Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI LAHAN

Analisis Lahan (Tekstur Tanah, Warna Tanah dan Konsistensi Tanah)

Disusun Oleh :

Aa Sumarna Fajar Randiana


Ajis jati P Lukmanul Hakim
Anggi S Nendi Nurjamil
Andi Nuryadin Neneng Iwang
Asep Adi Rahmi Sulistiani
Budi Lukman Rangga
Cecep Muchtar Rijal mustofa
Dede Ganjar Riki Abdurahman
Deni Rifki Rima Astriayana
Dendi Vegi Gemilang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan. Inti

evaluasi adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang

akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan

digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas

kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggunaan lahan tersebut (Hardjowigeno dan

Widiatmaka, 2007).

Kesesuaian lahan adalah kecocokan macam penggunaan lahan pada tipe lahan

tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda-beda tergantung pada kecocokan

potensi lahan terhadap kebutuhan macam penggunaan lahan tertentu. Evaluasi kesesuaia

lahan adalah penilaian kecocokan tipe lahan terhadap penggunaan lahan speifik, seperti

penggunaan lahan untuk tanaman jagung, padi, kopi, cengkeh, tempat rekreasi pantai

alam/hutan/budaya pemukiman, peternakan dan sebagainya. Kesesuaian setiap macam

penggunaan lahan dinilai, diklasifikasikan, dan disajikan untuk dapat dimanfaatkan oleh

pengguna lahan. Pada hakekatnya evaluasi kesesuaian lahan merupakan evauai kecocokan

potensi tipe lahan terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Evaluasi kesesuaian lahan harus

dilaksanakan secara menyeluruh (holistik), sesuai dengan prinsip dan tujuan evaluasi lahan

(Mahi, 2005)

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik

tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang
diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan

iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian

lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan

usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar

atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi

masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman

yang lebih sesuai (Sinukaban, 2005).

Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan

menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan

kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan,

tekstur tanah, warna tanah dan ketersediaan air, sedangkan kualitas lahan lebih merupakan

sifat tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban tanah, ketahanan terhadap

erosi dan bahaya banjir.

B. Tujuan

Untuk mengetahui tingkat kesuburan dan kesesuaian tanah bagi tanaman berdasarkan
tekstur, warna dan konsistensi tanah.
II. METODELOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum survei tanah dilaksanakan di lahan SMK 4 Garut Jl. Karangpawitan


Kabupaten Garut. Pada Tanggal 19 Januari 2020.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Bor tanah, Buku Munsell Colour
Chart, Buku panduan Praktikum, plastik, spidol dan buku catatan.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : Tanah dan Air.

C. Penentuan Titik Pengambilan Sample

Pengambilan sample dilakukan secara acak membentuk segi tiga yang berdekatan
dengan tanaman tertentu.

C1 Tanaman
Terong

C2 Tanaman C3 Tanaman
Sereh Pepaya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan

Kode Kedalaman Konsistensi


No Warna Tekstur
Sampel (cm) Basah Lembab
1 C1S1 30 5 Y/R 2,5/2 Lempung, liat berdebu Lekat Teguh
2 C1S2 60 5 Y/R 3/3 Liat berpasir Lekat Teguh
3 C2S1 30 5 Y/R 2,5/2 Liat berpasir Agak lekat Teguh
4 C2S2 60 5 Y/R ¾ Liat berdebu Lekat Teguh
5 C3S1 30 5 Y/R 2,5/2 Lempung berliat Lekat Gembur
6 C3S2 60 5 Y/R 4/4 Liat berdebu Lekat Teguh

C1 : Tanah berdekatan dengan tanaman Terong keadaan tanaman sehat.

C2 : Tanah berdekatan dengan tanaman Sereh keadaan tanaman sehat.

C3 : Tanah berdekatan dengan tanaman Pepaya keadaan tanaman sehat.

