OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................................
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................................................
1.1.LatarBelakang..........................................................................................
..
1.2. Tujuan.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Bawang merah (Allium cepa) menurut sejarah awalnya tanaman ini memiliki
hubungan erat dengan bawang bombay (Allium cepa L.), yaitu merupakan salah satu
bentuk tanaman hasil seleksi yang terjadi secara alami terhadap varian-varian dalam
populasi bawang bombay. Di Indonesia, bawang merah berkembang dan diusahakan
petani mulai di dataran rendah sampai dataran tinggi. Sistem budidayanya merupakan
perkembangan dari cara-cara tradisional yang bersifat subsisten ke cara budidaya
intensif dan berorientasi pasar. Produksi bawang merah sampai saat ini memang belum
optimal dan masih tercermin dalam keragaman cara budidaya yang bercirikan spesifik
agroekosistem tempat bawang merah diusahakan
Di lihat dari segi ekonomi, usaha bawang merah cukup menguntungkan serta
mempunyai pasar yang cukup luas. Konsumsi bawang merah penduduk Indonesia
pada saat ini mencapai 650.000 ton, dan konsumsi bawang merah ini meningkat
sekitar 5% setiap tahunnya sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
berkembangnya industri olahan. Selain itu peluang ekspor bawang merah segar masih
terbuka luas, selain akibat peningkatan konsumsi, peningkatan pemanfaatan bawang
merah untuk terapi kesehatan. Musim panen (tanam) bawang merah di Indonesia
saling melengkapi dengan negara lain, dalam arti, bilamana di negara lain misalnya
daratan China sedang musim tanam, maka di Indonesia sedang panen raya, dan
sebaliknya. Sehingga kondisi ini memberi peluang masuknya bawang merah impor
bawang merahal dari China, Philipina dan India masuk secara ilegal maupun illegal,
atau sebaliknya dapat memberi peluang ekspor bawang merah bilamana konsumsi dan
kebutuhan industri bawang merah dalam negeri telah dipenuhi
1.2.Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)
Ordo : Liliales
Genus : Allium
(Departemen Pertanian.2017)
2.2. Sentra Produksi Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur
Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk
memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis
tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat
menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang
produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang
69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu
mengairi sawah seluas 12.705 Ha. (Wikipedia.2014)
Jangan malu menawar, karena beberapa pedagang ada yang memainkan trik dengan
mencampur bawang merah besar dan kecil lalu menjualnya dengan harga bawang
merah besar. Anda bisa menawar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram setelah
sebelumnya memerkirakan ukuran rata-rata bawang merah yang ditawarkan.
Hal kedua yang harus dipastikan adalah kadar basah keringnya bawang merah.
Bawang merah yang memiliki kondisi lembab atau cenderung basah akan lebih berat
di timbangan. Itu akan cukup merugikan bila kering bobotnya akan berkurang.
Periksa kadar basah kering bawang merah secara menyeluruh.Bawang merah yang
terletak di bagian atas karung mungkin terasa kering, tapi di bagian bawah belum
tentu. Oleh sebab itu, jangan ragu menegosiasikan harga bawang merah berdasarkan
kadar basah keringnya. Misalnya bila pedagang menawarkan bawang merahnya dalam
karung seharga Rp 10.000 per kilogramnya, kemudian Anda dapati kira-kira 20
persen bawang merah dalam karung agak basah, tawarlah dengan menurunkan harga
menjadi Rp 8.000 per kilogram.
Bawang merah yang dijajakan biasanya sudah dikemas dalam
karung-karung ukuran satu kuintal, sehingga kebanyakan pembeli di Pasar
Sukomoro adalah mereka yang bermaksud menjual kembali bawang merah yang
dibelinya.Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir apabila bermaksud membeli sekadar
satu atau dua kilogram saja, karena beberapa pedagang juga melayani pembelian
secara ecer.
( Iqlima Idayah, 2015).
Luas lahan yang di tanami Bawang Merah di kab Nganjuk
Nganjuk terkenal sebagai sentra bawang merah di Jawa Timur dengan total areal
penanaman seluas 11.300 ha, terluas kedua setelah Brebes. Sentra penanaman
bawang merah di Kabupaten Nganjuk berada di lima kecamatan, yaitu Bagor,
Wilangan, Sukomoro, Gondang, dan Rejoso.Menurut data yang dikeluarkan dari
Kementerian Pertanian, produksi bawang merah di Nganjuk adalah mencapai 117.501
ton pada tahun 2014. Kabupaten Nganjuk secara rata-rata menyumbang 80% produksi
bawang merah Jawa Timur dengan frekuensi panen 2-4 kali dalam setahun.
(kementrian Pertanian .2014)
Kabupaten Nganjuk memiliki 400 kelompok tani hortikultura dengan setiap kelompok
rata-rata terdiri dari 10 orang dengan kepemilikan masing-masing petani seluas 0,25
ha. Bibit selama ini masih didapat dengan menyisakan 20% hasil panen mereka.
Beberapa varietas yang terdapat di Nganjuk adalah Baiju, Tajuk, dan varietas dari
Thailand (Waryanto, 2015).
Penciri utama bawang merah Tajuk yaitu tedapat pada umbi. Umbi memiliki bentuk
bulat dengan diameter terluas mendekati ke arah ujung akar. Warna dasar kulit umbi
kering berwarna merah muda cerah. Bawang Merah “Tajuk” sedang diusulkan untuk
pendaftaran varietas hortikultura.
3.1 kesimpulan
Kabupaten Nganjuk sebagai sentra penghasil bawang merah di Jawa Timur pasar
Sukomoro dapat dipilih sebagai surga bawang merah. Pasar yang terletak di Jalan
Surabaya-Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang
mengkhususkan diri pada transaksi jual-beli bawang merah. Di setiap sudut pasar ini
hanya akan ditemui penjual dan pembeli bawang merah. areal penanaman seluas
11.300 ha, terluas kedua setelah Brebes Bawang Merah TAJUK memiliki kemampuan
adaptasi yang luar biasa apabila ditanam di luar wilayah Kabupaten Nganjuk,
sehingga tujuan untuk memaksimalkan hasil produksi bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Waryanto. 2015. Jurnal Analisis Efisiensi Teknis, EfisiensiI Ekonomis dan Daya
Saing pada Usaha Tani Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk-Jawa Timur
Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk 2015. Metode dan Teknik Penelitian
Sosial.Nganjuk.Jawa Timur.
Wikipedia.2014. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Nganjuk