Oleh :
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya yang telah diberikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Dasar Perlindungan Tanaman. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak menemui
hambatan. Namun atas petunjuk Allah SWT dan bantuan teman, penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagaimana mestinya
1. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga dapat
seperti ini.
2. Ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P. Sebagai dosen penanggung jawab Praktikum
Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
3. Kak Rini Susanti, S.P.,M.P. Sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Rendi Priel Laksana sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dimana masih banyak
kekurangan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum............................................................................................ 2
ii
Klasifikasi dan Morfologi .................................................................... 6
Hasil .............................................................................................................. 8
Pembahasan .................................................................................................... 8
Kesimpulan ..................................................................................................... 9
Saran .............................................................................................................. 9
iii
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap).
Jadi, artinya sayap serangga yang bersisik. Ukuran serangga ini ada yang kecil dan ada yang
besar. Jumlah sayapnya ada empat buah dan tertutup dengan sisik. Antenanya ada yang
seperti sikat dan ada yang seperti benang. Bagian mulutnya saling berhubungan membentuk
tabung. Bagian mulutnya dilengkapi alat untuk mengigit. Selain itu, serangga ini memiliki
alat penghisap yang berbentuk spiral (Pracaya, 2008).
1
2
Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap, mempunyai 2 pasang sayap yang
dilapisi sisik, adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain,
Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L),
Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
Tujuan Praktikum
Agar dapat megetahui dan mengenal jenis dan ciri-ciri dari pada Lepidoptera.
Kegunaan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo Lepidoptera
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Papilio
Spesies : P. Memnon
Morfologi
Kupu-kupu Papilio memnon jantan ini memiliki panjang antena 22,6 mm,panjang
tubuh 33,6 mm, panjang sayap depan 62,7 mm dan panjang sayap belakang 39,6 mm. Papilio
memnon betina memiliki panjang antena 22 mm, panjang tubuh 30 mm, panjang sayap depan
56,4 mm dan panjang sayap belakang 38,2 mm. (Mintarsih, C. 2017)
Daur Hidup
Proses daur hidup kupu-kupu pertama adalah telur lalu berubah menjadi ulat,
kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda lalu
bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. (Mogan, Y., Koneri, R., & Baideng, E. L. 2018)
4
Gejala Serangan
Banyak merusak tanaman adalah larvanya (ulat). Tipe alat mulut larva menggigit-
mengunyah. Akibat serangannya ialah bagian organ tanaman hilang atau rusak, pertumbuhan
tidak normal, bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman atau bagian tanaman. (Irawanto,
R. 2018).
Cara Pengendalian
Membuat perangkap kupu kupu akan membantu dalam mengurangi jumlah hama.
Ketika kupu terperangkap, kupu akan mati. Akibatnya, kupu tidak bisa bertelur sehingga padi
jauh lebih aman. (Sumiati. 2017)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Defisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : S. Litura
Morfologi
Ulat grayak (S. litura) yang masih muda berwarna kehijauan, sedangkan ulat instar
akhirnya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris
keputihan. Stadium telur pada serangga ini adalah selama 3 hari kemudian dilanjutkan
dengan larva instar I yang ditandai dengan tubuh larva yang berwarna kuning dengan terdapat
5
bulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm, lama instar I adalah 3 hari.
Dilanjutkan dengan larva instar II yang ditandai dengan tubuh berwarna hijau dengan panjang
3,75-10 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis
hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung
abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua, instar II ini
berlangsung selama 3 hari. Larva instar III memiliki panjang tubuh 8-15 mm dengan lebar
kepala 0,5-0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna
putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh, instar III ini berlangsung selama 4 hari. Mulai instar
IV warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan,
panjang tubuh 13-20 mm, instar IV berlangsung selama 4 hari. (Agesti, M. 2018).
Daur Hidup
Hasil yang menunjukkan bahwa umur imago sekitar 5-6 hari, telur 3-4 hari, umur
larva dari instar -1 sampai instar-6 sekitar 12-15 hari, dan umur pupa 7 hari. Jadi siklus hidup
ulat grayak dalam satu generasi sekitar 28-32 hari pada kondisi yang lebih spesifik lokasi di
Sulawesi Selatan. (Khotimah, F. N. 2018).
Gejala Serangan
Gejala Serangan Ulat Grayak Serangan ulat grayak pada tanaman kedelai ditandai
dengan gejala kerusakan daun, daun berlubang dan hanya tersisa tulang daun. (Jabar, P. 2017,
April).
Cara Pengendalian
Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama, Pengolahan tanah yang baik
(selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah agar mati terjemur
oleh sinar matahari. Pemasangan perangkap berferomon, feromon Exi sebanyak 20 buah per
hektar. (Risnandar, C. 2018, Maret).
6
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
Genus : Lamprosema
Species : L. Indicata
Morfologi
Morfologi dari ulat penggulung daun adalah Kupu-kupu mengisap madu bunga pisang
dan melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur
pada malam hari. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya
dilapisi lilin. (Samin, C. 2016, September).
Daur Hidup
Proses daur hidup kupu-kupu pertama adalah telur lalu berubah menjadi ulat,
kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda lalu
bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. (Putra, F. S. 2017).
Gejala Serangan
Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila
dibuka akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara
miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan
memakan daun. Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah
ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun
bisa habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun. (Wastika, I. E. 2018).
7
Cara Pengendalian
Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang, Pemanfaatan parasitoid telur
(tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia (Apanteles) erionotae
Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid lainnya:
Agiommatus spp., Anastatus sp. Brachymeria sp. dan Pediobius erionatae. (Agustiani, T. N.
2018).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Limacodidae
Genus : Setothosea
Species : S. Asigna
Morfologi
Ulat ini ditemukan dengan berbagai macam warna antara lain hijau kekuningan,
kuning orange, atau merah orange. Pada tubuhnya sering 5 terdapat bercak-bercak warna
hitam, kuning dan merah. Dengan warna yang sedemikian ulat ini kelihanatan cantik
walaupun sebenarnya sedikit berbahaya. Ulat yang baru menetas hidup berkelompok,
mengikis daging daun dari permukaan bawah dan meninggalkan epidermis bagian atas
permukaan daun. Pada instar 2-3 ulat memakan daun mulai dari ujung kearah bagian pangkal
daun. Untuk S. asigna, selama perkembangannya ulat berganti kulit 7-8 kali dan mampu
menghabiskan helaian daun seluas 400cm. (Alouw, J. C., & Hosang, M. L. A. 2019).
8
Daur Hidup
Siklus hidup masing-masing spesies ulat api berbeda. S. asigna mempunyai siklus
hidup 106-138 hari. Siklus hidup hama ini tergantung pada lokasi dan lingkungan. Dari telur,
larva, pupa dan imago. (Anggra, R. 2017, June 12).
Gejala Serangan
Hasil pengamatan dilapangan, didapati gejala serangan yang terlihat, pada bagian
daun kelapa sawit yang diamati seperti terbakar, helaian daun berlubang memanjang, helaian
daun terkikis mulai dari bagian bawah daun hingga menyisakan tulang daun atau lidinya saja
dan pada umumnya adalah daun kelapa sawit yang sudah tua. (Darsono, & Khasanah, M.
2018).
Cara Pengendalian
Ulat api dikendalikan dengan penyemprotan (fogging) atau dengan injeksi batang
(Trunk injection) menggunakan insektisida. Aplikasi swingfog merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk pengendalian hama ulat api dan ulat bulu secara kimiawi. (Kinasih, I.,
Cahyanto, T., & Ardian, R. Z. 2017).
9
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum Lepidoptera adalah Kupu kupu (Papilio
memnon), Ulat grayak (Spodoptera litura), Ulat penggulung (Lamprodema indicata), Ulat api
(Setothosea asigna).
Alat yang digunakan pada praktikum Coleoptera adalah alat tulis ( pena, taks, pensil
peggyans, kertas A4, penjepit, gelas beker, kaca lup, busa xeroform, jarum pentul, alkohol
96%, tampah, cawan petril, talam, dan bak lilin.
Cara Kerja
HASIL PERCOBAAN
Hasil
Ordo : Lepidoptera
Paraf Asisten :
11
Keterangan Gambar
I. Kepala ( Caput )
1. Antena
2. Mata Tunggal ( Ocelli)
3. Mata Majemuk ( Faset )
4. Mulut ( Oral )
II. Dada ( Thorax)
5. Dada Depan ( Prothorax )
6. Dada Tengah ( Mesothorax )
7. Dada Belakang ( Methathorax )
8. Kaki Tengah ( Protarial )
9. Fermur
10. Kaki Belakang ( Saltorial )
11. Claw
12. Sayap Depan ( Frewing )
13. Sayap Bawah ( BackWing)
14. Koleska
III. Perut ( Abdomen )
15. Spirokel
16. Ovipositor
17. Anus
12
Pembahasan
Dari hasil yang didapat ada beberapa serangga yang kami lakukan, serangga dari ordo
Lepidoptera yang diantaranya :
Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi panjang antena 22,6 mm,panjang tubuh
33,6 mm, panjang sayap depan 62,7 mm dan panjang sayap belakang 39,6 mm. Papilio
memnon betina memiliki panjang antena 22 mm, panjang tubuh 30 mm, panjang sayap depan
56,4 mm dan panjang sayap belakang 38,2 mm. Daur hidupnya dari telur lalu berubah
menjadi ulat, kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda
lalu bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. Gejala serangannya terdapat pada fase larva dan
cara pengendaliannya dengan membuat perangkap kupu kupu.
Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi berwarna kehijauan, sedangkan ulat instar
akhirnya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris
keputihan. Stadium telur pada serangga ini adalah selama 3 hari kemudian dilanjutkan
dengan larva instar I yang ditandai dengan tubuh larva yang berwarna kuning dengan terdapat
bulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm, lama instar I adalah 3 hari.
Dilanjutkan dengan larva instar II yang ditandai dengan tubuh berwarna hijau dengan panjang
3,75-10 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis
hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung
abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua, instar II ini
berlangsung selama 3 hari. Larva instar III memiliki panjang tubuh 8-15 mm dengan lebar
kepala 0,5-0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna
putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh, instar III ini berlangsung selama 4 hari. Mulai instar
IV warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan,
panjang tubuh 13-20 mm, instar IV berlangsung selama 4 hari. Daur hidupnya dalam satu
generasi sekitar 28-32 hari pada kondisi yang lebih spesifik lokasi di Sulawesi Selatan.
13
Gejala serangannya dengan gejala kerusakan daun, daun berlubang dan hanya tersisa tulang
daun dan cara pengendaliannya dengan masangan perangkap berferomon, feromon Exi
sebanyak 20 buah per hektar.
Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi dengan berbagai macam warna antara lain
hijau kekuningan, kuning orange, atau merah orange. Pada tubuhnya sering 5 terdapat
bercak-bercak warna hitam, kuning dan merah. Dengan warna yang sedemikian ulat ini
kelihanatan cantik walaupun sebenarnya sedikit berbahaya. Siklus hidup masing-masing
spesies ulat api berbeda. S. asigna mempunyai siklus hidup 106-138 hari. Siklus hidup hama
ini tergantung pada lokasi dan lingkungan. Dari telur, larva, pupa dan imago. Gejala serangan
nya helaian daun seperti terbakar, helaian daun berlubang memanjang, helaian daun terkikis
mulai dari bagian bawah daun hingga menyisakan tulang daun dan cara pengendaliannya
dengan penyemprotan (fogging) atau dengan injeksi batang (Trunk injection) menggunakan
insektisida.
14
Kesimpulan
1. Lepidoptera berasal dari kata lepidos (sisik) dan pteron (sayap). Jumlah sayapnya
empat buah dan tertutup sisik.
2. Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna.
3. Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap, mempunyai 2 pasang sayap
yang dilapisi sisik.
4. Hama Lamprosema indicata menyerang tanaman kedelai yang masih berumur
dibawah 30 hari (satu bulan), dan biasanya menyerang daun-daun yang masih muda.
5. Ulat Lamrosema indicata menyerang tanaman dengan menggulung daun dengan
merekatkan daun, di dalam gulungan daun, ulat tersebut memakan daun tanaman
sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa.
6. Selain menyerang kedelai, ulat Lamprosema indicata ini juga menyerang kacang
hijau, kacang tunggak, kacang panjang, Calopogonium sp. dan kacang tanah.
Saran
Diharapkan agar kita melaksanakannya dengan ofline agar mahasiswa dapat lebih
mengetahui praktikumnya dan juga dapat lebih menambah wawasan mahasiswa ketika
praktikum berlangsung.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jabar, P. (2017, April ). Kabupaten Sumedang . Retrieved April 20, 2019, from Pemerintah
Provinsi Jawa Barat: https://jabarprov.go.id
Mogan, Y., Koneri, R., & Baideng, E. L. (2018). Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera)
di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Manado. Bioslogos.
Risnandar, C. (2018, Maret). Hutan Konservasi . Retrieved from Ensiklopedi Jurnal Bumi:
https://jurnalbumi.com
Anggra, R. (2017, June 12). Kanal Pengetahuan dan Informasi Fakultas Pertanianian UGM.
KanalPengetahuandanInformasi:
http://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/2017/06/12/belalangmonyet-eumastacidae/
Kinasih, I., Cahyanto, T., & Ardian, R. Z. (2017). Perbedaan Keanekaragaman dan
Komposisi dari Serangga Permukaan Tanah Pada Beberapa Zonasi di Hutan Gunung
Geulis Sumedang. Journal UINSGD. https://journal.uinsgd.ac.id/ (diakses pada
tanggal 14 Agustus 2019).