Anda di halaman 1dari 17

Laporan Penelitian

Tentang Struktur Tanah di Kawasan Wisata Coban Jahe Desa Pandansari Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang
Gumilang Akhtar Rifqi Asya’bani1), Miftakhul Huda 2), Achmad Muzayin3), Miqdad
Haidar Al Asyrof 4).
SMA TAHFIDZ ASY SYADZILI
1)
g4khtar@gmail.com , 2) hudam4954@gmail.com 3) alamat email penulis ,
4)
alamat email penulis dst.

A. Pendahuluan
1. Pendahuluan
Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah akan selalu mengalami perubahan- perubahan
dari segi fisik, kimia ataupun biologi (Dariah dkk, 2004). Perubahan- perubahan ini terjadi
karena pengaruh berbagai unsur iklim, tetapi tidak sedikit pula yang dipercepat oleh tindakan
atau perilaku manusia. Kerusakan struktur tanah mengakibatkan berlangsungnya perubahan-
perubahan yang berlebihan misalnya kerusakan atau hilangnya lapisan tanah yang biasa dikenal
sebagai erosi tanah. Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang besar perannya
terhadap terjadinya longsor dan erosi (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Curah hujan merupakan suatu unsur iklim yang sangat berkaitan dengan erosi. Air hujan
yang jatuh ke bumi akan mengakibatkan pengikisan terhadap tanah yang dilaluinya sehingga
menyebabkan terjadinya erosi pada kemiringan lahan tertentu. Erosi tanah saat hujan merupakan
fenomena yang kompleks yang dihasilkan dari pelepasan dan pengangkutan tanah akibat
percikan hujan, penyimpanan (storage), aliran permukaan infiltrasi (Ellison, 1945). Hal penting
dari proses ini terkait dengan sejumlah faktor, yaitu intensitas curah hujan, laju infiltrasi, dan
limpasan permukaan, sifat tanah dan kondisi permukaan tanah seperti kelembaban tanah,
kekasaran tanah dan panjang lereng serta kecuraman lahan. Prediksi erosi didasarkan pada
model yang berasal dari pengukuran kehilangan tanah dari limpasan alam atau plot alat
pengukur hujan, meliputi lebar spektrum tanah dan kondisi topografi (Romkens dkk, 2002).
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Tentang
Struktur Tanah di Kawasan Wisata Coban Jahe Desa Pandansari Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang”. Dengan adanya penelitian ini di harapkan mampu mengetahui pengaruh
kemiringan lahan terhadap laju erosi tebing sungai menggunakan durasi variasi curah hujan.
2. Tujuan penelitian
a. Mengetahui PH tanah di Kawasan Wisata Coban Jahe Desa Pandansari Kecamata
Jabung
b. Mengetahui rata-rata kemiringan lahan di Kawasan Wisata Coban Jahe Desa Pandansari
Kecamata Jabung

B. Tujuan
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan atau data-data serta
informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang konkret, yang dapat diamati dan dapat di ukur. Jadi bukan kalimat tanya.
C. Dasar teori
1. Desa Pandansari
Merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur, daerah yang letak di salah satu kaki gunung semeru. Sebagian besar
penduduk Desa Pandansari mayoritas penduduk bekerja seabgai petani dan berkebun,
maka sektor penghasil utama atau mata pencarian penduduk Sebagian besar dari hasil
pertanian dan berkebunan.

2. Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi suatu wilayah yang meliputi
kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng. Topografi menjadi faktor dalam
proses pembentukan tanah yang mempengaruhi jumlah air hujan yang terserap tanah,
kedalaman air tanah, arah gerak air, dan besarnya erosi yang terjadi pada lahan.
Kondisi iklim seperti curah hujan dan temperatur dapat mempengaruhi keadaan
topografi. Lahan dengan jumlah curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan
pergerakan air yang turun melalui lereng menjadi semakin besar. Proses transpor- tasi
yang dihasilkan oleh air akan mengangkut lapisan tanah seperti unsur organik, unsur
hara, dan unsur tanah yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh energi kinetis yang
dihasilkan oleh tumbukan air hujan dengan permukaan tanah, besarnya intensitas
hujan, dan gerusan akibat aliran air pada lapisan permukaan tanah yang berpengaruh
terhadap proses pembentukan tanah
3. Kemiringan Lereng
Kemiringan pada lereng menunjukkan ukuran kemiringan terhadap bidang
datar yang dinyatakan dalam bentuk derajat atau persen. Lahan yang memiliki
persentase kemiringan besar akan berpotensi memperbesar aliran permukaan dan
energi angkutan. Energi angkutan yang besar mengakibatkan jumlah partikel-partikel
tanah yang terlepas dari permukaan akibat air hujan menjadi semakin banyak. Lereng
terdiri dari beberapa bagian seperti bagian puncak (crest), bagian cembung (convex),
bagian cekung (voncave), dan bagian kaki lereng (lower slope). Bagian puncak
merupakan daerah yang memiliki potensi gerusan paling tinggi dibandingkan daerah
bawahnya. Sedangkan bagian kaki merupakan bagian endapan hasil gerusan erosi
yang terjadi pada daerah puncak.
Tabel Klasifikasi kemiringan lereng

4. Teori tentang PH tanah


Tanah merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman. Dalam melakukan
budidaya tanaman kita harus mengetahui kondisi tanah, salah satu yang sangat penting
adalah kadar keasaman tanah (pH). Ukuran pH tanah berkisar antara 0 – 14, tanah dengan
pH 0 – 7 bersifat asam, sedangkan pH 7 – 14 bersifat basa. Tanah dengan pH rendah atau
tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsure hara artinya dimana tanaman mampu
menyerap optimal unsure hara pada kondisi pH netral yaitu pH 7.
Ada 5 faktor yang menyebabkan pH tanah rendah:
1. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah
kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam.
2. Adanya unsul Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.
3. Air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena drainase yang tidak
baik.
4. Dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalcium dari dalam tanah.
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Dengan mengetahui pH tanah, dapat menentukan tanaman apa yang cocok untuk
ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Untuk mengetahui tingkat pH tanah dapat menggunakan pH-meter atau dengan
menggunakan kertas lakmus. Adapun pengukuran pH tanah dengan menggunakan kertas
lakmus

Gambar grafik nilai pH tanah


Gambar 1.1: grafik ph tanah

D. Alat Bahan
1. Alat dan bahan mengukur kemiringan tanah
a) Alat yang dibutuhkan:
- Abney level

Gambar 1.2: abney level

- Tongkat ukur (yalon)


Gambar 1.3: tongkat ukur (yalon)

- Meteran

Gambar 1.4:meteran

- Kompas

Gambar 1.5: kompas

- Tongkat penanda
Gambar 1.6: tongkat penanda

b) Bahan yang dibutuhkan:


- Kertas bergaris
- Kertas HVS
- Pensil
- Penghapus dan penggaris
2. Alat dan bahan ukur tentang PH tanah
a) Alat ukur PH tanah:
- Alat PH/suhu tanah digital

Gambar 1.7: ala tph tanah digital

- Alat kertas Lakmus/kertas PH tanah


Gambar 1.8: kertas lakmus

b) Bahan:
- Air mineral (air jernih)
- Gelas
- Sendok
E. Skema kerja
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu studi literatur,
pengumpulan data, dan pengolahan data
 Lokasi
Lokasi penelitian ini berada pada kawasan wisata coban jahe Desa Pandansari Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang yang terletak pada koordinat 9’42”,204 LU dan 112’.45”,201
BT.

Gambar 1.9 : Lokasi penelitian


Sumber: Googlemaps

Gambar 2.0: titik lokasi penelitian


Sumber: Googlemaps

1. Pengukuran kemiringan lahan


Kita melakukan penelitian pada hari Jum’at tanggal 24 November 2022 pukul
08:00 – 15:00 WIB di Daerah Coban Jahe. Selanjutnya menentukan lahan untuk
mengetahui kemiringan suatu lahan,kemudian mencari empat titik yang akan di ukur dan
antara titik ke titik lain memiliki panjang 25 meter. Setelah menemukan empat titik
tersebut dan di tandai dengan tongkat penanda (yalon), kemudian mulai mengukur lebar
sungai dan mengukur kemiringan di antara 25 meter dengan menggunakan adney level
dari titik A ke D ,titik D ke C, titik C ke B, titik B ke A terus kita mengukur titik
D`(tengah sungai) ke titik A dan titik D , C` ( tengah sungai ) ke titik B dan titik C.
Setelah mengukur semua titik maka di gambar di kertas HVS dan kertas bergaris
kemudian scan kedua kertas tersebut untuk di masukan suatu laporan.
2. Pengukuran tentang PH tanah
Pengukuran PH tanah di Kawasan aliran Coban Jahe mempersiapkan alat – alat antara
lain Bor tanah, kertas lakmus, cup, air bersih, tabel PH tanah, kertas dan pensil
selanjutnya melakukan pengeboran kedalaman 1 meter, setiap 10 cm tanah di pisah dan di
masukan kedalam cup untuk di ukur PH tanahnya.
Pengukuran PH tanah di lakukan dari tanah pertama, tanah bagian 50 cm dan tanah
bagian 1 meter, selanjutnya kita beri air 1 banding satu dengan tanah dan di aduk sampai
larut, kemudian tunggu sampai mengendap setelah mengendap kita masukan kertas
lakmus selama 1 menit dan hasilnya kita samakan dengan tabel PH tanah setelah itu di
catat keterangan hasilnya di dalam tabel.
F. Data pengamatan
1) Hasil pengamatan kemiringan lahan
- Penampang atas

Gambar 2.1 : Peta penampang atas


Panjang dan lebar Sudut kemiringan Lebar sungai
A–B 25 Meter A–B 8° C’ 10 Meter
B–C 25 Meter B–C 10° D’ 7,8 Meter
C–D 25 Meter C–D 0,2°
D–A 25 Meter D–A 4°
A – D’ 18°
D’ – D 15°
B – C’ 1°
C’ - C 6°

- Penampang samping

Gambar 2.2 : penampang Samping

Dari hasil penelitian kami di daerah aliran Coban Jahe disimpulkan bawasannya rata
rata agak curam

2) Hasil penelitiahan tentang PH tanah:


a. PH tanah dalam keadaan basah
b. Tanah Kedalaman 0m Kedalaman 50m Kedalaman 100m
basah
Warna Coklat agak Coklat Coklat
kehitaman
Kesimpulan asam Basa Basa Basa
tanah
Ukuran ph tanah 6 7 7
Tekstur tanah Lengket agak Lengket kuat Lengket kuat
gembur
Gambar 2.3:hasil ph tanah basah

c. PH tanah dalam keadaan kering


a. Tanah Kedalaman 0m Kedalaman 50m Kedalaman 100m
kering
Warna Coklat Coklat Coklat
Kesimpulan asam Basa Basa Basa
tanah
Ukuran ph tanah 5,5 6,7 6,7
Tekstur tanah Berdebu dan sedikit Agak keras Agak keras
ada batu krikil

G. Pembahasan
1. Hasil pengukuran tanah
Dari hasil penelitian kami di daerah aliran Coban Jahe Desa Pandansari Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang hasilnya sebagai berikut dalam tabel di bawah ini:
Panjang dan lebar Sudut kemiringan Lebar sungai
A–B 25 Meter A–B 8° C’ 10 Meter
B–C 25 Meter B–C 10° D’ 7,8 Meter
C–D 25 Meter C–D 0,2°
D–A 25 Meter D–A 4°
A – D’ 18°
D’ – D 15°
B – C’ 1°
C’ - C 6°
Hasil ini menunjukkan tingkat kemiringan lahan menunjukkan kelas III (agak curam)

2. Hasil pengamatan tentang PH tanah


a) Keadaan tanah basah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah aliran Coban Jahe
menunjukkan ukurannya adalah antara 6-7 PH dalam keadaan basah, sehingga tanah
tersebut cocok untuk ditanami tanaman sebagai berikut:

Tanaman yang cocok ditanami pada tanah PH 6 - 7

Bayam Kentang

Bawang merah Kubis

Bawang putih Lobak

Kemangi Mawar

Buncis Melon

Brokoli Nanas

Cabe Sledri

Daun bawang Selada

Jagung manis Strawberry

Kembang kol Sawi

Ketimun Sawi pahit

Kacang Terong

Kacang polong Tomat

Ubi Wortel

Ubi jalar Labu

Kangkong

b) Keadaan tanah kering


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah aliran Coban Jahe
menunjukkan ukurannya adalah antara 5,5 - 6,7 PH dalam keadaan kering, sehingga
tanah tersebut cocok untuk ditanami tanaman sebagai berikut:
Tanaman yang cocok ditanami pada tanah PH 5,5 – 6-7

Bayam Kentang

Bawang merah Kubis

Bawang putih Lobak

Kemangi Mawar

Buncis Melon

Brokoli Nanas

Cabe Sledri

Daun bawang Selada

Jagung manis Strawberry

Kembang kol Sawi

Ketimun Sawi pahit

Kacang Terong

Kacang polong Tomat

Ubi Wortel

Ubi jalar Labu

Kangkung Semangka

H. Kesimpulan
Hasil yang kami temukan bahwa dengan lahan kemiringan dan PH tanah seperti ini maka, lahan
ini dapat ditanami
I. Daftar Pustaka

J. Lampiran
Gambar 2.4: berdoa Bersama Gambar 2.5:mengukur pamajamg titik

Gambar 2.6: kegiatan mengukur Ph Tanah

Gambar 2.7 : Tanah keadaan basah

Gambar 2.8 :Kegiatan Mengebort Tanah

Gambar 2.9 : Hasil PH tanah Keadaan Basah


Gambar 3.0 : Kegiatan Mengukur Kemiringan Gambar 3.1 : Foto Anak Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai