Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR ILMU TANAH

Oleh :
Nama : Putu Ninien Rahayu Putri
NRP : G24160076
Paralel 25 – Jum’at – RK. OFAC 4B12

Asisten :
1. Khumaeroh Izzania
2. Agil Suhada

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya yang
melimpah. Berbagai tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur di tanah ini. Iklim yang
tropis juga mendukung kegiatan bercocok tanam dan menjadi aset penting dalam bidang
pertanian.
Sumberdaya alam adalah unsur-unsur lingkungan yang dapat dibedakan menjadi
sumberdaya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati. Tanah termasuk dalam sumber
daya non hayati dimana tanah sebagai satu bagian aset dari lahan pertanian memegang
peranan kunci dalam sistem usaha tani berbasis tanaman berskala luas. Kondisi tanah yang
sebaiknya diperhatikan meliputi kesuburan fisik tanah (struktur, tekstur, konsistensi,
porositas, suhu tanah, aerase dan drainase tanah, kedalaman efektif), kesuburan kimia
(ketersediaan hara baik makro atau mikro, kandungan bahan organik, kandungan bahan
beracun, kapasitas tukar kation, pH tanah), dan kesuburan biologi seperti aktivitas
mikroorganisme (Goenadi 2014).
Sebagai modal dasar pembangunan pertanian, tanah sebaiknya dimanfaatkan
dengan baik tetapi tetap mengingat asas-asas yang tidak merusak keberadaannya, dan dapat
memelihara serta mengembangkan potensi tanah untuk di masa mendatang. Oleh sebab itu,
pengetahuan mengenai ilmu tanah sangat penting dipelajari. Dengan mempelajari tentang
tanah dan berbagai macam sifatnya, kita dapat memperlakukan tanah dengan bijak demi
kelestarian tanah dan lingkungan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui faktor-faktor pembentuk tanah


1.2.2 Menentukan tekstur, warna, dan konsistensi tanah dari beberapa jenis tanah
1.2.3 Mengidentifikasi contoh tanah utuh, agregat utuh, dan komposit
1.2.4 Mengidentifikasi morfologi tanah latosol dan podsolik
1.2.5 Mengenal berbagai jenis pupuk
1.2.6 Mengenal data sifat kimia dan sifat fisika tanah
1.2.7 Mengenal evaluasi status hara dan kesuburan tanah, menghitung kebutuhan pupuk
dan kapur
1.2.8 Mengenal peta geologi, peta topografi, dan peta tanah
1.2.9 Mengenal peta satuan lahan, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan
1.2.10 Mengenal metode konservasi tanah (metode vegetative, metode mekanik, dan
resapan air berbasis biopori)
II. BAHAN DAN METODE

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Faktor-faktor Pembentuk Tanah
a) Modul praktikum Pengantar Ilmu Tanah
b) Alat tulis

1.3.2 Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah


a) Munshell Soil Color Chart
b) Tanah Latosol Dramaga
c) Tanah Andosol Sukamantri
d) Tanah Podsolik Jasinga
e) Tanah Regosol Dramaga
f) Air
g) Alat tulis

1.3.3 Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit


a) Soil ring sampler, dilengkapi dengan tutup
b) Sekop dan cangkul
c) Penekan berupa balok kayu
d) Pisau tipis tajam atau gergaji halus (gergaji tripleks)
e) Alat tulis
f) Kotak tabung
g) Kantung plastik
h) Karet gelang
i) Peti tempat penyimpanan contoh tanah
j) Bor tanah (bor belgi)
k) Karung plastik

1.3.4 Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik


a) Lapisan horizon tanah latosol dan podsolik
b) Cangkul
c) Pisau
d) Air
e) Mistar
f) Munshell Soil Color Chart
g) Kertas lakmus

1.3.5 Pengenalan Pupuk


a) Berbagai jenis pupuk anorganik

1.3.6 Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah


a) Data fisika tanah
b) Data kimia tanah
c) Kalkulator
d) Alat tulis

1.3.7 Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
a) Data sifat kimia
b) Tabel kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah
c) Kalkulator
d) Alat tulis

1.3.8 Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Keseuaian Lahan
a) Peta tanah
b) Peta kemampuan lahan
c) Peta kesesuain lahan
d) Alat tulis

1.3.9 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
a) Peta topografi
b) Peta geologi
c) Peta satuan lahan
d) Mistar
e) Alat tulis

1.3.10 Konservasi Tanah dan Air


a) Sampah organic
b) Trashbag
c) Alat tulis
d) Bor biopori manual
e) Pisau lapang
f) Ember

1.4 Prosedur
1.4.1 Faktor-faktor Pembentuk Tanah
1. Duga tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari beberapa macam batuan induk
2. Sebutkan perbedaan ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda
curah hujannya dengan menganggap faktor-faktor yang lain sama
3. Sebutkan ciri-ciri tanah yang terletak di bawah beberapa jenis vegetasi
4. Dalam suatu sekuen lereng, perkirakan bentuk lereng, kedalaman tanah, dan
tingkat erosi yang terjadi
5. Berdasarkan kelima faktor pembentuk tanah, ceritakan sifat-sifat tanah di Bogor

1.4.2 Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah


1. Basahi tanah kering atau lembab dengan air.
2. Tanah dipirit diantara dua jari hingga menjadi pasta sambil perhatikan rasa
kasar, lengket, dan licin.
3. Buat gulungan dan lihat daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah
pada ibu jari dan telunjuk.
4. Sesuaikan warna tanah basah dan lembap dengan warna pada buku Munshell
Soil Color Chart.

1.4.3 Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit


 Tanah Utuh
1. Tetapkan lokasi pengambilan contoh tanah, kemudian membersihkan dan
ratakan.
2. Letakkan soil ring sampler tegak lurus di atas tanah dengan bagian tajam
berada dibawah, lalu gali tanah sekeliling tabung.
3. Letakkan penekan kemudian ketika sebagian besar tabung telah masuk tanah
dan tersisa sekitar 1 cm di atas permukaan tanah, letakkan tabung kedua
diatas tabung pertama.
4. Tekan secara bersamaan sampai tabung masuk sekitar 2-3 cm.
5. Gali kedua tabung dari dalam tanah dengan hati-hati lalu bersihkan tanah dari
sekeliling tabung dan posisikan tabung pertama berada di bagian atas.
6. Usahakan agar kedua tabung tidak terlepas.
7. Potong bagian tanah di ujung tabung pertama agar rata.
8. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati – hati.
9. Ambil potongan tanah pada tabung pertama lalu segera tutup dengan penutup
tabung dan beri identitas dengan kertas label pada tutup tabung.
 Tanah Agregat Utuh
1. Bersihkan permukaan tanah.
2. Cangkul tanah sehingga diperoleh bongkahan tanah dengan diameter 15 – 20
cm.
3. Bongkahan tanah disimpan di dalam kantung plastik dan berilah identitas.
4. Contoh tanah disimpan di dalam kotak penyimpanan contoh tanah.
 Tanah Komposit
1. Bersihkan permukaan tanah yang diambil contoh tanahnya.
2. Ambil contoh tanah menggunakan bor atau cangkul sampai kedalaman 20 cm
dan 40 cm.
3. Untuk satu contoh tanah terganggu diambil beberapa buah anak contoh
kemudian dikompositkan dengan mencampur rata anak contoh tanah lalu
melakukan quartering sampai didapatkan contoh tanah yang representatif ≤ 1
kg.
4. Masukkan contoh tanah hasil komposit ke dalam kantong plastik dan berilah
identitas.

1.4.4 Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik


1. Tentukan batas-batas horizon yang terlihat.
2. Pada tiap-tiap lapisan horizon tanah, ukur kedalamannya menggunakan mistar.
3. Dengan melihat sifat fisiknya, tentukan simbol, batas, dan perakaran di tiap
horizonnya.
4. Tentukan warna tanah dengan buku munsell soil colour chart
5. Pirit tanah dengan ibu jari dan telunjuk dan tentukan tekstur, struktur, dan
konsistensi tanah.
6. Larutkan sedikit contoh tanah dalam sebuah wadah dengan air kemudian
tentukan pH tanahnya menggunakan kertas lakmus.
7. Lengkapi informasi tambahan pada tabel deskripsi profil tanah yang disediakan.

1.4.5 Pengenalan Pupuk


1. Setiap mahasiswa melihat kemudian mencatat bermacam-macam nama, sifat
fisik dan rumus kimia pupuk yang ada pada label setiap pupuk.

1.4.6 Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah


1. Cek data distribusi ukuran pori dan air tersedia pada tabel data fisika tanah.
2. Beri komentar mengenai data permeabilitas tanah.
3. Hitung kadar air maksimum pada setiap data contoh tanah.
4. Menghitung kandungan bahan organik tanah, nisbah C/N tanah, kandungan P
dan K tersedia di dalam tanah, kejenuhan basa, dan kejenuhan Al.
5. Menentukan tekstur tanah.

1.4.7 Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
1. Menentukan status kesuburan tanah berdasarkan data sifat kimia tanah.
2. Menghitung kebutuhan pupuk dan kapur.

1.4.8 Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Keseuaian Lahan
1. Analisis masing-masing peta
2. Tentukan suatu lokasi yang ada pada peta RBI
3. Tentukan titik koordinat dan formasi geologinya
4. Tentukan tiga satuan lahan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor
5. Catat berbagai informasi yang terdapat dalam peta sesuai dengan yang
diperintahkan pada lembar tugas.

1.4.9 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
1. Analisis masing-masing peta
2. Catat berbagai informasi yang terdapat dalam peta sesuai dengan yang
diperintahkan pada lembar tugas seperti karakteristik lahan, faktor pembatas,
dan informasi lainnya

1.4.10 Konservasi Tanah dan Air


1. Praktikan meremajakan lubang resapan biopori yang telah dibuat di kebun
percobaan Cikabayan dengan cara memasukkan sampah organik ke dalam
lubang resapan biopori dengan menggunakan bor tanah manual
2. Mengunjungi beberapa lahan untuk menganalisis beberapa metode konservasi
yang dijumpai di kebun percobaan
3. Mendiskusikan jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman pagar
dan tanaman penutup lahan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Faktor-faktor pembentuk tanah
a. Tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari batuan induk
Tingkat
Bahan Induk Alasan
Kesuburan
Pada umumnya jauh dari pegunungan dan karena
Batuan sedimen tua Rendah sudah tua mineral yang tersisa tinggal resistan
terhadap pelapukan

Endapan sungai Sedang Masih mendapat sisa unsur hara dari erosi

Karena berasal dari perut bumi yang mengandung


Abu gunung Galunggung Tinggi
banyak unsur hara

Karena belum terdekomposisi secara sempurna dan


Bahan induk organik Rendah
tanahnya bersifat masam

b. Ciri-ciri tanah yang terbentuk pada dua lokasi yang berbeda curah hujannya

Lokasi Ciri-Ciri Tanah


Jawa Barat dengan curah hujan > 3500
Warna tanah coklat tua, subur
mm/tahun
Nusa Tenggara Barat dengan curah hujan
Warna tanah coklat kemerahan, kering
1300 mm/tahun

c. Ciri-ciri tanah berdasakan vegetasi

Vegetasi Ciri-Ciri Tanah


Hutan lebat Solumnya sedang, daerah suburnya sekitar 10 cm
Padang rumput Solumnya lebih dalam, daerah suburnya 50-60 cm
Tanah gundul Solumnya dangkal, tanah kurang subur

d. Bentuk lereng, kedalaman tanah, dan tingkat erosi yang terjadi dalam suatu sekuen

Tempat di Lereng Bentuk Lereng Kedalaman Solum Tingkat Erosi

Atas Cembung Sedang Sedang


Tengah Datar Dangkal Tinggi
Bawah Cekung Dalam Rendah
e. Sifat-sifat tanah di Bogor berdasarkan lima faktor pembentuk tanah
Tanah di Bogor dominan latosol dengan warna coklat kemerahan.Struktur
tanahnya halus, kedalaman solum sekitar 20 cm. Curah hujan tinggi di kisaran 3500
mm/tahun sehingga bersifat masam karena tercuci oleh air hujan. Batuan induknya
yaitu batuan beku dan subur karena terletak di antara kaki gunung dan bentuk
lerengnya landai. Tanahnya sudah terbentuk atas jutaan tahun lalu sehingga bersifat
tua dan ada vegetasi serta organisme lainnya seperti cacing yang menyuburkan
tanah.

3.1.2 Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah


a. Tekstur berdasarkan hasil analisis laboratorium (metode kuantitatif)
No. < 0.0002 0.0002-0.002 0.002-0.01 0.01-0.05
0.05-0.25 (%) 0.25-2.00 (%)
(%) (%) (%) (%)
A 5 10 20 25 20 20
B 6 9 30 30 15 10
C 10 30 30 10 10 10
D 4 6 10 20 30 30

Kelas teksturnya dengan menggunakan segi tiga tekstur (USDA)

No. Klei (%) Debu (%) Pasir (%) Tekstur


A 15 45 40 Lempung
B 15 60 25 Lempung berdebu
C 40 40 20 Liat berdebu
D 10 30 60 Lempung berpasir

b. Tekstur lapang (metode kualitatif), warna, dan konsistensi tanah basah


Warna Konsistensi Basah
No. Jenis Tanah Tekstur
Kering Lembab Kelekatan Plastisitas
2,5 YR 3/1 5 YR 3/2
Latosol Sangat
A Klei Dark Redish Dark Redish Lekat
Dramaga plastis
Grey Brown
5 YR 4/2
Podsolik Lempung 5 YR 4/3 Sangat
B Dark Redish Lekat
Jasinga berklei Redish Brown plastis
Grey
Andosol Lempung 7,5 YR 3/2 5 YR 2,5/1 Agak
C Agak lekat
Sukamantri berdebu Dark Brown Black plastis
2,5 YR 3/1
Regosol Lempung 10 YR 5/1 Tidak
D Dark Redish Tidak lekat
Dramaga berpasir Redish Grey plastis
Grey
3.1.3 Pengambilan Contoh Tanah Utuh, Agregat Utuh, dan Komposit

1. Contoh Tanah Utuh

2. Contoh Tanah Agregat Utuh

3. Contoh Tanah Komposit


3.1.4 Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
1. Deskripsi profil tanah
 Morfologi Latosol Dramaga
Macam Tanah : Latosol
Fisiografi : Kipas aluvium vulkanik
Topografi : Bergelombang
Bahan Induk : Tuf volkan intermedier
Formasi Geologi : Qav
Drainase : Baik
Vegetasi : Kelapa Sawit
Penggunaan Tanah: Perkebunan
Lokasi : Kebun Kelapa Sawit Cikabayan

a. Deskripsi profil Latosol Dramaga


Horizon
Kedalaman Uraian
Nomor Simbol
(cm)
Yellowish Red (5 YR 4/6); klei; remah, halus, lemah; lekat
I A 0-14/31 dan plastis, teguh; jelas, bergelombang; perakaran kasar
sedikit
Red (2,5 YR 4/6); klei; gumpal bersudut, halus, lemah; agak
II 𝐵1 14/31-58.5 lekat dan plastis, teguh; berangsur, rata; perakaran halus
sedikit
Red (2,5 YR 4/6); klei; gumpal bersudut, halus, lemah; agak
III 𝐵2 58.5-76 lekat dan plastis, sangat teguh; baur, rata; perakaran kasar
sedikit
Yellowish Red (5 YR 4/6); klei; gumpal bersudut, halus,
IV 𝐵3 76-107
lemah; agak lekat dan plastis, lepas; perakaran halus sedikit

Catatan :
- Perakaran halus sampai kedalaman 107+ cm
- Perakaran sedang sampai kedalaman
- Perakaran kasar sampai kedalaman 76 cm
- Top soil
- Kedalaman efektif 107+ cm

 Morfologi Podsolik Dramaga


Macam Tanah : Podsolik
Fisiografi : Struktural
Topografi : Bergelombang
Bahan Induk : Batuan klei tidak tertutup bahan vulkanik
Formasi Geologi : Qvst
Drainase : Baik
Vegetasi : Puspa, kelapa sawit, melastoma
Penggunaan Tanah : Kebun campuran
Lokasi : Kebun Biofarmaka, Cikabayan
b. Deskripsi profil Podsolik Dramaga
Horizon
Kedalaman Uraian
Nomor Simbol
(cm)
Dark Yellowish Brown (10YR 3/6); lempung berklei;
gumpal membulat, sedang, sedang; agak lekat, agak plastis
I A 0-11/21.5
dan sangat gembur; berangsur, berombak; perakaran halus
sedang, sedang sedikit, kasar sedikit
Strong Brown (7,5 YR 5/6); lempung klei berdebu; gumpal
11/21,5- membulat, sedang, lemah; agak lekat, agak plastis dan
II AB
32/50 gembur; berangsur, berombak; perakaran halus sedang,
sedang sedikit, kasar sedikit
Strong Brown (7,5 YR 5/8); lempung berklei; gumpal
32/50- bersudut, kasar, sedang; lekat, plastis dan gembur; berangsur,
III B
56/104 terputus; perakaran halus sedikit, sedang sedikit, kasar
sedang
Strong Brown (7,5 YR 5/6); lempung berklei; gumpal
IV BC 56/104-104 bersudut, kasar, kuat; lekat, agak plastis dan teguh; perakaran
halus sedikit, sedang sedikit
Catatan :
- Perakaran halus sampai kedalaman 104+ cm
- Perakaran sedang sampai kedalaman 104 cm
- Perakaran kasar sampai kedalaman 56/104 cm
- Top soil ± 1 cm
- Kedalaman efektif 104+ cm
2. Sketsa profil tanah
a. Latosol

b. Podsolik
3.1.5 Pengenalan Pupuk
Rumus Bent Unsur Keterangan
No Nama Pupuk Warna Unsur Ikutan
Kimia uk Utama lain
50%
Serb putih
1 Puten kali K2SO4 K S K20,Tidak
uk keruh
berbau
butir putih N,P,K
2 NPK Phonska NPK N,P,K -
an keruh 15%,berbau
abu-abu
Fosfat alam Serb
3 - kecokla P - tidak berbau
natural uk
tan
Rock
Serb coklat 26%P2O5,
4 phospate(RP) P2O3 P -
uk muda Tidak Berbau
asal Gresik
Kapton
Kaphoska butir pink
5 - - - Sedikit berbau
CV.Petrada an muda
Jaya Indonesia
CaSO4.H2 Serb putih
6 Gipsum Ca S 22% Ca,berbau
O uk keruh
CaO
butir biru
7 NPK Permata NPK N,P,K Ca,Mg 10%,37%MgO
an muda
,sedikit berbau
ZnSO4.&H Krist hijau
8 Seng Sulfat Zn S 23% Zn,berbau
20 al muda
biru
Ca(H2PO4 butir P2O5 40%,Zn
9 TSP Plus dan P Zn
)2+ an 1%,berbau
merah
putih
Krist
10 KCL Kujang KCL dan K Cl Berbau
al
merah
coklat
Kompos Agro Serb
11 - kehitam - - tidak berbau
Flower uk
an
Grow Krist Ca,Na,S,B,Fe,Zn,M N 32%,P 10%,
12 - Biru N,P,K
More(Hijau) al n K 10%
Rock
P2O5
phospate(RP) Serb coklat
13 P2O5 P - 18,64%,tidak
asal Pacitan uk muda
berbau
Lamongan
Agricare
Bioorganik(Enri abu-abu
Serb
14 chment NPK kehitam N,P,K - Berbau
uk
Micoriza an
SP+NPK)
Magnesium Serb Mg
15 MgO Putih Mg -
Oksida uk 54%,berbau
merah
Krist
16 KCL Kanada KCl dan K Cl berbau
al
putih
Ca(H2PO4 butir P2O5
17 TSP abu-abu P Ca
)2+ an 48%,berbau
Diamanium (NH4)2.HP krist N 21%,P3O5
18 Putih P,N -
Fosfat O4 al 53%,berbau
Superphosphate Ca(H2PO4 butir abu-abu P2O5
19 P -
-18 )2+ an tua 18%,berbau
butir
20 Urea(subsidi) CO(NH2)2 pink N - tidak berbau
an
Urea(non- butir
21 CO(NH2)2 Putih N - tidak berbau
subsidi) an
MgSo4.7H krist Mg 16%,tidak
22 Garam Inggris Putih Mg S
2O al berbau
Fosfat alam asal serb P 30%,tidak
23 P2O5 coklat P -
mesir uk berbau
butir coklat P
24 Guanamate P2O5 P -
an tua 18,36%,berbau
butir N,P,K
25 NPK Mutiara NPK Biru N,P,K -
an 16%,berbau
hijau
FeSO4.7H serb
26 Fero Sulfat kekunin Fe S Fe 19%,berbau
2O uk
gan
krist merah
27 KCL Palsu KCL K Cl Berbau
al orange
Pupuk Organik
butir
28 Granule - Hitam - - Berbau
an
Modern
Superphosphate Ca(H2PO4 butir putih P2O3
29 P Ca
-36 )2+ an keruh 36%,berbau
serb abu
30 PARP 50% - P - tidak berbau
uk muda
Na2B2O4. krist B2O3 31,2%,
31 BORAX Putih B Na
5H2O al tidak berbau
S 24%,N
Amonium (NH4)2.SO krist putih
32 N,S - 21%,Tidak
Sulfat(2A) 4 al keruh
berbau
MnSO4.xH serb x%Mn, tidak
33 Mangan Sulfat Putih Mn -
2O uk berbau
krist
34 Terusi CuSO4 Biru Cu S Berbau
al
serb
35 Sulfur S kuning S - 45% S,berbau
uk
Ca(H2PO4 serb coklat 18,67%P,Berb
36 Super Phospate P Ca
)2+ uk muda au
serb coklat 18,67%P2O5,
37 PARP 25% - P -
uk muda Berbau
serb putih 90%CaO,sedik
38 Kapur Tohor CaO Ca -
uk keruh it berbau
MgO
MgSo4.xH serb
39 Kleserit putih Mg S 20%,sedikit
2O uk
berbau
36%
CaMg(CO serb putih
40 Dolomit Ca,Mg - CaO,18%MgO
3)2 uk keruh
,sedikit berbau
36%
Kalsium serb
41 CaCO3 putih Ca - CaO,sedikit
Karbonat uk
berbau
K 30%,P
krist N,P,K,
42 Gandasil B - - Mn,B,Cu,Co,Zn 20%,N 6%,Mg
al Mg
1%,larut dalam
air
N 18%,K
NPK Pamafert Tabl Biru,me 12%,P
43 - N,P,K Ce,Mg
set(TBN) et rah 10%,Mg
3%,Ca 2%
Larut dalam
Grow krist Ca,Mg,S,B,Cu,Fe,
44 - Biru N,P,K air,N 10%,P
More(merah) al Mn,Mo,Zn
55%,K 10%

3.1.6 Pengenalan Data Sifat Kimia dan Fisika Tanah


a. Data sifat kimia tanah

PH 1:1 Walkley &Black Kjeldhal Nisbah C/N Brayl P2O5 N NH4OAc PH7.0 N KCL
C-org Bahan organik N-total P Ca-dd Mg-dd K-dd K2O Na-dd KTK KB Al-dd H-dd
CT H20 KCL ----[%]--------- -------(ppm)--------
------------(me/100g)---------
(ppm)------(me/100g)---(%) -(me/100g)--
Kejenuhan AL
1 5 4.3 2.55 4.4 0.23 11.09 10.2 23.36 8.3 2 0.71 333.7 0.72 18.91 62.03 0.19 0.21 1%
2 5.5 4.7 2.87 4.95 0.26 11.04 12.2 37.94 9.47 1.67 0.61 286.7 0.64 18.51 66.93 tr 0.2 -
3 6 5.3 1.43 2.47 0.15 9.53 7.3 16.72 5.77 2.22 0.53 249.1 0.92 24.43 38.64 tr 0.2 -
4 4.5 3.8 1.43 2.47 0.15 9.53 91.8 210.25 4.94 1.74 0.89 418.3 0.53 16.88 47.98 1.25 0.36 7.40%
5 4.7 4 1.27 2.19 0.13 9.77 20.6 70.08 4.9 2.1 0.7 329 0.61 16.7 49.76 0.62 0.2 3.71%
6 5.2 4.4 1.6 2.76 0.17 9.41 21.5 49.24 5.11 1.28 0.56 263.2 1.11 17.6 45.79 tr 0.2 -
7 6.63 - 1.1 1.9 0.25 4.4 23.45 53.7 2.45 1.28 0.23 108.1 0.02 12.24 32.51 - - -
8 4.57 3.7 0.88 1.52 - - - - 0.69 0.71 0.11 51.7 0.12 11.01 14.8 - - -
9 4.34 3.72 1.14 1.97 - - - - 0.73 0.71 0.14 65.8 0.22 11.59 15.53 - - -
10 4.57 3.83 0.64 1.1 - - - - 0.55 0.85 0.2 94 0.24 8.12 22.66 - - -
11 5.52 - 0.46 0.79 - - - - 3.04 0.42 0.07 32.9 0.03 10.98 32.42 - - -
Contoh perhitungan tabel :
Bahan organic= %c-org x 1,724 = 2,55 x 1,724=4,4%
Nisbah C/N = % C-org/%N total = 2,55/0.23=11,09
P2O5 = BM P2O5 X PPM P BRAL/BA 2P =142 X10,20 /62 =23,36
Kejenuhan basa = kation basa X 100%/KTK =11,73X100%/18,91 = 62%
Kejenuhan Al = Aldd X 100%/KTK= 0,19 X 100% 18,91= 1%
K2O (PPM) = BM 20 XMGK X 16/ BA 2K= 94 X0,71X39X10/78= 333,7 PPM

b. Data sifat fisika tanah


Kadar air pada PF Pola Drainase
NO Lokasi Porositas PF1 PF2 PF2,54 PF4,2 Sangat Cepat Cepat Lambat Air Tersedia Permeabilitas Keterangan
1 R1T1 55.3 50.42 38.97 31.08 20.18 4.88 11.45 7.89 10.9 4.36
2 R1T2 51.51 44.86 41.35 33.04 20.51 6.65 3.51 8.31 12.53 6.77
3 R1T4 53.14 42.2 35.34 30.83 21.69 10.94 6.86 4.51 9.14 4.77
4 R3T1 52.52 41.29 35.55 32.68 26.66 11.23 5.74 2.87 6.02 10.24 ada akar
5 R3T2 50.41 42.02 34.43 29.25 22.21 8.39 7.59 5.18 7.04 2.26
6 R3T3 47.52 42.14 36.98 31.46 20.09 5.38 5.16 5.52 11.37 12.53 ada akar
7 R3T4 48.06 40.65 38.41 31.27 21.95 7.41 2.24 7.14 9.32 6.24
8 R3T5 55.31 45.07 37.81 30.95 21.75 10.24 7.26 6.86 9.2 1.46
9 R4T3 51.93 43.48 38.83 24.45 20.47 8.45 4.65 14.38 3.98 9.73
10 R4T5 50.9 45.72 43.35 33.92 25.29 5.18 2.37 9.43 8.63 3.95
Contoh perhitungan :
Pori drainase sangat cepat : R1T2=51,51-44,86=6,65%
Pori drainase cepat : R1T4=42,2-35,34=6,86%
Pori drainase lambat : R1T2=41,35-33,04=8,31%
Air tersedia : R1T4=30,83-21,69=9,14%
3.1.7 Pengenalan Evaluasi Status Hara dan Kesuburan Tanah, Menhitung
Kebutuhan Pupuk dan Kapur

a. Status Hara Tanah Latosol

b. Status Hara Tanah Podsolik


c. Hasil Perhitungan Kebutuhan Kapur

Kandungan Al-dd Kebutuhan Kapur


No. Contoh Tanah
(me/100g) (ton CaCO3/ha)
1. Latosol Cisasah Sukajad 1,25 2,3437
2. Latosol Cisasah Sukajad 0,62 1,1625
3. Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih 0,19 0,3562
4. Podzolik Trimurjo Lampung Tengah 4,50 8,4375
5. Podzolik Air Naningan Tanggamus 6,00 11,2500
6. Podzolik Air Naningan Tanggamus 1,50 2,8125

3.1.8 Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Tanah


a. Peta yang digunakan dalam praktikum

No. Macam Peta Judul Peta Skala


Peta tanah semi detail daerah Parung- Depok-Bogor-
1 Peta Tanah
Ciawi 1:50.000
2 Peta Geologi Peta geologi lembar Bogor,Jawa 1:100.000
3 Peta RBI Lembar 1209-141 Ciawi 1:25.000
4 Peta Tanah Peta satuan peta tanah di Kabupaten Bogor 1:250.000
b. Peta RBI
Informasi dari peta RBI skala 1:25.000 (20cm x 20cm)
- Wilayah Administrasi
Kecamatan Ciomas, Desa Pasireurih, Desa Parakan, Desa Sukaharja, Desa
Sukamantri, Desa Palasari Desa Sirnogalih Taman Sari, Kota Batu, dan Desa
Mulya Harja.
- Koordinat batas areal
Ujung kiri atas :106o 45`00” BT 6o37`30” LS
Ujung kanan atas :106o 47`42,9” BT 6o37`30” LS
Ujung kiri bawah :106o 45`00” BT 6o40`14,19” LS
Ujung kanan bawah :106o 47`42,9” BT 6o40`14,19” LS
- Penutupan/pengunaan lahan
Pemukiman, ladang, kebun,tanah kosong, hutan, sawah irigasi, tadah hujan, dan
semak belukar.
- Sungai yang mengalir
Sungai Ciapus, Sungai Cinala, Sungai Cileungsir, Sungai Cijeruk, Sungai Ciangga,
Sungai Cisaat, Sungai Cisaat, Sungai Cipinang Gading, Sungai Ciomas.
- Kisaran elevasi lahan
301-712 mdpl

c. Peta Geologi
1. Dua formasi geologi yang dihasilkan volkan salak

No Formasi Geologi Umur Susunan Batuan


1 Qvsl Quarter Andesit basal dengan piraksen augit
2 Qvsb Quarter Breks tufon dan lapili, bersusun andesit basal
2. Dua formasi geologi berumur tersier dan susunan batuannya

No Formasi Geologi (berumur tersier) Susunan Batuan


Batu pasir,tuf batu apung,napaldengan moluska,batu-batu
1 TMB (formasi bojong manik)
terapung dengan lempung dan sisipan lignin sisa damar
Breksi aliran perjal bersusunan andesit pirosen,tersemen
2 TMJV (formasi Jampang) baik,tersingkap sepanjang lembah-lembah yang terkena
erosi dalam sekali di bagian tenggara
3. Formasi geologi di wilayah yang dibatasi 20x20 cm pada peta RBI skala 1:25.000
- Q vsi
- Q vsb
- Q vsb
4. Informasi tentang betuk wilayah yang dibatasi 20x20 cm pada peta RBI skala
1:25.000

No Formasi Geologi Bentuk Lahan Perkiraan Jenis Batuan Induk dari Informasi Peta Geologi
1 Qvsi Berombak Andesit, basal dengan pitoksen (augit)
2 Qvsb Datar Lahar,breksi tufan dan lapili,tersusun atas andesit basal
3 Qvst Datar Tuf, batu apung, pasiran

d. Peta Tanah
1. Peta Tanah (skala 1:250.000 dan skala 1:50.000)
Skala 1:250.000
I. Satuan peta tanah : 198
Karakteristik lahan:
- Tipe tanah = Typic hapludules,Typic Dystrudepts
- Proporsi = D dan F
- Bentuk tanah = Dataran Volkan tua
- Bentuk wilayah = Berombak
- Bahan induk = Andesit dan Basalt

II. Satuan peta tanah : 210


Karakteristik lahan:
- Tipe tanah = Typic hapludules,Typic Paledults,Typiv Epsaquepts
- Proporsi = D, F, dan T
- Bentuk tanah = Perbukitan Volkan tua
- Bentuk wilayah = Berbuit
- Bahan induk = Andesit dan Basalt
Skala1:50.000
I. Satuan peta tanah : 22
Karakteristik lahan:
- Macam tanah = Latosol coklat kemerahan
- Tekstur = halus
- Drainase = sedang
- Bentuk wilayah = bergelombang dengan punggung-punggung
memanjang
- Bahan induk = Tuf Andesit
- Kelas kesesuaian wilayah = Sangat sesuai untuk tanaman semusim,
sangat sesuai untuk tanaman tahunan, dan sangat sesuai untuk padi
sawah

II. Satuan peta tanah : 6


Karakteristik lahan:
- Macam tanah = Regosol coklat keabuan
- Tekstur = aga kasar
- Drainase = cepat
- Bentuk wilayah = berombak
- Bahan induk = Bahan vulkanik/lahar
- Kelas kesesuaian wilayah =
-Tanaman semusim : agak sesuai dengan kedalaman
efektif,tekstur,di daerah perakaran dan kapasotas menahan air
-Tanaman tahunan : kurang sesuai dengan kedalaman efektif,tekstur
di daerah perakaran dan kapasitas menahan air
-Padi sawah : agak sesuai dengan ketersediaan air irigasi.

2. Maksud SPT :
Satuan informasi dalam peta yang memberikan informasi mengenai
karakteristik tanah dan lahan yang terkait dalam proses pembentukan dan potensi
penggunaanya.
3.1.9 Pengenalan Peta Satuan Lahan, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian
Lahan
1. Peta satuan lahan
Tiga satuan lahan pada peta sistem lahan Kabupaten Bogor
Satuan
No. Uraian
Lahan
Bentuk lahannya aliran lava basa/sedang yang agak tertoreh (V52), kemiringan
16-25%. Relief 11-50 m lebar puncak 201-2000 m, tidak ada lebar lembah. Jenis
batuan yang dominan basalt, andesit, breksi, tefro berbutir halus, taksonomi tanah
Dystropepts Eutropepts Tropudalfs, tekstur tanah lapisan atas/lapisan bawah agak
halus/halus, agak halus/halus sedang/agak halus, curah hujan tahunan rata-rata
2000-5000 mm/tahun bulan curah hujan 4-12 bulan lebih dari 200 mm, 0-5 bulan
kurang dari 100 mm, suhu rata-rata 20-30˚C tanah ini sesuai untuk pekarangan;
1. BTK
penggembalaan; tanaman perdagangan; penghutanan kembali; dan penghutanan
tanah, tidak sesuai untuk suai tani tinggi daratan, perikanan air payau, dan
pengairan pasang surut serta sesuai dengan syarat-syarat tertentu jika digunakan
untuk suai tani lahan kering dan suai tani lahan basah, tanaman yang sesuai untuk
ditanam yaitu, karet, kelapa sawit, kelapa, kopi robusta, cengkeh, tebu, nanas,
jambu mede, pisang dan rotan, tidak sesuai untuk teh, kopi arabika, coklat dan
sagu.
Bentuk lahannya dataran berbukit kecil di atas tufa vulkanik sedang (V88),
kemiringan 26-40%, reliefnya 11-50 m, lebar puncak 201-500 m lebar lembah 25-
200 m, litologi tefra berbutir halus; tefra berbutir kasar alluvium muda berasal dari
vulkanik kelompok besar tanah Dystropepts, % dari satuan peta 20-60% tekstur
2. BTG
tanah lapisan atas halus dan lapisan bawah halus, kelompok besar Dytrandept
lapisan atas agak kasar dan lapisan bawah sedang, kelompok besar Tropudufts,
persen dari satuan tanah 20-60% tekstur tanah atas agak halus, tekstur tanah
bawah halus, curah hujan 2300-4000 mm/tahun, deretan bulan dengan curah hujan
rata-rata lebih besar 200 mm yaitu 3-9, lebih kecil dari 100 mm yaitu 0-4, suhu
rata-rata terendah 23˚C dan suhu rata-rata tertinggi 32˚C tanah ini sesuai untuk
penggembalaan; peternakan; perhuntan tanian dan penghutanan kembali. Tidak
sesuai untuk suai tani lahan kering, suai tani lahan basah; suai tani tinggi daratan;
perikanan air payau; pengairan pasang surut dan pekarangan dengan sedikit
kemiringan sesuai serta sesuai dengan syarat jika digunakan untuk tanaman
perdagangan seperti karet, kelapa sawit, kelapa, kopi robusta, cengkeh, pisang dan
rotan, tidak sesuai untuk teh, kopi arabika, coklat, lada, tebu, tembakau, nanas,
jambu mede, kapas dan sagu.
Deskripsi umum daratan berbukit kecil di atas batuan sedimen campur
(P08), kemiringan 16-25% relief 11-50 m, lebar puncak <50 m, lebar
lembah 25-200 m jenis batuan batu pasir; serpih; batu lumpur;
konglomerat, kelompok besar tanah Tropudults dengan persen satuan peta
20-60%; tekstur pada tanah atas agak halus dan pada bawahnya halus,
kelompok besar Dystropepts dengan persen satuan peta 20-60%, tekstur
tanah atas agak halus; tekstur tanah bawah halus, Eutropepts dengan persen
satuan peta 20-60%; tekstur tanah atas halus; tekstur tanah bawah halus,
curah hujan rata-rata >200mm, 6-10; deretan bulan dengan curah hujan
rata-rata >100 mm, 0-3; suhu rata-rata terendah 23˚C, suhu rata-rata
3. TWH
tertinggi 32˚C, lahan ini sesuai untuk penggembalan/peternakan; tanaman
perdagangan; perhutan tanian dan penghutanan kembali, tidak sesuai untuk
suai tani lahan kering; suai tani tinggi daratan; perikanan air payau; dan
pengairan pasang surut, akan sesuai dengan syarat jika digunakan untuk
suai tani lahan basah, lahan ini tidak sesuai untuk pekarangan; tetapi ada
sedikit kemungkinan untuk dipakai sebagai pekarangan, tanaman yang
sesuai ditanam di lahan ini adalah karet, tidak sesuai untuk kepala sawit;
teh; kopi arabika; coklat; tembakau; kapas dengan sagu, serta akan sesuai
dengan syarat-syarat tertentu jika digunakan untuk kelapa, kopi robusta;
cengkeh; lada; tebu; nanas; jambu mede; pisang dan rotan.

1. Peta Kemampuan Lahan


(Skala 1 : 250.000 dan skala 1 : 50.000)
a. Kelas kemampuan lahan untuk pertanian
Kelas Kemampuuan
No
Lahan untuk
. Faktor Penghambat Luas (Ha)
Pertanian
Kelas Subkelas
Skala 1 : 250.000
1. II Iin Normal (sedikit penghambat) 76.9
IIIn Normal (sedikit penghambat) 30.5
Bentuk wilayah berombak sampai
III𝑡1 389.5
bergelombang
2. III III𝑑1 Kekeringan musiman 12.2
IIIw Muka air tanah jenuh/dalam 76.9
Bentuk wilayah berombak sampai
III𝑡1 a 28.6
bergelombang, embun upas (nightfrost)
IVn Normal (sedikit penghambat) 59.8
3. IV Bentuk wilayah berombak sampai
IV𝑡1 7.5
bergelombang
IV𝑑1 Kekeringan musiman 9.1
IV𝑠2 Miskin unsur hara 924.0
IV𝑠1 Fisik tanah buruk (konkresi dan kerikil) 318.4
IVw Muka air tanah jenuh/dalam 20.0
IV𝑜1 Genangan musiman 36.6
Bentuk wilayah berbukit sampai bergunung,
IV𝑡2 𝑒 383.9
erosi
Skala 1 : 50.000
Sedikit atau tanpa penghambat
Iin a. Kerikil 428
1. b. Batu-batu di dalam tanah
II𝑠2 Padas dan batu/kerikil di permukaan tanah 932
Salah satu kombinasi dari
IIIn 253
a. Padas dan batu-batu di permukaan
Salah satu kombinasi dari
IIIw a. Muka air tanah rendah 517
b. Padas
2.
IIIw.o Muka air tanah rendah dan genangan musiman 863
Salah satu atau kombinasi dari
a. Padas
III𝑠2 1445
b. Batu-batu permukaan
c. Wilayah melandai
Ivw Muka air tanah rendah 2932
IVw.o Muka air tanah rendah dan genangan musiman 775
IV𝑤. 𝑡2 Muka ar tanah rendah dan mikro relief 1555
IV𝑠1 Kesuburan tanah 547
Salah satu kombinasi dari
IV𝑠1.𝑤 a. Kesuburan tanah rendah 1103
b. Muka air tanah rendah
Kesuburan, muka air tanah rendah, dan
IV𝑠1. 𝑤. 𝑜 942
3. genangan musiman
IV𝑠1. 𝑡1 Kesuburan dan wilayah berlereng/erosi 1380
Wilayah berbatu-batu, muka air tanah, dan
IV𝑠2 215
genangan musiman
Salah satu kombinasi dari
IV𝑠2. 𝑡1 a. Wilayah berbatu-batu 2190
b. Berlereng/erosi
Salah satu atau kombinasi dari
IV𝑡1 a. Muka air tanah rendah 1213
b. Wilayah melandai

2. Peta Kesesuaian Lahan


a. Peta kesesuaian lahan tanaman semusim
Kelas
Keseuaian
No. Lahan SPT Faktor Penghambat
Tanaman
Semusim
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
2
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
3
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
1. S-2 6
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
7
dan kapasitas menahan air kurang baik
t- topografi yang tidak mendukung
8
e- bahaya erosi
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
11
dan kapasitas menahan air kurang baik
t- topografi yang tidak mendukung
15
e- bahaya erosi
t- topografi yang tidak mendukung
16
e- bahaya erosi
19 t- topografi yang tidak mendukung
25 t- topografi yang tidak mendukung
f- bahaya banjir dan genangan
26 s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
dan kapasitas menahan air kurang baik
27 n- tingkat kesuburan tanah rendah
28 n- tingkat kesuburan tanah rendah
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
29
dan kapasitas menahan air kurang baik
4 d- drainase tanah kurang baik
5 d- drainase tanah kurang baik
12 t- topografi yang tidak mendukung
14 t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
2. S-3 17
e- bahaya erosi
g- periode untuk pertumbuhan (growing periode) lambat
18
t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
24
e- bahaya erosi

b. Peta kesesuaian lahan tanaman tahunan


Kelas
No. Kesesuaian SPT Faktor Penghambat
Lahan
8 t- topografi yang tidak mendukung
12 t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
14
e- bahaya erosi
t- topografi yang tidak mendukung
15
e- bahaya erosi
1. S-2 16 t- topografi yang tidak mendukung
17 t- topografi yang tidak mendukung
19 t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
24
e- bahaya erosi
25 t- topografi yang tidak mendukung
29 s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
2
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
3
dan kapasitas menahan air kurang baik
4 d- drainase tanah kurang baik
5 d- drainase tanah kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
6
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
2. S-3 7
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
11
dan kapasitas menahan air kurang baik
t- toporafi yang tidak mendukung
13
e- bahaya erosi
18 t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
26 s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
dan kapasitas menahan air kurang baik

c. Peta kesesuaian lahan padi sawah


Kelas
No. Kesesuaian SPT Faktor Penghambat
Lahan
1 f- bahaya banjir dan genangan
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
2
dan kapasitas menahan air kurang baik
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
3
dan kapasitas menahan air kurang baik
5 n- tingkat kesuburan tanah rendah
6 w- ketersediaan air irigasi rendah
1. S-2
t- topografi yang tidak mendukung
7
g- periode untuk pertumbuhan (growing periode) lambat
s- kedalaman efektif , tekstur di daerah perakaran kurang baik
11
dan kapasitas menahan air kurang baik
26 n- tingkat kesuburan tanah rendah
27 w- ketersediaan air irigasi rendah
28 w- ketersediaan air irigasi rendah
t- topografi yang tidak mendukung
12
w- ketersediaan air irigasi rendah
15 t- topografi yang tidak mendukung
t- topografi yang tidak mendukung
2. S-3 19
g- periode untuk pertumbuhan (growing periode) lambat
t- topografi yang tidak mendukung
25
g- periode untuk pertumbuhan (growing periode) lambat
29 w- ketersediaan air irigasi rendah
d. Kelas kesesuaian lahan
Tanaman Semusim Tanaman Tahunan
SPT
Kelas FP Kelas FP
s- kedalaman
efektif , tekstur
di daerah s- kedalaman efektif , tekstur di
S-2 perakaran S-3 daerah perakaran kurang baik dan
7
(Agak sesuai) kurang baik dan (Kurang sesuai) kapasitas menahan air kurang
kapasitas baik
menahan air
kurang baik
U U
10 - -
(Tidak sesuai) (Tidak sesuai)
s- kedalaman
efektif , tekstur
di daerah s- kedalaman efektif , tekstur di
S-2 perakaran S-3 daerah perakaran kurang baik dan
X1
(Agak sesuai) kurang baik dan (Kurang sesuai) kapasitas menahan air kurang
kapasitas baik
menahan air
kurang baik
S-3 t- topografi yang
S-2 t- topografi yang tidak
X2 (Kurang tidak
(Agak sesuai) mendukung
Sesuai) mendukung

3. Perbedaan antara kemampuan lahan dengan kesesuaian lahan


Kemampuan lahan merupakan potensi lahan untuk penggunaan berbagai
sistem pertanian secara umum dan menjelaskan peruntukan lahan untuk jenis
tertentu maupun tindakan-tindakan pengelolaannya, sedangkan kesesuaian
lahan diartikan sebagai hal sesuai dan tidak sesuainya tanah untuk pemanfaatan
tertentu. Klasifikasi kemampuan lahan digunakan untuk penilaian kemampuan
lahan pada pertanian jangka panjang, sedangkan kesesuaian lahan cenderung
memandang keterkaitan lahan yang direncanakan dengan lingkungan eksistik
sekitarnya.

3.1.10 Konservasi Tanah dan Air (Metode Vegetatif, Metode Mekanis, dan Resapan
Biopori)

1. Tipe-tipe mode konservasi yang dijumpai di kebun percobaan:


Metode vegetative, metode mekanik, dan teknik biopori.
2. Jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman
penutup lahan:
Perdu = Crotalaria sp., Flemingia sp, Acasia vilusa
Merambat = Colopogonium, Centrosema sp., Pueraria sp.
Pohon = Leuchaena eucephala, albizia falcatarea
Rumput = Peninisetum puriferu, Vetivera
3. Komentar teknik pembuatan lubang resapan biopori:
Pembuatan lubang resapan biopori digali sedalam 1 meter dengan alat bor.
Kemudian sampah organik dimasukkan kedalam lubang. Sampah yang dimasukkan
jangan terlalu padat karena oksigen dilubang sangat sedikit. Setelah sampah
dimasukkan, lubang ditutup batu dengan celah kecil agar air dapat masuk.
IV. KESIMPULAN
Kondisi tanah sangat berperan penting dalam aspek pertanian. Parameter tanah yang
diamati pada praktikum ini meliputi faktor-faktor pembentuk tanah; tekstur, warna, dan
konsistensi tanah; pengambilan contoh tanah utuh, agregat utuh, dan komposit; morfologi
tanah latosol dan podsolik; jenis-jenis pupuk; sifat kimia dan sifat fisika tanah; evaluasi
status hara dan kesuburan tanah, menghitung kebutuhan pupuk dan kapur; mengenal peta
geologi, peta topografi, dan peta tanah, peta satuan lahan; mengenal peta kemampuan
lahan, dan peta kesesuaian lahan, serta mengenal metode konservasi tanah dan air. Sifat
tanah dipengaruhi oleh faktor pembentuknya yaitu bahan induk, iklim, organisme,
topografi, dan waktu. Kelas tekstur tanah dapat ditentukan dengan menggunakan metode
kuantitatif atau segi tiga tekstur dan metode kualtitatif atau perasaan. Pengambilan contoh
tanah dilakukan untuk menentukan sifat tanah yang tidak dapat diukur secara langsung di
lapangan, seperti pengambilan contoh tanah utuh, agregat utuh, dan komposit. Morfologi
tanah latosol dramaga memiliki drainase yang baik, begitu juga tanah podsolik dramaga.
Namun kandungan unsur hara podsolik lebih tinggi daripada latosol. Tiap nama pupuk
umumnya memiliki rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur tambahan yang
berbeda. Sifat kimia tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pH tanah, KTK, KB,
fosfor tersedia, kalium tersedia, nitrogen total, bahan organik, dan aluminium yang dapat
dipertukarkan. Sifat fisika tanah meliputi bobot isi tanah, porositas tanah, kadar air tanah,
distribusi ukuran pori, air tersedia yang dapat disimpan, dan permeabilitas tanah.
Pemupukan dan pengapuran merupakan cara yang sangat efektif dalam mengembalikan
kestabilan tanah. Peta secara umum merupakan gambaran permukaan bumi yang
diproyeksikan ke bidang datar dengan skala tertentu. Beberapa jenis peta antara lain adalah
peta geologi yang menggambarkan penyebaran formasi batuan, peta topografi yang
menyajikan informasi mengenai elevasi suatu objek permukaan di bumi, dan peta tanah
yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah dan karakteristik lahannya di suatu
daerah. Adapun perbedaan antara peta kemampuan lahan dengan peta kesesuaian lahan,
peta kemampuan lahan menggambarkan potensi lahan untuk penggunaan di sistem
pertanian, sedangkan peta kesesuaian lahan menyajikan gambaran cocok tidaknya tanah
untuk pemanfaatan tertentu. Tipe-tipe konservasi yang ada diantaranya metode vegetative,
metode mekanik, dan teknik biopori.
V. DAFTAR PUSTAKA
Goenadi DH.2014. Penilaian mutu tanah secara cepat berdasarkan faktor penentu aktivitas
biologinya. Menara Perkebunan. 82(2):94-100.

Hasriyanti, Abbas I, dan Leo NZ. 2016. Aplikasi peta jenis tanah dalam mengidentifikasi
lahan berpotensi untuk perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang. Jurnal Pendidikan Geografi. 21(1):12-21.

Mulyanto D dan Surono. 2009. Pengaruh topografi dan kesarangan batuan karbonat
terhadap warna tanah pada Jalur Baron-Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Forum Geografi. 23 (2):181-195.
Notohadiprawiro T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Yogyakarta (ID) : Pusat Studi Sumber
Daya Lahan UGM.

Rajanuddin UA dan Sanusi I. 2014. Karakteristik morfologi dan klasifikasi tanah inceptisol
pada beberapa sistem lahan di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal
Agroland. 21 (2):81 – 85.
Sartohadi J dan Purwaningsih R.2004. Korelasi spatial antara tingkat perkembangan tanah
dengan tingkat kerawanan gerak massa di DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta. Forum Geografi.18(1):27-39.
Sinaga JH, Supriadi, dan Lubis A. 2014. Analisis pengaruh tekstur dan c-organik tanah
terhadap produksi tanaman ubi kayu (manihot esculenta crantz) di Kecamatan
Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(4):1439 –
1450.
VI. LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Distribusi Ukuran Pori dan Air Tersedia


1.1 Perhitungan Distribusi Ukuran Pori
1.1.1 Pori Drainase Sangat Cepat
1. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 55,30 -50,42
= 4,88
2. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 51,51-44,86
= 6,65
3. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 53,14-42,20
= 10,94 (Tidak sesuai dengan data)
4. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 52,52-41,29
=11,23
5. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 50,41-42,02
= 8,39
6. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 47,52-42,14
= 5,38 (Tidak sesuai dengan data)
7. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 48,05-40,05
= 7,40
8. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 55,31-45,07
=10,24 (Tidak sesuai dengan data)
9. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 51,93-43,48
=8,45 (Tidak sesuai dengan data)
10. Pori drainase sangat cepat (% volume)= porositas –PF 1
= 50,90 – 45,72
= 4,18 (Tidak sesuai dengan data)
1.1.2 Pori Drainase Cepat
1. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 50,42-38,97
= 11,45
2. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 44,86-41,35
= 3,51
3. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,20-35,34
= 6,86 (Tidak sesuai)
4. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 41,29-35,55
= 5,71 (tidak sesuai)
5. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,02-34,43
=7,58 (Tidak sesuai)
6. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 42,14-36,98
=5,16(tidak sesuai)
7. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 40,65-36,41
= 4,24
8. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 45,07-37,81
=7,26 (tidak sesuai)
9. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 43,48-38,83
=7,65 (Tidak sesuai)
10. Pori drasinase cepat(% volume)= PF 1- PF 2
= 45,72-43,35
= 2,37
1.1.3 Pori Drainase Lambat
1. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 38,97-31,08
= 7,89
2. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 41,35-33,04
=8,31
3. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 35,34-30,83
= 4,51
4. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 35,55-32,68
= 2,67
5. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
=34,43- 29,25
= 5,18
6. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 36,98-31,46
=5,52 (tidak sesuai)
7. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 36,41- 31,27
= 5,14
8. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 37,81-30,95
= 6,36 (Tidak sesuai)
9. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 38,83-28,45
= 10,38
10. Pori drainase lambat (%volume) = PF 2- PF 2,54
= 43,35-33,92
= 9,43
1.2 Air Tersedia
1. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,08 – 20,18 = 10,90 (tidak sesuai)
2. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 33,04- 20,51 = 12,53
3. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 30,83- 21,69 = 9,14
4. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 32,68- 26,66 = 6,22
5. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 29,25- 22,21 = 7,04 (tidak sesuai)
6. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,46- 20,09 = 11,37(tidak sesuai)
7. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 31,27- 21,95 = 9,32
8. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 30,95- 21,75 = 9,20
9. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
=28,45- 20,47 = 7,98 (tidak sesuai)
10. Air tersedia (%) = PF 2,54- PF 4,52
= 33,92- 25,29 = 8,63

Lampiran 2. Perhitungan Kandungan Bahan Organik Tanah, Nisbah C/N Tanah,


Kandungan P dan K Tersedia di dalam Tanah (P2O5 dan K2O),
Kejenuhan Basa, dan Kejenuhan Al
2.1 Kandungan Bahan Organik Tanah
1. %C x 1,724 = 2,55 x 1,724 = 4.3962
2. %C x 1,724 = 2,87 x 1,724 = 4,9479
3. %C x 1,724 = 1,43 x 1,724 = 2,46532
4. %C x 1,724 = 1,43 x 1,724 = 2,46532
5. %C x 1,724 = 1,27 x 1,724 = 2,1894
6. %C x 1,724 = 1,60 x 1,724 = 2,7584
7. %C x 1,724 = 1,10 x 1,724 = 1,8964
8. %C x 1,724 = 0,88 x 1,724 = 1,51712
9. %C x 1,724 = 1,14 x 1,724 = 1,96536
10. %C x 1,724 = 0,64 x 1,724 = 1,10336
11. %C x 1,724 = 0,46 x 1,724 = 0,79304

2.2 Nisbah C/N


C−org
1. N−org = 11.09
C−org
2. = 11.04
N−org
C−org
3. = 9.53
N−org
C−org
4. = 9.53
N−org
C−org
5. = 9.77
N−org
C−org
6. = 9.41
N−org
C−org
7. = 4.40
N−org

2.3 Kandungan P dan K

𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃 (2)+ 𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑂(5)


P2O5 = X Bray I P
𝑛𝑜.𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑃(2)

(32×2)+(16×5)
1. × 10.20 = 23,36
32×2

(32×2)+(16×5)
2. × 12.20 = 27.94
32×2

(32×2)+(16×5)
3. × 7.30 = 16.72
32×2

(32×2)+(16×5)
4. × 91.80 = 210,25
32×2

(32×2)+(16×5)
5. × 30.60 = 70,08
32×2

(32×2)+(16×5)
6. × 21.50 = 49,24
32×2

(32×2)+(16×5)
7. × 23.45 = 53,71
32×2

𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐾(2)+𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑂 𝐴𝑟


K2O = × 𝐾 − 𝑑𝑑 × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 × 10
𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐾(2)
39(2)+16 39
1. × 0.71 × × 10 = 333,7
39(2) 1

39(2)+16 39
2. × 0.61 × × 10 = 286,9
39(2) 1

39(2)+16 39
3. × 0.53 × × 10 = 249,1
39(2) 1

39(2)+16 39
4. × 0.89 × × 10 = 418,3
39(2) 1

39(2)+16 39
5. × 0.70 × × 10 = 329
39(2) 1

39(2)+16 39
6. × 0.56 × × 10 = 263,2
39(2) 1

39(2)+16 39
7. × 0.23 × × 10 = 108,2
39(2) 1

39(2)+16 39
8. × 0.11 × × 10 = 51,7
39(2) 1
39(2)+16 39
9. × 0.14 × × 10 = 65,8
39(2) 1

39(2)+16 39
10. × 0.20 × × 10 = 94
39(2) 1

39(2)+16 39
11. × 0.07 × × 10 = 32,9
39(2) 1

2.4 Kejenuhan Basa


𝐶𝑎 − 𝑑𝑑 + 𝑀𝑔 − 𝑑𝑑 + 𝐾 − 𝑑𝑑 + 𝑁𝑎 − 𝑑𝑑
𝐾𝐵 = 𝑥100%
𝐾𝑇𝐾
8,30+2,00+0,71+0,72
1. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 62,03
18,91
9,47+1,67+0,61+0,64
2. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 66,98
18,51
5,77+2,22+0,53+0,92
3. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 38,64
24,43
4,94+1,74+0,89+0,53+
4. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 47,99
16,88
4,90+2,10+0,70+0,61
5. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 49,76
16,70
5,11+1,28+0,56+1,11
6. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 45,80
17,60
2,45+1,28+0,23+0,02
7. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,52
12,24
0,69+0,71+0,11+0,12
8. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 14,80
11,01
0,73+0,71+0,14+0,22
9. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 15,53
11,59
0,55+0,85+0,20+0,24
10. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 22,66
8,12
3,04+0,42+0,07+0,03
11. 𝐾𝐵 = 𝑥100% = 32,42
10,98

2.5 Kejenuhan Al
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,19
1. Kejenuhan Al = 𝐾𝑇𝐾 x 100% =18,91X100%= 1,00 %
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
2. Kejenuhan Al = x 100% =18,51x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
3. Kejenuhan Al = x 100% =24,43x100%
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 1,25
4. Kejenuhan Al = x 100% =16,88x100% = 7,41 %
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 0,62
5. Kejenuhan Al = x 100% =16,70x100% = 3,71 %
𝐾𝑇𝐾
𝐴𝑙−𝑑𝑑 𝑡𝑟
6. Kejenuhan Al = x 100% =17,60x100%
𝐾𝑇𝐾

2.6 Kebutuhan pupuk


2.6.1 Phonska : 15-15-15 100 Kg P
Urea : 45% N 200 Kg N
KCl : 50% K2O 150 Kg K
Mr P2O5
Kebutuhan unsur hara 100Kg P2O5 = 𝐴𝑟 𝑃2
x 100Kg

142
= ×100 Kg P2O5=229,03 Kg
62
𝑀𝑟 𝐾2𝑂
Kebutuhan unsur hara 150Kg K = × 150 Kg K2O
𝐴𝑟 𝐾2
94
= 78 × 150 Kg K2O = 180,76 Kg K2O
100
Kebutuhan pupuk Phonska = × 180,76 Kg
15

= 1205,067 Kg

 Pupuk P2O5 dalam pupuk phonska:

150
×1205,067 Kg = 181 Kg P
100

Pupuk Yang kurang = 229 – 181 Kg


= 48 Kg P (yang dibutuhkan pupuk tunggal)
100%
48Kg dalam SP 36: × 48 Kg = 133 Kg SP36
36%

 N dalam Phonska

150
× 1207 Kg = 181 Kg N
100

Pupuk yang kurang = 200 – 181= 19 Kg N


100%
19 Kg N dalam Urea: × 19Kg = 42Kg urea
45%

 K2O dalam Phonska


15
×1207 Kg = 181Kg K (berlebih)
100

Jadi, pupuk Phonska yang diperlukan sebanyak 1205 Kg, sedangkan untuk
memenuhi kekurangannya harus ditambahkan sebesar 42 Kg urea dan 133 Kg
SP36.

2.6.2 Pupuk majemuk : 15-0-15 150kg K


Urea : 45% N 250kg N
SP36 : 36% P2O5 100kg P
𝑀𝑟 𝐾2𝑂
Kebutuhan unsur hara 150kg K2O = × 150 Kg K2O
𝐴𝑟 𝐾2
94
= 78 × 150 Kg K2O = 180,77 Kg K2O
100
Kebutuhan pupuk majemuk = × 180,77 Kg
15

= 1205,13 Kg
 N dalam pupuk majemuk
15
× 1205.13 Kg = 180,77 Kg N
100

Pupuk yang kurang = 250 Kg N – 180, 77 Kg N


= 69, 23 Kg N

 Urea yang dibutuhkan


100
× 69,23 = 153, 84 Kg Urea
45

 P2O5 yang dibutuhkan


Mr P2O5 142
x 100Kg = ×100 Kg P2O5 = 229,03 Kg
𝐴𝑟 𝑃2 62

 SP36 yang dibutuhkan


100
× 229,03 = 636,19 Kg SP36
36

2.7 Kebutuhan kapur (CaCO3)


Jumlah CaCO3 yang diperlukan per 100g tanah.
1. Latosol Cisasah Sukajadi
1,5 x 1,25 = 1,875
1,875 x 100/2 mg CaCO3 / 100g = 93,75mg/ 1000g = 93,75 mg/kg
Bobot tanah 1 ha = 108 cm2
V = 108 cm2 x 20cm = 2x109 cm3
B = V x BI
= 2 X 109cm3 x 1g/ cm3
= 2x109 g
= 2x106kg
CaCO3 = 2x106 kg x 93,75 mg/kg
= 1875 kg CaCO3 / ha
= 1,875 ton CaCO3/ha
Daya netralisasi (DN) = 100% / 80% x 1,875 ton = 2,343 ton CaCO3/ha

2. Latosol Cisasah Sukajadi


Jumlah CaCO3
=1,5x0,62 me/100g
=0,93 me/100g
=0,93x100/2 mg CaCO3/100g
=46,5 mg CaCO3/100g
=465 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=465 mg CaCO3/kgx2.106kg
=465.106 CaCO3x2.106
=930kg/ha
DN CaCO3 =100/80x930kg/ha = 1162,5kg/ha =1,162 ton CaCO3/ha
3. Latosol Dukuh Menteng Pasir Eurih
Jumlah CaCO3
=1,5x0,19 me/100g
=0,285 me/100g
=0,285x100/2 mg CaCO3/100g
=14,25 mg CaCO3/100g
=142,5 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=142,5 mg CaCO3/kgx2.106kg
=142,5.106 CaCO3x2.106
=285kg/ha
DN CaCO3 =100/80x285kg/ha = 356,25kg/ha =0,356 ton CaCO3/ha

4. Podsolik Trimurjo Lampung Tengah


Jumlah CaCO3
=1,5x4,50 me/100g
=6,75 me/100g
=6,75x100/2 mg CaCO3/100g
=337,5 mg CaCO3/100g
=3375 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=3375 mg CaCO3/kgx2.106kg
=3375.106 CaCO3x2.106
=6750kg/ha
DN CaCO3 =100/80x6750kg/ha = 8437,5kg/ha =8,437 ton CaCO3/ha

5. Podolik Air Naningan Tanggamus


Jumlah CaCO3
=1,5x6 me/100g
=9 me/100g
=9x100/2 mg CaCO3/100g
=450 mg CaCO3/100g
=4500 mg CaCO3/kg

Jumlah CaCO3/ha
=4500 mg CaCO3/kgx2.106kg
=4500.106 CaCO3x2.106
=9000kg/ha
DN CaCO3 =100/80x9000kg/ha = 11250kg/ha =11,25 ton CaCO3/ha

6. Podsolik Air Nangingan Tanggamus


Jumlah CaCO3
=1,5x1,5 me/100g
=2,25 me/100g
=2,25x100/2 mg CaCO3/100g
=112,5 mg CaCO3/100g
=1125 mg CaCO3/kg
Jumlah CaCO3/ha
=1125 mg CaCO3/kgx2.106kg
=1125.106 CaCO3x2.106
=2250kg/ha
DN CaCO3 =100/80x2250kg/ha = 2812,5kg/ha =2,812 ton CaCO3/ha

Anda mungkin juga menyukai