Anda di halaman 1dari 24

i

REPLIKASI DNA PADA EXPERIMENT MESELSON STAHL, ROLLING


CIRCLE REPLICATION, DAN REVERSE TRANSCRIPTION

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika
Yang Dibina Oleh Prof. Dr.agr. Mohamad Amin, S.Pd., M.Si
Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc

Oleh Kelompok 1:
Anisyah Fadhillah (160351606419)
Putri Urifah (160351606405)
Linda Suci Triliana (160351606476)
Yushella Annisa Aji (160351606428)

OFF : B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
Maret 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan
manusia dan memuliakannya di atas makhluk-makhluk yang lain. Juga tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi Muhammad SAW beserta para
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulilla berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang singkat ini dengan judul Replikasi DNA Pada
Experiment Meselson Stahl, Rolling Circle Replication, Dan Reverse
Transcription.
Terima kasih kepada Prof. Dr.agr. Mohamad Amin, S.Pd., M.S
Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran IPA,
yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Selain itu
kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang bersedia
mempelajari dan memberikan masukan atas makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika.

Malang, 26 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Replikasi DNA pada Experiment Meselson Stahl..........................................6
B. Replikasi DNA pada Rolling Circle Replication...........................................13
C. Replikasi DNA pada Reverse Transcription.................................................15
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................23
A. KESIMPULAN............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada manusia sintesis untai DNA baru terjadi dengan kecepatan 3000
nukleotida permenit, sedangkan pada bakteri sekitar 30.000 nukleotida yang
ditambahkan pada rantai DNA yang baru dibentuk permenitnya. Mekanisme
seluler yang bertanggung jawab pada replikasi DNA yang mengharuskan
bekerja dengan sangat cepat, tetapi yang lebih penting harus bekerja dengan
sangat akurat (tepat). Ketepatan dari replikasi DNA sangat menakjubkan,
dengan rata-rata hanya satu kesalahan disetiap 1 miliar saat penggabungan
replikasi nukleotida setelah sintesis dan perbaikan kesalahan pada saat selama
setelah proses replikasi. Sebagian besar dari gen kembar identik memang
identik, tetapi beberapa akan berubah dikarenakan kesalahan replikasi dan
tipe mutasi lainnya. Kunci dari keberhasilan mekanisme dengan ketepatan
dan kecepatan DNA. Sintesis DNA seperti sintesis RNA dan protein yang
melibatkan tiga tahapan yaitu: 1. Inisiasi (permulaan rantai), 2. Elongasi
(perpanjangan rantai) dan 3. Terminasi (pemutusan rantai).
Rolling circle replication adalah salah satu tipe dari replikasi DNA dan
terjadi dalam replikasi pada organisme virus, bakteri, dan amfibi. Mekanisme
rolling circle replication digunakan untuk :
1. menggandakan genom pada virus (menduplikasi genom mereka),
2. pada bakteri, mekanisme ini digunakan untuk mentransfer DNA dari sel
donor ke sel resipie (penerima) selama satu jenis pertukaran genetik dan
3. pada amfibi, mekanisme ini terjadi saat oogenesis dalam rangka
mengamplifikasi DNA ekstrakromosomal yang membawa kumpulan gen-
gen RNA ribosomal.
Retrovirus ditemukan dengan mempelajari penyebab tumor pada tikus,
ayam dan kucing. Dalam setiap kasus, virus RNA selalu terlibat dalam
produksi tumor. Virus ini dikenal pada tahun 1970 dikenalkan oleh David
Baltimore, Howard Temin, and Satoshi Mizutani ketika mereka menemukana
RNA dependent DNA polymerase yang disebut dengan transkripsi balik yang
memungkinkan virus ini menyalin RNA menjadi DNA. Penemuan ini diawali

4
pada saat proses transkripsi balik dan memberikan gambaran sekilas
mengenai dunia retro, koleksi sekuens DNA yang luas itu berasal dari
transkripsi terbalik. Jadi, transkripsi balik bertanggung jawab untuk mengisi
genom dengan banyak jenis DNA termasuk retrovirus. Berkat adanya
penemuan transkripsi balik membuka pandangan terhadap genom yang belum
dijelajahi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Replikasi DNA pada Experiment Meselson Stahl?
2. Apa itu Replikasi DNA pada Rolling Circle Replication?
3. Apa itu Replikasi DNA pada Reverse Transcription?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan Replikasi DNA pada Experiment Meselson Stahl
2. Dapat menjelaskan Replikasi DNA pada Rolling Circle Replication
3. Dapat menjelaskan Replikasi DNA pada Reverse Transcription

