Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI SEL

REPLIKASI DAN TRANSKRIPSI DNA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Dilla Yuniza (173110047)

Maryanto (173110108)

Ketut Sutiyane (173110034)

Tara Yunita Asry (173110189)

Ivan Ardiyansyah

Rizki Faizal

UNIVERSITAS TULANG BAWANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

TAHUN 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami proses replikasi dan transkripsi DNA.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik lagi.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BLAKANG

Sel merupakan unit struktur dan fungsional terkecil makhluk hidup. Sel
dikendalikan oleh suatu organel yaitu nucleus. Nukleus merupakan organel yang
penting karena nucleus sebagai pengendali semua kegiatan sel, tanpa adanya
nucleus maka kegiatan-kegiatan sel tidak dapat berlangsung. Tidak dapat
berlangsungnya kegiatan di sel tentu akan mengganggu fungsi jaringan serta organ
dalam tubuh kita, serta tanpa adanya nucleus maka sel tidak akan dapat hidup dalam
waktu yang lama. Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan
bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk
genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu,
nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

Nukleus adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan
oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani
Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya ditemukan
hanya satu nukleus. Namun demikian, beberapa jaringan tertentu, atau beberapa
spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei
ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau saling mengkhususkan diri.
Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti besar) dan
mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan hidup,
sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah proses yang terjadi saat replikasi dan transkripsi DNA

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Replikasi, Transkripsi DNA.

3. Mengetahui pengertian replikasi, transkripsi

4. Memahami proses selama terjadi replikasi, transkripsi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian Replikasi

Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan cara membelah. Sebuah sel membelah
menjadi 2 sel, 2 sel membelah menjadi 4 sel, 4 sel membelah menjadi 8 sel dan
seterusnya. Sebelum sel membelah, terjadi perbanyakan komponen-komponen di
dalam sel termasuk DNA. Perbanyakan DNA dilakukan dengan cara replikasi.
Dengan demikian, replikasi adalah proses pembuatan (sintesis) DNA baru atau
penggandaan DNA di dalam nukleus. Dengan kata lain replikasi merupakan Proses
perbanyakan bahan genetic. Pada saat replikasi berlangsung, DNA induk
membentuk kopian DNA anak yang sama persis sehingga DNA induk berfungsi
sebagai cetakan untuk pembentukan DNA baru. Replikasi merupakan tahapan
rumit yang mengawali sintesis protein.

Replikasi bahan genetik dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali


pertumbuhan sel, meskipun sebenarnya pertumbuhan merupakan suatu resultan
banyak proses yang saling berkaitan satu sama lain. Sel mempunyai mekanisme
replikasi bahan genetik yang dilengkapi dengan system penyutingan (editing) yang
sangat akurat sehingga bahan genetik yang diturunkan kepada sel anakan (progeny)
mempunyai komposisi yang sangat identik dengan komposisi bahan genetik sel
induk. Replikasi bahan genetik diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yang
membawa duplikat bahan genetik hasil replikasi. Sehingga kesalahan dalam proses
replikasi bahan genetik dapat mengakibatkan perubahan pada sifat-sifat sel anakan.

Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak


protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik. Protein-protein yang
terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik dikode oleh gen-gen yang terdapat
di dalam bahan genetik itu sendiri. Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang
sangat erat dan tidak terpisahkan antara proses replikasi bahan genetik dengan
proses ekspresi genetik dan metabolisme sel secara keseluruhan. Hambatan yang
terjadi pada proses metabolisme, misalnya penghambatan produksi energy, dapat
pula mempengaruhi proses replikasi karena replikasi juga memerlukan pasokan
energy.

Gambar 1. Tahapan replikasi DNA.

Proses replikasi dimulai pada beberapa daerah spesifik dari rantai DNA, disebut
pangkal replikasi. Beberapa tahapan dan enzim yang berperan dalam sintesis
protein, antara lain:

1) DNA helikase, berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.

2) Enzim primase, membentuk primer yang merupakan segmen pendek dari


RNA sebagai pemula untuk terjadinya sintesis protein.

3) Dari ujung 3´ RNA primer, DNA polimerase menambahkan pasangan basa


nitrogen (dari nukleotida-nukleotida) pada rantai tunggal DNA induk dan terbentuk
rantai DNA yang bersambungan secara kontinyu (tanpa terpisah-pisah) yang
disebut leading strand.

4) Pada rantai tunggal DNA induk yang lain, DNA polimerase membentuk
lagging strand (merupakan keseluruhan rantai kopian DNA yang pertumbuhannya
tidak kontinyu) dengan memperpanjang RNA primer-RNA primer di beberapa
tempat sehingga membentuk segmen-segmen DNA baru yang saling terpisah.
Segmen-segmen itulah yang disebut fragmen Okazaki.
5) DNA polimerase yang lainnya, menggantikan RNA primer dengan DNA dan
enzim ligase menghubungkan segmen-segmen okazaki, sehingga terbentuk salinan
DNA baru. Nah, DNA baru yang telah terbentuk (identik dengan DNA induk) akan
melanjutkan tahapan untuk mensintesis protein yaitu tahapan transkripsi dan
translasi.

b. Tahapan Replikasi

Proses replikasi DNA merupakan suatu masalah yang kompleks, dan melibatkan
rangkaian protein dan enzim yang secara kolektif merakit nukleotida dalam urutan
yang telah ditentukan. Dalam menanggapi isyarat molekul yang diterima selama
pembelahan sel, molekul-molekul ini melakukan replikasi DNA, dan mensintesis
dua untai baru menggunakan helai yang ada sebagai template atau ‘cetakan’.
Masing-masing menghasilkan dua, molekul DNA yang identik terdiri dari satu
untai baru dan salah satu DNA lama. Oleh karena itu proses replikasi DNA disebut
sebagai semi-konservatif.

Rangkaian peristiwa yang terjadi selama replikasi DNA prokariotik telah dijelaskan
di bawah ini.

1) Inisiasi

Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal replikasi, yang
memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh protein yang disebut inisiator
DnaA. Mereka mengikat molekul DNA di tempat asal, sehingga mengendur untuk
perakitan protein lain dan enzim penting untuk replikasi DNA. Sebuah enzim yang
disebut helikase direkrut ke lokasi untuk unwinding (proses penguraian/seperti
membuka resleting) heliks dalam alur tunggal.

Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara yang
tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal sebagai garpu
replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah struktur yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi). Setelah heliks yang terbuka, protein yang disebut untai
tunggal mengikat protein (SSB) mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka
untuk menempel kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi
dilanjutkan dalam dua arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.

Pelepasan untai DNA

2) Sintesis Primer

Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai
template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. Selain
replikasi mereka juga memainkan peran penting dalam perbaikan DNA dan
rekombinasi.

Namun, DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara independen,
dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk memulai penambahan nukleotida
komplementer. Ini disediakan oleh enzim yang disebut DNA primase yang
merupakan jenis DNA dependent-RNA polimerase. Ini mensintesis bentangan
pendek RNA ke untai DNA yang ada. Ini segmen pendek disebut primer, dan terdiri
dari 9-12 nukleotida. Hal ini memberikan DNA polimerase platform yang
diperlukan untuk mulai menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada
kedua untai, DNA polimerase dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA
baru.

Pembukaan resleting DNA dapat menyebabkan supercoiling (bentukan seperti


spiral yang mengganggu) di wilayah garpu berikutnya. Ini superkoil DNA dibuka
oleh enzim khusus yang disebut topoisomerase yang mengikat ke bentangan DNA
depan garpu replikasi. Ini menciptakan memotong pada untai DNA dalam rangka
untuk meringankan supercoil tersebut.

Sintesis DNA Primer

3) Sintesis leading strand

DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari
untai yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5′ → 3′ saja.
Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan, dan karenanya sintesis DNA
pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian
pengawal (leading strand).

Replikasi DNA untaian pengawal (leading strand)

Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III) mengenali 3′ OH ujung RNA primer,
dan menambahkan nukleotida komplementer baru. Saat garpu replikasi
berlangsung, nukleotida baru ditambahkan secara terus menerus, sehingga
menghasilkan untai baru.

4) Sintesis lagging Strand (untai tertinggal)

Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan menghasilkan


serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→ 3′. Fragmen ini disebut
fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah rantai terus
menerus nukleotida. Untai ini dikenal sebagai lagging Strand (untai tertinggal)
sejak proses sintesis DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah.

sintesis lagging Strand

Di sini, primase menambahkan primer di beberapa tempat sepanjang untai terbuka.


DNA pol III memperpanjang primer dengan menambahkan nukleotida baru, dan
jatuh ketika bertemu fragmen yang terbentuk sebelumnya. Dengan demikian, perlu
untuk melepaskan untai DNA, lalu bergeser lebih lanjut kebagian atas untuk
memulai perluasan primer RNA lain. Sebuah penjepit geser memegang DNA di
tempatnya ketika bergerak melalui proses replikasi.

5) Penghapusan Primer

Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru
terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA
polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer RNA melalui ‘5→ 3′
aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan mereka dengan
deoksiribonukleotida baru dengan 5 ‘→ 3′ aktivitas polimerase DNA.

Menghilangkan primer RNA


6) Ligasi

Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung celah


antara fragmen Okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi dan menyumbat
celah tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat dan 3′ gugus
hidroksil fragmen yang berdekatan.

Ligasi

7) Terminasi (pemutusan)

Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan nukleotida
yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang disebut tus yang
mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika
helikase bertemu protein tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal protein
pengikat terdekat.

4. Transkripsi

Pada tahapan ini, DNA akan membentuk RNA dengan cara menerjemahkan kode-
kode genetik dari DNA. Proses pembentukan RNA ini disebut transkripsi, yang
menghasilkan 3 macam RNA seperti yang telah kalian ketahui sebelumnya, yaitu
mRNA, tRNA, dan rRNA. Transkripsi terjadi di dalam sitoplasma dan diawali
dengan membukanya rantai ganda DNA melalui kerja enzim RNA polimerase.
Sebuah rantai tunggal berfungsi sebagai rantai cetakan atau rantai sense, rantai yang
lain dari pasangan DNA ini disebut rantai anti sense. Tidak seperti halnya pada
replikasi yang terjadi pada semua DNA, transkripsi ini hanya terjadi pada segmen
DNA yang mengandung kelompok gen tertentu saja. Oleh karena itu, nukleotida-
nukleotida pada rantai sense yang akan ditranskripsi menjadi molekul RNA dikenal
sebagai unit transkripsi.
Gambar 3. Tahapan transkripsi RNA.

Transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan inisiasi, elongasi, dan terminasi.

a. Inisiasi (Permulaan)

Jika pada proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada transkripsi ini
dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat melekatnya RNA polimerase
untuk memulai transkripsi. RNA polimerase melekat atau berikatan dengan
promoter, setelah promoter berikatan dengan kumpulan protein yang disebut faktor
transkripsi. Nah, kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor
transkripsi ini disebut kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA polimerase
membuka rantai ganda DNA.

enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase


terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat
pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter.
Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA
berfungsi sebagai cetakan.
b. Elongasi (Pemanjangan)

Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian
menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´. Pada tahap
elongasi ini, RNA mengalami pertumbuhan memanjang seiring dengan
pembentukan pasangan basa nitrogen DNA. Pembentukan RNA analog dengan
pembentukan pasangan basa nitrogen pada replikasi. Pada RNA tidak terdapat basa
pirimidin timin (T), melainkan urasil (U). Oleh karena itu, RNA akan membentuk
pasangan basa urasil dengan adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain,
yaitu adenin, guanin, dan sitosin dari DNA akan berpasangan dengan basa
komplemennya masing-masing sesuai dengan pengaturan pemasangan basa.
Adenin berpasangan dengan urasil dan guanin dengan sitosin (Gambar 2).

Gambar 2. Tahap elongasi transkripsi.

c. Terminasi (Pengakhiran)

Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter
berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu
kembali seperti semula dan RNA polimerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya,
RNA terlepas dan terbentuklah RNA m yang baru.

Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, langsung berperan sebagai
RNA m. Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein pada sel
eukariotik, akan menjadi RNA m yang fungsional (aktif) setelah malalui proses
tertentu terlebih dahulu. Dengan demikian, pada rantai tunggal RNA m terdapat
beberapa urut-urutan basa nitrogen yang merupakan komplemen (pasangan) dari
pesan genetik (urutan basa nitrogen) DNA. Setiap tiga macam urutan basa nitrogen
pada nukleotida mRNA hasil transkripsi ini disebut sebagai triplet atau kodon.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam inti sel terdapat DNA yang bertugas dalam pewarisan sifat serta sintesis
protein. Dalam melaksanakan fungsinya DNA mengalami bebrapa proses seperti
replikasi, transkripsi dan translasi. Replikasi merupakan penggandaan DNA.
Transkripsi adalah proses pembentukan RNA dari DNA.

B. Saran

Adapun saran yang bisa penyusun berikan antara lain:

1. Selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan demi menjadi insan yang


berilmu dan berfikir

2. Belajar tidak hanya dari bangku pendidikan tapi bisa dari lingkungan sekitar

3. Ilmu adalah cahaya, maka bukalah dan bersihkan hati agar ilmu bisa masuk
DAFTAR PUSTAKA

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA
Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai