Email: novianti15499@gmail.com
ABSTRAK
Tanaman padi sawah merupakan tanaman yang paling banyak mengkonsumsi pupuk
dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, hal ini dikarenakan dalam satu siklus
hidupnya tanaman padi sangat banyak menguras unsur hara. Satu diantara faktor
yang mempengaruhi produktivitas tanah sawah adalah penggunaan dosis pupuk yang
tidak sesuai dengan tingkat kesuburan tanah sawah dan kebutuhan tanaman padi.
Pemberian pupuk yang kurang efisein sering kali menjadi masalah. Satu diantara
upaya mengenai permasalahan tersebut adalah pemupukan yang berimbang dapat
memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui
status sifat kimia tanah pada tiga lahan sawah dan menentukan dosis pupuk tanaman
padi. Penelitian dilakukan menggunakan metode survey, menentukan titik
pengamatan dengan diambil sampel tanah utuh pada kedalaman 0-20cm
menggunakan ring sampel dan sampel tanah terganggu dengan caea komposit. Hasil
analisis laboratorium status kesuburan tanah pada lokasi penelitian tergolong pada
kritria rendah dengan faktor pembatas p-total.
ABSTRACT
Lowland rice plants are plants that consume the most fertilizer compared to other
food crops, this is because in one life cycle rice plants deplete a lot of nutrients. One
of the factors that affect the productivity of paddy fields is the use of fertilizer doses
that are not in accordance with the level of soil fertility of paddy fields and the needs
of rice plants. Fertilizer application that is less efficient is often a problem. One of
the efforts to deal with this problem is that balanced fertilization can fertilize more
efficiently because the type and dosage are adjusted to the needs of the plant and the
level of soil fertility. This study aims to determine the status of soil chemical
properties in three paddy fields and determine the dosage of fertilizer for rice plants.
The study was conducted using survey methods, determining observation points by
taking intact soil samples at a depth of 0-20cm using sample rings and disturbed soil
samples with composite caea. The results of laboratory analysis of soil fertility status
at the study site were classified as low criteria with a p-total limiting factor.
Keywords: Lowland rice plants, fertilization, nutrient availability
PENDAHULUAN
Tanah adalah satu diantara sumber daya utama dalam bidang pertanian.
Tanaman padi sawah merupakan tanaman yang paling banyak mengkonsumsi pupuk
dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, hal ini dikarenakan dalam satu siklus
hidupnya tanaman padi sangat banyak menguras unsur hara. Pemupukan sangat
diperlukan oleh tanaman padi untuk mempertahankan dan menghasilkan hasil
produksinya.
Tanaman padi sawah merupakan tanaman yang paling banyak mengkonsumsi
pupuk dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, hal ini dikarenakan dalam satu
siklus hidupnya tanaman padi sangat banyak menguras unsur hara. Pemupukan
sangat diperlukan oleh tanaman padi untuk mempertahankan dan menghasilkan hasil
produksinya. Tanaman padi dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah yang
memiliki kondisi yang sesuai untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman padi
seperti kondisi hidrologi, topografi, dan keadaan iklim yang menunjang
pertumbuhannya. Besarnya kebutuhan beras akan meningkat seiring bertambahnya
jumlah penduduk sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitas dalam
mendukung hasil produksi padi.
Produktivitas tanaman padi sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara
dan keadaan lingkungan sekitar lahan tersebut. Berdasarkan data yang di peroleh dari
BPS Kabupaten Landak dalam angka produksi padi pada tahun 2017-2019
mengalami frekuensi pada tahun 2017 dengan luas 78.990 ha dapat memproduksi
padi sekitar 244.520 ton/ha, pada tahun 2018 dengan luas 72.124 ha dengan
memproduksi padi sekitar 250.999 ton/ha sedangkan pada tahun 2019 dengan luas
28.686 ha hanya dapat memproduksi padi sekitar 102.856 ton/ha.
Dusun Mensio merupakan satu diantara Desa yang berada di Kecamatan
Menjalin Kabupaten Landak yang mempunyai luasan lahan sawah seluas 15,43 ha.
Mayoritas penduduk di Dusun Mensio adalah petani salah satu usaha tani yang
dilakukan petani di Dusun ini adalah petani padi. Varietas yang digunakan varietas
ciherang dan diusahakan dua kali dalam setahun dengan sumber air berasal dari air
hujan. Hasil produksi padi di Dusun Mensio masih tergolong rendah hal ini
disebabkan oleh proses pemupukan yang belum optimal.
Hasil produksi padi di Dusun Mensio masih tergolong rendah hal ini
disebabkan oleh proses pemupukan yang belum optimal. Petani biasanya
memberikan pupuk pada tanaman padi berdasarkan perkiraan dosis pemupukan yang
sudah biasa dilakukan tanpa mengetahui status kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman. Hal ini menyebabkan dosis pupuk yang diaplikasikan oleh petani
cenderung tidak berimbang yang mengakibatkan hasil tanaman padi yang diinginkan
tidak akan optimal, karena dosis pupuk yang digunakan tidak sesuai dengan status
kesuburan tanah sawah dan kebutuhan tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini
mengetahui status sifat kimia tanah pada tiga lahan sawah di Dusun Mensio
Kecamatan Menjalin dan menentukan dosis pupuk tanaman padi sawah.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang Studi
Karakteristik Status Kimia Tanah yang terdapat pada lahan tersebut guna mengetahui
kandungan status hara yang ada dan rekomendasi pemupukan yang bisa diberikan,
sehingga ketersediaan unsur hara dapat memenuhi kebutuhan akan tanaman yang
dibudidayakan untuk menghasilkan produktivitas padi yang dihasilkan lebih optimal.
METODE PENELITIAN
Hasil analisis pada lokasi 1 menunjukan rata-rata tertinggi yaitu fraksi debu
35,54%, di lokasi 2 rata-rata tertinggi fraksi pasir 71,78%, dan di lokasi 3 rata-rata
tertinggi fraksi debu 54,05%. Berdasarkan tabel kelas tekstur , lokasi 1 dan lokasi 3
tergolong kedalam kriteria lempung berdebu, sedangkan lokasi 2 tergolong kedalam
kriteria lempung berpasir. Perbedaan kriteria ini dikarenakan kandungan fraksi
penyusun tanah (pasir, debu dan liat) berbeda.
Tanah yang memiliki persentase debu tinggi memiliki resiko erosi lebih
tinggi, dikarenakan debu memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga mudah
dihanyutkan oleh aliran permukaan. Nengah (2011), menyatakan semakin tinggi
fraksi debu maka semakin tinggi nilai erodibilitas yang berarti semakin peka
terhadap erosi. Debu sulit membentuk agregat yang mantap dan berukuran relatif
kecil sehingga mudah dihanyutkan oleh aliran air permukaan serta memiliki
kemantapan struktur yang rendah karena daya partikel sangat rendah. Manfarizah,
dkk., (2011), menyatakan tanah yang didominasi pasir umumnya mempunyai tingkat
erodibilitas yang rendah. Hal ini dikarenakan kapasitas infiltrasi yang tinggi dan
ukuran butir pasir yang relatif besar sehingga meneruskan air lebih cepat. Tanah
yang memiliki kandungan pasir yang tinggi memiliki sifat mudah meloloskan air
(infiltrasi), aerasi tanah baik.
Banyaknya jumlah fraksi pasir pada lokasi dipengaruhi oleh endapan dari air
yang sering mengenang pada petakan lahan sawah. Banyaknya jumlah fraksi pasir
juga dipengaruhi oleh endapan dari aliran air sungai atau saluran drainase pada lahan.
Tanah sawah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu, dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
kondisi air dalam jumlah yang cukup (medjid, 2009).
Hasil analisis laboratorium menunjukan nilai bobot isi tanah berkisar antara
0,88-0,99 g/cm2 masuk pada kriteria rendah sampai dengan sedang. Bobot isi yang
masuk pada kriteria rendah pada lokasi 2, sedangkan pada lokasi 1 dan 3 bobot isi
tanah masuk dalam kriteria sedang. Rendahnya bobot isi tanah dipengaruhi oleh
tekstur tanah. Hasil analisis menunjukan tekstur pada lokasi penelitian dominan
pasir. Rendahnya bobot isi tanah pada lokasi 2 dipengaruhi oleh kandungan liat yang
sedikit. Menurut Sarief (1986) dalam Bintoro, dkk., (2017), menyatakan tekstur
tanah yang memiliki tekstur berliat mempunyai bobot volume tanah yang kecil dan
tanah yang bertekstur pasir mempunyai nilai bobot volume tanah yang besar.
Semakin baik tekstur tanah (tekstur berliat) maka tanah tersebut baik digunakan
sebagai lahan pertanian.
Semakin tinggi bobot isi maka tanah semakin padat. Kepadatan tanah erat
hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Pemadatan tanah dapat
menyebabkan air dan udara sulit tersimpan dan ketersediaannya akan terbatas dalam
tanah dan menyebabkan terhambatnya pernapasan akar dan penyerapan air rendah,
selain itu tanah yang padat pada umumnya memiliki unsur hara yang rendah karena
aktivitas mikroorganismenya yang rendah. Rahmi, dkk. (2016), menyatakan tinggi
rendahnya bobot isi tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan tingkat
kepadatan tanah. Pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat mengikatkan
jumlah ruang pori tanah dan membentuk struktur tanah yang remah sehingga akan
menurunkan berat isi tanah (Saputra, dkk. 2018).
Rekomendasi Pemupukan
Saran pemupukan lokasi penelitian pada lahan sawah dengan tiga lokasi yang
berbeda dihitung dengan cara membandingkan kebutuhan tanaman padi dengan
ketersediaan unsur hara N, P2O5, dan K2O dari hasil analisis laboratorium. Saran
pemupukan untuk lahan sawah Dusun Mensio, Kecamatan Menjalin, Kabupaten
Landak dapat dilihat pada Tabel 16.
SIMPULAN
Karakteristik kimia tanah sawah dilokasi penelitian secara umum sebagai
berikut: pH tanah sangat masam, P-total, P-tersedia, K-total, KTK, KB tergolong
dalam kriteria rendah-sangat rendah, N-total, C-organik dan Al-dd masuk dalam
kriteria sedang-tinggi. Berdasarkan hasil analisis tanah dan perhitungan pupuk di
lokasi penelitian masing masing lahan sawah, diperoleh saran pemupukan yaitu:
Lokasi 1 Urea = 271 kg/ha, SP36 = 311 kg/ha, KCl = 118 kg/ha. Lokasi 2 Urea =
280 kg/ha, SP36 = 320 kg/ha, KCl = 388 kg/ha. Lokasi 3 Urea = 273 kg/ha, SP36 =
314 kg/ha, KCl = 403 kg/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, Kabupaten Landak. 2017. Kabupaten Landak dalam Angka
2017.
Benbi, D.K, and J. Richter. 2002. A critical review of some approaches to modelling
nitrogen mineralization. Biol Fertil Soils. 35:168–183.
Cookson, W. R, I. S. Cornforth and J.S. Rowarth. 2002. Winter soil temperatur (2-
15 oC) effect on nitrogen transformations in clover green manure amandend
and unamandend soils : a laboratory and field study. Soil Biol. Biochem. 34:
1401-1415.
Erpan, P. N. 2012. Pengaruh Residu K Terhadap Efisiensi Pemupukan Kalium pada
Tanaman Padi Sawah. Skripsi. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Departemen Pertanian. 2001. Peranan Pupuk NPK pada Tanaman Padi (PDF)
w.w.w Pustaka. Departemen Pertanian, Jakarta.
Departemen Pertanian, (2013). Peraturan Menteri Pertanian No
82/Permentan/OT.140/8/2013. Kementerian Pertanian.
Doberman, A. dan T. Gairhurst. 2000. Rice: Nutrient Disorders & Nutrient
Management. Potash & Potash Institutc/Potash & Potash Intitute of Canada.
Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S.G. Nugroho., M. R. Saul., M. A. Diha.,
G. B. Hsong., dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Unila.
Lampung.
Hanafiah, K. A., 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta
Handayanto, E., Muddarisna, N., dan Fiqri, A. 2017. Pengolahan Kesuburan Tanah.
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=2odODwAAQBAJ
&oi=fnd&pg=PA63&dq=peran+unsur+hara+tanaman&ots=EPvTu7
bcfZ&sig=OmO-0-sWM4W253dv21cjt_8nVdY. Diakses 30 Januari 2021.
Hanum, C., 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menegah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.
Habiburrahman, P. B., 2018. Ketersediaan Fosfor Pada Lahan Padi Sawah
Berdasarkan Intensitas Penggunaannya Di Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok Barat. Jurnal Crop Agro. Vol. 5. No. 3. Hal:7-8.
Hasibuan B. A., 2008. Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.
Medan.
Holilullah., A. dan Hery Novpriansyah. 2015. Karakteristik Sifat Fisik Tanah pada
Lahan Produksi Rendah dan Tinggi di PT Gread Giant Pineapple. Jurnals
Agrotek, 3 (2), 278-282.
Istomo. 1994, Bahan Bacaan Ekologi Hutan: Lingkungan Fisik Ekologi Hutan:
Proses dan Struktur Tanah. Laboratorium Ekologi Hutan. Jurusan Manajemen
Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kadarwati, F., T., 2016. Evaluasi Kesuburan Tanah Untuk Pertanaman Tebu Di
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jurnal Littri, 22 (2), 5-62.
Lembaga Penelitian Tanah. 1966. Peta Tanah Tinjau Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, Skala 1:250.000. Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.
Lingga dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Manfarizah, S., dan Siti N., 2011. Karakteristik Sifat Fisika Tanah Di University
Farm Stasiun Bener Meriah. Jurnal Agrista, 15 (1), 1-9.
Medjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar. Online Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya.
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. USU Press. Medan.
Nengah. Ni dan Soniari. 2016. Korelasi Fraksi partikel Tanah Dengan Kadar Air
Tanah , Erodibilitas Tanah Dan Kapasitas Tukar Kation Tanah Pada Beberapa
Contoh Tanah Di Bali. Staf Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Udayana. Penelitian DIPA, 1-17
Ahmad, B., D. Widjajanto, Isrun. 2017. Karakteristik Fisik Tanah Pada Beberapa
Penggunaan Lahan Di Desa Beka Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. e-J.
Agrotekbis. Vol 5 No. 4. Hal: 423 - 430
Nurhidayati. 2017. Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Malang. Intimedia.
Nursyamsi, D., K. Idris., S. Sabiham., D. A. Rachim., A.Sofyan. 2007. Sifat-sifat
Tanah Dominan Yang Berpengaruh Terhadap K Tersedia Pada Tanah-tanah
Yang Didominasi Smektit. Jurnal Tanah Dan Iklim, No 26. Hal 13-28.
Prasetyo, B. H., J. Sri Adiningsih, K. Subagyono dan R. D. M. Simanungkalit. 2004.
Mineralogi, kimia, fisika dan biologi tanah sawah. Dalam tanah sawah dan
teknolog pengelolaannya. Puslitbangtanaj. Bogor. 2004
Rahmi, A., dan M. P. Biantary. 2014. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status
Kesuburan Tanah Lahan Pekarangan dan Lahan Usaha Tani Beberapa
Kampung di Kabupaten
Rahmi., Abdul. K. P., Ulfiyah. A. R. 2016. Perubahan Sifat Fisik Tanah Akibat
Pemberian Pupuk Kandang Dan Mulsa Pada Pertanaman Terung Ungu
(Solanum melongena L) Entisol Tondo Palo. Jurnal e-J agrotekbis, 4(2), 160-
167.
Rosmarkam, A dan N. W Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kainsius.
Yogyakarta.
Saputra, D. D., Amir, R. P., zaenal, K. 2018. Hubungan Kandungan Bahan Organik
Tanah Dengan Berat Isi, Porositas dan Laju Infiltrasi pada Perkebunan Salak
Di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Tanah dan sumberdaya,
5 (1), 647-654.
Silalahi, Marina dan Wakhidan Anisatu Z. 2006. Laporan Akhir Uji Pemupukan
NPK pada Tanaman Buah Balai Penelitian Buah Kebun Percobaan Buah
(KPTB) Brastagi. Medan.
Soepardi, G.1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor : Institut Pertanian Bogor Press.
Suprapto. 2016. Modul Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman.
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/02/
530e6_MDL_Hubungan_Tanah__Air_dan_Tanaman.docx. Diakses Tanggal
30 Januari 2021
Tan, 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terbitan: Gadjah Mada University Press,.
Winarso. 2005. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gajahmada University Press
Yogyakarta
Supriyanto. 2015. Solusi Lahan Pertanian Keracunan Al dan Fe Bahan Penyuluhan.
Bahan Penyuluhan. Di akses pada tanggal 17
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89242/Solusi-Tanah-Pertanian-
Keracunan--Aluminium-Dan--Besi/