Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya-
pihak yang sudah mendukung kami baik berupa bantuan ataupun doa dalam
kepada:
mata kuliah ini sehingga mata kuliah ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Kak Hasriani selaku asisten dosen, yang telah membantu mahasisiwa dalam
melakukan praktek.
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan demi
yang lebih luas lagi bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Irgi Alfahrezy
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.1.1 Imitasi Pembanding Genetis............................................................1
1.1.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip...................1
1.1.3 SiklusHidup Lalat Buah (Drosophila Melanogaster)......................1
1.1.4 Keragaman Genetik..........................................................................3
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
1.2.1 Imitasi Perbandingan Genetis..........................................................3
1.2.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip...................3
1.2.3 Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)......................3
1.2.4 Keragaman Genetik..........................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Imitasi Pembanding Genetis..........................................................................4
2.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip..............................5
2.3 Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila Melanogaster)................................5
2.4 Keanekaragaman Genetik...............................................................................7
BAB 3 METODOLOGI.........................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................8
3.2.1 Imitasi Perbanding Genetis................................................................8
3.2.2 Uji Imitasi dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip.....................8
3.2.3 Siklus Hidup Lalat Buah ( Drosphila Melanogaster )......................8
3.2.4 Keragaman Genetik...........................................................................9
3.3 Prosedur Kerja.................................................................................................9
3.3.1 Imitasi Pembanding Genetis..............................................................9
3.3.2 Uji Imitasi dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip...................10
3.3.3 Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster).....................11
iv
3.3.4 Keragaman Genetik.........................................................................12
BAB 4 HASIL DANPEMBAHASAN.................................................................13
4.1 Hasil................................................................................................................13
4.1.1 Imitasi Pembanding Genetis............................................................13
4.1.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip...................15
4.1.3 Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila Melanogaster).....................16
4.1.4 Keragaman Genetik..........................................................................17
4.2 Pembahasan................................................................................................... 20
4.2.1 Imitasi Pembanding Genetis............................................................20
4.2.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip...................21
4.2.3 Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila Melanogaster).....................21
4.2.4 Keragaman Genetik..........................................................................22
BAB 5 PENUTUP................................................................................................23
5.1 Kesimpulan....................................................................................................23
5.1.1 Imitasi Perbandingan Genetis..........................................................23
5.1.2 Uji Imitasi dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip....................23
5.1.3 Siklus Hidup Bulat (Drosophila Melanogaster)..............................24
5.1.4 Keragaman Genetik..........................................................................24
5.2 Saran...............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB 1 PENDAHULUAN
tidak selalu tepat seperti ratio diatas, sehingga perlu dilakukan pengujian (χ2 test)
kecil yang terjadi dapat diabaikan, atau telah terjadi peristiwa genetic atau tertentu
genetika sejak tahun 1903, dan telah menghasilkan data/informasi genetika yang
1
Disamping lalat buah, terdapat beberapa organisme lain yang digunakan
3) Dapat dipelihara dalam jumlah banyak pada wadah kecil. Dalam satu botol
selay atau kaleng susu, dapat berisi 300 – 500 ekor lalat dewasa
politen,yang sebenarnya terdiri dari 1024 rantai DNA pada kelenjar ludahnya.
2
1.1.4 Keragaman Genetik
antara organisme merupakan pengaruh dari dua komponen yaitu bahan keturunan
dan lingkungan, dan hanya karakter/sifat yang di turunkan saja yang dapat
1.2 Tujuan
1.2.4 KeragamanGenetik
Percobaan ini bertujuan untuk melatih dan mengenal tipe tipe keragaman
pada tanaman.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 PersilanganMonohibrid
Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I
kedalam dua anakan.Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat
melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum) Gen adalah
bahan genetic yang terkait dengan sifat tertentu. Sebagai bahan genetik tentu saja
2.1.2 PersilanganDihibrid
Hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu yang
secara genetik berbeda Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat
persilangan ini ditulis oleh seorang pendeta bernama Gregor Johann Mendel pada
tahun 1865. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri.Mendel
menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman
kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau.Ternyata semua F1, nya berbiji
bulat dan berwarna kuning.Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat
4
pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning.108 tanaman
berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning,
pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari
kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke
penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistic
atau tidak.Dalam ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga
didasarkan pada hokum peluang.Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat
tersebut diturunkan secara dominant penuh. Jika terjadi persilangan dan hasilnya
berbahaya dan merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.Lalat buah
dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangkan setiap
dua minggu.
