Anda di halaman 1dari 3

H.A.L.L.

O
Langit yang membiru terik dan angin yang berhembus dari waktu ke waktu melatar belakangi
kota pada pagi hari ini. Pagi hari yang malang, teriknya langit dan sejuknya angin tak ada artinya
bagi mereka. Yang berlalu lalang bagaikan laron-laron mengejar duniawi. Suara-suara tapak
sepatu pantofel memenuhi jalan raya kota ini.

Kota yang tercinta, kota Dead’s Red.

Pagi yang berbeda bagi siswa dan siswi di SMA 1 Dusun Pamali sejak terjadinya kasus
pembunuhan, seorang siswa di SMA tersebut. Murid demi murid, hingga guru sekalipun kerap
membicarakannya. Riuh bisik-bisik memenuhi koridor di sekolah tersebut. Waktu menunjukkan
pukul 07.00 yang menandakan pelajaran akan segera di mulai. Murid-murid masuk ke dalam
kelasnya masing-masing dan menyiapkan pelajaran hari ini. Sangat berbeda dengan keadaan di
dalam kelas, terdapat salah satu siswa yang tergesa-gesa menaiki satu persatu anak tangga.
Bunyi langkahnya menggema di setiap sudut ruangan. Ia telah berdiri di depan kelas berkecamuk
memikirkan alasan. Dengan berani, ia membuka pintu kelas secara diam-diam dan memberi
isyarat kepada teman-temannya agar tetap diam.

Langkah demi langkah ia pijakkan sampai ke tempat duduk nya. Tiba-tiba…., “Ekhem,
Bambang.” panggil guru yang sedang mengajar di kelas itu. Ia menengok ke arah belakang
dengan wajah yang terlihat tidak bersalah itu. “Eh, pak guru,” ucapnya dengan liria “Enak banget
ya, asal masuk kelas tanpa izin. Push up 50kali!” wajah pak guru terlihat marah karena ulahnya.
Itulah, si Bambang. Bunyi bel istirahat pun berbunyi, murid-murid berdesak-desakkan keluar dari
kelas. Berbeda dengan Bambang yang keluar dari kelas dengan wajah yang tertekuk. Melihat
malas ke arah teman-temannya yang berlarian ke arah kantin. Dengan bahu yang menurun, ia
menuruni tangga satu persatu. Saat di tengah ia menuruni tangga, ia merasa seperti ada yang
mengawasinya. Langkah Bambang pun terhenti, dengan cepat ia menoleh ke sebelah kiri tangga
yang di curigainya. Nihil. Hanya ada barang-barang yang sudah antik terkumpul disana. Di tengah
keterkejutannya, tiba-tiba… “Dor!”. Bambang pun terkejut dan langsung menoleh temannya. Itu
joji. “Kenapa kam bingung begitu?” tanya joji kepada Bambang “O-ohh, gapapa ji.” ucapnya
gelagapan. “ke kantin aja yu, ji! aku traktir deh” Bambang dan joji pun berlalu ke arah kantin dan
sejenak melupakan apa yang di rasakannya di tangga itu. Saat di kantin Bambang dan joji
bertemu dengan teman-temannya yang lain. Bambang sedang memesan makan untuk dirinya
dan juga joji. Akan tetapi, untuk kedua kalinya, ia merasa di awasi kembali. Karena rasa takut
yang di alami nya, ia pun menceritakan kepada joji dan teman-temannya yang lain namun
teman-temannya menertawakan Bambang dan berkata “kamu baru ngalamin?” Bambang tiba-
tiba terkejut dengan ucapan salah satu temannya, “m-maksud mu apa?” tanya Bambang
bingung. Teman-temannya pun hanya menanggapi itu hanya sebuah candaan, tetapi saat di
sadari, penjual makanan di kantin tersebut melihat ke arah Bambang dengan tajam seperti
belati yang akan menusuknya. Bambang panik dan dengan segera meninggalkan tanda tanya
bagi teman-temannya. Dirinya sudah berada di depan kelas dengan terengah-engah, ia pun
langsung masuk ke dalam kelas. Entah berapa kali Bambang di kejutkan pada hari ini, karena
Bambang mencium bau tidak enak yang sangat menyengat. “Hmph…! Bau apa ini? Gak enak
banget.” keluh Bambang sambil menutup hidungnya.
Bambang sudah merinding dengan ketakutan bergetar menjalar ke seluruh tubuh,
mendengar kerasnya pintu yang tertutup dengan sendirinya. Bambang masih bisa berpikir positif
itu hanya angin. Sementara di kantin Joji merasa resah akan keadaan Bambang, ia pun mengajak
Nisa, Nara dan Visca. Bambang sempat terkejut dan terkesiap, hingga rasa itu berubah menjadi
rasa senang. Mereka yang juga berniatan untuk mengungkapkan kejadian terror itu. Mereka pun
muai menjelajah sekolah, hingga sampai masuk ke arah gudang sekolah. “Ttak!” angkah mereka
terhenti karena tiba-tiba terdengar suara orang menginjak kayu, mereka tidak peduli dan lanjut
masuk ke dalam gudang. Tiba-tiba… “Brak!” muncul sosokk makhluk dengan wajah yang tak
berbentuk membawa arit. Tanpa aba aba akhuk itu menerka Visca dengan aritnya. Mereka
berempat terkejut setengah mati, dengan langkah yang terbirit birit, mereka lari kearah gerbang
sekolah. Saat mereka sampai, mereka di halau oleh Pak Satpam, Pak Hadri. “Kalian lagi apa
malam malam begini, hah?!” bentak Pak Hadri kepada mereka berempat. Belum sempat
Bambang menjelaskan, makhluk tersebut langsung menerkam Pak Hadri dengan arit. Tubuh pak
Hadri sudah tak terbentuk dan darah keluar dari tubuhnya tetes demi setetes. Terdiam, sunyi
keadaannya. Dengan cepat, mereka berlari ke sembarang arah, lalu mengarah ke arah ruang BK.
Tak disangka, dari depan ruang BK terdapat tali yang membawa mereka ke gudang kembali. Saat
itu Nisa yang sedang di landa panik, tak sengaja menginjak tali tersebut hingga terseret tali itu
entah kemana. Hanya tersisa tiga orang saat ini, Joji,Nara,Bambang. Berlari dengan sekencang
mungkin ke arah manapun, dan mereka memutuskan untuk bersembunyi dari dalam kelas.
Terlambat. Saat mereka akan mengunci pintu, makhluk tersebut sudah menancapkan aritnya ke
pintu sambil membawa kepala jasad pak Hadri yang disandingi kaki jasad Nisa di kaki makhluk
itu. Makhluk itu membuka lebar-lebar mulutnya sambil menyeringai sambil berkata,”H.A.L.L.O
T.E.M.A.N T.E.M.A.N!” setiap kata yang diucapkan olehnya, akan mengeluarkan darah dari
mulutnya. Nara, Joji, dan Bambang panik sekaligus ketakutan sampai pada akhirnya Nara
menemukan tombak besi dan ingin menusuk makhluk tersebut. “Kita harus keluar secepatnya!”
ucap Nara. Joji dan Bambang mengangguk setuju. “Kunci gerbang kayak nya ada di ruang guru,
gimana ini?!” teriak Nara kembali dengan frustasi. Joji pun mencetuskan ide, “Aku akan berlari
ke lantai dua dan tiga untuk menarik perhatiannya, kalian berlari kearah ruang guru mengambil
kuncinya.” Nara dan Bambang hanya bisa pasrah dan berdoa agar mereka bertiga selamat.
Rencana pun dimulai , joji yang membawa korek dan bensin berlari dari lantai dua hingga tiga
,sementara itu,Nara dan Bambang mengendap-endap ke ruang guru.

Sampaiah mereka diruang guru dan dibukalah pintu ruang guru tersebut.betapa terkejutnya
mereka saat melihat ada guru yang bersembunyi disana. Guru itupun menyadari keberadaan
keduanya disana, ia berkata,”Cepatlah pergi! Ini kuncinya, cepat lari!” guru itu memberi
kuncinya kepada mereka berdua. “Tapi pak, Bapak juga harus ikut lari dengan kami!” teriak Nara.
“Tidak! Jika saya ikut, makhluk itu akan mengikuti juga. Jadi, ku mohon pergilah!” ucap guru itu
dengan frustasi. Dengan tak tega, mereka meninggalkan guru itu dan berlari ke arah gerbang
sekolah.

Hal yang tak terduga terjadi, Joji membakar sekolah dengan isinya agar makhluk-makhluk yang
ada disana musnah dan hilang. Nara dan Bambang hanya bisa diam dan terkejut. Dan dirasa
mereka sudah dekat, dengan terburu-buru mereka membuka kunci gerbang tersebut. Dan
menunggu Joji keluar di depan sekolah. Asap memenuhi seluruh sudut ruangan dan berkumpul
menjadi kepulan asap yang tebal. Nara dan Bambang sangat cemas karena Joji sama sekali
belum menampakkan batang hidungnya. Beberapa menit berlalu, Joji belum juga muncul, hingga
Beberapa menit berlalu, Joji belum juga muncul, hingga akhirnya di tengah-tengah tebalnya
asap, muncul sosok bayangan. Joji datang dengan selamat, walaupun ia terkena luka bakar.
“Syukurlah kalian selamat.” Ucap Joji dengan senyum tulus yang ia punya. Mereka bertiga
selamat, walaupun Visca dan Nisa harus gugur dengan tak layak. Hingga sampai sekarang, pelaku
pembunuhan siswa tersebut belum di temukan. Tiba-tiba saja Joji pingsan dan mengundang
panik bagi Nara dan Bambang. Memanggil orang sekitar untuk membawa Joji ke rumah sakit
terdekat.

Naas, belum sampai di rumah sakit, Joji sudah berpulang. Ia kehabisan darah hingga tak bisa
bertahan. Joji, Nisa, Visca di nyatakan gugur.

NAMA NAMA ANGGOTA

 Bambang (Mohammad Iqbal Herlambang)


 Nara (Dinnara De Carradine Hayuningdyah)
 Joji (Muhammad Ghozi Eimantara)
 Nisa (Nadine Khairunnisa)
 Visca (Arvisca Permata Okpuri)

Anda mungkin juga menyukai