Anda di halaman 1dari 195

Part 1

The Colour of Gray

Sebuah mobil mewah berhenti di depan sekolah mewah bertaraf


Internasional itu. Mobil mewah yang selalu menarik perhatian semua murid
di sekitarnya. Bukan hanya kemewahan mobil itu, tapi sang pemiliknya.
Seorang murid pria keluar dari mobil mewah berwarna merah menyala itu.
Berseragam rapi, ber-tas ransel, rambutnya hitam klimis dibawa kebelakang,
sehingga terlihat elegan. Semua mata tertuju padanya. Yaaa, persis seperti
yang sering kalian lihat dalam drama-drama korea. Bayangkan saja karisma
Goo Joon Pyo dalam serial BBF atau Kim Tan dalam drama The Heirs. Seperti
itulah gambaran pesona murid pria yang satu ini. Song Mino. Siswa paling
populer disekolahnya. Selain karena keunggulan keluarganya, dia juga
meililiki paras yang layak dijadikan idola sekolahnya.
Seorang murid pria yang tengah berdiri menyandarkan tubuhnya didinding
sambil membaca bukunya, menarik perhatian Mino. Langsung Ia
menghampiri murid pria itu.
yahh yoksi uri Jinwoo .. begitukah cara kau menggoda murid-murid
perempuan disini? sapanya membuat pria yang bernama Jinwoo itu
langsung tersenyum dan langsung menutup buku yang asyik dibacanya
sejak tadi.
kadang kau harus pura-pura terlihat pintar agar layak disepadankan dengan
idola no 1 disekolah ini balasnya dengan senyuman menyindirnya
mwoya kajja !! seru Mino sambil merangkul Jinwoo pergi meunuju kelas.
Sepanjang koridor sekolah, semua mata tertuju pada mereka berdua.
Berbisik-bisik dan manatap kagum. Mereka berdua sudah bersahabat sejak
SMP. Walaupun Jinwoo bukan dari kalangan keluarga unggul seperti Jinwoo,
tapi kedekatannya dengan Mino menjadikannya salah satu murid yang sering
diberi hadiah saat valentine. Wajahnya juga tak kalah tampan. Jinwoo

bahkan pernah masuk 5 besar murid pria paling tampan se-seoul. Tapi dia
tetap merasa bahwa semuanya karena pengaruh Mino. Karena baginya dia
hanya murid beasiswa di sekolah paling populer se-korea selatan itu.
Belum sampai di depan kelas mereka, semua murid di sekitarnya tiba-tiba
berlari berlawanan arah dengan mereka berdua. Sambil menjerit-jerit histeris
mereka berlari melewati idola no 1 mereka.
wae wae wae??? tanya Mino kebingungan
molla balas bingung Jinwoo. Kemudian mata Jinwoo mengarah ke lapangan
basket sepertinya ada pertunjukan seru di lapangan basket sambungnya
saat melihat keramaian di lapangan basket.
Mino ikut melihat kearah lapangan basket. Dari lantai 2 tempat mereka
bediri, mereka berdua memperhatikan apa yang sedang terjadi di bawah
sana.
@@@
Dua murid pria berdiri di tengah-tengah lapangan basket. Mereka dikelilingi
murid-murid yang penasaran. Keduanya saling menatap tajam. Dengan
senyuman sinis di bibir mereka. Tatapan penuh benci.
YA YA YA !!! seruan keras datang dari seorang murid pria yang keluar dari
kerumanan murid yang sedang menonton.
DDO !!! selalu kelian berdua !! seru murid pria yang terlihat sangat kesal
itu YA kalian !! cepat bubar !! sebantar lagi bel masuk ! PPALI KKA !!
bentaknya keras pada semua murid yang akhirnya meneriakinya serempak.
Hooooooooo .. seru semua murid yang perlahan satu persatu pergi
meninggalkan kerumunan dan menyisakan 3 orang ditengah lapangan
basket itu.
YA ! sampai kapan kalian mau berdiri di situ? Cepat pergi ! seru murid pria
yang sejak tadi terlihat paling kesal

kenapa hyung yang selalu marah saat kami berdualah yang harusnya
berkelahi? sahut murid pria yang sejak tadi menggosok telinga dengan
jarinya, mendengar teriakan murid pria yang dipanggilnya hyung itu.
lalu kau ingin aku bagaimana? Tepuk tangan, teriak histeris menganggungagungkan nama kalian berdua? nadanya tambah kesal
hyung bisa saja membuka arena taruhan, tarik uang dari mereka semua,
pasang nama dia untuk menang, hyung bisa mendapatkan banyak uang
jawab murid pria tadi sambil mengambil tasnya dan memasang kancing
baju seragam sekolahnya.
kenapa dia?
hyung tau, dia akan selalu menang, tapi tetap saja mengajakku berkelahi.
Sia-sia saja kan mengajak berkelahi orang yang pasti akan kalah? jawabnya
didepan wajah murid pria yang sejak tadi diam berdiri di tempatnya aahhh
perutku sakit sekali .. serunya tiba-tiba sambil memegang perutnya,
memecahkan suasana tegang yang sempat terjadi tadi.
ahh Seunghoon hyung, untung kau datang, kalau tidak mungkin aku sudah
buang air besar ditengah lapangan basket. Na kanda !! serunya segera
berlalu sambil menepuk pundak murid bernama Seunghoon itu.
aah jinjja! Dia selalu seperti itu ! kesal Seunghoon kau juga, kenapa selalu
menantangnya berkelahi? serunya kini kesal pada murid pria yang sejak
tadi masih diam ditempatnya.
Perlahan dia mulai bergerak mengambil tasnya, dan merapikan seragam
sekolahnya. Dia kemudian tersenyum disela-sela gerakannya merapikan
seragamnya.
Seunghoon hyung .. na begoppa .. suara dingginnya terdengar
mwo?? bingung Seunghoon
kajja !! seru murid itu berlalu mendahului Seunghoon dan meninggalkan
lapangan basket.

YA !! taehyun~ah NAM TAEHYUN !! teriaknya kesal sambil berlari


menyusul murid pria bernama Nam Taehyun itu.
@@@
siapa mereka? tanya Mino yang masih berdiri menyaksikan pertunjukan
yang batal terjadi itu.
molla, tapi sepertinya mereka murid kelas 2 jawab Jinwoo mulai berbalik
membelakangi lapangan basket yang sejak tadi mereka tontoni
wuah .. ottokke arra? Mino ikut berbalik
molla kau bisa menanyakan pada mereka bertiga jawab Jinwoo
mengarahkan matanya pada 3 murid perempuan yang baru datang dari arah
aula sekolah.
Mino ikut melihat kearah yang diarahakan Jinwoo. Senyumnya langsung
mengembang siap menyambut ke 3 gadis itu.
HEI GIRLS ! seru Mino memanggil ketiganya
Ketiganya menengok dan langsung
melambaikan tangan mereka.

tersenyum

kearah

Mino

sambil

annyeooong ~ ! seru ketiga gadis itu dengan memberikan high-five satu


persatu pada Mino dan Jinwoo.
why yogiseo? tanya Wendy salah satu mereka, murid pindahan dari
Toronto Canada. Menjadi satu-satunya murid pindahan luar negeri.
menunggu kalian gombalan Mino
eeyyyyy seru mereka bertiga
kalian sudah sarapan? tanya kemudian Irene gadis paling imut diantara
mereka bertiga, bahkan di seluruh sekolah ini. Wajah imutnya sempat masuk
dalam majalah ternama bersama idol-idol yang sedang naik daun.

belum jawab Jinwoo langsung


nado nado .. ayo kita kekantin dulu sebelum masuk kedalam kelas ! seru
Joy langsung, murid perempuan paling trendi di sekolah ini. Selalu
mengenakan barang-barang branded. Kekayaan keluarganya hampir
sepadan dengan keluarga Mino.
gurae kajja !! sahut Mino langsung merangkul Irene yang memang berdiri
di dekatnya, dan yang lainnya mengikuti mereka dari belakang, sambil
tertawa-tawa mereka melewati koridor sekolah menuju kantin. Tanpa mereka
sadari di antara mereka, ada hati yang berbunga-bunga dan hati yang sedikit
tergores saat itu.
@@@
Jam istirahat, Mino yang ditinggal Jinwoo ke perpustakan memilih untuk
menyusul Jinwoo ke perpustakaan, setelah cukup lama berkumpul bersama
Wendy, Irene dan Joy.
Ini kali pertama Mino masuk perpustakaan. Dia melihat sekitar perpustakan
yang ternyata baru disadarinya sangat luas itu, tapi tak ditemukannya
Jinwoo disana. Mino memutuskan untuk mengelilingi isi perpustakan untuk
mencari Jinwoo.
Satu persatu rak buku dilewatinya, tak tetap ditemukannya sosok Jinwoo. Ia
hampir putus asa dan memutuskan untuk keluar dan kembali bergabung
dengan Girls Gruopnya yang sedang asyik membicarakan mengenai salon
terbaru disekitar hongdae.
Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melewati rak buku terakhir. Perlahan
dia melangkahkan kakinya mundur. Seorang murid perempuan sedang asyik
membaca buku di sana. Wajahnya yang setengah tertutup oleh rambut
panjangnya membuat Mino penasaran. Lama yang berdiri memperhatikan
murid perempuan itu, sampai wajah itu mulai menongak tepat melihat
kearah Mino. Dengan sigap Mino langsung berdiri tegap dan langsung
menundukkan kepalanya memberi salam. Murid perempuan itu membalas
tundukan kepala Mino, dan kemudian beranjak pergi dari tempatnya berdiri.

Mino masih enggan melepas matanya dari murid perempuan yang mampu
membuatnya penasaran itu.
Perlahan kakinya bergerak ingin mengikuti kemana dia pergi, tapi sebuah
tangan bersandar pada bahu Mino. Segera Mino berbalik, dan melihat sosok
Jinwoo sudah berdiri di belakangnya.
wae yogiseo? tanyanya
aa?? Euum apa lagi, tentu saja mencarimu gugupnya
ke perpustakaan?
kemana lagi biasanya aku bisa mencarimu kalau bukan disini
gurae .. kalau begitu ayo kita keluar ajak Jinwoo
wait wait wait !! seru Mino segera
wae?
kau .. kau sudah selesai membaca? Kau kan baru sebentar di sini, kenapa
harus buru-buru keluar? Mino terbata-bata
aku bisa membacanya di luar, aku tidak mungkin menyuruhmu diam disini
hanya untuk menungguku membaca kan?
ani gwenchana .. aku bisa menunggumu sampai bel masuk, jinjja !
tanggapnya langsung
tapi kau tidak suka membaca kening Jinwoo mengerut menangkap ada
yang aneh dari Mino
aku suka Mino langsung menarik sembarang satu buku dari rak di
sampingnya aku akan membaca ini di sini Mino langsung membuka
halaman pertama dari buku itu
Biologi? kening Jinwoo semakin mengkerut

mwo? bingung Mino sebelum Ia membaca cover luar buku itu aaa ..
Biologi, ne joah .. ragunya yang jelas dapat dibaca Jinwoo.
Jinwoo memilih mengikuti kemauan aneh Mino. Walaupun Ia masih belum tau
apa yang membuat Mino tiba-tiba suka perpustakaan, buku, dan Biologi,
yang semuanya ia tau hanya acting. Jinwoo kemudian melihat sekitarnya.
Kemudian menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban yang
dicarinya.
Jinwoo langsung meninggalkan Mino yang sedang berpura-pura membaca
buku Biologinya. Menuju sebuah meja, seorang murid perempuan tengah
duduk khusuk membaca bukunya. Pelan Jinwoo mendekati meja itu.
chogiyeo .. sapanya berbisik-bisik
Murid perempuan itu menoleh pada Jinwoo dan memandanginya dengan
pandangan bertanya.
aku boleh duduk di sini? Jinwoo menunjuk kursi kosong di hadapannya
nee .. balas gadis itu pelan diiriingi dengan senyuman manis nan ramah
Jinwoo membalas senyumannya dan langsung duduk di sebelah kursi yang
ditunjuknya tadi. Setelah duduk, Jinwoo langsung menoleh pada Mino yang
sejak
tadi
memperhatikan
apa
yang
dilakukan
Jinwoo.
Jinwoo
melambaikannya tangannya memanggil Mino, dia kemudian menepuk nepuk
kursi yang rupanya sengaja dikosongkan untuk Mino. Degan cepat Mino
langsung menyusul Jinwoo. Perlahan dia duduk dikursi yang disediakan
Jinwoo.
gomapta .. bisiknya pada Jinwoo yang hanya dibalas anggukan oleh Jinwoo.
Mino kemudian kembali melanjutkan membaca bukunya, tapi belum sempat
membaca satu kata dari buku yang dipegangnya, dia terdiam menyadari
sesuatu. Perlahan diangkat wajahnya, dan melihat apa yang ada di
hadapannya.

eoh !! serunya berteriak mendorong mundur kursi yang didudukinya.


Sontak seisi perpustakaan kaget mendengar suaranya tak terkecuali
seseorang di hadapan Mino yang tengah khusuk membaca bukunya sejak
tadi.
Murid perempuan itu terlihat kaget dan bingung menatap Mino. Wajahnya
juga terlihat kesal karena sikap Mino yang tiba-tiba mengejutkannya.
ahh kamjigya ! seru Jinwoo yang juga ikut terkaget, tapi kemudian dia
tersenyum karena berhasil menemukan jawaban yang membuatnya sempat
bingung tadi.
mian mian .. Mino jadi salah tingkah
Murid perempuan tadi langsung berdiri dari tempatnya, membawa buku
yang dibacanya dan meninggalkan meja itu.
aahh hela nafas Mino, tanda kecewa atas sikap memalukannya
Jinwoo yang sejak tadi senyum-senyum sendiri semakin tidak bisa menahan
tawanya melihat sikap Mino.
namanya Seulgi, Kang Seulgi sahut Jinwoo tiba-tiba
mwo??
dia kelas 2
otteke arra??
aku sempat melihat namtaq di seragamnya tadi
aaah .. aku pikir kau mengenalnya nadanya kecewa
setidaknya aku bisa tau namanya tanpa membaca harus buku Biologi balas
Jinwoo dengan nada menyindir

Mino terdengar kesal mendengarnya sebelumnya akhirnya dia melepas


tawanya menyadari bahwa Jinwoo sudah menyadari sikap anehnya sejak
tadi. Dan itu membuatnya malu sendiri dengan sikapnya.
@@@
officially Missing You lagu itu terdengar indah diiriingi petikan gitar.
Terdengar jernih dari dalam ruang musik. Sebuah suara merdu mulai
terdengar, menyanyikan lirik demi lirik lagu itu,
Oh cant nobody do it like you
Said every little thing you do
hey baby say it stays on my mind
And I, Im officially missing you
Suara itu berhasil menarik perhatian seseorang yang sejak tadi berdiri di
depan pintu mendengarkan keindahan lagu itu. Perlahan ia mengintip
kedalam ruangan musik.
Seorang murid perempuan dengan gitarnya, sedang tersenyum-senyum
sendiri setelah menyanyikan lagu itu. Senyum itu mampu membuatnya ikut
tersenyum tanpa perlu alasan untuk tersenyum.
ya Seungyoon~ah !! sebuah suara memecahkan suasana, tanpa melihat
sumber suara, dia tau suara siapa itu.
aah .. hyung nada kecewanya
kau tidak latihan? serunya
arranda .. dialek busannya keluar kalau sudah berhadapan dengan orang
ini
aku sudah menemukan gerakan baru bangganya sambil merangkul
pundak Seungyoon
Seungyoon hanya memanyunkan bibirnya tandanya ia malas latihan.

yaa, neo waeire?? seru Seunghoon sedikit tidak terima sikap Seungyoon
Tiba-tiba Seungyoon kembali berdiri tegap hyung bagaimana kalau
lagunya kita ganti
ganti?
eo .. Officially Missing You semangatnya
Seunghoon membuka matanya tak percaya Seungyoon menyarankan
sebuah lagu yang di luar dugaanya, langsung Ia melepas rangkulannya
yaa .. konsep kita SWAG, kalau pakai lagu itu lebih baik kau latihan balet !!
serunya keras
aaah hyuuung kita bisa menjadikannya hip hop
shirreo !! tolak Seunghoon tegas dan langsung meninggalkan Seungyoon
aaah hyuuung rengek Seungyoon menyusuli Seunghoon dari belakang
yang sudah enggan mendengar rengekan Seungyoon.
@@@
WENDY !! panggil Joy di depan ruang musik
Wendy yang masih asik memetik sinar gitarnya, menoleh pada Joy.
wae? sahutnya
Joy masuk kedalam, dan langsung duduk dikursi dekat Wendy duduk.
aku baru saja dari ruang guru lemas Joy menidurkan kepalnya di meja
wae?
mereka mengeluhkanku yang masih belum masuk ekstrakurikuler apapun
aah jinjja .. kalau begitu masuk musik saja bersamaku saran Wendy

Wendy please .. menyanyi saja aku tidak bisa apa lagi main gitar
sepertimu
belajar, aku bisa mengajarimu
jinjja? Tapiiiii .. passion-ku sepertinya bukan dimusik Joy memanyunkan
bibirnya
gurae mwo??
apa tidak ada club kecantikan?
Wendy tertawa geli mendengarnya kalau begitu kau buat saja club sendiri
dance !! serunya tiba-tiba bangkit dari lemasnya dance otte??
eeum .. bagus, tapi memangnya kau bisa dance?
ani
so?
aku bisa belajar kan?
Wendy menatap Joy dengan pandangan sebal up to you !
gurae, aku akan ikut dance mata Joy berbinar-binar yakin.
tapi ingat, sekali kau masuk, kau tidak boleh keluar ! kau harus meneruskan
sampai akhir ! peringatan Wendy karena tau betul sikap Joy yang gampang
bosan pada sesuatu.
gurae ! I can do it ! yakin Joy dengan semangat yang tentu saja diragukan
Wendy.
@@@
Dibalik jendela sana. Sebuah bayangan seorang gadis terlihat sedang duduk
manis. Mengoreskan kuas pelan pada kanvas di depannya. Bayangan itu

selalu duduk di tempat yang sama, di dekat jendela, tak pernah bergerak
selain hanya melukis pada kanvasnya. Di gedung itu, di gedung kelas 1.
Semua terlihat dari tempatnya berdiri, selalu datang hanya untuk melihat
pemandangn yang sama setiap harinya. Bayangan sang pelukis.
ya Nam Taehyun! suara yang selalu berhasil memecahkan suasana
Taehyun mengela nafasnya, sebelum berbalik menoleh pada sang empunya
suara. Ia cukup terkejut ternyata yang dilihat bukan hanya Seunghoon, tapi
ada Seungyoon bersamanya.
kau ikut latihan juga? tanya Seunghoon pada Taehyun yang menatap lurus
pada Seungyoon
ani jawabnya dingin
gureum, wae yogiseo??
hanya berkunjung, aku pikir hyung sendiri tatapannya masih lurus pada
Seungyoon
Menyadari itu Seunghoon langsung mencoba mencairkan suasana, tapi baru
saja mau membuka mulutnya, Taehyun langsung beranjak dari tempatnya
dan berlalu dari hadapan mereka berdua.
taehyun~ah .. panggil Seunghoon pelan
Seungyoon hanya berdiri di tempatnya, memilih diam.
aah jinjja . keluh Seunghoon mengacak-acak rambutnya. Ia benci selalu
berada pada posisi yang serba salah.
hyung ! panggil Seungyoon tiba-tiba
mwo?? suaranya kesal
Officially Missing You, ne ne ne?? rayunya tak henti juga, mendekati
Seunghoon dengan bersikap manja

ahh shirreo !!! kesal Seunghoon dengan sikap Seungyoon itu.


@@@
Jinwoo~ah !! panggil Irene pada Jinwoo yang sedang berjalan di koridor
menuju kelas.
Jinwoo menoleh dan tersenyum menyapa Irene.
eo wae? sapanya
Mino~neun? oedie?
Jinwoo diam sejenak membekukan senyumnya dia kegedung kelas 1,
mencari Yeri
aaaa gomawo balas Irene segera beranjak meninggalkan Jinwoo, tapi
tangan Jinwoo sigap menarik tangan Irene.
Irene langsung berbalik menoleh Jinwoo, memandanginya dengan bingung
wae? tanya Irene berharap memang ada sesuatu yang penting yang akan
disampaikan Jinwoo
Jinwoo diam, lidahnya beku, semua kata-kata yang ingin keluar tersedak,
tertahan di tenggorokannya.
waeee? tanya Irene mulai kesal ingin segera bergegas menyusul Mino
Irene~na panggil Wendy dari arah berlawanan membuat Jinwoo dan
Irene langsung menoleh kea rah Wendy kalian sedang apa? tanya Wendy
yang tertarik melihat tangan Jinwoo yang memegang erat tangan Irene
Segera Jinwoo melepas tangan Irene, kedatangan Wendy mencairkan es-es
yang membeku di dalam tulangnya.
Irene .. temani aku ke perpustakaan, ada buku yang ingin ku cari sambung
Wendy setelah lama pertanyaannya tak dijawab.

aaa gurae suara Irene terdengar kecewa


kajja ! Wendy langsung menggandeng tangan Irene annyeong !
pamitnya pada Jinwoo yang akhirnya bisa tersenyum lagi
nee balasnya dengan senyuman lega, tak penting Ia ingin mengatakan
apa, baginya asal Irene tidak menyusul Mino, Itu saja sudah cukup. Hanya
itu.
@@@
aahh kita istirahat dulu seru Seungyoon yang sudah hampir kehilangan
nafasnya
yaa! Ini belum setengahnya! seru Seunghoon
aah hyung jebal .. aku bisa mati kalau kau memaksaku nafas Seungyoon
terdengar setengah-setengah
Seunghoon mengalah dan memillih ikut
bersandar pada cermin besar di ruangan itu.

mengistirahtkan

tubuhnya,

Mata Seunghoon kemudian tertuju pada pintu yang terbuka sedikit, seorang
perempuan pelan-pelan masuk kedalam ruangan itu.
aaahhh bau sekali !! seru murid perempuan itu
nuguseyeo?? sapa Seunghoon yang segera berdiri melihat kedatangan
perempuan yang sebenarnya sering dilihatnya berkeliaran di sekolah ini.
apa ini ruangan club dance? tanyanya
nee
ah jinjja .. apa kalian tidak bisa merawat tempat ini lebih baik. Aku bisa
mengundurkan diriku untuk masuk club dance kalau ruangannya bau seperti
ini

Seunghoon sedikit kesal mendengarnya mian, kami sengaja mematikan AC


nya karena kami membuka semua jendela di sini jelasnya sambil menunjuk
pada jendela-jendela yang terbuka lebar
kalau begitu selama aku latihan di sini, selalu nyalakan AC nya ! titah sang
putri
kau ingin masuk club dance ini? ragu Seunghoon mengerutkan keningnya
eo .. banggalah kalian karena aku sudah memilih club kalian
bangga? Seunghoon benar-benar sudah kesal kau pikir masuk club ini
tidak melalui tes?
tes?
tentu saja, kalau kau tidak bisa melalui tes yang kami berikan, kau tidak
bisa masuk club ini
mwo? Ya! Kau tidak tau siapa aku?
siapapun namamu, yang aku tau kau kelas 2, dan aku kelas 3
mwo?? Kenapa kelas 3 masih ikut ekstrakulikuler?
aku ketua di club dance ini?
neee? kejut Joy tak percaya
sudah ada 2 perempuan yang masuk club ini, tapi mereka keluar. Jadi
sebelum kau kami tes, yakinkan dirimu lagi untuk masuk club ini !
aku bisa wave ! serunya tiba-tiba
Seungyoon yang sejak tadi merebahkan tubuhnya di lantai, langsung bangkit
menoleh pada perempuan yang berani menantang Seunghoon.
wave? itu salah satu tes terendah kami, hae ! titah Seunghoon tegas

kau tidak menyuruhku memperkenalkan diriku dulu?


sun-bae-nim .. Lee-Seung-hoon sun-bae-nim
penekanan pada setiap suku katanya

Seunghoon

memberi

ne sunbaenim .. suaranya mulai melemas


jadi siapa namamu?
Joy .. kelas 2-1 suara angkuhnya menghilang
Seungyoon tersenyum melihat pemandangan tadi. Perempuan yang tadi
terdengar angkuh di telinganya, mendadak melemas. Untuk pertama kalinya
ia mengakui kehebatan Seunghoon.
@@@
Pulang sekolah Mino menjemput seseorang di gedung kelas 1. Senyumnya
langsung mengembang saat menemukan seseorang yang dicarinya.
Yeri~ya ! panggilnya berhasil menarik perhatian semua orang di sekitarnya
Yeri pun langsung tersenyum melihat mesosok Mino sudah menunggunya, ia
melambaikan tangannya pada Mino, sambil berlari kecil menghampiri Mino.
oppa sapanya setibanya di hadapan Mino
aigo .. kenapa kau setiap harinya semakin cantik ya gombalan Mino sambil
mencubit-cubit kecil pipi Yeri
geumanhae ! balas Yeri sambil menarik mundur wajahnya dari cubitan
Mino Jinwoo oppa? lanjutnya bertanya
dia menunggu di aula
kenapa bukan dia yang menjemputku?
boghosippo, jiiiiinjja bogoshioppo !!
dengan senyuman manisnya.

mata Mino tulus mengatakanya

oppa !
aku serius, sudah seminggu aku tidak bertemu
kesayanganku, satu-satunya yang aku irikan dari Jinwoo

denganmu,

adik

gumanhae oppa .. Yeri sudah bosan mendengar gombalan Mino


Mino tersenyum, sebelum akhirnya dia memberika pelukan hangat pada Yeri.
oppa!! Yeri berusaha melepaskan diri dari pelukan Mino
diam ! kau tidak tau seberapa besar oppamu ini merindukannmu?
tapi semua orang sedang melihat kita !
biarkan saja, biar mereka tau kalau kau adalah adik kesayanganku !
Yeri tersenyum mendengarnya, lebih baik dia balas pelukan hangat Mino itu,
karena sebenarnya dia juga merindukan sosok yang satu ini. Pria yang selalu
bisa diandalkannya setelah Jinwoo, kakaknya.
@@@
Di aula, Wendy, Irene dan Joy berkumpul untuk pulang bersama bersama
Jinwoo yang membawakan tas Mino.
hei ! seru Mino dari jauh melambaikan tangannya pada mereka semua
annyeong ! sapa mereka pada Mino dan Yeri yang datang bersamaan
Yeri annyeong .. sapa Irene paling hangat. Itu menarik perhatian Jinwoo
yang langsung tersenyum melihatnya.
annyeong eonni balas Yeri manis
itu dia ! seru Joy tiba-tiba berhasil menarik perhatian semuanya.
nugu? bingung Mino yang belum mendengar ceritanya

Joy langsung menghampiri Seunghoon yang sedang berjalan menuju aula


bersama dengan Seungyoon. Tanpa basa-basi, Joy langsung menampar
wajah Seunghoon di depan semua orang.
Seungyoon yang berdiri di samping Seunghoon terkejut bukan main. Begitu
juga dengan yang lain, yang melihat kelakukan Joy dari belakang.
neo !!! bentak Seunghoon yang terdengar sangat marah, matanya tajam
menatap Joy yang tak kalah tajam menatap Seunghoon
kau boleh menggretakku, tapi hanya diruangan itu, dan tanpa seragam ini.
Tapi di luar itu, aku tidak punya kewajiban menghormatimu ! tegas Joy
Tangan Seunghoon ingin segera membalas tamparan itu, tapi tangannya
langsung diraih Taehyun yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Seunghoon.
dia perempuan hyung bisik Taehyun menenangkan Seunghoon. Seunghoon
menoleh pada Taehyun. Dengan yakin taehyun menggelengkan kepalanya
memberi petunjuk pada Seunghoo untuk bisa meredamkan emosinya. Kini
mata Taehyun mengarah pada Joy yang balik menatapnya.
lakukan apapun yang hyung suka nanti diruangan itu, dan tanpa seragam
ini dingin Taehyun dengan senyuman dingin yang ambigu.
Joy menelan ludahnya setelah mendengar kata-kata Taehyun. Taehyun
menarik tangan Seunghoon pergi dari tempat itu. Tapi mata Seunghoon
masih lurus tajam kearah Joy.
tunggu !! Mino mehentikan langkah keduanya. Keduanya menoleh pada
Mino.
aku Mino, kelas 3, kita seumuran. Dia adikku, kelas 2, aku minta maaf atas
namanya ucap Mino pada Seunghoon
Mino oppa !! seru Joy marah tak terima Mino melakukan itu
kau salah, aku bukan yang orang bisa semudah itu memaafkan seseorang
tegas Seunghoon

tapi dia perempuan


jadi kau ingin dia membalaskannya padamu? sahut Taehyun tiba-tiba
mwo?
kau tau maksudku
bukan, bukan begitu tapi..
kalau begitu tidak usah minta maaf, tidak berguna dingin Taehyun dengan
tatapan tajam
aku minta maaf padanya bukan padamu ! gretak Mino pada Taehyun
dia hyungku, sakit dia sakitku juga. kalau dia adikmu, seharusnya sakitnya
juga sakitmu. Gantikan dia untuk ditampar balik Taehyun semakin menjadi
Mino mulai menatap tajam pada Taehyun, niat baiknya tak disangka dibalas
sedingin ini oleh orang yang baru pertama kalinya ditemuinya. Matanya
tajam menatap Taehyun. Taehyunpun tak kalah tajam menatap Mino. Mereka
seolah melupakan siapa yang sebenarnya memiliki masalah disini.
to be countinue

Part 2
Beginning

tak seharusnya kau seperti itu Joy ucap Wendy samb il tetap menyetirkan
mobilnya dalam perjalan pulang mereka.

mwo mwo? seru kesal Joy yang duduk di belakang


wendy benar, bagaimanapun juga dia kan kelas 3 sahut Irene yang duduk
di sebelah Wendy.
kalian tau kan apa yang paling aku benci di dunia ini?
Irene dan Wendy saling menoleh, menghela nafas mereka dan memilih untuk
diam.
diremehkan ! oleh siapapun itu jelas Joy dengan tegas.
Mata Joy masih terlihat sangat marah. Tamparan tadi belum cukup
sepertinya untuk membayar rasa sakitnya di remehkan oleh Seunghoon. Dan
semakin memuncak amarahnya saat mendengar kata-kata dingin Taehyun.
Belum lagi Mino yang meminta maaf atas dirinya. Dia benci semua itu.
Diremehkan dan meminta maaf. Itu bukan Joy.
@@@
Irene menemukan 2 sosok yang selalu ingin ditemuinya pertama kali di
sekolah itu. Dengan cepat Ia mengejar kedua orang itu.
good morning sapanya langsung menyegat jalan kedua sosok itu
eoh morning Irene~na .. sapa Mino dengan senyum mengembang di
wajahnya.
Jinwo hanya tersenyum membalas salam Irene, karena mata Irene hanya
melihat pada Mino, jadi mungkin baginya salam itu hanya untuk Mino.
dimana Wendy, Joy? tanya Mino sambil melihat sekitarnya
itu mereka balas Irene sambil menunjuk pada Wendy dan Joy yang
berjalan ke arah mereka

morning .. sapa Wendy semangat tapi belum sempat yang menghentikan


kakinya di hadapan Mino Jinwoo dan Irene, tangannya langsung ditarik Joy
berlalu meninggalkan mereka bertiga.
kenapa Joy? bingung Mino
Sepertinya masih marah denganmu sahut Jinwoo
marah? Padaku? Wae??
kau minta maaf atas namanya balas Irene
itu salah? Mino benar-benar kebingungan ani .. aku malah harus berkelahi
dengan orang sombong itu, dengan anak kelas 2, tapi aku malah jadi yang
bersalah disini? Mino tak terima disalahkan
sudahlah lupakan, nanti juga baik sendiri tanggap Irene mencoba
menghibur Mino
@@@
Di jam istirahat, seperti biasa, Seungyoon dan Seunghoon berlatih dance
bersama. Selalu hanya mereka berdua yang menghabiskan jam istirahat
dengan latihan dance. Hari itu Seunghoon sedikit bersemangat berlatih,
matanya membara. Tak pernah Ia istirahatkan tubuhnya yang sudah
bermandikan keringat. Seungyoon yang menyadari sikap Seunghoon memilih
untuk terus mengikutinya, karena Seungyoon paling tau saat Seunghoon
sudah seperti itu, jangan pernah mengganggunya kalau tidak mau nyawa
menjadi taruhannya. Karena itu Seungyoon terus mengikuti setiap
gerakannya, walaupun dia sudah benar-benar kelelahan.
Di sela-sela usahanya untuk berhenti sebentar saja dari gerakannya,
Seunghoon lah yang tiba-tiba menghentikan gerakannya. Seungyoon melihat
kesempatan emasnya untuk merebahkan tubuhnya segera, tanpa Ia tau
alasan Seunghoon tiba-tiba berhenti, baginya itu adalah kesempatan
istirahat yang diberikan Seunghoon untuknya.

kau masih berani datang? suara dingin Seunghoon diantara helaan


nafasnya terdengar mengerikan di dalam ruangan itu.
Seungyoon langsung bangkit dari rebahannya. Dari cermin besar di
depannya, dia menemukan pantulan sosok yang menjadi satu-satunya
alasan Seunghoon marah seharian ini . wah berani sekali dia datang bisik
Seungyoon sendiri melupakan rasa lelahnya yang sejak tadi hampir
membunuhnya.
tentu saja .. dingin Joy yang berjalan mendekati kami, sambil melepas
jaketnya, dan melempar tasnya sembarang
Seunghoon yang sejak tadi hanya melihat sosok Joy dari cermin, kini
membalikannya badannya. Matanya tajam menatap Joy. Tapi Joy justru
membalas tatapan itu dengan senyuman dingin, sinis dan meremehkan.
aku benci diremehkan, aku memang tidak sehebatmu dalam dance, tapi
aku bukan orang yang bisa kau remehkan dingin Joy
aa.. jinjja? Jadi sekarang kau ingin memperkenalkan dirimu lebih mendalam
tentang kepribadianmu? senyum sindir Seunghoon
aku hanya memperingatimu
baiklah kalau begitu, sekarang giliran aku yang memperkenalkan diriku
lebih dalam Kini Seunghoon memberikan senyuman dinginnya, matanya
benar-benar sedang menantang Joy.
Seunghoon benar-benar menatap Joy seolah dia adalah pesaing terberatnya,
dia lupa atau memang sengaja tak memperdulikan bahwa Joy itu adalah
perempuan. Seungyoon yang melihat pemandangan itu, hanya bisa
menghela nafasnya karena Ia tak bisa berbuat apa-apa.
@@@
Seungyoon meninggalkan dua orang yang sedang perang dingin itu didalam
ruangan, hanya berdua. Baginya itu kesempatannya untuk kabur dari
Seunghoon yang mungkin akan terus menyuruhnya latihan sampai tulang-

tulangnya patah. Ia juga tak begitu peduli apa yang akan terjadi diantara
mereka. Karena dia paling benci mencampuri urusan orang lain.
Seungyoon memilih untuk melarikan diri ke kantin sekolah untuk
menyenangkan tenggorokannya yang sudah kering karena latihan tanpa
istirahat tadi. Dia duduk di salah satu meja. Seragamnya sengaja tak di
kancingnya, sehingga kaos hitam didalamnya yang sudah basah oleh
keringatnya terpamerkan dengan jelas, membuatnya terlihat seperti siswa
tak terurus.
Disela istirahatnya yang tidak ingin diganggu oleh siapapun, seorang murid
perempuan datang mendekatinya, tanpa basa-basi dia langsung duduk di
kursi kosong di depan Seungyoon. Seungyoon menoleh menyadari
kedatangan seseorang di hadapannya.
eo .. annyeong sapa Seungyoon santai sebelum dia menegak kembali
minuman penyegar dahaganya itu.
aku dengar kau berhasil mempertahankan beasiswamu sampai akhir tahun
sekolah murid perempuan itu mulai mengeluarkan suaranya yang terdengar
sedikit tidak senang dengan pernyataanya sendiri
benarkah? Aku baru dengar balas Seungyoon masih santai
Murid perempuan itu diam, tak membalas, tapi matanya terus menatap
Seungyoon penuh arti. Seungyoon menyadari sikap diamnya, Ia tau apa
yang dipikirkan perempuan di depannya itu.
seulgi~ya .. Seungyoon menyebut namanya dengan menatap wajahnya
serius kenapa kau selalu mengajakku bicara dengan topik yang selalu
sama, apa kau tidak bosan?
kau tau kenapa aku selalu menanyakan ini
dan kau juga tau, pernyataan apa yang akan kau dengar dariku setiap kali
kau mengajakku membicarakan masalah ini emosinya mulai keluar

kau tidak menginginkan beasiswa itu? kau tidak tau apa-apa tentang
beasiswa itu? Kau tidak berminat pada sekolah ini? Semua jawabanmu itu
tidak sesuai dengan kenyataannya Seulgi mulai mengeraskan suaranya
jadi kau ingin aku bagaimana? Keluar dari sekolah ini? nada Seungyoonpun
tak kalah keras
ani .. aku hanya ingin kau berhenti membuatku iri, membuatku harus siang
malam belajar agar bisa mempertahankan beasiswaku sama sepertimu
gretak Seulgi bangkit dari kursinya dan memberikan tatapan tajam pada
Seungyoon.
kau selalu saja mengajakku berdebat dengan masalah yang sama!
Seungyoon benar-benar sudah kesal.
Ia bangkit dari duduknya, dan memilih pergi meninggalkan Seulgi di meja
itu. Seulgi tak membalas, bahkan Ia tak berusaha menghentikan langkah
Seungyoon. Dia juga berpikir memang lebih baik Seungyoon pergi daripada
mereka harus bertengkar lagi dengan masalah yang sama.
Sementara itu Seungyoon terus berjalan meninggalkan kantin tanpa
menengok sedikitpun pada Seulgi. Ia berjalan dengan gerakan kaki yang
cepat. Amarahnya masih belum reda. Sesekali ia menegak minumannya
untuk menenangkan dirinya. Saat perjalannya kembali ke ruang dance, dia
berpasasan dengan sekumpulan murid yang memadati papan pengumuman.
Seungyoon dibuat penasaran. Dia memaksakan diri untuk masuk kedalam
kerumunan. Terdengar bisikan-bisikan dari murid lain itu dia, itu dia.
Seungyoon tak memperdulikan bisikan itu sampai dia melihat sendiri
pengumuman yang terpampang di papan putih besar itu.
Sebuah pengumuman hasil ujian akhir yang baru selesai diadakan 2 minggu
yang lalu. Di daftar siswa kelas 2, namanya tertulis di urutan pertama.
Artinya dia juara umum, dan itu lah yang dibicarakan Seulgi tadi. Dengan
Seungyoon memproleh juara 1 umum artinya beasiswanya bisa ia
pertahankan sampai kenaikan kelas 3. Seungyoon menghela nafasnya
mengingat keluhan Seulgi tadi, kemudian dia langsung mencari nama Seulgi
diantara daftar nama itu. Kang Seulgi nama itu tertera diurutan 11, artinya

dia keluar dari 10 besar, dan itu juga artinya beasiswanya dalam bahaya.
Seungyoon kembali menghela nafasnya. Cepat dia keluar dari kerumanan
itu. Ia mulai berpikir untuk mewajarkan sikap keras Seulgi tadi. Kini dia
malah merasa bersalah. Dia menoleh ke arah kantin, berpikir untuk
menyusul Seulgi. Tapi apa yang ingin dia lakukan? Minta maaf? Untuk apa?
Dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Semua ini diluar kendalinya,
apa yang bisa dia lakukan. Cepat dia menggelengkan kepalanya, membuang
pikirinnya untuk kembali kedalam kantin. Tegas Ia melangkahkan kakinya
kembali menuju ruang latihan, tujuan awalnya.
@@@
siapa dia? tanya Mino setelah selesai menyaksikan pemandangan yang
menarik perhatiannya di kantin tadi. Ada Jinwoo, Irene dan Wendy yang juga
menyaksikan pertunjukan yang sama.
mereka sedang membicarakan tentang beasiswa? Lucu sekali sahut Irene
Jinwoo yang mendengarnya sedikit tersinggung dan langsung menundukan
kepalanya.
Dia Seulgi, aku sekelas dengannya sahut Wendy
Mino langsung memberikan
berteman? tanyanya cepat

perhatian

pada

jawaban

Wendy.

kalian

ani .. dia orang yang tertutup, aku tak pernah melihatnya bergaul dengan
yang lain, dia hanya berteman dengan buku-bukunya
aaa begitu .. Mino mengangguk-anggukan kepalanya lalu laki-laki tadi,
nugu? lanjutnya
dia Kang Seungyoon .. murid beasiswa, sang juara, dia selalu mendapatkan
juara pertama setiap tahun sahut Irene menjawab
kau sekelas dengannya? tanya Mino cepat

ne .. banyak yang tidak percaya dia juara kelas, bahkan juara umum. Dia
selalu tidur di kelas, sesekali bolos dari kelas. Aku dengar dia anak dance,
tapi aku tidak pernah melihatnya berkompetisi, aku juga dengar dia pernah
ikut audisi K-pop Star, tapi ia tidak lolos, karena itu dia berhenti bernyanyi
dan pindah haluan ke dance. Semacam trauma jelas Irene panjang sambil
mengaduk-aduk minumannya
eooo kau tau banyak tentangnya seru Mino setengah kagum pada
kemampuan Irene
ani .. ini karena dia selalu jadi bahan pembicaraan di kelasku, semua murid
perempuan di kelasku menyukainya, padahal dia tidak setampan itu untuk
dikagumi sinis Irene
tapi dia juga tidak seburuk itu untuk abaikan sahut Wendy, Irene langsung
mengerutkan keningnya dengan pernyataan Wendy itu.
lalu, apa hubungan mereka berdua? tanya Mino lebih lanjut
Irene dan Wendy menatap Mino bersamaan molla jawab keduanya kompak
lagipula kenapa kau tertarik dengan mereka berdua, kau mengenal
mereka? tanya Irene menyidik
mwo? Ani aku hanya penasaran saja Mino salah tingkah, dia memilih
meneguk minuman di depannya.
Jinwoo melihat tingkah aneh Mino, dia yang paling tau kenapa Mino menjadi
salah tingkah seperti itu.
tapi ngomong-ngomong, kemana
pembicaraan

Joy? tanya

dia latihan jawab Wendy dengan ragu


dance? Irene tersentak kaget tak percaya

Jinwoo merubah arah

Wendy mengangguk cepat mengiyakan pertanyaan Irene. Jinwoo dan Mino


pun tak kalah kaget. Mereka menghela nafasnya tanda kekecewaannya pada
sikap Joy yang keras kepala.
@@@
Joy mengatur nafasnya yang sudah tak beraturan. Dia memegang perutnya,
merasakan perih. Ini pertama kalinya Ia berkeringat seperti baru selesai
mandi, bergerak cepat sampai membuat perutnya perih. Nafasnya sudah tak
bisa dia atur agar kembali dalam ritme nya. Hanya dengusan nafasnya yang
terdengar di dalam ruangan sebesar itu.
jadi bagaimana tuan putri? Masih mau bertahan latihan diruangan bau dan
pengap ini? Seunghoon memulai sindirannya
Joy tak menjawab, tak bisa ia keluarkan kata-kata dari mulutnya, hanya
suara dengusan nafasnya yang bisa Ia perdengarkan.
aigo .. tuan putri kita benar-benar kelelahan. Baiklah kalau begitu latihan
kita cukupkan sampai disini. Jika kau masih mempertahankan keinginanmu
untuk masuk club dance ini, besok kau harus sudah hafal semua gerekan
yang aku berikan tadi, jika kau tak sanggup, jangan pernah tunjukan
mukamu di hadapanku lagi Seunghoon menatap Joy dengan tatapan
kemenangan akau harap kau sudah mengenal kepribadianku sekarang
lanjutnya dengan senyuman dingin
Ia merasa sudah membuat Joy kapok. Walaupun baginya itu belum
membalas tamparannya kemarin, tapi dia cukup puas membuat Joy merasa
tak mampu seperti itu. Seunghoon memberikan senyuman sinisnya pada Joy
sebelum dia beranjak pergi dari hadapan Joy.
Joy ingin sekali membalas kata-kata Seunghoon, tapi nafasnya saja masih
belum dia atur apalagi berusaha mengeluarkan kata-kata yang bahkan
belum sampai di tenggorokannya karena kalah lomba dengan dengusan
nafasnya.

Seunghoon tanpa sama sekali menengok kebelakang, terus berjalan menuju


pintu. Baru saja mau membuka pintu, Seungyoon lebih dulu masuk
membuka pintu itu.
eo, hyung kau sudah berhenti latihan? tanya Seungyoon langsung
eo .. na kanda! balas Seunghoon sambil menepuk pundak Seungyoon dan
pergi keluar dari ruangan.
Seungyoon berdiri kebingungan. Dia kemudian melihat kearah Joy yang
duduk melemas di lantai. Dia memilih untuk menghampiri Joy di sana.
Seungyoon ikut duduk di lantai bersama Joy. Kini dia berhadapan dengan Joy.
Dia mendengar dengusan nafas Joy yang terdengar tak beraturan.
Seungyoon kemudian memberikan minuman yang sengaja dia beli tadi untuk
diberikan pada Seunghoon.
igoo, minumlah ucapnya
Joy mengangkat wajahnya menoleh pada Seungyoon di depannya. Kemudian
matanya beralih pada minuman yang disodorkan Seungyoon. Cepat dia
mengambil minuman itu. Dengan cepat juga dia menegak minuman itu
sampai habis.
wuah .. kejut Seungyoon diiringi dengan senyuman lucunya.
Selesai minum, Joy menghela nafas panjangnya. Nafasnya mulai terdengar
kembali pada ritmenya. Walaupun masih terdengar beradu cepat.
kau benar-benar perempuan keras kepala, menantang seseorang yang lebih
tua, ketua club, kau bahkan masih berani datang setelah menamparnya
Seungyoon membuka pembicaraan
kau mengenalku? Joy akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya
walaupun masih diiringi dengan deruan nafasnya
ani .. kemarin pertama kalinya aku melihatmu, kenapa? Kau ingin bilang aku
sok kenal padamu?

eo .. aku juga baru melihatmu, kenapa sudah sok akrab denganku?


wuah .. kau
menyindirnya

benar-benar

seorang

tuan

putri

senyum

Seungyoon

sudah berapa lama kau jadi anak buahnya? tanya Joy pedas
anak buah? Siapa? Aku? Kau sebut aku anak buah Seunghoon hyung? Aaah
jinjja .. YA ! dia itu ketua club dance ini, dan aku anggota club ini, karena itu
aku menghormatinya, belum lagi dia kakak kelasku. Aku tau tata karma !
tidak sepertimu ! sudah diberikan minum, malah menganggapku sok akrab,
ahh jjam .. kesal Seungyoon
kau ingin aku mengucapkan terimakasih? Gurae gumawo ! dingin Joy
aah jinjja .. aku menyesal, benar-benar menyesal ! Seungyoon langsung
berdiri berniat meninggalkan Joy sendiri
WAIT ! teriak Joy cepat sebelum Seungyoon pergi dari hadapannya
Seungyoon terkejut dan langsung menoleh pada Joy dengan tatapan
bingung.
aku ingin tetap bertahan di club ini, aku ingin membuktikan padanya bahwa
aku bisa dance ! seru Joy dengan suara nyaringnya
guraem mwo? Seungyoon mengerutkan keningnya
kau harus membantuku latihan
neee?
wae? Shirreo?
eo shirreo !
mwo?? Ya! Kalau kau tidak membantuku, besok aku bisa mati di depannya,
mati ~! Joy mencekek lehernya sendiri

itu bukan urusanku


kau tidak kasihan padaku? Joy mengerutkan wajahnya hendak menangis
untuk menarik simpati Seungyoon
ah jinjja YA ! kau pikir aku akan
aaaaaaaaa . Jebal ! aku tidak mau kalah di depannya !! tangis manja Joy
meledak segera memutuskan kalimat Seungyoon
ah jjam .. ah jinjja .. aaarrghh ! Seungyoon gemas melihat kelakuan manja
Joy yang menjengkelkan itu.
@@@
Taehyun~na!! sebuah suara yang langsung membuat Taehyun menengok
eo hyung balasnya segera setelah Seunghoon berdiri di depannya
kau harus membantuku kali ini seru Seunghoon langsung
mwonde?
besok ada acara perkenalan club ekstra sekolah pada kelas 1, dan besok
aku ada ujian, jadi aku tidak bisa ikut, kau harus menggantikanku
sebagai perwakilan club dance?
tentu saja
hyung, tapi aku sudah keluar dari club
siapa yang memutuskan kau keluar atau tidak, keputusan itu ada
ditanganku, jadi kau belum keluar dan masih anggota club dance
hyung .. aku bahkan tidak pernah latihan
eei .. kau pikir aku tidak tau setiap sore kau berlatih sendiri di ruang
latihan?

hyung kejut Taehyun tak menyangka Seunghoon tau soal itu


sudahlah, besok kau harus menggantikanku, dan usahakan mendapat
banyak anggota baru, oke ? na kanda !! seru Seunghoon segera, menepuk
pundak Taehyun dan berlalu begitu saja
hyung !! panggil Taehyun yang merasa belum sepakat dengan keputusan
sepihak itu
Taehyun menghela nafas panjangnya. Lagi-lagi ia tidak bisa menolak
permintaan kakak kelas yang paling di hormatinya itu. Tak ada yang bisa
diperbuat Taehyun kecuali mengikuti kemauannya yang setengahnya
terdengar perintah.
Taehyun melanjutkan langkah menuju kelas, tapi sesuatu menarik
perhatiannya. Taehyun kembali membalikkan badannya, ada Seulgi di sana.
Dia berjalan berlawanan arah dengan arah menuju kelas. Taehyun
melihatnya dengan bingung. Tapi itu juga bukan urusannya. Walaupun
sebenarnya dia penasaran, tapi dia memilih untuk mengacuhkannya dan
kembali berjalan menuju kelas.
Sampai di kelas, Taehyun langsung menuju mejanya. Meja paling belakang di
samping jendela. Ada yang harus dia lihat di balik jendela itu.
selamat siang anak-anak suara guru memecahkan perhatian Taehyun.
Segera Ia merapikan seragamnya yang setengah kancingnya tidak
terpasang.
hari ini guru bahasa inggris kalian tidak bisa mengajar
assssaaaa . Serempak semua murid bersorai
YA YA!! guru kedisiplinan yang merambat menjadi wali kelas itu langsung
memecehakan keramain yang ia ciptakan sendiri sebagai gantinya, jam ini
kalian habisnya dengan kegiatan jasmani, cepat ganti baju kalian dan
berkumpul di lapangan lanjutnya tegas

hooooooooo .. sorakan kecewa dari


kebahagiannya sesaatnya direnggut paksa.

murid-murid

yang

merasa

YA ! Ppali !! Arraseo !! bentaknya


neeeee . Jawaban melemas
Ya ! ngomong-ngomong Kang Seulgi, dimana dia? Kenapa mejanya
kosong? pertanyaan pak guru itu langsung menarik perhatian semua kelas
untuk menengok kearah meja Kang Seulgi yang memang kosong dia tidak
pernah membolos, kenapa sekarang dia berani membolos. Sudahlah, kalian
cepatlah ganti baju, arraseo !! bentaknya lagi
neeee seruan itu mengiringi guru itu keluar dari kelas.
Taehyun langsung menidurkan kepalanya di atas mejanya setelah guru itu
meninggalkan kelas. Ia malas untuk ganti baju.
ya .. kau dengar Seulgi akan dikeluarkan dari sekolah? sebuah bisikan
anak-anak perempuan membuka mata Taehyun yang baru saja menutup
jinjja? wae? tanya murid perempuan lain yang sudah berkumpul di satu
meja tepat di depan meja Taehyun
aku dengar beasiswanya akan dicabut karena dia keluar dari 10 besar
jinjja? Kasian sekali dia, padahal dia juara satu dikelas kita
juara kelas tidak berarti untuk murid beasiswa, yang penting juara umum
aah benar juga, dia kan murid beasiswa
jangan-jangan dia frustasi, karena itu dia tidak masuk kelas
benar juga ya .. sudahlah, ayo cepat kita ganti baju sebelum kena marah
Sekumpulan anak-anak perempuan sarang gossip itu pergi keluar
meninggalkan kelas. Taehyun bangun menegakkan badannya, bersandar
pada kursinya. Dia memikirkan Seulgi yang tadi berjalan sendiri berlawanan

arah dengan kelas. Gosip murid-murid perempuan itu seolah jadi


jawabannya. Dia baru tau tentang beasiswa itu. Dia belum melihat papan
pengumuman, karena dia memang tidak tertarik. Tapi sekali lagi dia tidak
ingin peduli dengan urusan orang, tapi dia juga penasaran. Dengan cepat dia
mengacak-acakan rambutnya sembarang. Dia benci harus tau masalah
orang lain. Dia benci itu.
@@@
Mino terus menatap ke satu arah yang sama. Matanya tak berkedip, tak mau
melepas pemandangan di depannya. Seseorang yang sedang membaca
sebuah buku, dari wajahnya seolah dia sedang membaca sebuah buku sad
story tapi kenyataanya buku yang sedang dibacanya adalah buku sastra
korea. Mino berpikir apa sesedih itu membaca sebuah buku sastra?. Setitik
air mata tiba-tiba menitik cepat dari mata itu. Mata Mino terkejut melihat
titikan air mata itu. Cepat kedua tangan itu mengahapus air matanya dari
pipinya sendiri. Mino terdiam, hatinya merasakan perih melihat titikan air
mata itu. Tapi dia tak tau harus berbuat apa. Bibir itu mulai bergetar.
menangislah, kenapa kau menahannya batin Mino.
Cepat Mino merobek kertas di depannya. Tangannya bergerak cepat
menuliskan sesuatu di kertas itu. Namun Ia ragu untuk memberikan kertas
itu. Apa yang harus dikatakan. Tapi karena tak tahan lama-lama, dan tak
ingin melihatnya mengeluarkan air mata lagi, Mino segera memberikan
kertas itu. Di letakannya langsung kertas itu di atas buku yang sedang di
bacanya.
Seulgi terkejut, dia mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang duduk di
depannya yang tiba-tiba menyodorkan kertas robekan kecil itu. Mino
memberikan senyumannya pada Seulgi yang melihatnya kebingungan.
Senyuman itu membuat Seulgi penasaran untuk membaca kertas itu.
apa kau sedang membaca novel sad story? tulisan itu mengerutkan
kening Seulgi. Kembali ia menatap Mino yang kini tersenyum canggung.
Seulgi mulai mengerti. Sepertinya Mino melihatnya mengeluarkan air mata
tadi, karena itu dia menulis kalimat itu. Seulgi menghela nafasnya. Ia merasa

tak penting menghiraukan Mino. Ia kembali menundukan kepalanya berpurapura kembali membaca bukunya.
Mino terkaget melihat reaksi Seulgi yang justru mengacuhkannya. Mino kini
kebingungan. Tapi Ia tak menyerah, kembali dia merobek selembar kertas
dari bukunya. Tangannya kembali menuliskan apa yang sudah tertulis di
kepalanya. Dengan cepat kembali dia meletakan robekan kertas itu di atas
buku Seulgi. Seulgi mehembuskan nafas kesalnya.
Tanpa menoleh pada Mino, Ia langsung membaca kertas itu aku tau tempat
kau bisa menangis puas itu tulisnya. Seulgi langsung mengangkat
kepalanya, melihat Mino dengan tatapan tegas. Seulgi mulai kesal. Ia
langsung bangkit dari kursinya, beranjak pergi dari hadapan Mino. Mino
terkejut. Seulgi berlalu tanpa melihatnya sedikitpun. Tanpa pikir panjang,
Mino ikut berdiri dari kursinya mengejar Seulgi yang sudah keluar dari
perpustakaan.
Dengan cepat Mino menarik tangan Seulgi. Seulgi langsung membalikan
badannya. Matanya tegas menatap Mino. Mino terdiam, mata itu seolah
membekukan bibir Mino. Matanya jelas bicara JANGAN GANGGU AKU. Tapi
tak bisa, sekalipun bibirnya membisu, tapi tangannya masih kuat memegang
pergelangan tangan Seulgi. Mino tak bisa melepas tangan itu. Seulgi menarik
keras tangannya dari genggaman Mino, tapi tangan itu terlalu keras untuk
dilawan.
ikut aku !! seru Mino tiba-tiba. Ia menarik paksa tangan Seulgi pergi
mengikutinya. Seulgi tak bisa berbuat banyak, karena kerasnya genggaman
tangan itu.
Mino membawa Seulgi ke atap sekolah. Sampai di sana, Seulgi kembali
menarik tanganya lepas dari tangan Mino. Kali ini dia berhasil. Tapi tubuhnya
mematung di situ. Kepalanya tertunduk. Ada suara terisak-isak yang
didengar Mino. Ia paham suara apa itu.
appo .. appo .. appo suara tangis Seulgi terdengar, dia terduduk lemas
di hadapan Mino.

Tangis itu semakin pecah. Mino merasakan perih itu .Mino tau rasa sakit yang
di ucapkannya bukan rasa sakit tangannya yang sejak tadi digenggam erat
oleh Mino. Tapi sakit dari dadanya, sesak yang tak bisa Ia keluarkan sejak
tadi. Dan kali ini dia berhasil mengeluarkan tangis itu dengan keras.
menangislah bisik Mino membiarkan Seulgi memuaskan
mengeluarkan semua perihnya. Itu yang dibutuhkan Seulgi.

tangisnya,

@@@
Sore hari di sekolah itu. Joy masih di ruang dance. Dia masih berusaha keras
menghafalkan semua gerakan yang diberikan Seunghoon. Seungyoon yang
terjebak di ruangan itu untuk membantu Joy merasa frustasi karena Joy tidak
melihatkan perkembangan apapun.
YA ! harus berapa kali kau mengulang gerakan yang sama ! ah jinjja !!
bentak Seungyoon
jangan membentakku !! AKU BISA !! bentak Joy tak mau kalah
ah terserahlah !! seru Seungyoon kesal dan memilih pergi meninggalkan
Joy disana.
YA ! oediga !!
beli minum ! balas Seungyoon terus keluar dari pintu tanpa menoleh pada
Joy.
Seunghoon yang kebetulan ingin ke ruang dance melihat Seungyoon keluar
dari ruangan itu.
kenapa dia masih latihan sampai jam segini bisiknya sendiri. Ia ingin
memanggil tapi Seungyoon sudah jauh, jadi dia memutuskan untuk
menunggu Seungyoon di ruangan dance. Tangannya yang baru memegang
ganggang pintu terhenti oleh pemandangan yang dilihatnya dari balik
jendela pintu itu. Joy masih di ruangan itu, penuh keringat, rambutnya pun
sudah basah tak serapi rambut princess yang biasa dilihatnya. Joy terus
menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik. Setiap kali ia melakukan

kesalahan, ia mengulangnya kembali. Seunghoon tak percaya dengan apa


yang dilihatnya. Joy benar-benar berkerja keras. Tak peduli ia bermaksud
balas dendam atau tidak, pemandangan itu tetap menimbulkan rasa kagum
dalam diri Seunghoon. Matanya tak berhenti mellihat pemandangan dari
balik pintu itu dengan tatapan kagum.
@@@
Seungyoon menegak minumannya dengan cepat. Dahaganya tak
tertahankan setelah melatih Joy yang sama sekali tak menyerah. Ia terduduk
lemas di bangku koridor. Sekolah sudah sepi, tak ada suara yang ricuh yang
terdengar setiap paginya. Tapi sebuah suara memanjakan telinga
Seungyoon. Sebuah alunan gitar. Suara itu terdengar dari ruangan club
musik. Seungyoon memejamkan matanya menikmatinya alunan gitar itu.
Tapi tubuhnya tak bisa berdiam saja. Tubuh itu bergerak mendekati ruangan
itu. Matanya perlahan dibukanya. Tepat di depan pintu ruangan musik. Dari
balik pintu, dia melihat seorang perempuan memainkan gitar itu dengan
indah sekali. Kini suaranya terdengar menyanyikan sebuah lagu.
Officially Missing You. Lagi-lagi suara itu, dan dari perempuan yang sama.
Seungyoon tak berkedip menatap Wendy yang memetik senar gitar dengan
indahnya, dan suara itu benar-benar menghanyutkan Seungyoon. Tapi
sayang, Wendy tiba-tiba menghentikan permainan gitarnya. Seungyoon
melihat Wendy yang langsung berdiri dari duduknya, mengambil tasnya dan
kemudian berlari menuju pintu tempatnya berdiri. Dengan cepat Seungyoon
menyembunyikan dirinya. Pintu itu terbuka, Wendy berlari seperti mengejar
sesuatu. Seungyoon tersenyumbunyi di balik pintu. Pintu itupun perlahan
tertutup kembali dengan sendirinya, terlihat Wendy yang terus berlari, mata
Seungyoon tak lepas menatapnya. Senyum itu kemudian mengembang. Ia
ingin tau siapa gadis yang sudah kedua kalianya membuatnya terhanyut
dalam alunan gitar dan indah suaranya itu.
Seungyoon kemudian tertarik untuk melihat isi dalam ruangan musik itu.
Sebuah gitar yang di mainkan Wendy tadi berdiri di kursi itu. Kaki Seungyoon
perlahan melangkah masuk kedalam mendekati gitar klasik itu. Kini Ia berdiri
di hapadan gitar itu. Sudah lama, lama sekali ia tak pernah menyentuh

sebuah gitar. Ia tak ingin, tapi tangannya, tak bisa ia kendalikan untuk
menyentuh senar-senar gitar itu. Seungyoon menghela nafasnya. Ia ingin
sekali memainkannya, tapi ada sesuatu yang menyuruhnya untuk tidak
melakukannya. Seungyoon menelan ludahnya, dan cepat membalikan
badannya dari gitar itu. Tapi tidak semudah itu. Ia menggaruk-garuk
kepalanya kesal karena tidak bisa mengabaikan gitar itu. Ia tidak bisa.
@@@
Wendy menemukan mobilnya yang terpakir didepan gerbang sekolah.
Dengan cepat dia mendekati mobilnya. Hari itu dia tidak membawa mobilnya
sendiri karena sedang masuk bengkel. Karena itu dia menunggu jemputan
supir ayahnya.
Wendy langsung masuk kedalam mobilnya. Dia minta maaf padas supirnya
karena sudah lama membiarkannya menunggu lama. Supirnya pun mulai
menjalankan mobilnya. Wendy mengacak-acak isi tasnya untuk menemukan
HP nya. Tapi tidak ditemukannya, sampai dia teringat kalau HP nya tertinggal
di ruang musik.
Ahjussi ! seru Wendy cepat membuat supirnya langsung menginjak remnya
cepat maaf, sepertinya HPku tertinggal di dalam
mau saya ambil aggasi? sopan sang supir
aniyo .. biar aku ambil sendiri, tunggu saja disini Wendy langsung bergegas
keluar dari mobilnya.
Wendypun segera berlari masuk kembali kedalam sekolahnya untuk menuju
ruang musik. Jarak beberapa ruangan dari ruang musik, langkah Wendy
terhenti oleh sebuah suara. Sebuah permainan gitar yang belum pernah
didengarnya sebelumnya. Wendy tertarik dengan suara itu, dan dia yakin
suara itu terdengar dari ruang musik. Perlahan Ia melangkahkan kakinya
mendekari ruangan itu.
Di balik pintu itu, Wendy melihat sosok pemain gitar yang terdengar sangat
merdu itu. Alunannya terdengar lembut, berhasil membuat Wendy

tersenyum tanpa alasan. Ia ingin tau lagu apa yang sedang di mainkannya,
tapi Ia memilih untuk tidak menganggunya, karena alunan senar gitarnya
terlalu indah untuk diputus begitu saja.
Wendy menyandarkan tubuhnya di pintu yang setengahnya terbuka itu. Ia
terus tersenyum memandangi permainan gitarnya. Baru sebentar Wendy
menikmatinya, permainan gitar itu tiba-tiba saja berhenti. Sang pemain gitar
terlihat menundukan kepalanya. Tangannya yang tadi bermain indah kini
melemas melepas senar gitar. Wendy melihat tatapan sang gitaris yang
terlihat sedih, bertolak belakang sekali dengan matanya saat memainkan
gitar yang masih terpangku di pangkuannya itu.
Pemain gitar kini berdiri dari duduknya, melepas sang gitar kembali pada
posisi sebelumnya di kursi itu. Degan cepat dia berbalik dari hadapan gitar
itu. Tapi belum belum satu langkah, Ia langsung terkejut melihat sosok
Wendy sudah berdiri di depan pintu itu. Wendypun jadi ikut terkejut setelah
bertatapan wajah dengan gitaris yang menarik perhatiannya itu.
hi ! sapa Wendy ragu sambil mengangkat tangannya memberi salam.
Pria itu hanya membalasnya dengan menganggukan kepalanya. Wendy
sekarang ingat siapa pria yang yang kini terlihat salah tingkah di depannya
itu. Tapi ia lupa siapa namanya.
permainan yang bagus .. aku boleh tau apa judul yang kau mainkan tadi?
itu bukan lagu yang terkenal jawabnya akhirnya membuka mulutnya
tapi aku suka, bia kau beri tau aku
kau tidak akan menemukannya di internet
jinjja? Jadi .. mungkinkah itu lagu ciptannmu sendiri?
Pria itu langsung menoleh kembali pada Wendy setelah mendengar
pertanyaan itu darinya. Pria itu memilih untuk melangkahkan kakinya berlalu
dari Wendy, sebelum dia menanyakan pertanyaan lanjutan tentang lagu itu.

siapa namamu? tanya Wendy segera saat mereka tepat berpapasan di


depan pintu itu.
Pria itu memberanikan diri menatap wajah Wendy yang kini sangat dekat di
depannya. Mata mereka bertemu, wajah keduanya sangat dekat. Tak ada
satupun dari kedua mata itu yang berkedip.
Kang Seungyoon suara itu memecahkan kehinangan di antara keduanya,
tapi mata mereka masih bertemu
Kang Seungyoon nama itu terngiang di telinga Wendy. Ia merasakan
sesuatu dalam dadanya. Sesuatu yang bergetar hebat. Cepat Wendy
melepas pandangan itu. Kini Ia menjadi salah tingkah di depan Seungyoon
yang juga merasakan hal yang sama dengan Wendy. Keduanya kini menjadi
salah tingkah, melihat kiri kanan tak tentu arah.
@@@
Seulgi masih terduduk lemas bersandar pada tembok putih itu. Dipeluk
kedua kakinya erat. Tatapannya kosong. Tapi suara tangisnya sudah tak
terdengar lagi. Air matanyapun sudah kering. Hanya tersisa matanya yang
lebam. Mino berdiri di sampingnya. Melihat pemandangan sekolah dari
atasnya. Sejak tadi Ia hanya diam mendengarkan tangisnnya Seulgi, tanpa
berusaha menghentikannya. Karena baginya hanya Seulgi lah yang bisa
menenangkannya sendiri.
gomawo suara lemas itu terdengar. Mino menelan ludahnya tak percaya
suaranya kini mulai terdengar menyapa.
Mino membalikan badannya dan melihat Seulgi yang masih memeluk kedua
kakinya.
kau sudah tenang? tanya Mino ragu
sedikit lemas Seulgi
syukurlah

terima kasih untuk tidak menanyakan apapun


Mino menoleh pada Seulgi. Ia kemudian perhalan duduk, menyamaratakan
posisinya dengan Seulgi. Ia memberanikan diri melihat wajah Seulgi dengan
memiringkan sedikit kepalanya. Seulgi mengangkat sedikit wajahnya. Mata
mereka bertemu. Mino berusaha untuk tersenyum.
kau sunbae? tanya Seulgi yang kini menegakan kepalanya
ne ..
kau mengenalku?
ne? ani .. ragu Mino iya aku mengenalmu Seulgi batin Mino
aku benci menangis di depan orang lain, apa lagi dengan orang yang tidak
ku kenal, tapi entah kenapa tadi aku tidak bisa menahannya, jadi maaf
kenapa minta maaf, aku sengaja membiarkan tangis itu keluar
waeyo?
tangis yang tertahan itu lebih menyakitkan
kalau begitu, bisakah aku minta tolong sekali lagi?
Mino menoleh lagi pada Seulgi tentu jawabnya pasti
bisakah ini terakhir kali kita bertemu, sunbae?
Mino terdiam, Ia tak menyangka Seulgi mengeluarkan permintaan seperti itu.
Mulutnya terkunci tak tau harus menjawab apa.
aku harap, ini terakhir kali aku melihatmu sunbaenim. Dan hari ini
anggaplah tak pernah terjadi. Hapuslah dari memori harianmu. Bisakan?
Mino masih terdiam. Ia ingin sekali mengatakan tidak tapi matanya itu
benar-benar berharap kalau ia tak pernah ada lagi dalam hidupnya.

wae? pilihan kata Mino untuk menggantikan kata tidak


karena aku tak suka menjalani hubungan apapun dengan orang lain
Setelah mengatakan kata-kata yang menyakitkan ditelinga Mino itu, Seulgi
berdiri. Tubuhnya yang masih lemas itu, dipaksanya untuk bergerak.
Melangkahkan kakinya perlahan menjauh dari Mino yang masih terduduk
lemas dengan kepala tertunduk. Mino tak berusaha menghentikan Seulgi
atau mengejarnya. Ia masih terpukul dengan kata-kata Seulgi. Walau ingin
sekali
ia
mengejar
Seulgi,
menarik
tangannya
dan
langsung
mengatakantidak bisa. Tapi Ia tak bisa. Sesuatu menyuruhnya untuk
melakukan itu. Mereka akhirnya berpisah, di atap sekolah itu.
to be countinue

Part 3
Theres Something

Besok paginya, hari yang cerah untuk memulai hari baru. Di sekolah yang
sudah selalu ada cerita baru di dalamnya itu, seorang gadis berambut

panjang, berlari menelusuri lorong sekolah, berusaha mengejar waktu.


Senyumnya cerah penuh harapan.
Yeri sampai pada di tempat tujuannya. Ruang melukis. Langsung Ia masuk
kedalamnya. Berlari kembali mendekati jendela. Cepat Ia buka jendela itu
dan langsung menatap lurus. Tapi apa yang cari tak ada di sana. Ia menghela
nafasnya kecewanya.
apa aku yang selalu telat, atau dia memang tak pernah datang lagi? bisik
Yeri kecewa.
Ia duduk melemas di kursinya. Untuk kesekian kalinya Ia tak pernah
menemukan bayangan pria yang selalu jadi objek lukisannya itu. Kemana
sang pria itu. Yeri benar-benar tak tau harus mencarinya kemana. Kanvasnya
selalu kosong belakangan hari ini. Tak ada yang bisa Ia lukis lagi. Seolah
semua objek tak pantas di lukis olehnya selain bayangan sang pria.
Mata Yeri kini tertuju pada beberapa lembaran kanvas yang berjajar rapi
bersandar pada lemari galerinya. Perlahan Yeri mendekatinya. Lukisanlukisan hasil karyanya. Dan ada satu lukisan yang setengahnya tertutup oleh
sebuah lukisan bunga berwarna warni. Yeri memisahkan lukisan bunga itu
agar lukisan yang ditutupnya dapat dilihatnya. Lukisan seseorang yang
selalu menjadi objek lukisannya setahun terakhir ini. Yang selalu membuat
Yeri penasaran setiap harinya, ingin melihat wajahnya. Karena selama ini Ia
hanya bisa melukis objek itu dari jauh. Hanya tubuhnya, tubuhnya yang
selalu bersandar pada jendela di gedung sebrang. Tanpa pernah ia tau
bagaimana wajahnya, tapi mampu membuat Yeri ingin terus dan terus
melukis pemandangan yang hanya bisa dilihatnya dijam istirahat di dalam
ruangan melukisnya.
Yeri~ya ! panggil seorang teman dari luar ruang lukis itu
Yeri langsung menoleh pada sumber suara.
kau tidak ke kelas? Ada kakak-kakak kelas yang datang, ppali ! histeris
gadis itu

Yeri kebingungan ditempatnya tapi kan ini jam istirahat? bisiknya sendiri
ppali !! ajak histeris temannya itu lagi.
Tak ada pilihan lain, Yeri akhirnya berdiri dari duduknya mengikuti sang
teman yang histeris kesenangan.
Yeri dan temannya masuk kedalam kelas. Benar saja, kelasnya sudah
dipenuhi kakak-kakak kelas yang berjajar rapi di depan kelas. Yeri segara
menduduki kursinya di baris kedua dari depan. Yeri memperhatikan satu
persatu kakak kelasnya itu. Tak ada satupun yang dikenalnya di sana. Satu
persatu kakak kelas itu memperkenalkan diri dan memperkenalkan club
mereka masing-masing.
Sampai kakak kelas dari club taekwondo memperagakan aksi memecahkan
balok. Tak ada satupun yang menarik perhatian Yeri, karena dia sudah
menetapkan untuk bertahan di dunia lukis. Sampai seseorang masuk
kedalam kelas dengan buru-buru. Yeri menoleh pada kakak kelas yang
terlambat itu.
Mata Yeri terbuka, keningnya mengerut. Kakak kelas itu menarik
perhatiannya. Perawakan sang kakak kelas sangat mirip dengan bayangan
pria di balik jendela miliknya. Ia kemudian teringat kakak kelas ini adalah
kakak kelas yang pernah dilihatnya berseteru tegang dengan Mino oppanya
beberapa hari yang lalu. Dimana saat itu ia juga tertarik melihatnya. Dan kali
ini dia semakin yakin bahwa kakak kelas itu memang benar-benar mirip
dengan bayang pria itu. Rambutnya, tubuh tingginya, dan seragam tanpa
kancing atasnya itu. Yeri tak mengedipkan matanya.
annyeonghaseyeo ! suaranya terdengar persis terdengar seperti suara
yang selalu dibayangkan Yeri
Aku perwakilan dari club dance, Nam Taehyun kelas 2-2, jika kalian ingin
bergabung dengan club dance kalian bisa menghubungiku atau ketua club
dance Lee Seunghoon kelas 3-2. Apa ada pertanyaan? perkenalan
singkatnya semakin membuat Yeri tak bisa mengedipkan matanya.

bisakah sunbae menunjukan beberapa dance untuk kami? tanya seseorang


murid pria di kelas itu
Taehyun diam sejenak aku hanya menajer dari club ini, jadi aku tidak bisa
dance jawabnya kemudian
aaahhh seru kekecewaan satu kelas
kalian bisa latihan dengan ketua club kami, dia selalu juara 1 mewakili
sekolah dalam setiap perlombaan dance sambungnya segera jadi jika ada
yang ingin bergabung sekarang, aku bisa memberikan no ku untuk kalian
hubungi
Mendengar itu Yeri langsung mengangkat tangannya, murid pertama yang
mengangkat tangannya. Taehyun langsung menoleh pada Yeri. Kini Yeri bisa
melihat wajahnya dengan jelas.
aku akan memberikan nomorku padamu ucap Taehyun ramah yang
membuat sesuatu berdetak hebat didadanya Yeri.
Tapi ternyata bukan Yeri saja yang mengangkat tangannya. Ada 5 murid
lainnya yang ikut mengangkat tangan. Taehyun tersenyum lega melihatnya.
Senyuman itu, persis dengan senyuman yang pernah Yeri lukis. Padahal Yeri
tak pernah melihat senyumannya secara langsung, tapi senyuman itu bisa
sama persis dengan lukisan Yeri. Itu membuat Yeri semakin terpesona.
@@@
Seungyoon membaringkan tubuhnya di lantai ruang dancenya. Matanya
menatap lurus ke atap ruangan. Senyumnya mengembang sendiri. Ia masih
membayangkan
pertemuan
pertamanya
dengan
Wendy
kemarin.
Semalaman Ia tak bisa melupakan senyuman itu, tangan itu, dan suara itu.
neo mwohae? Joy tiba-tiba datang dan menutupi bayangan Wendy yang
terpantul di atap ruangan.

aahh .. Seungyoon menghala nafas kecewanya, Ia langsung bangkit dari


rebahannya kau mau latihan lagi? tanyanya terdengar kesal pada Joy
tentu saja, kau pikir aku akan menyerah Joy melempar tasnya sembarang
lagi kemana bosmu? Kenapa dia belum datang?
dia tidak latihan hari ini
wae? jerit kejut Joy
molla .. tadi pagi dia mengirimiku sms, dia tidak sebut alasannya
ahh jinjja .. aku sudah latihan mati-matian untuk ku tunjukan padanya tapi
dia malah kabur, sialan ! dia benar-benar membuatku marah !!
iiiiihhhhhzzzzz !! kesal Joy tak terima mengusap-usap kakinya di lantai
layaknya anak kecil yang tak kebagian permen.
Seungyoon kebingungan di sana tak tau haru berbuat apa. Tapi tiba-tiba Joy
menoleh pada Seungyoon. Ia teringat sesuatu yang berhubungan dengan
Seungyoon. Ia ragu mengatakannya, tapi dia juga penasaran ingin
mengetahui berita yang sejak pagi tersebar heboh di sekolah ini, terutama di
kelasnya.
ya, apa kau Kang Seungyoon yang sedang jadi bahan pembicaraan semua
murid akhir-akhir ini? tanya Joy memberanikan diri
mwo? Memang
Seungyoon

apa

yang

mereka

bicarakan

tentangku?

bingung

aku dengar kau jadi juara umum dari hasil curang


mwo? kejut Seungyoon
penampilanmu tidak menampilkan penampilan seorang juara umum
sekolah ketus Joy
Seungyoon kemudian melihat dirinya sendiri, memperhatikan seragam yang
tidak terkancing, rambutnya yang berantakan, dan sepatu dengan tali yang

terikat sembarang. Kali ini dia setuju setelah melihat detail penampilan
dirinya sendiri.
mereka juga mengatakan, kalau kau tega pada Seulgi
Seungyoon menoleh pada Joy setelah mendengar nama Seulgi disebut.
Matanya menatap dengan Joy dengan tatapan serius. Meminta Joy
melanjukan kembali ceritanya.
aku dengar Seulgi akan keluar dari sekolah karena beasiswanya akan
dicabut. Dan mereka mengatakan semua itu karenamu
aku? Apa yang aku perbuat? Karena aku mendapat posis pertama? Itu
salahku? nada suara Seungyoon mulai terdengar keras membuat Joy
tersentak kaget
kenapa kau marah padaku? Itu yang aku dengar, bahkan hari ini di kelasku
ribut membicarakan Seulgi yang tidak masuk sekolah
dia tidak masuk sekolah?
eo .. mejanya kosong, bahkan lokernya juga kosong
Seungyoon menelan ludahnya. Cepat dia bangkit dari duduknya dan berlari
keluar dari ruangan meninggalkan Joy sendiri.
YA ! oediga?? seru Joy tak terima di tinggal begitu saja.
@@@
Seungyoon berlari cepat mencari jalan keluar dari sekolah ini.
Kang Seungyoon !!! sebuah suara memanggilnya, membuatnya cepat
mengerem-kan kakinya.
Seungyoon berbalik mencari sumber suara. Seseorang yang pernah dilihat
sekali saat berseteru dengan Seunghoon beberapa hari lalu sepertinya

adalah yang memanggilnya. Karena hanya dia satu-satunya orang yang


melihat kearahnya sekarang.
kau Kang Seungyoon kan? tanyanya membuat Seungyoon mengerutkan
keningnya kau mencari Seulgi? lanjutnya yang kini membuat mata
Seungyoon terbuka lebar dia di atap sekolah lanjutnya
ne? bingung Seungyoon, karena dari mana pria ini tau kalau dia sedang
mencari Seulgi, dan bahkan tau dimana Seulgi berada sekarang
Tapi Seungyoon tau mau memikirkan itu terlalu lama, dengan cepat dia pergi
ke atap sekolah mencari Seulgi. Seungyoon berlari melewati Mino yang
masih di tempatnya. Mino menghela nafasnya. Ingin sekali dia ikut menyusul
Seungyoon menemui Seulgi. Tapi dia tidak bisa, bukan dia orang bisa
membuat Seulgi membatalkan keinginannya untuk keluar sekolah ini. Mino
sudah membantu sebisanya. Dia berhasil meyakinkan kepala sekolah untuk
memperpanjang beasiswa Seulgi. Tapi dia tidak bisa memberi tau Seulgi
tentang itu. Seulgi akan mengetahui dengan sendirinya, setelah dia berhasil
menenangkan diri. Dan yang bisa melakukan itu hanyalah Seungyoon, Itu
pikirnya.
@@@
Seungyoon sampai di atap sekolah dengan nafas terngah-engah. Dia melihat
sekitarnya, dan akhirnya menemukan Seulgi. Langsung Ia menghela nafas
panjangnya, lega karena menemukan Seulgi tidak dalam posisi yang dia
takutkan. Tidak berdiri di pinggir atap, tapi terduduk sendiri di kursi-kursi
bekas tak perpakai.
Perlahan Seungyoon mendekatinya. Ada perasaan takut dalam dirinya untuk
mendekati Seulgi. Ia bingung apa yang akan dikatakannya nanti pada Seulgi.
Minta maaf? Atau langusung memarahinya atas keputusannya untuk keluar
sekolah. Semakin dekat dia dengan Seulgi masih belum bisa Ia menemukan
jawabannya. Dia hanya berdiri di sana, di samping Seulgi, tanpa bicara
apapun. Nafasnya masih terdengar terngah-engah karena berlari menaiki
tangga 5 lantai. Seulgi menyadari kehadiran Seungyoon. Tapi dia hanya

diam, karena tak tau juga harus mengatakan apa. Walau memang
sebenarnya dia sangat mengharapkan kedatangan Seungyoon.
kau .. keluar dari sekolah? Seungyoon akhirnya menentukan pilihan
katanya, tapi Seulgi diam tak menjawab. Seulgi, sungguh aku benar-benar
tak tau harus mengatakan apa padamu, tapi aku benar-benar berharap kau
membatalkan niatmu itu, apa itu satu-satunya keputusan yang bisa kau
ambil? suara Seungyoon mulai terdengar keras
kau mungkin salah paham, alasanku ingin keluar dari sekolah ini bukan
karena beasiswa bodoh itu, tapi kau
Seungyoon langsung menoleh pada Seulgi yang menatap lurus kosong
kedepan. Ia tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Seulgi.
aku lelah harus mengikutimu, berusaha mendapatkan apa kau dapatkan,
aku tak mau jadi bayang-bayangmu lagi
Seulgi~ya ..
semua, semuanya yang kau dapatkan, aku ingin mendapatkannya, tapi aku
tak pernah bisa mendapatkannya, dan kau .. Seulgi kini menoleh menatap
wajah Seungyoon kau selalu mendapatkan semuanya, tapi kau menolak
semuanya, kau selalu mengatakan kau tidak menginginkan semua itu, tapi
kenapa semua itu selalu datang untukmu?! kau tau kau begitu
memuakkan?? Kau tau seberapa besar aku ingin mendapatkan semua yang
kau dapatkan itu? setitik air mata keluar dari mata Seulgi
Seungyoon terdiam mendengarnya, tak bisa ucapkan apapun saat melihat
wajah penuh kesedihan itu. Seolah semuanya kesedihannya adalah
kesalahannya.
kau tau, aku memang tak pernah menginginkan semua itu? suara
Seungyoon terdengar lemah dan ragu
berhenti mengatakan kau tidak pernah menginginkannya !! itu yang
membuatku semakin membencimu !!! suara Seulgi keras diiringi air
matanya yang semakin tak bisa ditahannya

sejak dulu aku ingin diadopsi oleh orang tua yang bisa menyayangiku, dari
keluarga kaya yang bisa membelikanku banyak mainan, tapi kaulah yang
mendapatkan kesempatan itu, tapi kau malah menolaknya dengan
mengatakan kau tak ingin meninggalkan panti. Aku suka bernyanyi, tapi tak
ada yang mengatakan suaraku bagus, aku berlatih keras agar bisa
memenangkan lomba dan membuktikan aku bisa bernyanyi, tapi kau yang
berhasil mendapatkan piala itu!!. Audisi, sudah berapa kali aku mengikuti
audisi besar, dan lagi-lagi kau yang mendapatkannya, tapi lagi-lagi kau
menolaknya dengan alasan yang selalu tak pernah aku terima. Kau tau
seberapa keras aku belajar siang dan malam untuk mempertahankan
beasiswa itu agar aku tidak kalah darimu yang dengan mudahnya masuk
sekolah elit ini? Dan kau dengan mudahnya mengatakan kalau kau tidak
menginginkannya?? Bodoh ! kenapa kau selalu mendapat keberuntungan
yang selalu ingin aku dapatkan??!! tangis Seulgi meledak tak bisa
ditahannya lagi
Seungyoon terpatung, tak percaya Seulgi mengatakan semua itu, bukan
karena Ia tak tau, dia tau semuanya, hanya tak menyangka akhirnya dia
mendengar semua itu dari mulut Seulgi sendiri.
Seulgi~ya .. suara Seungyoon lirih terdengar di antara semua orang yang
mengenalku, aku pikir kau paling tau siapa aku, mengenalku dengan sangat
baik, dan selalu tau alasan dibalik semua yang aku lakukan, tapi ternyata
aku memang sudah salah paham
Seulgi tiba-tiba terdiam, tangisnya tak terdengar lagi. Ada rasa sesak yang
lain yang Ia rasakan saat mendengar kata-kata Seungyoon itu.
mian .. aku pura-pura tidak tau tentang semua itu, karena aku pikir kau
orang yang paling mengerti aku. Tapi aku salah, aku malah menyakitimu
sampai seperti ini. Mian suara itu terdengar sangat lemah, tak seperti
suara Seungyoon yang biasanya.
Seulgi masih diam, dadanya semakin sesak mendengar kata-kata itu.
Bibirnya terkunci. Dikepal erat tangannya sendiri. Tubuhnya kaku tak bisa
digerakannya.

maaf, aku berpikir bodoh aku bisa meyakinkanmu untuk tidak keluar dari
sekolah. Mana bisa, aku kan penyebab lukamu Seungyoon tersenyum getir
kau benar, orang seperti aku bisa mendapatkan juara umum berturut-turut
itu mustahil, wajar kalau kau merasa tak terima, karena kau sama saja
dengan murid-murid yang lain tak pernah tau siapa aku, tapi bisa menilaiku
cukup dari penampilanku saja
Air mata Seulgi kembali menetes dari kedua mata yang sudah basah itu.
Kata-kata itu semakin sakit untuk didengarnya. Ia tak sanggup mendengar
kata-kata itu, tapi tubuhnya kaku disana.
gurae .. kalau kau memang mau keluar dari sekolah, lakukanlah. Aku tidak
bisa melarangmu Seungyoon langsung membalikannya badannya setelah
mengatakan kata-kata yang sama sekali tak ingin diucapkannya itu.
Ia terus berjalan menjauh meninggalkan Seulgi yang kini melemaskan
tubuhnya setelah sejak tadi terpatung. Tangisnya pecah. Ditepuk-tepuk
dadanya, karena merasa sesak. Sakit sekali rasanya. Tangisnya semakin
terdengar keras mengisi atap sekolah.
Tanpa ada yang sadari, pemandangan itu dilihat seseorang yang sejak tadi
bersembunyi. Mino berdiri di sana, bersembunyi tak jauh dari tempat Seulgi,
ingin sekali ia berlari dan memberikan pelukan untuk Seulgi. Tapi ia tak bisa,
karena dia setuju dengan apa yang di lakukan Seungyoon. Dia sudah
mendengar semua pembicaraan mereka berdua. Baginya apa yang
dilakukan Seulgi itu bodoh. Mengejar sesuatu hanya untuk mengalahkan
seseorang, walaupun dia punya alasan untuk itu, tapi alasan itu terlalu
bodoh dipikiran Mino. Mengejar keberuntungan orang lain, seolah tak bisa
menemukan keberuntungannya sendiri.
Tapi walau begitu, tetap ada sesuatu di dadanya yang juga terasa sesak
melihat Seulgi menangis lemas sendiri di sana. Tak ia sadari matanya
menitikan air mata. Cepat Ia hapus air mata itu. Ia benar-benar tak sanggup
melihat Seulgi seperti itu.
@@@

Bel masuk sudah dibunyikan. Seharusnya semua kelas sudah masuk ke


dalam kelas masing-masing. Tapi tidak dengan Taehyun. Dia sedang bosan
mengikuti pelajaran yang menurutnya mengganggu tidurnya itu. Dia berniat
naik ke atap sekolah untuk menikmati tidur siangnya.
Dengan santai dia berjalan melewati koridor sekolah tanpa takut guru lain
akan melihatnya. Taehyun menemukan tangga menuju atap sekolah. Cepat
dia menaiki tangga itu. Tapi belum sempat kakinya menginjak anak tangga
kedua, langkahnya terhenti melihat sosok Seulgi berdiri di hadapannya.
Seulgi yang hendak menuruni anak tangga itu juga terkejut melihat sosok
Taehyun di depannya. Mereka saling menatap tanpa menyapa. Walaupun
mata mereka saling bertanya apa yang kau lakukan di sini?.
Kang Seulgi? suara itu membuyarkan Suasana hening diantara keduanya.
Mereka langsung menoleh dan menundukan kepala mereka pada kepala
sekolah yang sudah berdiri menyapa mereka dengan tatapan tegas..
kalian berdua, sedang apa di sini? dingin sang Ibu kepala sekolah yang
terkenal disiplin itu kenapa kalian tidak masuk kelas?!
Taehyun dan Seulgi saling menoleh berharap ada salah satu dari mereka
yang memberikan jawaban, tapi mereka sama-sama bingung, tak tau harus
menjawab apa.
cepat berdiri di lapangan sampai jam pulang sekolah !
kyojangnim! seru Taehyun cepat
termasuk kau Kang Seulgi ! surat pengunduran dirimu tak bisa aku terima,
karena beasiswamu masih berlaku sampai akhir semester
nee? bingung Seulgi
kami memberikanmu kesempatan, karena kau memenangkan lomba
menulis nasional jelas kepala sekolah. Seulgi masih tak percaya
mendengarnya.

kenapa kalian berdua masih di sini ! cepat ke lapangan !! Gretak tegas


kepala sekolah yang langsung berbalik meninggalkan mereka berdua.
@@@
Taehyun dan Seulgi akhirnya menerima hukuman mereka. Berdiri di
lapangan dengan memberikan hormat pada bendara kebangsaan korea yang
berkibar di tiang bendera yang menjulang tinggi menembus sinar matahari
yang tajam. Taehyun menutup matanya tak kuat menerima sinar matahari
yang begitu terang itu. Seulgi pun sesekali menutup matanya. 15 menit
sudah mereka berdua berdiri di sana. Tapi tak ada kata-kata yang keluar dari
keduanya.
Seulgi masih mengingat-ngingat kata-kata kepala sekolah tadi. Beasiswanya
diperpanjang dan surat pengunduran dirinya tidak diterima. Sungguh dia
sebenarnya bahagia tiada tara dengan kabar itu. Ia tak percaya Ia memilki
keberuntungan sendiri seperti yang Seungyoon miliki. Tapi kabar gembira itu
sekaligus menjadi berita yang menyesakan dadanya lagi. Seungyoon. Dia
masih memikirkan kata-kata Seungyoon. Dia seolah baru menyadari kalau
tindakannya tadi memang benar-benar bodoh. Teringat dengan Seungyoon,
Seulgi melirik pada Taehyun. Sebuah bayangan masa lalu tiba-tiba terlintas
melewati pikirannya.
sudah lama sekali ucap Seulgi tiba-tiba, membuat mata Taehyun terbuka
mendengarnya kau ingat, ini bukan pertama kalinya kita di hukum
bersama
Taehyun terdiam, tak berani dia menoleh pada Seulgi. Ia memilih diam
mendengarkan.
apa kabarmu Taehyun~na suara itu benar-benar penuh arti.
Taehyun merasakan sesuatu di dadanya mendengar Seulgi menyebut
namanya setelah sekian lama, lama sekali Ia tak pernah mendengarnya.
Taehyun menelan ludahnya. Ingin sekali dia kabur dari tempat itu agar tak
terlarut lebih lama lagi dengan pertemuannya dengan Seulgi.

setahun ini kita satu kelas, tapi bersikap seolah tak mengenal satu sama
lain. Bukankah itu lucu? lanjut Seulgi yang tak memperdulikan reaksi apa
yang akan diberikan Taehyun saat mendengarnya.
Taehyun~na .. Sekali lagi Seulgi memanggil nama itu. Sesuatu berdetak
hebat di dada Taehyun, di pegang dada kirinya, merasakan detakan yang
semakin cepat itu. Pelan Taehyun menoleh, memberanikan diri menatap
Seulgi.
Dia tersenyum, senyum yang lama sekali tak pernah dilihatnya, senyuman
yang pernah sangat dirindukannya itu. Senyuan yang pernah jadi
penyemangatnya itu.
hari ini, aku punya dua perasaan hebat. Satu perasaan yang sesak sekali
sampai membuatku susah bernafas, dan satu perasaan yang membuatku
ingin berteriak senang. Tak bisakah kau menutup perasaan sesak itu? Seulgi
menatap kedua mata Taehyun penuh arti aku lelah Taehyun~na .. sangat
lelah lirih Seulgi
Taehyunpun membalas tatapan itu, tak berkedip dia menembus pandangan
mata Seulgi. Ada sesuatu yang dirasakan keduanya. Perasaan yang sudah
lama tertutup dan mungkin tak akan bisa di buka lagi. Tapi hari itu, perasaan
itu muncul dengan sendirinya. Perasaan yang mendorong Taehyun
mendekatkan wajahnya pada wajah Seulgi, perasaan yang membuat Seulgi
perlahan menutup matanya. Semakin dekat wajah keduanya, hingga kedua
bibir itu bertemu, saling memberikan kecupan dengan mata tertutup.
Keduanya merasakan perasaan itu, perasaan yang sudah lama sekali
terkubur. Perasaan yang sama sekali tak diharapkan datang lagi.
To be countinue

Part 4
The Secret

Jinwoo segera mengambil tasnya bergegas untuk pulang. Dia melihat ke


meja Mino yang sudah kosong. Sudah 2 hari ini dia tidak masuk sekolah
tanpa kabar apapun. Dia juga tak tau kemana Mino pergi, tapi dia tidak
khawatir, karena ini bukan pertama kalinya Mino seperti ini. Nanti juga dia
akan datang padanya dan menceritakan semuanya dari a-z, dan Jinwoo siap
mendengarkan semuanya nanti.
Jinwoo keluar dari kelasnya melewati beberapa teman kelasnya yang
memberi salam sampai besok padanya.
jinwoo ! sebuah suara yang sangat dikenalnya berhasil menghentikan
langkahnya. Cepat Ia berbalik.
annyeong .. sapanya cepat pada Irene yang berjalan mendekatinya kau
mencari Mino? tanyanya langsung karena sudah tau pasti tujuan Irene
menyapanya.
ani balas Irene cepat dan itu membuat kening Jinwoo mengerut aku
mencarimu Irene tersenyum manis sekali
wae? bingung Jinwoo
apa kau bisa ikut pulang kerumahku hari ini?
rumahmu? Jinwoo setengah tak percaya

eo .. Irene ragu-ragu ingin menunjukan sesuatu pada Jinwoo, tapi tak lama
dia akhirnya mengeluarkan sebuah buku yang dipegangnya sejak tadi di
belakang punggungnya aku ada pekerjaan rumah yang tak bisa aku
selesaikan Senyum Irene memohon, memanyunkan bibirnya berharap
Jinwoo tak menolaknya.
Jinwoo tersenyum lucu melihatnya, ia suka, suka sekali melihat Irene
tersenyum seperti itu padanya. Dia selalu berharap Irene bisa memberikan
senyuman itu padanya setiap hari, walaupun harus membantunya
mengerjakan PR nya puluhan buku, asal Irene tetap bersikap seperti ini
padanya.
@@@
Seungyoon membaringkan tubuhnya di ruang latihan. Belakangan hari ini dia
tidak masuk kedalam kelas. Dia bahkan tidak pulang. 2 hari ini dihabiskan
hari-harinya di dalam ruangan itu. Tidur seadanya, dan keluar makan
selaparnya. Dia masih terpukul dengan kejadian 2 hari yang lalu. Walaupun
dia menerima kabar kalau Seulgi tak jadi keluar dari sekolah, tetap saja yang
membuatnya sakit adalah kata-kata Seulgi yang di dengarnya waktu itu.
YA ! Seunghoon datang memecahkan keheningan di ruangan itu kau
masih belum pulang ?! serunya sambil melempar tasnya ke arah
Seungyoon yang tak bergeming sedikitpun
sampai kapan kau akan terus seperti ini? Seunghoon sebenarnya benarbenar khawatir dengan keadaan Seungyoon seperti hidup segan mati tak
mau, walaupun ini bukan pertama kalinya dia melihat Seungyoon seperti ini.
Dia tau Seungyoon akan kembali pulih dengan sendiri, tapi tetap saja, adik
kelas yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri ini sudah
membuatnya khawatir sampai harus mengeceknya setiap malam.
kenapa kau tidak mau menginap di tempatku saja? saran Seunghoon
ani hyung gwenchana Akhirnya Seungyoon bangkit dari rebahannya hari
ini kita latihan?

Sudah 3 hari ini Seunghoon meliburkan diri dari latihan dance. Dia sengaja,
karena tidak ingin bertemu dengan Joy. Dan hari ini dia memutuskan untuk
latihan, walaupun dia tidak tau apakah Joy akan datang atau tidak, dan
harapannya sudah pasti agar Joy tidak datang latihan.
hari ini ada pengenalan anggota baru. Sudah dari kemarin mereka
mengirimiku sms meminta kepastian kapan bisa datang latihan. Karena
merasa tidak enak jadi aku menyuruh mereka datang hari ini
Seungyoon hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan
Seunghoon.
cepat kau siap2 ! kau juga ikut melatih mereka ! titah Seunghoon yang
langsung dituruti Seungyoon.
Seungyoon berdiri, berjalan menuju kamar kecil untuk mencuci mukanya
yang sudah layu dan lusuh itu. Seunghoon menggeleng-gelengkan
kepalanya melihat sikap Seungyoon seperti itu.
HP seunghoon tiba-tiba bergetar. Cepat dia mengambilnya dari saku
celananya. Sebuah sms dari adik kelas 1 yang belakangan hari ini terus
mengiriminya sms meminta kepastian latihan.
sunbaenim, apa hari ini sunbae latihan?
Bunyi sms dari no yang sama. Seunghoon sengaja tak menyimpan no itu,
karena begitu banyak sms yang masuk ingin ikut latihan dance. Tapi untuk
nomor ini, Seunghoon sangat menghafalnya, karena setiap hari terus
menerus mengirimi sms menanyakan hal yang sama. Cepat Seunghoon
mengotak-atik jemarinya untuk membalas sms itu. Tapi dia tidak mengirim
hanya pada no itu, tapi pada semua no baru yang ingin masuk club dance.
Dia meminta semuanya datang hari ini di ruang latihan.
Sepuluh menit menunggu, akhirnya kumpulan anak kelas 1 ragu-ragu masuk
ke dalam ruang latihan. Seunghoon yang saat itu sedang melakukan
beberapa pemanasan, langsung membalikan badannya untuk menyambut
kedatang mereka.

masuklah ! serunya pada mereka semua.


Satu-persatu mereka masuk kedalam. Ada 6 laki-laki dan 3 perempuan,
wajah mereka terlihat sangat tegang. Menyadari itu Seunghoon berusaha
untuk menjaga sikapnya agar mereka tidak ketakutan.
eoh annyeong .. ! sapanya berusaha mengakrabkan diri. kalian tau siapa
aku?
nee .. jawab beberapa dari mereka
sepertinya ada yang belum tau siapa aku. Baiklah
memperkenalkan diriku .. namaku Lee Seunghoon, aku kelas 3

aku

akan

aaa seru mereka bersamaan sambil mengangguk-anggukan kepalanya


aku tidak sendiri disini, ada seseorang yang akan membantuku melatih
kalian tepat saat Seunghoon mengatakan itu, Seungyoon tiba-tiba masuk
kedalam ruangan. Penampilannya sudah rapi, tak se-lusuh sebelumnya ah
tepat sekali, ini dia yang akan membantuku melatih kalian lanjut Seunghoon
cepat
Seungyoon perlahan mendekati mereka dan berdiri di samping Seunghoon.
annyeong, namaku Kang Seungyoon, aku kelas 2 ramah Seungyoon
berusaha memberikan senyuman terbaiknya, tapi Seunghoon yang paling
tau kalau itu senyuman terburuk Seungyoon.
Pintu ruang latihan tiba-tiba terdengar terbuka. Semua mata menoleh kearah
pintu itu. Ada Joy di sana. Melihat itu, Seunghoon langsung menghela nafas
kecewanya.
YA ! kenapa kau baru datang sekarang?!! serunya langsung saat melihat
Seunghoon yang akhirnya datang ke ruang latihan.
Semua murid kelas 1 saling berbisik setelah melihat kelakukan Joy itu. Cepat
Joy melangkah mendekati Seunghoon. Dia berdiri tepat di hadapan
Seunghoon, memberikan Seunghoon tatapan kesal.

kau ini !! pergi seenaknya saja ! apa kau tidak tau bagaimana aku latihan
mati-matian hah ! serunya rewel pada Seunghoon
kau terlambat ! seru Seunghoon langsung dengan memberikan penekanan
pada kalimatnya
mwo? bingung Joy
Seunghoon menggerakan kepalanya meminta Joy melihat kearah muridmurid kelas 1 yang berjajar rapi memandanginya. Joy terlihat bingung sendiri
disana.
apa ini? bingungnya meminta penjelasan pada Seunghoon
cepat berbaris dengan mereka ! seru Seunghoon
mwo? Na? wae? Mereka kan kelas 1, aku ini kelas 2, kakak kelas mereka,
jadi aku sunbae di sini? sombongnya
sunbae? kejut Seunghoon tak terima siapa yang sudah menerimamu jadi
anggota ?! kau akan belajar dari 0 bersama mereka, jadi statusmu setara
dengan mereka semua jelas Seunghoon dengan nada kesal
mwo?? Wae? Seungyoon~neun? dia menunjuk pada Seungyoon yang sejak
tadi memilih diam
kau ingin membandingkan dirimu dengan Seungyoon?? Seunghoon
semakin kesal
ani .. tapi kan ..
kalau kau tidak mau, kau keluar sekarang juga dari ruangan ini ! bentak
Seunghoon cepat memotong kalimat Joy karena sudah kesal sampai diubunubun.
Joy terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia tak terima diperlakukan seperti ini
lagi oleh Seunghoon. Mati-matian dia latihan tapi Seunghoon sama sekali tak

memberikannya kesempatan untuk menunjukkan hasil latihannya itu. Joy


langsung berbalik, beranjak meninggalkan ruangan.
Joy ! panggil Seungyoon
memperdulikan Seunghoon.

cepat,

segara

ia

mengejar

Joy

tanpa

Joy !! cepat Seungyoon menarik tangan Joy tepat di depan pintu ruang
dance oediga? tanyanya
Joy langsung menghempaskan tangan Seungyoon lepas dari tangannya.
kau tidak lihat apa yang dilakukannya tadi? seru Joy diiringi suara
tangisnya
arra .. tapi Seunghoon hyung benar, apa salahnya kalau kau ikut berlatih
bersama yang lainnya dari awal, itu bagus untukmu bujuk Seungyoon
berusaha menenangkan Joy
kau lihat kan bagaimana aku latihan mati-matian agar dia mau
mengakuiku? Tapi apa, dia bahkan tak memberikanku kesempatan untuk
memperlihatkan hasil latihanku padanya, dia malah hilang tanpa kabar dan
sekarang dia datang dan kembali menjatuhkanku ! tangis Joy semakin keras
Joy .. apa kau tidak mengerti? Seunghoon hyung sudah menerimamu jadi
anggota club, dia memintamu bergabung dengan murid kelas 1 karena kau
memang angggota baru, sama dengan mereka. Apa kau tidak mengerti itu?
kau pikir aku mau jadi anggota kalian? serunya kesal
mwo?
aku latihan mati-matian itu hanya untuk mendapatkan pengakuannya kalau
aku bisa dance ! karena aku benci diremehkan, apa lagi orang seperti dia!
wuah Seungyoon tak percaya Joy mengatakan kata-kata sekasar seperti
itu jadi menurutmu kau sudah bisa dance? Baiklah kalau begitu !
Seungyoon langsung menarik tangan Joy masuk kembali kedalam ruang
latihan.

Seunghoon yang masih ada di dalam ruangan terkejut melihat Seungyoon


yang tiba-tiba masuk, menarik tangan Joy dengan wajah penuh amarah.
Anggota baru lainnya pun saling melirik bertanya-tanya apa yang terjadi.
Seungyoon terus menarik tangan Joy ke tengah-tengah ruangan. dance !
tunjukan pada kami gerakan dancemu ! seru Seungyoon setelah melepas
tangannya dari Joy hingga tubuh Joy sedikit terdorong oleh Seungyoon.
Joy berdiri di sana. Matanya terbuka lebar karena tekejut tak percaya
Seungyoon akan memperlakukannya sampai seperti ini. Dia menelan
ludahnya. Jantungnya berdetak dengan cepat. Dia ketakutan di sana. Semua
mata melihatnya seolah bersiap-siap akan melemparkan batu kearahnya.
Tubuhnya bergetar. Keringatnya keluar.
Seunghoon melihat sosok lain dari Joy. Bukan Joy yang dia kenal. Cepat dia
menghampiri Joy. Melihat Seunghoon yang berjalan mendekatinya, Joy
langsung menutup kedua telinganya dan melemas terduduk di lantai.
Seunghoon langsung berlari mendekati Joy.
gwenchana?? Serunya langsung, terlihat sangat khawatir. Cepat dia
melepas jaketnya dan menutupi tubuh Joy untuk menghangatkannya, karena
wajah Joy benar-benar terlihat pucat. Melihat Joy yang semakin melemas,
cepat dia mengangkat tubuh Joy, berlari keluar dari ruangan. Seungyoon
yang melihat kejadian itu terkejut dan ikut berlari menyusul Seunghoon,
meninggalkan murid-murid kelas 1 yang bingung bercampur penasaran apa
yang terjadi dengan kakak-kakak kelas mereka itu.
@@@
Jinwoo mengajak Irene ke suatu tempat di sekolahnya yang jarang didatangi
murid-murid lainnya. Jinwoo sering menghabiskan waktunya di sana. Sebuah
taman kecil di pinggir sekolah. Ada sebuah meja dan bangku taman di sana.
wuah, aku baru pertama kali ke tempat ini kagum Irene sambil melihat
sekitar taman kecil itu

mungkin karena tempatnya yang tersembunyi jadi jarang ada yang kemari
jelas Jinwoo
kau sering kemari?
eo .. hanya sekedar untuk membaca buku
wuah .. jadi kita akan mengerjakan PR ku di sini?
ne .. mian, bukannya aku tidak mau kerumahmu, tapi aku baru ingat kalau
Yeri ada kegiatan sampai sore, jadi aku harus menunggunya, sambil
menunggunya kita bisa mengerjakan PR mu bersama, otte?
gurae .. lagipula tempatnya tidak buruk .. setuju Irene segera duduk di
bangku bercat biru muda itu.
Irene mulai mengeluarkan buku-bukunya beserta alat tulisnya. Melihatnya,
Jinwoo segera ikut mengeluarkan alat-alat tulisnya dan duduk di samping
Irene. Irene langsung melingkari nomor nomor soal yang tidak bisa di
jawabnya. Jinwoo Tersenyum. Segera dia mengklik pen-nya dan mulai
menulis di buku kosong milik Irene yang sengaja dibukanya untuk Jinwoo.
Belum satu menit Jinwoo sudah selesai menjawab satu soal pertama yang di
lingkari Irene.
wuah .. secepat itu? kagum Irene
aku menggunakan rumus tercepat untuk mempermudah
wuah .. kau memang benar-benar hebat, beda sekali dengan Mino
Jinwoo terdiam mendengar nama itu disebut. Dia terlalu hanyut menikmati
kebersamaan dengan Irene, hingga lupa bahwa nama itu pasti akan
disebutnya.
dia tidak sebodoh itu Jinwoo berusaha bersikap biasa saja
dia bodoh Irene memanyunkan bibirnya kesal

wae?
sudah 2 hari dia tidak masuk tanpa memberi kabar apapun. Dia benarbenar bodoh ! kesal Irene sambil menusuk-nusuk pen nya pada buku soal di
depannya.
Jinwoo menundukan kepalanya. Dia memilih untuk mengerjakan soal
berikutnya, berharap Irene menghentikan curahan hatinya sampai disitu.
apa dia sama sekali tidak memberimu kabar?
Tangannya berhenti menulis saat mendengar pertanyaan itu diajukan
untuknya ani jawabnya tanpa menoleh dan kembali melanjutkan
tulisannya.
wae? Kalian kan sahabat baik, Mino selalu menceritakan semua hal
padamu..
selesai ! seru Jinwoo segera memutuskan kalimat Irene
mwo? Irene bingung, sampai dia melihat bukunya sudah di penuhi oleh
jawaban soal-soal kimia yang di tulis Jinwoo wuah cepat sekali? kagum
Irene tak percaya
aku harus menjemput Yeri sekarang Jinwoo berdiri dari duduknya
kau bilang dia pulang sore?
mungkin dia sudah selesai Jinwoo memasukan alat-alat tulisnya ke dalam
tasnya tanpa sedikitpun menoleh pada Irene
tapi .. Jinwoo~ya .. Irene merasa Jinwoo bersikap aneh, tapi dia tak tau
kenapa ya ! apa aku salah bicara, aku ada kata-kataku yang
menyinggumu?
ani .. aku hanya buru-buru Jinwoo kini melihat wajah Irene yang
kebingungan, tapi Ia tak ingin lama-lama menatap wajah itu na kanda

pamitnya langsung. Jinwoo berbalik, melangkah pergi meninggalkan Irene


sendiri.
Jinwoo~ya ! panggil Irene cepat, tapi tak di hiraukan Jinwoo Kim Jinwoo !
panggil Irene tak terima di tinggal begitu saja. Tapi tetap tak ada reaksi dari
Jinwoo.
Irene duduk melemas, dia benar-benar tak memiliki petunjuk kenapa tibatiba Jinwoo bersikap seperti itu. Berusaha dia memikirkan kata-katanya yang
tadi di ucapkanya, tapi tak di temukan kata-kata yang bisa membuat Jinwoo
tersinggung. Itu membuat Irene semakin kebingungan.
Tapi tiba-tiba saja, Jinwoo sudah berdiri lagi di hadapannya. Irene benarbenar terkejut, tapi keterkejutannya tertutupi setelah melihat wajah Jinwoo
yang menatapnya dengan tatapan serius. Tatapan yang selama ini tak
pernah dilihatnya dari mata Jinwoo itu.
Jinwoo~ya .. Irene bingung setengah ketakutan melihat perubahan sikap
Jinwoo
Jinwoo terus menatap wajah Irene. Jinwoo tak tahan lagi. Dia mendekatkan
wajahnya mendekati wajah Irene, hingga kini wajah mereka sangat dekat.
Irene terkejut, segera dia menarik diri menjauh dari wajah Jinwoo, tapi Jinwoo
segera memegang dagu Irene, dan tanpa memberikan kesempatan Irene
untuk mengkedipkan matanya, di kecuplah bibir Irene cepat. Walaupun
terhalang oleh meja di depannya, Jinwoo tak mengurungkan niatnya untuk
memberikan ciuman manis di bibir Irene. Irene terkejut menerima ciuman
itu, dia hanya diam, terpatung dengan mata terbuka menerima ciuman
dadakan Jinwoo.
@@@
Yeri duduk melemas bersama teman-temannya di ruang latihan dance itu.
Setelah ditinggal dengan kakak-kakak kelas mereka yang tadi membuat
pertunjukan heboh, mereka bingung tak tau harus melakukan apa, jadi
mereka memilih menunggu sampai kakak-kakak kelas mereka itu datang

kembali. Beberapa dari mereka bermain di depan cermin melakukan dance


sebisa mereka.
Yeri ingin sekali ikut menyusul keluar, karena dia juga khawatir dengan Joy.
Tapi karena teman-temannya tidak ada yang keluar, dia jadi takut keluar.
ya yeri~ah .. kenapa kau ingin masuk dance, bukankah kau sudah masuk
club melukis? tanya seorang temannya yang membuyarkan lamunan Yeri
eo?! Kejut Yeri dan juga bingung harus memberikan jawaban apa atas
pertanyaan itu, jika dia jujur mengatakan ingin mengikuti kakak kelas
tampan yang kemarin datang ke kelas, sudah pasti dia akan di tertawakan
guenyang ,, kata terakhir pilihan Yeri dijawab dengan nada datar.
Temannya hanya mengangguk-angguk mengiyakan jawaban abstrak Yeri.
hey sudah hampir bel masuk, ayo kita kembali ke gedung kelas 1.
Sepertinya hari ini latihan dibatalkan! seru salah seorang murid laki-laki
yang sejak tadi memang sudah bosan menunggu.
Murid yang lain langsung setuju. Semuanya beranjak dari tempatnya. Yeri
sendiri yang kebingungan di sana. Ia belum mau pergi, dia masih ingin
menunggu seseorang. Tapi tak ada satupun yang ingin menunggu lebih lama
lagi menemani Yeri.
Yeri? Kau tidak masuk kelas? tanya temannya yang sama, sudah
menunggunya di depan pintu
aku akan diam di sini sebentar lagi ragu Yeri yang dibalas wajah
kebingungan dari temannya. Tapi temannya kembali hanya mengiyakan
kemauan Yeri itu, dan akhirnya keluar dari ruang latihan.
Yeri menghela nafas panjangnya, tanda kekecewaannya. Sekarang Ia tak tau
apa yang harus dilakukannya sendiri di ruangan besar itu. Ia hanya ingin
bertemu dengan seseorang itu. Yeri kemudian melemaskan tubuhnya duduk
di bangku panjang di ruangan itu. Perlahan dia mengeluarkan HP dari saku
celananya. Yeri membuka smsnya, dan membaca kembali sms-sms yang di
kirimnya sejak kemarin ke nomor yang hanya membalas smsnya sekali hari

ini yang isinyapun hanya memintanya datang latihan. Sms broadcast yang
tak diinginkannya.
Yeri kemudian melihat kearah jendela di pojok ruangan. Cepat Yeri bangkit
dari duduknya dan berjalan mendekati jendela itu. Dari jendela itu Yeri bisa
melihat pemandangan seisi sekolah, termasuk gedung kelas 1 di sebrang
sana. Dan ruangan tempatnya melukis, terlihat jelas dari tampatnya berdiri
sekarang.
Kini Yeri tau, di sinilah, dari balik jendela ini pria di balik jendela nya itu
selalu berdiri menampakan dirinya. Sebaris senyum tergambar di wajah Yeri.
Yeri kemudian menutup kedua matanya. Ia menggerakan tubuhnya berusaha
mempraktekan gesture tubuh yang selalu diperlihatkan pria dibalik
jendela nya itu. Mencondongkan setengah badannya keluar dari jendela,
dengan tangannya yang berpegang pada ganggang bawah jendela itu, persis
seperti goresan lukisannya. Yeri menikmati angin yang berhembus dari
jendela itu dengan mata tertutupnya. Bayangan pria dibalik jendela itu
muncul dalam pikirannya dan membuat Yeri tersenyum seolah merasakan
kehadiran sang pria di sana, bersama dengannya merasakan hembusan
angin.
@@@
Seungyoon dan Senghoon duduk di depan ruangan klinik sekolah. Wajah
khawatir mereka tak bisa disembunyikan. Mereka tidak berani masuk ke
dalam, yang mereka dengar Joy masih belum sadarkan diri. Joy pingsan
ditengah perjalanan saat Seunghoon menggendongnya menuju klinik
sekolah.
apa tadi aku sudah kelewatan? Seungyoon yang terlihat paling bersalah
saat itu
Menyadari sikap Seungyoon, Seunghoon langsung menepuk pundak
Seungyoon gwenchana .. tadi dokter bilang, dia memang sedang tidak enak
badan saja walaupun mengatakan kata-kata dengan tujuan menenangkan
itu, Seunghoon tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Itu
membuat Seungyoon semakin merasa bersalah.

Jejak kaki yang sedang berlari kemudian terdengar memecahkan keheningan


di sekitar koridor itu. Seunghoon dan Seungyoon langsung menoleh ke
sumber suara. Melihat siapa yang datang, Seungyoon langsung berdiri dari
duduknya.
apa yang terjadi? tanya Wendy langsung tepat setelah dia berdiri di
hadapan Seungyoon dan Suenghoon. Raut wajah Wendy terlihat sangat
khawatir selayaknya seorang kakak pada adiknya.
dia pingsan jawaban Seungyoon ragu
kenapa bisa? suaranya keras tak terima dan meminta jawaban lebih
spesifik
tadi di tempat latihan ..
dance?? kalimat Seungyoon terputus oleh pertanyaan gretakan Wendy
yang terdengar menakutkan itu
Seungyoon hanya mengangguk kecil untuk menjawabnya. Sedangkan
Seunghoon hanya duduk tertunduk, ikut merasa bersalah. Wendy menatap
Seungyoon dengan tatapan kecewa. Tak lama ia memberikan tatapan itu,
segera dia berbalik dan masuk kedalam klinik sekolah, meninggalkan
Seungyoon yang dibuatnya semakin merasa bersalah.
Seunghoon kemudian bangkit dari duduknya aku akan kembali ke ruang
latihan pamitnya sambil menepuk pundak Seungyoon
eo hyung .. balas Seungyoon mengiyakan
jika terjadi sesuatu, langsung hubungi aku pintanya serius
Seungyoon mengangguk menurut. Seunghoon akhirnya pergi dari tempat
itu, berharap dengan pergi dari sana bisa menghilangkan rasa bersalah dan
khawatirnya.
@@@

Lama Yeri berada di ruangan itu sendiri. Rasa bosan dan putus asa sudah
melandanya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi menyusul temantemannya.
Yeri keluar dari ruangan dengan raut wajah penuh kekecewaan. Di tempat
pintu ruang latihan, Yeri tak langsung pergi. Dia masih berdiri di sana, masih
ada sedikit harapannya untuk bisa bertemu dengan seseorang yang satusatunya menjadi alasan untuk masuk club dance, kegiatan yang tak pernah
di kuasinya. Yeri perhalan mengeluarkan HP nya. Sesuatu terpikirkan
olehnya, tapi ia ragu, bahkan jantungnya berdetak cepat saat memikirkan
ide yang tiba-tiba muncul dari pikirannya itu.
Tapi Yeri tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Yeri menarik nafas
panjangnya. Menyakinkan diri bahwa ia bisa melakukan itu. Yeri
memejamkan kedua matanya, sembari membiarkan jempolnya menekan
tombol telpon. Yeri membuka matanya, dan ia dia berhasil menelpon nomor
itu. Jantungnya semakin beradu cepat. Ragu-ragu Ia mendekati HP itu ke
telinganya. Terdengar nada ring dari sebrang telpon itu.
yeoboseyeo? sebuah suara terdengar di balik telepon itu setelah nada
ring ke tiga. Mata Yeri terbuka lebar, jantungnya berderu semakin cepat.
Yeri menelan ludahnya tak percaya teleponnya terjawab.
yeoboseyeo? suara itu terdengar lagi, tapi ada yang aneh. Yeri mendengar
suara itu dekat sekali, bukan dari sebrang teleponnya saja.
hallo .. suara itu memang benar-benar dekat dari Yeri, Yeri langsung
melihat sekitarnya. Benar ada seseorang yang sedang menerima sebuah
telepon dari HPnya yang kini sedang berjalan kearah Yeri. Mata Yeri yang
tadinya penuh semangat kini memudar, berubah menjadi pandangan
kecurigaaan, karena orang itu bukan orang yang diharapkan Yeri.
yeoboseyeo?!! suara itu terdengar marah sekarang, persis dengan ekspresi
orang di depannya itu. Mata Yeri penuh dengan sirat kekecewaaan. Tapi
masih ada secuil harapan, dia tidak putus asa. Dia ingin benar-benar
membuktikannya.

yeoboseyeo? suara Yeri kecil sekali, tapi ternyata disadari oleh orang di
depannya yang kini sangat dekat dengannya.
kau yang menelpon? tanya Seunghoon yang menatap kearah Yeri yang
menatap lurus dengan HP di telinganya jadi kau yang sering mengirimiku
sms itu? tanya Seunghoon yang sudah hafal dengan nomor Yeri kenapa
kau masih belum kembali ke kelasmu? Kau boleh kembali, kita latihan besok
saja, maaf atas ketidaknyamanan tadi
Yeri terpatung disana, bibirnya membeku. Tangannya pelan-pelan melemas
jatuh, tapi dia tidak sampai hilang kesadaran untuk membiarkan HP jatuhnya
ke lantai.
apa nomor yang ku telpon tadi, nomor sunbae? tanya Yeri ragu berharap
ada jawaban lain yang tidak membuatnya benar-benar patah hati
eo .. itu nomorku, wae?
Bagai petir yang menyambar, jawaban yang diberikan Seunghoon tadi benarbenar mematahkan hatinya. Tak ada lagi kata yang bisa terucap, kecuali
desahan nafas kecewanya.
Seunghoon menyadari ada yang aneh dari adik kelas yang menarik
perhatiannya tadi saat berkumpul di ruang latihan. Sosoknya terlihat seperti
seseorang yang tidak menyukai dance. Sebagai dancer yang berpengalaman
dia tau itu. Dia mencoba berpikir apa yang sekiranya yang terjadi. Dan tak
lama, sebuah senyuman terpajang di wajahnya, menemukan jawaban yang
dicarinya.
kau kecewa itu bukan nomor Taehyun? pertanyaan Seunghoon yang
diiringi senyuman sindiran itu membuat Yeri segera bangun dari
lamunannya, matanya menengok lurus pada Seunghoon
nee?
tanyanya
segera
pertanyaannya, karena ada
pertanyaan Seunghoon tadi.

meminta
Seunghoon
mengulang
sebuah kata yang ingin dicarinya

lagi
dari

Taehyun memang sengaja memberikan nomorku pada kalian, maaf kalau


kau kecewa itu bukan nomornya
TAEHYUN itu dia ! kata yang di cari-cari Taehyun. Ajaib sekali Seunghoon
bisa tau pikirannya. Itu yang dipikirkan Yeri saat ini.
dengar, aku paling tidak suka jika ada anggota baru yang masuk club hanya
untuk alasan yang tidak bisa aku terima. Alasanmu termasuk alasan yang
tak bisa aku terima. Untuk mengejar seseorang kalimat Seunghoon itu
melemaskan bahu Yeri.
jangan memaksakan dirimu, dance tidak bisa kau lakukan jika kau tidak
menyukainya sejak awal. Tapi aku punya satu Saran untukmu, kau bisa
datang ke ruang latihan ini diatas jam 5 sore, kau akan menemukan apa
yang kau cari
nee? bingung Yeri berusaha keras menyerna kalimat Seunghoon itu, tapi
Seunghoon hanya memberikan senyuman penuh makna untuk Yeri.
bye ! seru Seunghoon mengangkat tangannya cepat tanpa berpamitannya.
Yeri hanya berdiri diam disana, matanya terus mengikuti kemana Seunghoon
pergi, berharap Seunghoon berbalik dan menjelaskannya kembali, karena dia
masih tidak mengerti apa yang dikatakan Seunghoon. Tak ada petunjuk
yang bisa membantunya sama sekali.
To be countinue .

Part 5
Its LoVe

Mino terduduk lemas di kursinya, ditidurkan kepalanya di atas meja. Wajah


lesu. Bibirnya manyun. Persis ekpresi seseorang yang cintanya baru ditolak.
Jinwoo yang baru memasuki ruang kelas, terkejut melihat Mino sudah ada di
kursinya. Cepat dia mendekati Mino yang duduk tepat disebelahnya.
YA ! Song Mino !! serunya yang tak berhasil membuat Mino berekasi
apapun
Melihat sikap Mino itu, Jinwoo perhalan duduk di kursinya. Di tatap terus
wajah lusuh tak bernyawa itu.
neo gwenchana? tanya Jinwoo yang mulai terdengar khawatir appo?
Mino hanya menghela nafas panjang. Pelan ia bangun, menyandarkan
tubuhnya, tapi ekspresi lusuh itu tidak berubah.
mani appo? Jinwoo langsung menempelkan telapak tangannya pada kening
Mino, tapi tidak hangat atau dingin, biasa saja. Jinwoo memiringkan
kepalanya, kebingungan apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu.
YA ! kau tidak sedang di tolak kan? Tidak mungkin kan?? tebak tebak
berhadiah Jinwoo
Mendengar itu Mino akhirnya menoleh pada Jinwoo. Bibirnya semakin di
manyunkannya. Matanya berkaca-kaca. Jinwoo terkejut dengan ekspresi
balasan yang diberikan Mino.
jinjja??? kejutnya tak percaya kau sudah mengutarakan perasaanmu
padanya? Secepat itu?? Jinwoo benar-benar tidak bisa menyembunyikan
ekspresi tak percayanya.
belum .. tapi aku sudah ditolak duluan Mino melemas menundukan
kepalanya

jinjja?? jeritnya makin tak percaya wae?? Mino tak menjawabnya, dia
hanya berdesah panjang tunggu, jadi kau tidak masuk 2 hari karena ini?
Karena di tol.. Cepat Mino membungkam mulut sahabatnya itu, yang
untuk pertama kalinya bicara dengan volume keras.
joyonghae!! ! bisik Mino dengan memainkan matanya untuk menyuruh
Jinwoo tidak melanjutkan kalimatnya
Jinwoo mengangguk-angguk
tangannya dari mulut Jinwoo.

cepat.

Mino-pun

melepas

bungkaman

mian, aku terlalu kaget mendengar semuanya. Bagaimana bisa .. tapi ..


kau ! kau tidak masuk 2 hari hanya karena alasan yang . oh god kau
keterlaluan, aku pikir kau sakit atau kenapa, hilang tanpa kabar apapun
nada Jinwoo kini berubah menjadi kecewa
kau benar, aku berlebihan. Tapi .. aku benar-benar jatuh cinta. Dan ini
pertama kali bagiku, kau tau itu lirih Mino melemas, yang membuat Jinwoo
kembali merubah ekspresi kecewanya menjadi empati.
Benar kata Mino ini pertama kalinya dia jatuh cinta, walaupun Jinwoo tau,
sudah banyak gadis yang dipacarinya, tapi tak ada benar-benar dicintainya.
Dia selalu memacari seseorang karena kasihan, tidak berani menolak saat
mereka mengutarakan perasaan mereka. Itulah mengapa Ia sangat takut
Irene mengungkapkan perasaannya pada Mino, karena Mino tidak akan bisa
menolaknya, ia akan menerimanya dengan alasan tidak enak atau kasihan,
bukan karena cinta. Jinwoo yakin dan percaya kali ini Mino benar-benar
sedang jatuh cinta. Tak pernah dilihatnya Mino seperti ini. Patah hati sampai
hilang semangat. Mino yang berbeda dari biasanya.
@@@
Seulgi duduk canggung di kelasnya sendiri. Bagaimana tidak, teman-teman
sekelasnya selalu mencuri pandang melirik padanya, lalu berbisik-bisik.
Akibat rumor beasiswa yang heboh beberapa hari yang lalu membuat Seulgi
selalu menjadi pusat perhatian di kelasnya. Bahkan jadi bahan gossip utama
sekolahnya. Kebanyakan yang dibicarakan adalah mengapa dia kembali

masuk sekolah setelah terang-terangkan mengundurkan diri dari sekolah,


mereka menyebutnya tidak mau malu, pencari sensasi untuk tenar dan
masih banyak lainnnya. Tapi Seulgi sudah bisa menutup telinganya dan
matanya, berpura-pura tidak mendengar dan melihat. Tak berguna baginya.
Ia memasang headset ditelinganya, mendengar musik sekerasnya hingga
tak ada suara lain lagi yang terdengar.
Seulgi hanya tertarik pada satu hal di kelas itu. Seulgi menoleh pada satu
meja paling belakang yang sudah 2 hari ini kosong ditinggal pemiliknya.
Sejak hari itu ia tak pernah melihat Taehyun lagi. Teman-teman kelas pun tak
ada yang tau, mereka sudah terlalu sibuk menggosipkan dirinya hingga tak
peduli dengan isu kelas lainnya.
Seseorang tiba-tiba berjalan melewati mejanya. Seulgi langsung menengaah
melihat siapa yang baru saja datang. Taehyun berjalan melaluinya menuju
mejanya tanpa sama sekali menoleh pada Seulgi. Ia duduk di mejanya. Ia tau
seseorang sedang memperhatikannya. Tapi dia berusaha keras untuk tidak
terayu atau terpanggil. Tapi lama-kelamaan, Taehyunpun tak tahan untuk
menolak tatapan itu, akhirnya Ia menoleh pada Seulgi yang duduk di meja
paling depan. Lama Taehyun membiarkan Seulgi memandangi wajahnya.
Taehyun tak tahan, langsung ia membuang muka. Ia jadi salah tingkah,
melihat ke sembarang arah.
Seulgi-pun tak tahan berlama-lama duduk di kursinya, banyak sekali yang
ingin dibicarakannya dengan Taehyun. Cepat dia bangkit dari duduknya,
melangkah mendekati meja Taehyun.
ayo kita bicara! ajaknya segera setelah berdiri tepat disamping Taehyun.
Taehyun menoleh pada Seulgi, tatapan matanya serius meminta Taehyun
menurutinya. Seulgi mulai berjalan duluan. Taehyun tidak mau, dia tak
berharap ada yang bisa dibicarakan lagi, tapi bagaimanapun ia tak bisa
menolak ajakan Seulgi. Dia menurut, berdiri dari duduknya dan pergi
menyusul Seulgi, mengikutinya dari belakang.
@@@

Seulgi berdiri memandang lurus kedepan, melihat pemandangan dari atap


sekolahnya. Angin berhembus lembut. Suasana atap sekolah belakangan ini
selalu dirindukannya, tempatnya pertama kali bisa menangis keras
meluapkan perasaannya.
Taehyun berdiri di belakangnya. Menunggu Seulgi memulai pembicaraan,
karena Ia tak tau apa yang harus dibicarakannya. Lama ia menunggu Seulgi
berbalik badan menghadapnya dan mulai membuka mulutnya. Walaupun ia
sama sekali belum siap untuk mendengar apa yang akan dikatakan Seulgi
padanya.
kemana kau 2 hari ini? suara Seulgi akhirnya terdengar, tanpa membalikan
badannya ia mulai mengajak Taehyun bicara.
Taehyun menelan ludahnya wae? tanyanya menutup pertanyaan Seulgi
bogoshippo jawaban singkat Seulgi membuat Taehyun menoleh padanya
berharap Seulgi kini berbalik menatapnya
Tak ada jawaban dari Taehyun, Seulgi memilih berbalik menghadap Taehyun.
Ia melihat wajah Taehyun yang saat ini menatapnya serius.
soal yang waktu itu . kalimat Seulgi terputus, tak berani dilanjutkannya
Menyadari arah pembicaraan Seulgi, Taehyun memilih untuk cepat
memutuskan arah pembicaraan itu sebelum dilanjutkannya kau jangan
salah paham potongnya segera
Seulgi mengangkat wajahnya menatap Taehyun arra .. balasnya cepat
saat itu kita hanya terbawa suasana sesaat saja, tidak lebih, geutji?
Taehyun terdiam mengiyakan pertanyaan Seulgi aku juga tidak ingin ada
salah paham diantara kita, kita sama-sama tidak ingin mengulang masa lalu,
tapi .. taehyun~na tak bisakah kita berteman?
Pertanyaan Seulgi itu membuat Taehyun semakin diam dan bertanyabertanya dalam hati mengapa Seulgi tiba-tiba seperti ini.

apa tak pernah terpikir olehmu, kenapa kita harus menjadi orang asing?
Tidak saling menyapa seperti tidak pernah mengenal sebelumnya. Sejak
kapan kita seperti ini dan karena apa kita menjadi seperti ini? Apa tak
terpernah terpikir olehmu? Bukankah ini aneh?
Taehyun mengerutkan keningnya, memikirkan semua kata-kata Seulgi.
Semua itu benar, sejak kapan dan karena apa hubungan mereka menjadi
seperti ini. Ia sama sekali tak pernah memikirkannya. Apa yang sebernarnya
terjadi, sama sekali tak pernah dipikirkannya. Semua itu terjadi begitu saja.
Hanya ada satu jawaban yang bisa diingat Taehyun.
kau yang menjauhiku jawab Taehyun pelan
ani .. kau yang menjauhiku bantah Seulgi tak terima jawaban dadakan
Taehyun
tidak .. kau yang menjauhiku duluan ! bantah balik Taehyun tak mau kalah
mwo? Kau yang duluan menjauhiku tanpa alasan ..
Taehyun menggeser kakinya mulai tak terima dengan bantahan Seulgi, tapi
kemudian dia terdiam mulai memikirkan sesuatu. Saat itu juga Seulgi
tersenyum kecil menatapnya. Senyuman yang membuat Taehyun tersadar
akan sesuatu. Taehyun-pun tertawa kecil mengerti apa yang sedang terjadi
dan arti senyuman Seulgi.
benarkan?? kita sama-sama tidak tau apa yang terjadi Seulgi tertawa kecil,
tawa yang tak pernah ia dapatkan sejak memasuki sekolah itu.
Taehyun tersenyum mengiyakan pernyataan Seulgi itu. Mereka saling
menatap dan sesekali tertawa bersama, menertawakan hal yang baru
disadari keduanya itu.
@@@
Wendy berjalan melewati koridor sekolah menuju ruang latihan dance. Ia
ingin memastikan apakah Joy latihan atau tidak. Mengingat keadaannya
kemarin sampai jatuh pingsan. Sampai di depan pintu ruangan itu, kakinya

terhenti, terkejut tiba-tiba berhadapan dengan Seungyoon yang juga sama


terkejutnya. Mereka berdua menjadi salah tingkah. Melihat kesembarang
arah, tak berani saling menatap.
kau mau latihan? canggung Wendy
mwo?? Eoo, nee .. kau? Seungyoon tak kalah canggung
eumm .. apa Joy ada di dalam?
Joy?? seungyoon langsung mengintip dari jendela pintu itu, tapi ia tidak
temukan siapapun di dalam eobseo, apa dia latihan hari ini? lanjut
Seungyoon menoleh pada Wendy
eobseo? Aah syukurlah .. aku tidak melihatnya masuk kelas hari ini,
teleponnya tidak diangkat, aku jadi khawatir wajah itu terlihat sangat
khawatir
kau sangat dekat dengan Joy?
ne? eo .. kami berteman sejak kecil, aku sangat tau karakternya, dia sangat
keras kepala
benar sekali !! setuju Seungyoon cepat, tapi Wendy langsung memberi
tatapan tajam padanya tapi dia anak yang manis sergah Seungyoon cepat
dengan senyum yang dipaksakannya.
kau sering latihannya dengannya?
ne .. aku melatihnya sampai sore, aku sampai bolos kelas untuk melatihnya
ha ha ha tawa yang dibuat-buat
kau sering sekali bolos, tapi selalu mendapat juara umum
Mata Seungyoon langsung berubah saat Wendy mengatakan itu. Topik yang
tak pernah ingin didengarnya lagi. Menyadari perubahan ekspresi
Seungyoon, Wendy langsung merasa bersalah.

aku mengatakan itu bukan untuk prase negatif, itu kalimat positif. Aku
kagum denganmu. Hal yang aku kagumi setelah permainan gitarmu dan
suaramu senyuman Wendy hangat meyakinkan bahwa ia tak bermaksud
menyinggung Seungyoon.
Seungyoon tersenyum kecil mendengar kalimat manis dari mulut Wendy itu.
Mereka saling membalas senyum, melupakan kecanggungan diantara
mereka.
kau tidak latihan musik?
ne? iya, aku akan latihan sekarang. Kalau begitu, aku pergi dulu pamit
Wendy yang diiyakan oleh Seungyoon.
Seungyoon masih belum melepas pandangannya dari Wendy yang terus
berjalan menjauh. kalau kau berbalik, artinya kau menyukaiku .. 1 2 3
Seungyoon melemas diujung hitungannya, karena Wendy sama sekali tak
berbalik. Dia menghela nafas panjang. Dia menyerah, dan memilih untuk
masuk kedalam ruang latihan.
Seungyoon~ssi ! suara itu menghentikan gerakan tangan Seungyoon yang
baru saja mau membuka pintu. Cepat Seungyoon menoleh pada suara itu.
pulang nanti, apa kita bisa bermain gitar bersama? tanyanya dengan
senyuman manis meyakinkan
Ekspresi kegimbaraan di wajah Seungyoon tak bisa tersembunyikan lagi
pulang sekolah! jawab Seungyoon yakin, mengiyakan permintaan manis
Wendy. Wendypun tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Cepat dia
berbalik sebelum wajahnya memerah.
assa !! seru Seungyoon kesenangan. Tak pernah ia merasakan hormone
oksitosinnya bekerja lagi. Ia meloncat kegirangan.
Tapi kegembiraannya itu berlangsung singkat saat melihat Seulgi dan
Taehyun kini ada di depan matanya. Senyum kegimbaraan yang tadi tak bisa
disembunyikannya kini benar-benar menghilang dari wajahnya. Matanya kini
melihat kedua orang itu dengan tatapan serius penuh makna.

Taehyun yang tak kalah serius menatap Seungyoon memilih untuk cepat
pergi dari hadapan Seungyoon. Tapi dia melihat kearah Seulgi yang berdiri di
sampingnya. Tatapannya berbeda saat melihat Seungyoon. Menyadari itu,
dia memilih untuk membiarkan Seulgi sendiri di sana.
aku duluan pamitnya pada Seulgi dan melangkah pasti berlalu melewati
Seungyoon.
Mata Seungyoon mengikuti kemana perginya Taehyun. Ada pertanyaan
dalam benaknya. Ia kembali menoleh pada Seulgi yang masih berdiri di
tempatnya. apa yang kalian lakukan berdua? batin Seungyoon dengan
kerut di keningnya. Tapi ia memilih untuk mengacuhkannya. Melihat Seulgi,
lukanya kembali terungkit. Seungyoon membuang muka dan memilih untuk
masuk kedalam ruangan.
Seungyoon~na ..! panggil Seulgi cepat menghentikan gerakan Seungyoon.
Lama sekali ia tak pernah mendengar Seulgi memanggilnya dengan nada itu.
Seungyoon menoleh kearah Seulgi, menatapnya dengan tatapan penuh
makna. Ingin sekali membalas memanggil namanya seperti yang biasa
dilakukannya.
kau menginap dimana? Kenapa tidak pulang? suara itu bergetar lirih
kamarmu sudah kurapikan, sekarang sudah bersih, kau sudah bisa pulang
dan tidur dengan nyenyak di kasurmu sendiri air matanya menetes keluar,
bibirnya bergetar.
Matanya menatap Seungyoon penuh makna. Seungyoon sangat mengenal
mata itu. Seungyoon tak mampu melawan tatapan itu. Air matanya akhirnya
menetes keluar tak mampu ditahannya.
@@@
Mino masih melemas. Jinwoo sengaja membawanya ke kantin agar dia bisa
makan, karena biasanya kalau sudah makan Mino bisa melupakan
masalahnya. Tapi tidak kali ini. Mino benar-benar melemas di depan
bungkusan roti yang sudah dibeli Jinwoo untuknya.

Ya, setidaknya kau makan dulu, jadi kau punya tenaga untuk melanjutkan
galaumu itu Jinwoo berusaha membuat candaan tapi Mino langsung
menatapnya dengan tatapan itu tidak lucu Kim Jinwoo!
Menyadari itu Jinwoo langsung menarik senyumnya arraseo arraseo ..
Jinwoo mengambil roti itu aku membelinya dengan uang terkahirku,
sayangkan kalau tidak dimakan Jinwoo membuka mulutnya lebar-lebar siap
memasukan roti dalam mulutnya, tapi roti itu langsung direbut Mino dari
tangannya. Jinwoo terdiam memandangi Mino dengan mulut yang masih
terbuka. Mino menggigit roti itu dengan lahap.
aishh .desis kesal Jinwoo. Jinwoo kemudian melihat sesuatu yang
membuatnya langsung menelan ludahnya. Jinwoo tiba-tiba menjadi salah
tingkah. Mencari sesuatu untuk bisa menutupi wajahnya. Tapi tak ditemukan
apapun yang bisa membantunya.
neo wairae? bingung Mino melihat kelakukan aneh Jinwoo.
annyeooong sapa Wendy yang datang bersama Irene.
aku ke perpustakaan dulu ! seru Jinwoo cepat bangkit dari duduknya
membuat yang lainnya menoleh kebingungan
Tanpa memperdulikan mereka, Jinwoo segera berlalu meninggalkan mereka.
YA! perpustakaan ke arah sana!! seru Mino cepat menunjuk arah yang
berlawanan dengan dengan arah yang dituju Jinwoo
Jinwoo langsung berbalik aku lupa ha ha ha tawanya dibuat-buat. Jinwoo
kembali berjalan keluar dari kantin. Mino masih bengong, kebingungan
melihat sikap aneh Jinwoo.
Irene yang paling tau apa yang terjadi pada Jinwoo, tapi dia hanya diam. Ada
perasaan kesal dari dalamnya karena Jinwoo pergi begitu saja tanpa menoleh
sama sekali padanya. Seolah tak pernah terjadi sesuatu.
@@@

Seunghoon mondar mandir sendiri di ruang latihan. Sudah pulang sekolah,


dia masih diam di sana. Dipegang HP-nya terus menerus. Sejak jam istirahat
dia tak pernah membiarkan HP-nya jauh darinya. Bukan menunggu sms
masuk, atau panggilan penting. Tapi menunggu keberaniannya muncul untuk
mengirimi sms pada Joy.
Jujur ia tidak bisa berhenti memikirkan Joy, sejak kejadian kemarin. Ia tak
pernah lagi mendengar bagaimana kabar Joy. Seungyoonpun tak tau apaapa. Dia tak tau harus bertanya pada siapa lagi.
aahh untuk apa aku memikirkannya, syukur-syukur dia tidak datang latihan,
apa yang aku risaukan! serunya sendiri ani .. tapi bagaimana kalau terjadi
sesuatu padanya, bagaimana kalau dia berhenti dance? bantahnya sendiri
tidak tidak .. justru bagus kan kalau dia keluar dari dance, itu kabar gembira
yang pernah ada !! lanjutnya menyanggah argumennya sendiri
Seunghoon berhenti dari gerakan berulangnya itu. Dia diam, wajahnya
terlihat kesal, dia mengacak-acak rambutnya. ahh jinjjaaaaa ! rengeknya
seperti anak kecil yang menjetak-jetakkan kakinya karena kesal.
Kembali dia memandangi HP nya ani, apa salahnya mengiriminya sms
untuk bertanya dia baik-baik saja, atau terjadi sesuatu padanya? Itu hal
wajar, aku akan ketua club, jadi .. jadi .. aaahhh ani ani ani Seunghoon
benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Ia sudah tidak bisa berpikir
jernih sekarang.
Seunghoon berhenti dari rengekannya. Dia berdiri tegap. Wajahnya kini
terlihat yakin. Di buka kunci HP nya cepat. Jari-jari tangannya bergerak cepat
mengetik neo .. gwenchana?. Jemari-jemarinya kembali terhenti untuk
menekan tombol send. Ia berusaha keras mengumpulkan semua energinya
untuk menggerakan jempolnya yang terasa sangat berat. Keringatnya
sampai keluar. Seunghoon memejamkan kedua matanya, meluncurkan
jempolnya menekan tombol send. Seunghoon segera membuka matanya,
matanya terbuka lebar melihat laporan sms yang sudah terkirim. Tangannya
melemas hingga HP nya terjatuh. Mulutnya menganga tak percaya dia benarbenar mengirim sms itu.

ARRGGGHHHH !! teriaknya keras aku pasti sudah gila mengirim sms itu !
ya aku pasti gila, YA LEE SEUNGHOON !!! tamat sudah riwayatmu !! Dia
bersimpuh melemas menangisi keputusannya sendiri.
Tak lama ia tenggelam dalam derita yang dibuatnya sendiri, HP nya tiba-tiba
bergetar. Seunghoon langsung bangkit mencari HP-nya yang berada tepat di
belakangnya. Cepat dia melihat sms yang masuk.
Aku baik-baik saja, aku tidak butuh perhatianmu !!!
YA ! siapa juga yang mengkhawatirkanmu !! kau pikir kau siapa hah??!!
bentaknya sendiri sambil menunjuk-nunjuk HP nya sendiri. Tapi kemudian dia
terdiam, dan sebaris senyum tergambar jelas kini di wajahnya. Senyuman
yang tak bisa di kontrolnya. dia membalasnya bisiknya sendiri dengan
senyuman malu-malunya. Senyuman yang mungkin bisa membuat
Seungyoon merinding geli jika melihatnya langsung.
@@@
Yeri baru selesai melukis sesuatu pada kanvasnya yang sudah lama
dibiarkannya kosong. Yeri menghela nafasnya setelah melihat hasil
lukisannya. Hanya sebuah lukisan tanpa jiwa. Yeri kehilangan semangat
melukisnya belakangan hari ini. Tak ada objek yang bisa dilukisnya untuk
bisa membuat lukisannya terlihat hidup.
Yeri kemudian melihat sekitarnya, sudah sepi, bahkan sudah tak terdengar
apapun dari koridor. Yeri melihat jam tangannya yang berwarna pink
pemberian Mino, hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Sudah jam 5 sore.
astaga! serunya kaget. Cepat dia membereskan barang-barangnya untuk
segera bergegas pulang.
Yeri segera berjalan menuju pintu, tapi seketika langkahnya terhenti. Ada
sesuatu yang sepintas dilihatnya tadi. Cepat dia berbalik menuju jendelanya.
Dan benar pria di balik jendela nya itu ada di sana. Di gedung itu, di
jendela itu, dengan gesture itu. Mata Yeri berbinar-binar melihat
pemandangan yang dirindukannya itu.

Tapi kali ini dia tidak ingin melukisnya, dia ingin melihatnya secara langsung.
Tanpa pikir panjang, Yeri segera berlari keluar dari ruangan. Dia terus berlari,
semakin cepat melewati koridor demi koridor, menaiki tangga demi tangga
demi menuju ruangan yang sekarang diketahui dimana letaknya.
Yeripun kini semakin dekat, semakin cepat dia berlari. Tanpa mengijinkan
kakinya beristirahat, dia langsung membuka pintu itu. Yeri masuk kedalam.
Sosok itu dilihatnya, berdiri di pinggir jendela, menatapnya dengan wajah
terkejut dengan kedatangannya yang secara tiba-tiba.
Dengusan nafasnya terdengar jelas di ruangan itu. Taehyun terus
memandangi Yeri dengan tatapan penuh tanya. Yeri tak bisa mengatakan
apapun, dia terlalu tak percaya bisa membuktikan bahwa pria di depannya
benar-benar pria di balik jendela miliknya.
nugu..? Taehyun bertanya-tanya, tapi Yeri tak memberinya jawaban,
nafasnya saja masih tak bisa diaturnya.
tunggu, aku sepertinya mengenalmu .. kau bukannya anak kelas 1 yang
waktu itu? tebak Taehyun mencoba mengingat-ingat benar itu kau. ada
apa kau kemari? Apa kalian disuruh berkumpul sore ini? tebak Taehyun yang
kali ini benar-benar berharap diberi jawaban.
aniyo .. akhirnya Yeri dapat menjawabnya
lalu?
kenapa kau berbohong, kenapa kau mengatakan kalau kau akan
memberikan nomormu, tapi kau memberikan nomor orang lain ! seru Yeri
langsung mengutarakan perasaannya tanpa berpikir panjang
mwo? Taehyun benar-benar tak mengerti
aku berharap itu benar-benar nomormu, tapi kau berbohong, apa kau tau
bagaimana aku berusaha mencarimu? Yeri benar-benar keluar dari akal
sehatnya

chogiyo .. aku benar-benar tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan.
Kau mencariku?? Wae?? tak ada petunjuk yang bisa membuat Taehyun
mengerti.
Yeri tak menjawabnya karena tubuhnya tiba-tiba melemas. Dia bersimpuh
melemas di lantai. Taehyun langsung berlari menghampirinya.
ya ! gwenchana?? Taehyun menopang tubuh Yeri yang benar-benar sudah
lemah itu. Taehyun kebingungan tak tau harus melakukan apa. Cepat dia
mengangkat tubuh Yeri dan berlari membawanya keluar dari ruangan.
Taehyun terus berlari menuju klinik sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari
ruang dance. Akhirnya Taehyun sampai di klinik, tanpa basa-basi dia
langsung meletakan tubuh Yeri di atas ranjang klinik.
ada apa ini? dokter sekolah datang mendekat
aku tidak tau, dia tiba-tiba jatuh pingsan jawab Taehyun dengan nafas
terengah-engah
Yeri ! seru dokter itu langsung
dokter mengenalnya? kejut Taehyun
dia murid pengidap asma, sering sekali bolak balik klinik setiap asmanya
kumat
asma? kejut Taehyun
ne .. biar aku periksa dia dulu Doker itu meminta Taehyun untuk bergeser.
Taehyun-pun menurut menjauh, tapi tangannya tertahan, cepat Ia menoleh,
Yeri menggenggam tangannya erat sekali seolah tak membiarkannya pergi.
Taehyun terkejut tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Siapa sebenarnya
Yeri? Kenapa dia membuat Taehyun merasa dibutuhkan, merasa berarti.
Taehyun menurut untuk tidak pergi, digenggamya erat tangan itu dengan
kedua tangannya. Mencoba menghangatkan. Ia tak tega melihat sosok gadis

manis ini terpapar lemah seperti ini, sekalipun ia tak mengenal siapa gadis
dihadapannya ini.
To be countinue .

Part 6
The Past

Seulgi berjalan sendiri membawa buku untuk dikembalikannya ke


perpustakaan. Ditengah perjalannya, ia melihat Taehyun duduk sendiri pada
anak tangga di depan lapangan basket. Kakinya terhenti, tertarik untuk
berjalan mendekati Taehyun. Langkahnya pelan. Dia kemudian duduk di
samping Taehyun tanpa berbasi-basi lebih dulu. Tentu itu membuat Taehyun
langsung menoleh karena terkejut dengan kehadiran Seulgi. Tapi Seulgi
hanya tersenyum hangat sebagai salamnya. Taehyunpun akhirnya
tersenyum memaklumi dan menerima kehadiran Seulgi. Seolah sekat-sekat
yang pernah tercipta diantara mereka benar-benar menghilang.
sepertinya hari ini kau senang sekali Taehyun memperhatikan wajah Seulgi
yang memang terlihat lebih ceria dari biasanya
Seulgi tersenyum sendiri, menandakan bahwa ia memang sedang dalam
suasana yang baik. Taehyun kembali ikut tersenyum melihatnya.
aku merasa begitu banyak hal baik yang datang padaku belakangan hari
ini senyum itu masih belum hilang dari wajah cantiknya
kau bicara tentang beasiswa?

itu salah satunya, dan kau juga termasuk didalamnya


aku?
eo .. kehilanganmu beberapa tahun, dan sekarang kembali bisa dekat
denganmu, dan semua itu terjadi begitu saja mata itu terlihat lurus
menatap kedepan semua yang pergi, kini kembali, termasuk Seungyoon
Taehyun terdiam tak menyangka akan mendengar nama itu disebut Seulgi
aku merasa berpisah jauh dari Seungyoon sejak lama, tanpa aku sadari
sebenarnya aku lah yang melangkah jauh darinya. Bersikap seolah dia
musuh terbesarku, tapi diam-diam membutuhkannya. Aku selalu berpikir dia
tidak pernah memahamiku, tapi ternyata akulah yang tidak memahaminya.
Berpura-pura tidak tau, padahal segala rahasianya ada padaku. Aku bersikap
kejam padanya
Taehyun mengunci mulutnya, tak ingin sama sekali ia mengeluarkan
komentar apapun dari curhatan Seulgi yang tak ingin sama sekali
didengarnya itu.
taehyun~ah Seulgi memanggil namanya pelan. Taehyun menoleh
padanya bisakah semua kembali seperti dulu? matanya itu tulus menatap
Taehyun
apa maksudmu? Taehyun berusaha untuk tidak sama sekali terlibat
dengan apa yang akan di sampaikan Seulgi
kau tau .. kau pasti mengerti maksudku
Taehyun menelan ludahnya, ia membuang mukanya dari Seulgi aku tidak
mengerti
cukup sudah kalian seperti ini, kalian saling membutuhkan suara Seulgi
lirih memohon dengan tulus
kau salah, tidak pernah terjadi apapun diantara kami Taehyun tak berani
menatap wajah Seulgi.

taehyun~ah
CUKUP !! bentak Taehyun tak tertahankan lagi. apa yang kau inginkan?
Kita sudah berbeda sekarang, kita sudah memiliki jalan masing-masing. Tak
pernah ada masalah lagi diantara kami !
hampir setiap saat kalian bertemu kau selalu menantangnya berkelahi, itu
yang kau sebut tak ada masalah lagi? Seulgi keras tak mau kalah
kau tidak tau apa-apa! bentak Taehyun keras
aku tau ! aku tau apa yang terjadi, karena itu tolonglah dia !
Taehyun terdiam matanya tajam menatap mata Seulgi sekarang aku tau
apa yang membuat hubungan kita renggang, kau benar, aku lah yang
menjauhimu lebih dulu, karena aku muak kau selalu membelanya ! tajam
Taehyun dan langsung berbalik meninggalkan Seulgi.
Taehyun~ah .. panggil Seulgi tak rela Taehyun pergi begitu saja. Seulgi
menghela nafasnya, merasa putus asa-asa. Seolah tak pernah ada
penyelesaian dari masalah ini.
@@@
kau kelihatan senang sekali hari ini? tanya Wendy pada Seungyoon yang
sejak tadi senyum-senyum sendiri menyaksikan permainan gitar Wendy
Seungyoon kembali tak bisa menghilangkan senyumnya kau benar, hari ini
aku memang benar-benar senang, ditambah mendengar suaramu dan
permainan gitarmu, aku semakin senang
jinjja? Apa ada kabar baik?
seorang teman telah kembali padaku
wuah .. memangnya kalian sudah berpisah berapa lama?

ani kami sama sekali tidak tidak pernah jauh, tapi seperti berpisah lama
sekali
apa yang terjadi? Wendy penasaran
kami hanya saling tidak sadar kalau kami sedang menyakiti satu sama lain.
Sampai akhirnya kami sadar bahwa kami memang saling membutuhkan. Dia
tau apa harus dia lakukan saat aku sedang marah
apa?
merapikan kamarku, sampai tak ada kotoran lagi yang tersisa
kamar? Kalian serumah?
Seungyoon menatap wajah Wendy, ia ragu harus menjawab pertanyaan
yang satu itu ada lagu lain? cepat ia merubah topik pembicaraan
kau yang main Wendy menyodorkan gitar itu padanya. Seungyoon
terdiam, tangannya mematung tak bisa ia gerakan untuk menerima gitar itu.
wae? Ppali .. ! aku ingin mendengar lagu yang waktu itu kau nyanyikan di
ruang musik Seungyoon semakin tak bisa bergerak mendengar permintaan
kedua Wendy
aku tidak bisa jawabnya ragu
mwo? Waktu itu kau memainkannya sendiri, aku melihatnya, kenapa kau
berbohong?
ani .. waktu itu aku hanya coba-coba wajah Seungyoon pucat tak bisa ia
sembunyikan
Wendy sadar ada yang salah dengan Seungyoon. Ia kemudian meraih tangan
Seungyoon, diarahakannya tangan itu memetik senar gitar hingga sebuah
nada terdengar. Seungyoon terkejut, dia menatap wajah Wendy yang
tersenyum yakin kalau Seungyoon bisa memainkan gitar itu.

gitar ini terlalu menarik untuk kau tolak kan?


Seungyoon terdiam, matanya terus menatap Wendy dengan tatapan ragu.
Wendy kemudian meletakan gitar itu di atas pangkuan Seungyoon.
mainkan ! serunya meyakinkan Seugyoon, tapi Seungyoon tak bisa, ia
menelan ludahnya. Jantungnya berdetak cepat. Tapi Wendy benar, jemarijemarinya tak mampu menolak senar-senar yang siap untuk dimainkan.
Perlahan Seungyoon mulai memetik senar demi senar, hingga tedengar
sebuah melodi yang pernah didengar Wendy waktu itu. Wendy kini
tersenyum puas. Ditatapnya wajah Seungyoon yang terlihat sangat damai
saat memainkan senar-senar itu. Sisi lain Seungyoon yang membuat Wendy
jatuh cinta.
Taehyun berjalan melewati koridor sekolah, hingga kakinya terhenti saat
mendengar sebuah melodi yang menarik perhatiannya. Cepat dia melihat
sekitarnya untuk mencari dimana sumber suara itu. Kakinya berjalan cepat
mencari-cari asal suara itu hingga akhirnya langkahnya mulai melangkah
pelan saat menyadari darimana melodi itu berasal. Seungyoon, masih
memainkan gitar itu dengan senyuman terpancar diwajahnya.
Tubuh Taehyun mematung, jantungnya berdetak cepat. Matanya mulai
berair, tapi cepat dia memalingkan wajahnya dari pemandangan itu. Taehyun
membalikan badannya. Pemandangan itu menguras emosi Taehyun. Dia
memilih untuk melangkah pergi dari tempat itu dengan langkah kaki pasti.
Seungyoon sampai pada melodi terakhir. Tapi senyum itu masih tersimpul
manis di wajahnya. Matanya tak lepas dari gitar yang tengah dirangkulnya
itu.
indah sekali suara Wendy menyadarkan Seungyoon dari lamunannya,
cepat dia menoleh pada Wendy, ia baru sadar kalau lagi-lagi dia terhanyut
dalam permainannya sendiri.
apa kau masih belum mau memberi tauku, apa judul lagu itu?

Seungyoon terdiam, dia menundukkan kepalanya. Bukannya tak mau


memberitau Wendy cerita dibalik lagu itu, tapi ia berpikir apakah ia sanggup
menceritakan cerita yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Cerita yang sudah
kadaluarsa untuk diulas lagi. Menyadari sikap diam Seungyoon, Wendy
berniat mengubah topik yang mungkin memang berat untuk diceritakan
Seungyoon.
jadi, kau sudah makan siang?
lagu ini .. Seungyoon akhirnya membuka mulutnya mulai bercerita, itu
menarik perhatian Wendy aku menciptakannya sendiri bersama seorang
teman
teman yang sama? tebak Wendy
Seungyoon mengeleng pelan teman yang tidak akan pernah kembali
wae?
Seungyoon tersenyum hampa wajarkan jika dalam pertemanan selalu ada
pertengkaran dan berujung perpisahan?
benar, tapi kau masih memainkan lagu itu, wajahmu-pun sangat damai
saat memainkannya, kau pasti sangat merindukannya kan? jadi aku ragu
kalau kau bilang itu sudah berakhir dengan perpisahan
Seungyoon menatap wajah Wendy tapi itu memang benar-benar sudah
berakhir ucapnya berusaha meyakinkan Wendy
Wendy tersenyum, ia tau Seungyoon berbohong, tapi ia tau itu bukan
kuasanya untuk menggali lebih dalam lagi tentang masa lalu Seungyoon dan
perasaannya. Cukup sampai disitu ia menggali cerita masa lalu Seungyoon
yang ia yakini pernah membawa luka dalam hidup Seungyoon.
gurae pasrah Wendy dance .. iya, sejak kapan kau jadi dancer?
Wendy merubah topik pembicaraan

Seungyoon tau Wendy sengaja menanyakan hal yang lain, ia berterima kasih
untuk itu sejak kelas 1, sejak masuk sekolah ini jawabnya
aaa .. kenapa kau ingin masuk dance?
Lagi-lagi pertanyaan Wendy membuat lidahnya membeku. Dalam hati ia
berpikir kenapa Wendy selalu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan turning pointdalam hidupnya itu.
geunyang jawabanya singkat.
Lagi, Wendy menyadari kalau dia telah memasuki wilayah
Seungyoon. Pertanyaan yang tak seharusnya ia ditanyakan.

pribadi

seungyoon~ah .. jadi apa yang bisa aku tanyakan tentangmu? Sepertinya


semua pertanyaanku illegal untuk ditanyakan
ne? Seungyoon sadar dia telah mencipatkan pembatas untuk Wendy ani ..
tidak saat ini. Banyak cerita dalam hidupku yang tidak diketahui siapapun,
dan cerita-cerita itu sudah kukubur dalam sekali, aku tidak sanggup harus
menggalinya lagi, tapi .. mungkin suatu saat .. iya saat aku benar-benar siap,
aku akan menceritakannya padamu Seungyoon menatap Wendy dengan
tatapan serius
wae?
mwo? Aku hanya belum siap saja
bukan itu, tapi kenapa kau ingin menceritakannya padaku?
Seungyoon terdiam, tapi dia punya jawaban pasti atas pertanyaan itu
karena kau, telah membawaku pada memori itu. Gitar. Ini memori yang
sudah kukubur lama jawabnya pasti
Wendy terlihat terkejut, dia tak percaya, ternyata gitar adalah salah satu
ingatan yang ingin dikuburnya. Melihat bagaimana dia bermain gitar dengan
fasih, bagaimana bisa dia ingin melupakan gitar.

@@@
Taehyun memasuki ruang latihan. Dia sudah memastikan bahwa ruang
latihan hari itu kosong. Ada yang sangat dirindukannya di ruangan itu saat
jam istirahat. Kakinya dengan pasti melangkah menuju jendela pojok
ruangan.
Cepat dia mengarahkan matanya pada gedung di sebrangnya. Tepat di salah
satu ruangan di degung itu. Tapi sayang dia tak melihat apapun di ruangan
itu. Raut kecewanya terlihat jelas. Hanya pemandangan itu yang bisa
membuatnya merasa tenang. Melihat sang pelukis terduduk tenang di
kursinya, mampu membuat Taehyun terhanyut dalam ketenangannya. Tapi
pemandangan itu tak ada. Taehyun menarik nafas panjangnya.
Dia membalikan badannya. Kini perhatiannya ada pada ruangan besar itu.
Sebuah ingatan masa lalu terusik kembali.
***satu tahun yang lalu . The past***
Taehyun memasuki ruangan dance dengan langkah pasti.
taehyun~ah ! sambut Seunghoon yang sudah lama menunggu kehadiran
Taehyun
hyung sapa Taehyun pada kakak kelasnya sejak SMP itu, tapi matanya
terlihat sangat terkejut melihat sosok lain berada di samping Seunghoon
annyeong sapa pria itu yang tersenyum ragu pada Taehyun
kenapa dia ada di sini? sinis Taehyun
Seungyoon kan sekolah di sekolah ini juga, aku juga baru tau tadi tawa
Seunghoon tak menyadari apa yang terjadi.
kau sekolah di sini? kejut Taehyun
ne ..

bagaimana bisa? ia tak percaya Seungyoon bisa sekolah di sekolah yang


sama dengannya. Karena Seungyoon pernah mengatakan padanya, bahwa
dia tidak akan pernah bersekolah di sekolah ini karena baginya ini adalah
sekolah orang-orang kaya. Karena alasan itulah, Taehyun sengaja memilih
sekolah itu agar ia tak pernah bisa lagi bertemu dengan Seungyoon.
beasiswa .. aku murid beasiswa jawab Seungyoon yakin
Taehyun baru ingat, kalau Seungyoon adalah murid paling pintar, dia bahkan
murid dengan IQ tertinggi, berita ini sempat masuk berita telivisi dan berita
surat kabar lokal Kang Seungyoon murid SMP dengan IQ tertinggi seluruh
seoul.
lalu, kenapa kau bisa di ruangan ini? Ruang dance? suaranya masih sinis
menatap tajam pada Seungyoon
geunyang .. aku hanya ingin bisa dance
kau tida bisa dance !
karena itu aku ingin belajar
kau tidak akan bisa !
tidak ada hal yang tidak mungkinkan?
jangan jadikan dance sebagai pelarianmu sekkiya!! bentak Taehyun keras
membuat Seunghoon benar-benar terkejut, sekarang dia tau bahwa ada
perang dingin di antara kedua juniornya itu.
berhenti mengikutiku sekkiya !!! tatapan Taehyun tajam penuh amarah
pada Seungyoon
***back to current time***
Taehyun mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, menghapus ingatan
sepintas yang tak di harapkan muncul.

taehyun~ah ! panggil Seunghoon yang baru saja datang dan terkejut


melihat Taehyun sudah ada di ruangan.
Taehyun menyikap tangannya yang menutupi wajahnya. Dipasangnya
senyuman untuk menyapa Seunghoon.
eoh hyung ,, sapanya
kau mau latihan?
ani .. aku hanya datang melihat-lihat
ayolah, sudah lama sekali kita tidak latihan bersama
Taehyun membalasnya hanya dengan senyuman. Sesuatu kemudian menarik
perhatian Taehyun. Dia menatap lurus ke belakang Seunghoon. Melihat
reaksi Taehyun, Seunghoon penasaran dan akhirnya menengok ke belakang.
JOY. Dia datang, dan sekarang berdiri di depan pintu. Mata Seunghoon
terbuka lebar tak percaya. Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat, takut terlihat
salah tingkah, cepat dia berbalik menghadap Taehyun kembali.
Taehyun menyadari sikap aneh hyungnya itu, tapi bukan itu yang
membuatnya penasaran, melainkan mengapa gadis yang diingatnya jelas
pernah menampar Seunghoon ada di ruangan ini, apa dia masih bertahan di
club dance?. Itu pikir Taehyun dengan ekpsresi wajah yang menyidik. Sekali
lagi dia memperhatikan ekspresi Seunghoon untuk mencari jawabannya. Tak
butuh waktu lama, dia sudah menemukan jawabannya dari sikap Seunghoon
yang berbeda dari Seunghoon yang dikenalnya.
hyung ?
eo?? kejut Seunghooon menoleh pada Taehyun.
Cukup. Taehyun sudah tau apa yang sedang terjadi. Dia tersenyum lucu tak
percaya. Bagaimana bisa? Padahal hari itu, Seunghoon benar-benar terlihat
marah saat gadis itu menamparnya keras di depan banyak orang. Dan
sekarang, dia menyukai gadis itu??.

@@@
Yeri duduk pasrah di kursinya. Wajahnya bernar-benar merasa terganggu
dengan apa yang di lakukan Jinwoo di depannya. Jinwoo datang membawa
beberapa kotak makan yang dijejerkan rapi di atas mejanya. Semua teman
kelasnya sedang meperhatikan apa yang dilakukan Jinwoo itu. Yeri benarbenar merasa malu.
oppa rengeknya
mwo?? Cepat makan, aku susah payah membuatnya
oppa .. kenapa kau harus datang ke kelasku?
wae?? Ya ! kau tau gedung kelas 1 dengan gedung utama sangat jauh? Aku
jauh-jauh kemari kau malah memandangiku dengan pandangan
menyebalkan itu?
oppa .. kau berlebihan Yeri berusaha mengecilkan volume suaranya
memberi isyarat pada Jinwoo untuk ikut mengecilkan volume suaranya.
berlebihan? Aku? Pada adikku sendiri yang kemarin baru saja pingsan?
volum suara Jinwoo masih tinggi
oppa Yeri semakin merasa terganggu
lagipula kenapa asmamu tiba-tiba kambuh? Padahal sudah lama tidak
kambuh lagi, hampir aku berpikir kau sudah sembuh, tapi ternyata kambuh
lagi dan sampai pingsan, dan sekarang kau bahkan memaksa untuk masuk
sekolah ! Jinwoo bicara bicara cepat sekali dalam satu tarikan nafas
oppa geumanhae !
mwo geumanhae !! Jinwoo menjetikkan jarinya pada kening Yeri, dia benarbenar sudah mirip dengang ibu-ibu yang marah ketika anaknya tidak mau
makan.

