Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL ILMIAH

JURUSAN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : Marsudi Jurae

NIM : C1051161076

Program Studi : Ilmu Tanah

Judul : Pemetaan Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Budidaya


Kratom (Mitragyna speciosa) Di Desa Nanga Mentebah,
Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu

Pembimbing : 1. Ari Krisnohadi, S.P., M.Si

2. Dr. Ir. Urai Edi Suryadi, MP

Penguji : 1. Rini Hazriani, SP., M.Si

2. Ir. Junaidi, MP
PEMETAAN STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN
BUDIDAYA KRATOM (Mitragyna Speciosa) DI DESA NANGA
MENTEBAH, KECAMATAN MENTEBAH, KABUPATEN
KAPUAS HULU

Marsudi Jurae(1), Ari Krisnohadi,(2), dan . Urai Edi Suryadi (2)


(1)
Mahasiswa dan (2)Staf Pengajar Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati sifat dan
karakteristik tanah Di Desa Nanga Mentebah Kecamatan Mentebah Kabupaten
Kapuas Hulu. Tahapan penelitian dimulai dari persiapan, survei pendahuluan,
penentuan lokasi penelitian, penentuan titik pengamatan, Pengamatan dan
pengukuran dilapangan dan pengambilan sampel tanah di lapangan, pengolahan
data dan penyajian hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status kesuburan
tanah pada lokasi A dan B dengan total luas 14,04 ha (72,67%) mempunyai status
kesuburan tanah rendah, dengan produksi bekisar antara 1,2 - 1,9 ton/bulan, lokasi
C dan D dengan total luas 5,28 ha (27,33%) mempunyai status kesuburan sedang,
dengan produksi bekisar antara 1,5 – 2,1 ton/bulan.

Kata kunci: Pemetaan Kesuburan Tanah, Lahan Kratom


MAPPING OF SOIL FERTILITY STATUS ON KRATOM
(Mitragyna Speciosa) CULTIVATION IN NANGA MENTEBAH
VILLAGE, MENTEBAH SUB-DISTRICT, KAPUAS HULU
DISTRICT

Marsudi Jurae (1), Ari Krisnohadi, (2), and. Edi Suryadi Urai (2)
(1)Students and (2)Learning Staff of the Soil Science Study Program, Faculty of
Agriculture, Tanjungpura University

ABSTRACT
This study aims to classify, analyze and map soils by grouping soils that
are similar and nearly the same in nature into a specific land mapping unit by
observing the properties and characteristics of the soil in Nanga Mentebah
Village, Mentebah District, Kapuas Hulu Regency. The research stages began
with preparation, preliminary survey, determination of research locations,
determination of observation points, field observations and measurements and soil
sampling in the field, data processing and presentation of the results. The results
showed that the soil fertility status at locations A and B with a total area of 14.04
ha (72.67%) had low soil fertility status, with production ranges between 1.2 - 1.9
tonnes / month, locations C and D with a total area of 5.28 ha (27.33%) having a
medium fertility status, with a production range of 1.5 - 2.1 tonnes / month.

