Anda di halaman 1dari 13

Research & Agronomy Services

September 2017

LAPORAN
SURVEY TANAH TINJAU
KEBUN BUANA HIJAU ABADI 2
PT. BUANA HIJAU ABADI
KAB SINTANG, KALIMANTAN BARAT

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebun Buana Hijau Abadi 2, PT. Buana Hijau Abadi merupakan salah
satu kebun yang ada dalam lingkup HPI agro. Luas areal tanam Kebun Buana
Hijau Abadi 2 adalah ± 9.776,74 Ha dengan topografi datar. Secara umum, jenis
tanah yang ada di Kebun Buana Hijau Abadi 2 yaitu tanah mineral, pasir, dan
gambut. Akan tetapi, informasi jenis tanah di Kebun Buana Hijau Abadi 2 belum
didapat data secara detail. Oleh karena itu sebagai tahap awal perlu untuk
dilakukan survey tanah tinjau untuk mengetahui secara garis besar jenis tanah
yang ada di Kebun Buna Hijau Abadi 2.
Hasil informasi yang akan diperoleh dari kegiatan survey tanah tinjau ini
nantinya akan sangat bermanfaat untuk pengelolaan teknis-agronomis pada
tingkat Satuan Peta Tanah (SPT). Dibawah ini dilaporkan hasil survey tanah
tinjau di Kebun Buana Hijau Abadi 2 yang telah dilakukan oleh Tim RAS
(Research & Agronomy Services).

1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan survey tanah tinjau ini adalah,
 mendapatkan Satuan Peta Tanah (SPT).
 Memperoleh data topografi dan sebaran jenis tanahnya.
 mengetahui potensi dan faktor pembatas setiap SPT terhadap kelapa sawit.
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
1.3. Lokasi dan Waktu
Kegiatan survey tanah tinjau ini dilaksanakan mulai 4 – 28 september
2017 di Kebun Buana Hijau Abadi 2. Total areal yang telah disurvey adalah
seluas ± 7.974,23 Ha.

2. METODE

2.1. Metode Survey


Survey tanah tinjau menggunakan metode acak menyesuaikan dengan
areal tanam Kebun Buana Hijau Abadi 2. Pada titik survey tanah tinjau
dilakukan pengeboran dengan bor mineral/gambut untuk mengetahui
kedalaman efektifnya. Selanjutnya hasil survey lapangan tersebut, dituangkan
dalam bentuk peta kebun yang diikat titiknya dengan GPS yang di overlay
dengan referensi peta rupa bumi.
Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia tanah, diambil contoh tanah
pewakil (sampel tanah) yang selanjutnya dilakukan analisa laboratorium di Lab.
Kimia.

2.2. Metode Analisa Kelas Kesesuaian Lahan


Klasifikasi tanah Kebun Buana Hijau Abadi 2, PT. Buana Hijau Abadi
menggunakan Sistem klasifikasi United State of Agriculture Departement
dengan menggunakan Keys to Soil Taxonomy USDA sebagai acuan.
Sedangkan acuan yang digunakan dalam melakukan evaluasi kesesuaian lahan
adalah kombinasi Goh K.J. (2000) dengan Djaenudin (1997) dalam acuan
untuk tanaman kelapa sawit berdasarkan sifat kimia tanah, parameter fisik lahan
dan lingkungan (iklim) seperti yang terlampir pada lampiran 1.
Adapun kelas kesesuaian lahan berdasarkan kombinasi kedua acuan
tersebut, dapat dibagi menjadi 5 kelas lahan, seperti yang tertera pada Tabel 1
dibawah ini :
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013

Tabel 1. Potensial hasil Tandan Buah Segar (TBS) dari setiap kelas lahan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensi Hasil ton TBS/ha/tahun)

S1 sangat sesuai/highly suitable > 30

S2 sesuai/suitable 27 – 30
S3 sesuai sedang/moderatly suitable 24 – <27
N1 tidak sesuai/currently unsuitable 21 – <24
N2 sangat tidak sesuai/permanently unsuitable < 21

Note : Sumber data yield potential planting material dari DxP Topaz, DxP Socfindo,
DxP Sriwijaya

Metode evaluasi yang digunakan untuk survey tanah tinjau adalah dengan
menggunakan faktor pembatas terbesar sebagai kelas lahan, sedangkan
metode evaluasi yang digunakan dalam survey tanah tinjau kali ini adalah
dengan menggunakan metode scoring dimana setiap parameter baik itu
parameter fisik tanah dan lingkungan akan memiliki bobot penilaian. Selanjutnya
potensi produksi pada setiap kelas lahan didasarkan pada rata-rata produksi
TBS di Indonesia.

3. KELAYAKAN LAHAN

3.1. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Sosial


a. Luas Areal Survey Tinjau
Luas areal yang disurvey adalah ± 7.974,23 Ha (berdasarkan areal tanam
Kebun Buana Hijau Abadi 2).
b. Fisiografik Lahan
Bentuk fisiografik lahan yang disurvey merupakan dataran dengan
kemiringan lereng 0 – 8% (datar).
c. Vegetasi dan Penggunaan Lahan
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
Vegetasi umumnya didominasi oleh semak belukar, hutan sekunder muda,
serta tanaman kelapa sawit. Adapun penggunaan lahannya berupa
perkebunan kelapa sawit.

3.2. Geologi
Berdasarkan peta geologi tanah lembar 1516 Sintang skala 1 : 250.000
menunjukkan bahwa bahan induk penyusun tanah di Kebun Buana Hijau Abadi
2, PT. Buana Hijau Abadi yaitu sebagai berikut.
 Komplek Semitau (Crs)
Sekis hijau, batu hijau, amfibolit; sedikit sabak, filit, batutanduk, kuarsit dan
serpentinit, harsburgit terubah; setempat granit, granodiorit, diorit (sedikit
tergeruskan). Batuan granit ditunjukkan dengan g
 Endapan Alluvium Tertoreh (Qa)
Pasir, kerakal, lumpur, bahan tumbuhan
 Formasi Ketungau (Teke)
Batu lumpur (kelabu, merah, hijau), batulanau, batupasir halus; lapisan tipis
batubara dibagian atas
 Kelompok Selangkai (Kse)
Batulumpur, batupasir (s), batulanau gampingan dan tak gampingan; sedikit
batupasir/batulumpur berlapis teratur dengan lapisan tersusun, batulumpur
kerakalan, konglomerat aneka bahan (cl), batu gamping (ls); setempat fosi-
lan (termasuk orbitolinioda). Tertektonikan aneka; setempat bancuh atau
formasi terhancurkan. Pematang jurus batu pasir ditunjukkan dengan titik –
titik
 Endapan Alluvium (Qa)
Pasir, kerakal, lumpur, bahan tumbuhan
 Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Diorit (d), granodiorit (gd), diorit kuarsa (qd), andesit (an), granit (g), dolerit;
kebanyakan berbutir halus dan profir. Stok, sumbat, sil, retas tingkat tinggi
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013

3.3. Iklim
Elemen iklim yang berpengaruh terhadap tanaman kelapa sawit antara
lain: temperatur dan curah hujan. Berdasarkan data sekunder dari lokasi
pengamatan klimatologi terdekat (Airport Supadio, Pontianak) selama periode
2005 – 2009, bahwa temperatur rata-rata tahunan di kawasan Pontianak dan
sekitarnya adalah 27 oC dengan kisaran antara 23 – 32oC. Temperatur rata-
rata tahunan yang sesuai untuk perkebunan kelapa sawit adalah berkisar antara
28 – 32oC (Mackinnon et. al., 1996).
Berdasarkan data, curah hujan di Kebun Ngabang pada tahun 2012,
adalah sebesar 1.645 mm. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni
sebesar 27 mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November
yakni 359 mm. Dari data curah hujan tersebut diketahui bahwa distribusi curah
hujan tidak merata setiap bulannya. Namun untuk menyimpulkan secara pasti
diperlukan data curah hujan 5 – 10 tahun terakhir. Berdasarkan data sekunder
dari lokasi pengamatan klimatologi terdekat (Airport Supadio, Pontianak) selama
periode 2005 - 2009, menunjukkan bahwa curah hujan di kawasan Pontianak
dan sekitarnya rata-rata adalah 2.363 mm/tahun (Lampiran 2). Adapun rata-
rata kejadian bulan keringnya (curah hujan <100 mm/bulan) adalah selama 2 - 3
bulan yang terjadi pada bulan Juni s/d Agustus dan Januari s/d. Maret,
sedangkan rata-rata kejadian bulan basah (curah hujan >200 mm/bulan) adalah
selama 5 bulan.

3.4. Tanah dan Kesesuaian Lahan


a. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kebun Ngabang, PT. Daya Sumber Makmur terdiri dari
berbagai jenis tanah yang bervariasi. Dari hasil survey detil yang dilakukan
jenis tanah yang terdapat di Kebun Daya Sumber Makmur antara lain jenis
tanah Ordo Ultisols (great group Hapludults), Entisols (great group
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
Quartzipsamments), dan Inceptisols (great group Dystrudepts). Semua jenis
tanah memiliki sebaran luas yang berbeda-beda. Selain itu, meskipun jenis
tanah yang ditemukan sama masih perlu dibedakan lagi berdasarkan kelas
lereng area tersebut. Hal ini mengingat area Kebun Ngabang memiliki
topografi datar hingga berbukit.
b. Kesesuaian Lahan (berdasarkan fisik lahan)
Pada umumnya kesesuaian lahan Kebun Ngabang, PT. Daya Sumber
Makmur masuk dalam kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai sedang) dengan
faktor pembatas yang umum berupa kelerengan dan tekstur tanah. Selain itu
ada juga yang masuk dalam kelas kesesuaian lahan S2 (sesuai) dan N1
(tidak sesuai). Adapun Sebaran kelas kesesuaian lahan tersebut dapat dilihat
pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kelas Kesesuaian Lahan di Kebun Ngabang, PT. Daya Sumber Makmur
Kelas Luas
Tipe Kelerengan Kedalaman (m)
SPT Jenis Tanah Tekstur Drainase Kesesuaian
Tanah (%)
Efektif Gambut Hardpan Lahan Ha %
Liat
1 Typic Hapludults Mineral 8 - 15 >1m Baik S2 736.39 13.04
berdebu
Liat Agak
2 Typic Hapludults Mineral 15 - 25 >1m S3 1313.83 23.27
berdebu cepat
Liat Agak
3 Typic Hapludults Mineral 25 - 40 >1m S3 1871.51 33.15
berdebu cepat
Liat
4 Typic Hapludults Mineral >40 >1m Cepat N1 723.75 12.82
berdebu
Typic Agak
5 Pasir 0-8 Pasir 0.6 - 1 m >0.6 m N1 99.23 1.76
Quartzipsamments cepat
Typic Agak
6 Pasir 8 - 15 Pasir 0.6 - 1 m >0.6 m N1 2.04 0.04
Quartzipsamments cepat
7 Typic Dystrudepts Pasir 0-8 Lempung >1m Baik S2 897.93 15.91

Total 5644.7 100

4. PEMBAHASAN
4.1. Evaluasi Kelas Kesesuain Lahan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tanah di Kebun Ngabang, PT.
Daya Sumber Makmur terdiri dari 7 SPT yaitu Typic Hapludults dengan
kelerengan 8-15 %, 15-25%, 25-40%, >40% ; Typic Quartzipsamments
dengan kelerengan 0-8% dan 8-15%; Typic Dystrudepts dengan kelerengan 0-
8%. Adapun rincian dari setiap SPT tersebut adalah sebagai berikut.
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
a. SPT 1
Jenis tanah pada SPT 1 adalah Typic Hapludults. SPT ini berada pada
kelerangan 8-15%, dan memiliki drainase yang baik. SPT 1 masuk dalam
kelas kesesuaian lahan S2 atau sesuai untuk pengembangan tanaman
kelapa sawit dengan faktor pembatas utama berupa kesuburan alami dan
kelerengan.

b. SPT 2
Jenis tanah pada SPT 2 adalah Typic Hapludults dengan kelerengan 15-
25%. SPT 2 memiliki drainase yang agak cepat. SPT 2 masuk dalam kelas
kesesuaian S3 atau sesuai sedang dengan faktor pembatas utama berupa
kesuburan alami dan kelerengan.
c. SPT 3
Jenis tanah pada SPT 3 adalah Typic Hapludults. SPT ini berada pada
kerengan 25-40% dengan drainase agak cepat. SPT 3 masuk dalam kelas
kesesuaian lahan S3 atau sesuai sedang dengan faktor pembatas utama
berupa kesuburan alami dan kelerengan.
d. SPT 4
Jenis tanah pada SPT 4 adalah Typic Hapludults. SPT ini berada pada
kerengan >40% dengan drainase cepat. SPT 4 masuk dalam kelas
kesesuaian lahan N1 atau tidak sesuai dengan faktor pembatas utama
berupa kesuburan alami dan kelerengan yang curam.
e. SPT 5
Jenis tanah pada SPT 5 adalah Typic Quartzipsamments dengan
kelerengan 0-8%. Jenis tanah ini merupakan tanah bertekstur Pasir dengan
drainase tergenang. SPT 5 memiliki kedalaman solum 60-100 cm dan
termasuk dalam kelas kesesuaian lahan N1 (tidak sesuai) dengan faktor
pembatas berupa tekstur dan lapisan hardpan dengan kedalaman 60-100
cm.
f. SPT 6
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
Jenis tanah pada SPT 6 adalah Typic Quartzipsamments dengan
kelerengan 8-15%. Jenis tanah ini merupakan tanah bertekstur Pasir dengan
drainase agak cepat. SPT 6 memiliki kedalaman solum 60-100 cm dan
termasuk dalam kelas kesesuaian lahan N1 (tidak sesuai) dengan faktor
pembatas berupa tekstur dan lapisan hardpan dengan kedalaman 60-100
cm
g. SPT 7
Jenis tanah pada SPT 7 adalah Typic Dystrudepts. SPT ini berada pada
kelerengan 0-8% dengan Drainse Baik. SPT 1 masuk kedalam kelas
kesesuaian S2 yaitu sesuai untuk tanaman kelapa sawit. Kelas tekstur tanah
pada tanah jenis Typic Dystrudepts adalah lempung. Tanah dengan kelas
tekstur lempung memiliki kemampuan menyimpan air dan unsur hara lebih
baik dibanding fraksi lainnya.

4.2. Pengelolaan Teknis-Agronomis


Setalah diketahui kelas kesesuaian lahan dari setiap SPT maka perlu
dilakukan pengelolaan teknis-agronomis. Setiap faktor Pembatas memerlukan
perlakukan/pengelolaan teknis agronomis yang berbeda untuk meningkatkan
kelas lahan. Adapun pengelolaan teknis agronomis yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. SPT 1, SPT 2, dan SPT 7
SPT 1, SPT 2, dan SPT 7 memerlukan pengelolan teknis-agronomis yang
hampir sama yaitu, pola pemupukan yang sesuai standar, melakukan
penambahan bahan oraganik dengan penanaman LCC serta melakukan
management pemupukan. SPT 2 yang memiliki kelerengan 15-25% perlu
dibuat teras yang sesuai standard untuk mengurangi laju erosi.
b. SPT 3 dan SPT 4
Faktor pembatas utama pada SPT 3 dan SPT 4 adalah kesuburan alami
dan kelerengan. SPT 3 terletak pada kelerengan 25-40% sedangkan SPT 4
terletak pada kelerengan >40%. Hal ini menyebabkan SPT 3 dan SPT 4
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
rentan terhadap erosi. Teknik pengelolaan agronomis yang diperlukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah pola pemupukan dan pembuatan
teras yang sesuai standar. Selain itu penanaman LCC dan vertiver grass
diperlukan untuk menekan laju erosi. Pada areal terasan perlu dilakukan
modifikasi pancang tanaman dengan pola viole system yaitu pancang
tanam untuk mendapatkan ruang yang sama pada setiap pokok tanaman.
Penggunaan viole system bertujuan agar areal terasan memiliki SPH yang
sama dengan areal datar.
c. SPT 5 dan SPT 6
SPT 5 dan SPT 6 masuk dalam kelas kesesuaian lahan N1 dan keduanya
memiliki jenis tanah Typic Quartrzipsaments. Kedua SPT tersebut
memerlukan pengelolaan teknis-agronomis yang hampir sama yaitu,
melakukan pembuatan rorak untuk memecah lapisan hardpan (SPT 5) serta
untuk menampung material yang terbawa erosi (SPT 6). Menambah kadar
bahan organik tanah secara langsung melalui aplikasi janjangan kosong
maupun melalui penanaman LCC.

5. KESIMPULAN
a. Total luas area survey tinjau Kebun Ngabang, PT. Daya Sumber Makmur adalah
5.644,7 Ha yang terdiri dari 1.634,32 Ha masuk dalam kelas kesesuaian lahan
S2 (sesuai), 3.185,34 Ha masuk dalam kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai
sedang), dan 825,02 Ha masuk dalam kelas kesesuaian lahan N1 (tidak sesuai).
b. Areal Kebun Ngabang didominasi oleh areal bergelombang dan berbukit.
c. SPT 1 dan 7 masuk dalam kelas kesesuaian lahan S2, SPT 2 dan 3 masuk
kedalam kelas kesesuaian lahan S3, dan SPT 4, 5, dan 6 masuk kedalam kelas
kesesuaian lahan N1.

6. SARAN
a. Secara umum pemberian bahan organik baik secara langsung maupun tidak
langsung perlu dilakukan untuk meningkatkan keseburan tanah baik itu fisika,
kimia, dan biologi tanah.
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013
b. Pada areal bertopografi landai diperlukan tapak kuda sedangkan untuk areal
agak curam hingga curam perlu pembuatan terasering serta penanaman LCC
untuk meminimalkan erosi.
c. Pada areal terasan diperlukan penggunaan modifikasi pancang tanam dengan
viole system agar dapat diperoleh SPH yang sama dengan areal datar.
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013

Lampiran 1. Pedoman kriteria evaluasi lahan berdasarkan paramenter fisik lahan dan lingkungan (iklim: curah hujan dan
lamanya bulan kering)
Ta b le . Crire ria o f la nd c ha ra c te ristic s a nd suita b ility a sse ssm e nt o f p hysic a l fa c to r (Re ff. Go h K.J, 2000; Dja e nud in,1999)

S1 S2 S3 N1 N2
( h ig h ly s u ita b le ) ( s u ita b le ) ( m o d e ra tly ( c u rre n tly ( p e rm a n e n tly
La n d Q u a lity La n d C h a ra c te ris tic s s u ita b le ) u n s u ita b le ) u n s u ita b le )
5 4 3 2 1
2.500 - 3.000 3.000 - 4.000 4.000 - 5.000 > 5.000
An n u a l ra in fa ll ( m m yr -1 ) 2.000 - 2.500
1.700 - 2.000 1.450 - 1.700 1.250 - 1.450 < 1.250
C lim a te Le n g t h o f d ry se a so n ( m o n t h ) 0 1 2-4 5-6 > 6
30 - 32 33 - 35 35 - 37 > 37
Me a n a n n u a l t e m p e ra t u re 22 - 29
20 - 22 18 - 20 16 - 18 < 16
Slo p e ( %) < 8 8 - 16 16 - 30 30 - 35 > 35
Wo rk a b ility
Ero sio n ( t o n h a -1 yr-1 ) < 5 5 - 10 10 - 20 20 - 30 > 30
im p e rfe c t to
so m e w h a t im p e rfe c t
D ra in a g e / P e rm e a b ilit y w e ll to m o d e ra tly w e ll so m e w h a t p o o r o r p oor v e ry p o o r
o r so m e w h a t e xe ssiv e
We tn e s s e xe ssiv e

Flo o d in g n o t flo o d e d ra re ly flo o d e d m in o r flo o d in g m o d e ra t e flo o d in g se v e re flo o d in g

Te xt u re C l, SC l, C lL SC lL, L SL, SiC l, SiC lL, SiL, Si LS S

C o n sist e n c e v e ry fria b le fria b le firm v e ry firm e xt re m e ly firm

Ro o tin g D e p t h t o la t e rit e / st o n e s ( c m ) > 100 75 - 100 50 - 75 25 - 50 < 25

Vo lu m e o f la t e rit e / ro c k ( %) in t o p 90 c m 0 0 - 20 20 - 40 40 - 60 > 60

D e p t h t o a c id su lp h a t e la ye r ( c m ) > 100 75 - 100 50 - 75 25 - 50 < 25

Effe c t iv e C EC ( C m o l Kg -1 ) > 24 16 - 24 8 - 16 3-8 < 3

Ba se Sa t u ra t io n ( %) > 20 15 - 20 10 - 15 5 - 10 < 5

Exc h . K/ ( C a + Mg ) in t o p 90 c m > 0,15 0,10 - 0,15 0,05 - 0,10 < 0,05 < 0,05
Fe rtility
pH > 4,5 4,0 - 4,5 3,5 - 4,0 3,0 - 3,5 < 3,0

O rg a n ic C ( %) in t o p 30 c m > 2,0 1,0 - 2,0 < 1,0 < 1,0 < 1,0

Th ic kn e ss o f p e a t ( c m ) 0 - 50 50 - 100 100 - 200 > 200 > 200

Yie ld Po te ntia l (To n FFB/ Ha / Yr) >30 25-30 20-25 15-20 <15
Re m a rks o f te xtu re : C l:c la y, SC l:sa n d y c la y lo a m , C lL:c la y lo a m , SC lL:sa n d y c la y lo a m , L:lo a m , SL:sa n d y lo a m , SiC l:silty c la y, SiC lL:silty c la y lo a m , SiL:silty lo a m , Si:silty, LS:lo a m y sa n d , S:sa n d .
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013

Lampiran 2. Data Klimatologi pada Station Airport Supadio, Pontianak selama periode 2005 – 2009.
2005 2006 2007 2008 2009
Rai Rai Rai Rai Rai
Month Me Mi Ma Me Mi Ma Me Mi Ma Me Mi M Me Mi Ma
n n n n n
s an n x an n x an n x an n ax an n x
(m (m (m (m (mm
oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC oC
m) m) m) m) )
Jan 27 32 23 171 26 31 23 133 27 32 23 286 27 32 23 64 27 31 23 140
Feb 27 33 24 53 27 32 23 240 27 33 23 87 26 31 23 92 28 32 23 53
Mar 27 33 23 31 27 33 23 51 27 32 23 81 26 32 23 152 28 33 23 288
Apr 27 32 24 166 27 33 23 147 27 33 23 207 27 32 23 281 28 33 24 132
Mei 27 32 24 187 27 33 23 179 27 33 23 314 28 33 23 234 29 34 24 169
Jun 28 32 23 73 27 32 23 192 27 32 23 385 27 33 23 145 29 34 24 114
Jul 27 32 23 96 28 34 23 31 27 32 23 210 27 32 23 213 28 33 23 92
Agus
28 33 23 157 28 33 23 55 27 32 23 121 27 32 23 237 29 33 24 191
t
Sep 27 33 23 158 27 33 23 223 27 33 23 189 27 32 24 230 29 34 24 97
Okt 26 32 23 403 27 32 23 43 27 33 23 541 27 32 23 492 27 33 23 456
Nop 26 31 23 230 27 32 23 261 27 31 23 160 28 32 24 156 27 32 23 571
Des 26 31 23 109 27 32 23 430 26 31 23 299 27 31 23 339 27 32 23 184
1.83 1.98 2.88 2.63 2.48
Total 27 32 23 27 33 23 27 32 23 27 32 23 28 33 24
4 3 0 4 6
Research & Agronomy Dept.
Januari 2013

Lampiran 3. Peta Distribusi Jenis Tanah di Kebun Ngabang, PT. Daya Sumber Makmur

Anda mungkin juga menyukai