Anda di halaman 1dari 11

ERODIBILITAS TANAH PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG

GUNUNG MASARANG

Ayu Natia H. Djufri(1), Johan A. Rombang(2), Johny S. Tasirin(2)


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi Manado, Sulawesi Utara
2
Dosen Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi Manado, Sulawesi Utara

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya nilai erodibilitas tanah pada
kawasan Hutan Lindung Gunung Masarang dilaksanakan di Kelurahan Rurukan
Kota Tomohon. Penelitian dilakukan pada 3 tipe tutupan lahan yaitu rumput-
rumputan/alang-alang, lahan pertanian dan hutan sekunder. Pada setiap tipe
tutupan lahan diambil 3 sampel tanah, dan penentuan titik sampel tanah
ditentukan secara purposive sampling serta dilakukan pengamatan struktur tanah
dan pengukuran permeabilitas tanah menggunakan permeameter dengan metode
tinggi air tetap (Constant Head). Sampel tanah dianalisis di laboratorium untuk
memperoleh data tekstur dan kandungan bahan organik tanah yang kemudian
dilakukan perhitungan nilai K menggunakan metode USLE. Hasil penelitian
menunjukkan erodibilitas tanah yang tertinggi yaitu pada lahan pertanian sebesar
0,37 ton.jam.ft-tonf-1.in-1 yang tergolong dalam kelas agak tinggi, sedangkan yang
terendah pada lahan rumput-rumputan/alang-alang sebesar 0,19 ton.jam.ft-tonf-
1
.in-1 tergolong dalam kelas erodibilitas rendah. Faktor penyebab tingginya
erodibilitas tanah pada lahan pertanian karena memiliki kandungan liat rendah,
debu lebih tinggi dan bahan organik lebih rendah sehingga tanah lebih mudah
tererosi.
Kata kunci: erodibilitas tanah, hutan lindung, gunung masarang

Abstract

This research aims to assess the value of soil erodibility in the Mount
Masarang Protected Forest area Rurukan Village, Tomohon City. The research
was conducted on 3 types of land cover, namely grasses/reeds land, agricultural
land and secondary forests. For each type of land cover, 3 soil samples were
taken. Soil sample points were determined purposively, the soil structure was
observed and the soil permeability was measured using a permeameter with the
constant water level method (Constant Head). Soil samples were analyzed in the
laboratory to obtain data on soil texture and soil organic matter content, then K
value was calculated according to the USLE method. The results showed that the
highest soil erodibility was on agricultural land at 0.37 ton.jam.ft-tonf-1.in-1 which
is classified as a rather high class, while the lowest was on grass/reed land of 0.19
ton.jam.ft-tonf-1.in-1 belongs to the low erodibility class. Factors causing high soil
erodibility on agricultural land were a low clay content, higher silt and lower
organic matter so that the soil is more easily eroded.
Keywords: soil erodibility, protected forest, Mount Masarang.

Pendahuluan penelitian ini diharapkan dapat


memberikan informasi kepada
Erosi yang berlebihan dapat
pemerintah setempat dan
dikatakan sebagai salah satu
masyarakat di Kelurahan Rurukan
indikator kerusakan lingkungan.
tentang besar nilai Erodibilitas
Proses erosi tersebut melalui tiga
tanah yang terjadi pada Kawasan
tahapan, yaitu pelepasan,
Hutan Lindung Gunung Masarang.
pengangkutan atau pergerakan, dan
pengendapan (Yudhistira dkk, Metode penelitian
2011).
Secara keseluruhan terdapat Penelitian ini dilaksanakan pada
lima faktor yang menyebabkan dan bulan Desember 2020 di Hutan
mempengaruhi besarnya laju erosi Lindung Gunung Masarang,
yaitu iklim, tanah, topografi Kelurahan Rurukan, Kota
vegetasi penutup tanah dan Tomohon, dan analisis sampel
kegiatan manusia. Besar kecilnya tanah di Laboratorium Balai
laju erosi tergantung juga kepada Penelitian Tanaman Palma
sifat-sifat tanah yang dinyatakan (BALIT Palma) Manado dan
sebagai faktor erodibilitas tanah. Laboratorium Unit Ilmu Tanah
Kepekaan tanah terhadap erosi, Universitas Tadulako.
atau erodibilitas tanah dapat
didefinisikan sebagai mudah Alat yang digunakan dalam
tidaknya suatu tanah untuk penelitian antara lain Global
dihancurkan oleh kekuatan Positioning System (GPS), Google
jatuhnya butir-butir hujan, atau Earth, perangkat komputer dan
oleh kekuaatan aliran permukaan perangkat lunak, kamera digital,
(Sulistyaningrum dkk, 2013). meteran, bor manual,
Permeameter, pisau/cutter, alat
Wilayah Rurukan merupakan tulis menulis. Bahan-bahan yang
areal pertanian yang didominasi digunakan yaitu sampel tanah dan
oleh usaha tani hortikultura. beberapa zat kimia untuk
Kawasan Hutan Lindung Gunung menganalisa sampel tanah di
Masarang mempunyai Luas 158,48 laboratorium.
ha. Struktur dan komposisi
Metode penelitian yang
vegetasi pohon jenis-jenis yang
digunakan adalah metode survei.
dominan di Hutan Lindung
Dengan melakukan survei di
Gunung Masarang adalah
lapangan. Populasi dalam
Artocarpus sp. INP 60.02, Ficus
penelitian ini adalah seluruh lahan
septica INP 41.10, dan Lansium sp
yang terdapat di kawasan Hutan
INP 38.76. (Luturyali, 2019).
Lindung Gunung Masarang.
Penelitian ini bertujuan untuk Pengambilan sampel tanah diambil
menentukan nilai erodibilitas tanah pada 3 tipe tutupan lahan yang
di beberapa tipe tutupan lahan berbeda yaitu hutan sekunder,
pada kawasan Hutan Lindung lahan pertanian dan semak dengan
Gunung Masarang. Hasil kedalaman 0-20 cm. Pada setiap
lokasi akan diambil 3 sampel tanah a = Persentase bahan organik
secara acak (purposive sampling)
serta dilakukan pengamatan b = Kode Struktur tanah
struktur tanah dan pengukuran
permeabilitas tanah. c = Kelas Permeabelitas tanah

