Disusun oleh:
Nama : Rahmatilla
NIM : 2005101050006
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufiq dan rahmat-nya
kami dapat menyelesaikan praktikum tentang “Simulasi Percobaan Monohibrid Mendel”
ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjung sajikan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita
termasuk dari golongan yang kelak mendapat syafaatnya.
Hanya kata syukur yang bisa kami sampaikan sehingga laporan guna memenuhi
tugas untuk mata kuliah Genetika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan
Pemuliaan Tanaman. Dilain sisi, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses praktikum kali ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Kritik
dan saran senantiasa kami harapkan agar laporan ini dapat lebih ditingkatkan kedepannya.
(Rahmatilla)
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
ABSTRAK
Banyak sifat yang ada pada tanaman, binatang dan mikroba yang diatur oleh satu
gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan sel induk yang
mewariskan satu alel dari pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat dari sel
induk kepada sek anakan disebut hereditas. Hokum pewarisan mengikuti pola yang teratur
dan terulang dari generasi ke generasi. Mendel yang telah merumuskan pewarisan sifat-
sifat tersebut, sehingga kita dapat memprediksikan kemungkinan dari hasil persilangan
yang dilakukan.
Sifat yang tampak pada suatu individu merupakan hasil interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Suatu individu yang memiliki kenampakan fenotipe sama
belum tentu memiliki susunan genetik yang sama. Bisa juga individu memiliki sifat
genotype sama tetapi penampilan fenotipe berbeda. Hal tersebut merupakan faktor
lingkungan yang memberi pengaruh.
v
ABSTRACT
Many of the traits present in plants, animals and microbes are regulated by a single
gene. The genes in a diploid individual are pairs of alleles and stem cells that pass one
allele from that gene pair to their offspring. The inheritance of traits from stem cells to
offspring is called heredity. The law of inheritance follows a regular pattern and is repeated
from generation to generation. Mendel, who has formulated the inheritance of these traits,
so that we can predict the probability of the results of the crosses made.
The traits that appear in an individual are the result of the interaction between
genetic factors and environmental factors. An individual who has the same phenotypic
appearance does not necessarily have the same genetic makeup. It is also possible for
individuals to have the same genotype traits but different phenotypic appearance. This is an
environmental factor that has an effect.
vi
I. PENDAHULUAN
1
2
Genes. After following Mendel's experimental results in both monohybrid and dihybrid
crosses, it can be concluded that the gene is inherited from parent or parent to offspring
through gametes (Bonneuil,2007).
Mendel I law is called the law of segregation. During the meiosis process, the
homologous chromosome pairs separate from each other and do not pair again. Each set of
chromosomes is contained in a gamete cell. The process of freely splitting genes is known
as free segregation. Mendel's law I studied from monohybrid crosses. Alleles separate
(segregate) one from another during gamete formation and are inherited roughly into
gametes of an equal number. Most of the basis for segregation of a pair of alleles lies at the
same locus of homologous chromosomes. These homologous chromosomes separate freely
in anaphase I from meiosis and scatter into different gametes.(Birchler,2015).
Suatu ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen didasarkan pada hukum
peluang, dimana rasio persilangan dari heterozigot 3:1 jika sifat secara dominan diturunkan
kepada anakan.Apabila terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teorinya dapat
dilakukan uji Chi-square dengan menggunakan rumus:
X² =
Keterangan:
X² = Chi Quadrat
O = Nilai Pengamatan
E =Nilai Harapan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa perumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana segregasi pada saat pembentukan gamet f1 ?
2. Bagaimana penggabungan acak gamet jantan dan betina pada saat pembuahan ?
3
1.4. Manfaat
Persilangan dapat dilakukan secara acak maupun terkontrol penyebaran gen dengan
persilangan acak dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan diferensi atau
persamaan beda hingga.penelitian tentang penentuan probabilitas genotip keturunan dalam
suatu populasi dengan menggunakan persamaan diferensi udah pernah dilakukan
persamaan diferensial diaplikasikan untuk menentukan probabilitas genotip keturunan hasil
persilangan monohibrid pada kondisi normal persamaan diferensial diaplikasikan untuk
menentukan probabilitas genotip keturunan hasil persilangan monohibrid pada kondisi
terjadi mutasi penyebaran gen dengan persilangan terkontrol dapat diselesaikan dengan
diagnonalisasi matriks( Wijayanto,2013).
Contoh penjelasan simbolik persilangan yang dikemukakan Mendel yaitu persilangan
monohibrid persilangan monohibrid adalah dasar untuk ilmu genetika Mendel informasi
terkait yang berhubungan dengan pemisahan genetik seperti yang muncul dalam kombinasi
monohibrid atau persilangan semacam itu dapat terjadi dalam semua kelompok organisme
utama yang bereproduksi secara seksual dalam hubungan ini faktor yang dominan di beri
simbol abjad latin besar dalam cetak miring sedangkan faktor resesif diberi simbol abjad
latin kecil dalam cetak miring contoh persilangan monohibrid tersebut biji bulat (RR)
disilangkan dengan biji keriput (rr) menghasilkan keturunan F1 adalah semua biji bulat
karena R dominan terhadap r .pada keturunan kedua untuk memperoleh F2 disilangkan
hasil F1 yaitu heterozigot dan memperoleh hasil 3/4 bulat(RR,Rr,rR)dan 1/4 keriput (Rr),
rasio perbandingan 3:1(Firdauzi,2014).
Mendel stated that every trait of iorganisms is determined by factors, which are then
called genes. Factor it is then passed on from one generation to the next. In every There are
two plant factors (pairs) for each trait, which is then known as 2 alleles; one factor comes
from the male elder and the other one comes from female elder. In this amalgamation
every factor remains intact and always maintain its identity. At the time of the formation of
the gamete, every factor can separated back freely. This event became known as Mendel's
Law I,namely the law of segregation. Comparison on F2 for dominant trait: recessive = 3:
1, occursdue to the process of randomly combining female and male gametes from F1
plant. Mendel's evidence to explain the particulate theory of inheritance: (a) Crosses of tall
4
5
and short plants; (b) In the F1 generation all offspring (zuriat) high trunk; (c) In the F2
generation, 26% have short trunk and 74% have short trunk high ( Kumar, 2013).
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya persilangan
ini untuk membuktikan hukum Mendel 1 menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas hukum Mendel 1 disebut juga dengan
hukum segregasi persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan f2 yaitu 1:2:1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel 1 yang dikenal
dengan nama hukum pemisahan gen yang Sealel (the law of segregation of allelic genes)
(Reswari,2019).
Gen adalah suatu kode kimiawi dalam kromosom yang bertanggung jawab terhadap
pewarisan sifat organisme setiap gen tersusun oleh kode-kode kata disebut basa nitrogen
yang terdapat di dalam kromosom dan kromosom tersimpan di dalam nukleus atau inti sel
genotip adalah sifat-sifat yang dibawa oleh suatu makhluk hidup yang diwarisi dari
induknya ada yang bersifat dominan, resesif, dan ada juga yang bersifat intermediet. sifat
dominan suatu gen adalah sifat yang dapat mempengaruhi sifat gen lainnya yang menjadi
pasangannya atau sifat yang muncul sebaliknya sifat resesif suatu gen adalah sifat yang
dipengaruhi oleh suatu gen lainnya yang menjadi pasangannya (sifat yang tidak muncul)
(Wijaya, 2006).
The results of the monohybrid experiment showed that all F1 plants were characteristic
only(the nature) of one of the elders who appeared. In the F2 generation, all features are
shared by the crossed elder (P) reappears. Missing parental traits in F1 occur because it is
closed, then it is called a recessive trait, and what is covered is called dominant. From All
monohybrid trials for the 7 observed traits, at F2 there was a comparison which is close to
3: 1 between the number of individuals with dominant traits: recessive.( Mason,2004).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tiga keping koin yang
setimbang, masing-masing sisi diberi warna dan tanda berbeda, warna hijau dengan tanda
A, warna kuning tanda a dan alat tulis.
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Uji peluang munculnya alel A dan a dalam pembentukan Gamet F1(Aa)
7
8
3.2 Pembahasan
Hukum Mendel 1 disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan
alel pada waktu pembentukan gamet pembentukan gamet terjadi secara meiosis dimana
pasangan-pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi terjadi pemisahan
alel alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid hukum Mendel 1 dikenal
dengan hukum segregasi menyatakan pada pembentukan gamet kedua gen yang
merupakan pasangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
Simulasi percobaan monohibrid Mendel bertujuan untuk mempelajari segregasi pada
saat pembentukan gamet F1 dan juga untuk mempelajari penggabungan acak gamet jantan
dan betina dari F1 pada saat pembuahan dalam praktikum kali ini kita melakukan tes
terhadap dua keping koin yang berbeda warna warna merah dengan tanda a sedangkan
warna biru dengan tanda a praktikum kali ini dilakukan 2 kali percobaan yang mana Di
dalam percobaan tersebut jumlah pengambilan koinnya sama yakni 200 kali pengambilan.
Pada uji peluang munculnya alel A adalah 115 a dalam pembentukan gamet F1 (Aa)
didapati hasil observasi untuk A adalah 115 dan a adalah 85, dengan harapan ( E ) untuk A
100 dan a adalah 100, maka X2 hitung untuk A adalah 2,25 dan a adalah 2,25 sehingga X2
hasil adalah 4,5. Dari hasil uji tersebut di dapati hasil X2 hasil adalah 4,5 yang jika di
bandingkan dengan X2 tabel yaitu 3,841 maka X2 hitung > X2 tabel (3,841) jadi hasil data
tersebut tidak sesuai / memenuhi kaidah mendel.
Pada uji percobaan fenotip F2 percobaan monohybrid mendel didapati hasil observasi
untuk merah ( AA,Aa) adalah 123 dan biru (aa) adalah 77, dengan harapan ( E) untuk
merah 150 dan a adalah 50 maka X2 hitung untuk merah adalah 4,86 dan biru adalah 14,58
sehingga X2 19,44 dari hasil uji tersebut didapati hasil X2 hitung > X2 tabel ( 19,44 > 3,841
) jadi hasil data tersebut tidak sesuai / memenuhi kaidah mendel.
Percobaa persilangan mono hybrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan
satu karakter dengan satu sifat beda perbandingan penutup yang ditemukan dalam
persilangan mana hybrid tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti dalam
kejadian nyata terdapat penyimpangan atau definisi perbandingan sa hasil persilangan di
dalam kenyataan perbedaan atau memiliki selisih dengan perhitungan maka dari itu perlu
diadakan evaluasi secara evaluasi tersebut telah dengan mengadakan chi -square test (X2)
9
5.1. Kesimpulan
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini yaitu pelaksanaan praktikum
harus dilakukan dengan teliti, cermat, dan jangan tergesa-gesa supaya mendapatkan hasil
yang signifikan yaitu data dapat diterima karena sesuai dengan perbandingan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arisworo, dan N. Ilmi. Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar
Persamaan Polinomial. Jurnal Saintek. 2(1): 2-3.
Firdauzi. Nirmala Fiitria 2014. Keragaman Genetik, Fenotipe Dan Heritabilitas Pada
Generasi F2 Hasil Persilangan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.). Jurnal Produksi
Tanaman. 6(8): 1845-1846.
Reswari,Chamalia. 2019. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Surjadi. 1989. Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika. Penerrbit ITB: Bandung.
Wijayanto, D. A., R. Hidayat., dan M. Hasan. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi
dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda. Jurnal
Ilmu Dasar. 14 (2): 80-81.
11
12
LAMPIRAN
Gambar 5. Genotipe aa
13