Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah 2.1.1 Pengertian Tanah Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bawah tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (uniconsolidated) terletak di permukaan bumi yang genetic dan lingkungan yang meliputi bahan induk,iklim(termasuk kelembaban dan suhu),organisme(makro dan mikro) dan topografi pada suatu periode waktu tertentu.Suatu penciri beda utama adalah tanah ini secara fisik,kimiawi,dan biologis,serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya,yang variasinya tergantung pada factor factor pembentuk tanah tersebut (Hanafiah,2005). Menurut Islami dan Utomo(1986),istilah tanah mempunyai pengertian yang luas dan arti yang berbeda sesuai dengan peruntukannya. Dalam bahasan ini tanah dimaksudkan sebagai bagian atas kulit bumi yang telah mengalami pelapukan yang didalamnya terdapat aktifitas biologi. Dalam pengertian ini ada dua variabel yang membedakan pengertian tanah di bidang pertanian dengan bidang lainnya,yaitu kedalaman tanah dan ukuran partikelnya. 2.1.2 Proses Pembentukan Tanah Menurut Hakim(1986),pelapukan adalah proses alam dimana berlangsung pemecahan dan transformasi batu-batuan mineral-mineral menjadi bahan bahan lepas,disebut regolith,terletak di permukaan bumi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Proses pelapukan dicirikan oleh tiga tipe,yakni fisika biologi. Proses pelapukan fisik yang merupakan tahap permukaan dari proses pelapukan batuan,,yaitu peristiwa pemecahan batuan pejal menjadi bagian-bagian dengan ukuran yang sangat bervariasi kemudian dengan proses berikutnya yaitu pelembutan.Pada proses pelembutan dilakukan pemecahan lagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan merata ukurannya. Menurut Hanafiah(2005),pelapukan atau transformasi kimiawi umumnya merupakan proses yang menyertai proses pelapukan fisik dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam komposisi kimiawi maupun komposisi mineral(dekomposisi) penyusun

permukaan fragmen. Fragmen batuan mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini meliputi : a) Pelarutan b) Hidratasi c) Hidrolisis d) Oksidasi e) Reduksi f) Karbonatasi

g) Asidifikasi(pengasaman) Proses pelapukan fisik (disentegrasi) merupakan proses mekanik yang menyebabkan batuan massif pecah-hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi sama sekali. Proses ini sangat dominan pada kondisi suhu rendah seperti di kutub atau pada kondisi suhu tinggi di padang pasir(Hanafiah,2005). Pelapukan biologi merupakan proses pemecahan atau penguraian batuan-batuan akibat adanya kegiatan binatang dan tumbuhan .Dicelah-celah batuan yang pecah atau retak karena pengaruh iklim sering tumbuh-tumbuhan atau akar tumbuhan. Keadaan ini bisa membantu mempercepat pelapukan kecil dalam tanah. Jasad-jasad hidup yang terdapat dalam tanah seperti rayap,semut,serangga,dan lain-lain,dapat dirombak bahan organic dan mencampurkannya dengan bahan-bahan mineral dari bahan,dengan demikian dapat mempercepat proses pelapukan (Sarief,1986). Menurut Yulipriyanto (2010),proses-proses biologi mungkin membantu pelapukan secara fisik seperti pada waktu pentrasi akar akar dalam tanah dan perluasan pecahanpecahan atau retakan-retakan kecil dalam tanah. Disamping itu proses biologis juga dapat membantu pelapukan secara khemis,seperti produksi karbondioksida sebagai hasil respirasi. Kemudian lubang-lubang dalam tanah dan reruntuhan akar-akar tanaman memberi kemudahan bagi terjadinya kegiata-kegiatan pelapukan karena air dan gas-gas atmosfer. 2.1.3 Jenis-jenis Tanah Menurut Achmad (2004),macam atau jenis tanah di Indonesia yaitu: a) Tanah humus adalah tanah yang subur terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon dari hutan tropis yang lebat.

b) Tanah alluvial atau endapan adalah tanah yang terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. c) Tanah padrolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah atau dingin d) Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Menurut Natahadiprawiro (1983),jenis tanah-tanah utama dunia yaitu: a) Histosol Merupakan kelompok tanah utama yang paling terasing terdiri atas bahan organic. b) Lithosol Tanah mineral dengan tebal kurang daripada 10cm diatas batuan keras. c) Vertisol Merupakan tanah lempung berat (lempung>30%). d) Fluvisol Merupakan tanah pertanian yang baik dan sering digunakan secara intensif. e) Solonchak Merupakan tanah yang sangat garaman. f) Andosol Tanah ini dibentuk dalam bahan abu volkan. g) Arenosol Mengandung banyak kuarsa. h) Regosol Tanah yang sangat muda. i) Ranker Tanah dengan hanya horizon Aumbrik yang lebih tipis daripada 25cm. j) Rendzina Tanah ini mempunyai horizon A molik. k) Podzol Tanah ini dicirikan oleh horizon B Spedik. l) Ferrasol Merupakan tanah tropika tulen.

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Isi Factor yang mempengaruhi kerapatan massa adalah suatu ukuran berat yang memperhitungkan seluruh volume tanah lain dengan kerapatan butir yang hanya mengenai butir-butir padat saja,kerapatan massa ditentukan oleh banyaknya pori ,maupun oleh butir-butir tanah padat(Buckman dan Brady,1982). Menurut Lugito (2012),factor-factor yang mempengaruhi bobot isi sebagai berikut: a) Tekstur Tanah Tekstur tanaha dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah. b) Bahan Organik Tanah Bahan organic biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organic komposisinya dalam tanah memang sedikit,yaitu berkisar 3%-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organic tanah terdiri atas bahan organi kasar dan halus. c) Struktur Tanah Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah,akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. 2.6.3 Fungsi Penentuan Bobot Isi Kadar air,berat isi dan porositas merupakan sifat penting dari tanah dan sendimen bawah. Penting untuk dicatat bahwa dalam tanah tergenang seperti tanah darat,sifat ini unik saling terkait. Tanah terrestrial matrius tergantung kompleks dan waktu padat,cair dan gas. Tanah tergenang mengandung praktis hanya 2 tahap,yaitu partikel padat dan air yang mengisi semua pori-pori. Dalam kasus,ada beberapa gelembung gas tertangkap ,namun ini kurang penting untuk sifat pembagian besar sedimen. Kehadirannya hanya 2 fase mengarah ke ketergantungan intrinsic antara kadar air,curah kering,densitas,dan juga porositas (Avnimelech et.al.,2001). Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,diantaranya;pengolahan tanah,bahan organic,tekstur tanah,struktur tanah,pemadatan oleh alat-alat pertanian dan kandungan air tanah. Nilai bobot isi penting dipergunakan untuk perhitungan-

perhitungan kebutuhan air irigasi,pemupukan,pengolaha tanah,penentuan laju sendimentasi,dan lain-lain (Sarief,1989)

2.7 Penentuan Bobot Jenis 2.7.1 Pengertian Bobot Jenis Menurut Buckman dan Brady (1982),bobot jenis dinyatakan sebagai massa tiap satuan volume kering tanah. Volume ini tentu saja mencakup benda padat dan pori perbandingan antara kerapatan massa dan kerapatan butir. Menurut Hanafiah (2005),bobot jenis merupakan kerapatan tanah persatuan volume yang dinyatakan dalam kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat persatuan volume tanah,biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gr/cm3. Sedangkan menurut Islami dan Utomo (1995) bobot jenis partikel tanah yang di dalam buku teks bahasa inggris disebut pastido density,adalah perbandingan antara padatan dengan volume padatan tanah,yang menunjukkan kerapatan dari partikel padat secara keseluruhan. 2.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Jenis Menurut Islami dan Utomo (1995),besarnya bobot jenis partikel tanah pertanian bervariasi diantara 2.2 sampai 2,8 gr/cm3 dipengaruhi oleh kandungan bahan organic tanah daan kepadatan jenis partikel penyusun tanah. Kandungan bahan organic yang tinggi menyebabkan tanah mempunyai bobot jenis partikel yang rendah. Semakin banyak pori tanah maka makin rendah pula bobot jenis partikel tanah. Semakin kecil tekstur tanah,maka bobot jenis partikel tanah tinggi. Karena berat bahan organic lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama,jumlah bahan organic dalam suatu tanah jelas memepengaruhi bobot jenis. Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil (Buckman dan Brady,1982). 2.7.3 Fungsi Penentuan Bobot Jenis

Menurut Marwanto (2010),penentuan bobot jenis tanah dilakukan di laboratorium,penentuan bobot jenis tanah terhadap contoh tanah yang diambil dari lapangan. Kegunaan hasil uji bobot jenis ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifat. Menurut Hilel (1982),penentuan berat jenis partikel penting apabila diperlukan ketelitian pendugaan pori total. Berat jenis partikel berhubungan langsung dengan berat volume tanah,volume udara tanah,serta kerapatan sedimentasi partikel di dalam zat cair. 2.8 Penentuan Ruang Pori 2.8.1 Pengertian Ruang Pori Tanah Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah(terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi(air yang mudah hilang karena gaya gravitasi),sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat (Hadjowigeno,2005) . Ruang pori adalah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori ini sebagian besar ditentukan oleh susunan butir-butir padat. Kalau letak mereka satu sama lain cenderung erat ,seperti dalam pasir atau subsoil yang padat,porositas totalnya rendah. Kalau mereka tersusun dalam agregat yang tergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah-tanah berstruktur sedang yang besar kandungan bahan organiknya (Buckman dan Brady,1982). Menurut Sarief (1986), pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah. Pori-pori kasar berisi air kapiler atau udara, kedua pori-pori itu digunakan untuk menentukan kandungan bahan organiknya. 2.8.2 Faktor yang Mempengaruhi Ruang Pori Tanah permukaan pasiran menunjukkan kisaran mulai yang sampai 50%, sedang tanah berat bervariasi dari 40% sampai 60% atau barangkali malah lebih. Jika kandungan bahan organic tinggi dan berbutir-butir, kedalaman beberapa subsoil yang padat menjadi menurun sampai 25% atau 30% bervariasi dengan ruang pori ini dianggap sebagai salah satu sebab kurang lancarnya aerasi dalam horizon semacam itu (Buckman dan Brady, 1982).

Menurut Hanafiah (2009), pergerakan liat di horizon-horison organic atau menurunkan ruang pori dan menaikkan kerapatan tanah. Hal ini telah ditekankan bahwa tanah itu memiliki volume yang lebih sedikit yang ditempati oleh ruan pori.

4.3 Hasil 4.3.1 Pengambilan Contoh Tanah Dalam praktikum ilmu tanah tentang pengambilan contoh tanah didapat hasil bahwa pada pengambilan contoh tanah basah+ring sampel, kelompok hasil tertinggi adalah kelompok 21 dan 22 dengan nilai 248,43 gram dan hasil yang terindah yaitu kelompok 1 dan 2 dengan nilai 219,43 gram. Hasil yang didapat untuk massa ring sampel yang ada pada kelompok kami yaitu 89,90 gram. Sampel tertinggi diperoleh oleh kelompok 25 dan 26 dengan nilai 91,1 dan terendah oleh kelompok 1,2,7,dan8 dengan nilai 76. Adanya perbedaan yang didapat pada massa tnah basah dan kering dikarenakan perbedaan bahan induk di masing-masing sampel tanah. Menurut Sutedjo (1998), contoh yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya memperhatikan persyaratan berikut: a) Topografi b) Sifat atau watak tanah c) Warna tanah d) Lokasi pengambilan tanah Kemudian tanah yang ada pada ring sampel setelah dioven dengan suhu 105 C selama 24 jam. Nilai tertinggi massa kering+ring sampel adalah data kelompok 19 dan 20 dengan nilai 180,55. Timbulnya perbedaan dikarenakan besar kecilnya ruang pori, serta bahan organic. 4.3.2 Penentuan Tekstur Tanah a) Hasil Penentuan Tekstur Tanah dengan Perasaan Untuk kelompok 20 adalah lempung berdebu. Berdasarkan hasil praktikum ilmu tanah tentang tekstur tanah dengan ciri-ciri pita yang licin,retak,jelek,agak plastis dan agak lekat,membentuk bola yang stabil,dan lembut. Dalam pelaksanaan tekstur tanah dengan perasaan, pemanatapan dan penanganannya banyak dipengaruhi oleh kasar partikel tanah yang saling

berikatan membentuk agregat yang lebih besar. Pada tanah-tanh tropis dengan oksidasi tinggi yang saling berikatan dengan partikel clay, membentuk agregat yang labih, pengurangan yang sempurna terkadang tidak mudah dicapai. Tanah yang memiliki ciri-ciri seperti ini,memiliki kualitas yang sama, suhu tanah tinggi diklasifikasikan sebagai oxisol, banyak tanah yang memiliki kandungan clay tinggi atau sangta tinggi seperti bukaan tanah yang berat seringkali terlihat menyerupai loam atau sandy loam. Hal ini disebabkan kenyataan di lapangan terkandung tidak sesuai dengan tekstur tanah berdasarkan ukuran partikel yang terkandung (Seta,1995 dalam Rofiah,2003) . b) Penentuan Tekstur Tanah dengan Sederhana Pada praktikum ilmu tanah tentang penentuan tekstur tanah secara sederhana, pada kelompok (20) kami didapatkan hasil yaitu pada sampel tanah yang telah dihomogenkan dengan air 100ml dalam gelas ukur dan dibiarkan hingga mengendap dan membentuk lapisan. Didapat nilai fraksi pasir 40%, fraksi debu 30%, dan fraksi liat 30% dapat dinyatakan tanah tersebut bertekstur lempung berliat.

4.3.3 Konsistensi Tanah Pada praktikum ilmu tanah tentang konsistensi tanah, setelah dilakukan pengamatan yang dilakukan kelompok kami (20), didapat hasil konsistensi tanah kering termasuk dalam kelas lunak dengan ciri-ciri dengan sedikiti tekanan antara tangan, tanah mudah tercerai menjadi butiran, kohesi kecil, sedangkan konsistensi tanah lembab termasuk kelas gembur, dan konsistensi tanah basah, tanah tersebut termasuk dalam kelas agak melekat dan agak plastis, karenak bila keduaa jari direnggangkan, tanah tertinggal pada kedua jari dan dapat terbentuk gelintiran tanah, massa tanah mudah berubah bentuk. Untuk menentukan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan melihat besarnya pengaruh atau kadar air terhadap konsistensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Alihudien dan Mochtar(2009), bahwa konsistensi tanah dapat dilihat dari besar kecilnya kandungan air dalam tanah. Pada kondisi dipadatkan kembali untuk tanah lempung sangat bervariasi dalam proporsi kadar air. Pada kadar air tinggi, camputan memiliki sifat-sifat cair, pada kadar air sedikit, volume campuran berkurang dan tanah menjadi,menunjukkan sifat-sifat plastis dan dalam keadaan

yang sangat kurang. Campuran tanah berperilaku semi solid dan akhirnya menjadi solid.

Asisten zone No Foto dan nama asisten Kesan Pesan

Rani Rehulina Tarigan

Christin Ayu Segarati

Davinka Dwi Setyo A

Dinda Sefyonita A

Febi Nadhila Nurin

M. Sulaiman Dadiono

M. Syamsudin N.A

Satria Qatka Hudaya

Agus Fani Faisal

10

Anita Rahmawati

11

Cahyo Tri Prasetyo

12

Dewa Ayu Ditha H

13

Dian Permatasari

14

Faisal Akbar

15

Randy Adhi Kumala

16

Gisyana Chesha Kartika

17

Nayaka Imaduddin A

18

Nicko M. Yusuf H

19

Rafida Aini

20

Sherly Surya T.M

21

Siti Mariam A.K

22

Taufik Abdillah

23

Yayuk Mughiroh

Anda mungkin juga menyukai