Anda di halaman 1dari 9

Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)

ISSN 2502-7778 (elektronik)

PENDAHULUAN

EVALUASI PELAKSANAAN FUMIGASI Permenkes RI Nomor


KAPAL PERINTIS DI PELABUHAN YOS 2348/Menkes/PER/XI/2011, Tentang Kantor
SUDARSO AMBON Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai unit
pelaksana teknis di bidang pengendalian
M Fadly Kaliky dan pencegahan penyekit menular di
(Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku) lingkungan Depkes RI, mempunyai tugas
Ririh Yudhastuti pokok melaksanakan pencegahan masuk
(Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan keluarnya penyakit karantina dan
Universitas Airlangga Surabaya) penyakit potensi wabah melalui kapal laut
Y. Denny Ardyanto W dan pesawat udara, KKP juga melaksanakan
(Fakultas Kesehatan Masyarakat, tugas pemeliharaan sanitasi lingkungan
Universitas Airlangga Surabaya) pelabuhan serta pelayanan kesehatan
ABSTRAK terbatas.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Permenkes RI Nomor 2348/Menkes/PER/
dalam program pemberantasan tikus dikapal
XI/2011, Tentang KKP sebagai unit
yang dilakukan dengan fumigasi. Upaya
pelaksana teknis di bidang pengendalian
tersebut menjadikan Indonesia bebas dari
dan pencegahan penyekit menular di
penyakit pes, mengingat di negara Afrika
lingkungan Depkes RI, KKP juga
seperti Kongo, Madagaskar, Malawi,
melaksanakan tugas pemeliharaan sanitasi
Mozambique, Namibia, Tanzania, Uganda,
lingkungan pelabuhan serta pelayanan
Zambia, Zimbabwe, dan negara-negara
kesehatan terbatas. Permenkes RI Nomor
Amerika antara lain Bolovia, Brazil, Ekuador,
34 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
dan Peru. Di Amerika tenggara, Vietnam
tindakan hapus tikus atau hapus serangga
merupakan daerah endemis Pes (Suryawan,
pada alat angkut di pelabuhan, bandara
2013).
udara dan pos lintas batas darat. Penelitian
Permasalahan yang sering timbul
ini bertujuan untuk mengevaluasi
terhadap sanitasi kapal adalah masalah
pelaksanaan fumigasi kapal perintis pada
kehidupan binatang pengganggu yaitu tikus.
pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Besar
Pemberantasan tikus di kapal bertujuan
sampel adalah 14 orang. Cara pengumpulan
untuk mengurangi populasi tikus, karena
data dilakukan dengan menggunakan
tikus berkembangbiak sangat cepat
kuesioner, observasi. Analisis data dilakukan
bilakondisi lingkungan sangat mendukung,
secara deskriptif, juga menggunakan analisis
seperti adanya makanan yang cukup, karena
jalur. Hasil penelitian menunjukan hubungan
seekor tikus betina dalan 1 periode atau 40
pendidikan, secara lansung terhadap
hari dapat melahirkan 6-12 ekor anak tikus.
pengetahuan atau 0.856%, hubungan
Salah satu cara mengendalikan tikus di
pelatihan dengan pengetahuan secara
kapal adalah dengan cara fumigasi. Di
lansung atau dengan tingkat pengaruh
Indonesia fumigasi masih di lakukan oleh
sedang (koefisien struktural 0.383), tingkat
Badan Usaha Swasta dan di bawah
pengetahuan berpengaruh secara langsung
pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan
terhadap pelaksanaan fumigasi kapal,
(Kementerian Pertanian, 2015).
dengan tingkat pengaruh kuat (koefisien
struktural 0.679), dan tingkat pendidikan
METODE PENELITIAN
berpengaruh secara tidak langsung terhadap
pelaksanaan fumigasi kapal melalui tingkat
Jenis penelitian yang digunakan adalah
pengetahuan, dengan tingkat pengaruh
observasional dengan pendekatan deskriptif
sedang (koefisien struktural 0.582). Hasil
untuk mendapatkan gambaran mengenai
observasi sarana dan prasarana fumigasi
evaluasi pelaksanaan fumigasi kapal perintis
kapal tingkat kesesuaian pada sarana dan
pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
prasarana tidak tersedia 16 %, dan tersedia
Kelas II Ambon.
84%. Sedangkan hasil observasi kapal
Penelitian ini ditinjau dari pengembilan
perintis setelah dilakukan pemeriksaaan
data merupakan penelitian deskriptif dengan
sanitasi kapal masih terdapat tanda-tanda
rancangan bangun cross sectional yang
tikus pada bagian luar kapal
bertujuan untuk mendapatkan gambaran
perintis.Pelaksanaan fumigasi kapal perintis
mengenai evaluasi pelaksanaan fumigasi
berjalan dengan baik apabila semua pihak
kapal yang didapat melalui wawancara,
bekerjasama dengan baik
kuesioner, observasi dan pemeriksaan
Kata Kunci: sarana dan prasarana yang dilakukan
Evaluasi, Pelaksanaan, Fumigasi Kapal sekaligus pada suatu saat (point time

