikir kau
orang yang paling mengerti aku. Tapi aku salah, aku malah menyakitimu
sampai seperti ini. Mian suara itu terdengar sangat lemah, tak seperti
suara Seungyoon yang biasanya.
Seulgi masih diam, dadanya semakin sesak mendengar kata-kata itu.
Bibirnya terkunci. Dikepal erat tangannya sendiri. Tubuhnya kaku tak bisa
digerakannya.
maaf, aku berpikir bodoh aku bisa meyakinkanmu untuk tidak keluar dari
sekolah. Mana bisa, aku kan penyebab lukamu Seungyoon tersenyum getir
kau benar, orang seperti aku bisa mendapatkan juara umum berturut-turut
itu mustahil, wajar kalau kau merasa tak terima, karena kau sama saja
dengan murid-murid yang lain tak pernah tau siapa aku, tapi bisa menilaiku
cukup dari penampilanku saja
Air mata Seulgi kembali menetes dari kedua mata yang sudah basah itu.
Kata-kata itu semakin sakit untuk didengarnya. Ia tak sanggup mendengar
kata-kata itu, tapi tubuhnya kaku disana.
gurae .. kalau kau memang mau keluar dari sekolah, lakukanlah. Aku tidak
bisa melarangmu Seungyoon langsung membalikannya badannya setelah
mengatakan kata-kata yang sama sekali tak ingin diucapkannya itu.
Ia terus berjalan menjauh meninggalkan Seulgi yang kini melemaskan
tubuhnya setelah sejak tadi terpatung. Tangisnya pecah. Ditepuk-tepuk
dadanya, karena merasa sesak. Sakit sekali rasanya. Tangisnya semakin
terdengar keras mengisi atap sekolah.
Tanpa ada yang sadari, pemandangan itu dilihat seseorang yang sejak tadi
bersembunyi. Mino berdiri di sana, bersembunyi tak jauh dari tempat Seulgi,
ingin sekali ia berlari dan memberikan pelukan untuk Seulgi. Tapi ia tak bisa,
karena dia setuju dengan apa yang di lakukan Seungyoon. Dia sudah
mendengar semua pembicaraan mereka berdua. Baginya apa yang
dilakukan Seulgi itu bodoh. Mengejar sesuatu hanya untuk mengalahkan
seseorang, walaupun dia punya alasan untuk itu, tapi alasan itu terlalu
bodoh dipikiran Mino. Mengejar keberuntungan orang lain, seolah tak bisa
menemukan keberuntungannya sendiri.
Tapi walau begitu, tetap ada sesuatu di dadanya yang juga terasa sesak
melihat Seulgi menangis lemas sendiri di sana. Tak ia sadari matanya
menitikan air mata. Cepat Ia hapus air mata itu. Ia benar-benar tak sanggup
melihat Seulgi seperti itu.
@@@
setahun ini kita satu kelas, tapi bersikap seolah tak mengenal satu sama
lain. Bukankah itu lucu? lanjut Seulgi yang tak memperdulikan reaksi apa
yang akan diberikan Taehyun saat mendengarnya.
Taehyun~na .. Sekali lagi Seulgi memanggil nama itu. Sesuatu berdetak
hebat di dada Taehyun, di pegang dada kirinya, merasakan detakan yang
semakin cepat itu. Pelan Taehyun menoleh, memberanikan diri menatap
Seulgi.
Dia tersenyum, senyum yang lama sekali tak pernah dilihatnya, senyuman
yang pernah sangat dirindukannya itu. Senyuan yang pernah jadi
penyemangatnya itu.
hari ini, aku punya dua perasaan hebat. Satu perasaan yang sesak sekali
sampai membuatku susah bernafas, dan satu perasaan yang membuatku
ingin berteriak senang. Tak bisakah kau menutup perasaan sesak itu? Seulgi
menatap kedua mata Taehyun penuh arti aku lelah Taehyun~na .. sangat
lelah lirih Seulgi
Taehyunpun membalas tatapan itu, tak berkedip dia menembus pandangan
mata Seulgi. Ada sesuatu yang dirasakan keduanya. Perasaan yang sudah
lama tertutup dan mungkin tak akan bisa di buka lagi. Tapi hari itu, perasaan
itu muncul dengan sendirinya. Perasaan yang mendorong Taehyun
mendekatkan wajahnya pada wajah Seulgi, perasaan yang membuat Seulgi
perlahan menutup matanya. Semakin dekat wajah keduanya, hingga kedua
bibir itu bertemu, saling memberikan kecupan dengan mata tertutup.
Keduanya merasakan perasaan itu, perasaan yang sudah lama sekali
terkubur. Perasaan yang sama sekali tak diharapkan datang lagi.
To be countinue
Part 4
The Secret
eo .. Irene ragu-ragu ingin menunjukan sesuatu pada Jinwoo, tapi tak lama
dia akhirnya mengeluarkan sebuah buku yang dipegangnya sejak tadi di
belakang punggungnya aku ada pekerjaan rumah yang tak bisa aku
selesaikan Senyum Irene memohon, memanyunkan bibirnya berharap
Jinwoo tak menolaknya.
Jinwoo tersenyum lucu melihatnya, ia suka, suka sekali melihat Irene
tersenyum seperti itu padanya. Dia selalu berharap Irene bisa memberikan
senyuman itu padanya setiap hari, walaupun harus membantunya
mengerjakan PR nya puluhan buku, asal Irene tetap bersikap seperti ini
padanya.
@@@
Seungyoon membaringkan tubuhnya di ruang latihan. Belakangan hari ini dia
tidak masuk kedalam kelas. Dia bahkan tidak pulang. 2 hari ini dihabiskan
hari-harinya di dalam ruangan itu. Tidur seadanya, dan keluar makan
selaparnya. Dia masih terpukul dengan kejadian 2 hari yang lalu. Walaupun
dia menerima kabar kalau Seulgi tak jadi keluar dari sekolah, tetap saja yang
membuatnya sakit adalah kata-kata Seulgi yang di dengarnya waktu itu.
YA ! Seunghoon datang memecahkan keheningan di ruangan itu kau
masih belum pulang ?! serunya sambil melempar tasnya ke arah
Seungyoon yang tak bergeming sedikitpun
sampai kapan kau akan terus seperti ini? Seunghoon sebenarnya benarbenar khawatir dengan keadaan Seungyoon seperti hidup segan mati tak
mau, walaupun ini bukan pertama kalinya dia melihat Seungyoon seperti ini.
Dia tau Seungyoon akan kembali pulih dengan sendiri, tapi tetap saja, adik
kelas yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri ini sudah
membuatnya khawatir sampai harus mengeceknya setiap malam.
kenapa kau tidak mau menginap di tempatku saja? saran Seunghoon
ani hyung gwenchana Akhirnya Seungyoon bangkit dari rebahannya hari
ini kita latihan?
Sudah 3 hari ini Seunghoon meliburkan diri dari latihan dance. Dia sengaja,
karena tidak ingin bertemu dengan Joy. Dan hari ini dia memutuskan untuk
latihan, walaupun dia tidak tau apakah Joy akan datang atau tidak, dan
harapannya sudah pasti agar Joy tidak datang latihan.
hari ini ada pengenalan anggota baru. Sudah dari kemarin mereka
mengirimiku sms meminta kepastian kapan bisa datang latihan. Karena
merasa tidak enak jadi aku menyuruh mereka datang hari ini
Seungyoon hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan
Seunghoon.
cepat kau siap2 ! kau juga ikut melatih mereka ! titah Seunghoon yang
langsung dituruti Seungyoon.
Seungyoon berdiri, berjalan menuju kamar kecil untuk mencuci mukanya
yang sudah layu dan lusuh itu. Seunghoon menggeleng-gelengkan
kepalanya melihat sikap Seungyoon seperti itu.
HP seunghoon tiba-tiba bergetar. Cepat dia mengambilnya dari saku
celananya. Sebuah sms dari adik kelas 1 yang belakangan hari ini terus
mengiriminya sms meminta kepastian latihan.
sunbaenim, apa hari ini sunbae latihan?
Bunyi sms dari no yang sama. Seunghoon sengaja tak menyimpan no itu,
karena begitu banyak sms yang masuk ingin ikut latihan dance. Tapi untuk
nomor ini, Seunghoon sangat menghafalnya, karena setiap hari terus
menerus mengirimi sms menanyakan hal yang sama. Cepat Seunghoon
mengotak-atik jemarinya untuk membalas sms itu. Tapi dia tidak mengirim
hanya pada no itu, tapi pada semua no baru yang ingin masuk club dance.
Dia meminta semuanya datang hari ini di ruang latihan.
Sepuluh menit menunggu, akhirnya kumpulan anak kelas 1 ragu-ragu masuk
ke dalam ruang latihan. Seunghoon yang saat itu sedang melakukan
beberapa pemanasan, langsung membalikan badannya untuk menyambut
kedatang mereka.
aku
akan
kau ini !! pergi seenaknya saja ! apa kau tidak tau bagaimana aku latihan
mati-matian hah ! serunya rewel pada Seunghoon
kau terlambat ! seru Seunghoon langsung dengan memberikan penekanan
pada kalimatnya
mwo? bingung Joy
Seunghoon menggerakan kepalanya meminta Joy melihat kearah muridmurid kelas 1 yang berjajar rapi memandanginya. Joy terlihat bingung sendiri
disana.
apa ini? bingungnya meminta penjelasan pada Seunghoon
cepat berbaris dengan mereka ! seru Seunghoon
mwo? Na? wae? Mereka kan kelas 1, aku ini kelas 2, kakak kelas mereka,
jadi aku sunbae di sini? sombongnya
sunbae? kejut Seunghoon tak terima siapa yang sudah menerimamu jadi
anggota ?! kau akan belajar dari 0 bersama mereka, jadi statusmu setara
dengan mereka semua jelas Seunghoon dengan nada kesal
mwo?? Wae? Seungyoon~neun? dia menunjuk pada Seungyoon yang sejak
tadi memilih diam
kau ingin membandingkan dirimu dengan Seungyoon?? Seunghoon
semakin kesal
ani .. tapi kan ..
kalau kau tidak mau, kau keluar sekarang juga dari ruangan ini ! bentak
Seunghoon cepat memotong kalimat Joy karena sudah kesal sampai diubunubun.
Joy terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia tak terima diperlakukan seperti ini
lagi oleh Seunghoon. Mati-matian dia latihan tapi Seunghoon sama sekali tak
cepat,
segara
ia
mengejar
Joy
tanpa
Joy !! cepat Seungyoon menarik tangan Joy tepat di depan pintu ruang
dance oediga? tanyanya
Joy langsung menghempaskan tangan Seungyoon lepas dari tangannya.
kau tidak lihat apa yang dilakukannya tadi? seru Joy diiringi suara
tangisnya
arra .. tapi Seunghoon hyung benar, apa salahnya kalau kau ikut berlatih
bersama yang lainnya dari awal, itu bagus untukmu bujuk Seungyoon
berusaha menenangkan Joy
kau lihat kan bagaimana aku latihan mati-matian agar dia mau
mengakuiku? Tapi apa, dia bahkan tak memberikanku kesempatan untuk
memperlihatkan hasil latihanku padanya, dia malah hilang tanpa kabar dan
sekarang dia datang dan kembali menjatuhkanku ! tangis Joy semakin keras
Joy .. apa kau tidak mengerti? Seunghoon hyung sudah menerimamu jadi
anggota club, dia memintamu bergabung dengan murid kelas 1 karena kau
memang angggota baru, sama dengan mereka. Apa kau tidak mengerti itu?
kau pikir aku mau jadi anggota kalian? serunya kesal
mwo?
aku latihan mati-matian itu hanya untuk mendapatkan pengakuannya kalau
aku bisa dance ! karena aku benci diremehkan, apa lagi orang seperti dia!
wuah Seungyoon tak percaya Joy mengatakan kata-kata sekasar seperti
itu jadi menurutmu kau sudah bisa dance? Baiklah kalau begitu !
Seungyoon langsung menarik tangan Joy masuk kembali kedalam ruang
latihan.
mungkin karena tempatnya yang tersembunyi jadi jarang ada yang kemari
jelas Jinwoo
kau sering kemari?
eo .. hanya sekedar untuk membaca buku
wuah .. jadi kita akan mengerjakan PR ku di sini?
ne .. mian, bukannya aku tidak mau kerumahmu, tapi aku baru ingat kalau
Yeri ada kegiatan sampai sore, jadi aku harus menunggunya, sambil
menunggunya kita bisa mengerjakan PR mu bersama, otte?
gurae .. lagipula tempatnya tidak buruk .. setuju Irene segera duduk di
bangku bercat biru muda itu.
Irene mulai mengeluarkan buku-bukunya beserta alat tulisnya. Melihatnya,
Jinwoo segera ikut mengeluarkan alat-alat tulisnya dan duduk di samping
Irene. Irene langsung melingkari nomor nomor soal yang tidak bisa di
jawabnya. Jinwoo Tersenyum. Segera dia mengklik pen-nya dan mulai
menulis di buku kosong milik Irene yang sengaja dibukanya untuk Jinwoo.
Belum satu menit Jinwoo sudah selesai menjawab satu soal pertama yang di
lingkari Irene.
wuah .. secepat itu? kagum Irene
aku menggunakan rumus tercepat untuk mempermudah
wuah .. kau memang benar-benar hebat, beda sekali dengan Mino
Jinwoo terdiam mendengar nama itu disebut. Dia terlalu hanyut menikmati
kebersamaan dengan Irene, hingga lupa bahwa nama itu pasti akan
disebutnya.
dia tidak sebodoh itu Jinwoo berusaha bersikap biasa saja
dia bodoh Irene memanyunkan bibirnya kesal
wae?
sudah 2 hari dia tidak masuk tanpa memberi kabar apapun. Dia benarbenar bodoh ! kesal Irene sambil menusuk-nusuk pen nya pada buku soal di
depannya.
Jinwoo menundukan kepalanya. Dia memilih untuk mengerjakan soal
berikutnya, berharap Irene menghentikan curahan hatinya sampai disitu.
apa dia sama sekali tidak memberimu kabar?
Tangannya berhenti menulis saat mendengar pertanyaan itu diajukan
untuknya ani jawabnya tanpa menoleh dan kembali melanjutkan
tulisannya.
wae? Kalian kan sahabat baik, Mino selalu menceritakan semua hal
padamu..
selesai ! seru Jinwoo segera memutuskan kalimat Irene
mwo? Irene bingung, sampai dia melihat bukunya sudah di penuhi oleh
jawaban soal-soal kimia yang di tulis Jinwoo wuah cepat sekali? kagum
Irene tak percaya
aku harus menjemput Yeri sekarang Jinwoo berdiri dari duduknya
kau bilang dia pulang sore?
mungkin dia sudah selesai Jinwoo memasukan alat-alat tulisnya ke dalam
tasnya tanpa sedikitpun menoleh pada Irene
tapi .. Jinwoo~ya .. Irene merasa Jinwoo bersikap aneh, tapi dia tak tau
kenapa ya ! apa aku salah bicara, aku ada kata-kataku yang
menyinggumu?
ani .. aku hanya buru-buru Jinwoo kini melihat wajah Irene yang
kebingungan, tapi Ia tak ingin lama-lama menatap wajah itu na kanda
ini yang isinyapun hanya memintanya datang latihan. Sms broadcast yang
tak diinginkannya.
Yeri kemudian melihat kearah jendela di pojok ruangan. Cepat Yeri bangkit
dari duduknya dan berjalan mendekati jendela itu. Dari jendela itu Yeri bisa
melihat pemandangan seisi sekolah, termasuk gedung kelas 1 di sebrang
sana. Dan ruangan tempatnya melukis, terlihat jelas dari tampatnya berdiri
sekarang.
Kini Yeri tau, di sinilah, dari balik jendela ini pria di balik jendela nya itu
selalu berdiri menampakan dirinya. Sebaris senyum tergambar di wajah Yeri.
Yeri kemudian menutup kedua matanya. Ia menggerakan tubuhnya berusaha
mempraktekan gesture tubuh yang selalu diperlihatkan pria dibalik
jendela nya itu. Mencondongkan setengah badannya keluar dari jendela,
dengan tangannya yang berpegang pada ganggang bawah jendela itu, persis
seperti goresan lukisannya. Yeri menikmati angin yang berhembus dari
jendela itu dengan mata tertutupnya. Bayangan pria dibalik jendela itu
muncul dalam pikirannya dan membuat Yeri tersenyum seolah merasakan
kehadiran sang pria di sana, bersama dengannya merasakan hembusan
angin.
@@@
Seungyoon dan Senghoon duduk di depan ruangan klinik sekolah. Wajah
khawatir mereka tak bisa disembunyikan. Mereka tidak berani masuk ke
dalam, yang mereka dengar Joy masih belum sadarkan diri. Joy pingsan
ditengah perjalanan saat Seunghoon menggendongnya menuju klinik
sekolah.
apa tadi aku sudah kelewatan? Seungyoon yang terlihat paling bersalah
saat itu
Menyadari sikap Seungyoon, Seunghoon langsung menepuk pundak
Seungyoon gwenchana .. tadi dokter bilang, dia memang sedang tidak enak
badan saja walaupun mengatakan kata-kata dengan tujuan menenangkan
itu, Seunghoon tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Itu
membuat Seungyoon semakin merasa bersalah.
Lama Yeri berada di ruangan itu sendiri. Rasa bosan dan putus asa sudah
melandanya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi menyusul temantemannya.
Yeri keluar dari ruangan dengan raut wajah penuh kekecewaan. Di tempat
pintu ruang latihan, Yeri tak langsung pergi. Dia masih berdiri di sana, masih
ada sedikit harapannya untuk bisa bertemu dengan seseorang yang satusatunya menjadi alasan untuk masuk club dance, kegiatan yang tak pernah
di kuasinya. Yeri perhalan mengeluarkan HP nya. Sesuatu terpikirkan
olehnya, tapi ia ragu, bahkan jantungnya berdetak cepat saat memikirkan
ide yang tiba-tiba muncul dari pikirannya itu.
Tapi Yeri tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Yeri menarik nafas
panjangnya. Menyakinkan diri bahwa ia bisa melakukan itu. Yeri
memejamkan kedua matanya, sembari membiarkan jempolnya menekan
tombol telpon. Yeri membuka matanya, dan ia dia berhasil menelpon nomor
itu. Jantungnya semakin beradu cepat. Ragu-ragu Ia mendekati HP itu ke
telinganya. Terdengar nada ring dari sebrang telpon itu.
yeoboseyeo? sebuah suara terdengar di balik telepon itu setelah nada
ring ke tiga. Mata Yeri terbuka lebar, jantungnya berderu semakin cepat.
Yeri menelan ludahnya tak percaya teleponnya terjawab.
yeoboseyeo? suara itu terdengar lagi, tapi ada yang aneh. Yeri mendengar
suara itu dekat sekali, bukan dari sebrang teleponnya saja.
hallo .. suara itu memang benar-benar dekat dari Yeri, Yeri langsung
melihat sekitarnya. Benar ada seseorang yang sedang menerima sebuah
telepon dari HPnya yang kini sedang berjalan kearah Yeri. Mata Yeri yang
tadinya penuh semangat kini memudar, berubah menjadi pandangan
kecurigaaan, karena orang itu bukan orang yang diharapkan Yeri.
yeoboseyeo?!! suara itu terdengar marah sekarang, persis dengan ekspresi
orang di depannya itu. Mata Yeri penuh dengan sirat kekecewaaan. Tapi
masih ada secuil harapan, dia tidak putus asa. Dia ingin benar-benar
membuktikannya.
yeoboseyeo? suara Yeri kecil sekali, tapi ternyata disadari oleh orang di
depannya yang kini sangat dekat dengannya.
kau yang menelpon? tanya Seunghoon yang menatap kearah Yeri yang
menatap lurus dengan HP di telinganya jadi kau yang sering mengirimiku
sms itu? tanya Seunghoon yang sudah hafal dengan nomor Yeri kenapa
kau masih belum kembali ke kelasmu? Kau boleh kembali, kita latihan besok
saja, maaf atas ketidaknyamanan tadi
Yeri terpatung disana, bibirnya membeku. Tangannya pelan-pelan melemas
jatuh, tapi dia tidak sampai hilang kesadaran untuk membiarkan HP jatuhnya
ke lantai.
apa nomor yang ku telpon tadi, nomor sunbae? tanya Yeri ragu berharap
ada jawaban lain yang tidak membuatnya benar-benar patah hati
eo .. itu nomorku, wae?
Bagai petir yang menyambar, jawaban yang diberikan Seunghoon tadi benarbenar mematahkan hatinya. Tak ada lagi kata yang bisa terucap, kecuali
desahan nafas kecewanya.
Seunghoon menyadari ada yang aneh dari adik kelas yang menarik
perhatiannya tadi saat berkumpul di ruang latihan. Sosoknya terlihat seperti
seseorang yang tidak menyukai dance. Sebagai dancer yang berpengalaman
dia tau itu. Dia mencoba berpikir apa yang sekiranya yang terjadi. Dan tak
lama, sebuah senyuman terpajang di wajahnya, menemukan jawaban yang
dicarinya.
kau kecewa itu bukan nomor Taehyun? pertanyaan Seunghoon yang
diiringi senyuman sindiran itu membuat Yeri segera bangun dari
lamunannya, matanya menengok lurus pada Seunghoon
nee?
tanyanya
segera
pertanyaannya, karena ada
pertanyaan Seunghoon tadi.
meminta
Seunghoon
mengulang
sebuah kata yang ingin dicarinya
lagi
dari
Part 5
Its LoVe
jinjja?? jeritnya makin tak percaya wae?? Mino tak menjawabnya, dia
hanya berdesah panjang tunggu, jadi kau tidak masuk 2 hari karena ini?
Karena di tol.. Cepat Mino membungkam mulut sahabatnya itu, yang
untuk pertama kalinya bicara dengan volume keras.
joyonghae!! ! bisik Mino dengan memainkan matanya untuk menyuruh
Jinwoo tidak melanjutkan kalimatnya
Jinwoo mengangguk-angguk
tangannya dari mulut Jinwoo.
cepat.
Mino-pun
melepas
bungkaman
apa tak pernah terpikir olehmu, kenapa kita harus menjadi orang asing?
Tidak saling menyapa seperti tidak pernah mengenal sebelumnya. Sejak
kapan kita seperti ini dan karena apa kita menjadi seperti ini? Apa tak
terpernah terpikir olehmu? Bukankah ini aneh?
Taehyun mengerutkan keningnya, memikirkan semua kata-kata Seulgi.
Semua itu benar, sejak kapan dan karena apa hubungan mereka menjadi
seperti ini. Ia sama sekali tak pernah memikirkannya. Apa yang sebernarnya
terjadi, sama sekali tak pernah dipikirkannya. Semua itu terjadi begitu saja.
Hanya ada satu jawaban yang bisa diingat Taehyun.
kau yang menjauhiku jawab Taehyun pelan
ani .. kau yang menjauhiku bantah Seulgi tak terima jawaban dadakan
Taehyun
tidak .. kau yang menjauhiku duluan ! bantah balik Taehyun tak mau kalah
mwo? Kau yang duluan menjauhiku tanpa alasan ..
Taehyun menggeser kakinya mulai tak terima dengan bantahan Seulgi, tapi
kemudian dia terdiam mulai memikirkan sesuatu. Saat itu juga Seulgi
tersenyum kecil menatapnya. Senyuman yang membuat Taehyun tersadar
akan sesuatu. Taehyun-pun tertawa kecil mengerti apa yang sedang terjadi
dan arti senyuman Seulgi.
benarkan?? kita sama-sama tidak tau apa yang terjadi Seulgi tertawa kecil,
tawa yang tak pernah ia dapatkan sejak memasuki sekolah itu.
Taehyun tersenyum mengiyakan pernyataan Seulgi itu. Mereka saling
menatap dan sesekali tertawa bersama, menertawakan hal yang baru
disadari keduanya itu.
@@@
Wendy berjalan melewati koridor sekolah menuju ruang latihan dance. Ia
ingin memastikan apakah Joy latihan atau tidak. Mengingat keadaannya
kemarin sampai jatuh pingsan. Sampai di depan pintu ruangan itu, kakinya
aku mengatakan itu bukan untuk prase negatif, itu kalimat positif. Aku
kagum denganmu. Hal yang aku kagumi setelah permainan gitarmu dan
suaramu senyuman Wendy hangat meyakinkan bahwa ia tak bermaksud
menyinggung Seungyoon.
Seungyoon tersenyum kecil mendengar kalimat manis dari mulut Wendy itu.
Mereka saling membalas senyum, melupakan kecanggungan diantara
mereka.
kau tidak latihan musik?
ne? iya, aku akan latihan sekarang. Kalau begitu, aku pergi dulu pamit
Wendy yang diiyakan oleh Seungyoon.
Seungyoon masih belum melepas pandangannya dari Wendy yang terus
berjalan menjauh. kalau kau berbalik, artinya kau menyukaiku .. 1 2 3
Seungyoon melemas diujung hitungannya, karena Wendy sama sekali tak
berbalik. Dia menghela nafas panjang. Dia menyerah, dan memilih untuk
masuk kedalam ruang latihan.
Seungyoon~ssi ! suara itu menghentikan gerakan tangan Seungyoon yang
baru saja mau membuka pintu. Cepat Seungyoon menoleh pada suara itu.
pulang nanti, apa kita bisa bermain gitar bersama? tanyanya dengan
senyuman manis meyakinkan
Ekspresi kegimbaraan di wajah Seungyoon tak bisa tersembunyikan lagi
pulang sekolah! jawab Seungyoon yakin, mengiyakan permintaan manis
Wendy. Wendypun tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Cepat dia
berbalik sebelum wajahnya memerah.
assa !! seru Seungyoon kesenangan. Tak pernah ia merasakan hormone
oksitosinnya bekerja lagi. Ia meloncat kegirangan.
Tapi kegembiraannya itu berlangsung singkat saat melihat Seulgi dan
Taehyun kini ada di depan matanya. Senyum kegimbaraan yang tadi tak bisa
disembunyikannya kini benar-benar menghilang dari wajahnya. Matanya kini
melihat kedua orang itu dengan tatapan serius penuh makna.
Taehyun yang tak kalah serius menatap Seungyoon memilih untuk cepat
pergi dari hadapan Seungyoon. Tapi dia melihat kearah Seulgi yang berdiri di
sampingnya. Tatapannya berbeda saat melihat Seungyoon. Menyadari itu,
dia memilih untuk membiarkan Seulgi sendiri di sana.
aku duluan pamitnya pada Seulgi dan melangkah pasti berlalu melewati
Seungyoon.
Mata Seungyoon mengikuti kemana perginya Taehyun. Ada pertanyaan
dalam benaknya. Ia kembali menoleh pada Seulgi yang masih berdiri di
tempatnya. apa yang kalian lakukan berdua? batin Seungyoon dengan
kerut di keningnya. Tapi ia memilih untuk mengacuhkannya. Melihat Seulgi,
lukanya kembali terungkit. Seungyoon membuang muka dan memilih untuk
masuk kedalam ruangan.
Seungyoon~na ..! panggil Seulgi cepat menghentikan gerakan Seungyoon.
Lama sekali ia tak pernah mendengar Seulgi memanggilnya dengan nada itu.
Seungyoon menoleh kearah Seulgi, menatapnya dengan tatapan penuh
makna. Ingin sekali membalas memanggil namanya seperti yang biasa
dilakukannya.
kau menginap dimana? Kenapa tidak pulang? suara itu bergetar lirih
kamarmu sudah kurapikan, sekarang sudah bersih, kau sudah bisa pulang
dan tidur dengan nyenyak di kasurmu sendiri air matanya menetes keluar,
bibirnya bergetar.
Matanya menatap Seungyoon penuh makna. Seungyoon sangat mengenal
mata itu. Seungyoon tak mampu melawan tatapan itu. Air matanya akhirnya
menetes keluar tak mampu ditahannya.
@@@
Mino masih melemas. Jinwoo sengaja membawanya ke kantin agar dia bisa
makan, karena biasanya kalau sudah makan Mino bisa melupakan
masalahnya. Tapi tidak kali ini. Mino benar-benar melemas di depan
bungkusan roti yang sudah dibeli Jinwoo untuknya.
Ya, setidaknya kau makan dulu, jadi kau punya tenaga untuk melanjutkan
galaumu itu Jinwoo berusaha membuat candaan tapi Mino langsung
menatapnya dengan tatapan itu tidak lucu Kim Jinwoo!
Menyadari itu Jinwoo langsung menarik senyumnya arraseo arraseo ..
Jinwoo mengambil roti itu aku membelinya dengan uang terkahirku,
sayangkan kalau tidak dimakan Jinwoo membuka mulutnya lebar-lebar siap
memasukan roti dalam mulutnya, tapi roti itu langsung direbut Mino dari
tangannya. Jinwoo terdiam memandangi Mino dengan mulut yang masih
terbuka. Mino menggigit roti itu dengan lahap.
aishh .desis kesal Jinwoo. Jinwoo kemudian melihat sesuatu yang
membuatnya langsung menelan ludahnya. Jinwoo tiba-tiba menjadi salah
tingkah. Mencari sesuatu untuk bisa menutupi wajahnya. Tapi tak ditemukan
apapun yang bisa membantunya.
neo wairae? bingung Mino melihat kelakukan aneh Jinwoo.
annyeooong sapa Wendy yang datang bersama Irene.
aku ke perpustakaan dulu ! seru Jinwoo cepat bangkit dari duduknya
membuat yang lainnya menoleh kebingungan
Tanpa memperdulikan mereka, Jinwoo segera berlalu meninggalkan mereka.
YA! perpustakaan ke arah sana!! seru Mino cepat menunjuk arah yang
berlawanan dengan dengan arah yang dituju Jinwoo
Jinwoo langsung berbalik aku lupa ha ha ha tawanya dibuat-buat. Jinwoo
kembali berjalan keluar dari kantin. Mino masih bengong, kebingungan
melihat sikap aneh Jinwoo.
Irene yang paling tau apa yang terjadi pada Jinwoo, tapi dia hanya diam. Ada
perasaan kesal dari dalamnya karena Jinwoo pergi begitu saja tanpa menoleh
sama sekali padanya. Seolah tak pernah terjadi sesuatu.
@@@
ARRGGGHHHH !! teriaknya keras aku pasti sudah gila mengirim sms itu !
ya aku pasti gila, YA LEE SEUNGHOON !!! tamat sudah riwayatmu !! Dia
bersimpuh melemas menangisi keputusannya sendiri.
Tak lama ia tenggelam dalam derita yang dibuatnya sendiri, HP nya tiba-tiba
bergetar. Seunghoon langsung bangkit mencari HP-nya yang berada tepat di
belakangnya. Cepat dia melihat sms yang masuk.
Aku baik-baik saja, aku tidak butuh perhatianmu !!!
YA ! siapa juga yang mengkhawatirkanmu !! kau pikir kau siapa hah??!!
bentaknya sendiri sambil menunjuk-nunjuk HP nya sendiri. Tapi kemudian dia
terdiam, dan sebaris senyum tergambar jelas kini di wajahnya. Senyuman
yang tak bisa di kontrolnya. dia membalasnya bisiknya sendiri dengan
senyuman malu-malunya. Senyuman yang mungkin bisa membuat
Seungyoon merinding geli jika melihatnya langsung.
@@@
Yeri baru selesai melukis sesuatu pada kanvasnya yang sudah lama
dibiarkannya kosong. Yeri menghela nafasnya setelah melihat hasil
lukisannya. Hanya sebuah lukisan tanpa jiwa. Yeri kehilangan semangat
melukisnya belakangan hari ini. Tak ada objek yang bisa dilukisnya untuk
bisa membuat lukisannya terlihat hidup.
Yeri kemudian melihat sekitarnya, sudah sepi, bahkan sudah tak terdengar
apapun dari koridor. Yeri melihat jam tangannya yang berwarna pink
pemberian Mino, hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Sudah jam 5 sore.
astaga! serunya kaget. Cepat dia membereskan barang-barangnya untuk
segera bergegas pulang.
Yeri segera berjalan menuju pintu, tapi seketika langkahnya terhenti. Ada
sesuatu yang sepintas dilihatnya tadi. Cepat dia berbalik menuju jendelanya.
Dan benar pria di balik jendela nya itu ada di sana. Di gedung itu, di
jendela itu, dengan gesture itu. Mata Yeri berbinar-binar melihat
pemandangan yang dirindukannya itu.
Tapi kali ini dia tidak ingin melukisnya, dia ingin melihatnya secara langsung.
Tanpa pikir panjang, Yeri segera berlari keluar dari ruangan. Dia terus berlari,
semakin cepat melewati koridor demi koridor, menaiki tangga demi tangga
demi menuju ruangan yang sekarang diketahui dimana letaknya.
Yeripun kini semakin dekat, semakin cepat dia berlari. Tanpa mengijinkan
kakinya beristirahat, dia langsung membuka pintu itu. Yeri masuk kedalam.
Sosok itu dilihatnya, berdiri di pinggir jendela, menatapnya dengan wajah
terkejut dengan kedatangannya yang secara tiba-tiba.
