Anda di halaman 1dari 5

SUBSTANSI GENETIKA

710

THERTA RIZKY SYAPUTRA(35)


XII MIPA 4

Jl. Pinang Ranti II No.1, RT.9/RW.1, Pinang Ranti, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13560
1. Kromosom, gen, dan DNA adalah komponen utama dalam pewarisan informasi
genetik dan pengaturan fungsi biologis dalam sel dan organisme. DNA, yang
merupakan singkatan dari Deoxyribonucleic Acid, adalah molekul panjang berbentuk
heliks ganda yang menyimpan instruksi genetik untuk membangun dan mengatur
organisme. Setiap rantai DNA terdiri dari sekuens nukleotida, yaitu adenin (A), sitosin
(C), guanin (G), dan timin (T). Gen, di sisi lain, adalah unit dasar pewarisan genetik
yang merupakan segmen-segmen tertentu dari DNA. Setiap gen berisi instruksi yang
mengodekan sintesis protein tertentu atau produk fungsional lainnya. Gen-gene ini
mengatur ciri-ciri fisik dan fungsional organisme, seperti warna mata atau kelompok
darah.

Kromosom adalah struktur-struktur panjang berbentuk benang yang terbuat dari


DNA yang sangat panjang dan terpilin dengan rapi. Organisme eukariotik memiliki
kromosom yang terdistribusi dalam inti sel. Misalnya, manusia memiliki 46
kromosom dalam inti sel, yang terdiri dari 23 pasang kromosom, satu pasang berasal
dari ibu dan satu pasang berasal dari ayah. Kromosom-kromosom ini membawa
banyak gen, dan kombinasi gen-gen ini pada kromosom-kromosom mengendalikan
ciri-ciri individu dan spesies.

Dengan kata lain, setiap kromosom adalah struktur fisik yang mengandung banyak
gen dalam bentuk sekuens DNA. Gen adalah instruksi-instruksi spesifik dalam DNA
yang mengatur berbagai aspek dari fungsi biologis, sedangkan DNA adalah materi
genetik yang membawa instruksi-instruksi tersebut dalam bentuk molekul. Bersama-
sama, kromosom, gen, dan DNA membentuk dasar dari genetika dan evolusi,
memungkinkan pewarisan informasi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya, serta pengaturan sifat-sifat organisme.

2. A. Jumlah Kromosom dan Hubungan Kekerabatan: Jumlah kromosom dalam sel


makhluk hidup tidak selalu menjadi petunjuk yang pasti untuk menentukan tingkat
kekerabatan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hubungan kekerabatan antara
makhluk hidup. Sebagai contoh, meskipun manusia dan kera simpanse memiliki
perbedaan dalam jumlah kromosom, yaitu 46 kromosom pada manusia dan 48
kromosom pada kera simpanse, mereka adalah kerabat yang dekat dalam garis
evolusi. Ini karena perubahan jumlah kromosom dapat terjadi melalui berbagai
mekanisme seperti fusi atau perpecahan kromosom. Oleh karena itu, penting untuk
memahami bahwa kekerabatan lebih didasarkan pada kesamaan sekuens genetik
dan perubahan evolusioner yang lebih dalam.

B. Jumlah Kromosom dan Kecerdasan: Tidak ada korelasi yang signifikan antara
jumlah kromosom dan tingkat kecerdasan. Kecerdasan adalah atribut yang sangat
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Genetik adalah salah satu faktor
yang memengaruhi kecerdasan, tetapi gen-gen yang berperan dalam kecerdasan
sangat kompleks dan sulit diidentifikasi. Peran lingkungan juga sangat penting dalam
pengembangan kecerdasan. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung ide bahwa
organisme dengan jumlah kromosom yang lebih banyak atau lebih sedikit secara
inheren lebih cerdas atau kurang cerdas. Oleh karena itu, penting untuk memahami
bahwa tingkat kecerdasan bukanlah hasil dari jumlah kromosom, melainkan
dipengaruhi oleh interaksi genetik dan faktor lingkungan yang lebih kompleks.