Analisis sampel tanah Hasil dan pembahasan


Penetapan tingkat erodibilitas
tanah dalam penelitian ini Tekstur tanah
menggunakan indeks erodibilitas
tanah USLE dari Wischmeier dan Hasil penelitian menunjukkan
Smith (1978) sedangkan analisa bahwa tekstur tanah di kawasan
penelitian ini dilakukan setelah HL Gunung Masarang bervariasi
diperoleh data faktor-faktor antar tutupan tanah yang berbeda.
erodibilitas tanah sebagai berikut: Variasi tekstur ini kemungkinan
tekstur tanah, struktur tanah, disebabkan oleh proses erosi
permeabilitas tanah dan kandungan dan/atau pengolahan tanah yang
bahan organik. Analisis tekstur telah terjadi sebelumnya. Sifat
tanah menggunakan metode Pipet fisik tanah yang menentukan
dan kandungan bahan organik kepekaan tanah terhadap erosi
tanah menggunakan metode salah satunya adalah tekstur.
Walkley and Black yang dianalisis Berdasarkan hasil analisa, tekstur
di laboratorium. Untuk struktur tanah yang ada di daerah penelitian
dan permeabilitas tanah ditetapkan adalah lempung berliat, lempung
di lapangan. liat berpasir, lempung berpasir dan
lempung berdebu.
Pengumpulan data
Tabel 1. Kandungan partikel tanah
Data yang dikumpulkan berupa dan kelas tekstur tanah pada
data primer yang meliputi Tekstur beberapa tipe tutupan lahan di HL
tanah, kandungan bahan organik, Gunung Masarang
permeabilitas, sruktur tanah dan
Tutupan Kandungan(%) Kelas
vegetasi tutupan lahan. Lahan Tekstur
Pasir Pasir Deb Liat
Pengolahan data Kasar Halus u
Rumput- 20.7 14.6 30.4 34.4 Lempung
Penentuan erodibilitas tanah rumputan/ (20.1- (14.0- (28.3 (30.7- berliat
alang- 21.6) 15.0) - 37.6)
dengan menggunakan metode alang 32.7)
USLE oleh Wischmeier dan Smith Lahan 12.3 26.4 53.9 7.3 Lempung
Pertanian (10.7- (25.5- (51.6 (3.0- berdebu
(1978) dengan persamaan sebagai 14.3) 28.0) - 11.9)
berikut: 57.0)
Hutan 26.9 22.8 33.6 16.8 Lempung
2,1x10 −4 (12 − a) M 1,14 + 3,25(b − 2) + 2,5(c − 3) Sekunder (25.4- (17.7- (24.8 (5.1- liat
K= 29.9) 27.0) - 27.6) berpasir
100
45.9) dan
lempung
Keterangan : berpasir
Keterangan: angka dalam kurung adalah
M= (Persentase pasir halus +
nilai minimum dan maksimum
debu) x (100 – persentase liat)
Berdasarkan Tabel 1, lainnya. Tekstur tanah dengan
kandungan pasir terbanyak di dominan liat cenderung memiliki
peroleh di hutan sekunder berkisar ikatan antar partikel-partikel tanah
antara 17.7-29.9%, sedangkan relatif kuat. Hal ini disebabkan
kandungan debu terbanyak di karena liat memiliki kemampuan
lahan pertanian berkisar 51.6- memantapkan agregat tanah.
57.0% dan kandungan liat Perbedaan persentase partikel-
terbanyak di lahan rumput- partikel tanah dapat disebabkan
rumputan/alang-alang sebanyak pada lapisan atas tanah terjadi
30.7-37.6%. Hutan sekunder erosi sehingga partikel-partikel
memiliki tekstur tanah yang tanah pada lapisan atas tersebut
lempung liat berpasir dan lempung terbawa dan hilang oleh erosi atau
berpasir dengan kandungan pasir tertimbun bahan baru yang dibawa
sebanyak 17.7-29.9%, debu 24.8- oleh air atau angin.
45.9% dan liat 5.1-27.6%. Kondisi
ini cukup baik karena menunjukan Struktur Tanah
bahwa hutan memiliki kandungan Struktur/agregat tanah
pasir yang cukup tinggi maka sebaiknya kuat agar tidak mudah
semakin banyak ruang pori-pori hancur oleh adanya gaya dari luar
makro diantara partikel-partikel seperti adanya pukulan butir-butir
tanah yang dapat memperlancar air hujan dan aliran permukaan.
pergerakan udara dan air. Dengan keadaan tersebut tanah
Lahan pertanian memiliki akan tahan terhadap erosi dan pori-
tekstur tanah lempung berdebu pori tanah tidak mudah tertutup
dengan kandungan pasir sebanyak oleh partikel-partikel tanah halus
10.7-28.0%, debu 51.6-57.0% dan sehingga infiltrasi air hujan
liat yang rendah sebanyak 3.0- kedalam tanah relatif tinggi dan
11.9%. Kondisi ini menunjukkan aliran permukaan menjadi lebih
bahwa tanah tersebut peka kecil. Hasil analisis struktur tanah
terhadap erosi. Hal ini disebabkan disajikan dalam Tabel 2.
partikel debu tidak bermuatan
sehingga tidak terbentuk ikatan Tabel 2. Hasil Analisis Struktur
antar partikel. tanah pada beberapa tipe tutupan
Nama
Pada lahan rumput- Tutupan Lahan Kelas
Struktur
rumputan/alang-alang memiliki Rumput- Gumpal Halus –
tekstur tanah lempung berliat rumputan/alang- membulat sedang
dengan kandungan pasir sebanyak alang dan remah
Lahan Pertanian Gumpal Halus –
14.0-21.6%, debu 28.3-32.7% dan membulat kasar
liat 30.7-37.6%, hal ini dan remah
menunjukkan bahwa pada lahan Hutan Sekunder Gumpal Halus –
rumput-rumputan/alang-alang membulat kasar
memiliki kandungan liat yang dan remah
tinggi di bandingkan dengan lahan lahan di HL Gunung Masarang
Struktur tanah di kawasan HL
Gunung Masarang berdasarkan
hasil pengamatan di lapangan
adalah gumpal membulat dan
remah dari granular halus hingga bentuknya membulat sehingga
kasar. Tanah dengan struktur tidak dapat saling bersinggungan
remah mempunyai tata udara yang dengan rapat. Unsur organik
baik, unsur-unsur hara lebih cenderung memperbaiki struktur
mudah tersedia dan mudah di olah tanah dan bersifat meningkatkan
dengan baik. Menurut permeabilitas tanah, kapasitas daya
Hardjowigeno (2010) struktur tampung air tanah dan kesuburan
tanah yang baik adalah yang tanah.

Kandungan Bahan Organik


Hasil analisa menunjukkan
Bahan organik yang berupa besarnya bahan organik tanah di
ranting tanaman dan sebagian yang HL Gunung Masarang berkisar
belum hancur menutupi antara 5.60% hingga 8.19%.
permukaan tanah berfungsi sebagai Perbedaan kandungan bahan
pelindung permukaan tanah dari organik pada masing-masing lahan
pukulan langsung air hujan dan diduga karena adanya perbedaan
sekaligus menghambat aliran sifat vegetasi penutup tanah dan
permukaan. adanya aktivitas mikro organisme
Sumber bahan organik dalam sebagai pengurai di dalam tanah.
tanah adalah jaringan tanaman Kandungan bahan organik pada
berupa akar tanaman, ranting dan lahan hutan sekunder relatif lebih
daun yang telah mengalami tinggi dibandingkan tutupan lahan
dekomposisi sehingga lainnya yaitu rata-rata sebesar
berhubungan erat antara vegetasi 7.65%. Hal ini disebabkan masih
penutup dan bahan organik dalam melimpahnya sumber bahan
tanah. organik seperti serasah dan sisa-
sisa daun yang berjatuhan. Pada
Tabel 3. Hasil analisis Kandungan lahan pertanian memiliki
Bahan Organik pada beberapa tipe kandungan bahan organik yang
tutupan lahan di HL Gunung terbilang cukup tinggi yaitu
Masarang berkisar 5.60 – 7.44%, hal ini
Tutupan Kadar C- Bahan disebabkan penggunaan pupuk
Lahan Air Organik Organik organik seperti kompos pada tanah
(%) (%) (%) saat sebelum ditanami tanaman
Rumput- 9.21 3.91 6.82 sayur dan pupuk organik cair pada
rumputan/ (8.39 – (3.76 – (6.54 – saat setelah ditanami tanaman.
alang- 10.15) 4.13) 7.18)
alang Kondisi lahan pertanian saat
Lahan 8.81 3.81 6.64 pengambilan sampel tanah sedang
Pertanian (7.79 – (3.22 – (5.60 – tidak ditanami tanaman dan dalam
10.50) 4.28) 7.44) proses pengembalian unsur hara
Hutan 9.59 4.39 7.65 dimana banyak terdapat sisa-sisa
Sekunder (9.37 – (4.21 – (7.32 –
9.80) 4.71) 8.19) tanaman pada permukaan tanah.
Tinggi rendahnya kandungan
Keterangan: angka dalam kurung adalah
bahan organik pada lahan
nilai minimum dan maksimum pertanian dipengaruhi oleh adanya
kegiatan pertanian yang
berlangsung terus menerus
sehingga terjadi pengambilan jauh berbeda dengan lahan
unsur hara secara intensif oleh pertanian yaitu 6.54 – 7.18%, hal
tanaman. Selain itu lahan pertanian ini dikarenakan lokasi titik
berbatasan langsung dengan hutan pengambilan sampel pada lahan
sekunder sehingga serasah-serasah rumput-rumputan/alang-alang
yang jatuh menambah sumber berada di lereng yang cekung
bahan organik. Pada lahan rumput- sehingga merupakan tempat
rumputan/alang-alang persen tertimbunya bahan-bahan yang
kandungan bahan organiknya tidak berasal dari lereng atas.

Permeabilitas Tanah
Cepat lambatnya permeabilitas pemeabilitas di HL Gunung
tanah dipengaruhi oleh kandungan Masarang yang tertinggi adalah
bahan organik, tekstur tanah dan pada lahan pertanian yaitu 0,41-
struktur tanah. Tanah yang 0,79 cm/jam.
bertekstur pasir akan lebih cepat Tingginya permeabilitas ini
permeabilitasnya dibanding tanah dapat disebabkan kemiringan lahan
yang bertekstur debu dan lempung. dan adanya kegiatan-kegiatan
pertanian seperti pengolahan tanah.
Tabel 4. Hasil analisis Pada lahan hutan permeabilitasnya
Permeabilitas tanah pada beberapa berkisar 0,31-0,53 cm/jam,
tipe tutupan lahan di HL Gunung sedangkan pada lahan rumput-
Masarang rumputan/alang-alang
permeabilitasnya rendah yaitu
Tutupan Permeabilitas Kelas
0,39-0,48 cm/jam. Permeabilitas
Lahan Tanah (cm/jam)
lahan hutan relatif sama (kelas)
Rumput- 0,44 (0,39 – 0,48) Sangat
rumputan/ lambat
dengan lahan pertanian karena
alang- tekstur dan struktur tanah yang
alang relatif hampir sama sedangkan
Lahan 0,54 (0,41 – 0,79) Sangat pada lahan rumput-
Pertanian lambat – rumputan/alang-alang agak lebih
Lambat
Hutan 0,42 (0,31 – 0,53) Sangat
rendah karena kandungan liat yang
Sekunder lambat – relatif lebih tinggi sehingga pori-
Lambat pori makro lebih sedikit
Keterangan: angka dalam kurung adalah dibandingkan dengan lahan-lahan
nilai minimum dan maksimum lainnya.

Dari hasil analisa menunjukkan


bahwa nilai rata-rata tingkat
permeabilitas tanah di kawasan HL
Gunung Masarang tergolong
sangat lambat yaitu berkisar dari
0,31 hingga 0,79 cm/jam. Hal ini
juga menunjukkan
Erodibilitas Tanah yang diperoleh, tingkat erodibilitas
tanah pada lahan rumput-
Dengan menggunakan metode rumputan/alang-alang tidak
Wischmeier dan Smith (1978) berbeda nyata dengan pada lahan
yang mempertimbangkan faktor- hutan tapi masih lebih rendah
faktor debu, pasir halus dan pasir dibandingkan dengan lahan
kasar, struktur tanah, bahan pertanian.
organik dan permeabilitas tanah,
maka diperoleh nilai kepekaan Pada lahan rumput-
tanah terhadap erosi (K) pada tiap rumputan/alang-alang nilai
penggunaan lahan yang berbeda di erodibilitas rata-rata dari yang
HL Gunung Masarang seperti yang terendah yaitu 0,19 ton.jam.ft-tonf-
1
tertera pada Tabel 5. Klasifikasi .in-, sedangkan pada lahan
tingkat erodibilitas tanah pertanian nilai erodibilitas 0,37
menggunakan klasifikasi Arsyad ton.jam.ft-tonf-1.in-tergolong kelas
(2010). sedang hingga tinggi. Pada lahan
hutan nilai erodibilitas tanah 0,23
Tabel 5. Nilai Erodibilitas Tanah ton.jam.ft-tonf-1.in-tergolong kelas
(K) pada Berbagai Tutupan Lahan rendah hingga sedang. Perbedaan
di kawasan HL Gunung Masarang nilai erodibilitas ini disebabkan
Tutupan Rata-rata Nilai Kelas adanya perbedaan antara
Lahan Erodibilitas (K)
karakteristik sifat fisik dan kimia
tanah pada tiap tutupan lahan.
(ton.jam.ft-tonf-
1
Pada tabel di atas terlihat bahwa
.in-1)
pada lahan pertanian lebih peka
Rumput- 0,19 ± 0,04 Rendah terhadap erosi dibandingkan
rumputan/ – dengan lahan rumput-
alang- Sedang rumputan/alang-alang dan hutan
sekunder. Hal ini disebabkan tanah
alang
pada lahan pertanian memiliki sifat
Lahan 0,37 ± 0,08 Sedang fisik tanah seperti tekstur tanah
Pertanian – dengan kandungan pasir halus dan
Tinggi debunya lebih tinggi, kandungan
bahan organik yang relatif rendah
Hutan 0,23 ± 0,05 Rendah
dibandingkan dengan lahan
Sekunder – rumput-rumputan/alang-alang dan
Sedang hutan serta pengolahan tanah
secara intensif pada tanah lahan
Keterangan: (±) simpangan baku pertanian dapat mengakibatkan
(standard deviation) menurunya sifat fisik dan kimia
Berdasarkan Tabel 5, terlihat tanah sehingga tanah menjadi lebih
perbedaan nilai erodibilitas pada mudah tererosi.
masing-masing tipe tutupan lahan. Setiap tipe penggunaan lahan
Nilai erodibilitas tanah pada lokasi mempunyai pengaruh terhadap
penelitian berkisar 0,19 – 0,37 kerusakan tanah oleh erosi.
ton.jam.ft-tonf-1.in-1 dan tergolong Semakin baik perlindungan
dalam kelas rendah hingga tinggi. permukaan tanah oleh tanaman
Berdasarkan nilai simpangan baku maka semakin rendah erosi akan
terjadi. Perubahan penggunaan Kesimpulan dan saran
lahan di kawasan HL Gunung
Masarang seperti pembukaan lahan Kesimpulan
untuk lahan pertanian telah
Nilai erodibilitas tanah pada
berjalan selama 3 tahun, sehingga
Hutan Lindung Gunung Masarang
terjadi perubahan terutama dalam
berkisar 0,14 – 0,45 ton.jam.ft-
sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini
tonf-1.in-1 dan tergolong dalam
sejalan dengan pendapat Utomo
kelas rendah hingga tinggi. Nilai
dkk, (2016) bahwa perubahan jenis
erodibilitas tanah yang tinggi
dan populasi vegetasi di
terdapat di lahan pertanian dengan
permukaan tanah akan
rata-rata 0,37.
mempengaruhi kandungan bahan
organik tanah. Saran
Konversi penggunaan lahan dari
ekosistem alami ke ekosistem Sebaiknya tipe tutupan lahan
pertanian mempengaruhi pertanian dan rumput-
kandungan dan penyimpanan rumputan/alang-alang
karbon organik tanah yang dikembalikan ke fungsi awalnya
tergantung pada frekuensi dan yaitu hutan, atau masyarakat dapat
kedalaman pengolahan tanah, tipe menerapkan sistem agroforestri
tanah, iklim dan faktor lainnya. sebagai upaya konservasi pada
Penggunaan lahan untuk pertanian hutan lindung dan tetap
ditentukan oleh jenis tanaman dan menghasilkan produk pertanian.
vegetasi, cara bercocok tanam dan Kepada instansi terkait hendaknya
intensitas penggunaan lahan. melakukan pembinaan dan
memberi penyuluhan kepada
Sifat fisik dan kimia tanah
masyarakat setempat mengenai
dipengaruhi oleh adanya vegetasi
pengelolaan lahan yang benar
alami maupun tidak melalui
dengan mengedepankan prinsip-
perakaran tanaman. Akar tanaman
prinsip konservasi agar tidak
berpengaruh dalam kestabilan
menyebabkan erosi dan kerusakan
agregat tanah, jumlah dan
lahan yang berat terutama di
kemampuan pori-pori tanah dalam
kawasan hutan lindung.
penyerapan air meningkat.
Penutupan lahan dengan vegetasi
dan pohon-pohon di hutan dapat
membantu menghambat atau
bahkan mencegah berlangsungnya
pengikisan tanah-tanah
permukaan. Tanah-tanah yang
ditutupi oleh vegetasi alami
mempunyai keadaan
keseimbangan antara unsur hara,
air dan udara dalam tanah.
Daftar Pustaka

Informasi dan Komunikasi.


Arief, A.. 1994. Hutan: Hakikat dan
Universitas Andalas. Padang.
Pengaruhnya Terhadap
Lingkungan. Buku Ajar. Hardjowigeno, S.. 2010. Ilmu Tanah.
Yayasan Obor Indonesia. Cetakan Ketujuh. CV
Jakarta. Akademika Pressindo.
Jakarta.
Arsyad, S.. 2010. Konservasi Tanah
dan Air. Buku Ajar. Edisi ICMM. Starke,& L. (Ed.). 2006.
Kedua. Institut Pertanian Good Practice Guidance for
Bogor Press. Bogor. Mining and Biodiversity.
International Council on
Balai Penelitian Tanah (BPT). 2009.
Mining and Metals (ICMM).
Petunjuk Teknis Analisis
London.
Kimia Tanah, Tanaman, Air
dan Pupuk. Buku Ajar. Edisi Kalaati, I., Ramlan, &A. Rahman.
Kedua. Badan Penelitian dan 2019. Tingkat Erodibilitas
Pengembangan Pertanian, Tanah pada Beberapa
Departemen Pertanian. Tingkat Kemiringan Lahan di
Bogor. Desa Labuan Toposo
Kecamatan Labuan
Belasri, A., A. Lakhouili,& O. Iben
Kabupaten Donggala. Jurnal.
Halima. 2017. Soil erodibility
7 (2): 172-178. Program Studi
mapping and its correlation
Agroteknologi. Universitas
with soil properties of Oued
Tadulako. Palu
El Makhazine watershed,
Morocco. 8 (9):3208-3215. Kasifah. 2017. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Materi Kuliah. Buku
Dariah, A., Subagyo, H.,
Ajar. Universitas
Tafakresnanto & S. Marwan.
Muhammadiyah Makassar.
2004. Kepekaan Tanah
Makassar.
terhadap Erosi.Jurnal Akta
Agrosia. 8 (2): 7-28. Bogor. Louwim, J.. 2008. Analisis
Erodibilitas Tanah di
Dariah, A., F. Agus, S. Arsyad,
Kecamatan Kemusu
Sudarsono, &Maswar. 2003.
Kabupaten Boyolali Propinsi
Erosi dan Aliran Permukaan
Jawa Tengah. Program Studi
pada Lahan Pertanian
Geografi. Skripsi. Universitas
Berbasis Tanaman Kopi di
Muhammadiyah Surakarta.
Sumberjaya. Jurnal Agrivista,
Surakarta.
26 (1): 52- 60.Lampung
Barat. Luturyali, E.. 2019. Struktur dan
Komposisi Vegetasi Pohon di
Fiantis, D.. 2017. Buku Ajar:
Hutan Lindung Gunung
Morfologi dan Klasifikasi
Mahawu dan Hutan Lindung
tanah. Lembaga
Gunung Masarang. Jurnal.
Pengembangan Teknologi
Program Studi Ilmu
Kehutanan. Fakultas (Macaca nigra) di Hutan
Petanian. Universitas Sam Lindung Gunung Masarang.
Ratulangi. Manado. Jurnal. Program Studi Ilmu
Kehutanan. Fakultas
Mustafa, M., A. Ahmad, M. Ansar,& Pertanian. Universitas Sam
M. Syafiudin. 2012. Hibah Ratulangi. Manado.
Penulisan Buku Ajar: Dasar
Dasar Ilmu Tanah. Program Rahman, F., U. Andawayanti, L. M.
Studi Agroteknologi. &Limantara. 2017. Analisa
Universitas Hasanuddin. Nilai Erodibilitas Tanah
Makassar. Terhadap Laju Kehilangan
Tanah dengan Rainfall
Oktiviany, F.. 2009. Pengaruh Simulator.Jurnal. Jurusan
Penggunaan Lahan Terhadap Teknik Pengairan. Thesis.
Sifat Fisiko Kimia dan Universitas Brawijaya.
Erodibilitas Tanah pada Malang.
Berbagai Kemiringan Lereng.
Skripsi. Program Studi Ilmu Sulistyaningrum, D., L. D.
Tanah. Departemen Ilmu Susanawati, &B. Suharto.
Tanah dan Sumberdaya 2013. Pengaruh Karakteristik
Lahan. Institut Pertanian Fisika Kimia Tanah Terhadap
Bogor. Bogor. Nilai Indeks Erodibilitas
Tanah dan Upaya Konservasi
Pandutama, M. H., Mudjiharjati, A., Lahan.Jurnal Sumberdaya
Suyono,& Mustamidin. 2003. Alam dan lingkungan.
Dasar-dasar Ilmu Tanah.Buku Keteknikan Pertanian.
Ajar. Jurusan Tanah. Universitas Brawijaya.
Universitas Jember. Jember. Malang.
Patiung, O.. 2012. Kajian Dampak Trisnoto. 2008. Tingkat Erodibilitas
Reklamasi Lahan Tambang Tanah di Kecamatan
Batubara terhadap Komponen Ambarawa Kabupaten
Fungsi Hidrologis dan Semarang Propinsi Jawa
Ekologis DAS serta Manfaat Tengah. Fakultas Geografi.
bagi Masyarakat. Skripsi. Skripsi. Universitas
Institut Pertanian Bogor. Muhammadiyah Surakarta.
Bogor. Surakarta.

Rachman, A., S. H. Anderson, C. Undang-undang Republik Indonesia


Gantzer, & A. L. Thompson. Nomor 23 Tahun 1997
2003. Influence of Long-term Tentang Pengelolaan
Cropping Systems on Soil Lingkungan Hidup.
Physical Properties Related to
Soil Erodibility. Soil Sci. Soc. Utomo, M., Sudarsono, B. Rusman,
Am. J. 67: 637-644. T. Sabrina, J. Lumbanraja, &
Wawan. 2016. ILMU
Rahasia, R. F.. 2014. Potensi TANAH Dasar-dasar dan
Tumbuhan Pakan Alami bagi Pengelolaan. Buku Ajar.
Monyet Hitam Sulawesi Prenadamedia. Jakarta.
Wischmeier, W. H. & Smith DD.,
1978. Predicting Rainfall
Erosion Losses : A Guide to
Conservation Planning,
USDA Agriculture.
Handbook No. 537.

Wischmeier, W. H., & J. V.


Mannering. 1969. Relation of
soil properties to its
erodibility. Soil Sci. Soc.
Amer. Proc. 131-137.

Yamani, A.. 2012. Studi Besarnya


Erosi pada Areal Reklamasi
Tambang Batubara di PT
Arutmin Indonesia
Kabupaten Kotabaru.Jurnal
Hutan Tropis. 13 (1): 46-54.
Program Studi Kehutanan.
Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarbaru.

Yudhistira, W. K. Hidayat,& A.
Hadiyarto. 2011. Kajian
Dampak Kerusakan
Lingkungan Akibat Kegiatan
Penambangan Pasir di Desa
Keningar Daerah Kawasan
Gunung Merapi.Jurnal Ilmu
Lingkungan. 9 (2): 76-84.
Program Studi Ilmu
Lingkungan Program Pasca
Sarjana. Universitas
Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai