Anda di halaman 1dari 23

EVIDENCE BASED CASE REPORT

KELOMPOK 9

Penyusun

Kelompok 9 :

Dewi Khomsiah R N : 117170017


Nugroho Pujo L : 117170050
Sepwinda Hanifa A : 117170062
Uftifah Aulina S : 117170070
Vira Islamiyati : 117170072
Arizal Pratama : 116170008

Supervisor

dr. R. Vivi Meidianawaty, M.Med.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN EBCR

Diajukan untuk kegiatan belajar kelompok

Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati

Telah disetujui

Pada tanggal, Agustus 2021

Cirebon, Agustus 2021

Supervisor

dr. R. Vivi Meidianawaty, M.Med.Ed

1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

BAB II PERTANYAAN KLINIS 4

2.1 Kasus 4

2.2 Rumusan Masalah 4

BAB III METODOLOGI 5

3.1 Alur Pencarian Artikel 5

BAB IV CRITICAL APPRAISAL 8

4.1 Penelusuran Hasil 8

4.2 Critical Appraisal 10

4.3 VIA 12

BAB V DISKUSI 16

5.1 Diskusi 16

DAFTAR PUSTAKA 17

2
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan.
Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di dalam inti sel dan di dalam
mitokondria. Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut
kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari
22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY). Dengan
perkembangan teknologi, pemeriksaan DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan membedakan individu yang satu dengan individu yang lain. Ketika seseorang
dengan alasan yang sangat beragam dan pribadi ingin tahu akan identitasnya maka
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
identifikasi DNA (Deoxyribo Nucleid Acid).1

Bahan DNA pada jaringan tubuh manusia sebagian besar dijumpai pada
nukleus atau inti sel. Oleh sebab itu DNA tersebut disebut dengan nuclear DNA
(nuDNA) atau DNA inti atau core-DNA(c-DNA). Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa c-DNA manusia tersebar didalam 23 pasang kromosom. c-DNA sel anak
merupakan gabungan c-DNA sel ovum dan c-DNA spermatozoa. Hal ini berakibat, c
DNA anak selalu merupakan kombinasi dari c-DNA ibu dan bapaknya penurunan
bersifat parental, suatu pola penurunan yang kita kenal sebagai hukum Mendel.1

Variasi urutan basa dalam DNA didalam setiap sel manusia disebut sifat
polimorfisme. Polimorfisme merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan adanya suatu bentuk yang berbeda dari struktur dasar yang sama Sifat
polimorfisme ini diduga akibat adanya pertukaran yang tidak sama (unequal
exchange) pada proses mitosis dan meiosis, sehingga menunjukkan variasi setiap
individu yang dapat memberikan keuntungan karena untuk membedakan satu orang
dengan yang lainnya. Hal inilah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran forensik
sebagai dasar bagi identifikasi melalui analisis DNA.1

Pola pewarisan genetik atau Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari
induk pada keturunannya dan akan membuat keturunan memiliki karakter seperti
induknya. Warna kulit tinggi badan warna rambut, bentuk hidung bahkan “penyakit
warisan” merupakan dampak dari penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh olehgen
yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk hidup dan pada makluk hidup
multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai trilyunan sel dengan massa DNA
yang saling mengkait. Definisi hereditas sebagai transmisi genetik dari orang tua pada
keturunannya merupakan penyederhanaan yang berlebih karena sesungguhnya yang
diwariskan oleh anak dari orangtuanya adalah satu set alel dari masing-masing orang
tua serta mitokondria yang terletak di luar nukleus (inti sel), kode genetik inilah yang
memproduksi protein kemudian berinteraksi dengan lingkungan untuk membentuk
karakter fenotif. Istilah hereditas akan mengenalkan terminologi Gen dan Alel
sebagai ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap individu memiliki sepasang alel
yang khas dan terkait dengan tetuanya. Pasangan alel ini dinamakan genotif apabila
individu memiliki pasangan alel yang samamakan maka individu tersebut
bergenotipehomozigotdan jika berbeda maka disebut heterozigot . Jadi karakter atau
sifat merupakan fenotif dan manusia merupakan karakter yang komplek dari interaksi
genotif yang unik dan lingkungan yang khas.2

Tes paternitas atau pemeriksaan DNA atau tes DNA dilakukan dengan
mengambil sedikit bagian dari seseorang untuk dibandingkan
dengan orang lain. Bagian yang dapat sering diambil untuk dicek adalah rambut, air
liur, urine, cairan vagina, sperma, darah, dan jaringan tubuh lainnya. Pemeriksaan
DNA memiliki kekuatan hukum karena dilakukan oleh para ahli dan mencerminkan
kepastian hukum karena sampel yang diperoleh melalui pemeriksaan DNA ini tidak
akan berubah sepanjang hidup seseorang. Identifikasi DNA untuk tes paternitas
dilakukan dengan menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem
repeat). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam

2
genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan
jenisnya. Identifikasi DNA dengan penanda STR merupakan salah satu prosedur
tes DNA yang sangat sensitif karena penanda STR memiliki tingkat variasi
yang tinggi baik antar lokus STR maupun antar individu.1

3
BAB II

PERTANYAAN KLINIS

2.1 Kasus

Tes DNA addalah prosedur yang digunakan untuk menghetahui informasi


genetuika seseorang. Dengan tes DNA, seseorang bisa mengetahui garis keturunan
dan juga resiko penyakit tertentu. DNA adalah deoxyribonucleic acid atau asam
deoksiribonukeat. DNA akan membentuk materi genetika yang terdapat di dalam
tubuh tiap orang yang diwarisi dari kedua ora tua. Anak yang tertukar atau yang
ingin memastikan orang tua kandungnta bisa menjalani Tes Paternity DNA.

P Child or Parents

I DNA test

C -

O Genetic information or paternity

2.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tes DNA bisa menentukan hubungan orang tua dengan anak
kandung?

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alur Pencarian Artikel


Untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan dilakukan akses pencarian
situs PubMed pada hari Kamis, 29 Juli 2021 dimulai pukul 08.00 WIB untuk
menjawab pertanyaan diatas menggunakan beberapa kata kunci dengan persamaan
katanya yaitu “child”, “parents”. Pencarian artikel dimulai menggunakan keyword
“MeSH Terms child” OR “Title/Abstract child” OR “MeSH Terms parents” OR
“Title/Abstract parents” menggunakan filter free full text, Randomized Controlled
Trial, in the last 5 years dan didapatkan hasil 6054 artikel pada pukul 08:29:04.
Kemudian kami mendapatkan 5 hasil dengan keyword “MeSH Terms DNA activated
kinase/analysis” OR “MeSH Terms DNA activated protein kinase/genetic” OR
”Title/Abstract dna test” OR “Title/Abstract paternity test” menggunakan filter free
full text, Randomized Controlled Trial, in the last 5 years pada pukul 08:34:33.
Kemudian kami mendapatkan 3 hasil artikel dengan keyword “MeSH Terms
paternity” OR “Title/Abstract paternity” dengan menggunakan filter free full text,
Randomized Controlled Trial, in the last 5 years pada pukul 08:35:57. Kemudian
kami menggabungkan tiga hasil pencarian dari keyword tersebut, namun tidak
mendapatkan hasil.
Kemudian kami mencari menggunakan keyword lain yaitu "MeSH Terms
paternity/analysis" OR "Title/Abstract paternity test" dengan menggunakan filter in
the last 5 year dan free full text yang menghasilkan 10 artikel pada pukul 08:43:21.
Kemudian kami mencari kembali dengan keyword lain yaitu "Mesh Terms family"
OR "Title/Abstract family" yang menghasilkan 1.108.945 artikel pada pukul 08:48:07.
Kemudian kami mencari menggunakan keyword tersebut yaitu "MeSH Terms
paternity/analysis" OR "Title/Abstract paternity test" AND "MeSH Terms family" OR
"Title/Abstract family" dengan filter in the last 5 year yang menghasilkan 3 artikel
pada jam 08:50:04

5
Selanjutnya kami menggunakan keyword lain yaitu “MeSH Terms
paternity/analysis” OR “Title/Abstract Paternity test” dengan filter 5 tahun terakhir
dengan hasil 10 artikel pada pukul 09:11:36. Kemudian kami menemukan 976 artikel
dengan keyword “MeSH Terms forensic genetic” OR “Title/Abstract forensic
genetic” dengan filter 2016-2021. Kemudian kami menggabungkan dua hasil
pencarian dari keyword tersebut yaitu “Mesh Term paternity/analysis” OR
““Title/Abstract Paternity testing” AND “MeSH Terms forensic genetic” OR
“Title/Abstract forensic genetic” dengan filter free full text 2016-2021 pada pukul
09:17:05 dan didapatkan hasil 9 artikel.
Pada pukul 09:20:00 kami membaca satu-persatu artikel yang telah ditemukan
9 artikel. Kemudian kami screening yangs selanjutnya didapatkan 5 artikel yang
dianggap relevan dengan PICO. Tetapi 2 artikel dieksklusi karena tidak dapat
diunduh. Sehingga didapatkan 3 artikel yang relevan dengan PICO dan dapat
diunduh.

6
Penggabungan artikel : paternity/analysis""[MeSH Terms] OR ""paternity
testing""[Title/Abstract]) AND ((""forensic genetics""[MeSH Terms] OR
Pencarian artikel
""forensic dengan keyword
genetic""[Title/Abstract]) Pencarian
dengan filter free fullartikel dengan
text from keyword
2016-2021
"((((""child""[MeSH Terms]) OR= 9 Artikel PubMed "(((""dna activated protein
(""child""[Title/Abstract])) OR kinase/analysis""[MeSH Terms])
(""parents""[MeSH Terms])) OR OR (""dna activated protein
(""parents""[Title/Abstract]))", kinase/genetics""[MeSH Terms]))
Dengan filter "Free full text, OR (""dna test""[Title/Abstract]))
Randomized Controlled Trial, in the
9 artikel yang relevan OR (""paternity
last 5 years” = 6,054 artikel (PubMed) test""[Title/Abstract])" dengan filter
"Free full text, Randomized
Controlled Trial, in the last 5 years
= 5 artikel (PubMed)

"(""paternity/analysis""[MeSH
Terms]) OR (""paternity
testing""[Title/Abstract])" = 1098
artikel (PubMed) "(""forensic genetics""[MeSH
Terms]) OR (""forensic
genetic""[Title/Abstract])",dengan
filter from 2016 – 2021 = 976 artikel
(PubMed)
"(""paternity/analysis""[MeSH Terms])
OR (""paternity
test""[Title/Abstract])",dengan filter
"Free full text, in the last 5 years" = 10
artikel (PubMed)

7
4 artikel di eksklusi karena
tidak sesuaiBAB
PICOIV

CRITICAL APPRASIAL
5 artikel relevan dengan PICO
4.1 Penelusuran Hasil

N Penulis Metodolo Waktu,


2 artikel Intervensi
dieksklusi karena tidak Hasil
o gi sesuai dapat
tempat,diunduh.

Penelitian dan
subjek
penelitian

1 Luo L, Cross Provinsi - Kesimpulan jurnal ini


Gaos H, Sectional Guizhou adalah 19 X STR
(Tidak Ada
Yao L, dengan mampu menjadi
Intervensi)
Long F, subjek sumber data yang
Zhang H, penelitian dapat dipercaya dan
Zhang L, berjumlah informatif tentang
dkk (2020) 507 orang Populasi Tujia di
(258 laki- Guizhou dalam
laki dan mengidentifikasi
249 manusia dan uji
perempuan paternitas, khususnya
) dalam hubungan
biologis yg kompleks.

2 Zou X, He Cross 2020, Insertion/ 30 lokus ini dianggap


G, Wang Sectional China deletion sebagai alat genetik
M, et all. Provinsi polymorphis yang efisien dalam

8
2020 Study Sichuan, ms (InDels) identifikasi individu
jumlah forensik serta sebagai
530 alat tambahan dalam
sampel. pengujian paternitas di
(142 Dujiangyan Tibet,
Dujiangya Muli Tibet, Xichang
n Tibetans, Yi, dan Yanyuan
164 Muli Mosuo.
Tibetans,
187
Xichang
Yis, and
37
Yanyuan
Mosuos).

3 Zhen Cross 3 Januari tidak ada 23 lokus STR dapat


Dang, Qiu Sectional 2020. memberikan data
Li, Guoan
Institute of polimorfik yang
Zhang,
Shuyue Li, Forensic sangat informatif
Dan Wang, Medicine untuk tes paternitas,
Qianqian
and identifikasi individu,
Pang, Da
Yang, Laborator dan genetik studi
Changzhen y populasi.
g Li, Wen
Medicine,
Cui,
Yequan Jining
Wang. Medical
2020 University
, Jining,
Shandong,

9
PR China
2 Forensic
Science
Center of
Jining
Medical
University
, Jining,
Shandong,
PR China.
Subjek
penelitian
didapat
dari 1.215
sampel,
dengan
individu
yang sehat
dipilih
secara
acak dari
pupulasi
Jining Han

4.2 Critical Apprasial


Dalam menilai bukti secara ilmiah, kami menggunakan panduan dari JBI Critical
Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies. Berikut penilaian pada
artikel yaitu:
1. Were the criteria for inclusion in the sample clearly defined?

10
2. Were the study subjects and the setting described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified?
6. Were strategies to deal with confounding factors stated?
7. Were the outcomes measured in a valid and reliable way?
8. Was appropriate statistical analysis used?

Hasil Critical Apprasial

● Jurnal 1 : Genetic diversity, forensic feature and phylogenetic analysis of

guizhou tujia population via 19 X-STRs

● Jurnal 2 : Genetic Diversity And Phylogenetic Structure Of Four Tibeto-

Burman-Speaking Populations In Tibetan-Yi Corridor Revealed By


Insertion/Deletion Polymorphism

● Jurnal 3: Population genetic data from 23 autosomal STR loci of Huaxia

Platinum system in the Jining Han population

Study Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3

Luo L, Gaos H, Yao L, Zou X, He G, Wang Dang Z, Liu Q,


Long F, Zhang H, M, et all. 2020 Zhang G, et all.
Zhang L, dkk (2020) 2020

Point 1 Yes Yes Yes

Point 2 Yes Yes Yes

Point 3 Yes Yes Yes

Point 4 Yes Yes Yes

Point 5 Yes Yes No

11
Point 6 Yes Yes No

Point 7 Yes Yes Yes

Point 8 Yes Yes Yes

12
4.3 Validity, Important, Applicability (VIA)

● VALIDITY
No Study Focuse Selectio Primary outcome Design Number
d n of the of
researc criteria studies studies
h
questio
n

1. Luo L, Yes Yes - Untuk Cross 1


et al mendapatkan Sectional
(2020) informasi
genetik 19 X-
STR dari
populasi
Guizhou Tujia
(China barat
daya) dengan
menggunakan
kit AGCU X-
19 STRs.
- Mengevaluasi
lebih lanjut
karakteristik
forensik
kromosom X
kit AGCU X-
19 STRs
dengan data
frekuensi alel
STR yang
sangat
polimorfik di
populasi
Guizhou Tujia
dan
merekonstruksi

13
struktur genetik
populasi
dengan
populasi yang
dilaporkan.

2 Xing Yes Yes Untuk mengetahui Cross 1


zou, et keragaman genetic sectional
al dan struktur
filogenetik yang di
(2020) ungkapkan
menggunakan indels
poliforfisme dari 4
populasi di Tibetan-
Yi

3 Zhen Yes Yes Untuk Cross 1


Dang, mengetahuifrekuensi sectional
et al. alel dan parameter
(2019) foreksik dari 23
lokus STR dengan
menggunakan kit
Huaxia Platinum
System, pada
populasi Jining Han.

● IMPORTANT

No Study Overall results RP

1 Luo L, et al Frekuensi Alel dan


(2020) keragman genetik lokus
Sampel dapat mewakili populasi 19 X-STR:
Tujia di Guizhou

Tidak ada perbedaan yang Uji Bonferoni didapatkan p


signifikan pada distribusi alel > 0.05/19 = 0.0026

14
Chi-Square p > 0.05

Ketidakseimbangan
hubungan, frekuensi
haploptipe, dan
keragaman genetic dari
Pada laki-laki terdapat tujuh kelompok yang
perbedaan yang signifikan pada berkaitan:
25 pasang tetapi hanya 5 yang
masih menyimpang dari LD
Uji Bonferoni didapatkan p
> 0,05/171 = 0.0003

Perbedaan populasi
genetik diantara Tujia
Dari 361 perbandingan, 79 Guizhou dan 19 populasi
diantarnya mempunyai lainnya:
perbedaan yang signifikan.
Uji Bonferoni p < 0.05/19 =
0.0026

2 Xing zou, Perbandingan populasi yang -


et al komprehensif diantara populasi
di seluruh dunia dan nasional
(2020) memiliki hubungan yang lebih
dekat secara genetik dan secara
geografis.

3 Zhen Pehitungan lokus didapatkan Bonferroni addjusment


Dang, et al. nilai p terdapat perbedaan yang (p<.00033)
(2019) signifikan secara statistik antara
Jining Han dan Xinjiang

● APPLICABILITY
No Study Apply the Considering all Benefit worth the
result to clinical important harm and cost
patient care outcomes

1. Luo L, et al Yes Yes Yes

15
(2020)

2. Xing zou, et Yes Yes Yes


al

(2020)

3. Zhen Dan, et Yes Yes Yes


al. (2019)

16
BAB V
DISKUSI

Kromosom X pada anak perempuan didapatkan dari kedua orang tuanya,


sedangkan pada anak laki-laki hanya mendapatkan kromosom X hanya dari ibunya.
Oleh karena itu, kromosom X STR dapat menjadi pelengkap informasi forensic daily
work. Kromosom X STR juga menjadi salah satu standar untuk analisis genetik
forensik. Kit AGCU 19 X STR merupakan sistem PCR multiplex yang bisa
memperkuat 19 X STR. Kit AGCU dirancang untuk analisis genetik forensik. 3
Sedangkan pada penelitian lain yang menggunakan lokus 23 STR dengan alat kit
Huaxia Platinum System didapatkan hasil 23 lokus STR autosomal dapat digunakan
untuk memberikan informasi mengenai tes paternitas.4
Keragaman genetic dan struktur filogenetik yang diungkapkan dengan metode
InDels polymorphisms menggunakan Purelink Genomic DNA Mini Kit untuk
melakukan ekstraksi DNA, menggunakan Real Time-Polymerase Chain Reaction
(RT-PCR) dan ProFlex 96-Well PCR System untuk amplifikasi/menggandakan DNA,
menggunakan Capillary electrophoresis on an Applied Biosystems 3,130 Genetic
Analyzer untuk melakukan pemeriksaan genotipe (genotyping), menggunakan
DIPSorter freeware (Qiagen) untuk validasi hasil genotyping serta menggunakan
GeneMapper ID-X software v 1.5 untuk pemeriksaan alel dengan tujuan untuk
mengkarakterisasi 30 indels dalam empat populasi etnis. Nilai CPD (combined
powers of exclusion) tinggi yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 30
indels dapat digunakan dalam identifikasi forensik, sedangkan nilai CPE (Combined
Powers Of Exclusion) yang relatif rendah menunjukkan bahwa lokus ini dapat
digunakan sebagai penanda genetik tambahan dalam pengujian paternitas. Sehingga
hasil yang ditunjukkan diatas pada 30 lokus ini dapat dianggap sebagai alat genetik
yang efisien dalam identifikasi individu forensik dan sebagai alat tambahan.5
Pada penelitian yang berjudul Genetic diversity, forensic feature, and
phylogenetic analysis of Guizhou Tujia population via 19 X-STR, dilakukan dengan
metode ekstraksi DNA dengan tabung antikoagulan EDTA menggunakan metode

