ABSTRACT
Land cover crops play an important role in influencing erosion. Cover crops provide
protection against the destruction of soil aggregates by rain and runoff. This research
aims to study the effectiveness of vegetation as soil conservation in controlling erosion
and runoff. This study was a field experiment on erosion plots measuring 10 m x 5 m
were arranged in Split Plot design with replications as blocks, consists of a combination
of two factors: the age of the oil palm and slope as the first factor, and vegetative soil
conservation techniques as a second factor. The results showed the soil conservation
techniques in oil palm cultivation can reduce the rate of surface runoff, soil erosion and
nutrient loss. Soil conservation with upland rice planted with soybean sequence + strip
Mucuna bracteata (T3) most effectively reduce runoff and prevent soil erosion and
nutrient loss.
diamati ketika bak penampung hampir Dimana : A= total tanah tererosi (ton.ha-1) ;
penuh dengan mengukur tinggi muka air E = jumlah sedimen yang tersuspensi
dalam bak penampung. Sampel air yang dalam aliran permukaan (ton.ha-1); E’ =
diambil digunakan untuk menghitung jumlah sedimen pada bak penampung
sedimen tersuspensi dan menganalisis (ton.ha-1).
kadar C organik, N, P dan K yang
400
Aliran Permukaan (m3.ha-1)
350
300
250
200
T1
150
100 T2
50 T3
0
P1 P2 P3 P4
Gambar 1. Total aliran permukaan akibat konservasi tanah pada kelapa sawit muda
98 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
90
80
Gambar 2. Total erosi tanah akibat konservasi tanah pada kelapa sawit muda
yang dikombinasikan dengan tindakan sebagai penutup permukaan tanah,
konservasi tanah berpengaruh nyata yang dapat berdampak positif terhadap
terhadap erosi tanah. Perlakuan sawit perbaikan sifat tanah terutama
umur 5-7 bulan dengan kemiringan terhadap sifat fisik dan biologi tanah.
lereng 15 – 25% (P2) dengan tindakan Adanya tanaman semusim dan legume
konservasi tanah kelapa sawit + padi dapat meningkatkan kemantapan
gogo ditanam berurutan dengan kedelai agregat tanah 12,5 % dari kondisi awal,
+ strip Mucuna bracteata (T3) hal ini sangat penting dalam mengurangi
menghasilkan erosi tanah terendah erodibilitas tanah. Sedangkan perlakuan
(11,96 ton/ha) dibandingkan dengan konservasi tanah lainnya hanya dapat
perlakuan yang lain. Sedangkan meningkatkan kemantapan agregat
perlakuan sawit umur 5-7 bulan dengan tanah 8 % - 10,7 %.
kemiringan lereng 30 – 40% (P3) dengan Hara Sedimen
tindakan konservasi kelapa sawit + Nitrogen
gulma dibiarkan tumbuh pada gawangan Kehilangan N yang diukur pada
kelapa sawit (T1) nyata menghasilkan sedimen adalah dalam bentuk N total.
erosi tanah lebih tinggi dibandingkan Hasil uji lanjut sidik ragam menunjukkan
perlakuan lainnya (57,17 ton.ha-1). bahwa teknik konservasi tanah
Besarnya erosi tanah yang terjadi berpengaruh nyata terhadap jumlah
erat kaitannya dengan aliran permukaan kehilangan nitrogen, sedangkan umur
yang dihasilkan dari masing-masing dan kemiringan lereng tidak
perlakuan. Erosi yang nyata lebih rendah berpengaruh nyata terhadap jumlah
pada kombinasi perlakuan P2T3 kehilangan N total tanah di dalam
dibandingkan kombinasi perlakuan sedimen (Gambar 3).
lainnya disebabkan oleh adanya Perlakuan konservasi tanah T3
penanaman tanaman pangan semusim menyebabkan kehilangan N total nyata
dan kelompok legum yang berfungsi lebih rendah pada umur dan kemiringan
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 99
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
250
0 T3
P1 P2 P3 P4
Gambar 3. N-Total tanah yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah
lereng P2 dibandingkan perlakuan tanah berpengaruh terhadap berat P di
konservasi tanah T2 dan T1. Kehilangan dalam sedimen yang terangkut bersama
N total yang lebih rendah pada T3 selain sedimen, tetapi umur dan kemiringan
disebabkan oleh erosi tanah yang paling lereng tidak berpengaruh nyata.
rendah (gambar 2), juga karena Perlakuan T3 menghasilkan berat P
disebabkan rendahnya kehilangan C terendah yang terdapat pada kelapa
organik tanah yang besar pada sawit umur 7-24 bulan pada kemiringan
perlakuan T3. C organik merupakan lereng 15-25 %. Sedangkan berat P
sumber N tanah yang utama selain tertinggi ditemui pada perlakuan T2
berasal dari fiksasi udara, semakin tinggi pada tanaman kelapa sawit umur 7-24
pencucian C organik akan menyebabkan bulan pada kemiringan lereng 30-40 %.
