Oleh:
Naurania Nadifa Adityawarman
A0B018017
Oleh:
Naurania Nadifa Adityawarman
A0B018017
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Saya menyadari begitu banyak sumbang dari semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan praktikum ini. Dalam kesempatan ini saya ingin
1. Tuhan YME
2. Orang tua
Yang telah memberikan arahan, dukungan, dan bantuan hingga pada akhirnya saya
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Saya juga menyadari bahwa laporan saya
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengaharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar saya dapat memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata
semoga laporan praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini dapat bermanfaat
Naurania Nadifa
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Naurania Nadifa Adityawarman
A0B018017
Asisten:
Bella Febiana Kusumawati
NIM A0B017048
A. Latar Belakang
membutuhkan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh
tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai
fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu komponen
Secara umum, dikenal dua jenis pupuk yang biasa digunakan, yaitu pupuk anorganik dan
pupuk organik. Pada praktikum acara 1 ini jenis pupuk yang akan dibahas adalah pupuk
anorganik.
anorganik dan sifat-sifatnya yang meliputi warna, bentuk, pH, higroskopisitas, dan
anorganik untuk diamati sifat-sifatnya oleh praktikan. Praktikum ini sangat penting untuk
dilakukan untuk menunjang ilmu praktikan tentang kesuburan tanah serta pemupukan
selaku mahasiswa fakultas pertanian. Praktikum ini dilakukan bertujuan agar mahasiswa
dapat mengenal berbagai macam pupuk anorganik dan dapat membedakannya beserta
sifat-sifatnya.
B. Tujuan
C. Manfaat
Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
pengembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produksi tanaman tetap normal
keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi,
ini disebut pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga
diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang
dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004). Konsentrasi, waktu, dan cara pemberian harus tepat agar tidak merugikan dan
tidak merusak lingkungan akibat kelebihan konsentrasi serta waktu dan cara aplikasinya.
Pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk dapat
berbeda pengertiannya sesuai dengan cakupan luasannya. Menurut jumlah unsur haranya
pupuk dibedakan menjadi pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk
yang digunakan untuk menyuplai satu jenis hara, sekalipun di dalamnya terdapat
beberapa hara lainnya sebagai ikatan, sedangkan pupuk majemuk merupakan kombinasi
campuran secara fisik atau formulasi pupuk (dua atau lebih pupuk tunggal) untuk
memasok dua atau lebih unsur hara sekaligus (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2002). Menurut cara aplikasinya pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu
pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun
tanaman, sedangkan pupuk akar diserap lewat akar dengan cara penebaran di tanah
(Novizan, 2001).
B. Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik
yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan
tanaman. Bahan-bahan yang termasuk dalam pupuk organik, antara lain pupuk
kandang, kascing, sekam padi, kompos, limbah kota dan lain sebagainya. Pupuk
organik juga sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan
lahan (Nyoman et al., 2013), serta sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
memperbaiki kesuburan kimia, fisik, biologis tanah, selain sebagai sumber hara
bagi tanaman.
antara lain: (1) Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga
pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saat pupuk dimasukkan ke dalam tanah,
bahan organik pada pupuk akan dirombak oleh mikroorganisme pengurai menjadi
senyawa organik sederhana yang mengisi ruang pori tanah sehingga tanah
menjadi gembur. Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga
tanah menjadi gembur. Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat
sehingga struktur menjadi lebih mantap. (2) Meningkatkan daya serap dan daya
pegang tanah terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman. Hal ini karena bahan
organik mampu menyerap air dua kali lebih besar dari bobotnya. Dengan
demikian pupuk organik sangat berperan dalam mengatasi kekeringan air pada
musim kering. (3) Memperbaiki kehidupan organisme tanah. Bahan organik
dalam pupuk ini merupakan bahan makanan utama bagi organisme dalam tanah,
seperti cacing, semut, dan mikroorganisme tanah. Semakin baik kehidupan dalam
tanah ini semakin baik pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman dan
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk
yang mengandung satu atau lebih senyawa anorganik (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004). Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau
antara lain: mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat,
nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan.
Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan
mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan
dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk
Penggunaan pupuk anorganik yang tak terkendali menjadi salah satu penyebab
penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini semakin
hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit atau pun
hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Kandungan hara dalam pupuk
anorganik terdiri atas unsur hara makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium; hara
makro sekunder yaitu: sulfur, calsium, magnesium; dan hara mikro yaitu:
tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan kobal (Lingga dan Marsono, 2000).
C. Klasifikasi Pupuk
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan,
A. Berdasarkan asalnya
1. Pupuk alam
Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam
tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau
2. Pupuk buatan
Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika
dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam
B. Berdasarkan senyawanya
1. Pupuk organik
Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk
alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak
termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis
Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir
C. Berdasarkan fasa-nya
1. Pupuk padat
Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah
2. Pupuk cair
Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air.
Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun karena mengandung banyak hara, baik makro
maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang
kadar N-nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (diinjeksikan).
1. Pupuk daun
upuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan
Pupuk ini ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar agar diserap
artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah
menjadi lebih masam (ph menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA dan Urea.
2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara
tanaman.
1. Pupuk makro
Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,
nitrophoska, gandasil.
2. Pupuk mikro
Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya:
juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh
serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan mikroba tanah dan sebagai
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan dan bantuan penting dalam pembentukan hijau
Manfaat pupuk dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan sifat
Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu
terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk
udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri
aerob yang berada diakar. Sementara air yang tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi
persediaan yang menjadi sangat berharga bagi tanaman. Tanah dengan struktur yang
pengolahan. Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir, juga dapat diperbaiki
dengan penambahan pupuk, terutama pupuk organik. Bahan organik akan mengikat
butiran-butiran tanah sehingga lebih padat dan tidak cepat hancur. Kondisi tanah yang
demikian akan menunjang pertumbuhan tanaman. Manfaat lain pemberian pupuk adalah
mengurangi erosi pada permukaan tanah. Dalam hal ini pupuk berfungsi sebagai penutup
tanah dan memperkuat struktur tanah dibagian permukaan. Dengan demikian, tanah tidak
mudah tergerus oleh aliran air, tetapi masih cukup gembur untuk dapat ditembus
Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.Manfaat
pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaanya adalah menyediakan unsur hara yang
diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro (N,P dan K) yang diutamakan
dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro ternyata juga
mulai berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam bentuk pupuk. Selain
menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara
yang cepat hilang, seperti N,P dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air
perkolasi. Bahan organik dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah
hilang dan menyediakannya bagi tanaman.Efesiensi pemupukan menjadi lebih tinggi dan
pada tanah yang miskin hara kehilangan unsur akibat pengolahan dapat ditekan.
Pemberian pupuk juga membantu penyerapan unsur hara.Pupuk kimia yang ditambahkan
perlu dipecah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan tanaman.Pemecahaan unsur kimia
pupuk dapat dibantu dengan mengusahakan pH yang optimum dan pemberian pupuk,
terutama pupuk organik.Unsur hara makro dapat menjadi tidak tersedia bila tanah
memiliki pH yang rendah dan penggunaan kapur dapat memperbaiki keadaan tersebut.
Manfaat lain dari pupuk, yaitu memperbaiki keasaman tanah. Tanah yang asam dapat
organik.Sebaliknya, tanah yang bersifat basa dapat diturunkan pH-ny dengan pupuk
sulfat dan pupuk organik.Keasaam telah merupakan faktor yang sangat penting dalam
mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk hijau, dan mengusahakan kondisi yang
optimum bagi biologis tanah.Semakin baik kondisi biologis tanah maka semakin baik
Soedirman. Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 23 September 2019 pukul 09.30
WIB.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini terdiri atas berbagai macam pupuk
anorganik yaitu pupuk Urea bersubsidi, Urea Non-bersubsidi, ZA, SP-36, KCl, Mutiara,
Alat yang digunakan terdiri atas tabung reaksi, gelas piala, cawan petridish, kertas
buram, aquadest, sendok, kertas label, pH-paper universal, stopwatch dan timbangan
analitik.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara 1 adalah sebagai berikut:
1.Kelarutan pupuk
b.Pupuk yang telah diambil lalu dilarutkan ke dalam gelas piala (beaker glass) yang
berisi 50 mL air
sangat cepat).
2.pH
d.Tabung reaksi ditutup dengan plastik dan dikocok hingga semua pupuk larut.
e.Pupuk didiamkan selama 1 jam dan pH larutan diukur (bagian yang bening),
3.Higroskopisitas
a.Contoh pupuk padat diambildan diletakkan di atas sehelai kertas buram yang
A. Hasil
(hari ke-1)
B. Pembahasan
Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
pengembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produksi tanaman tetap normal
keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi,
ini disebut pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga
diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang
dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004). Konsentrasi, waktu, dan cara pemberian harus tepat agar tidak merugikan dan
tidak merusak lingkungan akibat kelebihan konsentrasi serta waktu dan cara aplikasinya.
Pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk dapat
berbeda pengertiannya sesuai dengan cakupan luasannya. Menurut jumlah unsur haranya
pupuk dibedakan menjadi pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk
yang digunakan untuk menyuplai satu jenis hara, sekalipun di dalamnya terdapat
beberapa hara lainnya sebagai ikatan, sedangkan pupuk majemuk merupakan kombinasi
campuran secara fisik atau formulasi pupuk (dua atau lebih pupuk tunggal) untuk
memasok dua atau lebih unsur hara sekaligus (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2002). Menurut cara aplikasinya pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu
pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun
tanaman, sedangkan pupuk akar diserap lewat akar dengan cara penebaran di tanah
(Novizan, 2001).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan menyuplai bahan organik.untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, biologi tanah (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).
Unsur Hara Dalam Tanaman Menurut Siregar (1981), unsur hara yang mempunyai
peranan penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi yaitu N, P, dan K.
dimanfaatkan tanaman, tetapi umumnya di dalam tanah akan diubah menjadi ammonium
dan nitrat melalui proses amonifikasi dan nitrifikasi oleh bakteri tanah (Leiwakabessy dan
Sutandi, 2004). Suyamto (2010) menambahkan, tanaman padi menyerap amonium 5-20
kali lebih cepat dibandingkan dengan nitrat. Peranan unsur N dalam tanaman yang
terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai bahan dasar protein dan pembentukan
khlorofil karena itu N mempunyai fungsi membuat bagian-bagian tanaman menjadi lebih
hijau, banyak mengandung butirbutir hijau dan yang terpenting dalam proses fotosintesis,
mempercepat pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini menambah tinggi tanaman dan
jumlah anakan, menambah ukuran daun dan besar gabah serta memperbaiki kualitas
tanaman dan gabah, menambah kadar protein beras, meningkatkan jumlah gabah dan
persentase jumlah gabah isi, menyediakan bahan makanan bagi mikrobia (jasad-jasad
hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
mati. Khlorosis di daun tua dan semakin parah akan terjadi juga pada daun muda. Unsur
N pada tanaman padi diperlukan dalam jumlah banyak pada awal dan pertengahan fase
Selain N, tanaman juga membutuhkan unsur P dan K dalam jumlah banyak. Menurut
Dobermann and Fairhust (2000) peranan utama unsur fosfor dalam tanaman untuk
memperbesar pembentukan anakan dan gabah, dan mendukung pembentukan bunga dan
biji. Kekurangan unsur P pada tanaman padi sawah dapat mengurangi jumlah anakan,
batang yang tipis, kurus, dan terhambat. Jumlah malai dan gabah per malai juga
berkurang, daun muda tampak sehat tetapi lebih tua kemudian berubah menjadi cokelat
dan mati. Pematangan terhambat, persentase gabah hampa yang tinggi, dan bobot 1000
butir rendah dengan kualitas biji yang buruk serta tidak ada tanggapan untuk aplikasi
mineral N (Dobermann and Fairhust, 2000). Unsur P diserap maksimal pada fase
berbunga (Suyamto, 2010). Tidak seperti N dan P, unsur K tidak berpengaruh terhadap
jumlah anakan. Kalium meningkatkan jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, dan
bobot 1000 butir serta meningkatkan toleransi tanaman padi terhadap kondisi iklim yang
merugikan dan serangan hama dan penyakit (Dobermann and Fairhust, 2000). Unsur K
berfungsi membantu aktivitas enzim dalam membuka dan menutup stomata dan
Selain unsur makro, tanaman padi sawah juga memerlukan unsur mikro. Peranan unsur
sintesis protein dan pembelahan sel (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Magnesium
merupakan bagian dari khlorofil yang berfungsi dalam proses fotosintesis, terlibat dalam
pembentukan gula, mengatur serapan unsur hara yang lain, sebagai carrier fosfat dalam
bagian dari asam amino termasuk metionin, sistin, dan sistein. Belerang sangat penting
dalam sintesis minyak pada tumbuhan (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Tanaman
mengambil besi dalam bentuk Fe 2+, Fe 3+, dan NaFeEDTA. Peranan Fe dalam tanaman
yaitu mempertahankan khlorofil dalam daun, merupakan bagian penting dari hemaglobin,
transfer elektron dalam khloroplas tanaman. Mangan berperan dalam proses reduksi dan
oksidasi, meningkatkan penyerapan cahaya, sintesis protein, dan berperan sebagai katalis
dalam reaksi tanaman. Tembaga berfungsi untuk mencegah perubahan dalam khlorofil
dan berperan penting dalam mengoksidasi enzim. Mekanisme Pupuk Akar dan Daun
Akar merupakan organ non fotosintetik pada tanaman. Proses penyerapan hara dari
Masuknya ion ke dalam akar terjadi melalui 3 macam mekanisme yaitu pertukaran
ion, difusi, dan melalui kegiatan carrier atau senyawa senyawa metabolik pengikat ion.
