Anda di halaman 1dari 19

1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar dengan

sekitar 17.508 pulau yang terbentang luas yang dimana memiliki kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Kepadatan penduduk selalu mengalami tingkat
kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Jika hal ini terus terjadi
mengakibatkan meningkatnya jumlah limbah domestik di perairan. Menurut
Supradata (2005) tingkat kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia akan meningkatkan limbah domestik yang dapat menjadi ancaman
yang serius terhadap pencemaran lingkungan perairan bila tidak segera
diuraikan. Dikarenakan limbah domestik merupakan salah satu penyumbang
BOD di perairan, yang jiika nilai BOD diperairan tinggi dapat mengurangi tingkat
oksigen bebas diperairan. Jika limbah domestik diolah dengan baik maka akan
mengurangi tingkat pencemaran, seperti yang terlihat pada PT. Pertamina EP
Asset 3 Regional Subang yang dimana adanya pengolahan limbah domestik.
Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari
rumah tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal dari
kamar mandi, tempat cuci, wc, serta tempat memasak (Sugiharto, 2008). Limbah
domestik pada PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang berasal dari berbagai
ruangan yakni camp, kitchen, main office, control room, warehouse, workshop
dan welding shop yang akan terkumpul di lift station yang kemudian diolah pada
sewage treatment plant unit dimana air bungan tersebut akan mengalami proses
pengolahan (Penjernihan), proses tersebut dengan penguraian oleh bakteri
sehingga perlu adanya aerasi, kemudian sludge dan effluent dipisahkan dalam
suatu tempat.

Adanya pemanfaatan limbah cair domestik merupakan salah satu cara


untuk mengurangi tingkat pencemaran air. Limbah cair yang termasuk limbah
rumah tangga atau limbah domestik pada dasarnya hanya mengandung zat-zat
organik yang dengan pengolahan yang sederhana atau secara biologi dapat
menghilangkan polutan yang terdapat di dalamnya. Penguraian polutan tersebut
dapat dilakukan oleh alat maupun mikroorganisme.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dari Lingkungan
Hidup No. 02/MENKLH/1988 dalam Kristianto (2002), yang dimaksud dengan
pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan
komponen lain ke dalam air atau udara, serta berubahnya tatanan (komposisi) air
dan/atau udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air
dan/atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Praktik Kerja Magang (PKM) ini
dilakukan untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang pengolahan
limbah domestik yang nantinya limbah tersebut akan dibuang ke perairan telah
memenuhi standart atau baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sehingga pencemaran akibat masuknya bahan pencemar ke dalam perairan
yang disebabkan oleh limbah dapat dikurangi. Serta adanya pemanfaatan
kembali air limbah yang sudah di proses untuk keperluan yang lainnya.

1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dari Praktik Kerja Magang adalah untuk memadukan teori yang

diperoleh di dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada dilapang, serta


menambah keterampilan tentang pengolahan air limbah domestik, sekaligus

dapat melatih kinerja dan menambah wawasan saat praktik langsung pada
lapang.
Adapun Tujuan dari Praktik Kerja Magang adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman kerja di lapangan khususnya mengenai
penanganan dan pengolahan air limbah domestik di PT. Pertamina EP Asset 3
Regional Subang, serta menganalisa kualitas air sehingga dapat sesuai dengan
standart baku mutu air limbah domestik. Serta mengetahui efisiensi pengolahan
limbah cair domestik di PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.

1.3

Kegunaan

Adapun kegunaan dalam Praktik Kerja Magang ini baik untuk mahasiswa,
PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang serta lembaga perguruan tinggi
antara lain:
1.

Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang

pengolahan limbah domestik, khususnya pada pengolahan limbah domestik di


kawasan industri perminyakan.
2.

PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.


Dapat memberikan informasi tentang efisiensi pengolahan limbah air

domestik dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dengan cara mengolah


limbah hasil kegiatan di berbagai ruangan agar sesuai dengan baku mutu
pengolahan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
3.

Lembaga Perguruan Tinggi

Sebagai informasi yang berguna untuk penelitian selanjutnya mengenai


pengolahan limbah domestik di kawasan industri.

1.4

Tempat dan Waktu


Praktik Kerja Magang ini dilaksanakan di Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang, Jawa Barat pada tanggal 11
Juli 11 September 2016 dengan sistem magang (sesuai hari kerja). Adapun
kegiatan sehari - hari yang dilakukan, dijelaskan dengan skema berikut:

Check Daily Activities

Sampling

Analisa

Permit Control
Room

Reporting

1. input data Analisis


2. STP dan RO ( From
Operator STP )

Input Data Monthly


Report Monitoring to Control
Room

Cleaned and Check Lab after


work

2. MATERI DAN METODE

2.1

Materi Praktik Kerja Magang

Materi dalam Praktik Kerja Magang (PKM) ini berupa Limbah domestik
yang berasal dari inlet dan outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang. Adapun pengukuran kualitas air pada
pengolahan air limbah domestik pada PT. Pertamina EP Asset 3 Regional
Subang yang dilakukan rutin setiap harinya yakni pH, Settled Sludge Volume
(SSV), Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Minyak
dan Lemak sedangkan untuk pengukuran parameter lengkap yakni sebulan
sekali pada inlet maupun outlet.

2.2

Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktik Kerja Magang (PKM)

dalam kegiatan pengukuran kualitas air pada tangki pengolahan air limbah
domestik adalah sebagai berikut:

2.3

Metode Praktik Kerja Magang


Metode yang digunakan dalam Praktik kerja magang ini adalah metode

survey, dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui status gejala serta


kesamaan status dengan membandingkannya berdasarkan standart yang sudah
dipilih atau ditentukan sebelumnya. Metode pengambilan data ini dapat dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, namun data yang diperoleh tetap dari sampel
populasi yang diteliti. Metode ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui
gambaran umum karakteristik dari suatu populasi dengan disandingkan dengan
standart yang telah ditentukan. Data yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik
kerja magang ini diambil di PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.

2.3.1

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh peneliti atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data ini
diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari
hasil observasi, wawancara dan partisipasi aktif (Hasan, 2002).
Data primer yang diambil dalam Praktik Kerja Magang ini meliputi
parameter utama yaitu kualitas air berupa parameter kimia. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, partisipasi aktif dan wawancara
dengan pihak terkait di PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang.

2.3.1.1 Partisipasi Aktif


Partisipasi aktif yaitu melakukan suatu pengamatan dengan melibatkan
diri secara langsung atau menjadi bagian dari lingkungan sosial tersebut atau
organisasi yang diamati (Indiartoro dan Supomo, 1999). Pada Praktik Kerja
Magang ini, partisipasi dilakukan dengan mengikuti secara langsung kegiatan
yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang mengenai teknik
pengolahan, pengukuran maupun analisis parameter kualitas air limbah
domestik.

2.3.1.2 Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data melalui
pengamatan maupun gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan
masalah-masalah penelitian (Musfiqon, 2012). Pada Praktik kerja Magang (PKM)
ini, observasi dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang. Metode yang digunakan antara lain:

-Metode Insitu (Pengukuran Lapang), dimana metode ini dilakukan di lapang


dengan mengukur kualitas air meliputi berbagai parameter kimia yaitu pH
serta adanya pengukuran Settled Sludge Volume (SSV) pada bak aerasi.
-Metode Exsitu (Pengukuran Laboratorium), dimana metode ini tidak secara
langsung di lakukan di lapang melainkan di laboratorium dengan menguji
kualitas air yang dilakukan rutin setiap harinya yakni TSS, BOD, Minyak dan
Lemak.

2.3.1.3 Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung. Pada proses wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak
peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang di harapkan memberi
jawaban (Koentjoroningrat, 1999). Metode wawancara yang akan dilakukan
dalam Praktik kerja magang ini adalah dengan bertanya secara langsung kepada
pembimbing lapang, pengamat di laboratorium serta pekerja di PT. Pertamina EP
Asset 3 Regional Subang, hal ini dilakukan untuk mendapat informasi secara
langsung dengan memberikan pertanyaan yang meliputi struktur organisasi,
sejarah berdirinya PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang sarana dan
prasarana serta kegiatan pengolahan limbah domestik yang meliputi tahap
persiapan, tahapan pengolahan dan hasil pembuangan.

2.3.2

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang di luar dari penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan
itu sesungguhnya adalah data asli. Sumber sekunder berisi data dari tangan ke
dua atau dari tangan ke sekian, yang bagi penyelidik tidak mungkin berisi data
yang seasli sumber data primer (Surakhmad, 1985). Data sekunder dalam

Praktik Kerja Magang ini didapat dari jurnal, panduan Praktikum, laporan Praktik
Kerja Magang atau skripsi, internet serta perpustakaan yang menunjang
keberhasilan Praktik Kerja Magang ini.

2.4

Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel yang dilakukan rutin setiap harinya diambil pada titik

outlet, yang dimana diharapkan dapat memantau tingkat efektifitas unit


pengolahan limbah domestik. Akan tetapi pengambilan sampel yang dilakukan
satu bulan sekali yakni pada saat pembuangan air limbah domestik menuju
perairan. Dengan pengambilan sampel pada dua titik, titik pertama pada inlet dan
titik kedua pada outlet.

2.5 Metode Pengukuran Parameter Kualitas Air


Pengukuran

Parameter

kualitas air

pada Praktik

Kerja

Magang

dilaksanakan setiap hari. Pengambilan parameter pada inlet yaitu pH, pada bak
aerasi pengukuran SSV dan pada outlet yakni pH, BOD, TSS, Minyak dan
Lemak. Serta adanya pengukuran yang dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu
pengukuran kualitas air secara keseluruhan dari inlet maupun outlet.

2.5.1

Parameter Fisika

2.5.1.1 Settled Sludge Volume (SSV)


Adapun cara pengukuran Settled Sludge Volume (SSV) diambil dari bak
aerasi pada unit pengolahan limbah domestik di PT. Pertamina EP Asset 3
Regional Subang menggunakan gelas ukur 1000 ml sebagai berikut:
1) Disiapkan alat untuk pengambilan Sampel
2) Diambil Sampel
3) Dimasukkan Sampel ke dalam gelas ukur 1000 ml

10

4) Ditunggu 30 menit
5) Dicatat hasil.

2.5.1.2 Total Suspended Solid (TSS) (SNI,2005)


Adapun cara pengukuran Total Suspended Solid (TSS) menggunakan
alat dengan tipe SM 2540 D pada laboratorium di PT. Pertamina EP Asset 3
Regional Subang sebagai berikut:
1) Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Ditimbang ulang filter + 0,1 mg, basahi dengan aquadest
3) Disaring sampel yang telah dihomogenkan, biasanya volume yang diambil
100 ml
4) Dicatat volume sampel
5) Dilanjutkan dengan pencucian funnel
6) Dilakukan filter dengan 3 kali 20 ml aquadest, lalu dimatikan vacum
7) Dipindahkan filter dari alat penyaring ke planchet
8) Dimasukkan ke oven pada 103 0C 105 0C diamkan selama 1 jam
9) Dipindahkan plancet ke desikator, ditimbang filter dan dicatat berat
penimbangannya. Kemudian dihitung dengan rumus:

TSS, mg/l = (A B) X 1.000.000


Volume Sampel (ml)
Keterangan:
A = Berat kering residu + filter dalam gram (berat akhir)
B = Berat filter dalam gram (berat awal).

2.5.2

Parameter Kimia

2.5.2.1 pH ( Hatch, 1992 )

11

Adapun cara pengukuran Sampel pH menggunakan alat tipe SM-4500


HB. Pada unit pengolahan limbah domestik di PT. Pertamina EP Asset 3
Regional Subang. Adapun cara penggunaan alat berupa pH meter adalah
sebagai berikut:
1) Dikalibrasi alat
2) Dilihat petunjuk kalibrasi dan pengoperasian pada pH meter sesuai dengan
prosedur dari pabrik yang diikuti, pH meter dikalibrasi minimal oleh dua larutan
penyangga yang mempunyai rentang pH yang masuk rentang pengukuran
sampel
3) Dituangkan volume air Sampel secukupnya kedalam gelas ukur yang telah
dikalibrasi dengan aquades
4) Dimasukkan sensor elektroda hingga benar-benar tercelup dalam Sampel
5) Digunakan pengaduk magnetic untuk menghomogenkan sampel kemudian
ditunggu hingga angka pada screen berhenti
6) Dicatat data yang dihasilkan sebagai data nilai pH
7) Dikalibrasi electrode yang telah di gunakan dengan aquades.

2.5.2.2 Biological Oxygen Demand ( BOD5) (Hatch,1992)


Adapun cara pengukuran Biological Oxygen Demand 5 (BOD5)
menggunakan alat dengan tipe sension 6 dissolved oxygen. Pada laboratorium
PT. Pertamina EP Asset 3 Regional Subang sebagai berikut:
1) Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Dibuat water dilution dengan menuangkan aquadest 2000 ml pada beaker
glass 2000 ml dengan ditambah satu bungkus nutrient buffer, kemudian
diaerasi selama 3 jam, diukur DO-nya dengan DO meter
3) Dipindahkan sejumlah Sampel ( dicatat volumenya ) ke botol BOD 300 ml, isi

12

botol BOD dengan dilution water yang telah dibuat hingga penuh (didapatkan
faktor pengenceran)
4) Dikocok dan diukur DO-nya ( DO Sampel awal )
5) Ditutup dan disimpan pada incubator pada suhu 200C selama 5 hari.
6) Dituangkan serial dilution sampai penuh untuk blangko
7) Diukur sebagai DO blangko awal, tutup kemudian di letakkan pada incubator
8) Setelah 5 hari DO Sampel dan DO blangko diukur lagi dengan DO meter
9) Dihitung dengan menggunakan rumus

BOD5 mg/l = {(A-B) (C-D)} x FP


Keterangan:
BOD5
A
B
C
D
FP

= Nilai BOD5 sampel (mg/l)


= DO Blangko awal (mg/l)
= DO Blangko setelah 5 hari
= DO Sampel (mg/l)
= DO Sampel setelah 5 hari ( mg/l)
= Faktor Pengenceran

2.5.2.3 Minyak dan Lemak (SNI,2004 )


Adapun cara pengukuran minyak dan lemak pada tempat Praktik Kerja
Magang (PKM) sebagai berikut:
1) Dipindahkan contoh uji ke corong pisah. Ditentukan volume contoh uji
seluruhnya (tandai botol contoh uji pada meniscus air atau timbang berat
contoh uji). Dibilas botol contoh uji dengan 30 mL pelarut organic dan
Ditambahkan pelarut pencuci ke dalam corong pisah.
2) Dikocok dengan kuat selama 2 menit. Dibiarkan lapisan memisah dan
dikeluarkan lapisan air. Dikeluarkan lapisan pelarut melalui corong yang telah
dipasang kertas saring dan 10 g Na2SO4 anhidrat, yang keduanya telah dicuci
dengan pelarut kedalam labu bersih yang telah ditimbang sebelumnya.

13

3) Diamati sampel perlakuan, jika tidak dapat diperoleh lapisan pelarut yang
jernih (tembus pandang) dan terdapat emulsi lebih dari 5 mL , dilakukan
sentrifugasi selama 5 menit pada putaran 2400 rpm . Dipindahkan bahan yang
disentrifugasi ke corong pisah dan dikeringkan lapisan pelarut melalui corong
dengan kertas saring dan 10 g Na2S04, yang keduanya telah dicuci
sebelumnya, ke dalam labu bersih yang telah ditimbang.
4) Digabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah.
Diekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap kalinya, sebelumnya dicuci
terlebih dahulu wadah contoh uji dengan tiap bagian pelarut.
5) Diulangi langkah Digabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan
dalam corong pisah. Diekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap kalinya,
sebelumnya dicuci dahulu wadah contoh uji dengan tiap bagian pelarut jika
terdapat emulsi dalam tahap ekstraksi berikutnya.
6) Digabungkan ekstrak dalam labu destilasi yang telah ditimbang, termasuk
cucian terakhir dari saringan dan Na2SO4 anhidrat dengan ditambahkan 10 mL
sampai dengan 20 mL pelarut.
7) Dilakukan destilasi pelarut dalam pemanas air pada suhu 85 0C. Untuk
memaksimalkan perolehan kembali pelarut lakukan destilasi.
8) Saat terlihat kondensasi pelarut berhenti, dipindahkan labu dari penangas air.
Didinginkan dalam desikator selama 30 menit pastikan labu kering dan
timbang sampai diperoleh berat tetap. Lalu lakukan perhitungan.
9) Dihitung kadar minyak dan lemak (mg/L) dengan rumus :

Kadar minyak-lemak (mg /L) = (A-B) x 1000 mL


mL contoh uji

Keterangan:

14

A : berat labu + ekstrak (mg)


B : berat labu kosong (mg)

2.6

Metode Analisis Data


Metode analisa data yang digunakan dalam penentuan status kualitas air

limbah dilakukan dengan perhitungan Indeks Kualitas Air atau Water Quality
Index (WQI). Metode analisis WQI pada Praktik Kerja Magang ini menggunakan
Praskash-WQI . Perhitungan Kualitas Air dengan metode ini didasarkan kepada
parameter kimia maupun fisika yang diukur dalam menentukan status kualitas
suatu perairan.
Prakash-WQI dikembangkan oleh Kannel et al.(2007) di negara Nepal.
Prakash WQI merupakan WQI yang dikembangkan dari 18 parameter kualitas
air. Pengembangan Prakash-WQI berdasarkan beberapa WQI yang telah di
kembangkan sebelumnya. Perhitungan indeks kualitas air dengan Prakash-WQI
menggunakan persamaan berikut :

Dimana n adalah jumlah total parameter, Ci adalah nilai yang diberikan


untuk parameter (i) setelah normalisasi dan Pi adalah bobot relati yang diberikan
untuk masing-masing parameter. Nilai Pi adalah bobot relatif yang diberikan
untuk masing-masing parameter. Nilai Pi dan Ci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bobot relatif (Pi) dan Faktor Normalisasi (Ci) Prakash-WQI 2007
Parameter
Ph
TSS
BOD

Bobot
Relatif
(Pi)
1
4
3

Faktor Normalisasi (Ci)


100
7
<20
<0,5

90
7-8
<40
<2

70
7-9
<80
<4

50
6-9,5
<120
<6

25
3-12
<320
<12

0
1-14
>400
>15

15

Setelah perhitungan nilai Indeks Kualitas Air limbah domestik pada PT.
Pertamina EP Asset 3 Regional Subang maka dilakukan analisis mengenai
status kualitas air limbah dengan melihat kriteria kualitas air (WQI) pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Kualitas Air (WQI)
No.
1.
2.
3.
4.
5.

IMLP
0,0 25
25,1-50
50,1 70
70,1 90
90,1 100

Kriteria
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik

Tujuan utama WQI adalah untuk merubah data parameter kualitas air
yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami dan digunakan oleh
masyarakat luas. Terdapat beberapa metode untuk menentukan indek kualitas
air, salah satunya adalah yang dikembangkan Kannel et.al (2007) yang dikenal
dengan Prakash-WQI, merupakan indek kualitas air yang dikembangkan dari 18
parameter kualitas air.
Fungsi metode ini adalah mengevaluasi kecocokan indeks dengan
kualitas air yang dinilai. Indek kualitas air (water quality index) adalah
penyamaan nilai dari nilai-nilai yang berbeda untuk melihat kualitas air agar
mudah dipahami. Sehingga penentuan kondisi suatu perairan bisa ditentukan
statusnya dengan dicocokan dengan standart yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan,l. 2002. Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia


Indonesia: Jakarta.
Hatch. 1992. System for Analyze: Metode Pengukuran pH. Standart Methode
4500 HB.

16

_________. System for Analyze: Metode Pengukuran DO. Standart Methode


4500 HB.
Indiarto dan Supomo. 1999. Metode Penelitian Masyarakat. PT.Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Kannel, Prakash Raj, et al. 2007. Application of Water Quality Indicies and
Dissolved Oxygen as Indicators for River Water Classicication and
Urban Impact Assessment. Journal of Environmental Monitoring
and Assessment. 139:93 110.
Koentjoroningrat. 1999. Metode Penelitian Masyarakat. PT.Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Kristianto. 2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI: Jogyakarta. Diakses pada
tanggal 01 Mei 2016.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Media Pembelajaran.
PT.Prestasi Pustakarya: Jakarta.
Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press: Jakarta.
Supradata. 2005. Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Hias
Cyperus Alternifolius, L. Dalam Sistem Lahan Basah Buatan Aliran
Bawah
Permukaan
(Ssf-Wetlands).
Diakses
dari
http://eprints.undip.ac.id/18696/1/Supradata.pdf Pada Tanggal 18
Mei 2016.
Surakhmad, W.1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito: Bandung.
SNI 06-6989.3-2004. Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended
Solid,TSS) secara gravimetri. Di akses pada tanggal 01 Mei 2016.
SNI 06-6989.10-2004. Cara uji minyak dan lemak secara gravimetric. Di akses
pada tanggal 01 Mei 2015.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan yang dilakukan dalam Praktik Kerja Magang (PKM)

17

Check Daily Activities

Sampling

Analisa

Permit Control
Room

Reporting

1. input data Analisis


2. STP dan RO ( From
Operator STP )

Input Data Monthly


Report Monitoring to Control
Room

Cleaned and Check Lab after


work

Lampiran 2. Alat-alat yang digunakan dalam Praktik Kerja Magang (PKM)

18

No.

Parameter

Alat

Satuan

1.

pH

pH Meter

2.

BOD (Biological
Oxygen Demand)

Botol DO
Botol 5 L dan 10 L
Beaker glass
DO meter yang
terkalibrasi
Timbangan analitik
Batu aerasi
Selang aerasi
Aerator
Incubator

Ml
L
-

Corong pisah
Sentrifuge
Gelas ukur
Erlenmeyer
Labu destilasi
Desikator
Neraca analitik
Corong gelas
Pompa vacuum
Adapter destilasi
dengan drip tip
Wadah buangan
pelarut
Botol gelas mulut
lebar
Desikator
Oven
Timbangan analitik
Pengaduk magnetic
Pipet volum
Gelas ukur
Cawan aluminium
Cawan porselen
Penjepit
Kaca arlogi
Pompa vacuum

mL
mL
mL
mL
-

3.

Minyak dan Lemak

4.

TSS (Total
Suspended Solid)

mL
mL
mg
mL
mL
-

Lampiran 3. Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktik Kerja Magang (PKM)

19

No
Parameter

Bahan

Satuan

.
Air Sampel

1.

pH

2.

BOD (Biological
Oxygen demand)

3.

TSS (Total
Suspended Solid)

Air sampel
Larutan Nessler
Kertas saring

mL
mL
m

4.

Minyak dan Lemak

Air sampel
Na2S04

mL
mL

Aquadest
nutrient buffer Buffer fosfat

L
mL
mL

Anda mungkin juga menyukai