Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

BIOLOGI SEL
“REPLIKASI DAN TRANSLASI”

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. ARNI AMIR, MS

DISUSUN OLEH

1. ADELA RESA PUTRI 10. IZMI FADHILAH NASUTION


2. ANISA DEFANI 11. MIRA EKA PUTRI
3. AULIA ECHI RAHMADHANI 12. NABILA ALFINA
4. DELSI NURRIZMA 13. RINA
5. EKA DARMAYANTI PUTRI S, 14. RIONITARA WIKARYA
6. HANA MUSLIMAH WARDANI 15. SARI SURAHMI M.
7. HASVIA BERLIANI 16. WALDATUL HAMIDAH
8. ILVIRA ULPA ISMAIL 17. WIWIE PUTRI ADILA
9. IRIA NINGSIH BUSRI 18. YAUMIL FAUZIAH

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka

kami dapat menyelesaikan makalah tentang “REPLIKASI DAN TRANSLASI “ ini

tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan untuk menyelesaikan

tugas mata kuliah Biologi Sel.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan

masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat

menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh kata sempurna, baik dari segi

kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya,

sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Mei 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1. Replikasi DNA .................................................................................... 3
2.1.1.Pengertian ................................................................................... 3
2.1.2.Jenis-jenis Replikasi DNA ......................................................... 3
2.1.3.Polimerase DNA ........................................................................ 4
2.1.4.Enzim-enzim yang Terlibat dalam Replikasi DNA ................... 9
2.1.5.Proses Replikasi DNA .............................................................. 10
2.1.6.Pembentukan Leading Strand dan Lagging Strand .................. 12
2.1.7.Perbedaan Replikasi pada Prokariotik dan Eukariotik .............. 14
2.2.Translasi DNA ................................................................................... 14
2.2.1.Pengertian ................................................................................. 14
2.2.2.Proses Translasi ........................................................................ 17
2.2.3.Proses Pasca-Translasi ............................................................. 22

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 24
3.2.Saran .................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan genetika yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses
perbanyakan sebagai salah satu terapan sangat penting dalam proses pertumbuhan
sel atau perbanyakan partikel virus. Proses perbanyakan bahan genetika dikenal
sebagai proses replikasi. Studi awal mengenai proses perbanyakan bahan genetika
dilakukan pada jasad yang genomnya berupa molekul DNA. Meskipun demikian,
perlu diingat bahwa pada jasad tertentu, khususnya kelompok virus tertentu,
genomnya berupa RNA. Genom yang berupa molekul RNA ini juga akan
direplikasi genom yang berupa molekul DNA. Mekanisme replikasi bahan genetika
sangat kompleks dan melibatkan banyak protein yang masing-masing mempunyai
peranan spesifik. Protein-protein yang terlibat di dalam proses replikasi bahan
genetika dikode oleh gen-gen yang terdapat di dalam bahan genetika itu sendiri.
Oleh karena itu, ada kaitan fungsionalnya.
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses
penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian
asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan
Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein.
Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu
gen dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam
amino.
Proses‐proses translasi (inisiasi, elongasi, dan terminasi) pada bakteria dan
eukariot. Walaupun arsitektur ribosom bakteria dan eukariot mirip, ada perbedaan
jelas dalam hal cara bagaimana translasi dilakukan oleh dua kelompok organisme
ini. Perbedaan yang paling penting terjadi pada tahap awal translasi (pembentukan
kompleks inisiasi translasi), yaitu ketika ribosom mengikat pada mRNA, tepatnya
pada posisi sebelah hulu (upstream) kodon inisiasi.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian replikasi DNA?
1.2.2 Bagaimana proses replikasi DNA?
1.2.3 Bagaimana perbedaan replikasi DNA eukariot dan prokariot?
1.2.4 Apa pengertian translasi?
1.2.5 Bagaimana proses terjadinya translasi?
1.2.6 Apa saja komponen yang berperan dalam proses translasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian replikasi DNA
1.3.2 Mengetahui proses dari replikasi DNA
1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan replikasi DNA eukariot dan prokariot
1.3.4 Untuk mengetahui pengertian translasi
1.3.5 Mengetahui proses dari translasi
1.3.6 Mengetahui komponen yang berperan dalam proses translasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Replikasi DNA


2.1.1 Pengertian
DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan penggandaan
diri (replikasi). Fungsi ini disebut fungsi autokatalisis karena DNA mampu
mensistesis dirinya sendiri. Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA. Replikasi
DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai
nukleotida lama. Prosesnya dengan menggunakan komplementasi pasangan basa
untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA
lama. Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim
polimerase, dan ligase.
2.1.2 Jenis-jenis Replikasi DNA
Terdapat tiga jenis model replikasi DNA, yaitu :
a. Model konservatif
Model konservatif yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah,
berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini
mempertahankan molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA
baru.
b. Model semikonservatif
Model semikonservatif yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai
baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing
rantai DNA lama. Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang
masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan
satu rantai baru hasil sintesis.
c. Model dispersif
Model dispersive yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama
digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena
itu, hasil akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar
pada rantai DNA lama dan baru. Replikasi ini menghasilkan dua

3
4

molekul DNA lama dan DNA baru yang saling berselang-seling pada
setiap untai.

Percobaan Meselson dan Stahl


Setelah berhasil membuat model struktur DNA, Watson dan Crick
memprediksi bahwa DNA bereplikasi dengan cara semikonservatif.
Kemudian pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl
melakukan percobaan untuk menguji ketiga alternatif hipotesis replikasi
DNA tersebut dengan menggunakan DNA bakteri Eschericia coli. Hasilnya
ternyata mendukung model replikasi semikonservatif yang telah diprediksi
oleh Watson dan Crick.
2.1.3 Polimerase DNA
a. Pengertian
Polimerase DNA adalah enzim-enzim yang menciptakan
molekul DNA dengan merakit nukleotida, blok bangunan DNA. Enzim
ini sangat penting untuk replikasi DNA dan biasanya bekerja
berpasangan untuk membuat dua untai DNA yang identik dari satu
molekul DNA asli. Selama proses ini, DNA polimerase "membaca"
untaian DNA yang ada untuk membuat dua helai baru yang sesuai
dengan yang sudah ada.
5

Setiap kali sel membelah, DNA polimerase diperlukan untuk


membantu menduplikasi DNA sel, sehingga salinan molekul DNA asli
dapat dikirimkan ke masing- masing sel anak. Dengan cara ini,
informasi genetik ditransmisikan dari generasi ke generasi.
Sebelum replikasi dapat berlangsung, enzim yang disebut
helikase membuka molekul DNA dari bentuk anyaman erat. Ini
membuka atau "membuka ritsleting" DNA untai ganda untuk
memberikan dua untai tunggal DNA yang dapat digunakan sebagai pola
untuk replikasi.
DNA polimerase menambahkan nukleotida bebas baru ke ujung
3 ' membentuk untai baru, perpanjangan dalam 5' ke arah 3 '. Namun
DNA polimerase tidak dapat memulai pembentukan rantai baru ini
sendiri dan hanya dapat menambahkan nukleotida untuk kelompok 3'-
OH yang sudah ada. Sebuah primer diperlukan, di mana nukleotida
dapat ditambahkan. Primer biasanya terdiri dari RNA dan DNA basa
dan yang pertama, dua basis selalu RNA. Primer ini dibuat oleh enzim
lain yang disebut primase.
Meskipun fungsi DNA polimerase sangat akurat, kesalahan yang
dibuat sekitar satu dari setiap miliar pasangan basa disalin. Karena itu
DNA "mengoreksi" oleh polimerase DNA setelah disalin. Ketika
kopling tidak benar, polimerase DNA berbalik arah oleh satu pasangan
basa DNA. Pasangan basa yang salah kemudian dipotong dan
polymerase DNA mencoba untuk memasukkan kembali nukleotida
yang benar sebelum melanjutkan ke depan. Ini menjaga integritas dari
untai DNA asli yang dilewatkan ke sel anak.
b. Struktur DNA Polimerase
Struktur DNA polimerase sangat kekal, yang artinya subunit
katalitik mereka memiliki sedikit variasi dari satu spesies ke spesies lain,
terlepas dari bagaimana domain mereka terstruktur. Struktur yang
sangat kekal ini biasanya menunjukkan bahwa fungsi seluler mereka
sangat penting dan tak tergantikan, karena itu memerlukan
pemeliharaan yang kaku untuk memastikan manfaat evolusi mereka.
6

Struktur DNA Polimerase diketahui melalui kristalografi


menyerupai tangan kanan. DNA polimerase dianalogikan terbagi atas
tiga bagian yaitu ibu jari, jari-jari tangan lainnya, serta telapak tangan.
c. Tipe Polimerase DNA
Prokariotik Polimerase
1) DNA Polimerase 1
DNA Polymerase I (atau Pol I) adalah enzim yang berpartisipasi
dalam proses replikasi DNA. Ditemukan oleh Arthur Kornberg pada
tahun 1956 merupakan DNA polimerase pertama yang dikenal. Pada
awalnya ditandai dalam E. coli dan di prokariota. E. coli dan di
banyak bakteri lain, gen yang mengkodekan Pol I dikenal sebagai
PolA. Bentuk enzim dari E.coli terdiri dari 928 asam amino, dan
merupakan contoh dari enzim processive yang dapat mengkatalisis
beberapa polimerisasi.
Pol I memiliki empat aktifitas enzimatik:
a) A 5 '→ 3' aktivitas polimerase DNA (forward) DNA-Dependent,
membutuhkan situs 3’ primer dan untai cetakan.
b) A 3 '→ 5' (reverse) aktivitas exonuclease yang menengahi
proofreading.
c) A 5 '→ 3' (forward) aktivitas exonuclease yang menengahi nick
translation selama perbaikan DNA.
d) A 5 '→ 3' aktivitas polimerase DNA (forward) RNA-Dependent.
Pol I beroperasi pada pola RNA dengan efisiensi jauh lebih
rendah (0,1-0,4%) daripada yang dilakukannya pola DNA dan
kegiatan ini mungkin hanya signifikansi biologis terbatas.
Dalam proses replikasi, RNase H menghilangkan primer RNA
(dibuat oleh primase) dari untai tertinggal dan kemudian Polymerase
I mengisi di nukleotida yang diperlukan antara fragmen Okazaki
dalam arah 5 '→ 3', proofreading untuk kesalahan sebagai
kelanjutannya. DNA Ligase kemudian bergabung dengan berbagai
fragmen bersama-sama ke sebuah untai DNA terus menerus.
7

2) DNA Polimerase III


DNA polimerase III holoenzyme adalah kompleks enzim utama
yang terlibat dalam replikasi DNA prokariotik. Hal ini ditemukan
oleh Thomas Kornberg (anak dari Arthur Kornberg) dan Malcolm
Gefter pada tahun 1970. Kompleks memiliki processivity tinggi
khususnya mengacu pada replikasi genom E.coli yang bekerja di
empat polimerase DNA lainnya (Pol I, II Pol, Pol IV, dan Pol V).
Menjadi holoenzyme utama yang terlibat dalam kegiatan replikasi,
holoenzyme DNA Pol III juga memiliki kemampuan proofreading
yang memperbaiki kesalahan replikasi dengan cara aktivitas
exonuclease 3 '→ 5'. DNA Pol III adalah komponen dari replisome
yang terletak di cabang replikasi.

Eukariotik Polimerase
1) Polimerase β
Dalam perbaikan dasar-eksisi, dasar penghapusan adalah diikuti
dengan eksisi dari nukleotida abasic tunggal. DNA polymerase β
kemudian berfungsi untuk mengisi nukleotida yang hilang, ini
melibatkan kegiatan dalam domain N-terminal dari protein yang
menghilangkan sisa fosfat 5 'setelah eksisi nukleotida, diikuti
dengan reaksi polimerisasi untuk mengisi nukleotida yang hilang.
Sintesis terbatas ini masuk akal dalam hal sifat biokimia DNA
polymerase β, yang distributif dan tidak memiliki aktivitas
proofreading. Dalam mode yang berbeda dari perbaikan dasar-eksisi
(disebut 'panjang-patch'), lebih lama (2-10 nukleotida) bentangan
8

DNA dihapus, tetapi tidak jelas apakah ini diisi oleh β , atau oleh
replikatif δ dan ε epolimerase..
2) Polimerase α, δ, ε
Dua jenis lain dari perbaikan melibatkan polimerase DNA replikatif
δ atau ε, dalam hubungannya dengan RFC dan PCNA sebagai
kofaktor. Dalam perbaikan nukleotida eksisi, resynth- esis oleh
polimerase berikut ini penghapusan dari cleotide oligonu- dari 24-
32 mengurangi nukleotida yang rusak. Perbaikan mismatch
mengoreksi daerah DNA yang mengandung nukleotida serasi (yaitu
di mana A tidak dipasangkan dengan T dan G tidak dipasangkan
dengan C). Segmen serasi dihapus, dan polimerase δ dan ε mungkin
diperlukan untuk resynthesize beberapa ratus nukleotida di sekitar
perbaikan.
Mekanisme yang berbeda diperlukan untuk perbaikan putusnya
double-strand,di mana pembelahan kedua untai ganda helix
resynthesis sederhana menggunakan strand yang rusak sebagai pola
yang tidak dapat digunakan untuk efek perbaikan. Satu mekanisme
perbaikan putusnya untai ganda melibatkan homo rekombinasi
logous antara kromosom yang rusak dan salinan tidak rusak
(misalnya homolog yang kromosom dalam sel diploid). Khrom yang
rusak kemudian berfungsi sebagai pola untuk memungkinkan
sintesis seluruh lokasi pemutusan dan karena itu akhirnya
memungkinkan fragmen yang rusak bergabung kembali.
9

2.1.4 Enzim-enzim yang Terlibat dalam Replikasi DNA


a. Helikase
Enzim helikase memutuskan ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan
kedua untaian DNA sehingga terbentuk garpu atau cabang replikasi.
Enzim helikase berfungsi membuka putaran segmen DNA tepat di
bagian depan garpu replikasi. Enzim helikase mengikat ATP dan
mengikat rantai tunggal DNA.
b. Topoisomerase
Enzim topoisomerase yang berperan dalam replikasi DNA adalah
topoisomerase tipe II yang disebut dengan DNA girase. Enzim ini
mengurangi ketegangan superheliks DNA dengan menciptakan istirahat
sementara pada satu atau kedua untai DNA.
c. DNA Primase
Enzim DNA primase menempel pada DNA dan menyintesis RNA
primer yang pendek untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada untai
pengarah. DNA beraktivitas dengan arah 5’-3’ (hanya terdiri atas 10
nukleotida). Kemudian pada ujung 3’ ditambahkan
dioksiribonukleosida trifosfat (oleh enzim polimerase DNA III) satu
demi satu sehingga lengkap 1000-2000 nukleotid. Nukleotida pada
RNA pemula atau RNA primer dihilangkan atau diputus satu demi satu
oleh aktivitas 5’-3’ exonuclease. Enzim primase juga menghentikan
perkembangan garpu atau cabang replikasi untuk mencegah leading
strand melampaui lagging strand. Enzim ini mengawali pembentukan
DNA baru pada leading strand atau DNA fragmen Okazaki pada lagging
strand oleh DNA polimerase.
d. Enzim DNA polymerase
Enzim DNA polimerase merupakan enzim utama yang mengkatalisis
proses polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim ini
menambahkan nukleotida bebas hanya pada ujung 3’ dari rantai
yangbaru terbentuk, sehingga terjadinya elongasi (pemanjangan) pada
rantai baru dengan arah dari ujung 5’ ke ujung 3’. DNA polimerase
menggunakan gugus OH 3’ bebas pada RNA-primer untuk mensintesis
10

DNA dengan arah 5’> 3’. Enzim ini hanya bisa menambahkan
nukleotida ke ujung 3’ yang sudah ada, karena itu butuh primer sehingga
nukleotida dapat ditambahkan.
e. DNA Ligase
Enzim DNA ligase menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki (lagging
strand) saat proses replikasi. Enzim ini juga menyambungkan potongan-
potongan DNA yang baru disintesis.
f. DNA Gyrase
DNA gyrase membantu proses unwinding.
2.1.5 Proses Replikasi DNA
Proses replikasi dimulai ketika enzim DNA polimerase memisahkan
dua untai DNA heliks ganda, seperti ritsleting terbuka. Kemudian, setiap
untai DNA yang “lama” akan berfungsi sebagai cetakan yang menentukan
urutan nukleotida di sepanjang untai DNA komplementer baru yang
bersesuaian dengan cara mendeteksi basa komplemennya. Setelah
mendapatkan pasangan yang sesuai, nukleotida yang baru tersebut
disambung satu sama lain untuk membentuk tulang punggung gula-fosfat
untai DNA yang baru. Jadi, setiap molekul DNA terdiri atas satu untai DNA
“lama” dan satu untai DNA “baru”. Sekarang, terdapat dua molekul DNA
yang sama persis dengan satu molekul DNA induk. Enzim DNA polimerase
memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang baru terbentuk,
membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA yang
rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA
sangat stabil dan mutasi jarang terjadi (Campbell, 2008) .
Secara umum proses replikasi DNA meliputi tahap-tahap replikasi berikut:
a. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk
b. Inisiasi sintesis DNA
c. Pemanjangan untaian DNA
d. Ligasi fragmen-fragmen DNA
e. Terminasi sintesis DNA
11

Gambar. Proses Replikasi DNA

Mekanisme / Proses terjadinya replikasi DNA yaitu :


a. Terbentuknya titik awal (origin of replikation)
b. Enzim helikasi memutuskan Hidrogen pada nuklotida, sehingga rantai
DNA terpisah
c. Dengan bantuan enzim topoisomerase yang berfungsu untuk
mengurangi tegangan DNA
d. DNA yang terpisah akan diikat oleh protein SSB (single site Binding)
e. Enzim primase membentuk susunan (oligonuklea RNA) yang disebut
primer yang merupakan pusat awal terbentuknya DNA baru.
f. DNA polimerase III melekat pada untaian DNA tunggal dan bergerak
sepanjang untai tersebut dari arah 5’ ke 3’ untuk memperpanjang primer,
membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand dan
lagging strand
g. DNA polimerase III melekat pada untaian DNA tunggal dan bergerak
sepanjang untai tersebut dari arah 5’ ke 3 secara terus-menerus ( leading
strand).
h. Sedangkan pada daerah lagging strand (untaian terputus-putus) harus
mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinue (Fragmen
Okazaki)
i. Setiap fragmen dimulai dengan pembentukan primer oleh enzim RNA
primase.
j. Kemudian RNA primer di konversi oleh DNA polimerase menjadi DNA
12

k. Stelah DNA baru dibuat, enzim Exonuklase akan menghilangkan semua


RNA primase di kedua DNA
l. Enzim polimerase I untuk mengisi celah kosong yeng tertinggal untuk
menyambungkan fragmen ozaki menjadi untaian DNA anakan yg
kontinue
m. Terakhir Enzim Ligase menyegel tiap-tiap fragmen DNA yang terbuat
di kedua DNA yang membentuk Heliks ganda secara terus menerus.
2.1.6 Pembentukan Leading strand dan Lagging strand
 Sifat double heliks mempengaruhi replikasi, yakni kedua rantai DNA
bersifat anti pararel (ikatan gula-fosfat berlawanan arah)
 Ketika dipisahkan rantai DNA 3’-5’ disebut leading strand
 Sedangkan DNA 5’-3’ disebut lagging strand
13

a. Pembentukan Leading Strand


1) Pembentukan DNA selalu terjadi pada arah 5’-3’ dan tidak pernah
sebaliknya
2) Sehingga pada pembentukan rantai DNA baru secara kontinui
terjadi yang rantai DNA induknya memiliki arah 3’-5’
3) Sehingga enzim polimerase dapat mensintesis DNA baru dengan
arah 5’-3’ tanpa putus

b. Pembentukan Lagging strand


1) DNA diskontinui akan terbentuk pada rantai induk yang memiliki
arah 5’-3’
2) Sehingga pada pembentukan rantai DNA baru berlawanan dengan
arah DNA (3’-5’) hal ini menyebabkan rantai DNA yang terbentuk
terputus-putus.
14

2.1.7 Perbedaan Replikasi pada Prokariotik dan Eukariotik


a. Sel Prokariotik
1) Replikasi DNA terjadi di dalam sitoplasma
2) Memiliki satu daerah origin pada tiap molekul DNA
3) Pemutusan ikatan hidrogen antar pasangan basa dibantu oleh DNA
gyrase.
4) Intermediet pada replikasi DNA menghasilkan dua struktur seperti
garpu dan satu struktur menyerupai gelembung.
5) Sintesis DNA pada untai leading dan lagging dilakukan oleh DNA
polimerase III.
6) Panjang fragmen Okazaki 1000-2000 nukleotida.
7) Laju replikasi sangat cepat yakni 2000bp per sekon.
b. Sel Eukariotik
1) Replikasi DNA terjadi di dalam nukleus
2) Memiliki beberapa titik daerah origin pada tiap kromosom
3) Tidak membutuhkan DNA gyrase dalam memutus ikatan hidrogen
antar pasangan basa.
4) Intermediet pada replikasi DNA menghasilkan kelipatan struktur
garpu.
5) Sintesis DNA pada untai leading dilakukan oleh DNA polimerase δ
dan untai lagging oleh DNA polimerase α.
6) Panjang fragmen Okazaki 100-200 nukleotida.
7) Laju replikasi lambat yakni 100 nukleotida per sekon

2.2 Translasi DNA


2.2.1 Pengertian
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein. RNA yang ditranslasi adalah mRNA, sedangkan tRNA dan rRNA
tidak ditranslasi. Molekul rRNA adalah salah atau molekul penyusun ribosom yaitu
organel tempat berlangsungnya sintesisi protein, sedangkan tRNA adalah pembawa
asamasam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida.
15

Beberapa tipe RNA yang disintesis di nukleus pada sel eukariot, yang
menarik sebagai berikut:
a. Messenger RNA (mRNA). mRNA kemudian bisa ditranslasi menjadi
polipeptida.
b. Ribosomal RNA (rRNA). rRNA digunakan untuk membangun ribosom,
yaitu mesin untuk mensintesis protein pada saat translasi mRNA.
c. Transfer RNA (tRNA), yaitu molekul RNA yang membawa asam amino
selama pembentukan polipeptida dan tidak ditranslasi.

Terdapat sekitar 20 macam tRNA yang masing-masing membawa asam


amino spesifik. Enzim yang mengikatkan antar-asam amino adalah aminoasil tRNA
sintetase.
16

Molekul mRNA merupakan transkrip urutan DNA yang menysusun suatu


gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka).
Ciri-ciri ORF:
a. Kodon inisasi translasi, yaitu ATG (pada DNA) atau AUG (pada
mRNA)
b. Serangkaian urutan nukleotida yang mneyusn banyak kodon
c. Kodon terminasi translasi yaitu TAA, TAG, TGA (pada DNA) atau
UAA, UAG, UGA (pada RNA).
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukloetida yang terdiri dari 3
nukloetida berurutan sehingga sering disebut sebagai triplet codon yang menyandi
suatu asam amino tertentu. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam
amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada
prokariot, asam amino awal tidak berupa metionin tetapi formil metionin (fMet).
Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga
nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari
urutan kodon metionin.

Gambar. Ilustrasi translasi kodon


17

Translasi berlangsung di dalam ribosom, ribosom disusun oleh molekul-


molekul rRNA dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit
yaitu subunit kecil dan subunit besar. Pada eukariot, subunit kecil mempunyai
koefisien sedimentasi sebasar 30S (unit Svedberg) dan subunit besar 50S, pada
eukariot yaitu 50S dan 70S. Pada prokariot, riosom tersebar di seluruh bagian sel,
sedangkan pada eukariot ribosom terletak di sitoplsma kususnya pada bagian
permukaan membran retikulum endoplasma.

Gambar . Penentuan unit sedimentasi pada komponen ribosom

Pada eukariot, translasi sudah dimulai sebelum proses transkripsi (sintesis


mRNA) selesai dilakukan. Dengan demikian proses transkripsi dan translasi
berlangsung hampir serempak. Sebaliknya, pada eukariot proses translasi baru
dapat berlangsung jika proses transkripsi (sintesis mRNA yang matang) sudah
selesai dilakukan. Proses transkripsi pada eukariot berlangsung di dalam inti sel,
sedangkan translasi berlangsung dalam ribosom yang ada di dalam sitoplasma.
Setelah sintesis mRNA selesai, selanjuttnya mRNA keluar dari inti sel menuju
sitoplasma untuk bergabung dengan ribosom.

2.2.2 Proses Translasi


Proses translasi berlangsung melalaui 3 tahapan utama:
a. Inisiasi (initiation)
b. Pemanjangan (elongation) poli-asam amino
c. Pengakhiran (termination).
Perangkat translasi yaitu molekul tRNA (aminoasil tRNA) yang berfungsi
membawa asam amino spesifik. Terdapat sekitar 20 macam tRNA yang
masingmasing membawa asam amino spesifik karena di alam ada sekitar 20 asam
amino yang menyusun protein alami. Enzim yang mengikatkan antar-asam amino
adalah aminoasil tRNA sintetase.
18

a. Inisiasi
Ada beberapa perbedaan dalam hal proses inisiasi translasi antara
prokariot dengan eukariot. Pada eukariot kodon inisiasi adalah metionin,
sedangkan pada prokariot adalah formil-metionin/fMet. Molekul tRNA
inisiator disebut tRNAiMet. Ribosom bersama-sama dengan tRNAiMet
dapat menemukan kodon awal dengan cara berikatan dengan ujung 5’
(tudung) kemudian melakukan scanning transkrip ke arah 3’ (arah 5’Æ
3’) sampai menemukan start kodon (AUG). selama scanning, ribosom
memulai translasi pada waktu menjumpai sekuen konsensus
CCRCCCAUGG (R adalah purin: A/G).
19

Tabel Kodon yang disandikan :

Ribosom subunit besar akan terikat pula bersama dengan ribosom subunit
kecil untuk melengkapi proses inisiasi

b. Elongasi
Proses elongasi terjadi beberapa tahapan, sebagai beikut:
1) Pengikatan aminoasil-tRNA pada sisi A (aminoasil) yang ada di
ribosom. Ribosom sendiri mempuntai 3 daerah yaitu E, P dan A.
20

2) Kemudian tRNA akan membawa asam amino lain beserta anti


kodon ke mRNA.

3) Asam amino baru akan masuk ke A site, lalu ikatan peptida akan
terbentuk di P site.

4) Saat itu juga ribosom akan berpindah ke triplet kodon lain dari
mRNA, t RNA yg asam aminonya telah lepas akan berada di E site
dan keluar.
21

5) A site lalu ditempati tRNA baru.

6) Ribosom terus bergerak dan terjadi pemindahan asam amino dari A


site dan berikatan di P site. Siklus ini berlangsung sampai tahap
terminasi.

Proses pemanjangan polipeptida berlangsung sangat cepat. Pada E. coli


sintesis polipeptida yang terdiri dari atas 300 asam amino hanya
memelrukan waktu selama 15 detik. Ribosom membaca kodon-kodon
pada mRNA dari ujung 5’ Æ 3’. Hasil proses translasi adlah molekul
poliptida yang mempunyai ujung amino dan ujung karboksil. Ujung
amino adalaah ujung uang pertama kali disntesis dan merupakan hasil
penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 5’ pada mRNA,
sedangkan ujung yang terakhir disitesis adlah gugus karboksil, hasil
terjemahan kodn yang terletak pada ujung 3’ pada mRNA.
c. Terminasi
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon
terminasi (UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A
pada ribosom. Dalam keadaan normal, tidak ada aminoasil-tRNA yang
membawa asam amino sesuai dengan ketiga kodon tersebut. Oleh
karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi
tersebut, maka proses translasi berakhir. Kodon ini dikenali oleh protein
yaitu release factor.
22

Saat release factor memasuki A site maka polipeptida akan


release (lepas) dari ribosom dan ribosom juga terpisah. Ribosom akan
bersiap untuk melakukan proses translasi baru.

2.2.3 Proses Pasca-Translasi


Selama proses translasi dan sesudahnya, rantai polipeptida yang terbentuk
mulai menggulung dan melipat secara spontan membentuk protein fungsional
dengan konformasi yang spesifik. Konformasi ini berupa suatu molekul tiga
dimensi dengan struktur skunder dan tersier. Pelipatan protein dibantu oleh suatu
protein chaperon.
Langkah tambahan yang dilakukan sebelum dikirim ke target adalah
memberikan modifikasi secara kimiawi. Pada asam amino tertentu dilakukan
penambahan gula, lipid, gugus fosfat atau penambahan-penambahan lain. Pada
beebrapa kasus, rantai polipetida tunggal dapat membelah secara enzimatik menjadi
dua atau lebih potongan, missal insulin. Protein insulin pertama kali disintesis
sebagai rantai polipeptida tunggal tetapi menjadi aktif hanya setelah suatu enzim
menghilangkan bagian tengah dari rantai tersebut, membentuk protein yang terdiri
dari 2 rantai peptida yang terhubung dengan jembatan sulfida.
23

Polipeptida sinyal mengarahkan beberapa polipeptida eukariotik ke tujuan


spesifik di dalam sel. Protein yang akan tetap berada dalam sitosol dibuat pada
ribosom bebas. Protein yang ditujukan untuk membrane atau untuk diekspor dari
sel , disintesis pada ribosom yang terikat RE. Partikel pengenlan-sinyal
mengikatkan diri pada urutan sinyal pada ujung leading dari polipeptida yang
sedang tumbuh, yang membuat ribosom dapat mengingkatkan diri pada RE.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan penggandaan
diri (replikasi). Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai
nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Prosesnya dengan menggunakan
komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang
sama dengan molekul DNA lama. Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh
enzim helikase, enzim polimerase, dan ligase. Terdapat tiga jenis model replikasi
DNA, yaitu: Model konservatif, Model semikonservatif dan Model dispersif.
Sedangkan, enzim-enzim yang terlibat dalam replikasi DNA ialah: Enzim helicase,
topoisomerase, DNA primase, DNA polimerase, DNA ligase, dan DNA gyrase.

Perbedaan Replikasi Prokariot Eukariot


Tempat Sitoplasma Nukleus
Daerah origin Satu titik pada tiap Beberapa titik
molekul DNA padatiap kromosom
DNA gyrase untuk memutuskan Membutuhkan Tidak membutuhkan
ikatan hidrogen antar pasangan
basa
Panjang fragmen Okazak 1000-2000 nukleotida 100-200 nukleotida
Laju replikasi Cepat (2000 bp/sekon) Lambat (100
nukleotida/sekon)

Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada


molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein. RNA yang ditranslasi adalah mRNA, sedangkan tRNA dan rRNA
tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip urutan DNA yang
menysusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca
terbuka).
Translasi berlangsung di dalam ribosom, ribosom disusun oleh molekul-
molekul rRNA dan beberapa macam protein. Pada prokariot, riosom tersebar di
seluruh bagian sel, sedangkan pada eukariot ribosom terletak di sitoplsma kususnya
pada bagian permukaan membran retikulum endoplasma. Proses translasi

24
25

berlangsung melalaui 3 tahapan utama: inisiasi (initiation), pemanjangan


(elongation) poli-asam amino dan pengakhiran (termination). Selama proses
translasi dan sesudahnya, rantai polipeptida yang terbentuk mulai menggulung dan
melipat secara spontan membentuk protein fungsional dengan konformasi yang
spesifik.

3.2 Saran

Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan


pembaca terutama mahasiswa kebidanan tentang biologi sel khususnya proses
replikasi dan translasi sel pada organisme prokariot dan eukariot.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama,Erlangga.

Sarmoko. 2011. From Gene to Protein, Molecular Biologi 11. Yogyakarta:


UNSOED.

Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 9. Alih bahsa,
Lydia l Mandera; editor edisi bahasa Indonesia, -Joko, dkk. Jakarta: EGC

26
29/05/2020

REPLIKASI & TRANSLASI

KELOMPOK 1

REPLIKASI

1
29/05/2020

Outline

Pengertian Replikasi

Jenis-jenis Replikasi

Jenis yang digunakan

Proses Replikasi

Pembentukan Lagging strand

Pembentukan Leading Stand

Kesimpulan

PENGERTIAN
Replikasi DNA merupakan tahapan penting yang mengawali proses mitosis dan
meiosis
Replikasi DNA merupakan proses pengkopian rangkaian molekul DNA indukan
sehingga dihasilkan molekul anakan yang identik
Tiga model Replikasi DNA
1. Konservatif
2. Dispersif
3. Semi konservatif

2
29/05/2020

JENIS-JENIS
Konservatif
Dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk 2 rantai DNA ba
ru.
Replikasi mempertahankan molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru

Semi Konservatif

Dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pad
a masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan 2 rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetaka
n molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis

JENIS-JENIS

Dispersif
Beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis ra
ntai DNA baru. Oleh karena itu , hasil akhirnya DNA lama dan baru tersebar pada rantai D
NA lama dan baru.
Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling berselang-sel
ang pada setiap untai.

3
29/05/2020

1958 MATTEW MASELSON MEMBUKTIKAN BAHWA REPLIKASI


DNA BERLANGSUNG DENGAN MEKANISME SEMI KONSERVATIF.
“EQUILIBRIUM DENSITY-GRADIENT CENTRIFUGATION”

Bahwa Untaian molekul DNA (baru)


terdiri dari pasangan untai DNA
induk dan DNA anakan.
Untai DNA anakan akan dibentuk
dari arah 5’ ---------- 3’ secara
komplemanter berdasarkan untai
DNA induk sebagai template

GAMBAR
5’ 3’

3’ 5’

4
29/05/2020

PROSES REPLIKASI DNA


Terbentuknya titik awal (origin of
replikation)
Enzim helikasi memutuskan Hidrogen
pada nuklotida, sehingga rantai DNA
terpisah
Dengan bantuan enzim topoisomerase
mengurangi tegangan DNA
DNA yang terpisah akan diikat oleh
protein SSB (single site Binding)

PROSES REPLIKASI DNA


Enzim primase membentuk susunan
(oligonuklea RNA) yang disebut primer
yang merupakan pusat awal
terbentuknya DNA baru.
DNA polimerase III melekat pada
untaian DNA tunggal dan bergerak
sepanjang untai tersebut dari arah 5’
ke 3’.

5
29/05/2020

PROSES REPLIKASI DNA

DNA polimerase III melekat pada


untaian DNA tunggal dan bergerak
sepanjang untai tersebut dari arah 5’
ke 3 secara terus-menerus ( leading
strand).
Sedangkan pada daerah lagging
strand (untaian terputus-putus) harus
mensintesis segmen-segmen
polinukleotida diskontinue (Fragmen
Okazaki)

PROSES REPLIKASI DNA


Setiap fragmen dimulai dengan
pembentukan primer oleh enzim RNA
primase.
Kemudian RNA primer di konversi oleh
DNA polimerase menjadi DNA

6
29/05/2020

PROSES REPLIKASI DNA


Stelah DNA baru dibuat, enzim
Exonuklase akan menghilangkan semua
RNA primase di kedua DNA
Enzim polimerase I untuk mengisi celah
kosong yeng tertinggal untuk
menyambungkan fragmen ozaki
menjadi untaian DNA anakan yg
kontinue
Terakhir Enzim Ligase menyegel tiap-
tiap fragmen DNA yang terbuat di
kedua DNA yang membentuk Heliks
ganda secara terus menerus.

BAGAIMANA PEMBENTUKAN
LEADINGSTRAND DAN LAGGING STRAND?

Sifat double heliks mempengaruhi


replikasi, yakni kedua rantai DNA
bersifat anti pararel (ikatan gula-fosfat
berlawanan arah)
Ketika dipisahkan rantai DNA 3’-5’
disebut leading strand
Sedangkan DNA 5’-3’ disebut lagging
strand

7
29/05/2020

PEMBENTUKAN LAGGING STRAND


Pembentukan DNA selalu terjadi pada arah
5’-3’ dan tidak pernah sebaliknya
Sehingga pada pembentukan rantai DNA
baru secara kontinui terjadi yang rantai DNA
induknya memiliki arah 3’-5’
Sehingga enzim polimerase dapat mensintesis
DNA baru dengan arah 5’-3’ tanpa putus

PEMBENTUKAN LAGGING STRAND

Sedangkan DNA diskontinui akan terbentuk


pada rantai induk yang memiliki arah 5’-3’
Sehingga pada pembentukan rantai DNA
baru berlawanan dengan arah DNA (3’-5’)
hal ini menyebabkan rantai DNA yang
terbentuk terputus-putus.

8
29/05/2020

PERBEDAAN REPLIKASI
Prokariyotik Eukariyotik

1. Terjadi disitoplasma Terjadi didalam nukleus


2. Memiliki satu daerah origin Memiliki beberapa titik origin
3. Menghasilkan dua struktur seperti Menghasilkan kelipatan struktur garpu
garpu dan satu struktur menyerupai
gelembung Sintesis DNA leading dilakukan
polimerase ᵟ dan untai Lagging DNA
4. Sintesis DNA leading dan Lagging dilakukan polimerase α
dibantu oleh DNA polimerase III
Laju replikasi lambat
5. Laju replikasi sangat cepat

KESIMPULAN
Replikasi DNA proses replikasi genetika yang terjadi pada saat pembelahan sel,
bersifat identik dengan DNA induknya.
Semi-konservatif, setiap untai DNA lama akan berfungsi sebagai cetakan yang
menentukan urutan nukleotida disepanjang untai DNA komplementer baru yang
sesuai dengan cara mendeteksi basa komplemennya.
Setelah mendapat pasangan yang sama nukleotida disambung satu sama lain untuk
membentuk tulang punggung Gula DNA yang baru. Jadi setiap molukel DNA yang
baru terdiri dari DNA lama dan DNA baru yang berpilin

9
29/05/2020

TRANSLASI

OUTLINE
Pengertian Translasi

Molekul yang di Translasi

Proses Translasi

10
29/05/2020

Pengertian Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino, penyusun suatu
polipeptida (protein). Translasi berlangsung di sitoplasma.

mRNA Polipeptida

Molekul yang di Translasi

a. mRNA • Satu-satunya yang ditranslasikan

• Tidak ditranslasi
b. tRNA • tRNA adalah pembawa asam-asam amino
yang akan disambungkan menjadi rantai
polipeptida.

• Tidak ditranslasi.
c. rRNA • Molekul rRNA adalah salah atau molekul
penyusun ribosom yaitu organel tempat
berlangsungnya sintesisi protein.

11
29/05/2020

You can simply impress your


audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos
and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can
simply impress your audience
and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos
and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.

Terdapat sekitar 20 macam tRNA yang masing-masing membawa asam amino


spesifik. Enzim yang mengikatkan antar-asam amino adalah aminoasil tRNA
sintetase.

12
29/05/2020

You can simply impress your


audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations. Easy to change
colors, photos and Text. Get a
modern PowerPoint
Presentation that is
beautifully designed. You can
simply impress your audience
and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos
and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

Proses Translasi

a.Inisiasi

b. Elongasi
(Pemanjangan) Poli
asam amino

c. Terminasi

13
29/05/2020

a. Proses Inisiasi

Iniasi dimulai saat subunit


kecil ribosom menempel
pada mRNA dari arah 5i ->
3i

Ketika ribosom subunit kecil sudah


menemukan kodon AUG, tRNA
yang membawa as. Amino
Metionin dan antikodon UAC
akan melekat pada mRNA

Tabel Kodon yang disandikan

14
29/05/2020

Lanjutan

Ribosom subunit besar akan terikat pula bersama dengan ribosom subunit kecil
untuk melengkapi proses inisiasi

b. Proses Elongasi

Pada tahap ini, ribosom akan melakukan translasi (menerjemahkan) kodon-kodon


yang berada di situs A. Ribosom sendiri punya 3 daerah yaitu E,P,dan A.

15
29/05/2020

Lanjutan

Kemudian t RNA akan membawa Asam amino baru akan masuk ke A


asam amino lain beserta anti kodon site, lalu ikatan peptida akan
ke m RNA terbentuk di P site.

Lanjutan

Saat itu juga ribosom akan


berpindah ke triplet kodon lain dari
mRNA, t RNA yg asam aminonya
telah lepas akan berada di E site A site lalu ditempati t RNA baru
dan keluar

16
29/05/2020

Lanjutan

Ribosom terus bergerak dan terjadi pemindahan asam


amino dari A site dan berikatan di P site. Siklus ini
berlangsung sampai tahap terminasi

c. Terminasi

Translasi akan berakhir pada saat salah satu dari STOP KODON terminasi (UAA,
UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Kodon ini
dikenali oleh protein yaitu release factor

17
29/05/2020

Saat release factor memasuki A site maka polipeptida akan release


(lepas) dari ribosom dan ribosom juga terpisah.

Ribosom akan bersiap untuk melakukan proses translasi baru.

TERIMA KASIH

18

Anda mungkin juga menyukai