BIOKIMIA
NIKEN ROSIANA PRATIWI
1032021012
Tanggal Paraf
Nilai
Asistensi
Laporan 1 2 3
MUJAHIDIN TOLITOLI
2022
Kata Pengantar
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Hidrolisir Amilum............................................................................
1.1.2 Pemisahan Protein dengan Etanol Absolut
1.1.3 Uji Kelarutan Protein
1.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Kativitas Enzim
1.1.5 Uji Keasaman Minyak
1.1.6 Tujuan Percobaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrolisis Amilum
2.2 Pemisahan Protein dengan Etanol Absolut..........................................6
2.3 Uji Kelarutan protein
2.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
2.5 Uji Kelarutan Minyak
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1. Hidrolisis Amilum
3.2.2. Pmisahan Protein Dengan Etanol Asolut
3.2.3. Uji Kelarutan Protein
3.2.4. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
3.2.5. Uji Keasaman Minyak
3.3. CARA KERJA
3.3.1 Hidrolisis Amilum
3.3.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
ii
3.3.3 Uji Kkelarutan Protein
3.3.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
3.3.5 Uji keasaman minyak
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Hidrolisis Amilum
4.1.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
4.1.3 Uji Kelarutan Protein
4.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
4.1.5 Uji keasaman minyak
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Hidrolisis Amilum
5.1.2 Pemisahan protein dengan Etanol Absolut
5.1.3 Uji kelarutan Protein
5.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
5.1.5 Uji Keasaman Minyak
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Fruktosa biasanya terdalam madu dan buah-buahan. Rasa manisnya melebihi glukosa
dan sukrosa. Pada tanaman fruktosa dapat berbentuk monosakarida dan sebagai
komponen dari sukrosa ( Kompas.com, 2020).
1.1.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
Etanol Absolut bersifat sangat kuat untuk menarik air (higroskopis)
penambahan etanol absolut pada larutan protein akan menyababkan molekul air yang
berinteraksi dengan molekul protein melalui ikatan hidrogen di tarik oleh etanol.
Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam amino dan
penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hidrogen yang
terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta ikatan disulfida -S-S- yang menyokong
terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion pada protein juga terjadi
jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan
koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin pada darah. (Fahri Abdillah, 2018).
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Peptida
merupakan polimerisasi dari asam amino-asam amino yang
berbeda. Jadi, protein dapat dikatakan sebagai suatu kopolimer.
1.1.3 Uji Kelarutan Protein
Protein bersifat amfoter yaitu dapat beraksi dengan larutan asam maupun
basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam dan basa. Sebagian ada yang
mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun semua protein tidah mudah larut
dalam pelarut lemak seperti eter atau klorofom. Apa bila protein di panaskan atau di
tambah etanol absolut maka protein akan menggumpal ( terkoagulasi) hal ini di
sebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul protein.
1.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Pada suhu di mana enzim masih aktif, umumnya kenaikan suhu 100C.
Menyebabkan kecepatan reaksi enzimatis bertambah 1,1 sampai 3,0 kali lebih besar.
Pada suhu optimum, bila suhu di tingkatkan terus, maka enzim akan mengakami
dinaturus, sehingga aktivitas kata litiknya terhenti. Sebagian besar enzim memiliki
2
suhu optimal 300C sampai 400C dan mengalami denaturasi secara irevesible pada
pemanasan suhu di atas 600C.
Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, yaitu pada suhu rendah aktivitas
enzim kecil karena tumbukan antar partikel rendah. Sedangkan dengan adanya
peningkatan suhu reaksi enzim yang dikatalisisakan meningkat pula ( Nuvita sari,
2018).
1.1.5 Uji Keasaman Minyak
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan.
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari
membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organorgan tubuh serta pelarut vitamin A, D, E
dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur
makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi
dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9
Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Vera Lesmana 2019).
1.2.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperlihatkan bahwa sebagai makro
molekul yang larut, protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya
dengan menambahkan etanol absolut.
Untuk mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
Untuk mengetahui sifat asam basa mintak kelapa dan minyak tengik.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
Sukrosa mempunyai peranan sangat penting dalam proses pengolahan makanan. Pada
umumnya, sukrosa berbentuk butiran-butiran kristal halus dan sedikit kasar. Jika
dipanaskan dengan sedikit penambahan air, akan terurai menjadi glukosa dan
fruktosa.
4. Laktosa
Laktosa merupakan gula pereduksi, karena dapat mereduksi pereaksi fehling,
benedict, dan pereaksi tollens. Laktosa disebut juga gula susu, karena terdapat dalam
air susu. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan sedikit larut dalam air.
5. Maltosa
Maltosa disebut juga gula gandum. Karena diperoleh dari hasil hidrolisis
amilum (pati) dengan katalis diastase dengan katalis amilase. Hidrolisis maltosa akan
menghasilkan dua satuan glukosa. Maltosa adalah terbentuk dari dua molekul
glukosa. Maltosa merupakan gula pereduksi karena dapat mereduksi pereaksi fehling,
benedict, dan pereaksi Tollens.
6. Polisakarida
Polisakarida merupakan molekul besar dan lebih kompleks. Polisakarida
mempunyai massa yang sangat besar dan tidak larut dalam air.
7. Amilium
Amilium merupakan polimer glukosa yang terdiri atas kurang lebih 500 unit.
Amilum ada sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Seperti kentang, jagung,
singkong. Terbentuknya amilum pada tumbuh-tumbuhan merupakan hasil reaksi
fotosintesis.
8. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida yang terbentuk dari kelebihan glukosa dalam
tubuh. Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit,
merupakan makanan cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan hewan menyusui,
dan manusia.
5
2.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Peptida merupakan
polimerisasi dari asam amino-asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat
dikatakan sebagai suatu kopolimer.
Etanol Absolut sangat kuat menarik air (hidroskopis) penambahan etanol
absolut pada larutan proteinakan menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan
molekul protein melalui ikatan hidrogen di tarik oleh etanol, akibatnya molekul-
molekul protein beragregasi satu sama lain sehingga mengendap (Fahri Abdull,
2018).
Struktur primer Merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam
amino pembentuk protein tersebut.
Struktur sekunder Terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-
gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino, sehinggah
membentuk lipatan-lipatan, Misalnya membentuk a-heliks.
Struktur tersier Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfide (-S-S-),
Misalnya terbentuk rantai dobell-heliks.
2.3 Uji Kelarutan Protein
Protein bersifat amfoter. Yaitu dapat beraksi dengan larutan asam maupun
basa. Daya larut protein berbeda di dalam air. Ikatan yang terjadi antar protein selain
ikatan peptida antara asam amino dan penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang
lain. Misalnya, ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta
ikatan disulfida -S-S- yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada
protein. Ikatan ion pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion
logam dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan
hemoglobin pada darah. (Fahri Abdillah 2018).
6
2.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Pada suhu di mana enzim masih aktif, umumnya kenaikan suhu 100C.
Menyebabkan kecepatan reaksi enzimatis bertambah 1,1 sampai 3,0 kali lebih besar.
Pada suhu optimum, bila suhu di tingkatkan terus, maka enzim akan mengakami
dinaturus, sehingga aktivitas kata litiknya terhenti. Sebagian besar enzim memiliki
suhu optimal 300 C sampai 400C dan mengalami denaturasi secara irevesible pada
pemanasan suhu di atas 600C (Novita Sari 2018).
Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, yaitu pada suhu rendah aktivitas
enzim kecil karena tumbukan antar partikel rendah. Sedangkan dengan adanya
peningkatan suhu reaksi enzim yang dikatalisis akan meningkat pula. Ketika terjadi
peningkatan suhu yang melampaui batas tertentu, maka enzim menjadi tidak stabil
dan laju reaksi menurun.
2.5 Uji Keasaman Minyak
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat
pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi
dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana.
Lipid penting karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung
yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ
tertentu misalnya jaringan syaraf.
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak tengik bersifat
asam. Hal ini di sebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan
aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas proses ketengikan pada lemak atau
minyak dapat di percepat oleh adanya cahaya, kele,bapan, pemansan, aksi mikroba
dan katalis logam tertentu seperti Fe, Ni atau Mn. Sebaliknya zat-zat yang dapat
menghambat terjadinya proses ketengikan di sebut antioksidan, misalnya tokoferol
(vitamin E), Asam Arkobat (vitamin C) Polifenol, Hidroquinon dan Flavonoid.
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan. (Vera Lesmana, 2019).
7
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum biokimia ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 18 Juni 2022,
pukul 08.00 sampai dengan selesai. Bertempat di laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Mujahidin Tolitoli.
Alat Bahan
8
3.2.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
Alat Bahan
Alat Bahan
9
3.2.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Alat Bahan
Alat Bahan
10
3. Setelah 3 menit, ujillah dengan iodium dengam mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna
yang terjadi.
4. Lakukan uji iodium detiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5. Lanjutkan hidrolisis dalam 5 menit lagi
6. Setelah didinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan
dengan NaOH 2%
7. Kemudian, ujilah dengan benedict
8. Kemudian tambahkan dengan sukrosa
9. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati.
3.3.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
1. Mempersiapkan satu buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Memasukkan 2 ml albumin telur serta 2 ml etanol pada tabung reaksi.
Mengamati terbentuknya endapan.
3. Memisahkan filtrat dan endapan yang terbentuk dengan menggunakan
kertas saring dan corong pisah.
4. Melakukan uji biuret terhadap filtrat dengan cara menambahkan 2 tetes
NaOH dan 2 tetes CuSO4, mengamati perubahan warna yang terjadi.
5. Melakukan uji biuret terhadap endapan dengan cara menambahkan 2 tetes
NaOH dan 2 tetes CuSO4, mengamati perubahan warna yang terjadi.
3.3.3 Uji Kelarutan Protein
1. Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing isilah dengan air suling, HCl,
NaOH, alkohol, dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung.
3. Kocoklah dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
3.3.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
1. Sediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, masing-masing isilah
dengan 2 ml larutan amilum.
11
2. Tambahkan 1 ml enzim amilase (larutan toge).
3. Tabung 1, masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es.
Tabung 2, simpan pada suhu kamar 25oC.
Tabung 3, masukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40oC.
Tabung 4,masukkan kedalam penangas air dengan suhu 75-80oC.
Tabung 5, masukkan ke dalam penangas air mendidih 100oC.
4. Biarkan masing-masing tabung pada tempatnya selama 15 menit.
5. Selanjutnya, uji dengan larutan iodium.
6. Uji pula dengan pereaksi benedict.
7. Catat dan amati perubahan warna yang terjadi.
3.3.5 Uji Keasaman Minyak
1. Sediakan pipet tetes dan plat tetes, kemudian isilah plat tetes dengan
kertas lakmus yang berwarna biru dan merah.
2. Tambahkan masing-masing 2 tetes minyak kelapa dan 2 tetes minyak
tengik dimasing-masing kertas lakmus.
3. Tambahkan masing-masing 2 tetes minyak tengik di lakmus yang
berwarna biru, dan minyak kelapa di lakmus yang berwarnah merah.
4. Kemudian, biarkan masing-masing 15 menit.
5. Selanjutnya, Catat dan amati perubahan yang terjadi.
12
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hidrolisis Amilum
Hidrolisis Hidrolisis
Perlakuan Hasil hidrolisis
(menit) iodium
3 Kuning coklat Akrodestrin
6 Kuning pucat Maltosa
5 ml amilum 1% 9 Kuning pucat Maltosa
+ 2,5 ml HCl + 12 Kuning pucat Maltosa
pemanasan 15 Kuning pucat Maltosa
18 Kuning pucat Maltosa
21 Kuning pucat Maltosa
13
4.1.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
Albumin Telur 2 ml +
Tabung 1 Terlarut
dan alkohol 1 ml
Albumintelur 2 ml +
Tabung 2 Menggumpal / padat
dan NaOH 1 ml
Albumin telur 2 ml dan
Tabung 3 Terlarut menggumpal
HCl 1 ml
Albumin telur dan
Tabung 4 Mengalami fitrat
kloroform
Albumin telur + Air
Tabung 5 Larut
suling
14
4.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Perubahan warna
No tabung Suhu(oC)
Uji iodium Uji benedict
1 Es 12oC Coklat tua Biru
2 Suhu kamar 25oC Coklat tua Biru
3 Suhu 37oC- 40oC Coklat muda Biru
4 Suhu 75oC- 80oC Coklat tua Biru
5 Air mendidih 100oC Hitam Biru
Perubahan Warna
No Zat Uji Sifat Asam/Basa
15
5.1 Pembahasan
5.1.1 Hidrolisis Amilum
Hasil dari pengamatan hidrolisis amilum terdapat perlakuan yang terjadi
setelah mencampurkan larutan amilum dari HCl yang dipanaskan. Sehingga
menimbulkan warna yang berbeda dari setiap hasil uji iodiam dalam per 3 menitnya.
Kemudian lakukan seperti yang diatas terhadap larutan sukrosa 1%.
Pada 3 menit awal hasil uji iodium berwarna kuning kecoklatan yang berarti
akrodestrin. Yang dimaksud akrodestrin adalah sekelompok karbohidrat dengan berat
molekul rendah yang dihasilkan oleh hidrolisis pati dan glikogen berfungsi sebagai
akhir dari pemecahan.
Pada 12 menit – 12 menit selanjutnya, hasil uji iodium menghasilkan warna
berwarna kuning pucat yang berarti maltosa. Maltosa adalah disakarida dihasilkan
ketika amilase memecah pati.
Pada 15 menit – 15 selanjutnya, hasil uji lodium berwarna kuning pucat yang
berarti maltosa. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi
respirasi.
5.1.2 Pemisahan Protein Dengan Etanol Absolut
Dari hasil pemisahan protein dengan etanol absolut ada beberapa hasil yang
terjadi pada perlakuan pertama antar albumin telur dan etanol absolut mengalami
perubahan menjadi homogen atau terlarut.
Dari hasil uji bioret antara filtrat + NaOH + CuSO 4 berbentuk jelly berwarna
biru karena bentuk jelly itu dihasilkan dari NaOH senyawa ini berbentuk padatan
putih. Sedangkan biru itu dihasilkan dari CuSO4 senyawa ini bentuk pentahidratnya,
berwarna biru terang.
Dari hasil uji bioret Endapan + NaOH + CuSO4 berbentuk padat menggumpal
berwarna ungu menggumpal karena hal ini diakibatkan dari adanya larutan NaOH
dan CuSO4 karena sifat CuSO4 berwarna ungu dan NaOH berbentuk padatan putih.
16
5.1.3 Uji kelarutan protein
Dari hasil uji kelarutan protein pada tabung satu terjadi kelarutan/terlarut
diakibatkan alkohol karena sifat alkohol adalah polar artinya dapat larut pada
kandunngan air pada albumin telur.
Pada tabung dua tejadi penggumpalan yang disebabkan oleh NaOH yang
bersifat tidk larut dalam eter sehingga terjadi penggumpalan.
Pada tabung tiga terjadi terlarut dan menggumpal karena sifat HCl yaitu
bersifat korosif atau melarutkan.
Pada tabung empat terjadi mengalami filtrat yang disebabkan akibat
kloroform karena kloroform bersifat non polar atau senyawa yang terbentuk akibat
adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya.
Sedangkan pada tabung ke lima terjadi kelarutan dikarenakan air suling
bersifat netral sehingga dapat tercampur merata atau homogen.
5.1.4 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Pada air mendidih hasil uji iodium berwarna hitam hal ini di akibatkan
kandungan pati pada enzim sangat banyak. Sedangkan uji benedict berwarna biru
karena bersifat positif.
Dari percobaan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim terjadi perubahan
warna pada suhu Es perubahan warna uji Iodium berwarna coklat tua yang berarti
enzim masih bersifat aktif, sedangkang pada uji benedict berwarna biru yang berarti
kandungan pati baik.
Sedangkan pada suhu kamar hasil uji iodium berwarna coklat tua karena
kandungan pati pada enzim masih sangat banyak. Sedangkan uji benedict berwarna
biru karena bersifat positif.
Pada suhu 370C - 400C hasil uji iodium berwarna coklat muda dan uji
benedict biru. Di akibatkan suhu optimum enzim 370C - 400C .
Pada suhu 750C - 800C hasil uji iodium berwarna coklat tua hal ini di
akibatkan kandungan pati pada enzim sangat banyak. Sedangkan uji benedict
berwarna biru yaitu karena bersifat positif.
17
5.1.5 Uji keasaman minyak
Dari hasil uji ke asaman minyak minyak yang saya praktekan belum sesuai
dengan ketentuan. Karena seharusnya minyak tengik akan bersifat asam dan minyak
kelapa bersifat Netral.
18
BAB V PENUTUP
5.2 Kesimpulan
5.2.1 Hidrolisis Amilum
Hidrolisis amilum merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi
komponen sederhana penyususnnya seperti dekstrin, maltotriosa, maltosa dan
glukosa. Proses Hidrolisis dapat di lakukan secara enzimatis dan asam.
5.2.2 Glukosa
Glukosa berperan penting dalam proses biologis. Glukosa merupakan
molekul paling sederhana. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis
dan awal bagi respirasi.
5.2.3 Pemisahan protein dengan Etanol Absolut
Dapat ditarik kesimpulan yaitu protein dapat di pisahkan dengan
mengendapkannya menggunakan etanol absolut, karena etanol absolut bersifat
hidroskopis atau sangat kuat menarik air sehingga menyebabkan molekul air yang
berinteraksi dengan molekul air dengan molekul protein melalui ikatan hidrogen
di tarik oleh Etanol.
5.2.2 Uji kelarutan Protein
Dari hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa daya kelarutan protein
tergantung pada larutan yang di gunakan.
5.2.3 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Kesimpulannya enzim amilase dapat berubah warna pada saat di tetesin
amilum, NaOH dan CuSO4. Semakin pekat warnanya semakin banyak kandungan
patinya.
5.2.4 Uji Keasaman Minyak
Kesimpulannya ialah minyak yang tengik bersifat asam, sedangkan
minyak kelapa murni bersifat netral.
19
5.1 Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya alat dan bahan disediakan dengan
baik agar pada saat pengamatan dilakukan dapat memperoleh hasil pengamatan
yang sesuai dengan apa yang diamati. Saat melakukan pengamatan di
laboratorium diharapkan bagi mahasiswa untuk serius, tekun, dan teliti dalam
mengamati percobaan. Pelajari hasil-hasil dari percobaan yang dilakukan agar
bisa menambah ilmu pengetahuan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21