B. Pembahasan

1. Warna, Tekstur dan Konsistensi Tanah


Menurut Hardjowigeno (1985), warna tanah merupakan sifat morfologi yang paling
mudah dibedakan. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, misalnya warna
hitam menunjukan kandungan bahan organik tinggi. Warna merah menuntujan adanya
oksidasi bebas. Warna abu-abu atau kebiruan menunjukan adanya reduksi. Warna tanah
dapa ditentukan dengan buku Munsell Soil Color Chart penentuan nilai hue dimulai dari
spektrum dominan paling merah (5R) sampai spektrum dominan paling kuning (5y). Selain
itu, di dalam beberapa buku Munsell Soil Color Chart sering terdapat juga spektrum untuk
warna – warna tanah tereduksi (gley) dan kroma (chroma). Value tanah bernilai antara 2-8.
Semakin tinggi nilai value, maka warna tanah semakin terang, yang menandkan bahwa
jumlah sinar yang dapat dipantulkan oleh tanah tersebut semakin banyak.
Testur tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks dan terdiri atas tiga
fase yaitu padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir 50% menempati volume tanah yang
terdiri atas bahan-bahan mineral dan bahan organik. Dalam tanah terdapat pori-pori tanah
yang berada antara butiran fase padat yang diisi oleh fase cair dan gas. Data tekstur tanah
juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air tanah, retensi air, konduktifitas dan kekuatan
tanah.
Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan tanah
pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya
kohesi dan adhesi dengan berbagai kelembaban tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat
dilakukan dalam kondisi basah, lembab dan kering. Konsistensi lembab merupakan
penetapan tanah pada kondisi kasar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kering udara sedangkan dalam
keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari atau mudah tidaknya
membentuk bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau
tidak plastis). Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan menjadi konsistensi gembur sampai
teguh.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini tanah yang dijadikan sampel
memiliki warna yang sama dan ada juga warna yang berbeda. Pada sampel pertama Lapisan
pertama dengan kode sampel C1S1 yang diambil dilapisan atas pada kedalaman 30 cm
warna tanah menunjukan 2,5/2 dark reddish brown dengan tekstur Lempung, liat berdebu
dan konsistensi kondisi basah lekat agak plastis dan kondisi lembab teguh. Ulangan kedua
pada lapisan ketiga dengan kode sampel C1S2 yang diambil pada kedalama 30-60 cm
warna tanah menunjukan 3/3 dark reddish brown dengan tekstur liat berpasir, konsistensi
kondisi basah lekat plastis dan kondisi lembab teguh.
Sampel kedua pada lapisan pertama dengan kode C2S1 diambil dengan kedalaman
30 cm warna tanah menunjukan 2,5/2 dark reddish brown dengan tekstur liat berpasir,
konsistensi kondisi basah lekat agak plastis dan kondisi lembab agak teguh. Ulangan kedua
pada lapisan ketiga diambil pada kedalaman 60 cm dengan kode C2S2 warna tanah
menunjukan 3/4 dark reddish brown dengan tekstur liat berdebu, konsistensi kondisi basah
agak lekat agak plastis dan kondisi lembab teguh.
Sampel ketiga pada lapisan pertama dengan kode C3S1 diambil dengan pada
kedalama 30 cm warna tanah menunjukan 2,5/2 dark reddish brown dengan tekstur
lempung berliat, konsistensi kondisi basah lekat agak plastis dan kondisi lembab gembur.
Ulangan kedua pada lapisan ketiga dengan kode C3S2 warna tanah menunjukkan 4/4
reddish brown dan tekstur liat berdebu, konsistensi pada saat kondisi basah lekat agak
plastis dan konsisi lembab teguh.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigono, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakata.

Mahi, Ali Kabul. 2005. Survei Tanah dan evaluasi Lahan. Unila press. Bandar Lampung.

Sinukaban, N. 2005. Manual Inti tentang Konservasi Tanah dan Air di Daerah
Transmigrasi,PT. Indeco Duta Utama, Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai