Anda di halaman 1dari 14

Jurnal AGRIFOR Volume XXI Nomor 1, Maret 2022 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

ESTIMASI ERODIBILITAS TANAH DAN IDENTIFIKASI JENIS


EROSI DI WILAYAH PASCA TAMBANG BATUBARA

Sri Sarminah1, Uli Artha Gultom2, Syamad Ramayana3


1
Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jl. Ki Hajar
Dewantara, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75119
Tel. +62-541-35089 Fax. +62-541-732146.
2
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPHP Berau Utara
E-mail : srisarminah.fahutanunmul2017@gmail.com.ssarminah@fahutan.unmul.ac.id

ABSTRAK
Estimasi Erodibilitas Tanah Dan Identifikasi Jenis Erosi Di Wilayah Pasca Tambang Batubara.
Teknik penambangan terbuka memiliki banyak dampak negatif yaitu berubahnya kondisi suatu lingkungan
dengan penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, erosi dan sedimentasi, serta terjadinya gerakan
tanah atau longsoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harian (sensitivitas tanah terhadap erosi)
dan mengidentifikasi jenis erosi di area pasca tambang batubara. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan
efektif, pada areal bekas tambang batubara pada land revegetasi tahun 2017. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey dan metode purposive sampling, Menentukan titik pengamatan
sebanyak 10 titik pengamatan. Kemudian observasi dan pencatatan data di lapangan dan analisis
laboratorium. Pendugaan erodibilitas tanah dilakukan dengan cara pengambilan contoh tanah, penentuan
struktur tanah, permeabilitas tanah pada saat dilapangan, serta penentuan tekstur tanah dan bahan organik
untuk dianalisis di laboratorium. Identifikasi erosi dengan mengambil dokumentasi jenis erosi yang
mengacu pada referensi dan fakta yang ditemukan pada saat di lapangan. Untuk mengetahui nilai
erodibilitas (kepekaan tanah terhadap erosi) menggunakan nomograph (erosibilitas tanah). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai erodibilitas pada land revegetasi tahun 2017 di PT Mahakam Sumber Jaya
berkisar antara 0,17-0,26 masuk ke kelas rendah-sedang, hasil identifikasi erosi ditemukan ada 5 jenis erosi
yaitu erosi parit, erosi percikan, erosi lembaran, erosi nyata, dan longsor.

Kata kunci: Erosibilitas tanah, Erosi, Nomograph.

ABSTRACT

Estimation Of Soil Erodibility And Identification Of Erosion Types In The Post Coal Mining Area. Open
pit mining techniques have many negative impacts, namely changing environmental conditions with
decreased soil productivity, soil compaction, erosion and sedimentation, and the occurrence of landslides.
This research aims to find out the daily (soil sensitivity to erosion) and identify the type of erosion in the
post-coal mining area. This research was conducted for 6 months effectively, in the post-coal mining area
on land revegetation of the year 2017. The methods used in this research are methods of surveying and
purposive sampling methods, Determine the observation point of 10 observation points. Then observation
and recording of data in the field and laboratory analysis. Estimation of soil erodibility done by taking soil
samples, determining soil structure, soil permeability at the time of field, and determining soil texture and
organic materials to be analyzed in the laboratory. Erosion identification by taking the type documentation
of erosion referring to the reference and facts found at the time of the field. To find out value erodibility (soil
sensitivity to erosion) using nomograph (soil erodibility). The results showed that value erodibility on land
revegetation of the year 2017 in PT Mahakam Sumber Jaya is ranging from 0,17-0,26 entry into low-
moderate classes, erosion identification results found there are 5 types of erosion that is gully erosion,
splash erosion, sheet erosion, riil erosion, dan landslide.

Keywords: Erosion, Nomograph, Soil erodibility.

13
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

1. PENDAHULUAN pertambangan ini.


Sumber daya hutan, tanah dan air Reklamasi adalah kegiatan
merupakan sumber daya alam yang yang dilakukan sepanjang tahapan
dapat memenuhi kebutuhan manusia usaha pertambangan untuk menata,
baik secara langsung maupun tidak memulihkan, dan memperbaiki kualitas
langsung. Oleh karena itu fungsi-fungsi lingkungan dan ekosistem dapat
sumber daya alam tersebut perlu berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
dilestarikan agar dapat memberikan Tahapan reklamasi adalah penataan
manfaat secara optimal yang didasarkan lahan, pengelolaan air, revegetasi dan
pada prinsip kelestarian (Arsyad, 2010). penyelesaian akhir.
Selanjutnya Kartasapoetra (2000) Zulkarnain (2014) menyatakan
menyatakan bahwa kegiatan manusia bahwa salah satu indikator keberhasilan
dalam memanfaatkan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan pertambangan
termasuk dalam kegiatan tambang adalah faktor pengendalian erosi.
batubara tanpa disertai tindakan Kegagalan pengendalian erosi di areal
konservasi tanah dan air akan penambangan aktif akan mengakibatkan
menimbulkan kerusakan lingkungan pencemaran lingkungan di luar areal
diantaranya adalah kerusakan pada tanah pertambangan karena air limpasan dari
seperti terjadinya erosi pada tanah. Salah areal tambang mengalir ke sungai di
satu dampak dari erosi adalah sekitar areal pertambangan.
menurunnya produktivitas tanah, Proses pengendalian erosi yang
sehingga perlu tindak lanjut berupa dilakukan oleh PT Mahakam Sumber
rehabilitasi hutan dan lahan, baik di Jaya (MSJ) salah satunya adalah
dalam maupun di luar kawasan hutan. melakukan revegetasi pada setiap lahan
Sebagian besar penambangan yang sudah dilakukan proses
batubara di Kalimantan Timur penambangan. Namun, dari proses
menggunakan teknik penambangan revegetasi tersebut dilakukan peninjauan
secara terbuka. Teknik penambangan lahan khususnya kondisi tanah untuk
terbuka memiliki banyak dampak negatif mengetahui kepekaan tanah terhadap
yaitu berubahnya kondisi suatu erosi (erodibilitas).
lingkungan dengan penurunan Erodibilitas (kepekaan tanah
produktivitas tanah, pemadatan tanah, terhadap laju erosi) merupakan salah satu
erosi dan sedimentasi, serta terjadinya faktor yang mempengaruhi terjadinya
gerakan tanah atau longsoran. Perubahan limpasan permukaan (run off) dan erosi
kondisi lingkungan seperti ini tanah, di samping faktor-faktor lainnya
mempunyai kecenderungan untuk seperti erosivitas (curah hujan), panjang
bertambah, seiring dengan bertambah dan kemiringan lereng, penutupan
luasnya kawasan tutupan lahan yang vegetasi dan perlakuan manusia terhadap
dialih fungsikan untuk kegiatan lahan. Erosi dapat diminimalisir jika
pertambangan. (Subowo, 2011 dan faktor-faktor tersebut selain faktor curah
Sulistyo, 2015). hujan sangat menjadi perhatian didalam
Usaha pertambangan sering mengelola sumber daya alam.
dipandang sebagai usaha yang Beberapa penelitian tentang erosi
kontroversial, disatu sisi dibutuhkan di lahan pasca tambang batubara telah
disisi lain gangguan terhadap lingkungan banyak dilakukan oleh Novitasari
dan sosial besar. Pemerintah berupaya (2006), Yamani (2012), Sarminah, dkk
keras melalui perundangan dan (2017), dan Angraini, dkk (2019),
pengawasan terhadap kegiatan namun penelitian pendugaan erodibilitas

14
tanah dan identifikasi bentuk-bentuk 2. METODE PENELITIAN
erosi di lahan pasca tambang batubara Penelitian ini dilaksanakan di lahan
PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) masih pasca tambang batubara kawasan
sangat terbatas. Tujuan penelitian ini revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam
adalah menduga besarnya erodibilitas Sumber Jaya (MSJ) yang berlokasi di
tanah dan mengidentifikasi bentuk- Desa Separi, Kecamatan Tenggarong
bentuk erosi yang terjadi di lahan pasca Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara,
tambang batubara PT Mahakam Sumber Provinsi Kalimantan Timur. Gambar 1
Jaya Mahakam. menampilkan peta lokasi penelitian.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian.

A. Pembuatan Titik Pengamatan (Shorea sp.), simpur (Dillenia indica),


Pembuatan titik pengamatan dan mahoni (Swietenia mahagoni), untuk
sebanyak 10 buah titik pada lahan tinggi vegetasinya > 3 m dan memiliki
revegetasi Tahun 2017, lokasi 1 (5 buah diameter cukup besar.
titik) dan lokasi 2 (5 buah titik). Pada Lokasi 2 keadaan lahan sangat
lokasi 1 kondisi tanah tergolong baik dan terbuka, vegetasi yang tumbuh kerdil
memiliki unsur hara yang banyak dan serta kondisi tanah terlihat gersang
vegetasi tumbuh subur dan sehat. Pada karena lokasi tersebut masih melakukan
lokasi ini sudah selesai dilakukannya kegiatan penambangan. Vegetasi yang
kegiatan penambangan dan sedang ada di lahan ini antara lain: sengon buto
dilakukan kegiatan revegetasi, terdapat (Enterolobium cyclocarpum), trembesi
dua jenis tanaman yaitu tanaman fast (Samanea saman), sengon laut
growing dan covercrop, seperti sengon (Falcataria mollucana), johar (Senna
laut (Falcataria mollucana), sengon buto siamea), dan waru (Hibiscus tiliaceus),
(Enterolobium cyclocarpum), johar tanaman covercrop yaitu Centrocema
(Senna siamea), kayu putih (Melaleucea pubescens (CP) dan Calopogonium
leucadendron), laban (Vitex pinnata) dan mucunoides (CM), dan tanaman sisipan
waru (Hibiscus tiliaceus), untuk tanaman meranti (Shorea sp.), simpur (Dillenia
covercrop yaitu Centrocema pubescens indica), dan mahoni (Swietenia
(CP) dan Calopogonium mucunoides mahagoni). Tinggi vegetasi sekitar ± 3 m
(CM) dan tanaman sisipan meranti dan memiliki diameter kecil.

15
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

B. Pendugaan Erodibilitas tanah Lokasi Penelitian


Metode yang digunakan dalam PT Mahakam Sumber Jaya yang
penelitian ini adalah metode survei dan berada di wilayah Perjanjian Kerjasama
metode purposive sampling, melalui Pengusahaan Pertambangan Batubara
pengamatan dan pencatatan di lapangan (PKP2B) dengan luas 20.380 Ha. Luas
dan uji laboratorium, pengumpulan data areal penambangan yang termasuk dalam
di lapangan dilakukan masing-masing wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
pada titik pengamatan di areal pasca seluas 17.700 Ha, sedangkan luas areal
tambang batu bara yaitu pengambilan yang berada dalam wilayah Kota
sampel tanah untuk diuji di labarotorium Samarinda adalah 2.680 Ha (PT Mahakam
sifat-sifat fisik tanah antara lain : tekstur Sumber Jaya, 2010).
tanah, struktur tanah, permeabilitas tanah Secara geografis wilayah PKP2B PT
dan bahan organik. MSJ terletak diantara koordinat 0o0'30.0”
LS - 0o23'0.0” LS dan 117o5'30.0” BT -
C. Identifikasi erosi 117o21'0.0” BT. Menurut letak
Identifikasi erosi di lapangan geografisnya, Desa Separi berbatasan
dilakukan pada masing-masing titik dengan wilayah sebagai berikut:
pengamatan lahan revegetasi Tahun 2017
(lokasi 1 dan 2) di areal pasca tambang a. Sebelah Utara : Desa Bukit
batubara PT Mahakam Sumber Jaya, Pariaman
dengan mengacu pada referensi tentang b. Sebelah Selatan : Desa Embalut
jenis-jenis erosi yang terjadi di lapangan, dan Desa Bangun Rejo
kemudian dideskripsikan dan c. Sebelah Barat : Desa Separi
didokumentasikan. d. Sebelah Timur : Desa Bukit
Pariaman
D. Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data untuk Jenis Tanah
menduga nilai erodibilitas dengan Jenis tanah yang terdapat di
menggunakan Nomograph (penduga areal kegiatan terdiri dari jenis Gleisol
erodibilitas tanah). Parameter penduga Distrik, Aluvial Gleik, Kambisol
erodibilitas tanah adalah nilai tekstur Distrik, Oksisol Haplik, Podsolik
tanah, struktur tanah, kandungan bahan Kandik, dan Podsolik Kromik.
organik, dan permeabilitas tanah. Tekstur tanah cukup bervariasi dari
Identifikasi erosi dengan mengambil kelas halus hingga kasar, hal ini
dokumentasi pada saat di lapangan dengan terlihat bahwa pola perubahan tekstur
menentukan jenis erosi berdasarkan dari permukaan tanah hingga ke
referensi yang ada kemudian dalam 100 cm tidak menunjukkan
dideskripsikan secara kualitatif dan narasi, penurunan kandungan liat.
bentuk, gambaran secara sistematis Sifat kimia tanah yang
mengenai sifat serta hubungan antar diantaranya adalah pH tanah, KTK
fenonema yang di temukan. (kapasitas tukar kation), kejenuhan
basa (KB), P dan K, N total dan
Bahan Organik, Alumunium. pH
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tergolong masam
hingga sangat masam. Nilai KTK
A. Gambaran Umum Lokasi adalah rendah hingga sangat rendah.
Penelitian Nilai Kejenuhan basa (KB) sangat

16
penting karena sebagian dari perselingan batu pasir dan batu
kejenuhan basa tersebut adalah juga lempung.
unsur hara yang diperlukan vegetasi,
hasil analisa tanah menunjukkan Jenis vegetasi
bahwa nilai KB berada pada status Kondisi vegetasi di lokasi 1
sangat rendah hingga sangat tinggi. banyak dijumpai beberapa jenis
Kalium terdapat di tanah dalam tumbuhan berkayu. Nilai Penting
jumlah yang besar, tetapi hanya 2- Jenis (NPJ) yang merupakan
10% yang terlarut yang dapat diserap representatif dari nilai kerapatan,
oleh akar vegetasi. Kalium frekuensi dan dominansi menjadi tolak
menunjukkan nilai rentangannya ukur nilai penting dari kehadiran
berada antara sedang sampai sangat vegetasi yang menyusun status
tinggi, sedangkan nilai P berada pada kawasan. Berdasarkan data NPJ (Nilai
rentangan sangat rendah hingga Penting Jenis) menunjukkan bahwa
sedang (PT Mahakam Sumber Jaya, jenis Merembung (Vernonia arborea)
2010). yang paling dominan untuk tingkat
semai. Tingkat pancang didominasi
Kondisi Iklim oleh jenis Macarangan triloba disusul
Berdasarkan data iklim dari jenis Merembung (Vernonia arborea),
Tahun 2014 sampai dengan Tahun tingkat tiang didominasi jenis Mahang
2018 yang diperoleh dari Stasiun disusul jenis Merembung (Vernonia
Pengamatan Curah Hujan PT arborea) dengan keragaman relatif
Mahakam Sumber Jaya diperoleh data rendah.
curah hujan selama 5 tahun terakhir, Kondisi vegetasi di lokasi 2
rataan curah hujan tahunan sebesar dijumpai 10 jenis tumbuhan. Data
1.894,3 mm/tahun dan jumlah curah NPJ (Nilai Penting Jenis),
hujan bulanan sebesar 157,86 menunjukkan bahwa jenis Darah-
mm/bulan. Curah hujan maksimum darah (Myristica iners), Sirihan
terdapat pada bulan Juni 2015 sebesar (Piper aduncum L) menjadi paling
350,2 mm dan curah hujan rataan dominan untuk tingkat semai. Tingkat
minimum terdapat pada bulan pancang didominasi jenis Medang
Agustus 2015 yaitu sebesar 1,22 mm. (Litsea sp.) dan Merembung
Berdasarkan klasifikasi iklim (Vernonia arborea). Tingkat tiang
menurut Schmidt-Ferguson (1951) didominasi oleh jenis Mahang
bahwa nilai Quotient (Q) sebesar 25% (Macaranga triloba), Jambu-jambuan
termasuk ke dalam tipe iklim B yaitu (Eugenia sp.). Tingkat pohon
daerah basah dengan vegetasi hutan didominasi jenis Mahang (Macaranga
hujan tropis (PT Mahakam Sumber triloba) dan Merkudung (Macaranga
Jaya, 2018). gigantea).

Kondisi Geologi B. Sifat Fisik Tanah


Berdasarkan survei lapangan, Hasil analisis sifat fisik tanah
satuan batuan daerah rencana dan kelasnya : tekstur tanah, struktur
peningkatan produksi dapat tanah, bahan organik, dan
dikelompokkan dalam satuan batuan permeabilitas lahan revegetasi Tahun
berdasarkan ciri-ciri litologi yang 2017 PT Mahakam Sumber Jaya
dijumpai, yaitu : satuan aluvium tersaji pada Tabel 1 berikut :
(aluvium sungai dan rawa) dan satuan

17
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

Tabel 1. Tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik dan permeabilitas di lokasi penelitian.

Tekstur Struktur Bahan organik Permeabilitas/


Lokasi
tanah tanah/ Kelas (%)/ Kelas Kelas

1 Lempung Granular 2,26/ 3 16,40/ 2


Berliat Sedang/ 3

2 Liat Granular 2,09/ 3 1,53/ 5


Berpasir Sedang/ 3

Sumber : Laboratorium Tanah dan Nutrisi Hutan Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman
(2019).

C. Erodibilitas Tanah erodibilitas tanah sebesar 0,17


Pendugaan nilai erodibilitas (kelas erodibilitas rendah).
tanah diperoleh dengan cara analisis 2. Erodibilitas Tanah pada lokasi 2
sifat fisik dan kimia tanah, Nilai erodibilitas tanah (K)
berdasarkan hasil pengujian diperoleh dengan menggunakan
laboratorium. Adapun nilai pendugaan erodibilitas tanah
erodibilitas tanah pada lahan (nomograph). Hasil analisis
revegetasi Tahun 2017 (lokasi 1 dan kuantitatif faktor-faktor erodibilitas
2) adalah sebagai berikut : tanah adalah nilai (%debu +
1. Erodibilitas Tanah lokasi 1 %pasir halus) sebesar 35,93%,
Nilai erodibilitas tanah (K) (%pasir) sebesar 29,02%, bahan
diperoleh dengan menggunakan organic sebesar 2,09% (kelas 3),
pendugaan erodibilitas tanah struktur tanah granular sedang
(nomograph). Hasil analisis (kelas 3) dan permeabilitas 1,53
kuantatif faktor-faktor erodibilitas cm/jam (kelas 5), sehingga didapat
tanah adalah nilai (%debu + nilai erodibilitas tanah sebesar 0,26
%pasir halus) sebesar (40,19%), (kelas erodibilitas tanah sedang).
(%pasir) sebesar (19,09%), bahan
organik sebesar 2,26% (kelas 3), Rekapitulasi perhitungan nilai
struktur tanah granular sedang erodibilitas tanah (K) pada lahan
(kelas 3) dan permeabilitas 16,40 revegetasi Tahun 2017 PT
cm/jam (kelas 2). Data-data Mahakam Sumber Jaya pada Tabel
tersebut dimasukkan kedalam 2 berikut.
nomograph penduga erodibilitas
tanah, sehingga didapat nilai

Tabel 2. Perhitungan erodibilitas tanah (K) pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber
Jaya.
Lokasi % % pasir Kelas Kelas Kelas Erodibilitas Kelas
Penelitian debu+% Bahan Struktur permeabilit (K) erodibilita
pasir Organik Tanah as s
halus
1 40,19 19,09 3 3 2 0,17 rendah
2 35,93 29,02 3 3 5 0,26 sedang
Sumber : Data Primer (2019) Keterangan :

18
Kelas bahan organik : 3 = sedang
Kelas struktur tanah : 3 = granular kasar
Kelas Permeabilitas : 5 = lambat.

Dari hasil perhitungan bahwa yang tinggi, membantu perkembangan


kelas atau tingkat erodibilitas tanah struktur tanah, serta menambah
pada lahan revegetasi Tahun 2017 kesuburan sehingga berpengaruh
nilai erodibilitasnya berkisar 0,17 - terhadap keberadaan vegetasi yang
0,26 tergolong dalam kelas (rendah- tumbuh di atasnya (Arsyad, 2010).
sedang). Struktur tanah pada lokasi Kepekaan tanah terhadap
penelitian adalah granular sedang. terjadinya erosi tergantung pada
Kandungan bahan organik berkisar kemantapan dan ketahanan struktur
2,09% - 2,26%. Bahan organik tanah terhadap tekanan. (Hardjowigeno,
memiliki peran penting terhadap 2003 dan Arifin, 2010)). Permeabilitas
kemampuan tanah untuk menahan tanah tinggi akan mampu
erosi. menghancurkan agregat-agregat atau
struktur tanah yang lemah, sehingga
3. Kelas erodibilitas rendah
berpotensi menyebabkan kepekaan
Kelas atau tingkat erodibilitas
tanah terhadap terjadinya erosi. Tekstur
tanah yang rendah terdapat pada lahan
tanah yang didominasi lempung berliat
penelitian lahan revegetasi Tahun 2017
dan sedikitnya kandungan pasir halus
lokasi 1, hal tersebut dapat dilihat dari
dan debu, mengakibatkan tanah tidak
kondisi sekitar tanah yang ditumbuhi
rentan terhadap terjadinya erosi.
vegetasi fast growing berupa sengon
laut (Falcataria mollucana), Sengon
4. Kelas erodibilitas sedang
buto (Enterolobium cyclorapum),
Johar (Cassia siamena), kayu putih Lahan yang mempunyai tingkat
(Melaleucea leucadendron). Dengan erodibilitas sedang pada lahan revegetasi
adanya keberadaan vegetasi mampu 2017 pada lokasi 2, hal ini dapat dilihat
membantu mempertahankan dan dari kondisi sekitar tanah yang
memperbaiki struktur tanah melalui ditumbuhi vegetasi fast growing berupa
bahan organik yang ada di sekitarnya sengon laut (Falcataria mollucana),
serta akar-akar yang tumbuh dalam Sengon buto (Enterolobium
tanah. cyclorapum), Johar (Cassia siamena),
Bahan organik yang dihasilkan kayu putih (Melaleucea leucadendron).
pada lahan tersebut termasuk ke dalam Dengan keberadaan vegetasi mampu
kriteria sedang karena merupakan lahan membantu mempertahankan dan
yang sudah ditambah soil untuk memperbaiki struktur tanah melalui
membantu pertumbuhan awal tanaman bahan organik yang ada di sekitarnya
dalam proses reklamasi dan revegetasi serta akar-akar yang tumbuh dalam
lahan sampai dengan tumbuhnya tanah. Yamani (2012) berpendapat
tanaman hingga berumur dewasa. bahwa perbedaan umur tanaman
Vegetasi yang sudah tumbuh dewasa revegetasi mengakibatkan Tingkat
mampu menghasilkan bahan organik Bahaya Erosi (TBE) yang berbeda,
melalui ranting-ranting dan dedaunan semakin muda umur tanaman maka
yang jatuh ke tanah kemudian semakin tinggi TBE yang terjadi dan
mengalami proses dekomposisi. Hal ini sebaliknya.
karena bahan organik memiliki Faktor yang menyebabkan
kemampuan menyerap dan menahan air erodibilitas pada lahan tersebut sedang
adalah karena kandungan bahan organik

19
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

yang sedang dan struktur tanah granular tekstur lempung berpasir, struktur
kasar. Tanah yang kandungan bahan gumpal, konsistensi lekat, warna merah
organik yang rendah akan mudah hingga kuning dan jenis tanah tersebut
tercerai-berai karena didukung oleh sangat peka/rawan terhadap erosi. Tanah
struktur tanah yang kasar dan semakin yang erodibilitasnya tinggi akan rentan
banyak vegetasi dan tajuk pohon maka terkena erosi, dibandingkan tanah yang
agregatnya akan berubah menjadi kuat erodibilitasnya rendah.
sehingga tingkat erodibilitas tanah akan
menjadi rendah atau tidak rentan D. Identifikasi Erosi
terhadap erosi. Menurut Sarminah, dkk
(2017), hasil penelitian di lahan pasca Hasil identifikasi jenis erosi pada
tambang batubara PT Jembayan Muara lahan revegetasi Tahun 2017 PT
Bara bahwa jenis tanah podsolik merah Mahakam Sumber Jaya tersaji pada
kuning yang terdiri dari siltstone, Tabel 3 berikut :
sandstone, tanah tersebut memiliki

Tabel 3. Hasil Identifikas jenis erosi pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber Jaya.

No Lokasi Jenis Erosi dan Deskripsi


Penelitian
Erosi Parit

Lahan
1 revegetasi
Tahun 2017

Berdasarkan kondisi lahan di lapangan, dapat dideskripsikan terdapat erosi


parit. Proses terjadinya sama dengan erosi alur, tetapi alur yang sudah terbentuk
demikian besarnya, sehingga tidak dapat lagi dihilangkan dengan pengolahan tanah
biasa. Erosi parit dapat berbentuk V atau U tergantung pada kepekaan erosi sesuai
substratanya. Dilihat dari keadaan lapangan bahwa bentuk V dengan kedalaman 40
cm dan lebar 43 cm. Erosi parit yang berbentuk V disebabkan kondisi tanah yang
resisten terhadap pengikisan.
Vegetasi yang tumbuh dilokasi ini adalah sengon dan tanpa tumbuhan
bawah, kelerengan yaitu 10% (landai) yang mampu menyebabkan terjadinya erosi
sebagai arah aliran air. Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan cara
mekanik (pembuatan drop structure) dan vegetatif (seperti melakukan penanaman
cover crop, penutupan dengan serasah, maupun vegetasi lainnya yang dapat
tumbuh pada lahan tersebut.

Sumber : Data primer (2019).

20
Tabel 3. Lanjutan. Hasil Identifikas jenis erosi pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber
Jaya.

No Lokasi Jenis Erosi dan Deskripsi


Penelitian
Erosi Percik

Lahan
2 revegetasi
Tahun 2017

Berdasarkan kondisi lahan yang diamati di lapangan terdapat erosi percik.


Hal ini dapat dilihat dari kondisi di sekitarnya seperti adanya tanda percikan tanah
yang menempel di atas vegetasi sebagai akibat adanya tekanan yang datang dan
menghampas ke tanah berupa air hujan. Kejadian erosi percik ini terlihat bekas
hamparan tanah pada vegetasi atau tumbuhan bawah dengan kondisi kerapatan yang
rendah, yang mana terdapat celah masuknya air hujan yang menyebabkan
kerusakan pada agregat tanah. Metode konservasi tanah dan air untuk mencegah
terjadinya erosi percik ini adalah dengan cara vegetatif, seperti penanaman cover
crop, tanaman fast growing, dan tanaman sisipan, dan tidak kalah penting juga
untuk memperhatikan kondisi tanahnya sebagai media tanam vegetasi yang mana
apabila melakukan proses penimbunan agar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
ditentukan.
Sumber : Data primer (2019).

Tabel 3 Lanjutan. Hasil Identifikas jenis erosi pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber Jaya.

No Lokasi Jenis Erosi dan Deskripsi


Penelitian
Erosi Lembar

21
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

Berdasarkan kondisi lahan yang diamati terdapat erosi lembar. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi sekitar lahan yang mengalami perubahan bentuk di atas
permukaan tanah, di mana secara seragam tanah terlihat terkikis dari atas sampai ke
Lahan bawah sehingga ketebalan tanahnya berkurang, tanah tersebut berkumpul pada
3 revegetasi daerah yang terendah. Air yang mengalir di permukaan tanah bewarna keruh
Tahun 2017 (kuning-kecoklatan), terdapat bercak-bercak di pemukaan tanah. Daerah tersebut
memiliki kelerengan 12% termasuk ke dalam kelas kelerengan landai.
Kesuburan tanahnya berkurang karena banyak unsur hara yang hilang akibat
terkikis. Kondisi vegetasi pada sekitar lahan terlihat lebih sedikit yang tidak mampu
menutupi seluruh permukaan tanah sehingga memudahkan air langsung
menghempas ke tanah akibatnya dengan keadaan lahan yang landai serta besarnya
curah hujan mampu menyebabkan terjadinya erosi lembar. Adapun penanganan yang
bisa dilakukan adalah dengan cara mekanik (pembuatan parit dan guludan sejajar
kontur) dan vegetatif seperti melakukan penanaman cover crop, penutupan dengan
serasah, maupun vegetasi lainnya yang dapat tumbuh pada lahan tersebut.

Sumber : Data primer (2019).

Tabel 3 Lanjutan. Hasil Identifikas jenis erosi pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber Jaya.

No Lokasi Jenis Erosi dan Deskripsi


Penelitian
Erosi Alur

22
Hal ini dapat dilihat dari kondisi sekitar lahan bahwa keadaan lahan
menggambarkan bentuk erosi alur. Keadaan tersebut terjadi karena, erosi lembar
Lahan yang berlangsung terus-menerus sehingga pengikisan tanah pada saat air mengalir
4 revegetasi mengakibatkan terjadinya alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng, lahan
Tahun 2017 tersebut juga telah mengalami proses campur tangan manusia yang menyebabkan
kondisi tanah menjadi tidak teratur, kemudian ketidakteraturan tersebut
memberikan ruang pada daerah tertentu yang terkonsentrasi oleh aliran air yang
lama-kelamaan diikuti oleh arus air yang mampu mengikis tanah, alur-alur yang
terbentuk oleh pengikisan sangat jelas dan bentuknya lurus dan searah.
Kurangnya vegetasi pada lahan tersebut membuat mudahnya terjadi erosi
karena proses tekanan yang datang melalui air hujan. Akar vegetasi mampu
mempertahankan bentuk tanah serta memperbaiki struktur tanah. Kondisi
kelerengan pada daerah ini 20% termasuk ke dalam kelas agak curam. Adapun
penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan cara mekanik dan vegetatif. Untuk
proses pengerjaannya dapat dilakukan secara bersamaan atau mendahulukan cara
mekanik seperti melakukan terasering dan disaat bersamaan juga dilakukan cara
vegetatif seperti melakukan penanaman cover crop, penutupan dengan serasah,
maupun vegetasi lainnya yang dapat tumbuh pada lahan tersebut.

Sumber : Data primer (2019).

Tabel 3 Lanjutan. Hasil Identifikas jenis erosi pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT Mahakam Sumber Jaya.

No Lokasi Jenis Erosi dan Deskripsi


Penelitian
Longsor

23
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

Berdasarkan analisis di lapangan ditemukan bentuk longsor. Longsor


terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas lapisan agak kedap
air yang jenuh air. Terjadinya longsor apabila terpenuhi 3 keadaan yaitu lereng
Lahan yang cukup curam (30%), lapisan di bawah permukaan tanah yang kedap air dan
revegetasi lunak yang merupakan bidang luncur, terdapat aliran air di bawah permukaan
5 Tahun 2017 tanah sehingga menyebabkan kedap air yang mampu menyebabkan terjadinya
longsor. Tidak ada vegetasi yang tumbuh di atasnya, sangat gersang dan kering.
Tindakan yang dapat dilakukan dalam kejadian longsor ini adalah agar
memperhatikan kondisi sekitar longsor apakah masih layak atau tidak untuk
ditimbun kembali dengan baik, serta memperhatikan penyebab terjadinya longsor
seperti perbaikan kelerengannya pada saat kegiatan penimbunan lahan pasca
penambangan, memperhatikan kondisi dasar tanahnya apakah berisi air atau tidak.
Agar ketika dilakukan penimbunan tidak terdapat lahan yang berair untuk
menghindari kejadian-kejadian longsor tersebut. Tenik KTA yang dirumuskan
untuk penanganan tanah longsor adalah kombinasi metode vegetatif dan mekanik,
seperti pada lereng-lereng dan tanggul ditanami dengan cover crop, pembuatan
teras gulud, perbaikan saluran drainase, pembuatan dinding penahan.

Sumber : Data primer (2019.

Sejalan dengan pendapat Novitasari cover crop dari jenis- jenis legume,
(2006) bahwa hampir semua jenis erosi rumput-rumputan seperti rumput
terjadi, baik erosi permukaan (sheet gajahan, serai wangi, kombinasi
metode vegetatif dan mekanik, seperti
erosion) yang terjadi pada hampir semua
pada lereng-lereng dan tanggul
wilayah revegetasi yang ada, erosi alur ditanami dengan cover crop,
(rill erosion) yang terjadi pada lereng- pembuatan teras gulud, perbaikan
lereng yang curam akibat longsor dan saluran drainase serta pembuatan
erosi parit (gully erosion) merupakan dinding penahan.
hasil kelanjutan dari aktivitas daya Ucapan Terimakasih
pengikisan partikel-pertikel tanah pada Penulis mengucapkan terimakasih
alur yang sudah terbentuk. kepada pimpinan dan seluruh staf PT
Mahakam Sumber Jaya yang telah
4. KESIMPULAN membantu memberi izin tempat
1. Erodibilitas tanah di daerah penelitian penelitian, pengambilan data di lapangan
pada lahan revegetasi Tahun 2017 PT serta sumbangan pemikiran agar tulisan
Mahakam Sumber Jaya adalah ini menjadi lebih baik.
berkisar dari 0,17-0,26 masuk ke
dalam kelas rendah sampai sedang. DAFTAR PUSTAKA
2. Jenis erosi yang ditemukan pada
lokasi penelitian lahan revegetasi Anggraini. L R, Triantoro. A, Novianti. Y
Tahun 2017 ada 5 jenis yaitu erosi S, Mulyono. EE, Yulianto.
parit, erosi percik, erosi lembar, erosi (2019). Analisis Indeks Bahaya
alur, dan longsor. Erosi pada Lahan Reklamasi.
3. Teknik konservasi tanah dan air yang Jurnal Geosapta 5(2) : 141-145.
dapat dilakukan pada lahan terjadi Arifin, M. (2010). Kajian Sifat Fisik
erosi,sedimentasi dan longsor adalah Tanah dan berbagai Penggunaan
secara vegetatif dengan penanaman

24
Lahan dalam Hubungannya Sarminah, S., Kristianto, D. dan
dengan Pendugaan Erosi Tanah. Syafrudin, M. (2017). Analisis
Jurnal Pertanian MAPETA, XII Tingkat Bahaya Erosi
(2) : 72 – 144. pada Kawasan Reklamasi
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Tambang Batubara PT
Air. Bogor: Institut Pertanian Jembayan Muarabara
Bogor Press. Kalimantan Timur. Ulin – J Hut
Trop 1 (2): 154-162.
Dewi, I. G. A. S. U., Ni Made, T., Tatiek
K. (2012). Prediksi Erosi dan Seta, A. K. (1991). Konservasi
Perencanaan Konservasi Tanah Sumberdaya Tanah dan Air.
Jakarta: Penerbit Kalam Mulia.
dan Air pada Daerah Aliran
Sungai Saba. Jurnal Subowo, G. (2011). Penambangan
Agroekoteknologi Tropika. 1 (1). Sistem Terbuka Ramah
Donahue, R.L, (1984). Soil and Lingkungan dan Upaya
Reklamasi Pasca Tambang
Introduction to Soil and Plant
untuk Memperbaiki Kualitas
Growth Printice Hall Inc,
Sumberdaya Lahan dan Hayati
Engelwood Clifts, New York.
Tanah. Jurnal Sumberdaya
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Lahan, 5(2).
Tanah. Bandung: Aka Presindo.
Sulistyo. B. (2015). Kajian Perubahan
Kartasapoetra, G.(2000). Teknologi Tingkat Kekritisan Lahan
Konservasi Tanah dan Air. sebagai Akibat Proses Eliminasi
Jakarta: Bima Aksara. Unit Lahan di Kawasan
Muklis. (2007). Analisis Tanah Pertambangan Danau Mas
dan Tanaman. Medan: USU Hitam, Provinsi Bengkulu.
Press. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Prosiding Seminar
Novitasari. (2006). Analisis Erosi Lahan Nasional Masyarakat
pada Lahan Revegetasi Pasca Biodiversitas Indonesia, 1(4) :
Tambang. Jurnal Info Teknik. 823-833.
7 (2): 67-71.
Yamani, A. (2012). Studi Besarnya
PT Mahakam Sumber Jaya. (2010). Erosi pada Areal Reklamasi
Dokumen Analisis Dampak Tambang Batubara di PT
Lingkungan PT Mahakam Arutmin Indonesia Kabupaten
Sumber Jaya Kabupaten Kutai Kotabaru. Jurnal Hutan Tropis.
Kartanegara. Provinsi 13(1).
Kalimantan Timur.
Yuliani, I., Sri, W., Elinda, N. (2015).
PT Mahakam Sumber Jaya. (2018). Identifikasi Prioritas Konservasi
Data Curah Hujan Tahun 2014 – Berdasarkan Tingkat Bahaya
2018. Erosi (TBE) dan Sosial
Rahim, S. (2000. Pengendalian Erosi Ekonomi Masyarakat di
Tanah. Jakarta: Bumi Aksara. Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. Jurnal Teknologi
Pertanian. 1(1) : 1-5.

25
Estimasi Erodibilitas Tanah … Sarminah et al.

Zulkarmain. (2014). Soil Erosion Kalimantan Timur. Internal


Assessment of The Post Coal Journal of Science of
Minning Site in Kutai Engeneering (IJSE), 7(2).
Kartanegara Districk, East

26

Anda mungkin juga menyukai