ABSTRAK
Informasi mengenai status hara tanah seperti pH, N-total dan P-tersedia sangat penting untuk menunjukkan status
kesuburan tanah. Untuk mendapatkan informasi yang mencakup keseluruhan area diperlukan waktu dan
pembiayaan yang besar. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan informasi parameter kesuburan yang mencakup
keseluruhan lahan yang diinginkan dengan menggunakan metode yang cepat dan murah. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara langsung di
lapangan untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Data parameter kesuburan tanah kemudian dianalisis
penyebaran spasialnya dengan metode interpolasi Kriging. Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai pH pada
kawasan pertanian tersebut asam hingga agak asam yang tersebar hampir merata pada seluruh area. Nilai N-total
dan P-tersedia dalam tanahnya memiliki tertinggi berada pada bagian selatan dari lahan pertanian tersebut.
PENDAHULUAN
Kesuburan tanah adalah potensi tanah tanah baik dalam bentuk tersedia maupun yang
untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah tidak tersedia bagi tanaman.
yang seimbang bagi pertumbuhan tanaman yang Fosfor alam kebanyakan berada dalam
maksimum. Indikator kesuburan tanah dilihat bentuk senyawa apatit terutama fluorapatit
dari berbagai sifat tanah dan faktor lain yang [Ca10(PO4)6F2] dalam batuan beku dan bahan
mempengaruhinya diantaranya cuaca, sistem induk tanah, sehingga tidak tersedia bagi
pertanian diatasnya, sifak fisik tanah dan sifat tanaman. Unsur fosfor dalam tanah tersedia bagi
kimia tanahnya (Yamani, 2010).Sifat fisik tanah tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer
yang mempengaruhi kesuburan diantaranya dari (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO42-).
jenis tanah, tekstur, struktur, porositas dan Bentuk lain P-tersedia adalah pirofosfat dan
lainnya. Untuk sifat kimia tanah diantaranya metafosfat serta P-organik hasil dekomposisi
pH, kandungan bahan organik, dan kadar unsur bahan organik seperti fosfolipid, asam nukleat
kimia lainnya. dan fitin (Hanafiah, 2004).
Unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) Didalam tanah selain dari jumlah hara itu
merupakan dua dari sembilan hara makro sendiri, ketersediaan unsur hara bagi tanaman
esensial bagi tanaman. Unsur N didalam tanah dipengaruhi oleh nilai pH tanahnya. Nilai pH
dibagi kedalam dua bentuk yaitu bentuk tanah yang optimum untuk pertumbuhan
Nitrogen tersedia (N-tersedia) dan Nitrogen kebanyakan tanaman adalah antara 5,6 hingga
total (N-total). Nitrogen tersedia dalam tanah 7,0. Mekanisme ketersediaan P dalam tanah
berada dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat ditentukan oleh jumlah bahan organik tanah dan
(NO3-) yang dapat langsung digunakan atau nilai pH tanahnya (Susanto 2005). Bentuk P-
diserap oleh tanaman. Nitrogen total adalah tersedia pada pH kurang dari 5,5 adalah bentuk
jumlah keseluruhan nitrogen yang ada di dalam ion ortofosfat primer sedangkan untuk pH yang
22
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
lebih tinggi bentuk P-tersedia berada dalam cenderung homogen, maka penggunaan metode
bentuk ion ortofosfat sekunder (Hanafiah, Kriging lebih efektif karena dalam metode
2004). tersebut terdapat variabel lain sebagai parameter
Setiap luasan tanah memiliki ciri dan sifat kedekatan titik (Prasasti et al. 2005).
yang berbeda tergantung dari faktor Metode Kriging mengasumsikan bahwa
pembentuknya dan menyebabkan kesuburan nilai tengah (mean) pada populasi sampel
tanahnya juga berbeda. Untuk mendapatkan adalah konstan, tetapi tidak diketahui. Metode
informasi detail pada seluruh area studi, ini memiliki parameter hubungan spasial yang
diperlukan usaha yang sangat besar baik tenaga membantu menginterpolasi antar data pada
maupun dari segi pembiayaan. Untuk itu daerah penelitian (Amelia, 2016). Metode ini
diperlukan suatu metode khusus yang dapat umumnya digunakan untuk menginterpolsi data
membantu dalam menghasilkan data yang udara seperti suhu udara, lapisan ozon, maupun
lengkap dengan usaha yang tidak terlalu besar. curah hujan pada penelitian (Purnama, et al
Teknik yang sering digunakan untuk 2015) dan (Prasasti, et al 2005). Namun pada
mendapatkan informasi yang meliputi penelitian Pramono (2008) menunjukkan bahwa
keseluruhan area studi adalah teknik interpolasi metode interpolasi kriging dapat digunakan
berbasis Sistim Informasi Geografis (SIG) untuk memprediksi nilai sebaran sedimentasi
(Pramono, 2008). pada suatu area.
Terdapat beberapa jenis metode interpolasi Pada bidang pertanian, penerapan analisis
geostatistik diantaranya adalah IDW, Spline dan geostatistik menggunakan metode kriging telah
Kriging. Setiap metode memiliki kelebihan lama dilakukan. Seperti pada penelitian Yost, et
masing – masing. Untuk daerah yang kerapatan al (1982) yang menerapkan metode kriging
titik sampelnya tidak tinggi dengan kondisi untuk analisis sifat kimia tanah pada area yang
23
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
luas. Selain itu metode interpolasi tersebut dapat dengan pengambilan sampel langsung di
digunakan untuk menduga penyebaran karbon lapangan. Sebanyak 35 sampel yang diambil
organic tanah (Chabala, et al. 2017). Metode secara komposit mencakup area seluas 239 ha.
kriging memiliki keakuratan lebih baik dalam Penentuan titik sampel menggunakan cara grid
menggambarkan penyebaran sifat kimia tanah (sistematik) dengan jarak antar titik sampel
dibandingkan dengan menggunakan metode sekitar 270 meter. Cara ini dipilih dengan
interpolasi lainnya (Yost, Uehara, and Fox pertimbangan bahwa jenis tanah, bentuk lahan
1982). Namun hasil dari analisis kriging lebih dan system penggunaan lahan lokasi tersebut
akurat jika digunakan untuk peta skala besar, adalah homogen. Sampel tanah diambil pada
dan keakuratannya akan menurun dengan kedalaman lapisan olah yaitu 0-20 cm
semakin kecilnya skala (Eldeiry and Garcia, menggunakan bor tanah. Pengambilan sampel
2012). juga dibarengi dengan pencatatan titik koordinat
Kelurahan Malawili berada di Distrik kebumiannya.
Aimas merupakan salah satu daerah di Sampel kemudian dianalisis nilai pH tanah,
Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat yang N-total dan kandungan P-tersedia dalam tanah.
memiliki lahan pertanian cukup luas. Untuk penentuan nilai pH dilakukan dengan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah menggunakan pH meter digital dengan
Kabupaten Sorong tahun 2009, terdapat sekitar melarutkan tanah:air 1:2,5. Untuk nilai N-total
9.268,7 ha area pertanian di Distrik Aimas, yang dianalisis menggunakan metode Kjeldahl,
sebagian diantaranya berada di Kelurahan sedangkan untuk analisis P-tersedia tergantung
Malawili yaitu sekitar 239 ha. Bagian utara dari hasil analisis nilai pH tanahnya. Jika nilai
lahan pertanian tersebut berbatassan dengan pH tanah kurang dari 5,5 maka analisis P-
hutan dan sedikit rawa bakau. Bagian selatannya tersedia menggunakan metode Bray sedangkan
berbatasan dengan hutan sagu dan lahan jika nilai pH tanahnya lebih dari 5,5 maka
gambut. Pada bagian timur dan barat lahan menggunakan metode Olsen (Balittanah, 2009).
tersebut berbatasan dengan pemukiman. Lahan Hasil analisis kemudian diklasifikasikan
pertanian tersebut secara umum dapat dibagi berdasarkan klasifikasi parameter tanah yang
kedalam empat kelas penggunaan lahan yaitu terdapat pada Juknis Analisis Tanah, Tanaman,
penggunaan padi sawah, penggunaan Air dan Pupuk, Balai Penelitian Tanah Tahun
hortikultura, penggunaan perkebunan dan 2009. Data hasil klasifikasi kemudian
penggunaan lahan penggembalaan. digabungkan dengan data koordinat kebumian
Informasi tentang status hara pada lahan dari titik pengambilan sampelnya. Data hasil
pertanian Kelurahan Malawili secara umum penggabungan tersebut kemudian dianalisis
masih sangat sedikit sedangkan untuk spasial untuk mengetahui pola penyebaran
memperoleh informasi secara detail dan spasialnya dengan aplikasi ArcGIS.
mencakup area yang luas diperlukan waktu dan Terdapat beberapa metode interpolasi,
pembiayaan yang besar. Dengan menerapkan Formula umum untuk metode interpolasi
metode interpolasi Kriging, diharapkan dapat tersebut adalah:
menjadi salah satu cara yang murah dan efektif
dalam menghasilkan informasi mengenai
sebaran parameter kesuburan tanah pada yang
mencakup seluruh area pertanian tersebut. dimana:
Z(si) = nilai pengukuran pada lokasi ke-i;
BAHAN DAN METODE λi = bobot nilai tidak terukur pada lokasi
ke-i;
Penelitian ini menggunakan metode S0 = lokasi yang diprediksi; dan
analisis deskriptif. Pengambilan sampel N = jumlah nilai terukur
dilakukan di lahan pertanian Kelurahan
Malawili Distrik Aimas pada tahun 2010 – Metode interpolasi pada penelitian ini
2011. Pengumpulan data primer dilakukan secara spesifik menggunakan metode Ordinary
24
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
Kriging. Kriging adalah metode statistik untuk Tabel 2. Hasil analisis semivariogram
mengukur korelasi antar titik pengukuran Variabel Nugget effect Range Model
melalui variogram. Metode ini memprediksi pH 0 465 Spherical
nilai dari daerah tidak terukur berdasarkan nilai
daerah terukur disekitarnya menggunakan N-total 0,01 2361,17 Spherical
model variogram (McCoy dan Johnston, 2001).
P-trsedia 622,38 2361,17 Spherical
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai nugget effect menunjukkan ketidak
Hasil Analisis Parameter Kesuburan Tanah teraturan data yang merupakan kesalahan
Berdasarkan hasil analisis sampel di pengukuran dan atau variasi ketelitian alat pada
laboratorium, terlihat bahwa lahan pertanian di pengukuran skala yang lebih halus (McCoy dan
Kelurahan Malawili memiliki nilai pH-tanah Johnston, 2001). Nugget effect dapat
asam hingga agak asam. Nilai rerata pH- dihilangkan dengan memperkecil jarak titik
tanahnya yaitu 5,2 dengan nilai pH-tanah pengambilan sampel (Amelia, 2016).
terendah 4,7 dan nilai tertinggi 6,0.
25
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
26
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
27
Buletin Agro-Infotek 4 (1), 2018
28