Anda di halaman 1dari 20

LEPIDOPTERA

Oleh :

MUHAMMAD HALIM LUBIS


2004290036
AGOTEKNOLOGI A1 PAGI

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya yang telah diberikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Dasar Perlindungan Tanaman. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak menemui
hambatan. Namun atas petunjuk Allah SWT dan bantuan teman, penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagaimana mestinya

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga dapat
seperti ini.
2. Ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P. Sebagai dosen penanggung jawab Praktikum
Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
3. Kak Rini Susanti, S.P.,M.P. Sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Rendi Priel Laksana sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dimana masih banyak
kekurangan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan.

Medan, 4 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

PENDAHULUAN................................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................................ 1

Tujuan Praktikum............................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

Ordo Lepidoptera ............................................................................................ 3

Kupu Kupu (Papilio Memnon) ................................................................. 3

Klasifikasi dan Morfologi .................................................................... 3

Daur Hidup .......................................................................................... 3

Gejala Serangan ................................................................................... 3

Cara Pengendalian ............................................................................... 3

Ulat Grayak (Spodoptera Litura) .............................................................. 4

Klasifikasi dan Morfologi .................................................................... 4

Daur Hidup .......................................................................................... 4

Gejala Serangan ................................................................................... 4

Cara Pengendalian ............................................................................... 4

Ulat Penggulung (Lamprosema Indicata) ................................................. 5

Klasifikasi dan Morfologi .................................................................... 5

Daur Hidup .......................................................................................... 5

Gejala Serangan ................................................................................... 5

Cara Pengendalian ............................................................................... 5

Ulat Api (Setothosea Asigna) ................................................................... 6

ii
Klasifikasi dan Morfologi .................................................................... 6

Daur Hidup .......................................................................................... 6

Gejala Serangan ................................................................................... 6

Cara Pengendalian ............................................................................... 6

PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................................................... 7

Tempat dan Waktu .......................................................................................... 7

Bahan dan Alat ............................................................................................... 7

Cara Kerja ....................................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8

Hasil .............................................................................................................. 8

Pembahasan .................................................................................................... 8

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 9

Kesimpulan ..................................................................................................... 9

Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

iii
PENDAHULUAN

Latar belakang

Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap).
Jadi, artinya sayap serangga yang bersisik. Ukuran serangga ini ada yang kecil dan ada yang
besar. Jumlah sayapnya ada empat buah dan tertutup dengan sisik. Antenanya ada yang
seperti sikat dan ada yang seperti benang. Bagian mulutnya saling berhubungan membentuk
tabung. Bagian mulutnya dilengkapi alat untuk mengigit. Selain itu, serangga ini memiliki
alat penghisap yang berbentuk spiral (Pracaya, 2008).

Ordo Lepidoptera mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly). Perbedaan


kupu-kupu dan ngengat yaitu berdasarkan waktu aktifnya dan ciri morfologinya. Umumnya,
kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal), sedangkan ngengat aktif di malam hari (nocturnal).
Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan cara menegakkan sayapnya, sehingga tampak
permukaan bawah dari sayapnya. Ngengat hinggap dengan sayap terlipat horizontal diatas
tubuh. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah dan cerah sedangkan ngengat
cenderung gelap (cokelat dan abu-abu). Antena kupu-kupu berbentuk benang (filiform) dan
membesar di ujungnya, sedangkan hampir semua ngengat memiliki antena seperti bulu
burung atau seperti sisir (Triplehorn dan Johnson, 2005).

Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang


mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran 0,1-0,2 mm,
warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit
buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala
coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa
stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm,
berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium
dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di
bagian tanaman tempat pupa tinggal. Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan
Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abu kemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan
telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari
kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga
menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari (Harianto, 2009).

1
2

Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap, mempunyai 2 pasang sayap yang
dilapisi sisik, adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain,
Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L),
Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).

Tujuan Praktikum

Agar dapat megetahui dan mengenal jenis dan ciri-ciri dari pada Lepidoptera.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat masuk praktikum Dasar Perlindungan Tanaman.


2. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman.
3. Sebagai sumber informasi bagi yang membutuhkan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Ordo Lepidoptera

Kupu Kupu (Papilio Memnon)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Papilionidae

Genus : Papilio

Spesies : P. Memnon

Morfologi

Kupu-kupu Papilio memnon jantan ini memiliki panjang antena 22,6 mm,panjang
tubuh 33,6 mm, panjang sayap depan 62,7 mm dan panjang sayap belakang 39,6 mm. Papilio
memnon betina memiliki panjang antena 22 mm, panjang tubuh 30 mm, panjang sayap depan
56,4 mm dan panjang sayap belakang 38,2 mm. (Mintarsih, C. 2017)

Daur Hidup

Proses daur hidup kupu-kupu pertama adalah telur lalu berubah menjadi ulat,
kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda lalu
bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. (Mogan, Y., Koneri, R., & Baideng, E. L. 2018)
4

Gejala Serangan

Banyak merusak tanaman adalah larvanya (ulat). Tipe alat mulut larva menggigit-
mengunyah. Akibat serangannya ialah bagian organ tanaman hilang atau rusak, pertumbuhan
tidak normal, bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman atau bagian tanaman. (Irawanto,
R. 2018).

Cara Pengendalian

Membuat perangkap kupu kupu akan membantu dalam mengurangi jumlah hama.
Ketika kupu terperangkap, kupu akan mati. Akibatnya, kupu tidak bisa bertelur sehingga padi
jauh lebih aman. (Sumiati. 2017)

Ulat Grayak (Spodoptera Litura)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Defisi : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Noctuidae

Genus : Spodoptera

Spesies : S. Litura

Morfologi

Ulat grayak (S. litura) yang masih muda berwarna kehijauan, sedangkan ulat instar
akhirnya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris
keputihan. Stadium telur pada serangga ini adalah selama 3 hari kemudian dilanjutkan
dengan larva instar I yang ditandai dengan tubuh larva yang berwarna kuning dengan terdapat
5

bulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm, lama instar I adalah 3 hari.
Dilanjutkan dengan larva instar II yang ditandai dengan tubuh berwarna hijau dengan panjang
3,75-10 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis
hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung
abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua, instar II ini
berlangsung selama 3 hari. Larva instar III memiliki panjang tubuh 8-15 mm dengan lebar
kepala 0,5-0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna
putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh, instar III ini berlangsung selama 4 hari. Mulai instar
IV warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan,
panjang tubuh 13-20 mm, instar IV berlangsung selama 4 hari. (Agesti, M. 2018).

Daur Hidup

Hasil yang menunjukkan bahwa umur imago sekitar 5-6 hari, telur 3-4 hari, umur
larva dari instar -1 sampai instar-6 sekitar 12-15 hari, dan umur pupa 7 hari. Jadi siklus hidup
ulat grayak dalam satu generasi sekitar 28-32 hari pada kondisi yang lebih spesifik lokasi di
Sulawesi Selatan. (Khotimah, F. N. 2018).

Gejala Serangan

Gejala Serangan Ulat Grayak Serangan ulat grayak pada tanaman kedelai ditandai
dengan gejala kerusakan daun, daun berlubang dan hanya tersisa tulang daun. (Jabar, P. 2017,
April).

Cara Pengendalian

Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama, Pengolahan tanah yang baik
(selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah agar mati terjemur
oleh sinar matahari. Pemasangan perangkap berferomon, feromon Exi sebanyak 20 buah per
hektar. (Risnandar, C. 2018, Maret).
6

Ulat Penggulung (Lamprosema Indicata)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Anthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Pyralidae

Genus : Lamprosema

Species : L. Indicata

Morfologi

Morfologi dari ulat penggulung daun adalah Kupu-kupu mengisap madu bunga pisang
dan melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur
pada malam hari. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya
dilapisi lilin. (Samin, C. 2016, September).

Daur Hidup

Proses daur hidup kupu-kupu pertama adalah telur lalu berubah menjadi ulat,
kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda lalu
bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. (Putra, F. S. 2017).

Gejala Serangan

Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila
dibuka akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara
miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan
memakan daun. Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah
ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun
bisa habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun. (Wastika, I. E. 2018).
7

Cara Pengendalian

Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang, Pemanfaatan parasitoid telur
(tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia (Apanteles) erionotae
Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid lainnya:
Agiommatus spp., Anastatus sp. Brachymeria sp. dan Pediobius erionatae. (Agustiani, T. N.
2018).

Ulat Api (Setothosea Asigna)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Anthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Limacodidae

Genus : Setothosea

Species : S. Asigna

Morfologi

Ulat ini ditemukan dengan berbagai macam warna antara lain hijau kekuningan,
kuning orange, atau merah orange. Pada tubuhnya sering 5 terdapat bercak-bercak warna
hitam, kuning dan merah. Dengan warna yang sedemikian ulat ini kelihanatan cantik
walaupun sebenarnya sedikit berbahaya. Ulat yang baru menetas hidup berkelompok,
mengikis daging daun dari permukaan bawah dan meninggalkan epidermis bagian atas
permukaan daun. Pada instar 2-3 ulat memakan daun mulai dari ujung kearah bagian pangkal
daun. Untuk S. asigna, selama perkembangannya ulat berganti kulit 7-8 kali dan mampu
menghabiskan helaian daun seluas 400cm. (Alouw, J. C., & Hosang, M. L. A. 2019).
8

Daur Hidup

Siklus hidup masing-masing spesies ulat api berbeda. S. asigna mempunyai siklus
hidup 106-138 hari. Siklus hidup hama ini tergantung pada lokasi dan lingkungan. Dari telur,
larva, pupa dan imago. (Anggra, R. 2017, June 12).

Gejala Serangan

Hasil pengamatan dilapangan, didapati gejala serangan yang terlihat, pada bagian
daun kelapa sawit yang diamati seperti terbakar, helaian daun berlubang memanjang, helaian
daun terkikis mulai dari bagian bawah daun hingga menyisakan tulang daun atau lidinya saja
dan pada umumnya adalah daun kelapa sawit yang sudah tua. (Darsono, & Khasanah, M.
2018).

Cara Pengendalian

Ulat api dikendalikan dengan penyemprotan (fogging) atau dengan injeksi batang
(Trunk injection) menggunakan insektisida. Aplikasi swingfog merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk pengendalian hama ulat api dan ulat bulu secara kimiawi. (Kinasih, I.,
Cahyanto, T., & Ardian, R. Z. 2017).
9

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Tempat pelaksanaan praktikum dasar perlindungan tanaman dilaksanakan di rumah.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum Lepidoptera adalah Kupu kupu (Papilio
memnon), Ulat grayak (Spodoptera litura), Ulat penggulung (Lamprodema indicata), Ulat api
(Setothosea asigna).

Alat yang digunakan pada praktikum Coleoptera adalah alat tulis ( pena, taks, pensil
peggyans, kertas A4, penjepit, gelas beker, kaca lup, busa xeroform, jarum pentul, alkohol
96%, tampah, cawan petril, talam, dan bak lilin.

Cara Kerja

1. Siapkan bahan-bahan dan alat-alat praktikum yang dibawa.


2. Siapkan gelas bekas berisi cairan alkohol 96% sebesar 80-90 ml.
3. Masukan salah satu bahan kedalam gelas bakar selama beberapa menit, amati
perubahan yang terjadi.
4. Setelah bahan tadi sedikit mengeras, letakan bahan dengan penampang saterat di
gabus.
5. Amati struktur bagian tubuh dengan kaca pembesar dan gambarlah penampang darsal
dan sateral dari bahan yang dibawah
6. Letakan bahan di spon xeroform dan rekatkan menggunakan jarum.
10

HASIL PERCOBAAN

Hasil

Objek : Kupu kupu (Papilio memnon)

Ordo : Lepidoptera

Paraf Asisten :
11

Keterangan Gambar

Kupu kupu (Papilio memnon)

I. Kepala ( Caput )
1. Antena
2. Mata Tunggal ( Ocelli)
3. Mata Majemuk ( Faset )
4. Mulut ( Oral )
II. Dada ( Thorax)
5. Dada Depan ( Prothorax )
6. Dada Tengah ( Mesothorax )
7. Dada Belakang ( Methathorax )
8. Kaki Tengah ( Protarial )
9. Fermur
10. Kaki Belakang ( Saltorial )
11. Claw
12. Sayap Depan ( Frewing )
13. Sayap Bawah ( BackWing)
14. Koleska
III. Perut ( Abdomen )
15. Spirokel
16. Ovipositor
17. Anus
12

Pembahasan

Dari hasil yang didapat ada beberapa serangga yang kami lakukan, serangga dari ordo
Lepidoptera yang diantaranya :

Kupu kupu (Papilio memnon)

Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi panjang antena 22,6 mm,panjang tubuh
33,6 mm, panjang sayap depan 62,7 mm dan panjang sayap belakang 39,6 mm. Papilio
memnon betina memiliki panjang antena 22 mm, panjang tubuh 30 mm, panjang sayap depan
56,4 mm dan panjang sayap belakang 38,2 mm. Daur hidupnya dari telur lalu berubah
menjadi ulat, kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-kupu muda
lalu bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. Gejala serangannya terdapat pada fase larva dan
cara pengendaliannya dengan membuat perangkap kupu kupu.

Ulat grayak (Spodoptera litura)

Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi berwarna kehijauan, sedangkan ulat instar
akhirnya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris
keputihan. Stadium telur pada serangga ini adalah selama 3 hari kemudian dilanjutkan
dengan larva instar I yang ditandai dengan tubuh larva yang berwarna kuning dengan terdapat
bulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm, lama instar I adalah 3 hari.
Dilanjutkan dengan larva instar II yang ditandai dengan tubuh berwarna hijau dengan panjang
3,75-10 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis
hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung
abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua, instar II ini
berlangsung selama 3 hari. Larva instar III memiliki panjang tubuh 8-15 mm dengan lebar
kepala 0,5-0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna
putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh, instar III ini berlangsung selama 4 hari. Mulai instar
IV warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan,
panjang tubuh 13-20 mm, instar IV berlangsung selama 4 hari. Daur hidupnya dalam satu
generasi sekitar 28-32 hari pada kondisi yang lebih spesifik lokasi di Sulawesi Selatan.
13

Gejala serangannya dengan gejala kerusakan daun, daun berlubang dan hanya tersisa tulang
daun dan cara pengendaliannya dengan masangan perangkap berferomon, feromon Exi
sebanyak 20 buah per hektar.

Ulat penggulung (Lamprosema indicata)


Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi melakukan kopulasi sambil berterbangan
pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur pada malam hari. Sedangkan ulat yang lebih
besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin. Daur hidupnnya dari telur lalu
berubah menjadi ulat, kemudian ulat menjadi kepompong atau pupa, kemudian lahir kupu-
kupu muda lalu bertumbuh menjadi kupu-kupu dewasa. Gejala serangannya Daun yang
diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan
ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu
digulung hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan
daun. Cara pengendaliannya dengan pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang.

Ulat api (Setothosea asigna)

Tergolong pada Ordo Lepidoptera dan termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Ordo
Lepidoptera, berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan ptera (sayap). Jadi, artinya
sayap serangga yang bersisik. Memiliki morfologi dengan berbagai macam warna antara lain
hijau kekuningan, kuning orange, atau merah orange. Pada tubuhnya sering 5 terdapat
bercak-bercak warna hitam, kuning dan merah. Dengan warna yang sedemikian ulat ini
kelihanatan cantik walaupun sebenarnya sedikit berbahaya. Siklus hidup masing-masing
spesies ulat api berbeda. S. asigna mempunyai siklus hidup 106-138 hari. Siklus hidup hama
ini tergantung pada lokasi dan lingkungan. Dari telur, larva, pupa dan imago. Gejala serangan
nya helaian daun seperti terbakar, helaian daun berlubang memanjang, helaian daun terkikis
mulai dari bagian bawah daun hingga menyisakan tulang daun dan cara pengendaliannya
dengan penyemprotan (fogging) atau dengan injeksi batang (Trunk injection) menggunakan
insektisida.
14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa

1. Lepidoptera berasal dari kata lepidos (sisik) dan pteron (sayap). Jumlah sayapnya
empat buah dan tertutup sisik.
2. Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna.
3. Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap, mempunyai 2 pasang sayap
yang dilapisi sisik.
4. Hama Lamprosema indicata menyerang tanaman kedelai yang masih berumur
dibawah 30 hari (satu bulan), dan biasanya menyerang daun-daun yang masih muda.
5. Ulat Lamrosema indicata menyerang tanaman dengan menggulung daun dengan
merekatkan daun, di dalam gulungan daun, ulat tersebut memakan daun tanaman
sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa.
6. Selain menyerang kedelai, ulat Lamprosema indicata ini juga menyerang kacang
hijau, kacang tunggak, kacang panjang, Calopogonium sp. dan kacang tanah.

Saran

Diharapkan agar kita melaksanakannya dengan ofline agar mahasiswa dapat lebih
mengetahui praktikumnya dan juga dapat lebih menambah wawasan mahasiswa ketika
praktikum berlangsung.
15

DAFTAR PUSTAKA

Mintarsih, C. (2017). Kelimpahan dan keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera) di Pantai


Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasik malaya. Bandung: Universitas
pasundan.

Agesti, M. (2018). Keanekaragaman Insecta di Hutan Pinus Jayagiri Lembang Kabupaten


Bandung. Bandung : Universitas Pasundan .

Khotimah, F. N. (2018). Keanekaragaman Insecta Di Hutan Jayagiri Lembang Kabupaten


Bandung Barat . Bandung: Universitas Pasundan .

Jabar, P. (2017, April ). Kabupaten Sumedang . Retrieved April 20, 2019, from Pemerintah
Provinsi Jawa Barat: https://jabarprov.go.id

Mogan, Y., Koneri, R., & Baideng, E. L. (2018). Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera)
di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Manado. Bioslogos.

Risnandar, C. (2018, Maret). Hutan Konservasi . Retrieved from Ensiklopedi Jurnal Bumi:
https://jurnalbumi.com

Samin, C. (2016, September). Hutan (Pengertian, Jenis/Macam, Fungsi, Manfaat). Retrieved


from ArtikelMateri.com: http://www.artikelmateri.com/ Sari, R. P., Mawarni, E. D.,
Nurlatifah, A., Ulinnuha, R., Sari, E. K., Annisa,

Irawanto, R. (2018). Keanekaragaman kupu-kupu (Insecta: Lepidoptera) di Kebun Raya


Purwoddi, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 173.

Sumiati. (2017). Kelimpahan dan Keanekaragaman Kupu-kupu di Kawasan Hutan Jeruk


Manis Lombok Timur Sebagai Sumber Belajar Ekologi Hewan .

Putra, F. S. (2017). Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) di Blok


Hutan Kaikalu Kawasan Cagar Alam Kakenauwe Kabupaten Sulawesi Tenggara.
Makassar: Balesio.com

Wastika, I. E. (2018). Studi Keanekaragaman Insekta di Kebun Kopi Jayagiri Lembang,


Kabupaten Bandung Barat Sebagai Sumber Belajar Biologi. Bandung : Universitas
Pasundan .
16

Alouw, J. C., & Hosang, M. L. A. (2019). Sexava nubila (Orthoptera: Tettigoniidae):


Ledakan dan Kerusakannya pada Tanaman Kelapa Sawit. Buletin Palma, 97-104.

Agustiani, T. N. (2018). Studi Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda di Hutan Pinus


Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai Sumber Belajar Biologi.
Bandung, Indonesia: http://repository.unpas.ac.id.

Anggra, R. (2017, June 12). Kanal Pengetahuan dan Informasi Fakultas Pertanianian UGM.
KanalPengetahuandanInformasi:
http://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/2017/06/12/belalangmonyet-eumastacidae/

Darsono, & Khasanah, M. (2018). Keanekaragaman Serangga pada Tanaman Semangka


(Citrullus lanatus (Thunb.) Mansf.). Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific
Journal, 35, 119 - 123. doi:10.20884/1

Kinasih, I., Cahyanto, T., & Ardian, R. Z. (2017). Perbedaan Keanekaragaman dan
Komposisi dari Serangga Permukaan Tanah Pada Beberapa Zonasi di Hutan Gunung
Geulis Sumedang. Journal UINSGD. https://journal.uinsgd.ac.id/ (diakses pada
tanggal 14 Agustus 2019).

Anda mungkin juga menyukai