kehilangan N yang besar. Gambar 4 juga menunjukkan
bahwa perlakuan T3 sangat efektif
Fosfor
mencegah kehilangan hara P pada
Uji terhadap kehilangan P total
semua umur dan kemiringan lereng,
tanah menunjukkan perlakuan konservasi
0.70
P total Sedimen (kg.ha-1)
0.60
0.50
0.40
0.30 T1
0.20 T2
0.10
T3
0.00
P1 P2 P3 P4
Gambar 4. P-Total tanah yang terbawa erosi akibat teknik konservasi tanah
100 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
namun secara umum kehilangan hara P lereng 15-25 % (P3) disebabkan karena
yang tinggi terjadai pada perlakuan unsur kalium merupakan unsur yang
konservasi tanah T1. Tingginya sangat mudah mengalami pelindian/
kehilangan hara P pada perlakuan T1 pencucian dibandingkan N dan P.
terkait dengan jumlah erosi yang tinggi C organik
pada perlakuan tersebut, yang mana Analisis uji lanjut terhadap rerata
tanah yang terangkut melalui erosi jumlah C organik menunjukkan perlakuan
adalah tanah lapisan atas yang memiliki konservasi tanah berpengaruh terhadap
kadar hara yang lebih tinggi daripada berat C organik di dalam sedimen yang
lapisan tanah di bawahnya. terangkut bersama sedimen, tetapi
Kalium umur dan kemiringan lereng tidak
Analisis uji lanjut terhadap rerata berpengaruh nyata. Perlakuan T3
jumlah K yang terangkut bersama menghasilkan berat C organik terendah
sedimen menunjukkan perlakuan yang terdapat pada kelapa sawit umur
konservasi tanah dan umur tanaman 7-24 bulan pada kemiringan lereng 15-
berpengaruh nyata terhadap berat K di 25 %. Sedangkan berat C organik
tertinggi ditemui pada perlakuan T1 pada
dalam sedimen. Gambar 5 menunjukkan
tanaman kelapa sawit umur 5-7 bulan
bahwa perlakuan T3 menghasilkan berat
pada kemiringan lereng 15-25 % (P3).
K terendah yang terdapat pada kelapa
Tingginya kehilangan C organik
sawit umur 7-24 bulan pada kemiringan
pada perlakuan T1 terkait dengan
lereng 15-25 %. Sedangkan berat K
jumlah erosi yang tinggi pada perlakuan
tertinggi ditemui pada perlakuan T1
tersebut, yang mana tanah yang
pada tanaman kelapa sawit umur 5-7
terangkut melalui erosi adalah tanah
bulan pada kemiringan lereng 15-25 % (P3).
lapisan atas merupakan lapisan yang
Tingginya kehilangan hara K pada paling banyak mengandung karbon
perlakuan T1 pada tanaman kelapa tanah yang berada dalam bentuk C
sawit umur 5-7 bulan pada kemiringan organik.
0.90
Kalium Sedimen (kg.ha-1)
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40 T1
0.30
0.20 T2
0.10
0.00 T3
P1 P2 P3 P4
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 101
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
1800
102 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Aliran Permukaan, Erosi dan Hara Sedimen … Fuady et al.
Provinsi Aceh. Prosiding Seminar Satriawan, H., R. Fitri, Nuraida, Erlita.,
Nasional dan Rapat Tahunan 2011. Kajian Erosi Pada
Dekan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian Agroforestry Berbasis Pinang Dan
BKS – PTN Wilayah Barat Tahun Kakao Di Kecamatan Juli
2010. Fakultas Pertanian Kabupaten Bireuen. Prosiding
Universitas Bengkulu. ISBN 979- Seminar Nasional Pertanian Presisi,
602-96609-8-2. Pp 548 Medan 2011. ISBN 979-458-591-2.
Medan 25 Nopember.
Morgan. R.C.P., 2005. Soil Erosion and
Conservation. Third Edition. Zuazo, D.V.H., Martinez, F.J.R., Martinez,
Blackwell Publishing. A.R., 2004. Impact of Vegetatif
Cover on Runoff and Soil Erosion
Satriawan, H., C. Azizah, 2011.
at Hillslope Scale in Lanjaron,
Penentuan Indeks Bahaya Erosi di
Spain, The Environmentalist, 24,
Kecamatan Peusangan Selatan.
39–48, 2004, Kluwer Academic
Hibah Internal Universitas
Publishers. The Netherlands.
Almuslim. Tidak dipublikasikan.
Satriawan. H., Z. Fuady, Fitriani, C.E.,
2012. Potensi Agroforestry Dalam
Pengendalian Erosi Dan Perbaikan
Kualitas Tanah. Prosiding Seminar
Nasional Agroforestry III,
Yogyakarta 2012. ISBN 978-979-
16340-3-8. Yogyakarta 29 Mei.
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 103