3. Replikasi DNA adalah proses penggandakan molekul DNA untuk mempersiapkan sel
untuk pembelahan sel. Proses ini terjadi dalam dua langkah yang berbeda di
sepanjang molekul DNA, yaitu pada leading strand dan lagging strand. Perbedaan
utama antara keduanya adalah dalam cara mereka menangani sintesis baru dari
rantai komplementer DNA.

Leading Strand: Leading strand adalah salah satu dari dua untai DNA yang mengalami
replikasi. Ini adalah untai yang ditranskripsi dalam arah yang sama dengan
pergerakan enzim helikase yang membuka molekul DNA. Pada leading strand, DNA
polimerase dapat secara terus-menerus menambahkan nukleotida baru ke rantai
komplementer secara sepanjang DNA yang tersedia. Proses ini disebut sintesis
kontinu, dan itu berlangsung cepat.

Lagging Strand: Lagging strand adalah untai DNA lainnya yang mengalami replikasi.
Ini ditranskripsi dalam arah yang berlawanan dengan pergerakan helikase, sehingga
pembelahan DNA menghasilkan fragmen-fragmen kecil yang disebut okazaki. DNA
polimerase pada lagging strand harus menambahkan nukleotida dalam fragmen-
fragmen pendek ini dan kemudian menggabungkannya menjadi satu rantai
komplementer yang panjang. Proses ini disebut sintesis diskontinu, dan itu memakan
lebih banyak waktu dan energi.

Jadi, perbedaan utama antara leading strand dan lagging strand terletak pada cara
sintesis rantai komplementer DNA dilakukan. Pada leading strand, sintesis
berlangsung secara terus-menerus dan lebih cepat, sedangkan pada lagging strand,
sintesis dilakukan secara diskontinu dalam bentuk fragmen yang kemudian
digabungkan. Proses ini memastikan bahwa sel benar-benar menggandakan seluruh
molekul DNA sebelum pembelahan sel.

4. Sintesis protein adalah proses penting dalam sel, dan ada perbedaan signifikan
dalam cara sintesis protein terjadi antara sel prokariotik dan eukariotik. Dalam sel
prokariotik, seperti bakteri, sintesis protein terjadi di sitoplasma yang tidak memiliki
membran inti, dan ribosom prokariotik terdiri dari subunit 30S dan 50S. Transkripsi
dan translasi dalam sel prokariotik dapat terjadi bersamaan, karena tidak ada
nukleus yang memisahkan antara DNA dan ribosom. Inisiasi transkripsi dimulai
dengan segera setelah RNA polimerase terikat pada promoter DNA, dan protein yang
dihasilkan seringkali dapat langsung digunakan tanpa modifikasi tambahan.

Di sisi lain, dalam sel eukariotik, seperti sel manusia, sintesis protein dimulai di
ribosom dalam sitoplasma, tetapi protein kemudian mengalami proses pemrosesan
yang rumit. Ribosom eukariotik lebih besar, terdiri dari subunit 40S dan 60S.
Transkripsi terjadi di dalam nukleus dan melibatkan sintesis RNA messengernya.
Hasil transkripsi, yang mencakup intron dan ekson, harus mengalami pemrosesan
sebelum mencapai sitoplasma, di mana protein mengalami lipatan dan modifikasi
seperti glikosilasi serta fosforilasi di retikulum endoplasma dan aparatus Golgi. Gen-
gen dalam sel eukariotik cenderung lebih kompleks, terdiri dari intron dan ekson,
dan regulasi gen melibatkan kontrol yang lebih rumit.

5. Perbedaan dalam ekspresi gen antara sel otot dan sel tulang dalam satu individu,
meskipun memiliki susunan DNA yang sama, berkaitan dengan konsep yang disebut
diferensiasi sel. Dalam sebuah individu, setiap sel memiliki genom yang identik, yang
berisi semua informasi genetik yang diperlukan untuk mengkode protein. Namun,
ekspresi gen (proses di mana informasi genetik diterjemahkan menjadi protein)
dapat bervariasi secara signifikan antara sel-sel berbeda. Ini disebabkan oleh
beberapa alasan:

Regulasi Genetik: Sel-sel berbeda dalam tubuh memiliki pola regulasi genetik yang
berbeda. Berbagai gen akan diaktifkan atau dinonaktifkan pada tingkat berbeda
dalam sel otot dan sel tulang. Faktor-faktor transkripsi dan molekul sinyal yang
berinteraksi dengan DNA akan mengatur apakah gen akan dijalankan atau tidak.

Diferensiasi Sel: Sel otot dan sel tulang berasal dari sel punca atau sel embrio yang
sama. Selama perkembangan, mereka mengalami proses diferensiasi, yang
mengarah pada perubahan dalam ekspresi gen. Sel-sel otot mengaktifkan gen-gen
yang menghasilkan protein otot, sedangkan sel-sel tulang mengaktifkan gen-gen
yang diperlukan untuk perkembangan dan pemeliharaan tulang.

Peran Fungsional: Sel otot dan sel tulang memiliki peran dan fungsi yang berbeda
dalam tubuh. Oleh karena itu, mereka harus menghasilkan jenis protein yang sesuai
dengan tugas mereka. Sel otot perlu menghasilkan protein kontraktil dan struktural
yang mendukung gerakan, sementara sel tulang perlu menghasilkan protein-protein
yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan jaringan tulang.

Lingkungan Mikro: Sel otot dan sel tulang dapat berada dalam lingkungan mikro yang
berbeda, yang dapat mempengaruhi ekspresi gen. Sinyal dan faktor lingkungan
seperti nutrisi, hormon, dan interaksi dengan sel-sel sekitarnya dapat memengaruhi
cara gen diekspresikan.

DAFTAR PUSAKA:
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2014). Molecular
Biology of the Cell. Garland Science. (Buku teks yang mencakup materi genetika
molekuler dan biologi sel secara mendalam.)

Griffiths, A. J. F., Wessler, S. R., Carroll, S. B., & Doebley, J. (2015). Introduction to
Genetic Analysis. W. H. Freeman. (Buku teks yang membahas dasar-dasar genetika,
analisis genetik, dan konsep genetika populasional.)

Snustad, D. P., & Simmons, M. J. (2015). Principles of Genetics. Wiley. (Buku yang
mendalam tentang prinsip-prinsip genetika, struktur DNA, dan pewarisan genetik.)
Lewin, B. (2007). Genes IX. Jones & Bartlett Learning. (Buku teks yang mencakup
topik genetika, regulasi ekspresi gen, dan teknik-teknik genetika.)

Watson, J. D., Baker, T. A., Bell, S. P., Gann, A., Levine, M., & Losick, R. (2013).
Molecular Biology of the Gene. Cold Spring Harbor Laboratory Press. (Buku yang
mengulas dasar-dasar biologi molekuler dan genetika.)

Tamarin, R. H. (2017). Principles of Genetics. McGraw-Hill Education. (Buku teks yang


merinci prinsip-prinsip genetika dan aplikasinya dalam berbagai bidang.)

Hartl, D. L., & Jones, E. W. (2018). Genetics: From Genes to Genomes. Jones &
Bartlett Learning. (Buku yang mencakup konsep genetika modern, genomika, dan
evolusi genetika.)

Pierce, B. A. (2018). Genetics: A Conceptual Approach. W. H. Freeman. (Buku yang


memberikan pendekatan konseptual untuk memahami genetika.)

National Center for Biotechnology Information (NCBI). (Sumber online yang


menyediakan akses ke database genetika, artikel ilmiah, dan sumber informasi
genetika.)

Nature Genetics. (Jurnal ilmiah yang mempublikasikan penelitian terkini dalam


bidang genetika.)

GenBank. (Database yang menyimpan sekuensi genetik dan informasi terkait.)

European Molecular Biology Laboratory (EMBL). (Sumber informasi genetika dan


biologi molekuler.)

Anda mungkin juga menyukai