Anda di halaman 1dari 3

4.

3 Analisa Hasil

4.3.1 Deskripsi Lokasi

Lokasi pengamatan atau praktikum dilakukan di daerah Bone Bolango, lebih tepatnya
di Danau Perintis Desa Huluduotamo, Kecamatan Suwawa, kabupaten Bone Bolango.
Lokasi lingkungan terestrial ini memiliki titik koordinat 0,558639,123,103128.

4.3.2 Temperatur Udara

4.3.3 Kelembaban Udara

4.3.4 Intensitas Cahaya

4.3.5 Kelembaban Tanah

Berdasarkan pengamatan dalam melakukan pengukuran terhadap kelembaban


tanah dengan menggunakan soil tester, praktikan mendapatkan hasil 106,1%. Tanah di
daerah ini sangat kering karena dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti cahaya
matahari dan rendahnya curah hujan di kawasan ini. Tanah yang kering dapat
menyebabkan terganggunya ekosistem yang ada pada kawasan tersebut. Kelembaban
tanah yang tinggi, seperti 106,1%, dapat mempengaruhi ekosistem secara signifikan.
Tanaman dan hewan tertentu memerlukan tingkat kelembaban yang tepat untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Kelembaban tanah yang berlebihan bisa
menyebabkan akar tanaman membusuk, menghambat pertumbuhan tanaman, dan
mempengaruhi struktur ekosistem lainnya. Selain itu, kelembaban tanah yang tinggi
juga dapat mempengaruhi ketersediaan oksigen dalam tanah, yang pada
mempengaruhi organisme tanah seperti cacing tanah dan mikroorganisme. Semua
faktor ini saling terhubung dan dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Hal ini
sesuai pernyataan Asdak (2004), yang menyatakan bahwa tingkat kelembaban tanah
yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan dalam hal kegiatan pemanenan hasil
pertanian atau kehutanan yang menggunakan alat – alat mekanik.

4.3.6 pH Tanah

Berdasarkan pengamatan dalam melalukan pengukuran terhadap pH tanah,


praktikan mendapatkan hasil 6,9 gram. Perubahan pH tanah dapat memiliki dampak
yang signifikan pada ekosistem di lingkungan terestrial. Dalam kasus pH tanah 6,9
dapat dianggap sebagai kondisi netral hingga sedikit asam. Tanah dengan pH netral
hingga sedikit asam sering kali cocok untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman.
Namun, beberapa tanaman khusus mungkin lebih suka kondisi tanah yang lebih asam
atau lebih basa. Perubahan pH tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi
dalam tanah. Tanah dengan pH rendah (asam) memiliki ketersediaan nutrisi yang lebih
tinggi, sementara tanah dengan pH tinggi (basal) memiliki ketersediaan nutrisi yang
lebih tinggi. Selain itu, perubahan pH tanah juga dapat mempengaruhi mikroorganisme
tanah dan organisme lainnya yang hidup di dalamnya. Beberapa mikroorganisme,
seperti bakteri dan cacing tanah, memiliki preferensi pH yang berbeda untuk
berkembang biak.

Dengan demikian, pH tanah yang berada di sekitar 6,9 dapat mendukung beragam
kehidupan tanaman dan mikroorganisme di ekosistem terestrial, tetapi dampaknya
akan sangat tergantung pada jenis-jenis tanaman dan organisme yang ada di
lingkungan tersebut. pH tanah yang praktikan dapatkan yaitu normal. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Distan (2021), yang menyatakan bahwa tanah dengan pH netral
berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-basaan ini merupakan pH
ideal kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-
mineral dalam kondisi yang optimal.

4.3.7 Tekstur Tanah

Berdasarkan pengamatan terhadap tekstur tanah dengan menggunakan metode


pilin, praktikan mendapatkan hasil tanah berpasir karena butirannya terasa kasar dan
lepas satu sama lain, tidak dapat dibentuk dalam keadaan kering dan partikel-
partikelnya terlepas. Tanah berpasir memiliki ketersediaan nutrisi yang terbatas
karena partikel pasir tidak dapat menyimpan nutrisi dengan baik. Tanaman di
tanah berpasir mungkin memerlukan suplai nutrisi tambahan untuk tumbuh
dengan baik.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Budiyanto (2014), yang menyatakan
bahwa Tekstur tanah pasir adalah kasar, karena tanah pasir mengandung lebih dari
60% pasir dan memiliki kandungan liat kurang dari 2%. Partikel-partikel pasir
mempunyai ukuran yang lebih besar dan luas permukaan yang kecil dibandingkan
fraksi debu dan liat.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C.(2004). Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press,

Budiyanto, G. (2014). Manajemen Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: LP3M UMY

Dinas Pertanian (Distan). 2021. Pengaruh pH Tanah Terhadap Pertumbuhan


Tanaman. Bali: Pemerintah Kabupaten Buleleng

Anda mungkin juga menyukai