BIOREAKSI
REPLIKASI DNA
Disusun Oleh:
(IST ANNUQAYAH)
FAKULTAS MIPA
PRODI KIMIA
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik.
Artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi set
iap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan
virus t idak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
DNA adalah sebuah molekul raksasa yang tersembunyi di dalam int i set iap sel
hidup. Semua ciri fisik makhluk hidup dikodekan dalam molekul berbentuk rantai heliks
ini. Semua informasi tentang tubuh kita, dari warna mata hingga st ruktur organorgan
dalam, juga bentuk serta fungsi sel-sel kita, terkodekan dalam bagian yang disebut gen
dalam DNA.
Adapun Replikasi DNA adalah kemampuan DNA untuk dapat menggandakan
diri. Replikasi DNA adalah proses perbanyakan atau penggandaan DNA untai ganda
(Yuwono, 2010). Pada sel eukariotik, proses replikasi terjadi selama fase S (sintesis)
selama siklus sel. DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan
penggandaan diri (replikasi). Fungsi ini disebut fungsi autokatalisis karena DNA mampu
mensistesis dirinya sendiri. Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA. Replikasi DNA
dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama.
Prosesnya dengan menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu
molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama. Proses yang terjadi tersebut
dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase, dan ligase serta komponen lainnya.
Replikasi DNA merupakan awal mula dari ekspresi suatu gen hingga membentuk
protein. Gen spesifik yang akan diekspresikan, biasanya akan direplikasi terlebih dahulu
(dikopi) hingga membentuk salinan gen yang identik dengan induk. Akibatnya, salinan
gen tersebut nantinya dapat diekspresikan dalam tahapan transkripsi dan translasi.
Dengan demikian urutan nukleotida yang spesifik terhadap gen tersebut, pada sel induk
tetap ada/ dipertahankan.
Replikasi merupakan proses pelipatan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika
sel akan membelah diri. Pada setiap sel, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi
DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya,
proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang
satu merupakan “konjugat” dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan
mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah
dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA
ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing
DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi yaitu satu rantai tunggal merupakan
rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan
rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut
bert indak sebagai “cetakan” untuk membuat rantai pasangannya.
.
Adapun secara singkat proses- proses yang terjadi saat terjadinya replikasi DNA
adalah sebagai berikut :
Seperti yang dikemukakan oleh Watson dan Crick, duplikasi DNA dimulai
dengan “terbukanya molekul induk”, yaitu ikatan hidrogen antara pasangan basa lepas
dan kedua belahan molekul itu melurus. Sekali terbuka urutan basa pada masing-masing
pita yang terpisah berperan sebagai cetakan untuk mengatur pengikatan suatu rangkaian
basa komplementer pada pita yang sedang dibentuk. Pita baru ini disusun dari trifosfat
deoksiribonukleotida. Pada waktu tiap-tiap nukleotida terikat pada pita yang sedang
tumbuh ini, maka fosfat kedua dan ketiga dilepaskan.
Enzim yang bertanggung jawab atas pengikatan nukleotida pada pita ini disebut
DNA polimerase. Nukleotida tersebut disusun dalam urutan yang komplementer dengan
muatan basa pada pita induk yang berperan sebagai cetakan. Jadi tiap C pada cetakan
mengarahkan pengikatan G pada pita yang baru terbentuk, begitupun sebaliknya. Pada
akhir proses terbentuklah dua molekul DNA yang identik satu sama lain dan identik
dengan molekul induk.
Replikasi sel berlangsung melalui proses transfer informasi genetik pada sel induk
ke sel anak, setelah proses replikasi DNA kromosomal. Untai DNA terdiri dari 4
komponen penyusun yaitu: deoksiribonukleotida, masing-masing dATP, dCTP,dGTP,
dan dTTP, yang sering ditulis dengan A = Adenin, C = Sitosin, G = Guanin, T = Timin,
yang terikat satu dengan yang lain melalui ikatan fosfodiester. Dua untai DNA pada
struktur heliks ganda diikat dengan ikatan hidrogen di antara masing-masing nukleotida
yang berpasangan. Struktur heliks ganda DNA terdiri dari basa-basa DNA yang
komplementer, dimana A selalu berpasangan dengan T, sedangkan C selalu berpasangan
dengan G. Selain itu, DNA untai ganda selalu berjalan anti paralel.
Replikasi DNA melibatkan beberapa jenis enzim yang dibutuhkan selama proses
replikasi yaitu:
1. Enzim helikase, yang mengkatalisis untuk membuka DNA heliks ganda.
Helikase “membuka risleting (unzip)” DNA dengan memutuskan ikatan
hidrogen pada Garpu Replikasi.
3. Protein Pengikat Untai Tunggal datang untuk menahan kedua untaian DNA
terpisah.
4. Primase menambahkan primer RNA pada akhir 3’ untai DNA, membuat sisi
5’ pada untai DNA baru.
• Primer ini terdiri dari 5-10 nukleotida RNA dan bekerja sebagai titik awal
penambahan nukleotida DNA.
• Pada untai yang memiliki akhir 3’ terbuka pada garpu replikasi, primer
hanya ditambahkan sampai akhir untai ini.
• Pada untai yang memiliki akhir 5’ terbuka pada garpu replikasi, primer
ditambahkan pada beberapa tempat, dimulai dari akhir 3’ yang berdekatan
dengan DNA yang bergelung (koil).
1. Konservatif
Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA
induk tetap tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua pita
double heliks DNA yang baru.
Heliks ganda induk tetap utuh dan sebuah salinan kedua yang sama
sekali baru telah dibuat.
2. Semi Konservatif
Replikasi semikonservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks
DNA induk terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru dengan cara
melengkapi (komplementasi) pada masing-masing pita DNA induk tersebut.
Kedua untai molekul induk berpisah, dan setiap untai berfungsi sebagai
cetakan untuk mensintesis untai komplementer yang baru.
3. Dispersi
Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk
terputus membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru, kemudian segmen
pita DNA induk akan disambung dengan segmen pita DNA baru. Sehingga
pada per ist iwa ini hasil akhirnya adalah segmen pita DNA induk dengan
segmen pita DNA yang baru yang tersebar pada pita double heliks DNA yang
terbentuk.
Setiap untai dari kedua molekul anak terdiri dari campuran antara
bagian untai lama dan bagian untaian yang baru disintesis.
2.4 Perbedaan Replikasi DNA sel prokariotik dan sel eukariotik
Sel prokariotik memiliki genom sirkular tertutup berukuran sekitar 0,6-1,0 Mb, di
dalam nukleoid . Sel prokariotik bahkan mungkin memiliki satu atau lebih
spesies plasmid sirkular berukuran sekitar 2 kb -1,7 Mb. Genom eukariotik di sisi lain
adalah linier dan diringkas menjadi satu atau lebih kromosom . Misalnya, genom manusia
yang mengandung sekitar 2,9 miliar pasangan basa tersusun dalam sepasang 23
kromosom.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara replikasi prokariotik dan eukariotik:
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun secara singkat proses- proses yang terjadi saat terjadinya replikasi DNA
adalah sebagai berikut :
Campbell, NA, Reece JB, Mitchell LG. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Yuwono, Triwibowo. 2010. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.
Stansfield, WD, Colome JS, Cano RJ. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta:
Erlangga.
Wahyu, PP. 2013. Apakah DNA. Bandung: Puri Delco.
Warianto, C. 2011. Transkripsi pada Prokaryotik. Surabaya: Repository Unair.