Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM KESUBURAN TANAH

PENETAPAN RUANG PORI,BULK DENSITY,DAN PARTIKELDENSITY

1. RAISYA NAZWA AULIANDRI (220101117)

2. HIZKYA PRATAMA (220101105)

3. NIKO SURYADI BATU BATA (220101113)

4. TRI SAFTA FAUZI (220101121)

5. JOLY YOHANES (220101036)

6. WIMBY ARISKY (220101123)

7. IRFAN ADITIYA (220101129)

8. ONDO ANDIKA SINAGA (220101115)

KELAS : BUDIDAYA PERKEBUNAN

KELOMPOK : 5 (LIMA)

DOSEN PENGAMPU : IR. MARDIANA WAHYUNI, M.P

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

BUDIDAYA PERKEBUNAN

MEDAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Ucapan Puji dan syukur kepada ALLAH SWT. yang telah melimpahkan karunia,
rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat
beliau. Sehingga penulis dapat menyelesaikan ”Laporan Pratikum Kesuburan
Tanah”.

Laporan ini di susun sebagai mata kuliah Kesuburan tanah .Penulis Juga terima
kasih kepada Asisten-Asisten Labaratorium . Dalam penulisan laporan ini,
penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ni dengan hati yang tulus penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah kesuburan tanah ibu
Ir.Mardiana wahyuni ,MP

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
dengan tangan terbuka dan hati lapang, penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam rangka


memperluas wawasan dan cakrawala untuk berfikir bagi penulis dan juga bagi
para pembaca lainnya.

Medan,4 APRIL,2023

(Ir.Mardiana Wahyuni, M.P)


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pada mulanya tanah di pandang sebagai lapisan permukaan bumi(Natural


Body) yang berasal dari bebatuan(natural material) yang telah mengalami
serangkaian pelapukkan oleh gaya- gaya alam (natural force) sehingga
membentuk regolith (lapisan berpartikel halus).

Tanah terbentuk dari bahan asalnya yang disebut sebagai bahan induk.
Bahan induk tanah berasal dari batuan melalui proses pelapukan berubah
membentuk lapisan atau horizon-horizon tanah dan akhirnya membentuk suatu
tubuh tanah yang utuh.

Batuan induk adalah semua bahan yang keras, maupun lunak seperti abu
vulkanik, batu liat, batu kapur, endapan sungai dan laut, gambut serta bahan-
bahan lainnya yang merupakan asal pembentukan tanah. Karena tanah berasal dari
suatu bahan induk yang telah mengalami pelapukan, maka sifat-sifat tanah baik
fisik, kimia, dan minerologi tanahnya tidak berbeda jauh dari sifat bahan
induknya, terkecuali telah mengalami pelapukan lanjut.

Tanah merupakan bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon


yang terdiri atas bahan mineral dan organik, kemudian manusia sangat tergantung
pada tanah dan sampai batas- batas tertentu tanah yang baik tergantung pada
manusia dan pengelolahnya. Tanah merupakan tumbuhan alam tumbuhan dapat
hidup, dan manusia menikmati dan menggunakan tumbuhan karena keindahannya
dan karena manfaatnya dimakan oleh mahluk lainnya. Juga tingkat hidup. kerap
kali ditentukan oleh kualitas tanah da oleh jenis kualitas tumbuh-tumbuhan dan
juga hewan-hewan yang hidup di atasnya.

Bulk density atau biasa disingkat dengan (BD) merupakan petunjuk


kepadatan tanah, makin padat suatu tanah makin tinggi tingkat bulk density, maka
penting untuk mengetahui tingkat kepadatan suatu tanah karena makin padat suatu
tanah, maka makin sulit air untuk meneruskan atau menembus akar tanaman. BD
juga berbeda dengan partikel density (PD) (kerapatan jenis zarah), tanah kering
persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk pori-pori
tanah, tanah mineral mempunyai partikel density =2,65 g/em dengan mengetahui
besarnya bulk density dan partikel density maka dapat dihitung banyaknya persen
(%) pori-pori total tanah.
Pori-pori tanah bagian dari tanah yang tidak terisi oleh bahan padat (terisi
udara dan air). Pori terdiri atas kasar berisi udara atau air gravitasi dan halus berisi
udara atau air kapiler tetapi tidak dapat menyimpan atau menahan air. Peredaran
air ini disebut aerase sehingga pori makro dinamakan juga pori acrase. Pori-pori
berukuran kecil (pori mikro), memiliki gaya kapiler yang dapat menahan air dan
menaikkan air dari permukaan air tanah ke zona perakaran tanaman. Sehingga
berdasarkan fungsinya pori-pori ini dinamakan pori kapiler. Porositas adalah
jumlah pori aersi dan pori kapiler.

Dari uaran diatas maka dipandang perlu untuk melakukan percoban


penetapan Bulk Density (BD), Partikel Density (PD), Persen (%) Pori dan Persen
(%) Filed Capasity (FC).

2.1 Tujuan

1. Mengatahui cara penetapan BD dan PD tanah


2. Mengatahui perbedaan nilai BD dan PD pada setiap lapisan
3. Mengatahui persen (%) pori tanah
4. Mengatahui field capacity (FC).

3.1 Rumusan Masalah

1. Mengapa kita harus mengetahui penetapan ruang pori?


2. Bagaimanacara mencari volume tanah?
3. Mengapa tanah harus di ambil dari 10 titik yang berbeda?
4. .Metode apa yang di gunakan untuk mengambil sempet tanah?
5. Apa fungsi dari penetapan ruang pori,bulkn density,dan partikel density?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density Dan Partikel Density
Tanah Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan
volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup
lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga
mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam
pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin
berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil
(Hartati, 2001).

Ada beberapa factor yang mempengaruhi BD dan PD Tanah,, menurut


(Hanafiah, 2005) sebagai berikut:

a. Tekstur

Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah


berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa
tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah. b.
Bahan Organik

Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan


organik komposisinya didalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi
pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik
dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan bahan organik halus. c. Struktur

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah,


akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur
disebut ped (terbentuk karena prose salami). Clod juga merupakan unit gumpalan
tanah teatpi terbentuknya bukan karena proses alami (misanya karena
pencangkulan tusukan pisau dan sebagainya).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori


Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan
udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan
oleh ukuran pori dan ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori yang seperti
yang di paparkan oleh. (Arsyad S. 2000) antara lain:

a) Kandungan bahan organik


b) Struktur tanah
c) Tekstur tanah

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanah dengan


struktur granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada
tanah-tanah dengan struktur massive (pejal) tanah dengan tekstur pasir banyak
mempunyai pori-pori makro schingga sulit menahan air, (Hardjowigeno, 1987).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Field Capacity

Kapasitas lapang (field capacity) menunjukkan keadaan tanah yang cukup


lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya gravitasi. Kapsitas lapang ini sangat dipengaruhi tingkat
kelembaban tanah yang sangat penting bagi pertumbuhhan tanaman, (Hanafiah,
2005).

4. Hubungan BD,PD,%PORI,%FC Dengan Ketersediaan Air Tanah

Bulk menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume
tanah dalam keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan g/cm3.
Perkembangan struktur yang paling besar pada tanah-tanah permukaan dengan
tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya lebih rendah dibandingkan tanah
berpasir. Kerapatan massa (Bulk Density) dihitung sebagai berikut : Kerapatan
massa = Berat tanah (g)/Volume tanah (cm3) (Foth, 1988).

Kerapatan massa lapisan yang bertekstur halus biasanya antara 1.0-1.3


g/cm3. Jika struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8 g/cm3. Dimana
makin padat suatu tanah makin tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya
sehingga makin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Pemberian
bahan organik pada tanah dapat menurunkan Bulk Density tanah, hal ini
disebabkan oleh bahan organik yang di tambahkan mempunyai kerapatan jenis
yang lebih rendah. Kemantapan agregat yang semakin tinggi
dapat menurunkan bulk density tanah maka persentase ruang pori-pori semakin
kasar dan kapasitas mengikat air semakin tinggi (Kartasapoctra dan Sutedjo,
1991).