Yeri memegang dahinya yang disentil Jinwoo, terasa sedikit sakit, tapi rasa
malunya lebih besar dari rasa sakit jentikan jari Jinwoo. Tak ada pilihan,
daripada mendengarkan omelan Jinwoo yang tidak tak ada ujungnya itu, dia
memilih segara memakan bekal yang tersaji rapi di depannya itu. Semakin
cepat makanannya habis, semakin cepat Jinwoo pergi dari kelasnya.
kata dokter klinik, ada seseorang yang membawamu ke klinik saat kau
pingsan
Yeri berhenti mengunyah saat mendengar pertanyaan dadakan Jinwoo. Dia
menongak memperhatikan wajah Jinwoo.
molla .. jawabnya singkat. Yeri mencoba menghindar
pembicaraan aku kan tidak sadar, jadi mana aku ingat

dari

topik

ahh sayang sekali, padahal aku ingin mengucapkan terimakasih padanya


wae?
tentu saja karena sudah langsung membawamu ke klinik. Kata dokter klinik
kalau sampai kau dibawa terlambat, kau sudah dibawa kerumah sakit besar.
Sayang sekali dokter klinik juga tidak tau siapa murid itu
Yeri terdiam, bingung apa seharusnya dia memberi tau Jinwoo siapa si
penolong itu?. Tapi kalau dia memberitaunya, dia jamin pasti akan semakin
dimarahi, karena akhirnya akan ketauan kenapa dia sampai pingsan kemarin.
Berlari untuk mengejar seorang laki-laki. Jinwoo bisa berubah menjadi
seorang ibu tiri jika tau soal itu. Yeri membungkam mulutnya dengan telur
gulung. Dia memutuskan untuk tidak pernah memberi tau Jinwoo.
@@@
Seunghoon berdiri canggung di depan cermin. Hanya mereka berdua
sekarang yang tersisa di ruangan itu. Joy pun merasakan hal yang sama. Tapi
dia jenuh hanya berdiam-diam seperti itu.
apa hanya kita berdua yang latihan? tanya Joy memecah keheningan

mwo? Eo .. sepertinya begitu ragu Seunghoon


lalu murid-murid kelas 1 yang waktu itu?
mereka aku suruh berkumpul nanti sore
Joy hanya mengangguk-angguk, karena tidak ada topic lagi yang bisa
diobrolkan.
neo Seunghoon memandangi Joy dari pantulan cermin di depannya
gwenchana?
Joy cukup terkejut dengan pertanyaan Seunghoon itu, apa lagi dengan cara
Seunghoon memandanginya di ceriman itu.
eo .. gwenchana? Joy salah tingkah dengan melihat sembarang arah
gomawo lanjutnya lagi
mwo?
karena sudah menggendongku sampai klinik Joy masih melihat semberang
arah, tak berani menatap Seunghoon yang terus saja membelakanginya dan
hanya melihatnya dari cermin di depannya itu.
Seunghoon semakin salah tingkah tak percaya Joy bisa berterima kasih. Dia
tersenyum lucu, merasa aneh harus bersikap canggung seperti ini.
tapi badanmu berat juga ya
mwo? Joy langsung menoleh kesal
ayo kita latihan ! seru Seunghoon mencairkan suasana canggung itu, dia
berbalik memberikan Joy sebuah senyuman, dan kemudan berlalu melewati
Joy menuju peralatan musik yang di letakan di pojok ruangan.
tunjukan hasil latihanmu ! Seunghoon mulai memainkan musiknya dan
langsung berbalik kembali untuk melihat Joy menggerakan tubuhnya.

Tapi Joy malah diam berdiri di sana. Dia terlihat ragu dan panik. Itu membuat
Seunghoon teringat dengan kejadian tempo hari yang membuat Joy sampai
tak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang, Seunghoon berjalan mendekati Joy.
Dia berdiri di samping Joy.
Seunghoon kemudian mulai menggerakan badannya, memperagakan
sebuah koreo yang pernah diajarkannya pada Joy. Joy masih diam. Ia ragu
untuk menggerakan badannya. Dia memandangi pantulan Seunghoon di
depan cermin. Seunghoon terlihat mengangukan kepalanya, meyakininya
untuk mengikuti gerakannya.
Melihat ekspresi Seunghoon yang mencoba meyakininya itu, perlahan Joy
akhirnya bergerak mengikuti gerakan Seunghoon yang tadi, dan diakhiri
dengan pose yang sama dengan Seunghoon. Seunghoon tersenyum, ia
kembali melanjutkan gerakannya, dan Joy mengikutinya dengan perasaan
yakin.
Joy mulai ingat dengan gerakannya, menyadari itu Seunghoon berhenti dari
gerakannya. Ia membiarkan Joy menari sendiri. Joy menari dengan fasih.
Tanpa ada keraguan atau ketakutan di wajahnya. Dia benar-benar percaya
diri. Seunghoon kagum, sebuah senyuman puas tersimpul di wajahnya.
Sampai pada akhir lagu, Joy mengakhiri gerakannya dengan pose yang seksi.
Seunghoon langsung menepuk tangannya beberapa kali. Joy berbalik
menoleh pada Seunghoon. Nafasnya terengah-engah. Ia menatap
Seunghoon tak percaya bahwa ia bisa.
kau resmi jadi anggota club ! seru Seunghoon diiringi dengan senyuman
yakin.
Joy-pun tertawa mendengarnya, walaupun bukan itu yang ingin di dengarnya
keluar dari mulut Seunghoon, tapi kata-kata itu sudah cukup mewakili katakata kau bisa dance Joy!.
Mereka berdua saling membalas senyuman. Memandangi satu sama lain
sudah tidak seperti biasanya. Es itu sudah melebur. Tembok besar itu sudah

rubuh. Senyuman itu sudah tak baku lagi, dan mata itu sudah tak sedingin
sebelumnya.
To be countinue .

Part 7
Be mine

Seungyoon menyantap rotinya dengan lahap. Sudah 3 bungkus roti coklat


yang dimakannya. Dia masih belum merasa kenyang. Hari ini dia tidak
sarapan, karena harus cepat-cepat datang ke sekolah untuk membersihkan
ruang latihan atas suruhan Seunghoon hyung, karena hari ini anggotaanggota baru akan mulai latihan. Karena itu Seunghoon memanfaatkan
waktu istirahat dengan sebaik mungkin untuk memenuhi rengekan isi
perutnya yang terus mengganggunya selama jam pelajaran berlangsung.
Seseorang kemudian mendatangi mejanya, membawa beberapa bungkus
roti tambahan untuk Seungyoon. Seungyoon menongak dan langsung
tersenyum mengetahui bahwa Seulgi lah yang datang dan membawakannya
roti-roti itu.
chotaaa serunya langsung membuka bungkusan roti berikutnya
jadi hari ini kau tidak latihan? tanya Seulgi sambil melipat tangannya di
atas meja
eum .. Seungyoon lahap memakan roti-rotinya membuat Seulgi tersenyum
lucu memandanginya

ya .. ngomong-ngomong aku tidak pernah melihatmu ikut kegiatan ekstra..


tanya Seungyoon setelah berusaha keras menelan roti yang menumpuk di
mulutnya.
na? aku ikut teater ..
teater? kejut Seungyoon sejak kapan?
Seulgi ketawa kecil sebelum menjawab pertanyaan Seungyoon hubungan
kita memang benar-benar buruk ya?
Seungyoon ikut tertawa mendengar jawaban Seulgi. Dia mengangguk pelan,
mengiyakan betapa buruknya hubungan mereka sebelum akhirnya mereka
bisa tertawa bersama di satu meja yang sama saat jam istirahat. Ketahuilah
betapa langka kejadian ini untuk Seungyoon dan Seulgi selama setahun
terakhir ini.
aku mengejar apa yang kau miliki, tanpa aku sadari aku juga sebenarnya
memiliki sesuatu yang tidak kau miliki
Seungyoon mengangguk kembali dan tersenyum bangga pada Seulgi.
oia .. ada PR kimia yang tidak bisa aku kerjakan
mwo? YA ! jadi roti-roti ini kau jadikan bayaran untuk membantu
mengerjakan PR kimiamu? protes Seungyoon
wae? Shirreo? Gurae .. Seulgi merangkul semua roti meja itu
YA YA YA !!! seru Seungyoon merebut kembali roti-roti itu na jinjja
baegopa .. mata Seungyoon sayu menarik simpati Seulgi
Seulgi tersenyum melihatnya sepulang sekolah, di kamarmu !
arraseo .. lemas Seungyoon kembali melahap rotinya. Mata Seungyoon
kemudian memperhatikan sesuatu di jauh sana Seulgi~ya .. kapan terakhir
kau pacaran? tanya Seungyoon selepas membuang mukanya dari sesuatu
yang menarik perhatiannya tadi.

mwo? bingung Seulgi YA ! kau sedang merayuku?


na? mana boleh aku menggoda saudara kembarku sendiri?
saudara kembar? Seulgi mengerutkan keningnya
Ya ! kau masih belum sadar juga, nama kita sama-sama KANG, kita lahir
dibulan yang sama, dan kita juga seumuran, walaupun ku akui aku memang
lebih berkarisma darimu
aissh Seulgi menjetikan jarinya pada kening Seungyoon sampai membuat
Seungyoon memasang ekspresi kesakitan YA ! ibu panti sengaja
memberikan kita nama KANG karena kita ditemukan di bulan yang sama,
karena itu nama dan tanggal lahir kita di samakan, karena memang hanya
kita berdua yang seumuran di panti jelas Seulgi panjang
walaupun begitu, apa salahnya mengakui kita anak kembar Seungyoon
melemas
kau ingin membuat satu sekolah heboh karena berita semacam itu? Aku
sudah cukup lelah menjadi bahan topik utama di sekolah ini
Seungyoon terlihat menahan tawanya karena pengunduran dirimu? ia tak
bisa menahan tawanya lagi
YA ! kesal Seulgi
arraseo arraseo .. mian. Tapi aku serius, kapan terakhir kau pacaran?
wae? Seulgi masih terlihat kesal
Di meja belakangmu, 3 meja dari meja kita, ada sesesorang yang sejak tadi
memperhatikanmu
mwo? Seulgi penasaran dan cepat menoleh kebelakang, tapi Seungyoon
menahanya cepat dengan memegang wajah Seulgi dengan keduanya
tangannya hingga pipi Seulgi mengembung karena ditekan tangan
Seungyoon

jangan langsung menghadap belakang, bisa-bisa dia langsung salah


tingkah
kau ini bicara apa sih? suara Seulgi sedikit terdengar tertahan
lihat lihat, sekarang dia melihat kearah kita dengan mata yang berapi-api,
sepertinya dia cemburu melihat aku memegang wajahmu seperti ini
lepaskan ! Seulgi akhirnya berhasil melepas tangan Seungyoon dari
wajahnya
sepertinya kau punya secret admirer goda Seungyoon
Seulgi benar-benar penasaran siapa yang dimaksud oleh Seungyoon.
Kembali dia mencoba menengok kebelakang. Matanya menemukan
seseorang yang di kenalnya. Benar kata Seungyoon orang itu tengah
menatap ke arahnya. Mino duduk sendiri di meja itu. Matanya tak lepas
memandangi Seulgi, walaupun kini ia sudah ketauan tengah mencuri
pandang, tapi ia tak peduli. Ia begitu merindukan wajah itu, tak ingin ia
membuang kesempatan untuk bisa menatapi wajah itu. Mata itu bertemu,
mengutarakan perasaan mereka masing-masing melalui siratan mata
keduanya yang kini tak bisa lepas mamandangi satu sama lain.
@@@
Jinwoo berjalan sendiri di koridor sekolah. Ia ingin menyusul Mino ke kantin
setelah mengembalikan buku ke perpustakaan. Awalnya dia berjalan santai
saja, tapi tiba-tiba dia memutar haluannya setelah melihat Irene berjalan ke
arahnya bersama Wendy. Jinwoo mempercepat langkahnya. Dia masih belum
berani bertemu Irene setelah kenekatannya hari itu.
Jinwoo memilih jalan lain yang lebih jauh menuju kantin. Sampai pada
koridor terakhir menuju kantin, Jinwoo berbelok ke kanan, tapi cepat dia
bersembunyi di balik tembok. Irene dan Wendy melewati koridor tempat
Jinwoo
bersembunyi.
Jinwoo
menarik
nafas
panjangnya.
Lega
persembunyiannya tidak disadari.

ouh god .. bisiknya sambil memegang dadanya merasakan jantungnya


yang beradu cepat karena terkejut dan tegang.
Ia kemudian mengintip di balik persembunyiin untuk memastikan Wendy dan
Irene benar-benar sudah pergi. Setelah memastikannya dengan yakin dia
keluar dari persembunyiannya dan melangkah cepat menuju kantin.
Di kantin dia menemukan Mino yang tengah duduk sendiri. Cepat dia
mendekati meja Mino. Di tepuknya bahu Mino untuk memberi isyarat bahwa
ia sudah datang. Ia langsung duduk di depan Mino. Ketegangannya tadi
hilang berganti bingung melihat Mino menundukan kepalanya, sama sekali
tidak memberikan reaksi atas kedatangannya.
wae wae wae??? tanya Jinwoo penasaran
Mino sedikit mengangkat wajahnya ani .. jawabnya singkat dan lemas
eiih .. anak TK juga tau kau berbohong
annyeoooong Wendy dan Irene tiba-tiba datang dari belakang Jinwoo,
sontak Jinwoo bangkit dari duduknya terkejut tak percaya.
waegurae? bingung Wendy melihat reaksi berlebihan Jinwoo. Mino pun
bingung melihat reaksi Jinwoo seperti itu.
ani .. aku harus pergi ! seru Jinwoo cepat berniat pergi dari meja itu
YA KIM JINWOO !! ANJJO??!! seru Irene tiba-tiba membuat mata Wendy dan
Mino terbuka lebar karena terkejut
Sementara Jinwoo langsung menghentikan langkahnya, sempat dia
menggelengkan kepalanya sekali sebelum dia berbalik dengan wajah penuh
ketegangan.
anjjoo ! titah Irene lagi. Jinwoo menggelengkan kepalanya tak ingin
menuruti Irene, tapi ia merasa tak bisa melakukan itu. Perlahan dia duduk di
dekat Mino. Jantungnya berdetak cepat. Sikapnya benar-benar salah tingkah.
Sementara itu Mino dan Wendy masih bingung apa yang sedang terjadi.

Mereka ingin sekali bertanya, tapi melihat ekspresi keduanya terutama


ekspresi Irene yang sangat masam, tak berani mereka melakukannya.
Mino melupakan kegalauannya, berganti oleh rasa penuh penasaran dengan
apa yang sedang terjadi dengan Jinwoo dan Irene.
sunbaenim .. seseorang datang memecahkan suasana tegang di meja itu.
Ke empat orang itu langsung menengok, dan Minolah yang ekpresi paling
terkejut melihat siapa yang tengah berdiri di depan matanya. Mino terlunjak
kaget hingga kursinya bergeser mundur. Seulgi berdiri di samping meja itu,
tengah memberi tatapan pada Mino.
aku ingin bicara
meninggalkan meja

..

lanjut

Seulgi

singkat

dan

langsung

berjalan

Mino mematung di tempatnya, matanya melotot terkejut tak percaya. Dia


langsung berbalik menoleh pada Jinwoo yang juga sama terkejutnya dengan
Mino.
Selepas Seulgi pergi, Mino masih terpatung di kursinya. Di akuinya
jantungnya berdetak cepat karena kesenangan. Tapi mengingat apa yang
pernah dilihatnya waktu itu, sampai dia harus merasakan patah hati berharihari, ia ragu harus mengukuti Seulgi atau tidak. Ekspresi penuh keraguan itu
tergambar jelas di wajahnya.
Melihat ekspresi sahabatanya itu, Jinwoo langsung menepuk pundak Mino.
Minopun menoleh pada Jinwoo. Tatapan penuh keyakinan diberikan Jinwoo
pada Mino. Ia meyakinkan sahabatnya itu untuk pergi menyusul Seulgi.
Jinwoo mengangguk yakin. Mino menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya
menganggukan kepalanya dengan yakin. Dia berdiri dari duduknya dan
segera berbalik menyusuk Seulgi.
mereka? Ada apa? tanya Wendy yang sejak tadi diam kebingungan tak
mengerti apa yang terjadi
Jinwoo berbalik menoleh pada kedua gadis di depannya. Ia baru sadar masih
ada Irene di hadapanya, sudah tidak ada Mino yang menjadi teman

duduknya, cepat dia berdiri dari duduknya tanpa berbasa-basi lebih dulu.
Tapi baru saja berdiri dari duduknya suara bangku bergeser terdengar keras.
Jinwoo langusng berbalik.
Irene pergi dari meja itu, berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Jinwoo terdiam melihat sikap Irene, dia baru menyadari bahwa pemandangan
yang baru saja terjadi di meja itu adalah suatu hal yang bisa membuat Irene
sakit hati. Wajah Jinwoo terlihat baru menyadari hal itu. Tapi ia ragu harus
menyusul Irene, tapi tak ingin dibiarkannya Irene sendiri. Akhirnya dengan
yakin Jinwoo menyusul mengikuti Irene.
mwoya ige?? bingung Wendy dengan kejadian yang mebingungkan tanpa
ada seorangpun yang memberinya jawaban. Mereka malah meninggalkan
Wendy sendirian di meja itu. Karena kesal Wendy akhirnya memutuskan
untuk pergi juga. Ia berbalik, dan seseorang tiba-tiba sudah berdiri di
belakangnya dan membuat Wendy terkejut hingga tak bisa mengendalikan
tubuhnya yang tersandung oleh kaki kursi. Cepat Seungyoon menangkap
tubuh itu dengan merangkul lingkar pinggang Wendy, sehingga Wendy kini
tepat berada dalam pelukan Seungyoon.
Mata Wendy terbuka lebar terkejut melihat Seungyoon yang sama
terkejutnya. Mata mereka bertemu, dada mereka berdetak hebat. Menyadari
ada sesuatu yang aneh dengan posisi mereka, cepat Wendy berdiri melepas
pelukan tangan Seungyoon. Seungyoonpun terkejut. Keduanya kini menjadi
salah tingkah. Memandangi sekitar tanpa berharap mata mereka
menemukan sesuatu.
tadi aku, aku .. eum .. gagap Seungyoon
Wendy melirik pada Seungyoon. Terlihat wajahnya yang gugup berusaha
menemukan kata-kata yang bisa di ucapkannya. Wendy tersenyum melihat
pemandangan itu. Pipinya memerah.
kau sudah makan? Wendy tersenyum menatapi wajah Seungyoon
Seungyoon sempat terlihat bingung, sebelum sebuah senyum tersimpul
manis di wajahnya. Keduanya tertawa. Tanpa tau pasti apa yang mereka

tertawakan. Persis seperti orang yang sedang jatuh cinta. Saling mencintai
tanpa butuh sebuah alasan.
@@@
Taehyun mendekati ruang latihan, hanya ingin mengintip dari balik jendela
pintu. Memastikan ruang latihan hari itu digunakan atau tidak. Dan ternyata
ruang latihan sudah dipenuhi oleh anggota club. Tapi Taehyun tak pernah
melihat anggota club sebanyak itu. Melihat banyaknya wajah baru yang
dilihatnya dari balik pintu itu, Taehyun mengerti bahwa mereka adalah murid
kelas 1 alias anggota baru club dance.
Dia menghela nafasnya, kecewa tak bisa menggunakan ruang latihan.
Taehyunpun beranjak dari depan pintu, tapi hanya selangkah, dia diam
memikirkan sesuatu. Dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di
dalam ruang latihan tadi. Taehyun melangkah mundur untuk kembali
mengintip di balik jendela pintu itu. Dan benar, ada seseorang yang
membuatnya tak percaya kalau orang itu ada di sana.
Ia ingat kalau gadis yang sedang berdiri berbaris dengan anggota baru
lainnya itu memang pernah mendaftakarkan dirinya untuk ikut club dance.
Tapi ia lebih ingat kalau dokter klinik kemarin mengatakan bahwa dia
mengidap asma. Bagaimana mungkin seorang pengidap asma mengikuti
dance? Lari saja dia sampai pingsan, bagaimana bisa dance?. Pikir Taehyun
keras. Tapi apa pedulinya? Memang dia pernah penasaran dengan gadis itu,
tapi tidak sampai harus mencampuri urusan gadis itu.
Saat itu ingin sekali dia melangkahkan kakinya mundur dari depan pintu. Tapi
tangannya lah yang justru bergerak memegang ganggang pintu, dan
membukanya hingga menarik perhatian orang-orang yang di dalam ruangan
itu. Semua mata melihat ke arahnya. Tapi Taehyun justru terdiam, bingung
sendiri dengan apa yang sudah di lakukannya. Ia menelan ludahnya. Yang
ingin dia lakukan sekarang adalah, menunduk untuk minta maaf karena
sudah menganggu dan berbalik pergi dari ruangan itu. Tapi kakinya justru
melangkah lurus kedepan. Menghampiri sekumpulan orang yang terlihat
bingung dan penasaran apa yang akan dilakukan Taehyun.

Taehyun terus berjalan mendekati salah seorang dari mereka. Kini dia berdiri
tepat di hadapan Yeri. Yeri terkejut tak percaya. Matanya membuka lebar
menatap Taehyun. Jantungnyapun berdetak sangat hebat.
taehyun~ah .. panggil Seunghoon yang berdiri diujung barisan, bingung
melihat tingkah laku Taehyun
Taehyun bukannya tidak mendengar suara Seunghoon, tapi ia terlalu sibuk
dengan pikirannya sendiri. Mengapa ia masuk keruangan itu? mengapa ia
datang mendekati gadis itu? dan kenapa sekarang dia hanya diam?.
hyung .. taehyun menoleh pada Seunghoon apa hyung sudah memeriksa
kondisi kesehatan gadis ini? Seperti catatan medisnya? tanyanya menyidik
pada Seunghoon
catatan medis? bingung Seunghoon wae?
gadis ini
animnida !! sergah Yeri cepat memotong kalimat Taehyun
mwo?? Taehyun tak terima sanggahan Yeri
animnida sunbaenim .. aku sehat-sehat saja, aku bisa ikut dance ! seru Yeri
meyakinkan Seunghoon
YA ! seru Taehyun semakin tak terima
Tapi Yeri langsung memberikanya tatapan memohon. Yeri terlihat cemas saat
itu. Taehyun melihat ekspresi itu seperti isyarat baginya untuk diam. Taehyun
semakin bingung, mengapa Yeri harus menyembunyikan penyakitnya
sendiri hanya untuk ikut dance.
annyeong seseorang tiba-tiba datang, Seunghoon langsung menoleh
melihat bahwa Joy lah yang datang ada apa ini? tanya Joy bingung
wasso?? sapa Seunghoon, Joy tak sempat menoleh pada Seunghoon
karena sesuatu lebih dulu menarik perhatiannya

Yeri~ah .. panggil Joy pada Yeri. Yeri langsung menoleh, begitu pula dengan
Taehyun yang langsung berbalik menoleh pada Joy wae yeogiseo?? tanya
Joy bingung
eonni
kau ikut dance?? Jinjja? Bagaimana bisa? Apa Jinwoo oppa tau tentang ini?
eonni .. Yeri kembali cemas
ya Lee Seunghoon ! apa kau membiarkan seorang pasien asma mengikuti
dance? seru Joy langsung tanpa melihat reaksi Yeri yang langsung melemas
mendengar seruannya.
asma?? kejut Seunghoon tak tau apa-apa
eonni !! seru Yeri tak terima. Yeri terlihat semakin cemas, dia melihat
sekitarnya yang mulai berbisik-bisknya tentangnya, kemudian melihat
tatapan Seunghoon yang terlihat tak percaya dengan apa yang baru saja di
dengarnya.
kau tidak bisa . Kalimat Seunghoon terputus cepat setelah Yeri tiba-tiba
berlari keluar menuju pintu
Yeri~ya !! panggil Joy yang masih belum mengerti apa yang sudah
dilakukannya
Melihat reaksi Yeri seperti itu, Taehyun langsung berlari menyusul Yeri keluar
dari ruangan. Joy semakin bingung, dia kemudian menoleh pada Seunghoon,
tapi Seunghoon ternyata sama bingungnya dengan Joy, begitu pula dengan
murid-murid yang lainnya.
@@@
Taehyun mengejar Yeri sampai keluar ruangan. Taehyun mempercepat
langkahnya agar dapat mencegat Yeri. Tepat di hadapannya, Yeri langsung
terkejut melihat siapa yang menghentikan langkahnya.

asmamu bisa kambuh kalau kau berlari terus seru Taehyun cepat
Yeri terdiam, dia masih tak percaya Taehyun mengejarnya dan sekarang
berdiri di hadapannya sedang mengkhawatirkannya.
gwenchana? tanya
memandanginya

Taehyun

bingung

melihat

ekspresi

aneh

Yeri

ne Yeri tersadar dari lamunannya


Taehyun menghela nafasnya sedikit kesal dengan sikap Yeri yang terlihat
jelas sedang menganguminya kau tidak bisa ikut dance! seru Taehyun
langsung
mwo?
apa tujuannmu ikut dance?
nee?
aku harap bukan karena aku?
mwo?? Yeri memasang tak wajah tak percaya
aku bukan bermaksud untuk terlalu percaya diri, tapi caramu
memandangiku saat ini, dan apa yang kau lakukan kemarin, jujur
membuatku Ge-er. Itu terlalu jelas untukku
mwo? Ani .. igo Yeri semakin tak bisa mengendalikan sikap salah
tingkahnya
sikapmu semakin membuatku yakin kalau kau memang menyukaiku
ANIMNIDA !! seru Yeri cepat tak ingin perasaannya diketahui secara jelas
seperti itu
Taehyun diam memandangi Yeri, ingin sekali dia menertawakan kelakukan
Yeri yang terlihat lucu dan menggemaskan di matanya itu.

kau lucu juga


nee? mata Yeri melotot tak percaya mendengar kata-kata itu keluar dari
Taehyun
Senyum Taehyun akhirnya mengembang melihat sikap kaget Yeri yang
semakin menggemaskan baginya.
jadi namamu Yeri?
ne jawab Yeri melemas dengan ekspresi lugu
aku sarankan kau jangan ikut dance hanya karena aku, karena itu bisa
membuatku harus terus-terusan mengecek keadaanmu saat latihan. Aku
tidak bisa membiarkan seseorang melakukan sesuatu hanya karena aku
aniyo .. Yeri menggeleng kepalanya dengan cepat itu bukan karena
sunbaenim, aku ingin .. eum .. aku hanya ingin .. euum Yeri tergagap tak
yakin dengan jawabannya sendiri
kau ingin .? Taehyun penasaran dengan jawaban yang akan diberikan
Yeri
Yeri menelan ludahnya untuk meyakinkan diri dengan jawaban akan
diutarakannya melatih pernapasan! jawabanya cepat
Taehyun sedikit tak menyangka jawaban yang akan diucapkan Yeri, tawanya
langsung keluar tak mampu di tahannya. Tawa itu, tawa yang tak pernah Yeri
lihat dan bayangkan dari Taehyun. Dia yang hanya melihat Taehyun dari
gedung seberang tak pernah menyangka pria yang terlihat dingin, kesepian,
dan membutuhkan ketenangan itu bisa tertawa seperti yang dilihatnya saat
ini. Mata Yeri tak berhenti memandangi Taehyun. Sebaris senyum kemudian
mengembang melihat pria di balik jendela nya tertawa lepas. Tawa itu
sangat manis.
kau tertawa ucap Yeri tanpa disadarinya

Tawa Taehyun langsung terhenti, tawa itu perlahan memudar, ia


memandangi Yeri yang kini tersenyum dengan manisnya. Kata-kata yeri tadi
kau tertawa sebuah kata yang tak pernah didengar Taehyun lama sekali. Ia
bahkan baru tersadar kalau tadi dia baru saja tertawa, dia juga baru sadar,
kalau dia sedang tersenyum pada orang yang baru dikenalnya.
apa ini pertama kali kau melihatku tertawa?
ne .. aku tak percaya tawa semanis itu ada pada dirimu
mwo?
Yeri langsung tersadar kalau dia baru saja mengatakan kata-kata yang
seharusnya tidak dikatakannya. Cepat dia menggelengkan kepalanya untuk
menyadarkan diri.
aniyo .. maksudku .. sanbaenim terlihat sangat dingin, jadi aku pikir . Yeri
ragu dengan kata-katanya
sejak kapan kau mengenalku?
ne?
sejak kapan kau menyukaiku?
aniyo ..
Melihat ekspresi Yeri yang sepertinya tidak akan memberikannya jawaban, ia
memillih untuk beranjak pergi dari hadapan Yeri. Tanpa basa-basi dia terus
berjalan melewati Yeri yang masih bingung harus menjawab apa.
Melihat Taehyun yang tiba-tiba beranjak dari hadapannya, cepat Yeri berbalik
sunbaenim ! panggilnya tak ingin Taehyun cepat-cepat pergi dari
hadapannya
aku tidak ingin melihatmu ada di ruang dance lagi! seru Taehyun tanpa
sama sekali berbalik menoleh pada Yeri

kalau begitu bagaimana aku bisa menemui saat aku ingin melihatmu?
Taehyun menghentikan langkahnya mendengar kata-kata Yeri.
dance satu-satunya caraku bisa menemuimu suara Yeri terdengar tulus
Taehyun langsung berbalik, ia memandangi Yeri yang kini menatapnya
dengan serius, beda dengan Yeri yang sejak tadi salah tingkah
memandanginya.
kau benar-benar menyukaiku?
Yeri terdiam sesaat, tapi tak ada pilihan kata lain selain mengatakan ne ..
aku menyukaimu jawabnya tulus tanpa keraguan dan sedikitpun salah
tingkah
Taehyun terpatung. Ia sudah tau jawabannya. Tapi dia tak menyangka Yeri
benar-benar mengatakannya. Taehyun terdiam tak tau apa yang harus
dilakukannya, apa yang harus dikatakannya. Tapi yang jelas, sesuatu
berdetak hebat di dalam diri Taehyun.
To be countinue .

Part 8
The Meaning Of Love

Jinwoo masih berdiri di tempatnya. Ia benar-benar ragu harus menghampiri


Irene yang kini terduduk sendiri di bangku taman. Jinwoo tak ingin, tapi dia
lebih tak ingin melihat Irene seperti itu. Akhirnya Jinwoo memutuskan untuk
mendekati
Irene.
Dia
menarik
nafasnya
dalam-dalam
sebelum
memberanikan diri mendekati Irene.
Irene menyadari kehadiran Jinwoo yang kini hanya berdiri dia samping
bangku taman yang didudukinya. Dia senang Jinwoo datang, tapi sikap diam
Jinwoo membuatnya menjadi tambah kesal.
kalau kau kesini hanya untuk diam, lebih baik kau pergi! gretak Irene tanpa
menoleh pada Jinwoo, membuat Jinwoo langsung terkejut
mian .. balas Jinwoo gugup, dia menurut pada Irene untuk pergi
meninggalkannya.

jinjja ka?? Irene langsung berdiri dari duduknya setelah melihat Jinwoo
benar-benar pergi meninggalkannya
Jinwoo langsung berbalik kembali, ia melihat ekspresi Irene yang terlihat
sangat kesal. Itu membuatnya semakin bingung ani .. aku pikir kau benarbenar ingin aku pergi jawabnya ragu
kenapa kau datang kemari? ketus Jinwoo
mwo? Jinwoo terkejut tak tau menjawab apa euum . Jinwoo salah
tingkah, ia menggaruk-garuk kepalanya berharap menemukan kata-kata
yang bisa membantunya menjawab pertanya Irene
soal kimia saja bisa kau jawab dalam waktu kurang dari satu menit,
sedangkan pertanyaanku tak bisa kau jawab?
ani .. Jinwoo menghela nafasnya benar-benar tak tau harus menjawab apa
babbo ! seru Irene kau kemari karena melihatku sedih setelah melihat
Mino bersama perempuan tadi?
Jinwoo menoleh tak menyangka Irene tau jawabannya.
percuma !! seru Irene, bibir Irene bergetar menahan tangisnya
Jinwoo melihat mata itu, yang kini meneteskan air matanya. Cepat Irene
mengusap air matanya. Irene membuang mukanya dari Jinwoo, tak ingin
memperlihatkan sesuatu yang tak ingin di perlihatkannya pada Jinwoo.
Jinwoo tak bisa melihat Irene seperti itu. Perlahan kakinya melangkah
mendekati Irene.
stop ! seru Irene cepat saat melihat Jinwoo mulai berjalan mendekatinya.
Langkah Jinwoopun terhenti.
sejak kapan Mino menyukai perempuan itu?

Pertanyaan Irene semakin membuat bibir Jinwoo terkunci. Kali ini bukannya
ia tak tau jawabannya, tapi memilih untuk tidak sama sekali menjawabnya.
kau tidak ingin menjawabnya? Irene menatap wajah Jinwoo serius
aku kemari untuk menghiburmu, bukan untuk membuatmu semakin
bersedih
babbo !! seru Irene semakin tak bisa menahan
menghiburku disaat hatimu juga merasa sakit?

tangisnya

kau

mwo?
kau lebih jahat dari Mino ! menciumku dan kemudian pergi tanpa
mengatakan apapun ! mencoba menghindariku, itu lebih jahat dari sikap
tidak peka Mino padaku !
Irene~na .. Jinwoo bingung tak mampu mencerna kata-kata Irene
disaat Wendy dan Joy pun tidak tau kalau aku menyukai Mino, justru kau lah
lebih tau. Padahal aku tidak pernah menceritakannya padamu, apa sedetail
itu kau memperhatikanku?. Apa kau tidak lelah menyukaiku diam-diam
seperti itu? Appayeo?
Jinwoo masih terdiam, ia tau arah pembicaraan Irene. Ia mulai mengerti, tapi
yang membuatnya diam karena tak percaya Irene akan membicarakan ini.
Bukan tentang dia dan Mino.
kau sendiri, apa kau tidak lelah menyukai Mino diam-diam seperti itu?
himdeurro .
lalu kenapa kau masih menyukainya?
karena aku tidak tau ada yang lebih pantas aku cintai
Irene Jinwoo setengah tidak yakin makna dari kalimat Irene

berhenti menyukaiku diam-diam, tunjukan secara nyata kalau kau benarbenar menyukaiku. Berhenti menghindariku !
Jinwoo tak percaya Irene mengatakan kalimat itu. Sebaris senyuman
tersimpul manis diwajahnya. Senyuman lega sekaligus tak percaya kalau hari
itu benar-benar terjadi. Irene mengusap air matanya, ia kemudian
tersenyum, meyakinkan Jinwoo bahwa ia sungguh-sungguh dengan katakatanya tadi.
@@@
Seulgi langsung berbalik setelah sampai pada tangga terakhir menuju atap
sekolah. Itu membuat Mino yang sejak tadi mengikutinya terkejut dan hampir
terjungkir kebelangkang.
kamjaggiya ! serunya, tapi Mino langsung merubah sikapnya, kembali
berdiri tegap menjadi sok cool, Seulgi tersenyum melihatnya.
aku ingin bicara di sini saja?
wae? bingung Mino
aku minta maaf
mwo?
aku punya kesan yang buruk di hari pertama kita bertemu. Aku memintamu
untuk melupakanku setelah apa yang kau lakukan padaku. Aku berterima
kasih untuk hari itu. Itu kali pertama aku menangis bebas di sekolah ini,
bersama orang asing. Tapi aku malah tidak sopan memintamu menjauhiku.
Mianhaeyeo
gurae Mino masih bersikap dingin
karena itu, aku ingin menebusnya. Waktu itu
mengenalkan diriku. Namaku Kang Seulgi kelas 2-2
arra batin Mino. aku Song Mino kelas 3-1

aku

belum

sempat

senang berkenalan dengan sanbaenim .. aku harap sanbaemin bisa


melupakan kejadian hari itu. Nanti kalau tidak sengaja kita bertemu, aku
harap sanbae tidak ragu untuk menyapaku. Kalau begitu, aku pergi dulu
seulgi beranjak pergi dari hadapan Mino, berlalu melewati Mino begitu saja
setelah menundukan kepalanya untuk berpamitan
Mino tertawa kesal melihat sikap Seulgi seperti itu. Suara tawa Mino itu
membuat Seulgi menghentikan langkahnya dan berbalik menoleh pada Mino.
Mino menatap Seulgi masih dengan tawa kesalnya.
ini yang kau sebut menebus rasa bersalah? Jauh-jauh kau mengajakku
kemari hanya untuk mengatakan itu?
ne? Seulgi kebingungan lalu apa yang harus aku lakukan?
Mino semakin tertawa kesal. Ia tak mampu menahan kekesalannya. Tapi apa
yang bisa dilakukannya. Tidak mungkin dia harus mengaku kalau beberapa
hari yang lalu dia pataha hari karena Seulgi yang sama sekali tidak tau
bahwa Mino menyukainya.
gurae gurae gurae .. seru kesal Mino yang akhirnya memutuskan untuk
beranjak dari tempatnya. Mino menuruni satu-satu persatu anak tangga,
hingga kini berpapasan dengan Seulgi.
Mino berhenti di sana. Tepat di samping Seulgi. Ia kemudian menoleh
manatap Seulgi yang juga menoleh memandanginya.
apa kau pernah jatuh cinta tanpa tau kepada siapa kau sedang jatuh cinta?
seketika pertanyaan itu keluar dari bibir Mino tanpa disadarinya
mwo?
apa kau pernah jatuh cinta, tanpa tau cintamu tak akan terbalas?
Seulgi diam memikirkan pertanyaan Mino bagiku, tak ada cinta yang tak
terbalas. Jatuh cinta pada seseorang yang bahkan kau tidak tau siapa dia,
terdengar tulus bagiku. Seperti mencintai tanpa alasaan, itu tulus

bagaimana kau menggambarkan cinta?


saat seseorang mencintai tanpa melihat siapa yang dicintainya, saat
mengetahui keburukan yang dicintainya dia justru ingin melindunginya, saat
melihat yang dicintainya meneteskan air mata, ia merasa lebih sakit dan tak
kuasa melihat tangis itu. Itu cinta mata Seulgi menerawang diiringi
senyuman manis seolah menggambarkan cinta itu benar-benar indah
Mino terdiam memandangi kedua mata Seulgi saat menjelaskan arti cinta
untuknya kalau begitu, aku sedang jatuh cinta
Seulgi menoleh menatap mata Mino yang menatapnya serius. Ada makna
dari cara Mino menatapnya. Tapi ia tak tau apa itu.
gurae? balasnya datar menatap kedua mata itu
tapi aku jatuh cinta pada orang yang salah
wae?
karena sudah ada cinta lain untuknya
Seulgi terdiam, tak ada kata-kata yang bisa membalas kalimat itu. Ia paling
percaya bahwa tak ada cinta yang tak terbalas, tapi saat bertemu dengan
masalah seperti yang Mino katakan, ia ragu bahwa cinta itu akan terbalas.
apa aku harus menyerah? lanjut Mino dengan terus menatap kedua mata
itu dengan serius
Seulgi berpikir lagi, mencari jawaban dari pertanyaan sulit Mino saat kau
benar-benar mencintainya, tunjukanlah, jadi dia tau ada cinta lain yang
sedang menantinya
Mino tersenyum dingin mendengarnya caranya?
hanya yang mencintai lah yang tau bagaimana menunjukan rasa cintanya

Mino tak lepas memandangi kedua mata yang membuatnya jatuh cinta
untuk pertama kalinya, kedua mata yang membuatnya merasakan perih saat
melihat ada air mata di sana, kedua mata yang membuatnya rindu, tapi
sekaligus patah hati. Mata itu kini berbalik manatapnya. Bening, indah sekali,
seolah meminta untuk tak berhenti dipandangi.
Perlahan Mino semakin mendekati wajah Seulgi. Mata itu menariknya untuk
mendekati lebih dekat. Seulgi sadar gerakan Mino yang semakin
mendekatinya, tapi tubuhnya kaku disana, tak bisa digerakannya. Mino
semakin dekat, kedua wajah itu benar-benar dekat, hingga kedua bibir itu
bertemu. Sebuah kecupan di bibir Seulgi membuat mata Seulgi terbuka lebar
terkejut tak percaya.
Hanya sebentar saja, Mino memejamkan matanya merasakan kecupan manis
yang diberikannya pada Seulgi. Ia membuka matanya lagi, memandangi
Seulgi yang terpatung dengan wajah super terkejutnya. Mino perlahan
menjauhkan diri. Namun matanya masih belum bisa dilepaskannya dari
kedua mata itu.
apa ini bisa menunjukan rasa cinta dari yang mencinta?
Seulgi menoleh mendengar pertanyaan Mino. Setengah tidak yakin dengan
makna dari kalimat Mino.
Mino melangkahkan kakinya perlahan berlalu dari hadapan Seulgi.
Meninggalkan Seulgi dengan pertanyaan tadi. Berharap Seulgi mengerti apa
yang baru saja dilakukannya. Menemukan jawaban siapa yang sedang
mencinta dan siapa yang dicintai.
@@@
Jinwoo berjalan menuju kelas, setelah mengantarkan Irene kekelasnya.
Senyum di wajahnya masih belum bisa dihilangkannya. Dia terus berjalan
sambil senyum-senyum sendiri. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Mino
yang baru saja turun dari tangga. Sama. Wajah Mino pun penuh dengan
senyuman kecerian.

Kedua sahabat itu saling diam dan kemudian tertawa bersama karena
mengerti bahwa mereka sama-sama sedang senang, tanpa tau alasannya,
yang jelas wajah itu menggambarkan kegembiraan keduanya.
oppa suara itu membuat Jinwoo dan Mino langsung menoleh. Ada Yeri
disana. Wajahnya berbeda sekali dengan ekspresi kegimbaraan yang
sekarang dirasakan Jinwoo dan Mino.
Tawa itu memudar melihat Yeri yang kini meneteskan air matanya, dan
kemudian berlari kearah Jinwoo. Yeri langsung memeluk Jinwoo. Suara
tangisnya terdengar jelas.
Yeri~ya waegurae? Jinwoo sangat khawatir melihat Yeri yang tiba-tiba saja
seperti ini
Mino-pun tak kalah khawatir, dia mendekati Yeri dan mengusap-usap
punggung Yeri untuk menenangkannya. Wajah ceria kedua pria tadi hilang
berganti wajah penuh khawatir.
Yeri~ya katakan padaku siapa yang membuatmu menangis seperti ini?
khawatir Mino
Yeri tak menjawab. Ia terus saja menangis dalam pelukan Jinwoo. Jinwoo
mendekap erat tubuh adiknya itu. Ia tak pernah melihat Yeri menangis
seperti ini. Ia penasaran apa yang terjadi. Tapi lebih baik untuk membiarkan
Yeri menangis meluapkan semuanya. Ia akan menemukan jawabannya nanti.
@@@
Jam masuk sudah berbunyi, tapi Taehyun lagi-lagi memilih untuk bolos. Dia
berjalan melewati koridor sekolah dengan santainya. Dia menuju anak
tangga yang bisa mengantarkannya menuju atap sekolah. Tempat paling
nyaman baginya untuk bolos.
Langkah Taehyun tiba-tiba terhenti saat menemukan seseorang yang tengah
duduk di anak tangga yang hendak dilalui Taehyun. Seulgi terduduk lemas,
menyandarkan kepalanya pada dinding, tatapannya kosong menatap lurus
ke depan. Taehyun terkejut melihat Seulgi ada di luar kelas.

Seulgi~ya .. panggilnya ragu


Suara Taehyun membuat Seulgi langsung tersadar dari lamunannya. Ia
menongak, dan menemukan Taehyun sudah berdiri di depannya.
eo annyeong sapanya setengah sadar
kau tidak masuk kelas?
mwo?? mong Seulgi aa .. sudah bel masuk?
Taehyun bingung melihat reaksi Seulgi. Anak serajin dia ada di luar kelas
saat jam belajar. Bukan Seulgi yang dikenalnya.
masuklah, tadi aku lihat guru belum datang Taehyun lanjut menaiki anak
tangga menuju atap sekolah. Ia berjalan melewati Seulgi.
Taehyun~ah ! panggil Seulgi yang langsung berdiri dari duduknya,
Taehyunpun berbalik menoleh.
wae?
kau bolos?
Taehyun menatap heran pada Seulgi. Seulgi menanyakan pertanyaan yang
jelas-jelas dia sudah tau jawabannya, untuk apa menanyakannya?
kau ada masalah? tanya Taehyun mulai memahami
mwo??
lebih baik kau masuk kelas, mungkin bisa membuatmu lebih baik sarannya
na kanda lanjutnya dan langsung berbalik
taehyun~ah jangkaman ! Seulgi menaiki satu anak tangga untuk
mendekati Taehyun yang berdiri 2 anak tangga darinya. Dan tiba-tiba saja ia
memeluk Taehyun dari belakang. Sontak itu membuat Taehyun terkejut.
Seulgi memeluk tubuh Taehyun erat sekali seolah meminta Taehyun untuk
tidak bergerak dan membiarkannya memeluknya.

Seulgi~ya ..
sebentar saja .. hanya sebentar lirihnya. Seulgi memejamkan matanya,
merasakan sesuatu yang dicarinya dari pelukan itu. Sebentar saja, Seulgi
membuka matanya kembali. Perlahan ia melepas pelukan itu benar ..
pelukanmu masih selalu jadi pelukan terhangat untukku, yang selalu bisa
membuatku merasakan ketenangan
Seulgi~ya keumanhae ! reaksi taehyun cepat
ani hanya saja ada yang beda Seulgi meletakan tangannya pada
dadanya jantungku tidak berdetak cepat lagi seperti dulu, saat aku
bersamamu
Taehyun langsung membalikan badannya. Di pandangnya Seulgi yang
tertunduk, namun mata itu masih bisa dilihat Taehyun, Sebuah mata yang
sedang mencari sebuah jawaban.
benar perasaan itu sudah tidak ada .. sudah hilang, lama sekali ucap
Taehyun pelan
Seulgi menoleh pada Taehyun. Tatapan Taehyun meyakinkannya, kalau
memang perasaan itu memang benar-benar sudah hilang. Sudah lama
sekali. Kenapa harus dicari Iagi. Bahkan saat Taehyun mengucapkan kalimat
itu, tak ada perasaan sakit saat mendengarnya.
Seulgi melepas tatapannya dari Taehyun, matanya kembali menatap
sembarang arah, ada jawaban lain yang ingin ia ditemukan. Mengapa
jantungnya berdetak hebat saat Mino menciumnya? dan mengapa
pertanyaan terakhir Mino terus saja menganggu pikirannya? Apa perasaan
itu sama dengan perasaan yang pernah dirasakannya pada Taehyun dulu?
@@@
Hari Kamis, hari bebas di sekolah itu. Dimana semua murid diperbolehkan
mengenakan pakaian bebas. Hari tanpa seragam. Tapi tetap saja, mereka
tidak diperbolehkan mengenakan pakaian senonoh. Tidak ada rok pendek
atau baju ketat.

Hari itu Jinwoo dan Mino sama-sama mengenakan kemeja dan celana jeans.
Biasanya mereka janjian akan mengenakan apa pada hari bebas. Karena itu
mereka selalu terlihat kompak.
jadi hari ini Yeri tidak masuk sekolah? tanya Mino sambil terus berjalan
mengikuti Jinwoo yang mengajaknya menuju gedung kelas 1.
eo .. dia tidak enak badan
apa karena kemarin? Apa kau tau kenapa dia menangis? Apa dia sudah
cerita padamu
karena itu aku mengajakmu ke ruang lukis kelas 1
ruang lukis??
Mereka sampai di ruangan yang dimaksud Jinwoo. Keduanya masuk kedalam
ruangan yang penuh dengan kanvas warna-warni itu. Tidak ada orang di
dalam ruangan. Jinwoo kemudian mendekati jendela yang terbuka. Dari
jendela itu ia langsung bisa menemukan gedung utama sekolah.
ini meja Yeri? tanya Mino setelah melihat sebuah lukisan bertandatangan
Yeri tergeletak di atas sebuah meja kecil di samping jendela itu wuah Yeri
melukis dengan sangat indah kagum Mino pada lukisan pola berwarna
karya Yeri.
Jinwoo berbalik melihat lukisan yang dimaksud Mino. Tapi bukan lukisan itu
yang dicarinya. Matanya mencari lukisan lain yang ada di sekitar meja itu.
Ada beberapa arsip lukisan yang diberdirikan bersandar pada kaki meja.
Jinwoo mengambil kumpulan lukisan itu. Dilihat satu-persatu lukisan itu. Dan
semua lukisan itu melukiskan objek yang sama.
Ini yang diceritakan Yeri setiap hari padanya, tapi tak pernah dianggap serius
oleh Jinwoo. Yeri sering menceritakan bahwa dia selalu melukis objek yang
sama, dan ia jatuh cinta pada objeknya itu. Tapi Jinwoo tak pernah bertanya
apa itu. Sampai tadi malam Yeri menceritakan semuanya. Dan benar objek
itu adalah seorang laki-laki yang membuat Yeri patah hati.

eo !! seru Mino cepat sepertinya aku mengenal orang di lukisan itu? seru
Mino yang sejak tadi juga ikut melihat lukisan-lukisan itu bukankah dia
bocah sombong itu?
Jinwoo langsung menoleh pada Mino. Ia memikirkan siapa yang dimaksud
Mino. Hanya satu orang yang sesuai dengan apa yang dikatakan Mino. Murid
kelas 2 yang yang bicara kasar pada Mino bebarapa hari yang lalu. Jinwoo
kembali memperhatikan lukisan itu untuk memastikannya. Dan kali ini dia
yakin, Mino benar, sosok di lukisan itu sama persis dengan bocah sombong
yang dikatakan Mino.
kenapa Yeri melukisnya?
Jinwoo terdiam, tak tau harus memberikan jawaban apa pada Jinwoo.
ya solma! Mino memikirkan sesuatu jangan katakan Yeri menyukai bocah
ini? Mino berharap Jinwoo memberikannya jawaban TIDAK. Tapi Jinwoo
masih tidak membuka mulutnya, namun melihat dari ekspresi wajahnya,
Mino sudah bisa menebak jawabannya, ia langsung menghela nafasnya tak
percaya.
diantara semua murid sekolah ini? Kenapa harus dia?? seru Mino tak
terima, Jinwoo pun sebenarnya tak terima jika Yeri harus menyukai laki-laki
dalam lukisan itu. Tapi mengingat bagaimana Yeri menceritakan semuanya
semalam, membuat Jinwoo tak tega harus mengatakan tidak pada pilihan
Yeri.
semalam Yeri menanyakan sesuatu padaku sahut Jinwoo, Mino menoleh
untuk mendengarkan pernahkan aku jatuh cinta tanpa tau pada siapa aku
jatuh cinta?
Mino terkejut mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang persis sama yang
pernah ditanyakan pada Seulgi. Yeri menanyakan pertanyaan itu pada
Jinwoo. Mino menatap Jinwoo dengan tatapan tak percaya lalu? lanjut Mino
aku menjawabnya tidak, karena memang aku tidak pernah merasakannya.
Tapi pertanyaan itu, membuatku berpikir kalau Yeri memang benar-benar

sedang jatuh cinta. Mencintai seseorang tanpa tau siapa yang sedang
dicintainya, sebuah perasaan yang tak butuh alasan untuk mencintai
Mino terdiam, seperti dejavu baginya. Ia tak menyangka Yeri merasakan hal
yang sama dengannya. Walaupun ia tak tau cerita lengkapnya, tapi apa yang
diutarakan Jinwoo sudah cukup baginya untuk mengerti perasaan Yeri. Tangis
Yeri kemarin, tangis yang sama yang pernah dirasakannya.
tapi dia. dia pacarnya Seulgi suara Mino melemas
Jinwoo langsung menoleh terkejut dengan pernyataan Mino itu.
mwo?
aku melihat mereka berciuman
jinjja?? Jinwoo benar-benar tak percaya
itulah yang membuatku patah hati waktu itu
jadi yang membuatmu tidak masuk sekolah waktu itu, karena ini?
Mino diam hanya menganggukkan kepalanya pelan.
oh mya god ! bagaimana bisa, kau dan Yeri? Oh tuhan aku tak percaya ini
Jinwoo terduduk lemas. Ia tak percaya orang-orang terdekatnya jatuh cinta
pada orang yang salah, pada orang yang sudah memiliki kekasih lain.
To be countinue .

Part 9
Turning Point

Seungyoon berdiri bersandar pada tiang berbata itu. Mulutnya asyik


mengunyah roti yang dipegangnya. Tatapannya terarah pada satu arah yang
sama sejak tadi. Memandangi Seulgi yang duduk sendiri di bangku taman
sekolah. Ia terus memperhatikan Seulgi yang sejak tadi tak bergerak,
terpatung
dengan
tatapan
kosong.
Tak
tahan
berdiri
terus
memperhatikannya, Seungyoon memutuskan untuk menghampirinya.
Seungyoon menyodorkan potongan roti yang sudah setengahnya dimakan.
Seulgi terkejut dan langsung terbebas dari lamunannya.
kau kehabisan uang jajan? tebak Seungyoon
mwoya .. lemas Seulgi menyandarkan badannya pada sandaran bangku
Seungyoon semakin panasaran melihat ekspresi lemas Seulgi. Ia duduk di
samping Seulgi.
neo waeirae? tanyanya
gwenchana .. lemas Seulgi
ani, wajahmu tidak mengatakan kau baik-baik saja
kau tidak akan mau mendengar ceritaku
wae? Cerita saja, aku akan mendengarkannya
tentang Taehyun datar Seulgi tanpa ingin sama sekali melihat wajah
Seungyoon, karena ia tau ekspresi apa yang akan diberikan Seungyoon.
Terkejut dan membuang mukanya masih mau mendengarkan? Seulgi kini
menoleh pada Seungyoon
Seungyoon menelan ludahnya. Ia ragu, tapi sepertinya Seulgi
membutuhkannya untuk menceritakan sesuatu marae .. pintanya ragu
kau yakin?

wae? Kalian kembali berhubungan? sidik Seungyoon


ani ..
geureum??
beberapa waktu yang lalu, dia menciumku mata Seungyoon langsung
membuka saat mendengarnya tapi, aku tidak merasakan apapun. Kemarin
aku memberanikan diri untuk memeluknya, berusaha mencari sesuatu yang
mungkin masih tersisa. Pelukannya masih sama seperti dulu, hangat,
nyaman, dan menenangkan, tapi .. perasaan itu benar-benar sudah hilang,
jantungku berdetak normal, tidak seperti dulu
kau mengharapkan perasaan itu masih ada?
ani .. bukan itu. Aku pikir selama ini, hatiku hanya diisi olehnya, tidak bisa
lagi membuka hati untuk orang lain, aku pikir karena aku masih
mencintainya. Tanpa aku sadari, sebenarnya perasaan itu sudah lama sekali
hilang, aku terlalu banyak membaca buku, menghabiskan waktu-waktuku di
perpustakaan, menyibukkan diri dengan buku-buku baru, tanpa pernah
memikirkan
hatiku
lagi.
Sampai kemarin, jantung ini kembali berdetak cepat, perasaannya aneh,
perasaan yang sudah lama tak pernah aku rasakan lagi. Perasaan yang aku
pikir hanya bisa aku rasakan saat bersama Taehyun. Tapi ternyata ada orang
lain yang membuatku merasakan perasaan itu lagi. Dan dia bukan Taehyun
solma .. kau jatuh cinta lagi? tebak Seungyoon
nado molla lemas Seulgi
Seungyoon kemudian tertawa kecil. Ia kemudian merangkul Seulgi. Seulgi
menoleh terkejut menerima rangkulan Seungyoon.
bertemu dengan seseorang yang tanpa sengaja membawamu pada masa
lalu, begitu kan? Seungyoon tersenyum manis pada Seulgi, senyuman yang
selalu berhasil membuat Seulgi ikut tersenyum.
bisa dibilang begitu jawabnya singkat

kau tau, aku tadi sempat takut kau akan mengatakan, kau masih
mencintainya dan sekarang sedang merindukannya Senyuman Seungyoon
berubah
wae?
aku selalu merasa bersalah, hubungan kalian berakhir karena aku
Seulgi langsung menegakkan tubuhnya geumanhae .. serunya
Seungyoon tersenyum, senyuman yang membuatnya harus menundukan
kepala untuk menyembunyikan arti dari senyuman.
Seungyoon~ah.. Seulgi merasa bersalah dan langsung memegang tangan
Seungyoon
Seungyoon mengangkat kembali kepalanya, dia masih tersenyum pada
Seulgi. Tapi Seulgi tau senyuman itu palsu. Senyuman yang hanya digunakan
untuk menutupi sesuatu.
@@@
Dari cermin besar di depannya. Joy dapat melihat Seunghoon yang masih
saja latihan. Ia selalu ingin menanyakan darimana dia mendapat semangat
dance nya itu. Padahal tidak ada perlombaan tapi tetap semangat latihan.
Tubuhnya sudah basah oleh keringat. Peluh keringat diwajahnya tak pernah
di usapnya. Dibiarkan jatuh membasahi wajahnya.
Bagi Joy pria yang penuh keringat itu menjijikan. Tapi saat melihat
Seunghoon di depan cermin itu, rasa jijiknya tidak muncul. Justru perasaan
kagumlah yang muncul. Dance yang dari awal baginya hanyalah
ekstrakurikuler biasa, bisa menjadi sebuah seni yang menganggumkan saat
Seunghoon yang memperagakannya.
Seunghoon sadar sejak tadi diperhatikan Joy. Dia tersenyum. Ia
menghentikan gerakannya. Di stopnya musik yang sejak tadi mengiringinya
dance. Ia mengambil handuk yang tergeletak di lantai.

kau terpesona padaku? tanyanya jail pada Joy


Joy langsung sadar dari lamunannya mwo? Na michinde?? jeritnya kasar
Seunghoon tertawa kecil, ia sudah tak sakit hati atau marah saat Joy bicara
kasar padanya. Seperti sudah biasa, atau sudah bisa menerima sifat jeleknya
itu. Seseorang kemudian membuka pintu ruangan. Seunghoon langsung
menoleh.
eoh taehyun~ah .. panggilnya setelah melihat Taehyunlah yang membuka
pintu
eoh hyung .. sedang latihan? tanya Taehyun yang hanya menyapa dari
pintu
ne .. kau mau latihan bersama?
aniyo .. nanti saja aku kembali jawab Taehyun yang kemudian menghilang
begitu saja di balik pintu
anak itu .. kapan dia latihan lagi bisik Seunghoon sendiri
dia anak dance juga? tanya Joy
eo ..
kenapa aku tidak pernah melihatnya latihan?
dia selalu latihan sendirian
wae?
perseturuan? Permusuhan? Atau pertengkaran pikir Seunghoon
nugurang?
Seungyooni ..

mereka berdua musuh? Wae? Joy kemudian teringat sesuatu aaaa aku
ingat, mereka yang selalu membuat heboh saat berkelahi kan? Aku sering
mendengar cerita tentang mereka, tapi aku lupa, kenapa mereka
bermusuhan?
mereka sebenarnya sahabat, hanya pertengkaran kecil, tapi lama sekali
diakhiri
kau dekat dengan mereka?
mereka adik kelasku sejak SMP, melihat persahabatan mereka selalu
membuatku iri, kemana-kemana selalu bersama. Mereka berdua selalu kena
hukum bersama. Seunghoon tersenyum-senyum mengingat masa-masa
SMP nya itu
di kantin, di koridor sekolah, bahkan di toilet pun aku selalu melihat mereka
berdua. Aku hampir tidak pernah melihat mereka berpisah. Karena itu
melihat mereka menjadi seperti sekarang, hatiku juga merasa sedikit sakit
Seunghoon tertunduk
jinjja? Joy terlihat tak percaya dengan cerita itu sulit sekali percaya
mereka sedekat itu?
mereka berdua sama-sama menyukai
bernyanyi bersama dalam acara sekolah

musik,

mereka

sering

tampil

bernyanyi? Lalu kenapa mereka ikut dance? Bukan club musik ?


dance hanya pelarian mereka saja sampai dance menjadi persaingan
mereka
aku tidak mengerti ..
Seunghoon menoleh pada Joy. Dia ragu untuk menceritakannya pada Joy.
Tapi, sudah lama sekali ia tidak menguak cerita ini. Bahkan hampir lupa
cerita ini pernah ada.

______________________________*****the
past*****_______________________________
YA !! kau bertengkar lagi dengan Seulgi? Seungyoon datang membawa
nampan makan siangnya
wae? bingung Taehyun yang sedang asyik mengunyah makanannya
kenapa tidak makan bersama?
Taehun tertawa kecil notemunae yaimma!
na? wae?? Seungyoon memasukan setengah telur rebus kedalam mulutnya
mana mau dia makan bertiga, dia lebih suka makan berdua saja denganku.
Lebih romantis Taehyun menaikan alisnya bermaksud menyindir Seungyoon
yang masih saja belum memiliki pasangan
mwoya .. Seungyoon terlihat kesal, itu membuat Taehyun tertawa menang
nongdam .. seru Taehyun sambil memukulkan sumpitnya pada kepala
Seungyoon YA ! bagaimana lagunya, sudah jadi??
eo kau pasti akan menyukainya Seungyoon semangat kembali oh iya ..
tentang audisi, jadikan?
Ekspresi Taehyun langsung berubah ani .. aku tidak akan ikut
Ya ! Nam Taehyun ! Seungyoon melepas sendoknya kedalam mangkuk sop
aku tidak yakin lemas Taehyun
come on .. kita pasti bisa
telingaku kambuh saat aku sedang tegang
ani .. aku pasti akan membantumu, kita maju bersama jadi kalau gagal ya
pasti gagal bersama

Taehyun menatap wajah Seungyoon yang terlihat begitu serius, Ia ragu. Tapi
dia juga sangat ingin mengikuti audisi itu bersama Seungyoon. Tapi begitu
banyak ketakutan dalam dirinya, terutama tentang telinganya yang selalu
kambuh disaat tak terduga.
_________________________
FIGHTHING !!! seru Seulgi ceria menyemangati Taehyun dan Seungyoon
saat sedang antri di dalam antrian audisi Kpop Star yang sangat panjang itu.
Panas terik matahari tidak memudarkan semangat Seulgi untuk
menyemangati dua pria kesayangannya itu.
Taehyun gemas melihat Seulgi, ia mengacaknya rambut Seulgi pelan.
geumanhae!! seru Seungyoon menatap tajam pada Taehyun, itu membuat
Taehyun tertawa melihat sikap cemburu atau iri nya itu.
eo gurae gurae Taehyun mencubit pipi Seungyoon gemas, seperti sedang
meredakan emosi perempuan yang sedang cemburu. Seulgi tertawa
melihatnya, dia langsung memeluk Seungyoon gemas.
dengar, apapun hasilnya nanti jangan membuatku menangis ! serunya
sambil tetap memeluk Seungyoon
tentu saja tidak ! kita pasti lolos !! balas Seungyoon, ia menoleh pada
Taehyun. Taehyun hanya tersenyum menanggapinya. Masih ada keraguan
dalam dirinya. Tapi ia tak ingin mengecewakan Seungyoon.
_________________________
3 Juri duduk tenang siap mendengarkan lagu mereka. Seungyoon duduk
memangku gitarnya. Taehyun berdiri di samping Seungyoon. Wajah Taehyun
mulai terlihat panik, ia gugup. Berbeda sekali dengan Seungyoon yang justru
terlihat santai dan sudah siap memetikkan gitarnya.
silahkan di mulai ! seru seorang Juri yang merupakan seorang CEO dari
entertainment terbesar di korea, YG Entertaiment.

Seungyoon menoleh pada Taehyun, ia memberi sinyal pada Taehyun untuk


bersiap-siap. Seungyoon mulai memainkan gitarnya. Taehyun diam, tak ada
reaksi darinya. Diperhatikannya gitar yang di pangku Seungyoon. Ia melihat
tangan Seungyoon sudah mulai bergerak memetik senar gitar, tapi suaranya
terdengar
berdengung.
Taehyun
mulai
sadar
kalau
gangguan
pendengarannya kambuh. Ia tak bisa mendengar jelas sudah sampai mana
Seungyoon memainkan gitarnya, ia tak tau harus memulai dari mana.
Menyadari tak ada respon dari Taehyun, Seungyoon menoleh pada Taehyun.
Dilihatnya kepanikan dari wajah Taehyun. Dia mulai paham, kalau telinga
Taehyun sedang kambuh. Cepat Seungyoon membuka mulutnya untuk mulai
menyanyikan bait pertama dari lagu ciptaan mereka berdua. Seungyoon
memandangi ke tiga juri di depannya dengan yakin. Bermaksud agar juri
tidak menangkap ada yang aneh dari Taehyun.
Sampai masuk dalam reff lagu, Taehyun membaca bibir Seungyoon. Dia bisa
menangkap sudah sampai mana Suengyoon bernyanyi. Dia mulai membuka
mulutnya menyanyikan bagian reff bersama-sama dengan Seungyoon.
Mereka akhirnya berhasil bernanyia bersama hinggal bait terakhir. Namun
sayang, usaha Taehyun itu sudah terlambat, juri sudah menangkap jelas
kesalahan Taehyun.
_________________________
Ketiga juri diam memandangi Seungyoon dan Taehyun dengan tatapan
penuh arti.
kalian datang sebagai duo disini, tapi sepertinya kami bertiga memiliki
keputusan yang sama. Hanya satu orang yang bisa lolos
Seungyoon dan Taehyun terkejut. Taehyun langsung menundukan kepalanya,
ia tau hal ini akan terjadi.
Seungyoon ssi .. hanya kau bisa kami loloskan dari audisi sambung salah
seorang Juri

Seungyoon terdiam, ia ingin menolak keputusan itu. Tapi saat juri-juri itu
tersenyum yakin padanya, ia menjadi ragu untuk mengeluarkan
pendapatnya. Ia menoleh pada Taehyun, yang masih tertunduk tak sama
sekali berani menatapnya.
_________________________
Sejak hari itu, seisi sekolah tak pernah melihat Seungyoon adan Taehyun
bersama-sama lagi. Biasanya, di setiap sudut sekolah mereka akan melihat
Seungyoon dan Taehyun selalu bersama. Tapi pemandangan itu sudah
menjadi pemandangan yang langka.
kau menjauhinya karena kau iri? seru Seulgi keras pada Taehyun di
halaman belakang sekolah
mwo? Kau pikir aku seperti itu?
lalu apa? Kenapa kalian jadi saling menjauh seperti ini?
kau tanyakan saja pada dia ! dia sudah merasa hebat setelah lolos audisi !
mwo? Kenapa kau berpikir seperti itu?
wae? Kau berpikir dia bukanlah orang yang seperti itu? Tapi kau bisa
berpikir kalau akulah yang buruk disini?
Taehyun~ah ..
geumanhae ! apapun yang akan aku katakan, kau pasti akan terus
membelanya
aku tidak membela siapapun ! tapi kau salah paham disini
lihatkan, kau berpikir akulah yang buruk disini dan dia selalu disisi baik !
kau pacaran saja dengannya !!
Seulgi langsung menampar Taehyun. Ia benar-benar marah melihat sikap
Taehyun yang seperti itu. Bukan Taehyun yang dikenalnya. Ia kecewa

Taehyun menjadi seperti ini. Taehyun menatap Seulgi tajam tak terima Seulgi
berani menamparnya. Taehyun benar-benar marah, ia pergi dari tempat itu
meninggalkan Seulgi dengan rasa penyesalan. Sejak itu hubungan mereka
berakhir tanpa pernah ada kata putus dari mereka berdua.
Begitupula hubungannya degan Seungyoon. Sampai kelulusan sekolah. Tak
pernah ada lagi kebersamaan Seungyoon dan Taehyun.
_________________________
Sampai mereka bertemu di SMA yang sama. SMA yang Taehyun pilih sebagai
pelarian, karena ia yakin tidak akan bertemu Seungyoon di sekolah itu. Tapi
ia salah. Seungyoon masuk sekolah itu. Bahkan ia harus bertemu dengan
Seungyoon di club dance. Sebuah kegiatan yang ia pikir tak akan pernah
diikuti Seungyoon.
Taehyun marah, sangat marah karena Seungyoon selalu mengikutinya.
Seungyoon selalu ingin satu meja saat di kantin sekolah, tapi Taehyun selalu
menghindarinya. Sampai puncaknya Taehyun semakin marah karena
Seungyoon terpilih sebagai perwakilan club dance dalam perlombaan
tahunan untuk pemula tingkat SMA.
Taehyun kesal, ia mensabotase perlombaan. Satu jam sebelum perlombaan
dimulai, Taehyun mengirimi Seungyoon sms, kalau Seulgi masuk rumah
sakit. Itu tipuan. Tapi Seungyoon langsung percaya. Seungyoon yang sudah
dalam perjalan menuju lokasi perlombaan memutar arah sepedanya menuju
rumah sakit.
Seungyoon dikualifikasi dari perlombaan. Ia terlambat 30 menit dari
keringanan waktu yang telah diberikan oleh juri. Seunghoon terlihat sangat
marah. 1 jam setelah lomba benar-benar selesai Seungyoon datang bersama
sepedanya. Matanya tajam mengarah pada Taehyun yang berdiri tepat di
samping Seunghoon. Suengyoon membuang sepedanya, dan langsung
melangkah cepat mendekati Taehyun.
Neo gaesekkiia !! seru Seungyoon yang langsung mengarahkan sebuah
tinju pada wajah Taehyun. Taehyun langsung terjungkir jatuh.

Seunghoon yang terkejut melihat amarah Seungyoon memilih langsung


melerai Seungyoon dari Taehyun.
neo wairae !! serunya
aku selama ini selalu diam menerima sikap angkuhmu itu ! tapi kali ini kau
keterlaluan ! kau benar-benar menguji batas kesabaranku ! seru Seungyoon
penuh amarah
Taehyun tersenyum dingin, dia memegang bibirnya yang berdarah akibat
tinju Seungyoon. Taehyun perlahan berdiri. Ia menatap Seungyoon dengan
senyuman dingin.
kau terlambat, tapi mencoba menyalahkan orang lain ! dinginnya
hentikan aktingmu sekkiya !! bentak Seungyoon keras
sudah aku katakan, jangan pernah jadikan dance sebagai pelarianmu !
tetaplah memainkan gitar bodohmu itu sekkiya !! bentak Taehyun tak mau
kalah
mwo?? Kau bilang ini pelarian? Lalu kau sendiri apa?? Kau masuk dance
karena gagal audisi bernyanyi kan !! suara Seungyoon keras sekali
mwo?? Seunghoon terkejut, dia baru tau cerita itu, ia tak pernah
mendengar cerita ini karena dia sudah lebih dulu lulus dari SMP itu. Ia
menoleh pada Taehyun untuk memastikan apa benar yang dikatakan
Seungyoon.
Mata Taehyun tajam menatap Seungyoon. Ia benar-benar marah mendengar
kata-kata itu keluar dari mulut Seungyoon. Wajahnya memerah penuh
amarah. Wajah yang tak pernah dilihat Seungyoon selama ini. Taehyun
langsung membalikan badannya pergi dari hadapan Seungyoon.
Seungyoon melemas bersimpuh. Rasa penyesalan datang dari dalam dirinya.
Ia sadar sudah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan bagi Taehyun. Air
matanya menetes keluar. Perasaannya bercampur aduk, ia sangat marah
dengan sikap Taehyun, sekaligus menyesal telah menyakitinya.

@@@
2 tahun sudah berlalu, persahabatan yang pernah tercipta dengan sangat
dekat itu kini hanya seperti cerita masa lalu, yang seolah tak akan pernah
mau menoleh kembali ke belakang. Hanya ada cerita baru yang alur
ceritanya sudah berbeda. Tatapan yang dulu hangat, kini menjadi dingin.
Tawa yang selalu menemani, kini berubah jadi benci. Namun perasaan itu,
tak bisa mereka bohongi.
bogosipdda Nam Taehyun suara lirih Seungyoon dengan mata tertutup
menghadap langit biru di atap sekolah. Saat sendiri, bayangan masa lalu itu
selalu muncul dalam bayangan Seungyoon. Tak ada niat dia mengingatngingat cerita lama itu, hanya saja tak bisa ia kendalikan perasaan itu.
Perasaan merindukan satu-satunya sahabat yang membuat hidupnya berarti.
Hampir 2 tahun sudah dia menghabiskan waktunya di sekolah yang tak
pernah ia impikan menjadi sekolahnya. Hampa. Perasaan itu yang dia
rasakan, karena tujuannya hanya untuk mengikuti Taehyun yang
menjauhinya, tapi ia tak mencapai tujuannya itu. Jadi sekolah itu benar-benar
hampa baginya.
Bahkan gitar yang bisa menjadi healing baginya sudah dimasukannya ke
dalam gudang. Sudah tak ingin dia memainkan senar-senar itu karena rasa
bersalahnya yang besar pada Taehyun. Tapi sudah sejauh itu dia
mengorbankan mimpinya, sahabatnya itu tetap tidak kembali. Ia semakin
jauh, bahkan ia merasa tak pernah menemukan Taehyun di sekolah itu.
Karena Nam Taehyun sabahatnya sangat berbeda dengan murid bernama
Taehyun yang selalu menatap dingin padanya. Dia merindukan Nam
Taehyun, satu-satunya sahabatnya.
To be countinue

Part 10
Gwenchana?

Hari Jumat, hari sehat di sekolah itu. Semua murid kembali melupakan
seragam mereka, berganti dengan seragam olahraga yang harus mereka
pakai dari pagi sampai pulang sekolah. Kebanyakan murid perempuan tidak

suka hari jumat karena mereka tidak bisa tampil trendi dengan seragam
olahraga mereka.
Wendy memasuki kelasnya. Di samping mejanya sudah ada Joy yang
terduduk lemas dengan menidurkan kepalanya pada meja, hingga Wendy
tidak bisa melihat wajahnya. Wendy mendekati mejanya.
morning Joy .. sapanya semangat
Joy mengangkat kepalanya untuk menyapa Wendy, tapi justru itu membuat
Wendy terkejut, wajah Joy pucat tanpa make up.
neo waire?? Appo? wendy langsung khawatir
aku tidak bisa tidur lemas Joy
wae??
Lee Seunghoon, orang itu, dia memilihku untuk ikut kompetisi dance
rengek Joy keras
Wendy menahan tawanya seharusnya kau senang, itu artinya dia sudah
mengakui kemampuan dancemu
tapi aku tidak berharap sampai harus mengikuti kompetisi
kau tidak mungkin menolaknya kan? Karena kalau kau menolaknya, itu
artinya kau akan diremehkan lagi olehnya
itu yang membuatku kesal !! aku tidak mungkin menolaknya ! ah jinjja Lee
Seunghoon !! tiada hari tanpa membuatku kesal sampai ingin mati rasanya !
Aku benar-benar membencinya
hati-hati , jangan terlalu berlebihan membencinya, bisa berubah menjadi
cinta goda Wendy
mwo? Nega? cinta padanya? HA HA HA Tawa Joy yang tedengar dibuatbuat. TIba-tiba tawa itu hilang dan Joy langsung berdiri dari kursinya

odiga??
make up ! jawabnya sambil mengambil tas kecil khusus make up dalam
tasnya. Joy pun keluar dari kelas, kelakukan salah tingkahnya itu terlihat
jelas oleh Wendy. Wendy tertawa melihat kelakuan Joy seperti itu.
Dari pintu masuk kelasnya itu, seseorang menarik perhatian Wendy. Seulgi
masuk kedalam kelas. Wendy kemudian ingat tentang sahabat yang pernah
diceritakan Seungyoon padanya. Dia tau kalau itu adalah Seulgi, karena
kemarin ia melihat mereka mengobrol berdua di taman sekolah.
2 tahun satu kelas dengan Seulgi tak pernah sekalipun dia bicara dengan
Seulgi. Dia ingat Seungyoon pernah cerita, kalau sahabatnya itu tak punya
teman satupun di sekolah ini selain dia. Wendy jadi berpikir untuk memulai
mengajak Seulgi berteman.
Dengan yakin Wendy mendekati meja Seulgi. Wendy langsung duduk pada
kursi di depan meja Seulgi. Menyadari ada yang mendekatinya, Seulgi
mengangkat wajahnya. Wendy tersenyum padanya.
annyeong .. sapa Wendy ragu
ne, ada yang bisa aku bantu? jawab Seulgi yang terlihat bingung
ani .. eum .. kau Kang Seulgi kan?
ne, wae?
apa kau tau namaku? Sejak kelas 1 kita selalu satu kelas, tapi kita tidak
pernah saling sapa, atau mengobrol
aaa aku hanya tidak suka menjalin hubungan dengan orang baru jawab
Seulgi datar
ah jinjja? Wendy jadi salah tingkah dengan jawaban dingin Seulgi gurae ..
Wendy mulai berdiri dari duduknya
Wendy? Wendy langsung berbalik mendengar Seulgi menyebut namanya

ne?
bangapda .. Seulgi tersenyum hangat pada Wendy, membuat Wendy ikut
tersenyum lega Seulgi mau menerima pertemanannya.
Seorang murid kemudian berjalan melewati mereka. Seulgi memandangi
Taehyun sampai kemejanya. Wendy ikut memperhatikan apa yang
diperhatikan Seulgi.
sebentar ya .. pamit Seulgi berdiri dari duduknya untuk mendekati meja
Taehyun. Wendy terlihat bingung, untuk pertama kalinya ia melihat dua
orang di kelasnya yang terkenal dengan sikap dinginnya itu bisa saling
bertegur sapa. Ia tak menyangka dua orang itu saling kenal.
aku ingin bicara seru Seulgi langsung pada Taehyun di mejanya
Taehyun terlihat tidak senang dengan kedatangan Seulgi, tanpa menoleh
sama sekali pada Seulgi dia menjawab marae!
kita bicara di luar
aku baru saja masuk kelas, kau sudah menyuruhku keluar?! gretak
Taehyun dengan tatapan dingin pada Seulgi
neo waeirae? kejut Seulgi dengan sikap kasar Taehyun padanya
aku sudah tidak ingin berhubungan dengannya lagi, dengan teman baiknya,
atau dengan pacarnya ! Taehyun menoleh pada Wendy yang berdiri di
samping meja paling depan.
Seulgi menoleh pada Wendy, dia terlihat bingung, tak mengerti apa maksud
kalimat Taehyun.
apa maksudmu?
Taehyun tak menjawabnya, dia mulai merasa gerah karena Seulgi masih
tidak pergi dari mejanya. Taehyun langsung berdiri memutuskan untuk pergi
keluar kelas untuk membolos.

oddiga?! Seulgi langsung menarik tas Taehyun yang digendongnya


Taehyun langsung berbalik lepas ! serunya dengan nada marah
yang ingin aku bicarakan bukan masalah Seungyoon, tapi masalah
nilaimu !
mwo?
berentilah membolos ! kita akan belajar bersama mulai hari ini !
mwo? Neo michinde?
eo aku gila harus mencampuri urusanmu ! tapi aku tidak punya pilihan lain,
karena wali kelas menyuruhku melakukan ini
mwo?? kejut Taehyun
Perbincangan mereka berdua disaksikan satu kelas, seolah menjadi
pertunjukan langka. Untuk pertama kali mereka menyaksikan dua orang
yang terkenal tak pernah menegur sapa, hari itu bertengkar di dalam kelas.
Mereka saling berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang terjadi pada dua orang
anti sosial dikelas mereka tersebut.
@@@
Taehyun menyantap makan siangnya di meja kosong itu sendirian. Tapi
belum saja merasa kenyang, tumpukan beberapa buku tiba-tiba ada di
depannya. Taehyun mengangkat wajahnya dan menemukan Seulgi sudah
ada di depannya membawa beberapa buku, dengan wajah datarnya dia
duduk begitu saja di depan Taehyun.
Taehyun langsung melempar sumpitnya pada nampan makan siangnya.
Ekspresinya benar-benar terlihat terganggu dengan kedatangan Seulgi,
terlebih dengan membawa kumpulan buku-buku itu.
neo michinde?? serunya kesal pada Seulgi

aku rasa begitu .. balas Seulgi datar dan mulai membuka sebuah buku
tanpa sama sekali menoleh pada Taehyun
Melihat sikap Seulgi seperti itu, Taehyun semakin kesal, dia langsung berdiri
dari duduknya, beranjak meninggalkan meja itu.
anjjo !! seru Seulgi langsung menghentikan langkah Taehyun
jinjja desis Taehyun kesal, dia langsung menoleh menatap Seulgi yang
sudah lebih dulu menatapnya tajam
Nam Taehyun .. kau tau aku tidak akan sejauh ini kalau bukan karena
terpaksa
Taehyun tertawa kesal mendengarnya urusan nilai itu urusanku ! aku akan
mengurusnya sendiri ! balas Taehyun keras dan langsung pergi begitu saja
Seulgi menghembuskan nafasnya kesal, dia langsung berdiri untuk mengejar
Taehyun.
Nam Taehyun! panggilnya, tapi belum sempat kakinya melangkah, dia
langsung terpatung melihat siapa yang datang dari arah Taehyun pergi tadi.
Song Mino berjalan terus menatap lurus kedepan, tatapannya sempat dingin
saat melihat Taehyun berpasasan dengannya. Namun pandangan itu
langsung berubah saat melihat Seulgi berdiri di depan sana.
Jantungnya langsung berdetak cepat. Ini pertama kalinya dia melihat Seulgi
setelah kejadian itu. Lama mereka saling menatap, sampai akhirnya Seulgi
membalikan badannya. Mino langsung menghentikan langkahnya melihat
Seulgi membalikan badannya begitu saja, seolah tak ingin bertemu
dengannya.
Mino menundukan kepalanya sebelum kembali melanjutkan langkahnya
berjalan lurus kedepan, sampai melewati meja dimana Seulgi masih berdiri
di sana dengan kepala tertunduk.

Seulgi melihat Mino melewatinya begitu saja. Dia langsung merasa aneh,
cepat dia menoleh pada Mino yang terus berjalan lurus tanpa sama sekali
menoleh padanya. Seulgi merasa dikhianati. Memang benar dia tidak
mengaharapkan pertemuan itu, tapi bagaimana bisa Mino melewatinya
begitu saja, seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya diantara mereka.
Dada Seulgi terasa sesak menerima sikap Mino padanya.
@@@
Seungyoon membuka lokernya untuk mengambil baju yang sengaja
disimpannya di dalam loker untuk latihan dance. Ada sebuah foto yang
terpajang di dalam loker itu. Sebuah foto yang baru sekarang disadarinya
pernah ia simpan di dalam lokernya itu. Ia sempat lupa foto itu pernah ada.
Tak tahan lama-lama menatap foto itu, cepat Seungyoon menutup lokernya.
Seungyoon mulai beranjak, tetapi sesuatu menghentikan langkahnya. Ia
melihat Seulgi yang berjalan dengan kepala tertunduk sambil memeluk
beberapa buku. Dia terus berjalan tanpa melihat sekitarnya. Sampai dia
mengangkat wajahnya dan menemukan Seungyoon sudah berdiri tak jauh
darinya.
Seulgi mehembuskan nafasnya saat melihat Seungyoon, dia kemudian
melanjutkan langkahnya menuju lokernya yang hanya berbeda satu loker
dari loker Seungyoon. Seungyoon hanya diam saat melihat ekspresi Seulgi
yang tak bersemangat.
wae?? tanya Seungyoon yang kini melipat keduanya tangannya dan
menyandarkan bahu kirinya pada lemari loker itu.
Seulgi diam sambil memasukkan buku-bukunya kedalam loker dengan
gerakan melamban.
ada masalah dengan nilaimu? tebak Seungyoon
ani .. bukan nilaiku
lalu?

Nam Taehyun
mwo?? seungyoon kembali berdiri tegap saat Seulgi menyebut nama itu
wali kelas menyuruhku untuk menemaninya belajar sampai nilainya kembali
normal, tapi dia menolaknya
Seungyoon terdiam, tak tau harus menjawab apa, dia menundukan
kepalanya.
sepertinya dia ingin dikeluarkan dari sekolah
Seungyoon langsung menoleh pada Seulgi apa maksudmu?
dia sengaja mendapat nilai ujian rendah untuk bisa keluar dari sekolah. Wali
kelas bilang sejak tahun lalu Taehyun sudah mengajukan surat keluar dari
sekolah, tapi pihak sekolah menolaknya karena bukan permintaan orang
tuanya, karena itu dengan menjelekkan nilai ujiannya sendiri, orang tuanya
akan menerima surat keluhan, dengan begitu orang tuanya setuju untuk
memindahkan dia dari sekolah ini jelas Seulgi yang nadanya semakin
melemah di akhir kalimat
Seungyoon terlihat benar-benar terkejut mendengar cerita Seulgi. Matanya
membulat. Dia kehabisan kata-kata. Dia tak percaya Taehyun bertindak
sejauh ini. Hanya untuk menjauh darinya? Atau dia punya masalah lain?
Apapun itu, Seungyoon tak bisa membiarkan Taehyun keluar dari sekolah
dengan cara licik seperti itu.
apa sebesar ini rasa benci kalian berdua? Sampai harus berbuat sejauh ini?
lirih Seulgi menatap semu pada Seungyoon
Seungyoon langsung menoleh mendengar pertanyaan Seulgi yang seketika
menyayat hatinya. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang selalu ia
tanyakan pada diri sendiri, dan sampai Seulgi menanyakan lagi pertayaan
itu, ia masih belum menemukan jawabannya. Seungyoon melemas
bersandar pada lemari loker.
@@@

Jam pulang sekolah, Taehyun berjalan sendiri dengan santai di koridor


sekolah. Sampai tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Taehyun langsung
membalikan badannya. Ada Seulgi yang sudah berdiri di belakangnya
dengan megegangi tangannya.
aish jinjja !! desisnya kesal kenapa kau keras kepala sekali ! serunya
keras
sampai kau mau menurutiku untuk belajar bersama
ya Kang Seulgi !! kau dapat bayaran berapa sampai bersikeras seperti ini?!
Nam Taehyun .. jebal, aku tidak mau kehilanganmu untuk kedua kalinya
suara Seulgi bergetar menahan air matanya
Taehyun terkejut mendengarnya, ia tak mengerti apa yang dikatakan Seulgi,
tapi kemudian dia mulai memahami bahwa Seulgi tau sesuatu tentang
nilainya yang tiba-tiba anjlok. Taehyun langsung menelan ludahnya panik
dan bingung kenapa Seulgi bisa tau tentang itu.
apa maksudmu? aku tidak mengerti
ayo kita belajar ! balas Seulgi mulai menarik tangan Taehyun, tapi cepat
Taehyun menghempaskan tangan Seulgi.
ANIRAGO !! bentaknya keras yang langsung menarik perhatian muridmurid sekitarnya.
Ada Mino, Jinwoo, Irene, Joy dan Wendy juga di sana yang langkahnya
terhenti saat mendengar suara keras Taehyun. Pemandangan itu langsung
menarik perhatian Mino karena ada Seulgi di sana.
Nam Taehyun ! jebal, ini pertama kalinya aku meminta permohonan
padamu
Ini alasanku tidak ingin berhubungan lagi denganmu ! berhenti mencampuri
urusanku dan lupakan kita pernah saling kenal !! aku muak !! bentak
Taehyun tak kuasa menahan emosinya

Taehyun langsung berbalik tak ingin lama-lama di sana, tapi Seulgi masih
berusaha. Kembali ia menarik tangan Taehyun, tapi Taehyun langsung
menghempaskan tangannya dengan keras membuat Seulgi terdorong hingga
terjatuh ke lantai.
Seulgi~ya !! seru Mino langsung saat melihat pemandangan itu, dengan
cepat dia berlari mendekati Seulgi yang tersungkur di lantai.
Taehyun langsung berbalik saat tau Seulgi tersungkur jatuh akibat
hempasannya. Tapi dia terpatung di sana, rasa terkejutnya bercampur
dengan rasa bersalah sehingga membuatnya panik terpatung di tempatnya.
Tapi tak lama, segera dia mendekati Seulgi untuk membantunya, namun ia
kalah cepat. Mino sudah lebih dulu menolong Seulgi.
gwenchana?? tanya Mino terdengar sangat khawatir
Seulgi mengangkat wajahnya, Mino langsung terkejut melihat kening Seulgi
yang terluka. Cepat Mino menoleh pada Taehyun. Dia manatapnya penuh
amarah. Mino langsung berdiri. Ia langsung menarik kerah baju Taehyun dan
tanpa basa-basi meninju wajah Taehyun hingga Taehyun terhempas jatuh ke
lantai.
andwae !! seru Seulgi langsung saat melihat Mino memukul Taehyun.
Cepat dia berdiri dan menarik tangan Mino untuk menghentikannya
memberikan pukulan kedua. Mino langsung menoleh pada Seulgi yang sudah
memeluk erat tangannya untuk menghentikan pukulannya. Seulgi
menggelengkan kepalanya meminta Mino untuk tidak memukul Taehyun lagi.
kali ini aku membiarkanmu! seru Mino dingin pada Taehyun.
Taehyun tak membalasnya, dia diam memegangi telinganya. Sesekali
Taehyun menggelengkan-gelengkan kepalanya sambil terus memegang
telinganya. Taehyun terlihat panik, matanya membulat, keringat dinginnya
keluar.

taehyun~ah lirih Seulgi yang mulai menangkap ada yang aneh dari
Taehyun. Tapi Taehyun tak menjawab, bahkan dia tidak menoleh pada Seulgi
saat di panggil, Taehyun terlihat panik sendiri.
Nam Taehyun .. Seulgi kembali memanggil untuk memastikan bahwa
dugaannya benar. Benar saja, Taehyun masih tidak memberi respon.
Seulgi terlihat terkejut, matanya terbelanga tak percaya. Perlahan dia
mendekati Taehyun. taehyun~ah lirihnya memanggil
Taehyun masih diam, sampai dia menyadari Seulgi sudah bersimpuh di
depannya. Dia melihat Seulgi menatapnya dengan mata yang sudah basah
oleh air mata.
taehyun~ah .. kau mendengarku? tanya Seulgi ragu
Taehyun masih diam. Dia terlihat panik, nan gwenchana balas Taehyun
dengan suara bergetar
Tangis Seulgi pecah tak bisa ia tahan saat melihat reaksi Taehyun yang
menjawab diluar pertanyaannya. Ia kemudian meletakan keduanya
tangannya pada kedua telinga Taehyun. Taehyun terdiam, dia tau Seulgi
mengerti apa yang sedang dialaminya saat itu. Air mata Taehyun tak bisa
ditahannya.
Seulgi menutup kedua telinga Taehyun dengan tangannya eo neon
gwencahana isak Seulgi di balik suara tangisnya
Taehyun terdiam melihat apa yang dilakukan Seulgi saat ini padanya,
mengingatkannya pada seseorang yang selalu melakukan hal sama yang
padanya dulu. Air matanya terjatuh tak tertahan.
uljima ! seru Taehyun pada Seulgi yang tak berhenti menangis
Seulgi justru semakin tak bisa menahan tangisnya. Dengan cepat Seulgi
langsung merangkul Taehyun. Membiarkan Taehyun bersandar pada dadanya
untuk menangis. Menerima pelukan Seulgi, membuat Taehyun semakin
merasa pedih.

miane .. miane, aku tidak tau kau masih seperti ini, miane .. tangis Seulgi
semakin keras.
Mino hanya berdiri disana, ia terkejut melihat pemandangan di depannya itu.
Ia tak percaya pria sombong yang baru saja dipukulnya itu tidak bisa
mendengar. Rasa bersalah muncul dalam dirinya.
Pemandangan itu disaksikan oleh semua murid di sana. Tak terkecuali
Seungyoon dan Seunghoon. Mereka terpatung tak percaya dengan apa yang
mereka lihat. Seungyoon tak bisa menahan dirinya, dia langsung pergi dari
sana tanpa berpamitan dengan Seunghoon. Seunghoon tidak berusaha
menghentikannya, karena dia tau Seungyoonpun merasa terluka.
@@@
Seungyoon terduduk lemas di bangku koridor sekolah. Tatapannya kosong.
Pikirannya masih penuh dengan bayangan pemandangan tadi. Dimana
Taehyun tidak bisa mendengar. Dimana Seulgi menutup kedua telingannya
dan mengatakan gwenchana.
Wendy perlahan mendekati Seungyoon. Dia juga melihat pemandangan tadi.
Dia memang tidak mengerti apa yang terjadi, tapi melihat Seungyoon pergi
dengan langkah yang melemah tadi, membuat Wendy tak tega membiarkan
Seungyoon sendiri.
Wendy bersimpuh di depan Seungyoon. Seungyoon terdiam menyadari
Wendy tiba-tiba sudah ada di depannya.
gwenchana? tanya Wendy pelan
Seungyoon tak menjawab, entah kenapa air matanya yang sejak tadi
ditahannya tak bisa lagi ia tahan saat melihat Wendy ada di depannya.
ottokke? Aku tidak tau bajingan itu masih sakit, aku melupakan
penderitaannya yang satu itu, bagaimana bisa aku melupakan itu? Lalu saat
dia kesakitan, siapa yang menemaninya?. Apa yang aku lakukan selama ini?
kenapa aku meninggalkannya sendiri? wae?? tangis Seungyoon pecah tak
tertahankan lagi.

Wendy cepat bangkit dan duduk di samping Seungyoon. Dia merangkul


Seungyoon dalam pelukannya. Wendy tak percaya pria yang selalu
tersenyum manis itu kini menangis tersedu. Kini ia memahami arti tatapan
sedihnya setiap kali dia sendiri. Luka itu akhirnya terkuak dengan
tangisannya. Tangis Seungyoon semakin tak tertahan di dalam pelukan
Wendy. Wendy benar-benar tak tega melihatnya menangis seperti ini. Ia tak
pernah menyangka lukanya sedalam ini. Untuk pertama kalinya ia melihat
sisi lemah dari Kang Seungyoon.
@@@
Seulgi bersandar melemas pada kursi koridor di depan klinik sekolah. Ada
Mino di sana yang membantunya membawa Taehyun ke klinik sekolah.
Perlahan Mino mendekati Seulgi dan duduk di dekatnya. Tatapan Seulgi
kosong ke depan. Matanya sembab setelah menangis. Sekarangpun dia
masih tidak bisa menghentikan air matanya menetes keluar.
miane Mino mulai bicara pelan
Seulgi masih diam, ia masih tak bisa menenangkan dirinya.
kami terlalu sibuk dengan perasaan kami masing-masing, terlalu sibuk
dengan ego kami sampai mengubahnya menjadi rasa benci, sampai
melupakan satu sama lain Seulgi mulai menangis lagi
Seulgi~ya .. aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi kau sudah terlalu
banyak menangis sejak tadi
biarkan aku menangis seperti waktu itu, saat kau ada di sampingku
mendengarkan tangisku sendirian Seulgi menatap Mino semu
Mino terdiam, ia melihat Seulgi menatapnya penuh arti. Mino menghela
nafasnya, dia mendekatkan dirinya pada Seulgi. Mino menepuk-nepuk
pundaknya, memberi isyarat pada Seulgi untuk bersandar padanya.

Seulgi menurut, perlahan dia menyandarkan kepalanya pada pundak Mino.


Mino tak kuat harus membiarkan Seulgi menangis seharian, tapi sepertinya
kali ini Seulgi membutuhkannya lagi, menangis meluapkan semua lukanya.
Tangis itu terdengar sepanjang koridor yang sudah sepi. Hingga seseorang
yang ada didalam ruang klinikpun tak kuasa menahan tangisnya sendiri
mendengar tangisan Seulgi.
Taehyun berkali-kali menghapus air matanya mencoba mengelak dari
perasaanya. Mengelak dari lukanya. Bertahun-tahun dia menyembunyikan
lukanya, berusaha mensugestinya dirinya sendiri setiap kali penyakitnya
kambuh, sugesti yang selalu dilakukan seseorang dulu padanya. Dan hari itu,
Seulgi melakukannya lagi, dan itu membuka lukanya lagi.
@@@

Taehyun membuka lokernya untuk mengambil baju olahraganya. Tapi tibatiba seja dengungan hebat menyerang telinganya. Dengungan itu menutup
pendengaran Taehyun. Dengungan yang selalu datang di waktu yang tak
pernah diduga. Mata Taehyun selalu kembali panik setiap kali penyakitnya ini
kambuh.
Dengan keras Taehyun menutup lokernya berharap dengungan itu pergi
setelah mendengar hantaman keras.
ouh kamjagiya !! seru Seungyoon terkejut tiba-tiba Taehyun menutup
lokernya dengan keras
Tapi dengungan itu justru semakin hebat menyerangnya, ia tak bisa
mendengar apa-apa sekarang. Taehyun semakin terlihat panik. Seungyoon
melihat tingkah aneh Taehyun. Ia mulai menyadari ada yang aneh dengan
temannya itu. Seungyoon ikut terlihat panik, tapi ia sadar ia tak boleh ikut
panik.
Dengan Cepat Seungyoon langsung membalikan badan Taehyun untuk
menghadapnya. Seungyoon langsung menutup kedua telinga Taehyun

dengan kedua tanganya. Taehyun terlihat terkejut dengan apa yang di


lakukan Seungyoon.
neo gwenchana ! Taehyun membaca kalimat itu dari bibir Seungyoon.
Taehyun langsung tersenyum, baginya itu lucu, ia merasa seperti pasangan
gay sekarang, apa lagi semua orang menatap mereka dengan tapapan jijik,
dan itu justru membuat Taehyun semakin tak mampu menahan tawanya.
Paniknya kini hilang.
Taehyun menurunkan tangan Seungyoon yang menutupi telinganya. eoh
nan gwenchana, geumanhae sekiiya! tawanya
eoh syukurlah Seungyoon menghela nafasnya lega
Taehyun langsung terdiam, sesuatu mengejutkannya.
wae wae? Wae ddo? tanya Seungyoon mulai panik lagi melihat ekspresi
Taehyun
aku mendengarmu yaimma Seru Taehyun tak percaya
jinjja?? Eooh mantraku berhasil !
mantra?
eoh gwenchana itu mantra ajaib ! Seungyoon mengacungkan jempolnya
mwoyaa tawa Taehyun diikuti Seungyoon.
Sejak itu, setiap kali telinga Taehyun kambuh, seungyoon akan menutup
telinga Taehyun dan mengucapkan mantra ajaibnya. Anehnya, Taehyun
selalu merasa tenang setiap kali Seungyoon melakukan itu.
To be countinue ..

Part 11
The Facts of Story

Yeri menutup kedua matanya untuk menenangkan diri. Tadi asmanya hampir
kambuh karena dia berlari ke kelas takut terlambat. Karena itu dia langsung
menuju klinik sekolah untuk sitirahat.

Hari ini dia memutuskan untuk datang kesekolah. Setelah 2 hari kemarin dia
habiskan dengan berdiam diri dirumah. Berusaha mengobati lukanya sendiri,
tapi terlalu perih untuk diobati sendiri.
mian, sudah ada orang lain yang aku suka
Kalimat itu, menjadi kata horor yang selalu mengganggu tidurnya setiap
malam. Yeri menggelengkan kepalanya setiap kali mendengar kata-kata itu
mengiang di telinganya.
Pintu klinik terdengar terbuka. Terdengar langkah kaki yang melangkah
masuk. Yeri mengabaikannya karena mungkin itu suara dokter klinik. Kali ini
dia benar-benar ingin menenangkan dirinya bebas dari gangguan apapun.
Taehyun~gun suara itu langsung membuka mata Yeri. Dia mendengar
dokter klinik memanggil sebuah nama, yang belakangan ini menganggu
tidurnya.
nee .. sebuah suara menjawabnya. Suara itu sangat dikenalnya, terdengar
tepat dari balik tirai di sebelah Yeri.
Yeri menggelengkan
buruknya lagi.

kepalanya

berharap

ini

hanya

bayangan

mimpi

bagaimana kabarmu? Apa telingamu kambuh lagi?


aniyo, aku hanya ingin istirahat saja, kepalaku terasa sedikit sakit
Kali ini Yeri yakin pemilik suara itu adalah dia, Taehyun yang selalu
mengganggu tidurnya. Dia mulai panik, ia takut Taehyun tau dia sedang ada
di dalam klinik bersamanya, tepat di sebelahnya.
itu wajar, kau harus segera mendapatkan perawatan yang eksklusif. Kau
bilang sudah sejak kecil kau mengidap penyakit ini, kalau tidak segera di
atasi secara serius, kau bisa kehilangan pendengaranmu selamanya, aku
serius

Yeri langsung membeku mendengar kata-kata dokter itu. Ia benar-benar


terkejut, sekaligus bertanya-bertanya maksud sang dokter mengatakan itu.
Kehilangan pendengaran selamanya?.
ne, gamsahmanida .. jawab Taehyun
Dokter itu hanya menepuk pundak Taehyun sebelum pergi membiarkan
Taehyun istirahat sendiri di biliknya. Tirai itu ditariknya menutupi Taehyun
sendiri.
Taehyun langsung melemas. Perlahan dia membaringkan tubuhnya di atas
tempat tidur. Taehyun memejamkan kedua matanya.
gwenchana, gwenchana Taehyun~ah, gwenchana suaranya berbisik-bisik
pada dirinya sendiri, mengucapkan mantra ajaib yang selalu diucapkannya
setiap kali merasa terancam oleh penyakitnya sendiri.
Yeri mengintip dibalik tirai itu. Dilihatnya wajah itu, wajah penuh harap. Yeri
melihat tangan itu menggengam erat. Apa sesakit itu deritanya? Apa yang
sedang terjadi padanya? Pikir Yeri tak tega melihat wajah yang sedang
menahan sakit itu.
@@@
Seulgi berjalan lemas sambil memeluknya beberapa buku tebal. Seseorang
tiba-tiba mengambil buku yang dipeluknya itu. Seulgi menoleh dan
menemukan Mino sudah berdiri di dekatnya membawakan buku-bukunya.
eoh, gwenchanayo Seulgi berusaha mengambil kembali buku-buku itu dari
Mino
nado gwenchana, setidaknya aku lebih kuat membawa buku-buku tebal ini
daripada kau yang lemas ini, kau belum makan? balas Mino, namun Seulgi
terdiam menghela nafasnya mokko kajja! seru Mino berjalan duluan
sunbae Seulgi menghentikan langkah Mino

Mino berbalik dan melihat ekspresi Seulgi yang bertanya-tanya kenapa dia
melakukan itu. Mino tersenyum, kemudian berjalan mendekati Seulgi.
Mino tiba-tiba bersimpuh di depan Seulgi yang membuat Seulgi langsung
mengambil langkah mundur, tapi Mino sudah lebih dulu memegangi
sepatunya.
geumanisso ! seru Mino. Mino memperbaiki tali sepatu Seulgi yang
terlepas bagaimana bisa membantu temanmu sendiri, kalau kau sendiri
tidak bisa mengurus diri sendiri ucap Mino sambil memasangkan tali sepatu
Seulgi.
Setelah selesai, Mino mengambil kembali buku-buku yang tadi dilepasnya di
lantai, dia berdiri kembali menatap Seulgi kau harus makan lanjutnya,
membuat Seulgi tak bisa menjawab apa-apa lagi kali ini selain mengikutinya.
@@@
Mino hanya membisu menatap Seulgi di hadapannya yang sedang
menyantap makanannya. Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tak
percaya
bisa
makan
satu
meja
dengan
Seulgi.
sejak kejadian kemarin, Mino bertekat untuk selalu akan melindungi Seulgi.
Tangis pedih Seulgi kemarin membuatnya tersadar, bahwa gadis di
depannya ini adalah gadis lemah yang berpura-pura tegar. Berpura-pura tak
membutuhkan teman, padahal sebenarnya dia tak mampu sendiri. Kerena
itu, dia bertekat untuk selalu ada disamping Seulgi, diharapkan atau tidak
diharapkan. Namun Sesuatu menganggu pikiran Mino.
bagaimana kabar pacarmu? tanyanya ragu, setelah mengingat adegan
ciuman yang tak sengaja di lihatnya hari itu, hingga membuatnya patah hati
berhari-hari.
pacar? bingung Seulgi menatap Mino
iya, pacarmu
nu..gu?

Mino terdiam, ragu-ragu harus menjawab apa. Seulgi kemudian mencoba


bepikir siapa yang dimaksud oleh Mino.
Taehyuni? tanya Seulgi ragu
eum .. balas Mino
kami sudah lama putus jawab Seulgi datar
mwo?
Sejak SMP
mwo?? Kau.. yakin?
wae? Apa kami terlihat seperti orang pacaran?
Mino membisu, ia tak mungkin cerita bahwa dia pernah melihat keduanya
berciuman di tengah lapangan di bawah tiang bendera.
ani .. hanya saja, kau begitu perhatian padanya jawab Mino asal
aku pernah sangat mencintainya jawab Seulgi membuat bahu Mino
melemas hingga aku begitu peduli padanya, dan berharap aku tidak ingin
kehilangannya untuk kedua kalinya, sebagai seorang teman
Teman kata itu membuat sebaris senyuman terukir di wajah Mino.
Senyuman dan tatapan Mino pada Seulgi membuat dada Irene sesak
melihatnya. Sejak tadi dia berdiri jauh dari meja Mino menyaksikan
pemandangan yang begitu menyakitkan baginya. Walaupun dia sudah
menyakinkan diri untuk membuka hatinya pada Jinwoo, tapi dia tidak bisa
membohongi dirinya sendiri, bahwa Ia masih belum mampu menghapus
nama Mino dari hatinya.
Dadanya semakin sesak, membuat emosi memuncak tak tertahankan.
Dengan langkah pasti dia mendekati meja itu.

eoh Irene~na .. sapa Mino melihat Irene sudah berdiri di samping meja
makannya
Seulgi menoleh pada Irene yang menatapnya tajam. Mino jadi terheran
mengapa Irene memandangi Seulgi sepert itu.
Tanpa bepikir panjang, dengan pikiran yang terpengaruh emosi, Irene
menyiramkan segelas minuman di atas kepala Seulgi.
YA IRENE !! bentak Mino yang seketika bangkit terkejut melihat apa yang
dilakukan Irene. Seisi kantin langsung ricuh melihat kejadian itu.
Seulgi mencoba menahan amarahnya, tapi ia tak bisa, siapa yang tak marah
disiram begitu saja tanpa memiliki salah sama sekali.
siapa kau?! gretak Seulgi
nega? Irene, bangapta dingin Irene masih dengan tatapan tajamnya
Irene apa yang kau lukakan?! bentak Mino, tapi Irene mangacuhkannya,
tatapannya masih lurus pada Seulgi
apa aku punya masalah denganmu?
tidak ada, aku hanya muak melihatmu
wae? ada sesuatu yang membuatmu iri? Syukurlah, berarti aku ada di
atasmu balas dingin Seulgi
mwo? Irene semakin emosi mendengar kata-kata Seulgi, refleks tangannya
bergerak hendak menampar Seulgi, tapi Mino dengan cepat meraih
tangannya dan menggenggamnya erat.
Kali ini akhirnya Irene menoleh pada Mino yang menatapnya tajam. Untuk
pertama kali ia melihat Mino menatapnya sedingin itu. Irene mulai
merasakan sakit pada pergelangan tangannya yang digenggam Mino.
appo ! serunya meminta Mino melepas tangannya

jawab, kenapa kau melakukan ini !! apa masalahmu !! bentak Mino keras
pada Irene, membuat Irene melemas tak menyangka Mino akan
membentaknya sekeras itu, dadanya semakin sesak menerima perlakukan
dingin Mino.
lepaskan !! Irene berusaha melepas tangannya, tapi Mino malah semakin
keras menggenggamnya MINO ! seru Irene tak kuasa melawan genggaman
tangan Mino
Seseorang kemudian datang memegang tangan Mino yang menggenggam
tangan Irene. Mino dan Irene menoleh. Sudah ada Jinwo berdiri di antara
keduanya, matanya tajam menatap Mino.
lepaskan tanganmu ! gretaknya tegas pada Mino
Kening Mino mengerut melihat reaksi Jinwoo yang dingin padanya.
Tangannya perlahan melemas melepas genggamannya. Irene melemas
setelah tangannya dilepas Mino, dengan cepat Jinwoo menangkap tubuh
lemas Irene.
gwenchana? tanyanya khawatir pada Irene.
Irene mengangguk pelan menjawab pertanyaan Jinwoo kajja! Jinwoo
mengajak Irene pergi dari tempat itu, dengan perlahan memapah tubuh
Irene.
Jinwoo~ah ! panggil Mino, Jinwoo-pun menoleh kembali pada Mino. Tapi ia
tak berkata apapun, tatapannya masih tajam pada Mino, membuat Mino
terheran-heran kenapa Jinwoo bersikap seperti itu padanya.
@@@
Jinwoo membisu, kepalanya terus tertunduk. Walaupun tangannya terus
bergerak mengompres tangan Irene yang digenggam erat Mino tadi.
Irene-pun hanya terdiam menerima perlakuan Jinwoo. Ia masih shock dengan
apa yang dilakukannya tadi di kantin, dan apa pula yang dilakukan Mino

padanya. Belum lagi memikirkan reaksi Jinwoo yang membelanya. Di merasa


bersalah pada Jinwoo.
jinwoo~ah .. panggilnya pelan
Jinwoo masih membisu, kepalanya masih tertunduk, tak berdaya untuk
menatap Irene.
kau marah?
ani .. jawab Jinwoo singkat masih dengan kepala tertunduk
kenapa kau membelaku?
aku tidak membelamu
lalu?
hanya melepaskanmu dari genggamannya, dan menjauhkanmu darinya
wae?
karena kau sudah keterlaluan kini Jinwoo berani mengangkat kepalanya
menatap Irene sepertinya tanganmu sudah baikan alih Jinwoo yang
kemudian berdiri hendak pergi dari hadapan Irene
Jinwoo~ya! Irene berdiri menghentikan Jinwoo
aku harus kembali ke kelas
gurae miane ! seru Irene cepat menghentikan langkah Jinwoo benar, aku
masih mencintainya. Benar aku sudah gila melakukan hal bodoh tadi. Benar
aku sudah membuatmu terluka .. karena itu kalimat Irene terputus oleh
tangisnya yang tak mampu ia tahan lagi berhenti menyukaiku ! karena aku
tidak sanggup memberi harapan itu padamu, miane tangis Irene
Jinwoo melepas air matanya. Kata-kata Irene begitu menyakitkan untuknya.
Terlalu pedih. Setelah memberikan harapan besar padanya, kini Irene
menyuruhnya untuk menyerah. Menyakitkan, sangat menyakitkan.

@@@
Seunghoon memberikan arahan koreo pada Joy dan Seungyoon yang terpilih
sebagai perwakilan kompetisi dance tahunan. Dari balik cermin di depannya
dia memantau gerakan Joy dan Seungyoon. Tapi di pertengahan musik,
Seunghoon menemukan ada yang aneh dari Seungyoon.
Dia terus saja bergerak berbeda dari gerakan yang diberikan Seunghoon
sebelumnya. Joy juga menyadari itu, dia berhenti dari gerakannya melihat
Seungyoon yang terus bergerak sesukanya.
Seungyoon~ah! panggil Seunghoon, tapi Seungyoon mengacuhkannya.
Seunghoon kemudian memenekan tombol stop pada remote yang
dipegangnya. Musik sudah berhenti, tapi Seungyoon masih tetap bergerak
sesukanya. Ekpresinya wajahnya penuh dengan emosi kemarahan.
KANG SEUNGYOON !! teriak Seunghoon memanggilnya, tapi tetap tak ada
respon.
YA KANG SEUNGYOON !!! teriak Seunghoon penuh emosi membuat Joy
ketakutan mendengarnya.
Akhirnya Seungyoon bisa dihentikan.
beraturan. Tatapannya penuh amarah.
ARRRGHHHHHH !!! teriaknya
kehilangan akal sehatnya.

keras

Nafasnya

sekali,

terengah-engah

Seungyoon

tak

benar-benar

Seunghoon hanya menghela nafasnya, memejamkan matanya menahan


emosinya. Ia tau kenapa Seungyoon bersikap seperti ini. Tapi ia tak
menyangka Seungyoon sampai kehilangan akal sehatnya seperti ini.
Sementara itu Joy hanya berdiri, berdecak sendiri melihat kelakukan
Seungyoon seperti orang gila.
kau tantang saja dia berkelahi satu lawan satu, bukannya laki-laki suka
menyelesaikan masalah dengan berkelahi? sahut Joy sembarang

Tapi Seungyoon langsung memberi perhatian pada seruan sembarang Joy


itu. Dia menatap Joy, membuat Joy jadi salah tingkah.
wae? bingungnya
jangan berpikir macam-macam Kang Seungyoon ! seru Seunghoon yang
dapat membaca pikiran Seungyoon
Seungyoon mengacuhkannya, dia justru segera beranjak melangkah keluar
dari ruangan.
YA KANG SEUNGYOON !! bentak Seunghoon yang diabaikan Seungyoon
Seunghoon langsung menoleh pada Joy, dia menatapnya tajam. Joy jadi
semakin bingung.
wae? bingungnya lagi
lain kali pikir dulu sebelum berpendapat ! serunya kesal pada Joy
nega wae??! Joy tak terima disalahkan begitu saja
dasar kepala batu ! kau latihan saja sendiri ! serunya mulai beranjak
hendak keluar menyusul Seungyoon
shirreo !! seru Joy cepat menghentikan Seunghoon, ia berbalik aku tidak
mau latihan lagi ! aku juga tidak mau ikut kompetisi itu ! kau pikir siapa
kau ! serunya kembali menjadi Joy yang menyebalkan
kau kambuh lagi? Kau belum minum obat?
gurae ! aku juga baru sadar, kenapa selama ini aku mau bersama
denganmu beberapa hari ini di dalam ruangan bau ini ! sepertinya aku sudah
kehilangan akal sehatku ! aku benar-benar membencimu !
ya neo waeirae? bingung Seunghoon setengah kesal dengan sikap Joy
yang tiba-tiba membangkang

kau cari saja dancer lain ! aku keluar !! serunya dan langsung berlalu
begitu saja keluar dari ruangan meninggalkan Seunghoon yang kini merasa
darahnya benar-benar sudah naik sampai ke ubun-ubun.
@@@
Taehyun masih memejamkan matanya. Berusaha untuk masuk alam mimpi.
Tapi terlalu banyak pikiran yang menganggu pikirannya.
Tiba-tiba suara benda terjatuh terdengar keras mengganggu ketenangan
Taehyun. Taehyun membuka matanya, dia berpikir jika yang menjatuhkan
barang itu adalah dokter klinik pasti akan ada suara dari sang dokter, tapi
tidak suara apapun setelah barang itu terjatuh.
Merasa aneh, curiga dan penasaran, Taehyun bangkit untuk menengok
mencari tau apa yang terjadi di balik tirainya. Matanya menangkap sosok
yang sedang berusaha menyelinap keluar dari klinik.
Yeri terpatung bertatap muka dengan Taehyun. Seperti seorang pencuri yang
kepergok menyelinap keluar dari rumah curiannya. Suasana hening tercipta
diantara keduanya setelah bertatap muka. Tak ada suara atau gerakan
apapun.
kau Taehyun membuka mulutnya, Yeri langsung berdiri tegap, wajahnya
panik
asmamu kambuh lagi? tanya Taehyun kemudian
ne? aniyo .. aku tadi, eum .. Yeri benar-benar tidak bisa menyembunyikan
rasa paniknya
Taehyun kemudian mulai memahami sesuatu, dia bepikir Yeri berusaha
keluar dari klinik untuk menghindarinya yang kebetulan juga ada di klinik.
Taehyun tersenyum menyadari itu.
kau istirahatlah, biar aku yang pergi ucapnya
ne?

Taehyun kemudian berjalan mendekati Yeri. Jantung Yeri langsung berdetak


cepat melihat Taehyun yang mulai mendekatinya. Mereke kini berhadapan
sangat dekat. Yeri tak sanggup menatap Taehyun, dia benar-benar terlihat
panik, itu membuat Taehyun kembali merasa lucu, dia kemudian
menggerakkan tangannya untuk mengelus acak rambut Yeri.
Mata Yeri langsung membulat menerima perlakukan Taehyun yang tiba-tiba
itu. Dia kembali mematung. Taehyun kemudian keluar dari klinik
meninggalkan Yeri yang masih terpatung.
apa yang baru saja dilakukannya? tanyanya sendiri seraya memegang
rambutnya yang baru saja diacak lembut oleh Taehyun dia benar-benar
tidak mau membiarkanku hidup tenang, setelah membuatku menyerah,
sekarang membuatku kembali berharap? Dasar pria licik, bagaimana bisa
aku suka dengan pria egois itu ! argghhh !! omelnya sendiri di dalam klinik.
@@@
Taehyun akhirnya kembali ke menuju kelasnya.
YA NAM TAEHYUN !! suara teriakan memanggil namanya, membuatnya
menengaah lurus ke depan, tepat di depan pintu kelasnya ada Seungyoon
yang meneriaki namanya.
Dengan wajah penuh menantang, Seungyoon membuat kehebohan di dalam
kela 2-2. Wendy yang saat itu ada di dalam kelas seketika berdiri melihat
Seungyoon berteriak seperti itu.
dimana Nam Taehyun??!! serunya bertanya dengan seisi kelas yang
membisu sembari berbisik-bisik menanyakan apa yang terjadi.
Kang Seungyoon ! suara Seulgi dari luar kelas membuat Seungyoon
langsung menoleh padanya apa yang kau lakukan?
dimana Taehyun?
mau apa kau?

dimana dia ?!! serunya semakin keras


aku di sini Taehyun menyahut. Semua orang kini melihat kearahnya.
Seungyoon menatap tajam pada Taehyun, sementara Taehyun masih
bersikap santai. Ia bahkan tak bertanya-tanya mengapa Seungyoon tiba-tiba
mencarinya ke kelas sampai membuat onar dengan berteriak memanggil
namanya.
ayo kita selesaikan semua ini ! kau ingin berkelahi kan?! Ayo kita lakukan !
seru Seungyoon
Taehyun membisu tanpa ekspresi. Dia kemudian menatap Seulgi yang berdiri
di dekat Seungyoon. Seulgi menggelengkan kepalanya, memintanya untuk
menolak ajakan duel Seungyoon.
gurae ! dimana? balas dingin Taehyun mengacuhkan permintaan Seulgi
dan kini membalas tatapan tajam Seungyoon.
taehyun~ah ! sahut Seulgi yang tak setuju pertikaian ini, mengingat apa
yang terjadi kemarin padanya setelah ditinju Mino. Tapi taehyun
mengacuhkannya, dia lebih tertarik dengan bagaimana Seungyoon
menatapnya sekarang, baginya tatapan Seungyoon bukanlah tatapan
seorang penantang.
@@@

Mereka semua bekumpul di aula indoor sekolah. Sebagian dari mereka


adalah murid-murid yang tertarik menyaksikan perkelahian sengit antara
Nam Taehyun dan Kang Seungyoon.
Ditengah-tengah aula itu, Taehyun dan Seungyoon berdiri berjauhan, saling
menatap dingin. Tempat mereka berdiri seolah ring tinju yang sakral untuk di
masuki oleh yang lainnya. Termasuk Seulgi dan Wendy yang terlihat
ketakutan dengan perkelahian mereka dan ingin mencegahnya.

kita selesaikan semuanya! Seungyoon membuka suaranya


apa? Apa yang harus diselesaikan?
semuanya!
gurae .. kalau begitu kau pukul aku duluan!
Raut wajah dingin Seungyoon seketika berubah saat mendengar kalimat
tantangan Taehyun.
seranglah ! tantang Taehyun lagi
Seungyoon semakin membisu, dikepal kedua tangannya. Ia menelan
ludahnya. Tubuhnya mematung. Garis raut keraguan terlihat jelas di
wajahnya.
wae? shirreo? Kau sendiri yang menantangku, jadi kau boleh memukulku
lebih dulu !
Seungyoon kini menundukkan kepalanya.
wae Kang Seungyoon? Kau tidak tega? Kau kasihan padaku? dingin
Taehyun membuat Seungyoon kembali menoleh padanya dengan mata
membulat.
berhenti bersikap tak tega padaku sekkia !! bentak Taehyun menggema
seisi aula, membuat seisi aula terkejut dengan teriakannya yang penuh
emosi
apa yang kau kasihaniku dariku? Apa?? Kau berhenti bernyanyi untukku?
Karena tak tega padaku?? Kau sebut itu rasa setia kawan? Kau menghinaku
brengsek !! seruan Taehyun sontak membuat Seungyoon terkejut bukan
main. Bahkan Seulgi langsung membungkam mulutnya sendiri, matanya
membulat, terkejut dengan kata-kata Taehyun
kau keluar dari audisi hanya karena merasa kasihan padaku? kau
membuang gitarmu untuk rasa setia kawan? Kau pikir aku akan merasa

terharu dengan apa yang kau lakukan itu? Jelas-jelas kau membuatku
merasa terhina dengan semua yang kau lakukan gaesekkia !! bentak
Taehyun semakin keras
Tubuh Seungyoon melamas, air matanya menetes diluar kemauannya.
apa yang ingin kau selesaikan disini? Apa??!! Kau membuatku terlihat
seperti orang yang iri pada kesuksesan temannya sendiri, kau membuatku
terlihat sangat menyedihkan ! untuk apa kau ke sekolah ini brengsek, untuk
apa?! Semua yang kau lakukan membuatku semakin terlihat menyedihkan !
karena itu berhentilah kasihan padaku, atau merasa tak tega padaku ! itu
menghinaku !! aku tidak selemah itu sekkia !! Air matanya lepas tak
tertahan lagi.
Terluapkan sudah semua perasaan Taehyun. Perasaan yang sudah lama ingin
Seungyoon ketahui, dan ternyata semua diluar dugaannya. Seungyoon
melemas bersimpuh. Tubuhnya benar-benar melemas, tangisnya pecah
mendengar semua kebenaran ini.
berdiri ! berdiri kau brengesek !! bentak Taehyun yang kemudian dengan
cepat mendekati Seungyoon.
Di tariknya kerah baju Seungyoon untuk membuatnya berdiri kembali,
ditatapnya mata yang sudah basah oleh air mata itu. Dengan penuh emosi,
Taehyun mengepal tangannya dan meninju wajah Seungyoon hingga
tersungkur jatuh.
Seungyoon~ah !! seru Wendy yang langsung berlari mendekati Seungyoon
berdiri brengsek ! kau bilang ingin menyelesaikan semuanya, ayo
selesaikan !! bentak Taehyun lagi
Seunghoon yang ikut menyaksikan semuanya, sudah tak tahan lagi. Dengan
langkah pasti dia mendekati Taehyun dan langsung menjauhkannya dari
Seungyoon yang sudah tak berdaya.
Seungyoon bukan tak berdaya karena pukulan Taehyun, dia sudah dibuat
kalah lebih dulu oleh semua kata-kata Taehyun.

gumanhae ! tegas Seunghoon menatap Taehyun


Tangisnya tak tertahankan setelah melihat Seunghoon di depannya.
Seunghoon langsung merangkul tubuh Taehyun yang sebenarnya juga sudah
melemas.
Taehyun kemudian melihat ke arah Seulgi yang berdiri di jauh sana, yang
juga tak kuasa untuk tidak ikut menangisi apa yang baru saja terjadi di
depannya. Taehyun kemudian kembali melihat ke arah Seungyoon yang
tengah dipeluk Wendy untuk menenangkannya.
Perlahan Taehyun melepas diri dari rangkulan Seunghoon.
Kang Seungyoon ! panggilnya melemah semuanya sudah selesai, sudah
lama sekali. Tidak ada yang perlu kau selesaikan. Yang ada adalah, kau harus
memulai yang baru. Kau sudah punya semuanya, teman lamamu sudah
kembali dia menoleh pada Seulgi dengan tatapan penuh arti, kemudian
perlahan kembali menoleh pada Wendy dan kau juga mendapat teman
baru. Seharusnya kau sudah memulai sesuatu yang baru. Kembali pada
gitarmu, dia lebih berarti dari cerita lamamu. Karena cerita lama sejatinya
hanya akan menjadi sebuah cerita, kau hanya perlu cerita baru untuk
melanjutkan jalan ceritanya. Semuanya sudah selesai Kang Seungyoon
Seungyoon menatap wajah Taehyun yang juga menatapnya penuh arti.
Sudah tidak ada tatapan tajam dan dingin di antara keduanya. Taehyun
berbalik, dengan langkah sempoyongan dia melangkah meninggalkan aula.
Seunghoon cepat membantunya.
Sementara Seungyoon masih tak mampu menegakan tubuhnya. Ia kalah
telak. Tubuhnya benar-benar melemas dalam rangkulan Wendy.
Perkelahian ini, adalah perkelahian paling menyakitkan bagi keduanya.
Terlalu menyakitkan membuat tubuhnya melemas tak berdaya.
To be countinue

Part 12
Dont Say Sorry

Mino menemukan Jinwoo di depan lokernya. Sejak kemarin Mino tak bisa
menghubungi Jinwoo, bahkan di kelaspun Jinwoo menghindarinya. Mino
merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Jinwoo padanya.
Jinwoo menutup lokernya, dia berbalik, dan menemukan Mino sudah berdiri
di belakangnya. Dia menatap wajah Mino yang menatapnya jengkel. Dia tau
kenapa Mino menatapnya seperti itu.
wae? Jinwoo membuka mulutnya

wae? Kau bertanya kenapa?? Kau tidak merasa ada yang aneh darimu hari
ini? kesal Mino
aku biasa saja datar Jinwoo
biasa saja? Ya Kim Jinwoo! kau tidak biasa seperti ini padaku, ada apa?
kalau ada masalah katakan padaku !
Song Mino, aku juga merasa aneh pada diriku sendiri, jadi untuk sementara
biarkan saja aku seperti ini, sampai aku tau ada apa dengan diriku sendiri
karena Irene?
Jinwoo membisu tak menyangka Mino menyebut nama Irene.
aku tau kemarin aku sudah keterlaluan padanya, tapi kemarin dia sudah
keterlaluan, aku tidak tau kenapa dia melakukan itu
kau tidak tau?
Mino terdiam, melihat wajah Jinwoo yang mulai menatapnya serius.
dia menyukaimu, sudah lama sekali. Kemarin dia cemburu melihatmu
bersama Seulgi
mwo? kejut Mino
Jinwoo menghela nafasnya, melepas tatapannya dari Mino, menundukan
kepalanya untuk menutupi perasaanya sendiri dari hadapan Mino.
gurae .. aku memang tidak tau soal itu. Tapi satu hal yang aku tau, kau
menyukai Irene
Jinwoo mengangkat wajahnya, matanya membulat menatap Mino, tak
percaya Mino tau soal yang satu itu.
mian .. aku selama ini tidak menyadarinya, bodohnya aku. Mengaku
sahabatmu, tapi tidak tau perasaan sahabatnya sendiri. geundae Jinwoo~ah
..

geumanhae ! seru Jinwoo cepat memutuskan kalimat Mino jangan


membuatku merinding geli melihatmu melankolis seperti ini
mwo? bingung Mino
aku tidak akan pernah berkelahi denganmu hanya karena perempuan.
Tentang perasaanku pada Irene, itu urusanku dengannya, tanpa
melibatkanmu didalamnya. Jadi jangan minta maaf, atau apapun itu, itu
menjijikan, perutku mual!
mwo? kesal Mino
Jinwoo tertawa kecil melihat ekspresi kesal Mino seperti yang aku katakan
tadi, tentang aku dan Irene, biarkan menjadi urusanku dengannya, begitu
juga urusanmu dan Irene, selesaikan diantara kalian, tanpa melibatkanku.
Arrasso !
Mino tertawa kecil mendengarnya arrasso Kim Jinwoo ! balasnya.
@@@
Taehyun melemas di depan pintu ruang guru. Kepalanya tertunduk. Bahunya
melemas.
Wendy yang kebetulan saat itu melewati ruang guru melihat Taehyun.
Langkahnya terhenti melihat raut wajah Taehyun yang selalu dilihatnya
dingin kini melemas seolah bukan dia. Wendy teringat dengan kejadian
kemarin, kejadian yang menguras emosi semua orang yang melihatnya.
Taehyun mengangkat wajahnya, perlahan beranjak meninggalkan ruang
guru. Tapi langkahnya terhenti saat melihat Wendy yang tengah berdiri
menatapnya.
Sadar dirinya diperhatikan Taehyun, Wendy segera melangkahkan kakinya
berlalu dari hadapan Taehyun.
jamkanman seru
dihadapannya.

Taehyun

menghentikan

langkah

Wendy

tepat

Wendy tak menyangka Taehyun menyapanya, dia menoleh menatap


Taehyun.
namamu Wendy? tanya Taehyun pelan membuat Wendy bertanya-bertanya
ne .. wae? ragu Wendy
kau suka bermain gitar?
mwo? Iya .. kau tau darimana?
aku pernah melihatmu memainkan gitar
oh, lalu kenapa?
gomapta ..
mwoga? bingung Wendy
sudah bermain gitar untuknya
Wendy sempat bingung, sampai kini dia mengerti arah pembicaraan
Taehyun. Ia tak menyangka Taehyun yang kemarin benar-benar dingin, kini
terlihat begitu tulus.
kau peduli padanya ucap Wendy pelan
dia melepas mimpinya hanya untukku, itu tidak masuk akal. Aku tidak suka
itu, seolah aku harus bertanggung jawab dengan semua itu. Karena itu
terima kasih ..
Taehyun menatap Wendy dengan tulus, sebelum dia melangkah berlalu dari
hadapan Wendy.
Nam Taehyun ! panggil Wendy cepat
Taehyun perlahan berbalik menoleh kembali pada Wendy.
bangapta Nam Taehyun ucap Wendy dengan senyuman tulus

Taehyun melihat senyuman tulus itu, ada perasaan lega didalam hatinya
yang membuatnya mampu melepas senyuman untuk membalasnya gurae ..
bangapta tulusnya menatap mata Wendy.
@@@
Taehyun memasuki ruang dance. Hari ini dia ingin sekali memasuki ruangan
itu. Ruangan itu kosong, tak ada yang sedang menguras keringatnya di sana.
Perlahan Taehyun melangkahkan kakinya menuju jendela, tujuan utamanya
setiap kali memasuki ruangan ini. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar
suara pintu terbuka. Taehyun segera berbalik melihat siapa yang masuk
ruangan.
Ia terkejut, tak menyangka Seungyoon lah yang datang. Sama halnya
dengan Seungyoon yang berdiri terkejut melihat Taehyun ada di depan
matanya, setelah kejadian kemarin. Ia tak mengharapkan bertemu Taehyun
secepat itu.
Merasa bahwa suasanya
meninggalkan tempat itu.

tidak

tepat,

Taehyun

memutuskan

untuk

jangan menghindariku, kita bicara ! seru Seungyoon cepat menghentikan


niat Taehyun untuk pergi meninggalkan ruangan.
Keduanya saling menatap, tapi tatapan itu sudah tak sedingin biasanya.
Mereka berdua akhirnya terduduk di bangku panjang di ruangan bersuasana
hening itu. Keduanya duduk berjauhan sengaja menjaga jarak.
telingamu .. baik-baik saja? Seungyoon mulai menembus keheningkan di
ruangan itu
sudah ku bilang berhenti mengkhawatirkanku
aku bertanya ini bukan karena khawatir, tapi untuk membuatku lega
Taehyun menoleh padanya, tak mengerti arti ucapannya.

aku tidak akan minta maaf, kecuali kalau kau bilang, bahwa selama ini kau
menanggung deritamu sendirian. Karena itu aku harus tau, apa selama ini
kau baik-baik saja?
Taehyun membisu, segera dia membuang mukanya.
tentang semua yang kau katakan kemarin, kau tau aku tidak pernah
bermaksud seperti itu
arra ..
Seungyoon langsung menoleh mendengarnya.
Aku tau, akulah yang menjauhimu lebih dulu, karena aku malu. Tapi kau
malah melepas audisi itu, itu membuatku marah, kau membuatku terlihat
seperti iri dengan keberhasilanmu. Aku semakin mejauhimu. Lalu kau
melepas gitarmu, aku semakin marah, karena itu membuatku terlihat sangat
menyedihkan. Apa gunanya kau melakukan semua itu? Setia kawan? Apa
kau pikir aku akan senang kau melakukan semua itu? Semua itu benar-benar
membuatku marah, sampai benar-benar membencimu
Taehyun~ah ..
aku pergi kesekolah ini, untuk membuatmu semakin jauh dariku. Tapi kau
malah semakin mendekatiku. Itu membuatku semakin marah, kau tau
kenapa? Taehyun menoleh menatapnya
karena aku pikir dengan jauh darimu, kau bisa kembali mewujudkan
mimpimu menjadi seorang penyanyi, dengan menghilangkan rasa
bersalahmu padaku. Tapi kau malah beralih masuk club dance, itu semakin
membuatku marah dan sangat membencimu
Tetesan air mata menitis dari mata kedua pria yang pernah bersahabat baik
itu. Keduanya tak mampu menahan perasaan masing-masing.
brengsek ! seungyoon membuka mulutnya seharusnya kau cukup bilang
Ya Kang Seungyoon, aku baik-baik saja, kembalilah bernyanyi, jangan

pikirkan aku bukannya mejauhiku hingga membuatku merasa bersalah


padamu dari waktu ke waktu
itulah yang membuatku marah, karena aku tidak bisa mengatakan itu.
Itulah yang membuatku begitu menyedihkan.
Seungyoon terkejut, air matanya semakin tak mampu ditahannya. Untuk
pertama kalinya mereka bisa mengungkapkan perasaan mereka masingmasing. Tapi begitu menyakitkan untuk mendengarnya.
tapi semuanya sudah selesai. Seiring waktu, kita sudah menjadi diri kita
masing-masing. Aku tidak berharap kembali ke masa itu. Aku ingin cerita
baru Taehyun menundukan kepalanya semuanya tidak bisa dimulai lagi,
semuanya sudah terlanjur jadi seperti ini. Jadi kita selesaikan semua ini
sampai disini
gurae .. aku juga sudah menyerah, untuk menemukan Nam Taehyun di
sekolah ini
Taehyun kembali menoleh pada Seungyoon.
kau hanyalah Taehyun, murid dari SMA Sekang
Keduanya saling menatap penuh arti.
gomapta, sudah membuat semua ini menjadi jelas lanjut Seungyoon
dengan menatap mata itu dengan tulus, pun dengan Taehyun menatap
kedua mata yang sudah lama tak pernah dilihatnya sehangat itu.
Selesai, semua ini memang sudah selesai. Keduanya sudah lelah membawa
cerita lama, keduanya sudah lelah mencari tau kejelasan dari cerita lama
mereka. Keduanya sudah lelah menyimpan luka masing-masing. Keduanya
sudah tak ingin mengulang cerita lama, karena mereka yakin bahwa apa
yang terjadi dimasa lalu biarkan menjadi sebuah cerita, kedua sepakat
membiarkan semua yang telah terjadi biarkan terjadi, tanpa berusaha
merubah apapun yang sudah terjadi.
@@@

Seulgi melangkah pasti menuju menyusuri koridor sekolah untuk mencari


seseorang. Hingga sosok itu ditemukannya terduduk sendiri di depan
lapangan sekolah. Dengan langkah pasti Ia mendekati Taehyun.
Taehyun yang tengah terduduk sendiri untuk menenangkan dirinya setelah
perbincangan panjangnya dengan Seungyoon, menyadari kedatangan
Seulgi. Ia mengangkat wajahnya menatap Seulgi yang sedang menatapnya
dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
Tanpa bertanya, Taehyun langsung mengerti ada apa dengan Seulgi. Ia
menghela nafasnya, karena sebenarnya ia tidak ingin membicarakan ini
dengan siapapun.
anjoo ! pintanya hangat pada Seulgi
Seulgi tau, Taehyun paham maksud kedatangannya. Perlahan dia menurut
duduk di samping Taehyun.
wae? tanya Seulgi tanpa basa-basi
jangan salah paham, ini tidak ada hubungannya dengan Seungyoon
mwo?
aku pergi untuk berobat
mwo?
aku harus berobat agar aku tidak kehilangan pendengaranku Taehyun
menjawabnya dengan nada bercanda, untuk membuat Seulgi yakin bahwa
dia baik-baik saja atas keputusannya keluar dari sekolah yang sudah
disetujui sekolah pagi ini.
kemana?
America
berapa lama? Seulgi berusaha menahan tangisnya

lama sekali. Mungkin sampai aku mendapatkan seorang istri dan seorang
putri yang cantik
mwo? Kau akan menetap di sana?
Taehyun memilih tak menjawabnya, karena dia memang memutuskan untuk
melepas kewarganegaraan koreanya untuk menetap di Negara paman sam
itu.
Air mata Seulgi seketika menitik keluar dari mata beningnya.
aeigo .. kenapa menangis?
cukup lama untuk bisa membuatmu kembali, dan sekarang akan kau pergi
lagi?
Taehyun membalasnya dengan sebuah senyuman karena itu, terima kasih
sudah mau kembali padaku
taehyun~ah ..
kau juga, harus bisa menjalani cerita baru. Eo?
kau benar-benar tidak akan kembali?
tidak ada yang menarik di sekolah ini. Lagipula, kau sudah punya pacar, aku
jadi tidak bisa mendekatimu lagi
mwo?
Taehyun mengarahkan matanya pada sosok Mino yang sejak tadi berdiri jauh
memperhatikan dirinya dan Seulgi. Seulgi menoleh melihat apa yang dilihat
Taehyun, dan terkejut melihat Mino ada di sana.
aigo, dia sepertinya posesif, kau yakin akan pacaran dengannya?
Seulgi langsung menoleh menatap Taehyun dengan tatapan kesal.
omo, kau marah aku menjelekannya? Kau benar-benar menyukainya?

kau ini bicara apa sih !? Seulgi memukul pundak Taehyun


Itu membuat Taehyun tersenyum lucu. Dia kemudian mengacak-acak rambut
Seulgi.
jangan katakan siapapun tentang kepindahanku ucapnya
Taehyun~ah .. kenapa kau harus kembali menjadi Taehyun yang dulu disaat
kau akan pergi meninggalkanku?
wae? Kau jatuh cinta lagi padaku? candanya
aku benar-benar merindukanmu Seulgi kembali meneteskan air matanya,
tak mampu menahan betapa dia merindukan sosok Taehyun yang seperti ini
Taehyun perlahan mendekatkan diri, ia merangkul hangat tubuh Seulgi.
Sebuah pelukan ungkapan bahwa ia juga merindukan sosok Seulgi, sekaligus
pelukan perpisahan.
@@@
Mino terdiam, walalu ia cemburu, ia tak marah. Ia sudah mendengar tentang
kepindahan Taehyun. Jadi dia tau arti pelukan Taehyun pada Seulgi saat ini.
Walau tetap saja dadanya sesak melihat Seulgi di peluk pria lain.
Mino berbalik memutuskan untuk pergi dari tempat itu, tapi langkahnya
terhenti saat melihat Irene yang juga terkejut bertemu dengannya. Irene
segera membuang mukanya dan melanjutkan langkahnya menjauhi Mino.
irene~na ! panggil Mino cepat, Irene perlahan menoleh aku ingin bicara
lanjut Mino
Mino mengajak Irene duduk di taman sekolah. Irene membisu, tak tau harus
bicara apa dan merasa takut apa yang akan dikatakan Mino padanya.
tanganmu, gwenchana? tanya Mino ragu

Irene menoleh dan kemudian beralih menoleh pada tangannya yang


ditanyakan Mino
eo, gwenchana balasnya pelan
mian .. ragu Mino
apa yang ingin kau bicarakan Irene berusaha beralih dari pembicaraan
tentang kejadian kemarin
tentang Seulgi
Irene menoleh menatap Mino mendengar nama itu disebutnya.
kau ingin aku minta maaf? ketusnya
ani, ini bukan tentang kejadian kemarin
lalu?
dia satu-satunya wanita yang bisa membuatku jatuh cinta
Song Mino! Irene merasa marah tiba-tiba Mino mengutarakan perasaannya
apa maksudmu mengatakan ini padaku?
karena kau sahabatku, aku ingin berbagi cerita dengan sahabatku
Song Mino !! Irene tegas berdiri dari duduknya apa kau masih belum
mengerti juga kenapa kemarin aku melakukan semua itu?
arra ! seru Mino cepat karena itu aku mengatakan ini padamu
Irene meneteskan air matanya jadi kau mau bilang, kau menolakku?
Irene ! aku tidak pernah jatuh cinta sampai sedalam ini pada seseorang.
Aku ingin kau memahamiku, sebagai seorang sahabat
sahabat? Aku benci kata itu !

aku tidak mau kehilanganmu, Irene Mino tulus menatap mata Irene
Tapi Irene semakin tak mampu menahan air matanya.
aku benar-benar membencimu Song Mino ! seru Irene yang akhirnya
beranjak berlalu dari hadapan Mino.
Mino melemas, dia tau dia sudah menyakiti Irene. Tapi itu satu-satunya cara
untuk mempertegas batasan antara dia dan Irene. Bahwa dia tak lebih dari
seorang sabahat. Walaupun dia tau caranya sangatlah menyakitkan.
To be countinue .

Part 13
New Story ..

Taehyun berdiri mematung di depan lokernya. Tangannya terasa berat untuk


membuka loker itu dengan tujuan merapikan isi di dalamnya. Sudah lama

sekali memang dia ingin pergi dari sekolah ini, tapi Ia tak menyangka bahwa
dia akhirnya benar-benar pergi, terlebih setelah semuanya telah terungkap.
Dengan berat akhirnya tangannya bergerak membuka kunci dari lokernya.
Satu-satu persatu di keluarkannya barang-barang di dalam lokernya. Hingga
tangannya itu terhenti saat melihat sebuah foto yang menempel pada
dinding lokernya.
Matanya melekat menatap foto yang diambilnya beberapa bulan yang lalu.
Perlahan tangannya bergerak mencabut foto itu. Sebaris senyum tersimpul
diwajahnya.
Dengan cepat Taehyun segera berlari. Ada sesuatu yang harus dilakukannya
sebelum dia benar-benar pergi dari sekolah itu.
@@@
Mino menemukan Seulgi yang sejak tadi dicarinya. Ia tengah sendirian
membaca buku di sela-sela rak buku di dalam perpustakaan itu.
Menyadari ada yang sedang berdiri di depannya, Seulgi mengangkat
wajahnya. Mino tersenyum menyapanya.
kau membaca lagi? sapa Mino
eoh, sunbae mencariku?
aku dengar hari ini dia akan pindah
Seulgi terdiam, ia mulai mengerti kenapa Mino mencarinya aku baik-baik
saja ucapnya pelan
Mino membisukan bibirnya. Perlahan dia duduk di lantai perpustakaan,
bersandar pada rak buku di belakangnya.
semakin sering aku mendekatimu, aku semakin tau kebiasaanmu Mino tak
lepas menatap lekat kedua mata Seulgi

mwo? bingung Seulgi


kau akan membaca buku, disaat perasaanmu tidak tenang
Seulgi tertegun mendengarnya. Ia tak menyangka Mino tau tentang itu.
Sejauh itukan Mino sudah mengenal dirinya. Perlahan Seulgi ikut
menundudukan diri di lantai.
ottoke arra? ia menatap wajah Mino
apa dia begitu berarti untukmu?
eum .. jawabnya singkat sejak kecil, aku memiliki rasa cemburu yang
besar pada sahabatku sendiri, Seungyoon. Aku iri dengan semua yang dia
miliki. Aku benci dia terus mendekatiku tanpa menyadari rasa iriku padanya.
dan kemudian .. Taehyun datang diantara kami. Dia datang menjadi pelukan
terhangat yang pernah aku rasakan, menjadi tangan yang menghapus
sekat-sekat kecemburuanku pada Seungyoon. Menjadi seseorang yang
menyadarkanku betapa berartinya Seungyoon dalam hidupku. Karena itu,
sejak dia pergi, aku kembali menjadi gadis pencemburu pada sahabatnya
sendiri. Aku seperti kehilangan panutan dalam hidupku jelas Seulgi menatap
lurus kedepan
Mino membisu mendengar penjelasan itu.
tapi dia benar, kita sudah sama-sama dewasa. Kita sudah bisa membuat
cerita baru untuk menutup cerita lama. Semuanya sudah berubah, dan kita
terlambat menyadari bahwa kita sudah menjadi karakter yang baru tapi
belum berani melanjutkan cerita baru
kau masih mencintainya?
Seulgi menoleh menatap Mino yang menatapnya lekat.
sunbae pernah bertanya padaku, apakah aku pernah jatuh cinta pada
seseorang yang bahkan aku tidak tau orang seperti apa dia, benarkan?
Mino menjawabnya dengan mengangguk pelan.

waktu itu aku menjawanya belum pernah. Sekarang, aku merasakannya ..


Mino mengerutkan keningnya tak mengerti
kau siapa kau? orang yang seperti apa kau? aku ingin tau semua..
tentangmu
Mino tertegun tak percaya, tubuhnya menegang terkejut. Seulgi hanya
tersenyum menatapnya, meyakinkannya bahwa dia sungguh-sungguh
dengan kata-kata yang barusan dia ucapkan. Jantung Mino berdegub
kencang. Senyuman Seulgi membuatnya tersenyum malu, ia benar-benar tak
percaya ini akan terjadi. Keduanya tersenyum penuh arti, tak melepas
tatapan mata masing-masing. Keduanya benar-benar terbawa alur cinta
yang sepakat untuk mereka tulis bersama-sama.
@@@
Jinwoo berjalan sendirian melewati koridor sekolah menuju perpustakaan.
Tapi langkahnya terhenti di depan pintu kelas 2-1. Dari depan pintu kelas itu
dia melihat Irene yang terduduk sendiri di kelasnya. Padalah sudah jam
istirahat.
Jinwoo teringat, semalam Mino mengiriminya sms, memberitahunya bahwa
dia sudah bicara dengan Irene. Walaupun dia tidak tau dan tidak bertanya
pada Mino apa yang dia katakan pada Irene, tapi melihat bagaimana Irene
melemah hari ini, sepertinya Mino telah membuatnya patah hati.
Dengan langkah pelan namun pasti, Jinwoo mendekati meja dimana Irene
menidurkan kepalanya lemas. Jinwoo duduk di bangku di samping meja
Irene, dan ikut menidurkan kepalanya seperti yang Irene lakukan.
Irene tak bereaksi melihat Jinwo sudah ada di depannya. Dia hanya diam,
membiarkan Jinwoo menatapnya.
kenapa tidak ke kantin? tanya Jinwoo
aku tidak lapar jawab Irene lemas

minum?
aku tidak haus
klinik?
pergilah, jangan mengkhawatirkanku
aku harus pergi kemana? Bahkan kakiku sendiri yang membawaku masuk
ke dalam kelas ini
Irene tertegun mendengarnya. Perlahan dia mengangkat kepalanya, duduk
tegap pada kursinya.
Jinwoo~ah ..
kenapa menatapku dengan tatapan kasihan seperti itu? Kaulah yang harus
dikasihani sekarang
mwo?
Mino menolakmu?
YA ! kesal Irene
Jinwoo tertawa kecil melihat reaksi Irene. Perlahan Jinwoo bangkit dari
kursinya. Jinwoo mendekati Irene, dan bersimpuh di depannya. Diraihnya
kedua tangan Irene dan menggenggamnya erat.
Apa kau bahagia saat melihat dia tetawa?
Irene sempat terlihat bingung, namun dia akhirnya mengangguk untuk
menjawabnya
seharusnya kau juga bahagia melihat dia bahagia. Kau tidak lihat
bagaimana Mino saat bersama Seulgi? Dia tertawa lebar seperti orang
bodoh, kau pernah melihatnya? jelas Jinwoo dengan nada bercanda itulah
cinta Irene~na lanjutnya serius

Irene membisu mendengarnya. Dia melihat bagaimana Jinwoo menatapnya.


lagi-lagi kau menghiburku disaat kau sendiri sakit
aku tidak sakit karena cemburu melihat kau begitu mencintai Mino, aku
sakit karena melihatmu sakit
Lagi-lagi Irene tertegun mendengarnya.
aku mengatakan ini, bukan untuk menunjukan perasaanku. Aku tulus
sedang menghiburmu, sebagai sahabat
mian .. lemas Irene
untuk?
aku tidak bisa membalas perasaanmu
apa aku pernah memintanya?
mwo?
aku tidak pernah memintamu membalasnya, cukup kau tau perasaanku saja
aku sudah lega. Aku hanya ingin kau tetap menjadi Irene yang aku kenal,
Irene yang membuatku jatuh cinta. Yang akan selalu membuat jantungku
berdegub setiap melihatmu, Irene yang manis
bagaimana kau bisa memiliki perasaan seperti itu?
entahlah .. aku tidak butuh alasan untuk memiliki perasaan ini padamu
Jinwo tersenyum tulus menatap Irene. Masih tak dilepasnya kedua tangan
Irene. Irene membalas senyum itu, dia begitu terpesona dengan perasaan
Jinwoo padanya. Walaupun dia masih belum memiliki perasaan sedalam
perasaan Jinwoo, namun ada celah dalam hatinya yang mengharapkan untuk
Jinwoo masuk mengisi kekosongan itu. Dan menuliskan alur cerita baru
untuknya.
@@@

Seunghoon melangkah cepat saat menemukan sosok yang dicarinya tengah


berjalan bersama seorang teman di koridor sekolah. Dengan cepat, tanpa
basa-basi Seunghoon langsung menarik tangan Joy untuk mengikutinya
pergi.
Joy terkejut dengan apa yang dilakukan Seunghoon yang begitu tiba-tiba.
YA !! bentak Joy seraya menghempaskan tangan Seunghoon lepas dari
genggamannya.
Seunghoon berbalik menoleh menatap Joy.
apa yang kau lakukan? kesal Joy
kita latihan! seru Seunghoon
mwo? Latihan? Bukankah aku sudah bilang aku sudah keluar dari club mu
itu!
wae? Kau takut?
mwo?
kau takut ikut kompetisi itu kan?
siapa yang takut?
kalau begitu ayo latihan!
shirreo !
berarti kau memang takut
YA ! aku bukannya takut !
lalu?
Joy kehabisan kata-kata, dia tak tau harus membalas apa lagi. Seunghoon
tersenyum puas melihat reaksi Joy. Dia tau, Joy akan melemah saat

diremehkan. Karena dia sendiri yang pernah bilang, kalau dia benci
diremehkan, karena itu Seunghoon menggunakannya sebagai senjata.
kajja ! ajak Seunghoon dengan nada meledek
minta maaf ! seru Joy cepat membuat Seunghoon mengerutkan keningnya
kau minta maaf dulu, baru aku mau latihan lanjut Joy
minta maaf untuk apa? bingung Seunghoon
lihatkan ! kau sendiri tidak tau kesalahanmu apa, bagaimana bisa menilai
orang !
YA ! kau benar-benar marah hanya karena kemarin aku memarahimu?
kau bilang hanya?
jadi selain diremehkan, kau juga tidak suka dimarahi?
tentu saja, siapa yang suka dimarahi?
lalu kau ingin aku bagaimana? Bersikap manis padamu? Oeh Joy annyeong
Seunghoon berlagak manis dengan melambai-lambaikan tangannya
dengan cute seperti ini? Atau eoh Joy~ah, kau lelah? ingin minum? Ingin
aku belikan sebotol soda? lanjut Seunghoon mempraktekkan jika dia
bersikap manis dan cute pada Joy.
Joy ternganga-nganga melihat kelakuan Seunghoon.
YA ! kau menjijikan ! serunya jijik
karena itu, jangan minta yang aneh-aneh ! cepat latihan ! lanjut
Seunghoon kembali menjadi Seunghoon yang sebenarnya
kau benar-benar menyebalkan ! kesal Joy
lebih baik begitu kan? Seunghoon tersenyum jahil aku tunggu di ruang
latihan ! ruang itu begitu sepi tanpamu lanjutnya membuat ekspresi Joy
seketika berubah.

Seunghoon kembali tersenyum, sebelum akhirnya


melangkahkan kakinya berlalu dari hadapan Joy.

dia

berbalik,

dan

Tanpa sadar Joy ikut tersenyum. Kalimat terakhir Seunghoon tadi entah
kenapa terdengar begitu manis ditelinga Joy, hingga mampu membuatnya
tersenyum malu sendiri.
menyebalkan ! bisiknya sendiri disela senyuman malunya.
@@@
Seungyoon menghela nafas panjangnya di depan pintu ruang latihan. Entah
mengapa begitu berat baginya untuk masuk keruangan itu lagi.
Namun akhirnya dengan perlahan dia membuka pintu itu dan melangkahkan
kakinya masuk ke dalam. Seseorang sudah ada di dalam ruangan, bersandar
pada jendela. Seungyoon terkejut melihat Wendy ada di ruangan dance.
wendy? sapanya ragu
Wendy menoleh mendengar suara Seungyoon. Ia kemudian tersenyum
menyapanya.
Seungyoon dengan ragu membalas senyuman itu kenapa bisa ada di sini?
tanyanya kembali sambil berjalan mendekati Wendy
tentu saja mencarimu jawab Wendy pasti
ada apa? ada yang ingin kau bicarakan? tanyanya setelah berdiri tepat
dihadapan Wendy.
Wendy menghela nafasnya, ada keraguan dalam darinya, tapi ia merasa
harus melakukan itu. Wendy mengeluarkan tangannya yang sejak tadi
disembunyikannya di balik punggungnya. Selembar kertas diarahkannya
pada Seungyoon.
Dengan wajah bingung, Seungyoon menerima selembaran kertas itu.
Matanya seketika membelanga membaca lembaran itu.

wendy, ini? kejutnya menatap Wendy, namun Wendy berusaha tersenyum


yakin padanya.
benar, ini lembar audisi Kpop Star
kenapa kau memberikannya padaku?
ikutlah, sudah terlalu lama kau memendam mimpi itu
Seungyoon melemas mendengarnya Wendy, ini tidak benar, aku tidak bisa
ikut Seungyoon mengembalikan lembaran itu pada Wendy
Seungyoon~ah .. kau bisa, dan kau harus Wendy berusaha meyakinkan
Seungyoon
Seungyoon membisu menatap Wendy.
apa aku bisa?
tentu saja !
aku ragu ..
apa lagi yang membuatmu ragu?
Seungyoon kembali membisu, dia juga tidak tau apa yang membuatnya
ragu. Sudah lama sekali dia melepas mimpi itu, apa dia masih bisa
mewujudkannya? Terlebih dia tak pernah memikirkan kembali tentang
mimpinya tersebut.
ikutlah Kang Seungyoon ! suara Seunghoon mengalihkan perhatian
Seungyoon dan Wendy
Seungyoon memandangi Seunghoon yang kini berjalan mendekatinya.
Seunghoon kemudian melihat selembaran di tangan Wendy itu dan
mengambilnya pelan dari tangan Wendy.
Taehyun benar, kau harus kembali pada mimpimu. Kau sudah terlalu bodoh
meninggalkan mimpimu Seunghoon menatap Seungyoon dengan yakin

tapi hyung ..
apa lagi?
ini sudah begitu lama, aku tidak yakin
kau bisa Kang Seungyoon
hyung ..
Seunghoon menempelkan selembaran itu di dada Seungyoon. Dia menatap
Seungyoon dengan yakin. Seungyoon kembali membaca isi lembar audisi itu.
Perlahan kembali menoleh pada Wendy.
Wendy tersenyum tulus, meyakininya bahwa dia bisa. apa ini cerita baru
yang bisa aku tulis? batin Seungyoon membaca kembali lembaran itu.
@@@
Taehyun sampai di depan ruangan itu. Tangannya bergerak pelan membuka
pintu di depannya. Ruangan yang selama ini ingin dikunjunginya.
Ruangan itu kosong, tak ada seorangpun di dalamnya. Hanya beberapa
lukisan yang menghiasi dinding ruangan. Kaki Taehyun perlahan melangkah
masuk ke dalam.
Ia melihat sebuah kursi di samping jendela. Ia mendekati kursi itu. Dari sana,
dia bisa melihat ruang dance di gedung sebrang. Jadi disinilah sang pelukis
itu terduduk melukis di kanvasnya.
Ada sebuah kanvas di depannya tertutup sebuah kain putih. Tapi sebuah
buku arsip kecil diatas meja menarik perhatiannya. Ia mengambil buku
gambar itu. Dibukanya lembaran pertama.
Matanya terbelanga melihat lukisan yang ada didalamnya. Lukisan dirinya.
Dia yang sedang berdiri di balik jendela itu. Kembali Taehyun membuka
lembar demi lembar, dan semua lukisan itu adalah lukis dirinya. Hingga

sampai pada lukisan terakhir, masih lukisan dirinya, tapi berbeda dari yang
lainnya.
Sebuah lukisan dirinya yang sedang tertidur dengan mata terpejam. Taehyun
langsung menyidik-nyidik memikirkan dimana lukisan ini bisa di ambil.
Suara pintu terbuka tiba-tiba terdengar menarik perhatian Taehyun. Matanya
terbelanga tak percaya siapa yang dilihatnya datang membuka pintu.
Yeri sama terkejutnya, tak percaya melihat Taehyun sudah ada diruangan
lukisnya. Terlebih lagi dia sedang memegang buku lukisnya. Yeri membisu
menatap Taehyun.
Taehyun kemudian teringat dengan kejadian kemarin di klinik, saat dia
bertemu Yeri. Ia kini tau jawaban dimana lukisan dirinya yang sedang
tertidur diambil. Sekaligus menemukan jawaban bahwa sang pelukis yang
selama ini di carinya adalah Yeri. Gadis yang pernah datang berlari untuk
menemuinya. Gadis yang pernah pingsan karenanya. Gadis yang ingin
masuk dance untuknya. Gadis yang pernah mengutarakan perasaannya tibatiba.
jadi, itu kau? lirih Taehyun
Yeri masih membisu ia tak tak harus menjawab apa.
Hembusan angin tiba-tiba masuk melalui jendela yang terbuka, hingga
menerbangkan kain putih yang menutupi lukisan besar itu. Taehyun menoleh
melihat lukisan itu.
Sebuah lukisan seorang pria berseragam sekolah dengan telapak tangannya
diatas kepala seorang gadis berseragam dengan rambut panjang.
Sebaris senyum tersimpul diwajah Taehyun, menyadari arti lukisan itu.
Senyum itu tak bisa di lepasnya menatap lukisan itu. Lukisan yang
menggambarkan pertemuannya dengan Yeri kemarin di klinik.
Ia kembali menoleh menatap Yeri yang gugup memandanginya. Ada
perasaan menyesal dalam diri Taehyun, menyesal karena dia benar-benar

datang terlambat. Ia tak tau, bahwa sang pelukis selama ini melukisnya
secara diam-diam, dia pikir hanya dia sendiri yang diam-diam memandangi
sang pelukis. Terlebih hari ini adalah hari terakhirnya di sekolah ini.
Tatapannya masih melekat pada Yeri yang masih berdiri di tempatnya.
Perlahan Taehyun melangkahkan kakinya mendekati Yeri. Langkah demi
langkah Taehyun semakin mendekat, jantung Yeri semakin berdetak cepat.
Taehyun kini berdiri tepat di hadapan Yeri. Yeri tak berani menatap Taehyun.
Kepalanya terus tertunduk.
maaf, aku terlambat ucap Taehyun pelan.
Yeri terkejut mendengarnya, perlahan
memberanikan diri menatap Taehyun.

dia

mengangkat

kepalanya

gadis yang aku sukai itu, adalah pelukis yang selalu terduduk ditempat
yang sama di balik jendela itu
Yeri tertegun tak percaya mendengarnya. Lidahnya benar-benar membeku
hanya untuk bertanya apa itu aku?.
Taehyun tersenyum tulus pada Yeri, gadis yang selama ini membuatnya
jantuh cinta, namun terlambat untuk diraihnya. Namun ia tak menyesal jatuh
cinta pada gadis didepannya saat ini.
Perlahan Taehyun mendekatkan diri untuk dapat meraih bibir Yeri.
Dikecupnya bibirnya dalam satu kedipan mata. Untuk meyakinkan Yeri,
bahwa ia jujur akan perasaannya pada Yeri. Ia telah jatuh pada Yeri jauh
sebelum dia bertemu Yeri, jauh sebelum hari ini, di mana akhirnya keduanya
bertemu dan saling menatap penuh arti dengan jarak sedekat ini.
@@@
Seungyoon masih berdiri dengan perasan ragu terus memandangi lembaran
yang sejak tadi dipegangnya.

Seungyoon~ah Seunghoon memutuskan lamunan Seungyoon apa kau


tau, Taehyun akan pindah sekolah hari ini?
Mata Seungyoon membulat terkejut mendengarnya.
pindah? sahut Wendy yang juga terkejut mendengarnya
neo molla? ragu Seunghoon kembali bertanya
Seungyoon melemas, dia sama sekali tidak tau tentang ini. Ia kemudian
teringat perbincangannya kemarin dengan Taehyun. Akhirnya dia
menemukan alasan mengapa Taehyun akhirnya mau membuka cerita lama
ini, mau duduk tenang menumpahkan perasaan masing-masing. Jadi
ternyata karena kepindahannya. jadi ini caramu mengucapkan selamat
tinggal taehyun~ah? batinnya.
Perhatiannya kembali tertuju pada lembar audisi yang masih dipegangnya.
kau hanya perlu cerita baru untuk melanjutkan ceritanya, bukan terjebak
dalam cerita lama. Kata-kata Taehyun itu melintas dalam pikirannya.
jadi ini cerita yang ingin kau mulai? bisiknya sendiri baiklah, aku akan ikut
audisi ! serunya terdengar yakin
Seunghoon dan Wendy tersenyum lega akhirnya Seungyoon membuat
keputusan yang tepat. Seungyoon menoleh menatap Seunghoon dan Wendy,
kemudian tersenyum yakin, kalau dia sudah membuat keputusannya sendiri,
melangkah maju dari cerita yang sudah seharusnya diselesaikan dari dulu.
Memang terlambat, tapi dia percaya .. tidak ada kata terlambat untuk
sebuah mimpi.
@@@
2 tahun berlalu.
Seulgi~ya ! sapa Wendy yang tak sengaja menemukan Seulgi yang tengah
menyimpan barangnya di dalam lokernya.
eoh annyeong .. sapa Seulgi

hari ini jadikan?


tentu saja .. aku sudah menyiapkan semuanya
assaa !
hi ! sapa Mino yang tiba-tiba datang menyapa mereka.
annyeong ! sapa Wendy
kau sudah makan? tanya Mino langsung pada Seulgi mengabaikan salam
Wendy
ahh jinjja .. kesal Wendy
Mino tertawa melihatnya, dia memang sengaja menggoda Wendy.
chukkae ! seru Mino sambil mengacak rambut Wendy
mwoga?
Kang Seungyoon No 1 di chart musik minggu ini
Wendy hanya tersenyum membalasnya.
kami akan datang menonton live stage nya, kau mau ikut? tanya Seulgi
pada Mino
aah, mian .. aku ada ujian lemas Mino
Seulgi hanya mengangguk memaklumi kesibukan pacarnya yang mengambil
fakultas hukum.
kemana Jinwoo oppa? tanya Wendy menyadari Jinwoo yang selalu bersama
Mino sekarang tidak ada di sampingnya.
dia pergi menjemput Irene
jinjja? Mereka pacaran?

entahlah, tapi apa Irene mau melepas Jinwoo? Kalian tau kan, sejak masuk
kuliah banyak sekali perempuan yang mengejar Jinwoo, popularitasnya
benar-benar tinggi
benar juga .. Wendy mengangguk-angguk kepalanya
Tiba-tiba seseorang datang diantara mereka. Mereka bertiga menaruh
perhatian pada Joy yang datang melemas dengan raut wajah yang kusut.
wae ddo? tanya Wendy
kalian bertengkar lagi? sahut Seulgi yang mulai hafal kebiasaan Joy yang
setahun terakhir ini dekat dengannya.
Lee Seunghoon, dia benar-benar menyebalkan! seru Joy kesal
wae? sahut Wendy
dia memarahiku di depan umum hanya karena pakaianku
YA ! Seunghoon benar, pakaianmu itu terlalu seksi, pacar mana yang suka
melihat pacarnya memamerkan tubuhnya untuk semua orang? sahut Mino
kami tidak pacaran ! sanggah Joy cepat
tidak pacaran, tapi setiap hari bertengkar seperti suami istri balas Mino
kau bahkan memarahinya saat melatih dancer perempuan di club nya
sahut Wendy
kau juga menelponnya setiap hari tambah Seulgi
kau sebut semua itu bukan pacaran? tamba Mino
ya ! aissh .. kesal Joy yang sudah tak bisa mengelak lagi
Mereke bertiga hanya tertawa melihatnya.

HP Seulgi tiba-tiba berdering. Sebuah pesan Line dari seseorang. Sebaris


senyum menghiasi wajahnya saat membaca isi pesan itu.
dari siapa? tanya Mino yang sejak tadi memperhatikan
hari ini dia kembali balas Seulgi dengan senyuman manisnya menatap
Mino
Mino sempat bertanya-tanya siapa yang dimaksud Seulgi, sebelum akhirnya
dia ikut tersenyum memahami siapa yang dimaksud oleh Seulgi.
@@@
Yeri berjalan melewati koridor sekolah sendirian. Dia sudah kelas 3 sekarang.
Akhir-akhirnya ini dia begitu sibuk menyiapkan ujian masuk Universitas.
Hp nya bergetar. Cepat dia meraihnya dari saku seragamnya.
Nam : kau sudah pulang sekolah?
Yeri tersenyum membaca pesannya. Yeri kemudian berjalan mendekati
bangku taman sekolah, dia ingin membalas pesan itu sambil duduk
menunggu jemputan Jinwoo.
Me

: sudah

Nam : sedang menunggu jemputan?


Me

: eum .. oppa neun?

Nam : aku sedang jalan-jalan, mau aku kirimkan foto yang bagus?
Me

: tentu

Nam : [picture]
Mata Yeri terbelang melihat foto yang dikirimkan. Itu adalah foto dirinya
sendiri saat ini, persis di depan sekolah, terduduk di bangku taman. Ia
langsung berdiri dari duduknya, melihat sekitarnya.

Matanya memburu mencari dimana dia. Sampai akhirnya dia menemukan


sosok itu. Berdiri ditengah di tengah lapangan. Nam Taehyun, dia tersenyum
begitu manisnya saat melihat Yeri akhirnya menemukan sosoknya.
Yeri masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tapi, melihat sosok itu
kini tersenyum padanya, dia bisa tersenyum lega, kalau sosok yang tengah
dilihatnya sekarang bukanlah sebuah bayangan belaka, tapi nyata, Nam
Taehyun pria yang tak bisa membuat Yeri jatuh cinta pada pria lain lagi.
Walaupun harus 2 tahun menunggu dan hanya bisa berkomunikasi via Line,
cintanya tak pernah memudar.
Kedua sejoli ini saling tersenyum di tempatnya masing-masing, bertatap
muka mengekspresikan kebahagian mereka yang akhirnya bertemu setelah
2 tahun berpisah. Seolah tak ada siapa-pun diantara mereka, hanya mereka
berdua, seolah waktu berhenti untuk mereka.
END

Anda mungkin juga menyukai