PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar dengan
sekitar 17.508 pulau yang terbentang luas yang dimana memiliki kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Kepadatan penduduk selalu mengalami tingkat
kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Jika hal ini terus terjadi
mengakibatkan meningkatnya jumlah limbah domestik di perairan. Menurut
Supradata (2005) tingkat kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia akan meningkatkan limbah domestik yang dapat menjadi ancaman
yang serius terhadap pencemaran lingkungan perairan bila tidak segera
diuraikan. Dikarenakan limbah domestik merupakan salah satu penyumbang
BOD di perairan, yang jiika nilai BOD diperairan tinggi dapat mengurangi tingkat
oksigen bebas diperairan. Jika limbah domestik diolah dengan baik maka akan
mengurangi tingkat pencemaran, seperti yang terlihat pada PT. Pertamina EP
Asset 3 Regional Subang yang dimana adanya pengolahan limbah domestik.
Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari
rumah tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal dari
kamar mandi, tempat cuci, wc, serta tempat memasak (Sugiharto, 2008). Limbah
domestik pada PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang berasal dari berbagai
ruangan yakni camp, kitchen, main office, control room, warehouse, workshop
dan welding shop yang akan terkumpul di lift station yang kemudian diolah pada
sewage treatment plant unit dimana air bungan tersebut akan mengalami proses
pengolahan (Penjernihan), proses tersebut dengan penguraian oleh bakteri
sehingga perlu adanya aerasi, kemudian sludge dan effluent dipisahkan dalam
suatu tempat.
1.2
dapat melatih kinerja dan menambah wawasan saat praktik langsung pada
lapang.
Adapun Tujuan dari Praktik Kerja Magang adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman kerja di lapangan khususnya mengenai
penanganan dan pengolahan air limbah domestik di PT. Pertamina EP Asset 3
Regional Subang, serta menganalisa kualitas air sehingga dapat sesuai dengan
standart baku mutu air limbah domestik. Serta mengetahui efisiensi pengolahan
limbah cair domestik di PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.
1.3
Kegunaan
Adapun kegunaan dalam Praktik Kerja Magang ini baik untuk mahasiswa,
PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang serta lembaga perguruan tinggi
antara lain:
1.
Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang
1.4
(IPAL) PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang, Jawa Barat pada tanggal 11
Juli 11 September 2016 dengan sistem magang (sesuai hari kerja). Adapun
kegiatan sehari - hari yang dilakukan, dijelaskan dengan skema berikut:
Sampling
Analisa
Permit Control
Room
Reporting
2.1
Materi dalam Praktik Kerja Magang (PKM) ini berupa Limbah domestik
yang berasal dari inlet dan outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang. Adapun pengukuran kualitas air pada
pengolahan air limbah domestik pada PT. Pertamina EP Asset 3 Regional
Subang yang dilakukan rutin setiap harinya yakni pH, Settled Sludge Volume
(SSV), Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Minyak
dan Lemak sedangkan untuk pengukuran parameter lengkap yakni sebulan
sekali pada inlet maupun outlet.
2.2
dalam kegiatan pengukuran kualitas air pada tangki pengolahan air limbah
domestik adalah sebagai berikut:
2.3
2.3.1
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh peneliti atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data ini
diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari
hasil observasi, wawancara dan partisipasi aktif (Hasan, 2002).
Data primer yang diambil dalam Praktik Kerja Magang ini meliputi
parameter utama yaitu kualitas air berupa parameter kimia. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, partisipasi aktif dan wawancara
dengan pihak terkait di PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.
2.3.1.2 Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data melalui
pengamatan maupun gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan
masalah-masalah penelitian (Musfiqon, 2012). Pada Praktik kerja Magang (PKM)
ini, observasi dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang. Metode yang digunakan antara lain:
2.3.1.3 Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung. Pada proses wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak
peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang di harapkan memberi
jawaban (Koentjoroningrat, 1999). Metode wawancara yang akan dilakukan
dalam Praktik kerja magang ini adalah dengan bertanya secara langsung kepada
pembimbing lapang, pengamat di laboratorium serta pekerja di PT. Pertamina EP
Asset 3 Regional Subang, hal ini dilakukan untuk mendapat informasi secara
langsung dengan memberikan pertanyaan yang meliputi struktur organisasi,
sejarah berdirinya PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang sarana dan
prasarana serta kegiatan pengolahan limbah domestik yang meliputi tahap
persiapan, tahapan pengolahan dan hasil pembuangan.
2.3.2
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang di luar dari penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan
itu sesungguhnya adalah data asli. Sumber sekunder berisi data dari tangan ke
dua atau dari tangan ke sekian, yang bagi penyelidik tidak mungkin berisi data
yang seasli sumber data primer (Surakhmad, 1985). Data sekunder dalam
Praktik Kerja Magang ini didapat dari jurnal, panduan Praktikum, laporan Praktik
Kerja Magang atau skripsi, internet serta perpustakaan yang menunjang
keberhasilan Praktik Kerja Magang ini.
2.4
Parameter
kualitas air
pada Praktik
Kerja
Magang
dilaksanakan setiap hari. Pengambilan parameter pada inlet yaitu pH, pada bak
aerasi pengukuran SSV dan pada outlet yakni pH, BOD, TSS, Minyak dan
Lemak. Serta adanya pengukuran yang dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu
pengukuran kualitas air secara keseluruhan dari inlet maupun outlet.
2.5.1
Parameter Fisika
10
4) Ditunggu 30 menit
5) Dicatat hasil.
2.5.2
Parameter Kimia
11
12
botol BOD dengan dilution water yang telah dibuat hingga penuh (didapatkan
faktor pengenceran)
4) Dikocok dan diukur DO-nya ( DO Sampel awal )
5) Ditutup dan disimpan pada incubator pada suhu 200C selama 5 hari.
6) Dituangkan serial dilution sampai penuh untuk blangko
7) Diukur sebagai DO blangko awal, tutup kemudian di letakkan pada incubator
8) Setelah 5 hari DO Sampel dan DO blangko diukur lagi dengan DO meter
9) Dihitung dengan menggunakan rumus
13
3) Diamati sampel perlakuan, jika tidak dapat diperoleh lapisan pelarut yang
jernih (tembus pandang) dan terdapat emulsi lebih dari 5 mL , dilakukan
sentrifugasi selama 5 menit pada putaran 2400 rpm . Dipindahkan bahan yang
disentrifugasi ke corong pisah dan dikeringkan lapisan pelarut melalui corong
dengan kertas saring dan 10 g Na2S04, yang keduanya telah dicuci
sebelumnya, ke dalam labu bersih yang telah ditimbang.
4) Digabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah.
Diekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap kalinya, sebelumnya dicuci
terlebih dahulu wadah contoh uji dengan tiap bagian pelarut.
5) Diulangi langkah Digabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan
dalam corong pisah. Diekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap kalinya,
sebelumnya dicuci dahulu wadah contoh uji dengan tiap bagian pelarut jika
terdapat emulsi dalam tahap ekstraksi berikutnya.
6) Digabungkan ekstrak dalam labu destilasi yang telah ditimbang, termasuk
cucian terakhir dari saringan dan Na2SO4 anhidrat dengan ditambahkan 10 mL
sampai dengan 20 mL pelarut.
7) Dilakukan destilasi pelarut dalam pemanas air pada suhu 85 0C. Untuk
memaksimalkan perolehan kembali pelarut lakukan destilasi.
8) Saat terlihat kondensasi pelarut berhenti, dipindahkan labu dari penangas air.
Didinginkan dalam desikator selama 30 menit pastikan labu kering dan
timbang sampai diperoleh berat tetap. Lalu lakukan perhitungan.
9) Dihitung kadar minyak dan lemak (mg/L) dengan rumus :
Keterangan:
14
2.6
limbah dilakukan dengan perhitungan Indeks Kualitas Air atau Water Quality
Index (WQI). Metode analisis WQI pada Praktik Kerja Magang ini menggunakan
Praskash-WQI . Perhitungan Kualitas Air dengan metode ini didasarkan kepada
parameter kimia maupun fisika yang diukur dalam menentukan status kualitas
suatu perairan.
Prakash-WQI dikembangkan oleh Kannel et al.(2007) di negara Nepal.
Prakash WQI merupakan WQI yang dikembangkan dari 18 parameter kualitas
air. Pengembangan Prakash-WQI berdasarkan beberapa WQI yang telah di
kembangkan sebelumnya. Perhitungan indeks kualitas air dengan Prakash-WQI
menggunakan persamaan berikut :
Bobot
Relatif
(Pi)
1
4
3
90
7-8
<40
<2
70
7-9
<80
<4
50
6-9,5
<120
<6
25
3-12
<320
<12
0
1-14
>400
>15
15
Setelah perhitungan nilai Indeks Kualitas Air limbah domestik pada PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang maka dilakukan analisis mengenai
status kualitas air limbah dengan melihat kriteria kualitas air (WQI) pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Kualitas Air (WQI)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
IMLP
0,0 25
25,1-50
50,1 70
70,1 90
90,1 100
Kriteria
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik
Tujuan utama WQI adalah untuk merubah data parameter kualitas air
yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami dan digunakan oleh
masyarakat luas. Terdapat beberapa metode untuk menentukan indek kualitas
air, salah satunya adalah yang dikembangkan Kannel et.al (2007) yang dikenal
dengan Prakash-WQI, merupakan indek kualitas air yang dikembangkan dari 18
parameter kualitas air.
Fungsi metode ini adalah mengevaluasi kecocokan indeks dengan
kualitas air yang dinilai. Indek kualitas air (water quality index) adalah
penyamaan nilai dari nilai-nilai yang berbeda untuk melihat kualitas air agar
mudah dipahami. Sehingga penentuan kondisi suatu perairan bisa ditentukan
statusnya dengan dicocokan dengan standart yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
Sampling
Analisa
Permit Control
Room
Reporting
18
No.
Parameter
Alat
Satuan
1.
pH
pH Meter
2.
BOD (Biological
Oxygen Demand)
Botol DO
Botol 5 L dan 10 L
Beaker glass
DO meter yang
terkalibrasi
Timbangan analitik
Batu aerasi
Selang aerasi
Aerator
Incubator
Ml
L
-
Corong pisah
Sentrifuge
Gelas ukur
Erlenmeyer
Labu destilasi
Desikator
Neraca analitik
Corong gelas
Pompa vacuum
Adapter destilasi
dengan drip tip
Wadah buangan
pelarut
Botol gelas mulut
lebar
Desikator
Oven
Timbangan analitik
Pengaduk magnetic
Pipet volum
Gelas ukur
Cawan aluminium
Cawan porselen
Penjepit
Kaca arlogi
Pompa vacuum
mL
mL
mL
mL
-
3.
4.
TSS (Total
Suspended Solid)
mL
mL
mg
mL
mL
-
19
No
Parameter
Bahan
Satuan
.
Air Sampel
1.
pH
2.
BOD (Biological
Oxygen demand)
3.
TSS (Total
Suspended Solid)
Air sampel
Larutan Nessler
Kertas saring
mL
mL
m
4.
Air sampel
Na2S04
mL
mL
Aquadest
nutrient buffer Buffer fosfat
L
mL
mL