5
Drosophila Melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat
Kingdom : Animalia
Phillum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
0 0 Telur diletakkan
22 1 Menetas (instar I)
6
215 9 Sayap merentang sampai bentuk dewasa
organisme merupakan pengaruh dari dua komponen yaitu bahan ke turunan dan
lingkungan, dan hanya karakter/sifat yang di terunkan saja yang dapat menjadi
bahan seleksi.
baik. Hibridisasi yang terjadi secara alami merupakan penyumbang genetic yang
7
BAB 3 METODOLOGI
A. Persilangan Monohibrid
B. Persilangan Dihibrid
ratio fenotip 9 : 3 : 3 : 1.
1) Pisang ambon
2) Tape ubi
8
3) Botol selai
4) Lalat buah
5) Baskom
6) Sendok
7) Kain kasa
8) Karet
A. Persilangan Monohibrid
1) Menyiapkam masing-masing alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu dua
buah kantong (kantong baju) dan masing-masing 100 buah kancing genetika
dalam kantong.
9
a) Dua kancing hitam, berarti zigotnya memiliki genotipnya CC (dominan)
b) Satu kancing hitam dan satu kancing putih, berarti heterozigotnya Cc dan
fenotipnya hitam.
fenotifnya putih.
B. Persilangan Dihibrid
symbol :
tanpa memilih warna dan ukurannya, kemudian catat hasil yang anda peroleh.
orange.
10
2) Warna kuning dan orangesebagai zigotnya ,warna merah dan hijau sebagai
gen heterozigotnya.
3) Kemudian gen warna kuning dan orange digabungkan dalam 1 tempat dan
kultur, Pisang ambon satu sisir, dan tape ubi lima bungkus.
2) Kemudian haluskan tape ubi dan pisang ambon lalu masukkan kedalam
botol kultur
3) Setelah itu meyediakan botol kultur yang telah berisi medium pisang tape
dan memasukkan lalat buah yang telah ditangkap kedalam botol kultur lalu
11
3.3.4 Keragaman Genetik
biji dengan keragaman yang berbeda dari suatu sifat/kerakter. Buah dan biji
biji, buah dan tanaman tersebut dalam bentuk table dan gambarlah masing-
12
BAB 4 HASIL DANPEMBAHASAN
3.1 Hasil
A. Persilangan Monohibrid
1 Cc Hitam-Hitam 29
2 Cc Hitam-putih 42
3 Cc Putih-Putih 29
Total 100
Model persilangan
P= Cc x Cc
F1= Cc Hitam
F2= C2 . C2
C C Perbandingan fenotip 1 : 2 : 1
C CC Cc Rasio fenotipnya 3 : 1
C Cc Cc
30 : 8 : 10 : 1 1
13
B. Persilangan Dihibrid
Total 56
P: CCcc x BBbb
F1: CcBb
F2: CB,Cb,Cb,Cb
11 : 15 : 14 : 10
Ratio fenotipnya: 9 : 3 : 3 : 1
14
3.1.2 Uji Imitasi Dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip
1 AB Merah – bulat 21
2 Ab Merah – kisut 30
3 AB Kuning – bulat 22
4 Ab Kuning – kisut 27
Total 100
Merah-Biulat x Kuning-Kisut
P : AB x ab
F1 : AaBb
AB Ab Ab Ab
Perbandingan fenotip : 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
15
Rasio fenotip 9 : Orengs bulat : 3 Kuning bulat : 3 Orengs Kisut : 1 Kuning
Kisut
Waktu(jam
No Hari/tanggal Fase Perkembangan Jumlah
)
Telur diletakkan,
16
(mulut larva).
berbentuk sungut,
Sabtu,
6. 10:00 bergerak lebih aktif, 15 Telur
11 Juni 2018
ukuran menjadi lebih
besar
Karakter
1. Lonjong 1. kuning
2. Lonjong 2. kuning
Padi 3. Lonjong 3. kuning
4. Lonjong 4. kuning
5. Lonjong 5. kuning
17
2. Bulat lonjong 2. Kuning putih
Keragaman
NO Jenis Biji
Bentuk Warna
18
5. Bulat lonjong 5. Coklat
Tabel 9.Buah
NO. Keanekaragaman
Jenis buah
Bentuk Warana
1. Oval 1. Hijau
3. Lonjong 3. Hijau
1. Lonjong 1. Kuning
3. Lonjong 3. Kuning
1. Bersudut 1. Hijau
3. Bulat 3. Hijau
1. Bulat 1. Hijau
3. Lonjong 3. Hijau
Tabel10. Bunga
19
Keragaman
Jenisbunga
1. Panjang
lonjong
Bunga Krisan 2. Daun Bulat berbulu Merah
ujung
runcing
1. Berdaun
sembilan 2. Ujung
runcing
4.2 Pembahasan
A. Persilangan Monohibrid
perpisahan alel secara bebas sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen
saja. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung sel
20
keturunan F2 mulai tampak berlakunya hukum segregasi yaitu pemisahan secara
bebas gen sealel. Pada percobaan ini, persilangan antara keturunan F1 didapatkan
perkawinan antar faktor dominan dan resesif pada genotifnya adalah 1 : 2 : 1 dan
B. Persilangan dihibrid
berbeda-beda yang diperoleh dari hasil 56 kali pengambilan kancing dari dalam
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda dan memiliki perbandingan 9 : 3: 3 : 1.
(Khurniawaty, 2017)
Untuk pengambilan 100 kali diperoleh data ratio fenotipnya, untuk sifat
Merah Bulat sabanyak 21 kali, sifat Merah Kisut sebanyak 30 kali, dan sifat
Kuning Bulat sebanyak 22 kali dan Kuning Kisut sebanyak 27 kali. Sehingga di
21
Pada percobaan ini kita menggunakan bahan pisang ambon dan tape ubi
yang dihaluskan sebagai media. Kemudian dimasukkan kedalam botol media pada
hari minggu, 05 juni 2018 jam 15:00 dengan jumlah 7 ekor lalat buah yaitu 3
jantan, 4 betina. Dan pada jam 20:00 belum ada perkembangan. Pada hari senin,
jam 09:00 Telur diletakkan dengan ukuran 0,5 mm, terlihat seperti titik berjumlah
8, pada jam 19:00 telur diletakkan kembali dengan jumlah 7 telur. Pada hari selasa
jam 22:00 telur berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, motil
dengan jumlah 15 telur. Pada hari kamis jam 08:00 ukuran telur sudah besar, dan
pada jam 21:00 ukuran telur lebih besar dari sebelumnya dengan jumlah yang
sama yaitu 15. Pada hari jumat jam 14:00 telur terlihat adanya warna kehitaman
pada bagian anterior larva, (mulut larva). Pada hari sabtu, jam 10:00
sperkembangan mulut telur hitam terlihat jelas berbentuk sungut, bergerak lebih
aktif ukuran menjadi lebih besar, jumlah telurpun masih tetap sama. Pada hari
minggu jam 11:00 telur menjadi keras, tidak berpigmen, tidak bergerak, (diam).
Dan pada hari Senin, tanggal 13 Juni 2018, jam 08:30. Telur Menetas, ukuran
relative kecil dan kurus, berwarna pucat dan sayap belum terbentang, dengan
jumlah yang sama 15 telur. 6 jantan dan 9 betina. Lalat buah pun berkembang
dengan baik.
22
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan adanya perbedaan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan,
bentuk dan warna biji. Dalam hal ini warna gen hitam (C) pembawa sipat untuk
biji bulat dan dominant terdapat putih (B) pembawa sipat untuk biji keriput.
Sedangkan warna gen Hitam (c) adalah pembawa sipat untuk warna biji kuning
dan dominant terhadap wartna putih (b) pembawa sipat untuk warna biji hitam.
secara acak atau random. Sesuai dengan hasil percobaan Mendel dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
23
5.1.2 Uji Imitasi dari Penampilan Modifikasi Ratio Fenotip
X 2 = ∑ (O.E)2 : E
imago adalah selama 9 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi
berada pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25°C. Selain itu, perlu
24
semua jenis tanaman. Variasi ini timbul berdasarkan tolok ukur yang terbagi
dua, yaitu variasi yang bersifat kuantitatif dan variasi yang bersifat kualitatif.
Setiap tanaman memiliki gen yang berbeda sifat karena setiap jenis tanaman
ada disekitarnya. Pada factor keturunan (variasi genetic) akan bersifat kekal
dan selalu diwariskan dari satu sel ke sel lainnya. Namun sebaliknya, factor
karena factor lingkungan sifatnya tidak kekal dan selalu mengikuti kondisi
5.2 Saran
laboratorium ketika saat pelaksanaan praktek, dan pihak kampus agar menambah
25
DAFTAR PUSTAKA
26