Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN pH, Eh dan EC TANAH

Oleh:

Tasya Eka Lestari


512022035

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2023
I. Dasar Teori
Tanah merupakan salah satu komponen lahan yang mempunyai peranan yang
penting terhadap pertumbuhan pada tanaman dan produksi tanaman. Karena tanah
sealin memiliki fungsi sebagi media tumbuh tanaman juga berperan dalam
menyediakan unsur hara yang sanngat diperlukan oleh tanaman untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah merupakan indikator awal yang ingin
diketahui oleh petani untuk menilai apakah tanah yang dikelolanya termasuk subur atau
tidak. Status kesuburan tanah menjadi tolak ukur awal bagaimana mengetahui
keunggulan dan kelemahan tanah yang dikelola oleh petani. Indikator yang sederhana
yang dapat digunakan untuk mengetahui status kesuburan tanah adalah dengan
mengukur nilai potensial hidrogen (pH), potensial redoks (Eh), dan konduktivitas
listrik (EC). pH, Eh dan EC tanah mempengaruhi sifat perilaku unsur hara yang
tergantung dalam tanah. Sehingga ketiga indikator ini menjadi komponen dalam
pengukuran status hara secara cepat di lapangan.
Potensial hidrogen (pH) merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman
dapat tumbuhatau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk
tumbuhkarena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika
pHtanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012)
Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk
pertumbuhan , tanaman sangat dipengaruhi dengan pH tanah. Kemasaman
tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman cadanagn
(potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas di
dalam larutan tana, sedangkan kemasaman cadangan disebabkan oleh
adanya ion-ion H+ dan 𝐴𝐿3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks
adsorpsi (Sugeng,2013). Saat mineral yang mengandung sulfur ada pada
tanah,maka kondisi tanah dapat menjadi sangat kering. Larutan memiliki
pH 7, yang lebih kecil dari apa yang 7 berarti dalam hal masam dan lebih
dari apa 7 artinya dalam hal alkali. Ada banyak informasi dalam reaksi
tanah ini tentang kondisi kimia. Proses biologis dipengaruhi oleh status
kimia tanah (Hakim, dkk, 1986). (Bunting, 1981) mendefinisikan
menambahkan menambahkan menyebut men ambahkan Tingkat pH ideal
tanah untuk aplikasi menggunakan lahan berkisar antara 5 dan 7. Tanaman
pertumbuhan dihindari oleh tanah dengan pH asam atau alkali. Efek pH
normal pada tanaman tidak bertahan lama.Tanaman Budidaya yang
diajarkan untuk pertumbuhan yang sehat dalam budidaya biasanya memiliki
tingkat pH 4,8 atau lebih tinggi.

Electrical Conductivity (EC) atau Konduktivitas Listrik adalah ukuran dari


kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik tanah
adalah kemampuan tanah untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik tanah
ada karena eksistensi kandungan garam bebas yang terdapat pada kadar air tanah dan
kandungan ion dapat ditukar yang terdapat pada permukaan partikel padat tanah
(Rhoades et al. 1999). Pengukuran EC memiliki hubungan yang erat dengan sifat dan
kondisi tanah. Sifat dan kondisi tanah yang dimaksud meliputi kadar air, kandungan
clay, tekstur tanah, kapasitas tukar kation, kandungan bahan organik, salinitas, dan
kondisi sub soil tanah. Selain itu pengukuran EC tanah juga mudah dilakukan,
memiliki biaya operasional rendah, dan lebih cepat dibandingkan dengan metode
pengukuran tanah lainnya sehingga pengukuran EC tanah menjadi suatu metode yang
unggul (Chaudari et al. 2014). Electrical Conductivity (EC) tanah dapat memberikan
informasi tentang konsentrasi ion dan keasaman tanah, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Namun ada antangan terbesardalam
mengaplikasikan pengukuran EC untuk memprediksi kondisi suatu lahan bukan pada
teknik pemetaan nilai EC, melainkan pada pemahaman yang mendalam terhadap
tingkat variabilitas spasial dan temporal dari nilai EC itu sendiri dan pemahaman yang
mendalam terhadap interaksi yang kompleks antara berbagai parameter sifat tanah
dengan nilai EC.
Potensial redoks (Eh) adalah suatu indeks yang mengindikasikan jumlah
elektron dalam suatu sistem. Oksidasi-reduksi adalah suatu reaksi di mana elektron
dipindahkan dari donor elektron ke penerima elektron. Donor elektron akan
mengalami oksidasi karena melepaskan elektron, sementara penerima elektron akan
mengalami reduksi karena menerima elektron (Syekhfani, 2014a). Selain itu
mikroorganisme juga memilkki dampak pada potensial redoks, seperti yang
dikatatakan oleh Yoshia (1978). Aktivitas mikroorganisme tidak hanya mempengaruhi
pada senyawa organk dan anorganik, tetapi juga dapat mempengaruhi pada tingkat
keasaman dan potensial redoks dalam tanah.

II. Tujuan Pratikum


2.1 Menentukan pH tanah, yaitu keasaman atau kebasaan tanah
2.2 Menentukan Eh tanah, yaitu potensial redoks tanah
2.3 Menentukan EC, yaitu elektrik konduktivitas tanah
III. Metologi
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 September 2023 pukul 09.00-
11.00, bertempat di Laboratorium Tanah, Fakultass Pertanian dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
- Gelas Beaker 100 ml dan 250 ml
- pH meter
- EC meter
- Erlenmeyer 250 ml
- Kertas Saring
- Corong
- Gelas Ukur
- Alat Shaker
- Timbangan Digital
b. Bahan
- Tanah komposit
- Aquades

3.3 Cara Kerja


1. Tanah yang digunakan tanah kering angin
2. Tanag di timbang 20 gr, dimasukan ke dalam beakerglass
3. Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml, di aduk, dishaker selama 15 menit
4. Disaring menggunakan kertas saring
5. Larutan diukur menggunakan pH dan EC tester
6. Data pH, EC dan Eh dicatat
IV. Hasil Pengamatan
Tabel hasil Pengamatan pH, EC, dan Eh

Kelompok pH Eh EC

(1) Desa Sukoharjo 6,53 35,1 559

(2) taman sejarah patimura 6,90 1,4 221

(3) Desa Glawan 7,11 -6,0 154

(4). Jl. Suropati No. 17, 7,59 -24,5 698


Togaten

V. Pembahasan
Tanah sampel di Desa Sukoharjo memiliki kandungan pH sebesar 6,53. Dalam
artian tanah di Desa Sukoharjo termasuk dalam golongan netral. Tanah dengan
kandungan pH netral cenderung lebih subur dan mendukung pertumbuhan tanaman
dengan baik. Dari tabel diatas selain Desa Sukoharjo yang memiliki kandungan pH
yang netral tanah di Taman Sejarah Patimura dan Desa Glawan juga memiliki
kadungan pH tanah yang netral di bandingkan di Jl. Suropati No. 17, Togaten yang
memiliki tingkat pH tanah sebesar 7,59 termasuk basa, tanah dengan kandungan pH
yang tinggi tidak begitu subur untuk ditanami. pH juga sangat penting untuk
menentukan ada atau tidaknya unsur yang beracun yang ada di dalam tanah. Jika tanah
memiliki kandungan asam yang tinggi, berarti tanah tersebut mempunyai kandungan
asam sulfat yang tinggi. Sedangkan tanah dengan kandungan basa berarti kandungan
garam tinggi. jika kadar asam sulfat dan garam yang tinggi akan menjadi racun bagi
tanaman. Sebagian besar tanaman dapat mentolerir pH tanah yang sangat rendah atau
tinggi, asalkan tanah mempunyai unsur hara yang cukup (Susanto,2005).
Pada pratikum saat ini di peroleh hasil seperti pada tabel di atas nilai Eh pada
Desa Sukoharjo 35, 1 lebih tinggi dibandingkan di daerah lainnya. Pada taman sejarah
patimura EH sebesar 1,4. Pada Desa Glawan hanya -6,0 dan di Jl. Suropati No. 17,
Togaten sebesasr -24,5. Memurut Ponnamperuma (1978) , nilai EH yang tinggi dan
positif menunjukkan kondisi oksidatif, sebaliknya nilai EH yang rendah bahkan negatif
menunjukkan kondisi reduktif.
Pada Desa Sukoharjo EC tanah memiliki nilai 559 lebih tinggi dibandingkan
dengan Desa Glawan dan Taman Sejarah Patimura. Namun pada Jl. Suropati No. 17,
Togaten dengan hasil 689 lebih tinggi di bandingkan di Desa Sukoharjo. Perbedaan EC
pada suatu daerah biasanya terjadi karena adanya perbedaan pada tingkat ketersediaan
air di suatu daerah tersebut. Jika kandungan air pada daerah tersebut semakin rendah
maka kandungan garam pada tanah yang ada di suatu daerah maka akan meningkat.
electrical conductivity (EC) mempunyai pengaruh yang negatif, di mana semakin
tinggi electrical conductivity dalam tanah, maka akan menurunkan kesuburan tanah.
Electrical conductivity berkaitan erat dengan pH tanah dan kandungan unsur hara
(akumulasi garam), di mana mikroorganisme tanah pada umumnya tidak dapat
bertahan hidup pada pH tanah yang terlalu asam maupun basa serta pada tanah dengan
nilai EC tinggi.(Budhisurya, Anggono, and Simanjuntak 2013).
VI. Kesimpulan
1. Tanah sampel di Desa Sukoharjo memiliki kandungan pH sebesar 6,53.
Dalam artian tanah di Desa Sukoharjo termasuk dalam golongan netral. Di
taman sejarah patimura sebesar 6,90, Desa Glawan sebesar 7,11, dan Jl.
Suropati No. 17, Togaten 7,59.
2. Pada pratikum saat ini di peroleh hasil seperti pada tabel di atas nilai Eh pada
Desa Sukoharjo 35, 1 lebih tinggi dibandingkan di daerah lainnya. Pada taman
sejarah patimura EH sebesar 1,4. Pada Desa Glawan hanya -6,0 dan di Jl.
Suropati No. 17, Togaten sebesasr -24,5.
3. Pada Desa Sukoharjo EC tanah memiliki nilai 559 lebih tinggi dibandingkan
dengan Desa Glawan dan Taman Sejarah Patimura. Namun pada Jl. Suropati
No. 17, Togaten dengan hasil 689.

VII. Daftar Pustaka


Syekhfani. 2014a. Potensi Oksidasi-Reduksi. Bahan Ajar. Pascasarjana Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang. Diunduh dari :
http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/2014/03/potensi-oksidasi-reduksi-eh/

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah : Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Rhoades, J.D. 1996. Salinity : Electrical conductivityand total dissolved solids. Di dalam : DL
Spark,editor. Methods of Soil Analysis: Chemical Methods Part 3. Winconsin (US) :
American Society of Agronomy. hlm 417-435.
Sugeng, P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, ktk dan KB. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Kedungwaru, BPP. 2013. Cara Menanggulangi Tanah Masam
Chaudari R.P., Ahire D.V., Chkravarty M., Maity S. 2014. Electrical conductivity as a tool for
determining the physical properties of indian soils.
VIII. Laporan Sementara dan Lampiran
a. Laporan Sementara
b. Lampiran

Gambar 1.1 Dishaker 15 menit Gambar 1.2 Disaring dengan kertas


saring

Gambar 1.3 Menghitung pH Gambar 1.4 Menghitung EC dan Eh


Gambar 1.5 Menghitung EC dan Eh

Anda mungkin juga menyukai