KELOMPOK 7 :
PSIKOTROPIKA???
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
AULIA ROSIDATUL ILMA
1. Amobarbital(5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
2. Buprenorphine(2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-
trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
3. Butalbital(5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
4. Cathine/norpseudo-ephedrine((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl
alcohol)
5. Cyclobarbital(5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
6. Flunitrazepam(5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
7. Glutethimide(2-ethyl-2-phenylglutarimide)
8. Pentazocine((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-
methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
9. Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
AULIA ROSIDATUL ILMA
2. Buprenorfin (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2
trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
3. Flunitrazepam
Garam Flunitrazepam diindikasikan
untuk perawatan
• Kontrol
• pencegahan, & perbaikan penyakit
• kondisi dan gejala insomnia aparah
• induksi anestesi
• Premedikasi dalam prosedur
pembedahan dan kondisi lainnya.
• Gangguan tidur dari berbagai asal-usul
Premedikasi
• pengantar anestesi umum,
pemeliharaan anestesi pun dapat diatasi
dengan obat ini.
AULIA ROSIDATUL ILMA
Pasien yang mengalami
kondisi porphyric tidak
boleh mengonsumsi
Flunitrazepam.
Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Ada 60 jenis
psikotropika golongan IV).
AGNES DWI WULAN M.
Psikotropika golongan IV
Nitrazepam Cara kerjanya dengan
beraksi pada reseptor
GABA (salah satu
reseptor senyawa
Obat golongan kimia pada otak),
sehingga
benzodiazepin
mengakibatkan
dengan efek penurunan aktivitas Struktur Kimia Nitrazepam
sedatif- sel saraf pusat
hipnotik.
AGNES DWI WULAN M.
2. ALprazolam
Obat yang termasuk
golongan benzodiazepine
3. Diazepam
Salah satu derivat benzodiazepin
yang sering digunakan dalam
praktek kedokteran gigi.
Konsumsi secara oral dan
parental.
Psikotropika • Pentobarbital
III • Flunitrazepam
• Diazepam
Psikotropika • Nitrazepam (pil
koplo, dumolid,
IV mogadon, BK,
dan obat tidur)
DANANG SATRYA A.
• Depressant
1
• Halusinogen
2
• Stimulant
3
DANANG SATRYA A.
Gangguan pada
jantung dan Gangguan pada Sering sakit
Gangguan pembuluh Gangguan pada paru-paru kepala, mual-
pada system darah kulit (pulmoner) mual dan
syaraf (kardiovaskuler) (dermatologis) seperti: muntah, murus-
(neurologis) seperti: infeksi seperti: penekanan murus, suhu
seperti: kejang akut otot penanahan fungsi tubuh
kejang, jantung, (abses), alergi, pernapasan, meningkat,
halusinasi, gangguan eksim kesukaran pengecilan hati
peredaran bernafas, dan sulit tidur
darah
DANANG SATRYA A.
2. Dampak Psikis
• Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
• Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh
curigaƒAgitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang
brutal
• Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
3. Dampak Sosial
• Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan
• Merepotkan dan menjadi beban keluarga
• Pendidikan menjadi terganggu, masa depan sura.
DANANG SATRYA A.
BAB III
Pasal 5,
6,dan 7
DANANG SATRYA A.
Tindakan Pencegahan
Penyalahgunaan Psikotropika
Pencegahan
Mengkuatkan iman dan menguasai ilmu pengetahuan,
Pengobatan
Bimbingan Psikiater yang berkelanjutan
Rehabilitasi
UU RI No. 5 Th. 1997 Tentang Psikotropika Pasal 38
“Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma
ketergantungan dimaksudkan untuk memulihkan dan/atau mengembangkan
kemampuan fisik, mental, dan sosialnya.”
Proses rehabilitasi :
1. Pasien dengan Post Addiction Syndrome harus selalu diawasi oleh yang
professional
2. Dilakukan secara bekerjasama dengan instansi-instansi terkait
DANANG SATRYA A.
Amobarbital
Psychogenic Amnesia: A Case Involving
Amobarbital Interview And The News Media
DANANG SATRYA A.
The police filed a missing persons report. The local state institution for mental
illness was called to check for missing persons. S. B. was admitted to the inpatient
psychiatric unit at University Hospital. He appeared suspicious and anxious while in the
hospital. He was hypervigilant and unsure of what various common objects were and
how to us e them (e.g., television, salt shaker). He showed complete retrograde amnesia
but was able to learn and retain new information with out difficulty. He showed no
depressive or manic symptoms and no evidence of hallucinations or delusions. It was
suggested to the patient than an amobarbital interview be performed to help him try to
regain his memory. The patient was readily agreeable . A total of 750 mg. of amobarbital
was given intravenously over a 30 minute time period . The patient became more relaxed
and talkative, but was unable to state his name. He did report that he thought he was
from Cincinnati and was able to name a local elementary school and former second
grade teacher. Nofurther information was obtained .
The next day, news media were involved to help identify the patient. Pictures
were taken for the newspaper, and local television came to report. Later that day, the
media tracked down the patient's second grade teacher , who arrived on the ward with
pictures of all her prior second grade classes. S.B. recognized the teacher immediately,
as well as pictures of former classmates . His memory gradually began to return and he
recounted that he had recently come to Cincinnati from a not her state. He was able to
identify him self a mong the pictures and state his name. He was tearful at this revelation
. His paranoid stance and hypervigilance dissipated and he immediately appeared more
relaxed . Soon afterwards, however , he began to be increasingly insistent that he be
discharged from the hospital.
AULIA ROSIDATUL ILMA
Contoh Kasus Penyalahgunaan Psikotropika Golongan IV
Sumber: Tribunnews.com
Salah satu kasus penyalahgunaan psikotropika adalah kasus yang dialami oleh
aktor Tora Sudiro dan istrinya, Mieke Amalia. Dikutip dari detik.com Polres Metro Jakarta
Selatan menangkap Tora Sudiro terkait dengan kepemilikan Dumolid di rumahnya yang
terletak di Tangerang Selatan pada Kamis, 3 Agustus 2017. Polisi menyita barang bukti
berupa 30 butir Dumolid.
Menurut pengakuan Tora Sudiro, dia telah mengkonsumsi obat tersebut
selama satu tahun. Tora mengkonsumsi obat tersebut saat mengalami kesulitan tidur
dan tanpa adanya resep dari dokter. Akibat perbuatannya tersebut, Tora ditetapkan
sebagai tersangka karena telah melanggar Pasal 62 UU Psikotropika Nomor 5 Tahun 1997
terkait kepemilikan Dumilod. Sedangkan istrinya dibebaskan karena hanya berstatus
sebagai pemakai.Setelah melewati beberapa proses hukum, Tora akhirnya resmi
menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta
Timur.
AULIA ROSIDATUL ILMA