KELOMPOK : 5 (LIMA)
BUDIDAYA PERKEBUNAN
MEDAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Ucapan Puji dan syukur kepada ALLAH SWT. yang telah melimpahkan karunia,
rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat
beliau. Sehingga penulis dapat menyelesaikan ”Laporan Pratikum Kesuburan
Tanah”.
Laporan ini di susun sebagai mata kuliah Kesuburan tanah .Penulis Juga terima
kasih kepada Asisten-Asisten Labaratorium . Dalam penulisan laporan ini,
penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ni dengan hati yang tulus penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah kesuburan tanah ibu
Ir.Mardiana wahyuni ,MP
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
dengan tangan terbuka dan hati lapang, penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Medan,4 APRIL,2023
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah terbentuk dari bahan asalnya yang disebut sebagai bahan induk.
Bahan induk tanah berasal dari batuan melalui proses pelapukan berubah
membentuk lapisan atau horizon-horizon tanah dan akhirnya membentuk suatu
tubuh tanah yang utuh.
Batuan induk adalah semua bahan yang keras, maupun lunak seperti abu
vulkanik, batu liat, batu kapur, endapan sungai dan laut, gambut serta bahan-
bahan lainnya yang merupakan asal pembentukan tanah. Karena tanah berasal dari
suatu bahan induk yang telah mengalami pelapukan, maka sifat-sifat tanah baik
fisik, kimia, dan minerologi tanahnya tidak berbeda jauh dari sifat bahan
induknya, terkecuali telah mengalami pelapukan lanjut.
2.1 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density Dan Partikel Density
Tanah Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan
volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup
lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga
mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam
pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin
berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil
(Hartati, 2001).
a. Tekstur
Bulk menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume
tanah dalam keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan g/cm3.
Perkembangan struktur yang paling besar pada tanah-tanah permukaan dengan
tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya lebih rendah dibandingkan tanah
berpasir. Kerapatan massa (Bulk Density) dihitung sebagai berikut : Kerapatan
massa = Berat tanah (g)/Volume tanah (cm3) (Foth, 1988).
Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang
pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya
cenderung erat, seperti pada pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya
rendah.Sedangkan tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali
terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan
organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi (Buckman and Brady. 1984).
Total ruang pori dapat dihitung dengan menggunakan data bobot jenis
partikel - partikel dan bobot isi tanah sebagai berikut: TRP-1-X 100% Dimana:
TRP - Total Ruang Pori BD = Bulk Density (g/cm3) PD = Partikel Density
(Sutanto, 2005). Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentase pori total
lebih tinggi dari pada bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur
halus kebanyakan sangat kecil dan porositas sama sekali tidak menunjukkan
distribusi ukuran pori dalam tanah yang merupakan suatu sifat yang penting
(Sarict, 1986). PDBD)).
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah.
Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan
padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap
pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar
berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat
kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir. dengan pori yang berbentuk
dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat
dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O< 30 mikron berperan
penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting
pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan
pengagihan air tanah, dan pori dengan O 100 mikron berperan besar dalam
mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta
mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan
kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud
packing, vugh. vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze
dan skew (Poerwowidodo, 1990).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Alat:
1. Masukkan tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh
ke dalam gelas ukur 100 ml hingga tanda 55 ml (gelas ukur harus kering).
2. Ketok-ketoklah dinding gelas ukur dengan tangan selama 30 menit
sampai tanah tidak turun lagi (keadaan sudah padat).
3. Catat Volume tanah padat tersebut.
4. Kemudian pindahkan volume tanah padat tersebut ke atas kertas dan
timbang (secara kwantitas).
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Masukan tanah yang di ayak sebanyak 55 ml,lalu tanah yang sudah masuk
ke dalam gelas ukuyr di padatkan menjadi 51 ml ,setelah itu ambil kertas
selembar lalu tuangkan tanah yang di padatkan tadi dengan menggunakan batang
pengaduk di selembar kertas lalu di timbang dengan menggunakan timbangan
analitik atau timbangan digital dengan mendapatkan hasil sebanyak 47,3 gram
= 47,3/51
=0,92
Ambil gelas ukur 100ml isi air sebanyak 70 ml dan masukan tanah kedalam gelas
ukur aduk menggunakan batang pengaduk hingga merata dan setelah di aduk
menjadi 95 ml
= (51+ 70) – 95
=26
= 26 / 51 x 100 %
= 0,5
Ambil tanah agregat dan isi gelas ukur 500 mldan isi gelas ukur sebanyak
400 ml dan ikat tanah dengan benang timbang tanah tersebut menggunakan
timbangan analitik atau timbangan digital dengan berukuran atau berjumlah
PARTIKEL DENSITY = BERAT TANAH / V. TANAH – V. RUANG PORI
= 47,3 / 51 – 26
=1,8
4.2 Pembahasan
Pada umumnya kisaran partikel density tanah tanah mineral kecil adalah
2.6-2.93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah
terdapat mineral-mineral berat sepereti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline dan
hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. besar ukuran dan cara
teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaru dengan partaken density. Ini salah
satu pebnyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih
rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya.karena banyak mengandung bahan
organik ( Hakim, 1986).
2. Partikel Dencity
Dari data diatas menunjukan bahwa nilai PD pada lapisan I dan lapisan II
sangat berbeda, dimana lapisan I memiliki tingkat kerapatan partikel tanah lebih
rendah dari lapisan II karena menurut harjdowigeno (1992) ia mengatakan bahwa
factor yang mempengaruhi partikel dencity tanah adalah BD dan bahan organic
tanah, maka partikel dencity dalam tanah tersebut akan semakin rendah begitu
pula sebaliknya
3. Porositas (% pori)
Dari data nilai diatas dapat dikatakan bahwa kapasitas pori pada lapisan I
dengan nilai 16,93% dibandingkan dengan lapisan II dengan nilai 15.15 % hal ini
di sebabkan kerapatan tanah tinggi sehingga porositas menjadi lebih kecil, pada
umumnya dalam tanah ada dua macam pori, pori makro dan pori mikro, meskipun
ada garis batas yang jelas. Jumlah persen (%) pori yang terdapat pada tanah yang
ada di Desa kusu Oba merupakan pori mikro untuk lapisan I karena pada hasil
percobaan yang dilakukan dilaboratorium ternyata didapat hasil lapisan I lebih
kecil porositasnya sehingga dapat menahan dan menyimpan air dalam tanah lebih
tinggi serta dapat menaikan air tanah ke permukaan perakaran tanaman,
dibandingkan dengan porositas yang dimiliki oleh lapisan II atau pori makro lebih
dominan pada lapisan II,schingga kurang mampu menahan dan menyimpan air
dan draenase cepat (Yulius.dkk. 1985)
Dari data diatas. FC untuk lapisan I lebih tinggi dengan nilai 40%
dibandingkan FC pada lapisan II dengan nilai 25 %. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan tekstur dan kadar bahan organik pada kedua lapisan tersebut, dimana
tekstur lapisan I lebih kasar dari pada lapisan II begitu pula kadar bahan organik
lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan II. Semakin halus tekstur serta semakin
banyak kadar bahan organik maka kapasitas lapangnya semakin besar.
Kadar bahan organic yang terdapat dalam tanah mempengaruhi nilai field
capacity. Tanah dengan kadar bahan organic tinggi akan semakin banyak
menyimpan air untuk proses pembusukan bahan utama organic. Sehingga tanah
dengan kadar bahan organic tinggi memiliki nilai FC yang tinggi pula. Oleh
karena itu, tanah dengan kadar bahan orgaik tinggi sudah tentu mempunyai
kapasitas lapang serta kemampuan menyerap dan menyimpan air yang tinggi pula.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Dalam pembuatan laporan praktikan diharapkan mampu untuk memahami
apa yang mau di praktikan tersebut.
2. Dapat berhati-hati dalam menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium
3. Praktikan harus memahami alat-alat yang digunakan buat praktikum
4. Praktikan harus mengikuti perintah asisten laboratorium
5. Praktikan harus menjaga kesehatan,kebersihan diri,alat,dan ruang
laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S 2000 Konservasi Tanah Dan Airinstitut Pertanian Bogor Press. Bogor
Buckman and Brady, 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara.
Jakarta. Foth, Henry D.. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University
Press. Yogakarta.
Hardjowigeno.2003 ilmu tanah.PT media tamah sarana jakarta Hakim, N., dkk.
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.
Hartati, TT.2001 perbaikan sifat psament melalui perbaikan bahan andisol dan
limbah olahan sagu program pasca sarjana fakultas pertanaian universitas gajah
mada, yogyakart.(tesis) Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hardjowigeno, 1987. Ilmu Tanah. PT.Mcdiyatama
Sarana Perkasa.Jakarta.
Etra Kartasa dkk 1991. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah Dan Tanah
Pertanian Rincka Cipta. Jakarta.