Dengusan nafasnya terdengar jelas di ruangan itu. Taehyun terus
memandangi Yeri dengan tatapan penuh tanya. Yeri tak bisa mengatakan
apapun, dia terlalu tak percaya bisa membuktikan bahwa pria di depannya
benar-benar pria di balik jendela miliknya.
nugu..? Taehyun bertanya-tanya, tapi Yeri tak memberinya jawaban,
nafasnya saja masih tak bisa diaturnya.
tunggu, aku sepertinya mengenalmu .. kau bukannya anak kelas 1 yang
waktu itu? tebak Taehyun mencoba mengingat-ingat benar itu kau. ada
apa kau kemari? Apa kalian disuruh berkumpul sore ini? tebak Taehyun yang
kali ini benar-benar berharap diberi jawaban.
aniyo .. akhirnya Yeri dapat menjawabnya
lalu?
kenapa kau berbohong, kenapa kau mengatakan kalau kau akan
memberikan nomormu, tapi kau memberikan nomor orang lain ! seru Yeri
langsung mengutarakan perasaannya tanpa berpikir panjang
mwo? Taehyun benar-benar tak mengerti
aku berharap itu benar-benar nomormu, tapi kau berbohong, apa kau tau
bagaimana aku berusaha mencarimu? Yeri benar-benar keluar dari akal
sehatnya
chogiyo .. aku benar-benar tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan.
Kau mencariku?? Wae?? tak ada petunjuk yang bisa membuat Taehyun
mengerti.
Yeri tak menjawabnya karena tubuhnya tiba-tiba melemas. Dia bersimpuh
melemas di lantai. Taehyun langsung berlari menghampirinya.
ya ! gwenchana?? Taehyun menopang tubuh Yeri yang benar-benar sudah
lemah itu. Taehyun kebingungan tak tau harus melakukan apa. Cepat dia
mengangkat tubuh Yeri dan berlari membawanya keluar dari ruangan.
Taehyun terus berlari menuju klinik sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari
ruang dance. Akhirnya Taehyun sampai di klinik, tanpa basa-basi dia
langsung meletakan tubuh Yeri di atas ranjang klinik.
ada apa ini? dokter sekolah datang mendekat
aku tidak tau, dia tiba-tiba jatuh pingsan jawab Taehyun dengan nafas
terengah-engah
Yeri ! seru dokter itu langsung
dokter mengenalnya? kejut Taehyun
dia murid pengidap asma, sering sekali bolak balik klinik setiap asmanya
kumat
asma? kejut Taehyun
ne .. biar aku periksa dia dulu Doker itu meminta Taehyun untuk bergeser.
Taehyun-pun menurut menjauh, tapi tangannya tertahan, cepat Ia menoleh,
Yeri menggenggam tangannya erat sekali seolah tak membiarkannya pergi.
Taehyun terkejut tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Siapa sebenarnya
Yeri? Kenapa dia membuat Taehyun merasa dibutuhkan, merasa berarti.
Taehyun menurut untuk tidak pergi, digenggamya erat tangan itu dengan
kedua tangannya. Mencoba menghangatkan. Ia tak tega melihat sosok gadis
manis ini terpapar lemah seperti ini, sekalipun ia tak mengenal siapa gadis
dihadapannya ini.
To be countinue .
Part 6
The Past
taehyun~ah
CUKUP !! bentak Taehyun tak tertahankan lagi. apa yang kau inginkan?
Kita sudah berbeda sekarang, kita sudah memiliki jalan masing-masing. Tak
pernah ada masalah lagi diantara kami !
hampir setiap saat kalian bertemu kau selalu menantangnya berkelahi, itu
yang kau sebut tak ada masalah lagi? Seulgi keras tak mau kalah
kau tidak tau apa-apa! bentak Taehyun keras
aku tau ! aku tau apa yang terjadi, karena itu tolonglah dia !
Taehyun terdiam matanya tajam menatap mata Seulgi sekarang aku tau
apa yang membuat hubungan kita renggang, kau benar, aku lah yang
menjauhimu lebih dulu, karena aku muak kau selalu membelanya ! tajam
Taehyun dan langsung berbalik meninggalkan Seulgi.
Taehyun~ah .. panggil Seulgi tak rela Taehyun pergi begitu saja. Seulgi
menghela nafasnya, merasa putus asa-asa. Seolah tak pernah ada
penyelesaian dari masalah ini.
@@@
kau kelihatan senang sekali hari ini? tanya Wendy pada Seungyoon yang
sejak tadi senyum-senyum sendiri menyaksikan permainan gitar Wendy
Seungyoon kembali tak bisa menghilangkan senyumnya kau benar, hari ini
aku memang benar-benar senang, ditambah mendengar suaramu dan
permainan gitarmu, aku semakin senang
jinjja? Apa ada kabar baik?
seorang teman telah kembali padaku
wuah .. memangnya kalian sudah berpisah berapa lama?
ani kami sama sekali tidak tidak pernah jauh, tapi seperti berpisah lama
sekali
apa yang terjadi? Wendy penasaran
kami hanya saling tidak sadar kalau kami sedang menyakiti satu sama lain.
Sampai akhirnya kami sadar bahwa kami memang saling membutuhkan. Dia
tau apa harus dia lakukan saat aku sedang marah
apa?
merapikan kamarku, sampai tak ada kotoran lagi yang tersisa
kamar? Kalian serumah?
Seungyoon menatap wajah Wendy, ia ragu harus menjawab pertanyaan
yang satu itu ada lagu lain? cepat ia merubah topik pembicaraan
kau yang main Wendy menyodorkan gitar itu padanya. Seungyoon
terdiam, tangannya mematung tak bisa ia gerakan untuk menerima gitar itu.
wae? Ppali .. ! aku ingin mendengar lagu yang waktu itu kau nyanyikan di
ruang musik Seungyoon semakin tak bisa bergerak mendengar permintaan
kedua Wendy
aku tidak bisa jawabnya ragu
mwo? Waktu itu kau memainkannya sendiri, aku melihatnya, kenapa kau
berbohong?
ani .. waktu itu aku hanya coba-coba wajah Seungyoon pucat tak bisa ia
sembunyikan
Wendy sadar ada yang salah dengan Seungyoon. Ia kemudian meraih tangan
Seungyoon, diarahakannya tangan itu memetik senar gitar hingga sebuah
nada terdengar. Seungyoon terkejut, dia menatap wajah Wendy yang
tersenyum yakin kalau Seungyoon bisa memainkan gitar itu.
Seungyoon tau Wendy sengaja menanyakan hal yang lain, ia berterima kasih
untuk itu sejak kelas 1, sejak masuk sekolah ini jawabnya
aaa .. kenapa kau ingin masuk dance?
Lagi-lagi pertanyaan Wendy membuat lidahnya membeku. Dalam hati ia
berpikir kenapa Wendy selalu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan turning pointdalam hidupnya itu.
geunyang jawabanya singkat.
Lagi, Wendy menyadari kalau dia telah memasuki wilayah
Seungyoon. Pertanyaan yang tak seharusnya ia ditanyakan.
pribadi
@@@
Taehyun memasuki ruang latihan. Dia sudah memastikan bahwa ruang
latihan hari itu kosong. Ada yang sangat dirindukannya di ruangan itu saat
jam istirahat. Kakinya dengan pasti melangkah menuju jendela pojok
ruangan.
Cepat dia mengarahkan matanya pada gedung di sebrangnya. Tepat di salah
satu ruangan di degung itu. Tapi sayang dia tak melihat apapun di ruangan
itu. Raut kecewanya terlihat jelas. Hanya pemandangan itu yang bisa
membuatnya merasa tenang. Melihat sang pelukis terduduk tenang di
kursinya, mampu membuat Taehyun terhanyut dalam ketenangannya. Tapi
pemandangan itu tak ada. Taehyun menarik nafas panjangnya.
Dia membalikan badannya. Kini perhatiannya ada pada ruangan besar itu.
Sebuah ingatan masa lalu terusik kembali.
***satu tahun yang lalu . The past***
Taehyun memasuki ruangan dance dengan langkah pasti.
taehyun~ah ! sambut Seunghoon yang sudah lama menunggu kehadiran
Taehyun
hyung sapa Taehyun pada kakak kelasnya sejak SMP itu, tapi matanya
terlihat sangat terkejut melihat sosok lain berada di samping Seunghoon
annyeong sapa pria itu yang tersenyum ragu pada Taehyun
kenapa dia ada di sini? sinis Taehyun
Seungyoon kan sekolah di sekolah ini juga, aku juga baru tau tadi tawa
Seunghoon tak menyadari apa yang terjadi.
kau sekolah di sini? kejut Taehyun
ne ..
@@@
Yeri duduk pasrah di kursinya. Wajahnya bernar-benar merasa terganggu
dengan apa yang di lakukan Jinwoo di depannya. Jinwoo datang membawa
beberapa kotak makan yang dijejerkan rapi di atas mejanya. Semua teman
kelasnya sedang meperhatikan apa yang dilakukan Jinwoo itu. Yeri benarbenar merasa malu.
oppa rengeknya
mwo?? Cepat makan, aku susah payah membuatnya
oppa .. kenapa kau harus datang ke kelasku?
wae?? Ya ! kau tau gedung kelas 1 dengan gedung utama sangat jauh? Aku
jauh-jauh kemari kau malah memandangiku dengan pandangan
menyebalkan itu?
oppa .. kau berlebihan Yeri berusaha mengecilkan volume suaranya
memberi isyarat pada Jinwoo untuk ikut mengecilkan volume suaranya.
berlebihan? Aku? Pada adikku sendiri yang kemarin baru saja pingsan?
volum suara Jinwoo masih tinggi
oppa Yeri semakin merasa terganggu
lagipula kenapa asmamu tiba-tiba kambuh? Padahal sudah lama tidak
kambuh lagi, hampir aku berpikir kau sudah sembuh, tapi ternyata kambuh
lagi dan sampai pingsan, dan sekarang kau bahkan memaksa untuk masuk
sekolah ! Jinwoo bicara bicara cepat sekali dalam satu tarikan nafas
oppa geumanhae !
mwo geumanhae !! Jinwoo menjetikkan jarinya pada kening Yeri, dia benarbenar sudah mirip dengang ibu-ibu yang marah ketika anaknya tidak mau
makan.
Yeri memegang dahinya yang disentil Jinwoo, terasa sedikit sakit, tapi rasa
malunya lebih besar dari rasa sakit jentikan jari Jinwoo. Tak ada pilihan,
daripada mendengarkan omelan Jinwoo yang tidak tak ada ujungnya itu, dia
memilih segara memakan bekal yang tersaji rapi di depannya itu. Semakin
cepat makanannya habis, semakin cepat Jinwoo pergi dari kelasnya.
kata dokter klinik, ada seseorang yang membawamu ke klinik saat kau
pingsan
Yeri berhenti mengunyah saat mendengar pertanyaan dadakan Jinwoo. Dia
menongak memperhatikan wajah Jinwoo.
molla .. jawabnya singkat. Yeri mencoba menghindar
pembicaraan aku kan tidak sadar, jadi mana aku ingat
dari
topik
Tapi Joy malah diam berdiri di sana. Dia terlihat ragu dan panik. Itu membuat
Seunghoon teringat dengan kejadian tempo hari yang membuat Joy sampai
tak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang, Seunghoon berjalan mendekati Joy.
Dia berdiri di samping Joy.
Seunghoon kemudian mulai menggerakan badannya, memperagakan
sebuah koreo yang pernah diajarkannya pada Joy. Joy masih diam. Ia ragu
untuk menggerakan badannya. Dia memandangi pantulan Seunghoon di
depan cermin. Seunghoon terlihat mengangukan kepalanya, meyakininya
untuk mengikuti gerakannya.
Melihat ekspresi Seunghoon yang mencoba meyakininya itu, perlahan Joy
akhirnya bergerak mengikuti gerakan Seunghoon yang tadi, dan diakhiri
dengan pose yang sama dengan Seunghoon. Seunghoon tersenyum, ia
kembali melanjutkan gerakannya, dan Joy mengikutinya dengan perasaan
yakin.
Joy mulai ingat dengan gerakannya, menyadari itu Seunghoon berhenti dari
gerakannya. Ia membiarkan Joy menari sendiri. Joy menari dengan fasih.
Tanpa ada keraguan atau ketakutan di wajahnya. Dia benar-benar percaya
diri. Seunghoon kagum, sebuah senyuman puas tersimpul di wajahnya.
Sampai pada akhir lagu, Joy mengakhiri gerakannya dengan pose yang seksi.
Seunghoon langsung menepuk tangannya beberapa kali. Joy berbalik
menoleh pada Seunghoon. Nafasnya terengah-engah. Ia menatap
Seunghoon tak percaya bahwa ia bisa.
kau resmi jadi anggota club ! seru Seunghoon diiringi dengan senyuman
yakin.
Joy-pun tertawa mendengarnya, walaupun bukan itu yang ingin di dengarnya
keluar dari mulut Seunghoon, tapi kata-kata itu sudah cukup mewakili katakata kau bisa dance Joy!.
Mereka berdua saling membalas senyuman. Memandangi satu sama lain
sudah tidak seperti biasanya. Es itu sudah melebur. Tembok besar itu sudah
rubuh. Senyuman itu sudah tak baku lagi, dan mata itu sudah tak sedingin
sebelumnya.
To be countinue .
Part 7
Be mine
..
lanjut
Seulgi
singkat
dan
langsung
berjalan
duduknya, cepat dia berdiri dari duduknya tanpa berbasa-basi lebih dulu.
Tapi baru saja berdiri dari duduknya suara bangku bergeser terdengar keras.
Jinwoo langusng berbalik.
Irene pergi dari meja itu, berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Jinwoo terdiam melihat sikap Irene, dia baru menyadari bahwa pemandangan
yang baru saja terjadi di meja itu adalah suatu hal yang bisa membuat Irene
sakit hati. Wajah Jinwoo terlihat baru menyadari hal itu. Tapi ia ragu harus
menyusul Irene, tapi tak ingin dibiarkannya Irene sendiri. Akhirnya dengan
yakin Jinwoo menyusul mengikuti Irene.
mwoya ige?? bingung Wendy dengan kejadian yang mebingungkan tanpa
ada seorangpun yang memberinya jawaban. Mereka malah meninggalkan
Wendy sendirian di meja itu. Karena kesal Wendy akhirnya memutuskan
untuk pergi juga. Ia berbalik, dan seseorang tiba-tiba sudah berdiri di
belakangnya dan membuat Wendy terkejut hingga tak bisa mengendalikan
tubuhnya yang tersandung oleh kaki kursi. Cepat Seungyoon menangkap
tubuh itu dengan merangkul lingkar pinggang Wendy, sehingga Wendy kini
tepat berada dalam pelukan Seungyoon.
Mata Wendy terbuka lebar terkejut melihat Seungyoon yang sama
terkejutnya. Mata mereka bertemu, dada mereka berdetak hebat. Menyadari
ada sesuatu yang aneh dengan posisi mereka, cepat Wendy berdiri melepas
pelukan tangan Seungyoon. Seungyoonpun terkejut. Keduanya kini menjadi
salah tingkah. Memandangi sekitar tanpa berharap mata mereka
menemukan sesuatu.
tadi aku, aku .. eum .. gagap Seungyoon
Wendy melirik pada Seungyoon. Terlihat wajahnya yang gugup berusaha
menemukan kata-kata yang bisa di ucapkannya. Wendy tersenyum melihat
pemandangan itu. Pipinya memerah.
kau sudah makan? Wendy tersenyum menatapi wajah Seungyoon
Seungyoon sempat terlihat bingung, sebelum sebuah senyum tersimpul
manis di wajahnya. Keduanya tertawa. Tanpa tau pasti apa yang mereka
tertawakan. Persis seperti orang yang sedang jatuh cinta. Saling mencintai
tanpa butuh sebuah alasan.
@@@
Taehyun mendekati ruang latihan, hanya ingin mengintip dari balik jendela
pintu. Memastikan ruang latihan hari itu digunakan atau tidak. Dan ternyata
ruang latihan sudah dipenuhi oleh anggota club. Tapi Taehyun tak pernah
melihat anggota club sebanyak itu. Melihat banyaknya wajah baru yang
dilihatnya dari balik pintu itu, Taehyun mengerti bahwa mereka adalah murid
kelas 1 alias anggota baru club dance.
Dia menghela nafasnya, kecewa tak bisa menggunakan ruang latihan.
Taehyunpun beranjak dari depan pintu, tapi hanya selangkah, dia diam
memikirkan sesuatu. Dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di
dalam ruang latihan tadi. Taehyun melangkah mundur untuk kembali
mengintip di balik jendela pintu itu. Dan benar, ada seseorang yang
membuatnya tak percaya kalau orang itu ada di sana.
Ia ingat kalau gadis yang sedang berdiri berbaris dengan anggota baru
lainnya itu memang pernah mendaftakarkan dirinya untuk ikut club dance.
Tapi ia lebih ingat kalau dokter klinik kemarin mengatakan bahwa dia
mengidap asma. Bagaimana mungkin seorang pengidap asma mengikuti
dance? Lari saja dia sampai pingsan, bagaimana bisa dance?. Pikir Taehyun
keras. Tapi apa pedulinya? Memang dia pernah penasaran dengan gadis itu,
tapi tidak sampai harus mencampuri urusan gadis itu.
Saat itu ingin sekali dia melangkahkan kakinya mundur dari depan pintu. Tapi
tangannya lah yang justru bergerak memegang ganggang pintu, dan
membukanya hingga menarik perhatian orang-orang yang di dalam ruangan
itu. Semua mata melihat ke arahnya. Tapi Taehyun justru terdiam, bingung
sendiri dengan apa yang sudah di lakukannya. Ia menelan ludahnya. Yang
ingin dia lakukan sekarang adalah, menunduk untuk minta maaf karena
sudah menganggu dan berbalik pergi dari ruangan itu. Tapi kakinya justru
melangkah lurus kedepan. Menghampiri sekumpulan orang yang terlihat
bingung dan penasaran apa yang akan dilakukan Taehyun.
Taehyun terus berjalan mendekati salah seorang dari mereka. Kini dia berdiri
tepat di hadapan Yeri. Yeri terkejut tak percaya. Matanya membuka lebar
menatap Taehyun. Jantungnyapun berdetak sangat hebat.
taehyun~ah .. panggil Seunghoon yang berdiri diujung barisan, bingung
melihat tingkah laku Taehyun
Taehyun bukannya tidak mendengar suara Seunghoon, tapi ia terlalu sibuk
dengan pikirannya sendiri. Mengapa ia masuk keruangan itu? mengapa ia
datang mendekati gadis itu? dan kenapa sekarang dia hanya diam?.
hyung .. taehyun menoleh pada Seunghoon apa hyung sudah memeriksa
kondisi kesehatan gadis ini? Seperti catatan medisnya? tanyanya menyidik
pada Seunghoon
catatan medis? bingung Seunghoon wae?
gadis ini
animnida !! sergah Yeri cepat memotong kalimat Taehyun
mwo?? Taehyun tak terima sanggahan Yeri
animnida sunbaenim .. aku sehat-sehat saja, aku bisa ikut dance ! seru Yeri
meyakinkan Seunghoon
YA ! seru Taehyun semakin tak terima
Tapi Yeri langsung memberikanya tatapan memohon. Yeri terlihat cemas saat
itu. Taehyun melihat ekspresi itu seperti isyarat baginya untuk diam. Taehyun
semakin bingung, mengapa Yeri harus menyembunyikan penyakitnya
sendiri hanya untuk ikut dance.
annyeong seseorang tiba-tiba datang, Seunghoon langsung menoleh
melihat bahwa Joy lah yang datang ada apa ini? tanya Joy bingung
wasso?? sapa Seunghoon, Joy tak sempat menoleh pada Seunghoon
karena sesuatu lebih dulu menarik perhatiannya
Yeri~ah .. panggil Joy pada Yeri. Yeri langsung menoleh, begitu pula dengan
Taehyun yang langsung berbalik menoleh pada Joy wae yeogiseo?? tanya
Joy bingung
eonni
kau ikut dance?? Jinjja? Bagaimana bisa? Apa Jinwoo oppa tau tentang ini?
eonni .. Yeri kembali cemas
ya Lee Seunghoon ! apa kau membiarkan seorang pasien asma mengikuti
dance? seru Joy langsung tanpa melihat reaksi Yeri yang langsung melemas
mendengar seruannya.
asma?? kejut Seunghoon tak tau apa-apa
eonni !! seru Yeri tak terima. Yeri terlihat semakin cemas, dia melihat
sekitarnya yang mulai berbisik-bisknya tentangnya, kemudian melihat
tatapan Seunghoon yang terlihat tak percaya dengan apa yang baru saja di
dengarnya.
kau tidak bisa . Kalimat Seunghoon terputus cepat setelah Yeri tiba-tiba
berlari keluar menuju pintu
Yeri~ya !! panggil Joy yang masih belum mengerti apa yang sudah
dilakukannya
Melihat reaksi Yeri seperti itu, Taehyun langsung berlari menyusul Yeri keluar
dari ruangan. Joy semakin bingung, dia kemudian menoleh pada Seunghoon,
tapi Seunghoon ternyata sama bingungnya dengan Joy, begitu pula dengan
murid-murid yang lainnya.
@@@
Taehyun mengejar Yeri sampai keluar ruangan. Taehyun mempercepat
langkahnya agar dapat mencegat Yeri. Tepat di hadapannya, Yeri langsung
terkejut melihat siapa yang menghentikan langkahnya.
asmamu bisa kambuh kalau kau berlari terus seru Taehyun cepat
Yeri terdiam, dia masih tak percaya Taehyun mengejarnya dan sekarang
berdiri di hadapannya sedang mengkhawatirkannya.
gwenchana? tanya
memandanginya
Taehyun
bingung
melihat
ekspresi
aneh
Yeri
kalau begitu bagaimana aku bisa menemui saat aku ingin melihatmu?
Taehyun menghentikan langkahnya mendengar kata-kata Yeri.
dance satu-satunya caraku bisa menemuimu suara Yeri terdengar tulus
Taehyun langsung berbalik, ia memandangi Yeri yang kini menatapnya
dengan serius, beda dengan Yeri yang sejak tadi salah tingkah
memandanginya.
kau benar-benar menyukaiku?
Yeri terdiam sesaat, tapi tak ada pilihan kata lain selain mengatakan ne ..
aku menyukaimu jawabnya tulus tanpa keraguan dan sedikitpun salah
tingkah
Taehyun terpatung. Ia sudah tau jawabannya. Tapi dia tak menyangka Yeri
benar-benar mengatakannya. Taehyun terdiam tak tau apa yang harus
dilakukannya, apa yang harus dikatakannya. Tapi yang jelas, sesuatu
berdetak hebat di dalam diri Taehyun.
To be countinue .
Part 8
The Meaning Of Love
jinjja ka?? Irene langsung berdiri dari duduknya setelah melihat Jinwoo
benar-benar pergi meninggalkannya
Jinwoo langsung berbalik kembali, ia melihat ekspresi Irene yang terlihat
sangat kesal. Itu membuatnya semakin bingung ani .. aku pikir kau benarbenar ingin aku pergi jawabnya ragu
kenapa kau datang kemari? ketus Jinwoo
mwo? Jinwoo terkejut tak tau menjawab apa euum . Jinwoo salah
tingkah, ia menggaruk-garuk kepalanya berharap menemukan kata-kata
yang bisa membantunya menjawab pertanya Irene
soal kimia saja bisa kau jawab dalam waktu kurang dari satu menit,
sedangkan pertanyaanku tak bisa kau jawab?
ani .. Jinwoo menghela nafasnya benar-benar tak tau harus menjawab apa
babbo ! seru Irene kau kemari karena melihatku sedih setelah melihat
Mino bersama perempuan tadi?
Jinwoo menoleh tak menyangka Irene tau jawabannya.
percuma !! seru Irene, bibir Irene bergetar menahan tangisnya
Jinwoo melihat mata itu, yang kini meneteskan air matanya. Cepat Irene
mengusap air matanya. Irene membuang mukanya dari Jinwoo, tak ingin
memperlihatkan sesuatu yang tak ingin di perlihatkannya pada Jinwoo.
Jinwoo tak bisa melihat Irene seperti itu. Perlahan kakinya melangkah
mendekati Irene.
stop ! seru Irene cepat saat melihat Jinwoo mulai berjalan mendekatinya.
Langkah Jinwoopun terhenti.
sejak kapan Mino menyukai perempuan itu?
Pertanyaan Irene semakin membuat bibir Jinwoo terkunci. Kali ini bukannya
ia tak tau jawabannya, tapi memilih untuk tidak sama sekali menjawabnya.
kau tidak ingin menjawabnya? Irene menatap wajah Jinwoo serius
aku kemari untuk menghiburmu, bukan untuk membuatmu semakin
bersedih
babbo !! seru Irene semakin tak bisa menahan
menghiburku disaat hatimu juga merasa sakit?
tangisnya
kau
mwo?
kau lebih jahat dari Mino ! menciumku dan kemudian pergi tanpa
mengatakan apapun ! mencoba menghindariku, itu lebih jahat dari sikap
tidak peka Mino padaku !
Irene~na .. Jinwoo bingung tak mampu mencerna kata-kata Irene
disaat Wendy dan Joy pun tidak tau kalau aku menyukai Mino, justru kau lah
lebih tau. Padahal aku tidak pernah menceritakannya padamu, apa sedetail
itu kau memperhatikanku?. Apa kau tidak lelah menyukaiku diam-diam
seperti itu? Appayeo?
Jinwoo masih terdiam, ia tau arah pembicaraan Irene. Ia mulai mengerti, tapi
yang membuatnya diam karena tak percaya Irene akan membicarakan ini.
Bukan tentang dia dan Mino.
kau sendiri, apa kau tidak lelah menyukai Mino diam-diam seperti itu?
himdeurro .
lalu kenapa kau masih menyukainya?
karena aku tidak tau ada yang lebih pantas aku cintai
Irene Jinwoo setengah tidak yakin makna dari kalimat Irene
berhenti menyukaiku diam-diam, tunjukan secara nyata kalau kau benarbenar menyukaiku. Berhenti menghindariku !
Jinwoo tak percaya Irene mengatakan kalimat itu. Sebaris senyuman
tersimpul manis diwajahnya. Senyuman lega sekaligus tak percaya kalau hari
itu benar-benar terjadi. Irene mengusap air matanya, ia kemudian
tersenyum, meyakinkan Jinwoo bahwa ia sungguh-sungguh dengan katakatanya tadi.
@@@
Seulgi langsung berbalik setelah sampai pada tangga terakhir menuju atap
sekolah. Itu membuat Mino yang sejak tadi mengikutinya terkejut dan hampir
terjungkir kebelangkang.
kamjaggiya ! serunya, tapi Mino langsung merubah sikapnya, kembali
berdiri tegap menjadi sok cool, Seulgi tersenyum melihatnya.
aku ingin bicara di sini saja?
wae? bingung Mino
aku minta maaf
mwo?
aku punya kesan yang buruk di hari pertama kita bertemu. Aku memintamu
untuk melupakanku setelah apa yang kau lakukan padaku. Aku berterima
kasih untuk hari itu. Itu kali pertama aku menangis bebas di sekolah ini,
bersama orang asing. Tapi aku malah tidak sopan memintamu menjauhiku.
Mianhaeyeo
gurae Mino masih bersikap dingin
karena itu, aku ingin menebusnya. Waktu itu
mengenalkan diriku. Namaku Kang Seulgi kelas 2-2
arra batin Mino. aku Song Mino kelas 3-1
aku
belum
sempat
Mino tak lepas memandangi kedua mata yang membuatnya jatuh cinta
untuk pertama kalinya, kedua mata yang membuatnya merasakan perih saat
melihat ada air mata di sana, kedua mata yang membuatnya rindu, tapi
sekaligus patah hati. Mata itu kini berbalik manatapnya. Bening, indah sekali,
seolah meminta untuk tak berhenti dipandangi.
Perlahan Mino semakin mendekati wajah Seulgi. Mata itu menariknya untuk
mendekati lebih dekat. Seulgi sadar gerakan Mino yang semakin
mendekatinya, tapi tubuhnya kaku disana, tak bisa digerakannya. Mino
semakin dekat, kedua wajah itu benar-benar dekat, hingga kedua bibir itu
bertemu. Sebuah kecupan di bibir Seulgi membuat mata Seulgi terbuka lebar
terkejut tak percaya.
Hanya sebentar saja, Mino memejamkan matanya merasakan kecupan manis
yang diberikannya pada Seulgi. Ia membuka matanya lagi, memandangi
Seulgi yang terpatung dengan wajah super terkejutnya. Mino perlahan
menjauhkan diri. Namun matanya masih belum bisa dilepaskannya dari
kedua mata itu.
apa ini bisa menunjukan rasa cinta dari yang mencinta?
Seulgi menoleh mendengar pertanyaan Mino. Setengah tidak yakin dengan
makna dari kalimat Mino.
Mino melangkahkan kakinya perlahan berlalu dari hadapan Seulgi.
Meninggalkan Seulgi dengan pertanyaan tadi. Berharap Seulgi mengerti apa
yang baru saja dilakukannya. Menemukan jawaban siapa yang sedang
mencinta dan siapa yang dicintai.
@@@
Jinwoo berjalan menuju kelas, setelah mengantarkan Irene kekelasnya.
Senyum di wajahnya masih belum bisa dihilangkannya. Dia terus berjalan
sambil senyum-senyum sendiri. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Mino
yang baru saja turun dari tangga. Sama. Wajah Mino pun penuh dengan
senyuman kecerian.
Kedua sahabat itu saling diam dan kemudian tertawa bersama karena
mengerti bahwa mereka sama-sama sedang senang, tanpa tau alasannya,
yang jelas wajah itu menggambarkan kegembiraan keduanya.
oppa suara itu membuat Jinwoo dan Mino langsung menoleh. Ada Yeri
disana. Wajahnya berbeda sekali dengan ekspresi kegimbaraan yang
sekarang dirasakan Jinwoo dan Mino.
Tawa itu memudar melihat Yeri yang kini meneteskan air matanya, dan
kemudian berlari kearah Jinwoo. Yeri langsung memeluk Jinwoo. Suara
tangisnya terdengar jelas.
Yeri~ya waegurae? Jinwoo sangat khawatir melihat Yeri yang tiba-tiba saja
seperti ini
Mino-pun tak kalah khawatir, dia mendekati Yeri dan mengusap-usap
punggung Yeri untuk menenangkannya. Wajah ceria kedua pria tadi hilang
berganti wajah penuh khawatir.
Yeri~ya katakan padaku siapa yang membuatmu menangis seperti ini?
khawatir Mino
Yeri tak menjawab. Ia terus saja menangis dalam pelukan Jinwoo. Jinwoo
mendekap erat tubuh adiknya itu. Ia tak pernah melihat Yeri menangis
seperti ini. Ia penasaran apa yang terjadi. Tapi lebih baik untuk membiarkan
Yeri menangis meluapkan semuanya. Ia akan menemukan jawabannya nanti.
@@@
Jam masuk sudah berbunyi, tapi Taehyun lagi-lagi memilih untuk bolos. Dia
berjalan melewati koridor sekolah dengan santainya. Dia menuju anak
tangga yang bisa mengantarkannya menuju atap sekolah. Tempat paling
nyaman baginya untuk bolos.
Langkah Taehyun tiba-tiba terhenti saat menemukan seseorang yang tengah
duduk di anak tangga yang hendak dilalui Taehyun. Seulgi terduduk lemas,
menyandarkan kepalanya pada dinding, tatapannya kosong menatap lurus
ke depan. Taehyun terkejut melihat Seulgi ada di luar kelas.
Seulgi~ya ..
sebentar saja .. hanya sebentar lirihnya. Seulgi memejamkan matanya,
merasakan sesuatu yang dicarinya dari pelukan itu. Sebentar saja, Seulgi
membuka matanya kembali. Perlahan ia melepas pelukan itu benar ..
pelukanmu masih selalu jadi pelukan terhangat untukku, yang selalu bisa
membuatku merasakan ketenangan
Seulgi~ya keumanhae ! reaksi taehyun cepat
ani hanya saja ada yang beda Seulgi meletakan tangannya pada
dadanya jantungku tidak berdetak cepat lagi seperti dulu, saat aku
bersamamu
Taehyun langsung membalikan badannya. Di pandangnya Seulgi yang
tertunduk, namun mata itu masih bisa dilihat Taehyun, Sebuah mata yang
sedang mencari sebuah jawaban.
benar perasaan itu sudah tidak ada .. sudah hilang, lama sekali ucap
Taehyun pelan
Seulgi menoleh pada Taehyun. Tatapan Taehyun meyakinkannya, kalau
memang perasaan itu memang benar-benar sudah hilang. Sudah lama
sekali. Kenapa harus dicari Iagi. Bahkan saat Taehyun mengucapkan kalimat
itu, tak ada perasaan sakit saat mendengarnya.
Seulgi melepas tatapannya dari Taehyun, matanya kembali menatap
sembarang arah, ada jawaban lain yang ingin ia ditemukan. Mengapa
jantungnya berdetak hebat saat Mino menciumnya? dan mengapa
pertanyaan terakhir Mino terus saja menganggu pikirannya? Apa perasaan
itu sama dengan perasaan yang pernah dirasakannya pada Taehyun dulu?
@@@
Hari Kamis, hari bebas di sekolah itu. Dimana semua murid diperbolehkan
mengenakan pakaian bebas. Hari tanpa seragam. Tapi tetap saja, mereka
tidak diperbolehkan mengenakan pakaian senonoh. Tidak ada rok pendek
atau baju ketat.
Hari itu Jinwoo dan Mino sama-sama mengenakan kemeja dan celana jeans.
Biasanya mereka janjian akan mengenakan apa pada hari bebas. Karena itu
mereka selalu terlihat kompak.
jadi hari ini Yeri tidak masuk sekolah? tanya Mino sambil terus berjalan
mengikuti Jinwoo yang mengajaknya menuju gedung kelas 1.
eo .. dia tidak enak badan
apa karena kemarin? Apa kau tau kenapa dia menangis? Apa dia sudah
cerita padamu
karena itu aku mengajakmu ke ruang lukis kelas 1
ruang lukis??
Mereka sampai di ruangan yang dimaksud Jinwoo. Keduanya masuk kedalam
ruangan yang penuh dengan kanvas warna-warni itu. Tidak ada orang di
dalam ruangan. Jinwoo kemudian mendekati jendela yang terbuka. Dari
jendela itu ia langsung bisa menemukan gedung utama sekolah.
ini meja Yeri? tanya Mino setelah melihat sebuah lukisan bertandatangan
Yeri tergeletak di atas sebuah meja kecil di samping jendela itu wuah Yeri
melukis dengan sangat indah kagum Mino pada lukisan pola berwarna
karya Yeri.
Jinwoo berbalik melihat lukisan yang dimaksud Mino. Tapi bukan lukisan itu
yang dicarinya. Matanya mencari lukisan lain yang ada di sekitar meja itu.
Ada beberapa arsip lukisan yang diberdirikan bersandar pada kaki meja.
Jinwoo mengambil kumpulan lukisan itu. Dilihat satu-persatu lukisan itu. Dan
semua lukisan itu melukiskan objek yang sama.
Ini yang diceritakan Yeri setiap hari padanya, tapi tak pernah dianggap serius
oleh Jinwoo. Yeri sering menceritakan bahwa dia selalu melukis objek yang
sama, dan ia jatuh cinta pada objeknya itu. Tapi Jinwoo tak pernah bertanya
apa itu. Sampai tadi malam Yeri menceritakan semuanya. Dan benar objek
itu adalah seorang laki-laki yang membuat Yeri patah hati.
eo !! seru Mino cepat sepertinya aku mengenal orang di lukisan itu? seru
Mino yang sejak tadi juga ikut melihat lukisan-lukisan itu bukankah dia
bocah sombong itu?
Jinwoo langsung menoleh pada Mino. Ia memikirkan siapa yang dimaksud
Mino. Hanya satu orang yang sesuai dengan apa yang dikatakan Mino. Murid
kelas 2 yang yang bicara kasar pada Mino bebarapa hari yang lalu. Jinwoo
kembali memperhatikan lukisan itu untuk memastikannya. Dan kali ini dia
yakin, Mino benar, sosok di lukisan itu sama persis dengan bocah sombong
yang dikatakan Mino.
kenapa Yeri melukisnya?
Jinwoo terdiam, tak tau harus memberikan jawaban apa pada Jinwoo.
ya solma! Mino memikirkan sesuatu jangan katakan Yeri menyukai bocah
ini? Mino berharap Jinwoo memberikannya jawaban TIDAK. Tapi Jinwoo
masih tidak membuka mulutnya, namun melihat dari ekspresi wajahnya,
Mino sudah bisa menebak jawabannya, ia langsung menghela nafasnya tak
percaya.
diantara semua murid sekolah ini? Kenapa harus dia?? seru Mino tak
terima, Jinwoo pun sebenarnya tak terima jika Yeri harus menyukai laki-laki
dalam lukisan itu. Tapi mengingat bagaimana Yeri menceritakan semuanya
semalam, membuat Jinwoo tak tega harus mengatakan tidak pada pilihan
Yeri.
semalam Yeri menanyakan sesuatu padaku sahut Jinwoo, Mino menoleh
untuk mendengarkan pernahkan aku jatuh cinta tanpa tau pada siapa aku
jatuh cinta?
Mino terkejut mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang persis sama yang
pernah ditanyakan pada Seulgi. Yeri menanyakan pertanyaan itu pada
Jinwoo. Mino menatap Jinwoo dengan tatapan tak percaya lalu? lanjut Mino
aku menjawabnya tidak, karena memang aku tidak pernah merasakannya.
Tapi pertanyaan itu, membuatku berpikir kalau Yeri memang benar-benar
sedang jatuh cinta. Mencintai seseorang tanpa tau siapa yang sedang
dicintainya, sebuah perasaan yang tak butuh alasan untuk mencintai
Mino terdiam, seperti dejavu baginya. Ia tak menyangka Yeri merasakan hal
yang sama dengannya. Walaupun ia tak tau cerita lengkapnya, tapi apa yang
diutarakan Jinwoo sudah cukup baginya untuk mengerti perasaan Yeri. Tangis
Yeri kemarin, tangis yang sama yang pernah dirasakannya.
tapi dia. dia pacarnya Seulgi suara Mino melemas
Jinwoo langsung menoleh terkejut dengan pernyataan Mino itu.
mwo?
aku melihat mereka berciuman
jinjja?? Jinwoo benar-benar tak percaya
itulah yang membuatku patah hati waktu itu
jadi yang membuatmu tidak masuk sekolah waktu itu, karena ini?
Mino diam hanya menganggukkan kepalanya pelan.
oh mya god ! bagaimana bisa, kau dan Yeri? Oh tuhan aku tak percaya ini
Jinwoo terduduk lemas. Ia tak percaya orang-orang terdekatnya jatuh cinta
pada orang yang salah, pada orang yang sudah memiliki kekasih lain.
To be countinue .
Part 9
Turning Point
kau tau, aku tadi sempat takut kau akan mengatakan, kau masih
mencintainya dan sekarang sedang merindukannya Senyuman Seungyoon
berubah
wae?
aku selalu merasa bersalah, hubungan kalian berakhir karena aku
Seulgi langsung menegakkan tubuhnya geumanhae .. serunya
Seungyoon tersenyum, senyuman yang membuatnya harus menundukan
kepala untuk menyembunyikan arti dari senyuman.
Seungyoon~ah.. Seulgi merasa bersalah dan langsung memegang tangan
Seungyoon
Seungyoon mengangkat kembali kepalanya, dia masih tersenyum pada
Seulgi. Tapi Seulgi tau senyuman itu palsu. Senyuman yang hanya digunakan
untuk menutupi sesuatu.
@@@
Dari cermin besar di depannya. Joy dapat melihat Seunghoon yang masih
saja latihan. Ia selalu ingin menanyakan darimana dia mendapat semangat
dance nya itu. Padahal tidak ada perlombaan tapi tetap semangat latihan.
Tubuhnya sudah basah oleh keringat. Peluh keringat diwajahnya tak pernah
di usapnya. Dibiarkan jatuh membasahi wajahnya.
Bagi Joy pria yang penuh keringat itu menjijikan. Tapi saat melihat
Seunghoon di depan cermin itu, rasa jijiknya tidak muncul. Justru perasaan
kagumlah yang muncul. Dance yang dari awal baginya hanyalah
ekstrakurikuler biasa, bisa menjadi sebuah seni yang menganggumkan saat
Seunghoon yang memperagakannya.
Seunghoon sadar sejak tadi diperhatikan Joy. Dia tersenyum. Ia
menghentikan gerakannya. Di stopnya musik yang sejak tadi mengiringinya
dance. Ia mengambil handuk yang tergeletak di lantai.
mereka berdua musuh? Wae? Joy kemudian teringat sesuatu aaaa aku
ingat, mereka yang selalu membuat heboh saat berkelahi kan? Aku sering
mendengar cerita tentang mereka, tapi aku lupa, kenapa mereka
bermusuhan?
mereka sebenarnya sahabat, hanya pertengkaran kecil, tapi lama sekali
diakhiri
kau dekat dengan mereka?
mereka adik kelasku sejak SMP, melihat persahabatan mereka selalu
membuatku iri, kemana-kemana selalu bersama. Mereka berdua selalu kena
hukum bersama. Seunghoon tersenyum-senyum mengingat masa-masa
SMP nya itu
di kantin, di koridor sekolah, bahkan di toilet pun aku selalu melihat mereka
berdua. Aku hampir tidak pernah melihat mereka berpisah. Karena itu
melihat mereka menjadi seperti sekarang, hatiku juga merasa sedikit sakit
Seunghoon tertunduk
jinjja? Joy terlihat tak percaya dengan cerita itu sulit sekali percaya
mereka sedekat itu?
mereka berdua sama-sama menyukai
bernyanyi bersama dalam acara sekolah
musik,
mereka
sering
tampil
______________________________*****the
past*****_______________________________
YA !! kau bertengkar lagi dengan Seulgi? Seungyoon datang membawa
nampan makan siangnya
wae? bingung Taehyun yang sedang asyik mengunyah makanannya
kenapa tidak makan bersama?
Taehun tertawa kecil notemunae yaimma!
na? wae?? Seungyoon memasukan setengah telur rebus kedalam mulutnya
mana mau dia makan bertiga, dia lebih suka makan berdua saja denganku.
Lebih romantis Taehyun menaikan alisnya bermaksud menyindir Seungyoon
yang masih saja belum memiliki pasangan
mwoya .. Seungyoon terlihat kesal, itu membuat Taehyun tertawa menang
nongdam .. seru Taehyun sambil memukulkan sumpitnya pada kepala
Seungyoon YA ! bagaimana lagunya, sudah jadi??
eo kau pasti akan menyukainya Seungyoon semangat kembali oh iya ..
tentang audisi, jadikan?
Ekspresi Taehyun langsung berubah ani .. aku tidak akan ikut
Ya ! Nam Taehyun ! Seungyoon melepas sendoknya kedalam mangkuk sop
aku tidak yakin lemas Taehyun
come on .. kita pasti bisa
telingaku kambuh saat aku sedang tegang
ani .. aku pasti akan membantumu, kita maju bersama jadi kalau gagal ya
pasti gagal bersama
Taehyun menatap wajah Seungyoon yang terlihat begitu serius, Ia ragu. Tapi
dia juga sangat ingin mengikuti audisi itu bersama Seungyoon. Tapi begitu
banyak ketakutan dalam dirinya, terutama tentang telinganya yang selalu
kambuh disaat tak terduga.
_________________________
FIGHTHING !!! seru Seulgi ceria menyemangati Taehyun dan Seungyoon
saat sedang antri di dalam antrian audisi Kpop Star yang sangat panjang itu.
Panas terik matahari tidak memudarkan semangat Seulgi untuk
menyemangati dua pria kesayangannya itu.
Taehyun gemas melihat Seulgi, ia mengacaknya rambut Seulgi pelan.
geumanhae!! seru Seungyoon menatap tajam pada Taehyun, itu membuat
Taehyun tertawa melihat sikap cemburu atau iri nya itu.
eo gurae gurae Taehyun mencubit pipi Seungyoon gemas, seperti sedang
meredakan emosi perempuan yang sedang cemburu. Seulgi tertawa
melihatnya, dia langsung memeluk Seungyoon gemas.
dengar, apapun hasilnya nanti jangan membuatku menangis ! serunya
sambil tetap memeluk Seungyoon
tentu saja tidak ! kita pasti lolos !! balas Seungyoon, ia menoleh pada
Taehyun. Taehyun hanya tersenyum menanggapinya. Masih ada keraguan
dalam dirinya. Tapi ia tak ingin mengecewakan Seungyoon.
_________________________
3 Juri duduk tenang siap mendengarkan lagu mereka. Seungyoon duduk
memangku gitarnya. Taehyun berdiri di samping Seungyoon. Wajah Taehyun
mulai terlihat panik, ia gugup. Berbeda sekali dengan Seungyoon yang justru
terlihat santai dan sudah siap memetikkan gitarnya.
silahkan di mulai ! seru seorang Juri yang merupakan seorang CEO dari
entertainment terbesar di korea, YG Entertaiment.
Seungyoon terdiam, ia ingin menolak keputusan itu. Tapi saat juri-juri itu
tersenyum yakin padanya, ia menjadi ragu untuk mengeluarkan
pendapatnya. Ia menoleh pada Taehyun, yang masih tertunduk tak sama
sekali berani menatapnya.
_________________________
Sejak hari itu, seisi sekolah tak pernah melihat Seungyoon adan Taehyun
bersama-sama lagi. Biasanya, di setiap sudut sekolah mereka akan melihat
Seungyoon dan Taehyun selalu bersama. Tapi pemandangan itu sudah
menjadi pemandangan yang langka.
kau menjauhinya karena kau iri? seru Seulgi keras pada Taehyun di
halaman belakang sekolah
mwo? Kau pikir aku seperti itu?
lalu apa? Kenapa kalian jadi saling menjauh seperti ini?
kau tanyakan saja pada dia ! dia sudah merasa hebat setelah lolos audisi !
mwo? Kenapa kau berpikir seperti itu?
wae? Kau berpikir dia bukanlah orang yang seperti itu? Tapi kau bisa
berpikir kalau akulah yang buruk disini?
Taehyun~ah ..
geumanhae ! apapun yang akan aku katakan, kau pasti akan terus
membelanya
aku tidak membela siapapun ! tapi kau salah paham disini
lihatkan, kau berpikir akulah yang buruk disini dan dia selalu disisi baik !
kau pacaran saja dengannya !!
Seulgi langsung menampar Taehyun. Ia benar-benar marah melihat sikap
Taehyun yang seperti itu. Bukan Taehyun yang dikenalnya. Ia kecewa
Taehyun menjadi seperti ini. Taehyun menatap Seulgi tajam tak terima Seulgi
berani menamparnya. Taehyun benar-benar marah, ia pergi dari tempat itu
meninggalkan Seulgi dengan rasa penyesalan. Sejak itu hubungan mereka
berakhir tanpa pernah ada kata putus dari mereka berdua.
Begitupula hubungannya degan Seungyoon. Sampai kelulusan sekolah. Tak
pernah ada lagi kebersamaan Seungyoon dan Taehyun.
_________________________
Sampai mereka bertemu di SMA yang sama. SMA yang Taehyun pilih sebagai
pelarian, karena ia yakin tidak akan bertemu Seungyoon di sekolah itu. Tapi
ia salah. Seungyoon masuk sekolah itu. Bahkan ia harus bertemu dengan
Seungyoon di club dance. Sebuah kegiatan yang ia pikir tak akan pernah
diikuti Seungyoon.
Taehyun marah, sangat marah karena Seungyoon selalu mengikutinya.
Seungyoon selalu ingin satu meja saat di kantin sekolah, tapi Taehyun selalu
menghindarinya. Sampai puncaknya Taehyun semakin marah karena
Seungyoon terpilih sebagai perwakilan club dance dalam perlombaan
tahunan untuk pemula tingkat SMA.
Taehyun kesal, ia mensabotase perlombaan. Satu jam sebelum perlombaan
dimulai, Taehyun mengirimi Seungyoon sms, kalau Seulgi masuk rumah
sakit. Itu tipuan. Tapi Seungyoon langsung percaya. Seungyoon yang sudah
dalam perjalan menuju lokasi perlombaan memutar arah sepedanya menuju
rumah sakit.
Seungyoon dikualifikasi dari perlombaan. Ia terlambat 30 menit dari
keringanan waktu yang telah diberikan oleh juri. Seunghoon terlihat sangat
marah. 1 jam setelah lomba benar-benar selesai Seungyoon datang bersama
sepedanya. Matanya tajam mengarah pada Taehyun yang berdiri tepat di
samping Seunghoon. Suengyoon membuang sepedanya, dan langsung
melangkah cepat mendekati Taehyun.
Neo gaesekkiia !! seru Seungyoon yang langsung mengarahkan sebuah
tinju pada wajah Taehyun. Taehyun langsung terjungkir jatuh.
@@@
2 tahun sudah berlalu, persahabatan yang pernah tercipta dengan sangat
dekat itu kini hanya seperti cerita masa lalu, yang seolah tak akan pernah
mau menoleh kembali ke belakang. Hanya ada cerita baru yang alur
ceritanya sudah berbeda. Tatapan yang dulu hangat, kini menjadi dingin.
Tawa yang selalu menemani, kini berubah jadi benci. Namun perasaan itu,
tak bisa mereka bohongi.
bogosipdda Nam Taehyun suara lirih Seungyoon dengan mata tertutup
menghadap langit biru di atap sekolah. Saat sendiri, bayangan masa lalu itu
selalu muncul dalam bayangan Seungyoon. Tak ada niat dia mengingatngingat cerita lama itu, hanya saja tak bisa ia kendalikan perasaan itu.
Perasaan merindukan satu-satunya sahabat yang membuat hidupnya berarti.
Hampir 2 tahun sudah dia menghabiskan waktunya di sekolah yang tak
pernah ia impikan menjadi sekolahnya. Hampa. Perasaan itu yang dia
rasakan, karena tujuannya hanya untuk mengikuti Taehyun yang
menjauhinya, tapi ia tak mencapai tujuannya itu. Jadi sekolah itu benar-benar
hampa baginya.
Bahkan gitar yang bisa menjadi healing baginya sudah dimasukannya ke
dalam gudang. Sudah tak ingin dia memainkan senar-senar itu karena rasa
bersalahnya yang besar pada Taehyun. Tapi sudah sejauh itu dia
mengorbankan mimpinya, sahabatnya itu tetap tidak kembali. Ia semakin
jauh, bahkan ia merasa tak pernah menemukan Taehyun di sekolah itu.
Karena Nam Taehyun sabahatnya sangat berbeda dengan murid bernama
Taehyun yang selalu menatap dingin padanya. Dia merindukan Nam
Taehyun, satu-satunya sahabatnya.
To be countinue
Part 10
Gwenchana?
Hari Jumat, hari sehat di sekolah itu. Semua murid kembali melupakan
seragam mereka, berganti dengan seragam olahraga yang harus mereka
pakai dari pagi sampai pulang sekolah. Kebanyakan murid perempuan tidak
suka hari jumat karena mereka tidak bisa tampil trendi dengan seragam
olahraga mereka.
Wendy memasuki kelasnya. Di samping mejanya sudah ada Joy yang
terduduk lemas dengan menidurkan kepalanya pada meja, hingga Wendy
tidak bisa melihat wajahnya. Wendy mendekati mejanya.
morning Joy .. sapanya semangat
Joy mengangkat kepalanya untuk menyapa Wendy, tapi justru itu membuat
Wendy terkejut, wajah Joy pucat tanpa make up.
neo waire?? Appo? wendy langsung khawatir
aku tidak bisa tidur lemas Joy
wae??
Lee Seunghoon, orang itu, dia memilihku untuk ikut kompetisi dance
rengek Joy keras
Wendy menahan tawanya seharusnya kau senang, itu artinya dia sudah
mengakui kemampuan dancemu
tapi aku tidak berharap sampai harus mengikuti kompetisi
kau tidak mungkin menolaknya kan? Karena kalau kau menolaknya, itu
artinya kau akan diremehkan lagi olehnya
itu yang membuatku kesal !! aku tidak mungkin menolaknya ! ah jinjja Lee
Seunghoon !! tiada hari tanpa membuatku kesal sampai ingin mati rasanya !
Aku benar-benar membencinya
hati-hati , jangan terlalu berlebihan membencinya, bisa berubah menjadi
cinta goda Wendy
mwo? Nega? cinta padanya? HA HA HA Tawa Joy yang tedengar dibuatbuat. TIba-tiba tawa itu hilang dan Joy langsung berdiri dari kursinya
odiga??
make up ! jawabnya sambil mengambil tas kecil khusus make up dalam
tasnya. Joy pun keluar dari kelas, kelakukan salah tingkahnya itu terlihat
jelas oleh Wendy. Wendy tertawa melihat kelakuan Joy seperti itu.
Dari pintu masuk kelasnya itu, seseorang menarik perhatian Wendy. Seulgi
masuk kedalam kelas. Wendy kemudian ingat tentang sahabat yang pernah
diceritakan Seungyoon padanya. Dia tau kalau itu adalah Seulgi, karena
kemarin ia melihat mereka mengobrol berdua di taman sekolah.
2 tahun satu kelas dengan Seulgi tak pernah sekalipun dia bicara dengan
Seulgi. Dia ingat Seungyoon pernah cerita, kalau sahabatnya itu tak punya
teman satupun di sekolah ini selain dia. Wendy jadi berpikir untuk memulai
mengajak Seulgi berteman.
Dengan yakin Wendy mendekati meja Seulgi. Wendy langsung duduk pada
kursi di depan meja Seulgi. Menyadari ada yang mendekatinya, Seulgi
mengangkat wajahnya. Wendy tersenyum padanya.
annyeong .. sapa Wendy ragu
ne, ada yang bisa aku bantu? jawab Seulgi yang terlihat bingung
ani .. eum .. kau Kang Seulgi kan?
ne, wae?
apa kau tau namaku? Sejak kelas 1 kita selalu satu kelas, tapi kita tidak
pernah saling sapa, atau mengobrol
aaa aku hanya tidak suka menjalin hubungan dengan orang baru jawab
Seulgi datar
ah jinjja? Wendy jadi salah tingkah dengan jawaban dingin Seulgi gurae ..
Wendy mulai berdiri dari duduknya
Wendy? Wendy langsung berbalik mendengar Seulgi menyebut namanya
ne?
bangapda .. Seulgi tersenyum hangat pada Wendy, membuat Wendy ikut
tersenyum lega Seulgi mau menerima pertemanannya.
Seorang murid kemudian berjalan melewati mereka. Seulgi memandangi
Taehyun sampai kemejanya. Wendy ikut memperhatikan apa yang
diperhatikan Seulgi.
sebentar ya .. pamit Seulgi berdiri dari duduknya untuk mendekati meja
Taehyun. Wendy terlihat bingung, untuk pertama kalinya ia melihat dua
orang di kelasnya yang terkenal dengan sikap dinginnya itu bisa saling
bertegur sapa. Ia tak menyangka dua orang itu saling kenal.
aku ingin bicara seru Seulgi langsung pada Taehyun di mejanya
Taehyun terlihat tidak senang dengan kedatangan Seulgi, tanpa menoleh
sama sekali pada Seulgi dia menjawab marae!
kita bicara di luar
aku baru saja masuk kelas, kau sudah menyuruhku keluar?! gretak
Taehyun dengan tatapan dingin pada Seulgi
neo waeirae? kejut Seulgi dengan sikap kasar Taehyun padanya
aku sudah tidak ingin berhubungan dengannya lagi, dengan teman baiknya,
atau dengan pacarnya ! Taehyun menoleh pada Wendy yang berdiri di
samping meja paling depan.
Seulgi menoleh pada Wendy, dia terlihat bingung, tak mengerti apa maksud
kalimat Taehyun.
apa maksudmu?
Taehyun tak menjawabnya, dia mulai merasa gerah karena Seulgi masih
tidak pergi dari mejanya. Taehyun langsung berdiri memutuskan untuk pergi
keluar kelas untuk membolos.
aku rasa begitu .. balas Seulgi datar dan mulai membuka sebuah buku
tanpa sama sekali menoleh pada Taehyun
Melihat sikap Seulgi seperti itu, Taehyun semakin kesal, dia langsung berdiri
dari duduknya, beranjak meninggalkan meja itu.
anjjo !! seru Seulgi langsung menghentikan langkah Taehyun
jinjja desis Taehyun kesal, dia langsung menoleh menatap Seulgi yang
sudah lebih dulu menatapnya tajam
Nam Taehyun .. kau tau aku tidak akan sejauh ini kalau bukan karena
terpaksa
Taehyun tertawa kesal mendengarnya urusan nilai itu urusanku ! aku akan
mengurusnya sendiri ! balas Taehyun keras dan langsung pergi begitu saja
Seulgi menghembuskan nafasnya kesal, dia langsung berdiri untuk mengejar
Taehyun.
Nam Taehyun! panggilnya, tapi belum sempat kakinya melangkah, dia
langsung terpatung melihat siapa yang datang dari arah Taehyun pergi tadi.
Song Mino berjalan terus menatap lurus kedepan, tatapannya sempat dingin
saat melihat Taehyun berpasasan dengannya. Namun pandangan itu
langsung berubah saat melihat Seulgi berdiri di depan sana.
Jantungnya langsung berdetak cepat. Ini pertama kalinya dia melihat Seulgi
setelah kejadian itu. Lama mereka saling menatap, sampai akhirnya Seulgi
membalikan badannya. Mino langsung menghentikan langkahnya melihat
Seulgi membalikan badannya begitu saja, seolah tak ingin bertemu
dengannya.
Mino menundukan kepalanya sebelum kembali melanjutkan langkahnya
berjalan lurus kedepan, sampai melewati meja dimana Seulgi masih berdiri
di sana dengan kepala tertunduk.
Seulgi melihat Mino melewatinya begitu saja. Dia langsung merasa aneh,
cepat dia menoleh pada Mino yang terus berjalan lurus tanpa sama sekali
menoleh padanya. Seulgi merasa dikhianati. Memang benar dia tidak
mengaharapkan pertemuan itu, tapi bagaimana bisa Mino melewatinya
begitu saja, seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya diantara mereka.
Dada Seulgi terasa sesak menerima sikap Mino padanya.
@@@
Seungyoon membuka lokernya untuk mengambil baju yang sengaja
disimpannya di dalam loker untuk latihan dance. Ada sebuah foto yang
terpajang di dalam loker itu. Sebuah foto yang baru sekarang disadarinya
pernah ia simpan di dalam lokernya itu. Ia sempat lupa foto itu pernah ada.
Tak tahan lama-lama menatap foto itu, cepat Seungyoon menutup lokernya.
Seungyoon mulai beranjak, tetapi sesuatu menghentikan langkahnya. Ia
melihat Seulgi yang berjalan dengan kepala tertunduk sambil memeluk
beberapa buku. Dia terus berjalan tanpa melihat sekitarnya. Sampai dia
mengangkat wajahnya dan menemukan Seungyoon sudah berdiri tak jauh
darinya.
Seulgi mehembuskan nafasnya saat melihat Seungyoon, dia kemudian
melanjutkan langkahnya menuju lokernya yang hanya berbeda satu loker
dari loker Seungyoon. Seungyoon hanya diam saat melihat ekspresi Seulgi
yang tak bersemangat.
wae?? tanya Seungyoon yang kini melipat keduanya tangannya dan
menyandarkan bahu kirinya pada lemari loker itu.
Seulgi diam sambil memasukkan buku-bukunya kedalam loker dengan
gerakan melamban.
ada masalah dengan nilaimu? tebak Seungyoon
ani .. bukan nilaiku
lalu?
Nam Taehyun
mwo?? seungyoon kembali berdiri tegap saat Seulgi menyebut nama itu
wali kelas menyuruhku untuk menemaninya belajar sampai nilainya kembali
normal, tapi dia menolaknya
Seungyoon terdiam, tak tau harus menjawab apa, dia menundukan
kepalanya.
sepertinya dia ingin dikeluarkan dari sekolah
Seungyoon langsung menoleh pada Seulgi apa maksudmu?
dia sengaja mendapat nilai ujian rendah untuk bisa keluar dari sekolah. Wali
kelas bilang sejak tahun lalu Taehyun sudah mengajukan surat keluar dari
sekolah, tapi pihak sekolah menolaknya karena bukan permintaan orang
tuanya, karena itu dengan menjelekkan nilai ujiannya sendiri, orang tuanya
akan menerima surat keluhan, dengan begitu orang tuanya setuju untuk
memindahkan dia dari sekolah ini jelas Seulgi yang nadanya semakin
melemah di akhir kalimat
Seungyoon terlihat benar-benar terkejut mendengar cerita Seulgi. Matanya
membulat. Dia kehabisan kata-kata. Dia tak percaya Taehyun bertindak
sejauh ini. Hanya untuk menjauh darinya? Atau dia punya masalah lain?
Apapun itu, Seungyoon tak bisa membiarkan Taehyun keluar dari sekolah
dengan cara licik seperti itu.
apa sebesar ini rasa benci kalian berdua? Sampai harus berbuat sejauh ini?
lirih Seulgi menatap semu pada Seungyoon
Seungyoon langsung menoleh mendengar pertanyaan Seulgi yang seketika
menyayat hatinya. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang selalu ia
tanyakan pada diri sendiri, dan sampai Seulgi menanyakan lagi pertayaan
itu, ia masih belum menemukan jawabannya. Seungyoon melemas
bersandar pada lemari loker.
@@@
Taehyun langsung berbalik tak ingin lama-lama di sana, tapi Seulgi masih
berusaha. Kembali ia menarik tangan Taehyun, tapi Taehyun langsung
menghempaskan tangannya dengan keras membuat Seulgi terdorong hingga
terjatuh ke lantai.
Seulgi~ya !! seru Mino langsung saat melihat pemandangan itu, dengan
cepat dia berlari mendekati Seulgi yang tersungkur di lantai.
Taehyun langsung berbalik saat tau Seulgi tersungkur jatuh akibat
hempasannya. Tapi dia terpatung di sana, rasa terkejutnya bercampur
dengan rasa bersalah sehingga membuatnya panik terpatung di tempatnya.
Tapi tak lama, segera dia mendekati Seulgi untuk membantunya, namun ia
kalah cepat. Mino sudah lebih dulu menolong Seulgi.
gwenchana?? tanya Mino terdengar sangat khawatir
Seulgi mengangkat wajahnya, Mino langsung terkejut melihat kening Seulgi
yang terluka. Cepat Mino menoleh pada Taehyun. Dia manatapnya penuh
amarah. Mino langsung berdiri. Ia langsung menarik kerah baju Taehyun dan
tanpa basa-basi meninju wajah Taehyun hingga Taehyun terhempas jatuh ke
lantai.
andwae !! seru Seulgi langsung saat melihat Mino memukul Taehyun.
Cepat dia berdiri dan menarik tangan Mino untuk menghentikannya
memberikan pukulan kedua. Mino langsung menoleh pada Seulgi yang sudah
memeluk erat tangannya untuk menghentikan pukulannya. Seulgi
menggelengkan kepalanya meminta Mino untuk tidak memukul Taehyun lagi.
kali ini aku membiarkanmu! seru Mino dingin pada Taehyun.
Taehyun tak membalasnya, dia diam memegangi telinganya. Sesekali
Taehyun menggelengkan-gelengkan kepalanya sambil terus memegang
telinganya. Taehyun terlihat panik, matanya membulat, keringat dinginnya
keluar.
taehyun~ah lirih Seulgi yang mulai menangkap ada yang aneh dari
Taehyun. Tapi Taehyun tak menjawab, bahkan dia tidak menoleh pada Seulgi
saat di panggil, Taehyun terlihat panik sendiri.
Nam Taehyun .. Seulgi kembali memanggil untuk memastikan bahwa
dugaannya benar. Benar saja, Taehyun masih tidak memberi respon.
Seulgi terlihat terkejut, matanya terbelanga tak percaya. Perlahan dia
mendekati Taehyun. taehyun~ah lirihnya memanggil
Taehyun masih diam, sampai dia menyadari Seulgi sudah bersimpuh di
depannya. Dia melihat Seulgi menatapnya dengan mata yang sudah basah
oleh air mata.
taehyun~ah .. kau mendengarku? tanya Seulgi ragu
Taehyun masih diam. Dia terlihat panik, nan gwenchana balas Taehyun
dengan suara bergetar
Tangis Seulgi pecah tak bisa ia tahan saat melihat reaksi Taehyun yang
menjawab diluar pertanyaannya. Ia kemudian meletakan keduanya
tangannya pada kedua telinga Taehyun. Taehyun terdiam, dia tau Seulgi
mengerti apa yang sedang dialaminya saat itu. Air mata Taehyun tak bisa
ditahannya.
Seulgi menutup kedua telinga Taehyun dengan tangannya eo neon
gwencahana isak Seulgi di balik suara tangisnya
Taehyun terdiam melihat apa yang dilakukan Seulgi saat ini padanya,
mengingatkannya pada seseorang yang selalu melakukan hal sama yang
padanya dulu. Air matanya terjatuh tak tertahan.
uljima ! seru Taehyun pada Seulgi yang tak berhenti menangis
Seulgi justru semakin tak bisa menahan tangisnya. Dengan cepat Seulgi
langsung merangkul Taehyun. Membiarkan Taehyun bersandar pada dadanya
untuk menangis. Menerima pelukan Seulgi, membuat Taehyun semakin
merasa pedih.
miane .. miane, aku tidak tau kau masih seperti ini, miane .. tangis Seulgi
semakin keras.
Mino hanya berdiri disana, ia terkejut melihat pemandangan di depannya itu.
Ia tak percaya pria sombong yang baru saja dipukulnya itu tidak bisa
mendengar. Rasa bersalah muncul dalam dirinya.
Pemandangan itu disaksikan oleh semua murid di sana. Tak terkecuali
Seungyoon dan Seunghoon. Mereka terpatung tak percaya dengan apa yang
mereka lihat. Seungyoon tak bisa menahan dirinya, dia langsung pergi dari
sana tanpa berpamitan dengan Seunghoon. Seunghoon tidak berusaha
menghentikannya, karena dia tau Seungyoonpun merasa terluka.
@@@
Seungyoon terduduk lemas di bangku koridor sekolah. Tatapannya kosong.
Pikirannya masih penuh dengan bayangan pemandangan tadi. Dimana
Taehyun tidak bisa mendengar. Dimana Seulgi menutup kedua telingannya
dan mengatakan gwenchana.
Wendy perlahan mendekati Seungyoon. Dia juga melihat pemandangan tadi.
Dia memang tidak mengerti apa yang terjadi, tapi melihat Seungyoon pergi
dengan langkah yang melemah tadi, membuat Wendy tak tega membiarkan
Seungyoon sendiri.
Wendy bersimpuh di depan Seungyoon. Seungyoon terdiam menyadari
Wendy tiba-tiba sudah ada di depannya.
gwenchana? tanya Wendy pelan
Seungyoon tak menjawab, entah kenapa air matanya yang sejak tadi
ditahannya tak bisa lagi ia tahan saat melihat Wendy ada di depannya.
ottokke? Aku tidak tau bajingan itu masih sakit, aku melupakan
penderitaannya yang satu itu, bagaimana bisa aku melupakan itu? Lalu saat
dia kesakitan, siapa yang menemaninya?. Apa yang aku lakukan selama ini?
kenapa aku meninggalkannya sendiri? wae?? tangis Seungyoon pecah tak
tertahankan lagi.
Taehyun membuka lokernya untuk mengambil baju olahraganya. Tapi tibatiba seja dengungan hebat menyerang telinganya. Dengungan itu menutup
pendengaran Taehyun. Dengungan yang selalu datang di waktu yang tak
pernah diduga. Mata Taehyun selalu kembali panik setiap kali penyakitnya ini
kambuh.
Dengan keras Taehyun menutup lokernya berharap dengungan itu pergi
setelah mendengar hantaman keras.
ouh kamjagiya !! seru Seungyoon terkejut tiba-tiba Taehyun menutup
lokernya dengan keras
Tapi dengungan itu justru semakin hebat menyerangnya, ia tak bisa
mendengar apa-apa sekarang. Taehyun semakin terlihat panik. Seungyoon
melihat tingkah aneh Taehyun. Ia mulai menyadari ada yang aneh dengan
temannya itu. Seungyoon ikut terlihat panik, tapi ia sadar ia tak boleh ikut
panik.
Dengan Cepat Seungyoon langsung membalikan badan Taehyun untuk
menghadapnya. Seungyoon langsung menutup kedua telinga Taehyun
Part 11
The Facts of Story
Yeri menutup kedua matanya untuk menenangkan diri. Tadi asmanya hampir
kambuh karena dia berlari ke kelas takut terlambat. Karena itu dia langsung
menuju klinik sekolah untuk sitirahat.
Hari ini dia memutuskan untuk datang kesekolah. Setelah 2 hari kemarin dia
habiskan dengan berdiam diri dirumah. Berusaha mengobati lukanya sendiri,
tapi terlalu perih untuk diobati sendiri.
mian, sudah ada orang lain yang aku suka
Kalimat itu, menjadi kata horor yang selalu mengganggu tidurnya setiap
malam. Yeri menggelengkan kepalanya setiap kali mendengar kata-kata itu
mengiang di telinganya.
Pintu klinik terdengar terbuka. Terdengar langkah kaki yang melangkah
masuk. Yeri mengabaikannya karena mungkin itu suara dokter klinik. Kali ini
dia benar-benar ingin menenangkan dirinya bebas dari gangguan apapun.
Taehyun~gun suara itu langsung membuka mata Yeri. Dia mendengar
dokter klinik memanggil sebuah nama, yang belakangan ini menganggu
tidurnya.
nee .. sebuah suara menjawabnya. Suara itu sangat dikenalnya, terdengar
tepat dari balik tirai di sebelah Yeri.
Yeri menggelengkan
buruknya lagi.
kepalanya
berharap
ini
hanya
bayangan
mimpi
Mino berbalik dan melihat ekspresi Seulgi yang bertanya-tanya kenapa dia
melakukan itu. Mino tersenyum, kemudian berjalan mendekati Seulgi.
Mino tiba-tiba bersimpuh di depan Seulgi yang membuat Seulgi langsung
mengambil langkah mundur, tapi Mino sudah lebih dulu memegangi
sepatunya.
geumanisso ! seru Mino. Mino memperbaiki tali sepatu Seulgi yang
terlepas bagaimana bisa membantu temanmu sendiri, kalau kau sendiri
tidak bisa mengurus diri sendiri ucap Mino sambil memasangkan tali sepatu
Seulgi.
Setelah selesai, Mino mengambil kembali buku-buku yang tadi dilepasnya di
lantai, dia berdiri kembali menatap Seulgi kau harus makan lanjutnya,
membuat Seulgi tak bisa menjawab apa-apa lagi kali ini selain mengikutinya.
@@@
Mino hanya membisu menatap Seulgi di hadapannya yang sedang
menyantap makanannya. Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tak
percaya
bisa
makan
satu
meja
dengan
Seulgi.
sejak kejadian kemarin, Mino bertekat untuk selalu akan melindungi Seulgi.
Tangis pedih Seulgi kemarin membuatnya tersadar, bahwa gadis di
depannya ini adalah gadis lemah yang berpura-pura tegar. Berpura-pura tak
membutuhkan teman, padahal sebenarnya dia tak mampu sendiri. Kerena
itu, dia bertekat untuk selalu ada disamping Seulgi, diharapkan atau tidak
diharapkan. Namun Sesuatu menganggu pikiran Mino.
bagaimana kabar pacarmu? tanyanya ragu, setelah mengingat adegan
ciuman yang tak sengaja di lihatnya hari itu, hingga membuatnya patah hati
berhari-hari.
pacar? bingung Seulgi menatap Mino
iya, pacarmu
nu..gu?
eoh Irene~na .. sapa Mino melihat Irene sudah berdiri di samping meja
makannya
Seulgi menoleh pada Irene yang menatapnya tajam. Mino jadi terheran
mengapa Irene memandangi Seulgi sepert itu.
Tanpa bepikir panjang, dengan pikiran yang terpengaruh emosi, Irene
menyiramkan segelas minuman di atas kepala Seulgi.
YA IRENE !! bentak Mino yang seketika bangkit terkejut melihat apa yang
dilakukan Irene. Seisi kantin langsung ricuh melihat kejadian itu.
Seulgi mencoba menahan amarahnya, tapi ia tak bisa, siapa yang tak marah
disiram begitu saja tanpa memiliki salah sama sekali.
siapa kau?! gretak Seulgi
nega? Irene, bangapta dingin Irene masih dengan tatapan tajamnya
Irene apa yang kau lukakan?! bentak Mino, tapi Irene mangacuhkannya,
tatapannya masih lurus pada Seulgi
apa aku punya masalah denganmu?
tidak ada, aku hanya muak melihatmu
wae? ada sesuatu yang membuatmu iri? Syukurlah, berarti aku ada di
atasmu balas dingin Seulgi
mwo? Irene semakin emosi mendengar kata-kata Seulgi, refleks tangannya
bergerak hendak menampar Seulgi, tapi Mino dengan cepat meraih
tangannya dan menggenggamnya erat.
Kali ini akhirnya Irene menoleh pada Mino yang menatapnya tajam. Untuk
pertama kali ia melihat Mino menatapnya sedingin itu. Irene mulai
merasakan sakit pada pergelangan tangannya yang digenggam Mino.
appo ! serunya meminta Mino melepas tangannya
jawab, kenapa kau melakukan ini !! apa masalahmu !! bentak Mino keras
pada Irene, membuat Irene melemas tak menyangka Mino akan
membentaknya sekeras itu, dadanya semakin sesak menerima perlakukan
dingin Mino.
lepaskan !! Irene berusaha melepas tangannya, tapi Mino malah semakin
keras menggenggamnya MINO ! seru Irene tak kuasa melawan genggaman
tangan Mino
Seseorang kemudian datang memegang tangan Mino yang menggenggam
tangan Irene. Mino dan Irene menoleh. Sudah ada Jinwo berdiri di antara
keduanya, matanya tajam menatap Mino.
lepaskan tanganmu ! gretaknya tegas pada Mino
Kening Mino mengerut melihat reaksi Jinwoo yang dingin padanya.
Tangannya perlahan melemas melepas genggamannya. Irene melemas
setelah tangannya dilepas Mino, dengan cepat Jinwoo menangkap tubuh
lemas Irene.
gwenchana? tanyanya khawatir pada Irene.
Irene mengangguk pelan menjawab pertanyaan Jinwoo kajja! Jinwoo
mengajak Irene pergi dari tempat itu, dengan perlahan memapah tubuh
Irene.
Jinwoo~ah ! panggil Mino, Jinwoo-pun menoleh kembali pada Mino. Tapi ia
tak berkata apapun, tatapannya masih tajam pada Mino, membuat Mino
terheran-heran kenapa Jinwoo bersikap seperti itu padanya.
@@@
Jinwoo membisu, kepalanya terus tertunduk. Walaupun tangannya terus
bergerak mengompres tangan Irene yang digenggam erat Mino tadi.
Irene-pun hanya terdiam menerima perlakuan Jinwoo. Ia masih shock dengan
apa yang dilakukannya tadi di kantin, dan apa pula yang dilakukan Mino
@@@
Seunghoon memberikan arahan koreo pada Joy dan Seungyoon yang terpilih
sebagai perwakilan kompetisi dance tahunan. Dari balik cermin di depannya
dia memantau gerakan Joy dan Seungyoon. Tapi di pertengahan musik,
Seunghoon menemukan ada yang aneh dari Seungyoon.
Dia terus saja bergerak berbeda dari gerakan yang diberikan Seunghoon
sebelumnya. Joy juga menyadari itu, dia berhenti dari gerakannya melihat
Seungyoon yang terus bergerak sesukanya.
Seungyoon~ah! panggil Seunghoon, tapi Seungyoon mengacuhkannya.
Seunghoon kemudian memenekan tombol stop pada remote yang
dipegangnya. Musik sudah berhenti, tapi Seungyoon masih tetap bergerak
sesukanya. Ekpresinya wajahnya penuh dengan emosi kemarahan.
KANG SEUNGYOON !! teriak Seunghoon memanggilnya, tapi tetap tak ada
respon.
YA KANG SEUNGYOON !!! teriak Seunghoon penuh emosi membuat Joy
ketakutan mendengarnya.
Akhirnya Seungyoon bisa dihentikan.
beraturan. Tatapannya penuh amarah.
ARRRGHHHHHH !!! teriaknya
kehilangan akal sehatnya.
keras
Nafasnya
sekali,
terengah-engah
Seungyoon
tak
benar-benar
kau cari saja dancer lain ! aku keluar !! serunya dan langsung berlalu
begitu saja keluar dari ruangan meninggalkan Seunghoon yang kini merasa
darahnya benar-benar sudah naik sampai ke ubun-ubun.
@@@
Taehyun masih memejamkan matanya. Berusaha untuk masuk alam mimpi.
Tapi terlalu banyak pikiran yang menganggu pikirannya.
Tiba-tiba suara benda terjatuh terdengar keras mengganggu ketenangan
Taehyun. Taehyun membuka matanya, dia berpikir jika yang menjatuhkan
barang itu adalah dokter klinik pasti akan ada suara dari sang dokter, tapi
tidak suara apapun setelah barang itu terjatuh.
Merasa aneh, curiga dan penasaran, Taehyun bangkit untuk menengok
mencari tau apa yang terjadi di balik tirainya. Matanya menangkap sosok
yang sedang berusaha menyelinap keluar dari klinik.
Yeri terpatung bertatap muka dengan Taehyun. Seperti seorang pencuri yang
kepergok menyelinap keluar dari rumah curiannya. Suasana hening tercipta
diantara keduanya setelah bertatap muka. Tak ada suara atau gerakan
apapun.
kau Taehyun membuka mulutnya, Yeri langsung berdiri tegap, wajahnya
panik
asmamu kambuh lagi? tanya Taehyun kemudian
ne? aniyo .. aku tadi, eum .. Yeri benar-benar tidak bisa menyembunyikan
rasa paniknya
Taehyun kemudian mulai memahami sesuatu, dia bepikir Yeri berusaha
keluar dari klinik untuk menghindarinya yang kebetulan juga ada di klinik.
Taehyun tersenyum menyadari itu.
kau istirahatlah, biar aku yang pergi ucapnya
ne?
terharu dengan apa yang kau lakukan itu? Jelas-jelas kau membuatku
merasa terhina dengan semua yang kau lakukan gaesekkia !! bentak
Taehyun semakin keras
Tubuh Seungyoon melamas, air matanya menetes diluar kemauannya.
apa yang ingin kau selesaikan disini? Apa??!! Kau membuatku terlihat
seperti orang yang iri pada kesuksesan temannya sendiri, kau membuatku
terlihat sangat menyedihkan ! untuk apa kau ke sekolah ini brengsek, untuk
apa?! Semua yang kau lakukan membuatku semakin terlihat menyedihkan !
karena itu berhentilah kasihan padaku, atau merasa tak tega padaku ! itu
menghinaku !! aku tidak selemah itu sekkia !! Air matanya lepas tak
tertahan lagi.
Terluapkan sudah semua perasaan Taehyun. Perasaan yang sudah lama ingin
Seungyoon ketahui, dan ternyata semua diluar dugaannya. Seungyoon
melemas bersimpuh. Tubuhnya benar-benar melemas, tangisnya pecah
mendengar semua kebenaran ini.
berdiri ! berdiri kau brengesek !! bentak Taehyun yang kemudian dengan
cepat mendekati Seungyoon.
Di tariknya kerah baju Seungyoon untuk membuatnya berdiri kembali,
ditatapnya mata yang sudah basah oleh air mata itu. Dengan penuh emosi,
Taehyun mengepal tangannya dan meninju wajah Seungyoon hingga
tersungkur jatuh.
Seungyoon~ah !! seru Wendy yang langsung berlari mendekati Seungyoon
berdiri brengsek ! kau bilang ingin menyelesaikan semuanya, ayo
selesaikan !! bentak Taehyun lagi
Seunghoon yang ikut menyaksikan semuanya, sudah tak tahan lagi. Dengan
langkah pasti dia mendekati Taehyun dan langsung menjauhkannya dari
Seungyoon yang sudah tak berdaya.
Seungyoon bukan tak berdaya karena pukulan Taehyun, dia sudah dibuat
kalah lebih dulu oleh semua kata-kata Taehyun.
Part 12
Dont Say Sorry
Mino menemukan Jinwoo di depan lokernya. Sejak kemarin Mino tak bisa
menghubungi Jinwoo, bahkan di kelaspun Jinwoo menghindarinya. Mino
merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Jinwoo padanya.
Jinwoo menutup lokernya, dia berbalik, dan menemukan Mino sudah berdiri
di belakangnya. Dia menatap wajah Mino yang menatapnya jengkel. Dia tau
kenapa Mino menatapnya seperti itu.
wae? Jinwoo membuka mulutnya
wae? Kau bertanya kenapa?? Kau tidak merasa ada yang aneh darimu hari
ini? kesal Mino
aku biasa saja datar Jinwoo
biasa saja? Ya Kim Jinwoo! kau tidak biasa seperti ini padaku, ada apa?
kalau ada masalah katakan padaku !
Song Mino, aku juga merasa aneh pada diriku sendiri, jadi untuk sementara
biarkan saja aku seperti ini, sampai aku tau ada apa dengan diriku sendiri
karena Irene?
Jinwoo membisu tak menyangka Mino menyebut nama Irene.
aku tau kemarin aku sudah keterlaluan padanya, tapi kemarin dia sudah
keterlaluan, aku tidak tau kenapa dia melakukan itu
kau tidak tau?
Mino terdiam, melihat wajah Jinwoo yang mulai menatapnya serius.
dia menyukaimu, sudah lama sekali. Kemarin dia cemburu melihatmu
bersama Seulgi
mwo? kejut Mino
Jinwoo menghela nafasnya, melepas tatapannya dari Mino, menundukan
kepalanya untuk menutupi perasaanya sendiri dari hadapan Mino.
gurae .. aku memang tidak tau soal itu. Tapi satu hal yang aku tau, kau
menyukai Irene
Jinwoo mengangkat wajahnya, matanya membulat menatap Mino, tak
percaya Mino tau soal yang satu itu.
mian .. aku selama ini tidak menyadarinya, bodohnya aku. Mengaku
sahabatmu, tapi tidak tau perasaan sahabatnya sendiri. geundae Jinwoo~ah
..
Taehyun
menghentikan
langkah
Wendy
tepat
Taehyun melihat senyuman tulus itu, ada perasaan lega didalam hatinya
yang membuatnya mampu melepas senyuman untuk membalasnya gurae ..
bangapta tulusnya menatap mata Wendy.
@@@
Taehyun memasuki ruang dance. Hari ini dia ingin sekali memasuki ruangan
itu. Ruangan itu kosong, tak ada yang sedang menguras keringatnya di sana.
Perlahan Taehyun melangkahkan kakinya menuju jendela, tujuan utamanya
setiap kali memasuki ruangan ini. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar
suara pintu terbuka. Taehyun segera berbalik melihat siapa yang masuk
ruangan.
Ia terkejut, tak menyangka Seungyoon lah yang datang. Sama halnya
dengan Seungyoon yang berdiri terkejut melihat Taehyun ada di depan
matanya, setelah kejadian kemarin. Ia tak mengharapkan bertemu Taehyun
secepat itu.
Merasa bahwa suasanya
meninggalkan tempat itu.
tidak
tepat,
Taehyun
memutuskan
untuk
aku tidak akan minta maaf, kecuali kalau kau bilang, bahwa selama ini kau
menanggung deritamu sendirian. Karena itu aku harus tau, apa selama ini
kau baik-baik saja?
Taehyun membisu, segera dia membuang mukanya.
tentang semua yang kau katakan kemarin, kau tau aku tidak pernah
bermaksud seperti itu
arra ..
Seungyoon langsung menoleh mendengarnya.
Aku tau, akulah yang menjauhimu lebih dulu, karena aku malu. Tapi kau
malah melepas audisi itu, itu membuatku marah, kau membuatku terlihat
seperti iri dengan keberhasilanmu. Aku semakin mejauhimu. Lalu kau
melepas gitarmu, aku semakin marah, karena itu membuatku terlihat sangat
menyedihkan. Apa gunanya kau melakukan semua itu? Setia kawan? Apa
kau pikir aku akan senang kau melakukan semua itu? Semua itu benar-benar
membuatku marah, sampai benar-benar membencimu
Taehyun~ah ..
aku pergi kesekolah ini, untuk membuatmu semakin jauh dariku. Tapi kau
malah semakin mendekatiku. Itu membuatku semakin marah, kau tau
kenapa? Taehyun menoleh menatapnya
karena aku pikir dengan jauh darimu, kau bisa kembali mewujudkan
mimpimu menjadi seorang penyanyi, dengan menghilangkan rasa
bersalahmu padaku. Tapi kau malah beralih masuk club dance, itu semakin
membuatku marah dan sangat membencimu
Tetesan air mata menitis dari mata kedua pria yang pernah bersahabat baik
itu. Keduanya tak mampu menahan perasaan masing-masing.
brengsek ! seungyoon membuka mulutnya seharusnya kau cukup bilang
Ya Kang Seungyoon, aku baik-baik saja, kembalilah bernyanyi, jangan
lama sekali. Mungkin sampai aku mendapatkan seorang istri dan seorang
putri yang cantik
mwo? Kau akan menetap di sana?
Taehyun memilih tak menjawabnya, karena dia memang memutuskan untuk
melepas kewarganegaraan koreanya untuk menetap di Negara paman sam
itu.
Air mata Seulgi seketika menitik keluar dari mata beningnya.
aeigo .. kenapa menangis?
cukup lama untuk bisa membuatmu kembali, dan sekarang akan kau pergi
lagi?
Taehyun membalasnya dengan sebuah senyuman karena itu, terima kasih
sudah mau kembali padaku
taehyun~ah ..
kau juga, harus bisa menjalani cerita baru. Eo?
kau benar-benar tidak akan kembali?
tidak ada yang menarik di sekolah ini. Lagipula, kau sudah punya pacar, aku
jadi tidak bisa mendekatimu lagi
mwo?
Taehyun mengarahkan matanya pada sosok Mino yang sejak tadi berdiri jauh
memperhatikan dirinya dan Seulgi. Seulgi menoleh melihat apa yang dilihat
Taehyun, dan terkejut melihat Mino ada di sana.
aigo, dia sepertinya posesif, kau yakin akan pacaran dengannya?
Seulgi langsung menoleh menatap Taehyun dengan tatapan kesal.
omo, kau marah aku menjelekannya? Kau benar-benar menyukainya?
aku tidak mau kehilanganmu, Irene Mino tulus menatap mata Irene
Tapi Irene semakin tak mampu menahan air matanya.
aku benar-benar membencimu Song Mino ! seru Irene yang akhirnya
beranjak berlalu dari hadapan Mino.
Mino melemas, dia tau dia sudah menyakiti Irene. Tapi itu satu-satunya cara
untuk mempertegas batasan antara dia dan Irene. Bahwa dia tak lebih dari
seorang sabahat. Walaupun dia tau caranya sangatlah menyakitkan.
To be countinue .
Part 13
New Story ..
sekali memang dia ingin pergi dari sekolah ini, tapi Ia tak menyangka bahwa
dia akhirnya benar-benar pergi, terlebih setelah semuanya telah terungkap.
Dengan berat akhirnya tangannya bergerak membuka kunci dari lokernya.
Satu-satu persatu di keluarkannya barang-barang di dalam lokernya. Hingga
tangannya itu terhenti saat melihat sebuah foto yang menempel pada
dinding lokernya.
Matanya melekat menatap foto yang diambilnya beberapa bulan yang lalu.
Perlahan tangannya bergerak mencabut foto itu. Sebaris senyum tersimpul
diwajahnya.
Dengan cepat Taehyun segera berlari. Ada sesuatu yang harus dilakukannya
sebelum dia benar-benar pergi dari sekolah itu.
@@@
Mino menemukan Seulgi yang sejak tadi dicarinya. Ia tengah sendirian
membaca buku di sela-sela rak buku di dalam perpustakaan itu.
Menyadari ada yang sedang berdiri di depannya, Seulgi mengangkat
wajahnya. Mino tersenyum menyapanya.
kau membaca lagi? sapa Mino
eoh, sunbae mencariku?
aku dengar hari ini dia akan pindah
Seulgi terdiam, ia mulai mengerti kenapa Mino mencarinya aku baik-baik
saja ucapnya pelan
Mino membisukan bibirnya. Perlahan dia duduk di lantai perpustakaan,
bersandar pada rak buku di belakangnya.
semakin sering aku mendekatimu, aku semakin tau kebiasaanmu Mino tak
lepas menatap lekat kedua mata Seulgi
minum?
aku tidak haus
klinik?
pergilah, jangan mengkhawatirkanku
aku harus pergi kemana? Bahkan kakiku sendiri yang membawaku masuk
ke dalam kelas ini
Irene tertegun mendengarnya. Perlahan dia mengangkat kepalanya, duduk
tegap pada kursinya.
Jinwoo~ah ..
kenapa menatapku dengan tatapan kasihan seperti itu? Kaulah yang harus
dikasihani sekarang
mwo?
Mino menolakmu?
YA ! kesal Irene
Jinwoo tertawa kecil melihat reaksi Irene. Perlahan Jinwoo bangkit dari
kursinya. Jinwoo mendekati Irene, dan bersimpuh di depannya. Diraihnya
kedua tangan Irene dan menggenggamnya erat.
Apa kau bahagia saat melihat dia tetawa?
Irene sempat terlihat bingung, namun dia akhirnya mengangguk untuk
menjawabnya
seharusnya kau juga bahagia melihat dia bahagia. Kau tidak lihat
bagaimana Mino saat bersama Seulgi? Dia tertawa lebar seperti orang
bodoh, kau pernah melihatnya? jelas Jinwoo dengan nada bercanda itulah
cinta Irene~na lanjutnya serius
diremehkan. Karena dia sendiri yang pernah bilang, kalau dia benci
diremehkan, karena itu Seunghoon menggunakannya sebagai senjata.
kajja ! ajak Seunghoon dengan nada meledek
minta maaf ! seru Joy cepat membuat Seunghoon mengerutkan keningnya
kau minta maaf dulu, baru aku mau latihan lanjut Joy
minta maaf untuk apa? bingung Seunghoon
lihatkan ! kau sendiri tidak tau kesalahanmu apa, bagaimana bisa menilai
orang !
YA ! kau benar-benar marah hanya karena kemarin aku memarahimu?
kau bilang hanya?
jadi selain diremehkan, kau juga tidak suka dimarahi?
tentu saja, siapa yang suka dimarahi?
lalu kau ingin aku bagaimana? Bersikap manis padamu? Oeh Joy annyeong
Seunghoon berlagak manis dengan melambai-lambaikan tangannya
dengan cute seperti ini? Atau eoh Joy~ah, kau lelah? ingin minum? Ingin
aku belikan sebotol soda? lanjut Seunghoon mempraktekkan jika dia
bersikap manis dan cute pada Joy.
Joy ternganga-nganga melihat kelakuan Seunghoon.
YA ! kau menjijikan ! serunya jijik
karena itu, jangan minta yang aneh-aneh ! cepat latihan ! lanjut
Seunghoon kembali menjadi Seunghoon yang sebenarnya
kau benar-benar menyebalkan ! kesal Joy
lebih baik begitu kan? Seunghoon tersenyum jahil aku tunggu di ruang
latihan ! ruang itu begitu sepi tanpamu lanjutnya membuat ekspresi Joy
seketika berubah.
dia
berbalik,
dan
Tanpa sadar Joy ikut tersenyum. Kalimat terakhir Seunghoon tadi entah
kenapa terdengar begitu manis ditelinga Joy, hingga mampu membuatnya
tersenyum malu sendiri.
menyebalkan ! bisiknya sendiri disela senyuman malunya.
@@@
Seungyoon menghela nafas panjangnya di depan pintu ruang latihan. Entah
mengapa begitu berat baginya untuk masuk keruangan itu lagi.
Namun akhirnya dengan perlahan dia membuka pintu itu dan melangkahkan
kakinya masuk ke dalam. Seseorang sudah ada di dalam ruangan, bersandar
pada jendela. Seungyoon terkejut melihat Wendy ada di ruangan dance.
wendy? sapanya ragu
Wendy menoleh mendengar suara Seungyoon. Ia kemudian tersenyum
menyapanya.
Seungyoon dengan ragu membalas senyuman itu kenapa bisa ada di sini?
tanyanya kembali sambil berjalan mendekati Wendy
tentu saja mencarimu jawab Wendy pasti
ada apa? ada yang ingin kau bicarakan? tanyanya setelah berdiri tepat
dihadapan Wendy.
Wendy menghela nafasnya, ada keraguan dalam darinya, tapi ia merasa
harus melakukan itu. Wendy mengeluarkan tangannya yang sejak tadi
disembunyikannya di balik punggungnya. Selembar kertas diarahkannya
pada Seungyoon.
Dengan wajah bingung, Seungyoon menerima selembaran kertas itu.
Matanya seketika membelanga membaca lembaran itu.
tapi hyung ..
apa lagi?
ini sudah begitu lama, aku tidak yakin
kau bisa Kang Seungyoon
hyung ..
Seunghoon menempelkan selembaran itu di dada Seungyoon. Dia menatap
Seungyoon dengan yakin. Seungyoon kembali membaca isi lembar audisi itu.
Perlahan kembali menoleh pada Wendy.
Wendy tersenyum tulus, meyakininya bahwa dia bisa. apa ini cerita baru
yang bisa aku tulis? batin Seungyoon membaca kembali lembaran itu.
@@@
Taehyun sampai di depan ruangan itu. Tangannya bergerak pelan membuka
pintu di depannya. Ruangan yang selama ini ingin dikunjunginya.
Ruangan itu kosong, tak ada seorangpun di dalamnya. Hanya beberapa
lukisan yang menghiasi dinding ruangan. Kaki Taehyun perlahan melangkah
masuk ke dalam.
Ia melihat sebuah kursi di samping jendela. Ia mendekati kursi itu. Dari sana,
dia bisa melihat ruang dance di gedung sebrang. Jadi disinilah sang pelukis
itu terduduk melukis di kanvasnya.
Ada sebuah kanvas di depannya tertutup sebuah kain putih. Tapi sebuah
buku arsip kecil diatas meja menarik perhatiannya. Ia mengambil buku
gambar itu. Dibukanya lembaran pertama.
Matanya terbelanga melihat lukisan yang ada didalamnya. Lukisan dirinya.
Dia yang sedang berdiri di balik jendela itu. Kembali Taehyun membuka
lembar demi lembar, dan semua lukisan itu adalah lukis dirinya. Hingga
sampai pada lukisan terakhir, masih lukisan dirinya, tapi berbeda dari yang
lainnya.
Sebuah lukisan dirinya yang sedang tertidur dengan mata terpejam. Taehyun
langsung menyidik-nyidik memikirkan dimana lukisan ini bisa di ambil.
Suara pintu terbuka tiba-tiba terdengar menarik perhatian Taehyun. Matanya
terbelanga tak percaya siapa yang dilihatnya datang membuka pintu.
Yeri sama terkejutnya, tak percaya melihat Taehyun sudah ada diruangan
lukisnya. Terlebih lagi dia sedang memegang buku lukisnya. Yeri membisu
menatap Taehyun.
Taehyun kemudian teringat dengan kejadian kemarin di klinik, saat dia
bertemu Yeri. Ia kini tau jawaban dimana lukisan dirinya yang sedang
tertidur diambil. Sekaligus menemukan jawaban bahwa sang pelukis yang
selama ini di carinya adalah Yeri. Gadis yang pernah datang berlari untuk
menemuinya. Gadis yang pernah pingsan karenanya. Gadis yang ingin
masuk dance untuknya. Gadis yang pernah mengutarakan perasaannya tibatiba.
jadi, itu kau? lirih Taehyun
Yeri masih membisu ia tak tak harus menjawab apa.
Hembusan angin tiba-tiba masuk melalui jendela yang terbuka, hingga
menerbangkan kain putih yang menutupi lukisan besar itu. Taehyun menoleh
melihat lukisan itu.
Sebuah lukisan seorang pria berseragam sekolah dengan telapak tangannya
diatas kepala seorang gadis berseragam dengan rambut panjang.
Sebaris senyum tersimpul diwajah Taehyun, menyadari arti lukisan itu.
Senyum itu tak bisa di lepasnya menatap lukisan itu. Lukisan yang
menggambarkan pertemuannya dengan Yeri kemarin di klinik.
Ia kembali menoleh menatap Yeri yang gugup memandanginya. Ada
perasaan menyesal dalam diri Taehyun, menyesal karena dia benar-benar
datang terlambat. Ia tak tau, bahwa sang pelukis selama ini melukisnya
secara diam-diam, dia pikir hanya dia sendiri yang diam-diam memandangi
sang pelukis. Terlebih hari ini adalah hari terakhirnya di sekolah ini.
Tatapannya masih melekat pada Yeri yang masih berdiri di tempatnya.
Perlahan Taehyun melangkahkan kakinya mendekati Yeri. Langkah demi
langkah Taehyun semakin mendekat, jantung Yeri semakin berdetak cepat.
Taehyun kini berdiri tepat di hadapan Yeri. Yeri tak berani menatap Taehyun.
Kepalanya terus tertunduk.
maaf, aku terlambat ucap Taehyun pelan.
Yeri terkejut mendengarnya, perlahan
memberanikan diri menatap Taehyun.
dia
mengangkat
kepalanya
gadis yang aku sukai itu, adalah pelukis yang selalu terduduk ditempat
yang sama di balik jendela itu
Yeri tertegun tak percaya mendengarnya. Lidahnya benar-benar membeku
hanya untuk bertanya apa itu aku?.
Taehyun tersenyum tulus pada Yeri, gadis yang selama ini membuatnya
jantuh cinta, namun terlambat untuk diraihnya. Namun ia tak menyesal jatuh
cinta pada gadis didepannya saat ini.
Perlahan Taehyun mendekatkan diri untuk dapat meraih bibir Yeri.
Dikecupnya bibirnya dalam satu kedipan mata. Untuk meyakinkan Yeri,
bahwa ia jujur akan perasaannya pada Yeri. Ia telah jatuh pada Yeri jauh
sebelum dia bertemu Yeri, jauh sebelum hari ini, di mana akhirnya keduanya
bertemu dan saling menatap penuh arti dengan jarak sedekat ini.
@@@
Seungyoon masih berdiri dengan perasan ragu terus memandangi lembaran
yang sejak tadi dipegangnya.
entahlah, tapi apa Irene mau melepas Jinwoo? Kalian tau kan, sejak masuk
kuliah banyak sekali perempuan yang mengejar Jinwoo, popularitasnya
benar-benar tinggi
benar juga .. Wendy mengangguk-angguk kepalanya
Tiba-tiba seseorang datang diantara mereka. Mereka bertiga menaruh
perhatian pada Joy yang datang melemas dengan raut wajah yang kusut.
wae ddo? tanya Wendy
kalian bertengkar lagi? sahut Seulgi yang mulai hafal kebiasaan Joy yang
setahun terakhir ini dekat dengannya.
Lee Seunghoon, dia benar-benar menyebalkan! seru Joy kesal
wae? sahut Wendy
dia memarahiku di depan umum hanya karena pakaianku
YA ! Seunghoon benar, pakaianmu itu terlalu seksi, pacar mana yang suka
melihat pacarnya memamerkan tubuhnya untuk semua orang? sahut Mino
kami tidak pacaran ! sanggah Joy cepat
tidak pacaran, tapi setiap hari bertengkar seperti suami istri balas Mino
kau bahkan memarahinya saat melatih dancer perempuan di club nya
sahut Wendy
kau juga menelponnya setiap hari tambah Seulgi
kau sebut semua itu bukan pacaran? tamba Mino
ya ! aissh .. kesal Joy yang sudah tak bisa mengelak lagi
Mereke bertiga hanya tertawa melihatnya.
: sudah
Nam : aku sedang jalan-jalan, mau aku kirimkan foto yang bagus?
Me
: tentu
Nam : [picture]
Mata Yeri terbelang melihat foto yang dikirimkan. Itu adalah foto dirinya
sendiri saat ini, persis di depan sekolah, terduduk di bangku taman. Ia
langsung berdiri dari duduknya, melihat sekitarnya.