Anda di halaman 1dari 9

ALIRAN PERMUKAAN, EROSI DAN HARA SEDIMEN AKIBAT TINDAKAN KONSERVASI

TANAH VEGETATIF PADA KELAPA SAWIT


(Runoff, Erosion and Nutrient Sediment due The Vegetative Soil Conservation
on Oil Palm Plantation)

Zahrul Fuady1*), Halus Satriawan1**), Nanda Mayani2)


1
Program Studi Agroteknologi, Universitas Almuslim, Bireuen, Aceh
2
Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Contact Author : *zahrulfuady17@yahoo.com; **satriawan_80@yahoo.co.id

ABSTRACT
Land cover crops play an important role in influencing erosion. Cover crops provide
protection against the destruction of soil aggregates by rain and runoff. This research
aims to study the effectiveness of vegetation as soil conservation in controlling erosion
and runoff. This study was a field experiment on erosion plots measuring 10 m x 5 m
were arranged in Split Plot design with replications as blocks, consists of a combination
of two factors: the age of the oil palm and slope as the first factor, and vegetative soil
conservation techniques as a second factor. The results showed the soil conservation
techniques in oil palm cultivation can reduce the rate of surface runoff, soil erosion and
nutrient loss. Soil conservation with upland rice planted with soybean sequence + strip
Mucuna bracteata (T3) most effectively reduce runoff and prevent soil erosion and
nutrient loss.

Keywords: erosion, nutrients, runoff, sediment, soil conservation

PENDAHULUAN yang berbeda berat jenisnya.


Erosi tanah di lahan pertanian Pemindahan partikel halus oleh erosi
sebagian besar dihasilkan akibat menyebabkan peningkatan persentase
hilangnya bahan organik tanah. Kondisi pasir dan kerikil di permukaan tanah,
ini menjadi penting karena sekitar 13% dan pada waktu yang sama mengurangi
dari permukaan bumi dipengaruhi oleh persentase debu dan klei (Blanco dan Lal,
aktivitas manusia yang berkaitan dengan 2008). Dengan demikian tanah yang
pertanian (Chen, et al., 2011). Erosi telah mengalami erosi bertekstur lebih
membawa lapisan tanah permukaan kasar dibandingkan dengan sebelum
yang umumnya lebih subur, kaya bahan tererosi. Lebih lanjut erosi berakibat
organik dan unsur hara sehingga terhadap penurunan kesuburan tanah
menyebabkan hilangnya unsur hara bagi melalui hilangnya unsur hara yang
tanaman. Dalam peristiwa erosi, fraksi penting dan bahan organik tanah.
halus tanah terangkut lebih dahulu dan Kelapa sawit merupakan tanaman
lebih banyak dari fraksi yang lebih kasar, perkebunan yang mengalami
sehingga kandungan klei sedimen lebih perkembangan pesat di Provinsi Aceh,
tinggi dari kandungan klei tanah semula. termasuk di Kabupaten Bireuen. Luas
Hal ini terkait dengan daya angkut aliran tanam kelapa sawit di Kabuapten
permukaan terhadap butir-butir tanah Bireuen tahun 2008-2012 mencapai

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 95


Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
4.644 ha (BPS Aceh, 2013), umumnya terdegradasi dengan kemiringan 15%,
merupakan tanaman muda sehingga dengan penerapan kombinasi vegetatif
mempunyai potensi menimbulkan (tumpangsari jagung dan kacang tanah)
degradasi lahan jika tidak diterapkan dan guludan dapat mengendalikan
cara pengelolaan yang tepat. Degradasi alairan permukaan dan erosi sebesar
lahan yang dapat terjadi pada lahan 63,50% dan 90,27% dibandingkan tanpa
pertanaman kelapa sawit muda adalah tindakan konservasi. Tanaman
meningkatnya erosi dan menurunnya perkebunan dan tanaman reboisasi yang
laju infiltrasi. Kondisi ini sering terjadi ditanam secara agroforestry juga
terutama karena tutupan tanah pada diketahui dapat mengendalikan erosi
pertanaman kelapa sawit muda rendah tanah. Sengon dengan umur 3 tahun
dan terganggunya permukaan tanah akibat dan kakao umur 5 tahun lebih efektif
persiapan lahan. Hasil prediksi laju erosi mengendalikan erosi dibandingkan
tanah di wilayah ini menghasilkan erosi dengan alang-alang dan pinang 5 tahun
54,6–344,01 ton.ha-1.tahun-1 (Satriawan (Satriawan et al., 2012; Satriawan et al.,
dan Azizah, 2011), masih lebih tinggi 2011).
dibandingkan dengan erosi yang Penelitian ini bertujuan untuk
diperbolehkan untuk tanah di wilayah memperoleh teknik konservasi tanah
ini 25,1 - 40 ton.ha-1.tahun-1 (Fitri, 2010). secara vegetatif yang efektif untuk
Tanaman penutup tanah mengendalikan erosi, aliran permukaan
memegang peranan penting dalam dan mencegah kehilangan hara pada
mempengaruhi erosi yang terjadi. tanaman kelapa sawit muda.
Dalam hal ini tanaman penutup tanah
memberikan perlindungan terhadap BAHAN DAN METODE
tanah dari proses penghancuran agregat Penelitian dilaksanakan pada
oleh hujan dan aliran permukaan, pertanaman sawit muda (umur 5-7
dengan demikian dapat membatasi bulan dan 25-27 bulan) dengan
kekuatan merusak dari hujan dan aliran kemiringan lereng 15-40 %. Lokasi
permukaan (Morgan, 2005). Disamping penelitian berada di wilayah Desa Blang
itu keberadaan tanaman penutup tanah Mane Kecamatan Peusangan Selatan
juga dapat meningkatkan sifat fisik dan Kabupaten Bireuen, Aceh pada bulan
kimia tanah melalui kontribusinya Maret-Juni 2014 (satu musim tanam
terhadap peningkatan kadar bahan tanaman pangan).
organik tanah (Zuazo et al., 2004). Bahan yang digunakan terdiri dari
Pemahaman tentang efektivitas benih padi gogo, benih kedelai sebagai
vegetasi dalam melindungi permukaan tanaman sela, dan Mucuna bracteata
tanah menahan erosi dapat menjadi sebagai tanaman strip, pupuk urea, SP-
alternatif teknologi pengelolaan 36, KCl dan insektisida, bahan kimia
sumberdaya lahan yang baik dan tepat. untuk analisis tanah. Alat yang
Terkait dengan ini, Fuady dan Satriawan digunakan terdiri dari meteran profil,
(2011) melaporkan pada lahan bor tanah, seng untuk pembatas petak

96 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014


Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
erosi, drum penampung aliran permukaan terbawa. Pengamatan dan pengambilan
dan sedimen, infiltrometer, ombrometer, sampel sedimen bersamaan dengan
dan AAS. aliran permukaan. Semua sedimen yang
Penelitian ini merupakan ada pada bak penampung dikeluarkan
percobaan lapangan pada petak erosi pada setiap pengamatan setelah
berukuran 10 m x 5 m yang disusun sebelumnya dilakukan pengambilan
dalam Rancangan Split Plot dengan sampel sebanyak 100 g untuk analisis
ulangan sebagai blok, terdiri atas 2 kadar hara dan C-organik sedimen.
faktor yaitu kombinasi umur kelapa Sedimen yang dikeluarkan dari bak
sawit dan kemiringan lereng sebagai penampung dikeringanginkan kemudian
faktor pertama, dan teknik konservasi ditimbang untuk ditentukan bobot
sebagai faktor kedua. basahnya. Untuk menentukan bobot
Faktor umur tanaman kelapa kering sedimen, sampel sedimen
sawit/ kemiringan lereng terdiri dari 4 seberat 250 g dikeringkan di dalam oven
taraf yaitu : umur tanaman kelapa sawit dengan suhu 105oC selama 24 jam.
5-7 bulan dan kemiringan lereng 15- Kemudian dari contoh sedimen tersebut
25 % (P1), umur tanaman kelapa sawit dianalisis kandungan C-organik (Metode
7-25 bulan dan kemiringan lereng 15- Walkley dan Blake), N-total (metode
25 % (P2), umur tanaman kelapa sawit Kjeldahl), P2O5 (metode Bray-1) dan K2O
5-7 bulan dan kemiringan lereng 30- (ekstraksi dengan 1 N NH4OAc pH 7.0).
40 % (P3), dan umur tanaman kelapa Jumlah C-organik, N, P dan K yang
sawit 7-25 bulan dan kemiringan lereng terbawa erosi dihitung dengan
30-40 % (P4) persamaan : X = Y x E; dengan: X =
Sedangkan faktor teknik konservasi jumlah C-organik, N, P dan K terbawa
dengan 3 taraf yaitu: gulma dibiarkan erosi (ton.ha-1); Y = konsentrasi C-
tumbuh pada gawangan kelapa sawit organik, N-total, P dan K tersedia di
(T1), padi gogo ditanam berurutan dalam sedimen (mg/100g, %); E =
dengan kedelai (T2), dan padi gogo jumlah total tanah tererosi (ton.ha-1).
ditanam berurutan dengan kedelai + Sedangkan analisis jumlah
strip M. bracteata (T3) sedimen dihitung dengan menggunakan
Terdapat 12 kombinasi petak rumus:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛 (𝑔𝑟
percobaan dengan setiap kombinasi 𝐸′ =
0,25 𝑘𝑔
× 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟)

diulang 3 kali sehingga diperoleh total


petak sebanyak 36. Total tanah tererosi dihitung
Aliran permukaan (m3.ha-1) dengan rumus : A  E  E '

diamati ketika bak penampung hampir Dimana : A= total tanah tererosi (ton.ha-1) ;
penuh dengan mengukur tinggi muka air E = jumlah sedimen yang tersuspensi
dalam bak penampung. Sampel air yang dalam aliran permukaan (ton.ha-1); E’ =
diambil digunakan untuk menghitung jumlah sedimen pada bak penampung
sedimen tersuspensi dan menganalisis (ton.ha-1).
kadar C organik, N, P dan K yang

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 97


Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
Analisis data dengan menggunakan Rendahnya aliran permukaan pada
analisis sidik ragam (uji F), analisis uji P2T3 disebabkan oleh dua faktor utama
lanjut menggunakan uji BNT 5%. yaitu: penutupan tajuk tanaman dan
kemiringan lereng. Pada P2T3 adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman sela pada kelapa sawit yang
Aliran Permukaan ditanami kedelai + strip mucuna
Hasil uji lanjut terhadap rata-rata bracteata (musim penghujan/tanam I)
perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan menghasilkan penutupan lahan yang
umur tanaman dan kemiringan lereng cukup besar dimana sekitar 75 %
yang dikombinasikan dengan tindakan permukaan tanah tertutup secara
konservasi tanah berpengaruh nyata merata, serta lebih beragamnya kondisi
terhadap aliran permukaan. Perlakuan kekasaran permukaan tanah oleh
sawit umur 7-24 bulan dengan perakaran tanaman. Pada perlakuan
kemiringan lereng 15 – 25% (P2) dengan P2T3, adanya mucuna bracteata
tindakan konservasi tanah kelapa sawit
menjadi pembeda dibandingkan
+ padi gogo ditanam berurutan dengan
perlakuan yang lain. Mucuna bracteata
kedelai + strip Mucuna bracteata (T3)
dengan tingkat pertumbuhan yang
menghasilkan aliran permukaan
3
cepat menjadi filter tambahan selain
terendah (111,99 m /ha) dibandingkan
kedelai sehingga butiran hujan yang
dengan perlakuan yang lain. Sedangkan
sampai ke permukaan tanah dapat
perlakuan sawit umur 5-7 bulan dengan
ditekan energinya dan mengurangi
kemiringan lereng 30 – 40% (P3) dengan
volume aliran permukaan, disisi lain
tindakan konservasi kelapa sawit +
infiltrasi lebih besar.
gulma dibiarkan tumbuh pada
Erosi Tanah
gawangan kelapa sawit (T1) nyata
Hasil uji lanjut terhadap rata-rata
menghasilkan aliran permukaan lebih
perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
umur tanaman dan kemiringan lereng
(334,94 m3/ha).

400
Aliran Permukaan (m3.ha-1)

350
300
250
200
T1
150
100 T2
50 T3
0
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 1. Total aliran permukaan akibat konservasi tanah pada kelapa sawit muda
98 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.

90
80

Erosi Tanah (ton.ha-1)


70
60
50
40 T1
30
T2
20
10 T3
0
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 2. Total erosi tanah akibat konservasi tanah pada kelapa sawit muda
yang dikombinasikan dengan tindakan sebagai penutup permukaan tanah,
konservasi tanah berpengaruh nyata yang dapat berdampak positif terhadap
terhadap erosi tanah. Perlakuan sawit perbaikan sifat tanah terutama
umur 5-7 bulan dengan kemiringan terhadap sifat fisik dan biologi tanah.
lereng 15 – 25% (P2) dengan tindakan Adanya tanaman semusim dan legume
konservasi tanah kelapa sawit + padi dapat meningkatkan kemantapan
gogo ditanam berurutan dengan kedelai agregat tanah 12,5 % dari kondisi awal,
+ strip Mucuna bracteata (T3) hal ini sangat penting dalam mengurangi
menghasilkan erosi tanah terendah erodibilitas tanah. Sedangkan perlakuan
(11,96 ton/ha) dibandingkan dengan konservasi tanah lainnya hanya dapat
perlakuan yang lain. Sedangkan meningkatkan kemantapan agregat
perlakuan sawit umur 5-7 bulan dengan tanah 8 % - 10,7 %.
kemiringan lereng 30 – 40% (P3) dengan Hara Sedimen
tindakan konservasi kelapa sawit + Nitrogen
gulma dibiarkan tumbuh pada gawangan Kehilangan N yang diukur pada
kelapa sawit (T1) nyata menghasilkan sedimen adalah dalam bentuk N total.
erosi tanah lebih tinggi dibandingkan Hasil uji lanjut sidik ragam menunjukkan
perlakuan lainnya (57,17 ton.ha-1). bahwa teknik konservasi tanah
Besarnya erosi tanah yang terjadi berpengaruh nyata terhadap jumlah
erat kaitannya dengan aliran permukaan kehilangan nitrogen, sedangkan umur
yang dihasilkan dari masing-masing dan kemiringan lereng tidak
perlakuan. Erosi yang nyata lebih rendah berpengaruh nyata terhadap jumlah
pada kombinasi perlakuan P2T3 kehilangan N total tanah di dalam
dibandingkan kombinasi perlakuan sedimen (Gambar 3).
lainnya disebabkan oleh adanya Perlakuan konservasi tanah T3
penanaman tanaman pangan semusim menyebabkan kehilangan N total nyata
dan kelompok legum yang berfungsi lebih rendah pada umur dan kemiringan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 99
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.

250

Berat N Total sedimen


200
(kg.ha-1) 150
100 T1
50 T2

0 T3
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 3. N-Total tanah yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah
lereng P2 dibandingkan perlakuan tanah berpengaruh terhadap berat P di
konservasi tanah T2 dan T1. Kehilangan dalam sedimen yang terangkut bersama
N total yang lebih rendah pada T3 selain sedimen, tetapi umur dan kemiringan
disebabkan oleh erosi tanah yang paling lereng tidak berpengaruh nyata.
rendah (gambar 2), juga karena Perlakuan T3 menghasilkan berat P
disebabkan rendahnya kehilangan C terendah yang terdapat pada kelapa
organik tanah yang besar pada sawit umur 7-24 bulan pada kemiringan
perlakuan T3. C organik merupakan lereng 15-25 %. Sedangkan berat P
sumber N tanah yang utama selain tertinggi ditemui pada perlakuan T2
berasal dari fiksasi udara, semakin tinggi pada tanaman kelapa sawit umur 7-24
pencucian C organik akan menyebabkan bulan pada kemiringan lereng 30-40 %.
kehilangan N yang besar. Gambar 4 juga menunjukkan
bahwa perlakuan T3 sangat efektif
Fosfor
mencegah kehilangan hara P pada
Uji terhadap kehilangan P total
semua umur dan kemiringan lereng,
tanah menunjukkan perlakuan konservasi

0.70
P total Sedimen (kg.ha-1)

0.60
0.50
0.40
0.30 T1
0.20 T2
0.10
T3
0.00
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 4. P-Total tanah yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah

100 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
namun secara umum kehilangan hara P lereng 15-25 % (P3) disebabkan karena
yang tinggi terjadai pada perlakuan unsur kalium merupakan unsur yang
konservasi tanah T1. Tingginya sangat mudah mengalami pelindian/
kehilangan hara P pada perlakuan T1 pencucian dibandingkan N dan P.
terkait dengan jumlah erosi yang tinggi C organik
pada perlakuan tersebut, yang mana Analisis uji lanjut terhadap rerata
tanah yang terangkut melalui erosi jumlah C organik menunjukkan perlakuan
adalah tanah lapisan atas yang memiliki konservasi tanah berpengaruh terhadap
kadar hara yang lebih tinggi daripada berat C organik di dalam sedimen yang
lapisan tanah di bawahnya. terangkut bersama sedimen, tetapi
Kalium umur dan kemiringan lereng tidak
Analisis uji lanjut terhadap rerata berpengaruh nyata. Perlakuan T3
jumlah K yang terangkut bersama menghasilkan berat C organik terendah
sedimen menunjukkan perlakuan yang terdapat pada kelapa sawit umur
konservasi tanah dan umur tanaman 7-24 bulan pada kemiringan lereng 15-
berpengaruh nyata terhadap berat K di 25 %. Sedangkan berat C organik
tertinggi ditemui pada perlakuan T1 pada
dalam sedimen. Gambar 5 menunjukkan
tanaman kelapa sawit umur 5-7 bulan
bahwa perlakuan T3 menghasilkan berat
pada kemiringan lereng 15-25 % (P3).
K terendah yang terdapat pada kelapa
Tingginya kehilangan C organik
sawit umur 7-24 bulan pada kemiringan
pada perlakuan T1 terkait dengan
lereng 15-25 %. Sedangkan berat K
jumlah erosi yang tinggi pada perlakuan
tertinggi ditemui pada perlakuan T1
tersebut, yang mana tanah yang
pada tanaman kelapa sawit umur 5-7
terangkut melalui erosi adalah tanah
bulan pada kemiringan lereng 15-25 % (P3).
lapisan atas merupakan lapisan yang
Tingginya kehilangan hara K pada paling banyak mengandung karbon
perlakuan T1 pada tanaman kelapa tanah yang berada dalam bentuk C
sawit umur 5-7 bulan pada kemiringan organik.

0.90
Kalium Sedimen (kg.ha-1)

0.80
0.70
0.60
0.50
0.40 T1
0.30
0.20 T2
0.10
0.00 T3
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 5. Kalium yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 101
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.

1800

Berat C-organik sedimen (kg.ha-1)


1600
1400
1200
1000
800 T1
600 T2
400 T3
200
0
P1 P2 P3 P4

Umur dan Kemiringan Lereng

Gambar 6. C-organik yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah

Rendahnya kehilangan C organik DAFTAR PUSTAKA


pada T3 diduga karena efektifnya strip Badan Pusat Statistik, 2013. Aceh Dalam
tanaman Mucuna bracteata dan padi Angka. BPS Provinsi Aceh.
gogo dalam menyaring partikel tanah Blanco. H., Lal., R., 2008. Principles of
yang terangkut melalui erosi sehingga Soil Conservation and
kadar C organik sedimen menjadi rendah. Management. Springer
Science+Business Media B.V.
KESIMPULAN Chen. T, R.Q Niu, Y. Wang, P.-X. Li, L.P
Teknik konservasi tanah pada Zhang, B. Du, 2011. Assessment of
budidaya kelapa sawit dapat menekan spatial distribution of soil loss over
the upper basin of Miyun reservoir
laju aliran permukaan, erosi tanah dan
in China based on RS and GIS
kehilangan hara. Perlakuan konservasi techniques. Environ Monit Assess
tanah padi gogo ditanam berurutan (2011) 179:605–617. DOI
dengan kedelai + strip Mucuna 10.1007/s10661-010-1766-z
bracteata (T3) paling efektif menekan Fuady. Z., H. Satriawan, 2011.
aliran permukaan dan erosi tanah serta Penerapan Guludan Terhadap
mencegah kehilangan hara. Laju Aliran Permukaan Dan Erosi.
Prosiding Seminar Nasional
UCAPAN TERIMA KASIH Pertanian Presisi, Medan 2011.
ISBN 979-458-591-2. Medan 25
Penulis mengucapkan terima kasih
Nopember.
kepada Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat DIKTI Fitri., R, 2010. Perencanaan Usahatani
Berbasis Pinang untuk Pembangunan
KEMENDIKBUD atas pendanaan
Pertanian Berkelanjutan di
penelitian Hibah Fundamental tahun 2014. Kecamatan Peusangan Selatan

102 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
Provinsi Aceh. Prosiding Seminar Satriawan, H., R. Fitri, Nuraida, Erlita.,
Nasional dan Rapat Tahunan 2011. Kajian Erosi Pada
Dekan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian Agroforestry Berbasis Pinang Dan
BKS – PTN Wilayah Barat Tahun Kakao Di Kecamatan Juli
2010. Fakultas Pertanian Kabupaten Bireuen. Prosiding
Universitas Bengkulu. ISBN 979- Seminar Nasional Pertanian Presisi,
602-96609-8-2. Pp 548 Medan 2011. ISBN 979-458-591-2.
Medan 25 Nopember.
Morgan. R.C.P., 2005. Soil Erosion and
Conservation. Third Edition. Zuazo, D.V.H., Martinez, F.J.R., Martinez,
Blackwell Publishing. A.R., 2004. Impact of Vegetatif
Cover on Runoff and Soil Erosion
Satriawan, H., C. Azizah, 2011.
at Hillslope Scale in Lanjaron,
Penentuan Indeks Bahaya Erosi di
Spain, The Environmentalist, 24,
Kecamatan Peusangan Selatan.
39–48, 2004, Kluwer Academic
Hibah Internal Universitas
Publishers. The Netherlands.
Almuslim. Tidak dipublikasikan.
Satriawan. H., Z. Fuady, Fitriani, C.E.,
2012. Potensi Agroforestry Dalam
Pengendalian Erosi Dan Perbaikan
Kualitas Tanah. Prosiding Seminar
Nasional Agroforestry III,
Yogyakarta 2012. ISBN 978-979-
16340-3-8. Yogyakarta 29 Mei.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 103

Anda mungkin juga menyukai