Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan Judul “Isolasi DNA


(Deoxyribosenucleic Acid)” disusun oleh :
nama : Nur Aisyah Ainun
NIM : 161 404 0011
kelas : Pendidikan Biologi A
kelompok : V ( Lima )
telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten, Asisten,

Paewa Panennungi, S.Pd Sagita Cahyani


NIM : 151 444 1008

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Hartati, S.Si, M.Si, Ph. D


NIP: 19740405 200003 2 00
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan manusia yang terus terjadi di setiap saat dan diiringi oleh
pekembangan Ipteks sehingga manusia harus dilengkapi atau dibekali dengan
beberapa banyak hal-hal yang dapat menujuang kemajuan iptek tersebut. Serta
sifat-sifat seorang saintik harus diterapkan dalam beberapa percobaan
khususnya dalam ilmu pengetahuan Biologi.
Biologi merupakan induk dari beberapa ilmu-ilmu terapan lainnya salah
satunya adalah Genetika. Hal utama yang paling sering atau popular dibahas
dalam ilmu ini adalah gen yang terkandung dlaam kromosom. Sehingga
sebagai orang saintik harus lebih berfikir kritis dalam mengupas hal-hal yang
terkuak dalam permasalah-permasalahan genetika di tengah-tengah
masyarakat.
Hal menarik dalam pembahasan genetika yaitu DNA. DNA
atau Deoxyribose Nucleic Acid adalah molekul utama yang mengkode semua
informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme.
DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa
nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. Molekul DNA ini
terikat membentuk kromosom, ditemukan di nukleus, mitokondria dan
kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap
yang tersusun heliks ganda atau double helix, dimana basa nitrogen dan kedua
benang polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui
ikatan hidrogen. Antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain
dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk
hidup disebut sebagai cetak biru kehidupan karena molekul ini berperan
penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur
protein dan proses metabolisme lain.
DNA dapat dilihat melaui isoladi DNA. Pengisolasian DNA secara
sederhana dapat diawali dengan memecahkan dinding sel, membran plasma
dan membran inti, baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen yang dapat menyebabkan
rusaknya membran sel. Berdasarkan hal tersebut kami melakukan praktikum
dengan judul “Isolasi DNA (Deoxyribosenucleic Acid)”.

B. Tujuan Praktikum
1) Mengetahui cara memisahkan atau ekstraksi DNA dari jaringan tumbuhan
dengan metode sederhana
2) Melihat secara langsung DNA

C. Manfaat Praktikum
1) Mahasiswa dapat mengetahui cara memisahkan atau ekstraksi DNA dari
jaringan tumbuhan dengan metode sederhana
2) Mahasiswa dapat melihat secara langsung DNA

.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DNA adalah materi genetik yang diwarisi oleh organisme dari induknya.
Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA panjang, biasanya
mengandung beberapa ratus gen atau lebih. Ketika sel mereproduksi diri sendiri
melalui pembelahan, molekul DNA-nya disalin dan diteruskan dari satu generasi
sel ke generasi berikutnya DI dalam struktur DNA. terkode informsi yang
memprogram semua aktivitas sel. Akan tetapi. DNA sendiri tidak terlibat
langsung dalam pelaksanaan operasi sel. mirip dengan software komputer yang
dapat mencetak sendiri buku tabungan atau membaca bar code di kotak sereal.
Seperti halnya printer yang diperlukan untuk Mencetak buku tabungan dan
pemindai untuk membaca bar code, protein dibutuhkan untuk melaksanakan
program genetik. Perangkat keras (hardware) molekular dalam sel-alut-alat untuk
fungsi biologis-sebagian besar terdiri dari protein. Misalnya, pengangkut oksigen
dalam sel darah merah adalah protein hemoglobin, bukan DNA yang
menspesifikasi strukturnya (Campbell dkk, 2010).
DNA ditemukan oleh seorang dokter muda Reidrich Miescher yang percaya
bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-
sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari dan ia mendapatkan
sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari ruang bedah. Sel-
sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperolehnya inti sel
yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan menambahkan enzim
pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi
terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak
larut dalam asam. Dengan adanya pembuktian transformasi DNA oleh Avery, Mc
Leod, dan Mc Carty serta percobaan pelabelan fage oleh Hershey dan Chase pada
sekitar tahun 1950-an maka terpaparlah bukti yang meyakinkan bahwa DNA
adalah bahan genetik. Akhirnya kita mengetahuii bahwa DNA merupakan bahan
pembawa informasi genetik pada setiap orgamsme kecuali beberapa virus
tertentu (Hartati dan Ferry, 2017).
Isolasi DNA menjadi bagian penting dalam deteksi WSSV karena
merupakan tahap awal dimana adanya pemisahan dari kontaminan lain seperti
protein dan RNA sehingga didapat DNA murni. Mendeteksi WSSV harus
dilakukan sejak dini sehingga dapat meminimalisir dan mencegah WSSV pada
udang. Tingkat serangan WSSV yang ringan menunjukkan penggandaan
virus masih sedikit. Berdasarkan hal ini maka untuk dapat mendeteksi keberadaan
WSSV dengan tingkat infeksi ringan dibutuhkan metode isolasi yang sensitif
sehingga dapat mengisolasi DNA dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Untuk menunjang pengkajian deteksi dini udang yang terinfeksi ringan maka
perlu adanya pengkajian berbagai metode isolasi DNA (Iqbal dkk, 2016).
Pelarut yang digunakan adalah etanol 70% karena dapat menarik senyawa
aktif yang ada pada daun jeruk purut yaitu zat yang bersifat semi polar. Maserasi
dilakukan selama 3 hari (termasuk remaserasi) dan didapat larutan yang berwarna
hijau gelap agak kecoklatan kemudian dilakukan penyaringan. Hasil maserasi dari
1 kg sampel daun jeruk purut segar didapat ekstrak kental sebanyak 53,8 gram.
Tujuan penggunaan vacum rotary evaporator adalah untuk menjaga senyawa aktif
agar tidak rusak karena suhunya yang dapat diatur dan cepat (Sari, 2018).
Isolation DNA dengan kualitas tinggi merupakan hal yang esensial dalam
riset molekuler dan keanekaragaman genetic. Kontaminasi Polysaccharida
merupakan salah satu problem dalam kegiatan isolasi DNA pada tanaman
berkayu. Sampel DNA dari tanaman berkayu sering terkontaminasi oleh
polisakarida, fenol, dan derivatnya yang sangat mengganggu kualitas DNA
genom yang dihasilkan. Kualitas DNA genom yang dihasilakan selama isolasi
akan mempengaruhi daya simpan DNA dan munculnya enzim dan inhitor pada
saat tahap amplifikasi DNA dan sekuensing (Sundari, 2017).
Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogmasi dan penambahan
ekstraksi atau lisis untuk mencegah DNA rusak. Metode yang digunakan untuk
mengisolasi DNA tergantung pada sumber, umur, dan ukuran sampel, dan
bertujuan untuk menyajikan DNA terpisah dalam inti sel dari komponen seluler
lainnya. Isolasi DNA biasanya dimulai dengan lisis atau rusaknya jaringan atau
sel. Proses ini sangat penting untuk penghancuran struktur protein dan
memungkinkan untuk pelepasan asam nukleat dari inti. Proses lisis dilakukan
dalam larutan garam atau deterjen yang mengandung protein denaturasi atau
protease ini mengakibatkan kerusakan sel dan melarutkan membran. Isolasi DNA
adalah sebuah proses yang sederhana. Isolasi DNA diperlukan untuk analisis
genetik yang digunakan untuk tujuan ilmiah dan medis atau forensik. Para
ilmuwan menggunakan DNA disejumlah aplikasi seperti pengenalan DNA ke
dalam sel dan binatang atau tanaman atau untuk tujuan diagnostik atau anorganik
lainnya dalam penyusunan DNA dapat mengganggu metode analisis DNA
khususnya dengan reaksi rantai polimerase mereka juga dapat menurunkan mutu
DNA yang mengarah ke penyimpanan yang lebih pendek. Setelah itu melalui
aplikasi dari deterjen protein dan lipid selular terpisah jauh dari DNA dan
Sejumlah kit pemurnian DNA menggunakan prinsi-prinsip komersial yang
berbeda pada setiap prinsip kerjanya (Hartati dan Ferry, 2017).
Prosedur pemurnian mitokondria tanaman telah dikembangkan, tetapi
terutama untuk studi fisiologis yang melibatkan utuh, mitokondria pernapasan.
Untuk pekerjaan genomik, hanya nukleoid perlu tetap utuh di dalam membran
bagian dalam. Kami memodifikasi dan menyederhanakan prosedur pemurnian
mitokondria untuk menekankan langkah-langkah yang terkonsentrasi fraksi
mengandung DNA mitokondria dan dikesampingkan DNA nuklir mungkin.
Analisis PCR kuantitatif dari kami metode, dibandingkan dengan pemurnian DNA
total, menunjukkan 30 kali lipat pengayaan DNA mitokondria dari A. thaliana. Di
B. rapa, meskipun pengayaannya jauh lebih tinggi, kita hanya dapat
memperkirakan perubahan-lipat karena DNA nuklir tidak lagi terdeteksi – yang
merupakan tujuan akhir dari metode semacam itu. Prosedur ini tidak melibatkan
sentrifugasi gradien, dan cepat dan mudah. Hasil cukup untuk aplikasi PCR, serta
untuk pembangunan perpustakaan sequencing Next-Gen. Jumlah salinan DNA
relatif jauh lebih rendah berarti bahwa pembacaan sekuens lebih sedikit akan
diperlukan, dan kontaminasi urutan dibaca oleh fragmen nuklir DNA mitokondria
atau plastid akan berada pada relatif jauh lebih rendah. Oleh karena itu,
kedalaman dan kemauan, tidak akan memengaruhi perakitan atau deteksi mutasi.
Prosedur ini tidak mahal, cepat, tidak tidak memerlukan ultracentrifuge, dan akan
terbukti sangat berguna PCR atau aplikasi sequencing mitokondria atau plastid
dari tanaman, seperti yang Anda inginkan (Strehle dkk, 2018).
Sejauh ini, protokol isolasi DNA gandum sangat besar tersedia. Termasuk
ini, paling banyak dilaporkan protokol isolasi DNA tanaman memanfaatkan
nitrogen cair untuk mudah menggiling jaringan tanaman tanpa degradasi DNA
utuh oleh enzim asli tumbuhan. Namun, nitrogen cair telah dikeluhkan menjadi
berbahaya, sulit untuk ditangani dan mahal. Di Selain itu, meskipun beberapa
ekstraksi DNA genom tanaman kit komersial tersedia mereka biaya sangat mahal
untuk laboratorium kecil. Dan, mengadopsi atau mengembangkan DNA yang
efektif biaya metode isolasi yang dapat menghilangkan kebutuhan nitrogen cair
atau kit isolasi DNA yang sangat mahal bisa menjanjikan dan ekonomis bagi para
ilmuwan berkembang dunia. Oleh karena itu, penelitian ini dimulai untuk
mengembangkan / mengadopsi isolasi DNA genom yang ekonomis protokol dari
sampel cuti segar gandum tanpa cairan nitrogen untuk penelitian molekuler
hilir (Mekonnen dkk, 2017).
Percobaan genetika molekuler telah banyak dilakukan pada berbagai
perguruan tinggi di Indonesia seperti isolasi DNA, transformasi gen, kloning gen.
Percobaan tersebut ditunjang oleh alat yang memadai dan bahan yang mahal.
Karena terbatasnya peralatan maka kita hanya mencoba mengisolasi atau
mengesktrak DNA dari berbagai jaringan tumbuhan dengan alat
sederhana (Hartati dan Ferry, 2017).
Ini bukan karena isolasi DNA yang buruk untuk spesies ini, karena mereka
berdua terdeteksi dengan penanda lainnya. Ini mungkin paling baik dijelaskan
dengan amplifikasi bias, di mana spesies tertentu kurang mudah diperkuat di
bawah kombinasi primer dan kondisi PCR, atau nomor salinan. Bias, di mana
penanda hadir dalam jumlah salinan lebih rendah di genom beberapa spesies. Ini
menekankan pentingnya menggunakan beberapa penanda yang tidak terhubung
dalam DNA metabarcoding studi. Meningkatkan akurasi DNA barcode dan
metabarcoding akan memajukan penelitian di berbagai disiplin ilmu. DNA
metode metabarcoding memungkinkan identifikasi taksonomi dari sampel
tanaman campuran-spesies di mana karakter diagnostik mungkin tidak ada,
termasuk serbuk sari, usus herbivore. Semua identifkasi ini tergantung pada
referensi yang komprehensif dan akurat perpustakaan urutan DNA penanda
genetik standar, seperti perpustakaan rbcL dari studi saat ini. Di masa depan, sama
database tersedia untuk penanda molekuler lainnya, seperti matK atau trNL, ini
akan memungkinkan untuk akurasi yang lebih besar dari klasifikasi taksonomi
oleh DNA metabarcoding, dan selanjutnya kemajuan dalam berbagai bidang
penelitian (Bell dkk, 2017).
Jika struktur primer polipeptida menentukan bentuk protein, apa yang
menentukan struktur primer? Sekuens asam amino suatu polipeptida diprogram
oleh unit pewarisan sifat yang dikenal sebagai gen (gene). Gen terdiri dari DNA,
polimer yang tergolong ke dalam kelas senyawa yang disebut asam nukleat
(nucleic acid). Kedua tipe asam nukleat, asam deoksiribonukleat
(deoxyribonucleic acid, DNA) dan asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA),
memungkinkan organisme hidup mereproduksi komponen-komponen
kompleksnya dari satu generasi ke generasi berikutnya. DNA merupakan satu-
satunya molekul yang menyediakan arahan untuk replikasi dirinya sendiri. DNA
juga mengarahkan sintesis RNA dan, melalui RNA, mengontrol sintesis
protein (Campbell dkk, 2010).
Beberapa pakar DNA tertarik untuk mempelajari struktur DNA. Mereka
mencari informasi yang mungkin mampu menjawab pertanyaan yang sangat
penting dan mengundang rasa ingin tahu dalam biologi. Bagaimana DNA dapat
berfungsi sebagai bahan genetik untuk proses kehidupan? Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut sangat tergantung pada struktur kimia molekul DNA yang
fungsinya sangat kompleks tetapi teratur. Usaha ini membuahkan hasil yang
sangat luar biasa dengan ditemukannya struktur DNA heliks ganda oleh Watson
dan Crick pada tahun 1953. Sejak saat itu fungsi molekul DNA dapat dijelaskan
dengan baik dan genetika molekuler berkembang pesat (Hartati dan Ferry, 2017).
Pada percobaan ini, materi tanaman yang dipergunakan adalah beberapa
jenis daun muda tanaman yang dlambri sesaat sebelum iso asu DNA dtlakukan.
Berbagai permasalahan senngkah dltemur pada saat melakukan isolas: DNA dari
suatu spesres tanaman tertentu. Hal mr drsebabkan antara laun disebabkan
degradasi total DNA karena keberadaan nuclease. Pada sejumlah specres tanaman
preparasr DNA iuga cenderung menghasulkan warna coklat yang dnsebabkan
oksudasu dan po/yphenol. Prinsp dasar ekstraksi DNA adalah pemlsahan DNA
dari komponen-komponen sel Iainnya. Dalam proses nsolasl DNA, s‘rategi
opt'masi yang paling penting adalah terietak pada komposisi dari butler ekstraksi
dan pH, sehingga senyawa esensnal yang dapat mencegah DNA dari proses
degrades: seharusnya terkandung dalam buffer ekslraksi yang dngunakan. Pada
organisme eukariot. proses ekstraksn DNA dllakukan (Maftuchah dkk, 2014).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Oktober 2018
Waktu : pukul 15:50 s.d. 17:30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi FMIPA
UNM
B. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi ( 1 Buah )
b) Pisau ( 1 Buah )
c) Pipet 5 mL ( 1 Buah )
d) Gelas Beaker 250 mL ( 1 Buah )
e) Gelas ukur 10 mL ( 1 Buah )
f) Mortal ( 1 Buah )
g) Kertas saringan ( 1 Buah )
2) Bahan
a) Buah pisang (Zea mays) ( 1 Buah )
b) Buah apel (Pyrus malus L.) ( 1 Buah )
c) Buah alpukat (Persea americana) ( 1 Buah )
d) Buah kiwi (Actinidia chinensis) ( 1 Buah )
e) Aquadest ( 100 mL)
f) Larutan NaCl ( 5 Gram)
g) Deterjen ( 5 mL )
h) Etanol dingin ` ( 9 mL )

C. Prosedur kerja
1) Memilih buah yang masak dan potong dengan pisau, keluarkan isinya
dengan menggunakan garpu dan simpan dalam gelas beaker 250 mL.
Kalau pada daun harus ditumbuk halus dengan menggunakan mortal.
2) Menambahkan 3 gram NaCl yang telah dilarutkan, kemudian tambahkan 5
mL dctetjen, buat sampai volume 100 ml dengan menambahkan air.
3) Mencampurkan dan aduk dengan garpu sampai benar-benar tercampur
kemudian disaring dan disimpan cairan yang telah disaring tersebut.
4) Membiarkan beberapa menit kemudian isi sebanyak 6 ml cairan tersebut
ke dalam tabung reaksi.
5) Menambahkan 9 ml etanol dingin pada bagian bawah tabung reaksi dan
tunggu beberapa menit untuk presipitasi DNA sampai terdapat dua bagian
yang terpisah etanol dan bagian yang berwarna putih.
6) Memidahkan bagian yang putih ke tabung reaksi lain. Bagian ini
merupakan DNA hasil ekstraksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
No Buah Waktu Bentuk
1 Buah pisang (Zea mays) 3 Menit Cincin tipis
2 Buah pisang (Zea mays) 25 Detik Awan
3 Buah alpukat (Persea americana) 47 Detik Awan
4 Buah apel (Pyrus malus L.) 5 Detik Cincin
5 Buah kiwi (Actinidia chinensis) 4 Detik Awan

B. Pembahasan
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun
tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan
merusak dinding dan membran sel dan juga membran inti. Cara yang
digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam,
misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil.
Selain perusakan secarafisik, membran dan dinding sel dapat pula dirusak
dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding sel dan
membran sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara
penggerusan. DNA yang didapatkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA
yang berupa benang-benang halus. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat
dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran
inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan
suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa
protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel
secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus
menggunakan mortal dan pastle. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan
dengan pemberian detergen, penambahan sabun cair dangaram dapur adalah
untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi intisel yang berisi
DNA. Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena
deterjen dapat menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang
dibentuk melaluisisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada
membran membentuk senyawa ”lipid protein deterjen kompleks”. Senyawa
tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan
hidrofobik, demikian jugadengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu
ikatan kimia. Deterjen mengandung sodium dodesil sulfat (SDS) yang dapat
menyebabkan hilangnyamolekul lipid pada membran sel sehingga struktur
membrane akan rusak danmelisiskan isi sel. Aquadest berfungsi sebagai
pelarut dari seluruh bahan yang dipakai dalam percobaan ini.
Jika dilihat secara keseluruhan, semua sumber DNA mampu menghasilkan
DNA dengan cukup baik. Untuk masing-masing sumber DNA, jenis deterjen
yang digunakan mempengaruhi banyaknya DNA yang dihasilkan dan waktu
pembentukannya pun bervariasi. Bentuk DNA yang dihasilkan pada
pengamatan kali ini adalah bentuk benang dengan warna secara umum adalah
putih. Adanya hasil warna dan perbedaan lama waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan DNA dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena masing-
masing deterjen dan sumber DNA memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
perbedaan waktu ini juga disebabkan oleh kurang telitian praktikan dalam
mengamati DNA yang terbentuk. Dari data yang diperoleh juga menunjukkan
bahwa buah yang memiliki kadar air paling rendah dapat terbentuk jumlah
DNA yang paling banyak dan paling bagus.
Semakin sedikit air yang terkandung dalam buah maka DNA yang akan
terpresipitasi akan semakin sedikit. DNA yang dihasilkan dari percobaan ini
bukan DNA murni karena sumber DNA yang digunakan berasal dari serat
buah yang disaring, sehingga yang dihasilkan pada percobaan ini bukanlah
supernatan melainkan hanya endapan putih.
Apabila dilihat dari sumber DNA yang digunakan untuk pengisolasian ini,
macam buah yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Masing-masing buah untuk sumber DNA menghasilkan DNA yang berbentuk
benang-benang halus berwarna putih. Keempat macam buah yang digunakan
dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah jenis buah yang memiliki
kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang ditunjukkan untuk perlakuan
variasi jenis buah ini. Suatu sumber menyatakan bahwa dalam proses
pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan terlalu encer
karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan semakin
sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental. Namun, masalah
pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan
pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber
DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat
diperoleh ekstrak yang cukup kental. Hal ini sesuai dengan teori menurut
Hartati dan Ferry (2017) yang menyatakan bahwa proses lisis dilakukan dalam
larutan garam atau deterjen yang mengandung protein denaturasi atau protease
ini mengakibatkan kerusakan sel dan melarutkan membran. Isolasi DNA
adalah sebuah proses yang sederhana. Isolasi DNA diperlukan untuk analisis
genetik yang digunakan untuk tujuan ilmiah dan medis atau forensik. Para
ilmuwan menggunakan DNA disejumlah aplikasi seperti pengenalan DNA ke
dalam sel dan binatang atau tanaman atau untuk tujuan diagnostik atau
anorganik lainnya dalam penyusunan DNA dapat mengganggu metode
analisis DNA khususnya dengan reaksi rantai polimerase mereka juga dapat
menurunkan mutu DNA yang mengarah ke penyimpanan yang lebih pendek.
Setelah itu melalui aplikasi dari deterjen protein dan lipid selular terpisah jauh
dari DNA dan Sejumlah kit pemurnian DNA menggunakan prinsi-prinsip
komersial yang berbeda pada setiap prinsip kerjanya.

Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang


disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang
mampu merusak membrane ataupun dinding sel antara lain lisozim yang
mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel tidak
lagi dapat terjaga. Dalam proses isolasi DNA, deterjen berfungsi
menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas. Deterjen mengandung
sodium dodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid
pada membran sel sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi
sel.
Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk
memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh
garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat
DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan
berkumpul. Sedangkan penambahan alcohol pada permukaan larutan betujuan
untuk melakukan presipitasi sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu
memisah dari larutan dan terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat
diidentifikasi unsur penyusunnya.
Penambahan larutan detergen berfungsi untuk melisis dinding sel
tumbuhan yang terdapat dalam larutan sampel. Ini disebabkan karena sifat
dari detergen sama dengan sifat dinding sel yang hidrofobik, sehingga terjadi
ikatan diantara keduanya dan menyebabkan dinding sel rusak.
Lalu ditambahkan garam dapur dan diaduk. Pengisolasian DNA
menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini
dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk
ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam
berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul.
Selanjutnya larutan disaring dengan kertas saring sebanyak dua kali
penyaringanuntuk memisahkan serat-serat yang kasar dengan yang halus,
sehingga didapatkan sampel berupa cairan yang tidak terlalu kental. Hasil
penyaringan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah etanol
96 % dingin yang berfungsi membantu proses pengendapan terhadap organel-
organel yang sudah keluar dari sel atau memisahkan bagian-bagian yang
terurai tersebut berdasarkan berat molekul. Ethanol berperan dalam
pengumpulan dan penggumpalan DNA karena sifatnya yang dingin dan
menghambat .
Kemudian setelah diamati proses timbulnya DNA, meliputi waktu yang
diperlukan, warna, serta banyak sedikitnya DNA yang terbentuk. Maka hasil
yang didapatkan yaitu larutan yang paling cepat membentuk gumpalan DNA
adalah buah kiwi (Actinidia chinensis).

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Untuk melakukan isolasi DNA metode atau teknik yang digunakan pada
dasarnya ada tiga yaitu: pelisisan sel, ekstraksi, dan pemurnian. Pelisisan
dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun kimia, salah satunya
dengan cara diblender dan dicampur larutan detergen. Ekstraksi dapat
dilakukan dengan penambahan garam dapur (NaCl) dan pemurnian salah
satu metodenya adalah dengan memberikan larutan ethanol dingin 96%.
2) DNA adalah materi genetik yang diwarisi oleh organisme dari induknya.
Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA panjang, biasanya
mengandung beberapa ratus gen atau lebih.

B. Saran
Praktikan dapat lebih berhati-hati dalam mengukur dan menuangkan
larutan serta berhati-hati dalam mengekstari buah sehingga menghasilkan data
yang baik dan benar.
.

DAFTAR PUSTAKA
Bell, Karen L., Virginia, M. Loeffler., Berry, J. Brosi. 2017. An RBCl Reference
Library To Aid In The Identification Of Plant Species Mixtures By DNA
Metabarcoding. Applications in Plant Sciences. Vol 5 (3) : 6

Campbell, Neil A., Jane, B Reece., Lisa, A Urry., Cain, Michael L., Wasserman,
Steven A., Minorsky., Peter V., Jackson, Robert B.2010. Biologi Jilid
I Edisi kedelapan.Jakarta : Erlangga

Hartati., Ferry, Irawan. 2017. Modul Genetika Berbasis Pendekatan Saintifik.


Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM

Iqbal, Muhammad., Ibnu, Dwi Buwono., Nia, Kurniawati. 2016. Analisis


Perbandingan Metode Isolasi DNA Untuk Deteksi White Spot Syndrome
Virus (WSSV) Pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal
Perikanan Kelautan. Vol 7 (1) : 55

Maftuchah., Aris, Winaya., Agus, Zainuddin. 2014. Teknik Dasar Analisis Biologi
Molekuler. Yogyakarta : CV Budi Utama

Mekonnen, Tilahun., Krishnamurthy, Sathelly., Manju, Sharma., Kassahun,


Tesfaye., Tanushri, Kaul. 2017. Genomic DNA isolation method
from fresh wheat leaf samples without liquid nitrogen. African
Journal of Biotechnology. Vol 16 (20) : 1193

Sari, Anna Khumaira., Risma Ayati. 2018. Penentuan Aktivitas Antioksidan


Ekstrak Etanol Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) Dengan Metode
DPPH(1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl). Vol 1 (2) : 71

Strehle, Mackenzie M., Emma, Purfeerst., Alan, C. Christensen. 2018. A Rapid


And Efficient Method For Enriching Mitochondrial DNA From Plants.
Mitochondrial Dna Part B: Resources. Vol 3 (1) : 241

Sundari. 2017. Pengembangan Protokol Isolasi DNA Genom Tanaman Durian


Dengan Menggunakan Modifikasi Bufer CTAB. Jurnal Techno (Jurnal
Ilmu Eksakta).Vol 6 (2) : 31

Anda mungkin juga menyukai