PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
a) b)
2
b) Memiliki bunga sempurna dan bereproduksi secara seksual
c) Memiliki tujuh perbedaan sifat yang mencolok (Mustami, 2013).
Individu yang memiliki sifat tinggi dan pendek yang digunakan
pada awal persilangan disebut sebagai parental (P1), sedangkan hasil dari
persilangan pertama disebut dengan filial (F1) atau keturunan generasi
pertama. Kemudian apabila keturunan generasi pertama (F1) disilangkan
dengan sesamanya yaitu filial 1 (F1) maka akan menghasilkan keturunan
generasi ke-dua disebut dengan filial 2 (F2 ). Tanaman kacang ercis tinggi
dilambangkan dengan DD, sedangkan tanaman kacang ercis yang pendek
dilambangkan dengan dd. Berikut adalah persilangan kacang ercis dengan
sifat tinggi dan kacang ercis dengan sifat pendek:
G1 : D d
(Gamet)
3
(merah) (merah)
G2 : D D
d
d D
d
4
yang disebut dengan persilangan dihybrid. Persilangan dihybrid adalah
persilangan yang melibatkan dua sifat yang berbeda. Pada satu
percobaannya tanaman ercis berwarna kuning biji halus dengan masing-
masing gen G dan W disilangkan dengan tanaman kacang ercis berwarna
hijau biji keriput dengan masing-masing gen g dan w. Berikut ini adalah
persilangan dihybrid pada kacang ercis kuning halus dengan hijau keriput:
F1 : GgWw
(Kuning halus)
Kemudian F1 menyerbuk dengan sesamanya (GgWw x GgWw)
F2 :
Gamet
♂ GW Gw gW gw
Gamet ♀
5
Dari diagram persilangan diatas dapat diketahui bahwa fenotip F2
memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 sebagai akibat dari terjadinya segrgasi
gen G dan W secara independen. Sebagaimana menurut (Susanto, 2011)
bahwa dengan demikian , gamet-gamet yang terbentuk dapat megandung
kombinasi gen dominan dengan gen dominan (GW), gen dominan dengan
gen resesif (Gw), serta gen resesif dengan gen resesif (gw). Hal inilah
yang dikenal sebagai hukum pemilihan bebas (the law of independent
assortment) atau hukum II Mendel “Segregasi suatu pasangan gen tidak
bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam
gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen
secara bebas”.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Hukum I Mendel atau Segregasi pada waktu berlangsung
Pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasikan ke dalam
masing-masing gamet yang terbentuk dan persilangan individu terjadi
pada satu sifat yang berbeda atau disebut sebagai persilangan monohybrid.
3.1.2 Hukum II Mendel atau hukum Pemilihan Bebas (Asortasi) segregasi
suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi
pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas, dan persilangan individu
terjadi pada dua sifat yang berbeda atau disebut sebagai persilangan
dihybrid.
7
DAFTAR PUSTAKA