17
salting-out dan dihitung menggunakan NanoDrop 2000c. Sekitar 2.0 ng/μl itu ekstrak
DNA diamplifikasi oleh system PCR ProflexTM 3 x 32 menggunakan kit AGCU 19
X-STR sesuai petunjuk penggunaan. Sebanyak 10 μl dari hasil PCR digunakan,
reaksi campuran 4 μl, 2 μl dari 19 X-primer, 0.2 μl Taq polimerasi DNA, 1 μl DNA
template, dan 2.8 μl sdH2O (H2O yang terdeionisasi steril). Hasil PCR yang
terdeteksi dan dipisahkan dengan alat penganalisis genetic ABI 3500XL (Genetic
Analyzer ABI 3500XL). Adapun perangkat lunak GeneMapper ID v1.4 digunakan
untuk mengidentifikasi dan menetapkan alel yang didasarkan pada ukuran fragmen.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lokus 19 X-STR memiliki informasi yang
bagus dan polimorfisme disuatu populasi serta kit AGCU 19 X-STR secara efisien
dapat menganalisis penanda genetik lainnya (seperti STRs, Y-STRs, dan lain-lain)
dalam analisis genetik dan kekerabatan terutama pada kasus yang melibatkan
perempuan seperti mixed stains, kasus tes paternitas, dan kasus paternitas yang
melibatkan saudara sedarah.3
Sedangkan menurut penelitian yang berjudul Genetic diversity and
phylogenetic structure of four Tibeto-Burman-speaking populations in Tibetan-Yi
corridor revealed by insertion/deletion polymorphisms menunjukkan bahwa metode
yang digunakan merupakan penggunaan sampel darah yg didapat dari 1215 org yang
sehat, dan setidaknya telah tinggal di daerah jining han selama 3 generasi, dan sampel
dipilih secara acak. Untuk metode ekstraksi DNA dan PCR, sampel darah yg didapat
akan di ekstaksi dengan protokol chelex 100. Sementara untuk PCR muliplex
menggunakan alat Huaxia Platinum dan geneamp PCR system 9700. Hasil
amplifikasi dipisahkan dengan metode elektroforesis menggunakan Biosystems®
3500 Genetic Analyzer. Penentuan alel ditentukan dengan membandingkan tangga
alel dan PCR. Penentuan genotipe menggunakan GeneMapper ID-X v.1.4 software.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zheng Wang, penggunaan Huaxia Platinum
kit menunjukan bahwa test pcr dapat menghasilkan hasil yg maksimal. Sehingga dari
hasil tes tersebut dapat digunakan untuk membuktikan pola pewarisan genetik.5
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa alat yang
digunakan untuk menentukan hubungan orang tua dengan anak kandung atau uji

18
paternitas, diantaranya yaitu Huaxia Platinum, kit AGCU 19 X STR, Purelink
Genomic DNA Mini Kit, Real time-PCR, dan Proflex 96-Well PCR System. dengan
metodenya masing-masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes DNA dapat
menentukan tes paternity, atau hubungan orang tua dan anak kandung.

19
DAFTAR PUSTAKA
1. Yudianto, Ahmad. Cell Free Fethal DNA Metode Non Invasive Dalam
Pemeriksaan Identifikasi. Surabaya: Scopindo Media Pustaka; 2020.
2. Meilinda. Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat
Sains). Jurnal Pembelajaran Biologi. Mei 2017; 4 (1)
3. Luo L, Gao H, Yao L, dkk. Genetic diversity, forensic feature, and
phylogenetic analysis of Guizhou Tujia population via 19 X-STRs. China:
Wiley Molecular genetic & Genomic Medicine; 2020.
4. Dang Z, Lin Q, Zhang G, dkk. Population genetic data from 23 autosomal
STR loci of Huaxia Platinum system in the Jining Han population. China:
Wiley Molecular genetic & Genomic Medicine; 2020.
5. Zou X, He G, Wang M, dkk. Genetic diversity and phylogenetic structure of
four Tibeto-Burman-speaking populations in Tibetan-Yi corridor revealed by
insertion/deletion polymorphisms. China: Wiley Molecular genetic &
Genomic Medicine; 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai