Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan praktikum ini adalah Kurikulum 1992 semester
ganjil dengan jam praktek lapang 40 jam. Sub pokok bahasan ini yang akan
di praktekkan yaitu genesa tanah, morfologi tanah, konserfasi tanah,
penggunaan tanah, dan survey tanah. Praktek ini untuk mensinergikan antara
teori yang diterima mahasiswa di kelas dengan kondisi yang nyata di
lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami secara baik konsep tanah
dalam kaitannya dengan Ilmu Tanah.

B. Tujuan Praktek
1. Tujuan Instruksional Umum
Pelaksanaan praktek lapang ini di maksudkan untuk melatih
mahasiswa menerapkan dan membandingkan antara teori dan kenyataan
di lapangan dan terampil dalam memecahkan masalah yang berhubungan
dengan mata Kuliah Ilmu Tanah, serta di harapkan dapat membantu dan
menumbuhkan sikap cinta Lingkungan sekitarnya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Pelaksanaan praktek lapang ini di harapkan mahasiswa :
1) Dapat mengetahui faktor-faktor pembentuk tanah di lokasi praktek
lapang.
2) Dapat menggambarkan morfologi tanah di lokasi praktek lapang.
3) Dapat mengetahui praktek lapang tentang konservasi lahan yang
harus di lakukan dalam pengelolahan lahan di lokasi praktek lapang.
4) Dapat mengenal jenis penggunaan jenis lahan di lokasi praktek
lapang.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 1


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

5) Dapat mengetahui cara survey tanah.


6) Dapat membuat satu analisa prosfeklingkungan hidup pada suatu
gejala alam yang telah di manfaatkan oleh penduduk utamanya di
lokasi praktek lapang.
C. Lokasi Praktek lapang
Adapun lokasi praktek lapang mata kuliah Geografi Tanah kali ini
adalah di Kabupaten Gowa dengan mengambil beberapa sampel di tempat
tersebut.
D. Waktu
Praktek lapang mata kuliah Geografi Tanah dilaksanakan pada hari
sabtu tanggal Desember 2006 s/d hari minggu tanggal Desember 2006.
E. Alat dan Bahan
a. Nama Alat
1. Kompas geologi : 1 Buah
2. Kompas Biasa : 10 Buah
3. Rool meter : 1 Buah
4. Altimeter : 1 Buah
5. Klinometer : 1 Buah
6. Kertas Lakmus : 10 Lembar
7. Megaphone : 1 Buah
8. Papan pengalas : 10 Buah
9. Bor Tanah : 1 Buah
10. Munsel Soil Color : 1 Buah
11. Tabung Reaksi : 21 Buah
12. Peta Tanah : Perkelompok
13. Peta Topografi : Perkelompok
14. Peta Geologi : Perkelompok
15. Whiteboord dan Spidol : 1 Paket

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 2


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

16. EC meter : 1 Buah


17. Kamera digital : 1 Buah
18. Pisau Lapangan : Perkelompok
19. Ring Sampel : 160 Buah
20. Polibeg : 160 Buah
21. Kertas Label : 1 lembar
22. Pulpen OHP : 1 Paket
23. Global Posision Sistem (GPS) : 1 Buah
24. Abney Level : 2 Buah
25. Alat Penggali Tanah : Perkelompok
b. Nama Bahan
1. Air Aquades : 1 Botol
2. Larutan H2O2 10 % : 1 Botol
3. Larutan KCl : ½ Botol
4. Larutan HCl : ½ Botol
5. Kertas bergaris folio : ½ Rim
6. Kertas HVS : ½ Rim
7. Pensil : 10 Buah
8. Steep : 10 Buah

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 3


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tanah Dan Geografi Tanah


Tanah merupakan unsur yang paling penting bagi geografi,
utamanya dalam aspek geomorfologi, sedangkan tanah dapat ditinjau dari
beberapa segi antara lain : geologi, pertanian, peternakan, kehutanan dan
teknik. Ahli bidang tersebut akan mempunyai pandangan dan devinisi tanah
yang berbeda-beda.
Tanah adalah akumulkasi tubuh alam yang bebas menduduki
sebagian besar tubuh bumi dan mempunyai sifat-sifat tanah sebagai akibat
pengaruh iklim dan organisme yang bekerja terhadap batuan induk pada relif
tertentu dalam jangka waktu tertentu pula serta mampu menumbuhkan
tanaman.
Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral,
bahan organic, dan endapan-endapan yang relative lepas (loose), yang
terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative
lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atau oksida-oksida yang
mengendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara partikel-partikel dapat
berisi air, udara ataupun keduanya. Proses pelapukan batuan atau proses
geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk
tanah.Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat berupa proses fisik
maupun kimia. Proses pembentukan tanah secara fisik yang mengubah
batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat erosi, angin,
air, es, manusia, atau hancurnya partikel tanah akibat perubahan suhu atau
cuaca.
Kurangnya perhatian kita disebabkan karena pengertian dan
pandangan terhadap tanah itu berbeda-beda. Kebanyakan orang

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 4


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

mengartikan tanah sesuai dengan bidang dan manfaatnya. Tanah bagi


seorang insinyur pertambangan diartikan sebagai bahan rombakan yang
menutupi singkapan - singkapan mineral yang ia harus gali.
B. Faktor Pembentuk Tanah
Syarat utama terbentuknya tanah ada dua, yaitu : terdapat bahan
induk dan adanya factor yang mempengaruhi bahan atas tanah mineral dari
bahan yang tidak keras/regolit yang meliputi batuan asal yang mengalami
proses penghancuran dan peluruhan serta dekomposisi yang kemudian
menghasilkan regolit. Pada umumnya proses tersebut adalah proses
deskriptif.
Untuk memudahkan cara penguraian proses pembentukan tanah
dalam garis besarnya dibedakan atas :
a. Proses pelapukan
b. Peoses penghancuran
Kedua proses ini sukar dibedakan dan pada umumnya terjadi
persamaan. Proses pelapukan adalah penghancuran fiosik dan kimia dari
batuan karena mineral-mineral dalam batuan tersebut tidak dalam
keseimbangan dengan suhu, tekanan dan kelembaban yang ada. Sedangkan
perkembangan tanah yaitu penyusunan tubuh tanah dengan organisme dan
morfologi tertentu.
 Faktor-faktor pembentuk tanah ada lima, yaitu :
Pembentukan suatu jenis tanah ditentukan oleh kerjasama
beberapa factor pada batuan induk. Factor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi proses perjalanan pembentukan tanah di sebut factor-
faktor pembentukan tanah yang meliputi ; T = tanah (soil), ik = Iklim, h =
Mahluk hidup, b = Bahan induk, t = Topografi, dan w = Waktu. Hubungan
kelima factor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
T = f (ik. h. b. t. w)

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 5


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Iklim Setiap sifat tanah merupakan fungsi dari pengaruh kolektif


semua faktor pembentuk tanah, Joffe membagi faktor-faktor pembentuk
tanah menjadi dua yaitu :
a. Faktor pasif, meliputi sumber massal pembentuk tanah dan kondisi-
kondisi yang mempengaruhinya seperti bahan induk, relief, dan waktu.
b. Faktor aktif, meliputi unsur-unsur yang menyediakan energi yang
bekerja di atas massa dalam proses pembentukan tanah hal ini
meliputi : iklim, dan jasad hidup.
1. Iklim
Faktor iklim merupakan factor pembentuk tanah yang sangat
berpengaruh karena peranannya yang besar dalam proses pembentukan
tanah mulai dari awal terjadinya proses pelapukan sampai terjadi
perubahan mineral primer menjadi mineral sekunder, sehingga sangat
menonjol pengaruhnya dalam pembentukan tanah. Beberapa unsure iklim
seperti ; Intensitas radiasi sinar matahari, suhu udara, kelembaban, udara,
kecepatan angin, penutupan awan, presipitasi (embun, hujan dan salju)
dan evapotranspirasi.
Perbedaan temperature yang besar dan berlangsung terus
menerus menimbulkan proses pemuaian, pada saat panas terutama siang
hari dan mengalami pengkerutan pada malam hari. Bila hal ini
berlangsung terus menerus, maka batuan yang disusun oleh mineral-
mineral berbeda menyebabkan proses pemuaian dan pengkerutan yang
berbeda sehingga dapat menimbulkan suatu retakan yang lama kelamaan
pecah.
2. Mahluk Hidup
Pengaruh mahluk hidup pada pembentukan tanah tidaklah kecil.
Akumulasi bahan organic, siklus unsure hara dan pembentukan struktur
tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan mahluk hidup pada

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 6


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

tanah. Di samping itu unsure nitrogen dapat di ikat dalam tanah dari udara
oleh mahluk hidup baik hidup sendiri di dalam tanah maupun yang
bersimbiosis dengan tanaman. Demikian juga dengan tanaman atau
vegetasi yang tumbuh pada tanah tersebut dapat merupakan penghalang
untuk terjadinya erosi, sehingga mengurangi jumlah tanah permukaan
yang hilang.
3. Bahan Induk
Sifat-sifat bahan induk masih dapat terlihat, bahkan pada daerah
humid yang telah mengalami pelapukan sangat lanjut, misalnya tanah
yang bertekstur pasir adalah akibat dari kandungan pasir yang tinggi dari
bahan induk susunan kimia dan mineral bahan induk tidak hanya
mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, tetapi kadang-kadang jenis
vegetasi alami yang tumbuh di atasnya. Terdapatnya batu kapur di daerah
humid akan menghambat tingkat keasaman tanah, disamping vegetasi
yang hidup di atas tanah berasal dari batu kapur biasanya banyak
mengandung basa-basa. Dengan adanya basa-basa lapisan tanah atas
melalui sensah dari vegetasi tersebut akan proses pengasaman menjadi
lambat.
4. Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi dan bentuk wilayah suatu
daerah termasuk di dalamnya perbedaan kecurahan dan bentuk lereng.
Relief ini sangat mempengaruhi pembentukan tanah dengan cara :
1. Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan massa
tanah.
2. Mempengaruhi dalamnya air tanah
3. Mempengaruhi besarnya erosi
4. Mengerahkan gerakan air serta bahan-bahan yang terlarut di
dalamnya.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 7


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Topografi suatu daerah dapat mempercepat atau menghambat


pengaruh iklim. Di daerah datar atau cekung di mana air tidak mudah
hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim tidak jelas sehingga
terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan
sebagai akibat genangan air tersebut.
Di daerah bergelombang, drainase tanah lebih baik sehingga
pengaruh iklim (curah hujan) lebih jelas dan pelapukan serta proses
pencucian berjalan lebih cepat. Di daerah yang berlereng curam, kadang-
kadang terjadi erosi secara terus menerus, dalam hal ini adalah erosi
permukaan, sehingga terbentuklah tanah-tanah dangkal. Sebaliknya,
pada kaki-kaki lereng, sering ditemukan tanah dengan profil yang dalam
sebagai akibat penimbunan bahan-bahan yang dihanyutkan dari lereng
atas tersebut. Sifat tanah yang berhubungan dengan topografi : tebal
solum, tebal dan kandungan bahan organic, horizon A, kandungan air
tanah, tigkat perkembangan horizon, reaksi tanah atau pH, kejenuhan
basa, kandungan garam yang mudah larut dan lain-lain
5. Waktu
Tanah yang merupakan benda alam yang terus menerus berubah
sebagai akibat dari pelapukan dan pencucian yang terus menerus, maka
tanah-tanah yang semakin tua juga semakin kurus dalam hal ini semakin
kurang dalam unsure hara. Hal ini terjadi akibat mineral yang kaya akan
unsure hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga timbul mineral
yang sukar lapun seperti kuarsa. Dengan masa waktu yang lama, selain
unsure hara tanah semakin berkurang, juga sangat berpengaruh dalam
perkembangan profil tanah.
Karena proses pembentukan tanah yang terus menerus berjalan,
atau bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi : tanah muda

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 8


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

(immature atau young soil), tanah dewasa (mature soil), dan tanah tua
(old soil).

C. Proses Pelapukan
Pelapukan adalah perubahan sifat fisik maupun kimia batuan atau
mineral pada atau dekat permukaan bumi. Pelapukan merupakan proses-
proses perubahan batuan dan mineral dari yang stabil pada berbagai kondisi
kelembaban, temperature, dan aktifitas biologis yang berlangsung di
permukaan bumi. Ada dua pelapukan yaitu pelapukan fisika dan pelapukan
kimia.
1. Pelapukan Fisik
Mekanisme umum dari semua proses pelapukan fisika adalah
pembentukan tekanan yang cukup terhadap batuan yang menyebabkan
pecah sepanjang bidang belahan yang menghasilkan berbagai ukuran
baik berbentuk blok atau lembaran. Dengan demikian garis lemah
sepanjang batas-batas butiran mineral, dapat terlapuk secara fisika,
menghasilkan berbagai ukuran material, ukuran kecil kemungkinan dapat
terjadi jika mineral-mineral terpotong menyilang pada skala kecil. Di
beberapa tempat proses ini efektif untuk pelapukan fisika bila air bisa
masuk pada celah-celah antara butiran-butiran. Proses ini efektif pada
lingkungan yang mempunyai temperature permukaannya fluktuatif. Pada
suhu 4o C volumenya 1,0013 cc, akan meningkat menjadi 1,09083 cc
pada suhu 0o C, jadi naik sekitar 9%.
2. Pelapukan Kimia
Terjadinya pelapukan kimia pada batuan atau mineral karena
adanya ketidaksetimbangan pada permukaan dengan air, temperature
(suhu) dan tekanan. Beberapa perubahan yang terjadi selama pelapukan
kimia diperlihatkan oleh bukti-bukti di lapangan seperti oksidasi dab

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 9


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

pembentukan lempung dengan komposisi kimia dan mineralogy berbeda


dengan bahan induk.beberapa proses yang termasuk pelapukan kimia
yang terjadi pada batuan dan mineral adalah sebagai berikut : hidrolisis,
pembentukan kelat, oksidasi, hidratasi-dehidratasi, pertukaran ion dan
pelapukan pada batuan karbonat (Birkeland, 1974).

D. Proses Pembentukan Tanah


Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi secara langsung ataupun
tidak, berkembang dari bahan mineral dari batu-batuan.melalui proses
pelapukan baik secara fisis maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer,
maka batu-batuan berdisintegrasi terdisintegrasi menghasilkan bahan induk
lepas, dan selanjutnya dibawah pengaruh proses-proses pedogenik
berkembang menjadi tanah. Dari batu-batuan berubah menjadi bentuk
tanah.proses pembentukan tanah pada daerah tropis berlangsung cepat.
Proses pembentukan tanah dibawah kondisi tropis dimana suhu tinggi
dan curah hujan tinggi berlangsung cepat, sedangkan pada daerah
temperate pembentukan tanah sangat lambat ini di sebabkan oleh suhu yang
sangat rendah. Untuk memudahkan cara menguraikan proses pembentukan
tanah dalam garis besarnya di bedakan atas dua proses perkembangan
tanah, kedua oroses ini sukar dibedakan karena pada saat terjadi pelapukan,
pada saat itu juga secara bersamaan terjadi perkembangan tanah.

E. Sifat Fisik Tanah


1) Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besra
partikel tanah dalam suatu masa tanah. Pengelompokan ukuran partikel
disebut “pemisahan tanah” yang terdiri dari : pasir, debu dan lempung.
Perbandingan relative dari hasil pemisahan ditentukan oleh tekstur tanah.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 10


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Secara sederhana tekstur tanah pada setiap lapisan tanah


sebagai berikut ;
Tekstur kasar meliputi : pasir, pasir berlempung, dan lempung berpasir.
Tekstur sedang meliputi : lempung berdebu, lempung debu, lempung
liat, dan berdebu.
Tekstur halus meliputi : liat berpasir, liat berdebu, dan liat
2) Warna Tanah
Warna tanah merupakan cirri tanah yang paling mudah dikenali.
Meskipun pengaruhnya yang langsung terhadap fungsi tanah hanya
sedikit, tetapi seseorang dapat memperoleh keterangan banyak dari
warna tanah. Warna tanah merupakan pernyataan : jenis dan kadar
bahan organic, keadaan drainase dan aerase tanah dalam hubungan
dengan hidrtasi, dan proses pelindian. Tingkat perkembangan tanah,
kadar air tanah termasuk dalamnya permukaan air dan adanya bahan
tertentu sehingga dapat membedakan antara jenis tanah.
3) Struktur Tanah
Struktur tanah adalah sebagai akibat susunan pengikatan
partikel-partikel tanah satu sama lain. Pengikatan partikel tanah itu
terwujud sebagai agregat tanah yang terbentuk dengan sendirinya tanpa
sebab dari luar. Pengamatanstruktur tanah dilapangan terdiri atas :
Tipe Lempeng : pednya mempunyai ukuran horizontal lebih dari
partikelnya.
Atipe atiang : ukuran vertical pednya lebih dari ukuran
horisontalnya, masih dibedakan lagi atas tipe plasmatic yang ujungnya
plastic.
Tipe Gumpal : ukuran vertikel dan horson sama besar.
Berdasarkan ujungnya dapat dibedakan lagi atas gumpal bersudut dan
membulat.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 11


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Tipe Remah : berbentuk butir-butir tanah yang saling mengikat


seperti irisdan roti.
Tipe Kersai : berbentuk butir-butir lepas
Tipe berbutir tunggal : yang tidak berbentuk agregat tanah.
Tipe perjal (massif) : yang merupakan kesatuan ikatan partikel
tanah yang mapat.
4) Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi diantara
partikel-partikel tanah dan ketahanan tanah (resstensi) massa tanah
terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk.
5) pH Tanah
Penentuan pH tanah dapat dilakukan dengan cara :
pH dalam air (H2O)
pH dalam KCL 1N
apabila pH tanah lebih kecil dari 4,0 bersifat basa dan 6,5-7,5
bersifat netral 6,6 bersifat asam.
6) Perakaran Tanah
Banyak akar tergantung pada padatnya air, udara, dan zat hara
tanaman dalam horizon tanah. Horizon tertentu tidak dapat ditembus akar
tanaman. Biasanya akar tidak tidak dapat menembus padas kecuali
pecah. Sebagian besar akar tanaman terdapat dalam horizon tanah paling
atas. Umumnya akar tumbuhan hampir seluruhnya terdapat dangkal
dipermukaan tanah.
7) Porositas
Porositas adalah kemampuan tanah meloloskan air berdasarkan
pori tanah dan permeabilitas adalah kemampuan tanah meloloskan air
dalam waktu tertentu.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 12


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Ruang pori (voids) di dalam tanah merupakan bagian dari volume


tanah, tidak termasuk bahan padat, mineral dan bahan organic. Pori
dalam tanah merupakan hasil dari bentuk tak teraturnya partikel-partikel
primer dan agregasinya, tenaga penetrasi oleh akar, cacing dan insekta
dan ekspansi gas-gas.
8) Drainase
Drainase adalah kecepatan perpindahan air dari suatu bidang
lahan, baik yang berupa run off maupun peresapan air di dalam tanah.
9) Sementasi
Perekatan artikel-artikel tanah membentuk gumpalan
berkonsentrasi keras yang disebabkan bahan-bahan perekat seperti
lempung, CaCo3, silikat, dan perekatan humus. Makin basa makin
berkurang daya perekatnya.
a. Sifat kimia tanah
Pertumbuhan tanaman di pengaruhi oleh bermacam-macam factor
antara lain :
Sinar matahari
Suhu
Udara
Air dan unsure-unsur hara dalam air
Reaksi tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas
tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Menunjukkan nilai
banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H) di dalam tanah.pentingnya
pH tanah yaitu :
Menentukan mudah tidaknya unsure-unsur hara di setiap
tanaman.
Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 13


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.


Koloid tanah
Koloid tanah adalah bahan organic dan bahan mineral yang
sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat
tinggi persatuan berat atau massa.
Kapasitas tukar kation
Kation adalah ion bermuatan positif Ca, Mg, K, H, Al yang
ada didalam tanah yang terlarut oleh air tanah atau diserap oleh
koloid-koloid tanah. Kapasitas tukar kation di nyatakan dalam
satuan kimia yaitu miliekivalen.
Pertukaran anion
Pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amort,
dan liat Al dan Fe oksida. Adanya muatan positif pada mineral liat
silikat disebabkan oleh adanya patahan kristal atau akibat
penggatian gugus OH oleh anion lain.
Kejenuhan basa
Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah
kation basa dengan jumlah semua kation (kation basa dan asam)
yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah maksimum
kation yang dapat diserap tanah menunjukkan besarnya nilai
kapasitas tukar kation tanah.
b. Sifat Biologis Tanah
Sifat biologis tanah dapat dilihat dengan adanya organisme
didalam tanah baik organisme besar maupun kecil yang dapat dilihat
didalam profil tanah. Misalnya vegetasi yang menimbulkan perakaran
di dalam tanah lubang tempat cacing., ulat dan tikus.
c. Sifat-sifat lain
 Keadaan batuan

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 14


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Tersapatnya batu-batu baik dipermukaan tanh di dalam


tanah dapat menggangu perakaran tanaman serta mengurangi
kemampuan tanah untuk berbagai penggunaan. Karena itu jumlah
dan ukuran batuan yang ditemukan perlu dicatat baik.
 Padas
Padas merupakan bagian tanah yang mengeras dan padat
sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman ataupun air. Karena
itu dalam penifatan tanah dilpangan dalamnya padas dan
kekerasannya perlu dilihatkan.
 Kedalaman efektif
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih
dapat diotembus akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif di
lakukan dalam mengamati penyebaran akar tanaman. Banyak
perakaran, baik akar halus maupun akar ksar serta dalamnya akar-
akar tersebut dapat menembus tanah.
 Lereng
Keadaan lingkungan diluar solum tanah sangat besar
pengaruhnya terhadap kesesuaian tanah (lahan) untuk berbagai
penggunaan adalah lhan. Lereng diukur kemiringan dengan
menggunakan clinometer. Kemiringan lereng umumnya di nyatakan
dengan persen (%). Makin curam lereng kesesuaian lahan makin
berkurang.
 Kemiringan
o Datar : 0-3%
o Landai : 3-8%
o Agak miring : 8-16%
o Miring : 16-30%
o Agak curam : 30-45%

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 15


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

o Curam : 45-65%
o Sangat curam : diatas 65%
 Materal induk
o Jenis batuan dan macam batuan : batu beku, batu sediment,
batu metamort.
o Formasi batuan
o Komposisi material batuan utama.
 Drainase
Klasifikasi drainase tanah yaitu :
o Kelas 0 : sangat buruk
o Kelas 1 : buruk
o Kelas 2 : agak buruk
o Kelas 3 : sedang

F. Sifat-Sifat Kimia Tanah


Sifat kimia tanah adalah semua reaksi pisiko-kimia dan kimia yang
berlangsung diantara bahan penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan
kedalam tanah.
1. reaksi tanah (pH)
reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan oleh
sifat-sifat elektrokimia koloid-koloid tanah. Reaksi tanah yang
menunjukkan sifat kemasaman dan kebasahan tanah yang ditentukan
oleh kandungan ion hydrogen dalam larutan tanah.
Kemasaman dan kebasahan tanah dipengaruhi oleh jenis kation
yang terjerap pada permukaan partikel-partikel koloid tanah. Kation-kation
yang paling umum terdapat pada permukaan koloid tanah dan terjerap
adalah Al+++, H+, Na+, K+, Ca++ dan Mg++. Jika ion H+ dan Al3+ yang banyak
terjerap nilai pH tanah menurun berarti menuju ke kondisi pH tanah

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 16


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

masam. Sedangkan apabila ion Na, K, Mg dan Ca pH tanah meningkat


berarti tanah bersifat basah.
2. koloid tanah
koloid adalah penyusun tanah yang terdiri dari bahan mineral dan
bahan organic tanah yang sanagat halus, mempunyai luas permukaan
sangat tinggi per satuan massa. Batas atas ukuran koloid adalah 0,2 m,
dan batas bawah sekitar 50 A o (5 m). lempung mencakup semua bahan
padat inorganic berdiameter efektif < 0,002 mm (0,2 m) dan dianggap
sebagai suatu koloid. Humus, protoplasma dan dinding sel menunjukkan
banyak sifat-sifat dari sistim koloid.
System koloid adalah dibagi 2 kelompok. Koloid yang benci zat
terlarut (liofobik) jika fase terdispersi tidak berinteraksi dengan medium
disperse, jika berinteraksi disebut liofilik.
Koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam
reaksi-reaksi fisikokimia di dalam tanah. Partikel-partikel tanah yang
sangat halus umumnya bermuatan negative. Karena itu ion-ion bermuatan
positif (kation) tertarik pada koloid tersebut sehingga terbentuk lapisan
ganda ion (ionic double layer). Bagian dalam dari lapisan ganda ion ini
merupakan kerumunan kation yang tertarik oleh partikel-partikel koloid
tersebut.
Mineral lempung
Mineral lempung adalah mineral yang berukuran kurang dari 2
. Mineral lempung dalam tanah terbentuk karena rekristalisasi
(sintetis) dari senyawa-senyawa hasil pelapukan mineral-mineral
primer atau alterasi (perubahan) langsung dari mineral primer yang
ada.
Koloid organic

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 17


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Yang termasuk koloid organic di dalam tanah adalah humus.


Perbedaan utama dari koloid anorganik (lempung) adalah bahwa
koloid organic (humus) terutama tersusun oleh C, H dan O sedang
lempung terutama tersusun oleh Al, Sid an O.
3. kapasitas tukar kation
koloid lempung mengandung muatan negative, sehingga kation-
kation tertarik pada mineral lempung. Kation-kation tersebut diikat secara
elektrostatik pada permukaan lempung.kerapatan ion paling tinggi pada
permukaan lempung, kation ini disebut kation terjerap.
Kapasitas tukar kation tanah didefenisikan sebagai kapasitas
tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation. Kapasitas tukar ion
biasanya dinyatakan dalam satuan miliekuvalen per 100 gram tanah
(me/100 gr). Satu ekuvalen setara dengan 1 gram Hidrogen.
4. pertukaran anion
dalam tanah pertukaran ion tidak hanya melibatkan kation tetapi
juga melibatkan proses anion. Pertukaran anion terutama terjadi pada
mineral-mineral amorf, lempung Al dan Fe oksida. Kapasitas tukar anion
biasanya lebih kecil dari pada KTK.
5. kejenuhan basa
kejenuhan basa didefenisikan sebagai perbandingan antara
jumlah kation-kation basa dengan jumlah semua kation (kation basa dan
kation asam) yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah
maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukkan besarnya nilai
kapasitas tukar kation tanah tersebut.

Jumlah kation-kation basa


Kejenuhan basa = x 100%
Jumlah kation basa + kation asam

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 18


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Kation-kation basa umumnya merupakan unsure hara yang


diperlukan tanaman. Disamping itu basa-basa umumnya mudah tercuci,
sehingga tanah dengan kejenuhan basa tinggi menunjukkan bahwa tanah
tersebut belum banyak mengalami pencucian.

G. Sistem Klasifikasi
Klasifikasi tanah adalah usaha untuk untuk membeda-bedakan
tanah berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki. Membedakan tanah menjadi tanah
merah, tanah hitam, kelabu, tanah liat, atau tanah berpasir dan debu, berarti
kita melakukan pengklasifikasian tanah meskipun dengan cara yang sangat
sederhana.
Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang berdasarkan atas
tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan
tanah tersebut. Klasifikasi teknis ialah klasifikasi tanah yang didasarkan atas
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan
tertentu.
1. jenis-jenis klasifikasi tanah
ada beberapa jenis klasifikasi tanah yaitu :
system pusat penelitian bogor
taksonomi tanah (USDA) oleh amerika Serikat
system FAO/UNESCO
2. klasifikasi tanah khomprehensif baru
sistem baru ini mempunyai dua hal yang diperkuat penggunaannya. Ada
dua hal yang berguna untuk mempelajari ilmu tanah yaitu :
kenyataan dasar pokok untuk menentukan berbagai macam kelas
dalam system ini. Sifat tanah yang terdapat di lapangan, yaitu sifat
yang dapat diukur secara kuantitatif.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 19


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Dalam system yang baru ini ialah momenklatur yang digunakan,


terutama untuk kategori yang pasti pada ciri pokok tanah yang
bersangkutan, yang mudah dimengerti.

3. dasar penggolongan tanah


system baru ini bertujuan mengelompokkan tanah yang mirip
dengan genesanya, ukuran khusus yang dipakai untuk menempatkan
tanah dalam kelompok tersebut adalah sifat tanah. Orang seharusnya
jangan memperoleh kesan bahwa system klasifikasi komprenship baru
mengabaikan genesa tanah. Karena sifat tanah, dasar bagi system baru
yang sering langsung dihubungkan dengan genesa tanah.
4. diagnosa tanah
untuk menggambarkan bahwa sifat tanah merupakan ukuran
pokok bagi klasifikasi tanah dalam system baru. Akan disebutkan secara
singkat diagnosa tertentu horizon permukaan disebut epipedom.
Epipedom mencakup bagian atas tanah yang berwarna gelap oleh bahan
organic horizon eluviasi atau keduanya. Mungkin juga mencakup horizon
B jika horizon ini menjadi gelap oleh bahan organic. Dikenel enam
epipedom, tetapi agaknya hanya empat yang penting.
Banyak horizon dibawah permukaan mencirikan berbagai tanah
dalam system ini. Dan horizon dibawah permukaan tertimbun oleh
gypsum, klasik, dan sodik. Dan juga disebut dengan padas yang
diletakkan kuat yang membatasi lapisan tersebut gerakan air dan
penembusan akar. Masing-masing lapisan tersebut di kenal dengan
sifatnya.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 20


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

BAB III
PEMBAHASAN

A. Lokasi pertama
Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa merupakan titik pertama
pengamatan profil tanah, tepatnya di daerah Pakkatto. Adapun titik
koordinatnya yaitu 5° 15' 57,3'' LS dan 119° 32' 14,6'' BT, dengan ketinggian
480 meter DPL. Kemiringan lahan mencapai 20 0 dengan jenis tanah dominan
litosol coklat. Dari hasil pengamatan profil tanah, dapat diketahui bahwa jenis
horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri atas dua lapisan yaitu horizon C dan
R.
Horison C merupakan lapisan bahan induk yang berasal dari batuan
induk yang ada di bawahnya. Lapisan ini berada pada kedalaman 0-180 cm.
Dari hasil uji pH tanah yang dilakukan dilaboratorium geografi dapat diketahui
bahwa nilai pH tanah ketika dilarutkan dengan aquades adalah 6 dan ber pH
5 ketika dilarutkan dengan larutan KCl. Ini membuktikan bahwa sampelk
tanah ini bersifat masam. Selain menguji nilai pH-nya juga dilakukan
pengujian bahan organic tanah, dimana ketika dilarutkan sampel tanah
dengan larutan H2O2 terjadi reaksi yang menghasilkan sedikit buih namun
tidak ada percikan, hal ini membuktikan bahwa pada horizon C ini
mengandung sedikit bahan organik. Secara teori, pada horizon C seharusnya
tidak ditemukan bahan organic, tetapi melainkan hanya ditemukan bahan
dasar batuan induk yang telah melapuk. Namun faktanya terdapat bahan
organic walaupun hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena posisi horizon C
pada profil tanah lokasi ini berada paling di atas, dimana posisi tersebut
meruipakan tempat pengendapan sisa-sisa organik.
Horizon R merupakan batuan induk yang belum mengalami
pelapukan. Posisi horizon ini beradsa tepat di bawah horizon C. adapun

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 21


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

kedalamannya yaitu lebih dari 180 cm dari permukaan tanah. Jenis batuan di
daerah ini berdasarkan peta geologi yaitu batuan gunung api formasi camba
yang warnanya agak gelap.

B. Lokasi kedua
Objek wisata hutan pinus di daerah Benttengtinggia Kecamatan
Malino merupakan lokasi ke-2 dari titik pengamatan. Adapun titik koordinat
dari lokasi ini yaitu 5° 15' 12,4'' LS dan 119° 50' 46,0'' BT, dengan ketinggian
920 meter DPL. Kemiringan lahan mencapai 8,5 0 dengan jenis tanah dominan
andosol. Dari hasil pengamatan profil tanah, dapat diketahui bahwa jenis
horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri atas empat lapisan yaitu horizon A,
B, BC dan C.
Horizon A yaitu lapisan tanah yang berada paling atas pada lokasi
tersebut yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral.
Horizon A merupakan tempat terjadinya proses elluviasi yaitu proses
pencucian unsur-unsur halus seperti lempung Al dan Fe, sehingga horizon ini
memiliki tekstur pasir berlempung. Adapun sturuktur tanah pada horizon ini
adalah remah. Horizon ini memiliki kedalam 0-45 cm. Permeabilitas tanah
pada horizon ini memiliki nilai yang lebih besar dari horizon-horison yang ada
di bawahnya, sedangkan berat volume tanahnya lebih kecil jika dibandingkan
dari horison-horison yang ada di bawahnya. Hal ini disebabkan karena
porositas tanah pada lapisan ini sangat besar
Dibawah horizon A, terdapat horizon B yang memiliki warna agak
kecoklatan dan memiliki tekstur lempung, hal ini disebabkan karena di lapisan
ini merupakan tempat terjadinya proses illuviasi yaitu penimbunan bahan-
bahan material halus yang berasal dari prose pencucian horizon A yang ada
di atasnya. Horizon ini memiliki kedalam dari 45 cm sampai 91 cm.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 22


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Horison selanjutnya yang diamati pada profil tanah, yaitu horizon BC,
yang merupakan horizon peralihan antara horizon B dengan horizon C yang
lebih condong menyerupai horizon B. Kedalaman horizon ini yaitu dari 91 cm
sampai 95 cm. Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa kandungan
bahan organik pada horizon ini sangat besar, hal ini dibuktikan dengan
terjadinya reaksi ketika diteteskan dengan larutan H 2O2, dimana pada reaksi
tersebut terlihat banyak buih dan terjadi percikan. Dari hasil analisis
laboratorium juga diketahui nilai pH pada horizon ini, dimana ketika sampel
tanah pada horison BC dilarutkan dengan menggunakan aquades nilai pHnya
yaitu 5. Sedangkan jika dilarutkan dengan larutan KCl nilai pHnya 4. Ini
membuktikan bahwa tanah pada lapisan ini bersifat sangat masam.
Horizon yang keempat dari profil tanah pada lokasi ini yaitu horizon
C. Horizon C merupakan bahan induk yang berasal dari batuan induk yang
mengalami pelapukan. Warna bahan induk ini memiliki warna putih kekuning-
kuningan. adapun kedalaman dari horizon ini yaitu lebih besar dari 195 cm.
C. Lokasi ketiga
Lokasi ketiga dari praktek lapang ini adalah daerah Batu Lapisi
kecamatan Malino. Adapun titik koordinatnya yaitu 5° 14' 26,3'' LS dan 119°
53' 1,6'' BT, dengan ketinggian 1300 meter DPL. Kemiringan lahan mencapai
200 dengan jenis tanah dominan andosol. Dari hasil pengamatan profil tanah,
dapat diketahui bahwa jenis horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri atas
empat lapisan yaitu horizon A, AB, B dan C.
Horizon A yaitu lapisan tanah yang berada paling atas pada lokasi
tersebut yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral.
Horizon A merupakan tempat terjadinya proses elluviasi yaitu proses
pencucian unsur-unsur halus seperti lempung Al dan Fe, sehingga horizon ini
memiliki tekstur pasir berlempung. Adapun struktur tanah pada horizon ini
adalah remah. Horizon ini memiliki kedalam 0-40 cm. Dari hasil analisis

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 23


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

laboratorium diketahui bahwa kandungan bahan organik pada horizon ini


sangat besar, hal ini dibuktikan dengan terjadinya reaksi ketika diteteskan
dengan larutan H2O2 dimana pada reaksi tersebut terlihat banyak buih dan
terjadi percikan. Dari hasil analisis laboratorium juga diketahui nilai pH pada
horizon ini, dimana ketika sampel tanah pada horison A dilarutkan dengan
menggunakan aquades nilai pHnya yaitu 5. Sedangkan jika dilarutkan
dengan larutan KCl nilai pHnya 4 ini membuktikan bahwa tanah pada lapisan
ini bersifat sangat masam.
Horison selanjutnya yang diamati pada profil tanah, yaitu horizon AB,
yang merupakan horizon peralihan antara horizon A dan horizon B yang lebih
condong menyerupai horizon A. kedalaman horizon ini yaitu dari 40 cm
sampai 84 cm. warna tanah pada horizon ini yaitu kuning kecoklatan (dalam
keadaan kering). Sedangkan nilai pHnya berdasarkan hasil analisis
laboratorium,
Di bawah horizon AB terdapat horizon B yang memiliki warna agar
kuning cerah dan memiliki tekstur lempung berpasir, hal ini disebabkan
karena di lapisan ini merupakan tempat terjadinya proses illufiasi yaitu
penimbunan bahan-bahan material halus yang berasal dari prose pencucian
horizon yang ada di atasnya. Horizon ini memiliki kedalam dari 84 cm sampai
130 cm. Struktur tanah pada horizon ini berbentuk prisma. Dari hasil analisis
laboratorium diketahui bahwa kandungan bahan organik pada horizon ini
sangat sedikit, hal ini dibuktikan dengan terjadinya reaksi ketika diteteskan
dengan larutan H2O2 dimana pada reaksi tersebut terlihat sedikit buih dan
terjadi sedikit percikan.
Horizon yang keempat dari profil tanah pada lokasi ini yaitu horizon
C. horizon C merupakan bahan induk yang berasal dari batuan induk yang
mengalami pelapukan, warna bahan induk ini memiliki warna agak keabu-
abuan. adapun kedalaman dari horizon ini yaitu lebih besar dari 130 cm.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 24


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

D. Lokasi keempat
Lokasi keempat adalah desa Kandreapia. Adapun titik koordinatnya
yaitu 5° 14' 30,8'' LS dan 119° 56' 19,9'' BT, dengan ketinggian 1522 meter
DPL. Kemiringan lahan mencapai 0,9 0. Jenis vegetasi yang hidup di atasnya
adalah rerumputan, serta jenis tanah yang ada pada lokasi ini adalah jenis
tanah andosol. Dari hasil pengamatan profil tanah, dapat diketahui bahwa
jenis horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri atas empat lapisan yaitu
horizon A, AB, B, C dan R.
Horizon A yaitu lapisan tanah yang berada paling atas pada profil
tanah lokasi tersebut, yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan
mineral. Horizon A merupakan tempat terjadinya proses elluviasi yaitu proses
pencucian unsur-unsur halus seperti lempung Al dan Fe, sehingga horizon ini
memiliki tekstur pasir berlempung. Permeabilitas tanah pada horizon ini
memiliki nilai yang lebih besar dari horizon-horison yang ada di bawahnya,
sedangkan berat volume tanahnya lebih kecil jika dibandingkan dari horison-
horison yang ada di bawahnya. Hal ini disebabkan karena porositas tanah
pada lapisan ini sangat besar. Adapun sturuktur tanah pada horizon ini
adalah remah. Horizon ini memiliki kedalam 0-30 cm.
Horison selanjutnya yang diamati pada profil tanah, yaitu horizon AB,
yang merupakan horizon peralihan antara horizon A dan horizon B yang lebih
condong menyerupai horizon A. kedalaman horizon ini yaitu dari 30 cm
sampai 67 cm.
Horizon yang ketiga dari profil tanah pada lokasi ini adalah horizon
C. horizon C merupakan bahan induk yang berasal dari batuan induk yang
mengalami pelapukan, adapun kedalaman dari horizon ini yaitu lebih besar
dari 130 cm.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 25


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Horizon R merupakan batuan induk yang belum mengalami


pelapukan. Posisi horizon ini berada tepat bersambungan secara horizontal
dengan horizon B. Fenomena seperti ini terjadi karena diperkirakan adanya
pengendapan atau pembentukan horizon yang berulang, atau horizon ini
terjadi karena adanya dislokasi pada horizon ini. Horizon ini mempunyai
kedalaman sekitar lebih dari 714 cm dari permukaan tanah.
Horizon selanjutnya adalah horizon B. horizon ini memiliki kedalam
dari sama dengan horizon R yaitu lebih dari 714 cm. Struktur tanah pada
horizon ini berbentuk prisma.

E. Lokasi kelima
Lokasi ke lima adalah desa Kandreapia. Dari hasil pengamatan profil
tanah, dapat diketahui bahwa jenis horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri
atas empat lapisan yaitu horizon AP, B, BC dan C.
Horizon AP yaitu lapisan tanah yang berada paling atas pada profil
tanah lokasi tersebut, yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan
mineral. Horizon AP merupakan tempat terjadinya proses elluviasi yaitu
proses pencucian unsur-unsur halus seperti lempung Al dan Fe, sehingga
horizon ini memiliki tekstur pasir berlempung. Dari hasil analisis yang
dilakukan dalam laboratorium, dapat diketahui bahwa permeabilitas tanah
pada horizon ini memiliki perbedaan yang sangat besar dengan lapisan B
yang ada di bawahnya, dimana nilai permeabilitas horizon AP yaitu mencapai
12,21 cm/jam, sedangkan pada horizon B hanya mencapai 0,314 cm/jam. Hal
ini disebabkan karena tanah horizon AP telah terusik, mengingat lokasi
tersebut merupakan lahan perkebunan masyarakat setempat. Selain
mempengaruhi nilai permeabilitas, juga dapat mempengaruhi nilai kerapatan
linda tanah, dimana nilai kerapatan linda tanah pada horizon A berkisar 1,87
gr/cm3 sedangkan kerapatan linda tanah pada horizon B yang ada di

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 26


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

bawahnya berkisar 2,30 gr/cm 3. Adapun struktur tanah pada horizon ini
adalah remah. Horizon ini memiliki kedalam 0 – 15 cm.
Dibawah horizon A terdapat horizon B yang memiliki warna coklat
kemerah-merahan Lapisan ini merupakan tempat terjadinya proses illufiasi
yaitu penimbunan bahan-bahan material halus yang berasal dari prose
pencucian horizon yang ada di atasnya. Horizon ini memiliki kedalam dari 15
cm sampai 90 cm. Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa
kandungan bahan organic pada horizon ini sangat sedikit, hal ini dibuktikan
dengan terjadinya reaksi ketika diteteskan dengan larutan H 2O2 dimana pada
reaksi tersebut terlihat sedikit buih dan terjadi sedikit percikan.
Horison selanjutnya yang diamati pada profil tanah, yaitu horizon BC,
yang merupakan horizon peralihan antara horizon B dan horizon C yang lebih
condong menyerupai horizon B. kedalaman horizon ini yaitu dari 90 cm
sampai 118 cm.
Horizon yang keempat dari profil tanah pada lokasi ini yaitu horizon
C. Horizon C merupakan bahan induk yang berasal dari batuan induk yang
mengalami pelapukan, walaupun di lokasi ini hanya ditemukan sedikit. Bahan
induk ini memiliki warna agak keabu-abuan. adapun kedalaman dari horizon
ini yaitu lebih besar dari 118 cm. Dari hasil analisis laboratorium diketahui
nilai pH pada horizon ini, dimana ketika sample tanah pada horison C
dilarutkan dengan menggunakan aquades nilai pHnya yaitu 5. Begitupun juga
ketika dilarutkan dengan larutan KCl nilai pHnya 5. Ini membuktikan bahwa
tanah pada lapisan ini bersifat masam.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 27


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil praktek lapang, dapat disimpulkan bahwa :
Lokasi I adalah Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa tepatnya di
daerah Pakkatto. Adapun titik koordinatnya yaitu 5° 15' 57,3'' LS dan
119° 32' 14,6'' BT dilokasi ini terdiri atas dua lapisan yaitu horizon C
dan R.
Lokasi II adalah Objek wisata hutan pinus di daerah Benttengtinggia
Kecamatan Malino, titik koordinat dari lokasi ini yaitu 5° 15' 12,4'' LS
dan 119° 50' 46,0'' BT, jenis horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri
atas empat lapisan yaitu horizon A, B, BC dan C.
Lokasi III adalah daerah Batu Lapisi kecamatan Malino. Adapun titik
koordinatnya yaitu 5° 14' 26,3'' LS dan 119° 53' 1,6'' BT, jenis horizon
yang terbentuk dilokasi ini terdiri atas empat lapisan yaitu horizon A,
AB, B dan C.
Lokasi IV adalah desa Kandreapia. Adapun titik koordinatnya yaitu 5°
14' 30,8'' LS dan 119° 56' 19,9'' BT, jenis horizon yang terbentuk
dilokasi ini terdiri atas empat lapisan yaitu horizon A, AB, B, C dan R.
Lokasi V adalah desa Kandreapia. Adapun titik koordinatnya yaitu
5° LS dan 119° 56' BT, jenis horizon yang terbentuk dilokasi ini terdiri
atas empat lapisan yaitu horizon AP, B, BC dan C.

B. Saran
Sarana dan pra sarana praktek baik di lapangan maupun di
laboratorium sebaiknya dibenahi dan ditangani dengan sebaik-baiknya.
Kelengkapan dan ketersediaan alat-alat praktek sangat membantu dalam
baik tidaknya atau berhasil tidaknya suatu praktek.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 28


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Haeruddin. 2000. Laporan Praktek Lapang Geografi Tanah Di Lembanna


Kelurahan Buluttanah Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten
Gowa. Jurusan Geografi FMIPA – UNM ; Makassar.

Uca. 2005. Modul Geografi Tanah. Jurusan Geografi FMIPA – UNM ;


Makassar.

Alman. 2005. Laporan Praktek Lapang Ilmu Tanah di Kabupaten Jeneponto.


Jurusan Geografi FMIPA – UNM ; Makassar.

Christady Hardiyatmo Hary. 2002. Mekanika Tanah I. Gajamada University


Press ; Yogyakarta.

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 29


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 30


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

1. Foto – foto Praktek

Kenampakan Profil tanah pada lokasi pertama

Kenampakan Profil tanah serta pengenalan objek pengamatan oleh


dosen penanggung jawab pada lokasi Kedua

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 31


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Kenampakan Profil tanah serta proses pengamatan/pengukuran yang


dilakukan oleh praktikan pada lokasi Ketiga

Kenampakan Profil tanah dan kondisi lingkungan daerah sekitar lokasi


Keempat

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 32


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Kenampakan Profil tanah dan situasi penggalian objek pengamatan


pada lokasi Kelima

2. Daftar Peserta Praktek

NO NAMA NIM
1. Eka Hijrawati Darwis 051504001
2. Anwar 051504002
3. Samsutin 051504003
4. Wardana 051504004
5. Armilawati Amran 051504005
6. Herma 051504006
7. Andi Usdariati 051504007
8. Indah Susilawati 051504008
9. Nursyamsi Zainuddin 051504009
10. Martini 051504010
11. Zul Fadli Ramli 051504012
12. Norma 051504013
13. Nur Asmirawati Bakkang 051504014
14. Nurhadiansyah 051504015
15. Nur Rahman Harun 051504016
16. Fitriani 051504017

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 33


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

17. Sri Wahyuni 051504018


18. Dian Wahdaniah 051504019
19. Satriani Amir 051504020
20. Nur Islamiah 051504021
21. Ika Martini Wulandari 051504022
22. Ridawati 051504023
23. Besse Muhadirah 051504024
24. Laela Qadriati 051504025
25. Erryanthi Amri 051504026
26. Ade Emy Muzakkar 051504027
27. Rahmiah 051504028
28. Syarifuddin 051504029
29. Firdaus 051504030
30. Bahrum Baddu 051504031
31. Resmi Chalik 051504032
32. Dara Uleng 051504033
33. Rusman Rasyid 051504034
34. Ayub Rangan 051504035
35. Nur Salam 051504036
36. Kasriati 051504037
37. Hikmah Nur Wulandari 051504038
38. Andi Rahma 051504039
39. Irwan Nohong 051504040
40. Haerfiadi 051504041
41. Rusmin Rasyid 051504042
42. Sukawaty 051504043
43. Amri Nur Rahmat 051504044
44. Anshar Rasyid 051504045
45. Dedy Setiadi 051504046
46. Darmiati. S 051504047
47. Andi Firdaus 051504048
48. Muh. Husain Hasan 051504049
49. Rahmiani 051504050
50. Nirwana 051504051
51. Agung Darmadi 051504053
52. Wiwin Y. Paramisi 051504055
53. Darwis 051504056
54. Ari Alfiadi 051504057
55. Hafid 051504058
56. Abd. Azis Slamet 051504059
57. Hamzah Al Fansyuri 051504060

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 34


LAPORAN PRAKTEK LAPANG GEOGRAFI TANAH

Jurusan Geografi Tanah FMIPA - UNM 35

Anda mungkin juga menyukai