menyatakan bahwa serapan hara melalui mekanisme ini terjadi akibat kontak antara
permukaan akar dan koloid tanah. Difusi merupakan mekanisme transpor aktif dan
merupakan transpor masuknya ion ke dalam outer space/free space (ruang luar dari akar)
yaitu pada dinding epidermis dan sel korteks dari akar dan dalam film air yang melapisi
rongga interseluler terjadinya proses difusi dikarenakan akibat perbedaan konsentrasi
antara permukaan air dan larutan tanah. Mekanisme yang ketiga yaitu kegiatan carrier
merupakan transport aktif yang terjadi dalam inner space. Transport ini sifatnya selektif
dalam absorbs ion dengan demikian melalui mekanisme ini, tanaman sebenarnya
memiliki kemampuan untuk memilih unsur yang dibutuhkan dan yang berbahaya dapat
disaring untuk tidak masuk ke dalam tanaman. Mekanisme pengambilan unsur hara
melalui daun terjadi karena adanya difusi dan osmosis melalui lubang stomata, sehinggga
stomata merupakan proses mekanis yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel
karbon dioksida dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan
membuka lubang stomata, dan pada saat itu unsur hara akan berdifusi ke dalam stomata
bersamaan dengan air (Setyamidjaja, 1986). Bentuk stomata tanaman padi sawah seperti
halter, dinding sel penutup bagian tengahnya tebal, bagian tersebut merupakan penopang
pada halter. Masing-masing ujung dinding selnya tipis, sedangkan dinding atas dan
serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan mikroba tanah dan sebagai
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan dan bantuan penting dalam pembentukan hijau
Manfaat pupuk dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan sifat
terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk
udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri
aerob yang berada diakar. Sementara air yang tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi
persediaan yang menjadi sangat berharga bagi tanaman. Tanah dengan struktur yang
pengolahan. Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir, juga dapat diperbaiki
dengan penambahan pupuk, terutama pupuk organik. Bahan organik akan mengikat
butiran-butiran tanah sehingga lebih padat dan tidak cepat hancur. Kondisi tanah yang
demikian akan menunjang pertumbuhan tanaman. Manfaat lain pemberian pupuk adalah
mengurangi erosi pada permukaan tanah. Dalam hal ini pupuk berfungsi sebagai penutup
tanah dan memperkuat struktur tanah dibagian permukaan. Dengan demikian, tanah tidak
mudah tergerus oleh aliran air, tetapi masih cukup gembur untuk dapat ditembus
Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.Manfaat
pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaanya adalah menyediakan unsur hara yang
diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro (N,P dan K) yang diutamakan
dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro ternyata juga
mulai berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam bentuk pupuk. Selain
menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara
yang cepat hilang, seperti N,P dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air
perkolasi. Bahan organik dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah
hilang dan menyediakannya bagi tanaman.Efesiensi pemupukan menjadi lebih tinggi dan
pada tanah yang miskin hara kehilangan unsur akibat pengolahan dapat ditekan.
Pemberian pupuk juga membantu penyerapan unsur hara.Pupuk kimia yang ditambahkan
perlu dipecah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan tanaman.Pemecahaan unsur kimia
pupuk dapat dibantu dengan mengusahakan pH yang optimum dan pemberian pupuk,
terutama pupuk organik.Unsur hara makro dapat menjadi tidak tersedia bila tanah
memiliki pH yang rendah dan penggunaan kapur dapat memperbaiki keadaan tersebut.
Manfaat lain dari pupuk, yaitu memperbaiki keasaman tanah. Tanah yang asam dapat
organik.Sebaliknya, tanah yang bersifat basa dapat diturunkan pH-ny dengan pupuk
sulfat dan pupuk organik.Keasaam telah merupakan faktor yang sangat penting dalam
mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk hijau, dan mengusahakan kondisi yang
optimum bagi biologis tanah.Semakin baik kondisi biologis tanah maka semakin baik
yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan
tanaman. Bahan-bahan yang termasuk dalam pupuk organik, antara lain pupuk
kandang, kascing, sekam padi, kompos, limbah kota dan lain sebagainya. Pupuk
organik juga sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan
lahan (Nyoman et al., 2013), serta sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
bagi tanaman.
antara lain: (1) Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga
pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saat pupuk dimasukkan ke dalam tanah,
bahan organik pada pupuk akan dirombak oleh mikroorganisme pengurai menjadi
senyawa organik sederhana yang mengisi ruang pori tanah sehingga tanah
menjadi gembur. Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga
tanah menjadi gembur. Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat
sehingga struktur menjadi lebih mantap. (2) Meningkatkan daya serap dan daya
pegang tanah terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman. Hal ini karena bahan
organik mampu menyerap air dua kali lebih besar dari bobotnya. Dengan
demikian pupuk organik sangat berperan dalam mengatasi kekeringan air pada
dalam pupuk ini merupakan bahan makanan utama bagi organisme dalam tanah,
seperti cacing, semut, dan mikroorganisme tanah. Semakin baik kehidupan dalam
tanah ini semakin baik pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman dan
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk
yang mengandung satu atau lebih senyawa anorganik (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004). Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau
antara lain: mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat,
Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan
mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan
dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk
Penggunaan pupuk anorganik yang tak terkendali menjadi salah satu penyebab
penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini semakin
hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit atau pun
hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Kandungan hara dalam pupuk
anorganik terdiri atas unsur hara makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium; hara
makro sekunder yaitu: sulfur, calsium, magnesium; dan hara mikro yaitu:
tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan kobal (Lingga dan Marsono, 2000).
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari acara 1 ini yaitu, setiap pupuk memiliki warnanya
masing-masing. Pupuk yang memiliki pH tertinggi adalah pupuk gandasil-d dan pupuk
yang memiliki pH terkecil adalah NPK. Pupuk yang termasuk kelarutannya cepat adalah
pupuk phonska. Dan pupuk yang mudah terhigroskopis adalah pupuk gandasil-b dan
gandasil-d.
B. Saran
Saran saya unuk praktikum acara 1 ini adalah agar asisten praktikum lebih mengawasi
praktikan pada saat praktikum dilaksanakan agar situasi di dalam lab lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Dewanto, F.G. dan J.J.M.R Londok. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik
Management. Potash & Phosphate Institute, Potash (PPI) & Phosphate Institute of
Lingga, P. dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya
Marsono, dan Paulus, S., 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Nyoman. A.A.S., Ni Kadek. S.D., I Dewa M.A. 2013. Pengaruh pemberian biourin dan
dosis pupuk anorganik (N, P, K) terhadap beberapa sifat kimia tanah pegok dan hasil
Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Saatra Husada. Bogor.
Suyamto. 2009. Pemupukan Tanaman Padi. Dalam. Darajat, et al. (Eds). Padi Inovasi
(Pengukuran Ph pupuk)
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Naurania Nadifa Adityawarman
A0B018017
Asisten:
Bella Febiana Kusumawati
NIM A0B017048
A. Latar Belakang
Pupuk merupakan material ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau pun non-organik (mineral).
Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon
tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam
pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Setiap bahan yang diberikan kedalam tanah atau disemprotkan ke tanaman
untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Suatu bahan yang diberikan
sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimia dan biologi tanah agar sesuai dengan
tuntutan tanaman. Pemupukan merupakan setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan
menambah persediaan unsur2 hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan
produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk anorganik dalam prosesnya dapat dicampur dengan pupuk lain, hal ini
dilakukan agar memudahkan dalam proses pemakaian dilapangan. Pada proses
pencampuran pupuk ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat pupuk (kadar
unsur hara, kelarutan, higroskopis dan pH pupuk). Pupuk anorganik yang satu dengan
yang lain ada yang dapat dicampur, ada yang dapat dicampur tetapi harus segera
dipergunakan dan tidak dapat dicampur.
B. Tujuan
C. Manfaat
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang
digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan
NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk Universitas Sumatera
dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan kalium klorida (KCL). Kadar unsur hara N, P, dan K
dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk
NPK 10-20-15 berarti dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai
P2O5) dan 15 % kalium (sebagai K2O). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan
dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman
pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Imran, 2005). Marsono
dan Paulus Sigit (2001) menjelaskan bahwa pupuk NPK adalah pupuk majemuk lemgkap
Pembenahan tanah atau yang sering disebut dengan remidiasi atau rekondisi tanah
menjadi kurang produktif atau tidak subur. Degradasi tanah dan lahan produksi dapat
juga disebabkan oleh adanya erosi dan pengolahan lahan yang tidak tept sehingga terjadi
penurunan daya dukung sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Jika kandungan humusnya
berkurang, lambat laun tanah akan menjadin keras, kompak dan bergumpal seperti tanah
Bahan Pembenah Tanah (Soil Conditioner), yaitu bahan yang dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia tanah dan/atau dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk.
Termasuk bahan pembenah tanah adalah dolomie, kapur pertanian/atau kapur, kapur
memerlukan secara selektif. Kriteria bahan pembenah tanah adalah sebagai berikut: -
sebagai pupuk sumber unsur hara bagi tanaman. - Dapat berupa campuran mineral
dan/atau pemberian bahan organik (Kristiono dan Subandi 2013). Penggunaan pupuk
organik dan anorganik memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan, hasil, dan serapan
unsur hara pada tanaman kacang hijau. Hal tersebut disebabkan oleh penyediaan unsur
hara esensial melalui mineralisasi pupuk organik secara kontinyu, peningkatan kapasitas
tanah menyediakan unsur, dan perbaikan sifat fisik dan biologi tanah (Meena et al. 2015).
C. Klasifikasi Pupuk Campur
Berdasarkan perilaku campuran pupuk Nitrogen lurus, sederhana, fosfat, atau Potasik
pupuk; Pupuk kompleks memiliki lebih dari satu nutrisi dalam satu bahan dan pupuk
memiliki lebih dari satu nutrisi dalam bahan tunggal Campuran pupuk rumah campuran
atau bahan campuran pabrik. (2) Berdasarkan reaksi kimia dan sifatnya Pupuk asam,
netral, dan basa. (3) Berdasarkan nutrisi hadir, pupuk sederhana yang hanya mengandung
satu nutrisi (Operator tunggal) (4) Pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu
Pupuk K yang banyak digunakan di Indonesia yaitu kalium klorida (KCl), namun
akhir-akhir ini berkembang dengan menggunakan kalium sulfat (K2SO4) Hasil penelitian
produk sayuran. Adanya penambahan sulfur (S) pada tanaman menta mampu
meningkatkan produksi terna. minyak dan mentol. Unsur S juga berperan penting selama
(Suprapto,1992)
perlakuan proses percampuran dan cara aplikasi pupuk dijumpai adanya perbedaan yang
signifikan antar perlakuan. Pupuk urea yang tidak dicampur dengan pupuk TSP, KCL dan
pupuk urea dicampur dengan pupuk TSP, KCL dan disimpan selama 15 jam kemudian di
aplikasikan selama 120 menit memperlihatkan kehilangan unsur N paling tinggi, yaitu
sebesar 21,5 %. Hal ini dikarenakan pupuk urea yang dilakukan perlakuan pencampuran
akan bersinggungan langsung dengan kelembaban udara. Hal ini sesuai dengan sifat
pupuk urea yang mudah menarik air (higroskopis) yangmenyebabkan kandungan N
Soedirman. Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 23 September 2019 pukul 09.30
WIB.
Bahan yang digunakan terdiri atas pupuk ZA (20%N), SP-36 (36% P2O5), KCl
Alat yang digunakan terdiri atas timbangan analitik, sendok dan plastik.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang diikuti pada praktikum acara 2 ini adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan masing-masing pupuk dihitung hingga ditemukan kebutuhan
filler
A. Hasil
6 𝑥 100
ZA = = 30,0 gram
20
10 𝑥 100
SP-36 = = 27,78 gram
36
7 𝑥 100
KCl = = 14,0gram
50
1. ZA 30,0 gram
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang
digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan
NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk Universitas Sumatera
dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan kalium klorida (KCL). Kadar unsur hara N, P, dan K
dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk
NPK 10-20-15 berarti dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai
P2O5) dan 15 % kalium (sebagai K2O). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan
dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman
pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Imran, 2005). Marsono
dan Paulus Sigit (2001) menjelaskan bahwa pupuk NPK adalah pupuk majemuk lemgkap
mengandung lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan waktu, tenaga
dan biaya. Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah dapat memasok 2 atau lebih hara
yang dibutuhkan oleh tanaman. Pembuatan pupuk campur dengan suatu grade tertentu,
biasanya jumlah pupuk yang dicampurkan tidak sesuai dengan pupuk campur yang
diinginkan. Untuk itu, perlu bahan tambahan yang disebut pengisi (filler). Bahan yang
dapat digunakan sebagai filler harus memenuhi syarat, yakni tidak higroskopis, tidak
bereaksi dengan pupuk, dan dapat membantu dalam pemakaian pupuk (Fandie dan
Nasih, 2002).
Pembenahan tanah atau yang sering disebut dengan remidiasi atau rekondisi tanah
menjadi kurang produktif atau tidak subur. Degradasi tanah dan lahan produksi dapat
juga disebabkan oleh adanya erosi dan pengolahan lahan yang tidak tept sehingga terjadi
penurunan daya dukung sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Jika kandungan humusnya
berkurang, lambat laun tanah akan menjadin keras, kompak dan bergumpal seperti tanah
Bahan Pembenah Tanah (Soil Conditioner), yaitu bahan yang dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia tanah dan/atau dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk.
Termasuk bahan pembenah tanah adalah dolomie, kapur pertanian/atau kapur, kapur
memerlukan secara selektif. Kriteria bahan pembenah tanah adalah sebagai berikut: -
sebagai pupuk sumber unsur hara bagi tanaman. - Dapat berupa campuran mineral
dan/atau pemberian bahan organik (Kristiono dan Subandi 2013). Penggunaan pupuk
organik dan anorganik memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan, hasil, dan serapan
unsur hara pada tanaman kacang hijau. Hal tersebut disebabkan oleh penyediaan unsur
hara esensial melalui mineralisasi pupuk organik secara kontinyu, peningkatan kapasitas
tanah menyediakan unsur, dan perbaikan sifat fisik dan biologi tanah (Meena et al. 2015).
Berdasarkan perilaku campuran pupuk Nitrogen lurus, sederhana, fosfat, atau Potasik
pupuk; Pupuk kompleks memiliki lebih dari satu nutrisi dalam satu bahan dan pupuk
memiliki lebih dari satu nutrisi dalam bahan tunggal Campuran pupuk rumah campuran
atau bahan campuran pabrik. (2) Berdasarkan reaksi kimia dan sifatnya Pupuk asam,
netral, dan basa. (3) Berdasarkan nutrisi hadir, pupuk sederhana yang hanya mengandung
satu nutrisi (Operator tunggal) (4) Pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu
Pupuk K yang banyak digunakan di Indonesia yaitu kalium klorida (KCl), namun
akhir-akhir ini berkembang dengan menggunakan kalium sulfat (K2SO4) Hasil penelitian
produk sayuran. Adanya penambahan sulfur (S) pada tanaman menta mampu
meningkatkan produksi terna. minyak dan mentol. Unsur S juga berperan penting selama
(Suprapto,1992)
perlakuan proses percampuran dan cara aplikasi pupuk dijumpai adanya perbedaan yang
signifikan antar perlakuan. Pupuk urea yang tidak dicampur dengan pupuk TSP, KCL dan
pupuk urea dicampur dengan pupuk TSP, KCL dan disimpan selama 15 jam kemudian di
aplikasikan selama 120 menit memperlihatkan kehilangan unsur N paling tinggi, yaitu
sebesar 21,5 %. Hal ini dikarenakan pupuk urea yang dilakukan perlakuan pencampuran
akan bersinggungan langsung dengan kelembaban udara. Hal ini sesuai dengan sifat
Achmad, S.R., & Susetyo, I. (2014). Pengaruh proses pencampuran dan cara
34.
Fandie, R., Nasih, P,W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013. Balitkabi, Malang. hlm. 49–58.
Aplikasinya.Swadaya:Jakarta.
Rao. 2015. A Case for silicon fertilization to improve crop yields in tropical
p.51.
Oleh:
Naurania Nadifa Adityawarman
A0B018017
Asisten:
Bella Febiana Kusumawati
NIM A0B017048
A. Latar Belakang
Tanah yang ideal adalah tanah dengan komposisi 45% mineral, 5% bahan
organik, dan kandungan air serta udara yang seimbang. Komposisi tanah yang ideal
ini sangat diperlukan karena tanah adalah media tumbuh tanaman. Tingkat keidealan
Bahan organik tanah dapatr dianalisis dengan berbagai metode. Setiap tanah
memiliki kandungan bahan organik yang berbeda karena adanya pemanasan, mudah
teroksidasi dan kadar unsur c yang beragam. Bahan organik tanah ini penting adanya
karena berperan sebagai pengatur kelembaban, aerasi, struktur tanah, sumber hara
Berdasarkan beberapa poin diatas, maka bahan organik tanah perlu dianalisis
kadarnya. Analisis ini dapat menjadi tolok ukur tanah yang ideal bagi tanaman. maka
dari itu praktikum kali ini melakukan analisis bahan organik pada 5 jenis tanah;
andisol, inseptisol, vertisol, ultisol, dan entisol. Metode yang digunakan adalah
B. Tujuan
C. Manfaat
Manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum acara 3 adalah mahasiswa
mengetahui kadar bahan organik tanah yang dianalisis berdasarkan metode bahan
organik yang teroksidasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesuburan Tanah
menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam
keseimbangan yang tepat dalam lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu
Kesuburan kimia tanah yaitu kesuburan tanah yang ditentukan oleh jumlah jenis
dan ketersediaan senyawa atau unsur atau ion-ion dalam tanah.Parameter kesuburan
kimia tanah ditentukan dalam jumlah kation yang dapat berubah, KPK, kejenuhan basa,
karbon organik, ketersediaan N, P, dan K, pH, kejenuhan Al dan Fe.Sifat kimia tanah ini
Produksi tanaman didasarkan pada penggunaan hara tanaman yang tersedia dalam
beberapa lama tanpa ada penurunan produksi sebelum pemberian hara yang
menyediakan hara bagi pertumbuhan tanaman secara normal, maka perlu ditambahkan
Manajemen hara yang baik untuk produksi tanaman adalah didasarkan pada
pengetahuan tentang hara yang dibutuhkan tanaman dan ketersediaan hara di dalam
tanah.Perawatan manajemen hara dapat didasarkan pada jumlah hara yang terambil dari
dalam tanah oleh tanaman saat panen.Agar produksi tanaman dapat berhasil dan
berkelanjutan dalam waktu yang lama, tanah harus mengandung sejumlah hara yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman, terutama nitrogon, fosfor, dan kalium. (Ahmad et al
2014).
ulang, dirombak oleh bakter-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh
tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan
dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan
pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan
menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus
dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui sisa-sisa tanaman atau
binatang (Nugroho, 2012). Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah
Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang
umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang
rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat. Kerusakan tanah secara garis besar
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan
biologi tanah. Kerusakan kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah,
senyawa organik dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi
nitrogen buatan secara terus menerus dalam jumlah besar (Brady, 1990).
Hanafiah (2007: 252), unsur kimiawi yang dianggap esensial sebagai unsur hara
dibutuhkan tanaman.
tersebut.
biasanya diatas 500 ppm dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, biasanya
Yang tergolong ke dalam unsur hara makro antara lain Nitrogen, hidrogen,
oksigen, fosfor, kalium, belerang, kalsium dan magnesium. Sedangkan unsur hara mikro
antara lain boron, besi, mangan, tembaga, seng, molibdenum, dan khlorin.
humus dan yang tertinggi senyawa karbon terdapat di arang, grafit dan batubara. C-
setelah pemisahan C-inorganik atau pada tehnik aliran oksidasi titrasi dikromat.
Walkley and Black. Metode ini dipakai karena dianggap sederhana, cepat, mudah
K2Cr2O7 (metode Walkley and Black) memiliki beberapa kelemahan, yaitu adanya
gangguan unsur tanah lain seperti Cl-, Fe2+, dan MnO2 (Nelson dan Sommer, 1982).
Analisis kandungan C-organik tanah untuk melihat sifat tanah secara lebih rinci
tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar dan resiko yang lebih tinggi,
(2006), kesulitan ini bisa diatasi dengan menggunakan data kehilangan bobot tanah
Black, CHNS Analyser dan DTA (Diferential Thermal Analysis) dan meregresikan
hasil pengukuran kandungan C-organik dari ketiga metode tersebut, maka diperoleh
hasil korelasi yang baik. Hal ini menunjukan bahwa kehilangan bobot tanah dapat
Praktikum acara 3 yang berjudul Analisis Kadar Bahan Organik Tanah ini dilakukan
Soedirman. Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 7 Oktober 2019 pukul 09.30 WIB.
Bahan yang digunakan unuk praktikum ini adalah larutan kalium dikromat 1 N,
asam sulfat pekat, sukrosa, tissue dan aquades.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometer sinar tampak, cuvet, timbangan
analitik, labu takar, labu erlenmeyer, botol semprot dan pipet ukur.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang akan diikuti untuk praktikum ini adalah antara lain:
A. Hasil
Σx2 = 1375
Gambar Grafik Larutan Standar
0.45
0.4
0.39
0.36
0.35
0.31
0.3
ABSORBANSI
0.25 0.25
0.2
0.15
0.13
0.1
0.05
0
5 10 15 20 25
KADAR C
1. Ultisol
Y=bx
0,005 = 0,002 x
0,05
x = 0,02
x = 2,5 mgC
2,5 100
Kadar C organik = 500 x 100+7,640 x 100% = 0,46%
100
Kadar Bahan Organik = x 0,46% = 0,793%
58
2. Entisol
Y=bx
0,004 = 0,002 x
0,04
x = 0,02
x = 2 mgC
2 100
Kadar C organik = 500 x 100+5,050 x 100% = 0,38%
100
Kadar Bahan Organik = x 0,38% = 0,65%
58
3. Inceptisol
Y=bx
0,26 = 0,002 x
0,26
x = 0,02
x = 13 mgC
13 100
Kadar C organik = 500 x 100+22,48 x 100% = 2,12%
100
Kadar Bahan Organik = x 2,12% = 3,66%
58
4. Vertisol
Y=bx
0,21 = 0,002 x
0,21
x = 0,02
x = 10,5 mgC
10,5 100
Kadar C organik = x 100+13,08 x 100% = 1,857% = 1,86%
500
100
Kadar Bahan Organik = x 1,86% = 3,21%
58
5. Andisol
Y=bx
0,007 = 0,002 x
0,07
x = 0,02
x = 3,5 mgC
3,5 100
Kadar C organik = 500 x 100+13,39 x 100% = 0,617% = 0,62%
100
Kadar Bahan Organik = 58
x 0,62% = 1,068% = 1,07%
B. Pembahasan
Kesuburan kimia tanah yaitu kesuburan tanah yang ditentukan oleh jumlah
jenis dan ketersediaan senyawa atau unsur atau ion-ion dalam tanah.Parameter
kesuburan kimia tanah ditentukan dalam jumlah kation yang dapat berubah, KPK,
Fe.Sifat kimia tanah ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara di
Manajemen hara yang baik untuk produksi tanaman adalah didasarkan pada
pengetahuan tentang hara yang dibutuhkan tanaman dan ketersediaan hara di dalam
tanah.Perawatan manajemen hara dapat didasarkan pada jumlah hara yang terambil
dari dalam tanah oleh tanaman saat panen.Agar produksi tanaman dapat berhasil dan
berkelanjutan dalam waktu yang lama, tanah harus mengandung sejumlah hara yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman, terutama nitrogon, fosfor, dan kalium. (Ahmad et
al 2014).
menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam
keseimbangan yang tepat dalam lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu
spesies tanaman (Xiaolin et al 2012).
sampai beberapa lama tanpa ada penurunan produksi sebelum pemberian hara yang
memadai menyediakan hara bagi pertumbuhan tanaman secara normal, maka perlu
sebagai unsur hara tanaman adalah jika memenuhi tiga kriteria sebagai
berikut:
dibutuhkan tanaman.
unsur tersebut.
besar, biasanya diatas 500 ppm dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
fosfor, kalium, belerang, kalsium dan magnesium. Sedangkan unsur hara mikro
antara lain boron, besi, mangan, tembaga, seng, molibdenum, dan khlorin
tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah
Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah
yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara
tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu
kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan kimia tanah dapat terjadi
berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik dan xenobiotik seperti pestisida atau
diakibatkan penggunaan pupuk nitrogen buatan secara terus menerus dalam jumlah
sebagai unsur hara tanaman adalah jika memenuhi tiga kriteria sebagai
berikut:
dibutuhkan tanaman.
unsur tersebut.
besar, biasanya diatas 500 ppm dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
unsur hara mikro antara lain boron, besi, mangan, tembaga, seng, molibdenum, dan
khlorin.
Karbon organik terkandung di dalam fraksi tanah organik, terdiri dari sel- sel
dekomposisi, humus dan yang tertinggi senyawa karbon terdapat di arang, grafit
pada prosedur C-total setelah pemisahan C-inorganik atau pada tehnik aliran
Sommer, 1982).
Walkley and Black. Metode ini dipakai karena dianggap sederhana, cepat, mudah
aliran K2Cr2O7 (metode Walkley and Black) memiliki beberapa kelemahan, yaitu
adanya gangguan unsur tanah lain seperti Cl-, Fe2+, dan MnO2 (Nelson dan
Sommer, 1982). Analisis kandungan C-organik tanah untuk melihat sifat tanah
secara lebih rinci tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar dan resiko yang
Menurut Sholichah (2006), kesulitan ini bisa diatasi dengan menggunakan data
menggunakan metode Walkley and Black, CHNS Analyser dan DTA (Diferential
ketiga metode tersebut, maka diperoleh hasil korelasi yang baik. Hal ini
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA