Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM POTAMOLOGI DAN LIMNOLOGI

ACARA V
HIDROMETRI I : CURRENT METER
METHODE

Dosen Pengampu:
Dra. Alif Noor Anna, M.Si
Drs. Munawar Cholil, M.Si

Asisten :
Eni Widiastuti
Khori Indarwati
Muhammad Faqih Rizky
Siti Nur Aisah
Yoga Budi Prasetyo

Disusun oleh :
Naurania Nadifa A
E100211083/Kelas A
Kelompok 12 (Online)

LABORATORIUM SUMBERDAYA AIR


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
ACARA V

HIDROMETRI I : CURRENT METER METHODE

I. TUJUAN
1. Mengetahui nilai pengukuran debit air sungai.
2. Mengetahui cara pengukuran debit sungai
denganmenggunakanmetode Current Meter.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Yallon
2. Meteran
3. Seperangkat Alat Current Meter
4. Counter
5. Stopwatch
6. Alat Tulis

III. DASAR TEORI


Menurut Soewarno (1995), debit air (discharge)
atau besarnya aliran sungai (stream flow) adalah volume
aliran yang mengalir melaluisuatu penampang
melintang sungai persatuan waktu. Debit air sendiri
biasanya danyatakan dalam satuan meter kubik per detik

(m3/detik) atau liter per detik (l/det). Aliran adalah


pergerakan air di dalam aliran sungai. Debit sungai
diperoleh setelah mengukur kecepatan air dengan alat
pengukur atau pelampung untuk mengetahui data
kecepatan aliran sungai dan kemudian mengalirkannya
dengan luas melintang (luas potongan lintang sungai)
pada lokasi pengukuran kecepatan tersebut
(Sosrodarsono dan Tominaga, 1984).
Menurut Soewarno (1995), pengukuran debit air
yang
dilaksanakan di suatu pos duga air tujuannya terutama adalah
untuk membuat lengkung debit dari pos duga air yang
bersangkutan. Lengkung debit dapat merupakan hubungan yang
komplek apabila debit disamping fungsi dari tinggi muka air
juga merupakan fungsi dari kemiringan muka air, tingkat
perubahan muka air dan fungsi dari faktor lainnya. Menurut
Asdak (1995), teknik pengukuran debit aliran sungai langsung
di lapangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui empat
kategori, yaitu :
1. Pengukuran volume aliran sungai
Biasanya dilakukan untuk aliran air (sungai) lambat.
Pengukuran debit dengan cara ini dianggap paling akurat, terutama
untuk debit aliran lambat seperti pada aliran mata air. Cara
pengukurannya dilakukan dengan menentukan waktu yang di
perlukan untuk mengisi kontainer yang telah diketahui volumenya.
Prosedur yang biasa dilakukan untuk pengukuran debit dengan cara
pengukuran volume adalah dengan membuat dam kecil (atau alat
semacam weir) disalah satu bagian dari badan aliran air yang akan
diukur. Gunanya adalah agar aliran air dapat terkonsentrasi pada satu
outlet. Di tempat tersebut pengukuran volume air dilakukan.
Pembuatan dam kecil harus sedemikian rupa sehingga permukaan
air di belakang dam tersebut cukup stabil. Besarnya debit aliran
dihitung dengan cara:
Q = ν/t

Q = debit (m3/dt)

ν = volume air (m3)


t = waktu pengukuran (detik)
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan
menentukan luas penampang melintang sungai.

Yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current


meter atau sering dikenal sebagai pengukur debit melalui pendekatan
velocity-area method paling banyak dipraktikan dan berlaku untuk
kebanyakan aliran sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia
(pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai.

Sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak


beraturan (turbulence). Untuk maksud-maksud pengukuran
hidrologi, bahan-bahan penelusur (tracers),

a. Mudah larut dalam aliran sungai


b. Bersifat stabil
c. Mudah dikenali pada kosentrasi rendah.
d. Tidak bersifat meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan
dampak (negatif) yang permanen pada badan perairan.
e. Relatif tidak terlalu mahal harganya.
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit
seperti weir (aliran air lambat) atau flume (aliran air cepat).

Persoalan yangsering muncul ketika melakukan pengukuran


debit sungai mendorong para ahli hidrologi mengembangkan
alat/bangnan pengontrol aliran sungai untuk tujuan pengukuran
debit.bangnan tersebut antara lain, weir dan flume. Cara kerja
banganunan pengukur debit tersebut diatas adalah dengan
menggunakan kurva aliran untuk mengubah kedalaman aliran air
menjadi debit. Perbedaan pemakaian kedua alat tersebut adalah
bahwa flume digunakan untuk mengukur debit pada sungai dengan
debit aliran besar, sering disertai banyak sampah atau bentuk
kotoran lainnya. Sedangkan aliran air kecil atau dengan ketinggian
aliran (h) tidak melebihi 50 cm. Biasanya dipakai weir. Aliran yang
melewati lempengan weir akan menunjukan besar kecilnya debit di
tempat tersebut. Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk
mengurani kesalahan dalam menentukan hubungan debit (Q) dan
tinggi muka air.
Menurut Asdak (1995), debit adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per
satuan waktu. Rumus umum yang biasa digunakan adalah:
Q=vxA
Keterangan:
Q = Debit aliran sungai (m3/detik)
A = Luas bagian penampang basah

(m2)v = Kecepatan aliran (m/detik)


Menurut Soewarno (1991), pengukuran debit dapat dilakukan
secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect). Pengukuran
debit dikatakan langsung apabila kecepatan alirannya diukur secara
langsung dengan alat ukur kecepatan aliran. Alat ukur kecepatan
aliran adalah sebagai berikut :
Pengukuran menggunakan alat ukur arus (Current Meter);
Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan
kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran
lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat
pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan
metode : metode Current meter.
Current meter berfungsi untuk mengetahui kecepatan dari suatu
aliran air sungai. Dimana data dari kecepatan (m/s) nantinya diperlukan

dalam perhitungan debit (m3/s). Current meter ini merupakan suatu


alat yang penggunaan alatnya disesuaikan dengan kedalaman sungai.
Lebihjelasnya gambar dibawah ini:
Gambar current meter

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menghitung


kecepatan aliran dengan menggunakan alat current meter ini harus
disesuaikan dahulu dengan kedalamannya, maka, langkah selanjutnya yang
harus dilakukan adalah mengukur kedaman sungai. setelah kedalaman
sungai diketahui langkah selanjunya mengetahui nilai kedalamannya,
berdasarkan gambar dibawah ini:

Sebagai contoh, diketahui sungai memiliki kedalaman 4 meter,


maka nilai kedalaman yang akan digunakan adalah 0,2d; 0,6d ; dan 0,8d.
maksud dari nilai kedalaman adalah suatu nilai yang digunakan untuk
menentukan letak kedalaman alat current meter yang akan dipasang. Perlu
teman – teman ketahui bahwa semakin kedalam maka kecepatan aliran
sungai akan semakin mengecil dan semakin ke atas maka kecepatan aliran
sungai akan semakin cepat. Untuk itulah mengapa peletakan alat current
meter diletakkan di ketingian yang berbeda. Sehingga jika kedalaman (d)
sungai 4 meter maka pemasangan alat current meterrnya ada di kedalaman:
0,2 d = 80 cm
0,6 d = 240 cm
0,8 d = 320 cm
Setelah current meter dipasang ke letak kedalaman tersebut, maka
dapat langsung dilakukan pengukuran. Data yang didapatkan berupa bunyi
dari current meter, dimana ketika diketahui misalnya:
Letak 0,2 d = 50 bunyi dalam 1 menit
Letak 0,6 d = 45 bunyi dalam 1 menit
Letak 0,8 d = 40 bunyi dalam 1 menit
Maka untuk mengetahui kecepatan per letak current meternya
adalah:
V0,2 d = 50 bunyi dalam 1 menit
= 50 /60 detik
= 0,83 m/det
V 0,6 d = 45 bunyi dalam 1 menit
= 45/60 detik
= 0,75 m/detik
V 0,8 d = 40 bunyi dalam 1 menit
= 40/60 detik
= 0,66 m/ detik
Perlu diingat bahwa semakin ke dalam maka kecepatan aliran akan
semakin kecil, dan perlu diingat itu masih belum kecepatan total seksi, itu
masih berupa kecepatan per letak 0,2 d; 0,6d dan 0,8d.
Nahh… untuk mengetahui kecepatan total seksi di V0,2d ; V0,6d dan
V0,8d. maka kita harus menggunakan rumus diatas sesuai dengan kedalaman kita
4 metertadi, maka rumus yang akan digunakan adalah:

Maka langsung saja dihitung kecepatan per seksinya dengan rumus diatas:
V = 0,25 (V0,2 + V0,6 + V0,8)
= 0,25 (0,83 + 0,75 + 0,66)
= 0,25 (2,24)
= 0,56 m/s
Nah kalau sudah seperti itu, selamat kalian sudah bisa mengerjakan
kecepatan dengan metode current meter. Selanjutnya langsung kita masuk
kedalam contoh soal yang sesuai dengan keadaan di lapangan ya sekaligus. Mari
kita cari kecepatannya..

Diketahui sungai seperti gambar dibawah ini:


Nah karena sungai tersebut memiliki perimeter 6 meter maka sungai dapat dibagi
per section itu 2 meter, hal ini karena tidak semua bagian sungai itu memiliki
kecepatan yang sama, sehingga harus dibagi per section untuk meminimalisir
distorsi dari kecepatan rill nya. Sehingga menjadi gambar dibawah ini: dimana d1
dan d2 kebetulan diukur ketika lapangan kedalamanya sama 6 m

Karena kedalaman sungai 6 meter, maka nilai kedalaman sungai yang akan
dipasang alat current meternya ada di 0,2d ; 0,6d ; dan 0,8d. maka jika
kedalamannya 6 meter maka:
0,2d = 0,2 x 600cm = 120 cm, 0,6d = 0,6 x 600 cm = 360 cm serta 0,8d = 0,8 x 600
cm = 480 cm, sehingga akan gambar perhitungan akan seperti ini:
Setelah dilakukan pengukuran bunyi dilapangan diperoleh data:

d1 d2
V0,2 = 4 m/det V0,2 = 3
m/det
V0,6 = 5 m/det
V0,6 = 4
V0,8 = 6 m/ det
m/detV0,8 =5
m/ det

Maka perhitungan kecepatan di d1 dan d2 adalah :


Vd1 = 0,25 (V0,2 + V0,6 + V0,8)
= 0,25 (4 + 5 + 6)
= 3,75 m/det
Vd2 = 0,25 (V0,2 + V0,6 + V0,8)
= 0,25 (3 + 4 + 5)
= 3 m/det
IV. LANGKAH KERJA
1. Mengukur lebar sungai dan kedalaman sungai dengan menggunakan
roll meter
2. Memasang yallon menjadi tiga sesi dengan jarak yang sama
panjangnya sesuai lebar sungai
3. Memasang baling - baling Current Meter pada batang besi sesuai
dengan nilai kedalaman air sungai. Kedalaman diukur dari atas
permukaan air sungai hingga ujung Current Meter.
4. Batang besi yang terdapat baling balingnya dicelupkan di air irigasi
yang akan dihitung debitnya, pastikan baling baling tercelup air dan
bergerak
5. Baling - baling akan bergerak dan Current Meter akan menunjukkan
data waktu berputar, jumlah putaran dan kecepatan aliran, catat
masing masing data.
6. Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel pengukuran.
7. Menghitung luas penampang dan debit irigasi
V. HASIL PRAKTIKUM

1. Tabel praktikum lapangan Metode Mean Section

Yalon ke Kedalaman Sungai Nilai Kedalaman Kecepatan rata rata


1 90 18 dan 72 4,5
2 130 26 dan 104 4,5
3 150 30 dan 120 4,5

2. Tabel praktikum lapangan Metode Velocity Area

Yalon ke- Kedalaman Waktu Banyak Bunyi


Pengukuran
Yalon 1 18 60 detik 2
72 60 detik 1
Yalon 2 26 60 detik 5
104 60 detik 3
Yalon 3 30 60 detik 48
120 60 detik 26

3. Perhitungan debit aliran air sungai menggunakan metode Current Meter

➢ Yalon 1
- Current 1 Yalon 1 = Letak V0,2 dengan 2 bunyi dalam 1
menitV0,2d = 2 bunyi dalam 1 menit
= 2/60 detik = 0,33 m/detik
- Current 2 Yalon 1 = Letak V0,8 dengan 1 bunyi dalam 1
menitV0,8d = 1 bunyi dalam 1 menit
= 1/60 detik = 0,02 m/detik
Totalnya V = 0,5 (V0,2 +
V0,8)
= 0,5 (0,33+0,02)
= 0,5 (0,35)
= 0,17 m/s
➢ Yalon 2
- Current 1 Yalon 2 = Letak V0,2 dengan 26 bunyi dalam 1
menitV0,2d = 26 bunyi dalam 1 menit
= 64/60 detik = 1,07 m/detik
- Current 2 Yalon 2 = Letak V0,8 dengan 104 bunyi dalam
1menit
V0,8d = 104 bunyi dalam 1 menit
= 104/60 detik = 1,73 m/detik
Totalnya V = 0,5 (V0,2 + V0,8)
= 0,5 (1,07+1,73)
= 0,5 (2,8)
= 1,4 m/s
➢ Yalon 3
- Current 1 Yalon 3 = Letak V0,2 dengan 30 bunyi dalam 1
menitV0,2d = 30 bunyi dalam 1 menit
= 30/60 detik = 0,5 m/detik
- Current 2 Yalon 3 = Letak V0,8 dengan 120 bunyi dalam
1menit
V0,8d = 120 bunyi dalam 1 menit
= 120/60 detik = 2 m/detik
Totalnya V = 0,5 (V0,2 +
V0,8)
= 0,5 (0,5+2)
= 0,5 (2,5)
= 1, 25m/s

d1 d2 d3
V0,2 = 0,33 V0,2 = 1,07 V0,2 = 0,5 m/s
m/s m/s
V0,8 = 0,02 V0,8 = 1,73 V0,8 = 2 m/s
m/s m/s
VI. ANALISIS

Pengukuran debit sungai dapat dilakukan dengan metode langsung dan tidak
langsung. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu
juga dengan penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis sungai yang akan diukur.
Metode tak langsung – pengapungan (float) menggunakan alat bantu berupa benda yang
mengapung, kemudian dihitung waktu pergerakannya pada jarak tertentu, metode tak
langsung – current meter memanfaatkan alat dengan cara kerja menghitung jumlah
putaran pada alat tersebut sehingga nantinya didapatkan kecepatan aliran sungai
(Kusumayudha, 2008). Jaraswathana (1982), menyatakan bahwa terdapat sebanyak 4
teknik dalam melakukan interpolasi lengkung debit yaitu dengan graphical extension,
extension by studies areas and velocity, logarithmic extension dan conveyance slope
method. Pada praktikum kali ini terdapat beberapa Langkah untuk mendapatkan nilai
kedalaman dan kecepatan rata -rata , mulai dari menghitung dengan metode mean section
yang mendapatkan nilai kedalaman pada yalon 1 sebesar 18 dan 72, sedangkan nilai
kedalaman yalon 2 sebesar 26 dan 104, dan nilai kedalaman yalon 3 sebesar 30 dan 120,
dengan kecepatan rata-rata ketiga yalon 4,5 m/s .
Adapula perhitungan metode current meter pada yalon 1 current 1 dengan 2 bunyi
dalam 1 menit, dan current 2 dengan 1 bunyi 1 menit memiliki total kecepatan sebesar
0.17 m/s. Perhitungan selanjutnya dilakukan pada yalon 2, current 1 dengan 26 bunyi 1
menit dan current 2 104 bunyi 1 menit memiliki total kecepatan sebesar 1,4 m/s.
Perhitungan terakhir dilakukan pada yalon ke-3 dengan current 1 memiliki 30 bunyi
dalam 1 menit, dan current 2 dengan 120 bunyi 1 menit memiliki total kecepatan 1,25
m/s.
VII. KESIMPULAN

1. Metode untuk mencari nilai pengukuran debit air sungai


menggunakan Metode Mean Section dan Metode Velocity Area.
2. Menggunakan cara pengukuran debit sungai dengan menggunakan
metode Current Meter menghasilkan hasil dari d1 yaitu V0,2 = 0,33
m/s, V0,8 = 0,02 m/s. Hasil dari d2 yaitu V0,2 = 1,07 m/s, V0,8 = 1,73
m/s . Hasil dari d3 yaitu V0,8 = 1,73 m/s dan V0,8 = 2 m/s .
DAFTAR PUSTAKA

Jaraswathana, D., 1984. Extension of Rating Curve. Bandung


Kusumayudha, Sari B. 2008. Proses Proses Hidrogeologi. Yogyakarta : Wimaya
Press.

Anda mungkin juga menyukai