Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul “Isolasi DNA Secara


Sederhana (Metode Kitchen)” dibuat oleh
nama : Nur Fadila Harifa
NIM : 220108502006
kelas : Biologi sains A
kelompok : 5 (Lima)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator aisisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, April 2023


Koordinator asisten Asisten

Muhamad Raflianysah Al-Gizar, S. Si Andi Vika Indryani


NIM. 200108502006

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Dr. A. Mu’nisa, S. Si., M.Si


NIP. 19650201 199802 2001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Isolasi DNA pada sel eukariotik, termasuk tanaman dan hewan,
melibatkan ekstraksi DNA dari nukleus yang terpisahkan dari sitoplasma oleh
membran. Nukleus berisi 90% DNA seluler, sementara sisanya terdapat pada
organel seperti mitokondria dan kloroplas. Metode isolasi DNA melibatkan
pelisisan sel hingga pemanenan sel. Pemisahan DNA dari materi seluler
lainnya sangat penting dan mengharuskan replikasi DNA menjadi RNA dan
translasi RNA menjadi protein dalam kompartemen yang berbeda, yaitu
nukleus dan sitoplasma.
Ada tiga proses utama dalam isolasi DNA, yaitu: lisis dinding dan/atau
membran sel, pemisahan DNA dari senyawa lain, dan purifikasi DNA (Corkill
dan Rapley, 2008). Isolasi DNA melalui tahapan seperti preparasi sel, lisis sel,
pemurnian DNA dari komponen sel lainnya, dan presipitasi DNA. Hasil
ekstraksi DNA berbeda pada sampel organisme yang berbeda meskipun
tahapan ekstraksinya sama. Oleh karena itu, optimasi dapat dilakukan pada
setiap tahap untuk masing-masing sampel. Senyawa polifenol dan polisakarida
dalam konsentrasi tinggi diketahui dapat menghambat proses isolasi DNA.
DNA pada organisme dapat diisolasi secara sederhana. Isolasi DNA secara
sederhana melibatkan lisis dinding sel, membran plasma, dan membran
pelindung DNA dengan cara mekanik atau kimia. Isolasi DNA merupakan
teknik untuk memperoleh DNA murni tanpa kontaminan seperti protein, fenol,
lemak, karbohidrat, dan RNA dari sel. Lisis dinding sel secara mekanik dapat
dilakukan dengan blender atau penggerusan menggunakan mortar, sementara
metode kimia melibatkan penambahan detergen dan garam dapur untuk
plasmolisis sel.
Biokimia adalah cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
berbagai aspek kehidupan di bumi, yang semuanya berkaitan dengan biologi.
Secara teknis, istilah hayati berasal dari dua kata, yaitu bios yang berarti
makhluk hidup dan logos yang berarti ilmu. Jadi, hayati dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup, mencakup aspek-aspek
kehidupan tumbuhan, hewan, manusia, mikroorganisme, dan hubungan antar
makhluk hidup. Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah senyawa kimia paling
penting dalam makhluk hidup, karena mengandung informasi genetik yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Seluruh DNA dalam suatu sel
membentuk genom, yang mencakup bagian gen fungsional dan non-
fungsional dalam sel organisme. DNA genom mencakup gen dan intergen.
DNA adalah asam nukleat yang berisi materi genetik dan berfungsi
mengatur perkembangan biologis semua bentuk kehidupan secara seluler.
DNA ditemukan di nukleus, mitokondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya
terletak pada bentuk DNA nukleus yang linier dan berinteraksi erat dengan
protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular
dan tidak berinteraksi dengan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan
kloroplas memiliki karakteristik khusus, yaitu hanya mewarisi sifat yang
berasal dari garis keturunan ibu, sementara DNA nukleus mewarisi sifat dari
kedua orangtua. Berdasarkan organisme, struktur DNA prokariotik tidak
memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sementara DNA eukariotik
berbentuk linier dan memiliki protein histon.
Untuk mempelajari DNA, perlu dilakukan isolasi DNA. Salah satu prinsip
isolasi DNA adalah dengan menggunakan sentrifugasi, yaitu teknik pemisahan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul dengan berat
molekul besar akan berada di bagian bawah tabung, sedangkan molekul ringan
akan berada di bagian atas tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua
fraksi terpisah, yaitu supernatan di bagian atas dan pelet di bagian bawah.
DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi dengan cara sederhana.
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan
dinding sel, membran plasma, dan membran inti, baik secara mekanik maupun
secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan teknik yang digunakan untuk
mendapatkan DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam
jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan
blender atau penggiling menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian deterjen. Penambahan sabun cair
dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti agar mengeluarkan isi
inti sel yang berisi DNA.
Terdapat organel-organel yang memiliki membran ganda dalam
sitoplasma, termasuk mitokondria pada tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan isolasi DNA pada tumbuhan dan hewan untuk mengetahui dan
mempelajari DNA dari tumbuhan dan hewan tersebut. Sel eukariot memiliki
DNA yang lebih banyak dan lengkap dengan komponen-komponen lain. DNA
tumbuhan dan hewan disimpan dalam nukleus yang dibungkus oleh membran.
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA.
Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan
teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya.
Molekul yang memiliki berat molekul besar akan berada di bagian bawah
tabung, dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Hasil
sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Presipitasi
merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen
dari campuran.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu
mengisolasi DNA dan memisahkan atau mengekstraksi DNA dari jaringan
tanaman.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengisolasi DNA dan memisahkan atau mengekstraksi
DNA dari jaringan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Proses isolasi menjadi kunci tingkat kemurnian dan keberhasilan visualisasi


pita DNA. Kualitas isolasi DNA dikatakan kurang baik apabila komponen
pengotor (protein) tidak terdegradasi secara sempurna saat isolasi sehingga
tercampur dengan DNA target dan adanya kontaminasi protein yang berasal dari
komponen sel yang tidak lisis atau dari larutan fenol yang ditambahkan saat
isolasi (untuk presipitasi DNA). Beberapa teknik yang kemungkinan
mengakibatkan terjadinya kontaminasi diantaranya yaitu kesalahan teknik
pengambilan supernatan yang kurang teliti dan hati-hati sehingga substansi yang
tidak selain DNA ikut terambil, proses digesti (pemotongan fragmen DNA) yang
mungkin tidak sempurna karena selama inkubasi sampel tersebut tidak digoyang
sehingga pada saat pengambilan fenol sebagian protein tidak ikut terikat dan tetap
berikatan (Oktavia dkk, 2021).

Proses pemurnian DNA atau isolasi DNA atau ekstraksi DNA secara garis
besar akan berhasil jika mampu memenuhi empat persyaratan yang ada. Syarat
tersebut antara lain perusakan sel atau jaringan yang efektif, denaturasi kompleks
nukleoprotein, inaktivasi nuklease (RNase untuk isolasi RNA dan DNase untuk
isolasi DNA), dan bebas kontaminan (protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat
lain). Keberhasilan isolasi DNA dinilai dari kualitas serta integritas dari asam
nukleat yang dihasilkan. Kedua parameter ini juga akan mempengaruhi hasil dari
penelitian selanjutnya (Aisyah Riandini dkk, 2019).

Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada


(ekstraksi atau lisis) yang biasanya dilakukan dengan homogenasi dan
penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah kerusakan DNA.
Berdasarkan hasil isolasi, DNA yang diekstraksi selama 12 jam dengan metode
lisis secara overnight menunjukkan hasil yang lebih jelas dibandingkan dengan
lisis 2 jam dan metode lisis 10 menit. DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi
secara sederhana. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma, dan membran inti baik secara
mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari
suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel (Sabrina dkk, 2022).

Secara umum, isolasi DNA terdiri atas beberapa tahapan, yaitu (1) isolasi sel;
(2) lisis dinding atau membran sel; (3) ekstraksi dalam larutan; (4) pemurnian; dan
(5) presipitasi DNA. Terdapat dua aktivitas utama dalam proses isolasi DNA,
yaitu sentrifugasi dan pengendapan. Sentrifugasi berfungsi memisahkan
komponen dari larutan berdasarkan berat molekulnya dengan menggunakan gaya
sentrifugal, sehingga komponen yang lebih berat akan berada di bagian bawah,
sedangkan komponen yang lebih ringan (Kusnadi dkk, 2022).

Prinsip isolasi DNA dibagi menjadi lima, yaitu persiapan sampel yang akan
digunakan, proses lisis membran sel dan/atau organela, denaturasi senyawa
organik, presipitasi DNA, dan pencucian. Masing-masing prinsip tersebut
dilakukan dengan optimal sehingga menghasilkan DNA dengan kualitas dan
kuantitas yang baik, yang kemudian dapat digunakan untuk proses selanjutnya
(PCR, Sequencing, Cloning, dan lain-lain). DNA pada tumbuhan dan hewan dapat
diisolasi dengan mudah. Ada dua cara isolasi DNA, yaitu cara
sederhana/konvensional dan cara mutakhir. Namun pada dasarnya, kedua cara
tersebut melalui tahap yang sama. Secara garis besar, isolasi DNA melalui tahap
isolasi jaringan; melisis dinding dan membran sel untuk mengeluarkan isi sel:
melisis protein membran, protein sitoplasmik, maupun protein nukleolar;
pencucian DNA dan terakhir presipitasi DNA (Aisyah Riandini dkk, 2019).

Isolasi DNA makhluk hidup dapat dilakukan dengan cara sederhana. Isolasi
DNA secara sederhana dimulai dengan melakukan lisis terhadap dinding sel,
membran plasma, dan membran pembungkus DNA. Tahap ini bisa dilakukan
secara mekanis atau kimiawi. Isolasi DNA didefinisikan sebagai teknik yang
dilakukan untuk memperoleh DNA murni, bebas dari pengotor lain seperti
senyawa protein, fenol, lemak, karbohidrat, dan RNA dari sel. Lisis dinding sel
secara mekanik dapat dikerjakan dengan memblender atau menggerus bagian
makhluk hidup dengan mortar. Penambahan detergen serta garam dapur untuk
mengkondisikan plasmolisis sel merupakan salah satu metode lisis secara kimia.
DNA dipisahkan dari membran pembungkusnya dan juga bahan organik lain yang
ada dalam suatu sel (Setiawan dkk, 2021).

Fungsi penambahan garam adalah memberikan kondisi ionik, sehingga reaksi


berjalan lebih stabil. Selain itu, garam berfungsi untuk menghilangkan protein dan
karbohidrat karena garam dapat menyebabkan keduanya terpresipitasi, dan
bersama-sama dengan detergen, keduanya berfungsi sebagai lystng buffer. Garam
juga digunakan untuk melarutkan DNA, karena ion Na yang dikandung oleh
garam mampu memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif fosfat DNA,
yaitu kutub yang bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak menolak satu
sama lain, sehingga Na membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA,
DNA pun terkumpul. Secara umum, garam dapat menghilangkan protein dan
karbohidrat, menjaga kesetabilan pH, dan membantu proses pemekatan DNA.
Campuran antara bubur sel dengan detergen, garam, dan air (Nugroho dkk, 2017).

Isolasi DNA kerap menjadi faktor pembatas keberhasilan analisis molekuler,


sebab proses ini memerlukan usaha intensif dan dipengaruhi oleh banyak variabel
serta target produk ekstraksi yang sangat sedikit. Prinsip kerja isolasi DNA
meliputi lisis protein, penyaringan debris, dan presipitasi DNA. Langkah kerja
ekstraksi DNA mengikuti prosedur standar dari Roches. Sampel hasil isolasi DNA
disimpan pada suhu -4°C. Hasil isolasi DNA genomik dalam mikrotube berwarna
transparan menunjukkan kemurnian DNA tanpa debris sel. Dalam penelitian ini,
isolasi DNA tidak selalu berhasil karena kemungkinan semua komponen kit tidak
sepenuhnya bebas nuklease (Daryono Setiadi, 2019).

Jenis sampel bahan untuk isolasi DNA menentukan tingkat kesulitan dan
keberhasilan isolasi, jumlah DNA yang didapat, serta tingkat kemurnian DNA
yang diperoleh. DNA dari bahan yang segar umumnya lebih mudah diisolasi
karena sebagian besar jaringannya belum rusak. DNA pangan hewani dengan
struktur sel yang mudah lisis lebih gampang diisolasi dibandingkan dengan
campuran bahan material tumbuhan yang memiliki struktur sel lebih kuat. Untuk
sampel yang telah diolah, lama pemasakan akan memengaruhi kualitas dan
kuantitas DNA yang dapat diisolasi. Pemasakan yang lebih lama akan
mendegradasi DNA, sehingga banyak fragmen DNA menjadi berukuran lebih
kecil (Kusnadi dkk, 2022).

Ekstraksi DNA merupakan rangkaian proses yang bertujuan untuk


memisahkan DNA dari komponen-komponen sel lainnya. DNA, atau asam
deoksiribonukleat, adalah tempat penyimpanan informasi genetik. Sel-sel di
dalam makhluk hidup mengandung DNA sebagai bahan genetik yang diwariskan
di seluruh sistem kehidupan. Genom adalah kumpulan lengkap bahan genetik
(total DNA) yang dimiliki oleh suatu organisme, yang tersusun dalam kromosom.
Pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, DNA
terdapat di inti sel dan beberapa organel di dalam sel, seperti mitokondria dan
kloroplas. DNA yang berasal dari inti sel disebut genom inti, sedangkan DNA
yang berasal dari mitokondria disebut genom mitokondria, dan DNA yang berasal
dari kloroplas disebut DNA kloroplas. Pada organisme tingkat rendah, DNA yang
menyusun kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau
oleh protein-protein khusus pada virus (Nugroho dkk, 2017).

Proses isolasi menjadi kunci tingkat kemurnian dan keberhasilan visualisasi


pita DNA. Kualitas isolasi DNA dikatakan kurang baik apabila komponen
pengotor (protein) tidak terdegradasi secara sempurna saat isolasi sehingga
tercampur dengan DNA target dan adanya kontaminasi protein yang berasal dari
komponen sel yang tidak lisis atau dari larutan fenol yang ditambahkan saat
isolasi (untuk presipitasi DNA). Beberapa teknik yang kemungkinan
mengakibatkan terjadinya kontaminasi diantaranya yaitu kesalahan teknik
pengambilan supernatan yang kurang teliti dan hati-hati sehingga substansi yang
tidak selain DNA ikut terambil, Proses digesti (pemotongan fragmen DNA) yang
mungkin tidak sempurna karena selama inkubasi sampel tersebut tidak digoyang
sehingga pada saat pengambilan fenol sebagian protein tidak ikut terikat dan dan
tetap berikatan (Oktavia dkk, 2021).

Metode analisis biologi molekuler merupakan salah satu kunci untuk


memahami dogma sentral dalam ilmu biologi. Kehadiran metode ini membantu
kita untuk mengerti proses replikasi, transkripsi, translasi, dan sebagainya.
Metode ini memperkenalkan kita kepada organisme hingga tingkat molekuler,
seperti tingkat DNA, RNA, asam amino, dan protein. Teknik yang akan
diperkenalkan dalam praktikum ini adalah PCR (Fatmawati, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Rabu, 12 April 2023
Waktu : 13.00 – 14.40 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lt 2 Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi ( 1 buah )
b. Pisau ( 1 buah )
c. Rak tabung ( 1 buah )
d. Spoit 5 ml ( 2 buah )
e. Kertas saring ( 2 lembar )
f. Mortal ( 1 buah )
g. Gelas beaker 250 mL ( 1 buah )
2. Bahan
a. Daun Mangga ( Secukupnya )
b. Daun Bayam ( Secukupnya )
c. Buah Alpukat ( 1 biji )
d. Buah Apel ( 1 biji )
e. Buah Pisang ( 2 biji )
f. Buah Naga ( 1/2 biji )
g. NaCl ( 3 gram )
h. Detergen ( 3 gram )
i. Ethanol dingin (95%-100%) ( 9 ml )
C. Prosedur Kerja

Memilih buah yang masak lalu potong dengan pisau, keluarka isinya
dengan menggunakan garpu dan simpan kedalam mortar. dan jika
pada daun harus ditumbuh hingga halus dengan menggunakan mortal

Ditambahkan 3 gram NaCl yang telah dilarutkan, kemudian


tambahkan 10 mL detergen, buat sampai volume 100 mL dengan
menambahkan air

Dicampurkan dan aduk dengan garpu sampai benar-benar tercampur


kemudian disaring dan simpan cairan yang telah disaring tersebut.

Dibiarkan beberapa menit kemudian isi sebanyak 6 mL cairan


tersebut kedalam tabung reaksi

Ditambahhkan 9 mL ethanol dingin pada bagian bawah tabung reaksi


dan tunggu beberapa menit untuk pretipitasi DNA sampai terdapat 2
bagian yang terpisah oleh ethanol dan bagian yang berwarna putih

Bagian yang putih dipindahkan ke tabung reaksi yang lain. Bagian ini
merupakan DNA hasil ekstraksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
No Bahan uji Hasil pengamatan Keterangan
1. Daun Mangga Terdapat benang-
benang putih

2. Daun Bayam Terdapat benang-


benang putih

3. Buah Pisang Terdapat benang-


benang putih

4 Buah Alpukat Terdapat benang-


benang putih
5. Buah Naga Terdapat benang-
benang putih

6 Buah Apel Terdapat benang-


benang putih

B. Pembahasan
Isolasi DNA adalah metode yang sesuai untuk memahami DNA. Ada dua
prinsip utama dalam isolasi DNA, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi
adalah teknik yang memisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya, di mana molekul berat akan berada di bagian bawah tabung dan
molekul ringan di bagian atas. DNA (Asam deoksiribonukleat) adalah senyawa
kimia yang sangat penting dalam organisme hidup, mengandung informasi
genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Prinsip dasar
isolasi DNA melibatkan pemecahan dan ekstraksi jaringan untuk menghasilkan
ekstrak sel yang mengandung DNA dan substansi lainnya.
Tujuan eksperimen ini adalah untuk mempelajari teknik isolasi DNA dari
berbagai buah-buahan. Contoh buah-buahan yang digunakan dalam eksperimen
ini adalah apel, pisang, buah naga, alpukat, daun bayam, dan daun mangga.
Eksperimen ini menggunakan enam buah yang berbeda dengan teknik isolasi yang
sama.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan, kemudian menghancurkan sampel buah naga. Tujuan penghancuran
adalah untuk mengeluarkan isi sel, termasuk dalam tahap isolasi jaringan
(preparasi ekstrak sel) di mana substansi yang akan diamati dimulai dari proses
ini. Ekstraksi buah dilakukan secara mekanik dengan hati-hati agar struktur sel
tidak rusak. Setelah itu, ekstrak dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahkan
larutan NaCl sebanyak 3 gram.
Selanjutnya, larutan deterjen ditambahkan ke dalam ekstrak sampel. Fungsi
penambahan larutan deterjen adalah untuk merusak membran sel dan membran
inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel dan
mengurangi kontaminan. Penambahan larutan deterjen dalam isolasi DNA dapat
dilakukan karena larutan deterjen dapat menyebabkan kerusakan membran sel
melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik larutan sabun dengan protein
dan lemak pada membran, membentuk senyawa "lipid protein-deterjen
kompleks". Senyawa tersebut terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung
hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan larutan deterjen, sehingga dapat
membentuk ikatan kimia.
Tahap berikutnya adalah ekstraksi dalam larutan dengan menyaring ekstrak
sampel dan mengambil filtratnya. Fungsi penyaringan adalah untuk memisahkan
filtrat dan sisa-sisa sel yang tidak berguna. Filtrat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan etanol 96% dingin melalui dinding tabung, termasuk
dalam tahap presipitasi di mana protein histon diendapkan, sehingga untai DNA
tidak lagi menggulung dan tidak berikatan dengan protein. Penambahan etanol
bertujuan untuk memperitifikasi DNA sehingga DNA yang telah terkumpul
mampu memisah dari larutan dan terbentuk lapisan-lapisan yang dapat
diidentifikasi. Dalam hal ini, etanol bertindak sebagai pendenaturasi protein yang
menyebabkan protein kehilangan kelarutannya dan mengendap. Etanol
ditambahkan melalui dinding tabung agar proses sentrifugasi dapat berjalan
dengan baik melalui pemisahan berat molekul, dan untai DNA dapat diamati.
Hasil yang diperoleh untuk sampel ekstrak buah naga menunjukkan
terbentuknya tiga lapisan. Pembentukan lapisan ini sesuai dengan prinsip
sentrifugasi, di mana lapisan atas adalah etanol 96% dengan berat molekul
terendah, lapisan tengah berupa untaian DNA dari sampel buah naga, dan lapisan
bawah adalah ekstrak dengan berat molekul tertinggi, termasuk senyawa protein
yang telah kehilangan kelarutannya. Hasil yang diperoleh untuk sampel ekstrak
buah naga menunjukkan terbentuknya 3 lapisan.
Hasil yang sama ditemukan pada sampel ekstrak lainnya, yaitu terbentuk 3
lapisan. Hasil yang diperoleh untuk setiap buah menunjukkan perbedaan jumlah
untaian DNA yang dapat diamati. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kadar air dalam buah, di mana semakin rendah kadar air, hasil presipitasi DNA
semakin tinggi dan sebaliknya. Selain itu, cara mengekstrak buah juga
mempengaruhi hasil, jika sampel diekstrak secara perlahan, untaian DNA tidak
akan rusak, tetapi jika dilakukan secara kasar, untaian DNA akan mengalami
kerusakan. Larutan deterjen yang digunakan juga mempengaruhi hasil, jika
terbentuk buih, kemungkinan untaian DNA yang tipis akan tertutupi oleh buih
deterjen tersebut.
Sebagai Teori Pembanding, terbentuk beberapa bagian:
Metode fenol-kloroform: Metode ini adalah salah satu metode isolasi DNA
yang umum digunakan. Pada metode ini, fenol digunakan untuk membantu
memisahkan protein dari DNA, sedangkan kloroform membantu dalam proses
pemisahan fasa. Metode ini mampu menghasilkan DNA dengan tingkat
kemurnian yang tinggi, tetapi penggunaan fenol yang beracun memerlukan
penanganan yang hati-hati.
Metode CTAB (cetyltrimethylammonium bromide): Metode ini menggunakan
surfaktan kationik CTAB untuk melisiskan sel dan memisahkan DNA dari
komponen sel lainnya. CTAB membentuk kompleks dengan DNA yang
membantu memisahkan DNA dari protein dan kontaminan lainnya. Metode ini
juga sering digunakan dalam isolasi DNA dari tumbuhan dan menghasilkan DNA
dengan kemurnian yang baik.
Dalam konteks metode Kitchen, metode fenol-kloroform dan CTAB dapat
dianggap sebagai metode pembanding. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Metode fenol-kloroform menghasilkan DNA dengan
tingkat kemurnian yang tinggi, tetapi menggunakan bahan kimia beracun.
Sementara itu, metode CTAB lebih ramah lingkungan, tetapi mungkin tidak
seefisien metode fenol-kloroform dalam menghasilkan DNA dengan kemurnian
yang tinggi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini, mahasiswa berhasil
mengisolasi dan mengekstraksi DNA dari jaringan tanaman seperti daun mangga,
daun bayam, buah pisang, buah alpukat, buah naga, dan buah apel. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya benang-benang putih yang merupakan DNA yang
berhasil diisolasi dari masing-masing sampel.
B. Saran
1. Kepada asisten, penguasaan materi dan penjelasan yang disampaikan sangat
menguasai, secara keseluruhan mudah dimengerti. Diharapkan kedepannya
agar lebih teliti dalam membimbing praktikannya.
2. Kepada labolatorium, alat yang digunakan saat praktikum diharap tetap terjaga
kebersihan dan keamanannya karena ini juga merupakan salah satu penunjang
lancarnya praktikum yang akan dilakukan.
3. Kepada praktikan selanjutnya, diharapkan agar tetap menjaga kemanan dan
ketertiban selama melakukan praktikum di laboratorium, mendegarkan arahan
dari asisten dan tidak membuat kegaduhan.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Riandini, Mahmuda, Nur, & Risanti, Erika Diana. (2019). Biologi
Molekuler. Muhammadiyah University Press.

Fatmawati, Dina, Suparmi, Yusuf, Iwang, & Israhanto. (2018). Buku petunjuk
praktikum Biologi. Fakultas Kedokteran Unissula.

Kusnadi, Joni, Arumingtyas, Estry Laras, & Hakiki, Hilda Magfirotu. (2022).
Aplikasi Teknik PCR untuk Autentikasi Halal. Universitas Brawijaya
Press (UB Press).

Nugroho, Deni Endik, & Rahayu, Dwi Anggorowati. (2017). Penuntun Praktikum
Bioteknologi. Penerbit Depublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).

Oktavia, Devi, Mukaromah, Arnia Sari, Martiansyah, Irfan, & dkk. (2021). Isolasi
DNA Tumbuhan Hasil Eksplorasi di Nusakambangan dengan Metode
Kit di Labolatorium Treub Kebun Raya Bogor. Jurnal UIN Alauddin,
987-602-72245, 6-8.

Retnaningati, Dewi. (2020). Optimasi Metode Ekstraksi DNA pada Melon


(Cucumis melo L.) Berdasarkan Suhu, Lama Inkubasi, dan Kondisi
Daun Optimation of DNA Extraction Method on Melon (Cucumis melo
L.) Based on Temperature, Incubation Time and Condition of Leaf.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 5(2), 109-114.

Sabrina, Zasmeli, Suhaemi, & Hidayati, Sari Gando. (2022). Intensitas dan
Presentase Keberhasilan Isolasi DNA Darah Itik Lokal Sumatra Barat
Pada Lama Inkubasi Lysis Sel yang Berbeda. Jurnal Umb, 2798-0898.

Setiadi Daryono, Budi, & Perdamaian, Ayudha Bahana Ilham. (2019).


Karakteristik dan Keragaman Genetik Ayam Lokal Indonesia. Gadjah
Mada University Press.

Setiawan, Wawan. A, Handayani, Kusuma, & Kanedi, M. (2021). Pelatihan


Analisis Secara Sederhana Untuk Praktikum Biologi Bagi Guru IPA
SMA di Bandar Lampung. Jurnal fmipa unila, 78-623-6572, 45.
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai