Anda di halaman 1dari 29

i

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

(Isolasi DNA (Deoxiribonukleid Acid)

Nama : Nurul Hidayah

NIM : 1814041008

Kelas : Pendidikan Biologi C

Kelompok : 6 (Enam)/Sesi 2

Asisten : Nursan Kamaruddin

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Makassar

Tahun 2020

i
ii

HALAMAN PENGASAHAN

Laporan lengkap praktikum Genetika dengan judul “Isolasi DNA


(Deoxiribonukleid Acid)” yang dibuat oleh :
nama : Nurul Hidayah
NIM : 1814041008
kelas : Pendidikan Biologi C
kelompok : VI (Enam)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan
ini dinyatakan diterima

Makassar, Oktober 2020


Koordinator Asisten Asisten

Muhammad Habil Ahmad Nursan Kamaruddin


NIM. 1614142011 NIM. 1614041006

Mengetahui,
Dosen Penaggung Jawab

Hartati, S.Si, M.Si, Ph.D


NIP. 19740405 200003 2 00

ii
iii

DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................2
C. Manfaat .................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Ektraksi .................................................................................................3
B. DNA......................................................................................................4
C. Metode Isolasi DNA..............................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat ...............................................................................8
B. Alat dan Bahan .....................................................................................8
C. Prosedur Kerja ......................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan ...............................................................................10
B. Pembahasan ........................................................................................11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran ...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
LAMPIRAN......................................................................................................15

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Isolasi DNA ini sangat penting dalam bidang bioteknologi maupun
bidang biologi molekuler. Pengenalan isolasi DNA sangat penting mengingat
bioteknologi pada akhir-akhir ini sangat maju. Terlebih untuk bidang biologi
molekuler. Beberapa bakteri telah berhasil diintroduksi ke dalam tanaman
seperti padi, kapas, dan kedelai. Pentingnya bioteknologi untuk
perkembangan keanekaragaman hayati di masa mendatang memerlukan
keterampilan dan pemikiran. Salah satunya adalah dengan mengetahui cara
pengumpulan DNA dan prinsip dasarnya sebagai pijakan untuk mempelajari
biologi molekuler pada khususnya.
DNA bisa ditemukan disemua makluk hidup dari organisme terkecil
hingga organisme paling besar atau dari organisme tingkat rendah hingga
organisme tingkat tinggi. DNA berada dalam inti sel maupun hanya sel.
Mengambil DNA dari makluk hidup bisa didapatkan dari segala macam
organ dari organisme yang memiliki sel, contohnya pada tumbuhan untuk
mengambil DNA-nya bisa mengekstrak dari daun, batang, maupun dari
buahnya.
DNA murni didapatkan dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk
hidup yang dapat dilakukan dengan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA
adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan DNA murni. Prinsip
dasar isolasi DNA ada tiga yaitu penghancuran, ekstraksi, dan pemurnian.
Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari zat-zat lain yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian
tanaman dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena adanya
senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti
polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan
molekuler lain.

1
2

Berdasarkan uraian tersebut, maka praktikum unit “Isolasi DNA


(Deoxiribonukleid Acid)” perlu dilakukan agar cara memisahkan/ekstraksi
DNA dari jaringan tumbuhan dengan metode sederhana dapat dilakukan
dengan baik dan DNA-nya dapat dilihat secara langsung.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui cara memisahkan/ektraksi DNA dari jaringan tumbuhan
dengan metode sederhana.
2. Melihat secara langsung DNA.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara memisahkan/ektraksi DNA dari
jaringan tumbuhan dengan metode sederhana.
2. Mahasiswa dapat melihat secara langsung DNA.

2
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstraksi
DNA sebagai pembawa informasi genetik terdapat pada semua makhluk
hidup, terdapat di dalam sel khususnya di dalam inti sel. DNA dapat
diperoleh dari suatu makhluk hidup dengan suatu proses ekstraksi, sehingga
memudahkan untuk mengidentifikasi DNA yang disebut proses isolasi DNA.
Ada tiga langkah utama dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel
(lisis), pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta
pemurnian DNA. Melalui proses tersebut DNA dipisahkan dari komponen
seluler lain seperti protein, RNA (Riboksi nukleat acid), dan lemak. Banyak
metode yang digunakan untuk mengisolasi DNA, tergantung spesimen yang
akan dideteksi. Metode tersebut pada dasarnya memiliki prinsip yang sama,
namun ada beberapa hal tertentu yang biasanya digunakan modifikasi untuk
dapat menghancurkan inhibitor yang ada di dalam masing-masing sumber
spesimen (Langga, 2012).
Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan
buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak. Metode yang
digunakan untuk isolasi DNA tergantung pada sumber, umur, dan ukuran
sampel, dan bertujuan untuk menyajikan DNA terpisah dalam inti sel dari
komponen seluler lainnya, Isolasi DNA biasanya dimulai dengan lisis atau
rusaknya jaringan atau sel. Proses ini merupakan proses yang sangat penting
karena dapat memisahkan protein dan lipid. Proses lisis dilakukan dalam
larutan garam atau detergen yang mengandung protein denaturasi atau protase
ini mengakibatkan kerusakan sel dan melarutkan membran (Hartati, 2017).
Ekstraksi DNA adalah proses dan tahapan pertama yang dilakukan
untuk mendapatkan total DNA dari suatu biota. Secara umum, ekstraksi DNA
meliputi beberapa tahapan proses penting, yaitu dari mulai tahap persiapan
hingga akhirnya diperoleh ekstrak DNA yang terlarut dalam suatu larutan

3
4

penyangga (buffer) khusus. Larutan tersebut digunakan untuk menyimpan


dan mempertahankan kondisi DNA secara kualitatif dan kuantitatif dalam
jangka waktu yang relatif lama. Seeara kualitatif, berarti larutan penyangga
tersebut harus dapat mempertahankan kualitas DNA yang terlarut tetap dalam
kondisi baik. Sedangkan secara kuantitatif berarti larutan penyangga tersebut
harus mampu mempertahankan jumlah DNA yang terlarut, sehingga
jumJahnya tetap (tidak terdegradasi/rusak) dan cukup untuk digunakan dalam
tahapan selanjutnya tanpa mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas
DNA terlarut (Marwayana, 2015).
B. DNA
Semua sifat yang dimiliki oleh organisme ditentukan oleh gen-gen yang
dimilikinya. Gen merupakan bagian-bagian dari urutan asam nukleat yang
terdapat pada DNA. Penemuan struktur double heliks DNA oleh James
Watson dan Crick (1953), telah membuka pengertian tentang replikasi,
transkripsi dan translasi dari gen. Sejak saat itu terdapat perkembangan yang
spektakuler tentang interaksi kompleks yang dibutuhkan untuk
mengekspresikan kode informasi kimia dalam molekul DNA menjadi
komponen sel dan organisme. Perubahan molekul DNA akan menyebabkan
organisme berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Secara alami,
perubahan molekul DNA dari organisme dapat terjadi melalui dua cara, yaitu:
melalui mutasi, dimana terjadi penggantian (substitusi), penghapusan (delesi)
atau penambahan (adisi) satu atau lebih bagian dari molekul DNA, dan
melalui pertukaran informasi genetik atau DNA antar organisme sejenis
melalui peristiwa reproduksi seksual (Morihito, 2017).
DNA merupakan sepasang untai panjang polinukliotida berbentuk
spiral ganda (double helix) yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan
berdiameter sekitar 2nm. Monomer dari DNA yaitu sebuah nukliotida
tersusun dari molekul gula, basa dan gugus fosfat. Empat jenis basa nitrogen
yang terikat pada molekul gula dan saling berpasangan adalah adenin (A)
dengan timin (T) melalaui ikatan ganda hidrogen, dan guanin (G) dengan
sitosin (C) melalui ikatan tiga hidrogen. Dengan adanya ikatan antara dua

4
5

untai polinukliotida ini, maka tiap untai DNA adalah komplementer dengan
untai DNA lainnya. Fungsi DNA dalam inti sel adalah untuk sintesa protein
yang terkait dengan peranan pentingnya sebagai pembawa informasi genetik
dan mengatur aktivitas sel. Sebagai pembawa informasi genetik, DNA
berperan dalam penyimpanan, replikasi, rekombinasi dan penghantaran
informasi genetik (Arsal, 2018).
DNA ditemukan oleh seorang dokter muda Reidirich Miescher yang
percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia
pada sel-sel. Ia memilih sel-sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari dan
ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya
dari ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan
cara ini dperolehnya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Kemudian menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu
zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. Dengan adanya
pembuktian transformasi DNA oleh Avery, Mc Leod, dan Mc Carty serta
percobaan pelabelan fage oleh Harshey dan Chase pada sekitar tahun 1950-an
maka terpaparlah bukti yang meyakinkan bahwa DNA adalah bahan genetik.
Akhirnya kita mengetahui bahwa DNA merupakan bahan pembawa informasi
genetik pada setiap organisme kecuali beberapa virus tertentu (Hartati, 2017).
C. Metode Isolasi DNA
Arsitektur DNA yang berlaku, heliks ganda kidal yang terdiri dari
untaian antiparalel yang saling melengkapi, secara struktural sangat plastik.
Deformasi lokal DNA yang disebabkan oleh interaksi dengan mitra pengikat,
protein, dan obat molekul kecil diperlukan untuk menyampaikan fungsi
biologisnya, konservasi, dan transfer informasi genetik. Untai DNA memiliki
kemampuan untuk mengakomodasi perubahan konformasi yang besar dengan
membentuk kekusutan atau tikungan atau melakukan penataan ulang radikal
menjadi loop atau bentuk terlipat seperti quadruplex (Schneider, 2018).
Menurut Silva (2017), metode ektraksi adalah sebagai berikut:

5
6

1. Maserasi. Seluruh bahan bubuk dibiarkan bersentuhan dengan pelarut


yang berada dalam wadah tertutup selama periode waktu tertentu dengan
sering diaduk. Di akhir proses, file pelarut dikeringkan dan miscella yang
tersisa dikeluarkan dari bahan tanaman melalui pengepresan atau
sentrifugasi. Maserasi bukanlah teknik lanjutan karena bahan aktif tidak
dapat diekstraksi sepenuhnya
2. Perkolasi. Perkolator yang memiliki bejana berbentuk kerucut sempit
yang terbuka di kedua ujungnya digunakan untuk teknik ini. Bahan
tanaman dibasahi dengan pelarut dan dibiarkan ditempatkan di ruang
perkolasi. Kemudian bahan tanaman dibilas dengan pelarut beberapa kali
hingga bahan aktif terekstraksi. Pelarut dapat digunakan sampai titik
jenuhnya.
3. Ekstraksi soxhlet. Metode ini banyak digunakan bila senyawa yang
diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut tertentu dan
pengotor kurang larut dalam pelarut. Sampel yang ditumbuk halus
ditempatkan dalam kantong berpori atau "bidal" yang terbuat dari kertas
saring atau selulosa. Pelarut dimana senyawa yang diinginkan akan
diekstraksi disimpan dalam labu alas bulat.
4. Ekstraksi fluida superkritis. Gas superkritis seperti karbon dioksida,
nitrogen, metana, etana, etilen, dinitrogen oksida, sulfur dioksida,
propana, propilena, amonia, dan belerang heksafluorida digunakan untuk
mengekstraksi bahan aktif. Bahan tanaman disimpan dalam bejana yang
diisi dengan gas dalam kondisi terkontrol seperti suhu dan tekanan.
Bahan aktif yang terlarut dalam gas akan terpisah ketika suhu dan
tekanan lebih rendah. Faktor penting dari teknik ini adalah perpindahan
massa zat terlarut dalam pelarut superkritis. Secara umum, suhu dan
tekanan memiliki pengaruh terbesar. Namun efek tekanannya lebih
langsung. Ketika tekanan meningkat, kepadatan yang lebih tinggi dicapai
oleh fluida superkritis. Dengan demikian kerapatan medium meningkat
dan kelarutan zat terlarut akan meningkat. Untuk mendapatkan hasil yang

6
7

lebih tinggi, proses tersebut harus dioptimalkan. Dengan menggunakan


metodologi permukaan respons, parameter optimal dapat ditemukan.
5. Ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro. Dalam metode ini energi
gelombang mikro memfasilitasi pemisahan bahan aktif dari bahan
tumbuhan menjadi pelarut. Gelombang mikro memiliki medan listrik dan
magnet yang saling tegak lurus. Medan listrik menghasilkan panas
melalui rotasi dipolar dan konduksi ionik. Setinggi konstanta dielektrik
pelarut, pemanasan yang dihasilkan berlangsung cepat. Berbeda dengan
metode klasik, ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro memanaskan
seluruh sampel secara bersamaan. Selama ekstraksi, panas mengganggu
ikatan hidrogen yang lemah karena rotasi dipol molekul dan migrasi ion
terlarut meningkatkan penetrasi pelarut ke dalam sampel atau matriks.
6. Ekstraksi dengan bantuan ultrasonografi. Ini adalah teknik lanjutan yang
memiliki kemampuan mengekstraksi sejumlah besar senyawa bioaktif
dalam waktu ekstraksi yang lebih singkat. Keuntungan utama dari teknik
ini adalah meningkatkan penetrasi pelarut ke dalam matriks akibat
terganggunya dinding sel yang dihasilkan oleh kavitasi akustik. Dan juga
ini dicapai pada suhu rendah dan karenanya ini lebih cocok untuk
ekstraksi senyawa yang tidak stabil secara termal.
7. Ekstraksi pelarut yang dipercepat. Dalam teknik ekstraksi pelarut yang
dipercepat, pelarut digunakan pada suhu dan tekanan tinggi untuk
menjaga pelarut dalam bentuk cair selama proses ekstraksi. Karena suhu
tinggi, kapasitas pelarut untuk melarutkan analit meningkat dan dengan
demikian laju difusi meningkat. Selanjutnya, suhu yang lebih tinggi
mengurangi viskositas dan pelarut dapat dengan mudah menembus pori-
pori matriks. Pelarut bertekanan memungkinkan kontak yang lebih dekat
dengan analit dan pelarut. Namun, metode ini menggunakan lebih sedikit
waktu dan lebih sedikit jumlah pelarut untuk ekstraksi bahan aktif.
Keuntungan dari metode ini adalah ekstraksi untuk ukuran sampel 1-
100g dalam hitungan menit, pengurangan pelarut yang dramatis dan
berbagai aplikasi serta penanganan matriks asam dan basa.

7
8

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Senin / 21 September 2020
Waktu : Pukul 09.10 – 13.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lt.3 Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi (1 buah)
b. Pisau (1 buah)
c. Corong (1 buah)
d. Gelas ukur 10 mL (1 buah)
e. Gelas kimia 250 mL (1 buah)
f. Timbangan analitik (1 buah)
2. Bahan
a. Plastik (Secukupnya)
b. Kertas saring (Secukupnya)
c. Garam (NaCl) (3 gr)
d. Sunlight (10 mL)
e. Etanol dingin (9 mL)
f. Aquades (100 mL)
g. Buah Kiwi (Actinidia deliciosa) (Secukupnya)
C. Prosedur Kerja

Larutakan NaCL ke dalam Masukkan sunlinght


aquades 100 ml sebanyak 10 ml ke dalam
larutan garam

8
9

Homogenkan lagi kiwi Setelah sunlight dan


yang telah dihaluskan larutan garam
dengan larutan garam yang dihomogenkan, masukkan
diberi sunlight. kiwi yang telah dihaluskan
dengan plastik

Pindahkan larutan tersebut Tuangkan 9 ml etanol dingin ke


secukupnya dari gelas dalam larutan yang terdapat dalam
baker ke tabung reaksi tabung reaksi dengan senter yang
dengan menggunakan berada di bawa tabung reaksi
corong kaca yang dilapisi
kertas saring.

Setelah etanol dingin dituangkan tunggiu


beberapa detik maka akan tampak bentuk DNA
buah kiwi yaitu bentuk awan

9
10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Bentuk
No Nama Sampel Gambar Waktu
DNA

Apel
2 menit 32
1 (Malus domestica) Cincin
detik

Semangka
2 41 detik Cincin
(Citrullus lanatus)

Pisang
3 (Musa 14 detik Awan
paradisiaca)

Melon 2 menit 34
4 Cincin
(Cucumis melo) detik

10
11

Pir
5 15 detik Cincin
(Pyrus communis)

Kiwi
6 (Actinidia 17 detik Awan
deliciosa)

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu, “Isolasi DNA” yang bertujuan untuk
mengetahui cara memisahkan atau ektraksi DNA dari jaringan tumbuhan
dengan metode sederhana dan dapat meilihat DNA secara langsung. Setiap
kelompok menggunakan buah yang berbeda-beda, yang terdiri atas buah apel,
buah semangka, buah pisang, buah melon, buah pir dan buah kiwi.
Sebelumnya masing-masing kelompok menggerus buah yang telah dikupas
terlebih dahulu
Membuat larutan buffer dengan menggunakan detergen secukupnya
sebagai perusak membran sel dengan cara menghilangkan ion Mg2+.
Deterjen mengandung sodium dodesil sulfat (SDS) yang dapat
menghilangkan molekul lipid pada membran sel sehingga struktur membran
akan rusak dan isi sel akan lisis. NaCl 3 gr dan aquades secukupnya. Garam
dapur berfungsi sebagai pemekat DNA. Pemekatan DNA terjadi karena ion
Na+ pada garam dapur mampu membentuk ikatan pada kutub negatif pada
ikatan fostat DNA. Bila hal ini terjadi, maka DNA akan berkumpul.
Memasukkan aquades dan garam ke dalam gelas kimia lalu diaduk
sampai rata untuk menghasilkan larutan yang homogen, kemudian
menambahkan detergen secukupnya, dimana detergen yang digunakan yaitu

11
12

detergen cair lalu diaduk sampai semua bahan tercampur dan usahakan
jangan sampai berbusa. Busa yang terbentuk akan menggangu pengamatan.
Serabut putih (DNA) hasil percobaan akan terlihat sangat tipis. Bila ada buih
pada pengamatan, maka sudah pasti DNA tidak akan tampak karena tertutupi
buih tersebut. Buah yang telah digerus dimasukkan pula ke dalam gelas kimia
dan diaduk hingga homogen. Lalu disaring dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Etanol dingin kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
9 mL. Lalu waktu presipitasi ketika DNA tertarik keluar dari jaringan
tumbuhan diamati.
Berdasarkan hasil pengamatan, setiap buah memiliki waktu presipitasi
DNA-nya tertarik keluar dari jaringan tumbuhan dan bentuk DNA yang
berbeda. Pada buah apel, waktu presipitasi DNA-nya itu adalah 2 menit 32
detik dan bentuk DNA yang teramati yaitu berbentuk cincin. Pada buah
semangka, waktu presipitasi DNA-nya itu adalah 41 dan bentuk DNA yang
teramati yaitu berbentuk cincin. Pada buah pisang, waktu presipitasi DNA-
nya itu adalah 14 detik dan bentuk DNA yang teramati yaitu berbentuk awan.
Pada buah melon, waktu presipitasi DNA-nya itu adalah 2 menit 34 detik dan
bentuk DNA yang teramati yaitu berbentuk seperti cincin. Pada buah pir,
waktu presipitasi DNA-nya itu adalah 15 detik dan bentuk DNA yang
teramati yaitu berbentuk cincin. Dan pada buah kiwi, waktu presipitasi DNA-
nya itu adalah 17 detik dan bentuk DNA yang teramati yaitu berbentuk awan.

12
13

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan
penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak.
Ada tiga langkah utama dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel
(lisis), pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta
pemurnian DNA.
2. Setiap buah memiliki waktu presipitasi DNA serta bentuk DNA yang
berbeda. Buah apel, semangka, melon dan pir memiliki DNA berbentuk
cincin, sedangkan buah pisang dan kiwi memiliki DNA berbentuk awan.
B. Saran
1. Saran untuk laboran, agar menyiapkan alat praktikum yang akan
digunakan oleh praktikan dan memastikan bahwa alat praktikum tersebut
masih dalam keadaan baik (layak digunakan) atau sudah rusak.
2. Saran untuk asisten, agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang
jelas dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3. Saran untuk praktikan, agar tetap menjaga kebersihan laboratorium dan
menggunakan alat dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Arsal, A. F. 2018. Genetika I Arif Memahami Kehidupan. Makassar: Badan


Penerbit UNM.

Hartati & Ferry, I. 2017. Modul Genetika Berbasis Pendekatan Saintifik.


Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Langga, Fajarwati Indah., Muhammad Restu., Tutik Kuswinanti. 2012.


Optimalisasi Suhu dan Lama Inkubasi dalam Ekstraksi DNA Tanaman
Bitti (Vitex cofassus Reinw) serta Analisis Keragaman Genetik dengan
Teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains & Teknologi. 12(3): 267.

Marwayana, Onny Nurrahman. 2015. Ekstraksi Asam Deoksiribonukleat (DNA)


dari Sampel Jaringan Otot. Jurnal Oseana. 40(2).

Morihito, V. S. A. Rondo., Stephanie E. Chungdinata., Timboeleng A. Nazareth.,


M. Iqbal Pulukadang., Roy A. M. Makalew., Benny Pinontoan. 2017.
Identifikasi Perubahan Struktur DNA terhadap Pembentukan Sel Kanker
menggunakan Dekomposisi Graf. Jurnal Ilmiah Sains. 17(2): 153-154.

Schneider, B., Paulı, N. B., Iva, N., Petr, C., Daniel, S., & Jir, C. 2018. A DNA
structural alphabet provides new insight into DNA flexibility. DNA
structural alphabet. 74(1): 52.

Silva, G. O. D., Achala, T. A., & Malamige, M. W. A. 2017. Extraction methods,


qualitative and quantitative techniques for screening of phytochemicals
from plants. American Journal of Essential Oils and Natural Products.
5(2): 29-30.

14
15

LAMPIRAN

15
16

16
17

17
18

18
19

19
20

20
21

21
22

22
23

23
24

24
25

25
26

26

Anda mungkin juga menyukai