Anda di halaman 1dari 67

Nama gua Benandino, gua sekarang hanyalah pemuda berumur 20 tahun, yah masih muda

memang untuk pengalaman luar biasa yang sering gua alami semasa SMA, benar gua
adalah seorang pengusir hantu.

Kisah ini berawal dari gua masuk salah satu smk terkenal di Bandar Lampung, SMK
Negeri ini baru saja pindah dari lokasi lama yaitu di Rawa Laut ke daerah morotai,
bagi kalian yang juga bersekolah disini pasti kalian pernah mengalami beberapa hal
mistis ketika sekolah disini, dan kalian harus tau satu hal dari gua, gua gak
percaya adanya hantu.

Awal masuk mos

Kelas untuk peserta didik baru di bagi menjadi beberapa ruangan, gua masuk ke
ruangan 1.9, yang gua kenal hanya 1 orang sebut saja dia Praja, rumah gua dan praja
dekat, Praja adalah salah satu teman kecil gua, dan tanpa sengaja gua dan praja di
terima di SMK ini dan sama-sama memilih jurusan yang sama yaitu Multimedia, di
ruangan ini mos berjalan seperti biasa seperti ya dilakukan oleh sekolah lain,
sebaiknya gak usah gua jelaskan, kalian juga pasti mengerti.

Kelas Multimedia pada awal mos di bagi menjadi 2 kelas, yaitu 1.9 dan 1.10 dan pada
akhirnya kedua kelas ini digabung dan diacak dan gua terpilih untuk masuk kelas
Multimedia 2, kita singkat saja MM2, dan lagi-lagi gua dan Praja satu kelas, dengan
terpaksa gua dan Praja duduk sebangku, dan ada beberapa orang yang gua kenal juga
dikelas ini, maaf bukan rasis dia adalah keturunan Tionghoa, namanya sebut saja
Aping, dia memiliki badan yang gemuk dan ciri khas wajah Tionghoa, dan ada juga
yang gua kenal di kelas 1.9 namanya sebut saja Al, walaupun dia baru masuk dia
cukup populer di kalangan kakak kelas dan juga di kalangan kami, dan mungkin nanti
gua akan mengenalkan beberapa kawan-kawan gua yang lain.

Pengalaman pertama.

Pada awal minggu gua sekolah, gua mendengar gosip yang beredar dari lingkungan
kelas gua, bahwa sekolah ini angker, satu hal yang menjadi prinsip gua, bahwa gua
gak percaya yang namanya hantu, saat ada pelajaran di kelas tiba-tiba salah satu
kawan wanita sekelas gua berteriak, dan suasana kelas jadi kacau, di ikuti beberapa
siswi wanita yant juga ikut berteriak, posisi gua duduk berada dipojok belakang
karena memang ini adalah tempat duduk kesukaan gua, guru wanita yang waktu itu baru
mengajar terlihat takut melihat teriakan siswi-siswi dikelas gua dia lari ke arah
ruang guru untuk memanggil guru agama kami, lalu guru agama kami datang, gua tetap
bersikap cuek dan tidak mau ikut campur awalnya melihat kelakuan wanita gila ini
yang mencari perhatian, ketika guru agama gua datang dia hanya bicara satu kalimat.

"Kalo belum terbang, biarin aja nanti juga berenti sendiri." Ucapnya

Lalu guru agama pergi dari kelas kami, gua cukup lucu mendengar ucapannya, setelah
sekian lama gua merasa terganggu karena para wanita ini terus menjerit bahkan bukan
cuma satu atau dua orang tapi sampai tujuh orang, kepala sekolah kami panik dan
mencoba mencari dukun, persetan dengan dukun gua juga bisa.

"Pra, gua bakal ngusir setan setan itu dari badan cewe-cewe itu." Ucap gua ke Praja

"Alah becanda lo Ben." Praja mengejek gua

Hahaha, awalnya gua memang berniat bercanda, tapi tiba-tiba kelas kami jadi sangat
ramai dan di rubungi oleh para siswa lain, dan yang jelas teriakan mereka sangat
menganggu kuping gua.
Gua berdiri dan berjalan ke depan kelas, semua mata memandang ke arah gua, ada
beberapa siswa yang mencoba menahan amukan siswi siswi gila ini yang terus
menjerit, lalu dengan lantang gua berteriak didepan kelas.

"Hei demit busuk! keluar dari tubuh mereka!" Teriak gua

Semua mata melihat kearah gua dan menatap gua aneh, mungkin yang di pikirkan
mereka, "apasih nih orang", "apasih gak jelas", "alah anak baru cari perhatian",
itu yang di pikiran gua ketika mereka semua menatap gua.

Jujur gua melakukan hal ini bukan karena gua mau mencari perhatian, tapi karena gua
merasa terganggu dengan teriakan mereka.

Tidak lama setelah itu, salah satu siswi melihat kearah gua dan menjerit, lalu
melotot ke arah gua, jujur aja ini pengalaman pertama gua yang di luar dugaan gua,
dia memberontak hingga beberapa pria yang memegangnya tidak dapat memegangnya lagi,
ini gak mungkin, dia bisa bebas dan lepas gitu aja, dia lari ke arah gua dan
berencana mencakar wajah gua, dengan sigap gua melindungi wajah dari cakarannya
menggunakan tangan gua, sakit memang tapi ini tidak ada apa-apanya di banding rasa
malu gua. Gua dorong wanita itu lalu gua ambil spidol yang ada di meja dan menunjuk
wanita itu.

"Kalo lo mau nyentuh gua lagi, jujur aja bakal gua buat mampus lo seumur hidup lo!"
Teriak gua kearahnya

Suasana di luar kelas gua makin ricuh, jeritan penyemangat untuk gua banyak datang
entah dari mana, wanita itu mundur perlahan, lalu gua buka spidol gua dan
menggambar salah satu yang gua tau untuk memanggil setan, karena liat di film-film,
yaitu bintang yang berada di dalam lingkaran, gua gambar tujuh buah gambar itu di
dalam papan tulis kelas, wanita itu terus mengeram tapi dia tidak berani mendekat
ke gua.

"Oke ritual mulai." Ucap gua

Gua tau wanita-wanita bohongan melakukan aksi ini, entah apa yang ada di pikiran
mereka, dan gua juga sebenernya bohongan melakukan aksi pengusiran setan ini, tapi
karena sudah terlanjur harus gua selesaikan semua kepura-puraan ini.

Gua berlari ke arah wanita itu dan menepuk jidatnya, lalu gua berlari ke arah
wanita lain yang juga kerasukan, setelah itu gua berlari ke papan tulis dan
menempuk gambar yang gua buat, 7 gambar yang gua buat gua tepuk satu-satu, lalu gua
menjerit.

"Tersegel lah kalian setan!" Teriak gua

Ini memang menjijikan, tapi gak ada hal lain yang dapat gua perbuat selain
melakukan hal ini, karena memang sudah terlanjur.

Lalu dengan cepat gua menghapus papan tulis itu, wanita wanita itu masih mengeram
dan lagi-lagi gua tepuk kepalanya satu-satu. Dan ajaibnya rencana gua berhasil,
setelah gua tepuk kepala wanita wanita itu, tiba-tiba mereka berhenti menjerit dan
mata mereka terpejam, seperti pingsan.

Setelah ritual selesai, gua dengan kebohongan gua harus menyelesaikan tahap akhir,
gua gambar sesuatu yang abstrak di telapak tangan gua, dan gua menepuk jidat gua
sendiri.

"Selesai." Ucap gua dengan gaya keren


Semua orang yang melihat bertepuk tangan, ini goblog, semua ini yang gua lakukan
karena gua pernah nonton film tv series di tv kabel, tolol.

Tapi seperti teori, agar kebohongan 7 orang pencari perhatian itu berhenti, harus
ada 1 orang yang mampu melakukan kebohongan lainnya, lalu tidak lama dukun yang
dipanggil ke sekolah gua datang.

"Jadi mana setannya?" Dukun itu nertanya dengan wajah yang angkuh

"Udah pergi pak!" Teriak Al

"Tidak, saya masih dapat merasakan auranya disini." Ucap dukun itu

Gua cuma tersenyum kecil, lalu para wanita itu di bawa ke uks, dukun itu membawa
bunga-bungaan lalu di lemparkan kepojokan kelas kami, termasuk bangku gua.

"Oke setelah ini dengan bunga yang telah di doakan, mungkin setan itu akan pergi."
Ucap dukun itu

Lalu dia pergi begitu saja, popularitas gua pun naik di kalangan para siswa,
popularitas sebagai penghusir hantu, tapi jujur masalah yang sebenarnya muncul
disini.|

Satu�

Di sekolah gua ini ada dua buah pohon beringin yang menjadi ciri khas, bahkan
sampai gua jadi alumni beringin ini belum di tebang juga, saat itu gua lagi duduk
di bawah beringin dengan Praja, Al, Aping dan salah satu teman kami lagi sebut saja
Etet.

"Kok lo bisa sih ngusir setan gitu?" Tanya Al

"Bakat, maybe" Ucap gua seadanya

"Kalo di budaya gua ngusir setan pake jimat." Ucap Aping

"Hmm mungkin ada banyak cara, tapi yang gua pelajarin yah kaya tadi." Ucap gua
lagi-lagi ngasal

"Gua kawan lo dari kecil kok gak tau ya lo bisa kaya gini, nanti gua bilang ayah lo
ya ben." Ucap Praja

"Jangan bego, ini perjanjian dengan sebuah mahluk, kalo lo cerita bisa-bisa gua di
marahin." Ucap gua bohong lagi

"Mahluk apa itu?" Tanya Etet

Etet yang dari tadi diam tiba-tiba berbicara.

"Lo gak tau tet? mahluk semacam iblis gitu bego, tadi aja yang di gambar dia di
papan tulis itu lambang setan." Ucap Al

"Hmm gak juga sih, gak ada sangkut pautnya sama nyawa, tapi setan yang gua usir
tadi itu jiwanya diserahin ke dia." Gua mulai berbohong gua

"Siapa dia?" Tanya Etet lagi

"Yah Mahluk itu." Ucap gua


"Siapa namanya?" Tanya Etet lagi mengintrograsi

Gua sedikit tercengang dengan pertanyaan Etet ini, kenapa dia lebih banyak ingin
tau, apa gua harus terus nutupin kebohongan yang gua lakuin.

"Salazar." Ucap gua ngasal

Gua inget Salazar adalah salah satu Boss di Resident Evil 4 yang dikalahin Leon
Scoot Kennedy.

"Hahahahahaha, Salazar mah boss cebol di RE 4 bego." Praja tertawa dengan lepas

"Itu nama mahluk yang buat perjanjian sama gua." Kata gua berbohong lagi

"Oh gitu." Gumam Etet

Lalu dia pergi meninggalkan kami semua, ada apa dengan orang itu, bikin takut aja.

"Ajarin gua ngusir hantu sih." Ucap Al

"Iya gua juga, kan gak ada kaitannya dengan nyawa." Kata Aping menimpali

"Gua juga boleh?" Tanya Praja juga

Gua diam sejenak, dan menarik nafas panjang seakan-akan gua lagi berfikir.

"Nanti deh, gua pikir dulu." Jawab gua

Lalu ada pengumuman, bahwa hari itu kami disuruh pulang karena ada beberapa
kejadian diluar dugaan, tapi anehnya gua disuruh menghadap dulu ke ruang guru
sebelum pulang.

Gua segera kembali kekelas dan membereskan tas gua, sampai tiba-tiba seorang wanita
yang mencoba mencakar lengan gua datang menghampiri gua.

"Gua Nabilah, salam kenal, maaf tadi kata temen-temen, gua cakar lengan lo ya?"
Tanyanya sembari tersenyum

Senyum yang menjijikan.

"Ya, gpp. Satu hal yang gak gua suka dari lo, untuk apa lo ngedukung kebohongan lo
sampe lo ngelukain orang lain?" Tanya gua

Dia diam sejenak, wajahnya memerah entah karena malu atau hal lain

"Maksud lo bohong?" Tanyanya

"Udah lagi lah, persetan dengan hal yang lo lakuin, bukan cuma tangan gua yang
luka, tapi bangku gua di siram bunga sama dukun bego itu !" Suara gua agak tinggi
kearahnya

Hampir seluruh kelas menengok ke gua karena gua meninggikan suara gua, tapi seperti
nya pembicaraan kami tidak mereka perhatikan. Lalu Nabilah mengambil kertas dan
pulpen, dia menulis sesuatu di kertas itu.

"Boleh kapan-kapan kita keluar, ini nomor hp gua, gua mohon simpen, gua gak ngerti
apa yang lo omongin, tapi gua harap lo ngehubungin gua." Ucapnya

"Terserah." Ucap gua sembari pergi


Gua menggegam kertas yang di berikan Nabilah, percuma lo cantik tapi kelakuan lo
busuk demi ketenaran, anjing! Gua gak suka hal ini, tambah keras cengkraman gua ke
kertas itu, gua berjalan ke ruang guru dengan cepat, lalu sampai gua di ruang guru,
gua lihat ada dukun gila itu masih disini.

"Iya pak, ada apa?" Tanya gua ke arah guru yang memanggil gua

"Maaf Benandino, kalo kamu mau ketenaran atau suatu hal lebih baik jangan sekolah
disini." Ucapnya

"Maaf pak saya gak paham." Ucap gua lagi

"Saya kata pak dukun ini, gak ada setan di kelas kamu, dan kamu udah ngerencanain
semuanya agar kamu terkenal di sekolah ini." Ucap guru itu lagi

"Maaf pak saya mencela, tapi jujur pak saya gak ada kerja sama apapun dengan
mereka, bahkan saya siap di sumpah pak di depan orang ramai kalau saya gak ada
sangkutpaut nya dengan mereka, bahkan saya gak kenal dengan mereka, dan satu hal
lagi pak ada seorang wanita bernama Nabilah yang termasuk korban kesurupan massal
itu memberikan nomor telponnya ke saya, ini nomornya." Gua memberikan nomor telpon
itu ke guru itu

"Ini Nabilah apa namanya? kamu dari MM2?" Tanya guru itu

"Saya gak tau nama kepanjangannya pak, ya pak saya dari MM2." Jelas gua

Seketika gua menengok karena wanita bernama Nabilah itu ada di belakang gua.

"Ada apa pah?" Tanya Nabilah

Pah? Jadi guru ini papahnya Nabilah

"Oh, kamu termasuk korban kesurupan?" Tanya guru itu ke Nabilah

"Nabilah gak tau, tapi kata temen-temen iya, dan dia yang nolong." Ucap Nabillah

Gua tetap diam, karena gua gak tau apa maksud dari cewe ini.

"Maaf Benandino, kamu boleh pulang sepertinya saya salah sangka" Ucap guru itu

"Saya pamit pak." Ucap gua sembari ngeloyor pergi

Gua berjalan keluar ruang guru, gua masih memikirkan hal tadi, persetan dengan
ketenaran, lalu dukun itu.

Cih! apa-apaan dukun itu dengan mudahnya fitnah gua! B*ngsat.


Ketika gua mau sampai pintu keluar gua liat dukun itu dengan motornya menghampiri
gua.

"Jangan pernah buat saya malu, atau saya santet kamu, sekali lagi kamu ganggu kerja
saya, saya santet kamu !" Ucapnya

Gua senyum kecil, dengan tegas gua bilang ke dukun gila itu.

"Silahkan pak, bahkan ilmu bapak tidak setinggi saya." Ucap gua

Hahaha gua sendiri gak nyangka gua bisa bilang gitu, tapi paling tidak gua buat
dukun ini gak nyantet gua.
Plak. Sebuah tamparan mulus mendarat di pipi gua, gua merasakan darah mengalir dari
hidung gua. Anjing dukun ini nampar gua!

"Awas kamu." Ucapnya�

Lalu dia pergi, ah tamparannya sakit. Gua pergi ke warung terdekat dan nyari tisu
untuk berentiin idung gua yang mimisan, setan! ya itu setan yang sebenarnya! Gua
duduk sejenak di warung itu dan beli es, lalu ada mobil yang berenti di dekat
warung itu.

"Mau bareng?" Panggil Nabillah

Oh ini mobil guru tadi.

"Makasih, gua jalan aja" Ucap gua ke nabillah

"Sini." Panggil guru itu

Dengan terpaksa gua naik ke mobil itu.

"Rumah kamu dimana?" Tanyanya

"Di Gunung Sulah." Ucap gua

"Oooh, Nabillah tadi katanya mau ngomong." Ucap guru itu

"Ben, ini nomor hp gua. Yang tadi udah lecek, terus juga di pegang papah. Nanti sms
ya." Ucapnya sambil tersenyum

"Iya." Jawab gua singkat

Pembicaraan kami sepertinya tidak penting untuk di ceritakan disini, setelah gua
sampai rumah gua salin dan merebahkan diri gua di kasur.

"Sms gak ya?" Gumam gua sendirian

Gua ambil hp gua dan mengetik sms dan mengirimnya ke Nabillah.

"Hai, ini gua Ben." Isi sms gua

Gua tunggu lama, sampai akhirnya gua tertidur karena tidak ada balasan dari dia.
Dua�

Gua terbangun sore menjelang maghrib, setelah itu, gua pergi ke kamar mandi tanpa
mengecek terlebih dahulu isi hp gua, sehabis mandi gua cek hp gua ternyata ada sms
dari Nabilah, 4 sms di terima dan 2 panggilan tak terjawab.

"Lo dimana?" Sms pertama

"Gua kerumah lo ya?" Kedua

"Gua udah di depan." Ketiga

"Gua nungguin lo masih di depan rumah." Keempat

Hah? ngapain dia, lalu gua segera pakai baju dan mengecek ke depan rumah dan
ternyata ada Nabilah sedang duduk dikursi halaman rumah gua.
"Ngapain?" Tanya gua

"Gua nungguin lo dari jam 3, boleh gua masuk, ada siapa di rumah?" Tanyanya

"Gak ada siapa-siapa, ayok masuk, mau minum apa?" tanya gua

"Orang rumah pada kemana? Terserah Ben gua minum apa aja." Katanya sambil tersenyum

Gua kebelakang memasak air dan menyeduh segelas teh, lalu gua bawakan dan gua
kembali dan memberikan teh gua ke Nabilah. Setelah itu gua menceritakan kemana
orang-orang dirumah gua pergi.

"Ibu gua punya usaha, pulang malem, ayah gua udah cerai. Jadi kenapa lo disini dari
tadi dan gak bilang-bilang dulu, tadi gua ketiduran gak tau ada sms atau telepon
dari lo." Jelas gua

"Oh gitu, gak apa-apa sih main aja." Katanya

"Emang betah dari tadi?" Tanya gua

"Betah kok, sambil ngeliatin anak kecil main tadi." Ucapnya

"Emang lo suka anak kecil, gua anak bungsu sih jadi kurang suka sama anak kecil."
Ucap gua

"Lumayan, gimana luka lo? Mendingan gak? Ini gua bawa makanan, siapa tau sembuh."

Dia memang sedari tadi membawa plastik, ternyata itu berisi makanan.

"Gua bawain jeruk sama nasi, tapi kayanya nasinya udah lama jadi gua beli lagi aja
ya?" Katanya.

"Udah gak usah, untuk apa sih lo repot-repot bawa ginian?" Tanya gua

"Untuk nebus kesalahan gua sama lo, gua juga mau minta kejelasan ata-kata lo di
sekolah tadi." Jelasnya

"Lupain, gua udah gak mau inget apa-apa tentang kejadian itu, gua ngerasa konyol."

"Tapi jujur gua gak inget apa-apa tentang semuanya, dan gua disini mau minta tolong
sama lo." Ucapnya

"Minta tolong apa itu?" Tanya gua

"Tolong usir hantu yang selalu ngelilingin gua, gua mohon."

Wajahnya berubah, dia menunduk lesu lalu airmatanya keluar dari matanya.

"Gua bukan pengusir hantu, gua bukan siapa-siapa, gua gak percaya hantu." Jelas gua

"Gua mohon, ini masalah serius."

Air matanya makin mengalir, gua bingung apa yang harus gua lakuin

"Oke oke, semoga aja gua bisa bantu, jelasin masalahnya." Ucap gua

"Ini dimulai saat gua kelas 2 SMP, saat itu gua main ke rumah kawan gua, disana
katanya ada pohon mangga angker, dan gak boleh satupun makan mangganya, karena rasa
penasaran gua dan banyak mangga disitu gua manjat ke pohon itu dan gua petik
beberapa, lalu gua makan mangganya, dan dari saat itu gua ngerasa ada yang
ngelilingin gua, gua gak pernah cerita ke papa, sampai kejadian hari ini." Jelasnya

"Gua muak dengan kebohongan ini, mending lo pergi, bawa jeruk dan nasi itu pulang,
gua gak percaya namanya hantu!" Gua berteriak dan menggebrak meja di depan gua

Mata Nabilah ternganga menatap gua, sampai untuk pertama kalinya dalam hidup gua,
gua melihat sesosok bayangan pria muncul di belakang Nabilah dan menjerit ke arah
gua, gua terhantak kaget dan lompat dari kursi gua kebelakang, setelah itu sosok
itu hilang, walaupun itu sangat sebentar, tapi kejadian itu sangat jelas di depan
mata gua. Nabilah bangun dari duduknya dan keluar dari rumah gua.

"Jeruk sama nasinya gua tinggalin, makasih, bukan maksud gua juga maksa lo Ben."
Lalu dia pergi keluar

Gua mencoba panggil dia, sepertinya dia memang menderita, dan tadi itu apa, oke gua
memutuskan untuk menolong dia.

"Nabilah" Panggil gua

"Iya?" Dia menoleh

"Gua bakal bantu lo." Kata gua

Dia belari dan memeluk gua, air matanya menetes di bahu gua, entah gua gak tau apa
yang bakal terjadi selanjutnya, tapi sekarang gua ngerasa ada kedamaian di dalam
hati Nabilah.

"Makasih." Ucapnya

Yah, ini mungkin hal yang terbaik yang akan gua lakukan dalam hidup gua.
Tiga�

Setelah Nabilah pulang, gua masih memikirkan cara untuk mengusir hantu, dan tadi
yang gua liat di belakang Nabillah itu apa?

Gua tetap pada pendirian gua bahwa gua gak percaya hantu, setela pikiran gua
melayang jauh, tiba-tiba Praja menelpon gua.

"Dimana lo ben?" Tanyanya diseberang telepon

"Di Bumi."

"Serius njing!"

"Dirumah, ngapa?" Tanya gua balik

"Ke Gramedia yok anterin gua." Ajaknya

"Ayok, gua juga mau nyari buku."

"Oke, OTW gua susul."

Lalu Praja menutup telponnya, Praja memang kawan gua dari kecil, rumahnya dekat
dengan rumah Ayah gua. Tidak lama gua menunggu kemudian Praja datang dengan motor
butut nya.

"Ayok, buruan." Panggilnya dari luar.rumah


Gua tutup pintu rumah gua dan naik ke atas motor Praja.

"Jadi buku apa yang mau lo cari Ben?" Tanyanya

"Gua dapet job, entahlah kehidupan gua berubah Pra." Jelas gua

"Job apa bego? gua disana mau nyari buku cara mengusir hantu." Katanya

"Sama njing, kalo gitu lo aja yang beli nanti gua nebeng." Ucap gua

"Eh sokongan lah." Praja menyanggah

"Mau gua ajarin ngusir hantu gak?" Gua menggodanya

"Si anjing, yaudah ayok"�

Sesampainya di gramedia kami langsung keliling mencari buku tersebut, gua mencari
buku itu di bagian religi, dan Praja mencari buku itu di bagian sejarah, ternyata
gak ada apapun di bagian Religi, lalu Praja menghampiri gua dengan membawa sebuah
buku aneh.

"Ini bukan?" Tanyanya sambil memberikan buku itu ke gua

Gua baca judulnya, Witch And Vodoo, Hahahaha buku Mexico, lalu gua liat lagi buku
itu ternyata sudah di translate ke bahasa Indonesia.

"Ambil aja Pra, berapaan?" Tanya gua

"362 Ribu, gila mahal bener buku ini, gua cuma megang duit 300." Ucapnya

Gua cek dompet gua, untung masih ada beberapa uang sangu gua yang tersisa.

"Mana uang lo, sini gua tambahin." Ucap gua

"Nih."

Praja memberikan uangnya dan kami langsung membayarnya ke kasir, setelah itu kami
langsung pulang.

"Jadi buku ini tentang apa Ben?" Tanya Praja

"Ini buku tentang penyihir dan Agama Voodoo, ini buku sejarah dari Mexico, mungkin
ini bisa ngebantu." Jelas gua

Praja hanya ngangguk-angguk bego, sesampainya dirumag, gua buka buku itu ada
tongkat kecil, bentuknya seperti tongkat Harry Potter tapi lebih kecil, bukunya
memang tebal, ternyata ada bonus tongkat di dalemnya. Cukup lucu juga gua ngeliat
tongkat ini.

"Tongkat apa ini ben?" Tanya Praja lagi

"Kayanya tongkat sihir." Jelas gua

"Notadamus air spritus." Ucap praja

Gua ngakak disitu sambil menoyor kepala Praja

"Wakakak, air spritus apaan bego?" Tanya gua


"Itu mantra Harry Potter, makanya jangan kampungan tolol." Ucapnya

Gua gak tertarik dengan tongkat mainan itu, tapi Praja masih saja memainkan tongkat
itu, gua mulai membaca buku itu dan ada beberapa sejarah tentang keberadaan
penyihir yang bekerja sama dengan para iblis, mereka mengorbankan darah seseorang
untuk di jadikan tumbal pada saat perjanjian dengan Iblis. Ini seperti sekte aliran
sesat, gua juga baca tentang Agama Voodoo, awalnya mereka menolak keberadaan
penyihir tapi lama kelamaan mereka menggunakan sihir dalam upacara keagamaan
mereka, seperti mengusir iblis yang menguasai manusia.

"Praja, lo sampe kapan maenan sama tongkat bego itu?" Tanya gua karena gua mulai
terusik dengan keberadaanya, hahaha

"Seru bego." Bantahnya

Ah lebih baik gua terus baca, dan gua baca halaman demi halaman, ternyata dibuku
ini ada suatu ritual agar kita dapat mengusir setan, yaitu sebuah cincin yang di
teteskan darah ayam hitam betina, di dalam cincin itu dilindungi suatu kekuatan
magis yang dapat menghindari kita dari malabahaya.

"Ini Musyrik! Masa gua percaya sama cincin!" Gua ngedumel sendirian

"Apaan sih lo bego." Praja ngomel mendengar gua bergumam

"Gak apa-apa"

Lalu gua meneruskan membaca buku itu, disitu juga di ajarkan beberapa ilmu sihir
"Galdabrok" lupa gua tapi kayanya iya Galdabrok, disitu kita dapat menggunakan ilmu
sihir untuk pengobatan bahkan untuk membunuh manusia lainnya.

Gua pikir buku ini kurang berguna untuk pengusiran setan, udah beli mahal, lagi-
lagi gua liat Praja masih mengotak atik tongkat sihir itu.

"Udah belum coba gua pinjem." Gua mulai penasaran dengan tongkat kecil ini

"Huu baru aja gua lawan Voldemort." Candanya

"Terserah lo aja Pra."

Gua pegang tongkat mainan itu, hmm mungkin besok gua bakal bawa tongkat ini
kesekolah dan mencari beberapa mantra sihir di internet.

Setelah itu gua dan Praja mengobrol sebentar, lalu Praja pamit pulang sambil
membawa buku nya tapi tongkatnya di tinggalin, gua taruh tongkat itu di dekat kaca
kamar gua. Lalu gua berebah di kasue, saat gua baru ingin memejamkan mata, tiba-
tiba gua terbangun dan gua mencoba duduk di kasur kamar gua, gua berdiri dan
memegang tongkat sihir itu lagi, sampai gua menengok ke arah kasur, gua melihat
tubuh gua sedang tertidur di kamar gua. Gua melihat dengan kepala gua sendiri bahwa
gua tidur di kasur gua, apa gua sudah mati? Dan apa yang sedang terjadi sebenarnya?
Empat�

"Selamat datang, aku pemandumu ada yang bisa kubantu." Ucap seorang wanita yang
tiba-tiba berdiri dibelakang gua

Wanita ini cukup membuat gua kaget, ini seperti mimpi tapi terasa sangat nyata, gua
bersikap biasa karena gua takut di curigai dan gua dibunuh oleh wanita ini.

"Hai, namaku Benandino, siapa namamu sang pemandu?" Tanya gua ke wanita itu
"Aku tidak mempunyai nama, boleh kah anda memberikanku nama?" Ucapnya

"Aku akan memberikanmu nama, Lady diana." Ucap gua

Hahaha, Lady Diana dulu adalah seorang istri dari anaknya raja inggris "Charles"
lalu ketika bercerai, dia mengalami kecelakaan di terowongan.

"Aku tidak suka nama itu." Ucap wanita itu

Tiba-tiba wanita itu mencekik gua, sangat keras hingga gua tidak bisa bernafas,
apa-apaan cewe ini, di dalem mimpi kenapa gua bisa ngerasain sesakit ini dan
akhirnya gua pingsan.

Hingga tiba-tiba gua terbangun di sebuah ruangan kosong, gua duduk di ruangan itu,
lama sangat lama gua duduk di ruangan itu, ini benar-benar aneh pikir gua, gua gak
bisa kemana-mana dari ruangan ini, gak ada celah untuk keluar dari ruangan ini,
hingga gua hampir terkunci selama kira-kira 3 jam didalam ruangan ini, hingga tiba-
tiba wanita yang tadi mencekik gua muncul entah dari mana, dan lagi-lagi mencekik
gua, sampai akhirnya gua pingsan lagi.

Ketika gua terbangun, gua berada di kamar gua, ah akhirnya mimpi buruk ini selesai,
lalu gua bangun dari tempat tidur gua dan mencoba keluar dari kamar, tapi wanita
itu muncul lagi di hadapan gua.

"Hai aku pemandumu, ada yang bisa kubantu?" Ucapnya

Ini terulang lagi, apa yang harus gua tanya ke wanita ini.

"Siapa Namamu?" Tanya gua

"Aku tidak mempunyai nama, boleh kah kau memberikan ku nama?" Ucapnya

Gua berfikir keras, jika dia tidak suka nama yang gua berikan, mungkin gua akan
berakhir seperti tadi lagi, gua takut. Ini adalah hal yang paling menakutkan dalam
hidup gua.

"Nanti ku pikir dulu." Ucap gua

"Baiklah, ada yang bisa ku bantu?" Dia mengucapkan itu lagi

"Untuk saat ini tidak." Jelas gua

Lalu gua berjalan ke arah kaca di kamar gua dan mengambil tongkat sihir itu,
tongkat mainan yang sangat aneh.

Gua menengok ke arah kasur dan gua melihat tubuh gua sedang tertidur, ini benar-
benar terulang lagi, lalu gua keluar dari kamar gua dan wanita itu mengikuti gua,
gua mencoba mencari jalan keluar dari mimpi buruk ini, lalu gua tanya ke wanita
itu, karena gua pikir dia adalah pemandu gua.

"Jadi bagaimana aku bisa keluar dari sini?" Tanya gua

"Tunggu."

Lalu wanita itu mencekik gua lagi, sial ini terulang lagi, sampai pada akhirnya gua
benar-benar terbangun dari mimpi gila itu, gua ambil handphone Xpress Music gua dan
gua lihat jam di hp itu, hah? hanya 10 menit gua tertidur? Ini benar-benar gila,
keringat dingin mengalir di tubuh gua, gua menuju komputer dan mulai mencari cara
mengusir hantu dan mantra-mantra sihir pengusir hantu, sampai gua menemukan sebuah
link (lupa linknya) isi dari link itu sebuah video cara mengeluarkan roh jahat dari
tubuh manusia, judul video nya adalah, Fatal Exorciscm, gua penasaran dan gua buka
video itu.
Cukup lama buffering pada saat itu, dan akhirnya terplay lah video itu.
Gua melihat ada seorang wanita kecil terikat di sebuah kursi, tangannya terborgol
besi, gua perhatikan mata wanita itu di video ini, tatapanya persis seperti Nabilah
saat kerasukan, gua perhatikan terus video ini, anak kecil wanita itu menjerit-
jerit seperti ingin bebas dari belenggunya, untuk kekuatan anak kecil ini tidak
masuk akal, lalu ada 2 orang pria masuk ke dalam ruangan di mana wanita itu diikat,
tiba-tiba salah satu pria menghujamkan pedang di perut wanita kecil itu, ini benar-
benar menjijikan, darah segar mengalir deras dari dalam perut wanita kecil itu,
lalu pria lainnya memegang sebuah kitab, gua gak terlalu tau itu kitab apa, sambil
membacakan sesuatu yang gak gua mengerti, kenapa bisa segila ini. Wanita itu
menjerit, bahkan berusaha berontak, dia seperti tidak merasakan sakit di dalam
tubuhnya, padahal pedang itu masih menempel dipeerut wanita itu, dan saat pembacaan
ritual itu selesai, pria yang menghujam perut wanita kecil itu, menarik pedangnya
dari perut wanita itu dengan sangat keras, ini membuat gua sangat mual untuk
melanjutkan, tapi rasa penasaran gua tidak bisa di hilangkan begitu saja, gua masih
menonton video gila ini, daging wanita kecil itu terkoyak, dan akhirnya gua tutup
video itu karena gua tidak sanggup lagi untuk menontonnya, apa segila itu cara
pengusiran setan dari dalam tubuh manusia, gua tidak bisa tidur, bahkan sampai pagi
gua tidak bisa tidur terus membayangkan video itu, pagi nya gua kesekolah dengan
sangat sangat ngantuk, bahkan di kelaspun gua tertidur, sepulang sekolah gua lihat
Nabilah menghampiri gua.

"Lo kenapa ada masalah?" Tanyanya

"Enggak kok." Ucap gua mencoba biasa saja

Gua masih takut dekat dengannya, tapi ada rasa penasaran dalam diri gua untuk
menyelesaikan kasus ini, bahkan semua kejadian gila kemarin tiba-tiba datang begitu
saja setelah gua berpura-pura sebagai pengusir hantu.

"Mau makan?" Tanyanya

"Udah kenyang." Walaupun sebenarnya gua lapar

"Ini gua bawa roti selai, gua sengaja bawa untuk lo, kalo mau ini." Ucap Nabilah

"Makasih, tapi gua udah kenyang." Gua menolak halus

"Yah yaudah deh buang aja." Ucapnya

"Jangan! Kan mubazir, sini gua makan." Gua gak bisa bersikap berpura-pura lagi

"Hehe, gua tau kok lo laper." Ejeknya

Gua diam saja, lalu Praja menghampiri gua.

"Sini ikut gua bentar." Ucap Praja

"Mau kemana?" Tanya gua

"Lo dari tadi gua perhatiin ngomong sendirian disini." Ucap Praja

"Apasih, gua dari tadi sama Nabil....." Ucapan gua terhenti

Perasaan tadi ada Nabilah disini, gua gak ngigo dan tadi Nabilah ada disini, dan
roti yang gua pegang ini, deg... Ini batu.
"Lo juga makan batu, lo kenapa sih Ben, dari tadi pagi sikap lo aneh?" Tanya Praja

"Mungkin gua kurang tidur." Gua memejamkan mata, lalu gua melihat ke arah langit

Sampai suara wanita itu muncul lagi di samping gua, suara Nabilah.

"Kenapa roti nya gak di makan?" Ucapnya

"Hah?" Gua bingung

Roti itu masih di tangan gua, ini gila. Gua diam dan memejamkan mata gua sejenak,
lalu Praja menggoyanggoyangkan tubuh gua.

"Gua ngomong malah tidur, buang tuh batu ayok pulang, gua bawa motor." Ajak Praja

"Iya." Gua menurut

Ah sial! mungkin ini semua terjadi karena gua kurang tidur


Lima�

Saat gua di perjalanan, tiba-tiba gua dan Praja diberhentikan oleh dua pemuda yang
berboncengan dengan motor, mereka berbadan tegap, entah gua gak tau maksudnya apa.
Padahal ini masih dekat sekolah.

"Ada apa mas?" Tanya gua

Tanpa basa basi mereka langsung melayangkan pukulan nya di wajah gua, ini sangat
sakit. Gua hanya bisa mengelak dan terus menutupi wajah gua, tendangan mereka terus
melayang mengarah perut dan tulang rusuk gua, gua gak berkutik, hanya bisa
mengelak, menepis dan menahan sakit. gua di pukuli di depan perumahan di Jalan
Morotai yang ternyata di dalam perumahan itu adalah rumah kawan sekelas gua juga,
Muhen.

"Berenti woy! Maling! Maling!" Muhen teriak agar warga perumahannya keluar

Lalu dua pemuda yang memukuli gua langsung pergi, tubuh gua lemas, wajah gua dan
perut gua sakit, gua gak ngerti kenapa semuanya jadi kacau semenjak gua ngelakuin
hal pengusiran hantu itu.
Muhen datang menghampiri gua dan Praja, gua langsung di bawa kerumah Muhen dan
diobati, gua memang masih dalam keadaan sadar tapi mata gua untuk melihatpun rabun,
rasa sakit di wajah dan ditulang rusuk gua sangat sakit.

"Lo kawan sekelas gua kan? Praja sama Benandino ya?" Tanya Muhen

"Iya." Ucap Praja

Gua untuk berbicarapun gak bisa, tubuh gua terkulai lemas di atas tempat tidur,
luka lebam gua di obati oleh Praja, gua tertidur, saat gua bangun Praja masih di
sini, gua mau tau ini jam berapa tapi gua gak bisa liat dan gua gak bisa nanya,
saat gua menengok ke arah pintu tiba-tiba wanita itu datang, Nabilah.

"Lo kenapa Ben?" Tanya Nabilah panik

Gua gak bisa menjawab, gua hanya menunjukan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa
gua gak apa-apa.

"Tadi ada 2 orang tiba-tiba mukulin dia, kayanya si Benandino punya musuh deh."
Kata Praja
"Siapa Pra?" Tanya Nabilah

"Gak tau gua." Jelas Praja

Gua mendengarkan pembicaraan mereka, ah tulang rusuk gua seperti hancur, tidak lama
kemudian Ibu dan Ayah gua datang dengan seorang dokter .

"Benaaaa, kok bisa sih nak?" Ibu gua terlihat sangat khawatir

Dokter itu memeriksa keadaan gua, dan dia menyarankan gua di opname untuk 1-2 hari,
karena tulang rusuk gua patah, gila tulang rusuk gua patah, pantas rasanya sangat
menyakitkan.

Setelah itu, gua diopname. Selama menjalani opname gua mengalami kejadian yang gak
bisa gua lupakan, Nabilah , Muhen dan Praja selalu datang untuk menjenguk gua,
walaupun cuma 3 Hari gua di opname sampai sembuh total tapi kebahagian ini gak bisa
gua lupakan, dan di hari terakhir gua opname gua menjalani kejadian mistis lagi.

Gua tidur malam hari, lalu gua terbangun lagi, ini persis seperti yang terjadi di
rumah gua.

"Aku pemandumu, ada yang bisa kubantu?" Tanyanya

Ini wanita yang sama seperti waktu dirumah gua saat itu, gua gak ngerti setelah gua
ngeliat bayangan di belakang Nabilah hari itu, gua selalu ngalamin hal-hal gak
menyenangkan, gua nyesel pernah berpura-pura sebagai pengusir hantu.

"Jadi apa saja yang bisa anda lakukan pemandu?" Tanya gua�

"Membimbingmu." Jawabnya

Dan siapa sosok pemandu ini, rambut pendek, wajah khas hantu, putih pucat, kantung
mata hitam dan tapi jujur wanita ini cantik.

"Hmm, aku mau bertanya, sosok apa yang aku lihat di belakang tubuh Nabilah?" Tanya
gua ke pemandu itu

"Itu Ayahku!" Pemandu itu teriak

Gua menutup kuping gua dengan keras, ini gila! Sakit sekali teriakannya, gua
memejamkan mata gua dan menahan jeritan wanita gila ini, ketika gua membuka mata
gua melihat sesosok pria yang muncul di belakang tubuh Nabilah waktu itu muncul dan
mencekik gua, gua gak bisa nafas sampai akhirnya gua bangun dari tidur gua, nafas
gua tersengal, keringat dingin mengucur deras, gua lihat sekeliling hanya ada Praja
yang menemani gua di rumah sakit, dan dia juga lagi tidur. Gua panggil dan
membangunkannya sampai dia bangun.

"Kenapa si Ben?" Tanya Praja

"Gua mau pulang." Ucap gua

"Kenapa?" Tanyanya

"Tolong telpon ibu gua dan urus proses nya, gua mau pulang." Ucap gua

"Iya" Kata Praja

Gua menatap langit-langit rumah sakit, sampai kapan pengalaman gila ini berakhir.
Enam�

Setelah ibu gua mengurus surat-surat dan pembayaran gua pulang kerumah, sesampainya
dirumah gua bengong dan tidak melakukan apapun, wajah gua masih sedikit bengkak
tapi gua udah bisa berbicara, apa pemandu itu dikirim oleh dukun itu untuk nyantet
gua, terus kenapa setan yang ada di Nabilah muncul juga. Sumpah ini menyeramkan,
benar-benar menyeramkan.�

Keesokan harinya gua pergi kesekolah, dan gua sms Praja suruh bawa buku yang kami
beli di Gramedia. Baru saja gua sampai disekolah ada 2 orang yang gua kenal
menghampiri gua.

"Halo mas, saya dari Surat Kabar Misteri Lampung, nama saya Welly, dan ini rekan
saya namanya Anggi" Ucap pria yang datang menghampiri gua

"Iya ada perlu apa mas?" Tanya gua

"Kami mau menanyakan beberapa hal masalah pengusiran hantu yang mas lakukan
beberapa hari lalu, kami mau wawancarai mas dan menulis cerita mas di surat kabar
kami." Jelasnya

Tidak lama Al dan Aping menghampiri gua

"Cie udah masuk sekolah, siapa ini Ben?" Tanya Al

"Surat Kabar Misteri mau wawancarai gua." Ucap gua

"Masnya bayar gak wawancarai bena?" Tanya Al ke pria itu

"Hahaha gak mas, tapi kami bakal nyantumin nomor mas Benandino di bawahnya, jadi
biar bisa dihubungi oleh orang-orang yang mau ngusir hantu." Jelas pria yang
bernama Welly itu

"Oke jadi kapan mas?" Tanya gua

"Sekarang bisa, mas Benanya mau masuk kelas kan?" Tanyanya

"Iya, wawancara dulu gak apa-apa.

Setelah itu semua kejadian itu gua ceritakan, dan gua beri nomor telepon gua ke
pria itu, dan mereka pergi.

Setelah gua masuk kelas bangku gua sudah tidak bau bunga aneh lagi, pelajaran
berjalan seperti biasa, sampai saat istirahat ada seorang kakak kelas wanita
menghampiri gua.

"Bena, gua Okta mau minta tolong" Ucapnya

"Minta tolong apa?" Tanya gua

"Tolong usirin hantu dirumah gua, gua takut." Ucapnya

"Hmm gimana ya." Gua berpikir

"Gua bayar, lo minta berapa?" Tanya si Okta

Tiba-tiba Praja, Al, Aping dan Muhen datang, dan Praja asal ngomong.

"400 ribu, uang di muka hari ini, dan jadwalkan saja kapan mau pengusiran hantunya,
alat dari kami, Mba okta siapin lilin aja, gimana?" Ucap Praja

Gila gua pikir ini Praja, 400 ribu itu uang gede.

"Oke." Okta setuju

Dia mengeluarkan dompet dia, dan mengeluatkan uang 500 ribu, dia memberikan uang
itu ke Praja.

"Kan gua bilang 400? kok ini 500?" Tanya Praja

"Kalo kalian bisa ngusir beneran, gua tambah." Ucap Okta itu

"Oke deal." Ceplos Praja

"Jadi nanti malam kalian ke rumah gua, ini alamatnya." Okta memberikan sebuah kartu
nama

"Di pahoman?" Tanya Praja

"Iya."

Praja memberikan semua uang itu ke gua, gua bengong karena megang uang 500 ribu
depan mata gua hanya dengan pengusiran setan yang aslinya boongan.

"Gua serahin ke lo Ben." Ucap Praja

"Nanti pulang sekolah lo semua kerumah gua" Ucap gua

Setelah pulang sekolah mereka datang kerumah gua, dan gua berfikir salah satu
kebohongan yang bakalnya masuk akal, lalu gua telpon Okta dan mencari tahu
informasi tentang dia dan keluarganya, gua menyuruh Praja dan kawan kawan lainnya
menyiapkan alatnya (jangan ditiru dirumah, karena ini menipu orang).

"Okta?" Panggil gua di telpon

"Siapa?"�

"Benandino."

"Iya ben gimana nanti malam?"

"Lo tinggal sama siapa dirumah?" Tanya gua

"Sama tante gua." Ucapnya

"Orang tua lo mana?" Tanya gua

"Kecelakaan, ninggal 2 tahun yang lalu."

"Keduanya? Oke nanti gua kesana." Ucap gua

"Iya keduanya Ben." Pungkasnya

Rencana sempurna, informasi dapet, alat palsu dapet dan gua mulai menyukai ini.

Malam tiba gua dan kawan-kawan gua bergegas menyandangi rumah Okta, wow besar, kami
memanggilnya dan Okta menghampiri kami sambil membawa lilin.
"Jadi dimana?" Kata okta

"Ruang tamu." Ucap gua

Kami semua masuk dan gua geser kursi kursi yang ada di ruang tamunya, karena kami
semua akan melakukan ritualnya, Praja dan kawan-kawan gua masih berfikir ini asli,
gua hampiri Praja.

"Kok lo nyuruh dia siapin lilin, lo tau dari mana?" Tanya gua ke Praja

"Pasti matiin lampu, jadi gua suruh dia siapin lilin." Ucap Praja

Hahaha, jenius. Setelah itu, gua menyuruh Praja dan kawan-kawan membuat lilin
memutar, lalu gua ambil lidi untuk doa dalam Agama Konghucu yang telah di bawa oleh
Aping, lalu gua menyuruh Okta mengambil Baskom penuh berisi air, Al sudah membawa
beberapa bunga dan memberikannya ke gua, dan Muhen sudah menggunakan kacamata.

Oke Ritual Mulai.

"Tante lo mana?" Tanya gua ke Okta

"Dia takut , jadi dia ada di kamarnya." Ucap Okta

"Kalian cuma tinggal berdua?" Tanya gua lagi

"Iya."

Gua mulai memasuki area lingkaran lilin, mereka tidak ada yang boleh masuk ke area
ini, karena gua menganggap area ini adalah area gua diskusi dengan Hantu.

"Tubledobledobledo." Gua baca mantra ngasal (sampe detik ini gua masih pake mantra
ini)

"Hei jin, setan, iblis, hantu terkutuk yang menganggu rumah ini munculah!" Teriak
gua

Gua berpura-pura seperti kerasukan tapi mencoba melawannya.

"Wah ternyata dua hantu, satu pria dan satu wanita!" Teriak gua

Gua mulai berputar untuk melihat ekspresi mereka, hahaha ini lucu mereka semua
ketakutan.

"Kalian ingin menyerang gua! kalian hanya setan terkutuk tidak akan bisa!" Teriak
gua lagi

Lalu gua menyuruh Aping memberikan lidi itu ke gua, dan gua membakar lidi itu di
lilin yang hidup, bau menyengat mulai muncul di ruangan ini.

"Kalian mendekat, gua bakar kalian!" Teriak gua

Gua menggoyangkan lidi lidi itu seperti bermain pedang dan mengarah ke tempat yang
kosong. Ini menggelikan, gua tetap harus menyelesaikan ritual ini.

Setelah itu gua banting lidi itu ke keramik rumahnya dan mematikan apinya.

"Sial! mereka melawan!" Ucap gua

Gua berputar lagi dan melihat ekspresi mereka, terlihat jelas wajah Okta sangat
ketakutan.

"Al! ambil baskom itu !" Perintah gua

Lalu Al membawakan baskom itu ke gua dan gua taruh di tengah tempat ritual, gua
menyuruh Al juga untuk memberikan bunga yang telah di bawa tadi.

"Kalau kalian tidak takut dengan api, ini jurus terakhir!" Teriak gua

Gua memasukkan bunga bunga itu ke dalam air dan menyipratkan ke lantai sampai dua
lilin mati, gua memang sengaja mengarahkan ke dua lilin.

"Hah selesai !" Ucap gua

Tapi ini belum selesai, gua melihat wajah mereka seperti mulai senang, rekayasa
kebohongan ini tidak akan seru kalau setannya terlalu mudah untuk di kalahkan.

"Tidak !!!" Gua teriak dan jongkok

Diam-diam gua memasukkan tangan gua ke kantung saat gua jongkok dan gua
mengeluarkan sebuah pasir dari kantung gua, Lalu gua berdiri.

"Tidak setan ini bisa mengeluarkan pasir, mata gua !!!" Ucap Gua

Mata gua adalah kode untuk atraksi selanjutnya yang dilakukan Muhen.
Muhen melepaskan kacamatanya dan dia mengamuk, mata nya berwarna merah karena gua
dan Muhen sebelumnya sempat membeli soflens warna merah dari uang yang di berikan
Okta, Muhen menggunakan kacamata agar matanya yang berwarna merah tidak ketahuan,
Kebohongan ini sempurna.

Muhen mencoba menyerang semuanya, bahkan dia mencoba menyerang Okta, kerja yang
bagus Muhen.

"Hei setan! berani beraninya lo ngerasukin kawan gua !" Gua berbicara ke Muhen

Muhen sok berbicara dengan suara yang di buat sok menyeramkan, dan dia mengobrol
dengan gua.

"Aku ayahnya Okta." Ucap Muhen

Semua tercengang, bahkan Okta pun tercengang mendengar pernyataan muhen.

"Ayah?" Panggil okta

"Anakku." Ucap Muhen lirih

Gua mencoba menahan ketawa saat drama ini dimulai, gua yakin begitu juga dengan
Muhen.

"Ayah selalu melindungimu okta, ayah harus pergi." Ucap Muhen

Lalu Muhen berlari kelilingi rumah Okta, dan akhirnya Muhen menemukan kamar
mandinya, Muhen masuk ke kamar mandi dan teriak-teriak di kamar mandi (padahal dia
sedang melepas soflensnya), gua ikuti Muhen sampai kamar mandi.

"Jangan ada yang masuk, gua aja." Ucap gua

Mereka semua mengangguk, gua masuk dan bertemu Muhen, setelah Muhen melepaskan
soflensnya dia menyimpannya. Dan gua melakukan drama yang seakan-akan setan ini
tidak akan kembali lagi.

"Ayahnya Okta, ini adalah dunia, kembalilah ke alammu!" Teriak gua dari dalam kamar
mandi

Lalu Muhen menjerit, dan di sela ucapanya dia bilang.

"Terimakasih nak, jaga anakku." ucap Muhen

"Iya." Ucap gua

Lalu tidak berselang lama kami keluar dari kamar mandi, dan gua hidupkan lampu
rumah Okta.

"Oke berhasil, sepertinya hantu yang datang itu ayah lo dan ibu lo." Ucap gua

"Lalu dimana mereka?" Tanya Okta

"Ayah lo kembali, ibu lo mengikutinya." Jelas gua

"Mereka tidak tenang ya?" Tanya Okta

"Coba aja lo ziarah ke makamnya, kunjungi sekali-sekali." Perintah gua

"Iya makasih ya."

Lalu Okta naik ke atas dan mengambil sejumlah uang.

"Ini." Okta memberikan uang

"500 ribu? apa gak kebanyakan?" Tanya gua

"Gak kok." Ucapnya

Lalu gua mengeluarkan sebuah boneka beruang dan memberikannya ke Okta.

"Ini kalo ada hantu dirumah lo, boneka ini akan menangis, karena udah gua doakan,
jadi kalo boneka ini nangis panggil gua lagi dan gua bakal ngusirnya secara
gratis." Jelas gua

"Iya, makasih ya sekali lagi makasih." Ucap Okta

Lalu kami semua bergegas pulang setelah membereskan semuanya, gua bagi uang itu ke
mereka masing-masing 100, dan Muhen gua beri 200 ribu karena dia melakulan akting
yang keren. Gua pulang berboncengan dengan Muhen.

"Gua udah tau semuanya bohong." Ucap Muhen

"Bwahahah, tolol. Kan gua bilang semua bohong." Kata gua

"Kok lo milih gua?" TanyaMmuhen

"Karena lo gak percaya hantu sama kaya gua, untuk saat ini nikmatin dulu uang itu."
Ucap gua

Yah begitulah cara gua mengusir hantu, semua nya penuh kebohongan, hanya dengan
mulut yang manis dan akting yang hebat semua sempurna, tapi masih ada yang
mengganjal di otak gua.
Bagaimana cara mengusir hantu yang mengikuti Nabilah, gua harus banyak belajar, dan
melakukanya dengan serius.
Tujuh�

Sudah 1 minggu berlalu sampai tidak ada kegiatan apapun yang gua lakukan, hanya
sekolah dan pulang tapi gua banyak membaca di internet tentang cara pengusiran
setan dari berbagai negara dan berbagai agama, gua masih mendalami buku sejarah
Witch and Voodoo yang gua beli. Ketika sedang asik berselancar gua mendapat sms
dari seseorang yang gak gua kenal.

"Selamat malam, saya dari Telkom ingin menghubungi mas Benandino dalam rangka
pengusiran hantu di kantor kami." Isi smsnya

Kantor? hantu macam apa yang ada di kantor.

"Bisa kita ketemu mas?" Tanya gua di sms

Tidak lama kemudian dia nelpon, ternyata suara nya cewe.

"Halo mas." Ucapnya di telpon

"Iya mba?" Tanya gua

"Saya dari salah satu kantor Telkom di Enggal mau minta bantuan pengusiran hantu di
salah satu bagian kantor kami." Ucapnya

"Nanti saya kabari mba, saya ngasih tau kru saya dulu." Ucap gua

"Oh iya, kira-kira biayanya berapa ya?" Tanyanya

Gua harus bersikap profesional jadi gua harus segera mematokan harga untuk sekali
pengusiran setan.

"Hmm , mau di tanemin pengaman juga gak mba?" Tanya gua

"Pengaman apa mas?" Tanyanya

Kond*m , hahaha bukan bukan.

"Pengaman biar gak di datengin lagi." Ucap gua

"Boleh kok, jangan mahal-mahal ya mas soalnya saya sebelumnya ngehubungin pengusir
hantu lain juga harganya sampe 4-5 jutaan." Ucapnya

"Nanti saya omongin lagi masalah harga, saya liat lokasinya dulu." Ucap gua

"Oke"

Lalu wanita itu mematikan telponnya, hmm Telkom Enggal, ini seperti nya mulai
asyik.

Gua segera menghubungi Muhen terlebih dahulu, karena di antara yang lain dia adalah
yang paling pintar mengatur strategi dan rencana, gua menyuruh Muhen untuk datang
kerumah gua, Muhen mengiyakan lalu datang kerumah gua.

"Lo serius kantor Enggal ben?" Tanyanya

"Serius." Ucap gua


Dia mengambil sebuah kertas dan pulpen dari tasnya, lalu menggambar sebuah kotak
kosong.

"Ini." ucapnya

"Ini apa?" Tanya gua

"Ini ruangan bego." Jelasnya

Gua perhatikan gambar itu, bahkan tidak berbentuk ruangan sama sekali.

"Itu gambar kotak." Ucap gua

"Terserah lo" Muhen kesal

Hahaha, ternyata orang ini bisa kesal juga.

"Jadi gimana, jelasin." Ucap gua

"Ini kita anggep aja sebuah ruangan, nanti di sisi pojok setiap ruangan lo kasih
dupa yang udah menyala." Jelasnya

"Dupa? Lidi untuk doa gitu?" Tanya gua

"Yaps, yang kemaren kita pakai di rumah Okta, oh iya gua mau ngasih tau kalo gua
jadian sama Okta." dia terkekeh

Si anjing, Okta kan igo dan juga dia kan target gua, ngapa jadi ini bocah yang
dapetin okta.

"Sial lo." Gua ngedumel

"Aahahaha, persaingan ketat. mau di lanjutin gak?" Tanyanya

"Haha, iya."�

"Setelah kita pasang dupa di setiap sudut ruangan, gua belajar cara buat kemenyan
dan gua udah bisa buat kemenyan, lo tinggal bakar beberapa bunga yang gua sediain."
Ucapnya

"kita pake teknik kesurupan lagi?" Tanya gua

"Jangan, itu kelasnya kantor otomatis mereka berpikir bahwa disitu banyak
setannya." Jelas Muhen

"Jadi gimana?" Tanya gua

"Gua yang bakal jadi leader untuk pengusiran setan kali ini." Ucapnya

Gua hanya mengiyakan, lalu setelah itu, gua menghubungi Praja, Aping dan Al, tidak
berselang lama mereka datang, Aping membawa dupa, Al membawa kembang yang disuruh
oleh Muhen, Praja membawa lilin. Setelah itu gua hubungi mba mba telkom itu lagi.

"Halo mba,kami sudah siap, kapan mau di laksanakannya?" Tanya gua

"Mau cek lokasi bisa malam ini, saya belum pulang." Ucapnya

"Oke"
Gua dan kawan-kawan segera berangkat ke Telkom Enggal dan ternyata memang ada
seorang wanita yang menunggu kami di depan pintu masuk.

"Tina, mari." Dia memberpenalkan dirinya

Gua dan kawan-kawan segera mengikuti mba Tina itu ke ruangan yang di maksud, dan di
luar dugaan gua pengusiran kali ini benar-benar tidak akan berhasil.
Delapan�

Gua langsung berembuk dengan kawan-kawan gua untuk masalah ini.

"Sepertinya kita batalin aja gih, gua gak bisa." Ucap gua

"Kenapa Ben?" Tanya Muhen

Gua bingung mau bilang apa, tapi aura di dalam sangat terasa beda, aura itu sama
seperti ketika gua lagi bermimpi dan gua bertemu pemandu gila yang terus nyekek
gua.

"Udah batalin aja lah, gua gak bisa ngusir setannya" Paksa gua ke mereka

"Gua yang bakal ngambil tugas lo." Ucap Muhen dengan tegas

Gua lihat Muhen menghampiri mba Tina, dan gua gak tau mereka membicarakan apa
sampai Muhen masuk ke ruangan itu sendirian, dia menghidupkan lilin di ruangan itu
dan di lakulan secara memutar, persis seperti yang gua lakukan di rumah Okta, dan
Muhen mulai melakukan ritual itu. Tapi ada yang aneh, gua melihat bayangan di
belakang Muhen, bukan ini bukan bayangan Muhen. Bukan, ini jelas bukan bayangan
Muhen, sampai sebuah dentuman keras berasal dari ruangan itu�

"Muhen! Kabur!" Teriak gua ke Muhen

Gua bisa ngeliat reaksi Muhen, tidak jangan! dia kerasukan!


Tiba-tiba Muhen menjerit dan menggila di tengah lilin itu, dia persis seperti orang
gila di tengah lilin itu, matanya merah menatap ke arah gua, sial!

"Ben tolongin Muhen" Ucap Praja

Gua gak bisa apa-apa, gua bukan pengusir hantu, apa yang harus gua lakuin, dan
suara-suara aneh mulai muncul lagi dari dalam ruangan itu, Muhen terus menjerit
tidak karuan, gua bingung, gua gak tau apa yang harus gua lakuin.

"Aping, Al sama Praja mundur, ajak mba Tina agak menjauh" Perintah gua

Mereka semua menuruti perintah gua, siapapun saat ini tolong gua, tolong. Gua
memejam kan mata gua sampai ada suara muncul, suara ini sangat familiar, dia sering
muncul. Benar suara pemandu.

"Hai aku pemandumu, ada yang bisa ku bantu." Ucapnya

Gua membuka mata gua dan gua melihatnya tepat di samping gua, gua menengok ke arah
Muhen, dia masih melakukan hal yang sama seperti tadi, menjerit dan menggila.

"Hantu jenis apa yang merasukinya pemandu?" Tanya gua

"Aku tidak tahu begitu jelas, tapi hantu ini kuat." Ucapnya

"Bisa kau lawan dia?" Tanya gua lagi


"Sebentar.... Dia bukan jin, Dia manusia." Ucap pemandu itu

Apa manusia? gua masih gak paham apa yang di maksud pemandu ini bahwa dia manusia.

"Dia manusia? kau serius pemandu?" Tanya gua lagi

"Iya dia manusia, dia memang kuat tapi dia bukan jin." Ucapnya

"Lalu kau jin?" Tanya gua

"Begitulah." Jelasnya

Gua lihat ke arah muhen dan mencoba memanggilnya.

"Muhen !" Panggil gua

Muhen menatap ke gua dengan tatapan tajam, sial dia sepertinya bakal menyerang gua.

Bruak. Tinjuan berkali-kali melayang di wajah gua, gua mencoba menahan semua
pukulan yang di lakukan Muhen, gua mencoba memukul nya tapi sepertinya tidak ada
yang bisa gua lakukan.

"Aku akan masuk." Ucap pemandu itu

Gua lihat pemandu itu masuk ke tubuh Muhen, ini benar-benar tidak masuk akal, ini
tidak logis, ini di luar kemampuan siapapun, yang gua alami sekarang bukan hanya
tidak masuk akal, tapi ini sangat menyeramkan.

Gua lihat Muhen menjerit, dia menjerit sangat kuat! lalu sang pemandu itu keluar
dari tubuh Muhen, dan Muhen pingsan.

"Suruh teman-temanmu bawa dia keluar dari ruangan ini." Ucap pemandu itu

"Tapi dia akan melihatmu." Sanggah gua

"Tidak akan." Ucapnya

Gua panggil Praja dan Al agar membawa Muhen keluar dari ruangan ini, mereka
mengikuti perintah gua dan tinggal gua dan pemandu di dalam ruangan itu�

"Apa yang harus kulakukan selanjutnya?" Tanya gua kepemandu

"Dia manusia, kekuatannya kuat bahkan lebih kuat dari kami, tapi tidak akan
bertahan lama, dia akan kembali ke tubuhnya, nanti kau ikuti aku, aku akan
mengikutinya ketika dia mencoba kembali ke tubuhnya, kalau dia tidak kembali
ketubuhnya dia akan mati." Jelas si pemandu

"Kenapa kau membantuku, siapa kau sebenarnya? " Tanya gua

"Sudah ku bilang, aku pemandumu" Ucapnya

"Kenapa kau terus menyerangku dan siapa sosok yang kau bilang itu ayahmu?" Tanya
gua lagi

"Aku hanya mengetesmu." Pemandu itu tersenyum

Gila! Setan macam apa bisa senyum, bahkan senyumnya lebih menyeramkan dari
cekikkannya.
"Sekarang." Ucap pemandu itu

Pemandu itu pergi sangat cepat seperti terbang, gua mencoba mengikutinya dan gua
terus berlari sampai keluar dari kantor telkom, gua terus berlari sampai gua masuk
ke sebuah perkampungan, dan pemandu itu berhenti di sebuah rumah hijau.

"Dia di dalam sini." Ucap pemandu itu

Gua berdiri di depan rumah itu, sampai seorang pria keluar memegang senapan angin
dan siap menembak, gua dengan sigap bersembunyi semampu gua di balik tembok agar
jauh dari jangkauan tembaknya.

"Pergi dari sini ! atau lo mati bocah !" Teriaknya

Senapan itu gak akan ngebunuh gua, tapi senapan itu bisa ngebuat gua lumpuh
sementara.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya gua ke pemandu itu

"Menunggu." Ucapnya

Siapapun pemandu ini, dia telah banyak membantu gua.


Sembilan�

"Gua di pecat dari telkom gara-gara si Tina! gak usah ganggu gua lo bocah!"
Teriaknya

Gua tetap diam di balik tembok hingga dia berlari mendekati gua, gua berlari
menjauh, keributan ini membuat warga keluar dari rumahnya masing-masing.

"Badjingan! jangan lari!" Teriaknya lagi

Para warga sontak beramai-ramai menghentikan orang itu dan melumpuhkannya,


senjatanya di ambil dan orang itu di pegang erat-erat. Tidak lama Mba Tina dan
Praja datang menghampiri gua.

"Kenapa Ben?" Tanya Praja

"Dia orang yang ngerusuh di telkom." Gua menunjuk ke orang itu

Mba Tina melihatnya dan agak kaget.

"Tina anjing! sini lo!" Teriaknya lagi

Mba Tina langsung menelpon polisi dan warga menenangkan pria itu, tidak lama polisi
datang dan mengamankan pria itu.

"Itu siapa mba?" Tanya gua ke Mba Tina

"Dia mantan saya, dia dulu kerja di telkom tapi karena jarang masuk dia di pecat,
saya nyoba ngelindungin dia selama ini, tapi dia kasar ke saya, dan akhirnya saya
putusin dia, jadi dia yang selama ini ganggu telkom?" Tanya Mba Tina

"Yah dia ngirim jin ke Telkom, dan suruh ganggu orang telkom." Gua menjelaskan

Mba Tina hanya mengangguk, tubuhnya gemetaran, lalu kami kembali ke Telkom untuk
mengecek keadaan Muhen.

"Kenapa gua tadi Ben?" Tanya Muhen


"Keracunan." Ucap gua ngasal

Yang ada disitu semuanya tertawa, lalu kami semua pulang dan setelah mereka keluar
Mba Tina memberikan gua uang yang cukup besar, bahkan lebih besar dari pada
perjanjian.

"Ini."�

"Kebanyakan Mba" Ucap gua

"Gak apa-apa, dukun yang lain gak mampu ngusir." Mba Tina tersenyum

"Makasih ya."�

"Saya simpan nomor kamu, kalau ada apa-apa nanti saya hubungi kamu lagi ya."
Ucapnya

"Iya"

Lalu gua keluar dan menyusul kawan-kawan gua diluar, gua lihat jam sudah hampir jam
10, gua dan kawan-kawan gua segera pulang, gua janji besok akan memberikan uangnya
ke mereka.

Sesampainya dirumah gua lihat uang ini, 4 Juta ini banyak banget, gua taruh uang
itu di bawah bantal gua, gua mencoba memanggil pemandu itu karena dia tiba-tiba
menghilang, tapi dia tidak muncul juga, setelah gua mencoba tidur tiba-tiba pemandu
itu di sebelah gua.

"Halo." Ucapnya

Gua kaget karena wajahnya berubah, tapi suaranya tetap sama.

"Setan, ngagetin" Ucap gua

"Aku memang setan." Ucapnya lagi

Sial nih, siapa sih dia ini tiba-tiba muncul tiba-tiba pergi.

"Ini wujud asliku." Ucapnya

Jelek banget, gimana gua mau betah sama pemandu ginian.

"Jelek." Ucap gua

Pemandu itu berubah kembali ke wujud saat pertama kali bertemu, nah lebih baik
begini, dia cantik kalau begini sayangnya dia setan.

"Cantik?" Tanyanya

"Ya" Pungkas gua

"Kamu suka?" Tanyanya lagi

"Gak." Ucap gua

Pemandu itu mencekik gua lagi, udah woy gak bisa nafas gua.

"Huh lemah." Ucap pemandu itu


Hah, akhirnya gua bisa bernafas, tapi kenapa dia bisa nyentuh gua?

"Eh kok kamu bisa nyentuh aku?" Tanya gua

"Kamu kan lagi mimpi, coba bangun." Perintahnya

Gua bangun dan gua lihat tubuh gua sedang tertidur di kasur, ini kenapa?

"Ini kenapa?" Tanya gua

"Jiwa kamu keluar saat kamu sedang tidur, itu seperti yang di lakukan pria tadi."
Jelasnya

"Mau nanya sih." Ucap gua

"Tanya apa?"

"Kok kamu gak ngomong bahasa sunda atau jawa gitu, biasanya kan jin pake bahasa
gitu?" Ucap gua

"Hahaha." Dia tertawa

Baru tau gua setan bisa ketawa, gua kira cuma kuntilanak yang bisa ketawa.

"Serius, ngapa ketawa"�

"Lucu aja, kamu itu lucu." Ucapnya

Jin gila, genit bener. Huh lalu gua duduk di sebelah tubuh gua dan mencoba
memegangnya tubuh gua.

"Jangan dulu !" Teriak pemandu itu

"Kenapa?" Tanya gua

"Nanti kamu bangun" Ucapnya

Oh berarti kalau gua menyentuh tubuh gua dalam keadaan jiwa gini, gua bangun yah.

"Jawab pertanyaan ku, kenapa bahasanya Indonesia?" Tanya gua

"Aku ngerti semua bahasa, aku udah hidup ribuan tahun loh, aku hidup pada saat Da
Vinci masih hidup, pada zaman itu aku lahir." Ucapnya

"Kamu siapa yang ngirim?" Tanya gua lagi

"Ayah kamu." Ucapnya

"Ayah?" Gua bingung

"Iya, dari kamu lahir aku udah di suruh jagain kamu." Ucapnya

"Jagain dari apa?" Tanya gua

"Dari mereka."�

Pemandu itu menunjuk ke arah keluar pintu kamar gua, dan dengan jelas gua melihat
banyak sekali ruh diluar sana.
"Siapa mereka?" Tanya gua

"Pemburu tubuh." Ucapnya

"Kenapa kamu munculnya sekarang?" Tanya gua

"Karena kamu butuh aku?" Ucapnya

"Siapa nama kamu?" Tanya gua lagi

"Namaku banyak dari tuan sebelumnya?" Ucapnya

"Aku boleh ngasih kamu nama?" Tanya gua

"Apapun itu."

"Lady Diana" Ucap gua

"Dia itu orang mati, cari nama lain" Muka pemandu itu kesal

Hahaha, lucu juga nih setan, hmm oke lah.

"Tannia." Ucap gua

"Oke, panggil aku Tannia." Ucapnya

"Jangan pake aku kamu sih, kita kaya orang pacaran." Gua menyarankan

"Oke, nama gua Tannia" Ucapnya

"Begini lebih baik"

Masih banyak sebenarnya yang ingin gua tanyakan ke dia, oh iya masalah setan yang
mengikuti Nabilah.

"Siapa setan yang mengikuti Nabilah?" Tanya gua

"Jangan coba ganggu dia, manusia memang hebat bahkan gua pun kalah dengan manusia,
tapi jin itu bisa lebih kuat dari pada manusia." Jelasnya

"Jin apa itu?" Tanya gua lagi

"Ada jin yang di perintahkan Allah untuk bersujud saat Adam di ciptakan, tapi
sepertinya jin yang bersama Nabilh itu adalah anak buah Iblis, salah satu Jin yang
tidak mau sujud kepada Adam." Jelasnya

"Jadi?" Tanya gua

"Dia kuat, dan gak bisa di kalahin sama ritual bodohmu itu". Jelasnya

Ritual bodoh dia bilang, mau gua tidurkan untuk selamanya ini pemandu.

"Siapa yang bisa ngalahin dia?" Tanya gua

"Orang yang memiliki ilmu spritual yang tinggi, bukan dukun loh, kalau orang mesum
kaya lo kayanya gak akan mampu ngalahin dia." Jelasnya

Sakit ini pemandu, gua berfikir kembali, gua gak milih untuk hidup kaya gini, gua
gak mau ngejalanin hidup aneh kaya gini, ini absurd, ini gila, gua yang sebelumnya
gak percaya hantu malah berbincang dengan salah satunya.

"lo hantu ya?" Tanya gua

"gua jin." Ucapnya

"Oooh."

Iya teori gua benar, selama ini gua gak percaya hantu, tapi gua percaya setan dan
jin, hahahahaha teori gua benar, gak ada yang namanya hantu itu.

"Tannia, lo bisa gak nampakin diri ke dunia nyata?" Tanya gua

"Bisa, tapi lemah." Ucapnya

"Gua lebih nyaman kalau lo dalam bentuk manusi." Tegas gua

"Nanti gua berlatih lagi" Ucapnya

Gua tidak sengaja menyentuh kaki dari tubuh gua dan seketika gua terbangun.

"Hah mimpi aneh lagi." Ucap gua

Ada suara di sebelah gua yang lagi-lagi mengagetkan gua

"Bukan mimpi loh."

Gua melihat ke suara itu, dia pemandu itu, gua lihat kakinya. Napak. NAPAK! SETAN
ITU KAKINYA GAK NAPAK! DASAR SETAN!

"Kok napak?" Tanya gua

"Salah ya?" Tanyanya

"Lo cantik."�

Anjing, ngapa gua jadi nyepik setan, waduh bisa kacau, gimana kalo nanti dia
senang, terus gua di cium, terus gua di peluk, terus kami berhubungan badan dan
akhirnya gua punya anak setan, dan anak itu di panggil "Dasar lo anak setan!" Ah
gua gak mau, gua natap ke pemandu itu lagi.

"Gua gak akan ngelakuin hal yang lo pikirin kok." Ucapnya sambil tersenyum

Huh untunglah, dan seketika setan itu mencium pipi gua, dan dia menghilang dari
wujud manusianya, sebelum menghilang dia mengucapkan sesuatu.

"Makasih, udah ngasih gua nama. Sampai jumpa, gua gak bisa lama." Ucapnya

Lalu dia menghilang, hah untung gua gak di perkosa sama tuh setan cewe, wujud
aslinya juga jelek banget, yang namanya setan itu tetep aja setan.

"Hai." Ucapnya lagi

Yang gua masih bingung, kenapa setiap dia muncul selalu membuat gua kaget.

"Lah katanya sampai jumpa?" Gua menyibir

"Kan sampai jumpa dalam wujud manusia." Ucapnya


"Lo bisa nampakin diri ya? ke gua doang atau gimana?" Tanya gua

"Ke lo doang sih, kalau ke yang lain juga gua gak bisa lama." Jelasnya

Gua bangun dari kasur gua dan menyeduh kopi, gua duduk depan komputer gua, dan
Tannia melihat ke arah monitor.

"Ajarin." Ucapnya

Bener yang selama ini gua pikir bahwa hidup gua dari lahir memang gak normal, dan
mulai hari ini gua di temani oleh sesosok jin wanita yang bisa membuat gua gila.

Permulaan End.
Satu�

Semenjak kejadian terakhir di telkom gua belum ada panggilan lagi, dan gua membagi
hasil uang ke teman-teman. Gua masih saja hobi membaca buku witch and voodoo yang
gua dan Praja beli, dan gua masih menyimpan tongkat mainan itu.

Hari-hari berjalan seperti biasa, dan pembukaan ekstrakulikuler/organisasi sudah di


buka, gua dan Praja memutuskan bergabung di Pecinta Alam Pendaki Gunung, gua segera
menuju ke stan pendaftaran, gua lihat sepertinya peminatnya banyak, gua banyak
kenal kawan baru disini, dan saat ini gua disini terkenal sebagai pengusir hantu,
lalu ada kakak kelas yang menegur gua.

"Bena ya, mau gabung ke PA?" Tanyanya

"Masih mikir saya mba, tapi kayanya sih iya." Ucap gua

"Mau ngusir hantu di gunung ya?" Tanyanya

"Haha gak mungkin lah mba, itu kan tempat mereka." Ucap gua ngasal

Pemandu gua yang menyarankan untuk bergabung di PA karena banyak pengalaman yang
akan gua dapatkan kalau gua bergabung disini, lalu gua pergi ke kamar mandi untuk
mengobrol dengan pemandu gua sejenak.

"Tan, serius gabung ke PA?" Tanya gua

"Serius, kalo lo bisa ngajarin gua maen komputer dan main game, nanti gua bantuin
digunung, janji." Ucapnya

"Eleh janji setan mana ada yang bisa dipercaya." Ejek gua

"Terserah, biar aja lo didatengin setan gunung." Tannia mencibir gua

"Oke gua ajarin main game, tapi kalo sampe lo bohong gua tidurin lo untuk selamanya
ya?" Ucap gua

"Oke siapa takut." Tantangnya

Gua keluar dari kamar mandi dan banyak orang yang tiba-tiba menguping gua.

"Siapa kalian?" Gua bertanya ke mereka

Ada sekitar 3 orang disini, dan mereka sama sekali tidak gua kenal, tapi gua tau
kalau mereka juga anak baru disini.
"Eh, gua nungguin lo, gua mau kencing." Ucapnya

Gua berjalan pergi dari kamar mandi dan gua melihat Etet sedang berdiri dekat kamar
mandi, tiba-tiba Tannia menyentuh mata gua, entah kenapa dia melakukan ini, dan gua
dapat melihat dengan jelas bahwa Etet juga punya seorang pemandu, tapi pemandu ini
pria dan jauh lebih dewasa di banding Tannia.

"Itu pegangan lo?" Tanya Etet tiba-tiba

Gua berpura-pura tidak tahu, karena gua saat ini gak mau mencari masalah.

"Anak kecil itu pemandu lo?" Tanyanya lagi

"Jangan pernah sentuh dia! paham!?" Bentak gua

"Terus lo mau apa? ribut?" Tanyanya

"Gak ada gunanya ribut, gua gak mau cari masalah disekolah." Ungkap gua

"Lo takut? gini aja kita buktiin saat diksar nanti di gunung, gua masih nyimpen
dendem sama lo karena ganggu pekerjaan bapak gua." Ucapnya

"Gua gak kenal siapa bapak lo, jadi gua gak ada urusan sama lo!" Gua agak
meninggikan suara

Bruak, sebuah pukulan melesat tepat di wajah gua, gua membalas pukulannya, dan kami
berantem disitu, badannya tidak lebih besar dari gua tapi tenaganya kuat, hingga
sebuah pukulannya tepat di dada gua hingga gua terpental, walaupun tidak jauh tapi
ini lumayan sakit. Gua bangun tapi Tannia menahan gua.

"Kenapa?" Tanya gua

Tannia hanya menggelengkan kepalanya, yang menandakan jangan.

"Pegangan lo gak bisa apa-apa ya?" Tanya Etet

"Eh badjingan, jaga mulut lo!" Bentak gua

Gua gak terima Tannia di hina, dia benar-benar melukai perasaan gua saat dia
menghina Tannia.

"Lemah." Ejeknya

Lalu dia meninggalkan gua begitu saja, pemandu apa yang ada di belakangnya, pria
dewasa, badannya cukup besar dan sepertinya lebih dewasa di banding Tannia.

"Huh, apa-apaan gua kalah sama cebol kaya dia." Ucap gua kesal

Gua berjalan menuju kelas, dan dia menatap gua dengan tatapan tajam, gua masih
dapat melihat jelas pemandu yang ada di belakangnya, tapi untuk sekarang gua harus
bersikap acuh tak acuh dengan dia.

"Gua denger lo tadi berantem ya sama Etet?" Tiba-tiba Muhen menghampiri gua

"Entah lah, tiba-tiba dia nyerang gua." Ucap gua kesal

"Katanya dia anak dukun waktu itu tau." Ucap Al yang juga datang
"Gua gak perduli untuk sekarang." Ucap gua

Tidak berselang lama guru datang dan memulai pelajaran, rasa sakit di dada gua
masih terasa, padahal dia hanya memukul gua lemah tapi itu lumayan sakit, dan
badannya sangat kecil, apa dia di bantu oleh pemandu di belakangnya?
Tannia memanggil gua dan membisikan sesuatu yang membuat gua sedikit shock.

"Dia jin yang kuat, mungkin sudah hidup puluhan ribu tahun." Ucap Tannia

Gua cuma bisa diam, karena saat ini gua gak bisa berbicara dengan Tannia, bisa di
anggap gila gua di kelas ini.

"Gua gak tau dia sudah perjanjian darah atau belum, tapi tadi ketika gua melihat
pukulannya ke lo kayanya dia sudah melakukan perjanjian darah dengan jin itu." Ucap
Tannia lagi

"Maksud lo sesat?" Tanya gua ke Tannia

Tiba-tiba Praja melihat gua, anjir gua keceplosan.

"Lo ngomong sama siapa Ben?" Tanya Praja

"Gua lagi ngobrol sama Salazar" Ucap gua ngasal

"Lo serius, dia disini sekarang?" Suara Praja sangat kuat

Gua lihat guru yang mengajar menatap ke kami karena suara Praja yang kuat.

"Pelan-pelan anjir, bego bener sih lu." Ucap gua pelan

"Sorry-sorry, gua boleh ketemu Salazar?" Tanyanya

"Nanti aja, lo pulang sekolah ke rumah gua." Ucap gua

"Oke oke." Ucap Praja

Lalu Tannia melanjutkan pembicaraanya.

"Iya kalau kata kalian manusia, jika kalian melakukan perjanjian dengan jin untuk
mendapatkan kekuatan atau semacamnya itu biasa di lakukan dengan perjanjian darah,
dan itu adalah aliran sesat." Tannia menjelaskan

"Lalu, apa efek yang akan di terimanya?" Gua bertanya ke Tannia lagi

Praja masih bingung, tapi sepertinya dia lama kelamaan mulai terbiasa dengan
obrolan gua dan Tannia walaupun dia gak bisa mendengar Tannia ataupun melihatnya.

"Gua gak tau, tapi kalau nyawa, itu gak mungkin karena hanya Allah yang bisa
mencabut nyawa, tapi kalau gua rasa dia sering ngasih sesajen ke jin itu." Jelas
Tannia

Gua hanya menangguk dan melanjutkan memperhatikan pelajaran, ternyata Etet itu
bukan orang biasa, pantas saja waktu itu dia nanya ke gua dengan sangat detail,
ternyata perselisihan gua dengan dukun gila itu belum selesai, ini hal yang ngebuat
gua takut untuk sekarang.
Satu�

Semenjak kejadian terakhir di telkom gua belum ada panggilan lagi, dan gua membagi
hasil uang ke teman-teman. Gua masih saja hobi membaca buku witch and voodoo yang
gua dan Praja beli, dan gua masih menyimpan tongkat mainan itu.

Hari-hari berjalan seperti biasa, dan pembukaan ekstrakulikuler/organisasi sudah di


buka, gua dan Praja memutuskan bergabung di Pecinta Alam Pendaki Gunung, gua segera
menuju ke stan pendaftaran, gua lihat sepertinya peminatnya banyak, gua banyak
kenal kawan baru disini, dan saat ini gua disini terkenal sebagai pengusir hantu,
lalu ada kakak kelas yang menegur gua.

"Bena ya, mau gabung ke PA?" Tanyanya

"Masih mikir saya mba, tapi kayanya sih iya." Ucap gua

"Mau ngusir hantu di gunung ya?" Tanyanya

"Haha gak mungkin lah mba, itu kan tempat mereka." Ucap gua ngasal

Pemandu gua yang menyarankan untuk bergabung di PA karena banyak pengalaman yang
akan gua dapatkan kalau gua bergabung disini, lalu gua pergi ke kamar mandi untuk
mengobrol dengan pemandu gua sejenak.

"Tan, serius gabung ke PA?" Tanya gua

"Serius, kalo lo bisa ngajarin gua maen komputer dan main game, nanti gua bantuin
digunung, janji." Ucapnya

"Eleh janji setan mana ada yang bisa dipercaya." Ejek gua

"Terserah, biar aja lo didatengin setan gunung." Tannia mencibir gua

"Oke gua ajarin main game, tapi kalo sampe lo bohong gua tidurin lo untuk selamanya
ya?" Ucap gua

"Oke siapa takut." Tantangnya

Gua keluar dari kamar mandi dan banyak orang yang tiba-tiba menguping gua.

"Siapa kalian?" Gua bertanya ke mereka

Ada sekitar 3 orang disini, dan mereka sama sekali tidak gua kenal, tapi gua tau
kalau mereka juga anak baru disini.

"Eh, gua nungguin lo, gua mau kencing." Ucapnya

Gua berjalan pergi dari kamar mandi dan gua melihat Etet sedang berdiri dekat kamar
mandi, tiba-tiba Tannia menyentuh mata gua, entah kenapa dia melakukan ini, dan gua
dapat melihat dengan jelas bahwa Etet juga punya seorang pemandu, tapi pemandu ini
pria dan jauh lebih dewasa di banding Tannia.

"Itu pegangan lo?" Tanya Etet tiba-tiba

Gua berpura-pura tidak tahu, karena gua saat ini gak mau mencari masalah.

"Anak kecil itu pemandu lo?" Tanyanya lagi

"Jangan pernah sentuh dia! paham!?" Bentak gua

"Terus lo mau apa? ribut?" Tanyanya

"Gak ada gunanya ribut, gua gak mau cari masalah disekolah." Ungkap gua
"Lo takut? gini aja kita buktiin saat diksar nanti di gunung, gua masih nyimpen
dendem sama lo karena ganggu pekerjaan bapak gua." Ucapnya

"Gua gak kenal siapa bapak lo, jadi gua gak ada urusan sama lo!" Gua agak
meninggikan suara

Bruak, sebuah pukulan melesat tepat di wajah gua, gua membalas pukulannya, dan kami
berantem disitu, badannya tidak lebih besar dari gua tapi tenaganya kuat, hingga
sebuah pukulannya tepat di dada gua hingga gua terpental, walaupun tidak jauh tapi
ini lumayan sakit. Gua bangun tapi Tannia menahan gua.

"Kenapa?" Tanya gua

Tannia hanya menggelengkan kepalanya, yang menandakan jangan.

"Pegangan lo gak bisa apa-apa ya?" Tanya Etet

"Eh badjingan, jaga mulut lo!" Bentak gua

Gua gak terima Tannia di hina, dia benar-benar melukai perasaan gua saat dia
menghina Tannia.

"Lemah." Ejeknya

Lalu dia meninggalkan gua begitu saja, pemandu apa yang ada di belakangnya, pria
dewasa, badannya cukup besar dan sepertinya lebih dewasa di banding Tannia.

"Huh, apa-apaan gua kalah sama cebol kaya dia." Ucap gua kesal

Gua berjalan menuju kelas, dan dia menatap gua dengan tatapan tajam, gua masih
dapat melihat jelas pemandu yang ada di belakangnya, tapi untuk sekarang gua harus
bersikap acuh tak acuh dengan dia.

"Gua denger lo tadi berantem ya sama Etet?" Tiba-tiba Muhen menghampiri gua

"Entah lah, tiba-tiba dia nyerang gua." Ucap gua kesal

"Katanya dia anak dukun waktu itu tau." Ucap Al yang juga datang

"Gua gak perduli untuk sekarang." Ucap gua

Tidak berselang lama guru datang dan memulai pelajaran, rasa sakit di dada gua
masih terasa, padahal dia hanya memukul gua lemah tapi itu lumayan sakit, dan
badannya sangat kecil, apa dia di bantu oleh pemandu di belakangnya?
Tannia memanggil gua dan membisikan sesuatu yang membuat gua sedikit shock.

"Dia jin yang kuat, mungkin sudah hidup puluhan ribu tahun." Ucap Tannia

Gua cuma bisa diam, karena saat ini gua gak bisa berbicara dengan Tannia, bisa di
anggap gila gua di kelas ini.

"Gua gak tau dia sudah perjanjian darah atau belum, tapi tadi ketika gua melihat
pukulannya ke lo kayanya dia sudah melakukan perjanjian darah dengan jin itu." Ucap
Tannia lagi

"Maksud lo sesat?" Tanya gua ke Tannia

Tiba-tiba Praja melihat gua, anjir gua keceplosan.


"Lo ngomong sama siapa Ben?" Tanya Praja

"Gua lagi ngobrol sama Salazar" Ucap gua ngasal

"Lo serius, dia disini sekarang?" Suara Praja sangat kuat

Gua lihat guru yang mengajar menatap ke kami karena suara Praja yang kuat.

"Pelan-pelan anjir, bego bener sih lu." Ucap gua pelan

"Sorry-sorry, gua boleh ketemu Salazar?" Tanyanya

"Nanti aja, lo pulang sekolah ke rumah gua." Ucap gua

"Oke oke." Ucap Praja

Lalu Tannia melanjutkan pembicaraanya.

"Iya kalau kata kalian manusia, jika kalian melakukan perjanjian dengan jin untuk
mendapatkan kekuatan atau semacamnya itu biasa di lakukan dengan perjanjian darah,
dan itu adalah aliran sesat." Tannia menjelaskan

"Lalu, apa efek yang akan di terimanya?" Gua bertanya ke Tannia lagi

Praja masih bingung, tapi sepertinya dia lama kelamaan mulai terbiasa dengan
obrolan gua dan Tannia walaupun dia gak bisa mendengar Tannia ataupun melihatnya.

"Gua gak tau, tapi kalau nyawa, itu gak mungkin karena hanya Allah yang bisa
mencabut nyawa, tapi kalau gua rasa dia sering ngasih sesajen ke jin itu." Jelas
Tannia

Gua hanya menangguk dan melanjutkan memperhatikan pelajaran, ternyata Etet itu
bukan orang biasa, pantas saja waktu itu dia nanya ke gua dengan sangat detail,
ternyata perselisihan gua dengan dukun gila itu belum selesai, ini hal yang ngebuat
gua takut untuk sekarang.
Tiga�

Sepertinya Praja tidak dapat memenuhi keinginanya melihat Salazar karena untuk
beberapa hari ini gua tidak tahu Tannia ada dimana.

Gua berangkat ke sekolah, dan gua juga tidak dapat melihat pemandu dari etet karena
Tannia tidak berada disisi gua.

Etet lalu menghampiri gua, tapi gua bersikap tak acuh dengannya.

"Lo tau tentang RA, dewa matahari yang di percaya di mesir Ben?" Tanyanya

Gua masih gak perduli dengan apa yang dia ucapkan.

"Sepertinya RA akan mengamuk nanti ketika kita di gunung, karena sebentar lagi kita
akan naik karena kita berada di organisasi yang sama." Ucapnya

Gua lupa memberitahu kalian bahwa gua sudah mendaftar di PA begitupun dengan Etet.

"Jadi menurut lo pegangan konyol lo itu pergi gitu aja karena takut akan kemarahan
dewa RA? Bukan begitu?" Ucapannya yang membuat gua kesal

"Jaga mulut lo!" Bentak gua


"Wow, lo kehilangan l*nte untuk nemenin malam lo ya?" Ejeknya

Dengan cepat gua langsung meninju wajahnya, tepat di dagunya dia terjatuh,
sepertinya dia tidak sempat untuk menghindar karena dia tidak menduga gua akan
menyerangnya.

"Sakit juga, hahahaha lo marah karena l*nte lo ninggalin manusia menjijikan kaya lo
ya?" Dia memancing amarah gua

Gua mencoba pergi tapi dia tetap mengikuti gua dan terus memprovokasi gua.

"Gua pinjem sih l*nte lo sebentar untuk ngawanin gua malem ini." Ucapnya

Gua masih mencoba sabar ketika dia terus mengejek gua.

"Gua ingetin satu hal sama lo, kalo lo gak di kawanin l*nte lo, gua terlalu mudah
untuk ngancurin lo nanti di gunung." Ucapnya

Gua menoleh ke arahnya dan lagi-lagi gua melayangkan pukulan gua, tapi kali ini di
tahan olehnya.

"Mau nyerang gua lagi? mati gih." Ucapnya

Dia mendorong gua dengan pelan tapi hentakanya sangat kuat, gua terjatuh untuk
kedua kalinya di tangan dia.

"Segitu aja lo udah jatoh? lo sebut lo laki?" Ucapnya

Gua bangun dan menyerangnya lagi tapi lagi-lagi dia menahan pukulan gua.

"Percuma Ben lo mau usaha keras gimana juga, karena RA tetap di belakang gua."
Ucapnya

Dia menghentakan tangannya lagi dan kali ini sakit terasa di dada gua, padahal dia
menghentakkan tangannya di tangan gua, tapi kenapa dada gua yang sakit, walaupun
kali ini gua gak jatuh tapi ini sangat menyakitkan.

"Sampai jumpa di gunung dan bertemu dewa matahari sesungguhnya." Ucap dia

"Lo tau gak tet?" Tanya gua

"Sampah macem lo gak pantes nanya ke gua!" Bentaknya

Dia menendang wajah gua hingga terpental, cih seandainya ini bukan di belakang
sekolah pasti udah banyak yang misahin, bisa mati gua terus-terusan disini, hidung
gua mimisan lagi, kenapa sih gua harus selemah ini.

"Dewa matahari gak akan muncul malam hari." Ucap gua

Dia menatap gua dengan tatapan yang sangat mengerikan, lalu dia melesatkan
pukulannya ke arah wajah gua, gua mencoba menahan pukulannya, tapi sepertinya dia
berhenti untuk memukul gua.

"Kenapa berenti tet?" Tanya gua

Gua memang sedikit gemetaran, tapi gua gak paham kenapa dia berenti mukul gua.

"Belum saatnya." Ucap Etet


Lalu dia pergi meninggalkan gua, badan gua lemas karena tendangannya tadi, ah dada
gua sakit. Siapa badjingan ini sebenarnya, gua gak pernah ngerasa setakut ini sama
orang, dan dia belum apa-apa udah ngebuat gua takut, mimisan di hidung gua juga gak
mau berenti padahal udah gua tutupin pake dasi, ah sial gua mau hidup normal! Gua
berjalan kekelas sambil menahan hidung gua yang berdarah dengan dasi, mimisan ini
gak berenti-berenti, Nabilah menengok ke gua dan menghampiri gua.

"Lo kenapa Ben?" Tanyanya

"Gak apa-apa kok, tadi kepleset terus mimisan deh." Gua berbohong

"Hmm, ini tisu." Dia mengeluarkan tisu dari kantung bajunya

Nabilah mengarahkan tisu itu ke arah wajah gua, dan menahan keluarnya darah dari
hidung gua, dada gua terasa sangat sakit, gua merebahkan diri di kursi dengan
posisi menyender lalu memejamkan mata gua, Nabilah terus menahan darah yang keluar
dari hidung gua.

Gua memejamkan mata gua, tapi ketika gua membuka mata aura di kelas ini berubah dan
gua gak melihat seorangpun disini, gua banyak melihat roh gentayangan disini,
mereka mencoba mendekat ke gua, gua ketakutan setengah mati, ini persis yang
terjadi di kamar gua. Ketika mereka mendekat tiba-tiba Tannia entah dari mana
datang dan mengusir mereka semua.

"Maaf gua ngilang." Ucapnya

"Ada yah setan bisa minta maaf." Ucap gua ke dirinya

Dia menoleh ke gua, dari matanya keluar air mata, tapi bukan air yang keluar
melainkan darah, apakah dia menangis?

"Lo nangis Tan?" Tanya gua

"Gua gak akan ninggalin lo lagi." Ucapnya

"Ah lebay lo." Ejek gua

"Lebay itu apa?" Tanyanya

Oh iya gua lupa mengajarkan beberapa kata kata gaul ke dia.

"Lebay itu berlebihan, apus air mata lo, nyeremin" Ucap gua

"Ini bukan air mata, ini hukuman." Jelasnya

"Hukuman dari siapa?" Tanya gua

"Lo gak perlu tau, suruh Nabilah itu ngejauh dia dari tadi megangin idung lo."
Ucapnya

"Lah kenapa memangnya, lo cemburu?" Goda gua

"Siapa yang cemburu, gak nyaman aja gua ngeliat dia kaya gitu." Ucap Tannia

Gua menyentuh diri gua dan gua bangun dari tidur gua, lagian kenapa gua dari tadi
gak langsung masuk ya pas roh roh itu mendekat, ah gua memang goblog.

"Tidur aja lagi." Nabilah tersenyum


"Udah gak apa-apa darahnya juga gak ngalir lagi." Ucap gua

Nabilah melepas tisu yang penuh darah itu dari hidung gua, lalu Tannia menampakkan
dirinya ke gua, kemana dia beberapa hari ini, dan hukuman apa yang dia terima
sampai matanya mengeluarkan darah?

Gua melihat Etet masuk ke kelelas, dan gua kali ini dapat melihat pemandu etet, apa
pemandu itu RA dewa matahari dari mesir?

Gua perhatikan jin itu memang terlihat kuat, tapi gak masuk akal seekor monyet
kecil seperti Etet bisa merintah dewa matahari dari mesir, goblog.

Gua saat ini ingin banyak bertanya ke Tannia, tapi ada Nabilah disini jadi gua gak
bisa berbicara apapun ke Tannia.

"Makasih ya." Ucap gua ke Nabilah

"Sama-sama." Dia tersenyum

"Gimana setan yang ganggu lo? masih?" Tanya gua

"Masih sih, gua masih ngerasa dia ada di sekeliling gua, gua udah biasa kok."
Ucapnya

"Gua bakal bantu lo, tapi gak sekarang, gua janji." Gua tersenyum

Nabilah menatap gua dan memegang pipi gua lalu dia berjalan ke kursinya, gua
merebahkan kepala gua ke meja dan mencoba berbicara dengan Tannia.

"Tan" Panggil gua

"Apa?"�

Gua masih melihat darah terus keluar dari matanya

"Bener tah jin nya Etet itu RA dewa mesir?" Tanya gua

Tannia sedikit terkejut, lalu dia tertawa, bener dugaan gua kalo Tannia adalah jin
yang gila.

"Gua gak tau" Tannia mengucapkan dengan ekspresi datar

"Apaan sih lu Tan, gak jelas." Gua kesal

"Kalo memang dia RA, ngapain dia ke Indonesia , terus kalau memang dia RA kita gak
bisa ngelawan dia." Ucap Tannia

"Alah gak mungkin lah, si monyet kecil itu bisa dijagain RA." Ucap gua

"Iya sih, artinya dia bohong, tapi bukan semudah itu walaupun dia bukan RA dia jin
yang kuat." Jelas Tannia

Gua berfikir keras untuk terus mencerna hal ini, gua menengok ke arah Etet si
monyet kecil, dia seperti biasa duduk tenang tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Tan." Panggil gua lagi

"Apa?"
"Sampai kapan air mata itu terus netes". Tanya gua

"Bentar lagi juga hilang" Jelasnya

Gua rasanya ingin menyentuhnya tapi itu mustahil ketika dia dalam bentuk Jin, oh
iya satu pertanyaan lagi yang harus gua ajukan ke dia.

"Tan, siapa yang ngirim jin kemarin untuk ngebunuh gua?" Tanya gua

Tannia diam, dia tidak menjawab pertanyaan gua, biasanya dia selalu menjawab
pertanyaan gua tapi kali ini dia hanya diam.

"Tan?" Tanya gua lagi

"Gua harus ngelanggar perintah untuk kedua kalinya jika gua menjawab pertanyaan lo
yang ini Ben." Jelasnya

"Kalau memang itu berat gak usah di jawab Tan." Ucap gua

"Yang mengirim jin kemarin adalah Tuanku" Ucapnya

"Siapa tuanmu?" Tanya gua

"Sang Iblis." Jelasnya

"Kenapa dia mau ngebunuh gua?" Tanya gua

"Karena gua melanggar kodrat" Ucap Tannia

"Kodrat apa?" Gua masih penasaran

"Gua mencintai manusia" Ungkapnya

"Hahaha, siapa sih yang lo cintai?" Gua bertanya karena penasaran

"Lo ben." Jelasnya

Deg..... Gua gak salah denger kan apa yang dia ucapin barusan?
Gua gak bisa ngomong apa-apa sekarang, gua memalingkan wajah gua agar gua gak bisa
melihat Tannia, ini udah ketetlaluan Tan, gua pernah denger sih dari cerita kalau
setan bisa bersama manusia dan saling mencintai, tapi jujur Tan gua mau hidup
normal, gua manusia dan lo jin kita beda alam, gua gak bisa mencintai lo, gua
memang sayang sama lo tapi gua gak bisa untuk mencintai lo.

Saat gua melihat ke Tannia, bahkan bukan hanya dari matanya yang mengeluarkan
darah, dari hidung dan telinganya pun mulai mengeluarkan darah.

Apa ini hukuman yang dia terima kalau dia melanggar perintah iblis? siapa iblis
itu?

"Tan, siapa iblis itu?" Tanya gua

"Dia adalah salah satu jin terkuat yang ada diwilayah ini." Jelas Tannia

"Ada berapa iblis di dunia?" Tanya gua lagi

"Ada banyak, karena para iblis membangun kerajaan disuatu wilayah, dan salah
satunya ada kerajaan disekitar sini, dan karena gua masuk ke daerah iblis itu jadi
gua harus mengikuti pertarurannya." Jelasnya

Gua melihat Tannia menjerit, dia seperti menahan sakit yang teramat sangat, gua gak
bisa nembayangkan apa yang dia rasakan sekarang, maaf Tan gua gak bisa apa-apa,
bahkan saat gua melihat dia menahan sakit itu air mara gua jatuh, gua gak bisa
ngeliat dia terus di sakitin, gua gak bisa.�

"Ben dari tadi lo ngomong sama siapa sih?" Nabilah tiba-tiba datang menghampiri gua

Gua shocked karena Nabilah dari tadi mendengar pembicaraan gua.


Lalu Praja datang, memang bocah ini persis seperti jin yang tiba-tiba ada dan tiba-
tiba hilang.

"Dia lagi ngomong sama Salazar" Ucap Praja

"Siapa Salazar?" Tanya Nabilah

"Gak tau tuh, gua mau ngeliat aja dia gak pernah mau ngasih." Ucap Praja

Gua tidak sengaja melihat Etet dari tadi memperhatikan gua, lalu dia menyuruh jin
nya untuk menghampiri gua.

"Saya mendapat perintah dari tuan, dia hanya ingin mengucapkan sesuatu, dia bilang
bahwa jin lemah mu akan mati bersamaan dengan mu digunung nanti." Ucap jin yang gua
ketahui bernama RA

Lalu jin itu pergi dan kembali ke Etet, gua lihat Etet tersenyum saat melihat gua,
tunggu tet bakal gua apus senyum itu dari bibir lo untuk selamanya, tunggu !
Empat�

Hari diksar tiba gua dan Praja bersiap-siap menyiapkan barang, gua sudah menyiapkan
semuanya, dan ketika sampai di gunung diksar dilakukan dengan caranya Pecinta Alam
tidak ada yang penting untuk di ceritakan disini proses dalam diksar, di bagi
beberapa kelompok dan 1 kelompok terdiri dari 4 orang, Dan gua satu-satu nya pria
di kelompok itu, kami ber 4 di suruh untuk membuat shelter dengan peralatan dari
alam dan disuruh untuk survival selama 1 minggu full tanpa bantuan makanan apapun,
jadi kami harus berusaha mencari cara sendiri untuk tetap makan dan minum di atas
gunung, setelah selesai membuat shelter sederhana gua membuat lubang yang di lapisi
daun segar untuk mendapatkan minum dari embun yang di hasilkan, lalu gua berjalan
membawa pisau kecil untuk menebang pohon, dan gua lihat ada pengawas diksar sedang
duduk memegang senternya membelakangi gua, pengawas diksar itu biasanya alumni
kami, gua tetap melihat pengawas itu, dia wanita, gua mencoba bertanya ke Tannia
siapa wanita itu.

"Itu siapa Tan?" Tanya gua

"Itu bukan manusia, ayo menjauh." Ajak Tannia

Pantas saja jika dia memang pengawas dia pasti menggerak-gerakan senternya dan
memberi kan kami kode untuk meninggalkan lokasi itu.

Belum ada gerakan apapun dari Etet tapi gua udah bersiap selama ini untuk menunggu
saat ini, gua bakal menghapus senyum sombong nya itu dari wajahnya.

Gua memotong pisang dan mengambil beberapa daunnya untuk dijadikan alas dan atap
shelter kami, karena jika tiba-tiba hujan pasti shelter akan bocor, gua bawa pisang
itu ke kelompok gua.

"Ben dari mana aja lo?" Tanya Muti


Kelompok gua berisikan Muti, Ningsih dan Kaisih.

"Nyari pisang, potong mut." Perintah gua

"Kita gak berhasil buat api ya?" Tanya Kaisih

"Gimana mau berhasil cuma di kasih korek 2 batang, gak akan bisa." Ucap gua

Mereka semua diam dan mencoba memeluk kakinya sendiri, gua tau saat ini mereka
kedinginan.

"Gua nyari makanan lagi." Ucap gua

"Di belakang ini kuburan Ben." Kata Muti

Gua mengecek tidak jauh di belakang shelter memang ada dua buah kuburan.

"Kenapa kita di tempatin di tempat kaya gini?" Tanya gua

"Gak tau juga, coba bilang ke panitia." Suruh Ningsih

"Tunggu." Ucap gua

Gua pergi menjauh dari tempat mereka, lalu gua mencoba berbincang dengan Tannia.

"Aman tan?" Tanya gua

"Memang ada apa dengan kuburan?" Tanya Tannia

"Yah ada setannya." Kata gua

"Mana ada orang udah mati bisa hidup lagi oon." ejeknya

"Eh lo belajar dari siapa bahasa oon?" Tanya gua kesal

"Memperhatikan." Ucapnya

Ampun nih setan cepet bener belajarnya.

"Jadi aman ya?" Tanya gua

"Aman." Dia meyakinkan gua

Gua bergerak ke shelter mereka, dan gua lihat mereka seperti ketakutan setengah
mati.

"Ada apa?" Tanya gua

"Tadi ada suara disini ben, terus kita ngeliat penampakan." Ucap mereka

"Jangan takut, gua ini pengusir hantu." Gua meyakinkan mereka

"Kita pindah aja yok." Ajak mereka

"Gak bisa, kita juga bakal makan waktu kalo mau buat shelter lagi, udah jangan di
pikirin kalian tunggu sini gua nyari makanan dulu." Ucap gua lagi

Gua lalu berkeliling lagi untuk mencari makanan, huh malam gini tanpa pencahayaan
apapun hanya di bantu penerangan bulan gunung memang sangat gelap, untung ada
Tannia yang menjadi mata gua.

Gua melihat sekeliling, banyak pemandangan ternyata di gunung, para setan-setan


berterbangan dengan jenis dan bentuk yang berbeda-beda, seperti nya di gunung
memang markasnya.

"Ben gua ngerasa ada aura jahat disini." Ucap Tannia

"Aura apaan? lo udah izin belum ke iblis penunggu gunung ini?" Tanya gua

"Udah ben, tapi gua masih ngerasa kaya ada yang mau nyelakain kita." Ucapnya
khawatir

"Setan gak akan bisa celakain manusia, tenang aja sih Tan." Ucap gua

Lalu Etet entah dari mana tiba-tiba datang, dia memegang sebuah pisau kecil persis
seperti pisau yang gua pegang.

"Jin memang gak bisa ngelukain lo, tapi gua bisa." Ucap etet sambil menyerang gua
dengan pisau kecilnya

Gua dengan reflek melompat dan menghindar, huh untung aja gak kena, memang bener
dia nyoba bunuh gua disini, gua melihat sekitar gak ada satu pun pengawas disini.

"Jadi udah siap mati?" Tanyanya

"Gak salah denger gua, udah lebih dari 2 bulan kayanya dari kejadian terakhir kita
berantem, dan memang lo pikir dalam 2 bulan gua ngapain." Ucap gua

"Lo buat anak sama jin goblog lo itu!" Teriaknya

Dia mencoba menyerang gua lagi, tapi lagi-lagi gua bisa menghindar dari
serangannya.

"Taro senjata lo, gua cuma mau ngasih tau lo satu hal itu gak akan berguna sama
tubuh gua." Ucap gua

"Kita buktiin aja." Katanya

Dia menyerang gua lagi, gua menghindari dia tapi kali ini kena tepat di tangan gua,
gak kerasa apapun, latihan gua berhasil.

"Udah gua bilang taro senjata lo, laki kan?" Tanya gua

"Badjingan!" Bentaknya

Dia berlari ke arah gua lalu dia melompat dan ingin menendang gua dikepala, gua
menahan tendangannya dengan kedua tangan.

"Udah? segitu doang?" Ejek gua

"Eh anjing! kok lo songong memang pantes mati lo disini anjing!" Teriaknya

Tidak lama pengawas datang karena mendengar keributan dari kami berdua.

"Kalian ngapain disini?" Tanya nya

Gua tahu nama pengawas itu Pidah, badannya besar tinggi dan gua melihat ada sesuatu
di belakangnya, tapi gua gak bisa melihat dengan jelas mahluk apa itu.

"Kenapa diem dek! bubar!" Bentaknya

Gila teriakknya persis kaya sinso, memang dia sering marah tapi kakak ini gak
pernah sekuat ini ngebentak sebelumnya.

"Kalau kalian mau terus berantem, jangan pikir kalian udah hebat hanya karena punya
pegangan, jangan sombong ini baru malam pertama jadi jangan ada kerusuhan !"
Ucapnya

Gua yakin di belakangnya itu pemandu seperti Tannia, tapi gua gak bisa ngeliat
dengan jelas pemandu apa itu.

"Etet gua udah denger dari yang lain kalo lo punya pegangan dan malem ini gua
ngeliat sendiri, inget lo belum izin jadi seharusnya lo hati-hati jadi jangan
sombong hanya karena punya pegangan dari mesir itu," Ucap kakak Pidah "dan lo Ben,
sebaiknya lo pergi dari pada gua yang harus turun tangan, gua udah denger reputasi
lo di sekolah jadi jangan buang waktu untuk hal goblog kaya gini! Paham !"
Bentaknya lagi

"Iya kak maaf." Ucap gua

Lalu gua meninggalkan mereka semua, sampai gua bertemu Praja sedang mengambil
beberapa coklat.

"Ngapain lo bego?" Sapa gua

"Lo tau gua lagi metik kan." Ucapnya

"Bagi sih gua." Ucap gua

"Ambillah."

Gua mengambil beberapa coklat yang telah di petik oleh Praja.

"Oh iya Ben, kita pulang dari gunung ada panggilan tadi sebelum berangkat Muhen
ngehubungin gua, ada kawannya mba Tina yang dari telkom itu mau ngusir hantu." Ucap
Praja

"Confirm kan?" Tanya gua

"Iya kita turun dari gunung langsung ritual." Ucap Praja

"Oke deh."

Gua meninggalkan Praja dngan membawa beberapa coklat di tangan gua, gua bertanya ke
Tannia tentang pemandu yang ada di belakang Pidah.

"Tan tadi di belakang kak Pidah itu pemandu ya?" Tanya gua

"Dia Bukan jin rendahan Ben." Jelas Tannia

"Maksudnya?" Tanya gua

"Nanti gua jelaskan, setelah sampai shelter." Katanya

"Oke."
Gua segera menuju ke shelter dan memberikan coklat itu ke Muti, dan gua menyender
sambil memakan beberapa pisang, dan bersiap mendengar cerita dari Tannia.
Lima�

Gua duduk menyender sambil santai memakan pisang, dan Tannia mulai bercerita, gua
lihat ketiga wanita di kelompok gua udah tidur jadi gua bisa dengan bebas mengobrol
dengan Tannia.

"Ada beberapa jenis jin di dunia ini dan mereka di bagi beberapa bagian dan
golongan." Ucap Tannia

Gua masih mendengarkan dan memakan pisang yang berada didepan gua.

"Yang pertama itu golongan Al-Jan, jin golongan ini sama seperti kalian, seperti
manusia, mereka butuh makan, butuh tidur, dan rata-rata jin di gunung ini adalah
Al-Jan." Tannia menjelaskan

"Lanjut." Ucap gua

"Lalu Al-A'mir jenis jin yang suka meniru perbuatan manusia, seperti bernyanyi,
mandi intinya dia menyukai perbuatan manusia dan mengikuti apa yang di lakukan
manusia." Jelas Tannia lagi

"Lo Al-A'mir ya?" Tanya gua

"Bukan lah, jijik banget gua jadi Al-A'mir, mereka jin lemah dan hanya bisa
mengikuti perbuatan manusia, mereka adalah salah satu jin bodoh, karena mereka
hanya bisa meniru dan meniru." Jelas Tannia

"Oh, Lanjut." Ucap gua sambil membuka pisang yang terakhir

"Lalu ada Al-Ifrit nah ini adalah jenis gua, Al-Ifrit adalah khodam bagi manusia,
kami bisa baik dan jahat, contoh Al-Ifrit yang jahat adalah Al-Ifrit yang dimiliki
Etet." Jelasnya

"Oh gitu, terus jin yang di punyai kak Pidah apaan?" Tanya gua

"Gua belum selesai ini," Bantahnya kesal "Nah ifrit juga bisa memberikan kekuatan
ke manusia, jika melakukan perjanjian darah." Jelas Tannia

"Ya ya lanjut." Gua menyimak Tannia dengan serius

"Nah lalu ada Al-Arwah, gua juga sedang proses menjadi Al-Arwah tapi belum cukup
kuat, dan mereka ini bisa menjelma menjadi manusia bahkan menyerupai orang yang
kita kenal, lo inget jin yang waktu itu dateng kerumah lo? dia Al-Arwah, makanya
dia bisa menyerupai Nabilah, bahkan Al-Arwah ini bisa memperkosa manusia jika dia
adalah jenis jin yang nakal, dan gua fikir Jin yang ada di Pidah adalah Jin Al-
Arwah mungkin dia dulu jin Ifrit juga seperti kami, tapi dia sudah naik ke tahap
selanjutnya dan lebih kuat." Jelas Tannia

"Bwahahaha, Naik ke tahap selanjutnya? Naik level dungeon ya?" Canda gua

"Game aja yang dipikiran lo, sampe detik ini lo belum nepatin janji lo loh,
ngajarin gua maen game." Tannia kesal

"Pulang dari sini ya Tannia tayang aku." Goda gua

"Terserah." Ucapnya
Memang kalau wanita, dia mau jenis manusia ataupun Jin, kata terserah adalah kata
mitos yang tidak akan bisa kita patahkan.

"Lanjut yok." Ucap gua

"Males." Katanya merajuk

"Ayolah." Bujuk gua

"Janji ya, ngajarin maen game?" Ucapnya

"Iyaaa." Gua meyakinkan

Lalu Ningsih bangun dan melihat ke arah gua.

"Lo ngomong sama siapa sih dari tadi, bukannya tidur." Katanya

"Woles." Kata gua

Gua keluar dari shelter dan memandang bulan, hmm sepertinya sudah jam 1 malam. Lalu
gua masuk lagi karena masih ingin tau tentang jin lainnya.

"Lanjut." Ucap gua

"Nah uang terakhir adalah As-Syaiton" Jelas Tannia

"As-Syaiton itu iblis?" Tanya gua lagi

"Yaps, dan jenis As-Syaiton bisa merasuk ke hati manusia, dia adalah jin terkuat
yang pernah ada, dan kami jin rendahan selalu mengikuti perintahnya dan jika
melanggar kami akan di hukum dan hukuman itu sangat menyakitkan." Jelasnya

"Gua gak bahas hukuman, udah cukup lo ngerasain sakitnya hukuman itu." Ucap gua

"Iya Ben."

Gua lagi-lagi keluar shelter untuk melihat ke langit, bulan malam ini sangat indah,
gua mengambil pisau kecil gua dan mencoba mencari pisang lagi karena persediaan
pisang di shelter sudah habis karena gua makan, saat gua sedang jalan gua melihat
sesosok jin yang datang ke arah gua, dia menatap gua dengan tatapan tajam, rupanya
sangat menyeramkan, lalu dia lewat begitu saja.

"Siapa itu Tan?" Tanya gua

"Jin lah." Jewabnya

Ah memang Tannia agak susah di ajak ngomong karena memang otaknya sengklek kalau
memang dia punya otak.

"Lalu siapa? Pemburu ruh?" Tanya gua lagi

"Iya, Itu Al-A'mir dia mau masuk ke tubuh manusia dan menjadi manusia." Ucapnya

Gua jalan lagi lalu Jin yang tadi menatap gua tajam kembali dan melayang tepat di
depan gua lalu berhenti, dia menatap gua, matanya merah tajam, dia terus
memperhatikan gua, gua cengkram erat pisau kecil di tangan gua.

"Apa maumu?" Tanya gua


"Jauhin aja." Ucap Tannia

Gua menghindar darinya, dan dia mengikuti gua lagi. Lalu Tannia berbicara dengan
jin itu dengan bahasa yang tidak gua mengerti, Tannia terlihat aneh setelah
berbincang dengan jin itu lalu jin itu pergi.

"Ada apa Tan?" Tanya gua

"Jin Etet tertangkap." Ucap Tannia

"Lalu?" Tanya gua

Tannia entah melakukan apa, dan suasana gunung berubah, gua seperti di dalam sebuah
istana, banyak perhiasan-perhiasan di dalan ruangan ini.

"Kita dimana?"Tanya gua

"Kerajaan Sukma Hilang." jelas Tannia

"Kenapa lo ngebawa gua kesini?" Tanya gua lagi

Tannia diam, dan gua melihat Kak Pidah di belakang gua.

"Karena kita akan menyelamatkan Etet." Kata Kak Pidah

Gua agak kaget saat melihat Kak Pidah tiba-tiba tepat di belakang gua, dia juga
ternyata masuk kekerajaan jin ini.

"Gua yang menyuruh Tannia untuk datang kesini, dan jin tadi adalah salah satu jin
yang gua miliki." Ucap Kak Pidah

"Tapi dia tidak sekuat yang gua bayangin kak." Ucap gua

"Jelas, gua ada banyak jin peliharaan dan dia cuma jin pesuruh." Ucap Kak Pidah

"Jadi kenapa kita harus nyelametin Etet?" Tanya gua

"Gak usah banyak tanya dan jalan sebelum pengawal pengawal lemah itu dateng dan
ngebuat keributan." Ucap Kak Pidah

Gua jalan, Tannia tetap berada di belakang gua, dia terlihat sangat ketakutan, lalu
gua mendengar musik aneh entah dari mana, Kak Pidah jalan mengikuti arah musik itu,
ini sama sekali tidak terlihat seperti gunung, ini Istana. Sesampainya di sumber
suara musik itu, Kak Pidah berhenti.

"Dimana Jin mesir itu?" Tanya kak Pidah

"An-Nas, selamat datang." Ucap jin itu

Gua lihat jin itu memainkan sebuah alat musik seperti piano tapi bentuknya aneh.

"Cih, Al-A'mir." Ucap Kak Pidah

"An-Nas untuk apa kalian kesini?" Tanya jin itu

"Sudah ku bilang dimana jin mesir itu?" Tanya kak Pidah

"Apakah kau kesini untuk bermusyawarah?" Tanya jin itu


"Terserah kau saja Al-A'mir!" Jerit Kak Pidah

Lalu Jin yang menyeramkan itu muncul, ya Al-Arwah milik Kak Pidah, jin yang gua
lihat sebelumnya tapi kali ini sangat jelas, tubuhnya di baluti warna merah darah
segar, ini benar-benar mengerikan.

Gua lihat Tannia hanya diam tanpa bergerak sedikitpun, gua tau dia takut pada saat
kondisi seperti ini, dan gua lihat dengan seketika Al-Arwah itu menyerang Al-A'mir
tadi hingga dia kabur tidak karuan, tapi Al-Arwah itu terus mengejar Jin itu hingga
tertangkap dan gua lihat dengan jelas bahwa jin itu hancur dan di telan oleh Al-
Arwah milik kak Pidah, siapa orang ini, Kak Pidah benar-benar mengerikan.

"Tan?" Gua memanggil Tannia

"Apa?" Jawabnya

"Seseram itu?" Tanya gua

"Jin di dunia ini jumlahnya milyaran, dan mungkin hanya jutaan jin yang bisa
menjadi Al-Arwah." Jelas Tannia

"Wow." Gua terkagum

Siapa Kak Pidah ini sebenarnya, gua bisa lihat dengan jelas jin itu menelan jin
lainnya, ini gila ini seperti halusinasi gua, tapi ini nyata.

"Ben, kita udah melakukan kontak kita harus cepet." Jelas Kak Pidah

"Kenapa kita ngelakuin hal ini?" Tanya gua

"Karena Jin nya Etet itu adalah Jin Mesir, walaupun dia bukan anak dari RA tapi
kalau dia sampe kenapa-kenapa jin mesir gak akan ngebiarin, dan bakal ada perang"
Jelas Kak Pidah

"Gua gak ikut-ikutan kak, gua mau hidup normal loh." Jelas gua

"Dan lo mau Tannia jadi korbannya?" Tanya Kak Pidah

Gua menatap ke Tannia, dia tertunduk lesu karena ucapan gua barusan.�

"Oke gua ikut!" Ucap gua dengan tegas

Ketika kami ingin keluar dari ruangan ini tiba-tiba ada sebuah jin yang menyerupai
Al-Arwah dari Kak Pidah, tapi memiliki rupa yang lebih tampan.

"Terlambat." ucap kak Pidah

"Selamat datang di kerajaan Sukma Hilang, selamat bersenang-senang untuk selamanya


disini." Ucap jin itu

Apa dia jenis Al-Arwah atau As-Syaiton, gua melihat ke arah Tannia dia sangat
ketakutan, bahkan Kak Pidah pun gemetar.

"Kalian ingin menyerupai apa nanti? Pocong? Genderuwo? Atau tuyul?" Tanya jin itu

"Al-Arwah badjingan !" Teriak Kak Pidah

"Aku tidak mengerti bahasa sampah, apa kau tidak akan tersinggung jika ada
seseorang datang kerumah mu dan seseorang itu berteriak badjingan di depanmu?"
Tanya Jin itu

Gua memperhatikan situasi ini, gua harus cepat mengambil solusi, gua harus cepat
berfikir, gua Manusia gua lebih kuat dari mereka! Gua berlari dan mencoba
menyerangnya dengan pisau kecil yang dari tadi gua pegang, dia dengan sigap
menangkap gua dan mencekik leher gua dengan sangat keras, ini sangat sakit sangat
sakit.

"An-Nas yang menjijikan! Kalian tidak ingat ini di alam siapa!" Ucap Jin itu

Pendengaran dan tatapan gua berkurang, ah gua benar-benar gak bisa bernafas, jin
apa ini bahkan cekikan Tannia pun tidak sesakit ini.

"Kau mungkin lebih pantas menjadi tuyul." Ucapnya

Cekikannya bertambah keras, gua mulai kehilangan kesadaran gua,.sial! Sial! Sial!
Dan pada akhirnya gua pingsan karena gua tidak dapat menahan sakitnya cekikan itu.
Enam (66)�

Saat gua terbangun gua disebuah ruangan yang aneh, ruangan ini sangat harum, gua
bisa melihat dengan jelas bahwa diruangan ini diisi banyak jarum yah benar jarum.

Gua bangun dan berkeliling diruangan ini, sangat besar, banyak benda-benda aneh
diruangan ini, gua keluar dari ruangan ini lalu gua melihat jin yang mencekik gua
tadi.

"Sudah bangun An-Nas, bagaimana? Apakah mimpimu menyenangkan?" Tanyanya

Gua lihat dia sedang duduk sambil memegang sebuah kayu, gua gak tau kayu apa yang
dia pegang.

"Mana kawan kawan gua!" Gua berteriak

"Kawan?" Tanyanya

"Eh jin tolol, mana kawan-kawan gua!" Gua berteriak lagi

Gua gak ngeliat dia didepan gua, sampai tiba-tiba dia berdiri di belakang gua.

"An-Nas yang menjijikan." Ucapnya

Gua menengok ke belakang, sejak kapan dia ada di belakang gua.

"Mana Tannia! Mana Kak Pidah!" Teriak gua lagi

Dia memegang kepala gua seperti memegang bola, lalu dia mengelus kepala gua, jangan
bilang bahwa jin ini Homo. Dengan keras di memencet kepala gua, uh sakit.

"An-Nas, sadar dirimu bukan siapa-siapa, perkenalkan namaku Razak, bahkan sebelum
kau menjadi benih sperma aku sudah ada di dunia ini, kau paham!" Teriaknya

Teriakannya sangat kuat bahkan sampai kuping gua sangat perih, lalu dia menyeret
gua entah kemana, dan dia membuang gua di sebuah tempat, gua juga gak tau ini
tempat apa, sampai akhirnya gua bertemu Kak Pidah dan Etet.

"Ben!" Teriak kak Pidah

"Dimana kita kak?" Tanya gua


"Sepertinya kita di sel, lihat Etet dia aneh." Ucap Kak Pidah

Gua melihat Etet sangat depresi, ini semua gara-gara dia, dia yang ngebuat kami
semua sampai disini! Anjing!

"Woi Anjing!" Teriak gua ke etet

Dia hanya menengok lemah ke gua, Etet anjing! Badjingan! Gua mencoba mencari cara
keluar dari tempat ini tapi semuanya sia-sia, gak ada jalan keluar, tapi anehnya
gua gak merasa lapar disini.

Gua lihat ada beberapa jin datang dan mereka memerintahkan kami untuk menghadap
Sang Iblis atau As-Syaiton.

Kami semua menurut dan mengikutinya, sesampai nya di ruangan As-Syaiton gua melihat
tepat di atasnya ada sebuah lambang 666, dajjal. Gua di suruh bersujud dengan As-
Syaiton.

"Kalian akan menjadi pengikutku dan pesuruhku, mulai detik ini dan selamanya, jadi
ikuti apa mau kami atau Jin kesayangan kalian akan ku tidurkan untuk selamanya."
Ucap Iblis itu

"Badjingan! Berani nya lo nyentuh Tanni !" Gua berteriak

"Ooh, kau memberi nama dia Tannia Manusia menjijikan!" Ucap Iblis itu

Rupanya sangat menyeramkan, bahkan dari semua film horror yang pernah gua tonton
bentuk iblis ini sangat menyeramkan, dia tidak memiliki tanduk dan sayap, tapi
bentuk tubuhnya benar-benar membuat siapapun yang melihatnya gemetar ketakutan, gua
tidak berani melihat kearahnya

"Aku suka membunuh, tapi sayang kami tidak dapat membunuh manusia." Ucap Iblis itu

"Lepasin Tannia! Atau gua yang bunuh lo iblis sialan!" Teriak gua lagi

Emosi gua memuncak, gua udah gak tau apa yang harus gua lakuin dan akan yang gua
hadapi, hanya naluri alami dari dalam tubuh gua yang ngebuat gua bisa semarah ini.
Tiba-tiba salah satu jin menendang wajah gua, ini sakit, tapi ini belum ada apa-
apanya, gua harus keluar dari sini.

"Oke kalian akan menjadi pelayanku selamanya, dan Tannia katamu itu dia akan
menjadi Istriku, kau paham?" tanyanya

Gua udah gak tau harus gimana, gua memberontak dan berlari menuju iblis gila itu,
tapi gua gak bisa mendekat, dia tidak bergerak sama sekali, hanya matanya yang
terus menatap gua, tubuh gua tidak bisa bergerak, sangat berat.

"Sujud !" Ucap Iblis itu

Dengan sendirinya tubuh gua tertunduk di hadapannya, ini gila! tubuh gua gak bisa
di gerakkan, dan tubuh gua mengikuti perintah iblis itu .

"Sudah sepantasnya kalian An-Nas tersujud di depanku." Ucapnya lagi

Iblis ini tadi memanggil gua Manusia, sekarang An-Nas dasar iblis plinplan.

"As-Syaiton yang terkutuk! Ingat derajatmu lebih rendah dari kami, jangan pernah
kalian bisa untuk mengendalikan kami dan merasuk dihati kami!" ucap gua
"Kami tidak pernah setuju dari awal! Kalian hanya tercipta dari tanah dan tanah
adalah zat dari bumi, ingat kami adalah api!" Teriak Iblis itu

"Untuk seorang raja ternyata kau cerewet ya." Ejek gua

Dia bergerak perlahan menuju gua, dia tepat berdiri di depan gua, tapi tubuh gua
tetap tersujud di hadapannya, gua gak pernah sudi untuk sujud di hadapan iblis!

"Razak!" Teriak iblis itu

Tidak berapa lama Jin Al-Arwah yang bernama Razak yang menangkap gua tadi datang ke
hadapan Iblis ini.

"Aku tidak terlalu suka perang, tapi sepertinya ada yang menganggu di gerbang."
Ucap Iblis itu

"Apakah Amun Ra tuan?" Tanyanya

"Bukan, Amun Ra tidak mungkin mengurusi hal sepele seperti ini, sepertinya bantuan
untuk mereka." Ucap iblis itu

Gua diam, kenapa mereka tidak berbicara dengan bahasa mereka, apa mereka ingin
memberi tahu kami bahwa kami mendapat bantuan?

"Kenapa kau memakai bahasa Indonesia? dan tidak memakai bahasa mu?" Tanya gua

"Aku hanya ingin kalian tahu bahwa akan ada banyak pesuruh berjenis An-Nas yang
datang dengan sendirinya, dan sepertinya ada orang tua kalian disini, Ahmad nama
ayahmu Ben, sudah lama aku tidak bertemu dengannya, dan Ibrahim nama ayahmu Etet?
Sepertinya dia cukup kuat, oh iya ada satu kejutan lagi, Samsul itu nama ayahmu kan
Pidah, aku akan membalaskan dendamku!" Jelas Iblis itu

"Badjingan!" Teriak kak Pidah

Dia berlari ke arah Iblis itu dan berusaha menyerang Iblis itu, tapi serangannya
sia-sia, Kak Pidah terjatuh persis seperti yang gua lakukan.

"Sujud!" Ucap Iblis itu

Dan Kak Pidah bersujud di depan iblis itu. Ayah ngapain dia kesini? apa hubungannya
ayah dan iblis ini, dan juga sudah berapa lama kami disini hingga kami sampai
disusul oleh orang tua kami.

Gua cuma mau hidup normal, gua gak mau jadi banyak masalah dalam hidup gua, tolong.
Tujuh�

Gua tetap tidak bisa bergerak, iblis busuk! Gua berusaha semampu gua untuk
menggerakan tubuh gua tapi hanya sakit yang gua terima, gua bisa mendengar ledakan
dan suara perkelahian diluar, lalu gua lihat si Al-Arwah yang gua ketahui bernama
Razak masuk ke ruangan tempat kami berada.

"Tuan mereka kuat." Ucap Razak

"Bodoh! Dimana yang lain?" Tanya As-Syaiton kesal

"Kalah." Sanggah Razak

Lalu tidak berselang lama gua melihat ayah gua, ayah Etet dan ayah Kak Pidah masuk
keruangan kami, gua bisa melihat mereka mempunyai pemandu, siapa pemandu di
belakang mereka? Ayah gua memiliki sebuah pemandu pria yang cukup tampan, ayah Etet
sepertinya pemandu jin mesir, dan ayah Kak Pidah, pemandu macam apa itu benar-benar
menyeramkan.

"Selamat Datang An-Nas, untuk apa kalian jauh-jauh datang kemari?" Tanya As-Syaiton
itu

"Malpas." Ucap ayah gua

Malpas? Apakah Malpas nama dari jin ini?

"Apa kabar Ahmad?" Tanya iblis itu

Hmm, sepertinya mereka saling mengenal, ayah ini bukan reunian, selametin anakmu
ini ayahku tercinta.

"Pemimpin dari 40 Legion Iblis, kau masih menerima sesembahan seperti yang kau
lakukan dulu?" Tanya Ayah gua

"Kau berbicara dengan ku manusia kotor?" Tanya Iblis yang bernama Malpas itu

Udah yah gua gak mau tau asal-usul nih iblis, bantai aja yah bantai.

"Sujud !" Teriaknya

Ayah gua dan ayah Etet tersujud di depannya, hah? kenapa ayah dari Kak Pidah tidak
bersujud.

"Samsul, Aku tidak mengerti kenapa As-Syaiton kuat seperti Forcas mengikutimu."
Ucapnya

Forcas, siapa lagi forcas, apa pemandu yang di belakang ayahnya kak Pidah itu
Forcas, pemandu itu memang gagah dan tampan tapi tatapan matanya sangat dingin dan
menyeramkan.

"Sebaiknya kau menyerah Malpas, kau tidak bisa mengerti bahwa kau tetap lemah."
Ejek ayahnya kak Pidah

Tanpa basa basi iblis yang bernama Malpas itu langsung menyerang ke arah pemandu
dari ayahnya kak Pidah "Forcas" tapi sepertinya Forcas tidak bergerak sama sekali
saat diserang oleh Malpas, gua sudah bisa menggerakan tubuh gua lagi, begitupun
dengan Kak Pidah dah ayah ayah kami, gua lihat ayah gua dengan pemandunya menyerang
Razak, di bantu dengan jin mesir dari ayahnya Etet, yah ayahnya Etet adalah dukun
gila.

Gua bisa melihat dengan jelas pertarungan mereka, sepertinya Razak sudah terpojok,
dan dia tidak bisa kemana-mana lagi, dan pertarungan Forcas dan Malpas sepertinya
tidak seimbang, Forcas terlalu kuat untuk di lawan oleh Malpas, gua terus
memperhatikan mereka, lalu entah dari mana Tannia muncul di belakang gua.

"Tannia! lo gak kenapa-kenapa kan?" Tanya gua

"Perhatikan Ben." Ucapnya

Gua memperhatikan pertarungan itu, Malpas berusaha keras untuk menyerang Forcas,
Forcas tidak bergerak sama sekali, lalu tiba-tiba ayahnya aetet berbicara.

"Saya gak nyangka bisa ketemu dengan jin setingkat Malbas dan Forcas disini."
Ucapnya
"Diem lo dukun bego lagian namanya Malpas bukan Malbas! Dan kita kesini gara-gara
anak lo." Ucap ayah gua

Yah ternyata bukan cuma anaknya yang gak akur, ayah gua juga sepertinya tidak akur,
gua masih melihat usaha keras Malpas untuk menyentuh Forcas, pukulan demi pukulan
terus di lesatkan oleh Malpas tapi tidak satupun serangnya menyentuh forcas.

"Hentikan Malpas, itu membuatmu lelah, jujur aku kesini bukan untuk bertarung."
Ucap Ayahnya Kak Pidah

Malpas berhenti memukul, dia terlihat sangat lelah, jin macam apa yang ada di
belakang ayahnya Kak Pidah itu.

"Tan, Forcas itu siapa?" Tanya gua

"Ada 72 Iblis besar di dunia ini, dan mereka di pimpin oleh Iblis Lucifer or Lucif,
dan Forcas dan Malpas adalah salah satunya." Jelas Tannia

"Kenapa ada 2 jenis jin hebat di Indonesia." Tanya gua lagi

"Sebenarnya total ada 7 di Indonesia, dan sisanya terbagi di beberapa wilayah lain
termasuk Mexico, mesir dan negara lain, mereka suka tinggal di Indonesia karena
mereka di percaya disini dan di beri sesajen atau persembahan dan mereka melakukan
perjanjian darah dengan manusia." Jelas Tannia

"Di Lampung 2?" Tanya gua

"Sebenarnya hanya Malpas, karena yang gua tau Forcas itu tinggal di Jawa timur,
tepatnya di Malang" Jelasnya lagi

"Ternyata lo pinter ya." Puji gua

"Makasih." Ucap Tannia

Gua tidak memperhatikan pertarungan mereka, tapi tubuhnya Malpas di angkat oleh
Forcas, bahkan Malpas tidak berkutik sedikitpun.

"Kau bebaskan mereka, masalah kita selesai." ucap ayahnya Kak Pidah

"Ya Ya Ya." ucap Malpas

Gua lihat lokasi sekeliling gua berubah menjadi hutan lagi, dan gua lihat jin nya
Etet di lepaskan, huh untuk saja gak terjadi apa-apa.

"Kalian pulang, sudah dua minggu kalian terjebak di dunia mereka." Ucap ayah gua

Tidak lama kemudian tim penolong Pecinta Alam datang dan perut sangat lapar dan
tubuh gua penuh luka, gua langsung di bawa turun oleh mereka, dan segera di
selamatkan, setelah itu, gua, Kak Pidah dan Etet tetap merahasiakan ini, ternyata
Kak Pidah bukan orang sembarangan.

Setelah itu gua bisa bersekolah dengan normal lagi, gua dan Etet pun berbaikan dan
tidak ada masalah lagi di antara kami, ternyata jin nya etet itu bukan RA dia hanya
salah satu Al-Ifrit yang lahir di mesir, yah sepertinya semuanya sudah semakin
jelas, gua juga punya banyak pekerjaan mengusir hantu ingat hantu, bukan jin.
Kenapa gua gak percaya hantu? karena hantu itu memang gak ada, hantu itu adalah
orang yang sudah mati dan dia gentayangan, ingat hantu itu gak ada tapi jin ada,
makanya gua berfrofesi sebagai pengusir hantu bukan pengusir jin, gua masih
penasaran tentang jenis 72 Iblis itu, apakah mereka semua jahat? tapi gua melihat
jin bernama Forcas itu mengikuti ayahnya Kak Pidah, mungkin ada beberapa dari
mereka yang jahat, dan Lucifer yah gua pernah mendengar nama itu, di film film
ataupun di novel dan baru kali ini gua mendengar nama itu dari sesosok jin, setelah
masalah selesai, gua masih punya 1 tanggung jawab yang belum gua selesaikan sampai
sekarang, gua harus mengusir jin dari tubuh Nabilah.

Gunung End
Satu

"Jadi waktu dulu," Ayah gua mulai bercerita "dulu itu perang kita dijajah Belanda."
kata Ayah gua
"Yah Ben udah serius dengerin yah."

Ayah gua memang suka ngaco.

"Dah, Ben belajar aja dulu yang pinter. Nanti kalau udah pinter pasti tau."

"o"

Gua kesal dan pulang ketempat ibu gua, karena gua kesal hari itu gua tidak menegur
Tannia sama sekali, gua penasaran dengan cerita ayah gua dan perang jin pada tahun
97.�

Gua masih berumur 1 tahun kala itu. Dan seharusnya ayah gua menceritakan sampai
akhir, bukan malah bilang kalau dulu perang lawan Belanda. Memang sih lawan
Belanda, tapi lebih kejam waktu lawan Jepang. Untungnya dulu jepang tidak membuat
video blue disini, Jepang disini membuat video orange dan video yellow.

Gua rebahkan tubuh gua dikasur dan masih memikirkan tahun 97, gua sangat penasaran,
akhirnya gua bertanya ke Tannia.

"Tan." panggil gua

Tania menoleh dan wajahnya terlihat senang seperti memenangkan lotre 2 milliar.

"Masih mau ngajak gua ngobrol?" Tanyanya

"Tahun 97 ceritanya gimana sih tan?" Tanya gua

"Tahun 97 itu 20 tahun yang lalu Ben." Katanya

Ternyata memang benar, Tannia tidak jauh beda dengan Ayah gua. Wajar saja Tannia
adalah hasil didikan ketek dari Ayah gua.

"....."

"Kok lo diem Ben?" Tanyanya

"Gak apa-apa Tan, gua kebelet boker ngeliat muka lo."

"Waaah, kalau mau boker ikut dong." Katanya

Tannia, seharusnya gua tidurkan selamanya dari awal gua berjumpa dengannya. Rasa
penasaran gua tidak terbendung sampai tiba-tiba ada seorang Jin dengan sayap merah
merekah, dan celana merah, serta rambutnya pun merah muncul di depan gua.

"Tuan, mulai hari ini aku jadi pemandumu." ucap jin itu
"Eh eh nanti, kalo mau ngelamar harus bawa CV." Kata gua ngaco

"Apa itu CV tuan?" Tanyanya

"CV itu Cinta Vitri." Ucap gua

"Apa itu tuan?"

"Season 7."

Dengan jelas gua lihat wajah Tannia dan wajah Jin itu ceming. Mereka sangat ceming
dan itu adalah wajah terabsurd yang pernah dimunculkan oleh Tannia.

"Aku dikirim oleh Lord Paimon untuk menjadi pemandumu." Jatanya

"Siapa nama lo?" Tanya gua

"Focalor."

Tannia shock.

"Kamu? Focalor?" tanya Tannia

"iya." jawabnya

Gua berbisik ke Tannia

"Siapa sih Fokolor? Kolor itu ijo, bukan merah." Visik gua

"Ssst, serius. Dia jin jenis Iblis yang terkenal. Gua gak bisa ngerasain aura
kekuatannya." kata Tannia

"Dia ngapain kemari?" Tanya gua

"Kan mau jadi pemandu lo loh Ben." kata Tannia

"Berarti 2?"

"Oh jadi lo mau duain gua!" Tannia kesal

"hahaha."

Gua kembali berbicara ke Fokolor.

"Oi Fokolor! Besok pake celana Ijo! Jangan merah!" Teriak gua ke arahnya

"Namaku Focalor tuan." katanya

"iya basing, yaudah hari pertama lo kerja. Gua mau lo nyuci piring, nyuci baju,
masakin gua, ngepel, nyapu, beres-beres kamar, ganti sprei, ganti gorden."

"DIA JIN BEN, LU KALO MAU GITU BALIK JAMAN JEPANG AJA BEN!" Teriak Tannia

"Jadi lo belain dia Tan?"

"Iya! Soalnya dia ganteng!" teriak Tannia

Suasana antara gua dan Tannia mulai memanas, karena dia mau membuat gua cemburu.
"Maaf Tuan, tugasku untuk melatih Tannia agar menjadi lebih kuat dan aku akan
menjadi pemandumu untuk sementara bersama dengan Tannia." Kata Focalor

Gua menengok kearahnya dengan serius.

"Serius?" Tanya gua

"Iya, mulai besok dan seterusnya sampai Tannia kuat."

Gua tertegun.

"Oke.. Gua mau"

Gua mau Tannia kuat dan ini mungkin adalah salah satu caranya.
Dua

Seminggu diawal Tannia berlatih dia tidak juga berkembang, bahkan Focalor pun
bingung dengan keadaan yang dialami Tannia, terus berjalan hingga 2 minggu tapi
tetap saja Tannia masih dalam kondisi yang sama, 3 minggu dan tidak ada perubahan
sama sekali, bahkan sampai satu bulan, Tannia sama sekali tidak menjadi kuat.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Tannia?" Tanya gua ke Focalor

"Sepertinya ada yang menyegel kekuatannya, bisa jadi dia pernah mengalami
pertempuran besar, segel yang ku rasakan bukan seperti segel manusia atau iblis,
lebih seperti segel malaikat." Kata Focalor

"Jadi dia tidak bisa berkembang?" Tanya gua

"Tidak, sampai segelnya dilepas, aku harus melaporkan ini ke Lord Paimon tuan,
mohon pamit darimu." Ucapnya

Gua mengangguk, lalu Focalor hilang dari hadapan gua, gua hampiri Tannia yang
kelihatan lemas dan sedih.

"Walaupun lo lemah, lo tetap menjadi yang terbaik kok Tan, gak ada yang bisa
gantiin lo." Ungkap gua puitis

Tannia melihat kearah gua dan Tannia tersenyum, lalu dia kembali ceria seperti
biasanya, dan gua yakin dia bisa menjalani hari-harinya seperti biasa, tidak
masalah dia kuat ataupun lemah, gua yakin Tannia tetap menjadi yang terbaik.

Setelah itu, gua mengunjungi ayah gua untuk menanyakan beberapa hal, bagaimana ayah
gua bisa bertemu Tannia dan bagaimana Tannia bisa ada diketek ayah gua.

Sesampainya dirumahnya, gua lihat ayah gua sedang berbicara dengan seorang jin
wanita, wanita yang cantik dengan mengendarai unta, dia mirip dengan Paimon tapi
dia versi wanitanya.

Gua mendekati ayah gua dan jin tersebut, lalu jin wanita itu turun dari untanya dan
mendekat ke arah gua, dia melihat gua sejenak lalu dia mendekati Tannia dan jin
wanita itu menangis.

"Sejak kapan kamu seperti ini Seere?" Tanyanya

"Seere?" Tannia bingung

"Auramu seperti Seere, ku kira itu kau, tapi sepertinya bukan, aura itu menghilang
begitu saja, aku hanya rindu dengan temanku." Ungkapnya
"Aku Tannia, bukan Seere." Kata Tannia

Jin itu kembali naik ke Untanya lalu dia memberikan isyarat untuk pergi ke ayah
gua, lalu ayah gua mengangguk, dan jin itu menghilang pergi dari hadapan kami.

"Siapa dia yah?" Tanya gua

"Gremory,"

Gremory, jin yang sangat cantik, jauh lebih cantik dari siapapun yang pernah gua
lihat.

"Jangan terkecoh, dia adalah jin yang bisa membuat kita hancur dalam hitungan
detik, dia adalah jin dengan kekuatan yang mampu membuat perasaan kita berubah
begitu saja dan dia bisa membuat kita jatuh cinta, depresi, dan berbagai macam
perasaan." Lanjut ayah gua

Gua menangguk dan mengajak Tannia masuk ke dalam rumah, setelah itu ayah gua juga
menyusul gua masuk ke dalam rumah. Setelah itu, gua membuatkan ayah gua kopi dan
kami duduk ruang tamu rumah ayah.

"Yah, ayah nemu Tannia dimana? Ben mau jawaban serius."

Ayah gua menarik nafas panjang dan dia mulai menceritakan kejadian yang
sesungguhnya.

"Tahun 97, saat itu dunia jin dalam keadaan kacau, karena ada seorang iblis yang
bernama Agares menghancurkan sebuah daerah di Iran yang bernama Qayen." Jelas ayah
gua

"Terus yah?"

"Setelah itu, ternyata itu bukan perintah dari malaikat dan itu adalah keinginan
jin itu sendiri, hingga malaikat Gabriel turun kebumi dan menghampiri Agares untuk
menghukum Agares, tapi saat itu Baal, Paimon, Vassago, dan Amon menghalanginya
hingga terjadi pertempuran besar,"

Gua menyimak cerita ayah gua dengan serius.

"Setelah itu ke 5 iblis itu hancur dengan sekali serangan oleh Gabriel, hingga
Lucif datang dan menghampiri Gabriel, setelah itu dia berbicara dengan Gabriel dan
Gabriel pergi, dan Lucif menghukum Agares hingga saat ini, Lucif benar-benar
menghukum Agares karena perbuatan Agares." Lanjut ayah gua

"Apa hubungannya dengan manusia? Dan dengan Tannia?" Tanya gua

"Saat itu keadaan dunia jin menjadi kacau dan ayah ikut masuk kedunia jin untuk
menenangkan jin-jin kroco yang mengamuk, jin-jin itu adalah anak buahnya Paimon dan
Beleng termasuk jin yang mengacau saat itu, Paimon setelah kekalahannya dia
mengamuk dan mengincar kami para manusia, hingga kami para manusia mau tidak mau
harus kalah telak saat itu dan mengalami kekalahan yang begitu menyakitkan."

"Tannia?"

"Ayah bertemu Tannia saat itu, dan dia sangat lemah, ketika ayah menariknya, dia
tidak ingat apa yang terjadi padanya dan dia tidak tahu siapa dirinya."

Gua mulai memahami situasi yang terjadi, pantas saja Tannia lemah, dia mengalami
hari yang sulit saat perang itu, gua tidak tahu pasti, tapi menurut gua dia
mengalami hal yang begitu berat dan begitu menyakitkan saat itu.

Setelah berbincang dengan Tannia, gua penasaran dan ingin melakukan beberapa
percobaan dengan Tannia, gua mengajak Tannia masuk kamar dan menyuruhnya telanjang.

"Untuk apa gila!" Teriak Tannia

"Gua mau liat sesuatu." Kata gua

Tannia akhirnya menurut dan mulai membuka bajunya, gua mencoba tegar walaupun
sebenarnya gua tidak kuat, karena Tannia benar-benar membuat gua menelan ludah
berkali-kali, setelah tidak ada sehelai benangpun yang ia kenakan, gua suruh dia
berputar, dan ketika dia membelakangi gua, gua melihat tepat dipinggang belakangnya
ada sebuah segel yang aneh berwarna biru.

"Di pinggang belakangmu ada apa Tannia?" Tanya gua.

"Gak tau, kata ayahmu jangan pernah disentuh, karena kalau gua sentuh ataupun orang
lain yang menyentuhnya, dia akan terpental dan gua akan sangat lemah hingga gua
akan kehabisan energi."

"Bawa gua ke alam jin."

Tannia membawa gua ke alam jin, dan gua kembali ke suasana yang sudah tidak asing
bagi gua. Setelah itu gua mendekati Tannia dan menyentuh segel itu pelan. Benar
saja detik itu juga gua terpental hingga puluhan meter dan Tannia menjadi sosok
aslinya karena kehabisan energinya.

Gua mencoba bangkit dan mencoba mendekatinya lagi, lalu dalam keadaan seperti itu
gua lihat segel nya menyala dengan terang, gua dekati lagi dan gua sentuh lagi
segel itu, hingga Tannia menjerit dengan saat keras, begitupun gua, gua merasakan
panas yang luar biasa, panas yang membakar seluruh tubuh gua dan membuat gua
pingsan.

Lama gua pingsan, dan gua bangun dalam keadaan telanjang tidak mengenakan pakaian
sehelaipun, tapi gua sekarang sudah kembali ke alam dunia, ketika gua bangun, gua
banyak melihat iblis-iblis setingkat As-Syaiton berkumpul disini, bahkan Paimon
juga ada disini.

"Mana Tannia?" Tanya gua

"Seharusnya kami yang bertanya padamu!" Bentak Gremory

"Hah?" Gua bingung

"Dimana Seere!" Teriak Gremory

"Seere?" Gua masih bingung

Paimon menoleh kanan kiri dan dia pergi dengan untanya.

"Mau kemana Lord?" Tanya Gremory

"Ikut aku." Ucap Paimon

Beberapa jin yang berada disini ikut Paimon pergi dari sini, lalu ada seorang jin
yang gua tidak asing dengannya, jin yang pernah dikalahkan digunung, ya si Malpas
bego. Dia mendekati gua dan berkata.
"Sinting lo Ben, Seere akhirnya ditemukan."

Setelah mengucapkan itu dia pergi begitu saja.

Seere? Siapa itu Seere?


Tiga

Setelah kejadian aneh itu ayah gua sempat memarahi gua, karena gua menyentuh segel
Tannia, tapi tidak berlangsung lama dan Tannia belum juga pulang. Sangat lama gua
tidak berjumpa dengan Tannia, bahkan sampai gua kenaikan ke kelas 3 dan sampai gua
lulus SMK, gua sama sekali tidak bertemu dengannya. Gua juga sudah lama berhenti
menjadi penipu pengusir hantu dan mulai menjalani kehidupan normal, Etet, Kak Pidah
dan yang lainnya juga sepertinya sudah paham bahwa gua kehilangan pemandu gua.

Hari-hari gua berjalan hampa tanpa Tannia, gua kehilangan kemampuan untuk melihat
ke alam ghaib, gua kehilangan kemampuan untuk melihat jin, dan juga gua selama
kehilangan Tannia, gua sempat jadian sama Nabila, tapi kami putus karena Nabila
harus pindah ke kota lain. Lama sekali gua tidak berjumpa dengan Tannia sampai
tiba-tiba ketika gua sedang bermain game di kamar gua, suasana kamar gua berubah
dan gua pindah ke alam jin. Gua sempat kaget, siapa yang membawa gua ke alam jin?
Awalnya gua pikir itu Tannia, tapi ternyata dugaan gua salah, yang membawa gua ke
alam jin adalah seorang prajurit dengan jirah emas dan dia memegang sebuah pedang
besar ditangan kanannya dan sebuah tameng ditangan kirinya, lalu dia menggunakan
topi semacam tanduk kerbau, lebih seperti topi viking, namun dengan tanduk yang
mengarah kebawah, didekatnya ada seekor kuda hitam yang sangat bagus nan indah.
Siapa dia?

"Dimana Seere?" Tanyanya

"Siapa Seere?" Gua bingung

Tiba-tiba dia menghunuskan pedangnya di perut gua dan berteriak. Rasa sakit
tusukkan pedangnya membuat gua rasanya lebih baik mati saja.

"Manusia laknat! Dimana dia!?"�

"Gua gak tau siapa Seere!" Jawab gua

"Sudah 3 tahun aku mencari sumber energinya dan sumber energinya berasal darimu
bocah!"

"Apa maksudmu?"

"Jangan pura-pura bodoh bocah!"

Lalu dia menarik pedangnya dan menghentakkan tamengnya tepat ke wajah gua, hingga
gua terpental beberapa meter, tubuh gua sakit semua dan sama sekali tidak bisa
bergerak, dia berjalan mendekat ke arah gua, suara langkah kaki besinya benar-benar
menakutkan, dia sudah sangat dekat dengan gua dan ingin melakukan serangan, hingga
tiba-tiba ada seekor gagak merah besar menyerangnya dan prajurit ini terjatuh, gua
mengenal gagak ini, dia Malpas.

"Hahaha, sekali serangan kau langsung terjatuh, dasar lemah." Ejek Malpas

Prajurit itu bangun dan menatap ke arah Malpas.

"Mau apa kau kesini Malpas!?" Teriaknya


"Kau pikir aku bodoh? Untuk apa lagi aku kesini kalau bukan untuk membunuhmu."
Ucapnya

"Kau yang akan kubunuh!" Teriak prajurit itu

"Tuan ku lebih kuat, tuanmu Agares adalah iblis bodoh yang membuat kita terhina!"
Teriak Malpas

"Diam kau! Beraninya kau menghina Lord Agares."�

Gua hanya dia memperhatikan perdebatan tanpa pertarungan ini.

"Lord katamu? Dia telah dicopot jabatannya oleh Lord Lucifer dan menjadi pesuruh
hina rendahan." Balas Malpas

Prajurit itu mencoba menyerang Malpas, namun tak satupun yang mengenainya, Malpas
hanya menghindar dan tertawa.

"Hahaha, kau masih saja lemah Cimeries."

Ternyata nama iblis itu Cimeries

"Malpas!!" Suara Cimeries berubah, dia menaiki kuda hitamnya dan menyerang Malpas
menggunakan pedangnya, Malpas menghindar dan tiba-tiba ada seekor kuda biru yang
datang.

Siapa lagi ini? Dan disisi mana dia? Kuda biru itu tanpa pikir panjang langsung
menyerang Malpas dengan aura biru yang menyeramkan dan membuat Malpas menjadi sosok
aslinya dan kehilangan semua energinya dan terjatuh.

Kuda biru itu mendekati gua dan memegang tubuh gua, dingin yang gua rasakan, sampai
tiba-tiba ada seorang wanita yang keluar dari tubuh gua, wanita berbaju hijau,
dengan perawakan cantik, gua mengenali wanita ini, wajahnya mirip Tannia, apakah
dia Tannia?

"Seere." Ucap kuda itu

"Lord Gamygyn." Jawab wanita itu

"Ikut kami, mari kita bebaskan Lord Agares dan berjuang seperti dulu."

Gua diam saja karena tidak mengerti, lalu wanita itu menatap ke arah gua dan
memeluk gua, hingga tiba-tiba gua dan dia berada disuatu tempat yang sama sekali
tidak gua ketahui ini dimana.

"Kita kabur Ben! Kita di Amazon sekarang." Katanya

"Lo Tannia? Kemana aja lo? Dan lagi kita dimana? Terus kita kenapa?" Gua banyak
bertanya karena panik

"Nanyanya nanti aja, intinya sekarang kita kabur, energi gua banyak terpakai, kalau
seandainya mereka menemukan kita, akan ada perang yang sangat besar nantinya."

Gua diam saja dan mengangguk.

"Kita mau kemana?" Tanya gua

"Nemuin temen gua yang udah lama gak ketemu." Ucap Tannia
Tanpa lama tiba-tiba seekor buaya yang besar, buaya ini dikendarai seorang iblis
yang perawakannya nampak tua dan aneh, dia memegang sebuah pedang yang panjang
seperti keris ditangan kanannya.

"Aku akan melindungimu Seere." Ucap iblis itu

"Terimakasih Saleos, untuk sementara kami bersembunyi disini."

Iblis itu mengangguk, untuk sekarang gua masih tidak mengerti apa yang terjadi,
tapi sepertinya akan ada sesuatu yang besar akan terjadi setelah ini, firasat gua
tidak enak dan mungkin akan ada perang yang sangat besar setelah ini.
Empat�

Saleos dengan ramah menerima kami, dia juga menambah penjagaan disekitar
kediamannya, gua gak nyangka Tannia bisa teleport ke Amazon dalam hitungan detik,
tapi kenapa banyak yang manggil Tannia dengan nama Seere? Gua bingung.

Wajah Tannia nampak sangat khawatir, gua mendekatinya dan bertanya tentang apa yang
sebenarnya terjadi sekarang ini.

"Jelasin ke gua semuanya Tan." Kata gua

"Ingatan gua kembali setelah lo sentuh segel gua beberapa tahun yang lalu, tentang
apa yang terjadi sebenernya di tahun 97." Kata Tannia

"Gimana ceritanya?"

"Saat itu, Agares mempunyai ambisi untuk melawan para malaikat dan menduduki langit
dan dia mengumpulkan kami untuk berperang bersamanya, kami sudah menyusun rencana
dengan sangat matang, dimulai sengan penyerangan di Qayen, dimulai dengan gempa
bumi, kami kira awalnya hanya akan melawan Rafael atau Michael, tapi ternyata kami
langsung melawan Gabriel dan itu menghancurkan kami dalam hitungan detik, saat itu
Lord Lucif sangat marah karena semua itu tanpa sepengetahuannya, gua dan iblis-
iblis yang lain tidak pernah melihat Lord Lucif semarah itu, dia datang dan
menghukum Agares, gua berusaha kabur dan menghindar dari Lord Lucif, tapi ditengah
perjalanan gua bertemu dengan Michael, gua berusaha melawannya dan gua kalah, saat
itu lah gua bertemu dengan ayah lo, dan disaat gua sadar gua hanya melihat Lord
Paimon dalam keadaan depresi dan mengamuk, tapi untungnya para manusia bisa
melawannya dan membuat dia pergi sampai hari kemarin ketika di Bengkulu, dimana
kita bertemu dia lagi." Jelas Tannia panjang

Gua mulai paham, semua cerita ini seperti khayalan dan seperti tidak benar-benar
terjadi, perang di tahun 97 bukan hanya tentang Paimon, tapi tentang semuanya. Lalu
gua bertanya beberapa hal lagi yang.masih belum terjawab.

"Lalu dimana Agares?"

Tannia menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa dia tidak tahu.

"Kenapa mereka mencarimu?" Tanya gua lagi

Lagi-lagi Tannia menggelengkan kepalanya. Hingga tiba-tiba Saleos datang dan


berkata.

"Mereka mencari Seere karena Seere mempunyai kemampuan unik." Ungkap Saleos

"Maksudnya?"

"Seere bisa membawa mereka kepada Agares dalam hitungan detik dan Seerevdapat
melacak dimana keberadaan Agares."

"Lalu kenapa Malpas dan Cimeries bertengkar, dan sejauh yang gua tau, Malpas berada
disisi Paimon bersama dengan Gremory."

"Sejujurnya aku tak ingin membicarakan ini, tapi sebenarnya Paimon, Malpas, dan
Gremory dan iblis-iblis yang lainnya, hanya memanfaatkan Seere untuk bertemu dengan
Agares dan membunuh Agares, karena Baal pimpinan mereka semua ingin menggulingkan
Lord Lucif dan duduk dipuncak kekuasaannya, saat itu juga sebenarnya yang membujuk
Agares untuk melawan langit adalah bujukan dari Baal."

Gua merinding mendengar cerita ini, gua benar-benar tak habis pikir gua sekarang
dalam kondisi dan dalam keadaan seperti ini, sesuatu yang mustahil adalah
menggulingkan Lucif dari singgahsananya, ternyata mereka juga perang saudara,
mereka tidak ada bedanya dengan manusia, mereka haus akan kekuasaan, mereka
terpedaya akan hawa nafsu mereka sendiri, itulah yang membuat mereka terusir dari
surga, itulah yang membuat mereka menjadi makhluk hina, karena mereka mengekor hawa
nafsu mereka, sama seperti manusia, seburuk-buruknya dan sehina-hinanya manusia
adalah manusia yang tunduk pada hawa nafsunya.

Untuk sekarang gua hanya bisa menunggu, menunggu bom waktu dimana perpecahan akan
terjadi, dimana peperangan besar akan terjadi, hanya tinggal menunggu. Ada satu
pertanyaan lagi yang masih belum terjawab dibenak gua.

"Jadi, selama ini lo kemana?" Tanya gua

"Gua gak kemana-mana, gua menyatu sama lo, dan menghilangkan energi gua, maka dari
itu mereka tidak menemukan gua, tapi gua kaget ketika Cimeries bisa menemukan gua
dan sepertinya saatnya gua bersembunyi sudah selesai dan gua harus kembali
menampakkan diri gua." Ucapnya

"Jujur Tan, gua gak rela kalau ada apa-apa sama lo."

"Tenang aja Ben, gua kuat kok."

Gua tersenyum, rasanya terharu mendengarnya mengucap seperti itu, Tannia yang lemah
ternyata adalah salah satu dari bangsawan iblis. Saat ini gua gak perlu khawatir
lagi, karena gua yakin Tannia lebih kuat dari apa yang gua kira.

Tak terasa, sudah seminggu gua berada disini, sampai tiba-tiba gua mendengar suara
ledakan, gua menuju ke sumber suara dan disitu gua melihat banyak sekali iblis,
mereka menyerang tempat ini, gua mencoba mencari Tannia tapi sia-sia, lalu gua
lihat Saleos bertarung dengan sengit dengan beberapa Iblis yang tidak gua kenal,
saat gua sedang melihat pertarungannya, tanpa gua sadari ada seorang kucing berada
di pundak gua, dan kucing ini berbicara ke gua.

"Dimana Seere?" Tanyanya

"Gak tau." Jawab gua

Hingga tiba-tiba gua berada diatas langit, gua terjun bebas dari atas langit ini,
ah untunglah ini masih di alam jin, jadi gua tidak mungkin mati, semakin dekat gua
ke tanah, akhirnya gua baru sadar, ternyata gua bukan di alam jin, dan gua sedang
berada di alam manusia, gua terjatuh alam manusia, ini lah akhirnya.

Perkembangan End.
Kenyataan

Satu
Tak pernah gua sangka hempasan itu membuat gua tiba ditempat yang sama sekali tidak
gua ketahui, apakah gua sebenarnya sudah mati? Apakah ini alam lain? Gua sangat
asing dengan suasana ini, gua berada disebuah ruangan kosong yang gelap, awalnya
gua hanya diam saja karena masih belum mengerti situasi yang terjadi, sampai tiba-
tiba ada suara yang membuat gua penasaran, pembicaraan ini dalam bahasa jin tapi
entah kenapa gua paham dengan apa yang mereka bicarakan.

Gua mendengar samar-samar suara mereka, mereka sedang membicarakan penyerangan di


Qayen, gua mencari sumber suara tersebut, ternyata disini adalah istana yang sangat
besar, cukup lama gua mencari sampai akhirnya gua menemukan siapa yang mengobrol
tersebut, ternyata kucing yang menghempaskan gua, dia sedang mengobrol dengan
seorang pria dewasa dengan seekor elang ditangannya.

"Bagaimana Agares, rencanaku akan membawa kita duduk di singgahsana langit dan kita
akan membuat Rafael, Michael, Azrael, bahkan Gabriel akan hancur dan mereka akan
hina seperti kita." Kata kucing itu

"Sudahlah Baal, sejujurnya aku tak yakin." Kata Agares

Tiba-tiba ada seseorang yang masuk, gua sangat hapal dengan aura iblis ini, dia
adalah Paimon.

"Lord Baal, Lord Agares, aku sudah menyiapkan pasukan, kapanpun kalian siap." Ucap
Paimon

"Apalagi yang kau pikirkan Agares?" Kata kucing itu yang ternyata Baal

"Baiklah mari kita bergerak."

Agares, Baal dan Paimon pergi keluar, gua mengikutinya secara diam-diam, lalu gua
melihat ada banyak iblis disini dari golongan Al-Ifrit, Al-Jann, Al-Arwah, bahkan
As-Syaiton, gua juga melihat Tannia, Malpas, Cimeries, dan Gremory diantara mereka,
karena gua masih tidak mengerti apa yang terjadi gua tetap bersembunyi. Setelah
itu, gua lihat Baal, Agares, dan beberapa Iblis terbang, total Iblis yang terbang
ada 7 iblis, 4 diantaranya gua tau, yaitu Baal, Agares, Paimon dan Gamygyn dan 3
diantaranya gua tidak tahu, tapi gua rasa Vassago dan Amon ada diantara 3 itu dan
gua tidak mengenal satunya lagi.

Agares terbang meninggi dan dia mulai berbicara, hingga semua jin menyimak ke
Agares.

"Sudah lama kita terbelenggu, mulai saat ini kita akan melakukan penyerangan kepada
manusia, sudah lama sekali kita tidak pernah membunuh manusia, kita akan hancurkan
peraturan itu, terserah dengan peraturan langit, kita sebagai makhluk yang paling
sempurna, jangan mau kalah dengan penduduk langit!" Ujar Agares dengan sangat
bersemangat

Semua iblis berteriak termasuk Tannia, gua tidak menyangka Tannia ingin membunuh
manusia bahkan dia sangat bersemangat, lalu mereka terbang entah kemana, gua
mencoba mengikutinya tapi itu mustahil, gua mencari cara untuk ikut bersama mereka
sampai tiba-tiba ada jin berbentuk monyet dengan kepala anjing yang mendekat ke
gua.

"Kau manusia?" Tanyanya

Oh tidak, gua ketahuan.

"Aku yang mengirimmu kesini dari masa depan, namaku Gusion." Lanjutnya
"Maksudnya?"

"Lihat tubuhmu."

Gua seketika terkejut karena tubuh gua berubah menjadi mirip belalang, lalu Gusion
tertawa.

"Apa-apaan ini." Kata gua kesal

"Sihirku belum sempurna." Katanya

Sebenarnya gua jijik dengan penampilan ini, tapi apa daya ini untuk penyamaran.

"Ikut aku mengikuti mereka dan ingat satu hal Ben." Katanya

"Apa itu?"

"Bukan hanya aku yang tahu kau datang dari masa depan, kau diam dan lihat, agar kau
tahu kebenaran."

Gua diam saja, lalu gua dibawa ke Qayen dan betapa terkejutnya gua, Agares
menggerakan bumi dan membuat bumi bergetar hebat, Qayen hancur seketika, seketika
hancur peradaban yang dibangun, sebesar inikah kekuatan iblis. Gua sangat terpaku
dengan kejadian ini, sampai gua kaget karena tiba-tiba Tannia berada dibelakang
kami.

"Kau berkhianat Gusion?" Katanya

"Percaya padaku Seere, dirimu bukanlah dirimu."

Tiba-tiba Tannia mengeluarkan energi hijau yang begitu menyeramkan dan menyedot
semua energi Gusion hingga Gusion berteriak kesakitan.

"Iblis hina sepertimu, bagaimana bisa kau memiliki kekuatan ini." Rintih Gusion

"Bukan aku tak mau duduk di singgahsana, hanya saja aku ingin bebas dan tidak mau
berurusan dengan Lucifer gila itu." Katanya

"Kau akan mati Seere." Kata Gusion

Gusion hancur menjadi debu, gua merinding ketakutan melihat kekuatan ini.

"Manusia hina." Ucap Tannia

"Tan, ini gua Ben."

Tiba-tiba Tannia terdiam dan memegang kepalanya.

"Manusia hina, apa yang kau lakukan!"

"Ini gua Benandino, lo pemandu gua Tan, lo pemandu gua, nama lo Tannia."

Tannia mencekik gua dengan sangat kuat.

"Aku pernah dicekik olehmu, sebelum ini." Gua tersenyum kearahnya

Tiba-tiba ada suara petir menggelegar, sesuatu turun dari langit, dengan sayap yang
indah dan sangat besar, dia memegang sebuah pedang yang sangat besar, pedang yang
begitu bersinar.�

"Itu Gabriel." Kata Tannia

Lalu Tannia pergi menjauh dan terus menjauh, gua tidak perduli dengan Gabriel atau
apapun itu, gua hanya perduli dengan Tannia, gua mengejarnya dan terus mengejarnya.

"Siapa sebenarnya kau manusia hina, jangan kejar aku."

"Namaku Benandino dan aku temanmu." Gua mendekat dan memeluknya dan tanpa gua sadar
tangan gua menyentuh pinggangnya.

Tannia menjerit kuat sangat kuat, lalu dia melemah dan pingsan, kekacauan juga gua
lihat sudah mulai terhenti, gua menggotong Tannia untuk pulang ke rumah di
Indonesia, sampai dirumah gua baringkan dia, gua mencoba bangunkan dia tapi
hasilnya nihil. Lama gua rawat Tannia sendirian, lalu tiba-tiba Paimon datang dan
mengacau, tanpa gua sadari ternyata ada ayah gua disini, gua bersembunyi dan
menyaksikan semuanya, tak lama Paimon pergi dan ayah gua menemukan Tannia dan
membawanya, gua tetap bersembunyi dan menyaksikan semuanya, jadi sebenarnya yang
menyegel Tannia bukan Michael, dia berbohong. Seketika suasana berubah dan gua
lihat Gusion berada didepan gua.

"Kau Gusion?"

"Haha, kau melihat aku mati ya?"

Gua mengangguk.

"Untung saja sebelum aku jadi debu aku sempat menukar tubuhku dengan kloning dan
aku selamat, kekuatan Seere luar biasa."

"Kita dimana?" Kata gua

"Baal menghempasmu, aku menyelamatkanmu, yang tadi kau lihat itu masa lalu."
Katanya

"Gusion, sebenarnya siapa Tannia?"

"Dia adalah temanmu."

Gua menangis mendengarnya, banyak sekali pertanyaan yang melintas dikepala gua,
tapi semua belum terjawab, gua harap jawabannya akan segera datang dan semuanya
akan semakin jelas.
Dua�

Gua istirahat bersama Gusion beberapa hari karena Gusion belum membolehkan gua
pergi, situasi diluar sangat kacau.

"Aku ingin bertanya Gusion, kenapa mereka sekarang terpecah belah?" Tanya gua

"Semenjak Lord Lucif mengurung Agares, mereka membuat koloni masing-masing,


kelompok pembenci Agares, kelompok fanatik Agares, dan kelompok netral."

"Kau kelompok mana?" Tanya gua

"Aku yang ketiga."

"Boleh beritahu padaku siapa saja mereka."


"Catat, ingatanmu lemah," Ejeknya

Dia meremehkan gua ternyata dasar iblis monyet kepala anjing, bentuknya saja sudah
terhina, hahaha.

"Baal, Paimon, Amon, Vassago, Marbas (note : Marbas berbeda dengan Malpas) dan
iblis-iblis kasta bawah lainnya termasuk Gremory, Malpas, Bune, Ronobe, Focalor dan
masih banyak lainnya adalah pembenci Agares, mereka membenci Agares karena Lord
Lucif selalu memberikan hak spesial untuk Agares, walaupun wakil dari Lord Lucif
sebenarnya adalah Baal, tapi Lord Lucif selalu sayang kepada Agares, dan membuat
Baal dengki dan membujuk iblis lain untuk membencinya." Lanjutnya

"Lalu fanatik Agares?" Tanya gua

"Fanatik Agares adalah mereka yang ikut berperang bersama Agares di Qayen dan
mereka tau bahwa Agares hanya dimanfaatkan oleh Baal, diantaranya adalah Gamygyn,
Cimeries, termasuk Forcas, dia adalah fanatik Agares."

"Forcasnya ayahnya kak Pidah?" Tanya gua

"Ya itu, Forcas bodoh pengikut manusia."

"Gua tersinggung nih!"

"Hahaha selau Ben."

"Lanjut." Kata gua

Gusion melanjutkan ceritanya

"Kelompok Netral adalah kelompok yang menginginkan Agares tetap terkurung, karena
jika Agares bebas akan timbul perang yang lain, yang mungkin akan lebih besar,
seandainya Agares terbunuh Baal akan semakin berkuasa, tapi seandainya Agares
menang, maka Agares akan menghancurkan apapun yang ada di hadapannya, maka dari itu
gua, Saleos dan beberapa iblis lainnya tidak ingin itu terjadi." Jelas Gusion

"Kenapa Tannia berbohong?" Tanya gua

"Tentang Michael?"

Gua mengangguk.

"Dia tidak ingin kau tahu bahwa dia dulu jahat, tapi semenjak dia menyegelmu dan
dia lupa ingatan hingga dia menjadi Tannia dia baru tahu kalau manusia tidak
seperti apa yang dia pikirkan."

"Kau lama mengenalnya Gusion?" Tanya gua

"Lebih lama dari siapapun, Seere dia adalah iblis yang liar yang pernah ku kenal."

Rasanya gua bisa memaafkan Tannia, dia melakukan itu karena dia belum tahu dan dia
pikir manusia semuanya sama dan jahat, Tannia banyak belajar hingga dia menemukan
kekuatannya lagi, pantas saja Paimon mengirim Focalor, Paimon sebenarnya sadar
bahwa Tannia bukanlah jin biasa, namun Paimon tidak dapat membuktikannya.

Keseimbangan dunia biarlah tetap ada dengan terkurungnya Agares, karena seandainya
mereka menggulingkan Lucifer, maka mereka akan membuat perang antara tiga makhluk,
dan para penghuni langit akan turun dan menghancurkan kami dalam hitungan jari,
iblis dan para jin ini belum juga sadar bahwa mereka tidak mampu untuk melawan
penghuni langit, tapi karena harga diri, mereka berani bertaruh nyawa, padahal itu
adalah hal konyol dan sia-sia.

Naif sekali rasanya, sifat mereka sangat sampah dan begitu rapuh itulah yang
membuat mereka terusir dari surga, mereka tak ada bedanya dengan manusia, walaupun
diantara mereka ada yang seperti Gusion, Saleos, dan Tannia, tapi tetap saja itu
tidak mewakilkan semuanya, pejuang perdamaian hanya segelintir iblis kasta bawah,
tak ada koalisi, tak ada kekuatan, pada akhirnya takdir yang menentukan siapa yang
akan menang. Disini gua, hanya menyaksikan, kelompok mana yang akan menang, gua
duduk dan hanya bisa menyaksikan, kehancuran dunia atau keseimbangan dunia, tapi
gua rasa pejuang kedamaian ini akan bertaruh hingga akhir, hingga mereka tidur
untuk selamanya, gua rasa seandainya mereka kalah dan suatu saat dunia damai, nama-
nama mereka akan terus terkenang, nama-nama mereka akan terus tinggi dan mereka
akan menjadi pahlawan.
Tiga�

"Pertahankan sisi utara!" Teriak Saleos

Semua sudah berjuang, tapi kami ternyata tiba pada batas akhir, karena kekuatan
Baal sangat dahsyat, iblis sekelas Gusion, hanya dengan jentikan jarinya sudah
terkapar, Tannia tak dapat berkutik lagi dan pertahanan terakhir kami ada disisi
utara dan sepertinya sebentar lagi juga hancur.

"Kita kalah Ben." Kata Tannia

Gua hanya bisa diam dan tidak bisa apa-apa lagi, tak ada yang bisa gua lakukan
karena gua hanyalah seorang manusia, sedangkan mereka adalah mahluk yang memiliki
kekuatan dahsyat.

Sisi utara jebol, gua lihat Paimon masuk dengan legionnya, gua lihat juga beberapa
Iblis lainnya, kami kalah, pada akhirnya semua berakhir, Paimon mendekati Tannia
dan mengangkatnya.

"Tunjukkan dimana Agares berada?" Tanya Paimon

"Tidak akan ku jawab!"

"Seere, kau sudah terhasut dengan manusia busuk ini, kau adalah putri yang begitu
bijaksana, kenapa kau jadi begitu lemah." Kata Paimon

"Maaf Paimon, kau terlalu banyak bicara."

"Aku akan membunuh anak itu."

Tiba-tiba Paimon menyerang gua dan mencekik gua, tubuh gua tak bisa bergerak, nafas
gua tersengal, dan gua tidak seperti mau mati.

"Lepaskan dia Paimon! Atau kau akan!" Teriak Tannia

"Akan apa!?" Teriak Paimon

Tiba-tiba tubuh Tannia berubah, dibelakang punggungnya tumbuh sayap yang begitu
besar berwarna hijau, terlihat cahaya berkilauan dari sayapnya dan tangan Paimon
lepas dari gua dan Paimon pun terpental beberapa meter, Tannia berubah menjadi
sesuatu yang luar biasa. Hingga, tiba-tiba gua lihat Baal datang dan mendekat ke
arah Tannia.

"Seere, apa kau tidak mengerti juga, bahwa kau itu lebih terkutuk dari pada Iblis."
Ucap Baal
"Apa kau yakin?"

"Kau itu mahluk yang menjijikan Seere." Teriak Baal

Gua bingung, padahal mereka adalah sesama Iblis, tapi mengapa Baal mengucapkan
kata-kata seperti itu.

Lalu, keluar cahaya dari tubuh Tannia dan membuat Baal tertunduk.

"Aku rindu masa-masa ini." Ucap Tannia

"Tidak mungkin kau menganggap bocah ini seperti King Solomon." Teriak Baal lagi

"Akhirnya aku akan menghancurkanmu Baal."

Tannia terbang dengan tinggi, lalu dia meluncur kuat ke arah Baal dengan sangat
kuat, tapi serangannya gagal, karena tiba-tiba Lucifer menghalangi serangannya.

Semua kaget dan semua iblis bersujud ke arahnya.

"Sebenarnya aku sudah tau semuanya." Kata Lucifer

"Maafkan aku Lord." Kata Baal

"Beelzebub, kau akan kukembalikan ke neraka." Kata Lucifer

"Aku minta maaf ayah."

Semua Iblis terdiam dan begitupun gua, gua hanya terdiam melihat kejadian ini, tak
berselang lama tubuh Baal hancur dan berubah menjadi debu, dia berteriak sangat
kencang hingga membuat semua telinga yang mendengarkan akan merasa kesakitan,
kejadian ini terjadi begitu cepat.

"Seere, sebenarnya aku benci dengan mahluk persilangan sepertimu." Kata Lucifer

"Bukankah istrimu juga bukan dari jenismu?"

"Kau begitu hina Seere." Kata Lucifer

"Aku rindu dengannya, ibu dari kita semua."

"Kau bukan dari kami! Kau hina! Kau gagal."

Gua tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, sama sekali tidak mengerti.

"Aku yang paling sempurna dari kalian semua." Kata Tannia

Tannia pun terbang dan menghilang begitu saja, tanpa gua sadari gua kembali dikamar
gua, gua melihat ke arah jam dinding dan ternyata semua kejadian ini hanya
berlangsung selama 5 menit. Padahal yang gua rasakan berhari-hari.

Setelah semua kejadian itu gua tak lagi melihat Tannia dan melihat iblis yang
lainnya, hingga beberapa bulan gua tidak melihat mereka semua.

Sampai akhirnya pada awal tahun 2016, ketika gua bangun tidur gua melihat Tannia
tertidur disebelah gua dan tersenyum kearah gua.

"Apa kabar?" Tanyanya


"Sejujurnya, aku tak pernah rindu kepada manusia melebihi rindu kepada mahluk
sepertimu Tan."

"Ben, aku mau mengajakmu."

"Kemana?" Tanya gua

"Sesuatu tempat."

"Apakah lama?" Tanya gua lagi

"Mungkin, puluhan tahun."

"Tapi aku punya keluarga."

"Tenang saja, disini hanya 5 menit."

"Kita kemana?" Tanya gua

"Aku akan memberitahu mu sesuatu."

"Apa itu?"

"Sebuah rahasia."

"Rahasia apa?" Tanya gua lagi

"Masa laluku."

Suasana kamar ini berubah, ruang dan waktu nampak bertabrakan, rasanya gua ingin
muntah, hingga tiba-tiba gua berada disebuah tempat, gua berada disebuah padang
pasir, gua sangat aneh dengan suasana ini.

"Selamat datang di tanah kelahiranku." Kata Tannia

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai