Oleh :
Erlin Widyastuti
A0B017023
A. Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Hampir seluruh bagian bumi tersusun oleh tanah. Tanah sangat penting
akar.Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi
yang lain.
Di dalam tanah terkandung air dan udara.Kadar air dalam tanah berbeda-
beda tergantung dari jenis tanah.Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi
oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka
tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan
bahan organic, udara, dan air.Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari
golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat.Tanah yang mengandung pasir
sifatnnya sukar diolah sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin
besar derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan
menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,
kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsur-
unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.
Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah.Selain itu, bahan
Selain itu tanah juga mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar
dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan
hasil karya faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan
dalamnya, derajat kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan
tentang profil tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok
faktor utama dalam budidaya pertanian. Tanah mineral disusun oleh empat bahan
penyusun tanah yaitu bahan organik, bahan anorganik, air dan udara. Kondisi
ideal suatu tanah hampir tidak terjadi di lapang dan umumnya bervariasi
Bahan anorganik ini terbagi atas tiga golongan faraksi yaitu pasir, debu,
dan liat.Setiap fraksi ini mempunyai ukuran dan sifat-sifat yang berbeda.Dalam
praktikum acara tiga ini meneliti tentang derajat kerut tanah.Derajat kerut suatu
tanah dilihat dari kandungan fraksi liatnya, karena semakin tinggi kandungan
liatnya maka semakin besar derajat kerut suatu tanah.Sedangkan bahan organik
tinggi, maka derajat kerutnya semakin kecil.Tanah vertisol merupakan salah satu
B. Tujuan
Untuk mengetahui derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan
C. Manfaat
Tanah merupakan suatu system mekanik yang kompleks terdiri dari tiga
fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase padat yang hampir menempati
50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya
bahan organic. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah
ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi
unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang secara genetik. Proses-
organik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan
lebih baik.
sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis
lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan mengerut yang besar.
Bila kering menciut banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi
Terdapat perbedaan penting lainnya antara pasir dan liat pada beberapa
tanah dari tanah-tanah daratan yang luas cenderung berisi sejumlah kuarsa.
komponen terbesar pasir dari beberapa bahan induk dan tanah. Mineral-mineral
dan dapat tersedia sebagai pasir. Pada umumnya unsure hara yang lebih besar
berisi partikel-partikel debu, area permukaannya per gram lebih besar, dn tingkat
pelapukannya lebih cepat daripada pasir yang menyebabkan tanah berdebu lebih
tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika
dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur, dan kadar
lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukan sifat yang dipengaruhi oleh adanya
unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh
sifat kimia yaitu pH, kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation
(KPK). Setiap tanah memiliki sifat mengembang dan mengkerut (Aji, 2012).
Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut
(bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi
kerut tanah adalah kemapuan tanah untuk mengembang dan mengerut. Tanah
yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah
diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya
tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek,
lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief, 1986).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat-alat yang digunakan antara lain adalah botol semprot, cawan porselin, colet,
digunakan adalah menggunakan contoh tanah halus (<0,5 mm) dan air yang
C. Prosedur Praktikum
homogen.
2. Memasukkan pasta tanah yang sudah homogeny tadi ke dalam cawan
3. Menjemur cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut di bawah
(diameter akhir).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamata
No Jenis Tanah n ke
1 2 3 4 5 6 7
1. Ø1 0,23 31,10 30,92 29,64 30,76 30,28 30,15
ULTISOL Ø2 0,18 30,83 30,53 28,76 30,92 30,14 30,09
X 0,205 30,81 30,72 29,2 30,84 30,21 30,12
1. Entisol
0,085−32,51
= × 100%
0,085
−32,425
= × 100%
0,085
= −381,470 × 100%
= −381470 %
2. Ultisol
0,205−30,12
= × 100%
0,205
−29,915
= × 100%
0,205
= −145,926 × 100%
= −14592%
3. Inceptisol
35,73 −32,05
= × 100%
35,73
3,68
= × 100%
35,73
= 0,102 × 100%
= 10,2%
4. Vertisol
0,0925 −25,395
= × 100%
0,0925
−273,5
= × 100%
0,0925
= −2956,756 × 100%
= −295675,6%
5. Andisol
0,155 −33,13
= × 100%
0,155
−32,975
= × 100%
0,155
= −212,741 × 100%
= −21274,1%
B. Pembahasan
mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering). Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
Derajat kerut tanah adalah suatu ukuran besarnya pengerutan suatu tanah
yang ditentukan oleh kandungan dari tanah itu sendiri (Notohadiprawiro, 1998).
kerut yang berbeda. Ada yang memiliki derajat kerut tanah besar maupun
kerut tanah. Adapun aktor – faktor yang mempengaruhi derajat kerut tanah adalah
sebagai berikut :
1. Kandungan Liat
Semakin tinggi kandungan liat, akan semakin besar derajat kerut tanah.
2. Bahan Organik
3. Cahaya Matahari
4. Kandungan Air
Semakin tinggi kandungan air tanah maka derajat kerut tanah semakin
kecil.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah
adalah berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi
kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah
(bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengkerut maka
untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah tersebut. Bahan organik
dalam tanah adalah bahan terpenting dalam pembentukan kesuburan tanah baik
secara fisika, kimia maupun biologi. Bahan organik adalah bahan pemantap
agregat yang ada didalam tanah tersebut. Sekitar setengah dari kapasitas tukar
Tanah terdiri dari tiga fraksi. Yaitu fraksi pasir, fraksi liat dan fraksi
debu. Setiap fraksi ini memiliki ciri dan sifat yang berbeda-beda.
1. Fraksi pasir
Fraksi pasir akan menyebabkan terbentuknya sedikit pori-pori makro,
sehingga luas permukaan yang disentuh bahan menjadi sangat sempit, dan daya
pegangnya terhadap air dan udara mudah keluar masuk tanah, hanya sedikit air
yang tertahan. Pada kondisii lapang, sebagian besar ruang pori terisis oleh udara,
sehingga pori-pori makro disebut juga pori aerasi. Atau dari segi kemudahannya
dilalui air (permabilitas) disebut juga sebagai pori drainase. Namun persoalan
pada fenomena satu ini, meskipun ketersediaan air dan udaranya baik,
2. Fraksi liat
sehingga luas permukaan sentuhan menjadi luas, dan daya pegang taerhadapp air
sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori-pori segera
tertangkap dan udara sulit masuk. Pada kondisi lapang, sebagian besar ruang pori
terisi oleh air, sehingga pori-pori mikro ini disebut juga pori kapiler. Pada
fenomena ini meskipun meskipun ketersediaan air dan nutrisi baik, namun
mikroba tanah.
3. Fraksi debu
Menghasilkan daya pegang terhadap air yang cukup kuat. Hal ini menyebabkan
air dan udara cukup mudah masuk keluar dari tanah, sebagian air akan tertahan. Di
lapangan, sebagian besar ruang pori terisi oleh udara dan air dalam jumlah yang
seimbang, sehingga pori-pori meso termasuk juga pori drainas, sehingga cukup
permeabel. Namun persoalan dan masalah dari fraksi ini meskipun air dan udara
halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir (particle size
distribution) yang mencakup seluruh tanah (fragmen batuan dan fraksi tanah
halus). Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi
dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang
lebih kasar dari pasir ( 2 mm). Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm
berdebu kasar, berdebu halus, (berliat) halus, (berliat) sangat halus. Bila fraksi
tanah halus (kurang dari 2 mm) sedikit sekali (<10%) dan tanah terdiri dari kerikil,
batu-batu dan lain-lain (≥ 90% volume) disebut fragmental. Bila tanah halus
termasuk kelas berpasir, berlempung atau berliat, tetapi mengandung 35% - 90%
(volume) fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka kelas sebaran besar butirnya
(Hardjowigeno, 2015).
Butiran pasir terdiri dari kuarsa, pecahan felspar, mika dan kadang juga
sirkon, turmalin dan horn blende. Butiran pasir mempunyai matra kurang lebih
selalu halus, serta mempunyai jenjang kekasaran tertentu yang terkait erat dengan
antara pisahan lempung dan pisahan pasir. Secara meneralogis dan fisis, zarah
debu in I mendekati zarah pasir, hanya berukuran lebih kecil dan luas permukaan
per satuan massa yang lebih besar, serta seringkali terlapisi lempung yang terjerap
kuat. Pada kasus tertentu zarah debu memperlihatkan perangai fisiko kimiawi
lempung. Pisahan lempung dibedakan secara mineralogis dari pisahan debu oleh
karena lebih dirajai oleh pelikan – pelikan hasil pelapukan dan tidak dijumpai
pada batuan yang tidak lapuk. Pisahan lempung lebih tanah pelapukan lanjut
daripada pelikan dalam batuan dan lebih menunjukkan watak fisis dan kimiawi
pisahan lempung. Pisahan lempung dengan ukuran zarah < 2 mikron, merupakan
pisahan koloid. Pelikan ini jarang dijumpai dalam bentuk zarah berukuran > 2
mikron, dan umumnya dijumpai dengan ukuran < 2 mikron. Pisahan lempung
kasar, terutama berukuran > 0.5 mikron, dapat mengandung sejumlah kuarsa, dan
kadang mika, sedangkan pisahan lempung ukuran < 0.1 mikron, hampir
seluruhnya terdiri dari pelican lempung atau hasil pelapukan lain (Poerwowidodo,
1991).
yang dinyatakan dalam perbandingan proposi (%) relative antara fraksi pasir
(berdiameter 0,20 – 0,002 mikrometer atau 200 – 2 mikrometer dan liat (clay)(< 2
oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan
fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk,
pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah
bertestur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hanafiah,
2007).
tanah berat adalah tanah yang mengandung banyak liat, mudah diolah, sulit
(Notohadiprawiro, 1998).
kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
Berdasarkan hasil dari pengukuran derajat kerut tanah untuk tanah entisol
penghitungan derajat kerut tanah. Nilai derajat kerut yang benar seharusnya tidak
bernilai minus. Namun, dari hasil pengukuran tersebut ada beberapa yang bernilai
minus. Hal tersebut disebabkan oleh kurang telitinya praktikan dalam mengukur
derajat kerut menggunakan jangka sorong. Selain itu, diameter awal yang lebih
kecil daripada diameter akhir. Sehingga pada saat melakukan penghitungan nilai
derajat kerutnya menjadi minus. Dari data yang dihasilkan selama pengamatan
juga terdapat beberapa jenis tanah yang mengalami pengembangan, bukan
pengerutan.
Vertisol merupakan tanah dengan kandungan air tinggi (lebih dari 30%)
tanah mengerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras, kalau basah mengembang
vertisol lebih cepat mengkerut daripada tanah yang lainnya, sehingga tanah ini
termausk dalam tanah berat karena mengandung liat yang cukup tinggi sehingga
lengket jika dalam keadaan basah. Kandungan bahan organik pada tanah ini relatif
sedikit dan kandungan kandungan liat relatif tinggi karena memiliki derajat kerut
yang tinggi. Hasil pengamatan sesuai dengan literature hanya saja dalam
pengukuran ada kesalahan sehingga hasil yang didapatankan bernilai – (min). Hal
ini menunjukkan bahwa derajat kerut yang terbesar ada pada tanah Vertisol.
dalam dan lebar yang berkembang selama periode kering (Hamzah, 2007).
Sedangkan pada tanah andisol memiliki derajat kerut hampir setara dengan
Entisol. Bedanya kandungan bahan organik pada andisol masih lumayan banyak,
sehingga biasa di pakai untuk bahan baku pupuk terutama pada penanaman
strawberry (Triana,2006).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tanah andisol merupakan tanah yang memiliki derajat
kerut paling besar. Sedangkan tanah yang memiliki derajat kerut paling kecil adalah
tanah entisol.
B. Saran
Henry, D. Foth. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Lampung.
Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd,
Bombay.
Jakarta.
LAMPIRAN