FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
NIM : C1051161076
2. Ir. Junaidi, MP
PEMETAAN STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN
BUDIDAYA KRATOM (Mitragyna Speciosa) DI DESA NANGA
MENTEBAH, KECAMATAN MENTEBAH, KABUPATEN
KAPUAS HULU
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati sifat dan
karakteristik tanah Di Desa Nanga Mentebah Kecamatan Mentebah Kabupaten
Kapuas Hulu. Tahapan penelitian dimulai dari persiapan, survei pendahuluan,
penentuan lokasi penelitian, penentuan titik pengamatan, Pengamatan dan
pengukuran dilapangan dan pengambilan sampel tanah di lapangan, pengolahan
data dan penyajian hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status kesuburan
tanah pada lokasi A dan B dengan total luas 14,04 ha (72,67%) mempunyai status
kesuburan tanah rendah, dengan produksi bekisar antara 1,2 - 1,9 ton/bulan, lokasi
C dan D dengan total luas 5,28 ha (27,33%) mempunyai status kesuburan sedang,
dengan produksi bekisar antara 1,5 – 2,1 ton/bulan.
Marsudi Jurae (1), Ari Krisnohadi, (2), and. Edi Suryadi Urai (2)
(1)Students and (2)Learning Staff of the Soil Science Study Program, Faculty of
Agriculture, Tanjungpura University
ABSTRACT
This study aims to classify, analyze and map soils by grouping soils that
are similar and nearly the same in nature into a specific land mapping unit by
observing the properties and characteristics of the soil in Nanga Mentebah
Village, Mentebah District, Kapuas Hulu Regency. The research stages began
with preparation, preliminary survey, determination of research locations,
determination of observation points, field observations and measurements and soil
sampling in the field, data processing and presentation of the results. The results
showed that the soil fertility status at locations A and B with a total area of 14.04
ha (72.67%) had low soil fertility status, with production ranges between 1.2 - 1.9
tonnes / month, locations C and D with a total area of 5.28 ha (27.33%) having a
medium fertility status, with a production range of 1.5 - 2.1 tonnes / month.
3
Gambar 2. Peta Sebaran C-Organik tanah
3. Nitrogen Total
Nitrogen merupakan unsur hara disebabkan oleh banyak atau
makro yang termasuk unsur hara tidaknya sumber yang
esensial yang dibutuhkan dalam menyumbangkan nitrogen dalam
jumlah yang besar. Nitrogen pada tanah. Hasil Analisis N-Total tanah
tanah sangat fluktuatif hal ini disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis dan Luas Sebaran N-Total Tanah
Luas
Lahan N-Total (%) Kriteria
(Ha) (%)
6
D 0,39 Sedang 48,76 Tinggi 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis sampel tanah pembentukan tanahnya. Widyantari
dilokasi penelitian (A,B,C,D) dkk (2015) dan Husni dkk (2016)
menunjukkan bahwa kandungan K-dd menyatakan bahwa tingginya KTK
tanah tergolong rendah sampai sedang, tanah mempengaruhi nilai K tanah.
dengan kisaran antara 0,20 - 0,44 Berikut ini luas wilayah dengan status
me/100g. Sedangkan nilai K-total K-dd rendah 13,03 ha dan dengan
tergolong sedang sampai tinggi, status sedang 6,29 ha. Status rendah
dengan kisaran 22,35 - 48,76 memiliki luas wilayah yang paling
mg/100g. Hal ini didukung oleh besar yakni meliputi 67,44 % dari luas
pernyataan Soewandita (2009) areal penelitian. Sebaran dan luas
menyatakan bahwa variasi kandungan berbagai kriteria K-dd tersebut dapat
K tanah ini ditentukan oleh kondisi dilihat pada gambar 5.
6. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan unsur di Australia rendahnya Ca2+
hara makro sekunder yang diserap biasanya terkait dengan pH tanah
tanaman dalam bentuk Ca2+. Dari rendah, bahan organic rendah dan
hasil analisis ketersediaan kalsium tekstur tanah pasir. Kandungan Ca2+
pada Tabel 19 berada pada kisaran pada daerah penelitian,
antara 0,13 – 0,27 me/100 g-1, kemungkinan ada hubungan dengan
yang menurut Staf Pusat Penelitian reaksi tanah (pH) yang kurang dari
Tan ah (1993) dalam Hardjowigeno 6 dan kandungan bahan organic
dan Widiatmaka (2001) masuk klas yang rendah serta tekstur kasar
rendah. Menurut Anonimus (2002) dominan (Supriyadi, 2007).
7
B 0,22 Rendah
C 0,27 Rendah
D 0,24 Rendah
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
7. Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) merupakan Tingginya Magnesium dalam
unsur hara makro sekunder yang tanah umumnya ditentukan tingkat
diserap tanaman dalam bentuk Mg. perkembangan tanah dan dimana
Hasil analisis kandungan Mg. tanah tanah terbentuk. Tanah dengan
pada lokasi penelitian disajikan pencucian intensif rendah
pada Tabel 20. Dari Tabel 20 kandungannya, sedangkan tanah
terlihat bahwa kandungan Mg yang terbentuk di daerah depresi
bekisar 1,11-1,74 me/100g-1 dimana unsur hara Hasil pencucian
(sedang), 4,06-4,31 me/100g mengumpul maka terbentuk tanah
(tinggi). Selanjutnya juga terlihat kaya Mg. Konsentrasi Mg <1
bahwa lahan C dan D cenderung cmol/kg tanah menunjukan sangat
memiliki kandungan Mg lebih rendah rendahnya status Mg tanah.
tinggi dari lahan A dan B yang Konsentrasi Mg >3 cmol/kg
memiliki kandungan Mg rendah. umumnya cukup untuk tanaman
(Anonimus, 2008).
Tabel 7. Hasil Analisis Magnesium Tanah
Lahan Mg (me/100g) Kriteria
A 1,11 Sedang
B 1,74 Sedang
C 4,06 Tinggi
D 4,31 Tinggi
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
8. Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur Natrium dapat berpengaruh baik
hara mikro yang diserap tanaman secara positif maupun negatif
dalam bentuk Na+. Pada Tabel 21 terhadap pertumbuhan tanaman.
merupakan ketersediaan unsur hara Kelebihan Na pada tanah akan
Natrium (Na) di lahan kratom yaitu menyebabkan tanah terdispersi
rendah sampai sedang. Nilai 0,20 - sehingga mudah tererosi, Djajadi dan
0,39 me/100 g-1 dimasukkan kedalam Murdiyati, (2000) dalam Anita Dwy
kelas rendah sedangkan 0,44 me/100 Fitrial, (2018).
g-1 masuk kedalam kelas sedang.
Tabel 8. Hasil Analisis Natrium Tanah
8
Lahan Na (me/100g) Kriteria
A 0,20 Rendah
B 0,38 Rendah
C 0,44 Sedang
D 0,39 Rendah
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
9
Gambar 6. Peta Sebaran KTK Tanah
PENUTUP
13
mempunyai status kesuburan yang Kejenuhan Basa 74,42 % (tinggi)
rendah. serta Potensial Redoks 297 mV
3. Lokasi C dengan status nilai rata – (rendah) sehingga lahan budidaya
rata dari pH tanah 4,42 (sangat kratom di lokasi penelitian
masam), C-Organik 2,46 % mempunyai status kesuburan yang
(sedang), Nitrogen Total 0,33 % sedang.
(sedang), Fosfor tersedia 39,47
ppm (sangat tinggi), Kalium B. Saran
tersedia 0,44 me/100g (sedang), Berdasarkan hasil kesimpulan
Kapasitas Tukar Kation 15,94 yang di uraikan dapat disarankan
me/100g (rendah), Kejenuhan sebagai berikut:
Basa 81,76 % (sangat tinggi) serta Penelitian ini dapat dilanjutkan
Potensial Redoks 287 mV dengan melakukan perbaikan
(rendah) sehingga lahan budidaya drainase dan sifat tanah pada lahan
kratom di lokasi penelitian krotom seperti penambahan bahan
mempunyai status kesuburan yang organik, teknik konservasi dan
sedang. pemupukan yang efektif.
4. Lokasi D dengan status nilai Perlu dilakukan penelitian
rata – rata dari pH tanah 4,36 (sangat lanjutan guna tercapainya konsep
masam), C-Organik 2,73 % (sedang), pemupukan berimbang agar dapat
Nitrogen Total 0,39 % (sedang), diketahui penambahan dosis pupuk
Fosfor tersedia 37,72 ppm (sangat Kalium, jenis dan jumlah bahan
tinggi), Kalium tersedia 0,39 organik yang tepat serta dosis
me/100g (sedang), Kapasitas Tukar pengapuran pada masing-masing
Kation 16,72 me/100g (rendah), lokasi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
15
16