Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) merupakan komponen
penyusun permukaan bumi. Dalam pengertian sehari-hari tanah dapat diartikan
sebagai tempat manusia melakukan aktivitasnya. Tanah menurut Food and
Agriculture Organization (FAO) merupakan suatu benda alami, yang terdiri dari
lapisan (horizon tanah) yang disusun oleh lapukan bahan mineral, bahan organik,
dan, air. Selain tanah, ada juga istilah lahan. Lahan berbeda dengan tanah karena
lahan mencakup faktor-faktor fisik dan biologis yang mendukung kepentingan
manusia, dalam mata kuliah ini yaitu pertanian.
Tanah mempunyai arti penting bagi pertanian. Fungsi utama tanah dalam
pertanian dalam arti luas adalah sebagai media tumbuhnya tanaman. Tanah
menjadi tempat berjangkarnya akar tanaman juga penyedia unsur hara yaitu bahan
mineral. Tanah juga berfungsi sebagai penyedia air bagi tanaman.
Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting. Dengan
bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan
pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa
manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah. Maka kemudian
terlahirlah ilmu tanah.
Ilmu tanah adalah pengkajian tentang berbagai macam aspek tanah seperti
pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi,
biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya.
Tanah dapat dikaji melalui dua pendekatan: Pedologi merupakan ilmu tanah yang
mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam yang berada dipermukaan
bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dengan faktor
pembentuknya; serta edaplogi yang mempelajari tanah sebagai suatu alat produksi
pertanian yaitu yang mempelajari tanah sebagai alat dengan hubungannya
pada tanaman.
Sebagai manusia biasa mungkin kita hanya dapat mempelajari sedikit
tentang sifat sifat tanah , struktur tanah, tekstur tanah maupun pengetahuan
tentang unsur-unsur yang terkandung dalam tanah. Tanah merupakan kendaraan
pokok bagi kegiatan pertanian manusia, oleh karena itu mempelajari ilmu
tanah sangat penting guna menunjang kegiatan pertanian di masa mendatang.
Disinilah pentingnya membekali kegiatan praktikum mengenai ilmu tanah
bagi mahasiswa pertanian yang notabene akan menjadi generasi yang akan
berjuang memajukan dunia pertanian Indonesia.
1.2.Tujuan
1. Mengenalkan cara menduga ciri-ciri dan kesuburan tanah berdasarkan faktor
pembentuk tanah
2. Menetapkan tekstur tanah dengan metode perasaan
3. Mengenalkan cara mengambil contoh tanah utuh, contoh tanah agregat, dan
contoh tanah terganggu
4. Mengenalkan cara mengamati sifat-sifat morfologi tanah melalui profil tanah
Latosol dan Podsolik di kebun percobaan IPB Cikabayan
5. Mengenalkan macam-macam pupuk
6. Mengenalkan cara mengiterpretasi data sifat fisika tanah hasil analisis
laboratorium dan mengenalkan data sifat kimia tanah yang berkaitan dengan
ketersediaan unsur hara
7. Menentukan status unsur hara di dalam tanah, menghitung kebutuhan pupuk, dan
menghitung kebutuhan kapur
8. Mengenalkan informasi yang disajikan di dalam peta geologi, peta topografi, dan
peta satuan lahan
9. Mengenalkan informasi yang disajikan di dalam peta satuan lahan, peta
kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan
Bab II
Bahan dan Metode
2.2 Prosedur
2.2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
1. Memprediksi tingkat kesuburan tanah berdasarkan bahan induk
2. Memprediksi ciri-ciri tanah berdasarkan lokasi
3. Memprediksi ciri-ciri tanah berdasarkan vegetasi
4. Memprediksi bentuk lereng, kedalaman solum dan tingkat erosi
berdasarkan kondisi lereng
5. Memprediksi sifat-sifat tanah di Bogor
2.2.2 Tekstur, Warna, dan Konsistensi
Warna Tanah
1. Ambil sedikit tanah kering
2. Cocokkan dengan salah satu warna pada buku Munsell
3. Catat warna tanah, dengan menuliskan ketiga dimensinya yaitu
Corak yang terletak pada kanan atas lembar Munsell, Nilai yang
terdapat pada bagian kiri halaman, dan Kroma yang terletak pada
bagian bawah halaman
4. Ambil sedikit tanah dan basahi dengan air
5. Cocokkan dengan salah satu warna pada buku Munsell
6. Catat warna tanah
7. Amati perbedaan warna tanah dalam kondisi basah dan kering.
Tekstur
1. Ambil sedikit tanah
2. Basahi dengan sedikit air
3. Pilin tanah dengan ibu jari dan telunjuk sambil diperhatikan rasa
kasar, lengket dan licinnya.
4. Tentukan tekstur tanah dengan memperhatikan sifat dominan yang
dirasakan. Kasar menunjukkan komponen pasir, lengket
menunjukkan komponen liat dan licin menunjukkan komponen
debu
5. Tekstur tanah dapat pula ditentukan dengan segitiga tekstur.
Caranya, nilai persen debu yang diketahui dari data komposisi
tanah ditarik ke kiri bawah, nilai persen liat ditarik ke kanan bawah
dan persen pasir ditarik ke kiri atas
6. Tekstur pertemuan diantara ketiganya menunjukkan tekstur tanah.
Konsistensi tanah
1. Konsistensi tanah ditentukan dalam keadaan basah untuk
menentukan kelekatan dan sifat plastis tanah
2. Basahi tanah
3. Tekan pasta tanah diantara ibu jari dan telunjuk dan renggangkan
4. Tentukan kelekatan tanah dengan memperhatikan hal berikut ;
Jika tanah sangat melekat dan diperlukan tenaga besar untuk
merenggangkan jari maka tanah Sangat Lekat
Jika tanah melekat dan terasa ada gaya yang melawan saat jari
direnggangkan maka tanah Lekat
Jika hanya sebagian tanah yang melekat pada jari saat jari
direnggangkan maka tanah Agak Lekat
Jika tanah terlepas saat jari direnggangkan maka tanah Tidak
Lekat
5. Tentukan plastisitas tanah dengan memperhatikan hal berikut :
Jika dapat dibentuk dan bentuknya sulit diubah maka tanah
Sangat Plastis
Jika dapat dibentuk dan sedikit tekanan dapat mengubah bentuk
tanah maka tanah Plastis
Jika tanah dapat dibentuk tapi bentuknya mudah berubah maka
tanah Agak Plastis
Jika tanah tidak dapat dibentuk maka tanah Tidak Plastis
2.2.3 Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit
1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh
Tetapkan lokasi pengambilan contoh tanah, kemudian bersihkan
dan ratakan permukaan tanah seperlunya
Letakkan tabung tegak lurus di atas tanah dengan bagian tajan
menghadap bawah kemudian buat parit dengan cara menggali
tanah di sekeliling tabung dengan cangkul sampai hampir
endekati tabung
Letakkan penekan rata dan seimbang diatas tabung, kemudian
tekan pelanpelan. Jangan melakukan pemukulan kecuali yakin
bahwa tekanan pukulan menyebar merata
Ketika tabung sebagian besar telah masuk kedalam tanah dan
tersisa sekitar 1 cm diatas permukaan tanah letakkan
tabungkedua berukuran sama di atas tabung pertama. Gunakan
tabung yang kedua sisinya rata atau jika menggunakan tabung
dengan salah satu sisi tajam, letakkan bagian tajam menghadap
ke atas
Tekan bersaa-sama kedua tabung tersebut ke dalam tanah.
Hhindari terjadinya gelinciran atau pergesaran antara kedua
tabung. Kedua tabung harus selalu dalam posisi lurus. Tekan
kedua tabung ke dalam tanah hingga tabung kedua masuk
sekitar 2-3cm
Gali kedua tabung dari dalam tanah dengan hati-hati dengan
cara mencungkil dasar parit kearah bawah tabung
Bersihkan tanah dari sekeliling tabung dan posisikan tabung
pertama berada di bagian atas. Hindari jangan sampai tabung
kedua terlepas dari tabung pertama
Potong bagian tanah di ujung tabung pertama hingga rata
dengan permukaan tabung dengan menggunakan pisau tajam.
Segera tutup dengan penutup tabung
Pisahkan tabung pertama dari tabung kedua dengan hati-hati.
Jika perlu korek sedikit tanah di pinggir tabung kedua sehingga
mudah dilepas
Potong tanah di tabung pertama seperti langkah dan segera tutup
dengan penutup tabung
Beri identitas dengan kertas label pada tutup tabung dan simpan
dalam kotak tabung
2. Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh
Bersihkan permukaan tanah yang akan diambil contohnya
Cangkul tanah hingga diperoleh bongkahan tanah dengan
diameter 15-20 cm
Simpan bongkahan dalam kantung plastik
Beri identitas
Simpan contoh tanah dalam kotak penyimpanan
3. Pengambilan Contoh Tanah Terganggu
Bersihkan permukan tanah yang akan diambil contohnya
Ambil contoh tanah dengan menggunakan sangkul sampai
kedalaman yang diinginkan
Untuk satu contoh tanah terganggu diambil dari beberapa buah
anak contoh yang kemudian dikompositkan dengan cara campur
merata anak contoh tanah dikumpulkan diatas karung plastik,
lakukan quartering sampai didapat contoh tanah representatif
kurang lebih 1kg
Masuklah contoh tanah hasil komposit ke dalam kantong plastik,
ikat dnegan karet gelang dan beri identitas
2.2.4 Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
1. Menentukan lokasi pengamatan yang sesuai dengan kriteria
pengamatan.
2. Menentukan batas-batas horizon dengan membedakan warna dan
teksturnya. Apabila warna tanah tidak bisa dibedakan, penentuan
batas horizon dilakukan dengan menusuk-nusuk tanah dengan
pisau, agar ada perbedaannya.
3. Menentukan warna tanah setiap horizon, dengan cara mengambil
sedikit tanah setiap horizon dan dicocokkan dengan buku Munsell
Soil Color Chart.
4. Menentukan tekstur, struktur, dan konsistensi tanah, dengan cara
mengambil sedikit tanah setiap horizon lalu tanah dipijat-pijat atau
ditekan-tekan.
5. Mengamati akar yang ada pada profil tanah setiap horizon.
6. Menentukan informasi tambahan terkait data profil tanah, seperti
vegetasi, cuaca, penggunaan tanah, relief di lingkungan sekitar
tanah yang diamati dan lain-lain.
7. Mencatat semua informasi pada tabel data profil tanah yang ada di
halaman terakhir Modul Praktikum Pengantar Ilmu Tanah.
2.2.6 Pengenalan Data Sifat Kimia Tanah dan Sifat Fisika Tanah
1. Sediakan modul praktikum data sifat kimia tanah dan sifat fisika
tanah lalu bacalah modul tersebut
2. Tersedia tabel data sifat kimia tanah dengan pH 1:1, Walkley &
Black, Kjeldhal, Bray I (P), Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd, KTK,
Al-dd, dan H-dd yang sudah diketahui
3. Hitung bahan organik dengan rumus 1,724 x C-org dan masukkan
data ke tabel
4. Hitung nilai nisbah C/N dengan cara membagi nilai C-org dengan
N-total (telah diketahui)
MR P2O5
5. Hitung ppm P2O5 dengan cara Ar P2 x P
MR K20
6. Hitung K2O dengan cara Ar K2 x K-dd. Sebelumnya K-dd
dikonversi dahulu ke ppm
7. Hitung KB dengan rumus 100%
8. Analisis tekstur tanah dengan tabel data tekstur tanah dan diagram
segitiga tekstur
b. Ciri ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah
hujannya
Lokasi Ciri ciri tanah
Jawa Barat dengan Tanah latosol, solum tebal, erosinya tinggi,
curahhujan> pencucian hara dan bahan organic tinggi, warna
3500mm/tahun tanah coklat, merah dan kuning
Nusa Tenggara Barat Tanahnya berwarna gelap, erosinya rendah,
dengan curah hujan pencucian hara dan bahan organik rendah
1300mm/ tahun
c. Ciri ciri tanah yang terletak di bawah vegetasi hutan lebat, padang
rumput, dan tanah gundul
Vegetasi di atas Ciri ciri tanah
tanah
Hutan lebat Tanah subur karena mengandung banyak unsure hara,
warna tanah gelap, water holding capacity tinggi
Padang rumput Tanah berwarna lebih terang dari pada hutan lebat tetapi
lebih gelap daripada tanah gundul, water holding capacity
sedang
Tanah gundul Tanah berwarna terang, water holding capacity rendah
d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang teradi pada suatu
sekuen
Tempat di Bentuk lereng*) Kedalaman Erosi***)
lereng solum**)
Atas Cembung Sedang Sedang
Tengah Datar Dangkal Tinggi
Bawah Cekung Dalam Rendah
*)Cembung/cekung/datar **)Dangkal/sedang/dalam **)Rendah/sedang/tinggi
Kejenuhan Al (KA)
kjeldhal
Bra
Bahan Organik
C/ O5 K
N- N
CT C- Ca- Mg - K2 Na KT Al- H-
tot P K
K org dd -dd d 0 -dd K dd dd
H2 al
C d
O
l ------------ p
----- -----(me/100 ----(me/100 g)- -(me/100
(%)------------ p % %
(ppm)--- g)----- ---- g)-
---- m
1 5,0 4, 2,5 4, 0,2 19, 10, 46, 8,3 2,0 0, 1, 33 0,7 18, 6 0,1 0,2 1,
0 3 5 3 3 11 20 72 0 0 7 7 3,7 2 91 2 9 1 0
0 9 1 1 0
2 5,5 4, 2,8 4, 0,2 19, 12, 55, 9,4 1,6 0, 1, 28 0,6 18, 6 Tr 0,2 -
0 7 7 9 6 03 20 88 7 7 6 4 6,8 4 51 6 0
0 4 1 7 7
3 6,0 5, 1,4 2, 0,1 16, 7,3 33, 5,7 2,2 0, 1, 24 0,9 24, 3 Tr 0,2 -
0 3 3 4 5 35 0 43 7 2 5 2 9,1 2 43 8 0
0 6 3 7
4 4,5 3, 1,4 2, 0,1 16, 91, 42 4,9 1,7 0, 2, 41 0,5 16, 4 1,2 0,3 7,
0 8 3 4 5 43 80 0,5 4 4 8 1 8,3 3 88 7 5 6 4
0 6 0 9 4 0
5
5 4,7 4, 1,2 2, 0,1 16, 30, 14 4,9 2,1 0, 1, 32 0,6 16, 4 0,6 0,2 3,
0 0 7 1 3 84 60 0,5 0 0 7 6 9 1 70 9 2 0 7
0 8 0 0 8 1
7
6 5,2 4, 1,6 2, 0,1 16, 21, 98, 5,1 1,2 0, 1, 26 1,1 17, 4 Tr 0,2 -
0 4 0 7 7 22 50 48 1 8 5 3 3,2 1 60 5, 0
0 5 6 4 7
9 9
7 6,6 - 1,1 1, 0,2 7,5 23, 10 2,4 1,2 0, 0, 10 0,0 12, 3 - - -
3 0 8 5 8 45 7,4 5 8 2 5 8,2 2 24 2,
9 1 3 5 5
4 1
8 4,5 3, 0,8 1, - - - - 6,6 0,7 0, 0, 51, 0,1 11, 1 - - -
7 7 8 5 9 1 1 2 7 2 01 4,
0 1 1 6 8
5 0
9 4,3 3, 1,1 1, - - - - 0,7 0,7 0, 0, 65, 0,2 11, 1 - - -
4 7 4 9 3 1 1 3 8 2 59 5,
2 6 4 3 5
7 3
10 4,5 3, 0,6 1, - - - - 0,5 0,8 0, 0, 94 0,2 8,1 2 - - -
7 8 4 1 5 5 2 4 4 2 2,
3 0 0 8 6
2 6
11 5,5 - 0,4 0, - - - - 3,0 0,4 0, 0, 32, 0,0 10, 3 - - -
2 6 7 4 2 0 1 9 3 98 3,
9 7 6 4
8 2
15
K = 100 x 666.67 = 100 kg K
100
Kekurangan K dari KCl = x 50 = 100 kg KCl
50
Satuan Peta Tanah (SPT) adalah suatu konsep kelompok dari satu sampai
banyak delinesai yang diidentifikasi dengan nama yang sama dalam suatu
survei tanah yang berisi informasi meliputi informasi tentang karakteristik
tanah dan karakteristik lahan (lingkungan) yang terkait dengan proses
pembetukan dan potensi penggunaannya.
3.1.9. Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta
Kesesuaian Lahan
a. Tiga satuan lahan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor
No Satuan Lahan Uraian
a) Landform
- Deskripsi umum : Dataran Berbukit
kecil di atas hufa vulkanik asam ( V88)
- kemiringan : 26-40%
BTG (Batuapung)
- Relief : 11-50
1 Nanggung, Cigombong,
b) Litologi : Tefra berbulir halus,
Jasinga, Tenjo
alluvium muda berasal dari vulkanik
hufit breksi
c) Assosiasi tanah :
Dystropepts,Dystrandepts Tropudults
a) Landform
- Deskripsi Umum : lembar-lembar tufa
sedang yang tertoreh pada daerah
dataran tinggi (V 43)
- Kemiringa : 16 25 %
CKU (Buludowang)
2 - Relief : 11- 50 m
Tanjungsari, Canu
b) Litologi: Tefra berbutir halus, tefra
berbutir kasar, alluvium muda, berasal
dari vulkanik.
c) Assosiasi tanah: Gunrandepts,
Troporthents
a) Landfrom
- Deskripsi Umum : Moderately step
hills on basal hc volcanics (V52)
GSM (Gunung
- Kemiringan : 16-25%
Samang) babakan
3 - Relief : 51-300 m
Madang, Parung
b) Litologi : Basalt, Andesite, Fine-
Panjang
grained lephra breccias.
c) Assosiasi tanah : Eutropepts,
Tropudults
b. Perbedaan antara Kemampuan Lahan dengan Kesesuaian Lahan
Peta Kemampuan Lahan adalah peta yang menyajikan hasil evaluasi
kemampuan lahan pada suatu wilayah. Peta ini dikembangkan oleh USDA.
Sistem klasifikasinya dikelompokkan berdasarkan kelas dan subkelas. Kelas
I-IV digunakan untuk bidang pertanian. Kelas V-VI digunakan untuk bidang
peternakan. Kelas VII-VIII digunakan untuk bidang kehutanan.
Peta Kesesuaian Lahan adalah peta yang menyajikan tingkat kecocokan
dari sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian
lahan dikembangkan oleh FAO (1976). Sistem klasifikasinya
dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu order, kelas, subkelas, dan unit.
Order dibagi menjadi order S dan order N. Order S (sesuai) terdiri dari kelas
S1 (sangat sesuai), kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marginal).
Order N (tidak sesuai) terdiri dari kelas N1 (tidak sesuai saat ini) dan kelas
N2 (tidak sesuai untuk selamanya).
d.3. Sawah
Kelas Kesesuaian
No. SPT Faktor Penghambat
Lahan
1 f
2 s
3 s
5 n
6 w
1 S2 7 w
8 t-g
11 s
26 n
27 w
28 w
12 t-w
15 t
2 S3 19 t-g
25 t-g
29 w
Keterangan : s : kedalaman efektif; tekstur di daerah pedalaman; kapasitas
menahan air
t : topografi
f : bahaya banjir; genangan
n : tingkat kesuburan tanah
g : periode untuk pertumbuhan/ growing periode
w : ketersediaan air irigasi
Perhitungan
a. Distribusi ukuran pori dan air tersedia
PDSC (Pada No. 3)
Porositas Tanah PF 1 = 53,14 42,20
= 10,94
PDC (Pada No. 3)
KA PF1 KA PF 2 = 42,20 35,53
= 6,86
PDL (Pada No. 6)
KA PF 2 KA PF 2,54 = 36,98 31,46
= 5,52
b. Kandungan bahan organik tanah, nisbah C/N tanah, kandungan P dan K
tersedia dalam tanah (P2O5 & K2O), kejenuhan basa, kejenuhan Al
Bahan Organik
= C Organik x 1,724
= 2,55 x 1,724
= 4,39 %
Nisbah C/N
= C Organik / N Total
= 2,55 / 0,23
= 11,08
P2O5
P = 10,2 ppm
K-ppm
K2O ppm
(231)+(516)
Ppm P2O5 = 10,2 ppm
231
62+80
= 62 10,2 ppm
= 23,36 ppm P2O5
KB
K = 0,71 me / 100 g tanah
Dalam 100 g tanah = 0,71 me K
= 0,71 x 39 mg K
= 27,69 mg K/100 g tanah
27,69 mg K 27,69 mg K 10
= x =276,9 ppm
100 g tanah 105 10
K2O
(239)+16
= ppm K
78
(239)+16
= 276,9
78
= 333,7 ppm K2O
Kejenuhan Basa
Basa
= 100 %
KTK
Ca-dd+Mg-dd+K-dd+Na-dd
= 100 %
KTK
8,30+2+0,71+0,72
= 100 %
18,91
= 62%
Kejenuhan Al
= ( asam)/KTK 100 %
= (Al-dd)/KTK 100 %
= 0,19/18,91 100 %
= 1,00 %
c. Kebutuhan kapur dan pupuk
Kebutuhan pupuk
2). Diketahui : 200 kg N Phonska (15-15-15)
100 kg P Urea (45%)
150 kg K KCl (50% K2O)
Ditanya : Banyak pupuk phonska dan pupuk lain untuk memenuhi kebutuhan
lahan ?
Jawab :
100
100 kg P = x 100 = 666,67 kg pupuk majemuk
5
15
Kandungan N dalam phonska = 100 x 666,67 = 100 kg N
100
Kekurangan N dari urea = x 100 = 222,22 urea
45
15
K = 100 x 666.67 = 100 kg K
100
Kekurangan K dari KCl = x 50 = 100 kg KCl
50
Kebutuhan kapur
Diketahui :
Daya Netralisasi = 80%
Dosis kapur setara 1,5 x Al-dd
BI tanah 1g/cm3
Kedalaman tanah 20 cm
Partikel densitas 2,6g/cm3
BA Ca=40, C= 12, O=16
Ditanya : Kebutuhan Kapur (ton CaCO3/ha)
Jawaban :
Contoh Latosol Cisasah Sukajadi
Jumah CaCO3 yang diperlukan per 100g tanah
= 1,5 x 0,62me CaCO3/100g
= 0,93meCaCO3/100g=0,93x 100/2mgCaCO3/100g
= 46,5 mgCaCO3/100g= 465mgCaCO3/kg
Bobot tanah 1ha=2x106kg, maka CaCO3 yang diperlukan adalah
= 465mg CaCO3/kg x 2 x 106 kg
= 465 x 10-6 kg CaCO3/kg x 2 x 106kg
= 930 kg CaCO3/ha
= 0,93 ton CaCO3/ha
Daya Netralisasi 80% maka jumlah kapur= 100/80 x 0.93 ton=
1.1625 ton/ha
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR ILMU TANAH
Oleh
Kelompok (1-Jumat)
A24150159
Nama Asisten :