Keywords: Mapping Soil Fertility, Kratom Land


PENDAHULUAN penyajian hasil. Pelaksanaan yang
terlebih dahulu dilakukan penentuan
Kratom (Mitragyna speciosa) titik pengamatan dengan
adalah tanaman hutan dan bagian mengunakan metode Acak Sistematis
tanaman ini yang dipungut hasilnya sehingga diperoleh 3 titik
adalah daun. Nama lokal Mitragyna pengamatan untuk setiap fisiografi
speciosa di Kabupaten Kapuas Hulu lahan. sehinga jumlah titik
adalah purik. Pohon purik pengamatan adalah 12 titik. Selain
digolongan sebagai hasil hutan bukan itu dilakukan pula Pengambilan
kayu (HHBK) pada Kementrian sampel tanah yang dilakukan pada 4
Lingkungan Hidup dan Kehutanan lokasi lahan kratom. Setiap lahan
RI. diambil 3 sampel tanah dengan jarak
Kratom tumbuh subur di antara titik pengambilan sampel 100
daerah dekat aliran sungai pada jenis m. Sampel tanah diambil pada
tanah aluvial yang kaya bahan kedalaman 0-30 cm menggunakan
organik. Kratom bukan tanaman air metode acak sistematis sehingga total
namun mempunyai kemampuan sampel tanah yang diambil sebanyak
bertahan hidup bila kondisi lahan 12 sampel tanah terganggu.
sewaktu-waktu tergenang air. Di Selanjutnya keseluruhan sampel di
Kapuas Hulu, kratom banyak analisis di lab kimia untuk
ditanam masyarakat di halaman, pengamatan pH tanah, C-organik, N-
namun untuk budidaya skala luas total, P- total/tersedia,
dilakukan di kebun dan di lahan K-total/tersedia, KTK, KB dan
dekat sungai. Pontensial Redoks.
Tujuan survei tanah adalah Alat yang digunakan dalam
untuk mengklasifikasikan, penelitian ini adalah Global Position
menganalisis dan memetakan tanah System (GPS), ring sampel, buku
dengan mengelompokkan tanah- munsell soil colour chart, meteran,
tanah yang sama dan hampir sama pisau, cangkul, alat tulis, kertas label,
sifatnya ke dalam satuan peta tanah timbangan, klinometer, dan bor tanah
tertentu dengan mengamati sifat dan (belgi).
karakteristik tanah (Hardjowigeno,
1995).
Berdasarkan uraian di atas, HASIL DAN PEMBAHASAN
maka perlu dilakukan pemetaan
status kesuburan tanah pada lahan A. Satuan Peta Tanah (SPT)
kratom di Desa Nanga Mentebah, Tanah di dataran Kecamatan
Kecamatan Mentebah, Kabupaten Mentebah didominasi oleh tanah-
Kapuas Hulu agar budidaya tanaman tanah sedang berkembang seluas
kratom dapat optimal. 6.466,35 ha (98,81%). Pada lokasi
penelitian, berdasarkan peta jenis
tanah lokasi penelitian diidetifikasi
METODE PENELITIAN Endoaquepts dan Dystrudepts.
Penelitian dilaksanakan di Desa
Nanga Mentebah, Kecamatan
Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu B. Karakteristik Beberapa Sifat
dan laboratorium Kimia dan Kimia Tanah pada lahan
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian. Kratom
Tahapan dalam penelitian meliputi 1. Reaksi Tanah (pH)
dari persiapan sampai dengan
1
Reaksi tanah biasanya semakin tinggi. Reaksi tanah
dikaitkan dengan kandungan ion H+ biasanya menunjukkan sifat
yang berada dalam tanah. Semakin kemasaman tanah atau alkalinitas
tinggi kandungan ion H+ dalam tanah yang dinyatakan dengan nilai
tanah maka tingkat kemasaman tanah pH.

Tabel 1. Hasil Analisis dan Luas Sebaran pH Tanah


Luas
Lahan pH Kriteria
(Ha) (%)
A 4,54 Masam 13,03 67,44
B 4,04 Sangat Masam 1,01 5,23
C 4,42 Sangat Masam 2,65 13,73
D 4,36 Sangat Masam 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Berdasarkan data Tabel 1 hasil tampak jerapan tanah akan diganti
analisis sampel tanah dilokasi oleh kation masam seperti Al, H dan
penelitian (A, B, C, D) bereaksi Mn. Oleh karena itu, tanah-tanah
sangat masam (pH <4,5) dengan yang terbentuk pada lahan dengan
kisaran nilai pH H2O yang curah hujan tinggi biasanya lebih
dihasilkan tergolong sangat masam masam dibandingkan pada tanah-
antara 4,04-4,54. Hal ini disebabkan tanah pada lahan kering. Berikut luas
tanah yang bersifat masam wilayah dengan status pH sangat
kurangnya kation kalsium, masam 6,29 ha, dan dengan status
Magnesium, Kalium dan Natrium di masam 13,03 Ha. Status masam
dalam tanah sehingga unsur-unsur memiliki luas wilayah yang paling
tersebut terbawa oleh aliran air besar yakni meliputi 67,44 % dari
kelapisan tanah yang lebih bawah luas areal penelitian. Berikut ini
atau hilang terserap oleh tanaman. disajikan peta status pH tanah yang
Menurut Winarso (2005), jika air membagi wilayah menjadi dua
berasal dari air hujan melewati tanah, bagian dengan luasnya masing –
kation basa seperti Ca dan Mg akan masing. Sebaran dan luas berbagai
tercuci. Kation-kation basa yang katagori pH tersebut dapat dilihat
hilang tersebut kedudukannya di pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Sebaran pH tanah


2
2. C-Organik Tanah persentase C-Organik tanah maka
semakin banyak kandungan bahan
C-Organik tanah merupakan organik yang terdapat dalam tanah.
satu di antara indikator yang Hasil analisis C-organik tanah
menunjukkan kandungan bahan disajikan pada tabel 2.
organik tanah. Semakin besar

Tabel 2. Hasil analisis dan Luas Sebaran C-organik Tanah


Luas
Lahan C-Organik Kriteria
(Ha) (%)

A 1,04 Rendah 13,03 67,44

B 2,82 Sedang 1,01 5,23

C 2,46 Sedang 2,65 13,73

D 2,73 Sedang 2,63 13,61


Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Berdasarkan Hasil analisis rendah dan partikel pasir dapat saling
sampel tanah dilokasi penelitian (A, berikatan lebih kuat sehingga dapat
B, C, D) menunjukkan bahwa menyebabkan bahan organiknya
kandungan C-organik tanah rendah dan membuat kemantapan
tergolong rendah sampai sedang, agregat yang tidak stabil
dengan kisaran antara 1,04% kriteria (Djokomoeljanto, 1987). Berikut ini
rendah dan 2,46 % – 2,82 %. Hal ini luas wilayah dengan status C-organik
disebabkan karena tanah yang rendah 13,03 ha dan dengan status
mempunyai kandungan pasir yang sedang 6,29 ha. Status rendah
cukup tinggi mempunyai pori-pori memiliki luas wilayah yang paling
makro lebih banyak dari pada pori- besar yakni meliputi 67,44 % dari
pori mikro, hal ini menyebabkan luas areal penelitian. Sebaran dan
terjadinya aerasi yang baik, daya luas berbagai katagori C-organik
hantar airnya baik namun tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
kemampuan menyimpan unsur hara

3
Gambar 2. Peta Sebaran C-Organik tanah

3. Nitrogen Total
Nitrogen merupakan unsur hara disebabkan oleh banyak atau
makro yang termasuk unsur hara tidaknya sumber yang
esensial yang dibutuhkan dalam menyumbangkan nitrogen dalam
jumlah yang besar. Nitrogen pada tanah. Hasil Analisis N-Total tanah
tanah sangat fluktuatif hal ini disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis dan Luas Sebaran N-Total Tanah
Luas
Lahan N-Total (%) Kriteria
(Ha) (%)

A 0,14 Rendah 13,03 67,44

B 0,36 Sedang 1,01 5,23

C 0,33 Sedang 2,65 13,73

D 0,39 Sedang 2,63 13,61


Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis sampel tanah oleh air hujan. Tetapi faktor utama
dilokasi penelitian (A,B,C,D) yang dapat mempengaruhi adalah
menunjukkan bahwa kandungan N- adanya pencucian yang relatif tinggi
total tanah tergolong rendah-sedang, di lokasi pengambilan sampel tanah.
dengan kisaran antara 0,14 % - 0,39 Hal ini sejalan dengan hasil
%. Hal ini dipengaruhi oleh penelitian Nurmegawati et al (2007),
karakteristik dari unsur nitrogen yang bahwa Sebagian N terangkut panen,
memiliki mobilitas tinggi. Unsur Sebagian Kembali ke residu
nitrogen merupakan unsur yang tanaman, hilang ke atmosfer dan
mudah hilang di dalam tanah. kembali lagi, hilang melalui
Nitrogen di dalam tanah dapat hilang pencucian. Berikut ini luas wilayah
karena diserap oleh tanaman dan dengan status N-total rendah 13,03
jasad organik, menguap dan tercuci ha dan dengan status sedang 6,29 ha.
4
Status rendah memiliki luas wilayah Sebaran dan luas berbagai kriteria N-
yang paling besar yakni meliputi total tersebut dapat dilihat pada
67,44 % dari luas areal penelitian. gambar 3.

Gambar 3. Peta Sebaran N-Total Tanah

4. P-Tersedia dan P-Total


Fosfor (P) merupakan unsur jumlah besar. Namun ketersediaan
hara makro kedua setelah Nitrogen fosfor dalam tanah tidak begitu besar
yang dibutuhkan tanaman untuk karena dipengaruhi oleh sifat dan
tumbuh dan berproduksi secara jenis tanah sebagai faktor penentu.
optimal. Fosfor termasuk unsur hara Hasil analisis P disajikan pada tabel
esensial yang dibutuhkan dalam 4.

Tabel 4. Hasil analisis dan Luas Sebaran P-Tersedia Tanah


Kode P-tersedia (ppm) P-Total (mg/100g) Luas
Sampel Nilai Kriteria Nilai Kriteria Ha (%)
A 33,84 Sangat Tinggi 38,26 Sedang 13,03 67,44
B 25,85 Sangat Tinggi 51,68 Tinggi 1,01 5,23
C 39,47 Sangat Tinggi 78,62 Sangat Tinggi 2,65 13,73
D 37,72 Sangat Tinggi 81,66 Sangat Tinggi 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020

Hasil analisis sampel tanah curah hujan sehingga menyebabkan


dilokasi penelitian (A, B, C, D) lahan sering tergenang akibat bajir
menunjukkan bahwa kandungan P dalam waktu tertentu. Poerwidodo
tersedia tanah tergolong sangat (1992) menerangkan bahwa pada
tinggi, dengan kisaran antara 25,85 - tanah yang sering tergenang, unsur
39,47 ppm. Ketersediaan hara P yang fosfor menjadi lebih tersedia karena
sangat tinggi di areal penelitian ini pada kondisi tanah kering hara P
dapat dipengaruhi oleh tingginya lebih banyak terikat oleh partikel.
5
Prasetyo (2004) dalam Triharto saat penggenangan berlangsung,
(2013) juga menjelaskan bahwa sehingga ikatan Fe-P menjadi
pengenangan lahan akan menambah terlepas. Selain itu ketersediaan
jumlah hara P tersedia karena adanya bahan organik yang rendah
proses reduksi Fe3+ menjadi ion Fe2+ menyebabkan

kandungan c-organik yang ketersediaan bahan organik yang


rendah juga sehingga berpengaruh rendah akan meningkatkan hara P
terhadap hara P yang tinggi. menjadi tinggi. Lokasi penelitian
Lumbanraja (2003) menyatakan didominasi oleh kandungan P-
bahwa ketersediaan bahan organik tersedia sangat tinggi 19,32 Ha.
didalam tanah juga dapat Status sangat tinggi memiliki luas
mempengaruhi jerapan P yang wilayah yang paling besar yakni
berada di dalam tanah. Tanah yang meliputi 100 % dari luas areal
memiliki kadar bahan organik yang penelitian. Berikut Sebaran dan luas
tinggi akan memiliki hara P yang kriteria P-tersedia tersebut dapat
rendah begitu pun sebaliknya, dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Peta Sebaran P-Tersedia Tanah

5. K-dd dan K-total


Kalium (K) merupakan unsur fungsi unsur hara K yaitu sebagai
hara yang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan pati, mengaktifkan
jumlah besar setelah nitrogen (N) enzim, pembentukan stomata, proses
dan fosfor (P). Ketersediaan kalium fisiologi dalam tanah, dan lain
(K) dalam tanah sangat sebagainya. Hasil analisi K disajikan
mempengaruhi pertumbuhan dan pada tabel 5.
produktivitas tanaman. Satu diantara
Tabel 5. Hasil Analisis dan Luas Sebaran K-dd dan K-Total Tanah
Kode K-dd (me/100g) K-Total (mg/100g)) Luas
Sampel Nilai Kriteria Nilai Kriteria (Ha) (%)
A 0,20 Rendah 22,35 Sedang 13,03 67,44
B 0,40 Sedang 34,84 Sedang 1,01 5,23
C 0,44 Sedang 47,04 Tinggi 2,65 13,73

6
D 0,39 Sedang 48,76 Tinggi 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis sampel tanah pembentukan tanahnya. Widyantari
dilokasi penelitian (A,B,C,D) dkk (2015) dan Husni dkk (2016)
menunjukkan bahwa kandungan K-dd menyatakan bahwa tingginya KTK
tanah tergolong rendah sampai sedang, tanah mempengaruhi nilai K tanah.
dengan kisaran antara 0,20 - 0,44 Berikut ini luas wilayah dengan status
me/100g. Sedangkan nilai K-total K-dd rendah 13,03 ha dan dengan
tergolong sedang sampai tinggi, status sedang 6,29 ha. Status rendah
dengan kisaran 22,35 - 48,76 memiliki luas wilayah yang paling
mg/100g. Hal ini didukung oleh besar yakni meliputi 67,44 % dari luas
pernyataan Soewandita (2009) areal penelitian. Sebaran dan luas
menyatakan bahwa variasi kandungan berbagai kriteria K-dd tersebut dapat
K tanah ini ditentukan oleh kondisi dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Peta Sebaran K-Total Tanah

6. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan unsur di Australia rendahnya Ca2+
hara makro sekunder yang diserap biasanya terkait dengan pH tanah
tanaman dalam bentuk Ca2+. Dari rendah, bahan organic rendah dan
hasil analisis ketersediaan kalsium tekstur tanah pasir. Kandungan Ca2+
pada Tabel 19 berada pada kisaran pada daerah penelitian,
antara 0,13 – 0,27 me/100 g-1, kemungkinan ada hubungan dengan
yang menurut Staf Pusat Penelitian reaksi tanah (pH) yang kurang dari
Tan ah (1993) dalam Hardjowigeno 6 dan kandungan bahan organic
dan Widiatmaka (2001) masuk klas yang rendah serta tekstur kasar
rendah. Menurut Anonimus (2002) dominan (Supriyadi, 2007).

Tabel 6. Hasil Analisis Kalsium Tanah


Kode sampel Ca (me/100g) Kriteria
A 0,13 Rendah

7
B 0,22 Rendah
C 0,27 Rendah
D 0,24 Rendah
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020

7. Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) merupakan Tingginya Magnesium dalam
unsur hara makro sekunder yang tanah umumnya ditentukan tingkat
diserap tanaman dalam bentuk Mg. perkembangan tanah dan dimana
Hasil analisis kandungan Mg. tanah tanah terbentuk. Tanah dengan
pada lokasi penelitian disajikan pencucian intensif rendah
pada Tabel 20. Dari Tabel 20 kandungannya, sedangkan tanah
terlihat bahwa kandungan Mg yang terbentuk di daerah depresi
bekisar 1,11-1,74 me/100g-1 dimana unsur hara Hasil pencucian
(sedang), 4,06-4,31 me/100g mengumpul maka terbentuk tanah
(tinggi). Selanjutnya juga terlihat kaya Mg. Konsentrasi Mg <1
bahwa lahan C dan D cenderung cmol/kg tanah menunjukan sangat
memiliki kandungan Mg lebih rendah rendahnya status Mg tanah.
tinggi dari lahan A dan B yang Konsentrasi Mg >3 cmol/kg
memiliki kandungan Mg rendah. umumnya cukup untuk tanaman
(Anonimus, 2008).
Tabel 7. Hasil Analisis Magnesium Tanah
Lahan Mg (me/100g) Kriteria
A 1,11 Sedang
B 1,74 Sedang
C 4,06 Tinggi
D 4,31 Tinggi
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
8. Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur Natrium dapat berpengaruh baik
hara mikro yang diserap tanaman secara positif maupun negatif
dalam bentuk Na+. Pada Tabel 21 terhadap pertumbuhan tanaman.
merupakan ketersediaan unsur hara Kelebihan Na pada tanah akan
Natrium (Na) di lahan kratom yaitu menyebabkan tanah terdispersi
rendah sampai sedang. Nilai 0,20 - sehingga mudah tererosi, Djajadi dan
0,39 me/100 g-1 dimasukkan kedalam Murdiyati, (2000) dalam Anita Dwy
kelas rendah sedangkan 0,44 me/100 Fitrial, (2018).
g-1 masuk kedalam kelas sedang.
Tabel 8. Hasil Analisis Natrium Tanah
8
Lahan Na (me/100g) Kriteria
A 0,20 Rendah
B 0,38 Rendah
C 0,44 Sedang
D 0,39 Rendah
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020

9. Kapasitas Tukar Kation


Menurut Sutanto (2005), mineral lempung dan senyawa
kapasitas tukar kation (KTK) organik. Besar kecilnya kapasitas
ditafsirkan sebagai kemampuan tukar kation dipengaruhi oleh reaksi
koloid tanah untuk menjerap dan tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis
mempertukarkan kation dengan mineral liat, bahan organik dan
muatan (charge) yang sama (+ atau -) pengapuran serta pemupukan
dan permukaan koloid yang (Hardjowigeno, 2015). Hasil analisis
bermuatan organik. Koloid tanah KTK tanah disajikan pada tabel 9.
yang bermuatan organik adalah

Tabel 9. Hasil analisis dan Luas Sebaran KTK Tanah


Luas
Lahan KTK (me/100 g) Kriteria
(Ha) (%)
A 9,86 Rendah 13,03 67,44
B 15,17 Rendah 1,01 5,23
C 15,94 Rendah 2,65 13,72
D 16,72 Rendah 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis pada setiap Muatan-muatan negatif ini meretensi
lokasi penelitian (A,B,C,D) sejumlah kation yang ada dalam
menunjukkan bahwa kandungan larutan tanah dan yang berada pada
KTK tanah tergolong rendah, dengan kompleks adsorpsi, sehingga
kisaran antara 9,86 - 16,72 mg/100g. kapasitas tukar kation meningkat
hal ini disebabkan oleh rendahnya pada tanah seiring dengan
reaksi tanah (pH) pada lahan peningkatan pH tanah. Menurut
penelitian tersebut. Seperti yang Wydiantara dkk., (2015), perbedaan
dijelaskan oleh Oksana dkk., (2012), nilai KTK dapat disebabkan karena
meningkatnya kapasitas tukar kation perbedaan jumlah C-organik dan pH
terjadi seiring dengan meningkatnya tanah yang dimiliki masing-masing
pH, peningkatan nilai pH yang lokasi. Berikut ini luas wilayah yang
dipengaruhi oleh muatan negatif paling besar yakni meliputi 100 %
yang berasal dari bahan organik. dari luas areal penelitian. Berikut
Senyawa bahan organik adalah Sebaran dan luas kriteria KTK
muatan berubah yang sangat tersebut dapat dilihat pada gambar 6.
bergantung pada perubahan pH.

9
Gambar 6. Peta Sebaran KTK Tanah

10. Kejenuhan Basa (KB)


Hardjowigeno (2015) yang termasuk kation-kation asam
mengemukakan bahwa Kation-kation adalah H+ dan Al+++. Kejenuhan basa
yang terdapat dalam kompleks menunjukkan perbandingan antara
jerapan koloid tersebut dapat jumlah kation-kation basa dengan
dibedakan menjadi kation-kation jumlah semua kation (kation basa
basa dan kation-kation asam. dan kation asam) yang terdapat
Termasuk kation-kation basa adalah dalam kompleks jerapan tanah. Hasil
Ca++, Mg++, K+ dan Na+, sedangkan analisis KB disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis dan Luas Sebaran KB Tanah


Laha Luas
KB Kriteria
n
Ha (%)
A 53,63 Sedang 13,03 67,44
B 45,39 Sedang 1,01 5,23
C 81,76 Sangat Tinggi 2,65 13,72
D 74,42 Tinggi 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis pada (2013), bahwa kejenuhan
setiap lokasi penelitian basa menunjukkan
(A,B,C,D) menunjukkan perbandingan antara jumlah
bahwa nilai KB tergolong kation-kation basa dengan
sadang, tinggi sampai sangat semua jumlah kation (kation
tinggi, dengan kisaran 45,39 - basa dan kation asam) yang
81,76 % dan kejenuhan Al terdapat dalam kompleks
berkisar antara 0,45% – serapan tanah. Berikut ini
0,60% (tergolong sangat luas wilayah dengan status
rendah). Hal ini disebabkan sedang 14,04 ha (72,67%),
oleh besarnya jumlah kation- tinggi 2,63 ha (13,61 %), dan
kation basa yang dapat sangat tinggi 2,65 ha (13,72
dipertukarkan, hal ini sesuai %). Berikut peta Sebaran dan
dengan pernyataan Maisyarah
10
luas kriteria KB tersebut
dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Peta Sebaran KB Tanah

11. Potensial redoks (Eh)


Potensial redoks (Eh) adalah dengan satu, rasio tersebut menjadi =
potensial elektroda standar separuh 1, dan nilai log-nya = 0, maka Eh =
diukur terhadap suatu elektroda E0. Oleh karena itu, potensial redoks
penunjuk standar, yaitu elektroda baku didefinisikan sebagai potensial
hidrogen. Sedangkan E0 adalah suatu redoks dari sistem dengan aktivitas
tetapan, yang disebut potensial spesies teroksidasi dan tereduksi
redoks baku dari sistem, dan sama dengan satu (Tan 1982). Hasil
RT/F=0.0592 pada 25o C. Jika Analisis dan Luas Sebaran Potensial
aktivitas dari spesies-spesies Redoks (Eh) disajikan pada tabel 11.
teroksidasi dan tereduksi sama
Tabel 11. Hasil Analisis dan Luas Sebaran Eh Tanah
Luas
Lahan Eh (mV) Kriteria
Ha (%)
A 224 Reduksi Rendah 13,03 67,44
B 285 Reduksi Rendah 1,01 5,23
C 287 Reduksi Rendah 2,65 13,72
D 297 Reduksi Rendah 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Hasil analisis pada setiap Penelitian Widowati et al. (1997)
lokasi penelitian (A,B,C,D) yang dilakukan dirumah kaca
menunjukkan bahwa nilai Potensial terhadap tanah Untisols menemukan
redoks tergolong Reduksi rendah, bahwa kelarutan P dipengaruhi oleh
dengan kisaran antara 224 - 297 mV. Eh dan pH tanah. Penurunan Eh akan
Keadaan seperti ini sangat meningkatkan kelarutan P, karena
berpengaruh baik terhadap Al3PO4 berubah menjadi Al (OH)3,
penyerapan unsur hara seperti sehingga P dibebaskan (Tan, 1982).
penyerapan P dan pengaruh baik Berikut ini luas wilayah dengan nilai
terhadap pertumbuhan kratom. Eh rendah 19,32 ha (100%). Berikut
11
peta sebaran dan luas kriteria Eh tersebut dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Peta Sebaran Eh Tanah

C. Pemetaan Status Kesuburan Tanah

Komponen sifat kimia tanah waktu tertentu. Namun sifat-sifat


yang dijadikan dasar dalam fisika dan kimia lain di luar
menentukan status kesuburan tanah komponen penilaian status kesuburan
adalah KTK, KB, total P2O5, total tanah seperti tekstur, pH, N total,
K2O, dan C-organik. Sifat-sifat P2O5 tersedia, basa-basa dapat tukar
kimia tersebut dijadikan dasar dan sumber kemasaman tetap
penilaian karena terkait erat dengan dipertimbangkan dalam pengelolaan
faktor kesuburan tanah dan bersifat kesuburan tanah. Hasil penilaian
relatif konstan di dalam tanah status kesuburan tanah ditampilkan
sehingga bisa dipetakan untuk jangka pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Status Kesuburan Tanah
KTK KB P2O5 K2O C-Org Status
Lahan
(me/100g) (%) (me/100g) (mg/100g) (%) Kesuburan
A 9,86 53,63 38,26 22,35 1,04 Rendah
B 15,17 45,39 51,68 34,84 2,82 Rendah
C 15,94 81,76 78,62 47,04 2,46 Sedang
D 16,72 74,42 81,66 48,76 2,73 Sedang
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Berdasarkan hasil Hasil pengelompokan ini
penilaian status kesuburan (Tabel 12) selanjutnya
tanah seperti ditampilkan dijadikan dasar dalam
pada Tabel 12, maka status membuat peta status
kesuburan di daerah kesuburan tanah. Luas
penelitian dapat sebaran status kesuburan
dikelompokkan menjadi dua tanah disajikan pada tabel 13.
yaitu rendah dan sedang.
Tabel 13. Luas Sebaran Status Kesuburan Tanah
Status Luasan
Lahan
Kesuburan tanah Ha %
Rendah A 13,03 67,44
12
Rendah B 1,01 5,23
Sedang C 2,65 13,72
Sedang D 2,63 13,61
Total 19,32 100
Sumber: Hasil analisis laboratorium kimia dan kesuburan tanah, 2020
Berdasarkan Tabel 13, terlihat kesuburan sedang, dengan produksi
bahwa lokasi A dan B dengan total bekisar antara 1,5 Ton – 2,1
luas 14,04 ha (72,67%) mempunyai Ton/bulan daun basah. Berikut peta
status kesuburan tanah rendah, sebaran dan luas kriteria status
dengan produksi bekisar antara 1,2 kesuburan tanah ditampilkan pada
Ton - 1,9 Ton/bulan daun basah. Gambar 9.
Lokasi C dan D dengan total luas
5,28 ha (27,33%) mempunyai status

Gambar 9. Peta Kesuburan Tanah

PENUTUP

A. Kesimpulan kratom di lokasi penelitian


Berdasarkan hasil penelitian mempunyai status kesuburan yang
dapat disimpulkan tanah lahan rendah.
kratom di lokasi penelitian minim 2. Lokasi B dengan status nilai rata –
akan unsur hara. rata dari pH tanah 4,04 (sangat
1. Lokasi A dengan status nilai masam), C-Organik 2,82 %
rata – rata dari pH tanah 4,54 (sedang), Nitrogen Total 0,36 %
(masam), C-Organik 1,04 % (sedang), Fosfor tersedia 25,85
(rendah), Nitrogen Total 0,14 % ppm (sangat tinggi), Kalium
(rendah), Fosfor tersedia 33,84 ppm tersedia 0,40 me/100g (sedang),
(sangat tinggi), Kalium tersedia 0,20 Kapasitas Tukar Kation 15,17
me/100g (rendah), Kapasitas Tukar me/100g (rendah), Kejenuhan
Kation 9,86 me/100g (rendah), Basa 45,39 % (sedang) serta
Kejenuhan Basa 53,63 % (sedang) Potensial Redoks 285 mV
serta Potensial Redoks 224 mV (rendah) sehingga lahan budidaya
(rendah) sehingga lahan budidaya kratom di lokasi penelitian

13
mempunyai status kesuburan yang Kejenuhan Basa 74,42 % (tinggi)
rendah. serta Potensial Redoks 297 mV
3. Lokasi C dengan status nilai rata – (rendah) sehingga lahan budidaya
rata dari pH tanah 4,42 (sangat kratom di lokasi penelitian
masam), C-Organik 2,46 % mempunyai status kesuburan yang
(sedang), Nitrogen Total 0,33 % sedang.
(sedang), Fosfor tersedia 39,47
ppm (sangat tinggi), Kalium B. Saran
tersedia 0,44 me/100g (sedang), Berdasarkan hasil kesimpulan
Kapasitas Tukar Kation 15,94 yang di uraikan dapat disarankan
me/100g (rendah), Kejenuhan sebagai berikut:
Basa 81,76 % (sangat tinggi) serta Penelitian ini dapat dilanjutkan
Potensial Redoks 287 mV dengan melakukan perbaikan
(rendah) sehingga lahan budidaya drainase dan sifat tanah pada lahan
kratom di lokasi penelitian krotom seperti penambahan bahan
mempunyai status kesuburan yang organik, teknik konservasi dan
sedang. pemupukan yang efektif.
4. Lokasi D dengan status nilai Perlu dilakukan penelitian
rata – rata dari pH tanah 4,36 (sangat lanjutan guna tercapainya konsep
masam), C-Organik 2,73 % (sedang), pemupukan berimbang agar dapat
Nitrogen Total 0,39 % (sedang), diketahui penambahan dosis pupuk
Fosfor tersedia 37,72 ppm (sangat Kalium, jenis dan jumlah bahan
tinggi), Kalium tersedia 0,39 organik yang tepat serta dosis
me/100g (sedang), Kapasitas Tukar pengapuran pada masing-masing
Kation 16,72 me/100g (rendah), lokasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.2008. Pusat Penelitian dan Aktifitas Mikroorganisme


Kelapa Sawit. Budidaya Tanah Dengan Kemantapan
Kelapa Sawit. PPKS. Medan. Agregat Tanah. Bogor (IPB).
153 hal.
Hardjowigeno, S., 2015, Ilmu
Djajadi dan A.S. Murdiyati. 2000. Tanah, Akademika
Hara dan pemupukan Pressindo, Jakarta.
tembakau temanggung. Hlm.
32–39. Dalam Monograf Husni, M. Rahmat, Sufardi dan M.
Tembakau Temanggung. Khalil. 2016. Evaluasi status
Balai Penelitian Tanaman kesuburan tanah pada
Tembakau dan Serat, Malang. beberapa jenis tanah di lahan
kering Kabupaten Pidie
Djokomoeljanto, A. 1987. Hubungan Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah
Beberapa Sifat Fisika, Kimia
14
Mahasiswa Pertanian Poerwidodo. 1992. Telaah
Unsyiah 1(1): 147 – 154. Kesuburan
Tanah.Angkasa
Lumbanraja, P. 2013. Pola Bandung.275hlm
Pengolahan Tanah dan Pupuk
Kandang Terhadap Beberapa Soewandita, H. 2009. Kajian status
Sifat Fisika Tanah Ultisol dan kesuburan tanah di lahan
Pertumbuhan Vegetativ berlereng Gunung
Kacang Tanah (Arachis SindoroSumbing. Jurnal
hypogea L) Pada Ultisol Alami 14(1): 14 – 19.
Simalingkar. Prosiding
Sutanto, R., 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Seminar Nasional Bks-Ptn
Tanah. Konsep dan
Wilayah Barat Indonesia
Kenyataan.
(Halaman:599 s/d 607).
Kanisius.Yogyakarta.
Pontianak, Kalimantan Barat.
19-20 Maret 2013.ISBN 978- Tan, K.H. 1982. Principle of Soil
602-176641-5. Chemistry. Marce; Dekker
Inc. New York.
Maisyarah. 2013. Studi kesuburan
Kimia Tanah Pada Lahan Triharto, S. 2013. Survei dan
Kelapa Sawit (Elais guineensi Pemetaan Unsur Hara N, P,
Jacq) Berdasarkan K, dan pH Tanah Pada Lahan
Kelerengan Yang Sawah Tadah Hujan di Desa
BerbedaBeda Dan Durian Kecamatan Pantai
Produksinya Pada Desa Labu. Skripsi. Fakultas
Bendang Raya Kecamatan Pertanian Universitas
Tenggarong Kabupaten Kutai Sumatera Utara Medan.
Kartanegara. Skripsi.
Universitas Mulawarman, Widyantari, D. A Gede, K. D Susila
Samarinda. dan T. Kusmawati. 2015.
Evaluasi status kesuburan
Nurmegawati, W., Makruf, E., tanah untuk lahan pertanian di
Sugandi, D dan T. Rahman. Kecamatan Denpasar Timur.
2007. Tingkat kesuburan dan E-Jurnal Agroekoteknologi
rekomendasi pemupukan N, Tropika 4(4): 293- 303.
P, dan K tanah sawah
Kabupaten Bengkulu selatan. Widyantara, D A G. Susila, K D.
Balai Pengkajian Teknologi Kusmawati, T. 2015. Evaluasi
Pertanian. Bengkulu. Status Kesuburan Tanah
untuk Lahan Pertanian di
Oksana. 2012. Pengaruh Alih Fungsi Kecamatan Denpasar Timur.
Lahan Hutan menjadi E-Jurnal Agroekoteknologi
perkebunan kelapa sawit Tropika. Vol. 4 no.4 (ISSN:
terhadap sifat kimia tanah. 2301-6515).
Jurnal Agroforestri. 3(1):29-
34. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah;
Dasar Kesehatan dan Kualitas
Tanah. Gava Media.
Yogyakarta.

15
16

Anda mungkin juga menyukai