224 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

approach), artinya setiap subjek hanya (UPT), dilingkungan Depkes RI


dilakukan observasi pada waktu yang sama. melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
Penelitian dilaksanakan pada Kantor amanat Permenkes RI No.
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II 356/Menkes/VI/2008. Tugas dan fungsi
Ambon, penelitian dilaksanakan selama 6 tersebut antara lain melakukan pencegahan
bulan terhitung mulai dari kegiatan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
parapoposal, proposal, kaji etik, penelitian, berpotensi wabah, surveillance epidemiologi,
pengumpulan data, seminar hasil penelitian kekarantinaan, pengendalian dampak
sampai dengan seminar laporan penelitian. kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
Populasi dari penelitian ini adalah, terbatas, Pengawasan OMKABA,
sebagian pegawai Pengendalian Risiko pengamanan penyakit baru dan penyakit
Lingkungan (PRL,) pada kantor kesehatan yang muncul kembali, bioterorisme unsur
pelabuhan (KKP) kelas II Ambon dan tenaga biologi, kimia, radiasi di wilayah kerja baik
penyelenggara atau badan usaha swasta pelabuhan Laut, Bandara dan Pos Lintas
(BUS) sebanyak 14 orang. Sampel dipilih Batas (PLB). Visi, Misi Kesehtan Pelabuhan
menggunakan total populasi yaitu semua (KKP) Kelas II Ambon
populasi dapat dijadikan sebagai sampel
berjumlah 14 orang dengan rincian 4 Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Pada Petugas Fumigasi Kapal
pegawai Pengendalian Risiko Lingkungan
Perintis Pada KKP Kelas II Ambon
(PRL) dan Badan Usaha Swasta (BUS)
sebanyak 10 orang. Umur Frekuensi Persen
Data primer maupun data sekunder yang <25 tahun - 0
telah di kumpulkan dianalisis dan 25-45 tahun 12 85.7
diinterprestasikan lebih lanjut secara >45 tahun 2 14.3
deskriptif selanjutnya hasil disajikan dalam Total 14 100
bentuk tabel dan dinarasikan.Tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis Tabel 1 menunjukkan responden yang
tentang pengaruh pendidikan terhadap menjadi petugas fumigasi kapal perintis
tingkat pengetahuan tentang fumigasi kapal, pada kelompok umur 25-45 tahun lebih
pengaruh peltihan terhadap pengetahuan banyak dibandingan dengan kelompok umur
tentang fumigasi kapal serta pengaruh >45 Tahun, sedangkan kelompok umur <25
pengetahuan terhadap pelaksanaan fumigasi tahun tidak ada.
kapal.Ketika hipotesis tersebut dianalisis
secara bersama-sama mengunakan analisis Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
jalur.Dalam analisis ini tidak digunkan jenis kelamin pada petugas fumigasi kapal
goodness of fit dan interpretasi p-value perintis pada KKP Kelas II Ambon
karena data yang digunakan merupakan
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
data populasi atau total sampel.Dalam hal ini
interpretasi didasarkan pada besarnya nilai Laki-Laki 13 92.8
koefisien jalur.Semakin besar nilai koefisien Perempuan 1 7.2
jalur maka pengaruh semakin kuat. Total 14 100
Tabel 2 menunjukkan responden yang
HASIL PENELITIAN menjadi petugas fumigasi kapal perintis
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak
Ambon merupakan salah satu bentuk dibandingkan dengan jenis kelamin
informasi kesehatan yang secara berkala perempuan pada KKP kelas II Ambon.
diterbitkan setiap tahun untuk Input Pelaksanaan Fumigasi Kapal
menggambarkan tentang perkembangan
pembangunan bidang kesehatan di unit Pelaksanaan fumigasi kapal perlu di
masing-masing maka dikembangkan suatu dukung dengan adanya input sehingga
sistem informasi kesehatan yang salah pelaksanaan fumigasi kapal dapat berjalan
satunya antara lain profil kesehatan. Yang dengan baik, input pelaksanaan fumigasi
mana dalam profil tersebut memuat semua kapal antara lain, sumber daya yang terdiri
data dan informasi dan program tentang dari kuantitas dan kualitas (pendidikan dan
kegiatan dan pencapaian kegiatan serta pengetahuan) serta sarana prasarana yang
semua aspek yang mendukung ataupun terdiri dari peralatan inti, peralatan tambahan
yang menghambat proses kegiatan dan peralatan pendukung.
pembangunan kesehatan. Sumber Daya manusia
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang
berdiri pada tahun tujupuluan dan KKP kels Dalam pelaksanaan fumigasi kapal
II Ambon sebagai unit pelaksana teknis sumber daya manusia adalah faktor yang

225 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

sangat penting karena sebagai faktor utama Tabel 4 menunjukkan tingkat pendidikan
yang melaksanakan fumigasi kapal, sumber pada level perguruan tinggi yaitu diplomma
daya manusia dalam pelaksanaan fumigasi tiga kesehatan dan strata 1 kesehatan cukup
kapal dapat di lihat dari segi kuantitas dan banyak yaitu 64,2% dibandingkan dengan
kualitas yakni kuantitas berupa jumlah tingkat pendidikan SLTA yang berjumlah
pelaksana fumigasi kapal dan kualitas 35.8%.
berupa tingkat pendidikan dan pengetahuan
pelaksana fumigasi kapal. Pelatihan
Kuantitas
Pengalaman pelatihan petugas
Hasil evaluasi pada variabel kuantitas pelaksanaan fumigasi kapal perintis pada
sumber daya manusia pada Badan Usaha KKP kelas II Ambon dan BUS atau CV.
Swasta (BUS) dan KKP Kelas II Ambon yang Keterampilan dapat diihat pada tabel berikut
terdiri dari pengawas,fumigator, dokter, ini:
perawat, penempel dan supir adapat dilihat
pada tabel 5.3 sebagai berikut. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
pelatihan petugas pelaksanan fumigasi kapal
Tabel 3 Kuantitas Sumber daya manusia
perintis
pelaksanaan fumigasi kapal di KKP Kelas II
Ambon
Pelatihan
No Katagori SDM Prekuensi Persen No Fumigasi Frekuensi Persen
1 Pengawasa KKP 2 orang 37 Kapal
2 Pengawas BUS 2 orang 7 1 Pernah 3 21.5
3 Fumigator 2 orang 14 2 Tidak Pernah 11 78.5
4 Dokter 1 orang 14
Jumlah 14 100
5 Perawat 1 orang 14
6 Supir 1 orang 7
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 14
7 Penempel 5 orang 7
petugas pelaksana fumigasi kapal masih
Jumlah 14 orang 100 banyak yang belum pernah mengikuti
pelatihan tentang fumigasi kapal yaitu
Tabel 3 menunjukkan bahwa sumber 78.5% dan yang sudah mengikuti pelatihan
daya manusia pelaksanaan fumigasi kapal fumigasi kapal sebanak 21,5%.
perintis yang terdiri dari pengawas KKP,
pengawas penyelenggara atau BUS, Tingkat pengetahuan
fumigator, dokter, perawat, Supir dan
penempel yang berjumlah 14 orang. Tingkat pengetahuan pelaksana
fumigasi kapal perintis pada KKP kelas II
Kualitas Ambon dan BUS atau CV. Ketrampilan dapat
dilihat pada 6. Dari 14 responden petugas
Kualiatas sumber daya manusia pelaksana fumigasi kapal perintis pada
pelaksanaan fumigasi kapal mencakup pelabuhan Yos Sudarso di wilayah kerja
tingkat pendidikan, pengalaman pelatihan, KKP kelas II Ambon seluruhnya memiliki
tingkat pengetahuan dan sarana dan tingkat pengetahuan atau pemahaman dan
prasaranan pada KKP kels II Ambon dan dikategori baik, dikarenakan dari 17
BUS Atau CV. Keterampilan. pertanyaan yang diajukan rata-rata
responden menjawab 16 pertanyaan dengan
Tingkat pendidikan benar.
Tabel 4 Distribusi responden terhadap Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan
tingkat pendidikan pada petugas fumgasi Tingkat Pengetahuan Petugas Pelaksana
kapal perintis di KKP kelas II Ambon Funigasi Kapal Perintis Pada Wilayah Kerja
KKP Kelas II Ambon
No
Petugas Fumigasi Tingkat
Prekuensi Persen Tingkat
Kapal Pendidikan No Frekuensi Persen
Pengetahuan
1 Penempel SLTA 5 orang 37 1 Baik 14 100
2 Supir SLTA 1 orang 7 2 Cukup 0 0
3 Pengawas bus SLTA 2 orang 14 3 Kurang 0 0
4 Fumigator SLTA 2 orang 14 Jumlah 14 100
5 Perawat D-III Perawat 1 orang 7
6 Pengawas KKP S-1 Kesmas 2 orang 14
7 Dokter S-1 Kedokteran 1 orang 7
Sarana dan prasarana
Jumlah 14 100

226 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

Berikut ini dapat disajikan data mengenai


sarana dan parasarana fumigasi kapal yang Perencanaan
mengacu kepada Permenkes no 34 Tahun
2013. Informasi tentang ada tidaknya sarana 1. Ketentuan Fumigasi
dan prasarana fumigasi kapal dapat dilihat Berdasrkan hasil kuesioner dan
pada tabel berikut ini: wawancara dengan petugas pelalsana
fumigasi kapal perintis terkait
Tabel 7 Observasi Terhadap Sarana Dan perencanaan mengenai ketentuan
Prasaranan Fumigasi Kapal fumigasi yang dilakukan oleh KKP kelas
II Ambon didapatkan informasi bahwa
Ada ketentuan fumigasi kapal dalam kategori
Ada tetapi
Tak baik, dikarenakan petugas fumigasi kapal
Bo- Kondisi Kondisi Total
NO Sarana dan Prasarana Ada telah melakukan dan melaporkan hasi
bot Baik Tidak Skor
Baik pemeriksaan sanitasi kapal kepada
2 1 0 kepala KKP. Selain itu petugas fumigasi
A. Peralatan Inti 70
juga menerima laporan dari nakhoda
1 Pakaian kerja 5 √ 10
2 Sarung tangan 5 √ 10 kapal terkait dengan permintaan
3 Masker 5 √ 10 fumigasi.
4 Canester 5 √ 10 2. Disposisi kepala KKP
5 Gas detector 5 √ 10
6 Selang gas fumigant 5 √ 5
Berdasarkan hasil kuesioner dan
7 Interferometer 5 √ 10 wawancara kepala KKP kelas II Ambon
8 Coversheet 5 √ 10 mengenai perihal disposisi perencanaan
9 Topi keselamatan 5 √ 10 pelaksanaan fumigasi bahwa setelah
10 Gas methyl bromide 5 √ 10
11 Timbangan 5 √ 5 menerima laporan dari petugas fumigasi
12 Tanda Awas 5 √ 5 kapal, kepala KKP lansung melakukan
13 Kendaraan operasional 5 √ 10 disposisi kepada kepala seksi PRL yang
14 Kipas angin 5 √ 10
B. Peralatan Tambahan 20
ditujukan kepada pengawas KKP dan
15 Selotape 1.4 √ 4.2 BUS. Disposisi kepala KKP
16 Thermometer 1.4 √ 4.2 dikategorikan baik.
17 Pemanas atau Evaporizer 1.4 √ 4.2
18 Kunci inggris 1.4 √ 4.2
19 Bendera VE 1.4 √ 1.4
Prosedur Pelaksanaan Fumigasi
20 Lakban putih dan hitam 1.4 √ 4.2
21 Cirigen 1.4 √ 1.4 Pelaksanaan fumigasi kapal perintis oleh
22 Obeng 1.4 √ 4.2 tenaga pelaksana mempunyai tanggung
C. Peralatan Cadangan 10
29 Tangga lipat 1.1 √ 0 jawab dan bekerja sesuai apa yang di
30 Hazard Tape 1.1 √ 0 tuangkan dalam standar operasional
31 Kabel rol 1.1 √ 1,1 prosedur (SOP) fumigasi kapal, mulai dari
32 Troli 1.1 √ 0
persiapan sampai dengan pelaporan.
33 Peralatan dokumentasi 1.1 √ 0
34 Ambulans 1.1 √ 2,2 Pelaksanaan fumigasi kapal perintis pada
35 Sarung Tangan Katun 1.1 √ 0 KKP kelas II Ambon dapat diihat pada tabel
36 Kain pel 1.1 √ 0 berikut ini:
37 Alat penempatan slang 1.1 √ 2,2
38 Meteran 1.1 √ 2,2
Total 100 22 9 6 173.3 Tabel 8 Distribusi Penilaian Responden
Berdasarkan Prosedur Pelaksanan
Tabel 7 menunjukkan hasil observasi Fumigasi Kapal Perintis Di Wilayah Kerja
sarana dan prasarana fumigasi kapal perintis KKP Kels II Ambon
pada PT keterampilan atau Badan Usaha
Swasta (BUS) bahwa sarana dan Pelaksanaan
No Frekuensi Persen
prasarana yang dimiliki dalam kategori baik, Fumigasi
dikarenakan sarana dan prasarana pada 1 Baik 4 28.57
pelatan inti dan peralatan tambahan rata-rata 2 Cukup 7 50
telah tersedia dan dalam kondisi baik. 3 Kurang 3 21.43
Total 14 100
Proses Pelaksanaan Fumigasi Kapal
Diwilayah Kerja KKP Kelas II Ambon Berdasarkan tabel 8 tentang penilaian
responden berdasarkan pelaksanaan
Proses pelaksanaan fumigasi kapal fumigasi kapal perintis diwilayah kerja KKP
diwilayah kerja KKP Kelas II Ambon kelas II Ambon baik dari persiapan sampai
didasarkan pada perencanaan yang terdiri dengan pelaporan dikategorikan cukup,
dari ketentuan fumigasi dan pembuatan SPK dikarenakan 14 melaksanakan fumigasi
oleh Kepala KKP, serta pelaksanaan
fumigasi dan Evaluasi.

227 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

kapal belum sesuai dengan ketentuan


pelaksanaan fumigasi kapal.

Evaluasi

Berdasarkan hasil kuesioner dan


wawancara dengan petugas pelalsana
fumigasi kapal perintis terkait evaluasi
pelaksanaan fumigasi yang dilakukan oleh
KKP kelas II Ambon didapatkan informasi
bahwa evaluasi dilakukan setiap bulan dan
di kirim ke P2PL dengan mengunakan
SIMKespel dan setiap tahun untuk interenal
KKP sehingga dikategorikan baik.

Output

Output merupakan keluaran atau hasil Gambar 5.4 Hasil Analisis Jalur
dari kegiatan pelaksanaan fumigasi sebagai
kolaborasi input dan proses sehingga Pada tahap selanjutnya diuraikan tentang
menghasilkan sebuah keluaran fumigasi pengaruh antar variabel dalam model
yaitu Kapal bersih dan bebas dari tanda- struktural, baik efek langsung, efek tidak
tanda tikus dan bebas dari penyebaran langsung maupun efek total pada setiap jalur
penyakit pes. Berdasrkan hasil kuesioner pengaruh antar variabel, sebagaimana
dan wawancara dengan petugas pelaksana ditampilkan ada tabel 5.8 berikut ini:
fumigasi kapal perintis dikategorikan baik,
hail ini terkait dengan pemeriksaan sanitasi Tabel 9 Nilai Koefisien Struktural Pada Efek
kapal baik kedatangan maupun Langsung, Efek Tidak Langsung dan Efek
keberangkatan serta pelaksanaan fumigasi total Yang Telah Distandarkan
kapal, didapatkan informasi bahwa
pelaksanaan fumigasi kapal oleh petugas Efek Efek Tak Efek
sudah diaksanakan sesuai ketentuan dan No Jalur Pengeruh
Langsung Langsung Total
Permenkes Nomor 34 Tahun 2013.
1 Pendidikan 0.856 - 0.856
2 Pengetahuan 0.383 - 0.383
Outcome
3 Pelatihan 0.679 - 0.679
4 Pengetahuan - 0.582 0.582
Outcome merupakan manfaat yang di 5 Pengetahuan - 0.260 0.260
peroleh dari input, proses dan output berupa Pelaksanaan
Penerbitan sertifikat SSCC dan SSECC yang Pendidikan
berfungsi sebagai surat kesehatan kapal Pelaksanaan
untuk mengetahui kapal tersebut layak Pelatihan
berlayar. Hasil kuesioner menunjukkan Pelaksanaan
bahwa pada variabel outcome di
kategorikan baik, karena penerbitan sertifikat Berdasarkan tabel 9 dapat dijelaskan
SSCC dan SSCEC setelah dilakukan tentang efek langsung dan tidak langsung,
pemeriksaan sanitasi kapal dan fumigasi maupun efek total sebagai berikut:
sera diberikan sertifikat kepada pihak kapal 1. Tingkat pendidikan berpengaruh secara
atau nakhoda yang sudah di registrasi oleh langsung terhadap tingkat pengetahuan
kepala KKP. tentang fumigasi kapal, dengan tingkat
pengaruh sangat kuat (koefisien
Hasil Analisis Pelaksanaan Fumigasi struktural = 0.856).
Kapal Perintis 2. Pengalaman pelatihan berpengaruh
secara langsung terhadap tingkat
Pada bagian ini menjelaskan hasil pengetahuan tentang fumigasi kapal,
analisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat pengaruh sedang
dengan metode amos yang meliputi tingkat (koefisien struktural = 0.383).
pendidikan, pelatihan, tingkat pengetahuan 3. Tingkat pengetahuan berpengaruh
serta pelsaksanaan fuigasi kapal. secara langsung terhadap pelaksanaan
fumigasi kapal, dengan tingkat pengaruh
kuat (koefisien struktural = 0.679).
4. Tingkat pendidikan berpengaruh secara
tidak langsung terhadap pelaksanaan

228 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

fumigasi kapal melalui tingkat Pengaruh Pelatihan Terhadap


pengetahuan, dengan tingkat pengaruh Pengetahuan Tentang Fumigasi Kapal.
sedang (koefisien struktural = 0.582).
5. Pengalaman pelatihan berpengaruh Berdasarkan hasil analisis bahwa
secara tidak langsung terhadap pelatihan berengaruh sedang terhadap
pelaksanaan fumigasi kapal, dengan penngetahuan. Pengaruh ini bersifat positif
tingkat pengaruh lemah (koefisien yang berarti semakin banyak melakukan
struktural = 0.260). pelatihan penelitian semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan petugas pelaksanaan
PEMBAHASAN fuigasi kapal. Hal ini sejalan dengan
penelitian Hardjanto (2012), pelatihan adalah
Evaluasi Input adalah penilaian terhadap “Bagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat
kesesuaian antara input, program dengan spesifik, praktis, dan segera. Spesifik berarti
tujuan program. Input adalah semua jenis pelatihan berhubungan dengan bidang
barang, jasa, dana, tenaga manusia, pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan
teknologi dan sumber daya lainnya, yang segera berarti yang sudah dilatihkan dapat
perlu tersedia untuk terlaksananya suatu dipraktikkan. ”Pelatihan (training) Flippo
kegiatan dalam rangka menghasilkan Output (2000), yaitu merupakan “Suatu usaha
dan tujuan suatu program. peningkatan pengetahuan dan keahlian
seorang pegawai untuk mengerjakan suatu
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap pekerjaan tertentu. ”Menurut pasal 1 ayat 9
Pengetahuan Tentang Fumigasi Kapal undang-undang No 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, pelatihan adalah
Dari hasil analisis bahwa pendidikan “Keseluruhan kegiatan untuk memberi,
berpengaruh sangat kuat terhadap tingkat memperoleh, meningkatkan serta
pengetahuan. Pengaruh ini bersifat positif mengembangkan kompetensi kerja,
yang berarti semakin tinggi tingkat produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja
pendidikan akan semakin tinggi pula pada tingkat katerampilandan keahlian
pengetahuan pelaksanan fumigasi kapal. tertentu sesuai dengan jenjang dan
Kondisi tersebut sesuai dengan keadaan di kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
lapangan bahwa sebagian besar tenaga
pelaksana fumigasi kapal sudah berlatar Pengaruh Pengetahuan Terhadap
pendidikan perguruan tinggi dan tingkat Pelaksanaan Fumigasi Kapal
pengetahuan sebagian besar baik. Tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi pola Berdasarkan hasil analisis bahwa
berpikir seseorang. Apabila tingkat pengetahuan berengaruh sedang terhadap
pendidikan seseorang tinggi, maka cara pelaksanaan fumigasi kapal. Pengaruh ini
berpikir seseorang lebih luas, hal ini bersifat positif yang berarti semakin tinggi
ditunjukkan oleh berbagai kegiatan yang pengetahuan tinggi pula tingkat pelaksanaan
dilakukan sehari-hari (Enjang I, 2000). fuigasi kapal. Morissan (2010), manusia
Aisah (2009), penelitian dapat memiliki kemampuan dan kapasitas untuk
disimpukan bahwa tingkat pendidikan sangat memahami dan menggunakan sebagai
berhubungan dengan pengetahuan. simbol yang memungkinkan manusia untuk
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang menyimpan, memproses dan
diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat mentransformasikan pengalaman kedalam
pengetahuan dan kesadaran Ibu rumah berbagai model kognitif yang akan memandu
tangga terhadap reproduksi yang sehat, mereka dalam melakukan berbagai tindakan
serta kesadaran untuk mencari informasi atau membuat keputusan dimasa depan.
yang lebih banyak untuk menambah Hasil penelitian lain dengan teori Lawrence
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Green yang mengemukakan bahwa
Mutalazimah dalam penelitiannya pengetahuan berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa tingkat pendidikan perilaku, pengetahuan atau kognitif adalah
mempunyai hubungan yang eksponensial dominan yang penting bagi individu untuk
dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi melakukan tindakan atau pelaksanan.
tingkat pendidikan semakin mudah
menerima konsep hidup sehat secara Pengaruh Tingkat Pendidikan Secara
mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Tidak Langsung Terhadap Pelaksanaan
Selanjutnya dikatakan bahwa latar belakang Fumigasi Kapal, Melalui Tingkat
pendidikan seseorang berhubungan dengan Pengetahuan
tingkat pengetahuan seseorang.
Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat
pendidikan berengaruh secara tidak

229 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

langsung terhadap pelaksanaan fumigasi sudah baik dan memadai. Sedangkan


kapal, dengan tingkat pengaruh dalam pelaksanaan pelatihan masih
kategori sedang. Pengaruh ini bersifat positif dikategorikan cukup dan tingkat
yang berarti semakin tingkat pendidikan pengetahuan petugas fumigasi kapal
akan semakin tinggi pula tingkat rerata dikategorikan baik, sedangkan
pengetahuan tentang fumigasi. Tingginya sarana dan prasarana dikategorikan
tingkat pengetahuan tentang fumigasi ini cukup karena belum sesuai dengan
selanjutnya berdampak positif yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP)
meningkatkan pelaksanaan fumigasi kapal. KKP kelas II Ambon
Dengan demikian, pelaksanaan fumigasi 2. Proses, perencanaan fumigasi kapal
kapal bisa ditingkatkan dengan cara yang terdiri dari ketentuan fumigasi dan
meningkatkan jenjang pendidikan formal dari disposisi kepala KKP dikategorikan baik
para pelaksana fumigasi kapal. Upaya ini sedangkan prosedur pelaksanaan
bisa dilakukan dengan pendidikan lanjut, fumigasi kapal dikategorikan cukup atau
melalui izin belajar atau tugas belajar. 50% karena prosedur pelaksanaan
fumigasi kapal yang dilakukan oleh
Pengaruh Pelatihan Secara Tidak petugas fumigasi kapal belum
Langsung Terhadap Pelakasnaan sepenuhnya dilakukan mulai dari
Fumigasi Kapal, Melalui Tingkat persiapan sampai dengan pelaporan
Pengetahuan sesuai dengan standar Permenkes 34
Tahun 2013 tentang pedoman
Mengacu kepada hasil analisis data penyelenggaraan tindakan hapus tikus.
bisa diinterpretasikan bahwa pelatihan Sedangkan evaluasi pelaksanaan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap fumigasi kapal masih dikategorikan baik.
pelaksanaan fumigasi kapal, dengan tingkat namun hasil observasi lapangan adalah
pengaruh dalam kategori lemah. Meskipun evaluasi dilakukan atas laporan yang
pengaruh ini lemah, namun koefisien jalur diberikan oleh petugas fumigasi kapal
masih lebuh besar dari pada 0.005, sehingga sedangkan evaluasi di lapangan tidak di
masih bisa diinterpretasikan laksanakan.
meaningfull atau bermakna. Pengaruh ini 3. Output, pelaksanaan fumigasi kapal
bersifat positif yang berarti semakin beasar dikategorikan baik, karena kondisi kapal
pengalaman pelatihan maka akan semakin perintis memenuhi persyaratan sanitasi
tinggi tingkat pengetahuan tentang fumigasi. yaitu kapal bersih dan bebas dari tanda-
Tingginya tingkat pengetahuan tentang tanda tikus.
fumigasi ini selanjutnya berdampak positif 4. Outcome pelaksanaan fumigasi kapal
yaitu meningkatkan pelaksanaan fumigasi dikategorikan baik berdasarkan hasil
kapal. Dengan demikian, pelaksanaan pemeriksaan sanitasi kapal dan
fumigasi kapal bisa ditingkatkan dengan cara pelaksanaan fumgasi dan diberikan
meningkatkan pengetahuan para pelaksana sertifikat SSCC dan SSCEC kepada
fumigasi kapal dengan memberikan nakhoda kapal.
kesempatan untuk mengikuti pelatihan- 5. Tingkat pendidikan pelaksana fumigasi
pelatihan yang berkaitan dengan fumigasi berperngaruh terhadap tingkat
kapal. Pelatihan-pelatihan ini bisa dilakukan pengetahuan tentang fumigasi kapal.
dalam bentuk on the job training yaitu 6. Pengalaman penelitian pelaksana
pelatihan yang diselenggarakan ditempat fumigasi berpengarug terhadap tingkat
kerja. Selain itu, para pelaksana fumigasi pengetahuan tentang fumigasi kapal.
kapal juga bisa diberi kesempatan untuk 7. Tingkat pengetahuan pelaksana fumigasi
mengikuti pelatihan-pelatihandi luar tempat berpengaruh terhadap prosedur
kerja. Baik diselenggarakan oleh pemerintah pelaksanaan fumigasi kapal.
maupun non pemerintah.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perlu adanya peningkatan pelatihan
Kesimpulan tentang prosedur pelaksanaan fumigasi
kapal secara berkala yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dalam setahun 2 kali di KKP kelas II
evaluasi pelaksanaan fumigasi kapal pada Ambon.
Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II 2. Perlu adanya pengadaan dan
Ambon, maka kesimpulan dari peneltian ini penambahan sarana dan prasarana
adalah: fumigasi kapal berupa tangga lipat, hajar
1. Input, sumber daya manusia baik tape atau polisi line, troli, perelatan
kuantitas dan kualitas tingkat pendidikan dokumentasi, sarung tangan katun, dan

230 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

kain pel yang sesuai dengan standar Change Theory, Human Sciencie Press,
yang beralaku sehingga dapat membantu New York.
dan memperlancar proses atau prosedur Chen, Huey T. (2016) Interfacing theories
pelaksanaan fumigasi kapal di KKP kela of program with theories of evaluation for
II Ambon. advancing evaluation practice:
3. Perlu adanya evaluasi akhir dari Reductionism, systems thinking, and
pimpinan KKP kelas II Ambon terhadap pragmatic synthesis.
petugas fumigasi kapal setelah Evaluation and Program Planning.
pelaksanaan fumigasi kapal dilakukan. Direktorat jendral PP&PL departemen
4. Perlu adanya komitmen bersama dan kesehtan RI 2007. Pedoman teknis
standar operasional prosedur fumigasi pengendalian resiko kesehatan
kapal mulai dari persiapan sampai lingkungan di pelabuhan, bandara dan
dengan pelaporan antara KKP Kelas II lintas batas dalam rangka karantina
Ambon dan pihak ketiga yang kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan Depkes RI 1990,Surat Keputusan Direktorat
fumigasi kapal. Jenderal PPM&PLP Depkes R.I Nomor :
5. Perlu adanya koordinasi antara PT. 716-I/Pd.03.04.Ei/1990 Tentang Bahan
PELNI, KKP Kelas II Ambon dan pihak Fumigan Yang Digunakan Untuk
ketiga tentang prosedur pelaksanaan Fumigasi Dalam Rangka Pemberantasan
fumigasi kapal perintis. Tikus Khususnya Di Kapal, Jakarta
Depkes RI,(2003) Pedoman
DAFTAR PUSTAKA Penanggulangan Pes di
Indonesia,Direktorat Jenderal
Ahmad Faaris Humaan, (2012) Studi Pemberantasan Penyakit Menular dan
pelaksanaan inspeksi sanitasi kapal Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
penumpang di wilayah kerja Kantor Entjang I., (2000) Ilmu Kesehatan
Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas 1 Masyarakat. Bandung. Citra Aditya Bakti.
makassar (pelabuhan induk makassar). Gibson I. D., (1996) Organisasi Perilaku
Aisah., (2009) Hubungan Tingkat Struktur dan Proses, Jilid 2, Erlangga,
Pendidikan Dengan Pengetahuan Jakarta.
Kesehatan Reproduksi Ibu Rumah Ginting M., (2002) Gambaran Pelaksanaan
Tangga Di Desa Rukoh Kecamatan Fumigasi Kapal dengan menggunakan
Syiah Kuala Banda Aceh fumigan HCN (Hydrogen Cyanida) dan
Anwar., (2000) Reliabilitas dan Validitas. CH3Br (Methyl Bromida) di pelabuhan
Edisi ketiga. Cetakan Pertama. Belawan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hardjanto I., (2012) Manajemen Sumber
Arikunto S., (2006) Prosedur Penelitian Daya Aparatur (MSDA). Malang
Suatu pendekatan Praktis. Jakarta: PT Hasibuan M., 2000. Manajemen Sumber
Rineka Cipta Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi
Arikunto S., (2013) Manajemen Penelitian, Aksara, Jakarta.
studi tentang kegiatan penelitian Human., (2012) Studi Pelaksanaan Inspeksi
di lembaga pendidikan dan Sanitasi Kapal Penumpang di Wilayah
pengembanganilmu pengetahuan. Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Jakarta: PT Rineka Cipta (KKP) Kelas 1 Makassar Pelabuhan
ASPPHI., (2016) Asosiasi Perusahaan Induk Makassar
Pengendalian Hama Indonesia. kegiatan Ilyas., (2002) Manajemen Rumah Sakit.
Pelatihan Teknis Helper Fumigasi. DKI Salemba Medika, Jakarta
Jakarta Kementerian Pertanian., (2010) Tentang
Azwar, (1996) pengantar Administrasi pedoman registrasi perusahaan fumigasi
Kesehatan, Jakarta: Banarupa Aksara. dengan methyl bromide (CH3Br) Skim
Budiman, Nurcholis Arif, (1999) Hubungan audit badan karantina pertanian
Antara Sanitasi Kapal Dengan Tanda- Kementerian Pertanian., (2012) Badan
Tanda Keberadaan Tikus Pada Kapal Karantina Pertanian. Manual Fumigasi
Berbendera RI Yang Berlabuh Di Methyl Bromida, Untuk Perlakuan
Pelabuhan Tanjung Emas Karantina Tumbuhan.
Semarang.Undergraduate Thesis, Kementerian Pertanian., 2014 Pedoman
Diponegoro University. Registarasi Perusahaan Fumigasi Methyl
Budiman, (2002) ilmu kesehatan masyarakat Bromida, Skim Audit Badan Karantina
dalam konteks kesehatan lingkungan. Pertanian
Blum, HL., (1979) Planning for Health Kementerian Pertanian., (2015) Pusat
Development and Aplication of Social Karantina Tumbuhan dan Keamanan
Hayati Nabati Badan Karantina

231 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)

Tumbuhan. Standar perlakuan fumigasi Peraturan Meteri Kesehatan RI Nomor 34


metil bromide dan fosfin pada palka kapal Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
Kementerian Kesehatan RI 2013, Pedoman tindakan hapus tikus atau hapus
Penanggulangan Pes di serangga pada alat angkut di pelabuhan,
Indonesia,Direktorat Jenderal bandara udara, pos lintas batar darat
Pemberantasan Penyakit Menular dan Permenkes tahun 2008 Tentang Organisasi
Penyehatan Lingkungan, Jakarta. Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Nomor: Pelabuhan.
356/MENKES/SK/IV/2008 KKP Permenkes tahun 1987 Sanitasi kapal di
Pelaksanaan Teknis Di Bidang Pelabuhan Laut. Pemutusan matarantai
Pengendalian Penyakit Menular Penularan Penyakit di Kapal
Keputusan Kepala Badan Karantina Pemerintah Kota Ambon, (2015) data
Pertanian Nomor: Sarana dan Prasarana
798/KPTS/KT.240/L/09/2014 Tentang Rinaldi M., (2014) Evaluasi Pemeriksaan
pedoman registrasi perusahaan fumigasi Sanitasi KapalDi Pelabuhan Boom Baru,
Methyl Bromide (CH3Br), Skim Audit Fakultas Kesehatan
Badan Karantina Pertanian MasyarakatUniversitas Sriwijaya
Laporan tahunana Kantor Kesehatan Setiono, Benny Agus. 2010. Analisis Faktor-
Pelabuhan Kelas II Ambon tahun 2015, Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
data pelaksanaan fumigasi kapal di Pelabuhan. Jurnal Aplikasi Pelayaran
pelabuhan Yos Sudarso Ambon. dan Kepelabuhanan. 1(1): 39-60
Masdar Ginting, 2002, gambaran Standar Operasional Prosedur (SOP),
pelaksanaan fumigasi kapal dengan (2014) Pengendalian Risiko Lingkungan
menggunakan fumigan HCN (Hydrogen Di Pintu Masuk Negara
Cyanida) Dan CH3Br (Methyl Bromida)di Suprihati. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
pelabuhan belawan. Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Mulyadi., (2011) Hubungan Fungsi Perusahaan Sari Jati di Sragen. Jurnal
Pengawasan Oleh Petugas Kantor Paradigma. 12 (1): 93-112
Kesehatan Pelabuhan Dengan Supriyanto Stefanus, Nyoman anita
Keberadaan Tikus Di Kapal Yang Damayanti, (2007) Perencanaan dan
Berlabuh Di Pelabuhan Tanjung Emas Evaluasi, Surabaya Airlangga University
Semarang Hubungan Fungsi Press. Hal 11-13
Pengawasan Oleh Petugas Kantor Suriyawan F. R.,(2013)Pangantar
Kesehatan Pelabuhan Dengan Kepabeanan, Imigrasi dan Karantina.
Keberadaan Tikus Di Kapal Yang Sutrisno, (2008) Kajian Manajemen Sanitasi
Berlabuh Di Pelabuhan Tanjung Emas Lingkungan di Pelabuhan
Semarang. Pontianak.Study of Environmental
Mulyatiningsih, Endang, (2011) Evaluasi Sanitation Management at Pontianak
Proses Suatu Program, Jakarta: Bumi Harbor.
Aksara Wijino, D., (2007) Evaluasi Program
Mary Parker Follett, (2013) Pengertian Kesehatan Dan Rumah Sakit, Surabaya,
Manajemen Sumber Daya Manusia CV DutaPrima Airlangga.
(MSDM) W illiam N.D, ( 2014)Pengant ar
Morissan, (2010) Psikologi Komunikasi. Analisis kebi jakan Publik,
Bogor: Ghalia Indonesia Jogyak arta, Gadjah Mada
Notoatmodjo S, (2012) Metodologi Univercity Press, Cetak an Kelim a
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi World Health Organization, 2005,
Rineka Cipta, Jakarta Internasional Health Regulation (IHR),
Notoatmodjo S, (2010) Kesehatan (peraturan Kesehatan Internasional),
Masyarakat Ilmu dan Seni ,Rineke Cipta, Jenewa, Swiss.
Jakarta. Yossa, S., dan Zunaidah. 2013. Analisis
Notoatmodjo S, (2010) Pengembangan Pengaruh Kemampuan Karyawan,
Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Pembagian Tugas, dan Motivasi
Jakarta Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Notoatmodjo S, (2010) Pendidikan dan Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Palembang. Jurnal Manajemen dan
Jakarta Bisnis Sriwijaya.
Pakpahan., (2014) Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah
Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik.
2(1): 116-121

232 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Anda mungkin juga menyukai