DISUSUN OLEH :
CANDRA RISMAVIKA YADARI
NIM. P1337424422382
Beta-oksidaasi: Beta-oksidaasi adalah reaksi biokimia yang terjadi di dalam mitokondria sel
dimana molekul asam lemak dipecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang
kemudian dioksidasi menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA kemudian memasuki siklus asam sitrat
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Siklus asam sitrat: Siklus asam sitrat (juga dikenal sebagai siklus Krebs) terjadi di dalam
mitokondria sel dan melibatkan oksidasi asetil-KoA dari beta-oksidaasi. Proses ini
menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul CO2. Selain itu, siklus asam sitrat juga
memainkan peran penting dalam menghasilkan senyawa yang diperlukan untuk sintesis
asam amino, gula, dan lipid.
Proses oksidasi lipid teratur oleh berbagai hormon dan enzim. Hormon seperti insulin dan
glukagon dapat mempengaruhi oksidasi lipid dengan mengatur akses asam lemak ke
mitokondria dan mengaktifkan atau menonaktifkan enzim yang terlibat dalam proses
oksidasi lipid. Beberapa kondisi medis, seperti diabetes dan obesitas, dapat mempengaruhi
oksidasi lipid dan menyebabkan ketidakseimbangan energi dalam tubuh. Oleh karena itu,
pemahaman tentang oksidasi lipid sangat penting dalam menjaga keseimbangan energi
tubuh dan kesehatan metabolisme lipid
12. Jelaskan metabolism porfirin?
Jawaban :
Metabolisme porfirin adalah serangkaian reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk
memproduksi heme, yang merupakan molekul yang ditemukan di dalam hemoglobin,
mioglobin, dan berbagai enzim yang mengandung besi. Heme dibuat dari porfirin, suatu
senyawa organik berstruktur cincin yang terdiri dari empat unit pirrol yang dihubungkan oleh
ikatan metilena. Metabolisme porfirin melibatkan sejumlah enzim dan jalur reaksi kompleks
yang terjadi di dalam sel darah merah, hati, dan sumsum tulang belakang.
Berikut adalah tahapan utama dari metabolisme porfirin:
1. Sintesis aminolevulinat: Sintesis aminolevulinat (ALA) adalah tahap pertama dalam
pembentukan heme. ALA dibuat dari asam amino glutamat melalui jalur heme. Enzim
ALA sintase bertanggung jawab untuk mengkatalisis reaksi ini.
2. Sintesis porfirinogen: ALA kemudian dikombinasikan dengan enzim ALA dehidratase
untuk membentuk porfirinogen, suatu senyawa organik yang terdiri dari cincin porfirin
dengan rantai samping asetat dan propionat.
3. Konversi porfirinogen menjadi porfirin: Porfirinogen kemudian diubah menjadi porfirin
melalui beberapa tahap reaksi oksidatif, termasuk pembentukan ikatan rangkap dan
hilangnya molekul air.
4. Pembentukan heme: Porfirin kemudian diubah menjadi heme melalui sejumlah tahap
reaksi, termasuk penambahan besi dan pengurangan molekul oksigen. Heme kemudian
dapat digunakan untuk membuat berbagai macam molekul penting seperti hemoglobin,
mioglobin, dan enzim sitokrom.
Gangguan pada metabolisme porfirin dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis yang
dikenal sebagai porfiria, yang ditandai dengan penumpukan porfirinogen atau produk
intermediate lainnya dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti nyeri abdominal,
kelemahan otot, kejang, dan sensitivitas terhadap cahaya matahari. Penanganan dan
pengobatan porfiria melibatkan penggunaan terapi infus hemin, yang dapat membantu
memperbaiki metabolisme porfirin dan mencegah terjadinya serangan porfiria.