Kepadatan tanah erat hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi


tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah maka air dan udara sulit disimpan dan
ketersediaannya terbatas dalam tanah menyebabkan terhambatnya pernapasan
akar dan penyerapan air dan memiliki unsur hara yang rendah karena memiliki
aktivitas mikroorganisme yang rendah (Hakimdkk, 1986).

Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang
pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya
cenderung erat, seperti pada pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya
rendah.Sedangkan tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali
terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan
organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi (Buckman and Brady. 1984).

Total ruang pori dapat dihitung dengan menggunakan data bobot jenis
partikel - partikel dan bobot isi tanah sebagai berikut: TRP-1-X 100% Dimana:
TRP - Total Ruang Pori BD = Bulk Density (g/cm3) PD = Partikel Density
(Sutanto, 2005). Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentase pori total
lebih tinggi dari pada bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur
halus kebanyakan sangat kecil dan porositas sama sekali tidak menunjukkan
distribusi ukuran pori dalam tanah yang merupakan suatu sifat yang penting
(Sarict, 1986). PDBD)).

Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah.
Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan
padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap
pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar
berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat
kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir. dengan pori yang berbentuk
dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat
dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O< 30 mikron berperan
penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting
pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan
pengagihan air tanah, dan pori dengan O 100 mikron berperan besar dalam
mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta
mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan
kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud
packing, vugh. vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze
dan skew (Poerwowidodo, 1990).
BAB III

METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat

Penetapan ruang pori,bulk density,dan partikel density

Hari dan Tanggal : Selasa , 04 April 2023

Waktu : 10:00 – 12:00 WIB

Tempat : Di laboratoriun ITSI

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

1. Gelas ukur 100 ml dan 500 ml


2. Timbangan digital
3. Batang pengaduk
Bahan:
1. Sunlight
2. Pisau carter
3. Lilin
4. Benang
5. Tissu
6. Korek api
7. Tanah yang sudah di ayak
8. Struktur tanah yang di ambil pertemuan ke dua

3.3 Cara kerja

3.3.1 Penetapan Bulk Density

1. Masukkan tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh
ke dalam gelas ukur 100 ml hingga tanda 55 ml (gelas ukur harus kering).
2. Ketok-ketoklah dinding gelas ukur dengan tangan selama 30 menit
sampai tanah tidak turun lagi (keadaan sudah padat).
3. Catat Volume tanah padat tersebut.
4. Kemudian pindahkan volume tanah padat tersebut ke atas kertas dan
timbang (secara kwantitas).

3.3.2 Penetapan total ruang Pori

1. Isi gelas ukur 100 ml dengan air sampai tanda 70 ml.


2. Jumlah tanah padat tadi (pada penetapan Bulk density) dimasukkan
kedalam gelas ukur yang telah berisi air secara perlahan-lahan.
3. Aduk dengan batang pengaduk, dan biarkan selama 5 menit agar udara
dalam tanah terdesak ke luar.
4. Catatlah volume terakhir dan tentukan volume ruang pori, total ruang
pori.

3.3.3 Penetapan Bulk density metode parafin

1. Ambil agregat tanah berukuran sedang sebanyak 5 contoh.


2. Bersihkan akar yang lekat pada contoh agregat.
3. Timbang masing-masing agregat, catat beratnya.
4. Ikat contoh agregat tanah dengan benang.
5. Celupkan contoh agregat ke dalam parafin (lilin yang sudah dipanaskan)
6. Biarkan beberapa menit sampai dingin.
7. Celupkan contoh agregat tanah yang telah dilumuri parafin ke dalam gelas
ukur berukuran 1000 ml yang telah diisi air sampai batas 700 ml.
8. Lihat dan catat kenaikan volume air.
9. Hitung BD.
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.1.1 Penentuan Bulk density

Masukan tanah yang di ayak sebanyak 55 ml,lalu tanah yang sudah masuk
ke dalam gelas ukuyr di padatkan menjadi 51 ml ,setelah itu ambil kertas
selembar lalu tuangkan tanah yang di padatkan tadi dengan menggunakan batang
pengaduk di selembar kertas lalu di timbang dengan menggunakan timbangan
analitik atau timbangan digital dengan mendapatkan hasil sebanyak 47,3 gram

BULK DENSITY =BERAT TANAH / VOLUME TANAH

= 47,3/51

=0,92

4.1.2 Penetapan total ruang pori

Ambil gelas ukur 100ml isi air sebanyak 70 ml dan masukan tanah kedalam gelas
ukur aduk menggunakan batang pengaduk hingga merata dan setelah di aduk
menjadi 95 ml

VOLUME RUANG PORI = (V.TANAH +V.AIR )- V.AIR TANAH

= (51+ 70) – 95

=26

TOTAL RUANG PORI = V.RUANG PORI / V.TANAH x 100%

= 26 / 51 x 100 %

= 0,5

4.1.3 Penetapan Bulk density metode parafin

Ambil tanah agregat dan isi gelas ukur 500 mldan isi gelas ukur sebanyak
400 ml dan ikat tanah dengan benang timbang tanah tersebut menggunakan
timbangan analitik atau timbangan digital dengan berukuran atau berjumlah
PARTIKEL DENSITY = BERAT TANAH / V. TANAH – V. RUANG PORI

= 47,3 / 51 – 26

=1,8

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai BD,PD.%Pory dan Field Capacity


dapat di analisa bahwa lapisan I dan lapisan II memiliki nilai BD,dan PD berbeda
pada nilai FC dan %Pori memiiki nilai yang berbeda hal ini saling berkaitan
dengan tekstur dan bahan organic sebagai factor yang menyebabkan Lapisan II
memiliki Nilai PD dan PD lebih tinggi dari pada lapisan I.

Pada umumnya kisaran partikel density tanah tanah mineral kecil adalah
2.6-2.93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah
terdapat mineral-mineral berat sepereti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline dan
hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. besar ukuran dan cara
teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaru dengan partaken density. Ini salah
satu pebnyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih
rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya.karena banyak mengandung bahan
organik ( Hakim, 1986).

Perbedaan berdasarkan parameter pada lapisan I dan II

1. Bulk Dencity (BD)

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada tanah


incepticol dari kedua lapisan sangat berbeda baik lapisan I memiliki nilai 1.03
gram/cm' sedangkan pada lapisan II memiliki nilai sebesar 1,12,hal ini sesuai
dengan pengamatan di lapangan bahwa tekstur tanah pada lapaisan I terdapat
tanah berpasir dengan kandungan bahan organik sangat banyak. Menurut foth
1992. mengatakan bahwa bahan organik lebih ringan dari pada bahan mineral,
nilai bulk deneity akan lebih rendah jika bahan organic penyusun tanah tinggi
karna bahan organik dapat memperkecil porositas tanah dan dapat memperbesar
porositas tanah serta memiliki berat yang kecil di banding dengan bahan mineral,
akan tetapi tanah yang terdapat di das mira tidak baik untuk budidaya tanaman
holtikultura, sebab memiliki tanah berpasir dengan kandungan bahan organic yang
rendah dikarenakan lokasi tersebut berada di dekat aliran sungai, sehingga
waspada terjadinya banjir ketika terjadi hujan yang besar

2. Partikel Dencity

Dari data diatas menunjukan bahwa nilai PD pada lapisan I dan lapisan II
sangat berbeda, dimana lapisan I memiliki tingkat kerapatan partikel tanah lebih
rendah dari lapisan II karena menurut harjdowigeno (1992) ia mengatakan bahwa
factor yang mempengaruhi partikel dencity tanah adalah BD dan bahan organic
tanah, maka partikel dencity dalam tanah tersebut akan semakin rendah begitu
pula sebaliknya