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. REPLIKASI DNA PADA EXPERIMENT MESELSON STAHL

Pada manusia sintesis untai DNA baru terjadi dengan kecepatan 3000
nukleotida permenit, sedangkan pada bakteri sekitar 30.000 nukleotida yang
ditambahkan pada rantai DNA yang baru dibentuk permenitnya. Mekanisme
seluler yang bertanggung jawab pada replikasi DNA yang mengharuskan
bekerja dengan sangat cepat, tetapi yang lebih penting harus bekerja dengan
sangat akurat (tepat). Ketepatan dari replikasi DNA sangat menakjubkan,
dengan rata-rata hanya satu kesalahan disetiap 1 miliar saat penggabungan
replikasi nukleotida setelah sintesis dan perbaikan kesalahan pada saat selama
setelah proses replikasi. Sebagian besar dari gen kembar identik memang
identik, tetapi beberapa akan berubah dikarenakan kesalahan replikasi dan tipe
mutasi lainnya. Kunci dari keberhasilan mekanisme dengan ketepatan dan
kecepatan DNA. Sintesis DNA seperti sintesis RNA dan protein yang
melibatkan tiga tahapan yaitu: 1. Inisiasi (permulaan rantai), 2. Elongasi
(perpanjangan rantai) dan 3. Terminasi (pemutusan rantai).

1. Replikasi Semikonservatif

Ketika Watson dan Crick mempublikasikan mengenai DNA memiliki


struktur double helix dengan pasangan basa komplementer, mereka mengakui
bahwa kespesifikan pasangan basa sebagai dasar mekanisme sederhana untuk
duplikasi DNA. Lima minggu setelah muncunya karangan mengenai struktur
double helix dari DNA, Watson dan Crick mempublikasikan mengenai
mekanisme double helix dapat bereplikasi. Mereka mengemukakan bahwa dua
untai yang komplementer pada double heliks membuka dan terpisah, tiap –tiap
untai membentuk untaian yang baru. Urutan basa disetiap untai induk
digunakan sebagai template dan basa akan berpasangan dengan
komplementernya membentuuk untai baru. Contohnya Adenin, untai DNA
induk yang bertindak sebagai templat melalui potensial ikatan hydrogen agar
dapat menyatukan Timin di untai komplementer yang baru terbentuk.
Mekanisme replikasi DNA ini disebut dengan replikasi semikonservatif

6
(karena setengah molekul induk dipertahankan) untuk membedakan dari
kemungkinan mekanisme lainnya.

Gambar 1. Model replikasi semikonservatif DNA oleh Watson dan Crick

Pada replikasi konservatif, DNA induk double helix akan dipertahankan


dan keturunan DNA double helix baru akan disintesis, sedangkan pada
replikasi dispersive bagian dari kedua untai molekul induk dapat dipertahankan
dan digunakan sebagai templat untuk mensintesis bagian yang komplemen
setelah itu akan bergabung untuk menghasilkan keturunan untai DNA yang
baru.

7
Gambar 2. Tiga model yang memungkinkan terjadi pada saat replikasi DNA
yaitu (a) semikonservatif, (b) konservatif, (c) dispersif

Pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl menunjukkan


bahwa replikasi secara semikonservatif pada kromosom Escherichia coli.
Kemudian pada tahun 1962, John Cairns menunjukkan bahwa kromosom E.
coli adalah DNA duplex tunggal. Bersama-sama hasilnya dipresentasikan oleh
Cairns, Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi secara
semikonservatif pada E.coli.

Meselson dan Stahl menumbuhkan sel bakteri E. coli selama beberapa


generasi di suatu medium isotop berat nitrogen (15N) yang telah disubstitusi
menjadi normal, yaitu isotope ringan (14N). Basa purin dan pirimidin pada
DNA yang menagnadung nitrogen, kemudian DNA sel bakteri tumbuh pada
medium yang mengandung isotop (15N) dan memiliki kepadatan yang lebih
tinggi (massa per satuan volume) daripada DNA sel bakteri yang tumbuh pada
14
medium yang mengandung isotop N. Molekul DNA dengan perbedaan
kepadatan dapat dipisahkan dengan kesetimbangan sentrifugasi kepadatan-
gradien (equilibrium density-gradient centrifugation). Dengan menggunakan
teknik ini, Meselson dan Stahl dapat membedakan diantara ketiga model
replikasi DNA melalui bentuk perubahan kepadatan pada DNA sel bakteri
15 14
yang ditumbuhkan pada medium N kemudian dipindahkan ke medium N

8
dalam kurung waktu tertentu disebut dengan eksperimen perpindahan
kepadatan.

Sebagian besar kepadatan DNA hampir sama dengan kepadatan


konsentrasi larutan garam berat seperti Cesium Klorida (CsCl). Contohnya
kepadatan dari CsCl 6M adalah sebesar 1,7g/cm3 . DNA E. coli yang
mengandung 14N mempunyai kepadatan 1,710g/cm3 .Pengganti dari 15N ke 14N
meningkatkan kepadatan DNA sel E. coli menjadi 1,724g/cm3. Kapan larutan
CsCl 6M disentrifugasi pada kecepatan yang sangat tinggi untuk jangka waktu
yang lama, berapa suatu gradient kesetimbangan kepadatan terbentuk. Apabila
DNA ada dalam gradient itu sendiri, maka itu akan berpindah ke posisi dimana
kepadatan larutan CsCl sebanding dengan kepadatannya sendiri. Lalu, jika
15
campuran DNA E. coli mengandung isotop berat nitrogen N, dan DNA E.
14
coli mengandung isotop ringan N, dikarenakan sentrifugasi kesetimbangan
kepadatan-gradient CsCl. Molekul DNA akan terpisah menjadi dua “pita”, satu
mengandung DNA “berat” (15N) dan satunya mengandung DNA “ringan”
(14N).

Meselson dan Stahl mengambil sel-sel yang telah tumbuh pada medium
yang mengandung (15N) selama beberapa generasi (DNA berat), kemudian sel-
sel tersebut dicuci untuk menghapus medium yang mengandung (15N) dan
dipindahkan pada medium yang mengandung (14N). Setelah itu sel dibiarkan
tumbuh pada medium (14N) pada periode waktu tertentu, kemudian DNA
diektraksi dan dianalisis dalam CsCl untuk mencapai keseimbangan gradien
kepadatan. Hasil penelitian Meselson dan Stahl konsisten pada replikasi
semikonservatif, tidak termasuk konservatif dan dispersif sintesis DNA. Semua
DNA yang diisolasi dari sel setelah satu generasi pertumbuhan pada medium
yang mengandung (14N) memiliki setengah kepadatan dari DNA berat dan dari
DNA ringan. Kepadatan setengah ini biasanya disebut dengan kepadatan
hibrid. Setelah 2 generasi tumbuh di medium (14N), setengah dari DNA
kepadatan hibrid dan setengahnya lagi dari kepadatan ringan. Hasil ini persis
dengan yang diprediksi oleh Watson dan Crick pada model replikasi
semikonservatif.

9
Salah satu dari generasi hasil replikasi semikonservatif dari heliks ganda
induk yang mengandung 15N pada medium yang mengandung 14
N hanya akan
menghasilkan dua keturunan heliks ganda, yang keduanya memiliki 15N dalam
14
satu untai (untai yang lama) dan N di untai lainnya (untai yang baru).
Molekul tersebut akan menjadi kepadatan hibrid.

Gambar 3. Meselson dan Stahl mendemonstrasikan replikasi DNA semikonservatif di E.


coli. Diagram tersebut menunjukkan bahwa hasil percobaan Meselson dan Stahl yang
diharapkan jika kromosom E. coli bereplikasi semikonservatif.

Replikasi konservatif tidak menghasilkan molekul DNA dengan kepadatan


hibrid, karena setelah dihasilkan satu generasi DNA hasil dari replikasi
konservatif berat DNA dalam medium menjadi ringan, sehingga setengah dari
DNA masih akan memiliki berat yang lebih apabila dibandingkan dengan
setengah lainnya yang akan menjadi lebih ringan. Jika replikasi dispersif,
Meselson dan Stahl mengamati perubahan berat DNA terhadap cahaya dalam
setiap generasi (yaitu mengamati setengah berat atau hibrid setelah satu
generasi, kuartal berat setelah dua generasi dan sebagainya). Hasil dari
percobaan Meselson dan Stahl memiliki kemungkinan-kemungkinan yang

10
tidak konsisten. Replikasi DNA selanjutnya terbukti terjadi secara
semikonservatif di beberapa mikroorganisme.

Replikasi semikonservatif pada kromosom eukoariotik pertama kali


dibuktikan pada tahun 1957 dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh
J.Herbet Taylor, Philip Woods, dan Walter hughes pada sel-sel ujung akar vicis
faba. Taylor dan rekannya memberikan label pada kromosom vicia faba yang
diambil bagian pertumbuhan ujung akarnya selama 8 jam (kurang dari 1
generasi sel) pada medium yang mengandung radioaktif H-timidin. Sel-sel
pada ujung akar tersebut kemudian dipindah kan dari medium yang
mengandung radioaktif, dicuci, dan dipndahkan pada medium non radioaktif
yang mengandung alkaloid colchicine. Hal tersebut dilakukan karena diketahui
bahwa colchicine dapat mengikat mikrotubulus dan mencegah pembentukan
spindle fungsional. Akibatnya, kromosom keturunannya tidak mengalami
anafase normal. Denan demikian, jumlah kromosom per inti akan berlipat
ganda per siklus sel apabila menggunakan colchicine. Hal tersebut
mengakibatkan jumlah kromosom dua kali lipat untuk setiap generasi sel.
Taylor dan rekan-rekannya menentukan berapa banyak DNA ualngan dari
setiap sel yang telah mengalami penggabungan tersebut dari timidin radioaktif.
Pada metafase pertama di colchicine (c-metafase), inti akan berisi 12 pasang
kromatid (masih bergabung di sentromer). Pada kedua c-metafase, inti akan
berisi 24 pasang, dan sebaganya.

Taylor dan rekan-rekannya menggunakan tenik yang disebut


autoradiografi untuk memeriksa distribusi radioaktivirtas dalam kromosom
pada sel pada saat c-metafase yang pertama, c-metafase kedua, dan sebagainya.
Autoradiografi adalah metode untuk mendeteksi dan lokalisasi radioaktif isotop
dalam persiapan sitologi atau makromolekul oleh pencahayaan fotografi
terhadap emulsi yang sensitif terhadap radiasi energi rendah. Emulsi tersebut
mengandung halida perak yang menghasilkan bintik-bintik hitam kecil disebut
butir perak. Ketika butiran perak terkena partikel bermuatan yang dipancarkan
selama peluruhan isotop radioaktif. Autoradioaktif sanga berguna dalam
mempelajari metabolisme DNA karena DNA dapat diberi label khusus

11
menurut sel yang tumbuh di 3H-timidin, adeoxyriboucleoside timin yang berisi
isotop radioaktif hydrogen (tritium).

Ketika Taylor dan rekannya autoradioaktif untuk memeriksa distribusi


radioaktivitas dalam kromosom vicia favba pada saat pertama c-metafase,
kedua kromatid dari setiap pasangan merupakan radio aktif. Namun pada c-
metafase yang kedua,hanya salah satu kromatid dari setiap pasangan yang
merupaka radioaktif. Hasil tersebut merupakan yang diarapkan jika replikasi
DNA adalah semikonservatif. Memberikan molekul DNA satu
perkromosm.Pada tahun 1957, Taylor dan rekan-rekannya mampu
menyimpulkan bahwa DNA kromosom pada vicia faba dipisahkan pada semi
konservatif. Kesimpulan bahwa double helix direpliskasi semi konservatif
dalam kacang harus menunggu bukti selanjutnya menunjukan bahwa setia
kromosom mengandung molekul DNA, Percobaan analog kemudian dilakukan
dengan beberapa eukariotik lainnya, dan, dalam semua kasus, hasilnya
menunjukkan bahwa replikasi terjadi secara semikonservatif.

Gambar 4: Bukti replikasi semikonservatif kromosom pada kacang, Vicia faba. Hasil
yang diperoleh Taylor, Woods, dan Hughes (a, b) diprediksi oleh replikasi
semikonservatif dari DNA (c).

12
B. Replikasi DNA pada Rolling Circle Replication
Rolling circle replication adalah salah satu tipe dari replikasi DNA
dan terjadi dalam replikasi pada organisme virus, bakteri, dan amfibi.
Mekanisme rolling circle replication digunakan untuk :

1. menggandakan genom pada virus (menduplikasi genom mereka),


2. pada bakteri, mekanisme ini digunakan untuk mentransfer DNA dari
sel donor ke sel resipie (penerima) selama satu jenis pertukaran
genetik dan
3. pada amfibi, mekanisme ini terjadi saat oogenesis dalam rangka
mengamplifikasi DNA ekstrakromosomal yang membawa kumpulan
gen-gen RNA ribosomal.

Mekanisme rolling circle replication ini merupakan mekanisme


replikasi DNA yang berbentuk sirkuler. Hal yang unik dalam rolling circle
replication adalah bahwa DNA parental yang berbentuk sirkuler tetap utuh
dan menggulung selama replikasi berlangsung dan berputar (roll/spin)
sehingga mekanisme ini dinamakan demikian. DNA parental yang sirkuler
ini menjadi template untuk sintesis unting komplemennya.

Rolling circle replication dimulai ketika enzim endonuklease yang


spesifik terhadap sekuen tertentu memutus satu unting pada titik awal
replikasi (origin). Aktivitas enzim endonuklease ini menghasilkan ujung
3’-OH dan ujung 5’-phospat. Ujung 5’-phospat kemudian dilepaskan dari
lingkaran DNA, dan pada saat yang sama unting yang dijadikan sebagai
template berputar pada sumbunya. Pemanjangan DNA terjadi pada ujung
3’-OH dari strand yang terputus.

Rolling circle replication dapat menghasilkan progeni (keturunan)


DNA unting tunggal maupun unting ganda. Progeni unting tunggal yang
sirkuler dapat dihasilkan melalui pemutusan spesifik tapak pada titik awal
replikasi yang diikuti dengan pembentukan kembali struktur melingkar.
Sedangkan, untuk menghasilkan molekul progeni yang terdiri dari unting
ganda, DNA unting tunggal yang dihasilkan berperan sebagai template

13
untuk pembentukan unting komplementernya. Pembentukan unting
komplementer terjadi melalui pembentukan fragmen Okazaki (sintesis
diskontinyu) diikuti dengan pemutusan dan pembentukan struktur
melingkar. Proses terjadinya rolling circle replication dapat diilustrasikan
pada gambar berikut.

14
DNA Parental Melingkar
Heliks Ganda

Titik awal replikasi (origin)

Endonuklease yang spesifik pada sekuen tertentu


memotong salah satu ututan DNA pada origin

Ujung 5’-phospat terlepas dan mulai terjadi


pemanjangan pada ujung 3’-OH

Strand template mulai mengalami perputaran, sedangkan ujung 3’-OH terus


mengalami pemanjangan

DNA progeni unting ganda terbentuk melalui sintesis


diskontinyu unting komplementer dengan salah satu
Progeni unting tunggal
unting tunggal sebagai templatenya. Proses tersebut
dibentuk melalui
diikuti oleh pemutusan dan pembentukan struktur sirkuler
pemutusan dan
pembentukan kembali
struktur melingkar

Gambar. Mekanisme
Rolling circle replication

15
C. RETROVIRUS DAN RETROTRANSPOSONS

Retrovirus dan terkait elemen transposable memanfaatkan enzim


transkripsi balik untuk menggandakan RNA menjadi DNA. Hasil dari
penggandaan DNA kemudian disisipkan pada posisi berbeda dalam
genom DNA. Dalam penambahan untuk memotong dan menempel
transposon seperti Ac dan P, genom eukariotik mengandung elemen
transposable yang mana dapat berpindah tergantung pada transkripsi balik
DNA menjadi RNA. Pembalikan dalam aliran informasi genetik ini telah
menyebabkan ahli genetika menyebut unsur-unsur ini merupakan
retrotransposon. Transkripsi balik juga berperan penting dalam siklus
hidup beberapa virus. Genom dari virus ini tersusun dari RNA untai
tunggal. Ketika virus ini menginfeksi suatu sel, RNA akan menjadi DNA
untai ganda, karena informasi genetik berpindah dari RNA menjadi DNA,
virus ini disebut dengan retrovirus.

Retrovirus ditemukan dengan mempelajari penyebab tumor pada


tikus, ayam dan kucing. Dalam setiap kasus, virus RNA selalu terlibat
dalam produksi tumor. Virus ini dikenal pada tahun 1970 dikenalkan oleh
David Baltimore, Howard Temin, and Satoshi Mizutani ketika mereka
menemukana RNA dependent DNA polymerase yang disebut dengan
transkripsi balik yang memungkinkan virus ini menyalin RNA menjadi
DNA. Penemuan ini diawali pada saat proses transkripsi balik dan
memberikan gambaran sekilas mengenai dunia retro, koleksi sekuens
DNA yang luas itu berasal dari transkripsi terbalik. Jadi, transkripsi balik
bertanggung jawab untuk mengisi genom dengan banyak jenis DNA
termasuk retrovirus. Berkat adanya penemuan transkripsi balik membuka
pandangan terhadap genom yang belum dijelajahi.

Beberapa tipe yang berbeda dari retrovirus telah diisolasi dan dikenali.
Namun, lambang HIV yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan
tubuh manusia, merupakan suatu penyakit yang menyerang puluhan juta
orang. AIDS pertama kali dikenal pada abad ke 20, ini merupakan
penyakit yang serius dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Seiring

16
perkembangannya, seseorang kehilangan kemampuan untuk melawan
infeksi oleh bermacam patogen, termasuk organisme yang biasanya jinak.
Tanpa pengobatan, seseorang yang menderita AIDS menyerah pada
penyakit ini dan kemudian meninggal. AIDS ditularkan dari individu satu
ke lainnya melalui cairan dalam tubuh misalnya darah atau sperma yang
sudah terkontaminasi virus HIV. Gejala awal dari penyakit ini seperti flu,
seseorang yang terinfeksi mengalami sakit demam dan kelelahan. Setelah
beberapa minggu, gejalanya mereda dan kesehatan kembali pulih,
keadaan tanpa gejala dapat berlangsung hingga beberapa tahun. Namun,
virus melanjutkan penggandaan diri dan menyebar ke seluruh tubuh dan
menargetkan ke dalam sel-sel yang berperan penting dalam sistem
kekebalan tubuh. Akhirnya, sel-sel ini terbunuh oleh virus dan sistem
kekebalan tubuh tidak berfungsi secara baik. Banyak penyakit yang dapat
terjadi akibat AIDS misalnya pneumonia. AIDS merupakan penyebab
kematian terbesar di beberapa negara.

Siklus kehidupan dari virus HIV sebagai berikut.

a. HIV berlabuh dengan sel target melalui interaksi antara protein


virus gp120 dan protein reseptor CD4 seluler.
b. Selaput virus dan seluler membran berfusi, memungkinkan inti
virus memasuki sel.
c. RNA dan protein terkait dilepaskan dari inti virus
d. Transkripsi balik mengkatalisasi sintesis DNA virus untai ganda
dari RNA virus untai tunggal dalam sitoplasma
e. Integrasi dari proses katalisasi mengakibatkan penyisipan DNA
virus ke dalam DNA seluler di dalam nukleus
f. RNA polimerase seluler mentranskripsi DNA virus menjadi RNA
virus.
g. Beberapa virus RNA berfungsi sebagai mRNA untuk sintesis
protein virus.
h. Beberapa virus RNA membentuk virus progeni
i. Partikel virus progeni berkumpul di dekat membran sel.

17
j. Partikel virus progeni diekstrusi dari sel dengan cara pemula.
k. Partikel virus progeni bebas menginfeksi sel lain.
Karena sifatnya yang mematikan dan berstatus pandemi HIV/AIDS
menjadi fokus utama sejumlah penelitian, termasuk penelitian pemahaman
detail mengenai siklus hidup HIV. Membran yang mengelilingi partikel
virus. Setelah gp120 "merapat" dengan reseptor CD4, membran virus dan
seluler berfusi dan partikel virus dimasukkan ke dalam sel. Di dalam sel,
membran lipid dan mantel protein yang mengelilingi partikel virus
dihilangkan, dan bahan-bahan di dalam inti virus dilepaskan ke dalam
sitoplasma sel. Inti ini mengandung dua molekul RNA untai tunggal yang
identik — genom virus — dan sejumlah kecil protein yang memfasilitasi
replikasi genom, termasuk dua molekul dari transkriptase balik virus, satu
terikat pada setiap untai RNA virus.
Transkripsi balik pada HIV dan trasnkripsi balik lainya mengubah
RNA (untai tunggal) menjadi DNA (untai ganda). Molekul DNA untai
ganda yang dihasilkan kemudan dimasukkan secara acak pada kromosom
sel yang terinfeksi. Sehingga, genom sel tersebut diisi dengan banyak
Salinan genom virus. Salinan ini kemudian ditrasnkripsi oleh RNA
polymerase untuk menghasilkan sejumlah besar RNA virus, yang
berfungsi untuk mengarahkan sintesis protein dan juga menyediakan
genom RNA untuk dibentuk menjad partikel virus yang baru. Partikel-
partikel ini kemudian diestruksi dari sel dengan proses tunas melalui
membran sel. Partikel yang tellah diekstrusi kemudian dapat menginfeksi
sel lain dengan beriteraksi dengan resepto CD4 pada permukaannya.
Dengan cara ini, materi geneticnya HIV direplikasi dan di sebarluaskan
melalui populasi sel imun yang rentan.
Genom HIV, panjangnya sedikit lebih dari 10 kilobase, mengandung
beberapa gen. tiga dari gen-gen ini, merupakan gag, pol, dan env
diterumakan pada semua retrovirus lainnya. Gen gag mengkode protein
dari partikel virus, gen pol mengkode transcriptase balik dan enzim
lainnya yang disebut integrase, yang yang mengkatalisis penyisipan bentuk

18
DNA genom HIV ke dalam kromosom sel induk dan gen env
mengkodekan glikoprotein yang tertanam dalam amplop lipid virus.
Gambar dibawah ini merupakan proses replikasi genom HIV. Proses
ini dikatalis oleh transkripsi balik, dimulai dengan sintesis untai tunggal
DNA yang melengkapi RNA untai tunggal dari genom virus. Ini
dipersiapkan oleh oleh tRNA yang melengkapi urutan yang disebut PBS
(primer binding site) yang terletak di sebelah kiri pusat dalam RNA HIV
pada langkah 1 pada Gambar 17.12. tRNA ini dikemas sudah terikat ke
PBS di inti HIV. Setelah transkripsi balik mengkatalis ujung 3’ pada DNA
virus, ribonukelase H (RNAse H) mendegradasi genom RNA dalam RNA-
DNA ganda (langkah 2). Degradasi ini menyebabkan urutan berulang (R)
untai DNA yang baru lahir bebas untuk berhibridisasi dengan urutan R
pada ujung 3’ RNA HIV. Hasil bersihnya adalah bahwa wilayah R dari
untai DNA yang baru lahir "melompat" dari ujung 5’ HIV RNA ke ujung
3’ RNA HIV (langkah 3). Reverse transcriptase selanjutnya memperluas
salinan DNA dengan menggunakan bagian 5’ HIV RNA sebagai templat
(langkah 4).
Pada langkah 5, RNAse H mendegradasi semua RNA dalam dupleks
RNA-DNA kecuali wilayah kecil, saluran polipurin (PPT), yang sebagian
besar terdiri dari purin adenin dan guanin. Saluran polipurin ini digunakan
untuk mensintesis DNA untai-kedua dari bagian genom HIV (langkah 6).
Setelah tRNA dan RNA genomik yang ada dalam dupleks RNA-DNA
dihilangkan (langkah 7), DNA kedua "lonjakan" terjadi di mana PBS pada
ujung 5’ untai DNA kedua berhibridisasi dengan PBS komplementer
dengan PBS komplementer pada ujung 5’ akhir untai DNA pertama
(langkah 8). Hidroksi termini 3’ dari dua untai DNA kemudian digunakan
untuk sintesis DNA utama untuk menyelesaikan sintesis DNA HIV untai
ganda (langkah 9). Perhatikan bahwa konversi RNA virus menjadi DNA
virus menghasilkan urutan tanda tangan pada kedua ujung molekul DNA.
Urutan ini, yang disebut long terminal repeats (LTRs), diperlukan untuk
integrasi genom virus ke dalam DNA sel inang.

19
Integrasi (Gambar 17.13) DNA virus dikatalisis oleh enzim integrase,
yang memiliki aktivitas endonuklease. Integrase pertama kali
menghasilkan 3 ujung yang tersembunyi dalam DNA HIV dengan
membuat potongan beruntai tunggal di dekat ujung kedua LTR (langkah
1). Ujung tersembunyi ini selanjutnya digunakan untuk serangan yang
dikatalisis integrase pada ikatan fosfodiester dalam urutan target dalam
DNA sel inang. Proses ini menghasilkan pembentukan ikatan fosfodiester
baru antara 3 ujung DNA HIV dan 5 fosfat dalam DNA host (langkah 2).
Pada tahap akhir integrasi, enzim perbaikan DNA sel inang mengisi celah
untai tunggal untuk menghasilkan genom DNA HIV secara kovalen.
dimasukkan ke dalam DNA kromosom sel inang (langkah 3). Perhatikan
bahwa urutan target di situs integrasi digandakan dalam proses. Genom
HIV yang terintegrasi kemudian menjadi bagian permanen dari genom sel
inang, bereplikasi seperti halnya segmen DNA inang lainnya.
Retrovirus terintegrasi dari berbagai jenis terdapat pada genom
vertebrata, termasuk genom kita sendiri. Karena retrovirus ini direplikasi
bersama dengan sisa DNA, mereka ditransmisikan ke sel anak selama
pembelahan, dan jika mereka terintegrasi dalam sel garis kuman, mereka
juga ditularkan ke generasi berikutnya melalui gamet. Para ahli genetika
menyebut urutan DNA yang diwariskan yang diturunkan dari transkripsi
terbalik dan integrasi genom virus retrovirus endogen. Untuk sebagian
besar, urutan ini telah kehilangan kemampuan mereka untuk menghasilkan
partikel virus yang menular; karena itu, mereka adalah sisa-sisa infeksi
virus purba. HIV bukanlah retrovirus endogen, tetapi jika ia harus
kehilangan potensi mematikannya dan ditransmisikan dalam bentuk
terintegrasi melalui garis kuman, itu bisa menjadi satu.
Kami sekarang mengalihkan perhatian kami ke dua kelas
retrotransposon: unsur-unsur seperti retrovirus, yang menyerupai bentuk
retrovirus yang terintegrasi, dan retroposon, yang merupakan salinan DNA
dari RNA yang dipoladenilasi dimasukkan ke dalam DNA kromosom sel
inang (langkah 3). Perhatikan bahwa urutan target di situs integrasi
digandakan dalam proses. Genom HIV yang terintegrasi kemudian

20
menjadi bagian permanen dari genom sel inang, bereplikasi seperti halnya
segmen DNA inang lainnya.
Retrovirus terintegrasi dari berbagai jenis terdapat pada genom
vertebrata, termasuk genom kita sendiri. Karena retrovirus ini direplikasi
bersama dengan sisa DNA, mereka ditransmisikan ke sel anak selama
pembelahan, dan jika mereka terintegrasi dalam sel garis kuman, mereka
juga ditularkan ke generasi berikutnya melalui gamet. Para ahli genetika
menyebut urutan DNA yang diwariskan yang diturunkan dari transkripsi
terbalik dan integrasi genom virus retrovirus endogen. Untuk sebagian
besar, urutan ini telah kehilangan kemampuan mereka untuk menghasilkan
partikel virus yang menular; karena itu, mereka adalah sisa-sisa infeksi
virus purba. HIV bukanlah retrovirus endogen, tetapi jika ia harus
kehilangan potensi mematikannya dan ditransmisikan dalam bentuk
terintegrasi melalui garis kuman, itu bisa menjadi satu.
Kami sekarang mengalihkan perhatian kami ke dua kelas
retrotransposon: unsur-unsur seperti retrovirus, yang menyerupai bentuk
retrovirus yang terintegrasi, dan retroposon, yang merupakan salinan DNA
dari RNA yang dipoladenilasi.

21
22
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Transkriptase balik merupakan enzim yang mengkatalisis transkripsi RNA


untai tunggal menjadi DNA untai ganda. Namun, transkripsi balik ialah
kebalikan dari proses transkripsi yang mana RNA digandakan menjadi
DNA.
Retrovirus merupakan virus yang terdiri dari RNA untai tunggal, ketika
virus ini menginfeksi sel maka RNA akan menggandakan DNA dengan
bantuan enzim transkriptase balik.
2. Mekanisme rolling circle replication ini merupakan mekanisme replikasi
DNA yang berbentuk sirkuler. Hal yang unik dalam rolling circle
replication adalah bahwa DNA parental yang berbentuk sirkuler tetap utuh
dan menggulung selama replikasi berlangsung dan berputar (roll/spin)
sehingga mekanisme ini dinamakan demikian. DNA parental yang sirkuler
ini menjadi template untuk sintesis unting komplemennya.
3.

23
DAFTAR PUSTAKA

Snustad, D. P. dan Simmons, M. J. 2012. Principles of Genetics Sixth Edition.


New York: John Wiley & Sons, Inc.

24

Anda mungkin juga menyukai