3. Porositas (% pori)

Dari data nilai diatas dapat dikatakan bahwa kapasitas pori pada lapisan I
dengan nilai 16,93% dibandingkan dengan lapisan II dengan nilai 15.15 % hal ini
di sebabkan kerapatan tanah tinggi sehingga porositas menjadi lebih kecil, pada
umumnya dalam tanah ada dua macam pori, pori makro dan pori mikro, meskipun
ada garis batas yang jelas. Jumlah persen (%) pori yang terdapat pada tanah yang
ada di Desa kusu Oba merupakan pori mikro untuk lapisan I karena pada hasil
percobaan yang dilakukan dilaboratorium ternyata didapat hasil lapisan I lebih
kecil porositasnya sehingga dapat menahan dan menyimpan air dalam tanah lebih
tinggi serta dapat menaikan air tanah ke permukaan perakaran tanaman,
dibandingkan dengan porositas yang dimiliki oleh lapisan II atau pori makro lebih
dominan pada lapisan II,schingga kurang mampu menahan dan menyimpan air
dan draenase cepat (Yulius.dkk. 1985)

4. Field capacyti (FC)

Dari data diatas. FC untuk lapisan I lebih tinggi dengan nilai 40%
dibandingkan FC pada lapisan II dengan nilai 25 %. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan tekstur dan kadar bahan organik pada kedua lapisan tersebut, dimana
tekstur lapisan I lebih kasar dari pada lapisan II begitu pula kadar bahan organik
lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan II. Semakin halus tekstur serta semakin
banyak kadar bahan organik maka kapasitas lapangnya semakin besar.

Kadar bahan organic yang terdapat dalam tanah mempengaruhi nilai field
capacity. Tanah dengan kadar bahan organic tinggi akan semakin banyak
menyimpan air untuk proses pembusukan bahan utama organic. Sehingga tanah
dengan kadar bahan organic tinggi memiliki nilai FC yang tinggi pula. Oleh
karena itu, tanah dengan kadar bahan orgaik tinggi sudah tentu mempunyai
kapasitas lapang serta kemampuan menyerap dan menyimpan air yang tinggi pula.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Tanah merupakan bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon


yang terdiri atas bahan mineral dan organik, kemudian manusia sangat
tergantung pada tanah dan sampai batas- batas tertentu tanah yang baik
tergantung pada manusia dan pengelolahnya.
2. Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan
udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori.
3. Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah.
4. Tanah dengan kadar bahan organic tinggi akan semakin banyak
menyimpan air untuk proses pembusukan bahan utama organic.
5. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanah dengan
struktur granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari
pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal) tanah dengan tekstur
pasir banyak mempunyai pori-pori makro schingga sulit menahan air.

5.2 Saran
1. Dalam pembuatan laporan praktikan diharapkan mampu untuk memahami
apa yang mau di praktikan tersebut.
2. Dapat berhati-hati dalam menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium
3. Praktikan harus memahami alat-alat yang digunakan buat praktikum
4. Praktikan harus mengikuti perintah asisten laboratorium
5. Praktikan harus menjaga kesehatan,kebersihan diri,alat,dan ruang
laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,S 2000 Konservasi Tanah Dan Airinstitut Pertanian Bogor Press. Bogor
Buckman and Brady, 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara.

Jakarta. Foth, Henry D.. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University
Press. Yogakarta.

Hardjowigeno.2003 ilmu tanah.PT media tamah sarana jakarta Hakim, N., dkk.
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.

Hartati, TT.2001 perbaikan sifat psament melalui perbaikan bahan andisol dan
limbah olahan sagu program pasca sarjana fakultas pertanaian universitas gajah
mada, yogyakart.(tesis) Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hardjowigeno, 1987. Ilmu Tanah. PT.Mcdiyatama
Sarana Perkasa.Jakarta.

Etra Kartasa dkk 1991. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah Dan Tanah
Pertanian Rincka Cipta. Jakarta.

Pairunan, dkk., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Perguruan Tinggi Indonesia


Bagian Timur.

Makasar. Poerwowidodo.1990.tanah-tanah utama Indonesia.pustaka jaya jakarta

Sarief,s 1990.dasar dasar ilmu tanah.Armico.Bandung


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai